bagian obstetri.docx
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
1/22
SISTEM RUJUKAN
I. PendahuluanDi dalam kesehatan reproduksi, kita mengenal berbagai bentuk atau model
pelayanan, dari yang baku sampai yang khusus. Yang dimaksud bentuk baku
adalah yang kita kenal sebagaiMaternity Care, yang terdiri dariAnte/Prenatal,
Intrapartum Care danPostpartum.1
Ciri dari model ini adalah sifatnya yang pasif yaitu sasarannya ibu hamil
dengan cara pendekatan murni klinis. Bentuk pelayanan ini dianggap kurang
memadai, antara lain karena kecakupan terbatas hanya pada mereka yang datang
ke klinik saja. Itu pun sering tanpa membedakan karakteristik ibu hamil, normal
atau disertai penyulit. Dapat dipahami bahwa hasilnya dalam pengertian angka
kematian ibu dan anak, masih buruk.1
etelah disadari bahwa proses reproduksi yang terdiri atas kehamilan,
persalinan dan masa nifas itu bukan hanya masalah biomedis !klinis" saja tetapi
juga berkaitan dengan masalah sosioekonomi dan budaya maka kemudian
dikembangkan model # model lain yang bersifat lebih proaktif, oleh karena itu
kemudian pelayanan berkembang ke luar klinik !rumah sakit", dengan harapancakupan jadi lebih besar dan pengelompokan ibu hamil lebih sistematis. alah
satu bentuk atau model pelayanan yang proaktif itu adalah $trategi %endekatan
&esiko' !%&". Dengan %& ini kita mengenal kelompok golongan resiko tinggi
yang memerlukan penanganan khusus yang tidak terdapat di pelayanan kesehatan
primer seperti puskesmas. oleh karena itu, mereka perlu dirujuk ke unit pelayanan
yang lebih tinggi, minimal di &umah akit (abupaten)(otamadya.1
(ita lihat di sini, bahwa %& yang dianggap sebagai salah satu bentuk
pelayanan yang proaktif hanya akan berhasil bila didukung oleh model pelayanan
yang proaktif lainnya yaitu $istem &ujukan' !&". (edua bentuk pelayanan
tersebut tidak terpisahkan karena satu sama lain saling mengisi dan
membutuhkan.1
&ujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan
komponen yang penting dalam system pelayanan kesehatan maternal. Dengan
memahami sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan dapat
memperbaiki kualitas pelayanan pasien.
*
1
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
2/22
+akta melonjaknya kematian ini tentu sangat memalingkan pemerintahan
yang sebelumnya bertekad akan menurunkan (I hingga 1-)1--.--- kelahiran
hidup pada tahun *-1/ sesuai dengan target 0illenium Deelopment 2oals
!0D2s". Data urey Dasar kematian Ibu !D(I" tahun *--3 menunjukkan
angka kematian ibu !(I" di Indonesia tertinggi se456, jumlahnya mencapai
**)1--.--- kelahiran hidup. %emerintah masih dituntut bekerja keras
menurunkannya hingga tercapai target 0illenium Deelopment 2oals !0D2s",
menurunkan (I menjadi 1-*)1--.---pada tahun *-1/.7
6amun ebelumnya 0enteri (esehatan !0enkes" 6afsiah 0boi menolak
mengakui hasil D(I *-1* adalah (ementerian (esehatan !(emenkes".
ebelumnya 0enteri (esehatan berdalih, terjadi perbedaan metode perhitungan
dalam D(I *-1* sehingga angka kematian ibu melahirkan melonjak.
