bagian ketiga fakta dan analisa wilayah kabupaten bone

1488

Upload: vohanh

Post on 21-Dec-2016

309 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 2

    Dengan kondisi demikian, maka kebutuhan suatu dokumen perencanaan

    keruangan yang memuat arahan perencanan wilayah Kabupaten Bone sebagai

    matra dokumen perencanaan Program Pembangunan Daerah (RPJM/P)

    Kabupaten Bone. Penyusunan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone

    2010-2030 dimaksudkan untuk penyiapan dokumen penataan ruang Kabupaten

    Bone yang baru yang berdimensi perencanaan 20 (dua puluh) tahun ke depan

    (UU No. 26 Tahun 2007; ) yang berfungsi sebagai: (1) matra keruangan dari

    pembangunan di Kabupaten Bone, (2) dasar kebijakan pokok pemanfaatan ruang

    di Kabupaten Bone, (3) alat untuk mewujudkan keseimbangan perkembangan

    antarkawasan dan antarwilayah di Kabupaten Bone, serta keserasian antar sektor

    pembangunan.

    Muatan perencanaan RTRW Kabupaten Bone 2011-2031, meliputi: rencana

    tata ruang kawasan lindung dan budidaya; kawasan perkotaan; kawasan

    perdesaan; kawasan pesisir; rencana sistem sarana dan prasarana utama wilayah;

    rencana penatagunaan tanah, air, udara; rencana kebutuhan fasilitas sosial;

    ekonomi, dan pelayanan umum; rencana struktur tata ruang; rencana pola

    pemanfaatan ruang; rencana pengelolaan pembangunan; rencana indikasi

    program dan SDA lainnya; sehingga bermanfaat sebagai acuan kebijaksanaan dan

    program pembangunan, ijin lokasi, keterpaduan dan dasar perencanaan yang

    lebih rinci. Secara khusus kawasan pesisir pantai dan kelautan akan dikaji lebih

    mendalam dalam pengelolaannya (sumberdaya hayati dan non hayati) dan

    merupakan bagian yang penting di dalam segmen RTRW Kabupaten Bone secara

    keseluruhan.

    Keseluruhan materi maupun substansi penyusunan Revisi Rencana Tata

    Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone tetap mengacu pada Undang-Undang

    No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; Permendagri No. 2 Tahun 1988

    tentang Pedoman Perencanaan Tata Ruang Kota dan Kepmen Kimpraswil Nomor

    327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 3

    serta Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 34/MEN/2002 tentang

    Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

    1.2 PERMASALAHAN KEWILAYAHAN KABUPATEN BONE

    Berdasarkan pertimbangan di atas, rumusan permasalahan awal yang

    terungkap dalam penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    Kabupaten Bone 2011-2031 adalah:

    1. Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah daratan, wilayah

    pesisir kaitannya dengan wilayah lain di sekitarnya sesuai fungsi yang telah

    ditetapkan?

    2. Bagaimana formulasi konsep pengelolaan wilayah daratan, pesisir kaitannya

    dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya alam?

    3. Bagaimana struktur, dan dinamika pembangunan wilayah daratan, pesisir

    sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi terpadu?

    4. Seberapa besar potensi dan permasalahan wilayah daratan, pesisir Kabupaten

    Bone dalam mendukung pengembangan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan?

    5. Bagaimana bentuk perangkat kebijaksanaan dan strategi dan pengelolaan

    pembangunan di wilayah Kabupaten Bone dalam mengalokasikan berbagai

    kegiatan pembangunan?

    6. Bagaimana bentuk formulasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone,

    kaitannya dengan alokasi pemanfaatan ruang secara terpadu, sinergis dan

    interkoneksitas dengan wilayah kabupaten lain dalam konteks Provinsi

    Sulawesi Selatan?

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 4

    1.3 TUJUAN, SASARAN, FUNGSI DAN KEGUNAAN RTRWKABUPATEN BONE 2010-2030

    1.3.1 TUJUAN

    Tujuan Revisi RTRW Kabupaten Bone 2011-2031 adalah:

    1 Terwujudnya RTRW Kabupaten Bone yang berkualitas, serasi dan optimal

    sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan Kabupaten Bone dalam konteks

    pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan;

    2 Terciptanya kebutuhan pembangunan dan kemampuan daya dukung

    lingkungan melalui pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan

    sumberdaya buatan;

    3 Tercapainya keseimbangan pembangunan sektor dan antar wilayah/kawasan

    yang terintegrasi dengan rencana-rencana pembangunan lainnya untuk

    mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, guna meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dan pertahanan dan keamanan.

    1.3.2 SASARAN

    Guna mewujudkan RTRW Kabupaten Bone yang berkualitas, maka sasaran

    Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Bone 2010-2030 adalah:

    1. Terumuskan pengelolaan kawasan berfungsi lindung dan kawasan budidaya;

    2. Terumuskan pengelolaan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan dan

    kawasan strategis lainnya;

    3. Terumuskan sistem kegiatan pembangunan dan sistem permukiman

    perkotaan dan perdesaan;

    4. Tersusunnya sistem prasarana wilayah yang meliputi prasarana transportasi,

    pengairan, energi/listrik, telekomunikasi dan pengelolaan prasarana

    lingkungan;

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 5

    5. Terumuskan pengembangan kawasan-kawasan yang perlu diprioritaskan

    pengembangannya dan penanganannya selama jangka waktu rencana;

    6. Tersusunnya rencana penatagunaan lahan/tanah, air, udara, hutan, mineral,

    sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan yang merupakan bagian

    integral dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang

    wilayah.

    1.3.3 FUNGSI

    Fungsi-fungsi yang akan terumuskan dalam Penyusunan Revisi RTRW

    Kabupaten Bone 2011-2031 adalah:

    1. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

    dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

    2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah Kabupaten Bone;

    3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten

    Bone;

    4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten Bone yang dilakukan pemerintah,

    masyarakat, dan swasta;

    5. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten Bone;

    6. dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah

    kabupaten Bone yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian

    insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan

    7. acuan dalam administrasi pertanahan.

    1.3.4 KEGUNAAN

    Kegunaan Peninjauan dan Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Bone

    2010-2030 adalah sebagai acuan dalam penyusunan maupun pelaksanaan

    program di Kabupaten Bone, yang antara lain:

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 6

    1. Berguna bagi Departemen/Instansi Pusat dan Provinsi dalam penyusunan

    program-program dan proyek-proyek pembangunan lima tahunan dan

    tahunan secara terkoordinasi dan terintegrasi;

    2. Berguna bagi pemerintah Kabupaten Bone dalam penyusunan program dan

    proyek pembangunan lima tahunan dan tahunan wilayah Kabupaten Bone;

    3. Berguna bagi Pemerintah Kabupaten Bone sebagai acuan dalam penetapan

    investasi yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat dan swasta. Sebagai

    acuan dalam perizinan pemanfaatan ruang lokasi pembangunan serta

    pelaksanaan kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bone;

    4. Berguna bagi Pemerintah Kabupaten Bone dalam penyusunan Rencana Detail

    dan Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis.

    Kedudukan fungsi dan kegunaan RTRW Kabupaten Bone dalam Hirarki

    Rencana Tata Ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten dapat dilihat pada

    Gambar 1.1.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 7

    Gambar 1.1:Kedudukan Penyusunan RTRW Kabupaten Bone 2010-2030Dalam Hirarki Rencana Tata Ruang Provinsi dan Nasional

    Kebijakan, Visi danMisi Nasional

    Kebijakan, Visi danMisi Provinsi Sulsel

    Kebijakan, Visi danMisi Kab. Lutim

    RPJM/PNasional

    RPJM/PProvinsi Sul Sel

    RPJM/PKabupaten Bone

    Rencana Struktur danPola Ruang RTRW

    Nasional

    Rencana Struktur danPola Ruang RTRW

    Provinsi Sulsel

    Rencana Tata RuangWilayah (RTRW)Kabupaten Bone

    Rencana RinciKabupaten Bone

    RDTR & ZR KawasanStrategis

    RTBL/RTRK KawasanKabupaten Bone

    Nasional

    Provinsi

    Kabupaten

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 8

    1.4 AZAS PENYUSUNAN REVISI RTRW KABUPATEN BONE

    Azas Fungsi Utama. Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan fungsi utama

    perlindungan dan budidaya.

    Azas Fungsi Kawasan dan Kegiatan. Pemanfaatan ruang dilakukan berdasarkan

    fungsi kawasan dan kegiatan yang meliputi kawasan perdesaan, kawasan

    perkotaan, dan kawasan tertentu.

    Azas Manfaat. Pemanfaatan ruang dilakukan secara optimal dan harus

    tercermin di dalam penentuan jenjang, fungsi pelayanan kegiatan dan sistim

    jaringan prasarana wilayah.

    Azas kelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Menciptakan hubungan

    yang serasi antarmanusia dan lingkungan yang tercermin dari pola intensitas

    pemanfaatan ruang atau pemberian fungsi tertentu pada suatu kawasan.

    Azas Berkelanjutan. Penataan ruang harus menjamin kelestarian, kemampuan

    daya dukung sumberdaya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan

    bathin antargenerasi.

    Azas Keterbukaan. Setiap orang/pihak dapat memperoleh keterangan mengenai

    produk perencanaan tata ruang dan proses yang ditempuh dalam penataan

    ruang.

    Azas Keseimbangan dan Keserasian. Keseimbangan dan keserasian struktur dan

    pola pemanfaatan ruang bagi persebaran penduduk antarkawasan serta

    antarsektor dan daerah dalam satu kesatuan wawasan nusantara, serta

    keserasian fungsi dan intensitas pemanfaatan ruang dalam wilayah kabupaten.

    Di samping azas tersebut di atas, RTRW Kabupaten Bone harus

    mencerminkan adanya sinergitas wilayah dan kesesuaian pemanfatan ruang,

    dimana kemampuan wilayah secara keseluruhan dapat berkembang dan

    meningkat akibat terciptanya interaksi atau keterkaitan fungsional yang optimal

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 9

    antara unit-unit wilayah/ kawasan yang ada, antara lain berwujud keterkaitan

    dan atau saling ketergantungan antarunit wilayah/kawasan yang mendorong

    berkembangnya arus pertukaran barang dan jasa.

    Kesesuaian pemanfaatan ruang dimaksudkan bahwa dalam proses

    penataan ruang perlu diperhatikan aspek kesesuaian antara kebutuhan kegiatan

    usaha di satu pihak dengan kemampuan wilayah/kawasan di lain pihak, dengan

    demikian dapat dicapai optimasi pemanfaatan ruang dan sekaligus menghindari

    konflik pemanfatan ruang antarsektor sedini mungkin. Kesesuaian tersebut

    menjadi kesesuaian ekologis dan kesesuaian sosio ekonomis.

