bagian 2...pemulung ketimbang memungut ppn dari pembeli. 1.2. pokok permasalahan turunnya harga...

21
MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 193 BAGIAN 2.4 KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK Purwoko Abstrak Daur ulang sampah plastik merupakan upaya sekelompok masyarakat untuk mengumpulkan dan memroses sampah plastik hingga menjadi biji plastik, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk plastik. Industri ini melibatkan banyak tenaga kerja, serta memberikan nilai tambah ekonomi yang cukup signifikan. Saat ini, upaya tersebut sedang terancam keberlanjutannya, karena produknya sulit bersaing dengan biji plastik orisinal yang harganya sedang anjlok, seiring dengan anjloknya harga minyak di pasar dunia.Kajian ini bertujuan untuk menganalisis perlu atau tidaknya industri daur ulang sampah plastik diberi insentif fiskal, agar tetap berlanjut kegiatannya, serta menganalisis untuk menentukan kebijakan fiskal apa yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi. Simpulan yang diperoleh adalah bahwa industri daur ulang sampah plastik merupakan upaya nyata untuk mengurangi volume sampah plastik secara berkesinambungan. Untuk melindungi industri daur ulang sampah plastik,kajian ini merekomendasikan beberapa kebijakan fiskal perlu diterapkan secara komprehensif, yaitu (1) mengenakan cukai terhadap biji plastik orisinal sebagai bentuk partisipasi dalam pelestarian lingkungan, (2) memberikan fasilitas pembebasan cukai untuk biji plastik hasil daur ulang, dan (3) mencabut fasilitas PPN DTP untuk biji plastik impor agar daya saing biji plastik dalam negeri meningkat. Kata Kunci : sampah plastik, daur ulang, insentif fiskal, cukai, Pembebasan Cukai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjloknya harga minyak di pasar internasional pada tahun 2015 telah membawa dampak yang serius di berbagai sektor, termasuk juga di industri berbahan dasar plastik. Biji plastik yang merupakan salah satu produk hilir dari industri migas, harganya juga ikut turun. Murahnya harga biji plastik orisinal menjadikan produsen barang-barang plastik beralih menggunakan bahan baku biji plastik orisinal yang kualitasnya

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 193

BAG IA N 2 . 4

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

Purwoko

Abstrak

Daur ulang sampah plastik merupakan upaya sekelompok masyarakat untuk mengumpulkan dan memroses sampah plastik hingga menjadi biji plastik, yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk plastik.Industri ini melibatkan banyak tenaga kerja, serta memberikan nilai tambah ekonomi yang cukup signifikan. Saat ini, upaya tersebut sedang terancam keberlanjutannya, karena produknya sulit bersaing dengan biji plastik orisinal yang harganya sedang anjlok, seiring dengan anjloknya harga minyak di pasar dunia.Kajian ini bertujuan untuk menganalisis perlu atau tidaknya industri daur ulang sampah plastik diberi insentif fiskal, agar tetap berlanjut kegiatannya, serta menganalisis untuk menentukan kebijakan fiskal apa yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi. Simpulan yang diperoleh adalah bahwa industri daur ulang sampah plastik merupakan upaya nyata untuk mengurangi volume sampah plastik secara berkesinambungan. Untuk melindungi industri daur ulang sampah plastik,kajian ini merekomendasikan beberapa kebijakan fiskal perlu diterapkan secara komprehensif, yaitu (1) mengenakan cukai terhadap biji plastik orisinal sebagai bentuk partisipasi dalam pelestarian lingkungan, (2) memberikan fasilitas pembebasan cukai untuk biji plastik hasil daur ulang, dan (3) mencabut fasilitas PPN DTP untuk biji plastik impor agar daya saing biji plastik dalam negeri meningkat.

Kata Kunci : sampah plastik, daur ulang, insentif fiskal, cukai, Pembebasan Cukai

I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Anjloknya harga minyak di pasar internasional pada tahun 2015 telah membawa dampak yang serius di berbagai sektor, termasuk juga di industri berbahan dasar plastik. Biji plastik yang merupakan salah satu produk hilir dari industri migas, harganya juga ikut turun. Murahnya harga biji plastik orisinal menjadikan produsen barang-barang plastik beralih menggunakan bahan baku biji plastik orisinal yang kualitasnya

Page 2: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK194

lebih baik dan harganya tidak berbeda jauh dengan biji plastik hasil daur ulang. Sulitnya industri daur ulang plastik memasarkan produknya menjadikan industri ini terancam gulung tikar, dan tenaga kerja yang terlibat didalamnya, termasuk para pemulung sampah, pun terancam akan kehilangan pekerjaan.

Sementara itu, masalah sampah merupakan salah satu masalah yang belum terselesaikan dengan baik di Indonesia. Salah satu contoh, menumpuknya sampah di berbagai pintu air di kawasan Jakarta menjadi salah satu penyebab banjir kota Jakarta. Sampah yang menumpuk di pintu-pintu air dan selokan-selokan menjadikan aliran air menjadi terhambat dan air meluber ke jalanan dan pemukiman penduduk. Data Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta menunjukkan bahwa DKI Jakarta menghasilkan lebih dari 6000 ton sampah per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 780 ton atau 13% dari total sampah tersebut adalah sampah plastik.

