bab_ii_ta.doc
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Mesin Pencacah Ikan
Mesin pencacah ikan merupakan suatu alat yang penggunaannya sangat
dibutuhkan oleh kelompok masyarakat pengusaha abon ikan. Untuk mengetahui
definisi atau pengertian dari mesin pencacah ikan ini, kita perlu mengetahui
pengertian dari mesin dan pencacah ikan itu terlebih dahulu.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2002: 576) didefinisikan bahwa “Mesin
adalah perkakas untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan
roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau penggerak manggunakan bahan bakar
minyak atau tenaga alam”. Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Salim (1991:
458) menyatakan bahwa “Mesin adalah alat yang mempunyai daya gerak atau tenaga
baik dijalankan dengan motor penggerak maupun tenaga manusia”. Dari definisi
mesin yang dikemukakan oleh kedua sumber di atas, tampak bahwa sumber pertama
mendefinisikan mesin sebagai kendaraan, sedangkan sumber kedua mesin sebagai alat
yang dapat membantu untuk meringankan kerja manusia. Jadi, pada dasarnya definisi
dari kedua sumber mempunyai tujuan yang sama. Akan tetapi, penjelasan definisi dari
sumber kedua lebih jelas dibanding sumber pertama jika disesuaikan dengan mesin
pembuat abon karena mesin pembuat abon tersebut tidak digunakan sebagai
kendaraan yang dapat mengangkut atau membawa manusia dari suatu tempat ke
tempat yang lain, melainkan hanya digunakan untuk meringankan pekerjaan manusia
dalam membuat abon.
6
Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Daryanto (1994) kata
pencacah berasal dari kata pencacah yang artinya hancur, halus, dan cerai berai. Jika
ditambahi dengan awalan peng- maka akan lebih mengarah pada sesuatu berupa alat
untuk menghaluskan sesuatu. Alat pencacah sangat identik dengan menghaluskan
suatu benda, namun tidak selamanya sesuatu yang dihaluskan itu akan menjadi tidak
berguna lagi jika dibandingkan dengan sebelum dihaluskan. Namun, ada beberapa
yang justru akan menjadi sangat lebih bermanfaat setelah mengalami proses
penghalusan apabila dibandingkan dengan sebelum dihaluskan, salah satunya yaitu
daging yang akan dibuat abon.
Dari hasil kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mesin pencacah
adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu daging yang telah dipisahkan
dari lemak dan menjadi hancur, halus, atau cerai berai setelah dimasukkan ke dalam
alat pencacah sehingga setelah keluar dari alat tersebut, bentuk dan ukurannya tidak
sama dengan bentuk sebelum dimasukkan ke dalam alat tersebut.
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang
diberi bumbu diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan tahan lama.
Tahap-tahap pencacahan ikan antara lain sebagai berikut :
a. Penyiangan dan dicuci; Ikan disiangi yaitu isi perut, tulang dan kepala, kalau
perlu dipotong-potong untuk memudahkan pengukusan kemudian dicuci sampai
bersih.
b. Pengukusan dan pendinginan; Ikan dikukus sampai matang untuk memudahkan
pengambilan daging dan memisahkan dari tulang dan duri, kemudian
dicacah/dimemarkan hingga menjadi suwiran-suwiran/serpihan daging ikan.
7
Gambar 2.1. Diagram Proses Pencacahan Ikan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Daryanto (1994) kata
penghancur berasal dari kata hancur yang artinya luluh, remuk, dan cerai berai. Jika
ditambahi dengan awalan peng- maka akan lebih mengarah pada sesuatu berupa alat
untuk menghancurkan sesuatu. Alat penghancur sangat identik dengan merusak suatu
benda, namun tidak selamanya sesuatu yang dihancurkan itu akan menjadi tidak
berguna lagi jika dibandingkan dengan sebelum dihancurkan. Namun, ada beberapa
yang justru akan menjadi sangat lebih bermanfaat setelah mengalami proses
penghancuran apabila dibandingkan dengan sebelum dihancurkan, salah satunya yaitu
daging yang akan dibuat abon.
Dari hasil kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat pembuat abon
adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu daging yang telah dipisahkan
dari lemak dan koyornya menjadi luluh, remak, atau cerai berai setelah dimasukkan
ke dalam alat penghancur sehingga setelah keluar dari alat tersebut, bentuk dan
ukurannya tidak sama dengan bentuk sebelum dimasukkan ke dalam alat tersebut.