    1.5 RUANG LINGKUP

    Bahasan sub bab ini akan dijelaskan tentang substansi penyusunan Revisi

    RTRW Kabupaten Bone 2010-2030, batasan wilayah perencanaan dan dimensi

    waktu rencana termasuk tingkat kedalaman materi.

    1.5.1 MATERI RTRW KABUPATEN BONE

    Substansi Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone

    2011-2031 memuat arahan pengembangan wilayah yang meliputi:

    Potret awal (potensi dan permasalahan) wilayah Kabupaten Bone

    Tujuan dan sasaran pengembangan ruang wilayah Kabupaten Bone

    Arahan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Bone

    Rencana pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya

    Rencana pengelolaan kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan strategis

    Rencana perwilayah pembangunan dan sistem permukiman

    Rencana sistem sarana dan prasarana utama wilayah

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 10

    Penatagunaan tanah, air, dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya

    Rencana tahapan pelaksanaan, indikasi dan pembiayaan program

    pembangunan

    1.5.2 WILAYAH PERENCANAAN REVISI RTRW KABUPATEN BONE

    Wilayah perencanaan Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah

    (RTRW) Kabupaten Bone Tahun 2011-2031 adalah mencakup seluruh wilayah

    administratif Kabupaten Bone (kawasan perkotaan, perdesaaan, kawasan pesisir

    dan kawasan lainnya) sebagai satu kesatuan wilayah (Gambar 1.2 dan Gambar

    1.3).

    1.5.3 DIMENSI WAKTU PERENCANAAN

    Jangka waktu Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bone adalah

    20 (dua puluh) tahun dalam periode Tahun 2011-2031 yang dibagi ke dalam

    program pembagunan 5 (lima) tahunan.

    1.5.4 TINGKAT KEDALAMAN MATERI

    Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone

    2011-2031 dimaksudkan adalah rencana tata ruang setingkat wilayah administrasi

    Kabupaten Bone dengan tingkat kedalaman setara dengan ketelitian peta Skala

    1:50.000.

    Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bone juga

    merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWP) Provinsi

    Sulawesi Selatan ke dalam strategi pelaksanaan, pemanfaatan ruang wilayah

    Kabupaten Bone, yang meliputi: (1) Tujuan Pemanfaatan Ruang, (2) Rencana

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 11

    Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang, (3) Rencana Umum Tata Ruang Wilayah,

    (4) Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bone (Gambar 1.4).

    1.6 DASAR HUKUM

    Dasar hukum bagi kewenangan dan tugas pemerintah di dalam

    perencanaan, pemanfaatan dan pengaturan serta pengendalian tata ruang wilayah

    Kabupaten Bone berdasarkan lingkup skala, antara lain:

    Pasal 33 ayat (3) UUD 1945;

    Undang undang No. 4 Prp Tahun 1960 Tentang Perairan Indonesia;

    Undang undang No. 1 Tahun 1973, tentang Landasan Kontinental;

    Undang undang No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan;

    Undang undang No. 17 Tahun 1985, tentang Ratifikasi Konvensi Hukum Laut

    Internasional;

    Undang undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi SDA Hayati dan

    Ekosistemnya;

    Undang undang No. 4 Tahun 1992, tentang Permukiman dan Perumahan;

    Undang undang No. 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman;

    Undang undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolan Lingkungan Hidup;

    Revisi Undang undang. 22 Tahun 1999 menjadi UU No. 32 Tahun 2004,

    tentang Otonomi Daerah;

    Undang undang No. 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan Keuangan Pusat

    dan Daerah;

    Undang undang No. 20 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Air;

    Undang undang No. 27 Tahun 1999, tentang AMDAL;

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 12

    Undang undang No. 74 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya

    dan Beracun;

    Undang undang No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;

    Undang-undang N0. 27 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

    Pulau-pulau Kecil;

    Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993, tentang AMDAL;

    Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas dan

    Pengendalian Pencemaran Air;

    Peraturan Pemerintah 10 Tahun 2000, tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk

    Penataan Ruang Wilayah;

    Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan

    Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peranserta Masyarakat dalam Penataan

    Ruang;

    Keppres No. 32 Tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

    Keppres No. 57 Tahun 1989, tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya;

    Permendagri No. 15 Tahun 1975, tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata

    Cara Pembebasan Tanah;

    Permendagri No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota;

    Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di

    Daerah;

    Permendagri No. 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat

    dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;

    Kepmen Kehutanan No.301/KPTS-II/1991, tentang Inventarisasi Satwa yang

    Dilindungi Undang-Undang dan/atau Bagian - Bagiannya yang Dipelihara

    oleh Perseorangan;

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 -2031

    I - 13

    Kepmen Lingkungan Hidup No.12/MENLH/3/94, tentang Pedoman Umum

    Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan;

    Kepmen Lingkungan Hidup No. 57/MENLH/12/1995, tentang Analisis

    Mengenai Dampak Lingkungan Terpadu/Multisektoral;

    Kepmen Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001, tentang Jenis Rencana Usaha

    dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan Hidup;

    Keputusan Kepala Bapedal No. 8 Tahun 2000, tentang Peran Serta Masyarakat

    Dalam Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

    Kepmen Kelautan dan Perikanan No. KEP 34/MEN/2002 tentang Pedoman

    Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

    Kepmendagri No. 147 tahun 2004 Tentang Pedoman Koordinasi Penataan

    Ruang Daerah;

    Kepmendagri No. 650-658 tentang Keterbukaan Rencana Kota Untuk Umum;

    Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-056

    Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Lingkungan;

    Instruksi Mendagri No. 14 Tahun 1988, tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau

    di Wilayah Perkotaan;

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Sulawesi Selatan 2008;

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP/M) Kabupaten Bone;

    RTRW Kabupaten Bone Tahun 2000

  • LAPORANPENDAHULUAN

    RE

    VIS

    IR

    EN

    CA

    NA

    TA

    TA

    RU

    AN

    GW

    ILA

    YA

    H(R

    TR

    W)

    KA

    BU

    PA

    TE

    NB

    ON

    E2011

    -2031

    I-

    14

    Gam

    bar

    1.2P

    etaA

    dm

    initrasi

    Kab

    up

    atenB

    on

    e

  • LAPORANPENDAHULUAN

    RE

    VIS

    IR

    EN

    CA

    NA

    TA

    TA

    RU

    AN

    GW

    ILA

    YA

    H(R

    TR

    W)

    KA

    BU

    PA

    TE

    NB

    ON

    E2011

    -2031

    I-

    15

    Gam

    bar

    1.3P

    etaP

    eng

    gu

    naan

    Lah

    anK

    abu

    paten

    Bo

    ne

  • LAPORANPENDAHULUAN

    RE

    VIS

    IR

    EN

    CA

    NA

    TA

    TA

    RU

    AN

    GW

    ILA

    YA

    H(R

    TR

    W)

    KA

    BU

    PA

    TE

    NB

    ON

    E2011

    -2031

    I-

    16

    Gam

    bar

    1.4A

    lur

    Pem

    ikiran

    Pen

    yu

    sun

    anR

    encan

    aT

    ataR

    uan

    gW

    ilayah

    (RT

    RW

    )K

    abu

    paten

    Bo

    ne

    ISU

    PE

    MB

    AN

    GU

    NA

    NW

    ILA

    YA

    H

    G

    lob

    alis

    asi

    D

    ese

    ntra

    lisa

    si

    P

    artis

    ipa

    tif

    Pra

    sara

    na

    dan

    Sara

    na

    Pem

    bia

    yaan

    Pengalo

    kasia

    n

    Urb

    anisa

    sidan

    Kependuduka

    n

    Penganggura

    ndan

    Kem

    iskinan

    D

    egra

    dasi

    Lingku

    ngan

    Pesisir

    dan

    Laut

    KE

    BIJA

    KS

    AN

    AA

    NP

    EM

    BA

    NG

    UN

    AN

    WIL

    AY

    AH

    Sekto

    ralPem

    bangunan

    Spasia

    lEkste

    rnaldan

    Inte

    rnal

    KO

    ND

    ISI

    SIS

    TE

    ME

    KO

    NO

    MI

    KO

    ND

    ISI

    KE

    PE

    ND

    UD

    UK

    AN

    Stru

    ktur

    &Kepadata

    n

    Sebara

    n/D

    istribusi

    Pertu

    mbuhan

    PE

    NG

    GU

    NA

    AN

    LA

    HA

    N

    Budid

    aya

    N

    on

    Budid

    aya

    KO

    ND

    ISI

    PR

    AS

    RA

    NA

    DA

    NS

    AR

    AN

    A

    Tra

    nsp

    orta

    si

    Air

    Bersih

    Tele

    kom

    unika

    si

    Listrik

    Dra

    inase

    Sam

    pah

    Fasilita

    sSosia

    l,Budaya

    dan

    Eko

    nom

    is

    AN

    ALIS

    ISK

    EB

    IJA

    KA

    N

    KIN

    ER

    JA

    PR

    AS

    AR

    AN

    AD

    AN

    SA

    RA

    NA

    WIL

    AY

    AH

    AN

    ALIS

    ISD

    AYA

    DU

    KU

    NG

    LAH

    AN

    KE

    BIJ

    AK

    SA

    NA

    AN

    PE

    MB

    AN

    GU

    NA

    ND

    AN

    AR

    AH

    AN

    RE

    NC

    AN

    APE

    MA

    NFA

    ATA

    NR

    UA

    NG

    WIL

    AYA

    H

    AN

    ALIS

    ISSO

    SIA

    LEKO

    NO

    MI

    WILA

    YAH

    AN

    ALIS

    ISS

    DA

    DA

    N

    SD

    M

    AN

    ALIS

    ISS

    TR

    UK

    TU

    RD

    AN

    PO

    LA

    PE

    MA

    NFA

    ATA

    N

    RU

    AN

    GYA

    NG

    AD

    A

    DA

    N

    RU

    MU

    SA

    NE

    ST

    IMA

    SI

    RE

    NC

    AN

    AR

    TR

    W

    Kebutu

    han

    dan

    Pelu

    ang

    Pengem

    bangan

    Wila

    yah

    H

    ubungan

    Fungsio

    nalKaw

    asa

    nD

    idala

    mdan

    Dilu

    ar

    Wila

    yah

    VIS

    IP

    EM

    BA

    NG

    UN

    AN

    WIL

    AY

    AH

    H

    ara

    pan

    dan

    Kein

    gin

    an

    Fungsi

    Wila

    yah

    RT

    RW

    WIL

    AY

    AH

    KA

    BU

    PA

    TE

    N:

    Pengelo

    laan

    Kaw

    asa

    nLin

    dung

    dan

    Kaw

    asa

    nBudid

    aya

    Pengelo

    laan

    Kaw

    asa

    nTerte

    ntu

    Siste

    mKegia

    tan

    dan

    Pusa

    t-Pusa

    tPerm

    ukim

    an

    Siste

    mSara

    na

    dan

    Pra

    sara

    na

    Seku

    nder,

    TG

    T,TG

    A,TG

    U,dan

    SD

    A

    Penta

    hapan

    dan

    Prio

    ritas

    Pengem

    bangan

    AN

    ALIS

    ISSO

    SIA

    LD

    AN

    EKO

    NO

    MI

    AN

    ALIS

    ISD

    EM

    OG

    RAFI

    IDE

    NT

    IFIK

    AS

    IP

    OT

    EN

    SI,

    PERM

    ASALA

    HAN

    ,TAN

    TAN

    GAN

    ,PELU

    AN

    GPEM

    BAN

    GU

    NAN

    WILA

    YAH

    KAB.LU

    WU

    TIM

    UR

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE

    2.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PPROVINSI SULSEL

    Strategi dasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

    Selatan Tahun 2025 adalah, sebagai

    1. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pengembangan

    kelembagaan yang memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas

    partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan

    daerah;

    2. Lingkungan yang kondusif hanya dapat terbentuk oleh adanya

    kelembagaan pemerintah yang berwibawa, efisien dan efektif serta bersih

    dari KKN, sehingga mampu menyediakan keamanan, kepastian hukum

    serta akses yang proporsional terhadap berbagai sumberdaya,

    termasuksumberdaya keuangan.