(ontroersi angka kematian ibu inilah yang menyebabkan peluncuran D(I *-1*
selalu tertunda. 6amun justru 0enko (esra menyatakan bahwa tidak ada yang
salah dalam surey tersebut.7
II. Latar belakang
etiap kehamilan mempunyai kemungkinan untuk mendapat komplikasi
atau penyulit, yang dapat membahayakan ibu atau bayi, baik berupa kesakitan
maupun kematian. %ersepsi ini berkembang pula di masyarakat tradisional, yang
menganggap bahwa $tiap kehamilan)persalinan, nyawa ibu dan bayi taruhannya'.
tas dasar itu, harus ada upaya untuk memberdayakan ibu hamil, suami, keluarga
dan masyarakat, agar bisa menyelamatkan ibu dan bayi.
%roses penurunan ngka (ematian Ibu !(I" di Indonesia lambat, antara
lain disebabkan oleh8
%ersentase persalinan di rumah masih tinggi, yaitu 3-9
(asus &ujukan :erlambat masih banyak
%endekatan yang bersifat kuratif # reaktif terhadap komplikasi persalinan,
ternyata tidak cukup untuk dapat menurunkan jumlah kematian)kesakitan ibu
dan bayi baru lahir.
(urang lebih 3-9 penduduk tinggal di pedesaan dengan pola pikir
tradisional dan keterbatasan ekonomi, termasuk mereka yang di desa pegunungan,
2
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
3/22
di pulau terpencil, jauh dari akses pelayanan dan akses rujukan, serta di daratan
rendah dengan sungai besar dan banjir besar di musim hujan, menyebabkan sulit
untuk bisa mencapai rujukan. (ondisi tersebut menyebabkan & &ujukan tidak
dapat dicapai dalam waktu * jam, yaitu waktu maksimal yang diperlukan untuk
menyelamatkan ibu yang mengalami perdarahan pascasalin.
Dengan kondisi geografis demikian, berkembanglah isu4isu tentang
masalah dan kendala dalam pemberian pelayanan kesehatan reproduksi, baik
pelayanan ibu hamil, persalinan, maupun (eluarga Berencana.
ngka (ematian Ibu !(I" merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. ngka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke
/ yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai
tahun *-1/ adalah mengurangi sampai ; resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil
surei yang dilakukan (I telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium
masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus./
3
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
4/22
2ambar diatas menunjukkan data (I Indonesia secara 6asional dari
tahun 1
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
5/22
mempunyai fasilitas sarana dan prasarana kegawatdaruratan obstetri yang lebih
lengkap.=
>al ini didukung oleh pernyataan > bahwa kasus4kasus kegawatan
obstetri4perinatal mempunyai ariasi yang sangat besar, khususnya dalam aspek
penyebab komplikasi maupun dalam aspek derajat komplikasi. leh sebab itu,
ketepatan keputusan klinik akan sangat berpengaruh terhadap prognosis yang
terjadi. (eputusan klinik juga penting karena alur rujukan tidak harus berjenjang
beruntun, tetapi dapat melompat sesuai dengan kebutuhan. :enaga bidan desa di
tingkat masyarakat dapat merujuk langsung ke &umah akit tanpa melewati
%uskesmas, jika diyakini bahwa kasus yang dihadapi tidak dapat ditolong di
%uskesmas.=
Berdasarkan sifatnya, rujukan ibu hamil dibedakan menjadi8*
a. &ujukan kegawatdaruratan
&ujukan kegawatdaruratan adalah rujukan yang dilakukan sesegera mungkin
karena berhubungan dengan kondisi kegawatdaruratan yang mendesak.
b. &ujukan berencana
&ujukan berencana adalah rujukan yang dilakukan dengan persiapan yang lebih
panjang ketika keadaan umum ibu masih relatif lebih baik, misalnya di masa
antenatal atau awal persalinan ketika didapati kemungkinan risiko komplikasi.