Sampah yang berhasil lolos melewati pintu-pintu air akan terus hanyut mengikuti aliran sungai sampai ke laut. Gelombang laut mendorong sampah balik ke pantai dan pada akhirnya mengotori daerah pantai dan hutan bakau yang ada di tepi pantai. Suatu studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dunia, sebagaimana yang dipaparkan pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) di tahun 2010, menyimpulkan bahwa pembuangan sampah plastik di lautan sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dalam kajian ini, Indonesia menempati peringkat kedua dari negara-negara yang paling banyak membuang sampah plastik ke laut. Peringkat pertama diduduki oleh negara China (Jambeck, 2015).

Industri daur ulang sampah, termasuk di dalamnya adalah industri daur ulang sampah plastik, merupakan suatu mata rantai industri dapat mengurangi laju pertumbuhan sampah. Pada industri daur ulang sampah plastik, pemilahan sampah plastik pada umumnya dilakukan oleh para pemulung. Sampah plastik yang berhasil dipilah dari jenis sampah lainnya diproses hingga menjadi biji plastik, yang bisa digunakan sebagai bahan baku produk-produk plastik tertentu pada siklus yang berikutnya. Gambar 1 memberikan ilustrasi tentang proses kegiatan daur ulang sampah plastik.

Page 3: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 195

Sumber: ADUPI, dimodifikasiGambar-1. Siklus Daur Ulang Sampah Plastik

Industri daur ulang plastik mempunyai proses yang panjang dan melibatkan banyak tenaga kerja. Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) memperkirakan, pada tahun 2013 industri ini mampu mengolah sampah plastik hingga 5,4 juta ton per tahun atau sekitar 15 ribu ton per hari, dengan melibatkan lebih dari 780 ribu tenaga kerja. Pada bagian hulu dari industri daur ulang plastik, terdapat tenaga pemulung yang berperan memilah sampah plastik dari sampah-sampah jenis lainnya. Pemulung mengumpulkan sampah plastik yang dibuang oleh masyarakat dan menjualnya kepada pengepul. Pengepul menampung sampah plastik hasil kerja para pemulung dan menyetorkannya kepada penggiling sampah plastik. Tugas dari penggiling adalah mengolah sampah plastik menjadi cairan yang sangat kental. Tahap berikutnya adalah pencetakan cairan menjadi butiran-butiran biji plastik, yang siap digunakan sebagai bahan baku pada industri plastik.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 42 tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, bahan baku plastik termasuk barang kena pajak (BKP) PPN. Tidak ada perbedaan antara bahan baku plastik baru dengan bahan baku plastik hasil daur ulang, kedua-duanya merupakan BKP PPN. Yang membedakan adalah bahwa sejak 2009 bahan baku plastik baru yang diimpor mendapat fasilitas PPN DTP, sementara bahan baku

Page 4: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK196

plastik baru produksi dalam negeri dan bahan baku plastik hasil daur ulang tidak mendapat fasilitas yang sama. Ini yang menjadi alasan bagi asosiasi daur ulang plastik untuk mengajukan usulan pembebasan PPN untuk produk biji plastik dari hasil daur ulang. Ketatnya persaingan harga biji plastik membuat pengusaha daur ulang sampah plastik memilih jalan pintas, yaitu menekan harga sampah plastik dari pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli.

1.2. Pokok PermasalahanTurunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah plastik. Padahal, untuk mencari pekerjaan lain pun mereka mengalami kesulitan. Bila hal ini dibiarkan terjadi, dikhawatirkan upaya untuk mengurangi sampah plastik melalui kegiatan daur ulang akan berkurang, pengangguran bertambah, dan timbunan sampah plastik akan semakin cepat menggunung.

Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:• Perlukahindustridaurulangsampahplastikdiberiinsentiffiskal,

agar kegiatan industri ini tetap berlanjut?• Kebijakan fiskal apa yang tepat untuk mengatasi permasalahan

yang mereka hadapi?

1.3. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk:• Melakukananalisisperluatautidaknyaindustridaurulangsampah

plastikdiberiinsentiffiskal• Melakukan analisis untukmenentukankebijakanfiskal apa yang

tepat industri daur ulang sampah plastik

II. METODOLOGIUntuk dapat menganalisis perlu atau tidaknya industri daur ulang plastikdiberiinsentiffiskal,diperlukandatadaninformasiyangterkaitdengan profile industri daur ulang plastik di Indonesia termasukpara pelakunya, industri plastik pada umumnya. Data dan informasi yang diperlukan mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Di samping itu diperlukan juga data dan informasi tentang

Page 5: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 197

sampah, termasuk sampah plastik, dan pengelolaannya saat ini. Data dan informasi ini diperoleh dari berbagai sumber literatur, baik dalam bentuk hardcopy maupun elektronik.

Kajian ini menggunakan metode analisis biaya manfaat dan statistik deskriptif. Analisis biaya manfaat digunakan untuk menentukan perlu atautidaknyaprodukdaurulangplastikdiberiinsentiffiskal.Analisisdeskriptif dimulai dengan melihat kondisi yang ada saat ini. Kegiatan berikutnya adalah menganalisis industri daur ulang plastik, mencakup volume produksi, tenaga kerja yang terlibat, serta peran dari industri daur ulang plastik dalam kaitannya untuk mengurangi sampah plastik. Langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi industri plastik serta industri daur ulang sampah plastik, serta mencari alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahanyangada,utamanyayangterkaitdengankebijakanfiskal.

