baf ekstraksi

Upload: desi-hadisah

Post on 08-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Baf Ekstraksi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangSejak zaman dahulu, tanaman sering digunakan sebagai obat. Pada waktu itu orang belum mengelolanya secara sempurna seperti pada zaman sekarang ini. Pada saat itu orang hanya tahu suatu khasiat tanaman berdasarkan dari cerita orang yang lebih tua seperti dari ibu ke anaknya. Suatu tanaman obat sering mempunyai khasiat yang berbeda dari tiap daerah.Pada zaman sekarang ini orang kembali lagi menggeluti bahan alam sebagai bahan penting dalam membuat obat. Para ahli sekarang ini telah memulai meneliti kembali tanaman obat untuk mengetahui khasiat yang lebih mendalam dari tanaman tersebut.Didaerah-daerah pedalaman, banyak masyarakat yang masih menggunakan tumbuh-tumbuhan yang mereka anggap mempunyai khasiat untuk pengobatan untuk beberapa penyakit tertentu, tanpa pengetahuan dasar. Ada beberapa kasus, dimana masyarakat menggunakan suatu obat, yang ternyata setelah diketahui zat aktifnya melalui ekstraksi dan identifikasi komponen kimia, ternyata memberikan efek yang berlawanan, hal ini tentunya membahayakan bagi jiwa manusia.Dari alasan tersebut di atas, maka dianggap perlu pengetahuan yang cukup untuk mengenal berbagai macam tumbuhan yang berkhasiat obat, mulai dari morfologi, kegunaan, prinsip-prinsip ekstraksi, isolasi dan identifikasi komponen kimia yang terdapat dalam suatu simplisia, khususnya bagi seorang farmasis.Dan pada laporan ini, akan diidentifikasi komponen kimiasampeldaun tumbuhan X,dengan terlebih dahulu di ekstraksi.B.Maksud dan Tujuan Praktikuma.Maksud1. Adapun maksud dari praktikum ini ialah untuk melakukan ekstraksi pada sampel serbuk daun raja dengan metode soxlhetasi dan perkolasi.2. Untuk membandingkan hasil ekstrak dari metode panas (soxlhetasi) dan metode dingin (perkolasi).b.Tujuan1.Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk menentukan % rendamen hasil ekstraksi dari metode panas (soxhletasi) dan metode dingin (perkolasi).2.Untuk membandingkan % rendamen hasil ekstraksi dari metode panas (soxlhetasi) dan metode dingin (perkolasi)

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA.Uraian Umum Ekstraksi1.Pengertian (Harbone, 1987; Dirjen POM, 1986) Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan(Ditjen POM, 1995). Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya.

2.Pembagian Jenis Ekstraksia.Ekstraksi secara dingin Proses ektraksi secara dingin pada prinsipnya tidak memerlukan pemanasan. Hal ini diperuntukkan untuk bahan alam yang mengandung komponen kimia yang tidak tahan pemanasan dan bahan alam yang mempunyai tekstur yang lunak. Yang termasuk ekstraksi secara dingin adalah (Ditjen POM, 1986) :Metode maserasi Metode maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya (Ditjen POM : 1986). Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang seperti benzoin, stiraks dan lilin. Penggunaan metode ini misalnya pada sampel yang berupa daun, contohnya pada penggunaan pelarut eter atau aseton untuk melarutkan lemak/lipid (Ditjen POM, 1986).Metode Maserasi umumnya menggunakan pelarut non air atau pelarutnon-polar. Teorinya, ketika simplisia yang akan dimaserasi direndam dalam pelarut yangdipilih, makaketikadirendam,cairanpenyaiakanmenembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang penuh dengan zat aktif dan karena ada pertemuanantara zat aktif dan penyari ituterjadiprosespelarutan(zataktifnyalarut dalam penyari) sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang berada di luarsel belum terisi zat aktif (0 %) akibat adanya perbedaan konsentrasi zat aktif didalam dan di luar sel ini akan muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zataktif di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti, setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya jenuh). Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif didalam dan di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama, yaitu masing-masing 50%. Alat maserasi ditunjukkan pada gambar berikut (Anonim, 2007).Gambar 1. (a) maserasi sederhana (b)maserasi yang dilengkapi pengaduk

Kelebihan dan kekurangan metode maserasi (anonim, 2007).Kelebihan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah:a). Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendamb). Biaya operasionalnya relatif rendahc).Prosesnya relatif hemat penyari dan tanpa pemanasan Kelemahan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah:a)Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mamputerekstraksi sebesar 50% sajab)Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.Metode perkolasi Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkanpenyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip ekstraksi dengan perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampel dalam keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke bawah (Ditjen POM : 1986).Ukuran percolator yang digunakan harus dipilih sesuai dengan jumlahbahan yang disari. Jumlah bahan yang disaritidak lebih dari2/3 tinggi percolator. Percolator dibuat dari gelas, baja tahan karat atau bahan lain yang tidak saling mempengaruhi dengan obat atau cairan penyari.Percolator dilengkapi dengan tutup dari karet atau bahan lain, yangberfungsiuntukmencegahpenguapan.Tutupkaretdilengkapidenganlubangbertutupyangdapatdibukaatauditutupdenganmenggesernya.Padabeberapapercolatorseringdilengkapidenganbotolyangberisicairanpenyariyang dihubungkan ke percolator melalui pipa yang dilengkapi dengan keran. Aliranpercolatordiaturolehkeran.Padabagianbawah,padaleherpercolatortepatdiatas keran diberi kapas yang di atur di atas sarangan yang dibuat dari porselin ataudi atas gabus bertoreh yang telah dibalut kertas tapisKapas yang digunakanadalah yang tidak terlalu banyak mengandung lemak. Untuk menampung perkkolat digunakan botol perkolat, yang bermulut tidak terlalu lebar tetapi mudah dibersihkan. Di bawah ini adalah gambar alatperkolasi (Sulaiman, 2011).

