badan pengawasan keuangan dan pembangunan … bpkp jawa timur... · kedudukan, tugas, fungsi ......

81

Upload: vuthu

Post on 21-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEPUTUSAN

KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

NOMOR KEP-21135/PW13/2012

TENTANG

SUPLEMEN RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2014

KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa sesuai Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November 2012 tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perlu mereviu Renstra BPKP dan Indikator Kinerja Utama (IKU);

b. bahwa sesuai Laporan Hasil Reviu Renstra BPKP Tahun 2010-2014 Nomor LHR-835/SU01/2/2012, BPKP perlu merevisi Renstra dengan menambah sasaran strategis dan memperbaiki IKU;

c. bahwa berdasarkan Keputusan Kepala BPKP tentang perubahan atas keputusan kepala BPKP Nomor Kep-34/K/SU/2010 tentang Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan Pembangunan Nasional (Iembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005;

4. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional /Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2010-2014;

5. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 042/M.PPN/06/2009 dan Nomor 1848/MK/2009 tentang Pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran;

6. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

7. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP616/K/SU/2011;

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas SAKIP BPKP Tahun 2012 Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012 ; tanggal 30 November 2012;

MEMUTUSKAN

Menetapkan

PERTAMA : Suplemen Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014 disusun sebagai dasar penyusunan Suplemen LAKIP ;

KEDUA : Menambah butir-butir tambahan Renstra BPKP 2010-2014 sebagaimana tertuang dalam lampiran keputusan ini;

KETIGA : Suplemen Renstra BPKP 2010-2014 sebagaimana tercantum dalam lampiran, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Sidoarjo

Pada tanggal 28 Desember 2012

Kepala Perwakilan,

HOTMAN NAPITULUPU

i

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur merupakan dokumen penting yang menunjukkan sebuah komitmen yang dibangun berdasarkan visi, misi, tujuan dan strategi untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Dokumen Suplemen Renstra ini disusun sebagai bagian dari upaya mengakomodasi perubahan-perubahan lingkungan strategis yang terjadi. Dokumen Suplemen Renstra ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Dokumen Renstra awal dan berisi perubahan pada sasaran strategis serta penjelasan tentang indikator kinerja utama yang mengacu pada Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-1644/K.SU/2012 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor Kep-34/K.SU/2010 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2010-2014. Perubahan pada sasaran strategis menekankan adanya penambahan terhadap indikator kinerja utama outcome.

Dokumen rencana strategis merupakan perangkat manajemen yang penting untuk mengefektifkan optimalisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dalam mendukung pencapaian visi dan misi BPKP. Diteguhkannya komitmen ini berimplikasi pada seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur untuk menegakkan dan melaksanakannya tanpa perkecualian, karena komitmen itulah yang akan menjadi motor bagi optimalisasi pencapaian tujuan keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian komitmen tersebut harus dipedomani seluruh pejabat dan pegawai dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya. Kesemuanya itu untuk kepentingan stakeholders sehingga keberadaan dan peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dirasakan manfaat/nilai tambahnya.

Suplemen Rencana strategis ini perlu disosialisasikan di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur, dijadikan acuan penyusunan rencana tindak (diinstitusionalisasikan) dan akhirnya diinternalisasi ke dalam pelaksanaan tugas sehari-hari seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sehingga diharapkan menjadi suatu dokumen yang dapat menjiwai seluruh aktivitas Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Disadari tujuan pencapaian kinerja bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengelolaan kinerja yang mampu menginternalisasikan seluruh visi, misi, nilai-nilai, dan faktor kunci yang mendasari program dan kegiatan Renstra ini dan mendorong seluruh penanggung jawab kinerja dan para pelaksana dalam mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.

Sidoarjo, 28 Desember 2012

Kepala Perwakilan,

HHoottmmaann NNaappiittuuppuulluu NIP. 19560306 198310 1 001

ii

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR KEP-21135/PW13/2012 TANGGAL 28 DESEMBER 2013 TENTANG SUPLEMEN RENCANA STRATEGIS PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010-2014

Lampiran Supplemen.

Butir – butir Tambahan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 - 2014

Bab II. Visi, Misi dan Tujuan

2.1. Tujuan Akhir (Goals) dan Alasan Keberadaan ... 1

2.2. Peranan ........................................................................... 4

2.3. Pernyataan Visi ............................................................. 5

2.4. Pernyataan Misi ............................................................ 11

2.5. Tujuan ............................................................................... 20

2.6. Sasaran Strategis ........................................................... 24

Bab III. Arah Kebijakan dan Strategi ................................................. 28

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi ...................................... 28

3.4. Indikator Kinerja Sasaran Strategis ......................... 30

Bab IV. Penutup ........................................................................................ 49

LLaammppiirraann 1.Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra

2010-2014

2. Matriks Rencana Strategis 2010-2014

DAFTAR ISI

1

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

 

 

Sejalan dengan tekad pemerintah untuk lebih berkomitmen memenuhi amanah seluruh

masyarakat Indonesia, BPKP secara umum dan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur secara

khusus telah mengubah visinya untuk lebih menunjukkan jati dirinya sebagai auditor

presiden yang proaktif dan terpercaya. Untuk mewujudkan hal tersebut maka visi BPKP

dijabarkan secara komprehensif, utuh, operasional, dan menyeluruh menjadi visi unit-unit

kerja BPKP. Dalam rangka mendukung perwujudan visi baru BPKP inilah maka Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur perlu secara tepat mengidentifikasikan peran dan bentuk

sumbangannya kepada BPKP agar peran dan sumbangan tersebut adalah peran spesifik

yang mutually exclusive dengan unit kerja lainnya, dan mempertimbangkan bahwa semua

peran yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi BPKP tersebut secara menyeluruh dan utuh

dipenuhi secara kolektif (completely exhaustive) oleh semua unit kerja BPKP.

Dari penjelasan di atas, dapat diidentifikasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

dalam koridor pencapaian visi dan misi BPKP secara keseluruhan dengan tetap mengacu

kepada Tugas Pokok dan Fungsi sebagai bagian dari organisasi BPKP seperti yang diatur

dalam Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: KEP-

06.00.00-286/K/2001 tangal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Gambaran rantai aktivitas BPKP sesuai The General Systems Model of The Firm dan konsep

Value Chain dalam konteks pencapaian visi dan misi BPKP maka dapat diidentifikasi adanya

dua kelompok aktivitas yang dilaksanakan oleh BPKP yang saling terkait yaitu aktivitas

utama pengawasan dan aktivitas pendukung pengawasan. Aktivitas utama pengawasan

merupakan kegiatan utama (core business) BPKP berupa kegiatan pengawasan yang

dilakukan dalam rangka mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik,

meningkatnya kinerja program pemerintah, serta terwujudnya iklim yang mencegah KKN

untuk keberhasilan pencapaian target-target dan prioritas pembangunan nasional.

Sedangkan aktivitas pendukung adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mendukung

aktivitas utama.

Tujuan Akhir (Goals) dan Alasan Keberadaan 2.1

VISI, MISI dan TUJUAN

2

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Pelaksanaan aktivitas utama dikelompokkan kedalam tiga strategi pengawasan sebagai

berikut:

11.. KKeelloommppookk KKeeggiiaattaann PPrreeeemmppttiiff

Kelompok kegiatan preemptif bertumpu pada pengkondisian auditan untuk

menyiapkan infrastruktur bagi pengembangan good governance, pelayanan publik dan

pemberantasan KKN. Sasarannya adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat

laten.

22.. kkeelloommppookk kkeeggiiaattaann pprreevveennttiiff

Kelompok kegiatan preventif merupakan kegiatan dalam rangka pencegahan yang

mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan permasalahan

kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan dini (early warning system) atas

proses governance, manajemen resiko, dan pencegah KKN, berdasarkan pola kemitraan

dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Selain itu, juga dilakukan kegiatan audit

keuangan, kinerja dan tujuan tertentu yang diarahkan untuk memberikan rekomendasi

perbaikan di masa mendatang. Sasaran kegiatan preventif adalah meminimalisir

peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

33.. KKeelloommppookk KKeeggiiaattaann RReepprreessiiff

Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan

kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi melawan

hukum/ tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya

kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.

Sedangkan aktivitas pendukung dapat dibagi menjadi tiga kelompok kegiatan yaitu:

11.. KKeelloommppookk KKeeggiiaattaann MMaannaajjeemmeenn

Kelompok kegiatan manajemen berkaitan dengan proses perencanaan, peng-

organisasian, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan BPKP (Planning, Organizing,

Actuating, dan Controlling (POAC)). Kegiatan tersebut misalnya berupa kegiatan

koordinasi perumusan kebijakan pengawasan intern pemerintah dan kebijakan teknis

pengawasan di lingkungan BPKP, dan koordinasi penyusunan program kerja

pengawasan tahunan (PKPT) serta evaluasi pelaksanaannya di lingkungan BPKP dan

aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) lainnya. Sasarannya adalah mengelola

semua kegiatan organisasi untuk menjamin agar tujuan dapat tercapai.

3

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

22.. KKeelloommppookk KKeeggiiaattaann PPeennggeellooaaaann SSuummbbeerr DDaayyaa,, PPeemmbbeellaajjaarraann,, ddaann IIkklliimm OOrrggaanniissaassii

Kegiatan pengelolaan sumber daya mencakup kegiatan pengelolaan sumber daya

manusia, keuangan, sarana dan prasarana, informasi, dan kegiatan pengelolaan iklim

organisasi seperti diantaranya berupa struktur organisasi dan budaya kerja. Sasarannya

ialah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan utama BPKP.

33.. KKeelloommppookk KKeeggiiaattaann PPeennggoollaahhaann IInnffoorrmmaassii

Kelompok kegiatan pengolahan informasi mencakup kegiatan pengidentifikasian

kebutuhan informasi, pencarian, pengumpulan, pengorganisasian dan pentransferan

informasi kepada yang memerlukan. Sasarannya ialah menyediakan informasi yang

diperlukan ke dalam organisasi untuk fasilitasi fungsi pengendalian dan pembelajaran,

dan ke luar organisasi untuk pembangunan citra organisasi melalui fungsi humas.

Keterkaitan aktivitas utama dan aktivitas pendukung pengawasan dapat dilihat pada

gambar berikut:

Rantai Nilai (Value Chain ) Aktivitas BPKP

Visi dan Misi BPKP

Proses Informasi

Pre‐emptif: 

Sosialisasi, edukasi, Kajian rencana, Kebijakan/Program 

Preventif:

Bimtek,Audit Keuangan, kinerja & tujuan tertentu

Sumber daya, Pembelajaran, dan Iklim organisasi

Manajemen

(POAC)

Represif: 

Audit investigasi, kerja sama dgn 

Stakeholder

4

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Peranan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur tidak bisa dilepaskan dari kontribusinya

dalam pencapaian visi dan misi BPKP. Kontribusi tersebut bersifat saling melengkapi, tidak

tumpang tindih dan total kontribusi keseluruhannya mampu mencapai visi dan misi BPKP.

Peran yang dapat dan telah dimainkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur adalah

dengan keunggulan dalam peran consulting untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan

pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dan BUMN/D menggunakan

produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi sistem dan tata kelolanya termasuk BPKP

mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) dalam rangka

mempercepat pemerintah daerah menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan

daerah. Sedangkan peran assurance berupa audit keuangan atas Loan/Grant yang

dilakukan atas permintaan Lender telah dapat diselesaikan secara tepat waktu dengan

kualitas hasil audit yang baik. Demikian halnya dengan audit dalam rangka optimalisasi ata

penerimaan negara dan daerah.

Peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dalam upaya mewujudkan iklim pencegahan

dan pemberantasan korupsi telah memberikan hasil yang cukup siginfikan dengan

meningkatnya jumlah kasus yang diserahkan ke Instansi Penegak Hukum, baik melalui audit

investigasi, hasil penghitungan kerugian keuangan negara, pemberian keterangan ahli

termasuk tindakan preventif berupa meningkatnya pemahaman dan kepedulian masyarakat

peserta sosialisasi anti korupsi terhadap bahaya korupsi.

Terkait dengan kegamangan/keragu-raguan sebagian besar pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur menempatkan dirinya

sebagai clearing house dengan memberikan solusi dalam bentuk sosialisasi, asistensi dan

review pengadaan barang dan jasa. Disamping itu keberhasilan keseluruhan progam, juga

tercermin dari nilai pengawasan (audit value) berupa terjadinya peningkatan tindak lanjut

hasil pengawasan yang merupakan respon auditan terhadap hasil-hasil audit/pengawasan.

Peranan 2.2

5

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru sesuai PP

Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden.

Konsekuensinya, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang berharga bagi

Presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan dan mampu memberikan solusi atas

permasalahan yang dihadapi pemerintahan. Kontribusi BPKP tersebut dimaksudkan untuk

membantu pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Akuntabilitas

keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang

merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan BPKP kepada

shareholder/stakeholdernya.