(arena tidak dilakukan dalam kondisi gawat darurat, rujukan ini dapat dilakukan
dengan pilihan modalitas transportasi yang lebih beragam, nyaman, dan aman
bagi pasien.
dapun rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila8*
4 (ondisi ibu tidak stabil untuk dipindahkan
4 (ondisi janin tidak stabil dan terancam untuk terus memburuk4 %ersalinan sudah akan terjadi
4 :idak ada tenaga kesehatan terampil yang dapat menemani
4 (ondisi cuaca atau modalitas transportasi membahayakan
Rujukan Ua!a Kesehatan
Dalam istem (esehatan 6asional !1
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
6/22
1. &ujukan (esehatan !>ealth &eferral"8 terutama berkaitan dengan upaya
pencegahan, berupa bantuan teknologi, sarana atau operasional.
*. &ujukan 0edik !0edical &eferral"8 berupa rujukan pelayanan, meliputi
penyembuhan dan pemulihan kasus spesialistik)subspesialistik.
%ada tahun 1amil, 6ifas, 0enyusui, dan
(eluarga Berencana, di tiap kecamatan dengan satu atau dua %uskesmas dengan
dokter dan bidannya, serta (abupaten dengan &umah akit dan Dokter
pesialisnya.1
(ebijakan yang ada pada saat ini difokuskan kepada81
1. %enanganan Ibu >amil dengan (omplikasi
6
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
7/22
*. %encegahan terhadap :iga :erlambat8 :erlambat mengambil keputusan,
transportasi pengiriman ke %usat &ujukan, dan penanganan yang adekuat di &
&ujukan.
Peren%anaan Rujukan&
(omunikasikan rencana merujuk dengan ibu dan keluarganya, karena
rujukan harus medapatkan pesetujuan dari ibu dan)atau keluarganya. :enaga
kesehatan perlu memberikan kesempatan, apabila situasi memungkinkan, untuk
menjawab pertimbangan dan pertanyaan ibu serta keluarganya. Beberapa hal
yang disampaikan sebaiknya meliputi8
4 Diagnosis dan tindakan medis yang diperlukan
4 lasan untuk merujuk ibu
4 &isiko yang dapat timbul bila rujukan tidak dilakukan
4 &isiko yang dapat timbul selama rujukan dilakukan
4 aktu yang tepat untuk merujuk dan durasi yang dibutuhkan untuk merujuk
4 :ujuan rujukan
4 0odalitas dan cara transportasi yang digunakan
4 6ama tenaga kesehatan yang akan menemani ibu
4 ?am operasional dan nomer telepon rumah sakit)pusat layanan kesehatan yang
dituju
4 %erkiraan lamanya waktu perawatan
4 %erkiraan biaya dan sistem pembiayaan !termasuk dokumen kelengkapan
untuk ?ampersal, ?amkesmas, atau asuransi kesehatan"
4 %etunjuk arah dan cara menuju tujuan rujukan dengan menggunakan
modalitas transportasi lain
4 %ilihan akomodasi untuk keluarga
>ubungi pusat layanan kesehatan yang menjadi tujuan rujukan dan
sampaikan kepada tenaga kesehatan yang akan menerima pasien hal4hal berikut
ini8
4 Indikasi rujukan
4 (ondisi ibu dan janin
4 &encana terkait prosedur teknis rujukan !termasuk kondisi lingkungan dan
cuaca menuju tujuan rujukan"
4 (esiapan sarana dan prasarana di tujuan rujukan
4 %enatalaksanaan yang sebaiknya dilakukan selama dan sebelum transportasi,
berdasarkan pengalaman4pengalaman rujukan sebelumnya.
7
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
8/22
I'. Strategi Pendekatan Risik#
danya bentuk pelayanan proaktif untuk mencegah keterlambatan rujukan
adalah dengan trategi %endekatan &isiko. Dalam mewujudkan trategi
%endekatan &isiko, &ochjati %, membagi ibu hamil dalam dua kelompok,
berdasarkan gambaran klinisnya, yaitu81
1. &isiko &endah8 0ereka yang tidak bermasalah
*. &isiko :inggi8 0ereka yang bermasalah, dibagi lagi dalam tiga kelompok8
a. da %otensi 2awat bstetri !%2"
b. da 2awat bstetri !2"
c. da 2awat Darurat bstetri !2D"
elain cara, pengelompokan di atas, ibu hamil dapat dikelompokkan pula
berdasarkan koring.1
1. (ehamilan &isiko &endah !(&&" 8 kor E * warna hijau
*. (ehamilan &isiko :inggi !(&:" 8 kor E @41- warna kuning
7. (ehamilan &isiko angat :inggi !(&:" 8 kor F 1- warna merah
%enjelasan tentang masing4masing kelompok dapat dilihat pada :abel 1/4*.
