badan standardisasi dan akreditasi nasional keolahragaan...

24
Badan Standardisasi Dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) Tahun 2018 DRAFT-00

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Badan Standardisasi Dan Akreditasi Nasional

Keolahragaan (BSANK)

Pedoman Pendirian

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK)

Tahun 2018

DRAFT-00

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA JABATAN TANDA

TANGAN TANGGAL

Disusun oleh Ketua Komisi

Akreditasi

Tertandatangani

sebagaimana

aslinya

Diperiksa oleh Hani Hasjim, MA Wakil Ketua BSANK

Tertandatangani

sebagaimana

aslinya

Disahkan oleh Prof. Dr. Hari A

Rachman, M.Pd Ketua BSANK

Tertandatangani

sebagaimana

aslinya

LEMBARAN REVISI

NO REVISI TANGGAL DESKRIPSI SINGKAT

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

1

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK)

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

2

Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat

dan karuniaNya kita dapat menyelesaikan Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK). Pedoman ini memuat kriteria dan

persyaratan umum bagi lembaga keolahragaan, induk organisasi cabang olahraga,

dan induk organisasi fungsional yang akan menyelenggarakan sertifikasi kompetensi

tenaga keolahragaan.

Sebagai upaya Badan Standardisasi Dan Akreditasi Nasional Keolahragaan

(BSANK) dalam merealisasikan kegiatan akreditasi terhadap Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) serta melaksanakan sertifikasi

kompetensi tenaga keolahragaan sesuai amanah peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, dan

standar ISO 17024:2012 Conformity Assessment - General requirements for bodies

operating certification of persons, maka disusun pedoman ini. Badan Standardisasi

Dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) menggunakan pedoman tersebut

sebagai acuan dalam melaksanakan akreditasi terhadap Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK).

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK) selanjutnya dapat disosialisasikan dalam bentuk penyelenggaraan

pelatihan, rapat atau workshop kepada organisasi olahraga untuk memacu

organisasi olahraga mendirikan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK) yang selanjutnya akan diakreditasi oleh BSANK.

Jakarta, …. September 2018

BADAN STANDARDISASI DAN AKREDITASI NASIONAL KEOLAHRAGAAN

(BSANK) KETUA

(Tertandatangani sebagaimana aslinya)

Prof. Dr. Hari A Rachman, M.Pd

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

3

Daftar Isi Halaman

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Pengantar 4

Bab I : Pendahuluan 6

1.1 Tujuan 6

1.2 Acuan normatif 6

1.3 Istilah dan definisi 7

Bab II : Pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK)

11

2.1 Pembentukan LSKTK 11

2.2 Bentuk Organisasi LSKTK 12

2.3 Tugas Dan Fungsi Struktur Organisasi Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

13

2.4 Sarana dan Perangkat Kerja LSKTK 15

Bab III : Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) 16

3.1 Kedudukan LSKTK 16

3.2 Fungsi dan Tugas LSKTK 16

3.3 Wewenang LSKTK 17

Bab IV : Akreditasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK)

18

4.1 Persyaratan kelayakan 18

4.2 Tata Cara Akreditasi LSKTK 18

4.3 Pelaksanaan Akreditasi LSKTK 19

4.4 Kewenangan LSKTK Terakreditasi 20

4.5 Pengawasan LSKTK 20

4.6 Sanksi 21

Bibliografi 22

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

4

Pengantar

Badan Standardisasi Dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang

penyelenggaraan keolahragaan mempunyai tugas untuk melakukan akreditasi

terhadap isi program penataran/pelatihan tenaga keolahragaan dan organisasi

olahraga, serta melakukan sertifikasi untuk menentukan kompetensi tenaga

keolahragaan dan kelayakan organisasi olahraga.

Dalam menyelenggarakan kegiatan sertifikasi kompetensi terhadap tenaga

keolahragaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan keolahragaan pasal 103 ayat (1)

lembaga keolahragaan, induk organisasi cabang olahraga, dan induk organisasi

fungsional yang menyelenggarakan sertifikasi wajib mendapatkan akreditasi dari

BSANK, yang selanjutnya disebut Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK), maka diperlukan perangkat peraturan teknis dan

persyaratan dalam melaksanakan kegiatan akreditasi.

Badan Standardisasi Dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) melakukan

akreditasi terhadap lembaga keolahragaan, induk organisasi cabang olahraga, dan

induk organisasi fungsional yang menyelenggarakan sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan dengan mengacu pada Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK).

