bahan ajar kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistem

19

Click here to load reader

Upload: torikul-fauzi

Post on 15-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAHAN AJAR KERUSAKAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN EKOSISTEM - Materi untuk SMA Kelas X pelajaran Biologi Bab - Ekosistem.Dalam bahan ajar ini dibahas beberapa tindakan yang dapat merusak ekosistem

TRANSCRIPT

Kerusakan dan Ketidakseimbangan Ekosistem

Contoh kasus kerusakan ekosistemDisebabkan oleh faktor manusiaDisebabkan oleh faktor alami

Penebangan hutan secara liarPraktek penangkapan ikan yang tidak terkendaliPraktek perburuan liar mengakibatkan kepunahan satwaMelakukan pencemaran lingkungan yang menyebabkan kerusakan dan ketidakseimbangan ekosistemKasus kerusakan ekosistem lokalKasus kerusakan ekosistem nasionalKasus kerusakan ekosistem globalGunung meletus menyebabkan kerusakan ekosistem daratKebakaran hutan karena cuaca ekstrim menyebabkan kerusakan ekosistem daratTsunami menyebabkan kerusakan ekosistem perairan

Diperlukan upaya pelestarian lingkungan/ konservasi untuk memperbaiki ekosistem

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan peduli lingkunganPengembangan fasilitas pengawasan lingkunganMengajak masyarakat sebagai mitra dalam mengelola lingkunganMemasyarakatkan gerakan hemat energi (listrik dan BBM), hemat air

KERUSAKAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN EKOSISTEM1. Kasus Kerusakan dan Ketidakseimbangan Ekosistema. Kasus Pembantaian Ular di Sawah Kabupaten CirebonInilah Desa Pembantaian Ular di CirebonNational Geographic Indonesia melaporkan praktek pembantaian ular terjadi di Indonesia yaitu di desa Kertasura kapubaten Cirebon. Ada berbagai metode yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kulit ular. Namun yang digunakan di desa ini dinilai sangat kejam dan ketinggalan zaman. Sebelum dikuliti, rahang ular dibuka dan air dimasukkan kedalam perut dengan menggunakan selang yang menyebabkan badan ular menggelembung. Setelah itu, lehernya diikat agar air di dalam perut tidak keluar. Selanjutnya, kulit ular itu akan sedikit disayat, dan perlahan meregang dari dagingnya. Ular telah menjadi komoditas tersendiri bagi produsen kulit ular dan para pencari ular di sawah. Daging dan jeroannya juga dapat dijual untuk dikonsumsi sebagai obat. Namun, tidak sedikit bagian tubuh ular yang dibuang akan dibusukkan oleh ditritivor. Diketahui juga, tumbuhan yang hidup di sekitar lokasi pembuangan sisa-sisa tubuh ular, dapat tumbuh subur. Ular-ular tersebut didapatkan dari para pencari ular di sekitar Cirebon. Pada umumnya ular di tangkap di daerah persawahan. Sebagian lagi dari pekarangan. Harga tiap ekor sangat beragam tergantung jenis dan ukurannya. Jika praktek perburuan ular liar terus berlanjut, dikhawatirkan panen padi masyarakat sekitar Cirebon akan menurun. Hal ini dikarenakan pertumbuhan populasi tikus terus meningkat. Populasi tikus kehilangan faktor pembatas laju pertumbuhannya.b. Kebakaran Hutan Menyebabkan Kerusakan EkosistemKebakaran hutan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 merupakan kebakaran hutan terbesar di dunia yang telah menghanguskan hutan sebesar 520.000 hektar. Kebakaran ini terjadi, akibat dari kemarau yang berkepanjangan serta pembukaan lahan besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat di lingkungan hutan tersebut tanpa berpikir panjang akibat yang bisa ditimbulkan dari proses pembukaan lahan itu sendiri. Peristiwa semacam ini, kemungkinan akan terus terjadi mengingat pembukaan lahan hutan dilakukan oleh warga dikarenakan tuntutan kebutuhan hidup misalnya saja untuk dijadikan lahan pertanian ataupun lingkungan tempat tinggal yang baru. Karena hal tersebut di atas menimbulkan banyak kerugian, selain hilangnya habitat satwa yang ada di lingkungan hutan, kerugian kehilangan sumber daya alam yang sangat besar, serta kerusakan ekosistem di sekitarnya. Peristiwa kebakaran hutan ini seharusnya dapat dicegah dan dicari solusi terbaiknya agar masyarakat di lingkungan hutan tetap dapat hidup dengan baik tanpa merusak ekosistem hutan di sekitarnya. (sumber : www.els.bappenas.go.id) c. Kepunahan Spesies di IndonesiaKepunahan jenis di Indonesia terutama disebabkan oleh degradasi habitat (deforestasi, perubahan peruntukan lahan), bencana (kebakaran), eksploitasi secara tidak bijaksana (perburuan/pemanenan liar) dan masuknya spesies asing serta perdagangan satwa liar. Perdagangan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar Indonesia. Lebih dari 90 persen satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran. Lebih dari 20 persen satwa yang dijual di pasar mati akibat pengangkutan yang tidak layak. Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas diIndonesia, seperti, penyu, beberapa jenis burung, harimau Sumatera dan beruang.Semakin langka satwa tersebut semakin mahal pula harganya. Pada tahun 2002 sekitar 1.000 ekor orangutan diburu dari hutan Kalimantan untuk diperdagangkandan juga diselundupkan ke luar negeri. Menurut Yayasan Gibbon, jumlah orangutan di Indonesia saat ini sekitar 14.000 ekor. Di beberapa daerah, telah terjadi kepunahan beberapa spesies, seperti lutung Jawa di beberapa daerah di Banyuwangi.2. Kerusakan Ekosistem Faktor Alamia. Gunung MeletusLetusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan hidup seperti terjadinya kerusakan pada ekosistem sawah, ekosistem sungai akibat dari adanya material dan gas beracun yang dikeluarkan ketika gunung meletus.

b. Cuaca Ekstrim Menyebabkan Kebakaran HutanCuaca ekstrim seperti musim kemarau yang panjang dapat menyebabkan kebakaran hutan. Kebakaran hutan memberikan dampak langsung terhadap ekologi dan lingkungan yang diantaranya adalah:1. Hilangnya sejumlah spesies; selain membakar aneka flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang. Bebrabagai spesies endemik (tumbuhan maupun hewan) terancam punah akibat kebakaran hutan.2. Erosi; Hutan dengan tanamannya berfungsi sebagai penahan erosi. Ketika tanaman musnah akibat kebakaran hutan akan menyisakan lahan hutan yang mudah terkena erosi baik oleh air hujan bahkan angin sekalipun.3. Alih fungsi hutan; Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama untuk kembali menjadi hutan. Bahkan sering kali hutan mengalami perubahan peruntukan menjadi perkebunan atau padang ilalang.4. Penurunan kualitas air; Salah satu fungsi ekologis hutan adalah dalam daur hidrologis. Terbakarnya hutan memberikan dampak hilangnya kemampuan hutan menyerap dan menyimpan air hujan.5. Pemanasan global; Kebakaran hutan menghasilkan asap dan gas CO2 dan gas lainnya. Selain itu, dengan terbakarnya hutan akan menurunkan kemampuan hutan sebagai penyimpan karbon. Keduanya berpengaruh besar pada perubahan iklim dan pemansan global.3. Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Ekosistema. Penebangan Hutan dapat Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan dan Bencana AlamPenebangan hutan merupakan usaha menebang atau memotong kayu yang ada di dalam kawasan hutan, baik yang dilakukan oleh orang perorang maupun oleh badan usaha. Penebangan hutan ini bisa dibenarkan apabila pelaku pebangan hutan mempunyai ijin menebang pohon di hutan. hutan merupakan kumpulan pohon-pohon dan hewan yang berada dalam suatu kawasan yang saling berinteraksi, mereka hidup di atas tanah yang hidup dalam keseimbangan. Hutan ini akan tetap lestari bila kita mau melestarikannya. Namun, apabila tidak dilestarikan maka akan timbul kepunahan terhadap ekosistem hutan tersebut. Kepunahan atau kerusakan hutan ini salah satunya bisa disebabkan oleh penebangan hutan secara liar, dan oleh sebab itu fungsi hutan sebagai penyimpan air tanah juga akan terganggu akibat terjadinya pengrusakan hutan yang terus-menerus. Hal ini akan berdampak pada semakin seringnya terjadi kekeringan di musim kemarau dan banjir serta tanah longsor di musim penghujan. Pada akhirnya, hal ini akan berdampak serius terhadap kondisi perekonomian masyarakat. selain dari pada itu adanya penambah penyebab deforestasi hutan semakin kompleks. Kurangnya penegakan hukum yang terjadi saat ini memperparah kerusakan hutan.Penebangan liar yang mengakibatkan dampak negatif pada kelestarian sumber daya hutan telah menyebabkan berbagai kerugian akibat penebangan liar memiliki dimensi yang luas tidak saja terhadap masalah ekonomi, tetapi juga terhadap masalah social, politik dan lingkungan. Dari perspektif ekonomi kegiatan illegal logging telah mengurangi penerimaan devisa negara dan pendapatan negara. Permasalahan ekonomi yang muncul akibat penebangan liar bukan saja kerugian finansial akibat hilangnya pohon akan tetapi lebih berdampak pada ekonomi dalam arti luas, seperti hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan keragaman produk di masa depan (opprotunity cost). Sebenarnya pendapatan yang diperoleh masyarakat (penebang, penyarad) dari kegiatan penebangan liar adalah sangat kecil karena porsi pendapatan terbesar dipetik oleh para penyandang dana (cukong). Tak hanya itu, illegal logging juga mengakibatkan timbulnya berbagai anomali di sektor kehutanan. Salah satu anomali terburuk sebagai akibat maraknya illegal logging adalah ancaman proses deindustrialisasi sektor kehutanan. Artinya, sektor kehutanan nasional yang secara konseptual bersifat berkelanjutan karena ditopang oleh sumber daya alam yang bersifat terbaharui yang ditulang punggungi oleh aktivitas pengusahaan hutan disektor hulu dan industrialisasi kehutanan di sektor hilir kini tengah berada di ambang kehancuran.Dari segi sosial dapat dilihat munculnya sikap kurang bertanggung jawab yang dikarenakan adanya perubahan nilai dimana masyarakat pada umumnya sulit untuk membedakan antara yang benar dan salah serta antara baik dan buruk. Hal tersebut disebabkan telah lamanya hukum tidak ditegakkan ataupun kalau ditegakkan, sering hanya menyentuh sasaran yang salah. Perubahan nilai ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikembalikan tanpa pengorbanan yang besar. Kerugian dari segi lingkungan yang paling utama adalah hilangnya sejumlah tertentu pohon sehingga tidak terjaminnya keberadaan hutan yang berakibat pada rusaknya lingkungan, berubahnya iklim mikro, menurunnya produktivitas lahan, erosi dan banjir serta hilangnya keanekaragaman hayati. Kerusakan habitat dan terfragmentasinya hutan dapat menyebabkan kepunahan suatu spesies termasuk fauna langka. Dampak yang lebih parah lagi adalah kerusakan sumber daya hutan akibat penebangan liar tanpa mengindahkan kaidah manajemen hutan dapat mencapai titik dimana upaya mengembalikannya ke keadaan semula menjadi tidak mungkin lagi.Pelestarian hutan perlu dan harus secapatnya dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin merebak karena untuk usaha pertanian bergeser dari lahan subur yang terus berkurang ke lahan marginal yang kurang subur (hutan), demikian pula penebangan hutan tak terkendali untuk memenuhi kebutuhan kayu baik untuk bahan bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani, maka akan tidak seimbang, sehingga kekurangan itu berasal dari hutan di sekitar kita sendiri, yang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga bersama.Upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan hutan:1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.4. Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.Oleh sebab itu, kepada semua pihak yang bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan lindung, baik Perum Perhutani, Dinas Kehutanan, maupun Pemda setempat Harus lebih aktif dalam proses pelestarian alam. Pemahaman masyarakat mengenai dampak dari penebangan hutan sangatlah kurang. Sosialisasi mengenai lingkungan hidup perlu dan harus dilakukan. Masyarakat tidak sepenuhnya memahami akibat yang akan terjadi nantinya. Upaya penanganan dan pencegahan harus segera dilakukan, mulai dari reboisasi, rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan hutan, serta menindak tegas para pelaku penebangan liar.b. Praktik Penangkapan Ikan yang Tidak Terkendali dapat Membahayakan EkosistemSejalan dengan pesatnya populasi manusia, maka kebutuhan akan pangan ikan juga meningkat. Beberapa spesies ikan telah ditangkap berlebihan sehingga populasi mereka menurun drastic. Alat penangkap ikan yang digunakan untuk tujuan komersial ternyata bekerja tanpa membedakan antara sasaran tangkapan ikan dengan ikan muda atau spesies yang tidak diinginkan, misalnya, pukat harimau yang dapat menjebak hamper semua ikan. Meski untuk kasus tidak sengaja tertangkap ikan tersebut dibuang kembali ke laut, tetapi mereka seringkali mati.Metode penangkapan ikan yang dapat merusak habitat dasar laut diantaranya : (1) Kapal pukat udang, jaring ikan besar sepanjang dasar laut, menjebak banyak spesies yang tidak diinginkan, (2) Kapal keruk scallop mengikis dasar laut, menghancurkan terumbu karang dan organisme di dasar laut, (3) Penggunaan racun sianida dalam menangkap ikan yang dimaksudkan untuk membuatnya tidak berenang dengan baik, kemudian ditangkap untuk dijual sebagai hewan peliharaan. Peledak juga digunakan untuk menangkap ikan karang. Baik sianida maupun bahan peledak dapat membinasakan karang dan banyak organisme di dalamnya. Praktik penangkapan ikan tidak terkendali menyebabkan beberapa jenis ikan akan tertangkap lebih cepat daripada proses regenerasinya. Oleh karena itu, populasi ikan akan berkurang. Bahkan organisme laut yang secara tidak sengaja tertangkap seringkali mati, sehingga beberapa spesies mungkin terancam punah atau bahkan mati.http://www.mongabay.co.id/2014/05/11/mengawal-pelaksanaan-uu-untuk-mencegah-kerusakan-ekosistem-laut/

c. Pencemaran Lingkungan dapat Mengganggu EkosistemFaktor penyebab polusi dapat terjadi secara alamiah, tetapi sebagian besar polusi adalah hasil dari aktivitas manusia. Polusi atau pencemaran lingkungan merupakan proses masuknya zat berbahaya terhadap lingkungan. Zat yang menyebabkan polusi disebut polutan.Polusi merupakan masalah lingkungan, diakibatkan oleh peningkatan populasi manusia dan kemajuan teknologi. Zat berbahaya (polutan) yang bersifat racun masuk ke lingkungan, mengancam kehidupan organisme dalam ekosistem. Misalnya, pembuangan air limbah yang mencemari sungai. Kini, banyak sungai terpolusi, mengubah masyarakat yang hidup di habitat tersebut. Oleh karena itu, harus dirancang suatu metode untuk mencegah dan mengurangi polusi.Bahan-bahan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga atau industry disebut limbah. Limbah yang belum diolah tidak boleh dibuang ke perairan karena dapat mengandung bakteri penyebab penyakit bagi sejumlah besar masyarakat seperti kolera atau tifus. Kejadian ini disebut epidemi. Ketika limbah yang belum diolah dibuang ke perairan mengandung bakteri, bakteri tersebut akan berkembang biak dengan cepat menggunakan sumber makanan dari limbah organik dan oksigen dalam air. Karenanya, organisme lain, termasuk ikan, mati karena kekurangan oksigen. Sedangkan bakteri anaerob, terus menguraikan limbah organik. Dalam proses ini, dilepaskan gas berbau busuk seperti hydrogen, sulfida dan amonia. Limbah yang belum diolah mengandung fosfat dan nitrat (nutrisi bagi ganggang dan tumbuhan air), menyebabkan eutrofikasi.d. Sampah Anorganik Bersifat Racun bagi OrganismeProduk limbah anorganik seperti logam berat, misalnya merkuri bersifat racun yang sulit diurai dan terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup. Apabila dibuang ke aliran sungai akan mengakibatkan keracunan organisme, seperti kasus di Minamata, jepang.Peristiwa keracunan merkuri di Teluk Minamata Jepang tahun 1971, prosesnya sebagai berikut : (1) Suatu pabrik plastic membuang air limbah mengandung merkuri ke teluk dekat perkampungan, (2) Merkuri diserap oleh rumput laut, (3) Rumput laut dimakan oleh ikan, (4) Ikan dan kerang yang tertangkap di teluk mengandung konsentrasi merkuri tinggi, (5) Hasil tangkapan (ikan atau kerang) yang dimakan oleh warga desa setempat, mengakibatkan keracunan merkuri. Tragedi ini mengakibatkan 40 orang meninggal, sementara 70 orang lainnya mengalami kebutaan dan lumpuh. 3. Upaya Pelestarian Lingkungan/ Upaya Penanggulangan Kerusakan EkosistemTercatat baru sekitar dua juta spesies telah berhasil diidentifikasi dan dipelajari oleh para ilmuwan. Akan tetapi sebenarnya masih banyak organisme yang belum dipelajari secara intensif, contohnya di kalangan bakteri dan jamur serta organisme habitat aquatik. Banyak spesies, termasuk diantaranya yang berpotensi menguntungkan menjadi punah bahkan sebelum mereka dapat dipelajari. Hal ini diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia yang merusak habitat, sehingga keankeragaman hayati yang kaya di bumi menjadi terancam.Untuk itu, konservasi atau perlindungan dan pelestarian sumber daya alam teramat diperlukan untuk memelihara keanekaragaman hayati bumi. Berikut beberapa alasan penting dilakukannya konservasi : (1) Mencegah kepunahan spesies; (2) Mempertahankan ekosistem yang stabil dan seimbang, mencegah pemanasan global; (3) Mempertahankan kolam gen. Dengan pemuliaan silang dari varietas tumbuhan dan satwa liar yang berbeda, dapat meningkatkan hasil pertanian, peternakan; (4) Menjamin pelestarian kehidupan laut; (5) Konservasi alam bernilai ilmiah. Studi tentang satwa liar memberikan informasi berguna bagi manusia. (6) Konservasi untuk kegiatan rekreasi di luar ruangan, seperti memancing, hiking dan ski; (7) Mempertahankan keanekaragaman hayati, terutama di hutan hujan tropis yang merupakan rumah bagi sejumlah besar spesies hewan dan tumbuhan. Banyak tumbuhan tropis yang bermanfaat bagi kepentingan ekonomi.a. Daur ulangMetode paling penting dalam melestarikan sumber daya alam yakni dengan cara melakukan daur ulang. Daur ulang memberikan manfaat untuk kita sekaligus bagi lingkungan, seperti : (1) Mengurangi pembuangan limbah; (2) Menghemat sumber daya; (3) Mengurangi polusi; (4) Menghemat energy dan uang.Banyak kita jumpai contoh-contoh daur ulang, antara lain : (1) Menggunakan kembali bahan limbah kertas atau produk kayu akan membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, juga menghemat pohon; (2) Daur ulang limbah padat, seperti logam berarti mengurangi pembakaran sampah. Pemulihan logam dari limbah dapat melestarikan logam (sumber daya yang tidak dapat diperbarui), juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan; (3) Daur ulang (pengolahan) air limbah dapat menghemat air. Limbah yang tidak didaur ulang mencemari aliran air, sungai, dan danau, sehingga tidak layak lagi untuk dikonsumsi manusia; (4) Beberapa bahan yang terkandung dalam sampah dapat menyediakan energi untuk tujuan domestik. Sampah dibakar sebagai bahan bakar dalam insinerator untuk menyediakan panas untuk masyarakat; (5) Sampah dapat dijual untuk menghasilkan uang; (6) Gelas atau kaca dapat dihancurkan dan didaur ulang.b. Konservasi hutanHutan merupakan sumber utama oksigen, dapat membantu kestabilan cuaca, memberikan keteduhan dan perlindungan bagi tanah. Salah satu cara untuk mengkonversi hutan yaitu dengan sistem tebang pilih. Dalam rangka pelestarian hutan, produksi kayu harus dikelola dengan tepat. Di dukung oleh landasan hukum dan undang-undang yang memastikan bahwa penebangan dilakukan secara selektif, atas izin yang sah. Pohon muda tidak ditebang. Bibit baru ditanam untuk menggantikan pohon-pohon yang ditebang. Penanaman hutan untuk memperbarui pohon yang telah ditebang atau dihancurkan disebut reboisasi.Pemerintah di beberapa negara menetapkan lahan yang dijadikan hutan lindung. Aktivitas manusia yang mungkin membahayakan ekosistem hutan ini, dilarang. Misalnya, di Ujung Kulon yang menyediakan rumah aman bagi tanaman dan hewan. Departemen kehuatanan mengawasi dan memastikan bahwa undang-undang konservasi hutan dipatuhi. Pohon dan hewan diperiksa secara teratur, dilakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pohon hutan dan membuat hutan lebih produktif.c. Pelestarian satwa liarBanyak cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan satwa liar di bumi, diantaranya : (1) Menetapkan kawasan lindung; (2) Memelihara satwa langka di penangkaran hewan, misalnya di kebun binatang atau taman satwa. Setelah dianggap mampu bertahan hidup, lalu mereka dilepaskan kembali kea lam liarnya; (3) Budidaya satwa liar untuk menambah populasinya; (4) Penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat dan pelajar untuk meningkatkan kesadaran tentang konservasid. Penghematan EnergiPerkembangan zaman dan kemampuan berfikir manusia dalam menciptakan teknologi memungkinkan kehidupa manusia menjadi mudah dan nyaman. Keberadaan alat seperti mobil, motor, lampu, televisi, kulkas, komputer dan sebagainya. Disisi lain, penggunaan yang berlebihan dan pertambahan populasi penduduk juga dapat meningkatkan kebutuhan energi.Diperkirahan bahwa 90% pembangkit listrik bersumber dari bahan bakar minyak dan batubara. Akhir-akhir ini sudah menjadi gejala menuju krisis energi dan bahan bakar serta makin tingginya harga minyak dunia. Pada situasi demikian, hal yang sebaiknya dilkukan adalah dengan melakukan penghematan energi atau penciptaan energi alternatif yang ramah lingkungan. Apabila dilakukan penghematan energi maka kita dapat menghemat biaya dan mengurangi dampak negatif dari emisi yang dihasilkan dari penggunaan energi yang berlebihan.Berikut ini diuraikan langkah nyata sederhana dalam kehidupan sehari-hari untuk menghemat energi.1. Menggunakan lampu hemat energi misalnya lampu neon yang lebih bersifat hemat energi daripada lampu bohlam. 2. Membentuk perilaku dan kebiasaan diri untuk menggunakan listrik saat diperlukan, secara bergantian, dan tidak berlebihan.3. Mematikan televisi, keran air, komputer atau lampu jika sudah tidak digunakan.4. Mengeringkan pakaian secara alami di bawah sinar matahari.5. Menggunakan alat rumah tangga atau kantor yang bersifat hemat energi dan ramah lingkungan, seperti pendingin ruangan dan kulkas dengan freon yang ramah lingkungan6. Mengefisienkan pemakaian energi di tempat umum, seperti di pusat perbelanjaan, perkantoran, terminal, jalan raya, bandara, stasiun dan sebagainya.7. Mengdesain rumah atau gedung hemat energi, misalnya pencahayaan yang baik dengan cukup ventilasi, sehingga mengurangi penggunaan lampu di siang hari, mempergunakan bahan atap bangunan yang dapat mendinginkan suhu di dalam ruangan seperti atap berbahan tanah atau keramik, menaruh tanaman hias di dalam rumah untuk menyejukkan udara di dalam ruangan dan sebagainya.8. Pemerintah meyediakan fasilitas kendaraan umum massal secara efektif dan efisien.9. Pemerintah menyusun kebijakan dan memberikan penghargaan atau apresiasi positif atas segala upaya atau inovasi penghematan energi.10. Mensosialisasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat menghemat energi.11. Memakai jenis pakainan yang nyaman dan sesuai kondisi cuaca dan suhu udara, sehingga mengurangi penggunaan energi untuk pendingin atau pemanas ruangan12. Mengembangkan dan melakukan penelitian untuk energi alternatif, misalnya energi biodiesel.e. Tindakan konservasi dalam kehidupan sehari-hariKita dapat turut serta berperan melakukan konservasi dalam keseharian kita, misalnya dengan cara : (1) Menjaga lingkungan tetap bersih; (2) Mengelola penggunaan sumber daya alam; (3) Melindungi satwa liar; (4) Konservasi tidak langsung melalui pengendalian populasi manusia.

Tinjauan konsep yang dipaparkan di atas merupakan hasil rangkuman dari analisis wacana, struktur makro dan analisis konsep mengenai peranan manusia dalam pengelolaan lingkungan (Kwan dan Lam, 2007)