Kelebihan danKekurangan Perkolasi (Sulaiman, 2011)Kelebihan dari metode perkolasi adalah:1.Tidak terjadi kejenuhan2. Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zatseperti terdorong untuk keluar dari sel)Kekurangan dari metode perkolasi adalah:1.Cairan penyari lebih banyak2.Resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka.b.Ekstraksi secara panas Ekstraksi secara panas dilakukan untuk mengekstraksikomponen kimia yang tahan terhadap pemanasan seperti glikosida, saponin dan minyak-minyak menguap yang mempunyai titik didih yang tinggi, selain itu pemanasan juga diperuntukkan untuk membuka pori-pori sel simplisia sehingga pelarut organik mudah masuk ke dalam sel untuk melarutkan komponen kimia. Metode ekstraksi yang termasuk cara panas yaitu (Tobo :2001)Metode soxhletasi Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis tidak memberikan noda lagi. (Ditjen POM, 1986).Gambar soxhlet

Kelebihandan kekurangansoxhletasiMetode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada prosesekstraksi.Kelebihan:a)Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidaktahan terhadap pemanasan secara langsung.b)Digunakan pelarut yang lebih sedikitc)pemanasannya dapat diatur

kekurangan:a)Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah disebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.b)Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.c)Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi (Keloko,2013).Metode refluks Metode refluks adalah termasuk metode berkesinambungan dimana cairan penyari secara kontinyu menyari komponen kimia dalam simplisia cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan dan jatuh kembali ke labu alas bulat sambil menyari simplisia. Proses ini berlangsung secara berkesinambungan dan biasanya dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam. (Ditjen POM : 1986)

Kelebihan dan Kekurangan Metode Refuks Kelebihan dari metode refluks adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar, dan tahan pemanasan langsung (Anonim, 2011). Kekurangan dari metode refluks adalah membutuhkan volume total pelarutyang besar,dan Sejumlah manipulasi dari operator (Mandiri, 2013).Metode Destilasi Uap Air Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal, misalnya pada penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman daun raja. Pada metode ini uap air digunakan untuk menyari simplisia dengan adanya pemanasan kecil uap air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul-molekul air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah diisi air. Penyulingan dilakukan hingga sempurna (Ditjen POM : 1986). Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur digabungkan, tiap cairan bertindak seolah olah pelarut itu hanya sendiri, dan menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari campuran yang mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial, yaitu tekanan yang digunakan oleh komponen tunggal, karena pendidihan yang dimaksud yaitu tekanan uap total sama dengan tekanan atmosfer, titik didih dicapai pada temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap tiap cairan berada dalam keadaan murni (Ditjen POM : 1986).

Kelebihan destilasi uap-air yaitu alatnya sederhana tetapi bisa menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga efisien dalam penggunaan minyak yang dihasilkan tidak mudah menguap karena pembawanya adalah air yang tidak mudah menguap pada suhu kamar. Sedangkan kelemahannya metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yang rusak oleh panas uap air, serta membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak (Ketaren, 1985).Metode infundasiMerupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam(Ansel, 1989).Sediaan yang dibuat dengan metode infundasiInfus / rebusan obat:sedian air yang dibuat dengan mengextraksi simplicia nabatidengan air suhu 90 C selama 15 menit,yang mana extraksinya dilakukan secara infundasiPenyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalamsel ditarik oleh cairan penyanyi sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yangbersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama(Depkes RI.1979).Keuntungan Dan kekurangan Metode Infundasia.Keuntungan1. Unit alat yang dipakai sederhana,2. Biaya operasionalnya relatif rendahb.Kerugian1.zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila kelarutannya sudah mendingin.(lewat jenuh)2.hilangnya zat-zat atsiri3.adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,dismping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.

B.Uraian Pelarut Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/ terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu (Rohman, 2007):a.Pelarut polar Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Salah satu contoh pelarut polar adalah: air, metanol, etanol, asam asetat.b.Pelarut semipolar Pelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah: aseton, etil asetat, kloroformc.Pelarut nonpolar Pelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh: heksana dan eter.Macam macam cairan penyari (Rohman, 2007) :a.Air Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat misalnya : garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral. Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hidrat, garam glauber dll. Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut meripakan makanan yang baik untuk jamur atau bakteri dan dapat menyebabkan mengembangkan simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.b.Etanol Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, Umumnya pelarut yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri. Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum) lebih baik dari pada air sendiri.c.Gycerinum (Gliserin) Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.d.Eter Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.e.Solvent Hexane Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya strychni, secale cornutum.f.Acetonum Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum oleoresin (N.F.XI)

g.Chloroform Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.h.Diklorometana Diklorometana (CH2Cl2) adalah pelarut organik sering menggunakan untuk mengekstrak senyawa organik dari sampel. Ini adalah racun tapi lebih sedikit daripada kloroform.i.Isopropil Isopropiladalah nama populer darisenyawa kimiadenganrumus molekulC3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau menyengat. Senyawa ini merupakanalkoholsekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakanisomerstruktur dari1-propanol.j. N- butanol N-butanol dapat digunakan sebagai bahan bakar dimesin pembakaran dalam. Karena rantaihidrokarbonnyalebih panjang, maka bersifat pada umumnya bersifat non-polar. Butanol lebih miripbensindaripadaetanol. Bahan bakar butanol sudah pernah didemontrasikan di mobil berbahan bakar bensin tanpa ubahan apapun.[1]Butanol dapat diproduksi daribiomassa(disebut "biobutanol")sama sepertibahan bakar fosil(sebagai "petrobutanol"),, tapi biobutanol dan petrobutanol memiliki ciri-ciri kimia yang sama.k. Etill asetatEtil asetat merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higrokopis. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi, namun senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa atau asam.

BAB IIIPROSEDUR KERJAA.Alat dan Bahan1.AlatAlat yang digunakan yaitu Timbangan, Batang pengaduk, Corong, dan cawan porselin, gelas kimia dan gelas ukur.2.BahanBahan yang digunakan yaitu aquadest, etanol 96%, kertas saring dan alumunimfoil.B.Cara Kerja1.Perkolasi Simplisia atau bahan yang diekstraksi secara perkolasi diserbuk dengan derajat halus yang sesuai dan ditimbang kemudian dimaserasi selama 3 jam, kemudian massa dipindahkan kedalam perkolator dan cairan penyari ditambahkan hingga selapis diatas permukaan bahan, didiamkan selama 24 jam. Setelah itu kran perkolator dibuka dan cairan penyari dibiarkan mengalir dengan kecepatan 1 ml permenit. Cairan penyari ditambahkan secara kontinyu hingga penyarian sempurna. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan rotavapor kemudian dilakukan pengujian selanjutnya.

2.Soxhletasi Simplisia atau bahan yang akan diekstraksi terlebih dahulu diserbukkan dan ditimbang kemudian dimasukkan kedalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa (tinggi sampel dalam klonsong tidak boleh lebih tingggi dari pipa siphon). Selanjutnya labu alas bulat diisi dengan cairan penyari yang sesuai, kemudian ditempatkan diatas water bath atau healting mantel dan diklem dengan kuat, kemudian klonsong yang telah dilapisi sampel dipasag pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem, dan cairan penyari ditambahkan untuk membasahi sampel yang ada dalam klonsong (diusahakan tidak terjadi sirkulasi). Mantel disambungkan kesumber arus listrik kemudian distel pada suhu yang sesuai. Biarkan cairan penyari tersirkulasi sampai ekstraksi berlangsung sempurna. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan pada alat rotavapor.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA.Tabel Pengamatan

PengamatanMetode perkolasiMetode sokletasi

Bobot Sebelum diekstraksi50 gram50 gram

Bobot Ekstrak Kering7,3386 gram3,2535 gram

Pesentase Ekstrak (%) / Rendamen14,68 %6,507 %

Jumlah Cairan Penyari500 ml500 %

B.Pembahasan Ekstraksi adalah suatu proses penyarian atau penarikan senyawa kimia yang terdapat didalam bahan alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang tepat. Ekstrak adalah hasil dari proses ekstraksi, bahan yang diekstraksi merupakan bahan alam, dimana ektraksi memiliki prinsip umum yaitu difusi dan osmosis. Tujuan dilakukan percobaan ekstraksi adalah untuk memperoleh ekstrak kental etanol senyawa yang terkandung pada sampel daun raja yang selanjutnya akan digunakan dalam praktikum berikutnya. Pada praktikum ini digunakan metode soxhletasi dan perkolasi karena untuk mengetahui perbandingan hasil ekstrak yang diperoleh dari metode tersebut.Prinsip ekstraksi dengan perkolasi adalah serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampel dalam keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke bawah.Prinsip kerja dari soxhletasi yaitu dengan cara cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat aktif sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis tidak memberikan noda lagi. Etanol digunakan sebagai pelarut karena etanol termasuk ke dalam pelarut polar, sehingga sebagai pelarut diharapkan dapat menarik zat-zataktif yang juga bersifat polar. Etanol digunakansebagai cairan penyari karena lebih selektif, kapang dan khamir sulit tumbuhdalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral, dan etanol dapat bercampurdengan air pada segala perbandingan, serta panas yang diperlukan untukpemekatan lebih rendah. Etanol dapat memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut dan tidak mengakibatkan pembengkakan membran sel. Keuntungan lainnya adalah sifatnya yang mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Keuntungan soxhletasi yaitu dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung. Sedangakan kerugian dari soxhletasi yaitu ekstrak yang terkumpul pada wadah disebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi. Keuntungan dari perkolasi yaitu Tidak terjadi kejenuhan dan pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti terdorong untuk keluar dari sel). Sedangkan kerugian dari perkolasi yaitu cairan penyari lebih banyak resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena dilakukan secara terbuka. Dari Praktikum yang dilakukan diperoleh hasil % ren damen dari ekstraksi daun raja dengan menggunakan metode soxhletasi yaitu 6,507%. Sedangkan pada metode perkolasi yaitu 14,68%. Dari hasil yang diperoleh maka dapat di tarik kesimpulan bahwa metode ekstraksi yang lebih banyak mengkasilkan ekstrak yaitu dari metode perkolasi.

BAB VIPENUTUPA.Kesimpulan Dari Praktikum yang dilakukan diperoleh hasil % rendamen dari ekstraksi daun raja dengan menggunakan metode soxhletasi yaitu 6,507%. Sedangkan pada metode perkolasi yaitu 14,68%. Dari hasil yang diperoleh maka dapat di tarik kesimpulan bahwa metode ekstraksi yang lebih banyak mengkasilkan ekstrak yaitu dari metode perkolasi.B.SaranSebaiknya dalam praktikum semua anggota kelompok ikut bekerja

Daftar PustakaAbdul Rohman,Kimia Farmasi Analisis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).

Anonim. (2007). Sirih Merah Turunkan Glukosa Darah. Diakses 25 Maret 2010

Ansel,H.C., (1989). Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta

Depkes RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan Pertama. JakartaDitjen POM, (1986),Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Harborne,J.B, 1984.Phitochemical Method.Chaman and Hall Itd : LondonRohman, Abdul. 2007.Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Sulaiman, T.N.S. (2007). Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Mitra Communications Indonesia.

Tobo,F. mufidah, dkk, (2001),Buku pegangan laboratorium fitokimia 1, Unhas : Makassar

LAMPIRANPerhitungan

% Rendamen ekstrak soxhletasi = = = 6,507 %

% Rendamen ekstrak perkolasi = = = 14,68 %

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh rakyat Indonesia dimana kesehatan adalah kebutuhan yang harus dimiliki seluruh bangsa tujuan dan cita-cita sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Pembangunan Kesehatan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan diatur sedemikian rupa oleh pemerintah namun pelaksaannya dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat secara serasi dan seimbang, terutama melalui upaya peningkatan dan pencegahan yang dilakukan secara terpadu dengan upaya penyembuhan dan pemulihan yang diperlukan. Dengan demikian upaya kesehatan diselenggarakan dalam suatu tatanan terbuka dan bersifat dinamis, dengan tujuan tercapainya kemampuan setiap penduduk untuk hidup sehat.Masyarakat diarahkan untuk dapat hidup sehat yang optimal hal tersebut dimaksudkan dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang diselenggarakan dengan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut harus dilakukan bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat secara serasi dan seimbang. Kemampuan setiap penduduk untuk hidup sehat membawa pengertian masyarakat sebagai subyek dan bukan hanya sebagai obyek. Dengan demikian upaya kesehatan merupakan upaya yang berorientasi kepada kesehatan masyarakat yang bersifat menyeluruh dengan peran serta aktif masyarakat.Sudah ratusan tahun lalu, manusia mengetahui adanyaquinta essentia yang terdapat dalam tumbuhan, hewan dan mineral. Disamping quinta essentia yang bermanfaat bagi manusia, terdapat banyak zat-zat yang hanya diperlukan bagi kehidupan tumbuhan dan hewan sendiri. Manusia hanya memerlukan quinta essentia, mereka berusaha untuk memisahkannya dari tumbuhan dan hewan tersebut.Pada tahun 1300 Raymundus Lullius menarik quinta essentia dengan anggur yang dimasukkan dalam botol, dan dibiarkan diluar rumah agar memperoleh panas atau cahaya matahari. Karena cahaya matahari mengandung ultra violet yang dapat merusak quinta essentia tersebut, maka pada perbaikan selanjutnya penarikan dijaga jangan sampai dipengaruhi oleh sinar matahari langsung. Di Indonesia penarikan sari tersebut dilakukan dengan cara memipis yaitu melumatkan bahan dengan bantuan air, pada alat yang disebut pipisan kemudian diperas dan ampasnya di buang.

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan ekstraksi?1.2.2 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekstraksi?1.2.3 Apa saja macam-macam ekstraksi?1.2.4 Bagaimana tahap-tahap melakukan ekstraksi?

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui tentang ekstraksi1.3.2 Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi ekstraksi1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam ekstraksi1.3.4 Untuk mengetahui tahapan dalam melakukan ekstraksi

BAB IIDASAR TEORI

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.Dalam hal semacam. itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.

Factor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut.Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan pelarutPelarut/Cairan penyariPelarut merupakan senyawa yang bisa melarutkan zat sehingga bisa menjadi sebuah larutan yang bisa diambil sarinya.Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi antara lain sebagai berikut:a. Pelarut polar : Pelarut yang larut dalam airUntuk melarutkan garamnya alkaloid,glikosida,dan bahan penyamakTabel Pelarut PolarPelarut Rumus Kimia Titik didih Konstanta Dielektrik Massa jenis1,4-Dioksana/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\ 101 C 2.3 1.033 g/mlTetrahidrofuran (THF)/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\ 66 C 7.5 0.886 g/mlDiklorometana (DCM)CH2Cl2 40 C 9.1 1.326 g/mlAsetonaCH3-C(=O)-CH3 56 C 21 0.786 g/mlAsetonitril (MeCN) CH3-CN 82 C 37 0.786 g/mlDimetilformamida (DMF)H-C(=O)N(CH3)2 153 C 38 0.944 g/mlDimetil sulfoksida (DMSO) CH3-S(=O)-CH3 189 C 47 1.092 g/ml

Asam asetatCH3-C(=O)OH 118 C 6.2 1.049 g/mln-ButanolCH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 C 18 0.810 g/mlIsopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 C 18 0.785 g/mln-PropanolCH3-CH2-CH2-OH 97 C 20 0.803 g/mlEtanolCH3-CH2-OH 79 C 30 0.789 g/mlMetanolCH3-OH 65 C 33 0.791 g/mlAsam formatH-C(=O)OH 100 C 58 1.21 g/mlAirH-O-H 100 C 80 1.000 g/ml

b. Pelarut non polar : Pelarut yang tidak larut dalam airUntuk melarutkan minyak atsiriPelarut Non-PolarPelarut Rumus kimiaTitik didihKonstanta DielektrikMassa jenis

HeksanaCH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 69 C 2.0 0.655 g/mlBenzenaC6H6 80 C 2.3 0.879 g/mlToluenaC6H5-CH3 111 C 2.4 0.867 g/mlDietil eterCH3CH2-O-CH2-CH3 35 C 4.3 0.713 g/mlKloroformCHCl3 61 C 4.8 1.498 g/mlEtil asetatCH3-C(=O)-O-CH2-CH3 77 C 6.0 0.894 g/mlPemilihan pelarut atau cairan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi criteria berikut ini:a.Murah dan mudah diperolehb.Stabil secara fisika dan kimiac.Bereaksi netrald.Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakare.Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendakif.Tidak mempengaruhi zat berkhasiatUntuk ekstraksi ini Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air,etanol,etanol air atau eter.Pengekstraksian pada perusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol air.1. AirAir dipertimbangkan sebagai penyari karena:1. Murah dan mudah diperoleh2. Stabil3. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar4. Tidak beracun5. Alamiah

Kerugian penggunaan air sebagai penyari:1. Tidak selektif2. Sari dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lamaAir disamping melarutkan garam alkaloid, minyak menguap, glikosida, tanin dan gula, juga melarutkan gom, pati, protein, lendir, enzim, lilin, lemak, pectin, zat warna dan asam organic. Dengan demikian penggunaan air sebagai cairan penyari kurang menguntungkan. Disamping zat aktif ikut tersari juga zat lain yang tidak diperlukan atau malah mengganggu proses pembuatan sari seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan lain-lain.Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir, karena itu pada pembuatan sari dengan air harus ditambah zat pengawet. Air dapat melarutkan enzim. Enzim yang terlarut dengannya air akan menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan penurunan mutu. Disamping itu adanya air akan mempercepat proses hidrolisa.Untuk memekatkan sari air dibutuhkan waktu dan bahan bakar lebih banyak bila dibandingkan dengan etanol.2. EtanolEtanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:1. Lebih selektif2. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas3. Tidak beracun4. Netral5. Absorbsinya baik6. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.Sedang kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, dammar dan klorofil. Lemak, malam, tannin, dan saponin hanya sedikit larut hanya terbatas.Untuk meningkatkan penyarian biasanya digunakan campuran antara etanol dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan yang akan disari. Dari pustaka akan dapat ditelusuri kandungannya baik zat aktif maupun zat lainnya. Dengan diketahuinya kandungan tersebut dapat dilakukan beberapa percobaan untuk mencari perbandingan pelarut yang tepat.

SelektivitasPelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.KelarutanPelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).Kemampuan tidak saling bercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi.KerapatanTerutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan denganmenggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.Titik didihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).MACAM-MACAM EKSTRAKSIA. Ekstraksi Cair-CairPada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses inipun digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi padat cair.Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaltu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas pengaduk).Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.Kecepa tan Pembentukan fasa homogen ikut menentukan output sebuah ekstraktor cair-cair. Kuantitas pemisahan persatuan waktu dalam hal ini semakin besar jika permukaan lapisan antar fasa di dalam alat semakin luas. Sama haInya seperti pada ekstraksi padat-cair, alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu yang akan dibahas berikut ini seringkali merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap.Instalasi tersebut biasanya terdiri atas ekstraktor yang sebenarnya (dengan zone-zone pencampuran dan pemisahan) dan sebuah peralatan yang dihubungkan di belakangnya (misalnya alat penguap, kolom rektifikasi) untuk mengisolasi ekstrak atau memekatkan larutan ekstrak dan mengambil kembali pelarut.B.EKSTRAKSI PADAT-CAIREkstraksi padat-cair tak kontinuDalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat dicampur beberapa kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan (dalam sebuag alat yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini tidak begitu ekonomis,digunakan misalnya di tempat yang tidak tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk serbuk sangat halus,sehingga karena bahaya penyumbatan,ekstraktor lain tidak mungkin digunakan.Ekstraktor yang sebenamya adalah tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di dalamnya. Pada alat ini bahan ekstraksi diletakkan diatas pelat ayak horisontal. Dengan bantuan suatu distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan perkakas pengaduk (di atas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan, pencampuran seringkali dapat disempurnakan,atau rafinat dapat dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor semacarn ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang tidak terlalu halus.Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi berlawanan dengan aliran pelarut.Dalam hal ini pelarut dimasukkan kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut semakin diperkaya oleh ekstrak.Pelarut akan dikeluarkan dalam konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran yang mengalami proses ekstraksi paling sedikit. Dengan operasi ini pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan ekstrak lebih tinggi.Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke sebuah ketel destilasi, menguapkan pelarut di situ, menggabungkannya dalam sebuah kondenser dan segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk dicampur dengan bahan ekstraksi.Dalam ketel destilasi konsentrasi larutan ekstrak terus menerus meningkat.Dengan metode ini jumlah total pelarut yang diperlukan relatif kecil.Meskipun demikian, selalu terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan ekstraksi dan pelarut. Kerugiannya adalah pemakaian banyak energi karena pelarut harus diuapkan secara terus menerus.Pada ekstraksi bahan-bahan yang peka terhadap suhu terdapat sebuah bak penampung sebagai pengganti ketel destilasi.Dari bak tersebut larutan ekstrak dialirkan ke dalam alat penguap vakum (misalnya alat penguap pipa atau film). Uap pelarut yang terbentuk kemudian dikondensasikan,pelarut didinginkan dan dialirkan kem bali ke dalam ekstraktor dalam keadaan dingin.Ekstraksi padat-cair kontinyuCara kedua ekstraktor ini serupa dengan ekstraktor-ekstraktor yang dipasang seri, tetapi pengisian, pengumpanan pelarut dan juga pengosongan berlangsung secara otomatik penuh dan terjadi dalam sebuah alat yang sama. Oleh Pengumpanan karena itu dapat diperoleh output yang lebih besar dengan jumlah kerepotan yang lebih sedikit. Tetapi karena biaya untuk peralatannya besar,ekstraktor semacam itukebanyakan hanya digunakan untuk bahan ekstraksi yang tersedia dalam kuantitas besar (misalnya biji-bijian minyak, tumbuhan). Dari beraneka ragarn konstruksi alat ini, berikut akan di bahas ekstraktor keranjang (bucket-wheel extractor) dan ekstraktor sabuk (belt extractor).Ekstraktor keranjangPada ekstraktor keranjang (keranjang putar rotary extractor), bahan ekstraksi terus menerus dimasukkan ke dalam sel-sel yang berbentuk juring (sektor) dari sebuah rotor yang berputar lambat mengelilingi poros.Bagian bawah sel-sel ditutup oleh sebuah pelat ayak. Selama satu putaran, bahan padat dibasahi dari arah berlawanan oleh pelarut atau larutan ekstrak yang konsentrasinya meningkat. Pelarut atau larutan 287 tersebut dipompa dari sel ke sel dan disiramkan ke atas bahan padat. Akhirnya, bahan dikeluarkan dan keseluruhan proses ini berlangsung secara otomatik.INFUDASI

Infuse adalah sediaan cair yang di buat dengan menyari simplisia dengan air pada suhu 900 selama 15 menit.Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasikan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.Cara ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional. Dengan beberapa modifikasi, cara ini sering digunakan untuk membuat ekstrak.Infus dibuat dengan cara :1. Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan.2. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900 980C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak diambilo 10 bagian bahan. Hal ini di sebabkan karena:a. Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6 bagian.b. Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya daun kumis kucing, sekali minum infuse 100cc karena itu diambil 1/2 bagian.c. Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagiand. Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan 1/2 bagian.

3. Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia misalnya:a. Asam sitrat untuk infuse kinab. Kalium atau Natrium karbonat untuk infuse kelembak4. Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.Simplisia yang digunakan untuk pembuatan infuse harus mempunyai derajat kehalusan tertentu.a. Derajat kahalusan (2/3), misalnya :Daun kumis kucingDaun sirihAkar manisb. Derajat kehalusan (3/6), misalnya :Rimpang jeringauAkar kelembakc. Derajat kehalusan (6/8), misalnya :Rimpang lengkuasRimpang temulawakRimpang jahed. Derajat kehalusan (8/24), misalnya :Kulit kina

MASERASIMaserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding seldan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dsalam sel dengan yang diluar sel,maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dengan larutan di dalam sel.Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain.Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah timbulnya kapang, dapat ditambahkan bahan pengawet, yang diberikan pada awal penyarian.Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan sederhana dan mudah diusahakan.Kerugian cara maserasi adalah pengerjaanya lama,dan penyariannya kurang sempurna.Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :1. DigestiDigesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu 400 - 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. Dengan pemnasan diperoleh keuntungan antara lain:a. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan berkurangnya lapisan-lapisan batas.b. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.c. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan berpengaruhpada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila suhu dinaikkan.d. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan menguap kembali ke dalam bejana.2. Maserasi dengan Mesin PengadukPenggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.3. RemaserasiCairan penyari dibagi menjadi 2. Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.4. Maserasi MelingkarMaserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.

5.Maserasi Melingkar BertingkatPada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat (M.M.B), yang akan didapatkan :a.Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai dengan bejana penampung. Pada contoh di atas dilakukan 3 kali, jumlah tersebut dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan.b.Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dari bejana penyari, dilakukan penyarian dengan cairan penyari baru. Dengan ini diharapkan agar memberikan hasil penyarian yang maksimalc.Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk simplisia yang baru,hingga memberikan sari dengan kepekatan yang maksimal.d.Penyarian yang dilakukan berulang-ulang akan mendapatkan hasil yang lebih baek daripada yang dilakukan sekalidengan jimlah pelarut yang sama.

PERKOLASIPerkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:a.Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi.b.Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

ReperkolasiUntuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari,maka cara perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari dengan pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator.

Perkolasi BertingkatDalam proses perkolasi biasa,perkolat yang dihasilkan tidak dalam kadar yang maksimal. Selama cairan penyari melakukan penyarian serbuk simplisia , maka terjaji aliran melalui lapisan serbuk dari atas sampai ke bawah disertai pelarutan zat aktifnya. Proses poenyaringan tersebut aakan menghasilkan perkolat yang pekat pada tetesanm pertama dan terakhir akan diperoleh perkolat yang encer.Untuk memperbaiki cara perkolasi tersebut dialkukan cara perkolasi bertingkat. Serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna sebelum dibuang ,disari dengan cairan penyari ang baru. Hal ini diharapkan gar serbuk simplisia tersebut dapat tersari sempurna. Sebaliknya sewrbuk simplisia yang baru disari dengan perkolat yang hampir jenuh, dengan denikian akan diperoleh perkolat akhir yang jernih. Perkolat dipisahkan dan dipekatkan.Cara ini cocok bila digunakan untuk perusahaan obat tradisional,termasuk perusahaan yang memproduksi sediaan galenik. Agar dioperoleh cara yang tepat, perlu dilakukan percobaan pendahuluan. Dengan percobaan tersebut dapat ditetapkan :1.Jumlah percolator yang diperlukan2.Bobot serbuk simplisia untuk tiap kali perkolasi3.Jenis cairan penyari4.Jumlah cairan penyari untuk tiap kali perkolasi5.Besarnya tetesan dan lain-lain.Percolator yang digunakan untuk cara perkolasi ini agak berlainan dengan percolator biasa. Percolator ini harus dapat diatur, sehingga:1.Perkolat dari suatu percolator dapat dialirkan ke percolator lainnya2.Ampus dengan mudah dapat dikeluarkan.Percolator diatur dalam suatu deretan dan tiap percolator berlaku sebagai percolator pertama.BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 ALAT DAN BAHAN3.1.1 AlatInfudasi:Gelas ukurTangas airPanciMaserasi:BejanaGelas ukurAlumunium foilPerkolasi:Bejana silinderSekat berpori

3.1.2 BahanSerbuk simplisiaAirCairan penyari

3.2 CARA KERJAInfudasi:Simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900C, sambil sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai sewaktu masih panas melalui kain flannel. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massaseperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.Maserasi:Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara: 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari sari diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Kemudian endapan dipisahkan.Perkolasi:Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.BAB IVPENUTUPKesimpulan:Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasikan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding seldan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dsalam sel dengan yang diluar sel,maka larutan yang terpekat didesak keluar.Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).

CARA KERJAInfudasi:Simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900C, sambil sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai sewaktu masih panas melalui kain flannel. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massaseperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.Maserasi:Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara: 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari sari diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Kemudian endapan dipisahkan.Perkolasi:Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan.

SaranDari pembahasan diatas diharapkan dapat mengaplikasikan prosedur-prosedur dari ekstraksi, serta diharapkan juga bagi penulis maupun pembaca dapat mengembangkan metode ekstraksi yang lebih baik ditinjau dari segi ekonomi serta kepraktisan dalam pembuatan serta pemakaian alat tanpa menghilangkan factor kualitas hasil dari ekstraksi.

ANALISIS MUTU SIMPLISIA TANAMANSIRIHKelompok7

Cyntia NirmalasariG84110008Sari Romy Nur Seno G84110026Nia Tanilia G84110042I.D.A Ayu Carlita A G84110080

DEPARTEMEN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT PERTANIANBOGORBOGOR2014PENDAHULUANSirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai, teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Batangnya berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat dan berkerut. Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar.Farmakologi Cinamenunjukkan bahwasirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Daun sirihsecara tradisionaltelah digunakan untuk menyembuhkan mata merah atau iritasi dengan merendam daun sirih dalam air mendidih di wadah dan digunakan setelah air agak dingin(Hermawanet al 2007).Daun sirih juga digunakan untuk menghentikan perdarahan akibat mimisan dengan menggulung daun sirih menyerupai rokok dan ujungnya yang runcing dimasukkan ke dalam lubang hidung. Penggunaan ekstrak daun sirih untuk berkumur dianjurkan jika mukosa mulut mengalami pembengkakan, membersihkan nafas yang berbau (halitosis) akibat gigi gangren serta untuk menghentikan darah dan membersihkan luka pencabutan gigi (Hermawanet al2007).Daun sirih memiliki aroma yang khas yaitu rasa pedas dan tajam. Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan bethelphenol yang terkandung dalam minyak atsiri.Faktor lain yang menentukan aroma dan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu sendiri, umur sirih, jumlah sinar matahari yang sampai ke bagian daun dan kondisi dedaunan bagian atas tumbuhan.Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti kavikol, kavibetol, karvacol, eugenol, dan allilpyrocatechol.Daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tannin, gula, pati dan asam amino. Kandungan eugenol dalam daun sirih mempunyai sifat antifungal. Daun sirihmengandungturunan fenol yaitu kavikol dalam sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa, sehinggasirih sering digunakan untuk menyembuhkan kaki yang luka dan mengobati pendarahan hidung mimisan. Eugenol dalam daun sirih bersifat antifungal dengan menghambat pertumbuhan yeast (sel tunas) dari Candida albicans dengan cara merubah struktur dan menghambat pertumbuhan dinding sel(Parwataet al2009).Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda dari komponenkomponen tersebut. Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan perbedaan kelarutan.Cairan pelarut yang biasanya digunakan dalam proses ekstraksi adalah air, eter, atau campuran etanol air. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol air sebaiknya menggunakan cara maserasi. Ekstraksi dibedakan menjadi dua yaitu, ekstraksi dingin dan panas. Ekstraksi dingin meliputi maserasi dan perkolasi, sedangkan ekstraksi panas meliputi refluks, sokhlet, digesti, infus, dan dekok (Kurniati 2008).Percobaan ini bertujuan membuat sediaan simpliasia dan menguji mutu simplisia terhadap kandungan bioaktif terlarut dalam tanaman obat serta memahami teknik dan metode ekstraksi dari tanaman obat.

METODE PRAKTIKUMAlat dan BahanAlat-alat yang digunakan adalahpisaustainless steal, oven, blender, wadah plastik, kantong plastik, nampan pengering, oven, mikroskop, cawan, eksikator, neraca analitik, labu bersumbat dan labu takar. Bahan-bahan yang digunakan adalahdaun kemangi dan simplisia.Prosedur percobaanPraktikum ini terdiri atas preparasi simplisia, dan penentuan mutu simplisia. Mutu simplisia ditentukan degan uji organoleptik, uji makroskopik, uji mikroskopik, dan kadar air simplisia.Preparasi Simplisia. Preparasi tanaman kemangi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pencucian dan penyortiran basah. Pencucian dilakukan dengan air bersih dan dilanjutkan dengan penirisan bahan pada wadah berlubang-lubang. Kemudian bahan yang telah bersih ditempatkan pada wadah kering dan bersih. Simplisia sebanyak 3 kg dipisahkan dari batangnya lalu ditempatkan dalam nampan tahan panas. Simplisia dikeringkan dalam oven bersuhu 50oC selama 2-3 hari. Simplisia yang telah kering diukur bobotnya dan dihaluskan dengan alat penggiling berukuran 20-80 mesh. Bubuk simplisia dikemas dalam wadah plastik untuk disimpan untuk pengujian selanjutnya.Uji Organoleptik. Simplisia yang telah didapat diuji bau dan rasanya.UjiMakroskopik. pengujian dilakukan dengan kaca pembesar untuk menentukan morfologi, ukuran, dan warna dari simplisia yang didapat.UjiMikroskopik. Uji dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Simplisia ditempatkan pada keca objek untuk pengamatan pada unsur-unsur anatomi jaringan. Hasil yang didapat berupa gambar fragmen pengenla yang spesifik pada simplisia tersebut.Penentuan Kadar Air Simplisia. Simplisia sebanyak 1-2 gram ditempatkan pada cawan yang sudah diketahui bobotnya. Simplisia dan cawan selanjutnya dikeringkan pada oven besuhu 105oC selama 3 jam lalu didinginkan dalam desikator. Sampel yang telah kering dan dingin ditimbang kembali untuk mendapatkan bobot sampel setelah pengeringan. Seluruh tahapan diulangi hingga mendapat bobot yang tetap.HASIL DAN PEMBAHASANUji organoleptik dilakukan untuk menilai mutu produk baru terhadap produk lama, mendapatkan mutu produk yang seragam dari waktu ke waktu. Uji organoleptik melibatkan 3 parameter yang harus diuji, yaitu warna, tekstur permukaan, dan bau. Hasil percobaan menunjukkan bahwa warna bubuk daun sirih berwarna hijau dengan tekstur permukaan licin dan bau aromatik yang khas yang ditimbulkan oleh senyawa turunan fenol, yaitukavikol dan bethelphenol(Purwataet al2008).Tabel 1 Organoleptik daun sirihParameterHasil