Perubahan lingkungan strategis tersebut, berpengaruh terhadap harapan dan arahan

organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur memandang perlu dan berkomitmen untuk mereposisi ulang kembali visi-nya

untuk mengakomodasi dan mengantisipasi hal-hal yang terjadi/akan terjadi akibat dari

perubahan tersebut. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur, sebagai berikut:

Dalam pernyataan visi tersebut di atas, terdapat beberapa kata kunci, yaitu:

11.. AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn

22.. RReessppoonnssiiff

33.. IInntteerraakkttiiff

44.. TTeerrppeerrccaayyaa

55.. AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann NNeeggaarraa

66.. BBeerrkkuuaalliittaass

Pernyataan Visi 2.3

VISI AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn yyaanngg RReessppoonnssiiff,, IInntteerraakkttiiff,, ddaann TTeerrppeerrccaayyaa,,

uunnttuukk MMeewwuujjuuddkkaann AAkkuunnttaabbiilliittaass KKeeuuaannggaann NNeeggaarraa

yyaanngg BBeerrkkuuaalliittaass

6

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Pemahaman atas makna kata-kata kunci tersebut akan memberikan pemahaman yang

komprehensif tentang visi. Makna ringkas dari masing-masing kata kunci tersebut adalah

sebagai berikut:

Frasa Auditor Presiden dipilih untuk menunjukkan artikulasi dan kesan yang kuat bahwa

BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung

kepada Presiden, dan memiliki kompetensi yang mumpuni dan dipercaya oleh Presiden

untuk membantu dalam menjalankan fungsi pengawasan. Sebagai Auditor Presiden,

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur merupakan mata dan telinga Presiden yang melihat

dan mendengar secara langsung fakta, data maupun informasi di Provinsi Jawa Timur dan

segera merespon melalui suatu sistem peringatan dini yang memberikan manfaat kepada

Presiden. Oleh karena itu, lingkup pengawasan yang menjadi perhatian Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur adalah hal-hal yang bersifat strategis, makro, lintas sektoral dan

berskala nasional di Provinsi Jawa Timur. Kegiatan pengawasan difokuskan kepada

pengawasan keuangan negara yang menyentuh rakyat banyak, terutama yang pro growth,

pro job dan pro poor.

Dalam posisi sebagai auditor presiden, sebagai perpanjangan tangan BPKP, Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena

dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi ataupun simptom-simptom kelemahan

maupun penyimpangan di bidang keuangan negara di Provinsi Jawa Timur dan mampu

memberikan rekomendasi yang applicable kepada Presiden. Dengan demikian dalam kurun

waktu 5 tahun mendatang diharapkan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur memberikan

peran yang cukup signifikan dalam mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang

berkualitas di Provinsi Jawa Timur. Dalam konteks tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya terutama bukanlah

untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap asersi manajemen, melainkan lebih kepada

upaya penciptaan proses governance, manajemen risiko, dan penerapan sistem

pengendalian guna mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas di

Provinsi Jawa Timur.

Ciri khas dari Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai Auditor Presiden di Provinsi

Jawa Timur yang membedakan dirinya dari lembaga pengawasan yang lain adalah

dimilikinya kompetensi pengawasan di bidang akuntabilitas keuangan negara. Kompetensi

inti ini sejalan dengan kewajiban Presiden untuk melakukan pengawasan pembangunan

11.. AAuuddiittoorr PPrreessiiddeenn

7

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

nasional sebagai wujud akuntabilitas keuangan negara seperti diamanatkan dalam 3 paket

undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU

Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan

Negara.

Visi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai Auditor Presiden di Provinsi Jawa Timur

merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in

fact maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah di Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian diharapkan

informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh Auditor Presiden bersifat

obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan

prinsip independensi.

Responsif berarti cepat memberikan respon (tanggapan), tidak masa bodoh, dan bereaksi

secara tepat dan simpatik kepada seseorang atau suatu peristiwa. Auditor Presiden yang

responsif mengandung makna bahwa dalam menjalankan perannya, Auditor Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah di

Provinsi Jawa Timur dan segera memberikan respon/masukan kepada pengambil kebijakan.

Ini berarti bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur tidak boleh berlama-lama dalam

menentukan langkah-langkah pengawasan yang akan dilakukan dalam mengamankan dan

menyukseskan kebijakan nasional di Provinsi Jawa Timur yang ditetapkan oleh Presiden.

Dalam konteks ini, berarti Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur tidak harus menunggu

penugasan dari Presiden, justru dengan sistem peringatan dini yang dimiliki oleh BPKP

maka Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dapat segera menentukan langkah-langkah

pengawasan yang efektif secara mandiri untuk mengawal kesuksesan pelaksanaan

kebijakan Presiden di Provinsi Jawa Timur dan segera mengusulkan titik-titik prioritas

pengawasan yang akan dilakukan untuk suksesnya kebijakan nasional.

Sifat interaktif memiliki makna saling aktif atau komunikasi dua arah. Interaktif merupakan

perkembangan lebih lanjut dari tahapan sebelumnya yang bersifat reaktif dan proaktif. Dari

reaktif yang berarti bereaksi setelah adanya suatu kejadian, kemudian berkembang menjadi

proaktif yang mengedepankan inisiatif untuk bertindak namun masih melihat dari sisi

22.. RReessppoonnssiiff

33.. IInntteerraakkttiiff

8

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur (satu sisi), dan kini bersifat interaktif yang

mengandung nuansa bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

memperhatikan/mendengarkan kepentingan/kebutuhan stakeholders di Provinsi Jawa

Timur. Dengan pengertian tersebut maka komunikasi antara Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur dengan stakeholders ataupun pelanggan haruslah selalu terjalin dengan baik dan

efektif. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur harus membuka saluran-

saluran komunikasi yang efektif, menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain

dalam menjalankan perannya di Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dapat menjelaskan dengan baik hasil-hasil

pengawasan maupun sistem pengendalian intern yang diperlukan oleh para

pengguna/stakeholders di Provinsi Jawa Timur. Kegiatan-kegiatan seperti Clearing House,

kehumasan, maupun implementasi President Accountability System (PASs) sangat

membantu dalam menciptakan suasana interaktif. Sifat interaktif ini mendorong perlunya

kemampuan dan kompetensi yang tinggi bagi para auditor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur untuk berperan sebagai guru, expert, maupun tempat bertanya yang dapat

diandalkan di bidang pengawasan.

Terpercaya berarti dapat diandalkan, bertanggung jawab, dan dapat melaksanakan tugas

dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

telah menyatakan dalam visinya sebagai Auditor Presiden yang terpercaya, yang berarti

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur memiliki integritas yang tinggi yang didukung

profesionalisme yang tinggi sehingga dapat diandalkan untuk memberikan hasil kerja yang

berkualitas dan bermanfaat bagi shareholders dan stakeholders di Tanah Jawa Timur.

Presiden sebagai pemegang akuntabilitas keuangan negara yang tidak dapat didelegasikan

kepada pihak lain membutuhkan keahlian BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melakukan

pengawasan di bidang keuangan negara. Kepercayaan terhadap kinerja BPKP telah tumbuh

yang terbukti dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

mengenai SPIP yang memberikan mandat kepada BPKP untuk melakukan pengawasan

intern di bidang keuangan negara dan membina SPIP. Kepercayaan stakeholders kepada

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur juga ditunjukkan dengan banyaknya permintaan

stakeholders di Provinsi Jawa Timur kepada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur untuk

membenahi sistem dan tata kelola pemerintahan di Provinsi Jawa Timur.

44.. TTeerrppeerrccaayyaa

9

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu

media pertanggungjawaban, yang dilaksanakan secara periodik. Sedangkan keuangan

negara seperti dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, berarti semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan

uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan

milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Keuangan

negara ini meliputi:

ÁÁ Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan

melakukan pinjaman;

ÁÁ Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara

dan membayar tagihan pihak ketiga;

ÁÁ Penerimaan Negara;

ÁÁ Pengeluaran Negara;

ÁÁ Penerimaan Daerah;

ÁÁ Pengeluaran Daerah;

ÁÁ Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa

uang, surat berharga, piutang barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan

uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/daerah;

ÁÁ Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan

tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

ÁÁ Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan

pemerintah.

Dengan demikian, akuntabilitas keuangan negara memiliki lingkup yang luas, yaitu

pertanggungjawaban atas semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan

uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik

negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, yang dimiliki negara

dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan negara/daerah,

dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara dalam rangka

penyelenggaraaan pemerintahan negara. Akuntabilitas keuangan negara tidak sekedar

pertanggungjawaban penggunaan dana dan proses pengelolaannya, namun yang

55.. AAkkuunnttaabbiillttaass KKeeuuaannggaann NNeeggaarraa

10

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

terpenting adalah pertanggungjawaban kinerja/hasil (outcome) atas pengelolaan keuangan

negara.

Sesuai dengan pasal 6 ayat 1 UU Nomor 17 Tahun 2003, Presiden selaku Kepala

Pemerintahan memegang kekuasaaan pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari

kekuasaan Pemerintahan. Selanjutnya, kekuasaan tersebut:

ÁÁ Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah

dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;

ÁÁ Dikuasakan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna

Barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya;

ÁÁ Diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan Daerah

untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam pemilikan

kekayaan daerah yang dipisahkan.

Meskipun pengelolaan keuangan negara tersebut dapat dikuasakan, namun akuntabilitas

keuangan negara tetap melekat pada Presiden. Akuntabilitas keuangan negara oleh

Presiden ini meliputi kewajiban seorang Presiden untuk memberikan pertanggungjawaban

atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan Presiden di bidang keuangan

negara kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta

pertanggungjawaban. Prinsip akuntabilitas keuangan negara menghendaki bahwa proses

pengambilan keputusan atau kinerja keuangan negara dapat dimonitor, dinilai, dan dikritisi.

Selain itu, pertanggungjawaban keuangan negara tersebut harus dapat ditelusuri sampai ke

bukti dasarnya (traceableness) dan dapat diterima secara logis (reasonableness). Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai Auditor Presiden di Provinsi Jawa Timur berperan

membantu pengawasan dalam bidang keuangan negara di Provinsi Jawa Timur agar

akuntabilitas Presiden dapat memuaskan seluruh rakyat Indonesia dan rakyat di Provinsi

Jawa Timur khususnya.

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas ditunjukkan dengan tiga ciri yaitu

akuntabel, transparan dan partisipatif. Hal ini berarti bahwa pertanggungjawaban

keuangan negara harus dapat diandalkan, mengungkapkan secara terbuka informasi yang

material dan relevan serta berasal dari suatu proses yang melibatkan berbagai pihak

terkait. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas mendukung akuntabilitas

Presiden sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara.

66.. BBeerrkkuuaalliittaass

11

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Pernyataan misi lebih menekankan kepada nilai tambah/manfaat yang dapat diberikan

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur kepada stakeholders/shareholdes, jadi tidak sekedar

menjelaskan apa yang harus dilakukan. Misi tersebut menjadi penggerak seluruh jajaran

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dalam bekerja, bertindak dan memberikan pelayanan

terbaik kepada stakeholders/shareholders akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi dan berisi pernyataan tentang apa yang

akan dilakukan untuk mencapai visi. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan

kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula

diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor

103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Selanjutnya, dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka

BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup

penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur, adalah sebagai

berikut:

Pernyataan Misi 2.4

MISI 1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur .

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

12

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Misi ini berkaitan dengan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai

Auditor Presiden di Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara di Provinsi Jawa Timur, sekaligus menegaskan bahwa misi ini

dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder BPKP dalam mendorong

terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan upaya pencegahan KKN. Inti misi ini terkait

dengan kegiatan pengawasan intern pemerintah yang pada hakekatnya bertujuan

memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran utama yaitu aktivitas assurance

dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

adalah memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi Presiden/

Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan

keuangan negara di Provinsi Jawa Timur dan memberikan rekomendasi perbaikan tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu pemerintah dalam

mencapai tujuannya. Dalam misi ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business)

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan dalam

bentuk audit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam bentuk

sosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, pengembangan sistem.

Mandat Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai pengawas intern akuntabilitas

keuangan negara di Provinsi Jawa Timur semakin jelas dengan terbitnya Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam

Pasal 49 Ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

a) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b) Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

c) Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam

pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah

daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan

lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan

yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Misi Pertama

13

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah,

sehinga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.

Dengan mengacu kepada UU Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 2, kegiatan BUN terdiri atas

delapan bidang yaitu pelaksanaan pendapatan dan belanja negara, pengelolaan uang

negara, pengelolaan piutang, pengelolaan utang, pengelolaan investasi, pengelolaan

Barang Milik Negara (BMN), penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN, dan

regulator di bidang keuangan negara. Pengawasan intern terhadap kegiatan

kebendaharaan umum negara diharapkan dapat memberi masukan dan feed back

kepada Menteri Keuangan selaku BUN mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh

institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh

APIP selain BPKP. Peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dalam mengawasi

kegiatan-kegiatan BUN di Provinsi Jawa Timur tersebut, perlu didukung dengan

penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun

sasaran pengawasannya.

Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan

strategis yang mendesak untuk ditangani (current issues) di Provinsi Jawa Timur sesuai

perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan penugasan-penugasan tersebut merupakan

implementasi yang nyata dari peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai Auditor

Presiden/pemerintah di Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, berdasarkan Pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur juga dimandatkan untuk melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat (LKPP) cq. Satuan Kerja Pemerintah Pusat di Provinsi Jawa Timur sebelum di lakukan

konsolidasi dan sebelum disampaikan Menteri Keuangan kepada Presiden.

