babii landasanteori ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/bab ii.pdf14 babii landasanteori a....

34
14 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian pajak. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2016), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur: a. Iuran dari rakyat kepada negara Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang (bukan barang) b. Berdasarkan undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya. c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

Upload: trinhduong

Post on 05-Jul-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian pajak.

Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo

(2016), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur:

a. Iuran dari rakyat kepada negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang

(bukan barang)

b. Berdasarkan undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta

aturan pelaksanaanya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung

dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

Page 2: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

15

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. Fungsi pajak

Dalam Buku Mardiasmo (2016) menerangkan bahwa terdapat dua fungsi

pajak. Adapun dua fungsi pajak tersebut yaitu:

a. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Pajak berfungsi sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah

untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi mengatur (cregulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam bukunya Mardiasmo (2016.9-10), sistem pemungutan pajak

diantaranya:

a. Official Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

Page 3: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

16

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

2) Wajib Pajak bersifat pasif

3) Utang Pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak

oleh fiskus.

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri

2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi

c. Withholding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk memotong atau memungut pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak.

Page 4: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

17

Ciri-cirinya: wewenang memotong atau memungut pajak yang

terutang ada pada pihak ketiga, yaitu pihak selain fiskus dan Wajib

Pajak.

4. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atas perlawanan

maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat, syarat yang

dituliskan pada buku Mardiasmo (2016.4) Yang berjudul Pepajakan adalah

sebagai berikut:

a. Pemungutan pajak harus adil (syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,

undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam

perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum

dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

Sedang adil dalam pelaksanaanya yakni dengan memberikan hak

bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan. Penundaan dalam

pembayaran dan mengajukan banding kepada majelis pertimbangan

pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat Yuridis)

Di indonesia pajak diatur dalam UUD pasal 23 ayat 2. hal ini

memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi

negara maupun warganya.

Page 5: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

18

c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat Ekonomis)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi

maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan

perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat Finansial)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus lebih rendah

dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Syarat ini telah dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru.

Contoh :

1) Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2

macam tarif

2) Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu

tarif, yaitu 10%

3) Pajak perseroan untuk badan dan pajak pendapatan untuk

perseorangan disederhanakan menjadi pajak penghasilan (PPh)

yang berlaku bagi badan maupun perseorangan (orang pribadi).

Page 6: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

19

5. Pengelompokan Pajak

Pada buku perpajakan oleh Mardiasmo (2016.7) Pengelompokan pajak

diantaranya:

a. Menurut golongannya

1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

lain. Contoh : Pajak Penghasilan.

2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak

Pertambahan Nilai.

b. Menurut sifatnya

1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

Contoh: Pajak Penghasilan

2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memeperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contoh: Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

c. Menurut lembaga pemungutnya

Page 7: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

20

1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak

Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas

barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah

terdiri atas:

a) Pajak Propinsi, Contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

b) Pajak Kabupaten/Kota, Contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran,

Pajak Hiburan.

6. SPT (Surat Pemberitahuan)

a. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Buku Mardiasmo (2016.35) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah

surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan

dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak

dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Surat Pemberitahuan (SPT)

disampaikan kepada pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal

Pajak.

Page 8: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

21

PER Nomor 09/PMK.03/2018 menerangkan bahwa SPT Tahunan adalah

SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak, SPT Masa

adalah SPT untuk suatu Masa Pajak.

b. Jenis-Jenis SPT

Menurut Mardiasmo (2016.38-39) secara garis besar SPT dibedakan

menjadi dua yaitu:

1) Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu

Masa Pajak.

2) Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk

suatu Tahun Pajak atas bagian Tahun Pajak.

SPT Meliputi :

1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan

2) SPT Masa yang terdiri dari:

a) SPT Masa Pajak Penghasilan

b) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai; dan

c) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak

Pertambahan Nilai.

SPT dapat berbentuk:

1) Formulir kertas (hardcopy); atau

Page 9: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

22

2) Dokumen elektronik

c. Fungsi SPT

Buku Thomas Sumarsan (2015.37) Fungsi Surat Pemberitahuan bagi

Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melapirkan dan

mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya

terutang dan untuk melaporkan tentang :

1) Pembayaran atas pelunasan pajak penghasilan yang telah

dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan

pihak lain dalam 1(satu) tahun pajak atau bagian tahun pajak.

2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek

pajak

3) Daftar harta dan kewajiban dan/atau

4) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau

pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) masa

Pajak sesuai dengan ketetuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Bagi pengusaha Kena Pajak, Fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai

sarana untuk melaporkan dan mempertangungjawabkan perhitungan jumlah

pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang

sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

Page 10: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

23

1) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran dan

2) Pembayaran atas pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri

oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu

masa pajak, sesuai dengan kententuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Bagi Wajib Pajak pemotong Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah

sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang

dipotong atau dipungut dan disetorkan.

d. Batas waktu penyampaian SPT

Mardiasmo (2016.39) batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

adalah:

1) untuk Surat Pemberitahuan Masa, Paling lama 20 (dua puluh) hari

setelah akhir Masa Pajak. Khusus untuk Surat Pemberitahuan Masa

Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan

berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.

2) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak;

atau

3) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Page 11: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

24

e. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT

Mardiasmo (2016.40-41) apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka

waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian

SPT, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:

1) Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Masa Pajak Pertambahan Nilai

2) Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan lainnya

3) Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan

4) Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.

7. Wajib Pajak Orang Pribadi

Syafrianto dan Lani Dharmasetya (2010.5) Berdasarkan jenis penghasilan

yang diperoleh, Wajib Pajak orang pribadi terbagi menjadi 3 (tiga) kategori,

yaitu:

a. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh

penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan penghasilan bruto

tidak melebihi 60 juta setahun dan tidak memiliki penghasilan lain

kecuali bunga bank dan/atau koperasi. Istilahnya Wajib Pajak Karyawan

Sederhana

Page 12: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

25

b. Wajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh

penghasilan dari satu atau lebih dari satu pemberi kerja dan/atau

memiliki penghasilan lain. Untuk istilahnya adalah Wajib Pajak

Karyawan. Wajib Pajak yang termasuk dalam katagori sebagai wajib

pajak karyawan antara lain

1) Wajib pajak orang pribadi yang memperoleh penghasilan yang

bersumber dari 1 pemberi kerja dengan penghasilan bruto setahun

melebihi 60 juta atau Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh

penghasilan yang bersumber lebih dari satu pemberi kerja

(penghasilan yang berasal dari pekerjaan)

2) Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan dalam negeri

dan luar negeri (penghasilan yang berasal dari modal)

3) Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh penghasilan yang

dikenakan PPh Final (seperti bunga dan, deviden, sewa tanah

dan/atau bangunan, dan hadiah undian) dan atau bersifat final

(seperti penghasilan istri dari satu pemberi kerja)

4) Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh penghasilan yang

bukan merupakan objek pajak penghasilan

5) Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh penghasilan dari satu

pemberi kerja (penghasilan yang berasal dari pekerjaan) dan

Page 13: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

26

penghasilan yang disebutkan pada angka 2 dan atau pada angka 3

dan atau pada angka 4 diatas.

c. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha dan atau pekerjaan

bebas. Penulis mengistilahkan Wajib Pajak usahawan untuk Wajib Pajak

katagori ini diantaranya:

1) Wajib Pajak orang pribadi yang mempunyai usaha dan pekerjaan

sendiri seperti pengusaha, pedagang, jasa-jasa keahlian dokter,

notaris, akuntan, pengacara, konsultan yang memiliki tempat

praktek sendiri dan bukan merupakan suatu bentuk badan hukum.

2)Wajib Pajak karyawan yang istri atau anak anak angkat yang belum

dewasa yang menjadi tanggungan Wajib Pajak mempunyai usaha

dan pekerjaan bebas (sebagaimana yang dijelaskan pada huruf c

angka 1 di atas) yang penghasilannya digabung menjadi satu

dengan Wajib Pajak

Contoh : suami ( sebagai pemilik NPWP) bekerja sebagai karyawan

dan hanya memperoleh penghasilan dari gaji sebagai karyawan,

sedangkan istri adalah seorang dokter yang membuka praktek dokter

sendiri.

3) Wajib Pajak karyawan yang istrinya memperoleh penghasilan lebih

dari satu pemberi kerja. Selain penghasilan utama tersebut di atas

Page 14: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

27

4) Wajib Pajak usahawan dapat pula memiliki penghasilan tambahan

yang berupa :

a)Penghasilan lain (tidak final) yang bukan berasal dari

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan (pekerjaan sebagai

karyawan) seperti bunga (bukan dari bank) royalti, sewa (selain

tanah dan bangunan), penghargaan dan hadiah (selain hadiah

undian), keuntungan dari penjualan/pengalihan harta (capital

gain) dan penghasilan lainnya yang tidak dikenakan pajak

bersifat final. Contoh : seorang usahawan yang memiliki

pekerjaan sampingan sebagai pengarang dan memperoleh

royalti dari karangannya tersebut.

b)Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan ( baik dari satu atau

lebih pemberi kerja) dan atau penghasilan lain yang berasal

dari modal, dan atau penghasilan yang bukan objek pajak

penghasilan.