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK) berisi persyaratan yang menjamin bahwa Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Tenaga Keolahragaan (LSKTK) menjalankan skema sertifikasinya secara konsisten

termasuk pelaksanaan ujian yang menggunakan kriteria objektif untuk mengukur

kompetensi dan pemberian nilai dengan menjamin ketidakberpihakan operasional

lembaga dan mengurangi risiko adanya konflik kepentingan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK) disusun dengan mengacu pada SNI ISO/IEC 17024-2012 Conformity

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

5

Assessment – General Requirements for Bodies Operating certification of persons

guna memfasilitasi keberterimaannya dalam tingkat nasional dan internasional,

sehingga terdapat pengakuan ditingkat global melalui harmonisasi sistem

pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK) ini digunakan bersamaan dengan Pedoman Persyaratan Umum Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) yang selanjutnya keduanya

digunakan sebagai persyaratan dan kriteria akreditasi atau evaluasi kesetaraan oleh

Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK).

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan untuk adanya acuan dalam proses pendirian

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK).

1.2 Acuan normatif

1.2.1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional.

1.2.2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Keolahragaan.

1.2.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga.

1.2.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Pendanaan Olahraga.

1.2.5 Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2014 tentang Susunan, Kedudukan dan

Tata Kerja Badan Standardisasi Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK).

1.2.6 Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 81

Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan

Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan.

1.2.7 SNI ISO/IEC 17024-2012 Conformity Assessment – General Requirements

for Bodies Operating certification of persons.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

7

1.3 Istilah dan definisi

1.3.1 Badan Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) adalah

Badan yang dibentuk oleh Pemerintah dalam rangka pengembangan, pemantauan,

dan pelaporan pencapaian Standar Nasional Keolahragaan.

1.3.2 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan yang selanjutnya

disingkat LSKTK adalah Lembaga yang dibentuk oleh induk organisasi cabang

olahraga atau oleh lembaga berwenang yang telah terakreditasi oleh BSANK untuk

melaksanakan kegiatan uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan.

1.3.3 Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah tempat yang memiliki sarana dan

prasarana sesuai standar kompetensi tenaga keolahragaan dan telah ditetapkan

untuk melakukan uji kompetensi.

1.3.4 Kompetensi adalah kemampuan minimal yang dimiliki tenaga keolahragaan

yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam bidang keolahragaan.

1.3.5 Tenaga Keolahragaan adalah setiap orang yang memiliki kualifikasi dan

sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga.

1.3.6 Standar kompetensi adalah standar nasional yang berkaitan dengan

kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

harus dimiliki seseorang untuk dapat dinyatakan lulus dalam uji kompetensi.

1.3.7 Uji kompetensi adalah kegiatan untuk melakukan pengukuran terhadap

kemampuan minimal yang dipersyaratkan bagi seseorang untuk dapat melakukan

pekerjaaan atau tugas tertentu yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dalam bidang keolahragaan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

8

1.3.8 Asesor kompetensi adalah individu yang melaksanakan proses uji kompetensi

berdasarkan pedoman dan standar kompetensi tenaga keolahragaan.

1.3.9 Sertifikasi adalah proses pemberian pengakuan atas pemenuhan standar

nasional keolahragaan.

1.3.10 Proses sertifikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan untuk menentukan bahwa tenaga keolahragaan

memenuhi persyaratan sertifikasi yang mencakup kegiatan permohonan, asesmen,

keputusan sertifikasi, sertifikasi ulang dan penggunaan sertifikat dan logo/tanda.

1.3.11 Sertifikat Kompetensi Tenaga Keolahragaan adalah jaminan tertulis yang

diberikan oleh lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi untuk menyatakan

kompetensi tenaga keolahragaan.

1.3.12 Skema sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan adalah paket kompetensi

dan persyaratan spesifik yang berkaitan dengan keterampilan tertentu dari seorang

tenaga keolahragaan.

1.3.13 Persyaratan sertifikasi adalah serangkaian persyaratan tertentu yang

mencakup persyaratan skema yang harus dipenuhi untuk menetapkan atau

memelihara sertifikasi.

1.3.14 Pemilik skema adalah organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab

untuk mengembangkan dan memelihara suatu skema sertifikasi.

1.3.15 Kualifikasi adalah pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja yang

ditunjukkan bila dapat diterapkan.