WarnaHijau Tua

PermukaanLicin

BauAromatik Kuat

Parameter utama yang diamati pada analisis mutu simplisia yaitu uji organoleptik, uji makroskopik, uji mikroskopik, kadar air dan susut sampel. Uji organoleptik menunjukkan bahwa daun sirih memiliki bau aromatik yang kuat, bau ini ditimbulkan akibat daun sirih mengandung senyawa aktif turunan fenol, yaitukavikol dan bethelphenol(Purwataet al2008). Rasa dari bubuk daun sirih yang dicoba praktikan menunjukkan rasa yang pedas, rasa pedas ini ditimbulkan oleh senyawa terpena (Wulandariet al2013). Uji makroskopik dengan kaca pembesar menunjukkan ukuran serbuk simplisia sebesar 50 meshdengan warna hijau kecokelatan. Uji mikroskopik yang dilakukan tidak dapat memberikan gambaran yang jelas dari bentuk serbuk itu sendiri, hasil percobaan hanya menunjukkan serbuk yang bergerombol. Uji kadar air memerlukan pengovenan sampel dengan tujuan mengurangi kadar air sampel sehingga sampel memiliki daya simpan yang lebih lama (awet). Kadar air hasil percobaan didapat sebesar 11.00% sedangkan menurut Ihet al(2008) kadar air daun sirih sebesar 6.99%. Kadar air yang tidak sama dengan literatur dikarenakan faktor pengovenan atau pengeringan yang tidak maksimum, serta seringnya oven tersebut dibuka sehingga panas oven tidak merata. Parameter terakhir yang diamati adalah susut sampel. Susut sampel dapat digunakan untuk memperkirakan sampel yang diperlukan bila sampel kering yang didapat tidak sesuai dengan target. Susut sampel dari daun sirih berkisar 82.48%.Tabel 2 Analisis mutu simplisiaParameterHasil

Organoleptik

BauAromatik kuat

RasaPedas

Makroskopik

Ukuran 50 mesh

WarnaHijaukecoklatan

Mikroskopik

Kadar Air11.00%

Susut Sampel82.48%

Contoh Perhitungan:Kadar air===11.00%Susut sampel = = =82.48%Ekstraksi sampel pada percobaan ini dilakukan dengan metode maserasi.Metodemaserasi menggunakan pelarut non air atau pelarut non-polar.Maserasi adalah proses perendaman simplisia dengan pelarut yang sesuai dengan waktu tertentu, umumnya 5 hari. Proses perendaman disertai pengocokan untuk meningkatkan interaksi sehingga dapat meningkatkan rendemen. Keadaan diam dalam proses maserasi menyebabkan turunnya perpindahan zat aktif (Harvey 2000). Menurut Harborne (1987), metode ekstraksi dengan maserasi adalah metode yang paling tepat digunakan untuk mengekstrak jaringan tanaman yang belum diketahui kandungannya. Kandungan jaringan tanaman tersebut mungkin berupa senyawa yang tidak tahan panas sehingga komponen tersebut dapat terjaga dari kerusakan karena maserasi tidak menggunakan pemanasan. Selain itu, keuntungan maserasi adalah cara kerja dan instrumen yang digunakan sederhana (Suwiah 1991).

SIMPULANAnalisis mutu simplisia memperhatikan 5 parameter yautu uji organoleptik, uji makroskopik, uji mikroskopik, uji kadar air, dan susut sampel. uji organoleptik menunjukkan bahwa daun sirih memiliki bau aromatik yang kuat, rasa yang pedas, serbuk daun sirih diayak dengan ukuran 50 mesh dengan warna bubuk hijau kecoklatan. Uji mikroskopik menunjukkan bahwa serbuk daun sirih terlihat bergerombol dan tidak memperlihatkan bentuk serbuk secara tunggal, memiliki kadar air sebesar 11.00% dan susut sampel sebesar82.48%.Ekstraksi sampel dilakukan dengan metode maserasi.

DAFTAR PUTAKAHarborne JB. 1987.Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.Padmawinata K, Iwang S, Penerjemah. Bandung (ID): ITB Press. Terjemahan dari:Phytochemical Methods.Harvey D. 2000.Modern Analytical Chemistry.New York (US): McGraw-Hill.Hermawan Anang, Eliyani Hana, Tyasningsih Wiwiek. 2007. Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode difusi disk. [Artikel ilmiah]. Surabaya (ID): Unair Press.Kurniati Weni. 2008.Kajian Aktivitas Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma longaLinn.)Dalam Proses Persembuhan Luka Pada Mencit(Mus musculusAlbinus.). [Skripsi]. Bogor (ID): IPB Press.Parwata I M Oka Adi, Rita Wiwik Susanah, Yoga Raditya. 2009. Isolasi dan uji antiradikal bebas minyak atsiri pada daun sirih (Piper betle Linn) secara spektroskopi ultra violet tampak. Jurnal Kimia. 3(1):7-13. Bukit Jimbaran (ID): Universitas Udayana Press.

Suwiah A. 1991. Pengaruh perlakuan bahan dan jenis pelarut yang digunakan pada pembuatan temulawak (Curcuma xanthorrizaRoxb) instan terhadap rendeman dan mutunya [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pertanian IPB.