babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan bahagia (Admin, 2007). Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut.

Upload: dimaz-lawliedth

Post on 23-Jul-2015

43 views

Category:

Business


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan

reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan

ibu. Apabila ibu sehat maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan

menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan

bahagia (Admin, 2007). Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka

salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan

ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka Kematian Bayi (AKB) di wilayah tersebut.

Hingga saat ini sudah banyak program pembangunan kesehatan di Indonesia

yang ditujukan pada penanggulangn masalah-masalah kesehatan ibu dan anak.

Pada dasarnya, program-program tersebut lebih menitikberatkan pada upaya-

upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, serta angka kematian ibu. Hal ini

terbukti dari hasil survey-survey yg menunjukkan penurunan angka kematian bayi

dan anak. Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam

pembangunan bangsa karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh

kesehatan ibu. Jika si Ibu sehat, maka akan menghasilkan bayi sehat yang akan

Page 2: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga sehat dan

bahagia. Tiga indikator yang dipakai dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan ibu adalah AKI, proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

dan angka pemakaian kontrasepsi (depkes RI,2001). (Efendi, 2009:205)

Jumlah anak yang meninggal adalah salah satu indikator kesehatan yang

sangat penting. MDG 4 (Millennium Development Goals) menargetkan

penurunan angka kematian anak (AKA) tahun 1990 sebanyak duapertiganya.

Hasil SDKI tahun 1991 menunjukkan bahwa AKA adalah 97 kematian per 1.000

kelahiran hidup. Artinya, target AKA di Indonesia pada tahun 2015 adalah 32

kematian per 1.000 kelahiran. Hasil sementara SDKI tahun 2012 mengindikasikan

bahwa AKA menurun menjadi 40 kematian per 1.000 kelahiran hidup. AKA

mencakup Angka Kematian Bayi (AKB) di dalamnya. Berdasarkan hasil SDKI

tahun 1991, AKB mencapai 68 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Ini berarti

pada tahun 2015 diharapkan AKB dapat diturunkan menjadi 22 kematian per

1.000 kelahiran hidup. Hasil sementara SDKI 2012 memperlihatkan bahwa AKB

menurun menjadi 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Diperkirakan pada

tahun 2015 target AKA dan AKB akan dapat dicapai.

(http://www.jdih.net/web_bppkb/berita/269/bkkbn-gandeng-ibi-dan-idi-demi-

capai-target-mdgs-2015)

Tingkat kematian bayi pada saat lahir telah mengalami penurunan yang

sangat pesat di Indonesia dalam waktu 20 tahun ke belakang. Menurut laporan

2

Page 3: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

Save The Children mengenai kematian bayi pada tahun 2013 yang telah

diluncurkan pada hari Selasa (25/2) mengungkapkan, kematian saat kelahiran di

Indonesia menurun dari 390 per 100.000 anak pada tahun 1994 menjadi 228

kematian/100.000kelahiran.

(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/03/05/angka-kematian-bayi-di-

indonesia-menurun-639407.html)

Sementara itu, salah satu target MDG 5 adalah menurunkan AKI atau

Maternal Mortality Ratio (MMR) hingga tiga perempatnya dari tahun 1990.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991, AKI

adalah 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Hasil SDKI tahun 2007

menunjukkan bahwa AKI turun menjadi 228 kematian per 100.000 kelahiran

hidup. (http://www.jdih.net/web_bppkb/berita/269/bkkbn-gandeng-ibi-dan-idi-

demi-capai-target-mdgs-2015). Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian

ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian

ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007. Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, dijamin akurasinya dan validitasnya. Fakta

melonjaknya kematian ini tentu sangat memalukan pemerintahan yang

sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015

sesuai dengan target MDGs

Di Polewali Mandar, jumlah kematian Bayi dalam di tahun 2006-2010

menunjukkan angka yang cenderung naik, terlihat sangat sulit untuk menekan

3

Page 4: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

kematian bayi melalui program-program kesehatan. Jumlah kematian Bayi di

Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2006 sebanyak 92 bayi, sedangkan pada

tahun 2007 turun 40 ke 52 bayi, dan tahun 2008 sedikit mengalami peningkatan 9

kematian yaitu menjadi 61 kematian bayi. Pada pada tahun 2009 kembali naik 37

ke 98 bayi dan di tahun 2010 ditemukan sebanyak 96 bayi serta tahun 2011 turun

menjadi 75 bayi yang meninggal sebelum ulang tahun pertamanya dari 8.062

kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu di Kab. Polewali Mandar pada

tahun 2006 tercatat 22 orang. Untuk tahun 2007, tercatat 15 orang dan tahun

2008 tercatat 17 ibu maternal dan di tahun 2009 ada 12 kematian ibu yang di

laporkan. Di tahun 2010 ditemukan sebanyak 13 kematian ibu dan tahun 2011

masih tetap ditemukan sebanyak 13 kematian ibu. Berdasarkan Laporan Tahunan

KIA ditemukan Penyebab kematian Ibu pada tahun 2011 didominasi oleh faktor

perdarahan yaitu 8 dari 13 kematian ibu (61.5%) kemudian disusul oleh penyebab

yang lainnya.

Tingginya angka kematian ibu tersebut dapat terjadi pada masa kehamilan,

persalinan dan pasca persalinan. Penyebab tingginya kematian ibu disebabkan

oleh komplikasi obstetrik yaitu perdarahan yang berkisar 40%-60% dari total

angka kematian ibu, pre-eklampsia atau eklampsia berkisar 20%-30%, dan infeksi

jalan lahir berkisar 20%-30%. Komplikasi obstetrik ini tidak selalu dapat

diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah

diidentifikasi normal (Depkes RI, 2005). Secara lebih rinci dijelaskan bahwa

4

Page 5: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

penyebab langsung kematian Ibu yaitu perdarahan (42%), eklampsi/preeklampsi

(13%), abortus (11%), infeksi (10%), partus lama/persalinan macet (9%), dan

penyebab lain (15%) dan penyebab tidak langsung yaitu pendidikan, sosial

ekonomi dan sosial budaya, empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering,

dan terlalu banyak), dan tiga terlambat (mengambil keputusan, pengiriman ke

tempat rujukan, dan mendapatkan pelayanan kesehatan).

Di Indonesia, meskipun banyak kemajuan dalam mengurangi kematian anak

dibandingkan dengan tingkat tahun 1990, ada kekhawatiran dengan tingkat

penurunan yang melambat selama 5 sampai 10 tahun terakhir. Pneumonia, diare,

dan malaria masih menjadi penyebab utama kematian anak secara global yang

mengklaim kehidupan sekitar 6.000 anak balita setiap hari. Masalah gizi adalah

hampir setengah dari kematian ini. Bulan pertama kehidupan adalah yang paling

berbahaya bagi anak. Pada tahun 2012 , hampir tiga juta bayi meninggal selama

bulan pertama kehidupan, sebagian besar dari penyebab yang mudah dicegah.

Kehamilan sebenarnya merupakan proses fisiologis, tetapi kehamilan perlu

dipantau secara berkala untuk memelihara kesehatan ibu dan janin. Untuk itulah

perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan berkala (asuhan antenatal). Tujuan

pemeriksaan kehamilan adalah mengetahui dan mencegah sedini mungkin

kelainan yang dapat timbul, meningkatan dan menjaga kondisi badan ibu serta

menanamkan pengertian pad ibu tentang pentingnya penyuluhan yang diperlukan

wanita hamil. (Hj. Saminem,2006:11)

5

Page 6: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

Menjaga kesehatan ibu hamil merupakan salah satu upaya untuk

menghasilkan anak sehat dan cerdas. Janin yang sedang tumbuh kembang

memperoleh makanan dari aliran darah Ibu, dari plasenta dan tali pusat. Maka

dari itu apa yang menjadi makanan dan minuman si Ibu juga merupakan makanan

dan minuman bagi sang Bayi. Ibu hamil yang sehat adalah Ibu hamil yang

mempersiapkan kehamilannya secara fisik dan psikis.

