baf

20
Formulasi Gel Analgetik Dari Cabai Jawa (Piperis retrofracti fructus) Kelompok 7/Farmasi 4B Didan Muhamad R 31112073 Dwi Juliansyah 31112076 Elis Mustikawati 31112077 Hilda Aisyahtul F 31112085 Ilvan Vania 31112086 Maya Ismayani 31112092 Putri Megasari 31112102

Upload: ilvan-vania

Post on 14-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kbnsck

TRANSCRIPT

Page 1: Baf

Formulasi Gel Analgetik Dari Cabai Jawa (Piperis retrofracti

fructus)

Kelompok 7/Farmasi 4BDidan Muhamad R 31112073Dwi Juliansyah 31112076

Elis Mustikawati 31112077Hilda Aisyahtul F 31112085Ilvan Vania 31112086Maya Ismayani 31112092

Putri Megasari 31112102

Page 2: Baf

Pokok Bahasan

Cabai Jawa (Piperis retrofracti fructus)

Metode Ekstraksi Gel Analgetik Preformulasi Sediaan Gel Analgetik

dari Cabai Jawa Metodologi Penelitian

Page 3: Baf

Klasifikasi Cabai Jawa

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)

Genus : Piper

Spesies : Piperis retrofractum Vahl

Page 4: Baf

Lanjutan . . .

1. Indonesia : Cabe jawa, cabe bali, jabe jamu, lada panjang, cabean, campli puta, cabe sula

2. Inggris : long pepper, balinese pepper

3. Melayu : chabai jawa, kadawak, bakek

4. Vietnam : tat bat, tat phat, tieu lot, tieu doi

5. Thailand : phrik-hang, di pli, dipli chuak

6. Pilipina : Litlit7. Cina : Bi ba

1. Makroskopik : Serbuk berwarna kelabu kecoklatan, daun berbentuk bulat telurujung runcing, tepi rata, permukaan atas mengkilat,Bunga berupa bulirberkelamin tunggal.

2. Mikroskopik : sel perisperm berisi pati, fragmen endokarp,dinding samping berpori lebar, fragmen epidermis, fragmen parenkim dengan kelompok sel batu dari hipodermis, fragmen kulit biji berwarna coklat atau kuning kecoklatan,terakheida serabut, noktah berupa celah, sel batu berukuran lebih besar dari sel batu hipodermis,saluran getah pada parenkim.

Page 5: Baf

Kandungan Kimia Cabai Jawa (Piperis retrofracti fructus)

Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

Buahnya mengandung minyak atsiri 0,6-0,7%. Di samping itu, terdapat pula alkaloid (piperin) dan suatu senyawa amida yang mirip dengan senyawa yang terkandung dalam Piper longumin yaitu piplartin, piplasterin dan sesamin

Pada bagian batang dapat ditemukan pula harsa, piperin, piplartin, triakontan dan 22,23-dihidro-stigmasterin. Rimpang mengandung piperin, 0,2-0,25% piperlongumin dan lebih kurang 0,002% piperlonguminin.

Page 6: Baf

Struktur Piperin

Piperine pada awalnya tidak berasa, lama-lama tajam, pedas menggigit, melebur pada suhu 130OC, bersifat netral terhadap lakmus.

Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.

Page 7: Baf

Khasiat Cabai Jawa(Piperis retrofracti fructus)

Buah cabai jawa memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas, antipiretik, analgetik.

Page 8: Baf

Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang saling bercampur.

Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstrasi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik.

Page 9: Baf

Gel Analgetik

Gel merupakan sediaan setengah padat atau semisolida yang pada umumnya transparan,dapat ditembus oleh cahaya,dan jernih

Gel Analgetik adalah obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita

Page 10: Baf

Keuntungan dan Kekurangan GelKeuntungan :Penampilan sediaayang jernih dan eleganpada pemakaian di kulitsetelah keringmeninggalkan filmtembus pandang, elastis,mudah dicuci denganair, pelepasan obatnyabaik, kemampuanpenyebarannya padakulit baik.

Kekurangan :harus menggunakan zat aktifyang larut di dalam airsehingga diperlukaanpenggunaan peningkatkelarutan seperti surfaktanagar gel tetap jernih padaberbagai perubahantemperature, tetapi geltersebut sangat mudah dicuciatau hilang ketika berkeringat,kandungan surfaktan yangtinggi dapat menyebabkaniritasi dan harga lebih mahal.

Page 11: Baf

Preformulasi Sediaan Gel Analgetik dari Cabai Jawa (Piperis retrofracti fructus

R/ HPMC 3,5 gram Propilenglikol 15 gram

Metil paraben 0,18 gram Air suling ad 100 mL

Alasan :1. HPMCHidroksi propel metal selulosa berfungsi sebagai

penyalut, polimer untuk sediaan lepas lambat, penstabil, pensuspensi, pengikat tablet dan peningkat viskositas dan berfungsi sebagai basis gel.

