babitt metodologipenelitian 3.1. defintsikonsep dan ... · - biaya awal adalah uang yang harus...

11
BABITT METODOLOGIPENELITIAN 3.1. DEFINTSIKONSEP DAN OPERASIONAL 3.1.1. Definisi Konsep Dalam pembahasan ini ada tiga buah konsep yang akan dibahas, yaitu analisa peneambilan keputusan, metode bekisting konvensional dan bekisting slipform. a. Analisa pengambilan keputusan adaiah suatu prosedur logis dan kuantitatif, yang tidak hanya menerangkan proses pengambilan keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat suatu keputusan. Dengan kata lain merupakan cara untuk membuat model suatu keputusan vane memungkinkan dilakukannva perneriksaan dan pengujian (Mangkusubroto & Trisnadi, 1983, Pp 20). b. Metode bekisting konvensional adaiah bekisting yang terbuat dari kayu, dibuat dan didirikan di lapangan serta hanya dipakai satu kali, selanjutnva setelah proses pembetonan selesai akan dilepas satu demi satu dan dibersihkan (Hurst, 1983). Bekisting konvensional ini akan dinaikkan dengan mengunakan bantuan tower crane (Blake, 1975). c. Metode slipform adaiah suatu metode bekisting, dimana bekisting yang dipergunakan dapat bergerak secara kontinu pada permukaan

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BABITT

    METODOLOGIPENELITIAN

    3.1. DEFINTSIKONSEP DAN OPERASIONAL

    3.1.1. Definisi Konsep

    Dalam pembahasan ini ada tiga buah konsep yang akan

    dibahas, yaitu analisa peneambilan keputusan, metode bekisting

    konvensional dan bekisting slipform.

    a. Analisa pengambilan keputusan adaiah suatu prosedur logis dan

    kuantitatif, yang tidak hanya menerangkan proses pengambilan

    keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk membuat suatu

    keputusan. Dengan kata lain merupakan cara untuk membuat model

    suatu keputusan vane memungkinkan dilakukannva perneriksaan

    dan pengujian (Mangkusubroto & Trisnadi, 1983, Pp 20).

    b. Metode bekisting konvensional adaiah bekisting yang terbuat dari

    kayu, dibuat dan didirikan di lapangan serta hanya dipakai satu kali,

    selanjutnva setelah proses pembetonan selesai akan dilepas satu

    demi satu dan dibersihkan (Hurst, 1983). Bekisting konvensional ini

    akan dinaikkan dengan mengunakan bantuan tower crane

    (Blake, 1975).

    c. Metode slipform adaiah suatu metode bekisting, dimana bekisting

    yang dipergunakan dapat bergerak secara kontinu pada permukaan

    http:www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htlm

  • 47

    dinding vans dikerjakan dan bekisting akan naik dengan

    menggunakan dongkrak dan jack rod (Chudley, 1976)

    3.1.2. Definisi Operasional

    Parameter-parameter yang digunakan dalam studi kasus yang

    mendasan analisa pengambilan keputusan pemakaian metode bekisting

    konvensional dan metode slipform pada pelaksanaan pembaneunan silo

    di Gresik, dapat diuraikan sebagai berikut:

    a. Fleksibilitas adalah kemudahan penyesuaian pemakaian bekisting

    pada berbagai perubahan bentuk bangunan yang dikerjakan,

    termasuk kemudahan bekisting untuk dibongkar dan dipasane

    apabila teriadi perubahan bentuk bangunan (Waddell,1974).

    b. Kekuatan

    - Kekuatan adalah kemampuan bekisting untuk menahan beban

    yang terjadi, sehingga tegangan lentur yang teriadi tidak

    melebihi tegangan lentur vang diijinkan (Sagel, et al,1993).

    Bekisting hams mampu menahan beban campuran beton kira-

    kira sebesar 2400 kg/m' fChudlev,1974). Kekakuan adalah

    kemampuan bekisting untuk menahan derformasi yang terjadi

    akibat lendutan, dimana lendutan vang terjadi tidak boleh

    melebihi lendutan maksimum (Vis&Kusuma.l993). Lendutan

    pada bekisting biasanya terjadi akibat beban campuran beton.

    berat sendiri dan beban tambahan misalnya beban

    neneoperasian (ChudlevJ974), Kekakuan dan kekuatan

  • 48

    bekisting tersebut dipengaruhi oleh jumlah sambungan yang

    ada pada bekisting, lendutan yang terjadi pada bekisting,

    kerapatan nemasangan atau sambungan bekisting serta faktor

    kembang-susut yang dapat mengurangi kekuatan bekisting.