Dalam misi 1 termasuk juga kegiatan dalam rangka membantu aparat penegak hukum dan

pemerintah di Provinsi Jawa Timur untuk mencegah dan mengurangi KKN, yang dilakukan

dalam bentuk pengawasan investigatif, pemberian keterangan ahli, dan perhitungan

kerugian negara.

14

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan

keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan

lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP seperti diatur

dalam PP tersebut. Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan proses yang integral pada

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh

pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,

dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas

efektivitas penyelenggaraan SPI di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan

menunjang efektivitas SPI dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan

fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara oleh Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari BPKP, Itjen Kementerian, Inspektorat

Provinsi, Inspektorat Kabupaten/Kota.

Selain itu, untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan

penyelenggaraan SPI. Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi

pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun

2008. Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang

langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan

tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden. Akuntabilitas kinerja Presiden merupakan suatu

kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai Kementerian/Lembaga dan juga

Pemerintah Daerah, sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada

seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

aa.. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP

bb.. Sosialisasi SPIP

cc.. Pendidikan dan pelatihan SPIP

dd.. Pembimbingan dan konsultansi SPIP

ee.. Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah

Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Misi Kedua

15

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Kegiatan pembinaan butir a sampai dengan butir d merupakan rangkaian kegiatan dalam

rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP. Kegiatan-

kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini. Sedangkan butir e lebih spesifik

terkait peningkatan kemampuan/kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi

ketiga yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional

dan kompeten. Pada prinsipnya misi kedua lebih menekankan kepada pembinaan SPIP

kepada instansi pemerintah, sedangkan misi ketiga terkait dengan pembinaan terhadap

auditor (APIP).

Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-

pedoman terkait SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan

untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah. Pedoman tersebut selanjutnya

disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP. Selain itu,

kegiatan penyusunan modul dan penyelenggaraan diklat SPIP menjadi kegiatan penting

untuk membentuk personil yang memahami seluk beluk SPIP dan kompeten untuk

menerapkan SPIP di instansi masing-masing. Pada tahap penerapan SPIP, Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur siap untuk membimbing dan memberikan konsultansi kepada seluruh

instansi pemerintah di Provinsi Jawa Timur.

Misi ketiga adalah misi pengimbang yang disusun dalam kesadaran bahwa kinerja yang

berorientasi ke luar tak mungkin terwujud tanpa adanya proses kerja internal yang baik

maupun proses kerja sesama APIP yang sinergis. Dengan adanya proses kerja sesama APIP

yang sinergis diharapkan akan menghasilkan kinerja APIP yang maksimal. Hal ini

merupakan jawaban atas arahan Presiden akan perwujudan pengawasan yang terpadu,

terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan

yang baik, bersih dan kredibel, dan berorientasikan pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika pemberdayaan APIP dijalankan dalam

semangat profesionalitas dan kesetaraan antar APIP. Namun, efektivitas sinergi akan

menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.

Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Misi Ketiga

16

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Oleh karena itu, misi ketiga diperlukan sebagai pembimbing berbagai strategi

pemberdayaan, pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur sendiri maupun kapasitas APIP secara umum di Provinsi Jawa Timur. Penjabaran misi

ini merupakan bentuk tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai

anggota komunitas pengawasan untuk turut serta dalam mengembangkan sistem

pengawasan nasional yang terpadu di Provinsi Jawa Timur. Pengembangan sistem

pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama, baik dengan BPK, Inspektorat

Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPND, Badan Pengawasan Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun

dengan Instansi Pemerintah lainnya yang mengkoordinasikan kegiatan pengawasan seperti

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Kementerian Dalam Negeri pada saat

ini, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Lebih luas lagi, dilakukannya

pengawasan secara bersinergi akan menjadi agenda yang penting Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur bersama-sama dengan DPRD, Kejaksaan Tinggi Kepolisian, maupun

masyarakat.

Arti penting dari ditetapkannya misi ini terletak pada adanya kesadaran Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur untuk turut serta membenahi hal-hal yang kontra produktif dalam

kegiatan pengawasan di Provinsi Jawa Timur. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk

pemberian masukan mengenai arah dan kebijakan pengawasan nasional/makro kepada

Pemerintah di Provinsi Jawa Timur. Substansi arah dan kebijakan yang dimaksud tentunya

sejalan dengan program-program Pemerintah yang menjadi prioritas, berskala nasional,

memperhatikan analisis risiko per masing-masing sektor dan bidang kegiatan

pemerintahan, mencerminkan sinergi APIP, dan menunjukkan dukungan bagi pelaksanaan

pengawasan oleh auditor eksternal.

Penjabaran misi ini terus dioptimalkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur agar hasil

pengawasannya mempunyai manfaat dan memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan, terutama stakeholders utama di Provinsi Jawa Timur, yang tercermin dari

tanggapan positif ataupun apresiasi para pengguna atas produk-produk Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur. Untuk itu perlu terus diagendakan dan diberikan perhatian yang

memadai terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya, kepatuhan pada

standar profesi, penataan proses kerja internal, dan sistem kendali mutu yang dapat

menunjang peningkatan kualitas hasil pengawasan. Dengan demikian, produk Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur diharapkan akan bermanfaat sebagai umpan balik (feed back)

bagi penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan kinerja

17

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan BUMN/BUMD/BUL di Provinsi Jawa

Timur.

Peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur mengembangkan kapasitas APIP di Provinsi

Jawa Timur (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM maupun sistem dan prosedur yang

mencakup:

ÁÁ Pembinaan kompetensi APIP dengan pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1e

PP Nomor 60 Tahun 2008)

ÁÁ Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP

Nomor 60 Tahun 2008)

ÁÁ Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Prosedur Pengawasan

ÁÁ Pengembangan Kapasitas Internal BPKP

ÁÁ Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP

ÁÁ Pendukung/fasilitasi pengawasan

ÁÁ Sinergi dengan APIP lain.

Misi ini merupakan aktualisasi peran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur sebagai Auditor

Presiden di Provinsi Jawa Timur dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan

keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden

(President Accountability Systems) atau yang dikenal sebagai PASs. PASs adalah alat kendali

(control) bagi Presiden terhadap implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan

keuangan negara di Provinsi Jawa Timur, yang berbasis web, on-line, dengan data yang

sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi secara utuh (integrated) tentang

implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan sistem seperti ini Presiden akan memperoleh

informasi mengenai capaian kinerjanya yang mendekati real-time sehingga dapat

melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat perbedaan antara realisasi dengan

rencana pada saat tertentu.

Sistem pelaporan kinerja dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara yang

ada saat ini belum menjamin bahwa Presiden memperoleh informasi yang

utuh/menyeluruh atas implementasi akuntabilitas Presiden. Kondisi tersebut

kontradiktif dengan kedudukan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan yang juga

memegang kekuasaan tunggal pengelolaan negara sebagai bagian dari kekuasaan

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Misi Keempat

18

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

pemerintahan (UU Nomor 17 Tahun 2003 Pasal 6 ayat 1). Meskipun telah secara jelas

diatur bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara dikuasakan kepada Menteri

Keuangan (selaku BUN) dan menteri/pimpinan lembaga (selaku Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang), serta diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku

kepala daerah untuk mengelola keuangan daerah, namun sejatinya bukan berarti bahwa

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara diserahkan keseluruhan ke menteri,

pimpinan lembaga, gubernur, bupati, atau walikota. Akuntabilitas pengelolaan

keuangan negara tetap melekat kepada Presiden yang menerima amanah dari rakyat,

sehingga Presiden juga harus berakuntabilitas kepada rakyat.

Berbagai peraturan yang telah diterbitkan terkait Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (PP Nomor 6 Tahun

2008), Tatacara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP Nomor

39 Tahun 2006), dan Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah-LPPD (PP Nomor 3 Tahun 2007), belum dapat menjamin bahwa

Presiden memperoleh informasi periodik, up to date, dan mendekati real-time tentang

akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.

Kondisi di atas memunculkan fenomena baik di pusat dan daerah, yaitu (i) penyerapan

anggaran yang rendah, (ii) kurang sinkronnya rencana pembangunan di pusat dan daerah

(karena persepsi yang sempit terhadap perundang-undangan yang ada), dan (iii) tidak

adanya informasi capaian kinerja kumulatif/aggregasi dari kementerian/lembaga dan

pemerintah daerah yang dapat dilaporkan kepada Presiden secara tepat waktu (up to

date), yang mendekati real-time. Hal tersebut menyulitkan Presiden untuk dapat menilai

apakah agenda-agenda Presiden yang tertuang di RPJMN telah dilaksanakan oleh

pimpinan kementerian/lembaga dan kepala daerah sesuai dengan target atau harapan

Pemerintah dan rakyat.

Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk membuat indikator capaian

kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden untuk menyampaikan

akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD. Terkait hal tersebut, BPKP

mendorong dibangunnya Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems)

atau yang dikenal sebagai PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap

kebuntuan (missing-link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,

mensinergikan sumber-daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah)

sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, dan memudahkan Presiden untuk

memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda

19

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Pemerintah. PASs didukung dengan sistem data warehouse yang mengkolaborasikan

berbagai informasi dari seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah terkait

dengan implementasi sistem akuntabilitas Presiden. Kebutuhan informasi untuk PASs cukup

besar dan kompleks, meliputi Akuntabilitas Sasaran Makro, Akuntabilitas Pelaksanaan

Kebijakan/Program, Akuntabilitas Pengawasan, Akuntabilitas Keuangan Negara,

Akuntabilitas Keuangan Daerah, Akuntabilitas BUMN/D, Akuntabilitas Instansi Pusat,

Akuntabilitas Instansi Daerah, Akuntabilitas Penanganan Korupsi, dan Akuntabilitas

Lembaga Negara.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan

menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan

kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Berikut gambar alur informasi dan pengetahuan untuk mengambil keputusan:

Alur Informasi dan Pengetahuan untuk Pengambilan Keputusan

Berbasis data warehouse yang komprehensif & historis

Sistem mengkolaborasikaninformasi yang tersebar di masing-masing instansi untuk kepentingananalisis dan penelitian

Pengetahuan-pengetahuanterdokumentasi secarakomprehensif dan uptodate

Perencanaan kegiatan yang berdasarkan analisaResiko dan Prioritas

Presiden memperoleh informasidan pengetahuan yang krediblesehingga dapat mengambilkeputusan yang tepat

BPKP sebagai pengelola PASS

Integration of Information

ManagementDecision Making

Collaborative Analysis & Research

Knowledge Creation

Intelligence-basedPlanning

BPKP PASs

20

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, dan berorientasi

pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari

pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan

lima tahun. Dalam penetapan tujuan-tujuan strategis, Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan

dengan karakteristik organisasi publik. Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis

yang berorientasi profit. Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur memodifikasi Perspektif

Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif Pelanggan menjadi

Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan menggunakan pendekatan

strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan-tujuan utama dari perspektif

manfaat bagi pihak stakeholders utama dan manfaat kepada auditan/pengguna jasa

diseimbangkan dengan tujuan-tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses

internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam.

Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:

Tujuan 2.5

TUJUAN 1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

6. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

21

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Tujuan-tujuan tersebut diharapkan dapat menjawab permasalahan yang masih dihadapi

dalam 5 tahun ke depan serta untuk menjawab pernyataan misi Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur. PPeenneettaappaann ttuujjuuaann ppeerrttaammaa yyaaiittuu ““MMeenniinnggkkaattnnyyaa kkuuaalliittaass aakkuunnttaabbiilliittaass

kkeeuuaannggaann NNeeggaarraa di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.”” dilandasi permasalahan

masih diperolehnya opini disclaimer dari BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan

masih banyaknya laporan keuangan instansi pemerintah pusat dan daerah (IPP/D) yang

belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Akuntabilitas keuangan negara merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi

dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu

media pertanggungjawaban keuangan negara, yang dilaksanakan secara periodik.

Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang

dan timbul dalam pelaksanaan misi organisasi pemerintahan, serta segala sesuatu baik

berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan

pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Berkaitan dengan itu, Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur mempunyai tujuan agar kualitas pelaksanaan akuntabilitas tersebut meningkat

dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai melalui opini yang yang dikeluarkan oleh BPK.

PPeenneettaappaann ttuujjuuaann kkeedduuaa yyaaiittuu ””MMeenniinnggkkaattnnyyaa ttaattaa ppeemmeerriinnttaahhaann yyaanngg bbaaiikk di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.””, berkaitan dengan masih rendahnya pelayanan

publik karena belum semua kementerian lembaga dan dan pemerintah daerah di Provinsi

Jawa Timur membuat dan menerapkan standar pelayanan minimal (SPM). Padahal di satu

sisi pemerintah telah mencanangkan terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan

bersih (good public governance). Tata pemerintahan yang baik tersebut berkaitan dengan

etika pengelolaan organisasi pemerintahan yang memenuhi kriteria atau karakteristik

tertentu. Karakteristik tersebut mencakup sebagai berikut:

ÁÁ Partisipasi publik

ÁÁ Kerangka hukum yang adil

ÁÁ Transparansi informasi

ÁÁ Pelayanan yang responsif

ÁÁ Orientasi pada kepentingan yang luas

ÁÁ Kesempatan yang sama

ÁÁ Kegiatan yang efisien dan efektif

ÁÁ Akuntabilitas organisasi

ÁÁ Visi ke depan pengembangan manusia.

22

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur mempunyai tujuan agar akuntabilitas keuangan

negara dan tata pemerintahan di Provinsi Jawa Timur mengalami perbaikan melalui

kegiatan quality assurance ataupun consulting and assistance.

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang

merugikan keuangan negara di Provinsi Jawa Timur menjadi tujuan Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur karena disadari bahwa perbaikan akuntabilitas dan etika pengelolaan

masih memerlukan perbaikan dalam sistem dan lingkungan yang mempengaruhinya.

PPeenneettaappaann ttuujjuuaann kkeettiiggaa jjuuggaa ddiiddaassaarrii ddeennggaann mmaassiihh bbaannyyaakknnyyaa pprraakkttiikk kkoorruuppssii,, kkoolluussii ddaann

nneeppoottiissmmee bbaaiikk ddaarrii jjuummllaahh kkaassuuss yyaanngg tteerrjjaaddii mmaauuppuunn jjuummllaahh kkeerruuggiiaann nneeggaarraa yyaanngg

ddiittiimmbbuullkkaann. Hal lain yang menjadi perhatian adalah masih rendahnya Indeks Persepsi

Korupsi Indonesia pada tahun 2009 yaitu 2,80. Kondisi ini menjadi tantangan bagi

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur untuk menciptakan iklim yang mencegah kecurangan

dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara, diantaranya

dengan melakukan sosialisasi anti korupsi tentang pemahaman dan kepedulian

permasalahan korupsi, mengimplementasikan Fraud Control Planning (FCP) di

IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko fraud, serta melakukan reviu laporan dan pengaduan

masyarakat.

Ketiga tujuan di atas mendukung tercapainya keberhasilan misi BPKP yang pertama yaitu

”Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang

mendukung tata pemerintahan yang baik dan bebas KKN.

TTuujjuuaann kkeeeemmppaatt PPeerrwwaakkiillaann BBPPKKPP PPrroovviinnssii JJaawwaa TTiimmuurr yyaaiittuu ””TTeerrccaappaaiinnyyaa eeffeekkttiivviittaass

ppeennyyeelleennggggaarraaaann ssiisstteemm ppeennggeennddaalliiaann iinntteerrnn ppeemmeerriinnttaahh di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur.””, ditetapkan untuk tercapainya misi ke dua BPKP yaitu ”Membina

secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah. Untuk mewujudkan

hal tersebut BPKP telah dibekali mandat sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). Dengan adanya PP Nomor 60 Tahun 2008,

BPKP menjadi satu-satunya lembaga yang bertanggung jawab atas Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan prioritas bidang hukum dan

aparatur negara dalam RPJMN 2010-2014 dan harus diselenggarakan secara menyeluruh di

lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah yang efektif pada akhirnya akan bermuara pada

tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan,

keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan.

23

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

PPeenneettaappaann ttuujjuuaann kkeelliimmaa yyaaiittuu ””MMeenniinnggkkaattnnyyaa kkaappaassiittaass aappaarraatt ppeennggaawwaassaann iinntteerrnn

ppeemmeerriinnttaahh ((AAPPIIPP)) yyaanngg pprrooffeessiioonnaall ddaann kkoommppeetteenn di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur.””, adalah untuk mendukung misi ketiga yaitu ”Mengembangkan kapasitas

pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten”. Hal ini dilandasi dengan

pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good public

governance) akan terjadi dengan dukungan SDM yang andal dan terkelola dengan baik,

yang salah satunya adalah APIP. Peningkatan kapasitas APIP dilaksanakan melalui kegiatan

pendidikan dan pelatihan serta sertifikasi bagi auditor di lingkungan Instansi Pemerintah di

Provinsi Jawa Timur.

APIP yang profesional dan kompeten ini akan mendukung peran APIP yang efektif yang

sekurang-kurangnya harus:

ÁÁ Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan

efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

ÁÁ Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

ÁÁ Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi

Instansi Pemerintah.

TTuujjuuaann kkeeeennaamm ddiitteettaappkkaann uunnttuukk mmeenndduukkuunngg ppeennccaappaaiiaann mmiissii ””MMeennyyeelleennggggaarraakkaann

dduukkuunnggaann ppeennggaammbbiillaann kkeeppuuttuussaann yyaanngg aannddaall bbaaggii PPrreessiiddeenn//ppeemmeerriinnttaahh di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur”, sebagai internal auditor, Perwakilan BPKP Provinsi

Jawa Timur menyadari bahwa tugas-tugas quality assurance dan pendampingan yang

berorientasi kepada pimpinan organisasi dan pemerintah di Provinsi Jawa Timur harus

menjadi perhatian utama. Informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi

keuangan dan non keuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa eksternal

dan internal harus direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan organisasi dan

pemerintahan dalam bentuk dan waktu yang tepat, untuk melaksanakan pengendalian

intern dan tanggung jawab operasional. Kesadaran itulah yang

mendorong/mengembangkan perangkat (tools) bagi Presiden untuk memantau tingkat

kemajuan kinerja kementerian, lembaga dan BUMN/BUMD secara real time yang

diperkenalkan sebagai President Accountability System (PASs).

24

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan mencerminkan

berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan.

Delapan sasaran strategis yaitu kondisi yang diharapkan di akhir periode Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur 2010-2014, yaitu:

1. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

3. Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata Kelola kepemerintahan/Perusahaan

4. Meningkatkan Pemahaman,Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD

dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten

7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan serta Kualitas

Pengelolaan Keuangan

8. Meningkatnya Penerapan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan.

Uraian lebih lanjut atas sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan

Meningkatnya kualitas tata kelola keuangan kementerian/lembaga dan pemerintah

daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi consulting. Upaya strategis

ini dilakukan untuk mencapai persyaratan minimal untuk mencapai efisiensi dan

efektivitas pengelolaan keuangan negara. Kegiatan yang dirancang untuk mencapai

sasaran strategis ini adalah memberikan pemahaman intensif kepada

kementerian/lembaga dan pemda tentang peran laporan keuangan yang berkualitas

baik dalam forum pertemuan antar kementerian/lembaga/pemda maupun melalui

penggalangan langsung dengan penandatangan nota kesepahaman antara BPKP

dengan mitra kerja BPKP. Sosialisasi ini diharapkan mengefektifkan fungsi

pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan

oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai

Sasaran Strategis 2.6

25

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang

diperoleh dari BPK RI minimal WDP.

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara” merupakan sasaran

strategis pengawasan dari sisi penerimaan negara. BPKP melihat masih banyak sumber

penerimaan anggaran yang perlu dioptimalkan melalui strategi intensifikasi dan

ekstensifikasi penerimaan. Sasaran strategis ini di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur memiliki satu Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu: Persentase Hasil Pengawasan

BUN yang disampaikan. Kegiatan pada indikator ini merupakan dukungan untuk

kegiatan BPKP Pusat.

3. Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata Kelola kepemerintahan/Perusahaan

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan

akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong

pemerintah daerah untuk menerapkan tata kelola kepemerintahaan/ perusahaan

melalui Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan Kementerian Teknis,

dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan Good Corporate Governance

(GCG). Indikator untuk mengukur sasaran ini adalah “Persentase Instansi Pemerintah

Daerah (IPD) yang telah menerapkan pelayanan sesuai SPM/Pelayanan Prima,

BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG atau Key Performance Indicator (KPI) mendapat

skor baik, dan BUMD yang kinerjanya memperoleh minimal predikat Baik”

4. Meningkatkan Pemahaman, Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD

dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka

panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari Korupsi

dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Pemerintah merancang enam strategi diantaranya adalah strategi pencegahan tindak

pidana korupsi. Dalam strategi ini BPKP perlu mengambil peran dalam mendukung

enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat

dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian intern atau Fraud

Control Plan (FCP) sebagai cegah tangkal tindak pidana korupsi. Berkaitan dengan

penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan membantu Aparat

Penegak Hukum (APH) melalui kegiatan audit investigasi, perhitungan kerugian

keuangan negara, serta memberikan keterangan ahli di persidangan dalam perkara

26

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

tindak pidana korupsi. Indikator pencapaian sasaran strategis ini adalah “Pemahaman

dan Kepedulian atas Permasalahan Korupsi”.

Dengan pemahaman ini IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko fraud dapat

mengimplementasikan FCP, membuat atau mengoreksi kebijakan yang berpotensi

terjadinya fraud atau kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) , atau membantu mediasi

penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga

satuan dan nilai kontrak dan klaim pihak ketiga. Tidak kalah penting dengan

pemahaman ini masyarakat diharapkan meningkatkan kepedulian dengan memberikan

informasi yang berisi tindak pelanggaran yang merugikan keuangan negara yang pada

akhirnya BPKP akan menyerahkan kasus kepada APH.

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP

Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung

jawab melakukan pembinaan. Pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah

dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan

yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP” diindikasikan oleh satu IKU

dominan yaitu adanya Penyelenggarakan SPIP oleh Pemda sesuai PP Nomor 60 Tahun

2008. Dengan penyelenggaraan SPIP yang memadai tersebut diharapkan laporan

keuangan Pemda mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Opini

WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang

memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit

keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem

pengendalian K/L/Pemda.

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten

Sebagai sebuah organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah

kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia

yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah

SDM yang memiliki penguasaan teoretis, didukung dengan pengalaman, dan

mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum

dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu

melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian

27

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program

pendidikan gelar maupun program pendidikan non-gelar melalui penjenjangan

sertifikasi JFA, peningkatan kompetensi pegawai yang terkait dengan proses

pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,

keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai yang

diharapkan mampu meningkatkan kapabilitas APIP dari level 1 menjadi level 2.

7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan serta Kualitas

Pengelolaan Keuangan

Sistem perencanaan pengawasan merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen

dukungan yang berperan penting dalam membantu keberhasilan pelaksanaan

kegiatan teknis BPKP. Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan

pengawasan agar sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk

mengukur tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait

langsung dengan pengelolaan SDM, pelayanan yang mendukung tugas

pengawasandibidang kepegawaian, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.

Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan,

semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang

digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.

8. Meningkatnya Penerapan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan terbitnya

PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor Presiden.

Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang berharga

bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi

pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.

 

 

 

 

 

 

28

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

 

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi BPKP

Untuk mewujudkan enam tujuan yang mendukung terwujudnya Visi dan Misi Perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur disusun strategi yang selaras dengan strategi BPKP yaitu

menyeimbangkan pemenuhan kepentingan pihak luar dan pembenahan kedalam

sebagaimana telah disajikan pada Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Tahun 2010

– 2014 terdahulu. Untuk itu perlu empat prespektif yang dipergunakan sebagai dasar

penyusunan strategi yaitu :

a. Manfaat bagi stakeholder.

b. Manfaat bagi auditan/pengguna jasa.

c. Proses internal yang dikembangkan untuk peningkatan sistem.

d. Pertumbuhan dan Pembelajaran dilingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Terkait dengan pokok dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan

pengawasan terhadap akuntabilitas keungan pemerintah/daerah, ditetapkan strategi yang

dilaksanakan melalui beberapa strategi yaitu :

1. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Keuangan;

2. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Aset Daerah;

3. Optimalisasi penerimaan Negara dan peningkatan cost saving (klaim, eskalasi harga);

4. Peningkatan pengelolaan Program Lintas Sektoral secara efektif, efisien dan ekonomis;

5. Strategi preventif;

6. Strategi represif;

7. Solusi kesisteman.

8. Peningkatan Efektivitas Perencanaan Pengawasan

9. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi pimpinan

Masing-masing strategi tersebut ditetapkan arah kebijakan pengawasan yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Arah kebijakan dari Peningkatan Kualitas Tata Kelola Keuangan :

- Meningkatkan kualitas pengawasan intern, penerapan akuntabilitas pengelolaan

keuangan Negara dan daerah.

ARAH KEBIJAKAN dan STRATEGI 

29

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

- Meningkatkan sistem pembinaan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah di wilayah

Provinsi Jawa Timur

2. Arah kebijakan dari Peningkatan Kualitas Pengelolaan Aset Daerah;

- Meningkatkan kualitas pengawasan intern, penerapan akuntabilitas pengelolaan

keuangan Negara dan daerah

- Meningkatkan sistem pembinaan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah di wilayah

Provinsi Jawa Timur

- Meningkatkan koordinasi pengelolaan aset daerah.

3. Arah kebijakan dari Optimalisasi penerimaan Negara dan peningkatan cost saving

(klaim, eskalasi harga) :

- Meningkatkan pelaksanaan audit operasional secara efektif

- Meningkatkan kualitas pengawasan intern dan penerapan akuntabilitas

pengelolaan keuangan Negara dan daerah

4. Arah kebijakan dari Peningkatan pengelolaan Program Lintas Sektoral secara efektif,

efisien dan ekonomis :

- Mendorong peningkatan kinerja pelayanan publik

- Meningkatkan upaya penanganan hambatan kelancacaran pembangunan

(Debottlenecking)

- Menyelenggarakan audit operasional dan kinerja terhadap pelaksanaan program

secara lebih efektif dan efisien

5. Arah kebijakan dari Strategi preventif :

Melaksanakan penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai sistem cegah dini dan

perbaikan tatakelola

6. Arah kebijakan dari Strategi represif :

Meningkatkan efektifitas pelaksanaan audit investigasi melalui pengungkapan kasus

dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) dalam rangka penyelamatan keuangan

Negara/daerah.