8. Nomor Pokok Wajib Pajak

Dalam buku Akifa P. Nayla (2015) NPWP yaitu Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak, baik

perorangan maupun bentuk badan usaha, sebagai sarana yang merupakan

tanda pengenal untuk menunjukan identitas dari Wajib Pajak yang

bersangkutan. NPWP ini, dalam jangka panjang digunakan oleh Wajib Pajak

guna melaksanakan hak dan kewajiban di bidang perpajakan.

Page 15: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

28

a. Manfaat memiliki NPWP bagi Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ternyata memiliki manfaat yang

sangat penting bagi Wajib Pajak diantaranya:

1) Wajib Pajak dinyatakan (secara sah oleh negara) sebagai warga

negara yang mempunyai sumbansih dan kepedulian dan yang

sangat tinggi terhadap pembangunan bangsa dan negara

2) Wajib Pajak dikenakan potongan pajak penghasilan (PPh) pasal 21

yang sedikit lebih rendah dibanding jika tidak mempunyai NPWP

Tabel 2.1

Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Lapisan PenghasilanKena Pajak (PKP)

Tarif PPhPasal 21

Ber-NPWP

Tarif PPh Pasal21 tidak

Ber-NPWP

Sampai denganRp50.000.000,00

5% 6%

Diatas Rp 50.000.000,00 -Rp 250.000.000,00

15% 18%

Diatas Rp 250.000.000,00 -Rp 500.000.000,00

25% 30%

Diatas Rp 500.000.000,00 30% 36%

Sumber : Akifa P. Nayla (2015)

3) Wajib Pajak dikenakan potongan pajak penghasilan (PPh) yang

100% lebih rendah sebesar 7,5% dibanding jika tidak mempunyai

Page 16: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

29

4) NPWP, apabila kebetulan berbelanja barang online ke luar negeri

atau ke situs e-commerce yang berda di luar indonesia melalui

internet.

5) Wajib Pajak yang berencana pergi ke luar negeri bebas membayar

fiskal luar negeri sebesar Rp 1.000.000,00 jika berpergian

menggunakan kapal laut dan Rp 2.500.000,00 jika berpergian

menggunakan pesawat terbang

6) Wajib Pajak berpeluang mendapat diskon atau potongan harga

sebesar 10-35% dan bahkan lebih untuk produk-produk tertentu

yang memang dikhususkan bagi pelanggan yang mempunyai

NPWP

7) Wajib Pajak memperoleh kemudahan dalam proses pengajuan

kredit dibank atau perusahaan pengucur dana kredit lainnya.

8) Wajib Pajak yang beragama islam memperoleh kemudahan dalam

membayar zakat mal.

9) Wajib Pajak memperoleh kemudahan dalam proses pengajuan surat

ijin usaha perdagangan (SIUP)/ tanda daftar perusahaan (TDP)

10) Wajib Pajak memperoleh kemudahan dalam proses pembayaran

Pajak Final, yang meliputi PPh Final, BPHTB, PPN, dan lain-lain,

serta memperoleh kemudahan dalam proses pelayanan perpajakan

dan pengembalian pajak.

Page 17: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

30

11) Wajib Pajak memperoleh kemudahan dalam mengkreditkan

jenis-jenis pajak penghasilan (PPh) pasal 21,22,23,24 dan 25 dalam

SPT Tahunan PPh OP

12) Wajib Pajak memperoleh kemudahan saat hendak berpergian ke

luar negeri, terutama yang menyangkut soal pengurusan Visa dan

paspor ke luar negeri.

b. Fungsi umum NPWP

Akifa P. Nayla (2015) Disamping memiliki manfaat yang sangat

penting, NPWP juga memiliki beragam fungsi , diantaranya :

1) Diperlukan sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang

digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.

Maka dari itu Wajib Pajak memiliki satu nomor yang berbeda

dengan nomor NPWP milik orang lain

2) Digunakan dalam proses pelaporan pajak serta untuk menjaga

ketertiban dalam pembayaran pajak oleh Wajib Pajak

3) Dipergunakan untuk keperluan pengawasan administrasi perpajakan

oleh pihak-pihak pengelola pajak yang terkait

4) Dipergunakan untuk keperluan yang berhubungan dengan

pembayaran pajak, sehingga setiap kali Wajib Pajak membayar

pajak harus mencantumkan NPWP

Page 18: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

31

5) Dipergunakan untuk memenuhi kewajiban perpajakan, misalnya

yang tertera dalam surat setoran bea perolehan hak atas tanah dan

bangunan (SBB) dan surat setoran pajak (SSP)

6) Dipergunakan untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen

perpajakan

7) Dipergunakan untuk mendapat pelayanan dari instansi instansi

tertentu yang mewajibkan mencantumkan nomor NPWP dalam

pengisian dokumen-dokumennya, seperti dokumen visa dan paspor

8) Dipergunakan untuk keperluan dalam pelaporan-pelaporan SPT

(Surat Pemberitahuan) Masa dan SPT Tahunan

9) Dipergunkaan untuk menghindarkan Wajib Pajak dari dikenai

sanksi (sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan) yang

timbul akibat tidak memiliki NPWP.