    - Ketahanan adalah daya tahan bekisting terhadap pemakaian

    berulang (Chudley,1974). Selain itu ketahanan juga adalah daya

    tahan bekisting, terhadap air, dimana bekisting harus kedap air

    agar tidak menyerap air semen dari beton yang pada akhirnya

    dapat mempengaruhi kekuatan beton (Ford, 1995).

    c. Biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan sesuatu,

    dalam hal ini adalah untuk pekerjaan bekisting (Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan.1990).

    - Biaya awal adalah uang yang harus dibayar pada tahap awal

    sebelum suatu pekerjaan dilakukan umumnya sebagai tanda

    ikatan kontrak, besarnya biaya awal ini menurut Keppres 14 A,

    Keppres 18 dan Keppres 29 adalah 20% (Nugraha,et all986).

    - Biaya pekerjaan (produksi) adalah biaya yang meliputi biaya

    untuk memperoleh bahan, upah dan biaya tidak langsung

    (Depertemen Pendidikan dan KebudayaanJ990), Dalam hal

    pekerjaan bekisting ini, biaya pekerjaan merupakan biaya untuk

    pengadaan material bagi komponen-komponen bekisting,

    misalnya: uang untuk kayu, triplek dan paku sebagai material

    bekisting konvensional serta uang untuk baja sebagai material

  • 49

    bekisting slipfonn. Selain itu juga termasuk besamva biaya

    yang dibutuhkan untuk sewa peralatan dan upah tenaga kerja.

    d. Waktu adalah jumlah hari yang, dibutuhkan untuk melakukan suatu

    pekerjaan.

    Waktu pekerjaan (cor & tulangan) yang dimaksud disini adalah

    banyaknya hari yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan

    pemasangan tulangan dan pengecoran,

    - Waktu pemasangan bekisting adalah banyaknya hari yang

    dibutuhkan untuk melakukan pemasangan bekisting

    (Fintel,1974). Untuk bekisting kovensional merupakan waktu

    keseluruhan pemasangan bekisting pada proyek, sedangkan

    untuk slipform merupakan waktu yang dibutuhkan mendirikan

    rangkaian slipform.

    - Waktu pembongkaran bekisting adalah banyaknya hari yang

    dibutuhkan untuk melakukan pembongkaran bekisting

    (Fintel.1974). Untuk bekisting konvensional merupakan waktu

    keseluruhan pembongkaran bekisting pada proyek, sedangkan

    pada slipform merupakan waktu yang dibutuhkan untuk

    pembongkaran rangkaian slipform.

    e. Tenaga kerja

    - Jumlah tenaga buruh adalah banyaknya buruh yang dibutuhkan

    untuk proses pemasangan tulangan, pemasangan bekisting,

    pengecoran dan pembongkaran bekisting, per shift (8 jam).

  • 50

    - Jumlah tenaga ahli adalah banyaknya tenaga kerja ahli yang

    dibutuhkan dalam pekerjaan bekisting, misalnya: tenaga ahli

    slipform (operator, tukang las, mekanik, pemasang jack rod)

    dan tukang kayu untuk pembuatan bekisting konvensional, per

    shift (8 jam).

    Keamanan tenaga kerja adalah kemungkinan terjadinya

    kecelakaan kerja dalam pelakasanaan pekerjaan (Nugraha,et

    al,1986). Dalam hal ini ditinjau keamanan pekerja untuk

    melakukan pekerjaan pada ketinggian bangunan yang besar,

    keamanan pekerja dari resiko kejatuhan meterial serta resiko

    kecelakaan kerja akibat kepadatan kerja pada eievasi tinggi.

    f. Kualitas adalahmutu atau tingkatan baik buruk, yang diperoleh

    dari suatu jenis pekerjaan (Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan,1990).