1.3.16 Penguji adalah seseorang yang kompeten untuk melakukan dan memberi

nilai ujian dimana ujian tersebut mensyaratkan pertimbangan profesional.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

9

1.3.17 Pengawas ujian adalah seseorang yang diberi wewenang oleh Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan untuk mengelola atau mengawasi

ujian, tetapi tidak mengevaluasi kompetensi calon.

1.3.18 Personel adalah individu dalam Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK) baik internal maupun eksternal yang melaksanakan kegiatan

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan.

1.3.19 Pemohon adalah seseorang yang mengajukan permohonan untuk mengikuti

proses sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan.

1.3.20 Calon adalah pemohon yang telah memenuhi prasyarat tertentu dan telah

diterima untuk mengikuti proses sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan.

1.3.21 Ketidakberpihakan adalah adanya objektivitas. Objektivitas berarti bahwa

tidak ada konflik kepentingan atau konflik kepentingan telah diselesaikan, sehingga

tidak memberi pengaruh yang merugikan bagi kegiatan Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK).

1.3.22 Keadilan adalah memberi kesempatan yang sama kepada setiap calon untuk

berhasil dalam proses sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan.

1.3.23 Keabsahan adalah bukti bahwa asesmen mengukur sesuatu yang akan

diukur, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan.

1.3.24 Keandalan adalah indikator rentang nilai ujian yang selalu konsisten terhadap

waktu dan lokasi ujian yang berbeda, format ujian yang berbeda, dan penguji yang

berbeda.

1.3.25 Banding adalah permintaan pemohon, calon atau person yang telah

disertifkasi untuk meninjau ulang keputusan yang telah dibuat oleh Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) terkait dengan status

sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan yang diinginkannya.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

10

1.3.26 Keluhan adalah ekspresi ketidakpuasan, selain banding oleh individu atau

organisasi kepada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

yang berkaitan dengan kegiatan lembaga atau person yang telah disertifikasi yang

harus ditanggapi.

1.3.27 Pihak yang berkepentingan adalah individu, kelompok atau organisasi yang

dipengaruhi oleh kinerja tenaga keolahragaan yang telah disertifikasi atau Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK).

1.3.28 Survailen adalah pemantauan berkala selama periode sertifikasi kompetensi

tenaga keolahragaan terhadap kinerja tenaga keolahragaan yang telah disertifikasi

untuk memastikan kesesuaian dengan skema sertifikasi tenaga keolahragaan

secara berkelanjutan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

11

BAB II

PEMBENTUKAN

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA KEOLAHRAGAAN

(LSKTK)

2.1 Pembentukan LSKTK

2.1.1 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan yang selanjutnya

disingkat LSKTK dipersiapkan pembentukannya oleh suatu Panitia atau Kelompok

Kerja yang dibentuk oleh atau dengan dukungan induk organisasi cabang olahraga,

induk organisasi fungsional, atau asosiasi keolahragaan terkait.

2.1.2 Susunan Panitia atau Kelompok Kerja terdiri dari Ketua, Sekretaris dan

beberapa orang anggota. Personil Panitia atau Kelompok Kerja mancakup unsur

induk organisasi cabang olahraga, induk organisasi fungsional, asosiasi

keolahragaan terkait, instansi teknis terkait dan unsur pakar.

2.1.3 Panitia atau Kelompok Kerja memiliki tugas yang meliputi :

a. Menyiapkan badan hukum LSKTK;

b. Menyusun organisasi dan personil LSKTK;

c. Mendapatkan dukungan dari induk organisasi cabang olahraga, induk

organisasi fungsional, asosiasi keolahragaan terkait, dan instansi terkait;

d. Menyusun, menetapkan, dan menerapkan sistem manajemen mutu sesuai

dengan Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK), dan Pedoman Persyaratan Umum Lembaga

Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK).

2.1.4 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) yang

berminat diakreditasi membuat Surat Permohonan Akreditasi yang ditujukan kepada

BSANK.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

12

2.2 Bentuk Organisasi LSKTK

2.2.1 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) harus

memiliki badan hukum yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan Ham dan yang

memungkinkan LSKTK dapat melakukan kegiatannya secara legal.

2.2.2 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) dapat

berbentuk Perseroan Terbatas, Yayasan, Koperasi atau organisasi namun tidak

berorientasi pada profit dan dikelola secara independen.

2.2.3 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) dapat

didirikan oleh induk organisasi cabang olahraga atau induk organisasi fungsional

dengan fungsi dan tugas pokok melakukan sertifkasi kompetensi tenaga

keolahragaan yang tercantum dalam legalitas organisasi, serta dapat menjamin

adanya imparsialitas dan independensi dalam keputusan sertifkasi kompetensi

tenaga keolahragaan.