Pada buku Perpajakan I, Mushawir (2015) NPWP terdiri dari 15 (lima belas) digit,

Yaitu 9 (sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam)

digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.

01.234.567.9 - 999 . 000

(1) (2) (3)

Keterangan:

1: (Kode WP) 2: (Kode KPP) 3: (Kode Cabang)

Page 19: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

32

9. Efektivitas Sistem

Menurut Ellya Floretin dalam Adam dkk (2017) efektivitas diartikan

seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.

Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan

tersebut telah mencapai tujuannya. Apabila konsep efektivitas dikaitkan

dengan penerimaan pajak maka efektivitas penerimaan pajak adalah

kemampuan kantor pajak dalam memenuhi target penerimaan pajak

berdasarkan realisasi penerimaan pajak. Artinya seberapa jauh kantor pajak

dapat mencapai target penerimaan pajak uang sudah ditetapkan.

Menurut Melli Pujiani dan Rizal Effendi Istiana dalam Agustin (2016)

efektivitas penggunaan teknologi informasi dalam perpajakan adalah

pengukuran keberhasilan pelayanan terhadap Wajib Pajak dengan teknologi

informasi dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan (tepat) atau

pemilihan tujuan-tujuan dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan

menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya, sehingga dapat

menghemat waktu, mudah akurat dan paperless

10. Ketepatan Waktu

Menurut Grogory dan van Horn dalam Yovita Widyadinata dan Agus

Arianto Toly (2014) berpendapat, secara konseptual yang dimaksud dengan

tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan

atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.

Page 20: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

33

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.03/2018 Surat

Pemberitahuan (SPT) menerangkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang

memiliki kewajiban penyampaian SPT Tahunan PPh untuk bagian Tahun

Pajak, wajib menyampaikan SPT tersebut paling lama 3 (tiga) bulan setelah

akhir bagian Tahun Pajak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2018 tentang

tata cara pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, tepat

waktu dalam menyampikan SPT sebagaimana dimaksud meliputi:

1) Wajib Pajak telah menyampaikan SPT Tahunan dalam 3 (tiga) Tahun

Pajak terakhir yang wajib disampaikan sampai dengan akhir tahun

sebelum penetapan Wajib Pajak kriteria tertentu, dengan tepat waktu.

2) Wajib Pajak telah menyampaikan SPT Masa atas Masa Pajak Januari

sampai dengan November dalam Tahun Pajak terakhir sebelum

penetapan Wajib Pajak Kriteria tertentu

3) Dalam hal terdapat keterlambatan penyampaian SPT Masa

sebagaimana dimaksud dalam huruf b, keterlambatan tersebut harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak

serta tidak berturut-turut

b) Tidak lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa pada

Masa berikutnya

Page 21: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

34

11. Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Pratama dalam Suherman dkk (2015), Wajib Pajak patuh adalah Wajib

Pajak yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai Wajib Pajak yang

memenuhi kriteria tertentu yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan

kelebihan pembayaran pajak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK.03/2018 Wajib Pajak

yang memenuhi kriteria tertentu oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai

berikut:

a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda

pembayaran pajak

c. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawasan

keuangan pemerintahan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3

(tiga) tahun berturut-turut

d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pedana di bidang

perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Page 22: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

35

12. E-Filling

Menurut PER-01/PJ/2014, e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT tahunan

secara elektronik yang dilakukann secara online dan real time melalui internet

pada website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) atau penyedia jasa

Aplikasi atau Application Serivice Provider (ASP).

Wajib Pajak Orang Pribadi yang memenuhi kriteria untuk menyampaikan SPT

Tahunan menggunakan Formulir SPT Tahunan 1770S atau Formulir SPT

Tahunann 1770SS dapat menyampaikan SPT Tahunan secara e-filling melalui

website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) harus memiliki e-fin. E-fin

adalah Nomor identitas yang diterbitkan oleh kantor pelayanan pajak kepada

Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-filling.