    - Hasil permukaan adalah keadaan permukaan beton yang

    dihasilkan berdasarkan kualitas bekisting yang dipergunakan.

    Dalam hal ini dapat dinilai berdasarkan kehalusan dan warna

    permukaan yang dihasilkan dari pekerjaan bekisting

    (Blake, 1975).

    Sambungan antar beton adalah jumlah sambungan antar beton

    pada pemakaian suatu jenis bekisting yang akan mempengaruhi

    keadaan permukaan beton yang dihasilkan (L&M, 1997a).

  • 51

    - Tingkat vertikalitas adalah tingkat kecenderungan terjadinya

    pergeseran bangunan dari garis vertikalnya, dalam pekerjaan

    bekisting (L&M, 1997a).

    Ketepatan ukuran adalah keakiiratan ukuran bangunan

    berdasarkan pemasangan bekisting yang digunakan

    (Chudley,l974).

    g. Peralatan

    - Operasional Tower crane adalah banyaknya waktu pemakaian

    tower crane dalam pelaksanaan pengerjaan bangunan sesuai

    dengan jenis bekisting yang dipergunakan.

    - Jumlah scaffolding adalah banyaknya rangkaian scaffolding

    atau perancah yang digunakan, sebagai penyokong atau tempat

    kerja bagi pekerja dalam pengerjaan bangunan.

    Operasional generator / genset adalah banyaknya jam kerja

    pemakaian genset. yang merupakan alat bantu yang

    dipergunakan sebagai tenaga penggerak vibrator, lampu dan

    pompa hidrolik.

    - Operasional lampu adalah sebagai banyaknya jam kerja

    pemakaian lampu untuk mendukung proses pengerjaan suati

    jenis bekisting.

    h. Pemeliharaan beton adalah suatu proses yang dilakukan untuk

    memberikan perlindungan pada beton, agar kekuatan dan hasil akhir

    yang diperoleh baik (Nugraha,I989).

  • 52

    Curing atau perawatan adalah suatu proses pemeliharaan beton

    untuk mencegah beton cepat kehilangan air, vane dapat

    menimbulkan susut dan retak pada beton (Nugraha,1989),

    Selain itu perawatan juga dilakukan pada sambungan antar

    beton. Dalam hal ini, pekeriaan perawatan akan dinilai dari

    banyaknya pekeriaan perawatan yang harus dilakukan pada

    beton.

    Finishing atau penyelesaian adalah suatu proses pemeliharaan

    beton untuk memperbaiki atau memperhalus permukaan beton

    yang dikerjakan (Nugraha,1989). Dalam hal ini, pekeriaan

    penyelesaian dinilai berdasarkan banyaknya luasan permukaan

    beton yang harus diperbaiki atau diperhalus.

    i. Koordinasi pekerjaan adalah tingkat pengaturan pekerjaaan yang

    harus dilakukan, agar semua pekerjaan yang ada akan terkontrol,

    tepat dan teratur antara semua pihak, baik beton (ready mix),

    tulangan dan peralatan penunjang (tower crane, genset, dll).

    j . Kesulitan adalah banyaknya hambatan-hanibatan atau hal-hal yang

    harus di perhatikan dalam pekerjaan suatu metode bekisting.

    3.2. JENIS PENELITIAN

    Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini, terdiri dari dua jenis

    penelitian yaitu:

    1. Studi literatur

    2. Studi kasus

  • 53

    3.3. LOKASIPENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan silo PT. Semen

    Gresik di Gresik, yang ditaneani oleh kontaktor utania PT. Waskita Karya

    dan sub kontraktor slipform PT. Elenem Indonusa.

    3.4. TEKMIK PENGAMBILAN DATA

    Pengambilan data dilakukan dengan melakukan interview

    berdasarkan pada suatu daftar pertanyaan yang telah dibuat dan berisikan

    paramater yang akan diukur. Parameter tersebut akan ditanvakan secara

    langsung kepada satu responden, dalam hal ini adalah kontraktor utama

    proyek silo PT. Semen Gresik yaitu PT. Waskita Karya. Pada responden akan

    di tanyakan besar bobot masing-masing parameter, serta penilaian dari

    masing-masine parameter dengan mengeunakan skala Likert. Skala Likert

    yang dipakai akan dijei&skan pada instrumen penelitian.