7. Arah kebijakan dari Solusi kesisteman :

Menyelenggarakan asesmen penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada

BUMN/D, pendampingan pengadaan barang dan jasa, dan peningkatan kapasitas APIP

secara efektif.

8. Peningkatan Efektivitas Perencanaan Pengawasan :

Mendorong peningkatan pilar kinerja atas perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

antara lain terhadap modal organisasi (organization capital) dan modal sumber daya

30

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

manusia (human capital), dengan memperhatikan dukungan Kebijakan Kesesmaan

yaitu:

- Penyediaan dan alokasi anggaran berbasis kinerja

- Pelaksanaan Anggaran sesuai kebutuhan teknis

- Mewujudkan iklim kerja yang kondusif dalam lingkungan kerja.

9. Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi pimpinan

Mendorong peningkatan pilar kinerja atas perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

antara lain dengan mengembangkan sistem informasi dan prosedur (information

capital) yaitu Program ExIS (Executive Information System).

3.4 Indikator Kinerja

Untuk mencapai delapan sasaran strategis di butir 2.6 terdapat Indikator Kinerja Utama

(IKU). Uraian lebih rinci tentang masing-masing IKU beserta target 2011 – 2014

terhadap masing-masing sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

NO IKU 2011 2012 2013 2014

1 Persentase IPP yang mendapat

pendampingan penyusunan laporan keuangan

80% 85% 90% 95%

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

80% 85% 90% 95%

3 Persentase Pemda yang menerapkan Simda keuangan

20% 30% 40% 50%

4 Persentase Pemda yang menerapkan Simda keuangan memperoleh opini minimal WDP

80% 85% 90% 95%

Indikator Kinerja Sasaran Strategis  

Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan

31

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

NO IKU 2011 2012 2013 2014

5 Persentase Pemda yang menerapkan Simda Asset

30% 40% 50% 60%

6 Persentase Pemda yang menerapkan Simda Asset tanpa kualifikasi asset pada laporan keuangan

30% 40% 50% 60%

7 Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN memperoleh Opini Dukungan Wajar

70% 80% 90% 95%

8 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

80% 85% 90% 95%

9 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat

80% 85% 90% 95%

10 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Stakeholder yang disampaikan tepat waktu

75% 80% 85% 90%

11 Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

45% 50% 55% 60%

12 Persentase hasil pengawasan BUN yang

disampaikan ke Pusat 80% 85% 90% 95%

13 Persentase IPD yang telah menerapkan

Standar Pelayanan Minimal 30% 40% 50% 60%

14 Persentase BUMN/BUMD/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik

80% 85% 90% 95%

15 Persentase BUMD yang kinerjanya memperoleh minimal predikat baik

40% 50% 60% 70%

Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata Kelola Kepemerintahan/Perusahaan

Sasaran Strategis 2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

32

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

NO IKU 2011 2012 2013 2014

16 Tingkat pemahaman peserta sosialisasi

program anti korupsi terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi

80% 85% 90% 90%

17 Persentase penerapan FCP oleh instansi yang sudah mendapatkan sosialisasi FCP

50% 50% 75% 75%

18 Persentase tindak lanjut atas rekomendasi kajian peraturan/pedoman yang dapat berdampak pada tindak TPK

100% 100% 100% 100%

19 Persentase penyelesaian penugasan evaluasi HKP

85% 90% 95% 100%

20 persentase tindak lanjut hasil audit klaim dan penyesuaian harga.

90% 95% 100% 100%

21 Persentase penyerahan hasil audit investigatif dan PKKN kepada instansi penegak hokum

85% 90% 95% 100%

22 Persentase LHAI permintaan instansi lain yang berindikasi TPK yang ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum

85% 90% 95% 100%

23 Persentase tindak lanjut penyelesaian pengaduan masyarakat

90% 95% 100% 100%

24 Persentase Pemda yang

menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

26% 28% 30% 32%

25 Persentase Pemda yang sudah memiliki Perkada

60% 70% 80% 90%

26 Persentase K/L/Pemda yang telah memiliki Dokumen/Desain Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

0% 0% 10% 20%

Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

Sasaran Strategis 4 Meningkatkan Pemahaman,Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

33

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

NO IKU 2011 2012 2013 2014

27 Persentase Pemda yang telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern

6% 8% 10% 12%

28 Persentase Pemda yang memiliki SOP sesuai target tahunan

0% 0% 5% 10%

29 Tingkat Penerapan SPIP di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

75% 80% 85% 90%

30 Persentase APIP Pemda yang

menerapkan Jabatan Fungsional Auditor

65 70 75 80

31 Persentase APIP Pemda dengan kapabilitas pada Level 2

- - - 2,5

32 Persentase Pelaksanaan Penugasan

(PP) 92% 94% 96% 98%

33 Persentase pelaksanaan penugasan pengawasan yang tepat waktu

75% 75% 80% 85%

34 Persentase penerbitan laporan pengawasan tepat waktu

65 % 70% 75% 80%

35 Persentase pengiriman laporan tepat waktu

88% 90% 92% 94%

36 Persentase laporan penugasan investigasi yang sesuai standar

90% 95% 100% 100%

37 Tingkat Capaian Kinerja Penunjang dengan predikat baik

75% 80% 85% 90%

38 Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dengan SAP

100% 100% 100% 100%

39 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Perwakilan BPKP Jatim

85% 90% 95% 100%

Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Efektifitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan serta

Kualitas Pengelolaan Keuangan

Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten

34

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

NO IKU 2011 2012 2013 2014

40 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

7,75 dari Skala likert 1-10

8,00 dari skala likert

1-10

8,25 dari skala likert 1-10

8,50 dari skala likert 1-10

41 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan kepegawaian

7,4 dari skala likert 1-10

7,6 dari skala likert

1-10

7,8 dari skala likert 1-10

8 dari skala likert 1-10

42 Persentase ketepatan penerbitan SK terkait kepegawaian

92% 94% 96% 98%

43 Persepsi Publik yang positif terhadap Perwakilan BPKP Jawa Timur

80% 85% 90% 95%

44 Persentase pemanfaatan asset 100% 100% 100% 100%

45 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan sarana dan prasarana

7,70 dari skala likert

1-10

7,90 dari skala likert

1-10

8,10 dari skala likert

1-10

8,30 dari skala likert

1-10

46 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP

89% 91% 93% 95%

47 Persentase Pemanfaatan Sistem Informasi secara efektif

90% 92% 94% 96%

48 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi Simonev

75% 80% 85% 90%

49 Tingkat Keandalan Sistem Informasi SIM-HP

75% 80% 85% 90%

50 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi SIMAK-BMN

92% 94% 96% 98%

51 Tingkat Keandalan Penggunaan Aplikasi SPM

100% 100% 100% 100%

52 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi SIMPEG

80% 85% 90% 95%

53 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi DMS

55% 60% 65% 70%

Sasaran Strategis 8 Meningkatnya Penerapan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan

bagi Pimpinan

35

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Rincian lebih lanjut atas sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi vertikal

yang mendapat pendampingan dibandingkan target dalam PKPT.

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur juga berupaya mendorong Pemerintah Daerah

dalam meningkatkan Akuntabilitas Keuangan melalui IKU “Persentase Pemda yang

laporan Keuangannya memperoleh opini minimal WDP” dari BPK RI. Pencapaian

indikator tersebut, diperoleh dengan realisasi jumlah Pemda yang memperoleh opini

minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang ada di Jawa Timur.

3. Persentase Pemda yang menerapkan Simda Keuangan

Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001, untuk mempermudah Pemerintah

Daerah dalam meningkatkan tata kelola keuangan , maka BPKP Jawa Timur ikut

mendorong Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Akuntabilitas pengelolaan

keuangan dengan IKU“ Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan”.

Adapun Capaian dari indikator tersebut diukur dengan jumlah Pemerintah Daerah yang

menerapkan SIMDA Keuangan dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemerintah

Daerah yang ada di Jawa Timur.

4. Persentase Pemda yang menerapkan Simda Keuangan memperoleh opini minimal WDP

IKU “Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan memperoleh Opini

Minimal WDP”, dicapai dengan melihat jumlah Pemda yang diasistensi memperoleh

Opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang menerapkan SIMDA

Keuangan. Indikator tersebut untuk melihat seberapa besar pencapaian Asistensi

SIMDA dalam memberikan kontribusi kepada Pemda dalam pencapaian/peningkatan

opini Laporan Keuangan yang diberikan dari BPK RI.

5. Persentase Pemda yang menerapkan Simda Aset

Keberhasilan IKU “Persentase pemerintah Daerah yang Menerapkan SIMDA Aset”

diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah Daerah yang menerapkan SIMDA Aset

dibandingkan dengan Jumlah Pemerintah Daerah di Jawa Timur. Indikator ini untuk

melihat seberapa jauh penerapan SIMDA Aset oleh Pemerintah Daerah di wilayah Jawa

Timur.

Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan

36

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

6. Persentase Pemda yang Menerapkan Simda Aset Tanpa Kualifikasi Asset pada Laporan

Keuangan

IKU “Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Aset tanpa Kualifikasi Aset pada

Laporan Keuangan” dimaksudkan untuk melihat kontribusi SIMDA Aset terhadap

laporan Keuangan Pemerintah Daerah sehingga setelah menerapkan SIMDA Aset

diharapkan opini BPK RI dengan kualifikasi masalah Aset tidak terjadi. Adapun capaian

indikator Kinerja ini diukur dengan menghitung Jumlah Pemda/IPD yang Laporan

Keuangannya tidak ada catatan kualifikasi tentang aset dibanding dengan jumlah

Pemda yang menerapkan SIMDA Aset.

7. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN Memperoleh Opini Dukungan

WTP

IKU “Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN Memperoleh Opini

Dukungan WTP” merupakan IKU lainnya dalam pencapaian sasaran meningkatnya

Sasaran Strategis 1. IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan proyek PHLN

memperoleh opini dukungan WTP dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan

proyek PHLN yang di audit.

8. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang

bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan yang lebih

luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang

bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan

atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan

berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil

pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke Pusat dibandingkan dengan target laporan

dari pusat

9. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat

IKU ini merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan

tugas BPKP melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya

berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60

Tahun 2008 tentang SPIP.

37

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan

target laporan dari pusat.

10. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Stakeholder yang disampaikan tepat

waktu

IKU ini merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1. Capaian IKU ini

diukur berdasarkan persentase laporan pengawasan atas permintaan Stakeholder

disampaikan tepat waktu sesuai dengan RPL yang telah direncanakan.

11. Persentase BUMD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP

BPKP berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD agar

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Oleh karena itu pendampingan

ini dianggap mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “BUMD yang

Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP”.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang memperoleh opini

minimal WDP dan membandingkannya dengan jumlah BUMD yang laporan

keuangannya diasistensi oleh BPKP melalui kegiatan Bimtek SAK-ETAP dan SIKOMPAK

12. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah,

pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan

Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada

Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya, BPKP

membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan Umum

Negara yang disampaikan ke Pusat”.

Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat

dibandingkan target laporan dari Pusat.

13. Persentase IPD yang telah menerapkan Standar Pelayanan Minimal

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap Pemda

Sasaran Strategis 2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata Kelola Kepemerintahan/Perusahaan

38

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat Peraturan

Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi SPM dilakukan

dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah

dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor

1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan SPM yang ditetapkan

oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan

bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit kinerja

diantaranya dimaksudkan untuk memperbaiki pelayanan publik. Melalui Indikator

Kinerja “Persentase Pemda yang telah menerapkan Standar Pelayanan Minimal”,

dimaksudkan untuk menilai berapa jumlah pemda yang sudah menerapkan standar

pelayanan minimal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Capaian indikator

ini diperoleh dengan rumusan jumlah Pemda yang sudah menerapkan SPM dibanding

dengan jumlah Pemda yang sudah dilakukan audit kinerjanya.

14. Persentase BUMN/BUMD/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan jasa

manajemen kepada BUMN/BUMD/BUL/BLUD di bidang GCG dan KPI, dengan harapan

dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BUL/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang GCG

atau KPI Mendapat Skor Baik”. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah

BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat pendampingan dengan skor minimal baik

atas penerapan GCG atau KPI, dibandingkan dengan jumlah BUMN/BUMD/BUL/ BLUD

yang mendapat pendampingan oleh BPKP.

15. Persentase BUMD yang kinerjanya memperoleh minimal predikat baik

Penetapan IKU “BUMD yang Kinerjanya memperoleh minimal Predikat Baik”,

dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang dilaksanakan oleh

BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang memperoleh kinerja minimal

baik dibandingkan dengan jumlah BUMD yang kinerjanya diaudit oleh BPKP.

39

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

16. Tingkat pemahaman peserta sosialisasi program anti korupsi terhadap pencegahan dan

pemberantasan korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktek-praktek penyelenggaraan

good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa peningkatan pemahaman dan

kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi. Keberhasilan IKU diukur dari rata-

rata pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi yang dilakukan melalui

survei dengan pengisian kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti

korupsi, forum koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan,

pembinaan/quality assurance.

