bacaan 1 nomor 3

3
Berdasarkan hasil analisis, bahan bacaan kasus Nanggewer merujuk pada paradigma pembangunan people centered development. People centered development ini lebih menekankan kepada pemberdayaan manusia dengan mengendalikan sumber daya dan kehidupannya, menciptakan sumber kehidupan rumah tangganya, dan mereka juga mengejar pembangunan sebagai suatu upaya untuk mencapai suatu kesejahteraan hidup. Pembangunan yang berpusat pada manusia, sungguh-sungguh ditujukan pada memberi manfaat bagi orang, baik dalam berbuat maupun dalam hasilnya, juga memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat (Korten 1987). Dengan demikian, model pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat atau people centered development ini lebih menekankan kepada pemberdayaan masyarakatnya. Berdasarkan jurnal Pembangunan yang Berpusat pada Manusia yang ditulis oleh Wardhani (2009) ini dapat ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Secara bertahap prakarsa dan proses pengambilan keputusan, untuk memenuhi kebutuhan harus diletakkan pada masyarakat sendiri 2. Kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasi sumber-sumber yang ada, harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka 3. Memperhatikan variasi lokal, karena itu sifatnya amat fleksibel, menyesuaikan dengan kondisi lokal 4. Menekankan social learning antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada saling belajar 5. Membentuk jaringan (networking) antara birokrat dengan lembaga swadaya masyarakat maupun satuan- satuan organisasi tradisional yang mandiri. Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiose antara struktur-struktur pembangunan di tingkat lokal. Pendekatan pembangunan people centered development dalam bacaan kasus Nanggewer yaitu lebih memusatkan perhatian pada :

Upload: habibah-eka-kusnaedi

Post on 02-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgfjguf

TRANSCRIPT

Berdasarkan hasil analisis, bahan bacaan kasus Nanggewer merujuk pada paradigma pembangunan people centered development. People centered development ini lebih menekankan kepada pemberdayaan manusia dengan mengendalikan sumber daya dan kehidupannya, menciptakan sumber kehidupan rumah tangganya, dan mereka juga mengejar pembangunan sebagai suatu upaya untuk mencapai suatu kesejahteraan hidup. Pembangunan yang berpusat pada manusia, sungguh-sungguh ditujukan pada memberi manfaat bagi orang, baik dalam berbuat maupun dalam hasilnya, juga memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat (Korten 1987). Dengan demikian, model pendekatan pembangunan yang berpusat pada rakyat atau people centered development ini lebih menekankan kepada pemberdayaan masyarakatnya. Berdasarkan jurnal Pembangunan yang Berpusat pada Manusia yang ditulis oleh Wardhani (2009) ini dapat ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut :1. Secara bertahap prakarsa dan proses pengambilan keputusan, untuk memenuhi

kebutuhan harus diletakkan pada masyarakat sendiri2. Kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasi sumber-sumber

yang ada, harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka3. Memperhatikan variasi lokal, karena itu sifatnya amat fleksibel, menyesuaikan

dengan kondisi lokal4. Menekankan social learning antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses

perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada saling belajar

5. Membentuk jaringan (networking) antara birokrat dengan lembaga swadaya masyarakat maupun satuan-satuan organisasi tradisional yang mandiri. Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiose antara struktur-struktur pembangunan di tingkat lokal.

Pendekatan pembangunan people centered development dalam bacaan kasus Nanggewer yaitu lebih memusatkan perhatian pada :1. Pertanian, masyarakat Nanggewer mengembangkan pertanian melalui

penanaman tanaman obat, bumbu dapur, dan sayuran.2. Daerahnya pedesaan, desa Nanggewer terlihat begitu desa yang masih

mempunyai pekarangan dan tradisi.3. Aset produktif yang luas, artinya masyarakat Nanggewer mempunyai aset

produktif yang luas bukan hanya untuk jangka pendek dan menguntungkan perseorangan, namun juga menguntungkan bagi masyarakat di dalam desa tersebut hingga waktu yang panjang hingga memberi manfaat bagi banyak orang.

4. Investasi-investasi pembangunan lebih menguntungkan yang banyak, dalam hal ini seluruh masyarakat Nanggewer dapat merasakannya.

5. Penggunaan sumber daya manusia yang optimal (seluruh lapisan masyarakat Nanggewer berperan serta dalam program karang gizi).

6. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan untuk mencapai kesejahteraan bersama (dalam bacaan Nanggawer pemanfaatan sumberdaya alam di kembangkan melalui pemanfaatan pekarangan rumah yang semula berfungsi sebagai area bermain hingga menjadi tempat penanaman tanaman obat, bumbu dapur, dan sayuran).

7. Dibuat oleh swadaya masyarakat

Hal ini berbeda dengan model pendekatan pembangunan yang berpusat pada produksi atau production centered development. Secara sederhana, Korten (1993) menyatakan bahwa pembangunan yang berpusat pada produksi lebih memusatkan perhatian pada : 1. Industri dan bukan pertanian, padahal mayoritas penduduk dunia memperoleh

mata pencaharian mereka dari pertanian 2. Daerah perkotaan dan bukan daerah pedesaan 3. Pemilikan aset produktif yang terpusat, dan bukan aset produktif yang luas4. Investasi-investasi pembangunan lebih menguntungkan kelompok yang sedikit

dan bukannya yang banyak5. Penggunaan modal yang optimal dan bukan penggunaan sumber daya manusia

yang optimal, sehingga sumber daya modal dimanfaatkan sedangkan sumber daya manusia tidak dimanfaatkan secara optimal;

6. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan untuk mencapai peningkatan kekayaan fisik jangka pendek tanpa pengelolaan untuk menopang dan memperbesar hasil-hasil sumber daya, dengan menimbulkan kehancuran lingkungan dan penguasaan basis sumber daya alami secara cepat

7. Efisiensi satuan-satuan produksi skala besar yang saling tergantung dan didasarkan pada perbedaan keuntungan international, dengan meninggalkan keanekaragaman dan daya adaptasi dari satuan-satuan skala kecil yang diorganisasi guna mencapai swadaya lokal, sehingga menghasilkan perekonomian yang tidak efisien dalam hal energi, kurang daya adaptasi dan mudah mengalami gangguan yang serius karena kerusakan atau manipulasi politik dalam suatu bagian sistem tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Korten David C. 1987. Pembangunan yang memihak pada Rakyat: Kupasan Tentang Teori dan Metode Pembangunan. Jakarta : LSP.

Korten, D.C. 1993. Menuju Abad ke-21 : Tindakan Sukarela dan Agenda Global Forum Pembangunan Berpusat-Rakyat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Sinar Harapan.

Wardhani AC. 2009. Pembangunan yang berpusat pada manusia. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP UNILA 2 : 3.