Berdasarkan adanya pengelompokan tersebut &ujukan :erencana dibagi dua,
yaitu81
1. &ujukan Dini Berencana !&DB" atau &ujukan Dalam &ahim !&D&"
*. &ujukan :epat aktu !&:"
Status Risik# (akt#r Risik# )ambaran Klinis Jenis Rujukan
(elompok 1 1. %rimi 0uda
*. %rimi :ua
7. %rimi :ua ekunder
=. nak terkecil G * tahun
/. 2rande multi
@. Amur H 7/ tahun3. :inggi badan 1=/ cm
. &iwayat obstetric
buruk
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
9/22
(elompok II 11. %enyakit ibu
1*. %reeklampsia ringan
17. 2emelli1=. >idramnion
1/. IA+D
1@. >amil serotinus
13. etak intang
1. etak ungsang
2 &DB atau &D&
(elompok III 10I6 (0%I(I
B:5:&I(
(0%I(I
B:5:&I(
&& %erdarahan %%
&: &etensio plasenta DI6I &:
&: %artus lama dan Infeksi 6?A: & :erlambat
'. Keterlambatan Rujukan
(eterlambatan rujukan terjadi di beberapa aspek yaitu pada aspekmasyarakat dan pihak keluarga sangat menentukan pengambilan keputusan untuk
melakukan rujukan seorang ibu dengan kegawatdaruratan obstetri, kesulitan
mendapatkan sarana transportasi dan kesulitan biaya sangat mempengaruhi
terjadinya keterlambatan rujukan. %ada aspek dukun, keterlambatan terjadi karena
terlambatnya memanggil bidan setelah mereka mengalami kesulitan dalam proses
menolong persalinan.
%ada aspek bidan, keterlambatan terjadi karena keterbatasan kemampuan
bidan untuk menangani kasus kegawatdaruratan obstetri, bidan tidak berada di
pemukiman penduduk. %ada aspek %uskesmas, tempat dan bidan terlambat
melakukan pertolongan persalinan karena faktor geografi dan keterbatasan sarana
transportasi untuk mencapai keterlambatan terjadi karena keterbatasan
kemampuan dokter untuk melakukan penanganan kasus kegawatdaruratan
obstetri, dokter %uskesmas tidak berada di tempat dan fasilitas rujukan seperti
ambulans tidak berada di tempat saat pasien akan dirujuk. %ada aspek rumah sakit,
9
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
10/22
keterlambatan terjadi karena tidak adanya dokter spesialis kandungan,
keterbatasan kemampuan dokter umum dan bidan, keterbatasan persediaan darah
dan keterlambatan dokter umum untuk melakukan tindakan karena jadwal jaga
yang bersifat siap panggil "on call#.
ecara umum, rujukan dilakukan apabila tenaga dan perlengkapan di suatu
fasilitas kesehatan tidak mampu menatalaksana komplikasi yang mungkin terjadi.