17. Persentase Penerapan FCP oleh Instansi yang sudah mendapatkan Sosialisasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan

kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk mencegah,

menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi

merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan

Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai,

Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,

Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi dan Standar Perilaku

dan Disiplin.

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi yang sudah menerapkan FCP

dibandingkan dengan jumlah instansi yang sudah mendapatkan sosialisasi FCP.

18. Persentase tindak lanjut atas rekomendasi kajian peraturan/pedoman yang dapat

berdampak pada tindak TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya

pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur

instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait dengan

rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-undangan yang

berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.

Untuk merealisasikan IKU, perlu terus dikembangkan kualitas kajian atas

kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN dan

Sasaran Strategis 4 Meningkatkan Pemahaman,Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,

BUMN/BUMD dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

40

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan kegiatan

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi yang melakukan tindak lanjut atas

rekomendasi hasil kajian peraturan/ pedoman yang berpotensi TPK dibandingkan

dengan jumlah instansi yang telah dilakukan kajian peraturan/ pedoman

19. Persentase penyelesaian penugasan evaluasi HKP

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), klaim dan penyesuaian harga

merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara. Tingkat

keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap pencapaian sasaran

strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP, klaim dan penyesuaian harga

ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus dicapai.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan evaluasi HKP yang terbit

dibandingkan dengan jumlah penugasan evaluasi HKP. Penyelesaian kasus HKP

didapatkan dari laporan yang telah diterbitkan.

20. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Klaim dan Penyesuaian Harga

Pengukuran IKU “Tindak Lanjut Hasil Audit Klaim dan Penyesuaian Harga “ dihitung

berdasarkan jumlah tindak lanjut hasil audit klaim dan penyesuaian harga

dibandingkan dengan jumlah hasil audit klaim dan penyesuaian harga.

21. Persentase penyerahan hasil audit investigatif dan PKKN kepada instansi penegak

Hukum

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas penyelenggaraan

pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara antara lain dengan tertanganinya

kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN yang dilaksanakan oleh BPKP

menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada instansi penegak hukum. Dengan

demikian “tingkat penyerahan kasus kepada instansi penegak hukum” menjadi salah

satu IKU BPKP dalam upaya pencapaian sasaran strategis.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigatif dan PKKN

yang diserahkan/dilimpahkan kepada instansi penegak hukum dibandingkan jumlah

surat tugas audit investigatif dan PKKN.

22. Persentase LHAI permintaan instansi lain yang berindikasi TPK yang ditindaklanjuti oleh

instansi penegak hukum

Indikator kinerja utama, “Persentase LHAI permintaan instansi lain yang berindikasi

TPK yang ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum” dimaksudkan untuk mengukur

41

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

rekomendasi non tindak pidana korupsi pada suatu instansi pemerintah/BUMN/BUMD

yang disampaikan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti sesuai dengan

rekomendasi yang disarankan.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigatif (LHAI)

permintaan instansi lain yang berindikasi TPK yang ditindaklanjuti instansi penegak

hukum dibanding jumlah LHAI permintaan instansi lain yang diterbitkan.

23. Persentase tindak lanjut penyelesaian pengaduan masyarakat

Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi BPKP dalam

melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau tembusan surat

pengaduan baik yang diterima secara langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU

dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat

yang ditindaklanjuti.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas surat pengaduan

masyarakat dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan masuk/ diterima perwakilan

BPKP Provinsi Jawa Timur.

24. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat maturitas.

Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan, maka

IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur

dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh

Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini dapat mewakili sistem

pengendalian yang memadai sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008,

karena audit keuangan yang dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas

keandalan sistem pengendalian intern Pemda.

25. Persentase Pemda yang sudah memiliki Perkada

Indikator Kinerja Persentase “Pemda yang memiliki Perkada” dimaksudkan untuk

mengetahui pelaksanaan SPIP diwilayah pemerintah Daerah sesuai dengan PP Nomor

60 Tahun 2008. BPKP sebagai instansi yang mendapat amanat sebagai instansi

Pembina, perlu mendorong Pemda untuk menerapkan SPIP dilingkungan masing

Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

42

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

masing. Indikator ini tingkat keberhasilannya diukur dengan menghitung Jumlah

Pemda yang memiliki Perkada penyelenggaraan SPIP sesuai PP No. 60 Tahun 2008

dibandingkan dengan jumlah Pemda.

26. Persentase Pemda yang telah memiliki Dokumen/Desain Sistem Pengendalian Intern

Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan desain/Juklak penyelenggaraan

SPIP yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap pengembangan detil SPIP yang akan

dilakukan. Manfaat desain adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau

perkembangan penyelenggaraan SPIP.

27. Persentase Pemda yang telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern

BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau perkembangan

penyelenggaraan SPIP Pemda. Pelaksanaan monitoring perbaikan SPI di Lingkungan

Instansi Pemerintah didasarkan pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-

852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan SPI di Lingkungan Instansi

Pemerintah Tahun Anggaran 2011.

28. Persentase Pemda Yang memiliki SOP sesuai Target Tahunan

Indikator Kinerja Persentase pemda yang memiliki SOP Tahunan, dimaksudkan untuk

melihat sejauh mana Pemda dalam menerapkan SPIP di masing masing lingkungannya.

Capaian Indikator ini diukur dengan membandingkan Jumlah pemda yang telah

menyusun SOP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang telah menyusun

Juklak/Desain SPIP.

29. Tingkat Penerapan SPIP di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 (PP 60/2008) pasal 2 ayat (1) menyatakan

bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,

dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, wajib

melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. Perwakilan

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Timur sebagai

bagian dari lembaga pemerintahan juga mempunyai kewajiban yang sama untuk

menyelenggarakan sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP).

SPIP merupakan hal yang kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai sub

unsur perangkat keras pengendalian (hard control) dan perangkat lunak pengendalian

(soft control) yang harus diterapkan secara melekat (built in) pada setiap kegiatan /

business process instansi .

43

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

Untuk memudahkan pengembangan dan penerapan SPIP yang komplek tersebut maka

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur memiliki desain penyelenggaraan SPIP yang berisi

strategi dan rencana penyelenggaraan SPIP di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah realisasi rencana

tindak penyelenggaraan SPIP Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dibandingkan

dengan rencana perbaikan pada Desain Penyelenggaraan SPIP Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur

30. Persentase APIP Pemda yang menerapkan Jabatan Fungsional Auditor

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh pejabat

yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat

kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008

tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui

keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi JFA.

Oleh karena itu, setiap APIP mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya

fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai ketentuan

tersebut. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah APIP Pemda yang telah

menerapkan JFA dibandingkan jumlah APIP Pemda.

31. Persentase APIP Pemda dengan kapabilitas pada Level 2

Indikator Kinerja “Persentase Pemda dengan Kapabilitas APIP pada level 2”

menunjukkan bahwa BPKP ikut mendorong peningkatan kualitas APIP yang ada di

lingkungan Inspektorat Pemda. Hal ini sejalan dengan peran BPKP dalam pasal 59 PP

Nomor 60 Tahun 2008 yaitu melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan SPIP

yang meliputi antara lain peningkatan kompetensi auditor APIP . Capaian indikator ini

dapat dihitung dengan membandingkan Jumlah Pemda yang APIPnya pada level 2

dibandingkan dengan jumlah seluruh APIP Pemda.

32. Persentase Pelaksanaan Penugasan Pengawasan

Sistem perencanaan pengawasan merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen

dukungan yang berperan penting dalam membantu keberhasilan pelaksanaan kegiatan

teknis BPKP.

Sasaran Strategis 6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten

Sasaran Strategis 7 Meningkatnya Efektifitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan serta

Kualitas Pengelolaan Keuangan

44

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

IKU “Persentase Pelaksanaan Penugasan Pengawasan” diukur dengan membandingkan

realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang

ditetapkan.

33. Persentase Pelaksanaan Penugasan Pengawasan Tepat Waktu

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pelaksanaan Penugasan Pengawasan” yang

bertujuan untuk mengukur keandalan/ketepatan kegiatan perencanaan, dimana saat

pelaksanaan penugasan telah memperhatikan rencana yang tercantum dalam

dokumen RKT

IKU “Persentase Pelaksanaan Penugasan Pengawasan tepat waktu” diukur dengan

membandingkan jumlah realisasi penugasan tepat waktu sesuai Rencana Mulai

Penugasan (RMP) terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan sesuai

RKT.

34. Persentase Penerbitan Laporan Pengawasan Tepat Waktu

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pelaksanaan Penugasan Pengawasan” dari sisi

penerbitan laporan, dimana untuk mengukur mengukur keandalan/ketepatan kegiatan

perencanaan, dimana saat penerbitan laporan, apakah telah memperhatikan rencana

yang tercantum dalam dokumen RKT

IKU “Persentase Penerbitan Laporan tepat waktu” diukur dengan membandingkan

jumlah realisasi penerbitan laporan tepat waktu sesuai Rencana Penerbitan Laporan

(RPL) terhadap jumlah rencana laporan seharusnya diterbitkan.

35. Persentase pengiriman laporan tepat waktu

Indikator ini bertujuan agar hasil pengawasan dapat memberikan manfaat yang

maksimal untuk mengambil keputusan bagi stakeholder

IKU “Persentase Pengiriman Laporan tepat waktu” diukur dengan membandingkan

jumlah laporan yang dikirim tepat waktu terhadap jumlah laporan diterbitkan.

36. Persentase laporan penugasan investigasi yang sesuai standar

IKU “Persentase Laporan Penugasan Investigasi yang Sesuai Standar” diukur dengan

membandingkan jumlah laporan investigasi yang tidak dikembalikan oleh Pusat

terhadap jumlah laporan penugasan investigasi yang disampaikan ke Pusat.

37. Tingkat Capaian Kinerja Penunjang dengan predikat baik

Capaian kinerja penunjang ini dimaksudkan untuk memberikan penilaian atas kegiatan

pendukung yang menunjang pencapaian kinerja utama yaitu kegiatan pengawasan

45

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

IKU “Capaian Kinerja Penunjang dengan Predikat Baik” diukur dengan hasil penilaian

kinerja pengelolaan keuangan , SDM serta sarana dan prasarana dengan nilai 100% dari

bobot

38. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dengan

SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat

kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian laporan

keuangan BPKP. IKU “Tingkat Opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan BPKP”dibuat

untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait menyusun

laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Kinerja sasaran dinilai berdasarkan tingkat perolehan opini BPK terhadap laporan

keuangan dengan standar opini Wajar Tanpa Pengecualian dinilai 100%, Wajar

Dengan Pengecualian dinilai 80%, Tidak Memberikan Pendapat dinilai 60%, dan Tidak

Wajar dinilai 40%.

39. Persentase Pagu Dana yang tidak diblokir dalam DIPA Perwakilan BPKP Jatim

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan tugas dan

fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang menghasilkan dokumen

anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA). Pagu dana dalam DIPA

dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan

dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan pada saat penelaahan belum

dilengkapi dengan data dukung yang memadai/lengkap.

Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang tidak

diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.

40. Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim atas pencairan anggaran yang

diajukan sesuai prosedur

Indikator kinerja Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan

sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna

anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan dana untuk membiayai

kegiatan yang telah dianggarkan.

Indikator kinerja tersebut diukur melalui survey kepuasan pegawai terhadap layanan

keuangan dengan metode skala likert 1-10.

41. Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan kepegawaian

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu keadaan

46

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat terpenuhi.

Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei kepada para

penerima layanan, dengan metode skala likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan

terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dilaksanakan dengan metode

penyebaran kuesioner secara uji petik kepada para pegawai dari seluruh unit

kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

42. Persentase ketepatan penerbitan SK terkait kepegawaian

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Kepuasan terhadap pelayanan pengelola

kepegawaian dan organisasi” yaitu untuk mengukur ketepatan/keandalan pelaksanaan

kegiatan layanan yang diterima pegawai.

IKU “Persentase Ketepatan Penerbitan SK Terkait Kepegawaian” diukur dengan

membandingkan jumlah SK yang diterbitkan tepat waktu dengan SK yang seharusnya

terbit. SK yang dimaksud disini adalah SK yang diterbitkan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur seperti SK Penilaian Angka Kredit (PAK) Gol II dan III, SK Kenaikan

Gaji Berkala (KGB), SK Kenaikan Pangkat bagi Golongan II kebawah, SK Inpasing Gaji.

43. Persepsi Publik yang positif terhadap Perwakilan BPKP Jawa Timur

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang terbentuk

di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur yang ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi

publik terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu alat ukur yang

relevan dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengidentifikasikan jumlah opini yang bernuansa

positif terhadap Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur di mass media dibandingkan

dengan jumlah seluruh berita yang terkait dengan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur.

44. Persentase pemanfaatan aset

Persentase Pemanfaatan Asset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan

pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di BPKP yang dilaksanakan melalui

pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi seluruh satuan

kerja.

IKU “Persentase Pemanfaatan Asset” diukur dengan membandingkan jumlah asset yang

dimanfaatkan dibandingkan dengan nilai total asset yang baik.

47

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

45. Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan sarana dan

prasarana

IKU “Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Sarpras ” adalah untuk

mengetahui tingkat kepuasan pegawai atas layanan yang diberikan dalam

menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas pengawasan.

IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras

yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan

sarpras dengan metode skala likert 1-10.

46. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP

IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat BPKP” adalah untuk

mengetahui tingkat kinerja perwakilan dalam menindak lanjuti rekomendasi hasil

pemeriksaan Inspektorat.

IKU ini diukur dengan membandingkan jumlah rekomendasi baik berupa nilai maupun

kejadian yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit,

dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang tertuang dalam Laporan Hasil

Evaluasi/Reviu/Audit.

47. Persentase Pemanfaatan Sistem Informasi secara efektif

IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur.

IKU “Persentase Pemanfaatan Sistem Informasi secara Efektif” diukur dengan

membandingkan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibandingkan dengan

sistem informasi yang wajib dimanfaatkan.

48. Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi Simonev

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif”

bertujuan untuk mengukur penggunaan sistem informasi yang ada telah dimanfaatkan

secara optimal sesuai dengan tujuannya

IKU “Tingkat Keandalan SIMONEV” diukur dengan membandingkan jumlah ST dan

Laporan yang di input di Simonev dibandingkan dengan ST dan Laporan terbit.

49. Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi SIM-HP

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif”

bertujuan untuk mengukur penggunaan sistem informasi yang ada telah dimanfaatkan

Sasaran Strategis 8 Meningkatnya Penerapan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

48

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

secara optimal sesuai dengan tujuannya

IKU “Tingkat Keandalan SIM-HP” diukur dengan membandingkan jumlah Laporan dan

Tindak Lanjut yang di input di SIM-HP dibandingkan dengan Laporan terbit serta

Tindak Lanjut yang ada.

50. Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi SIMAK-BMN

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif”

bertujuan untuk mengukur penggunaan sistem informasi yang ada telah dimanfaatkan

secara optimal sesuai dengan tujuannya dan dapat dijadikan bahan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

IKU “Tingkat Keandalan SIMAK BMN” diukur dengan membandingkan Jumlah asset

yang di input dibandingkan dengan jumlah aset yang dimiliki.

51. Tingkat Keandalan Penggunaan Aplikasi SPM

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif”

bertujuan untuk mengukur penggunaan sistem informasi yang ada telah dimanfaatkan

secara optimal sesuai dengan tujuannya dan dapat dijadikan bahan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

IKU “Tingkat Keandalan Sistem Informasi SPM” diukur dengan membandingkan Jumlah

transaksi yang ditolak KPN dibandingkan dengan jumlah total transaksi

52. Tingkat Keandalan S Penggunaan istem Informasi SIMPEG

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif”

bertujuan untuk mengukur penggunaan sistem informasi yang ada telah dimanfaatkan

secara optimal sesuai dengan tujuannya dan dapat dijadikan bahan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

IKU “Tingkat Keandalan SIMPEG” diukur dengan membandingkan jumlah perubahan

data kepegawaian yang di input dalam SIMPEG dibandingkan dengan jumlah total

perubahan data pegawai.

53. Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi DMS

IKU ini merupakan turunan dari IKU “Pemanfaatan Sistem Informasi Secara Efektif”

bertujuan untuk mengukur penggunaan sistem informasi yang ada telah dimanfaatkan

secara optimal sesuai dengan tujuannya dan dapat dijadikan bahan pengambilan

keputusan bagi pimpinan

IKU “Tingkat Keandalan Aplikasi DMS” diukur dengan membandingkan Jumlah

dokumen yang di upload ke DMS dibandingkan dengan jumlah total dokumen yang

seharusnya di up load.   

49

Lampiran KEPUTUSAN NOMOR KEP‐ 21135/PW/13/2012

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur   

 

Suplemen Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014 ini

sudah diselaraskan dengan restrukturisasi program dan kegiatan RPJMN 2010-2014 serta

mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

pedoman penyusunan suplemen dari BPKP Pusat.

Demikian pula penyusunan Suplemen Renstra ini telah diselaraskan dengan Suplemen

Renstra BPKP tahun 2010-2014.

Suplemen Renstra ini merupakan komitmen bersama seluruh jajaran Perwakilan BPKP

Provinsi Jawa Timur yang wajib ditegakkan dan dilaksanakan agar dapat tercapai visi, misi,

dan tujuan BPKP. Tujuan tersebut tidak semata untuk kepentingan BPKP sendiri, namun

untuk kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan pemerintah/Presiden dalam

melaksanakan pembangunan nasional.

Namun demikian, suplemen renstra ini masih perlu dijabarkan lebih lanjut dalam rumusan-

rumusan yang lebih operasional, yang kemudian dijabarkan dalam langkah nyata berupa

kegiatan-kegiatan pengawasan BPKP, baik yang bersifat preemtif, preventif maupun

represif.

Akhirnya, menjadi tugas dan kewajiban seluruh jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Timur, para pejabat dan pegawai Perwakilan, untuk bersama-sama melangkah dalam

tindakan yang harmonis untuk melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan visi dan

misi yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis ini. Pencapaian kinerja memang

bukan hal yang mudah, untuk itu diperlukan tekad, ikhtiar dan perjuangan terus menerus

untuk menunjukkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur memang mampu

memenuhi harapan stakeholders.

 

PENUTUP

Lampiran No. : I/ Halaman 1  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

1 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Jumlah Instansi vertikal yang mendapat pendampingan dibanding target dalam PKPT

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Realisasi jumlah Pemda yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang ada di Jawa Timur

3 Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan

Jumlah Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda yang ada di Jawa Timur

4 Persentase Pemda yang menerapkan Simda Keuangan memperoleh opini minimal WDP

Jumlah Pemda yang diasistensi memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang menerapkan SIMDA Keuangan.

5 Persentase Pemda yang menerapkan SIMDA Aset

Jumlah Pemda yang menerapkan SIMDA Aset dibandingkan dengan jumlah Pemda di Jawa Timur

6 Persentase Pemda yang menerapkan Simda Aset tanpa kualifikasi aset pada laporan keuangan

Jumlah Pemda/IPD yang laporan keuangannya tidak ada catatan kualifikasi tentang aset dibanding dengan Pemda yang menerapkan SIMDA Aset

7 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan WTP

Jumlah laporan keuangan proyek PHLN memperoleh opini dukungan WTP dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit

8 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

Jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat

9 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

Lampiran No. : I/ Halaman 2  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

10 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu

Persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholders disampaikan tepat waktu sesuai dengan RPL yang telah direncanakan

11 Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Jumlah BUMD yang memperoleh opini minimal WDP dan membandingkannya dengan jumlah BUMD yang laporan keuangannya diasistensi oleh BPKP melalui kegiatan Bimtek SAK-ETAP dan SIKOMPAK

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

12 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat

3 Meningkatnya kualitas penerapan tata kelola kepemerintahan/perusahaan

13 Persentase IPD yang telah menerapkan Standar Pelayanan Minimal

Jumlah Pemda yang sudah menerapkan SPM dibanding jumlah Pemda yang sudah dilakukan audit kinerjanya

14 Persentase BUMN/BUMD/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik

Jumlah BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat pendampingan dengan skor minimal baik atas penerapan GCG atau KPI dibandingkan dengan jumlah BUMN/BUMD/BUL/BLUD yang mendapat pendampingan oleh BPKP

15 Persentase BUMD yang kinerjanya memperoleh minimal predikat baik

Jumlah BUMD yang memperoleh kinerja minimal baik dibandingkan dengan jumlah BUMD yang kinerjanya diaudit oleh BPKP

4 16 Tingkat pemahaman peserta sosialisasi program anti korupsi terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi

Rata-rata pemahaman dan kepedulian atas permasalahan korupsi yang dilakukan melalui survei dengan pengisian kuesioner pada saat melakukan sosialisasi program anti korupsi, forum koordinasi, penyamaan persepsi, koordinasi hasil pengawasan, pembinaan / quality assurance

Meningkatnya Pemahaman, Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD, dan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

Lampiran No. : I/ Halaman 3  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

17 Persentase penerapan FCP oleh instansi yang sudah mendapatkan sosialisasi FCP

Jumlah instansi yang sudah menerapkan FCP dibandingkan dengan jumlah instansi yang sudah mendapatkan sosialisasi FCP

18 Persentase tindak lanjut atas rekomendasi kajian peraturan/pedoman yang dapat berdampak pada tindak TPK

Jumlah instansi yang melakukan tindak lanjut atas rekomendasi hasil kajian peraturan/pedoman yang berpotensi TPK dibandingkan dengan jumlah instansi yang telah dilakukan kajian peraturan/pedoman

19 Persentase penyelesaian penugasan evaluasi HKP

Jumlah laporan evaluasi HKP yang terbit dibandingkan dengan jumlah penugasan evaluasi HKP, penyelelesaian kasus HKP didapatkan dari laporan yg telah diterbitkan

20 Persentase tindak lanjut hasil audit klaim dan penyesuaian harga.

Jumlah tindak lanjut hasil audit klaim dan penyesuaian harga dibandingkan dengan jumlah hasil audit klaim dan

i h21 Persentase penyerahan hasil audit investigatif dan PKKN kepada instansi penegak hukum

Jumlah laporan audit investigatif dan PKKN yang diserahkan/dilimpahkan kepada instansi penegak hukum dibandingkan jumlah surat tugas audit investigatif dan PKKN

22 Persentase LHAI permintaan instansi lain yang berindikasi TPK yang ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum

Jumlah laporan audit investigatif (LHAI) permintaan instansi lain yang berindikasi TPK yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum dibanding jumlah LHAI permintaan instansi lain yang diterbitkan

23 Persentase tindak lanjut penyelesaian pengaduan masyarakat

Jumlah tindak lanjut surat pengaduan masyarakat dibandingkan dengan jumlah surat pengaduan yang masuk/diterima Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Lampiran No. : I/ Halaman 4  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

24 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda

25 Persentase Pemda yang sudah memiliki Perkada

Jumlah Pemda yang memiliki Perkada penyelenggaraan SPIP sesuai PP No. 60 Tahun 2008 dibandingkan dengan jumlah Pemda

26 Persentase Pemda yang telah memiliki Dokumen/Desain SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Jumlah Pemda yang sudah memiliki juklak penyelenggaraan SPIP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang sudah memiliki Perkada SPIP

27 Persentase Pemda yang telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern

Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sampai dengan tahun berjalan

28 Persentase Pemda yang memiliki SOP sesuai target tahunan

Jumlah Pemda yang telah menyusun SOP dibandingkan dengan jumlah Pemda yang telah menyusun juklak/desain SPIP

29 Tingkat Penerapan SPIP di Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Jumlah Realisasi Rencana Tindak Penyelenggaraan SPIP Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dibandingkan dengan rencana perbaikan pada Desain Penyelenggaraan SPIP Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

6 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten

30 Persentase APIP Pemda yang menerapkan Jabatan Fungsional Auditor

Jumlah APIP Pemda yang telah menerapkan Jabatan Fungsional Auditor dibandingkan Jumlah APIP Pemda

31 Persentase APIP Pemda dengan kapabilitas pada Level 2

Jumlah Pemda yang APIP nya pada Level 2 dibandingkan dengan jumlah seluruh APIP Pemda

Lampiran No. : I/ Halaman 5  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

7 Meningkatnya efektifitas perencanaan dan pelayanan pengawasan serta kualitas pengelolaaan keuangan

32 Persentase Pelaksanaan Penugasan Pengawasan (PP)

Membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan

33 Persentase pelaksanaan penugasan pengawasan tepat waktu

Jumlah realisasi penugasan tepat waktu sesuai Rencana Mulai Pengawasan (RMP) terhadap rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan

34 Persentase penerbitan laporan pengawasan tepat waktu

Jumlah realisasi penerbitan laporan tepat waktu sesuai Rencana Penerbitan Laporan (RPL) terhadap jumlah rencana laporan seharusnya diterbitkan

35 Persentase pengiriman laporan tepat waktu

Jumlah laporan yang dikirim tepat waktu dibandingkan jumlah laporan diterbitkan

36 Persentase laporan penugasan investigasi yang sesuai standar

Jumlah laporan investigasi yang tidak dikembalikan oleh pusat terhadap jumlah laporan penugasan investigasi yang disampaikan ke pusat

37 Tingkat Capaian Kinerja Penunjang dengan predikat baik

Hasil penilaian kinerja pengelolaan keuangan, SDM dan sarana prasarana dengan nilai 100% dari bobot

38 Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dengan SAP

Tingkat perolehan opini BPK terhadap Laporan Keuangan dengan standar opini Wajar Tanpa Pengecualian dinilai 100%, Wajar Dengan Pengecualian dinilai 80%, Tidak Memberikan Pendapat 60%, dan Tidak Wajar 40%

39 Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Perwakilan BPKP Jatim

Jumlah pagu dana yang tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA

40 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

Hasil survei kepuasan pegawai terhadap layanan keuangan dengan metode skala likert 1-10

Lampiran No. : I/ Halaman 6  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

41 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan kepegawaian

Hasil survei kepuasan penerima layanan dengan metode skala likert 1-10

42 Persentase ketepatan penerbitan SK terkait kepegawaian

Jumlah SK yang diterbitan tepat waktu dibandingkan dengan SK yang seharusnya terbit. SK yang dimaksud disini adalah SK yang diterbitkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur seperti SK Penilaian Angka Kredit (PAK) Gol II dan III, SK Kenaikan Gaji Berkala (KGB),SK Kenaikan Pangkat bagi Gol II ke bawah, SK Inpasing Gaji

43 Persepsi Publik yang positif terhadap Perwakilan BPKP Jawa Timur

Jumlah opini bernuansa positif terhadap Perwakilan BPKP Jatim di mass media dibandingkan dengan seluruh berita yang terkait dengan Perwakilan BPKP Jawa Timur

44 Persentase pemanfaatan aset

Jumlah aset yang dimanfaatkan dibandingkan nilai total aset yang baik

45 Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan sarana dan prasarana

Tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras dengan metode skala likert 1-10

46 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP

Jumlah rekomendasi baik berupa nilai maupun kejadian yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/diaudit, dengan jumlah rekomendasi dari inspektorat yang tertuang dalam laporan hasil evaluasi/reviu/audit

Lampiran No. : I/ Halaman 7  ‐  7.............Keputusan No. : KEP‐21135/PW13/2013.............