Permohonan e-fin disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak

terdekat dengan menggunkan formulir sesuai lampiran Peraturan Direktorat

Jenderal ini menyertakan diantaranya:

a. Asli kartu identitas diri Wajib Pajak atau kuasanya untuk ditunjukan identitas

kepada petugas pajak

b. Fotokopi identitas dari Wajib Pajak dan fotokopi NPWP atau Surat

Keterangan Terdaftar Wajib Pajak

c. Surat kuasa khusus bermaterai sebagai lampiran formulir permohonan e-fin

dalam hal permohonan disampaikan oleh kuasa Wajib Pajak.

Wajib Pajak yang telah mendapatkan e-fin harus mendaftarkan diri melalui website

Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender

sejak diterbitkannya e-fin.

Page 23: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

36

Wajib Pajak yang telah mendaftarkan diri di Website Direktorat Jendral Pajak dapat

menyampaikan SPT Tahunan secara e-filling dengan pengisian aplikasi e-spt dengan

benar, lengkap, dan jelas dengan alur sebagai berikut:

a. Mengisi e-SPT pada aplikasi e-filling

b. Meminta kode verivikasi untuk pengiriman untuk pengiriman e-SPT yang

akan dikirimkan melalui e-mail yang sudah didaftarkan

c. Mengisi SPT secara online dengan mengisikan kode verivikasi

d. Notifikasi status e-spt dan bukti penerimaan elektronik akan diberika

kepada Wajib Pajak melalui email yang sudah didaftarkan.

Tujuan utama e-filling adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada publik

dengan memfasilitasi pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik

melalui media internet kepada Wajib Pajak. Hal ini akan membantu memangkas

biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan,

memproses, dan melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu

Titis dalam Yovita Widyadinata dan Agus Arianto Toly (2014).

Page 24: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

37

B. Tinjauan Pustaka/Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

No

Penulis &Tahun Judul Variabel Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 AjatSudrajat,ArlesParulianOmpusunggu (2015)

PemanfaatanTeknologiInformasi,SosialisasiPajak,PengetahuanPerpajakan,danKepatuhanPajak

Independentvariabel terdiriataspemanfaatanteknologiinformasi (X1),SosialisasiPajak (X2), danpengetahuanWajib Pajak(X3),DependentVariabel adalahkepatuhanWajib Pajak(Y)

menggunakanmetode survei,yaitu penelitianyangmemfokuskanpada datasampel yangdiambil daripopulasi yangsudahditetapkandalampenelitian.Adapunpopulasi datapenelitian iniadalah paraWajib PajakOrang Pribadi(WP OP) yangada di kanwilDJP JakartaSelatan

PemanfaatanTeknologiInformasimemilikipengaruh positifdan signifikanterhadapkepatuhan WajibPajak, SosialisasiPajak memilikipengaruh positifdan signifikanterhadapkepatuhan WajibPajak, danPengetahuanPajak memilikipengaruh positifdan signifikanterhadapkepatuhan WajibPajak

Page 25: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

38

2 MohamadHusni, SusiSusanti,(2018)

AnalisisPenerapane-fillingSebagaiUpayaPeningkatanKepatuhanWajib PajakBadan dalamPenyampaianSPT TahunanWajib PajakBadan DiKPP PratamaPandeglang

MengujipengaruhSisteme-filling,terhadapKepatuhanWajib PajakBadan dalamPenyampaianSPT TahunanWP di KPPPratamaPadeglang

Menggunakanmetodedokumentasiyang dilakukandenganmengumpulkandata sekunderdengan caramencatat ataumengkopidokumen-dokumn, arsip-arsipmaupun datalain yangterkait denganmasalah yangditeliti

e-fillingmerupakanprogrammodernsasi yangdirancang untukmemanfaatkan ITsecara maksimal.Dengan adanyapeneraan e-fillingpada KPPPratamaPadeglangmampumeningkatkanpenyampaianSuratPemberitahuan(SPT) TahunanWajib PajakBadan,peningkatantersebut terlihatdari jumlahrealisasipelaporan SPT ditahun 2015mencapai 3.493.

3 OliviaAdam,HartantiTuli, SitiPratiwiHusain(2017)

PengaruhProgrampengampunanPajakterhadapEfektivitasPenerimaanPajak diIndonesia

mengujipengaruhprogrampengampunanpajak (taxamnesty)terhadapefektivitaspenerimaanpajak KPP diIndonesia

MenggunakanMetodepenelitiankuantitatif.Objekpenelitian iniyaitu programpengampunanpajak (taxamnesty) danefektivitaspenerimaanpajak. Datayangdigunakandalampenelitian iniadalah datasekunderberupa datapenerimaanpajak seluruh

1. Programpengampunanpajak (taxamnesty) tidakmemberikanpengaruh yangsignifikanterhadapefektivitaspenerimaan pajakKPP di Indonesia.Berdasarkan hasilyang diperoleh341 KPP yangtingkat efektivitaspenerimaanpajaknyamencapai efektifhanya diraih oleh53 KPP (16%)sedangkansebanyak 288

Page 26: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

39

KPP diindonesia padatahun2015-2016.populasi dalampenelitian inisebanyak 341KPP dankeseluruhanKPP tersebutdijadikansampel dalampenelitian ini

KPP lainnya(84%) belummencapai efektif.