III. TINJAUAN PUSTAKA3.1. Potret Konsumsi dan Produksi Barang Plastik di IndonesiaPenggunaan plastik per kapita Indonesia masih termasuk rendah bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Di tahun 2013, konsumsi plastik per kapita Indonesia baru mencapai 10 kg per orang per tahun. Sementara itu, negara tetangga, seperti Malaysia, konsumsi plastiknya telah mencapai 56 kg per orang per tahun. Konsumsi plastik per kapita di Thailand adalah 45kg dan Singapura 93kg per orang per tahun (Antara, 2013). Namun dengan jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 250 juta jiwa lebih, maka konsumsi plastik masyarakat Indonesia secara total memang besar.

Data Kementerian Perindustrian (2015) menunjukkan bahwa pada tahun 2015 tercatat sebanyak 925 perusahaan yang memproduksi berbagai produk plastik, dengan melibatkan tenaga kerja sebanyak 37.327 orang. Produksi barang-barang plastik tercatat sebesar 4,68 juta ton. Sebagian besar dari produk plastik tersebut, sekitar 60%, adalah produk plastik yang digunakan untuk industri makanan dan fast moving consumer goods (FMCG). Untuk menghasilkan produk-produk plastik tersebut, pada tahun 2015 diperlukan bahan baku berupa biji plastik sebanyak 4,3 juta ton. Dari kebutuhan ini, hanya sebesar 2,5 juta ton yang dapat dipenuhi oleh industri petrokimia dalam negeri, sedangkan 1,8 juta ton sisanya, harus dipenuhi dari impor (Republika, 2015).

Page 6: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK198

3.2. Peran Industri Daur Ulang Plastik Terhadap Pelestarian Lingkungan

3.2.1. Sampah Plastik Sebagai Pencemar LingkunganSampah merupakan berbagai jenis limbah sebagai produk yang tidak diharapkan dari kegiatan manusia dan makhluk hidup lainnya yang dilakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, mendefinisikansampah sebagai sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam, yang berbentuk padat atau semi padat, berupa zat organik atau anorganik, bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai. Sampah dianggap sebagai produk yang tidak ada nilainya, sehingga ada kecenderungan sampah itu dibuang ke lingkungan. Sampah yang menumpuk, di manapun, akan mencemari lingkungan. Sampah yang dibuang ke sungai dan laut dapat mencemari lingkungan perairan. Kesehatan ikan dan berbagai makhluk hidup di air akan terganggu, bahkan yang lebih parah, bisa menyebabkan kematian massal. Sampah yang menggunung di daratan dapat mencemari lingkungan dengan bau busuk, merusak sumber air, dan mengganggu kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Untuk itu diperlukan kesadaran manusia untuk mengelola sampah dengan baik.

Ditinjau dari jenisnya, ada sampah yang mudah terurai, dan ada sampah yang sulit untuk terurai. Sampah organik, yang berasal dari bahan alami, seperti sayur, buah, daun dan sejenisnya dapat didegradasi oleh mikroba dan bisa hancur dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Sampah anorganik, yaitu sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati, memerlukan waktu lebih lama untuk bisa didegradasi. Sampah jenis kertas, karton, dan sejenisnya akan terurai dalam hitungan bulan. Sementara itu sampah dari bahan plastik perlu waktu yang lebih lama untuk terurai. Kantong plastik yang begitu tipis memerlukan waktu antara 10-12 tahun untuk bisa terurai. Botol plastik, yang sedikit lebih tebal, butuh waktu sekitar 20 tahun baru bisa hancur. Sementara itu, untuk menghancurkan sampah sterofoam butuh waktu sekitar 500 tahun. (Wahyuni, 2015). Mengurangi volume sampah plastik dengan membakarnya juga tidak direkomendasikan, karena memberikan dampak negatif berupa pencemaran udara.

Page 7: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 199

Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan Pemerintah Daerah untuk mengelola sampah yang dihasilkan warganya. Kegiatan pengelolaan sampah pada umumnya mencakup kegiatan pengumpulan sampah, pengendalian timbunan sampah, transfer dan transportasi sampah, pengolahan, dan pembuangan akhir.

3.2.2. Daur Ulang Plastik Sebagai Solusi LingkunganSeiring dengan bertambahnya populasi dan makin beragamnya kegiatan penduduk Indonesia, produksi sampah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2015, Indonesia menghasilkan sampah rata-rata sekitar 175.000 ton per hari atau setara 63 juta ton per tahun. (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2015). Dari jumlah tersebut sekitar 5,4 juta ton merupakan sampah plastik. Jenis sampah inilah yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah, berhubung keberadaannya menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan perlu waktu lama untuk bisa terurai.

Proses daur ulang sampah merupakan salah satu upaya yang digalakkan untuk mengurangi volume sampah. Sampah yang dianggap tidak ada nilainya dan dibuang oleh pemiliknya, diolah sedemikian rupa hingga menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah.

Sampah organik bisa didaur ulang dan diproses menjadi kompos atau pupuk organik. Sampah kertas bisa didaur ulang dan dibuat berbagai aneka kerajinan atau dilebur untuk diolah kembali menjadi kertas, karton, atau produk lain yang berbahan dasar kertas.