2.2.4 Badan atau Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

yang dibentuk oleh suatu lembaga pemerintah dengan sendirinya merupakan badan

hukum sesuai status lembaga pemerintah tersebut. Legalitas badan hukumnya

mengikuti ketentuan dan peraturan terkait lembaga pemerintah.

2.2.5 Struktur organisasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK) terdiri dari unsur pengarah dan pengurus, unsur pengarah terdiri dari

ketua, sekretaris dan anggota; sedangkan unsur pengurus terdiri dari ketua,

sekretaris eksekutif, bendahara dan dibantu oleh perangkat bidang/bagian unit

khusus.

2.2.6 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) minimal

memiliki 4 (empat) fungsi/bagian yaitu standarisasi, sertifikasi, sistem manajemen

mutu, serta informasi dan kerjasama. Masing-masing bidang/bagian dipimpin oleh

seorang kepala dan dapat dibantu oleh beberapa orang staf.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

13

2.2.7 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) minimal

memiliki 2 (dua) unit khusus yang bersifat personil, yaitu kelompok asesor dan

kelompok kerja khusus untuk pengembangan standar kompetensi.

2.3 Tugas Dan Fungsi Struktur Organisasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

2.3.1 Pengarah memiliki fungsi sebagai penentu kebijakan Lembaga Sertifikasi

Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) dengan tugas-tugas sebagai berikut :

a. Menetapkan visi, misi dan tujuan

b. Menetapkan program kerja

c. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja

d. Mengangkat dan memberhentikan pengurus LSKTK

e. Melakukan komunikasi dengan stakeholder

f. Melakukan mobilisasi sumber daya

2.3.2 Pengurus memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan yang telah ditetapkan

oleh Pengarah, dengan tugas-tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan program kerja;

b. Mengelola sumber daya;

c. Melakukan monitoring dan evaluasi;

d. Menyiapkan rencana program dan anggaran;

e. Memberikan laporan dan bertanggung jawab kepada Pengarah;

f. Mengerahkan dan mengkoordinasikan kegiatan Kepala Bagian, Assesor, dan

kelompok kerja khusus.

2.3.3 Kepala Bagian memiliki fungsi sebagai pelaksana teknis, dengan tugas

masing-masing sebagai berikut:

2.3.3.1 Kepala Bagian Standarisasi

a. Memfasilitasi kegiatan identifikasi kebutuhan kompetensi tenaga

keolahragaan

b. Memfasilitasi kegiatan pengembangan standar kompetensi

c. Memfasilitasi pengusulan standar kompetensi baru untuk ditetapkan sebagai

standard kompetansi nasional

d. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

14

e. Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada Ketua Pengurus.

2.3.3.2 Kepala Bagian Sertifikasi

a. Menyusunan dan menetapkan skema sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan.

b. Memfasilitasi kegiatan penyusunan Materi Uji Kompetensi dan Kualifikasi

c. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan asesmen kompetensi

d. Menyiapkan registrasi dan verifikasi sertifikasi kompetensi

e. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran

f. Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada pengurus

2.3.3.3 Kepala Bagian Penjaminan Mutu

a. Memfasilitasi penetapan dan penggunaan TUK;

b. Memfasilitasi penetapan dan rekruitmen asesor;

c. Menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu berdasarkan Pedoman

Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK),

dan Pedoman Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK).

d. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran.

e. Membersihkan laporan dan bertanggungjawab kepada pengurus.

2.3.3.4 Kepala Bagian Umum

a. Memberikan pelayanan administrasi dan keuangan

b. Memberikan pelayanan dukungan sarana dan Sumber Daya Manusia (SDM)

c. Melakukan kegiatan hubungan masyarakat (PR)

d. Melakukan pengelolaan data dan informasi

e. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran

f. Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada pengurus.

2.3.4 Asesor Kompetensi

a. Melakukan penyiapan Materi Uji Kompetensi

b. Melakukan kegiatan asesmen kompetensi tenaga keolahragaan

c. Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Sertifikasi

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

15

2.3.5 Kelompok Kerja Khusus

a. Melakukan kegiatan khusus sesuai penugasan dari Pengurus (misalnya:

pengembangan standar kompetensi).

b. Memberikan laporan dan bertanggungjawab kepada pengurus.

2.4 Sarana dan Perangkat Kerja Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga

Keolahragaan (LSKTK)

2.4.1 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) memiliki

rencana kerja atau operasional sekurang-kurangnya untuk jangka waktu minimal 2

(dua) tahun serta memiliki sarana kerja yang memadai dalam melaksanakan

kegiatannya.

2.4.2 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) memiliki

fasilitas perkantoran/kerja yang memadai.

2.4.3 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) mempunyai

rencana atau program kerja yang mencerminkan pelayanan yang diberikan dan

sekaligus sebagai sumber penghasilan untuk pendanaan organisasi.

2.4.4 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) harus

memiliki perangkat kerja yang antara lain meliputi:

a. Standar kompetensi dan Materi Uji Kompetensi;

b. Skema sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan;

c. Sistem pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan;

d. Pedoman dan prosedur sistem manajemen mutu;

e. Tata cara penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK);

f. Kualifikasi kompetensi;

g. Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

16

BAB III

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA KEOLAHRAGAAN

(LSKTK)

3.1 Kedudukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK)

3.1.1 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) adalah

organisasi nasional yang berkedudukan di seluruh wilayah Indonesia.

3.2.1 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) dapat

memiliki cabang sesuai dengan kebutuhan.

3.2 Fungsi dan Tugas Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK)

3.2.1 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) memiliki

fungsi yaitu:

a. Sebagai certificator, melaksankaan sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan;

b. Sebagai developer, melakukan pemeliharaan dan pengembangan standar

kompetensi tenaga keolahragaan.

3.2.2 Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK) memiliki

tugas sebagai berikut:

a. Membuat Materi Uji Kompetensi

b. Menyediakan tenaga penguji (assesor)

c. Melakukan asessment

d. Menyusun kualifikasi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Tenaga

Keolahragaan;

e. Memantau kinerja Assesor dan TUK;

f. Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi tenaga keolahragaan;

g. Mengembangkan standar kompetensi Tenaga Keolahragaan;

h. Mengkaji ulang standar kompetensi tenaga keolahragaan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

17

3.3 Wewenang Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan

(LSKTK)

3.3.1 Menetapkan biaya Uji Kompetensi tenaga keolahragaan

3.3.2 Menerbitkan sertifikat kompetensi tenaga keolahragaan

3.3.3 Mencabut/membatalkan sertifikat kompetensi tenaga keolahragaan

3.3.4 Menetapkan Tempat Uji Kompetensi (TUK)

3.3.5 Membuat dan menetapkan skema sertifikasi kompetensi tenaga

keolahragaan.

3.3.6 Memberikan sanksi kepada assesor dan TUK yang melanggar aturan

3.3.7 Mengusulkan standar kompetensi tenaga keolahragaan yang baru

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

18

BAB IV

AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA

KEOLAHRAGAAN (LSKTK)

4.7 Persyaratan kelayakan

4.1.1 Organisasi Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

a. Memiliki akte pendirian dan pengesahan Kementerian Hukum dan HAM

b. Memiliki izin usaha

c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

d. Memiliki Pengarah dan Pengurus

e. Memiliki izin domisili

f. Memiliki staf pelaksana yang bekerja penuh waktu

g. Memiliki sumber pendanaan tetap

h. Memiliki dukungan dari organisasi keolahragaan terkait

i. Memiliki program kerja.

4.1.2 Perangkat Kerja LSKTK

a. Memiliki standar kompetensi tenaga keolahragaan;

b. Skema sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan;

c. Memiliki kualifikasi kompetensi;

d. Memiliki Materi Uji Kompetensi;

e. Memiliki tenaga penguji (Assesor) yang terdaftar di BSANK;

f. Memiliki pedoman pelaksanaan sertifikasi (termasuk pedoman penetapan

TUK)

g. Memiliki pedoman pengawasan terhadap TUK dan asesor

h. Memiliki fasilitas perkantoran/kerja yang memadai

4.2 Tata Cara Akreditasi LSKTK

4.2.1 LSKTK mengajukan permohonan untuk di akreditasi kepada BSANK dengan

melampirkan:

a. Dokumen organisasi sesuai yang disyaratkan

b. Dokumen perangkat kerja sesuai yang disyaratkan

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

19

4.2.2 BSANK melakukan penilaian terhadap kelayakan LSKTK pemohonan dalam

2 (dua) tahap:

a. Tahap pertama, meneliti kelayakan aspek LSKTK melalui dokumen dan

peninjauan lapangan, serta konfirmasi dukungan organisasi keolahragaan

atau asosiasi relevan terkait.

b. Tahap kedua, meneliti kelayakan aspek perangkat kerja melalui dokumen dan

pengamatan langsung. (tahap kedua dilakukan setelah tahap pertama

dinyatakan lulus)

4.2.3 BSANK dapat meminta tambahan keterangan dari Pihak Ketiga guna

meyakinkan penilaiannya terhadap LSKTK. BSANK dapat meminta LSKTK

pemohon untuk melakukan penyesuaian atau melengkapi persyaratan guna

memenuhi ketentuan akreditasi.