4 GusmaDwiAvianto,SriMangestiRahayu,BayuKaniskha(2016)

AnalisaPeranane-fillingdalam rangkameningkatkankepatuhanpelaporansuratpemberitahuan tahunanWajib PajakOrang Pribadi(Studi padaKantorPelayananPajakPratamaMalangSelatan)

MengujiPeranane-fillingterhadapkepatuhanWajib Pajakdalampelaporan SPTWPOP

Menggunakanpendekatankualitatif,menggunakandata primer dandata sekunder

Melalui e-fillingWajib Pajakdapatmelaksanakankewajibannyadalam hal inipelaporan SPTTahunan denganpraktis, mudah,cepat, dan efisien.e-filling dapatmenumbuhkansuatu kepatuhansukarela bagiWajib Pajakmelalui programpelayananya yangbaik dan proseduryang sederhanasertamemudahkanWajib Pajak,Wajib Pajakdapat terbantudalam memenuhikewajibanperpajakansebagai bentukkepatuhan.

5 Luh putuKania Asri

pengaruhpenerapan

VariabelIndependet

penelitiankuantitatif

Hasil penelitiansecara persial

Page 27: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

40

WahyuniPratami, Niluh GeedeerniSulindawatil, madeArieWahyuni.(2017)

E-SystemperpajakanterhadaptingkatkepatuhanWajib PajakOrang Pribadidalammembayarpajak padakantorpelayananpajak (KPP)PratamaSingaraja

E-Systemperpajakan ,denganvariabelDependenttingkatkepatuhanWajib PajakOrang Pribadidalammembayarpajak padaKPP PratamaSingaraja

denganmenggunakansumber dataprimer. teknikpengambilansampel dalampenelitian iniadalahsamplinginsidental.Teknik analisisdatamenggunakananalisis regresilinier bergandadenganbantuanprogram SPSS17.0 forwindows.

menunjukanbahwa, penerapane-registration,penerapane-filling,penerapan e-SPT,dan penerapane-billingberpengaruhpositif dansignifikanterhadap tingkatkepatuhan WajibPajak OrangPribadi.Sedangkan hasilpenelitian secarasimultanmenunjukanbahwa penerapanseluruh e-systemberpengaruhpositif terhadaptingkat kepatuhanWajib PajakOrang Pribadi.

6 Husnurrosyidah danSuhadi.(2017)

pengaruhe-filling,e-billing, dane-fakturterhadapkepatuhanpajak padaBMTse-Kabupatenkudus

variabelindependenyaitu e-filing,e-biling, dane-faktur dansatu variabeldependen yaitukepatuhanpajak padaBMTse-KabupatenKudus

MetodePenelitianKuantitatifdengan datayangdigunakanadalah dataprimer darikuesioner yangdisebar diBMTSekabupatenKudus.

1. e-fillingberpengaruhterhadapkepatuhan pajakBMTse-KabupatenKudus. Hal inidisebabkanadanyamodernisasiadministrasiperpajakansehinggameningkatkankepatuhanpembayaranpajak.

2. e-billingberpengaruhterhadapkepatuhan pajakBMTse-Kabupaten

Page 28: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

41

Kudus. e-billingmerupakanbentukkemudahandalampembayaranpajak sehinggameningkatkankepatuhan pajak.

3. E-Fakturberpengaruhterhadapkepatuhan pajakBMTse-kabupatenKudus. Adanyae-Faktur selainmemberikankemudahan bagiWajib Pajak,e-faktur jugadapatmeminimalisirpeggunaan fakturpajak fiktif.

7 MamanSuherman,MedinaAlmunawwaroh, RinaMarliana(2015)

Pengaruhpenerapane-fillingTerhadapkepatuhanWajib PajakDalamPenyampaianSuratpemberitahuan (SPT)Tahunan PadaKantorPelayananPajakPratama KotaTasikmalaya

VariabelIndependentPenerapane-filling,denganvariabelDependentKepatuhanPenyampaianSPT WPOP

Menggunakanmetodepenelitiandeskriptifdenganpendekatankualitatif.