    3. Strategi utama adalah meningkatkan kualitas choice dan voice bagi dan

    oleh segenap elemen wilayah dan masyarakat Sulawesi Selatan.

    4. Untuk tahap awal 2006

    penggerak-mula (prime mover) untuk berkembang secara mandiri oleh

    karena itu, kelembagaan pemerintah perlu ditingkatkan kapasitas dan

    LAPORAN PENDAHULUANWILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    BAGIAN

    Kebijakan dan PotensiPembangunan

    Kabupaten

    PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)PROVINSI SULSEL

    Strategi dasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

    Tahun 2025 adalah, sebagai berikut :

    Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pengembangan

    kelembagaan yang memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas

    partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan

    Lingkungan yang kondusif hanya dapat terbentuk oleh adanya

    kelembagaan pemerintah yang berwibawa, efisien dan efektif serta bersih

    dari KKN, sehingga mampu menyediakan keamanan, kepastian hukum

    serta akses yang proporsional terhadap berbagai sumberdaya,

    termasuksumberdaya keuangan.

    Strategi utama adalah meningkatkan kualitas choice dan voice bagi dan

    oleh segenap elemen wilayah dan masyarakat Sulawesi Selatan.

    Untuk tahap awal 2006-2010, tatanan Sulawesi Selatan masih memerlukan

    mula (prime mover) untuk berkembang secara mandiri oleh

    karena itu, kelembagaan pemerintah perlu ditingkatkan kapasitas dan

    II - 1

    GIAN KE DUA

    ebijakan dan PotensiPembangunan

    Kabupaten Bone

    ANJANG (RPJP)

    Strategi dasar Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Sulawesi

    Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pengembangan

    kelembagaan yang memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas

    partisipasi segenap lapisan masyarakat dalam semua aspek pembangunan

    Lingkungan yang kondusif hanya dapat terbentuk oleh adanya

    kelembagaan pemerintah yang berwibawa, efisien dan efektif serta bersih

    dari KKN, sehingga mampu menyediakan keamanan, kepastian hukum

    serta akses yang proporsional terhadap berbagai sumberdaya,

    Strategi utama adalah meningkatkan kualitas choice dan voice bagi dan

    oleh segenap elemen wilayah dan masyarakat Sulawesi Selatan.

    2010, tatanan Sulawesi Selatan masih memerlukan

    mula (prime mover) untuk berkembang secara mandiri oleh

    karena itu, kelembagaan pemerintah perlu ditingkatkan kapasitas dan

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 2

    kualitasnya agar mampu berperan sebagai prime mover pengembangan

    Sulawesi Selatan;

    Disamping itu, upaya-upaya perlu pula difokuskan kepada pengembangan

    dan peningkatan kualitas manusia Sulawesi Selatan. Dengan upaya ini

    diharapkan akan mempercepat peningkatan kualitas tatanan Sulawesi Selatan

    yang sepenuhnya mengacu kepada kelembagaan masyarakat yang memiliki

    kemandirian.

    Adapun agenda pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan yang telah di

    tetapkan adalah :

    1. Peningkatan Kualitas Hidup

    2. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Pemerintah

    3. Peningkatan Kualitas Interkoneksitas

    4. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Masyarakat

    Arah Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 2025 sesuai

    dengan misi pokok pembangunan Meningkatkan Kualitas Tatanan Wilayah

    dan Masyarakat Sulawesi Selatan yaitu :

    1. Pemerintahan

    Pembangunan dibidang Pemerintahan diarahkan pada terciptanya

    kelembagaan pemerintah yang terpercaya (transparan, konsisten dan akuntable),

    efisien dan efektif.

    2. Hukum

    Pembangunan hukum diarahkan pada terciptanya dan berfungsinya sistem

    hukum yang responsif yang mampu mendukung dan mendorong tumbuh

    kembangnya kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang

    kondusif bagi peningkatan kualitas tatanan wilayah dan masyarakat

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 3

    3. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup

    Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup diarahkan pada

    terciptanyan pembangunan berkelanjutan yang mengakomodasikan tujuan

    ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Dengan kebijakan ini, eksploitasi

    sumber daya alam pada suatu wilayah tidak akan mengurangi kesempatan

    wilayah tersebut untuk berkembang di masa yang akan datang.

    4 . Pesisir Dan Kelautan

    Pembangunan kelautan diarahkan pada terciptanya optimalisasi

    pemanfaatan sumberdaya kelautan yang memperhatikan kelestarian dan

    memposisikan sebagai basis utama pembangunan daerah.

    5. Penataan Ruang

    Penataan ruang diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan

    budidaya.

    6. Pembangunan Perkotaan Dan Perdesaan

    Pembangunan perkotaan dan pedesaan diarahkan pada optimalisasi

    fungsi ruang untuk industri, perdagangan, jasa yang kompetitif dan pemukiman

    yang menyenangkan (liveable) serta budidaya pertanian yang didukung dengan

    keterkaitan desa-kota yang tinggi.

    7. Pembangunan Permukiman Dan Perumahan

    Tujuan pokok pembangunan permukiman adalah meningkatkan

    ketersediaan rumah dan permukiman yang terjangkau oleh masyarakat

    khususnya masyarkat berpendapatan rendah, dan meningkatkan sistem

    permukiman yang teratur, layak huni, berbudaya, ramah lingkungan, dan efesien.

    8. Pengembangan Wilayah

    Pengembangan wilayah diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan

    sumberdaya melalui keterpaduan antar sektor dan antar kawasan.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 4

    9. Pembangunan Daerah

    Pembangunan daerah diarahkan pada penguatan kemandirian dalam

    pengelolaan pembangunan daerahnya dan membangun jaringan kerjasama

    dengan daerah lain.

    10. Keamanan, Ketentraman, Dan Ketertiban Masyarakat

    Pembangunan dibidang keamanan, ketentraman dan ketertiban

    masyarakat diarahkan pada terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif bagi

    terselenggaranya pembangunan wilayah.

    11. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

    Pembangunan dibidang Iptek diarahkan pada penelitan dan

    pengembangan serta penerapan teknologi dalam mengantisipasi era globalisasi

    yang menciptakan percepatan kesejajaran dan kesetaraan dengan daerah lain.

    2.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN BONE

    2.2.1 Visi dan Misi Pembangunan

    Visi Kabupaten Bone Tahun 2005-2025, adalah : Bone yang lebih sejahtera,

    demokratis, berkeadilan, damai dan agamis. Dengan visi tersebut, diharapkan

    Kabupaten Bone dua puluh tahun mendatang, terwujud menjadi :

    1. Sejahtera, diukur dengan: (a) meningkatnya kualitas hidup masyarakat;

    (b) berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran; (c) meningkatnya

    pemberdayaan koperasi, usaha kecil dan menengah; (d) meningkatnya pemerataan

    pembangunan antar wilayah; (e) meningkatnya mutu lingkungan hidup dan

    pengelolaan sumber daya alam; (f) peningkatan peran perempuan dan

    perlindungan anak; dan (g) meningkatnya pengelolaan kependudukan dan

    keluarga kecil berkualitas.

    2. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi; (b) meningkatnya

    pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita masyarakat; (c) meningkatnya

    pengelolaan perusahaan daerah; (d) meningkatnya pembangunan infrastruktur.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 5

    3. Berdayasaing, diukur dengan : (a) meningkatnya produksi dan produktivitas

    berbasis keunggulan kompetitif; (b) terbangunnya keterkaitan sistem produksi,

    distribusi, dan pelayanan; (c) berkembangnya keprofesian serta penguasaan dan

    pemanfaatan teknologi.

    4. Demokratis, diukur dengan : (a) semakin mantapnya kelembagaan demokrasi;

    (b) meningkatnya kualitas pelaksanaan otonomi daerah; (c) terjaminnya kebebasan

    pers dan media massa dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat;

    (d) meningkatnya tatanan masyarakat sipil.

    5. Berkeadilan, diukur dengan : (a) tegaknya supremasi hukum; (b) penghapusan

    segala bentuk diskriminasi; (c) peningkatan pemahaman terhadap hak asasi

    manusia; dan (d) peningkatan peran perempuan dan perlindungan anak.

    6. Damai diukur : (a) rendahnya tingkat kriminal, terror, intimidasi; (b) meningkatnya

    stabilitas keamanan dan ketertiban; (c) meningkatnya harmonisasi kehidupan

    bermasyarakat; dan (d) Pengembangan kebudayaan berdasarkan nilai-nilai luhur

    dalam masyarakat.

    7. Agamis, diukur dengan : (a) semakin kuatnya jatidiri dan karakter masyarakat yang

    bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) semakin terpeliharanya kerukunan

    internal dan antar umat beragama.

    MISI pembangunan Kabupaten Bone tahun 2005-2025 sebagai berikut :

    1. Mewujudkan kualitas SDM yang tangguh dengan prioritas mencerdaskan dan

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui : reorientasi kebijakan

    pendidikan dan pelatihan; demokratisasi pendidikan bagi seluruh warga

    masyarakat; meningkatkan kemampuan konseptual, teknis dan manajerial;

    meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat terutama

    penduduk miskin; mengembangkan cara penyelenggaraan pendidikan dan

    penyuluhan kesehatan sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi;

    menanamkan pola hidup bersih dan sehat, pola makan gizi seimbang di lingkungan

    keluarga; meningkatkan upaya terpadu untuk makin menjamin kecukupan pangan

    dan perbaikan gizi masyarakat.

    2. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab,

    melalui : peningkatan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik;

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 6

    meningkatkan efektivitas pengawasan aparat; peningakatan budaya kerja aparatur

    yang bermoral, professional, produktif dan bertanggungjawab; peningkatan

    pemberdayaan pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat; meningkatkan

    peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah secara efektif dan responsive;

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur; meningkatkan

    kapasitas sumberdaya aparatur; meningkatkan kualitas pelayanan publik.