Dalam pelayanan kesehatan maternal dan perinatal, terdapat dua alasan untuk
merujuk ibu hamil, yaitu ibu dan atau janin yang dikandungnya.*
Beberapa faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih
didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. edangkan faktor tidak
langsung penyebab kematian ibu karena faktor terlambat dan terlalu. Ini semua
terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi./
+aktor risiko kematian ibu adalah terlalu tua hamil !hamil di atas usia 7/
tahun" sebanyak. :erlalu muda untuk hamil !hamil di bawah usia *- tahun", terlalu
banyak !jumlah anak lebih dari =" dan terlalu dekat !jarak antar kelahiran kurang
dari * tahun"./
10
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
11/22
2rafik diatas menunjukkan distribusi persentase penyebab kematian ibu
melahirkan, berdasarkan data tersebut bahwa ada beberapa faktor penyebab
kematian ibu melahirkan yakni, perdarahan eklampsia dan infeksi./
%erdarahan menempati presentase tertinggi penyebab kematian ibu !*9",
anemia dan (ekurangan 5nergi (ronis !(5(" pada ibu hamil menjadi penyebab
utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama
ibu. Di berbagai 6egara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 1-9 sampai
hamper @-9. alaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami
perdarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah
yang berat !anemia berat" dan akan mengalami masalah kesehatan yang
berkepanjangan !>"./
11
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
12/22
%ersentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang ada eklampsia
!*=9", kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi "$ipertensi#
yang tidak terkontrol saat persalinan. >ipertensi dapat terjadi karena kehamilan,
dan akan kembali normal setelah bayi lahir. (ondisi ini akan menjadi lebih berat
bila hipertensi sudah di derita ibu sebelum hamil. !%rofil (esehatan Indonesia,
*--3", sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan
adalah infeksi !119"./
(ematian ibu) maternal mortality, merupakan salah satu indikator dari
kesejahteraan suatu bangsa. >al ini karena apabila ditinjau dari penyebabnya,
kematian ibu merupakan suatu permasalahan yang kompleks. %enyebab kematian
ibu telah dirinci menjadi dua, yaitu penyebab langsung adan penyebab tidak
langsung.7
Pen!ebab Langsung*
1. %erdarahan !*9"
%erdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang
dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian.
ebanyak *-9 wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal
kehamilan dan sebagian mengalami abortus.
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
13/22
B. (elainan kongenital uterus
4 nomali duktus 0ulleri
4 eptum Aterus
4 Aterus bikornis
4 Inkompetensi seriks uterus
4 0ioma uteri
4 indroma sherman
C. utoimun
4 loimun
4 0ediasi imunitas humoral
4 0ediasi imunitas seluler
D. Defek fase luteal
4 +aktor endokrin eksternal
4 ntibodi antitiroid hormon
4 intesis > yang tinggi
5. Infeksi
+. >ematologik
2. ingkungan
13
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
14/22
>.
*. 5klampsi)%reeklampsi !*=9"
%reeklampsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan
proteinuria, edema atau kedua4duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah
minggu ke *- atau kadang4kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan
hidatidiformis yang luas pada ili dan korialis. %reeklampsia adalah penyakit
dengan tanda4tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena
kehamilan.
%enyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapidapat
terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. %reeklampsia merupakan
suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke4*-
pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.
%reeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan
atau edema setelah umur kehamilan *- minggu atau segera setelah persalinan.
2ejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan *- minggu pada penyakit
trofoblas. %reeklampsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat
diprediksi dan progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi
organ yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negatif pada
lingkungan janin.@,11
%enyebab preeklampsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun
penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju.
emuanya baru didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah
sebabnya preeklampsia disebut juga $disease of theory'.@,11
:eori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan 8
1. ebab bertambahnya frekuensi pada primigraida, kehamilan ganda,
hidramnion, dan molahidatidosa.
14
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
15/22
*. ebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
7. ebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus.
=. ebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan4kehamilan berikutnya.
/. ebab timbulnya hipertensi, oedema, proteinuria, kejang dan koma.