Penerapane-filling tidakberpengaruhterhadapkepatuhan WajibPajak dalampenyampaianSPT Tahunanpada KPPPratama KotaTasikmalaya. Halini disebabkankarena masih adaWajib PajakOrang Pribadiyang belum sadarakan kewajibanPerpajakannya.

8 EmmilianaHartantidanShariffudinHusein

PengaruhPenerapanSisteme-filling,Pengetahuan

VariabelIndependentPenerapanSisteme-filling,

MenggunakanpendekatanKuantitatifdengan metodesurvai,

Penerapan sisteme-filling,pengetahuanpajak, dan sanksipajak

Page 29: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

42

(2018) Pajak, danSanksi PajakterhadapKepatuhanWajib PajakOrang Pribadi

Pengetahuanpajak, danSanksi Pajak.VariabelDependentKepatuhanWajib Pajak.

melalui surveikepada 150Wajib Pajakorang pribadidosen tetapyayasan diwilayah jakartaTimur.

berpengaruhsecara individuterhadapkepatuhan WajibPajak OrangPribadi.

9 Mirza ayusugiharti,Suhandak,RizkiYudhiDewantara(2015)

AnalisisKeefektifandankelayakansistempelaporanPajakMenggunakan e-fillingterhadapKepuasanWajib Pajak

VariabelIndependentEfektivitasSistem,KelayakanSistem.VariabelDependentKepatuhanWajib PajakOP.

Menggunakananalisdeskriptif dananalis linierberganda.Dengan jenispenelitianExplantoryresearch.

1. Efektivitassistem dankelayakan sistemsecara simultan(bersama-sama)memilikipengaruh yangsignifikanterhadapkepuasan WajibPajak OrangPribadi di kantorpelayanan PajakPratama MalangUtara. Hasilpengujiandiperoleh buktiempiris bahwakeseluruhanvariabel bebasberpengaruhterhadapkepuasan WajibPajak OrangPribadi.

2. Berdasarkanhasil uji persial,maka dapatdiketahuiefektivitas sistemberpengaruhsignifikan secarapersial terhadapkepuasan WajibPajak OrangPribadi di kantorpelayanan pajakPratama MalangUtara. Kelayakansistem jugaberpengauh

Page 30: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

43

signifikan secarapersial terhadapkepuasanpelayanan pajakPratama MalangUtara

3. Kelayakansisten merupakanvariabel yangmemilikipengaruhdominan terhadapkepuasan WajibPajak orangpribadi di kantorpelayanan pajakPratama MalangUtara. Haltersebutmenunjukanbahwa sisteme-filling layaksebagai saranapelaporan pajaksehinggamenimbulkankepuasan yangdirasakan olehWajib Pajakorang pribadidalammelaporkan pajakterhutang.

10 YovitaWidyadinata & agusAriantotoly (2014)

PengaruhKualitasSistem,Kualitasinformasi,Ketepatanwaktu, dankeberhasilanterhadapkepuasanWajib PajakPenggunae-filling

VariabelIndependentadalah kualitasSistem,KualitasInformasi,KetepatanWaktu danKerahasiaan .VariableDependentadalahKepuasanWajib PajakPengguna

Denganmetodekuesioner yangdibagikankepada WajibPajak OrangPribadi danWajib Pajakbadan yangterdaftar diKPP SurabayaRungkut.

Hasil penelitianini menyatakanbahwa kualitassistem, kualitasinformasi, dankerahasiaanberpengaruhsecara signifikanterhadapkepuasan WajibPajak penggunae-filling

Page 31: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

44

e-filling.

11 SariNurhidayah( 2015)

pengaruhpenerapansisteme-fillingterhadapkepatuhanWajib Pajakdenganpemahamaninternetsebagaivariabelpemoderasipada KPPPratamaKlaten

Variabeldependen,kepatuhanWajib Pajak

Variabelindependen,Penerapansistem e-filling

Metodepenelitiankuantitatifdengan bentukpenelitiansurvei

1. Penerapansistem e-fillingberpengaruhpositif dansignifikanterhadapkepatuhan WajibPajak

2. Pemahamaninternet dapatmemoderasipengaruhPenerapan sisteme-fillingterhadapkepatuhan WajibPajak.

12 RiekeSavitriAgustin(2016)

PengaruhMinat PelakuWajib Pajakterhadapefektivitase-filling danimplikasinyaterhadapkepatuhanformalperpajakan

Variabeldependen,Kepatuhan formalperpajakan

variabelindependen,minat pelakuWajib Pajakjuga efektivitase-filling

metodepenelitianmenggunakanmetodedeskriptif danverifikatif

minat perilakuWajib Pajakberpengaruhterhadapefektivitase-filling danefektivitase-fillingberpengaruhterhadapkepatuhan formalperpajakan