    3. Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya

    supremasi hukum, melalui : peningkatan kelembagaan demokrasi yang kokoh;

    memperkuat tatanan masyarakat sipil; meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi

    daerah; mendukung pengembangan dan kebebasan media; meningkatkan

    penegakan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif; meningkatkan

    kerjasama yang harmonis antara kelompok/golongan dalam masyarakat;

    meningkatkan pemahaman terhadap hak azasi manusia.

    4. Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah hasil-hasil

    potensi daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, melalui :

    peningkatan pengamanan lahan sawah di daerah irigasi berproduktivitas tinggi;

    meningkatkan populasi hewan ternak; meningkatkan diversifikasi pangan;

    meningkatkan pemanfaatan sumberdaya perikanan; mengembangkan usaha

    pertanian terpadu dengan konsep agribisnis; meningkatkan daya saing produksi

    pertanian dan perikanan; penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha dalam

    mendukung pengembangan agro industri; peningkatan nilai tambah dan manfaat

    hasil hutan; peningkatan partisipasi masyarakat dengan pengembangan hutan

    tanaman; memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan; mengelola sumberdaya

    kelautan secara lestari; meningkatkan upaya konservasi laut, pesisir, dan

    merehabilitasi ekosistem yang rusak, mengendalikan pencemaran dan perusakan

    lingkungan hidup; mengutamakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan;

    peningkatan pengelolaan lingkungan hidup; membangun kesadaran masyarakat

    agar peduli pada isu lingkungan.

    5. Mewujudkan stabilitas keuangan daerah, peningkatan investasi, dan

    penanggulangan kemiskinan, melalui : peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi

    belanja daerah serta mengupayakan penurunan defisit anggaran secara bertahap;

    peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah; peningkatan efektivitas dan

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 7

    efisiensi pengeluaran daerah; memacu aturan main yang jelas dalam prosedur

    perijinan dan pengelolaan usaha; menjamin kepastian usaha dan meningkatkan

    kepastian hukum terutama berkenaan dengan kepentingan untuk menghormati

    kontrak usaha dan menjaga hak kepemilikan; merumuskan sistem insentif dalam

    rangka menarik investor; pengembangan sistem informasi penanaman modal;

    menyiapkan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana yang terkait dengan

    investasi; penanggulangan kemiskinan ditempuh melalui upaya pemenuhan hak

    atas pangan, layanan kesehatan, layanan pendidikan, perumahan, air bersih, rasa

    aman, dan hak untuk berpartisipasi.

    6. Mewujudkan kesejahteraan sosial, kualitas beragama, pengembangan budaya,

    peranan perempuan dan perlindungan anak serta pemuda, dan olah raga, melalui :

    peningkatan pemberdayaan fakir miskin, penyandang cacat, dan kelompok rentan

    sosial lainnya; meningkatkan kualitas hidup bagi penyandang masalah kesejahteraan

    sosial; memperkuat ketahanan sosial masyarakat berlandaskan prinsip kemitraan

    dan nilai-nilai sosial budaya daerah; meningkatkan pelayanan bagi korban bencana

    alam dan sosial; meningkatkan prakarsa dan pern aktif masyarakat dalam

    penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial; meningkatkan kualitas

    pelayanan serta kulitas kehidupan beragama; mengembangkan modal sosial;

    reaktualisasi nilai-nilai kearifan sosial; meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap

    budaya dan produk-produk lokal; meningkatkan peran perempuan dalam proses

    politik dan jabatan politik; meningkatkan kepedulian anti kekerasan terhadap

    perempuan dan anak; memperkuat kelembagaan koordinasi dan jaringan

    pengarusutamaan gender dan anak; meningkatkan peran serta pemuda dalam

    pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama; meningkatkan potensi

    pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan dalam

    pembangunan; melindungi segenap generasi muda dan budaya penyalahgunaan

    narkoba, minuman keras, dan penyakit menular seksual; meningkatkan manajemen

    dan pengembangan olah raga; meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat

    dalam peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani; meningkatan sarana dan

    prasarana olah raga; meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi

    olah raga.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 8

    7. Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompok masyarakat,

    melalui : peningkatan peran serta masyarakat dan profesionalisme institusi yang

    terkait dengan masalah keamanan; meningkatkan tertib dan tegaknya hukum;

    terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat;

    memberdayakan organisasi-organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan, dan

    lembaga sosial masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi ketidakadilan,

    diskriminasi, dan ketimpangan sosial;memantapan peran pemerintah daerah sebagai

    fasilitator dan mediator dalam menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian, dan

    harmoni dalam masyarakat; menerapkan kebijakan komunikasi dan informasi sesuai

    dengan asas keterbukaan dan pemerataan akses informasi.

    2.2.2. Arah Pembangunan Jangka Panjang

    Arah pembangunan Kabupaten Bone tahun 2005-2025 memuat kebijakan rencana

    pembangunan jangka panjang daerah untuk menjadi pedoman pelaksanaan

    pembangunan di berbagai aspek dalam mendukung terwujudnya visi Kabupaten Bone

    pada tahun 2025. Selanjutnya arah kebijakan pembangunan daerah dijabarkan sebagai

    berikut :

    a) Mewujudkan kualitas SDM yang tangguh dengan prioritas mencerdaskan dan

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    1. Reorientasi Kebijakan Pendidikan dan pelatihan agar tanggap terhadap

    dinamika pembangunan dan permintaan pasar tenaga kerja.

    2. Demokratisasi pendidikan bagi seluruh warga masyarakat untuk mendapatkan

    haknya dalam pendidikan.

    3. Peningkatan kemampuan konseptual, teknis dan manajerial.

    4. Peningkatan Kualitas Pendidikan.

    5. Peningkatan cakupan dan pelayanan mutu pelayanan kesehatan masyarakat

    terutama penduduk miskin.

    6. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat, pola makan gizi seimbang, dan

    peningkatan kegiatan olahraga di lingkungan keluarga dan masyarakat.

    7. Peningkatan upaya terpadu untuk menjamin kecukupan pangan dan perbaikan

    gizi masyarakat.

    8. Meningkatkan kegiatan olah raga di tengah masyarakat, sejak dini.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 9

    b) Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab

    1. Meningkatnya penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada

    semua tingkat dan lini pemerintahan.

    2. Meningkatkan efektifitas pengawasan aparat melalui koordinasi dan sinergi

    pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat.

    3. Peningkatan pemberdayaan pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.

    4. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan pemerintah daerah secara efektif

    dan responsif.

    5. Peningkatan efektifitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur.

    6. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan

    umum dan pelayanan unggulan.

    c) Mewujudkan demokratisasi dalam segala aspek kehidupan dan menjamin tegaknya

    supremasi hukum.

    1. Memperkuat tatanan masyarakat sipil.

    2. Peningkatan kualitas pelaksanaan otonomi daerah

    3. Mewujudkan demokrasi melalui pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan

    keadilan sosial bagi seluruh masyarakat

    4. Mewujudkan tegaknya supremasi hukum disegala bidang untuk menciptakan

    rasa aman dan tentram bagi seluruh masyarakat

    d) Mewujudkan peningkatan produksi, produktifitas dan nilai tambah hasil-hasil

    potensi daerah secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

    1. Peningkatan pengamanan lahan sawah didaerah irigasi berproduktifitas tinggi

    menuju kemandirian pangan

    2. Peningkatan populasi hewan ternak

    3. Peningkatan diversifikasi pangan

    4. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan

    5. Pengembangan usaha pertanian secara terpadu dengan konsep agribisnis

    6. Peningkatan daya saing produksi pertanian dan perikanan melalui upaya

    peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian dan perikanan serta

    sistem standar mutu

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 10

    7. Penguatan sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk kelola resiko usaha

    pertanian dalam mendukung pengembangan agroindustri

    8. Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan dan peningkatan partisipasi

    masyarakat dalam pengembangan hutan tanaman industri

    9. Perkuatan kelembagaan pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses

    petani dan nelayan terhadap sarana produksi, dan meningkatkan skal

    pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan

    10. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup diwilayah pesisir,

    laut dan air tawar

    11. Pengarusutamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang

    pembangunan

    12. Peningkatan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup

    13. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup dan

    berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup

    14. Pemanfaatan Keunggulan Kompetitif dalam rangka menciptakan struktur

    ekonomi produktif dan berbasis masyarakat.

    e) Mengembangkan kemampuan untuk memperluas target pasar regional, nasional dan

    internasional secara proporsional dan berkelanjutan

    1. Kota Watampone Sebagai Pusat Perdagangan Regional

    2. Integrasi Pengembangan Kota Desa

    3. Pengentasan Kemiskinan Secara Terpadu

    4. Pemanfaatan Teknologi Jasa (e-services)

    f) Mewujudkan ketahanan sosial budaya melalui peningkatan kesejahteraan sosial,

    kualitas beragama, pengembangan budaya dan pariwisata, peran perempuan,

    pemuda dan olah raga

    1. Terwujudnya Bone Sebagai Pusat Studi Budaya Bugis

    2. Peningkatan Peran Perempuan dan pengarusutamanaan gender

    3. Pembinaan pemuda dan olah raga

    4. Terwujudnya kerukunan beragama melalui peningkatan pemahaman nilai-nilai

    dan ajaran agama

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 11

    g) Mewujudkan keamanan, ketertiban dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.

    1. Meningkatnya peran serta masyarakat dan profesionalisme institusi yang terkait

    dengan masalah keamanan.

    2. Terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

    masyarakat.

    3. Pemberdayaan organisasi-organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan dan

    lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi

    keadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial.

    4. Memantapkan peran pemerintah daerah sebagai fasilitator dan mediator dalam

    menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian dan harmoni dalam

    masyarakat.

    2.3 REVIEW RTRW KABUPATEN BONE TAHUN 2000

    2.3.1 Rencana Struktur Tata Ruang

    Struktur tata ruang digunakan untuk mengarahkan dan membentuk tata

    ruang jenjang pusat-pusat pelayanan wilayah dan jaringan transportasi serta

    sarana dan prasarana wilayah untuk mendukung pusat-pusat pelayanan wilayah.

    Arahan struktur tata ruang mengacu pada azas demokratisasi dan sinergi wilayah

    untuk mencapai tingkat kemudahan dan proporsional bagi masyarakat untuk

    menikmati pelayanan.