    3.5. JEMS DATA

    Ada dua jenis data yang didapat disini, yaitu:

    1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi

    penelitian, dimana data berupa hasil jawaban responden dalam

    bentuk pembobotan dan penilaian dari parameter-parameter yang

    ditanvakan

  • 54

    2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan mengenai

    data umum proyek, penjadwalan dan gambar rencana serta data-data

    yang diperoleh dari 1 iterator.

    3.6.1NSTRUMEN PENELITIAN

    Skala pengukuran yang digunakan untuk melakukan analisa dalam

    tugas akhir ini adalah skala Likert. Skala Likeit merupakan suatu skala

    pengukuran ordinal yang mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi

    kuantitatif dengan memberi bobot pada jawaban yang akan dianalisa. Skala

    Likert kadang-kadang disebut "suatu peniiaian yang dijumlahkan" karena

    semua jawaban diberi suatu bobot dan kemudian ditambahkan untuk

    mendapatkan satu nilai (Walizer&Wienir,1978). Proses pemberian nilai yang

    dipakai dalam tugas akhir ini adalah seperti yang terlihat pada tabel 1.1.

    Tabel3.1. Nilai Skaia Likert

    Jawaban

    Sangat rendah Rendah

    Aeak rendah Netral

    Agak tinggi Tinggi

    Sangat tinggi

    Item Positif Nilai

    1 2 3 4 5 6 7

    Sikap Kontra

    i

    P

    f

    ro

    Item negatif Nilai

    7 6 5 4 3 2 1

    Sikap Pro

    i

    Koi

    k

    ltra

    Sumber: Walizer & Wienir (1978), hal 37

  • 55

    3.7. PROSES PENGOLAHAN DATA

    3.7.1. Pengumpulan Data

    Penvusunan dalam tueas akhir ini, menegunakan prosedur

    pengumpulan data sebagai berikut:

    a. Studi Literatur : Pengumpulan data dengan cara mempelajari

    literatur-literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan

    pembahasan dalam tueas akhir ini.

    b. Studi kasus : Dalam studi kasus mencakup pengamatan

    langsung di lapangan untuk mengenal alat slipform dan

    interview secara langsung untuk mendapatkan pembobotan

    dan penilai parameter.

    3.7.2. Teknik analisa

    Teknik analisa yang dipergunakan dalam tugas akhir ini adalah:

    a. Analisa deskriptif adalah suatu metode analisa vane

    memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual

    dan akurat mengenai parameter-parameter yang

    mempenearuhi analisa pengambilan keputusan antara

    pemakaian metode bekistine konvensional dan metode

    slipform.

    b. Analisa rata-rata tertimbang {weight average) untuk

    memberikan pembobotan dan penilaian dari parameter-

    parameter vane dipergunakan dalam rangka pengambilan

  • 56

    keputusan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala

    Likert, untuk mengetahui pendapat responden.

    c. Analisa estimasi biaya, waktu dan tenaga keria nada

    pemakaian metode bekisting konvensional dan metode

    slipform, khusus pada bangunan silo di Gresik. agar

    didapatkan penilaian berdasarkan kuantitas atau besarnya

    waktu, biaya dan tenaga kerja yang digunakan. Hasil yang

    diperoleh akan digunakan raenunjukkan persentase perbedaan

    yang dihasilkan dari pemakaian metode bekisting

    konvensional dan metode slipform.. serta sebagai

    pertimbangan dalam nemberian nilai pada analisa rata-rata

    tertimbang.

    3.8. JADWAL PENELITIAN

    Penelitian dilakukan pada saat pembangunan silo PT. Semen Gresik

    TT, yaitu pada awal bulan Desember 1997 sampai akhir bulan Januari 1998.

    Namun karena terdapat kendala dalam pelaksanaan proyek, maka

    pembangunan silo II baru selesai pada bulan Mei 1998.

    3.9. ASIJMST

    Asumsi-asumsi yang ada dipergunakan dalam melakukan estimasi

    biaya, waktu dan tenaga kerja untuk bekisting dapat dilihat nada bab empat

    UK Petra Logo: Master Index: Help: Back to TOC: