asuhan keperawatan ketidakseimbangan asam basa

Upload: jenes-sigakole

Post on 02-Jun-2018

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    1/50

    i

    Dibuat Untuk Memenuhi

    Nilai Tugas Semester Pendek

    Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat I

    OLEH:

    1. Diana Selfina Sanang

    01.09.00114

    2. Antonius T. BL. Derosari

    01.09.00165

    3. Ignasius Nagur

    01.08.00020

    KELAS B KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

    CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    2012

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    2/50

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

    karena atas berkat, rahmat dan tuntunan-Nya, penulis dapat

    menyelesaikan tugas semester pendek dengan judul Proses keperawatan

    Klien Dengan Ketidakseimbangan Asam Basa.

    Terselesainya tugas semester pendek ini berkat bimbingan dan

    motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Appolonaris T. Berkanis, Skep, Ns, MHKes selaku koordinator

    mata kuliah keperawatan gawat darurat yang telah memberikan

    kesempatan kepada penulis dan teman-teman sekelas untuk mengikuti

    semester pendek mata kuliah ini.

    2. Maria Lupita Nena Meo, SKep, Ns yang telah meluangkan waktunya

    untuk memberikan konsultasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    tugas ini.

    3. Bapa dan mama yang telah memberikan dukungan moril dan material

    demi kelancaran pembuatan tugas ini.

    4. Teman-teman anggota kelompok yang aktif dan bekerja sama demi

    terselesainya tugas ini.

    5. Teman-teman sekelas yang telah memberikan motivasi demi

    kelancaran penulisan tugas ini.

    Penulis menyadari, tugas semester pendek ini masih jauh dari

    kesempurnaan, sebagaimana ungkapan mengatakan: tak ada gading

    yang tak retak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi

    perbaikan pada tugas-tugas penulis selanjutnya sangat penulis harapkan.

    Semoga materi ini bermanfaat bagi kita semua.

    Kupang, April 2012

    Penulis

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    3/50

    iii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI HALAMAN

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi iii

    Proses Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    A. Konsep Dasar Ketidakseimbangan Asam Basa 1

    1. Gambaran Umum Asam Basa 1

    2. Definisi 2

    3. Epidemiologi 3

    4. Etiologi 4

    5. Patofisiologi Pathwaydan Respon Masalah Keperawatan 5

    6. Komplikasi 15

    7. Gejala klinik 15

    8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil 20

    9. Penatalaksanaan 24

    B. Proses Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa 25

    1. Pengkajian Keperawatan 25

    2. Diagnosa Keperawatan 28

    3. Rencana Tindakan/Intervensi Keperawatan 30

    4. Tindakan Keperawatan 46

    5. Evaluasi Keperawatan 46

    Daftar Pustaka iv

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    4/50

    1

    PROSES KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA

    A. Konsep Dasar Ketidakseimbangan Asam Basa

    1. Gambaran Umum Asam Basa

    pH

    pH adalah cerminan rasio asam terhadap basa dalam cairan

    ekstrasel. pH mencerminkan konsentrasi ion hidrogen dalam

    larutan. Semakin besar konsentrasi ion hidrogen, semakin tinggi

    keasaman suatu larutan dan semakin rendah pH-nya. Sebaliknya,

    semakin tinggi pH, semakin rendah konsentrasi ion hidrogen dan

    semakin basa larutannya.

    Asam

    Asam adalah zat yang mampu membebaskan sebuah ion hidrogen.

    Contoh asam antara lain adalah zat-zat yang dicetak tebal dalam

    rumus di bawah ini, yang semuanya diperlihatkan dapat

    memberikan sebuah ion hidrogen:

    HCl Cl- + H+

    H2CO3 HCO3- + H+

    Asam laktat Laktat + H+

    NH4+ NH3+ H

    +

    Suatu asam dapat kuat atau lemah, bergantung pada derajat

    penguraiannya untuk membebaskan ion hidrogen. Misalnya,

    hidrogen klorida (HCl) secara cepat dan total terurai menjadi ion

    hidrogen dan ion klorida sehingga dianggap asam kuat. Sebaliknya,

    hanya beberapa molekul asam laktat yang terurai menjadi ion

    hidrogen dan laktat sehingga asam laktat dianggap sebagai asam

    lemah.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    5/50

    2

    Basa

    Basa adalah setiap zat yang dapat menerima sebuah ion hidrogen,

    sehingga zat tersebut dapat mengeluarkan ion hidrogen dari

    larutan. Karena masing-masing reaksi diatas bersifat reversible,

    maka setiap zat yang dihasilkan bersama dengan ion hidrogen

    dapat menyatu kembali dengannya, dan memindahkan reaksi ke

    arah yang sebaliknya. Dengan demikian, zat tersebut dianggap

    sebagai basa. Reaksi-reaksi ini ditulis ulang di rumus berikut,

    dengan basa dalam huruf tebal:

    Cl-+ H+ HCl

    HCO3-+ H+ H2CO3

    Laktat + H+ Asam laktat

    NH3+ H+ NH4

    +

    Suatu basa dapat lemah atau kuat, bergantung pada derajat

    penerima ion hidrogen. Sebagian asam dan basa yang terdapat

    dalam tubuh bersifat lemah.

    2. Definisi

    Ketidakseimbangan asam basa terdiri dari 4 jenis dengan

    definisinya masing-masing.

    a. Asidosis respiratorik (kelebihan asam karbonat) adalah

    peningkatan primer dari PaCO2 (hiperkapnea), sehingga terjadi

    penurunan pH, PaCO2> 45 mmHg, dan pH > 7,35. Kompensasi

    ginjal mengakibatkan peningkatan HCO3 serum. Asidosis

    respiratorik dapat timbul secara akut ataupun kronis. Hipoksemia

    (PaO2 rendah) selalu menyertai asidosis respiratorik jika klien

    bernapas dalam udara ruangan (Muttaqin 2009:513).

    b. Alkalosis respiratorik (kekurangan asam karbonat) adalah

    penurunan primer dari PaCO2 (hipokapnea), sehingga terjadi

    penurunan pH. PaCO2< 35 mmHg dan pH > 7,45. Kompensasi

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    6/50

    3

    ginjal berupa penurunan ekskresi H+dengan akibat lebih sedikit

    absorpsi HCO3

    -. Penurunan HCO3

    - serum berbeda-beda,

    bergantung pada apakah keadaannya akut atau kronis (Muttaqin

    2009:518).

    c. Asidosis metabolik (kekurangan basa bikarbonat) adalah

    gangguan klinis yang ditandai oleh rendahnya pH (peningkatan

    konsentrasi hidrogen) dan rendahnya konsentrasi bikarbonat

    plasma. HCO3- ECF adalah 22 mEq/L dan pH 7,35 (Muttaqin

    2009:506).

    d. Alkalosis metabolik (kelebihan HCO3-) adalah gangguan sistemik

    yang ditandai dengan peningkatan primer dari kadar bikarbonat

    plasma, sehingga terjadi peningkatan pH (penurunan H+). HCO3-

    ECF 26 mEq/L dan pH 7,45. Alkalosis metabolik sering disertai

    berkurangnya volume ECF dan hipokalemia. Kompensasi

    pernapasan berupa peningkatan PaCO2 dengan hipoventilasi.

    Akan tetapi, tingkat hipoventilasi terbatas, karena pernapasan

    terus berjalan oleh dorongan hipoksia (Muttaqin 2009:509).

    3. Epidemiologi

    Gagal ginjal akut atau kronis merupakan salah satu

    penyakit utama yang menyebabkan asidosis metabolik dan

    alkalosis metabolik. Di negara maju, angka penderita gangguan

    ginjal tergolong cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya, angka

    kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Pada 1990,

    terjadi 166 ribu kasus GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada

    2000 menjadi 372 ribu kasus. Angka tersebut diperkirakan terus

    naik. Pada 2010, jumlahnya diestimasi lebih dari 650 ribu. Selain

    data tersebut, 6 juta-20 juta individu di AS diperkirakan mengalami

    GGK (gagal ginjal kronis) fase awal. Dan itu cenderung berlanjut

    tanpa berhenti (Santoso, Djoko.2008). Di RSUD Dr. Soetomo

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    7/50

    4

    jumlah penderita dengan diagnosa gagal ginjal kronik yang dirawat

    di ruangan penyakit dalam mengalami peningkatan dari 2,19 %

    pada tahun 1989 menjadi 8,64 % (dari total jumlah penderita yang

    dirawat) pada tahun 1996 (Pranawa, 1997), diambil dari

    http://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-

    klien-gagal.html(Nurul Istiqomah, Skep, Ns 2010).

    Asma merupakan penyebab utama dari asidosis

    respiratorik dan alkalosis respiratorik. Prof. Dr. dr Heru Sundaru,

    Sp.PD, KAI dari FKUI Universitas Indonesia mengatakan, kasus

    asma pada anak di Indonesia lebih tinggi sedikit dibandingkan

    dewasa. Kemudian asma pada anak akan hilang sebagian, dan

    akan muncul lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah. Para

    ahli asma mempercayai bahwa asma merupakan penyakit

    keturunan dan sebagian besar orang yang menderita asma karena

    alergi terhadap sumber alergi tertentu (alergen). Alergen

    merupakan faktor yang berasal dari lingkungan

    (http://medicastore.com).

    4. Etiologi

    Penyebab ketidakseimbangan asam basa berbeda sesuai

    dengan jenis ketidakseimbangan asam basa. Adapun penyebab

    untuk setiap jenis ketidakseimbangan asam basa adalah sebagai

    berikut (Hudak & Gallo 1997:480-483):

    a. Asidosis respiratori: penyakit paru obstruktif; sedasi berlebihan;

    gangguan neuromuskular; hipoventilasi dengan ventilator

    mekanis; penyebab lain hipoventilasi: nyeri, deformitas dinding

    dada.

    b. Alkalosis respiratori: hipoksia; kegugupan dan ansietas; emboli

    paru dan fibrosis; kehamilan; hiperventilasi dengan ventilator

    mekanis; cedera otak; keracunan salisilat; demam; septikemia

    http://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-klien-gagal.htmlhttp://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-klien-gagal.htmlhttp://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-klien-gagal.htmlhttp://medicastore.com/http://medicastore.com/http://medicastore.com/http://medicastore.com/http://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-klien-gagal.htmlhttp://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-klien-gagal.html
  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    8/50

    5

    gram negatif; kegagalan hepatik; gagal jantung kongestif; asma;

    anemia berat.

    c. Asidosis metabolik

    1) Gap anion (dengan peningkatan anion tak spesifik):

    ketoasidosis diabetik; ketoasidosis kelaparan; ketoasidosis

    alkoholik; keracunan: salisilat, etilen glikol, metil alkohol,

    paraldehid (jarang); asidosis laktat; gagal ginjal.

    2) Gap non-anion (tanpa peningkatan anion tak spesifik): diare;

    drainase asam pankreas; uretrosigmoidostomi; obstruksi

    lengkung ileum; terapi dengan asetazolamid (diamox); terapi

    dengan amonium klorida (NH4Cl); asidosis tubular ginjal:

    hiperalimentasi intravena (jarang), asidosis dilusional.

    d. Alkalosis metabolik: kehilangan cairan dari saluran

    gastrointestinal atas muntah atau selang nasogastrik yang

    menyebabkan kehilangan asam; koreksi cepat terhadap

    hiperkapnia kronis; terapi: diuretik-merkuri, asam etakrinik

    (edecrin), furosemid (lasix), tiazid; penyakit cushings; terapi

    dengan kortikosteroid (prednison, kortison); hiperaldosteron;

    kekurangan kalium berat; terlalu banyak makan gula-gula;

    sindrom bartters; pemberian alkali; hiperkalsemia non-paratiroid.

    5. Patofisiologi Pathwaydan Respon Masalah Keperawatan

    Penyebab asidosis respiratorik mencakup semua

    gangguan paru obstruktif (penyakit paru obstruktif menahun atau

    asma) serta hipoventilasi apapun sebabnya, termasuk overdosis

    obat atau obstruksi jalan napas. Kongesti paru yang parah dapat

    menyebabkan penurunan difusi karbondioksida dari darah ke dalam

    paru sehingga eliminasinya melalui udara berkurang. Demikian juga

    sindrom distress pernapasan pada bayi atau dewasa, apapun

    sebabnya, berkaitan dengan penurunan aliran darah paru serta

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    9/50

    6

    gangguan pertukaran karbondioksida dan oksigen antara paru dan

    darah sehingga terjadi penimbunan karbondioksida (Corwin

    2009:755-756).

    Alkalosis respiratorik terjadi akibat hiperventilasi.

    Penyebab hiperventilasi antara lain adalah demam dan rasa

    cemas. Hipoksemia dapat merangsang hiperventilasi apabila

    tekanan parsial oksigen dalam darah arteri turun dibawah 50 mmHg

    (normalnya adalah 100 mmHg). Toksisitas salisilat dan infeksi otak

    dapat secara langsung merangsang pusat pernapasan di otak

    untuk meningkatkan kecepatan pernapasan yang menyebabkan

    alkalosis respiratorik (Corwin 2009:757).

    Asidosis metabolik dapat timbul apabila terjadi

    peningkatan produksi asam-asam yang tidak mudah menguap,

    penurunan klirens ginjal atau asam-asam yang tidak mudah

    menguap, atau keluarnya bikarbonat (Corwin 2009:758-759).

    a. Asam yang tidak mudah menguap antara lain adalah asam laktat

    yang terbentuk selama hipoksia lama, keton yang dihasilkan

    sebagai suatu produk sampingan metabolisme lemak pada

    pasien diabetes, dan asam-asam yang berasal dari overdosis

    obat misalnya salisilat (suatu produk metabolisme aspirin);

    peningkatan pembentukan asam manapun dari asam-asam ini

    dapat menimbulkan asidosis metabolik. Metabolisme protein

    yang berlebihan selama kelaparan atau malnutrisi protein juga

    dapat menyebabkan peningkatan produksi asam yang tidak

    mudah menguap.

    b. Penurunan kliren ion hidrogen oleh ginjal terjadi pada gagal

    ginjal atau apabila terjadi gangguan pada aliran darah ginjal.

    Akibat keadaan itu, ginjal yang dalam keadaan normal akan

    menyerap ulang semua bikarbonat yang difiltrasi dan secara aktif

    mensekresi ion hidrogen ke dalam urin, tidak dapat melakukan

    hal-hal tersebut, sehingga terjadi penimbunan ion hidrogen.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    10/50

    7

    Penimbunan zat-zat sisa bernitrogen, misalnya urea pada gagal

    ginjal atau hipoksia ginjal, akan mengasamkan darah.

    c. Hilangnya bikarbonat dapat terjadi apabila fungsi ginjal menurun

    karena ginjal gagal menyerap ulang bikarbonat. Hilangnya

    bikarbonat, suatu basa, menyebabkan asidosis. Kadar

    bikarbonat juga turun pada diare kronis karena bikarbonat

    terkonsentrasi dalam sekresi usus. Kadar klorida ekstrasel yang

    tinggi (hiperkloremia) menyebabkan asidosis metabolik karena

    ion-ion bikarbonat masuk ke dalam sel. Metabolik asidosis jenis

    ini disebut asidosis hiperkloremik.

    Alkalosis metabolik dapat terjadi apabila terdapat

    pengeluaran asam yang berlebihan, atau apabila asupan basa

    meningkat. Dehidrasi dan perubahan kadar elektrolit ekstrasel,

    yang menyebabkan pergeseran dalam elektrolit-elektrolit plasma,

    dapat menyebabkan alkalosis metabolik (Corwin 2009:761-762).

    a. Hilangnya asam dapat timbul akibat muntah yang berlebihan,

    karena isi lambung bersifat asam. Muntah juga menyebabkan

    alkalosis secara tidak langsung karena keluarnya klorida melalui

    muntahan.

    b. Peningkatan kadar bikarbonat dapat terjadi pada asupan

    bikarbonat dalam bentuk antasid yang mengandung bikarbonat

    yang digunakan untuk mengobati indigesti atau nyeri ulu hati.

    Larutan bikarbonat mungkin digunakan selama resusitasi

    kardiopulmonalis dan dapat menyebabkan alkalosis metabolik.

    c. Kontraksi volume atau penurunan volume cairan ekstrasel dapat

    menyebabkan peningkatan kadar bikarbonat plasma dan

    alkalosis metabolik dengan mengurangi jumlah bikarbonat yang

    difiltrasi di glomerulus. Terjadi peningkatan presentase

    bikarbonat yang direabsorbsi kembali ke kapiler peritubulus

    apabila kecepatan aliran darah juga berkurang.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    11/50

    8

    d. Perubahan kadar elektrolit ekstrasel dapat menyebabkan

    alkalosis akibat pergeseran ion-ion hidrogen ke dalam sel.

    Misalnya, penurunan klorida ekstrasel dapat menyebabkan

    alkalosis metabolik sewaktu klorida berdifusi keluar sel dan ion

    hidrogen berpindah ke kompartemen intrasel. Hal ini disebut

    alkalosis hipokloremik. Demikian juga, hipokalemia (penurunan

    kalium plasma) dapat menyebabkan alkalosis metabolik akibat

    peningkatan ekskresi hidrogen oleh ginjal.

    Dari perjalanan penyakit diatas, dapat dibuat patofisiologi pathway

    dan respon masalah keperawatan sebagai berikut (seperti gambar

    berikut):

    AKUMULASI [H+] DI

    PARU2

    Pada keadaan asidosis respiratorik:

    HENTI JANTUNG (AKUT) KIFOSKOLIOSIS ASMA

    DEFORMITAS RONGGADADA

    PENYEMPITANTRAKEA DAN

    BRONKUS

    DARAH DARI PARU-PARUTIDAK DAPAT MEMASUKIATRIUM KIRI JANTUNG

    VOL DARAH DI PARU-PARU DISFUNGSI OTOT-OTOTPERNAPASAN DAN DINDING

    DADA PADA WAKTUINSPIRASI DAN EKSPIRASI

    KETIDAKMAMPUAN PARUDALAM PENGELUARAN CO2

    KEGAGALAN PARU2 UNTUKEKSP & INSP

    [CO2]

    PRIMER PaCO2

    [H+] DI PARU2

    Pd keadaan patologis/tdkada lagi kompensasi

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    12/50

    9

    Pada keadaan alkalosis respiratorik:

    STRESS EMOSIONAL ASMA TINGGAL DI TEMPAT TINGGI

    PENGELUARAN CO2 PDSAAT EKSP MELALUI MULUT

    PENYEMPITAN TRAKEA &BRONKUS

    PaO2DI LINGKUNGAN KELEMBAPAN UDARA TINGGI

    PERNAPASAN CEPAT &DANGKAL UNTUK MEMENUHI

    KEB O2JARINGAN

    IKATAN O2+ HbHbO2LAMA TERBENTUKKARENA KELEMBAPAN UDARA YANG

    TINGGI

    PENGELUARAN CO2 MELALUIMULUT & PARU2

    IKATAN HCO3-+ H+ H2CO3H2O+ CO2TERUS TERBENTUK

    PENGELUARAN CO2 DR TUBUH

    [CO2]

    KEADAAN LEBIH BASA: [HCO3-]

    AKUMULASI HCO3-

    DI PARU2Pd keadaan

    patologis/tdk adalagi kompensasi

    AKUMULASI [H+] DI GINJAL

    Pd keadaan patologis/tdkada lagi kompensasi

    Pada keadaan asidosis metabolik:

    KEHILANGANBIKARBONAT:

    DIARE

    BEBANASAM:

    AMONIUMKLORIDA

    PRODUKSIASAM:

    KETOASIDOSISDIABETIK

    MENELANSUBSTANSI

    TOKSIK:SALISILAT

    GAGAL GINJALAKUT/KRONIS

    [H+] DI GASTROINTESTINAL

    [H

    +

    ] DALAM DARAH

    KEHILANGAN [HCO3-] KEGAGALAN GINJAL

    UNTUK MENGEKSRESIBEBAN ASAM SETIAP

    HARI

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    13/50

    10

    Pada keadaan alkalosis metabolik:

    DIURETIK PEMBERIAN NATRIUM BIKARBONAT

    KEHILANGAN H+ DALAM BENTUK URIN(NH3/ NH4OH)

    RETENSI HCO3

    [HCO3-] DALAM DARAH

    AKUMULASI HCO3-DI GINJAL

    Pd keadaanpatologis/tdk adalagi kompensasi

    AKUMULASIHCO3

    -DI PARU2

    Pd keadaanpatologis/tdk adalagi kompensasi

    AKUMULASIHCO3

    -DI GINJAL

    AKUMULASI[H

    +] DI PARU2

    AKUMULASI[H

    +] DI GINJAL

    KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA

    B1 B2 B3 B4 B5 B1

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    14/50

    11

    B1

    ASIDOSIS RESPIRATORIK ALKALOSIS RESPIRATORIK

    HIPOVENTILASI HIPERVENTILASI

    CO2 CO2

    PaCO2 PaCO2

    GAS DARAH ARTERI ABNORMAL, pH ARTERI ABNORMAL, RRABNORMAL, SIANOSIS, DISPNEA, HIPERKAPNIA, HIPOKSIA,

    HIPOKSEMIA, TAKIKARDIA, GELISAH

    GANGGUAN PERTUKARAN GAS

    PERNAPASAN LAMBAT & DALAM PERNAPASAN CEPAT & DANGKAL

    RR RR

    DISPNEA, BRADIPNEA, TAKIPNEA, PERUBAHAN KEDALAMANPERNAPASAN, FASE EKSPIRASI MEMANJANG, PERNAPASANBIBIR MENCUCU, PENGGUNAAN OTOT BANTU PERNAPASAN

    KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    15/50

    12

    B2

    ASIDOSIS: RESPIRATORIK & METABOLIK ALKALOSIS: RESPIRATORIK & METABOLIK

    [H+] [H+]

    pH DARAH pH DARAH

    KONTRAKTILITASJANTUNG

    KONTRAKTILITASJANTUNG

    VASODILATASI PERIFER VOL DARAH YG DIPOMPAJANTUNG

    SIANOSIS, CRT > 3DTK, PARESTESIA, NADI,PERUBAHAN TD, WARNA YG TIDAK KEMBALI

    KE TUNGKAI SAAT TUNGKAI DITURUNKAN

    ARITMIA, BRADIKARDIA, TAKIKARDIA,KELETIHAN, DISTENSI VENA JUGULARIS,

    MURMUR, DISPNEA, NADI PERIFER,BUNYI JANTUNG S3 & S4, CRT > 3DTK,

    ANSIETAS, GELISAH

    KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN:PERIFER

    PENURUNAN CURAH JANTUNG

    PASOKAN DARAH PERIFER

    KELELAHAN PADA SAAT AKTIVITAS, DISPNEA, TAKIPNEA,

    BRADIPNEA, TAKIKARDI, BRADIKARDI, TD & NADI YG ABNORMALKARENA AKTIVITAS, ARITMIA

    INTOLERANSI AKTIVITAS ADL

    DEFISIT PERAWATAN DIRI

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    16/50

    13

    B3

    RETENSI CO2 RETENSI HCO3-

    VASODILATASI PEMBULUHDARAH OTAK

    pH CSS

    pH CSS

    KONGESTI PEMBULUHDARAH OTAK

    PERUBAHAN PERILAKU, TINGKATKESADARAN, PERUBAHAN POLA NAPAS,PUSING, SAKIT KEPALA, MUAL, MUNTAH,

    GELISAH, KEJANG

    RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSIJARINGAN: SEREBRAL

    ASIDOSIS: RESPIRATORIK & METABOLIK ALKALOSIS: RESPIRATORIK & METABOLIK

    KETIDAKCUKUPANSUPPLAY O2& GLUKOSA DI

    OTAK

    KELEMAHAN FUNGSI SSP

    TINGKAT KESADARAN

    RISIKO CEDERA

    B4

    [HCO3-] [HCO3

    -]

    PEMBENTUKAN HCO3-DI

    GINJAL PEMBENTUKAN HCO3

    -DI

    GINJAL

    KADAR ELEKTROLIT SERUM ABNORMAL

    RISIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSIJARINGAN: RENAL

    ASIDOSIS METABOLIK ALKALOSIS METABOLIK

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    17/50

    14

    B5

    [HCO3-] KARENA DIARE [HCO3-]

    OUTPUT CAIRAN MELALUI ANUS ,PERUBAHAN KADAR ELEKTROLIT,MEMBRAN MUKOSA KERING, TD ,

    NADI CEPAT, TURGOR KULIT BURUK,HAUS, KELEMAHAN

    PEMBENTUKAN ASAMLAKTAT DI SEL

    KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

    ASIDOSIS METABOLIK ALKALOSIS RESPIRATORIK

    [H+] DALAM DARAH

    DARAH DALAMSUASANA ASAM

    MEMICU PRODUKSI ASAMLAMBUNG BERLEBIHAN

    REFLUKS ASAM LAMBUNG KE TENGGOROKAN

    MUAL, MUNTAH, ENGGAN UNTUK MAKAN, ASUPAN MAKAN TIDAK ADEKUAT

    RISIKO KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI: KURANGDARI KEBUTUHAN TUBUH

    B6

    [HCO3-] PaCO2

    pH ALBUMIN Ph CSS

    ALKALOSIS METABOLIK ASIDOSIS RESPIRATORIK

    ALBUMIN MUDAHBERIKATAN DENGAN Ca2

    +

    Ca2+DALAM TULANG

    SINDROM METABOLIKOTAK

    MIOKLONUS (KEDUTANOTOT)

    KEJANG

    SPASTISITAS OTOT

    RISIKO CEDERA

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    18/50

    15

    6. Komplikasi

    Menurut Corwin (2009:755-763), komplikasi ketidakseimbangan

    asam basa dibagi menurut jenisnya:

    a. Asidosis Respiratorik

    Paralisis dan koma akibat vasodilatasi serebrum sebagai respon

    terhadap peningkatan konsentrasi karbondioksida jika kadarnya

    menjadi toksik.

    b. Alkalosis Respiratorik

    Kejang dan koma bila keadaan menetap atau menjadi makin

    parah.

    c. Asidosis Metabolik

    1) Apabila asidosis metabolik disebabkan oleh gagal ginjal

    kronis, komplikasi dapat berupa osteodistrofi (penguraian

    tulang akibat penyakit ginjal) dan ensefalopati ginjal.

    2) Apabila pH kurang dari 7,0 maka dapat terjadi disritmia

    jantung. Hal ini terjadi akibat perubahan dalam hantaran

    jantung, yang timbul sebagai respon langsung terhadap

    penurunan pH, dan karena efek peningkatan konsentrasi ion

    hidrogen pada kalium plasma dan intrasel.

    d. Alkalosis Metabolik

    Pada pH yang lebih dari 7,55 dapat terjadi disritmia dan koma

    akibat perubahan depolarisasi neuron dan sel otot jantung.

    7. Gejala klinik

    Jenis Tanda dan Gejala

    Asidosis

    metabolik

    Pernapasan kussmaul, hipotensi, letargi, mual, dan

    muntah.

    Alkalosis

    metabolik

    Nonspesifik: refleks hiperaktif, tetani, hipertensi,

    kram otot, dan kelemahan.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    19/50

    16

    Asidosis

    repiratorik

    Tanda-tanda narkosis CO2: sakit kepala, letargi,

    mengantuk, koma, peningkatan frekuensi jantung,

    hipertensi, berkeringat, penurunan responsivitas,

    tremor/asteriksis, papiledema, dispnea (bisa

    ada/tidak ada)

    Alkalosis

    respiratorik

    Gejala tak jelas: pusing, kebas, kesemutan

    (parastesia) ekstremitas, kram otot, tetani, kejang,

    refleks patologis (+), aritmia, dan hiperventilasi.

    Sumber: Hudak & Gallo (1997:479)

    Menurut Muttaqin (2009), tanda dan gejala

    ketidakseimbangan asam basa adalah sebagai berikut:

    a. Asidosis Respiratorik

    Tanda dan gejala retensi CO2 tidak khas dan pada umumnya

    tidak mencerminkan kadar PaCO2. Selain itu, baik asidosis

    respiratorik akut maupun kronis selalu disertai hipoksemia,

    dimana hipoksemialah yang bertanggung jawab atas banyaknya

    tanda-tanda klinis akibat retensi CO2. Umumnya, semakin besar

    dan cepat peningkatan PaCO2, semakin berat gejala-gejala yang

    ditimbulkan.

    1) Peningkatan PaCO2secara akut hingga mencapai 60 mmHg

    atau lebih mengakibatkan somnolen, kekacauan mental,

    stupor dan akhirnya koma

    2) Oleh karena PaCO2 yang tinggi menyebabkan semacam

    sindrom metabolic otak, maka dapat timbul asteriksis (flapping

    tremor) dan mioklonus (kedutan otot).

    3) Retensi CO2menyebabkan vasodilitasi pembuluh darah otak,

    maka kongesti pembuluh darah otak yang terkena

    menyebabkan peningkatan tekanan intrakarnial (TIK).

    Peningkatan tekanan intrakarnial dapat bermanifestasi

    sebagai papiledema (pembengkakan diskus optikus yang

    terlihat pada pemeriksaan dengan oftalmoskop.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    20/50

    17

    4) Pemeriksaan laboraturium pada asidosis respiratorik akan

    menunjukkan PaO2 rendah, pH 45 mmHg,

    dengan sedikit peningkatan kompensatorik dari HCO3-(kurang

    dari 30 mEq/l

    5) Obstruksi akut saluran napas, gejala-gejala penekanan

    pernapasan.

    b. Alkalosis Respiratorik

    Pada status respirasi didapatkan adanya gangguan pola

    napas dimana klien mengeluh tidak dapat memperoleh cukup

    udara atau napas pendek, meskipun sudah bernapas berlebihan.

    Keluhan lainnya adalah adanya kepala terasa ringan parestese

    sekitar mulut, serta kesemutan dan baal pada jari-jari tangan dan

    kaki. Bila alkalosis cukup berat, dapat timbul tetani seperti

    spasme karpopedal. Klien dapat mengeluh kelelahan kronis,

    berdebar-debar, cemas, mulut terasa kering, dan tidak bisa tidur.

    Pada pemeriksaan telapak tangan dan kaki, dapat terasa dingin

    dan lembap, serta pasien menunjukan ketegangan emosi.

    Alkalosis respiratorik yang berat dapat disertai ketidakmampuan

    berkonsentrasi, kekacauan mental, dan sinkop.

    c. Asidosis Metabolik

    1) Tanda dan gejala utama pada asidosis metabolic

    bermanifestasi sebagai kelainan pada kardiovaskuler;

    neurologis, dan fungsi tulang. Jika pH dibawah 7,1, maka

    akan terjadi penurunan kontraktilitas jantung dan respons

    inotropik terhadap katekolamin. Bisa juga terjadi vasodilatasi

    perifer. Efek-efek ini dapat menyebabkan hipotensi dan

    disritmia jantung. Gejala-gejala neurologis dapat berupa

    kelelahan hingga koma akibat penururnan pH pada cairan

    serebrospinal. Dapat juga timbul mual dan muntah. Gejala-

    gejala neurologis lebih ringan pada asidosis metabolic

    dibandingkan asidosis repiratorik, karena CO2 yang larut

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    21/50

    18

    dalam lemak lebih cepat menembus sawar darah otak dari

    HCO3

    - yang larut dalam air. Mekanisme penyangga H+ oleh

    bikarbonat tulang pada asidosis metabolic penderita gagal

    ginjal akan menghambat pertumbuhan anak dan dapat

    mengakibatkan berbagai kelainan tulang (osteodistrofi ginjal).

    d. Alkalosis Metabolik

    Tidak ada tanda dan gejala alkalosis metabolic yang spesifik.

    Adanya gangguan ini harus dicurigai pada klien dengan riwayat

    muntah dan penyedotan nasogastrik, pengobatan dengan

    diuretic, atau klien yang sembuh dari gagalpernapasan

    hiperkapnea.

    Gejala dan tanda hipokalemia dan kekurangan volume cairan,

    seperti kelemahan dan kejang otot dapat pula muncul.

    1) Alkalemia berat (pH >7,6) dapat menyebabkan disritmia

    jantung pada orang normal, terutama pada klien penyakit

    jantung.

    2) Jika klien mengalami hipokalemia, terutama jika mengalami

    digitalisasi, maka dapat timbul kelainan EKG atau disritmia

    jantung.

    3) Kadang-kadang dapat terjadi tetani pada klien dengan kadar

    Ca2+ serum tingkat perbatasan yang mengarah rendah dan

    alkalosis dapat terjadi dengan cepat. Ca2+terikat lebih erat

    dengan albumin pada pH yang basa dan penurunan ion Ca2+

    dapat menyebabkan tetani atau kejang.

    4) Diagnosis alkalosis metabolic dibuat berdasarkan riwayat

    penyakit dan hasil pemeriksaan laboraturium yang

    mendukung, seperti hal-hal berikut:

    a) pH plasma meningkat diatas 7,45

    b) HCO3->26 mEq/l.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    22/50

    19

    c) PaCO2 mungkin normal atau sedikit meningkat.

    Peningkatan PaCO2kompensasi diperkirakan sebesar 0,7

    mmHg untuk tiap peningkatan HCO3-sebesar 1 mEq

    d) K+serum biasanya 3,5 mEq/l

    e) Klorida serum dapat

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    23/50

    20

    8. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil

    Analisis Darah Arteri

    Menurut Muttaqin (2009:504-505), analisis darah arteri menjadi parameter utama dalam penilaian

    ketidakseimbangan asam basa.

    Tabel Parameter Analisis Gas Arteri

    Parameter Nilai Normal DefinisiImplikasi

    PaO2 80-100 mmHG

    Tekanan parsial oksigen dalam darah arteri (menurun bersama umur). Pada

    dewasa 60 tahun:

    1. 60-80 mmHg : hipoksemia ringan

    2. 40-60 mmHg : hipoksemia sedang

    3. < 40 mmHg : hipoksemia berat

    pH7,40 ( 0,05 pada 2 SD)

    7,40 ( 0,02 pada 1 SD)

    Untuk mengetahui apakah terjadi asidemia atau alkalemia, yang paling sering

    digunakan dalam klinis adalah nilai yang menggunakan 2 standar deviasi

    (SD) dari nilai rata-rata.

    H+40 ( 2 nmol/L atau

    nEq/L)

    Kadar ion hidrogen dapat digunakan sebagai pengganti pH.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    24/50

    21

    PaCO2 40 ( 5,0 mmHg)

    Tekanan parsial CO2dalam darah arteri:

    1. PCO2< 35 mmHg : alkalosis respiratorik

    2. PCO2> 45 mmHg : asidosis respiratorik

    CO2 25,5 ( 4,5 mEq/L)

    Metode klasik untuk memperkirakan (HCO3-):

    Ukurlah HCO3-

    + CO2 terlarut (yang terakhir umumnya sedikit, kecuali padaasidosis respiratorik).