    Guna memaksimalkan struktur tata ruang, sehingga dapat membentuk

    suatu sistem terpadu yang mampu memanfaatkan potensi Kabupaten Bone yang

    pada akhirnya akan meningkatkan daya saing kabupaten, maka dibutuhkan

    hirarki tingkatan pusat dan sub pusat pengambangannya. Pusat dan sub pusat

    pengembangan ini, nantinya berfungsi untuk melayani aktivitas penduduk di

    dalam wilayah itu sendiri dan wilayah belakangnya yang masih dalam wilayah

    pengaruhnya. Tiap pusat-pusat yang terbentuk mempunyai ciri, karakteristik dan

    fungsi yang berbeda satu dengan lainnya yang disebabkan oleh perbedaan fisik,

    sosial budaya dan ekonomi termasuk dukungan teknologi yang memadai.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 12

    Arahan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Bone mencakup :

    (1) struktur tata ruang yang dihasilkan mencerminkan adanya pusat-pusat

    konsentrasi permukiman yang berfungsi sebagai pusat produksi, distribusi dan

    pusat pemasaran secara hirarkis dan sistematis, (2) pusat simpul tersebut

    berorientasi pasar dan atau mempunyai kelengkapan fasilitas sosial ekonomi

    dalam jumlah yang relatif lebih baik dan mencukupi serta jumlah penduduk yang

    mampu mendukung fungsi simpul tersebut.

    Agar pengembangan wilayah dapat berfungsi secara menyeluruh dan

    serasi di antara pusat-pusat dan sub pusat tersebut, maka perlu diciptakan

    mekanisme yang dapat mengatur pertumbuhan pusat, sehingga dapat menunjang

    antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini semua ibukota kecamatan dalam

    wilayah Kabupaten Bone merupakan pusat-pusat permukiman, demikian pula

    dengan fasilitas sosial ekonominya, maka ibukota kecamatan tersebut

    diasumsikan sebagai sub pusat pengembangan.

    2.3.2 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

    Rencana pemanfaatan ruang pada dasarnya berfungsi memberi pedoman

    penetapan lokasi kegiatan yang sesuai dengan fungsi dominan kawasan-kawasan

    di dalam wilayah perencanaan. Materi yang diatur adalah kriteria, lokasi dan luas

    serta pengaturan pemanfaatan kawasan sesuai dengan fungsi dominannya

    masing-masing.

    Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Bone berdasarkan fungsi utamanya

    secara makro meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pemanfaatan

    ruang pada kawasan lindung akan diarahkan pada pemantapan terhadap

    kawasan berfungsi lindung yang telah ada, sedangkan kawasan budidaya

    diarahkan untuk pengembangan kegiatan budidaya, baik permukiman/perkotaan

    maupun budidaya produktif (pertanian, perkebunan, industri, pariwisata dan

    sebagainya).

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 13

    1. Kawasan Lindung

    Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

    melindungi kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang mencakup

    sumberdaya alam, sumber daya buatan guna kepentingan pembangunan

    berkelanjutan. Dengan semakin terbatasnya ruang, maka untuk menjamin

    terselenggaranya kehidupan dan pembangunan yang berkelanjutan dan

    terpeliharanya fungsi pelestarian, upaya pengaturan dan perlindungan terhadap

    kawasan lindung perlu dituangkan dalam kebijaksanaan pengembangan pola tata

    ruangnya.

    Penetapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Bone pada dasarnya dijadikan

    titik tolak di dalam pengembangan tata ruang wilayah yang berlandaskan pada

    prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam pengertian ini, delineasi kawasan

    lindung diintegrasikan dengan tata ruang wilayah secara keseluruhan. Setelah

    kawasan lindung ditetapkan sebagai limitasi atau kendala di dalam

    pengembangan wilayah, barulah kemudian dapat direkomendasikan arahan

    kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kebutuhan ruang untuk kegiatan

    budidaya produksi maupun permukiman. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

    dilakukan delineasi terhadap kawasan lindung di Wilayah Kabupaten Bone.

    Dalam konteks pengembangan Kabupaten Bone, pengelolaan kawasan lindung

    yang ada perlu dimantapkan fungsinya karena terkait dengan kepentingan untuk

    meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan iklim (hidro-orologis) pada

    wilayah belakangnya.

    Mengacu pada Kepres N0. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,

    kawasan lindung meliputi:

    Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,

    Kawasan Perlindungan Setempat,

    Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya,

    Kawasan Rawan Bencana

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 14

    Sesuai dengan kondisi wilayah, kawasan lindung yang perlu ditetapkan di

    Kabupaten Bone sesuai dengan kriterianya masing-masing adalah:

    1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, yang

    meliputi kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air.

    2. Kawasan Perlindungan Setempat, yang terdiri dari:

    Semapadan Pantai

    Sempadan Sungai

    Sempadan di sekitar Waduk dan daerah tangkapan air

    Kawasan sekitar Mata Air

    3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam, meliputi:

    Kawasan Pantai berhutan Bakau (mangrove),

    Kawasan Suaka Alam laut dan Perairan lainnya,

    Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam,

    Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan.

    Luas kawasan lindung di wilayah Kabupaten Bone seluas 57.714 Ha (12.66%) dan

    tersebar di Kecamatan Lappariaja seluas 1.969 Ha, Kecamatan Lamuru seluas

    31.500 Ha, Kecamatan Barebbo dengan luas 500 Ha, Kecamatan Cina 1.995 Ha,

    Kecamatan SibuluE seluas 3.375 Ha, Kecamatan Ponre dengan luas 1.181 Ha,

    Kecamatan Mare 3.806 Ha, Kecamatan Tonra 1.969 Ha dan Kecamatan Bontocani

    11.419 Ha.

    Upaya dan arahan untuk melestarikan kawasan hutan lindung yang perlu

    dipertahankan dan tingkatkan dapat dilakukan melalui kebijakan yang sifatnya

    mengikat, antara lain:

    Pemantapan fungsi lindung bagi kawasan lindung yang masih dipertahankan,

    Pengembalian fungsi lindung bagi kawasan lindung yang telah mengalami

    tumpang tindih dengan kegiatan budidaya dapat mengganggu fungsi lindung,

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 15

    Pelarangan/pencegahan kegiatan budidaya pada kawasan lindung yang telah

    ditetapkan,

    Pembatasan kegiatan budidaya yang ada dengan tindakan konservasi secara

    intensif,

    Pemindahan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung.

    Kawasan Suaka Alam merupakan kawasan pantai berhutan bakau, dimana

    kondisi vegetasinya saat ini sudah semakin berkurang, sehingga perlu

    direhabilitas. Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan, luas hutan mangrove

    adalah 102.98 Ha, yang tersebar di sepuluh kecamatan dengan perincian: (1)

    Kecamatan Cenrana 12,80 Ha/12,43%, (2) Kecamatan Tellu SiattingE 5,69 Ha/ 5,53%,

    (3) Kecamatan Awangpone 9,585 Ha/,30%, (4) Kecamatan T.R Timur 14,975 Ha/14,54%,

    (5) Kecamatan Barebbo 4,77 Ha/4,63%, (6) Kecamatan SibuluE 17,745 Ha/17,23%, (7)

    Kecamatan Mare 14,31 Ha/13,89%, (8) Kecamatan Tonra 14,055 Ha/13,65%, (9)

    Kecamatan Salomekko 2,80 Ha/ 2,72%, (10) Kecamatan Kajuara 6,25 Ha/ 6,07.

    Kawasan sempadan pantai dan sungai sebagai kawasan yang perlu mendapat

    perlindungan setempat, mengingat sifatnya merupakan daerah rawan bencana, di

    samping wilayah dengan tingkat kemiringan lereng di atas 40%. Mengacu pada

    ketentuan Kepres No. 32 Tahun Tahun 1990, dimana sempadan pantai

    direkomendasikan berjarak 100 Meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat,

    minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah

    tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. Sedangkan batas

    delineasi sempadan sungai adalah 100 Meter (kiri dan kanan) sungai besar dan 50

    Meter (kiri dan kanan) sungai kecil yang berada di luar kawasan permukiman.

    Batas delineasi sempadan tersebut tidak diperkenankan adanya aktivitas

    budidaya yang dikhawatirkan akan merusak tatanan tipe ekosistem, flora dan

    fauna serta keunikan alam di sekitar kawasan tersebut.

    Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering dan berpotensi tinggi

    terjadinya bencana alam. Di wilayah Kabupaten Bone beberapa kawasan yang

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 16

    memungkinkan dilakukan perlindungan terhadap kondisi ini adalah pusat gempa

    di sekitar Kota Watampone dan Taccipi (Kecamatan Ulaweng). Selain itu daerah

    yang sering terjadi pergeseran tanah yang terdapat di Kecamatan Amali, Lamuru,

    Lappariaja dan Kecamatan Bontocani sekitarnya.

    Kawasan sekitar Mata Air yang perlu mendapat perlindungan dan pelestarian,

    mengingat fungsinya untuk kemaslahatan utama penduduk, di samping

    karakteristik penanganan dan pemanfaatannya yang perlu kehati-hatian guna

    meningkatkan kemampuan debit air (liter/detik), mengingat kebutuhan air bersih

    penduduk (melalui PDAM) Kota Watampone dan sekitarnya sangat tergantung

    pada sumber Mata Air ini. Kemampuan cadangan air yang bersumber dari mata

    air, diperkirakan sebesar 293 Liter/Detik, dimana yang dimanfaatkan baru 36.86%

    (108 Detik/Liter). Sumber mata air tersebar di 8 titik lokasi (Wollangi, Batu-Batu,

    Abbala, Ceppaga, Lamuru, Palattae, Panyili dan Waetuo).

    Kawasan di sekitar Danau/Waduk/tangkapan air perlu mendapat perlindungan

    yang sifatnya setempat yang berfungsi penting untuk mempertahankan

    kelestarian. Bendungan Salomekko (1.722 Ha) dan Waduk Paropo (2.300 Ha), ),

    pengembangan Waduk Sanrego ( 10.000 Ha), Paccapaseng (2.000 Ha), Waru-

    Waru (2.300 Ha), Ponre-Ponre (10.000 Ha), Danau Ujung (450 Ha) dan daerah

    tangkapan Air UloE (800 Ha) merupakan kawasan dengan penanganan

    perlindungan delineasi di sekeliling tepian yang lebarnya proporsional dengan

    bentuk dan kondisi fisik, antara 50 Meter sampai 100 Meter dari titik pasang

    tertinggi ke arah darat.

    Kawasan perlindungan ini sangat potensial untuk pengairan lahan persawahan,

    sumber air baku, industri pariwisata dan lain-lain. Ke depan, upaya

    rehabilitasi/penanganan dan pengelolaan DAS (hulu-hilir) sangat penting dengan

    melibatkan beberapa kabupaten di sekitar Kabupaten Bone secara koordinatif

    dengan membentuk regulasi melindungi kawasan tersebut dari kerusakan.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 17

    Dalam kebijaksanaan pengelolaan kawasan lindung, diperlukan pendekatan yang

    terintegrasi antara kepentingan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal

    dengan pelestariannya. Dalam konteks ini diharapkan bahwa pemanfaatan ruang

    dalam rangka pengembangan wilayah, diserasikan dengan kemampuan dan daya

    dukung wilayahnya. Dikaitkan dengan kondisi pemanfaatan ruang eksisting,

    delineasi kawasan lindung kemungkinan akan berhadapan dengan permasalahan

    tumpang tindih dengan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi

    lindungnya.