4.2.4 Pemberian akreditas disertai ketentuan yang mewajibkan LSKTK terakreditasi

mempertahankan kelayakan organisasi dan kelayakan programnya.

4.2.5 Permohonan akreditasi ditujukan kepada BSANK.

4.3 Pelaksanaan Akreditasi LSKTK

4.3.1 Permohonan Akreditasi

4.3.2 Formulir data permohonan

4.3.3 Panduan mutu, dan prosedur

4.3.4 Skema sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan

4.3.5 Daftar asesor kompetensi

4.3.6 Tempat uji kompetensi

4.3.7 Daftar peserta sertifikasi kompetensi

4.3.8 Legalitas LSKTK

4.3.9 Prelimery visit

4.3.10 Asesmen kecukupan

4.3.11 Asesmen lapangan (Kantor dan penyaksian uji kompetensi)

4.3.12 Keputusan akreditasi LSKTK

4.3.13 Banding

4.3.14 Penerbitan sertifkat akreditasi LSKTK

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

20

4.4 Kewenangan LSKTK Terakreditasi

4.4.1 LSKTK terakreditasi mempunyai kewenangan melakukan sertifikasi dan

menerbitkan sertifikat kompetensi tenaga keolahragaan.

4.4.2 Akreditasi yang diperoleh LSKTK terakreditasi bersifat nasional dan berlaku

untuk jangka waktu 4 (empat) tahun.

4.4.3 Pelaksanaan sertifikasi oleh LSKTK terakreditasi dapat dilakukan di Daerah

dengan persetujuan BSANK.

4.4.4 LSKTK terakreditasi dapat menilai dan menentukan kesetaraan sertifikat

kompetensi tenaga keolahragaan sejenis yang diterbitkan oleh suatu lembaga

sejenis dari negara lain dengan persetujuan BSANK.

4.4.5 LSKTK dapat menerbitkan sertifikat atas standar kompetensi khusus sesuai

aturan yang berlaku.

4.5 Pengawasan LSKTK

4.5.1 LSKTK terakreditasi wajib membuat laporan berkala tentang pelaksanaan

kegiatan dan pelaksanaan program sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan

kepada BSANK.

4.5.2 Laporan kegiatan LSKTK diserahkan setiap 6 (enam) bulan yang berisi

kegiatan yang terkait dengan sertifikat kompetensi tenaga keolahragaan kepada

BSANK.

4.5.3 Laporan kegiatan sertifikasi kompetensi tenaga keolahragaan diserahkan

setiap 6 (enam) bulan kepada BSANK yang berisi:

a. Jumlah orang yang memperoleh sertifikat kompetensi tenaga keolahragaan.

b. Kegiatan lain yang terkait dengan pengawasan seperti pengenaan sanksi.

c. Hal-hal lain yang penting dan relevan.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

21

4.6 Sanksi

4.6.1 BSANK berwenang menjatuhkan sanksi kepada LSKTK terakreditasi yang

gagal memenuhi ketentuan yang berlaku.

4.6.2 Proses penggenaan sanksi adalah melalui peringatan tertulis pertama, kedua

dan ketiga diterbitkan dalam selang waktu 1 (satu) bulan.

4.6.3 Bentuk sanksi yang diberikan berupa:

a. Pemberhentian sementara kegiatan LSKTK,

b. Pencabutan Akreditasi LSKTK.

Pedoman Pendirian Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Keolahragaan (LSKTK)

22

Bibliografi

[1] Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional.

[2] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Keolahragaan.

[3] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga.

[4] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Pendanaan Olahraga.

[5] Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2014 tentang Susunan, Kedudukan dan

Tata Kerja Badan Standardisasi Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK).

[6] Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 81

Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan

Standardisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan.

[7] SNI ISO/IEC 17024-2012 Conformity Assessment – General Requirements

for Bodies Operating certification of persons.