Sahwan et al (2005) memaparkan bahwa limbah plastik berpotensi mencemari lingkungan karena perlu waktu lama untuk bisa terurai. Volume sampah plastik berkisar antara 10% hingga 15% dari total sampah padat yang dibuang masyarakat. Sampah plastik dapat dilebur untuk diproses kembali menjadi biji plastik, yang digunakan sebagai bahan baku industri berbagai produk plastik. Kegiatan daur ulang plastik memberikan dua manfaat utama, yaitu mengurangi pencemaran lingkungan dan penyerapan tenaga kerja.

Gambar 2 memberikan ilustrasi bagaimana daur ulang sampah plastik berperan dalam industri plastik.

Page 8: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK200

Gambar-2. Peran Daur Ulang Plastik dalam Industri Plastik

Indonesia

Proses daur ulang sampah memberi berbagai manfaat, antara lain (1) mengurangi volume sampah yang harus ditangani pemerintah, (2) mengurangi kebutuhan lahan yang digunakan untuk tempat pembuangan sampah, (3) memberikan nilai atau manfaat terhadap sampah yang sebelumnya dianggap tidak ada nilainya sama sekali, (4) menyelamatkan lingkungan dari polusi akibat sampah, serta (5) memberikan lapangan kerja bagi sebagian masyarakat.

Ketatnya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan formal di Jakarta telah menjadikan sampah sebagai alternatif usaha bagi sebagian dari penduduk Jakarta untuk bisa bertahan hidup. Mereka melakukan kegiatan usaha yang berbasis sampah, mulai dari pemulung, pengepul, hingga penggiling yang memerlukan modal usaha hingga milyaran rupiah.

Page 9: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 201

3.3. Instrumen Kebijakan Fiskal dalam Industri Plastik Pasal 1 huruf c Undang-undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas barang Mewah menyatakan bahwa semua barang hasil proses pengolahan adalah barang kena pajak (BKP) PPN. Dengan demikian produk biji plastik yang merupakan hasil olahan dari kondensat, nafta, dan berbagai bahan tambahan lainnya dapat digolongkan ke dalam produk hasil pengolahan dan BKPPPN. Biji plastik adalah bahan baku untuk industri yang menghasilkan berbagai produk barang plastik. Tidak ada pembedaankebijakanfiskal antaraprodukbiji plastik orisinal (baru)dengan produk biji plastik hasil daur ulang (lama), kedua-duanya merupakan BKP PPN.

Pada tahun 2008 sebagian besar kebutuhan biji plastik masih diimpor. Agar harga produk plastik dalam negeri murah, pemerintah memberikan fasilitas berupa PPN ditanggung pemerintah (PPN DTP) atas produk biji plastik impor. Selain itu, pemerintah juga memberikan insentif dalam bentuk tax holiday kepada perusahaan yang melakukan investasi baru di bidang industri petrokimia, yang menghasilkan bahan baku untuk industri biji plastik. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menarik investor di sektor industri petrokimia, dan meningkatkan produksi biji plastik domesik. Meningkatnya produksi domestik akan mengurangi volume impor, dan bila memungkinkan meningkatkan ekspor ke negara lain.

3.4. Kajian-Kajian Relevan SebelumnyaSuatu riset yang dipresentasikan pada pertemuan Tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) menyimpulkan bahwa lautan di dunia harus menampung sampah plastik sekitar delapan juta ton per tahun (BBC, 2015). Angka ini adalah angka rata-rata untuk tahun 2010, dengan kisaran data antara 4,8 hingga 12,7 juta ton. Angka ini sebenarnya hanya sebagian kecil dari sampah plastik yang dihasilkan penduduk dunia setiap tahunnya. Cina dan Amerika termasuk dua diantara 20 negara yang menghasilkan sampah plastik terbanyak di dunia.

Kajian ini memprakirakan bahwa apabila tidak ada perubahan kebijakan dari negara-negara di dunia, volume sampah plastik yang masuk ke laut akan terus meningkat, menjadi 17,5 ton per tahun di

Page 10: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK202

tahun 2025. Bila volume sampah plastik di laut diakumulasikan, pada tahun 2025 akan terdapat sampah plastik sebanyak 155 juta ton di lautan dunia.Kajian merekomendasikan agar negara-negara kaya mengurangi konsumsi barang plastik sekali pakai, dan agar negara-negara berkembang meningkatkan praktek pengelolaan limbah mereka.

Hasil penelitian yang dimuat pada jurnal Science yang terbit pada 13 Februari 2015 itu memaparkan bahwa Indonesia berada pada urutan kedua dari negara-negara yang banyak membuang sampah plastik di laut. Urutan pertama diduduki China. Urutan berikutnya setelah Indonesia adalah Filipina, Vietnam, dan Srilangka. Dr Wilcox dari SCIRO Australia menyampaikan bahwa insentif untuk memungut sampah plastik kurang menarik, karena harga bahan plastik sangat murah. Pengenaan denda bagi penghasil sampah bisa menjadi alternatif solusi bagi pemerintah (ABC Australia, 2015).

Sebagai negara yang menduduki peringkat kedua dalam hal penghasil sampah di laut, Indonesia perlu berbenah diri. Pemerintah perlu membuat kebijakan komprehensif, melibatkan berbagai pihak yang terkait, untuk dapat menekan pertumbuhan produksi smpah plastik di masa depan. Namun di sisi lain, permasalahan sampah plastik ternyata telah mengundang para peneliti dan inovator untuk bereksperimen dengan sampah plastik. Berikut ini beberapa penelitian dan inovasi yang pernah dilakukan terkait dengan pemanfaatan sampah plastik.

Rajagukguk (2013) mampu menciptakan mesin penghancur plastik yangefisiendanmobil.Mesininicukupdioperasikanolehsatuorang,mudah dipindah-pindah, dan memiliki performa yang baik, sehingga sangat cocok untuk usaha kecil dan mikro. Dengan menggunakan mesinini,pengolahansampahplastikmenjadilebihpraktisdanefisien.

Setahun sebelumnya, Hartono (2012) berhasil meningkatkan kualitas biji plastik daur ulang dengan metode Taguchi, yaitu mengkombinasikan material biji plastik murni dengan biji plastik daur ulang dengan komposisi tertentu, untuk menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik.

Kesadaran untuk melestarikan lingkungan telah mendorong peneliti untuk menciptakan plastik ramah lingkungan. Kajian untuk pembuatan plastik biodegradable dari tepung nasi aking dilakukan oleh

Page 11: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 203

Selpiana dkk (2015) yang mengkaji pengaruh banyaknya penambahan gliserol dan kitosan dalam pembuatan plastik biodegradable. Hasil terbaik diperoleh dari plastik biodegradable dengan kadar kitosan 3 gr dan 2 ml gliserol, yang memiliki kuat tarik 25.789 kg/cm2, elongasi 2,43%, dan terdegradasi 98% dalam 45 hari.

Penelitian untuk mencari sifat mekanik bioplastik terbaik dengan komposisi mikrofiber dan anofiber selulosa asetat dilakukan olehBahmid dkk (2014). Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa sifat mekanikbioplastikterbaikdihasilkanpadabioplastiknanofiberselulosaasetat dengan konsentrasi pemlastis 10%, yang menghasilkan kuat tarik 16,560 MPa.

Selain itu, sampah plastik bisa juga bisa diproses menjadi berbagai produk tertentu. Sibuea (2013) melakukan penelitian untuk memanfaatkan serat PET hasil daur ulang plastik sebagai campuran bahan paving block. Hasil kajian menunjukkan bahwa penambahan serat PET paling optimal sebesar 0,50% dari total bahan, yang menghasilkan peningkatan kuat tekan sebesar 42,23% dan menurunkan serapan air 3,78 kali lebih baik dibandingkan dengan paving normal.

Berbagai jenis sampah, seperti plastik, styrofoam, sekam padi, kertas dan serbuk kayu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bangunan. Styrofoam dengan dicampur semen putih, pasir, dan air dapat diproses menjadi bata foam, suatu bahan bangunan berbentuk bata. Kelebihan bata foam dibandingkan dengan bata biasa adalah bobotnya lebih ringan, dan kekuatannya lebih baik dibandingkan batu bata biasa (Kurniaty, 2011).

Penelitian untuk membuat papan komposit dengan menggunakan filler sabutkelapa, jerami,danmatrikplastikbekasHDPEdilakukanoleh Mulana (2012), yang menghasilkan komposit dengan kekuatan tarik tertinggi, yaitu 8,04 MPa, pada rasio berat jerami dan plastik = 50:50 dan ukuran partikel 50-60 mesh.

Sofiana (2010) memanfaatkan limbah plastik sebagai alternatifbahan anyaman pada produk interior, sebagai pengganti daun pandan yang sudah mulai langka keberadaannya. Di samping ketersediaan bahan berlimpah, proses pengolahan limbah plastik menjadi bahan anyaman pun mudah. Yang dibutuhkan hanyalah kreativitas dan kejelian designer dalam memanfaatkan anyaman hasil limbah plastik dalam desain produknya.

Page 12: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK204

Penelitian dan inovasi di atas menunjukkan bahwa limbah plastik bisa dimanfaatkan menjadi berbagai produk lebih bermanfaat dan mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagimasyarakat.

IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN4.1. Kebijakan Nasional Pengelolaan SampahUndang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan agar paradigma pengelolaan sampah harus diubah kumpul-angkut-buang menjadi pengurangan sumber sampah, melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Dengan paradigma baru ini, pemerintah menargetkan akan terjadi pengurangan volume sampah sebesar 20% pada tahun 2019. Upaya-upaya yang sedang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut, antara lain:1. Pembatasan / pengurangan penggunaan kantong plastik untuk

belanja2. Optimalisasi daur ulang sampah plastik yang sudah berjalan

saat ini, baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah, maupun masyarakat

3. Kemitraan antara pemerintah dan produsen penghasil barang-barang plastik dan atau barang dengan kemasan plastik; dan

4. Sosialisasi Program Bank Sampah, sebagai wadah untuk menampung usaha pemilahan dan daur ulang sampah plastik.Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara serius, bahkan kalau

perlu diberi insentif, mengingat Indonesia di tahun 2010 ditetapkan sebagai negara pembuang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia, setelah China.

4.2. Profil Industri Daur Ulang Plastik di IndonesiaIndustri daur ulang sampah plastik melibatkan banyak tenaga kerja. Berbagai profesi terlibat didalamnya, mulai dari pemulung, pengepul, penggiling, pemroses, konverter, hingga grosir. Gambar 3 menunjukkan berbagai kelompok profesi yang terlibat dalam industri daur ulang plastik, mulai dari hulu hinggi hilir.

Page 13: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 205

Sumber: ADUPI, dimodifikasi

Gambar-3. Kelompok Profesi Pada Industri Daur Ulang Plastik

Data Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) menunjukkan bahwa industri daur ulang plastik di Indonesia melibatkan sekitar 590 ribu pemulung, 49 ribu unit usaha pengepul, 74 ribu tenaga kerja di level penggiling, 21 ribu tenaga kerja di level usaha pemroses, 29 ribu tenaga kerja di level konverter, dan 15 ribu tenaga kerja di level grosir. Keberadaan mereka mampu mengurangi volume sampah plastik hingga 5,4 juta ton per tahun. Dengan harga jual sampah plastik rata-rata Rp. 1.700,-- per kg, maka industri daur ulang plastik mampu memberikan pendapatan sebesar Rp. 9,18 triliun per tahun, atau sekitar Rp.15,6 juta per pemulung per tahun. Setelah sampah plastik diolah, mampu menghasilkan biji plastik sebanyak menjadi 3,672 juta ton. Dengan harga Rp.14,100 per kilo gram biji plastik daur ulang, maka industri daur ulang plastik mampu menghasilkan output senilai Rp. 51,775 triliun. Artinya, ada nilai tambah sebesar Rp. 42,6 triliun untuk proses pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik daur ulang, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk-produk plastik tertentu.

4.3. Potret Persaingan Antara Biji Plastik Orisinal dan Daur UlangDalam proses daur ulang, Sampah plastik hasil kerja pemulung diolah hingga menjadi biji plastik, yang digunakan sebagai bahan baku pada industri berbagai produk plastik. Biji plastik dari hasil daur ulang

Page 14: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK206

memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan produk yang dibuat dari biji plastik orisinal. Namun dengan harga produk yang lebih murah, berbagai produk plastik yang diolah dari biji plastik hasil daur ulang pun masih banyak diminati masyarakat.

Sebagai gambaran tentang kedua jenis bahan baku produk yang dimaksud, pada tabel 1 berikut ini dipaparkan perbandingan antara biji plastik orisinal dengan biji plastik hasil daur ulang.

Tabel 1. Perbandingan antara Biji Plastik Orisinal dan Biji Plastik Hasil Daur Ulang

Walaupun biji plastik hasil daur ulang memiliki kualitas yang kurang baik, namun memiliki pangsa pasar tersendiri. Ada produk-produk tertentuyang selama inidianggap lebih efisienkalaumenggunakan bahan baku dari biji plastik hasil daur ulang yang harganya relatif murah. Namun bila harga bahan baku biji plastik orisinal anjlok dan bisa bersaing dengan harga biji plastik hasil daur ulang, besar kemungkinan para pengusaha akan beralih menggunakan bahan baku dari biji plastik orisinal. Sebagai ilustrasi, tabel berikut adalah perhitungan produksi dan harga jual karung plastik yang dibuat dengan biji plastik orisinal dibandingkan dengan biji plastik daur ulang, sebagaimana yang dipresentasikan oleh ADUPI.

Page 15: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 207

Tabel 2. Perbandingan harga pokok produksi dan harga jual Karung plastik dengan menggunakan biji plastik Orisinal

dan Hasil Daur Ulang

Perhitungan pada tabel 2 menunjukkan bahwa memproduksi karung plastik dengan menggunakan biji plastik orisinal menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik, peluang untuk laku dijual lebih tinggi, dan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan produk sejenis yyang dihasilkan dari biji plastik hasil daur ulang.

4.4. Temuan Masalah, Analisis, dan Usulan Solusinya4.4.1. Produsen Biji Plastik Orisinal Indonesia Belum Mampu

Memenuhi Kebutuhan Industri Plastik Dalam Negeri.Konsumsi barang-barang plastik Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Asosiasi Industri Aromatik, Olein dan Plastik Indonesia (2014) memaparkan bahwa konsumsi plastik Indonesia tahun 2014 mencapai 4 juta ton per tahun, dan diperkirakan akan tumbuh 5% pada tahun berikutnya.

Permasalahan yang dihadapi oleh produsen biji plastik di Indonesia adalah terbatasnya ketersediaan bahan baku di pasar dalam negeri, utamanya nafta dan kondensat. Untuk itu industri petrokimia nasional sebagai penghasil nafta dan kondensat perlu dikembangkan dan produknya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Dalam hal ini pemerintah telah menawarkan insentif fiskal

Page 16: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK208

berupa tax holiday untuk perusahaan yang mau berinvestasi pada industri petrokimia.

Selain itu, industri daur ulang sampah plastik pun perlu dikembangkan. Beberapa pertimbangan yang mendasari kebijakan ini antara lain (1) industri daur ulang sampah plastik menghasilkan biji plastik dengan harga yang relatif murah, (2) industri ini melibatkan banyak tenaga kerja informal, dan (3) keberadaan mereka juga sangat berarti dalam upaya pelestarian lingkungan.

4.4.2. Penggunaan Plastik Menghasilkan Limbah yang Mencemari Lingkungan.

Hasil studi tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dalam hal negara-negara yang membuang sampah plastik di laut. Oleh karenanya, pengurangan produksi sampah plastik perlu diprogramkan dan dilaksanakan secara serius oleh pemerintah. Dua hal dapat dilakukan pemerintah untuk mengurangi sampah plastik, yaitu mengurangi penggunaan bahan plastik baru dan lebih banyak menggunakan bahan plastik daur ulang. Sebagai produk yang mempunyai karakteristik mencemari lingkungan, penggunaan produk plastik layak dikenakan cukai. Mengingat produk plastik sangat beragam jenisnya,makaakan lebihefisienbilacukaidikenakanpadabahan baku, yaitu biji plastik orisinal. Sementara itu pada biji plastik hasil daur ulang tidak dikenai cukai, karena pada dasarnya produk ini pernah dikenai cukai pada saat berbentuk biji plastik orisinal. Hasil pungutan cukai dapat digunakan untuk memberikan insentif bagi pemulung yang telah berjasa mengurangi volume sampah plastik, dan menghasilkan bahan baku plastik hasil daur ulang.

4.4.3. Pemberian Fasilitas PPN DTP Untuk Biji Plastik Impor Menurunkan Daya Saing Industri Biji Plastik Dalam Negeri dan Mematikan Industri Daur Ulang Sampah Plastik

PemberianfasilitasfiskalberupaPPNDTPterhadapbijiplastikimpormenyebabkan harga biji plastik impor menjadi lebih murah. Hal ini menyebabkan biji plastik hasil daur ulang tidak laku, karena produsen barang-barang plastik lebih memilih biji plastik baru yang harganya murah. Untuk itu, seyogyanya fasilitas ini dihentikan atau dicabut. Pencabutan fasilitas PPN DTP atas biji plastik impor akan meningkatkan

Page 17: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 209

harga biji plastik impor. Dengan demikian diharapkan biji plastik orisinal dalam negeri dapat bersaing lebih baik, dan biji plastik hasil daur ulang kembali dilirik oleh produsen barang-barang plastik.

4.5. Analisis Biaya Manfaat Pemberian Insentif Fiskal untuk Industri Daur Ulang Sampah Plastik

Tabel 3 berikut dipaparkan beberapa alternatif kebijakan yang mungkin dapat diambil untuk menjawab tujuan penelitian ini.

Tabel 3. Beberapa Alternatif Kebijakan Untuk Industri Daur Ulang Sampah Plastik

Page 18: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK210

Alternatif pertama kurang layak untuk dipilih, karena lebih banyak sisi negatifnya dibandingkan sisi positifnya. Banyak tenaga kerja yang terancam kehilangan pekerjaan. Volume sampah semakin besar, karena berkurangnyaaktifitaspemulung.

Alternatif kedua juga kurang layak untuk dipilih, karena memerlukan waktu yang lama untuk merubah undang-undang PPN. Selain itu, kebijakan ini juga diperkirakan belum bisa membuat biji plastik hasil daur ulang mampu bersaing dengan biji plastik baru, terutama biji plastik impor yang masih mendapatkan fasilitas PPN DTP.

Alternatif ketiga merupakan alternatif terbaik. Di satu sisi memberikan fasilitas tidak kena cukai untuk biji plastik hasil daur ulang, di sisi lain mengenakan cukai terhadap biji plastik orisinal dan menghapus PPN DTP untuk biji plastik impor. Memang untuk kebijakan ini perlu diterbitkan Peraturan Pemerintah untuk penambahan barang kena cukai baru, yaitu biji plastik orisinal, namun waktu yang diperlukan untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah diperkirakan lebih pendek dibandingkan dengan perubahan Undang-undang PPN.

Page 19: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 211

V. SIMPULAN DAN SARAN5.1. SimpulanBedasarkan temuan dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:1. Industri plastik merupakan industri yang strategis, karena

produknya digunakan di hampir semua sektor industri;2. Produksi biji plastik dalam negeri belum mampu memenuhi

kebutuhan industri plastik nasional, sehingga masih diperlukan impor biji plastik;

3. Penggunaan plastik menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan. Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dalam hal membuang sampah plastik ke laut;

4. Daur ulang Sampah plastik merupakan upaya untuk melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi volume sampah plastik yang berkesinambungan; dengan melibatkan banyak tenaga kerja; dan memberikannilaitambahekonomiyangsignifikan

5. Mengingat pentingnya peran industri daur ulang sampah plastik dalam pelestarian lingkungan, penyerapan tenaga kerja, maupun perekonomian, industri daur ulang plastik perlu dilindungi keberadaannya.

5.2. Usulan KebijakanRekomendasi kebijakan yang diusulkan terkait dengan simpulan di atas adalah sebagai berikut:1. Kembangkan industri penghasil biji plastik dalam negeri. Tawarkan

insentif fiskal berupa tax holiday untuk merangsang investor mengembangkan industri penghasil biji plastik dalam negeri, baik yang berbahan baku baru maupun hasil daur ulang.