    Beberapa kasus permasalahan yang terjadi dan perlu mendapat perhatian

    pemerintah Kabupaten Bone adalah:

    Perambahan atau intervensi hutan lindung oleh masyarakat untuk kegiatan

    perlandangan berpindah, sehingga menyebabkan semakin meluasnya lahan-

    lahan kritis,

    Kondisi eksisting pada kawasan hutan lindung yang ternyata sudah tidak

    mempunyai fungsi lindung lagi,

    Kegiatan budidaya yang telah lama berkembang yang menurut kriteria fisik

    merupakan kawasan lindung,

    dan permukiman yang telah berkembang lama di dalam kawasan lindung.

    Oleh karena itu diperlukan kebijaksanaan pengendaliannya agar tidak

    menggangu fungsi lindung yang telah ditetapkan. Di samping untuk mencegah

    erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjada hidro-orologis tanah untuk

    menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan.

    2. Kawasan Budidaya

    Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk

    dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam dan manusia

    serta semberdaya buatan. Kawasan ini perlu dimanfaatkan secara terencana dan

    terarah, sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi hidup dan

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 18

    kehidupan manusia. Kawasan budidaya secara umum merupakan kawasan di

    luar yang telah ditetapkan sebagai kawasan lindung.

    Kawasan budidaya perlu diarahkan pengembangannya, setelah kawasan lindung

    di delineasikan sebagai limitasi/kendala dalam pengembangan wilayah

    Kabupaten Bone, sehingga tetap sesuai dengan daya dukung lingkungan.

    Kawasan budidaya yang akan diarahkan pengembangannya sesuai dengan

    potensi terdiri dari dua sub-kawasan budidaya, yaitu:

    1. Sub Kawasan Budidaya Pertanian, yang mencakup:

    Kawasan pertanian tanaman pangan (lahan basah dan kering)

    Kawasan Tanaman Tahunan/perkebunan

    Kawasan Peternakan dan Perikanan

    2. Sub Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, yang mencakup:

    Kawasan Permukiman (perkotaan dan perdesaan)

    Kawasan Industri, Pariwisata

    Kawasan Pertambangan dan Mineral

    Kriteria untuk mendelineasi kawasan/sub kawasan budidaya secara umum lebih

    didasarkan pada faktor kesesuaian lahan dan kemampuan lahan untuk

    dikembangkan. Kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Bone seluas 398.186 Ha

    atau 87.34% dari total luas wilayah. Klasifikasi kawasan budidaya seperti

    diuraikan di atas terutama dikaitkan dengan fungsi utama pemanfaatan ruangnya

    dalam menampung kebutuhan penduduk, naik untuk kegiatan produktif maupun

    permukiman.

    A. Kawasan Budidaya Pertanian

    Didasarkan pada potensi, kesesuaian lahan dan kemampuan lahan, sektor

    pertanian yang dapat dikembangkan di Wilayah Kabupaten Bone terdiri dari sub

    sektor pertanian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 19

    dan sub sektor Perikanan. Untuk itu perlu adanya arahan pemanfaatan ruang

    untuk pengembangan kawasan/sub kawasan tersebut dalam jangka panjang.

    Pengembangan kawasan budidaya pertanian secara umum, berdasarkan potensi

    dan kesesuaian lahan akan di arahkan di seluruh wilayah Kabupaten Bone. Dalam

    pengembangan kawasan pertanian, kebijaksanaan yang ditempuh adalah:

    A1. Pertanian Tanaman Pangan

    Untuk mewujudkan pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan (lahan

    basah dan kering) sesuai dengan potensinya, kebijaksanaan pemanfaatan ruang

    dilakukan adalah:

    Perluasan areal persawahan baru/pertanian tanaman pangan lahan basah,

    Pengembangan prasarana pengairan untuk mendukung pengembangan

    pertanian tanaman pangan lahan basah,

    Pengendalian kegiatan lain yang mengkonversi lahan pertanian (alih fungsi

    lahan) yang relatif subur dan potensial secara tegas

    A2. Pertanian Tanaman Tahunan/Tanaman Keras (perkebunan)

    Untuk mewujudkan pengembangan kawasan pertanian tanaman tahunan

    kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya adalah:

    Pengembangan tanaman tahunan/perkebunan sesuai dengan

    potensi/kesesuaian lahannya secara optimal,

    Pemenfaatan lahan untuk tanaman tahunan/perkebunan harus disertai

    dengan tindakan konservasi tanah yang baik,

    Pemanfaatan lahan-lahan kritis dengan komoditas perkebunan yang

    berfungsi melindungi tata air dan tanah,

    Khusus untuk pengembangan lahan perkebunan tebu yang telah dikelola

    dengan melibatkan BUMN (PTPN XIV), perlu memperhatikan

    pemberdayaan masyarakat di sekitarnya, dengan berperan langsung dalam

    proses produksi dan pasca produksi.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 20

    A3. Kawasan Perikanan

    Pengembangan perikanan (tambak) diarahkan pada jarak minimal 300 meter dari

    garis pantai. Pemanfaatan lahan untuk perikanan ini diusahakan perlu agar tidak

    mengganggu kegiatan sekitarnya dan tidak merusak lingkungan kawasan pesisir

    pantai yang harus mendapat perlindungan setempat.

    Arahan pemanfaatan ruang untuk kawasan budidaya perikanan dan laut lepas di

    wilayah Kabupaten Bone adalah Kepiting Bakau, Rumput Laut, Bandeng, Ikan air

    tawar, Udang, Tuna/Cakalang.

    A4. Kawasan Peternakan

    Pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah

    penghasil ternak yang berkualitas unggul (kualitas ekspor). Hal ini didasarkan

    karena adanya potensi lahan tegalan/padang pengembalaan yang luas sebagai

    tempat habitat ternak berkembang. Di samping itu perlunya penanganan yang

    terkoordinatif antar instansi terkait dengan mengeluarkan produk kebijakan

    (Perda) yang melarang pengiriman dan pemotongan hewan ternak betina unggul

    dan mencegah gangguan kamtibmas khusus pencurian ternak yang sering terjadi.

    Pengembangan ternak potensial di wilayah Kabupaten Bone, meliputi; Sapi Bali,

    Kerbau, Kuda Kambing, Ayam Ras, Ayam Buras, Itik. pemanfaatan ruang untuk

    pengembangan peternakan di arahkan pada wilayah sentra-sentra produksi yang

    telah ada saat ini.

    A5. Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPB) dan Tetap (HPT)

    Luas kawasan HPB yang telah didelineasi lebih kurang 17.686 Ha atau 3.88% dari

    total luas wilayah Kabupaten Bone. Penetapan kawasan ini dengan

    memperhatikan faktor kemiringan lereng, curah hujan dengan nilai skor 125-174

    di luar hutan suaka alam, hutan wisata dan hutan konversi lainnya. Sebaran

    pemanfaatan ruang untuk kegiatan ini terdapat di Kecamatan Kahu, Patimpeng,

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 21

    Tonra, Mare, Sibulue, Cina, Ponre, Bengo, Ulaweng, dan Kecamatan Tanete

    Riattang Timur.

    Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) terletak di sebagian wilayah Kecamatan

    Bontocani, Salomekko, Patimpeng, Tonra, Libureng, Mare, Barebbo, Cina, Ponre,

    Bengo, Lamuru, Ulaweng, Tellu Limpoe, Palakka, Awangpone, dan Kecamatan

    Tellu Siattinge, dengan luas keseluruhan kawasan 47.327 Ha (10.38%). Faktor

    kemiringan lereng, curah hujan dengan nilai skor 124, merupakan penilaian

    kelayakan tumbuh kawasan HPT ini, di luar kawasan hutan suaka alam dan

    hutan wisata/hutan konversi lainnya.

    2.4 KONDISI FISIK DASAR WILAYAH

    2.4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi

    Secara geografis, wilayah Kabupaten Bone terletak di bagian Timur

    Provinsi Sulawesi Selatan dan bagian Barat Teluk Bone dengan potensi

    sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan, disamping

    memiliki luas wilayah yang relatif luas. Kabupaten Bone secara astronomis

    terletak 040 13 050 06 Lintang Selatan (LS) dan antara 1190 42 1200 40 Bujur

    Timur (BT), yang berada di pantai Timur Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas-

    batas sebagai berikut :

    Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa

    Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

    Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.

    Ibukota Kabupaten Bone adalah Kota Watampone yang terletak 174 km

    arah timur dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayah

    Kabupaten Bone adalah 4.559,00 km2. Secara administrasi pemerintahan wilayah

    Kabupaten Bone terbagi menjadi (27) dua puluh tujuh kecamatan, yang terdiri

    dari 333 desa dan 39 kelurahan. Tiga kecamatan diantaranya merupakan wilayah

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 22

    perkotaan Watampone, yaitu Tanete Riattang Barat, Tanete Riattang, dan Tanete

    Riattang Timur.

    TABEL 2.1LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN BONE

    NO KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE

    1 Bontocani 463,35 10.16

    2 Kahu 189,50 4.163 Kajuara 124,13 2.72

    4 Salomekko 84,91 1.865 Tonra 200,32 4.39

    6 Patimpeng 130,47 2.867 Libureng 344,25 7.55

    8 Mare 263,50 5.78

    9 Sibulue 155,80 3.4210 Cina 147,50 3.24

    11 Barebbo 114,20 2.5012 Ponre 293,00 6.43

    13 Lappariaja 138,00 3.0314 Lamuru 208,00 4.56

    15 Tellu Limpoe 318,10 6.9816 Bengo 164,00 3.60

    17 Ulaweng 161,67 3.55

    18 Palakka 115,32 2.5319 Awangpone 110,70 2.43

    20 Tellu Siattinge 159,30 3.4921 Amali 119,13 2.61

    22 Ajangale 139,00 3.0523 Dua Boccoe 144,90 3.18

    24 Cenrana 143,60 3.1525 Tanete Riattang Barat 53,68 1.18

    26 Tanete Riattang 23,79 0.5227 Tanete Riattang Timur 48,88 1.07

    Jumlah 4.559,00 100Sumber : BPS Kabupaten Bone, Tahun 2009

    2.4.2 Topografi dan Iklim

    Wilayah Kabupaten Bone terdiri dari daerah pantai, dataran rendah dan

    daerah perbukitan dengan variasi ketinggian dari permukaan laut 0 meter hingga

    lebih dari 1.000 meter. Kondisi permukaan lahan bervariasi mulai dari landai,

    bergelombang hingga curam. Daerah datar dengan kemiringan lereng 0-2%

    memiliki luas terbesar yakni 164.602 ha, daerah landai hingga sedikit

    bergelombang tersebar di sepanjang pantai dan bagian Utara seluas 91.519 ha, dan

    di bagian Barat dan Selatan pada umumnya merupakan wilayah bergelombang

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 23

    dengan kemiringan 15-40% seluas 12.399 ha, sedangkan wilayah curam >40%

    dengan luas 12.399 ha.

    Kondisi klimatologis wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah yang

    beriklim sedang dengan tingkat kelembaban udara berkisar antara 95% - 99%

    dengan temperatur berkisar 260C 430C.

    Pada periode April-September angin bertiup dari timur dengan membawa

    hujan sehingga terjadi musim hujan dan sebaliknya pada bulan Oktober-Maret

    bertiup angin barat di saat Kabupaten Bone mengalami musim kemarau. Suhu

    cukup tinggi rata-rata terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan

    Agustus di musim kemarau.

    2.5 POTENSI SUMBERDAYA LAHAN

    Luasan Pemanfaatan lahan di wilayah Kabupaten Bone dibagi dalam 12

    (duabelas) jenis penggunaan lahan. Secara umum penggunaan lahan di wilayah

    ini didominasi oleh hutan negara dan tegal/kebun yaitu masing-masing 97.822 Ha

    dan 76.538 Ha. Pada kawasan terbangun beserta pekarangan penggunaan

    lahannya seluas 17.779 Ha dari luas seluruh wilayah. Untuk kawasan yang belum

    terbangun pada penggunaan lahan merupakan tanah kosong atau ruang terbuka

    lainnya (Tabel 2.2).

    Tabel 2.2Jenis Penggunaan Lahan Kabupaten Bone (Dalam Ha) Tahun 2008

    PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) PROSENTASE (%)

    Rumah dan Bangunan

    Tegal/KebunLadang/Huma

    Padang rumputRawa-rawa

    Tambak

    Kolam/Tebat/EmpangLahan tidak diusahakan

    Hutan rakyatHutan negara

    PerkebunanLainnya

    17.779

    76.538875

    2.362110

    9.474

    2.55616.180

    17.04197.822

    51.06434.987

    5,44

    23,420,27

    0,720,03

    2,90

    0,784,95

    5,2129,93

    15,6310,71

    JUMLAH 326.788 100,00

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 24

    Penggunaan lahan untuk perumahan/pemukiman terutama berada pada

    sepanjang jalan, baik berupa jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer,

    kolektor sekunder maupun jalan lingkungan atau jalan lokal yang ada pada pusat-

    pusat permukiman dengan pola yang bervariasi, permukiman yang berada pada

    sepanjang jalan arteri dan kolektor membentuk pola linear, sedangkan yang agak

    jauh dari jalan kolektor membentuk pola menyebar. Kondisi seperti ini sangat

    ditunjang oleh topografi wilayah yang datar, bergelombang hingga berbukit

    sehingga agak sulit untuk melakukan pengembangan fisik ke berbagai arah.

    Berdasarkan fungsi, hutan yang terdapat di Kabupaten Bone merupakan

    hutan lindung dengan luas 30.292 Ha, hutan produksi terbatas dengan luas 91.161

    Ha, hutan produksi tetap dengan luas 18.155 Ha, hutan wisata dengan luas 1.675

    Ha dan hutan bakau seluas 3.365 Ha. Kabupaten Bone sebagian besar masih

    merupakan wilayah hutan. Sebaran hutan terdapat di hampir semua kecamatan

    yang ada kecuali Kecamatan Amali, Ajangale, Tanete Riattang Barat, Tanete

    Riattang Timur dan Kecamatan Tanete Riattang.

    2.6 KONDISI SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

    2.6.1 Perkembangan Jumlah Penduduk

    Jumlah penduduk terakhir Kabupaten Bone yang tercatat pada Kantor

    BPS Kabupaten Bone adalah sebanyak 705.717 jiwa dengan laju pertumbuhan

    penduduk dalam kurun waktu lima tahun terakhir 0,64 %. Distribusi penduduk

    terbesar terdapat di wilayah Kecamatan Tanete Riattang dengan jumlah

    penduduk tahun 2008 adalah 43.793 jiwa. Dari 27 Kecamatan yang terdapat di

    Kabupaten Bone, Kecamatan Tanete Riattang merupakan kecamatan yang

    memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu sebesar 1.841 jiwa/km2.

    Hal tersebut dikarenakan wilayahnya yang strategis berada di pusat Kota

    Watampone dan dilengkapi infrastruktur pendukung yang lebih lengkap.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 25

    Kecenderungan manusia untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik

    mendorong penduduk untuk berdomisili pada suatu kawasan lengkap.

    Tabel 2.3Perkembangan Jumlah PendudukKabupaten Bone Tahun 2004-2008

    No. TAHUN JUMLAH PENDUDUK

    1.2.3.4.5.

    20042005200620072008

    688.080694.311696.712699.474705.717

    Pertumbuhan per tahun 0,64

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

    2.6.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk

    Distribusi atau tingkat penyebaran penduduk pada akhir tahun

    diperkirakan pola perkembangannya masih sama dengan pola sekarang. Dimana

    jumlah konsentrasi penduduk relatif lebih terkonsentrasi pada sentra-sentra

    aktivitas ekonomi dengan ketersediaan infrastruktur yang baik yang umumnya

    terletak di wilayah/kawasan perkotaan (ibukota kecamatan dan kabupaten).

    Analisis distribusi penduduk akan berpengaruh terhadap rencana kebutuhan

    sarana dan prasarana pendukung penduduk dikemudian hari.

    Jumlah penduduk Kabupaten Bone pada akhir Tahun 2008 berjumlah

    705.717 jiwa, mengalami peningkatan sebesar 2,49% selama periode lima tahun

    terakhir (2004-2008). Wilayah kecamatan perlu mendapat perhatian, utamanya

    dalam penciptaan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan tingkat

    pelayanan penduduk (sarana dan prasarana) yang tersedia, luas wilayah dan

    termasuk daya dukung lingkungan untuk mendukung aktivitas penduduk dalam

    rangka peningkatan ekonomi.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 26

    Tabel 2.4Distribusi, Kepadatan Penduduk Dan Sex Ratio

    Kabupaten Bone Tahun 2008

    NO KECAMATANLUAS(KM2)

    JENIS KELAMIN SEXRATIO

    DENSITY(JIWA/KM2)L P JUMLAH

    1.2.

    3.4.5.6.7.

    8.9.

    10.11.12.

    13.14.15.16.17.

    18.19.20.21.22.

    23.24.25.26.27.

    Bontocani

    KahuKajuaraSalomekkoTonraPatimpeng

    LiburengMareSibulueCinaBarebbo

    PonreLappariajaLamuruTelli limpoeBengo

    UlawengPalakkaAwangponeTellu SiattingeAmali

    AjangaleDua BoccoeCenranaT. Riattang BaratT. Riattang

    T. Riattang Timur

    463,35

    189,50124,1384,91

    200,32130,47

    344,25263,50155,80147,50114,20

    293,00138,00208,00318,10164,00

    161,67115,32110,70159,30119,13

    139,00144,90143,6053,6823,79

    48,88

    7.511

    16.60414.9346.3975.2926.862

    13.94311.00713.70011.54211.387

    6.15310.50411.5946.196

    12.251

    11.9719.632

    12.88319.1519.839

    12.93713.79911.50917.41619.857

    17.853

    8.170

    19.51417.2997.5006.3427.902

    15.42512.51317.15713.66814.035

    6.97712.11513.7376.92113.999

    14.33011.99516.34723.28412.400

    16.15817.73313.45920.17823.936

    19.899

    15.681

    36.11832.23313.89711.63414.764

    29.36823.52030.85725.21025.422

    13.13022.61925.33113.11726.250

    26.30121.62729.23042.43522.239

    29.09531.53224.96837.59443.793

    37.752

    91,9385,0986,3385,29

    83,4486,8490,3987,9679,85

    84,4581,1388,1986,7084,40

    89,5287,5183,5480,3078,81

    82,2579,3580,0777,8285,51

    86,3182,9689,72

    34

    191260164

    58113

    8589

    198171223

    45164122

    41160

    163188264266187

    209218174700

    1.841

    772

    JUMLAH 4.599,00 322.724 382.993 705.717 84,65 155

    Sumber: Kecamatan Bone dalam Angka Tahun 2008

    2.6.3 Komposisi Kependudukan

    1. Struktur Umur

    Pembahasan penduduk menurut struktur usia dimaksudkan untuk

    mengetahui jumlah penduduk pada setiap kelompok umur tertentu, terutama

    kelompok umur yang ada kaitannya dengan usia sekolah, usia kerja dan usia

    produktif. Pengelompokan umur di Kabupaten Bone pada tahun 2008 dapat

    dibagi menurut kelompok usia sebagai berikut :

    a. Usia Balita (0 - 4) tahun = 64.079 jiwa

    b. Usia Sekolah (5 - 14) tahun = 149.400 jiwa

    c. Usia Angkatan Kerja (15 - 54) tahun = 392.096 jiwa

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 27

    Usia angkatan kerja yang terdapat di Kabupaten Bone relatif memadai dan

    termasuk dalam kelompok usia produktif atau memiliki kemampuan kerja

    dengan produktifitas yang lebih baik. Disamping itu golongan tersebut juga

    termasuk penduduk usia sekolah dan kemungkinan mereka sekolah sambil

    bekerja. Berdasarkan pada uraian tersebut maka kelompok usia 15 - 54 tahun

    adalah kelompok usia produktif dan digolongkan sebagai angkatan kerja dengan

    jumlah penduduk 392.096 jiwa (55,56%), selebihnya dapat diasumsikan sebagai

    kelompok usia non produktif yang menjadi tanggungan kelompok usia produktif.

    Secara terperinci penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel

    2.5.

    Angka kelahiran di wilayah ini secara kumulatif juga mengalami

    peningkatan tidak sebanding dengan tingkat kematian, namun pertumbuhannya

    mengalami peingkatan. Hal ini mengindikasikan, bahwa di wilayah ini tingkat

    kesejahteraan penduduk semakin membaik.

    Tabel 2.5Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Struktur Usia

    Kabupaten Bone 2008

    STRUKTUR

    USIA

    TAHUN 2008

    JUMLAH (%)

    0 4 64.079 9,08

    5 9 68.172 9,66

    10 14 81.228 11,51

    15 19 70.501 9,99

    20 24 47.495 6,73

    25 29 51.517 7,3

    30 34 44.672 6,33

    35 39 56.599 8,02

    40 44 47.565 6,74

    45 49 41.849 5,93

    50 54 31.898 4,52

    55 59 27.523 3,9

    60 64 28.511 4,04

    65+ 44.107 6,25

    JUMLAH 705.717 100

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 28

    2. Struktur Tenaga kerja

    Penduduk Kabupaten Bone yang berumur 10 tahun keatas adalah 573.466

    jiwa dengan jumlah penduduk yang tergolong kelompok angkatan kerja sebanyak

    392.096 jiwa. Tingkat pencari kerja berdasarkan jenjang pendidikan adalah

    tidak/tamat SD 235.179 jiwa, SLTP 47.130 jiwa, SMU/SMK 42.621 jiwa, Diploma

    4.156 jiwa, Akademi 1.647 jiwa dan S1 8.430 jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan

    Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran untuk mengukur kegiatan ekonomi

    penduduk dengan membandingkan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk

    yang berusia diatas 10 tahun.