2. Propilenglikol berfungsi sebagai pengawet, emollient, humektan, plasticizer dan pelarut yang bercampur dengan air.

3. Metil paraben merupakan serbuk kristal tidak berwarna sampai putih dan tidak berbau dan digunakan sebagai pengawet

Page 12: Baf

Metodologi Penelitian

Alat: Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain perangkat alat kromatografi lapis tipis (KLT) , perangkat sokletasi, rotary evaporator , oven , timbangan analitik, penangas air, mikropipet , krus silikat, tang krus, ayakan mesh 40, bejana kromatografi, lempeng kromatografi lapis tipis (KLT) silika gel 60 GF254, kertas saring, kertas saring bebas abu (Whatman No.3), kapas, kain kassa, erlenmeyer, gelas beker 50 mL, gelas beker 100 mL, gelas ukur 5 mL, gelas ukur 10 mL, gelas ukur 50 mL, gelas ukur 100 mL, labu ukur 5 mL, labu ukur 10 mL, labu ukur 20 mL, labu ukur 50 mL, corong, cawan porselen, tabung reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk, pinset, spatula, pipet tetes.

Bahan : Simplisia buah Cabai jawa, pelarut Etanol 95 % P, pelarut Etanol p.a, pelarut Diklorometan P, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, H2SO4 0,1N, HPMC, propilenglikol, metilparaben, air suling.

Page 13: Baf

1. Pembuatan Serbuk Simplisia

Serbuk simplisia buah cabai jawa (Piperis retrofracti fructus) dibuat dari simplisia utuh yang sudah dikeringkan melalui proses pembuatan serbuk dengan cara diblender tanpa menyebabkan kerusakan atau kehilangan kandungan kimia yang dibutuhkan dan diayak dengan mengunakan ayakan mesh 40.

Page 14: Baf

2. Pembuatan Ekstrak

a) Pembutan ekstrak dari buah cabai jawa (Piperis retrofracti fructus) dibuat metode sokletasi.

b) Dipasang alat sokletasic) Kemudian sampel sebanyak 40 gram dibungkus

dengan kertas saring, ikat dengan benang, dimasukan kedalam alat soklet.

d) Masukan pelarut etanol 95 % sebanyak 400 mL kedalam labu soklet. Lakukan sokletasi dengan suhu 700 C sampai tetesan siklus tidak bewarna lagi atau kurang lebih selama 5 jam.

e) Ekstrak cair yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan menggunakann rotary evaporator pada suhu 500C.

f) Hitung hasil rendeman ekstrak etanol 95%.

Page 15: Baf

3. Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid

a) Tes Meyer : 1 mL ekstrak ditambahkan 2 mL reagen Meyer dilihat jika ada endapan putih maka estrak tersebut mengandung alkaloid.

b) Tes Dragendorf : 1 mL ekstrak ditambahkan 1 mL reagen Dragendorf kemudian jika ada endapan merah bata, maka ekstrak tersebut mengandung alkaloid.

Page 16: Baf

4. Pengujian Parameter Standar

a) Identitas

b) Organoleptik

c) Penetapan Kadar Air (tidak lebih dari 12%). Cara kerja mengunakan metode gravimetri yaitu masukan lebih kurang 10 gram ekstrak dan timbang saksama dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 1050 C selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang setelah1 jam sampai perbedaan (selisih) antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%.

d) Penetapan Kadar Abu Total (tidak lebih dari 1,0% ). Cara Kerja Ditimbang 2 gram ekstrak dengan seksama kedalam krus yang telah ditara, dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, diinginkan dan timbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, aduk, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang sama. Masukan filtrat ke dalam krus,uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji.

Page 17: Baf

Lanjutan . . .

e) Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam (tidak lebih dari 0,5%).Cara kerja Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 ml asam sulfat encer P selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam,saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas,pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara

Page 18: Baf

5. Pembuatan Basis Gel

Air suling sebanyak 20 kali berat HPMC dipanaskan hingga mendidih, kemudian diangkat dan HPMC dikembangkan di dalamnya selama 15 menit, setelah kembang ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan di dalam air suling panas. Ditambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen, lalu ditambahkan sisa air suling yang dibutuhkan.

Page 19: Baf

6. Pembuatan Gel Analgetik Cabai Jawa (Piperis retrofracti fructus)

Ditimbang ekstrak cabe jawa 2 g, dimasukkan ke dalam lumpang, diteteskan dengan beberapa tetes pelarut etanol 96% kemudian digerus. Ditambahkan basis gel sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen dan terakhir cukupkan hingga mencapai 100 g sediaan gel.

Page 20: Baf

7. Evaluasi Sediaan a) Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik

b) Uji Homogenitas, gel dioleskan pada kaca transparan dimana sediaan diambil 3 bagian yaitu atas, tengah dan bawah. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar

c) Uji pH untuk menjamin sediaan gel tidak menyebabkan iritasi pada kulit

d) Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan gel. Gel ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian diletakkan ditengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain atau bahan transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan pemberat 150 g, didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya. Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm

e) Uji konsistensi dilakukan untuk mengetahui stabilitas sediaan gel. Cara menggunakan sentrifugator dengan cara sediaan disentrifugasi pada kecepatan 3800 rpm selama 5 jam. Perubahan fisik diamati apakah terjadi pemisahan atau bleeding antara bahan pembentuk gel dan pembawanya yaitu air dan pengujian hanya dilakukan pada awal evaluasi