2. Cabut PPN DTP untuk bahan baku plastik impor agar daya saing biji plastik dalam negeri meningkat. Namun atas penggunaan biji plastik baru perlu dikenakan cukai sebagai bentuk kontribusi untuk mengatasi masalah lingkungan.

3. Kembangkan industri daur ulang plastik untuk meningkatkan cadangan biji plastik dalam negeri dan mengurangi volume sampah plastik. Beri insentif berupa pembebasan (tidak

Page 20: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENDORONG INDUSTRI DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK212

dikenakan) cukai, karena pada dasarnya industri daur ulang tidak menambah volume sampah plastik, bahkan sebaliknya mengurangi sampah plastik.

DAFTAR PUSTAKABahmid, Nur Alim et al. 2014. Pengaruh Ukuran Serat Selulosa Asetat dan

penambahan Dietilen Glikol (DEG) terhadap Sifat Fisik dan mekanik Bio Plastik. Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 24, No. 3: 226-234

Glienmouinsie. 2015. Ini Hambatan Yang Dialami Industri Plastik. Diakses pada 11 april 2016 dari http://ekbis.sindonews.com/read/ 1037373/34/ini-hambatan-yang-dialami-industri-plastik-1440590368

Hartono, Moh. 2012. Meningkatkan Mutu Produk Plastik dengan Metode Taguchi. Jurnal Teknik Industri, vol 13, No. 1, Februari 2012: 93-100

Jambeck, Jenna R, et al. 2015. Marine Pollution: Plastic Waste Inputs from Land into the Ocean. Science Journal 13 Feb 2015: Vol 347, Issue 6223, pp 768-771

Kurniaty, Dian Rifany dan Muhamad Rizal. 2011. Pemanfaatan Hasil pengelolaan Sampah Sebagai Alternatif bahan Bangunan Konstruksi. Jurnal SMARTek, vol. 9 no. 1. Pebruari 2011: 47-60

Maulana, Farid. 2012. Pembuatan Papan Komposit dengan menggunakan filler Sabut kelapa dan Jerami dan Matrik Bekas HDPE. Jurnal Hasil Penelitian Industri, Volume 25, no. 2, Oktober 2012: 59-66

Rajagukguk, Jenniria. Analisis Perancangan Mesin Penghancur Plastik. Jurnal Dinamis, Volume II, no. 11, Januari 2013: 60-69

Sahwan et al. 2005. Sistem Pengolahan Limbah Plastik di Indonesia. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT Vol 6 no. 1: 311-318

Selpiana et al. 2015. Pembuatan Plastik Biodegradable dari Tepung Nasi Aking. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol 2, no.2: 130-138

Sibuea, Arif Frasman dan Johannes Tarigan. 2013. Pemanfaatan Limbah Botol Plastik Sebagai Bahan Eco Plafie (Economic Plastic Fiber) Paving Block Yang Berkonsep Ramah Lingkungan Dengan Uji Tekan, Uji Kejut Dan Serapan Air. Jurnal Teknik Sipil USU. Vol 2. No. 2 (2013)

Sofiana, Yunida. 2010. Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Alternatif Bahan pelapis (Upholstery) pada Produk Interior. Jurnal INASEA, vol. 11 no. 2, October 2010: 96-102

Wahyuni. 2015. Jenis Sampah Dan Lama Proses Penghancurannya. Diakses pada 6 April 2015 dari <http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/ 20150314083106-255-39061/jenis-sampah-dan-lama-proses-penghancurannya/>

Page 21: BAGIAN 2...pemulung ketimbang memungut PPN dari pembeli. 1.2. Pokok Permasalahan Turunnya harga sampah plastik menyebabkan para pemulung tidak bersemangat lagi untuk memulung sampah

MENGGALI POTENSI PENERIMAAN NEGARA DI TENGAH LESUNYA EKONOMI GLOBAL 213

----------.2015. Rangkaian HLB 2015 - Dialog Penanganan Sampah Plastik. Diakses pada 1 april 2016 dari <http://www.menlh.go.id/rangkaian-hlh-2015 -dialog-penanganan-sampah-plastik/>

----------. 2015. Ini Pentingnya Industri Plastik Dalam Negeri. Diakses pada 8 April 2016 dari <http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/ 15/07/09/nr85w0-ini-pentingnya-industri-plastik-dalam-negeri>

----------. 2015. Riset: 8 Juta Ton Sampah Plastik Ke Laut Tiap Tahun. Diakses pada 12 April 2016 dari http://www.bbc.com/indonesia/ majalah/2015/02/150213_iptek_sampah_laut

----------. 2015. Riset Ungkap Kenyataan Menyedihkan Tentang Sampah Plastik Dari Indonesia. Diakses pada 12 April 2016 dari http://sains.kompas.com/read/2015/02/15/20472291/ Riset.Ungkap.Kenyataan.Menyedihkan.tentang.Sampah.Plastik.dari.Indonesia

----------.2014. 2015 Konsumsi Plastik Meningkat 5%. Diakses pada 7 April 2016 dari <http://www.imq21.com/news/print/ 273796/20141219/123604/2015-Konsumsi-Plastik-Meningkat-5-.html>

----------. 2009. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. diakses pada 11 April 2016 dari http://www.ditkeu.itb.ac.id/wp/wp-content/uploads/2015/05/UU_42-2009_PPN.pdf