    3. Agama dan Aliran Kepercayaan

    Perkembangan pemeluk agama di wilayah ini tidak banyak mengalami

    perubahan yang berarti dan masih mengikuti laju pertumbuhan dan

    perkembangan penduduk yang ada. Penduduk sebagai pemeluk agama yang

    terbanyak adalah Islam 99,34%), Kristen/Katolik (0,50%), Hindu/Budha (0,17%)

    seperti terlihat pada tabel berikut.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 29

    Tabel 2.6Komposisi Pemeluk Agama Dirinci Per Kecamatan

    Di Kabupaten Bone Tahun 2008

    NO KECAMATANJUMLAH PEMELUK MENURUT AGAMA

    ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDHA

    1.

    2.3.4.5.6.

    7.8.9.

    10.11.

    12.13.14.15.16.

    17.18.19.20.21.

    22.23.24.25.26.

    27.

    Bontocani

    KahuKajuaraSalomekkoTonraPatimpeng

    LiburengMareSibulueCinaBarebbo

    PonreLappariajaLamuruTelli limpoeBengo

    UlawengPalakkaAwangponeTellu SiattingeAmali

    AjangaleDua BoccoeCenranaT. Riattang BaratT. Riattang

    T. Riattang Timur

    15.678

    36.11832.23313.89711.63414.764

    29.31823.41730.85725.20225.422

    13.13022.61125.32213.11726.228

    26.30121.60729.22442.43522.239

    29.08731.53224.96534.54742.408

    37.752

    -

    -----

    1358-8-

    -89-

    22

    -20---

    8-3

    1.7141.098

    -

    -

    -----

    3738---

    -----

    ---6-

    ---

    42831

    -

    -

    -----

    -7---

    -----

    -----

    ---

    451140

    -

    -

    -----

    -----

    -----

    -----

    ---

    454116

    -

    JUMLAH 701.045 2.961 543 598 570

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

    Berdasarkan sebaran penduduk perwilayahan pemeluk agama Islam

    tersebar merata di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone, sedangkan

    pemeluk agama Kristen/Katolik hanya terdapat di 11 (sebelas) kecamatan, dan

    pemeluk agama Hindu dan Budha hanya terdapat di 3 (empat) kecamatan dengan

    jumlah yang relatif sedikit.

    Penyebaran jumlah penduduk dalam suatu wilayah berkorelasi langsung

    dengan tingkat ketersediaan fasilitas peribadatan, sehingga semakin mayoritas

    suatu agama maka sebaran fasilitas peribadatannya dapat ditemui setiap tempat.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 30

    2.7 KONDISI PEREKONOMIAN DAN KEGIATAN USAHA

    2.7.1 Perkembangan PDRB

    Produk domestik regional bruto (PDRB) dapat memberikan gambaran

    tentang kemajuan ekonomi suatu daerah dengan mendefinisikan sebagai

    keseluruhan nilai tambah barang dan jasa dalam periode tertentu (1 tahun). Pada

    Tahun 2008, sembilan sektor ekonomi penggerak Kabupaten Bone memberikan

    kontribusi terhadap PDRB sebesar Rp. 2.776,66 milyar dengan pendapatan

    perkapita penduduk sebesar Rp. 3.934.523.

    Tabel 2.7Perkembangan PDRB Kabupaten Bone Menurut Lapangan Usaha

    Tahun 2007 - 2008 Harga Konstan 2000 (Dalam Juta)

    SEKTOR EKONOMIPDRB KABUPATEN BONE DISTRIBUSI (%)

    TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2007 TAHUN 2008

    PertanianPertambangan dan GalianIndustriListrik, Gas & AirBangunan/Konstruksi

    Perdag, Hotel & RestoranAngkutan dan KomunikasiBank dan lemb.KeuanganJasa-jasa

    1.380.332,6212.422,65

    237.915,3418.765,36

    144.718,18

    216.803,06142.097,34126.920,72309.322,77

    1.462.049,8615.092,60

    246.286,3220.294,34

    175.414,73

    235.432,45154.052,84141.595,06326.441,88

    54,340,528,280,855,55

    7,415,455,21

    12,40

    52,690,587,610,786,16

    7,315,265,23

    14,39

    JUMLAH 2.589.298,03 2.776.660,08 100,00 100,00

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

    Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan sektor ekonomi

    secara internal wilayah Kabupaten Bone dalam periode perkembangannya

    (setelah krisis ekonomi) masih bertumpu pada Sektor Pertanian; Industri;

    Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa-Jasa; dan Bank & Lembaga Keuangan; dengan

    besar kontribusi terhadap PDRB wilayah sangat signifikan.

    2.7.2 Perkembangan Sektor Perekonomian

    1. Sektor Pertanian Tanaman Pangan

    Jenis tanaman pangan yang diusahakan di Kabupaten Bone adalah padi,

    palawija, buah-buahan dan sayuran, dimana jenis tanaman pangan utama yang

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 31

    dikembangkan adalah padi. Tingkat perkembangan luas lahan, tingkat produksi

    dan tingkat produktivitas pada setiap tahunnya selalu berbeda. Perubahan

    tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kegagalan panen dan

    perubahan fungsi guna lahan dari lahan pertanian ke lahan non pertanian

    khususnya fungsi urban guna memenuhi kebutuhan lahan untuk kegiatan non

    pertanian.

    Tabel 2.8Luas Panen Tanaman Pangan Kabupaten Bone

    (Dalam Ha Dan Ton) Tahun 2008

    Tanaman Pangan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

    PADI 130.503 764.800

    PALAWIJA: Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

    1. Jagung

    2. Kedelei3. Kacang Tanah

    4. Kacang Hijau5. Ubi Kayu

    6. Ubi Jalar

    41.313

    5.98013.815

    2.503615

    445

    171.523

    11.05335.709

    3.5676.061

    3.689

    JUMLAH 64.671 231.602

    SAYURAN Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

    1. Cabe

    2. Tomat3. Petsai

    4. Ketimun5. Kentang

    6. Labu7. Terung

    8. Kangkung9. Bawang Merah

    10. Bawang Putih

    11.Bawang Daun12.Kacang Panjang

    288

    392190

    45117

    391388

    476111

    16

    10,00790

    14.480

    17.4059.283

    14.677841

    20.11220.679

    18.5564.162

    509

    23720.488

    Produksi (Ton) 3.520 141.429

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

    Perkembangan luas panen, dan produksi selama periode Tahun 2008 dari

    130.503 Ha Tanaman pangan berupa padi sebagai kegiatan utama penduduk pada

    kurun waktu tersebut dengan produksi, yaitu 764.800 ton.

    Sedangkan tanaman palawija untuk produksi dengan kontribusi tertinggi

    adalah jagung dan kacang tanah.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 32

    2. Sektor Perkebunan

    Jenis komoditi tanaman perkebunan yang dikembangkan oleh penduduk

    di Kabupaten Bone adalah kelapa hibrida, kelapa dalam, kopi, coklat, cengkeh,

    kemiri, panili, lada, dan lain-lain. Diantara komoditi perkebunan tersebut, coklat

    dan kemiri memiliki luas panen tertinggi yaitu 30.047 Ha dan 9.145 Ha pada

    Tahun 2008 dan perkembangan produksi 12.870 ton dan 6.892 (Tabel 2.9). Dalam

    perkembangannya tanaman perkebunan menunjukkan gejala ke arah lebih baik.

    Tabel 2.9Perkembangan Luas Tanam Dan Produksi Perkebunan

    Di Kabupaten Bone Tahun 2008

    JENIS

    TANAMANLuas Areal (Ha) Produksi (Ton)

    Kelapa Dalam

    Kelapa HybridaKopi

    KakaoKemiri

    KapukJambu Mete

    CengkehLada

    Pala

    VaniliPinang

    ArenSiwalan

    SaguAsam Jawa

    NipaKayu Manis

    Jarak Pagar

    5.727

    2.884986

    30.0479.145

    1.3438.242

    3.578770

    5

    2601.350

    3.4881.565

    27431

    130134

    4.081

    9.382

    2.285264

    12.8706.892

    7542.863

    2.08783

    1

    36633

    2.630494

    84148

    4735

    14

    Sumber: Kabupaten Bone dalam Angka Tahun 2009

    3. Sektor Perikanan

    Jenis budidaya perikanan yang diusahakan di Kabupaten Bone adalah

    perikanan laut dan perikanan darat. Potensi pengembangan perikanan di wilayah

    perencanaan cukup besar sebagai wilayah pantai yang berada di perairan Teluk

    Bone yang kaya akan sumberdaya ikan dan hasil-hasil laut lainnya.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BONE 2011 - 2031

    II - 33

    Jumlah produksi ikan pada periode Tahun 2008 di wilayah ini mengalami

    pertumbuhan positif dengan jumlah yang relatif besar, diantara komoditi sektor

    perikanan tersebut, sektor perikanan laut memiliki produksi yang lebih besar di

    bandingkan dengan perikanan darat, yaitu 71.441,5 ton dengan 26.917 ton. Untuk

    mendukung kegiatan penangkapan ikan dilengkapi dengan perahu penangkap

    baik bermotor maupun non motor, jumlah armada tersebut adalah 558 unit

    perahu tak bermotor dan 2.501 unit perahu bermotor. Di tahun 2008 jumlah

    produksi ikan yang dihasilkan dominan berasal dari wilayah pesisir Kabupaten

    Bone.

    4. Sektor Peternakan

    Jenis usaha ternak yang dikembangkan di Kabupaten Bone digolongkan

    atas dua yaitu ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar terdiri dari sapi 169.492

    ekor, kuda 10.448 ekor, kerbau 7.255 ekor, dan kambing 10.910 ekor. Sedangkan

    ternak unggas meliputi ternak ayam ras petelur 42.885 ekor, ayam ras pedaging

    416.726 ekor, ayam buras 2.260.254 ekor, dan itik 229.224 ekor. Berdasarkan

    sebaran lokasi, pengembangan dan pengusahaan ternak oleh masyarakat lebih

    banyak dikembangkan dimasing-masing wilayah kecamatan.

  • LAPORAN PENDAHULUANREVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN

    3.1. DEFENISI DAN ISTILAH

    Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten

    yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi

    strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah

    kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis

    kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan

    pengendalian pema

    Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah

    pemerintah daerah kabupaten yang merupakan arahan perwujudan visi dan

    misi pembangunan jangka panjang kabupaten pada aspek keruangan, yang

    pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman,

    nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan

    Ketahanan Nasional

    Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah

    wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah

    tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam ku