8
IKAN SEGAR
DISIANGI
DICUCI
DIKUKUS DAN DIDINGINKAN
DICACAH
KULIT, KEPALA, EKOR, ISI PERUT,TULANG
DIBUANG
B. Komponen-komponen Alat pencacah ikan
Mesin pencacah tersebut terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1. Kerangka
2. Saluran masuk
3. Saluran keluar
4. Bantalan
5. Mata pencacah
6. Motor listrik
7. Stop kontak
8. Poros
C. Prinsip Kerja Mesin Pencacah Ikan
Prinsip kerja mesin pencacah ikan untuk pembuatan abon yang akan
direncanakan adalah sebagai berikut :
a. Ikan tuna yang menjadi bahan untuk pembuatan abon adalah ikan tuna yang
telah direbus dan dibersihkan dari tulang-tulangnya dan dilakukan pencacahan.
b. Selanjutnhya ikan dimasukkan kedalam hopper mesin pencacah ikan.
c. Daging-daging ikan yang berada di dalam hopper, masuk ke dalam ruang
pencacah yang di dalamnya berupa komponen mesin berbentuk silinder yang
dikelilingi mata pencacah.
d. Daging ikan akan tercabik-cabik akibat terbentur dengan mata pencacah yang
ada pada silinder yang berputar dengan kecepatan tertentu.
9
e. Daging ikan yang telah tercacah akan keluar melalui saluran keluar dan jatuh
ke wadah penampung.
f. Setelah proses pencacahan dengan menggunakan mesin, maka serbuk-serbuk
ikan tersebut akan dilakukan proses selanjutnya sampai menjadi abon ikan.
Setelah mesin pencacah ikan dibuat, maka dapat dilakukan proses pengujian
untuk mengetahui prinsip kerja mesin tersebut, yaitu: motor listrik dinyalakan,
kemudian silinder pencacah berputar dengan kecepatan tertentu lalu ikan dimasukkan
ke dalam hopper (saluran masuk),sehingga terjadi proses pencacahan selanjutnya ikan
keluar melalui saluran keluar dan masuk kedalam penampung. Setelah itu motor
dimatikan dan bahan diambil dari tempat penampung yang telah disediakan.
D. Dasar-dasar Rancang Bangun Mesin Pencacah Ikan
Dalam pembuatan rancang bangun mesin pencacah ikan, beberapa hal yang
menjadi dasar-dasar perhitungan, yaitu :
1. Pemilihan Motor
Motor adalah sumber daya atau tenaga yang akan meggerakkan
komponen mesin secara keseluruhan. Untuk menentukan besar daya motor,
digunakan persamaan sebagai berikut:
P = F x V ………(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1997:7)
Keterangan: P = daya motor (kW)
F = gaya (N)
V = kecepatan translasi (m/dtk)
Untuk menghitung kecepatan translasi, digunakan persamaan:
V = …… (Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1997:7)
Dimana: D = diameter puli poros (mm)
n = putaran poros (rpm)
10
2. Perhitungan kekuatan pengelasan
Kekuatan pengelasan tiap komponen memiliki peranan yang sangat
penting dalam menciptakan rangka serta rangkaian mesin yang kokoh dan
kuat. Oleh karena itu pengelasan yang diberikan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Adapun perhitungan pengelasan adalah sebagai berikut:
F = m x g
τ g = (Suryanto, 1985:73)
Keterangan: τ g = tegangan geser (N/mm2)
F = gaya (N)
h = tinggi pengelasan (mm)
L = panjang pengelasan (mm)
m = massa (kg)
g = gaya grafitasi (m/s)
3. Perencanaan Puli dan Sabuk
Sabuk digunakan untuk memindahkan putaran dari motor ke poros
penggetar. Untuk menghitung panjang sabuk terlebih dahulu dihitung puli
yang digunakan. Untuk menghitung perbandingan puli, digunakan rumus:
D1.n1 = D2.n2 ………(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:166)
Dimana: D1 = diameter puli motor (mm)
D2 = diameter puli poros penggetar (mm)
n1 = putaran motor (rpm)
n2 = putaran poros penggetar (rpm)
Panjang sabuk yang digunakan adalah:
L = π(r1+r2) + 2(x) +
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2004:170)
11
Dimana: L = panjang sabuk (mm)
r1 = jari-jari puli motor (mm)
r2 = jari-jari puli poros penggetar (mm)
x = jarak antar titik pusat puli (mm)
4. Bantalan
Jenis bantalan yang digunakan dalam konstruksi ini adalah bantalan
gelinding tipe duduk. Jumlah bantalan yang digunakan sebanyak 2 buah.
Bantalan ini merupakan pemegang dari poros penggetar yang berputar, agar
tidak lepas. Adapun perhitungan dari bantalan tersebut adalah sebagai berikut:
Menghitung gaya :
F = m x g
Menghitung beban radial bantalan:
Fr = T/r
Menghitung beban ekuivalen bantalan:
Pr = (X.V.Fr) + (Y.Fa)
Menghitung umur bantalan:
Ls = Lh = x 1,67.106
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1991:135)
Keterangan: Fr = beban radial (N/mm2) C= beban dinamis
T = momen puntir (kg.mm) Co= beban statis
R = jari-jari lilitan pegas (mm) m= massa (kg)
Pr = beban ekuivalen (kg) g= gaya grafitasi (m/s)
Lh = umur bantalan (tahun)
12