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi yang sehat, cukup bulan, dan melalui jalan lahir, namun ini kadang

tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa

kehamilannya akan menjadi masalah oleh karena itu pelayanan antenatal/asuhan

antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan

kehamilan normal. (Yuni Kusmiyati, 2009). Hal tersebut juga ditekankan kepada

seluruh tenaga kesehatan yang ada di Polewali Mandar yang memiliki jumlah ibu

hamil yang capaian K1 mulai tahun 2005 -2011 telah berada di target pelayanan

minimal 90%, hanya untuk pencapaian K4 mulai dari tahun 2005-2011

capaiannya selalu di bawah target 80%, dimana di tahun 2011 capaian K4 telah

berada di presentase 76.2 %. Berdasarkan data yang diperoleh di Pustu Pasiang

sebanyak 69 Ibu hamil selama tahun 2014 mulai bulan Januari hingga November.

Kesehatan ibu hamil tidak saja menimbulkan kerugian terhadap ibu hamil itu

sendiri tetapi juga berpengaruh buruk bagi anak yang akan dilahirkan kemudian.

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

6

Page 7: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

negara berkembang. Di Indonesia, tingkat pemanfaatan antenatal care oleh ibu

hamil di sarana kesehatan yang disediakan Pemerintah dan Swasta masih belum

sepenuhnya mecapai hasil atau target yang diharapkan. Hal ini tergambar dari

jumlah kunjungan ibu hamil untuk pelayanan antenatal di beberapa daerah di

Indonesia (Henri Perangiangin, 2006). WHO memperkirakan bahwa sekitar 15%

dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang

berkaitan dengan kehamilan serta dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu

setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode

antenatal. Apabila seorang ibu hamil tidak secara rutin memeriksakan kehamilan

kemungkinan dapat menjadi risiko baik terhadap ibu maupun bayi yang

dikandungnya karena ibu hamil yang pada mulanya normal dapat menjadi resiko

tinggi untuk terjadinya kematian ibu (AKI) yang terjadi disaat sekitar persalinan,

maka kebijakan departemen kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI adalah

mengupayakan agar setiap persalinan ditolong atau minimal didampingi oleh

bidan dan pelayanan obstetri sedini mungkin kepada semua ibu hamil

(Wiknjosastro, 2007). Di Polewali Angka pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan kesehatan dalam cenderung meningkat dimana di tahun 2010 dan tahun

2011 masing-masing berhasil dicapai dengan presentase 81.9% dan 83,9 %.

Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas matakali dari tahun 2013-2014

jumlah Ibu bersalin sebanyak 97 Ibu bersalin, sedangkan Pustu Pasiang sebanyak

75 Ibu bersalin sejak tahun 2014 dari bulan Januari hingga November.

7

Page 8: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

Salah satu penyebab kematian ibu terjadi pada masa nifas yaitu karena

terjadinya sepsis puerperalis, perdarahan post partum, dan infeksi nifas. Masa

nifas merupakan masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Pentingnya asuhan masa nifas harus diperhatikan yaitu 4 kali kunjungan yang

dilakukan pada masa nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk

mencegah/mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.

Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Matakali, sebanyak 97 Ibu

nifas yang tercatat untuk tahun 2013-2014 , sedangkan di Pustu Pasiang sebanyak

79 Ibu nifas selama tahun 2014 mulai bulan Januari hingga November.

Sebagai tenaga pelaksana, Bidan berwenang dalam melaksanakan asuhan

kebidanan pada bayi. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan

Polewali Mandar yakni jumlah Bayi yang meninggal pada tahun 2009 sebanyak

98/7173 kelahiran dan dan tahun 2010 sebanyak 96/7405 kelahiran Bayi.

Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Matakali, jumlah BBL sebanyak

97 bayi yang tercatat untuk tahun 2013-2014, sedangkan di Pustu Pasiang

sebanyak 82 BBL selama tahun 2014 mulai bulan Januari hingga November.

Di RSUD Polewali  Mandar berdasarkan data yang diperoleh melalui

Medical Record mulai dari bulan Januari - Desember  2010 jumlah kelahiran

8

Page 9: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

bayi 648 jiwa dengan jumlah bayi asfiksia 53 (8,1%) dan jumlah bayi BBLR

sebanyak 49 (7,5%) serta komplikasi lain sebanyak 14 (2,1%).

Tenaga kesehatan, termasuk Bidan juga berwenang dalam meningkatkan

pelaksanaan program KB. Dalam upaya peningkatan pelayanan KB diperlukan

petugas kesehatan termasuk Bidan yang mempunyai wawasan luas tentang

perkembangan KB saat ini dan dapat menitikberatkan pelayanannya berdasarkan

kebijaksanaan-kebijaksanaan sasaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT

Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Polewali Mandar , pada tahun 2011 peserta

KB aktif (MKJP dan non MKJP) sebanyak 32.006 akseptor yang mana peserta

non MKJP adalah yang terbanyak yaitu 89,2 % (28736 akseptor) sisanya adalah

MKJP 3270 akseptor (10,2%). Sedangkan untuk peserta akseptor baru pada

tahun 2011 sebanyak 3.926 (6.6%) dari keseluruhan Pasangan Usia Subur

berjumlah 59.542 PUS. Berdasarkan data yang diperoleh di Pustu Pasiang

sebanyak 400 akseptor KB selama tahun 2014 mulai bulan Januari hingga

November.

Bidan sebagai tenaga kesehatan harus ikut mendukung upaya penurunan

AKI dan AKB. Peran Bidan di masyarakat sebagai tenaga terlatih dalam sistem

kesehatan nasional salah satunya adalah meningkatkan Komunikasi Informasi

dan Edukasi (KIE) dan menetapkan keikutsertaan masyarakat dalam berbagai

kegiatan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB. Tenaga kesehatan

dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sehingga diperlukan

standar pelayanan medik (Prawirohardjo, 2002).

9

Page 10: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana

Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. D di Pustu Takatidung

Kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2014 ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada pada Ny.

D di Pustu Takatidung Kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali Mandar

Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dalam masa kehamilan

pada pada Ny. D di Pustu Takatidung Kelurahan Takatidung

Kabupaten Polewali Mandar melalui pendekatan manajemen

kebidanan dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1.3.2.2 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dalam persalinan pada

pada Ny. D di Pustu Takatidung Kelurahan Takatidung Kabupaten

Polewali Mandar melalui pendekatan manajemen kebidanan dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

10

Page 11: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

1.3.2.3 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dalam nifas pada pada

Ny. D di Pustu Takatidung Kelurahan Takatidung Kabupaten

Polewali Mandar melalui pendekatan manajemen kebidanan dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1.3.2.4 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL pada Ny. D di

Pustu Takatidung Kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali

Mandar melalui pendekatan manajemen kebidanan dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1.3.2.5 Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB pada

Ny. D di Pustu Takatidung Kelurahan Takatidung Kabupaten

Polewali Mandar melalui pendekatan manajemen kebidanan dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pengembangan ilmu kebidanan dalam hal menambah pengetahuan,

pengalaman, dan wawasan, serta dalam penerapan ilmu metode

pengkajian/penelitian, khususnya mengenai asuhan kebidanan

komprehensif.

11

Page 12: Babi 141116004714-conversion-gate01 (1)

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi profesii bidan

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

bidan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya

asuhan kebidanan.

1.4.2.2 Bagi institusi

Menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan

informasi serta sebagai bahan yang dapat dijadikan

parameter keberhasilan menciptakan sumber daya manusia.

1.4.2.3 Bagi tempat pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan khususnya bagi

pemberian asuhan kebidanan di tempat pelayanan kesehatan

mengenai pendokumentasian kebidanan.

12