    HCO3-

    Standar24 ( 2 mEq/L)

    Perkiraan kadar HCO3-setelah darah arteri yang teroksigenasi sepenuhnya

    diseimbangkan dengan CO2 pada keadaan dimana PCO2 40 mmHg dan

    suhu 380C, menghilangkan pengaruh pernapasan pada kadar HCO3-plasma.

    Kelebihan

    Basa0 ( 2 mEq/L)

    Mencerminkan komponen metabolik murni.

    Kelebihan basa 1,2 x deviasi dari 0

    1. Negatif pada asidosis metabolik.

    2. Positif pada alkalosis metabolik.

    3. Dapat menyesatkan pada gangguan asam basa campuran.

    4. Tidak penting pada interpretasi gangguan asam basa.

    Selisih

    Anion12 ( 4 mEq/L)

    Selisih anion (atau delta) mencerminkan perbedaan antara kation tak terukur

    (K+, Mg+, Ca 2+) dan anion tak terukur (albumin, anion organik, HPO4, SO4);

    berguna untuk mengenali tipe asidosis metabolik, nilai 16 sampai 20

    menunjukan asidosis disebabkan oleh retensi asam-asam organik

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    25/50

    22

    (contohnya: ketoasidosis diabetik).

    Rumus-rumus yang berguna adalah sebagai berikut:

    1. Selisih anion plasma = [Na+][(HCO3-) + (Cl-)]

    2. Perhitungan parameter asam-basa ketiga jika dua parameter telah diketahui:

    a. [H

    +

    ] = 24 x PaCO2b. HCO3

    Ringkasan Penilaian Keadaan Asam-Basa

    Ringkasan penilaian keadaan asam-basa memudahkan perawat secara cepat dalam menganalisis yang

    disesuaikan atau dibandingkan dengan parameter pemeriksaan gas arteri.

    Tabel Ringkasan Penilaian Keadaan Asam-Basa

    Jenis Gangguan pH PCO2 HCO3Asidosis Respiratorik Murni N

    Terkompensasi sebagian

    Terkompensasi penuh N

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    26/50

    23

    Asidosis Metabolik Murni N

    Terkompensasi sebagian

    Terkompensasi penuh N

    Asidosis: respiratorik dan metabolik

    AlkalosisRespiratorik

    Murni NTerkompensasi sebagian

    Terkompensasi penuh N

    Alkalosis Metabolik Murni N

    Terkompensasi sebagian

    Terkompensasi penuh N

    Alkalosis: respiratorik dan metabolik

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    27/50

    24

    9. Penatalaksanaan

    Menurut Corwin (2009:755-763), penatalaksanaan

    ketidakseimbangan asam basa adalah sebagai berikut:

    a. Asidosis Respiratorik

    Perbaikan ventilasi penting dilakukan. Mungkin diperlukan

    ventilasi mekanis.

    b. Alkalosis Respiratorik

    1) Menentukan dan mengatasi penyebab hiperventilasi adalah

    terapi yang paling berhasil.

    2) Meningkatkan tekanan parsial karbondioksida dengan

    bernapas melalui suatu kantong dan menghirup kembali udara

    yang dikeluarkan dapat mengatasi alkalosis pada situasi akut.

    c. Asidosis Metabolik

    1) Penatalaksanaan untuk asidosis metabolik secara spesifik

    didasarkan pada pengobatan penyebab gangguan.

    2) Pada pasien yang menderita penyakit ginjal, penatalaksanaan

    harus mencakup pemberian basa yang berlebihan dalam

    makanan.

    3) Mungkin diperlukan pemberian natrium bikarbonat untuk

    meningkatkan pH secara cepat apabila pasien berisiko

    meninggal. Prosedur ini harus dilakukan secara berhati-hati

    karena infus natrium bikarbonat dapat menyebabkan

    pembengkakan otak.

    d. Alkalosis Metabolik

    1) Apabila penyebabnya adalah defisiensi klorida atau natrium,

    maka ion-ion tersebut harus diganti.

    2) Apabila penyebabnya adalah penurunan volume cairan

    ekstrasel, maka diperlukan sulih dengan larutan salin.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    28/50

    25

    B. Proses Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    1. Pengkajian Keperawatan

    a. Identitas

    1) Asidosis & alkalosis: respiratorik terjadi dua kali lebih sering

    pada pria dari pada wanita. Namun angka kematian pada

    wanita meningkat lebih cepat karena kebiasaan merokok.

    2) Asidosis & alkalosis: metabolik terjadi lebih tinggi sedikit

    pada usia anak-anak, dibandingkan dewasa. Kemudian

    asma pada anak akan hilang sebagian, dan akan muncul

    lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah.

    b. Keluhan Utama

    1) Asidosis respiratorik: pernapasan lambat dan dalam

    (hipoventilasi), dispnea, kelemahan.

    2) Alkalosis respiratorik: pernapasan cepat dan dangkal

    (hiperventilasi), dispnea, kelemahan.

    3) Asidosis metabolik: mual, muntah, kelemahan, pernapasan

    kussmaul.

    4) Alkalosis metabolik: disritmia jantung, kejang.

    c. Riwayat Penyakit Terdahulu

    1) Asidosis respiratorik: penyakit paru obstuksi menahun,

    asma, Penyakit neuromoskular: miastenia gravis, sindrom

    Guillain-Barre, poliorlielitis, dan sklerosis lateral amiotropik,

    kifoskoliosis, Obesitas yang berlebihan: sindrom pickwickian,

    Edema paru akut, Pneumotoraks, Cedera dinding dada

    seperti patah tulang-tulang iga, Laringospasme atau edema

    naring, bronkospasme berat.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    29/50

    26

    2) Alkalosis respiratorik: demam, cedera kepala atau gangguan

    pembuluh darah otak, tumor otak, pneumonia, asma, edema

    paru, gagal jantung kongestif, fibrosis paru, sirosis hepatis.

    3) Asidosis metabolik: diare, ileostomi, ureterosigmoidostomi,

    ketoasidosis diabetik, kurang kalori protein (KKP), gagal

    ginjal aku atau kronis, dan intoksikasi alkohol.

    4) Alkalosis metabolik: disritmia jantung, diare, gagal jantung

    kongestif, sirosis, dan sindrom nefrotik.

    d. Riwayat Penyakit Keluarga

    1) Asidosis respiratorik: asma, miastenia gravis, kifoskoliosis,

    dan obesitas yang berlebihan.

    2) Alkalosis respiratorik: tumor otak, pneumonia, asma, dan

    gagal jantung kongestif.

    3) Asidosis metabolik: diabetes melitus, gagal ginjal akut atau

    kronis.

    4) Alkalosis metabolik: gagal jantung kongestif.

    e. Pemeriksaan Fisik

    1) B1 (Breath): RR Abnormal, sianosis, dispnea, hiperkapnia,

    hipoksia, hipoksemia, takikardia, gelisah, bradipnea,

    perubahan kedalaman pernapasan, fase ekspresi

    memanjang, pernapasan bibir mencucu, penggunaan otot

    bantu pernapasan.

    2) B2 (Blood): Sianosis, CRT > 3dtk, parestesia, penurunan

    nadi, perubahan td, warna yang tidak kembali ke tungkai

    saat tungkai diturunkan, aritmia, bradikadia, takikardia,

    kelitihan, distensi vena jugularis, murmur, dispnea,

    penurunan nadi perifer, bunyi jantung S3 dan S4,

    ansietas,gelisah, kelelahan pada saat aktivitas, takipnea,

    bardipnea, TD dan nadi yang abnormal karena aktifitas.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    30/50

    27

    3) B3 (Brain): perubahan prilaku, penurunan tingkat kesadaran,

    perubahan pola napas, pusing, sakit kepala, mual, muntah,

    gelisah, kejang.

    4) B4 (Bladder): pembentukan HCO3, ginjal meningkat, ginjal

    menurun, kadar elektrolit serum menurun.

    5) B5 (Bowel): output cairan melalui anus menurun, perubahan

    kadar elektrolit, membran mukosa kering, TD menurun, nadi

    cepat, turgor kulit buruk, haus, kelemahan, mual, muntah,

    enggan untuk makan, asupan makan tidak adekuat.

    6) B6 (Bone): PH albumin menurun, albumin mudah berikatan

    dengan Ca2+, kejang, spasitas otot.

    f. Pemeriksaan Penunjang

    1) Analisis darah arteri

    2) Pemeriksaan Darah Lengkap

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    31/50

    28

    2. Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa Keperawatan Data Subjektif Data Objektif

    Ketidakefektifan perfusi

    jaringan perifer b.d penurunanaliran darah arteri.

    Klien mengatakan jantungnya

    berdebar-debar atauberdenyut lemah.

    Denyut nadi perifer tidak teraba, CRT > 3 detik, sianosis,

    edema ektremitas, penurunan nadi, warna tidak kembalike tungkai saat tungkai diturunkan, PaCO2< 35 atau > 45

    mmHg, HCO3-< 22 atau > 26 mEq/L, pH darah arteri 7,45.

    Penurunan curah jantung b.d.

    penurunan isi sekuncup nyang

    disebabkan oleh masalah

    elektrofisiologis.

    Klien mengeluh dispnea dan

    pusing.

    Aritmia, kulit dingin, sianosis, sinkop, vertigo, perubahan

    status mental, gangguan elektromekanis jantung, PaCO2

    < 35 atau > 45 mmHg, HCO3-< 22 atau > 26 mEq/L, pH

    darah arteri < 7,5 atau >7,45.

    Ketidakefektifan pola napas b.d

    hiperventilasi (atau) sindrom

    hipoventilasi.

    Klien mengeluh sesak napas. Dispnea, takipnea/bradipnea, penggunaan otot bantu

    pernapasan, RR < 16 x/mnt atau > 20 x/mnt, PaCO2< 35

    atau > 45 mmHg, HCO3-

    < 22 atau > 26 mEq/L, pH daraharteri < 7,5 atau >7,45.

    Gangguan pertukaran gas b.d

    ventilasi-perfusi

    Klien mengatakan sesak

    napas dan gelisah.

    RR < 16 x/mnt atau > 20 x/mnt, PaCO2< 35 atau > 45

    mmHg, HCO3-< 22 atau > 26 mEq/L, pH darah arteri 7,45, dispnea, hiperkapnia, hipoksia, takikardia,

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    32/50

    29

    gelisah.

    Risiko ketidakefektifan perfusi

    jaringan: serebral b.d

    penurunan pertukaran sel.

    Risiko ketidakefektifan perfusijaringan: renal b.d penurunan

    pertukaran sel.

    Kekurangan volume cairan b.d

    pengeluaran aktif sekunder

    akibat diare.

    Klien mengeluh haus, dan

    lemah.

    Membran mukosa kering, kulit keringat atau dingin,

    tekanan darah rendah, oliguria, turgor kulit jelek,

    pernapasan cepat dan dangkal, nadi cepat dan kecil,

    penurunan berat badan, dan perubahan kadar elektrolit.

    Intoleransi aktivitas b.d

    ketidakseimbangan antara

    suplai dan kebutuhan O2.

    Klien mengatakan lemah dan

    sesak napas pada waktu

    aktivitas.

    Dispnea, takipnea atau hiperpnea dan tekanan darah

    abnormal, PaCO2< 35 atau > 45 mmHg.

    Risiko ketidakseimbangannutrisi: kurang dari kebutuhan

    tubuh b.d ketidakmampuan

    mengingesti makanan.

    Klien mengatakan tidak adanafsu makan.

    Mual, muntah, asupan makan yang tidak adekuat, HCO3-

    < 22 atau > 26 mEq/L, pH darah arteri < 7,5 atau >7,45.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    33/50

    30

    Defisit perawatan diri: mandi

    dan hygiene b.d kelemahan.

    Klien mengeluh tidak mampu

    membasuh tubuh atau bagian

    tubuh sendiri.

    Tidak mampu mengatur suhu atau aliran air untuk mandi,

    tidak mampu masuk dan keluar kamar mandi, tidak

    mampu mengeringkan tubuh, tidak mampu mencapai

    sumber air, PaCO2< 35 atau > 45 mmHg.

    Resiko cedera b.d. disfungsibiokimia.

    3. Rencana Tindakan/Intervensi Keperawatan

    Diagnosa

    Keperawatan &

    Data Pendukung

    Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional

    Goal Objective Outcomes

    Ketidakefektifanperfusi jaringan

    perifer b.d

    penurunan aliran

    darah arteri.

    Klien akanmempertahan

    kan

    keefektifan

    perfusi

    Klien tidakakan

    mengalami

    penurunan

    aliran darah

    Dalam waktu1x24 jam

    perawatan:

    1. Denyut nadi

    perifer teraba.

    Jelaskan semua proseduryang akan dilaksanakan.

    Mengurangi kecemasandan lebih kooperatif.

    Ajarkan pasien untuk

    melakukan latihan

    buerger-allen 2xsehari,

    Latihan tersebut membantu

    sirkulasi kolateral pada

    tungkai pasien.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    34/50

    31

    DS:

    Klien mengatakan

    jantungnya

    berdebar-debar

    atau berdenyutlemah.

    DO:

    Denyut nadi perifer

    tidak teraba, CRT

    > 3 detik, sianosis,

    edema ektremitas,

    penurunan nadi,

    warna tidak

    kembali ke tungkai

    saat tungkai

    diturunkan, PaCO2

    < 35 atau > 45

    mmHg, HCO3- 26

    mEq/L, pH darah

    arteri < 7,5 atau

    >7,45.

    jantung pasien setiap 4

    jam. Laporkan bila nadi

    cepat dan tidak teratur.

    penurunan curah jantung,

    yang mengakibatkan

    penurunan perfusi jaringan.

    Cek frekuensi nadi perifer

    pasien setiap 4 jam.

    Denyut nadi perifer yang

    dapat dipalpasi dan kuatmengindikasikan aliran

    arteri yang baik.

    Penurunan curah

    jantung b.d.

    penurunan isi

    sekuncup yang

    disebabkan oleh

    masalah

    elektrofisiologis.

    DS:

    Klien mengeluh

    dispnea dan

    pusing.

    Klien akan

    mempertahan

    kan curah

    jantung yang

    adekuat

    selama dalam

    perawatan.

    Klien tidak

    akan

    mengalami

    penurunan isi

    sekuncup

    yang

    disebabkan

    oleh masalah

    elektrofisiologi

    s selama

    dalam

    Dalam waktu

    1x24 jam

    perawatan:

    1. Klien

    mengatakan

    tidak lagi

    mengalami

    sesak napas

    dan pusing.

    2. Akral hangat,

    tidak ada

    Anjurkan pasien untuk

    melaporkan nyeri dada

    segera.

    Tanda tersebut dapat

    mengi ndikasikan hipoksia

    atau cedera miokardial.

    Ajarkan kepada pasien

    tentang bagaimana

    melakukan teknik

    pengurangan stress.

    Untuk menurunkan

    ansietas dan menghindari

    komplikasi kardiak.

    Berikan oksigen sesuaiinstruksi.

    Untuk meningkatkan suplaioksigen ke miokardium.

    Laksanakan program

    pengobatan sesuai resep.

    Meningkatkan sirkulasi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    36/50

    33

    DO:

    Aritmia, kulit

    dingin, sianosis,

    sinkop, vertigo,

    perubahan statusmental, gangguan

    elektromekanis

    jantung, PaCO2 45

    mmHg, HCO3- 26

    mEq/L, pH darah

    arteri < 7,5 atau

    >7,45.

    perawatan. gangguan

    konduksi

    jantung pada

    EKG, dan

    tidak adasianosis.

    3. PaCO2 35-45

    mmHg.

    4. HCO3- 22-26

    mEq/L.

    5. pH darah arteri

    7,5-7,45.

    Pantau nadi apical dan

    radikal sekurang-

    kurangnya setiap 4 jam.

    Untuk mendeteksi aritmia

    secara lebih baik.

    Catat irama nadi minimal

    setiap 4 jam dan laporkanketidakteraturannya.

    Aritmia dapat

    mengindikasikan komplikasiyang menuntut intervensi

    yang cepat.

    Kaji status pernapasan

    minimal setiap 4 jam.

    Laporkan adanya dispnea

    atau kegelisahan.

    Suara napas tambahan

    atau dispnea dapat

    mengindikasikan

    terbentuknya cairan di paru

    dan dasar kapiler paru.

    Ketidakefektifan

    pola napas b.d

    hiperventilasi

    (atau) sindrom

    hipoventilasi.

    Klien akan

    mempertahan

    kan

    keefektifan

    pola napas

    Klien tidak

    akan

    mengalami

    hiperventilasi

    atau sindrom

    Dalam waktu 1x4

    jam perawatan:

    1. klien

    mengatakan

    tidak lagi

    Jelaskan semua prosedur

    yang akan dilakukan.

    Mengurangi kecemasan

    dan lebih kooperatif.

    Berikan oksigen sesuai

    program.

    Mempertahankan oksigen

    arteri.

    Laksanakan program mempertahankan

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    37/50

    34

    DS:

    Klien mengeluh

    sesak napas.

    DO:

    Dispnea,takipnea/bradipne

    a, penggunaan

    otot bantu

    pernapasan, RR 20

    x/mnt, PaCO2< 35

    atau > 45 mmHg,

    HCO3-< 22 atau >

    26 mEq/L, pH

    darah arteri < 7,5

    atau >7,45.

    yang adekuat

    selama dalam

    perawatan.

    hipoventilasi

    selama dalam

    perawatan.

    mengalami

    sesak napas.

    2. Dispnea,

    takipnea/bradi

    pnea, danpenggunaan

    otot bantu

    pernapasan:

    berkurang

    atau tidak ada.

    3. RR 16-20

    x/mnt.

    4. PaCO2 35-45

    mmHg.

    5. HCO3- 22-26

    mEq/L.

    6. pH darah arteri

    7,5-7,45.

    pengobatan. pernapasan adekuat.

    Posisi pasien fowler. Meningkatkan

    pengembangan paru.

    Alat-alat emergensi

    disiapkan dalam kondisibaik.

    Kemungkinan terjadi

    kesulitan bernapas yangakut.

    Monitor jumlah

    pernapasan, penggunaan

    otot bantu pernapasan,

    tanda vital, warna kulit,

    AGD.

    Mengetahui status

    pernapasan.

    Gangguan Klien akan Klien tidak Dalam waktu 1x8 Jelaskan semua prosedur Mengurangi kecemasan

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    38/50

    35

    pertukaran gas b.d

    ventilasi-perfusi.

    DS:

    Klien mengatakan

    sesak napas dangelisah.

    DO:

    RR < 16 x/mnt

    atau > 20 x/mnt,

    PaCO2< 35 atau >

    45 mmHg, HCO3-

    < 22 atau > 26

    mEq/L, pH darah

    arteri < 7,5 atau

    >7,45, dispnea,

    hiperkapnia,

    hipoksia,

    takikardia, gelisah.

    mempertahan

    kan

    pertukaran

    gas yang

    adekuatselama dalam

    perawatan.

    akan

    mengalami

    gangguan

    ventilasi-

    perfusi.

    jam perawatan:

    1. RR 16-20

    x/mnt.

    2. PaCO2 35-45

    mmHg.3. HCO3

    - 22-26

    mEq/L.

    pH darah arteri

    7,5-7,45.

    4. Dispnea,

    hiperkapnia,

    hipoksia,

    takikardia,

    gelisah:

    berkurang

    atau tidak ada.

    yang akan dilakukan. dan lebih kooperatif.

    Berikan oksigen sesuai

    program.

    Mempertahankan oksigen

    arteri.

    Laksanakan program

    pengobatan.

    mempertahankan

    pernapasan adekuat.Posisi pasien fowler. Meningkatkan

    pengembangan paru.

    Alat-alat emergensi

    disiapkan dalam kondisi

    baik.

    Kemungkinan terjadi

    kesulitan bernapas yang

    akut.

    Monitor intake dan output

    cairan.

    Menjaga keseimbangan

    cairan.

    Berikan nutrisi tinggi

    protein rendah lemak.

    Menurunkan kebutuhan

    energi pencernaan.

    Observasi kembali adanyakesulitan bernapas, hasil

    laboratorium, penggunaan

    otot bantu pernapasan,

    Mengetahui keadaanpasien lebih lanjut.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    39/50

    36

    penggunaan oksigen, dan

    catat tanda vital.

    isiko

    ketidakefektifan

    perfusi jaringan:serebral b.d

    penurunan

    pertukaran sel.

    Klien akan

    mempertahan

    kankeefektifan

    perfusi

    jaringan:

    serebral

    selama dalam

    perawatan.

    Klien tidak

    akan

    mengalamipenurunan

    pertukaran sel

    selama dalam

    perawatan.

    Monitor tanda-tanda status

    neurologis dengan GCS

    Dapat mengurangi

    kerusakan otak lebih lanjut.

    Monitor tanda-tanda vitalseperti TD, nadi, suhu,

    respirasi, dan hati-hati

    pada hipertensi sitolik.

    Pada keadaan normal,autoregulasi

    mempertahankan keadaan

    tekanan darah sistemik

    berubah secara fluktuasi.

    Kegagalan autoreguler

    akan menyebabkan

    kerusakan vascular

    serebral yang dapat

    dimanifestasikan dengan

    peningkatan sistolik dan

    diikuti oleh penurunan

    tekanan diastolik.

    Sedangkan peningkatan

    suhu dapat

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    40/50

    37

    menggambarkan

    perjalanan infeksi.

    Bantu klien untuk

    membatasi muntah batuk.

    Anjurkan klien untukmengeluarkan napas

    apabila bergerak atau

    berbalik di tempat tidur.

    Aktivitas ini dapat

    meningkatkan tekanan

    intrakarnial danintraabdomen.

    Mengeluarkan napas

    sewaktu bergerak atau

    mengubah posisi dapat

    melindungi diri dari efek

    valsava.

    Anjurkan klien untuk

    menghindari batuk dan

    mengejan berlebihan

    Batuk dan mengejan dapat

    meningkatkan tekanan

    intrakarnial dan potensial

    terjadi perdarahan ulang.

    Ciptakan lingkungan yang

    tenang dan batasi

    pengunjung

    Rangsangan aktivitas yang

    meningkat dapat

    meningkatkan kenaikan TIK

    Istirahat total dan

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    41/50

    38

    ketenangan mungkin

    diperlukan untuk

    pencegahan terhadap

    perdarahan dalam kasus

    strokehemoragik/perdarahan

    lainnya.

    Pantau kalium serum Hiperkalemi terjadi dengan

    asidosis, hipokalemi dapat

    terjadi pada kebalikan

    asidosis dan perpindahan

    kalium kembali ke sel.

    Risiko

    ketidakefektifan

    perfusi jaringan:

    renal b.d

    penurunan

    pertukaran sel.

    Klien akan

    mempertahan

    kan

    keefektifan

    perfusi

    jaringan: renal

    yang adekuat

    Klien tidak

    akan

    mengalami

    penurunan

    pertukaran sel

    selama dalam

    perawatan.

    Jelaskan kepada pasien

    dan anggota keluarga atau

    pasangan tentang alasan

    terapi dan efek yang

    diharapkan.

    Untuk mendorong pasien

    berperan aktif dalam

    pemeliharaan kesehatan.

    Instruksikan pasien untuk

    berkonsultasi dengan

    Obat yang dijual bebas

    mungkin bersifat

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    42/50

    39

    selama dalam

    perawatan.

    dokter sebelum

    mengkonsumsi obat yang

    dijual bebas.

    nefrotoksik.

    Kaji adanya edema pada

    area tergantung padapasien.

    Edema pada area

    tergantung dapatmengindikasikan

    kurangnya fungsi ginjal.

    Berikan dopamine dosis

    rendah, sesuai program.

    Untuk mendilatasikan arteri

    renal pasien dan

    meningkatkan perfusi

    jaringan.

    Observasi pola berkemih

    pasien.

    Untuk mencatat

    penyimpangan dari normal.

    Pantau berat jenis urine,

    kadar elektrolit serum,BUN, dan kreatinin pasien.

    Peningkatan kadar dapat

    mengindikasikanpenurunan fungsi ginjal.

    Kekurangan

    volume cairan b.d

    Klien akan

    mempertahan

    Klien tidak

    akan

    Dalam waktu 1x8

    jam perawatan:

    Jelaskan semua prosedur

    yang akan dilakukan.

    Mengurangi kecemasan

    dan lebih kooperatif.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    43/50

    40

    pengeluaran aktif

    sekunder akibat

    diare.

    DS:

    Klien mengeluhhaus, dan lemah.

    DO:

    Membran mukosa

    kering, kulit

    keringat atau

    dingin, tekanan

    darah rendah,

    oliguria, turgor kulit

    jelek, pernapasan

    cepat dan dangkal,

    nadi cepat dan

    kecil, penurunan

    berat badan, dan

    perubahan kadar

    kan

    keseimbanga

    n volume

    cairan yang

    adekuatselama dalam

    perawatan.

    mengalami

    pengeluaran

    aktif sekunder

    akibat diare

    selama dalamperawatan.

    1. Membran

    mukosa

    lembap, kulit

    lembap, akral

    hangat, turgorkulit baik.

    2. Nadi 60-100

    x/mnt.

    3. RR 16-20

    x/mnt.

    4. PaCO2 35-45

    mmHg.

    5. HCO3- 22-26

    mEq/L.

    pH darah arteri

    7,5-7,45.

    Berikan makanan dan

    cairan.

    Memenuhi kebutuhan

    makan dan minum.

    Berikan pengobatan

    seperti antidiare dan

    antimuntah.

    Menurunkan pergerakan

    usus dan muntah.

    Ubah posisi pasien setiap

    4 jam.

    Meningkatkan sirkulasi.

    Instruksikan pasien untuk

    tidak duduk atau berdiri

    jika sirkulasi terganggu

    Untuk menghindari

    hipotensi ortostatik dan

    kemungkinan sinkop.