5klampsia merupakan komplikasi serius dari kehamilan ditandai dengan
timbulnya satu atau lebih kejang yang berhubungan dengan sindrom
preeklampsia.@,11
5klampsia ialah kejadian akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
nifas yang ditandai dengan adanya gejala dan tanda preeklampsia disertai dengan
kejang atau koma. 5klampsia sering timbul pada trimester terakhir kehamilan dan
semakin sering terjadi apabila kehamilan mendekati aterm. :anda khas eklampsia
yaitu adanya kejang tonik4klonik yang timbul pada wanita dengan hipertensi
dalam kehamilan. %ada kondisi seperti ini resiko kehamilan maternal dan perinatal
meningkat.@,11
%reeklampsia dibagi menjadi ringan dan berat. Di kategorikan berat jika
ditemukan 811
1. :ekanan darah sistolik H1@- mm>g atau diastolik H11- mm>g
*. %roteinuria H/ gram)*= jam atau F positif 7 pada pemeriksaan kuantitatif
7. ligouria, urin =-- ml)*= jam
=. (eluhan serebral, nyeri epigastrium, gangguan penglihatan
/. ianosis karena edem paru
@. :rombosit urin, enJim hati meningkat.
15
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
16/22
(ejang pada eklampsia dibagi menjadi = tingkatan yaitu 811
1. :ingkat awal atau aura
*. :ingkat kejang tonik
7. :ingkat kejang klonik
=. :ingkat koma
7. bortus !/9"
bortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang
dari *- minggu atau berat janin kurang dari /-- gram.
3,
dapun dikenal pula abortus habitualis, abortus infeksiosa dan abortus septik.3,
Asia kehamilan saat terjadinya abortus bisa memberi gambaran tentang
penyebabnya. ebagai contoh, antip$osp$olipid syndrome !%" dan
inkompetensi seriks sering terjadi setelah trimester pertama.@
(lasifikasi abortus dibedakan menjadi * yaitu 8@,3,
a. 0enurut terjadinya 8
1. bortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja.
*. bortus prookatus ! induksi abortus" hanya dibolehkan bila bertujuan
menjaga kesehatan fisik, mental serta kehidupan ibu hamil. bortus yang
disengaja ini dapat bersifat murni medisinalis, tetapi dapat pula bersifat
medisinalis kriminalis tergantung dari pelaku abortusnya yang dibedakan
antara 8
4 bortus prookatus medisinalis !terapeutik" yaitu abortus yang dilakukan atas
indikasi medis.
4 bortus prookatus kriminalis yaitu abortus yang dilakukan tanpa indikasi
medis.
16
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
17/22
b. 0enurut gambaran klinis 8@,3,
1. bortus membakat
*. bortus insipiens7. bortus inkomplit
=. bortus komplit
/. 0issed abortion
=. Infeksi !119"
%ersalinan aman dan bersih merupakan salah satu pilar afe 0otherhood.
Infeksi dalam kehamilan, perslinan dan masa nifas merupakan penyebab utama
kedua dari (ematian Ibu dan %erinatal. Infeksi nosokomial atau dengan organisme
yang kebal terhadap banyak obat menjadi rendah.@
5ndometritis akut merupakan infeksi pascapersalinan yang banyak terjadi.
eksio sesarea merupakan faktor terpenting yang memberi sumbngan pada
frekuensi dan keparahan endometritis pasca persalinan yaitu sebesar 1- kali lebih
besar jika dibandingkan dengan yang melahirkan peraginam.@
Infeksi maternal lainnya jarang, termasuk infeksi saluran kencing
nosokomial, infeksi episiotomi, pneumonia nosokomial, septikemia, dan infeksi
payudara !mastitis".@Infeksi janin utero disebabkan oleh irus !sitomegaloirus,
rubela, arisela, >IK, paroirus", protoJoa !toksoplasma gondii", dan bakteria
!sifilis kongenital".@
/. %artus lama)persalinan macet !/9"
%artus lama berawal saat pembukaan seriks telah lengkap dan berakhir
dengan keluarnya janin. 0edian durasinya adalah /- menit untuk nulipara dan *-
menit untuk multipara, tetapi angka ini juga sangat berariasi. %ada ibu dengan
paritas tinggi yang agina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali
usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan
janin. ebaliknya, pada seorang ibu panggul sempit atau janin besar, atau dengan
kelainan gaya ekspulsif akibat anestesia regional atau sedasi yang berat, maka
kala dua dapat sangat memanjang. (ilpatrick dan laros melaporkan bahwa rata4
17
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
18/22
rata persalinan kala dua, sebelum pengeluaran janin spontan, memanjang sekitar
*/ menit oleh anestesia regional. eperti telah disebutkan, tahap panggul atau
penurunan janin dalam persalinan umumnya berlangsung setelah pembukaan
lengkap.1*
Pen!ebab Tidak Langsung*
1. %endidikan #H pendidikan ibu berpengaruh pada sikap dan perilaku dalam
pencapaian akses informasi yang terkait dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan ibu. 0asih banyak ibu dengan pendidikan rendah terutama yangtinggal di pedesaan yang menganggap bahwa kehamilan dan persalinan adalah
kodrat wanita yang harus dijalani sewajarnya tanpa memerlukan perlakuan
khusus !pemeriksaan dan perawatan".
*. osial ekonomi dan sosial budaya yang masih rendah #H pengaruh budaya
setempat masih sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan ibu dalam
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu. Contoh 8 budaya
Indonesia mengutamakan kepala keluarga untuk mendapat makanan bergiJi,
dan ibu hamil hanya sisanya.
7. :erlalu dalam melahirkan 8 :erlalu muda !batasan reproduksi sehat *- # 7/
tahun"L :erlalu tua !kehamilan berisiko pada usia di atas 7- tahun"L :erlalu
sering !jarak ideal untuk melahirkan 8 * tahun"L :erlalu banyak !jumlah
persalinan di atas =".
%encegahan penurunan ngka (ematian Ibu !(I" 87
1. %eningkatan kualitas dan cakupan layanan, meliputi 8
%ertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penyediaan tenaga
kesehatan di desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan di
polindes)pustu)puskesmas, kemitraan bidan dengan dukun bayi, pelatihan bagi
nakes.
%enyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan
sesuai standar bidan desa di polindes, pustu, puskesmas dengan fasilitas
%65D dan %65(.
18
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
19/22
0encegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran, (I5 untuk mencegah = terlalu, pelayanan (Bberkualitas.
%emantapan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, menjalin kemitraan
dengan pemda, organisasi profesi, dan swasta.
%eningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat, meningkatkan
pengetahuan tentang tanda bahaya, pencegahan keterlambatan dan penyediaan
buku (I L kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalianan
dan kegawatdaruratan L pencegahan = terlalu L penyediaan dan pemanfaatan
yankes ibu dan bayi.
*. %eningkatan kapasitas manajemen pengelola program melalui peningkatan
kemampuan pengelola program, agar mampu melaksanakan, merencanakan
dan mengealuasi kegiatan sesuai kondisi daerah.
7. osialisasi dan adokasi melalui penyusunan hasil informasi cakupan
program dan data informasi tentang masalah yang dihadapi daerah sebagai
substansi untuk sosialisasi dan adokasi.
+akuan Pert#l#ngan Persalinan ,leh -idan atau Tenaga Kesehatan
alah satu faktor tingginya (I di Indonesia adalah disebabkan karena
relatif masih rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Departemen
(esehatan menetapkan target
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
20/22
)ambaran Kesulitan ada Kasus Rujukan Terlambat
Di samping hasil akhir yang umumnya tidak memuaskan, baik dalam
bentuk kematian atau kesakitan ibu dan bayi, pada kasus4kasus &ujukan
:erlambat, terjadi juga kesulitan4kesulitan lain, seperti81
i Rumah
(esulitan untuk mengambil keputusan karena kejadiannya yang mendadak serta
faktor sosioekonomibudaya yang tidak mendukung.
i Perjalanan
gar semuanya berjalan lancar, dibutuhkan8
-idan, sebagai pengantar
Alat transportasi
Keluarga
Surat &ujukan
,bat
Kendaraan khusus
Uang i Rumah Sakit
%erlu tindakan stabilisasi untuk memperbaiki keadaan umum, obat, dan alat yang
mahal, serta tindakan yang sulit direncanakan.
Pas%atindakan
Ibu memerlukan rawat inap lebih lama dengan penggunaan alat dan obat4obat
yang canggih dan mahal sehingga menambah beban keuangan.
Pr#gn#sis
Unpredictable,dengan kemungkinan besar dubia ad malam. >asilnya bias berupa
$/ Ds', yaitu%eat$, %isease, %iscomfort, %isable, atau %issatisfaction.
0isalnya, kasus dengan rupture uteri, terpaksa di histerektomi, dengan akibat ibu
tidak bias hamil dan tidak haid lagi.
20
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
21/22
'I. Kesimulan
&ujukan ibu hamil dan neonatus yang beresiko tinggi merupakan
komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan
memahami sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan dapat
memperbaiki kualitas pelayanan pasien.
(eterlambatan rujukan terjadi di beberapa aspek yaitu pada aspek
masyarakat dan pihak keluarga sangat menentukan pengambilan keputusan untuk
melakukan rujukan seorang ibu dengan kegawatdaruratan obstetri, kesulitan
mendapatkan sarana transportasi dan kesulitan biaya sangat mempengaruhi
terjadinya keterlambatan rujukan sehingga dapat mengakibatkan kematian pada
ibu hamil dan neonatus.
Beberapa faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih
didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi. edangkan faktor tidak
langsung penyebab kematian ibu karena faktor terlambat dan terlalu. Ini semua
terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi.
Beberapa penyebab keterlambatan rujukan yaitu 8
1. %enyebab langsung
4 %erdarahan
4 %reeklampsia)5klampsia
4 bortus
4 Infeksi
4 %artus lama
*. %enyebab tidak langsung
4 %endidikan
4 osial ekonomi4 osial Budaya
A(TAR PUSTAKA
21
-
7/25/2019 BAGIAN OBSTETRI.docx
22/22
1. &ochjati %. istem &ujukan. bstetri dan 2inekologi osial. *-11, %:.
Bina %ustaka arwono %rawirohardjo8 ?akarta. %. */4*@.
*. (oemara 2. istem dan Cara &ujukan. Buku aku. %elayanan
(esehatan Ibu Di +asilitas (esehatan Dasar dan &ujukan. 5disi %ertama.
*-17. %77.
7. D(I. %enyebab ngka (ematian Ibu 0eningkat di Indonesia. *--3.
ailable +rom www.growupclinic.com.
=. Irasnty., D. 2ufria., etc. %encegahan (eterlambatan &ujukan 0aternal.
?urnal 0anajemen %elayanan (esehatan. ailable from A&8
http8))www.repsitory.ugm.ac.id
/. ngka (ematian Ibu 0elahirkan. urey (esehatan Indonesia. ailable
from ngka (ematian Ibu 0elahirkan.pdf. *-1-
@. ikjisastro >. Ilmu (ebidanan. *--3. %:. Bina %ustaka arwono
%rawirohardjo8 ?akarta
3. &etno.B+. bortus. &angkuman %rotap bgyn. Aniersitas >asanuddin.
*--3.
. 6athan.,0D. auren., etc. pontaneus bortion. 0c2raw4>illMs. *--@
Chapter 1=.
ypertension. >igh &isk %regnancy. *--@. Chapter 7@.
%11=-.
1*. 0ardani., 6. &ita., etc. >ubungan %artus ama Dengan (ejadian sfiksia
6eonatorium %ada %rimigrafida dan 0ultigraida. ailable from A& 8
http8))www.ejurnal.mithus.ac.id.
22
http://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/Angka%20Kematian%20Ibu%20Melahirkan.pdfhttp://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/Angka%20Kematian%20Ibu%20Melahirkan.pdf