Sasaran Strategis Rumus Pengukuran

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Perubahan Renstra 2010 - 2014PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

NoPERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TIMUR

KeteranganIndikator Kinerja

8 Meningkatnya penerapan sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

47 Persentase Pemanfaatan Sistem Informasi secara efektif

Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibandingkan dengan jumlah sistem informasi yang wajib dimanfaatkan

48 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi Simonev

Jumlah ST dan laporan yang di Input di Simonev dibanding jumlah ST dan laporan terbit

49 Tingkat Keandalan Sistem Informasi SIM-HP

Jumlah laporan dan tindak lanjut yang di Input di SIM-HP dibanding jumlah laporan terbit serta tindak lanjut yang ada

50 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi SIMAK-BMN

Jumlah aset yang diinput dibandingkan jumlah aset yang dimiliki

51 Tingkat Keandalan Penggunaan Aplikasi SPM

Jumlah transaksi yang ditolak KPN dibandingkan dengan total transaksi

52 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi SIMPEG

Jumlah perubahan data kepegawaian yg diinput dalam SIMPEG dibandingkan jumlah total data perubahan pegawai

53 Tingkat Keandalan Penggunaan Sistem Informasi DMS

Jumlah dokumen yang diupload ke DMS dibandingkan dengan jumlah total dokumen yang seharusnya diupload

LAMPIRAN I / Halaman 1  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

I1 1 1

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

2

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

3

2010 2011 2012 2013 201420% 30% 40% 50%

Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern, Penerapan Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah, Sistem Pembinaan SPIP

KEBIJAKAN

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Keuangan

Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Persentase Pemda yang menerapkan Simda Keuangan

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

Bidang Teknis (IPP, APD, AN, Investigasi)

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

LAMPIRAN I / Halaman 2  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

4

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

5

2010 2011 2012 2013 201430% 40% 50% 60%

6

2010 2011 2012 2013 201430% 35% 40% 45%

7

2010 2011 2012 2013 201470% 80% 90% 95%

Persentase Pemda yang menerapkan Simda Asset tanpa kualifikasi asset pada laporan keuangan

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN memperoleh opini dukungan WTP

Persentase Pemda yang menerapkan Simda Aset

Persentase Pemda yang menerapkan Simda Keuangan memperoleh opini minimal WDP

LAMPIRAN I / Halaman 3  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

8

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

9

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

10

2010 2011 2012 2013 201475% 80% 85% 90%

Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke pusat

Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke pusat

Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang disampaikan tepat waktu

LAMPIRAN I / Halaman 4  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

11

2010 2011 2012 2013 201445% 50% 55% 60%

II

1 1

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

2 Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern dan Penerapan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

Persentase BUMD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke pusat

Meningkatkan Pelaksanaan Audit Operasional Secara Efektif

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dari Hasil Pengawasan

LAMPIRAN I / Halaman 5  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

III

1 1 Mendorong Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik

2010 2011 2012 2013 2014 230% 40% 50% 60%

2 3 Pendampingan Pengadaan Barang dan Jasa

2010 2011 2012 2013 2014 480% 85% 90% 95%

3

2010 2011 2012 2013 201440% 50% 60% 70%

Meningkatnya Kualitas Penerapan Tata Kelola Kepemerintahan/Perusahaan

Peningkatan Kapasitas APIP Secara Efektif

Persentase BUMD yang kinerjanya memperoleh minimal predikat baik

Persentase IPD yang telah menerapkan Standar Pelayanan Minimal

Persentase BUMN/BUMD/BLUD yang GCG atau KPI mendapat skor baik

Menyelenggarakan Asesmen Penerapan GCG pada BUMN/D

LAMPIRAN I / Halaman 6  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

IV

1 1

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 90% 2

2

2010 2011 2012 2013 201450% 50% 75% 75%

3

Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Audit Investigasi Melalui Pengungkapan Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) dalam Rangka Penyelamatan Keuangan Negara/Daerah

Melaksanakan Penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai Sistem Cegah Dini dan Perbaikan Tata Kelola

Tingkat pemahaman peserta sosialisasi program anti korupsi terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi

Persentase penerapan FCP oleh instansi yang sudah mendapatkan sosialisasi FCP

Persentase tindak lanjut atas rekomendasi kajian peraturan/pedoman yang dapat berdampak pada tindak TPK

Meningkatkan Pemahaman, Kesadaran, dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

LAMPIRAN I / Halaman 7  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

2010 2011 2012 2013 2014100% 100% 100% 100%

42010 2011 2012 2013 2014

85% 90% 95% 100%

5

2010 2011 2012 2013 201490% 95% 100% 100%

6

2010 2011 2012 2013 201485% 90% 95% 100%

Persentase penyelesaian penugasan evaluasi HKP

Persentase tindak lanjut hasil audit klaim dan penyesuaian harga

Persentase penyerahan hasil audit investigatif dan PKKN kepada instansi penegak hukum

LAMPIRAN I / Halaman 8  ‐  8FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 1 :

Tujuan : 1

23

Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNANKEBIJAKAN

UNIT PENANGGUNGJA

WABPROGRAM

7

2010 2011 2012 2013 201485% 90% 95% 100%

8

2010 2011 2012 2013 201490% 95% 100% 100%

Persentase tindak lanjut penyelesaian pengaduan masyarakat

Persentase LHAI permintaan instansi lain yang berindikasi TPK yang ditindaklanjuti oleh instansi penegak hukum

LAMPIRAN I / Halaman 1  ‐  2FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 2 :

Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

I

1 1 1

2010 2011 2012 2013 201426% 28% 30% 32%

22010 2011 2012 2013 2014

60% 70% 80% 90%

3

2010 2011 2012 2013 20140% 0% 10% 20%

4

2010 2011 2012 2013 20146% 8% 10% 12%

Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa TimurTercapainya efektivitas penyelenggaran sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

Persentase Pemda yang sudah memiliki Perkada

Persentase Pemda yang telah memperbaiki Sistem Pengendalian Intern

Persentase K/L/Pemda yang telah memiliki dokumen/desain Sistem Pengendalian Intern sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern, Penerapan Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah, Meningkatkan Sistem Pembinaan SPIP di Lingkungan Pemerintah Daerah di Wilayah Jawa Timur

Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah

Bidang Teknis(IPP, APD, AN, Investigasi)

LAMPIRAN I / Halaman 2  ‐  2FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 2 :

Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa TimurTercapainya efektivitas penyelenggaran sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS2010-2015

Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

5

2010 2011 2012 2013 20140% 0% 5% 10%

6

2010 2011 2012 2013 201475% 80% 85% 90%

Tingkat penerapan SPIP d Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

Persentase Pemda yang memiliki SOP sesuai target tahunan

LAMPIRAN I / Halaman 1  ‐  1FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 3 :

Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

I1 1 1

2010 2011 2012 2013 201465% 70% 75% 80%

2

2010 2011 2012 2013 20140% 0% 0% 2,5%

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Persentase APIP Pemda yang menerapkan Jabatan Fungsional Auditor

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Persentase APIP Pemda dengan kapabilitas pada level 2

Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern, Penerapan Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah, Meningkatkan Sistem Pembinaan SPIP di Lingkungan Pemerintah Daerah di Wilayah Jawa Timur

Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesioanel dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGIS

2010-2015Visi: Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya,

Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten

LAMPIRAN I / Halaman 1  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

I

1 1 12010 2011 2012 2013 2014

92% 94% 96% 98%

2

2010 2011 2012 2013 201470% 75% 80% 85%

32010 2011 2012 2013 2014

65% 70% 75% 80%- Penyediaan dan Alokasi

Anggaran Berbasis Kinerja

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP

Meningkatkan Efektivitas Perencanaan dan Pelayanan Pengawasan, serta Kualitas Pengelolaan Keuangan Melalui Peningkatan Pilar Kinerja atas Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Terhadap Modal Organisasi, Modal SDM dengan Memperhatikan:

Subbag Perencanaan dan

Pelaporan

Persentase Pelaksanaan Penugasan (PP)

Persentase pelaksanaan penugasan pengawasan yang tepat waktu

Persentase penerbitan laporan pengawasan tepat

Meningkatnya efektifitas perencanaan dan pelayanan pengawasan serta kualitas pengelolaaan keuangan

LAMPIRAN I / Halaman 2  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

4 -2010 2011 2012 2013 2014

88% 90% 92% 94% - Mewujudkan Iklim Kerja yang Kondusif dalam Lingkungan Kerja

5 Bidang Investigasi

2010 2011 2012 2013 201490% 95% 100% 100%

6 Semua Subbag2010 2011 2012 2013 2014

80% 80% 80% 80%

7 Subbag Keuangan

2010 2011 2012 2013 2014100% 100% 100% 100%

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan SPIP

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Subbag UmumPelaksanaan Anggaran Sesuai Kebutuhan

Persentase pengiriman laporan tepat waktu

Persentase laporan penugasan investigasi yang sesuai standar

Tingkat Capaian Kinerja Penunjang.dengan predikat baik

Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur dengan SAP

LAMPIRAN I / Halaman 3  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

8

2010 2011 2012 2013 201485% 90% 95% 100%

9

2010 2011 2012 2013 20147,75 dari skala likert 1-10

8,00 dari skala likert 1-10

8,25 dari skala likert 1-10

8,50 dari skala likert 1-10

Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Perwakilan BPKP Jatim

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

LAMPIRAN I / Halaman 4  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

10 Subbag Kepegawaian

2010 2011 2012 2013 20147,4 dari skala likert 1-10

7,6 dari skala likert 1-10

7,8 dari skala likert 1-10

8 dari skala likert 1-10

112010 2011 2012 2013 2014

92% 94% 96% 98%

12

2010 2011 2012 2013 201480% 85% 90% 95%

13 Subbag Umum

2010 2011 2012 2013 2014100% 100% 100% 100%

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan kepegawaian

Subbag Perencanaan dan Pelaporan

Persentase ketepatan penerbitan SK terkait kepegawaian

Persepsi Publik yang positif terhadap Perwakilan BPKP Jawa Timur

Persentase pemanfaatan asset

LAMPIRAN I / Halaman 5  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

14

2010 2011 2012 2013 20147,70 dari skala likert 1-10

7,90 dari skala likert 1-10

8,10 dari skala likert 1-10

8,30 dari skala likert 1-10

15 Semua Subbag

2010 2011 2012 2013 201489% 91% 93% 95%

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan sarana dan prasarana

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPKP

Persepsi kepuasan pegawai Perwakilan BPKP Jatim terhadap layanan sarana dan prasarana

Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat BPKP

LAMPIRAN I / Halaman 6  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

II

1 1 1 Semua Subbag2010 2011 2012 2013 2014

90% 92% 94% 96%

2 Subbag 2010 2011 2012 2013 2014

75% 80% 85% 90%

32010 2011 2012 2013 2014

75% 80% 85% 90%

4 Subbag Umum2010 2011 2012 2013 2014

92% 94% 96% 98%

5 Subbag Keuangan2010 2011 2012 2013 2014

100% 100% 100% 100%

Mendorong Peningkatan Pilar Kinerja atas Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Antara Lain dengan Mengembangkan Sistem Informasi dan Prosedur (Information Capital) yaitu Program Exis (Executive Information System)

Tingkat Keandalan Aplikasi SPM

Tingkat Keandalan Sistem Informasi SIM-HP

Tingkat Keandalan Sistem Informasi Simonev

Meningkatnya penerapan sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Persentase Pemanfaatan Sistem Informasi secara efektif

Tingkat Keandalan Sistem Informasi SIMAK-BMN

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP

LAMPIRAN I / Halaman 7  ‐  7FORMULIR RENCANA STRATEGIS (RS)

TAHUN 2010-2015

Misi 4 :Tujuan :

SASARAN STRATEGISINDIKATOR SASARAN STRATEGIS

TARGET TAHUNAN

Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIK PENYEMPURNAAN RENCANA STRATEGISTAHUN 2010-2014

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Berkualitas di Provinsi Jawa Timur

Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah

KEBIJAKAN PROGRAMUNIT

PENANGGUNGJAWAB

62010 2011 2012 2013 2014

80% 85% 90% 95%

72010 2011 2012 2013 2014

55% 60% 65% 70%

Subbag Kepegawaian

Bidang Teknis dan Prolap

Tingkat Keandalan Sistem Informasi DMS

Tingkat Keandalan Sistem Informasi SIMPEG