    Pantau dan catat TTV

    setiap 2 jam.

    Takikardia, dispnea atau

    hipotensi dapat

    mengindikasikan

    kekurangan volume cairan

    atau ketidakseimbanganelektrolit.

    Kaji turgor kulit dan

    membrane mukosa mulut

    setiap 8 jam.

    Untuk memeriksa dehidrasi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    44/50

    41

    elektrolit. Ukur dan catat setiap 4

    jam: elektrolit, BUN,

    hematokrit, dan

    hemoglobin.

    Menentukan kehilangan

    dan kebutuhan cairan dan

    elektrolit.

    Intoleransiaktivitas b.d

    ketidakseimbanga

    n antara suplai

    dan kebutuhan O2.

    DS:

    Klien mengatakan

    lemah dan sesak

    napas pada waktu

    aktivitas.

    DO:

    Dispnea, takipnea

    atau hiperpnea

    dan tekanan darah

    abnormal, PaCO2

    Klien akanmempertahan

    kan toleransi

    aktivitas yang

    adekuat

    selama dalam

    perawatan.

    Klien tidakakan

    mengalami

    ketidakseimba

    ngan antara

    suplai dan

    kebutuhan O2

    selama dalam

    perawatan.

    Dalam waktu1x24 jam

    perawatan:

    1. Tidak ada

    sesak napas

    pada waktu

    aktivitas.

    2. Tidak ada

    dispnea,

    takipnea,

    bradipnea,

    hiperventilasi,

    dan

    hipoventilasi.

    3. Tekanan

    Monitor keterbatasanaktivitas, kelemahan saat

    aktivitas.

    Merencanakan intervensidengan tepat.

    Bantu pasien dalam

    melakukan aktivitas

    sendiri.

    Pasien dapat memilih dan

    merencanakan sendiri.

    Catat tanda vital sebelum

    dan sesudah aktivitas.

    Mengkaji sejauh mana

    perbedaan peningkatan

    selama aktivitas.

    Kolaborasi dengan dokter

    dan fisioterapi dalamlatihan aktivitas.

    Meningkatkan kerja sama

    tim dan perawatan holistik.

    Lakukan istirahat yang

    adekuat setelah latihan

    dan aktivitas.

    Membantu mengembalikan

    energi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    45/50

    42

    < 35 atau > 45

    mmHg.

    darah normal

    sesuai usia.

    4. Nadi 60-100

    x/mnt.

    5. RR 16-20x/mnt.

    6. PaCO2 35-45

    mmHg.

    7. HCO3- 22-26

    mEq/L.

    8. pH darah

    arteri 7,5-

    7,45.

    Berikan diet yang adekuat

    dengan kolaborasi ahli

    diet.

    Metabolisme membutuhkan

    energi.

    Berikan pendidikan

    kesehatan tentang:1. perubahan gaya hidup

    untuk menyimpan

    energi.

    2. Penggunaan alat bantu

    pergerakan.

    Meningkatkan pengetahuan

    dalam perawatan diri.

    Risiko

    ketidakseimbanga

    n nutrisi: kurang

    dari kebutuhan

    tubuh b.d

    ketidakmampuan

    Klien akan

    mempertahan

    kan

    keseimbanga

    n nutrisi yang

    adekuat

    Klien akan

    mampu

    mengingesti

    makanan

    selama dalam

    perawatan.

    Tingkatkan intake

    makanan melalui:

    1) Mengurangi gangguan

    dari lingkungan, seperti

    berisik dan lain-lain.

    2) Jaga privasi klien.

    Cara khusus untuk

    meningkatkan nafsu

    makan.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    46/50

    43

    mengingesti

    makanan.

    selama dalam

    perawatan.

    3) Berikan obat sebelum

    makan jika ada indikasi.

    Jaga kebersihan mulut

    pasien.

    Mulut yang bersih

    meningkatkan nafsu

    makan.Sajikan makanan yang

    mudah dicerna dalam

    keadaan hangat, tertutup,

    dan berikan sedikit-sedikit

    tetapi sering.

    Meningkatkan selera

    makan dan intake

    makanan.

    Hindari makanan yang

    banyak mengandung gas.

    Mengurangi rasa nyaman.

    Lakukan latihan aktif dan

    pasif.

    Menambah nafsu makan.

    Kaji tanda vital, sensori,bising usus.

    Membantu mengkajikeadaan pasien.

    Monitor hasil lab seperti

    glukosa, elektrolit,

    Monitor status nutrisi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    47/50

    44

    albumin, hemoglobin,

    kolaborasi dengan dokter.

    Defisit perawatan

    diri: mandi dan

    hygiene b.dkelemahan.

    DS:

    Klien mengeluh

    tidak mampu

    membasuh tubuh

    atau bagian tubuh

    sendiri.

    DO:

    Tidak mampu

    mengatur suhu

    atau aliran air

    untuk mandi, tidak

    mampu masuk

    dan keluar kamar

    Klien akan

    mempertahan

    kanperawatan

    diri: mandi

    dan hygiene

    yang adekuat

    selama dalam

    perawatan.

    Klien tidak

    akan

    mengalamikelemahan.

    Dalam waktu

    1x24 jam

    perawatan:1. Klien perlahan-

    lahan mampu

    membasuh

    tubuh atau

    bagian tubuh

    sendiri.

    2. Klien mampu

    keluar masuk

    kamar mandi.

    3. Klien mampu

    mengeringkan

    tubuh.

    4. Nadi 60-100

    x/mnt.

    Observasi pola kebersihan

    diri.

    Data dasar dalam

    melakukan intervensi.

    Bantu klien dalamkebersihan badan, mulut,

    rambut, dan kuku.

    Mempertahankan rasanyaman.

    Lakukan pendidikan

    kesehatan:

    1. Pentingnya kebersihan

    diri.

    2. Pola kebersihan diri.

    3. Cara kebersihan.

    Meningkatkan pengetahuan

    dan membuat klien lebih

    kooperatif.

    Berikan petunjuk kepada

    pasien tentang teknikmandi dan hygiene. Minta

    pasien untuk

    mendemonstrasikan

    mandi atau hygiene

    Demonstrasi ulang dapat

    mengidentifikasi areamasalah dan meningkatkan

    kepercayaan diri pemberi

    asuhan.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    48/50

    45

    mandi, tidak

    mampu

    mengeringkan

    tubuh, tidak

    mampu mencapaisumber air, PaCO2

    < 35 atau > 45

    mmHg.

    5. RR 16-20

    x/mnt.

    6. PaCO2 35-45

    mmHg.

    dibawah pengawasan.

    Dorong pasien untuk

    mengungkapkan perasaan

    dan keluhan mengenai

    deficit perawatan diri.

    Untuk membantu pasien

    mencapai tingkat

    fungsional tertinggi sesuai

    kemampuannya.

    Resiko cedera b.d.

    disfungsi biokimia.

    Klien tidak

    akan

    mengalami

    risiko cedera

    selama dalam

    perawatan.

    Klien tidak

    akan

    mengalami

    disfungsi

    biokimia.

    Anjurkan pasien untuk

    mengadakan perbaikan

    dan menghilangkan

    kemungkinan keamanan

    dari bahaya lingkungan.

    Untuk mengurangi

    kemungkinan cedera.

    Observasi faktor-faktor

    yang dapat berkontribusi

    terhadap cedera.

    Untuk meningkatkan

    kesadaran pasien, anggota

    keluarga dan pemberi

    asuhan.

    Bantu pasien

    mengidentifikasi situasi

    Untuk meningkatkan

    kesadaran pasien tentang

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    49/50

    46

    dan bahaya yang dapat

    mengakibatkan

    kecelakaan.

    kemungkinan bahaya.

    4. Tindakan Keperawatan

    Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan yang

    telah ditetapkan/dibuat.

    5. Evaluasi Keperawatan

    Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi, tidak teratasi,

    atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.

  • 8/10/2019 Asuhan Keperawatan Ketidakseimbangan Asam Basa

    50/50

    DAFTAR PUSTAKA

    ............., (2010): NANDA International Diagnosis Keperawatan:

    Definisi dan k lasif ikasi 2009-2011, Jakarta, EGC

    Corwin, Elisabeth (2009): Buk u Saku Patof is io logi, Edisi 3, Jakarta,

    EGC, hal 755-763

    Hudak & Gallo (1997): Keperawatan Krit is : Pendekatan Holis t ik, Edisi

    6, Jakarta, EGC, hal 479-486

    Muttaqin (2009): Buku Ajar: Asuhan Keperawatan Klien Dengan

    Gangguan Sistem Kardiovasku lar dan Hematologi, Jakarta,

    Salemba Medika, hal 497-526

    Tarwoto & Wartonah (2006): Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

    Keperawatan, Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta

    Taylor & Ralph, (2010): Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana

    Asuhan, Jakarta, EGC