Sumber : Jurnal Penelitian terdahulu, diolah sendiri (2019)

C. Pengembangan Hipotesis

Dalam penelitian Hbusnurrosyidah dan Suhadi (2017) e-fiiling merupakan bagian

dari reformasi administrasi perpajakan yang bertujuan dalam pembuatan dan

penyerahan laporan SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak. Diterapkannya sistem

e-filling diharapkan mampu memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada Wajib

Pajak sehingga meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Pelaporan pajak menggunakan

sistem e-filling dapat membantu memangkas waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh

Page 32: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

45

Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan menyerahkan Surat

Pemberitahuan ke kantor pelayanan pajak secara benar dan tepat waktu. Keunggulan

lain yang dimiliki e-filling adalah kualitas sistem dan kualitas informasi e-filling dapat

memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan pajak secara cepat dan aman.

Berdasarkan keunggulan-keunggulan tersebut, e-filling diharapkan dapat efektif dan

layak menjadi sarana pelaporan pajak secara elektronik yang dapat memuaskan Wajib

Pajak dalam melaporkan SPT Tahunan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan

Wajib Pajak. Efektivitas dan kelayakan sistem pelaporan pajak menggunakan e-filling

dapat dilihat dari kelebihan kelebihan yang dihasilkan e-filling kelebihan kelebihan

yang dihasilkan e-filling seperti menghemat waktu dan biaya. Berdasarkan paradigma

tesebut maka diambil hipotesis sebagai berikut:

H1: Efektivitas sistem e-filling berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Ketepatan waktu dalam pelaporan SPT Wajib Pajak merupakan salah satu faktor

yang dominan. Dalam pelaporannya perpajakan Wajib Pajak dengan menggunakan

e-filling pasti menjadi cepat dalam pelaporannya. Berdasarkan peraturan menteri

keuangan Nomor 09/PMK.03/2018 yang menerangkan bahwa Wajib Pajak Orang

Pribadi yang memiliki kewajiban penyampaian SPT tahunan wajib menyampaikan

SPT paling alam 3 (tiga) bulan setelah akhir bagian Tahun pajak.

H2 : Ketepatan Waktu berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Sistem e-filling merupakan layanan pengisisan dan penyampaian Surat Pemberitahuan

Wajib pajak secara elektronik kepada Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk

memberikan kenyamanan dan kemudahan Wajib Pajak dalam penyampaian Surat

Pemberitahuan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi internet. Penelitian

Nurhidayah (2015) penerapan sistem e-filling berpengaruh positif terhaap kepatuhan

Page 33: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

46

wajib pajak. Semakin baik penerapan sistem e-filling maka kepatuhan wajib pajak

akan semakin meningkat. Sugiharti dkk (2015) pelaporan pajak menggunakan

e-filling dapat membantu memangkas waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh Wajib

Pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan menyerahkan Surat Pemberitahuan Ke

Kantor Pelayanan Pajak secara benar dan tepat waktu. Berdasarkan keunggulan

tersebut, e-filling diharapkan dapat efektif dan layak menjadi sarana pelaporan

pajak secara elektronik yang dapat memuaskan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT.

Efektivitas sistem pelaporan pajak menggunakan e-filling dapat dilihat dari

kelebihan-kelebihan yang dihasilkan e-filling. Kelebihan e-filling seperti menghemat

waktu dan biaya dan juga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak

juga membuat wajib pajak yang melaporkan perpajakannya sesuai dengan waktu jatuh

tempo yang sudah ditetapkan oleh pemerintahan yang tertulis di peraturan menteri

keuangan Nomor 09/PMK.03/2018. menurut Y. Maryono dan B. Patmi Istiana dalam

Agustin dkk (2016) efektivitas teknologi informasi adalah suatu pengukuran yang

menyatakan bahwa teknologi informasi berhasil guna yang mengarah pada hasil yang

dicapai ( baik, tepat, dan berkualitas) dalam hal membantu manusia untuk

melaksanakan pekerjaanya.

H3 : Keefektivan sistem e-filling dan ketepatan waktu berpengaruh terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak.

Page 34: BABII LANDASANTEORI ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4741/3/BAB II.pdf14 BABII LANDASANTEORI A. LandasanTeori 1.Pengertianpajak. PengertianpajakmenurutRochmatSoemitrodalambukunyaMardiasmo

47

Efektivitas Sisteme-filling (X1)

Ketepatan

Waktu (X2)

Kepatuhan WajibPajak (Y)

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Sumber : Data Diolah Sendiri (2019)