babbbabab iiiiii kajiankkajianajian...

13
5 BAB BAB BAB BAB II II II II KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA PUSTAKA 2.1 2.1 2.1 2.1 Kajian Kajian Kajian Kajian Teori Teori Teori Teori 2.2 2.2 2.2 2.2 Latar Latar Latar Latar Belakang Belakang Belakang Belakang Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran IPS IPS IPS IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan pesertadidik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. 2.2.1 2.2.1 2.2.1 2.2.1 Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran IPS IPS IPS IPS Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

Upload: hanga

Post on 07-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

5

BABBABBABBAB IIIIIIIIKAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA

2.12.12.12.1 KajianKajianKajianKajian TeoriTeoriTeoriTeori

2.22.22.22.2 LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPSIPSIPSIPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,Sejarah,

Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk

dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,

serta warga dunia yang cinta damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan pesertadidik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan.

2.2.12.2.12.2.12.2.1 TujuanTujuanTujuanTujuan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPSIPSIPSIPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

Page 2: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

6

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.(KTSP: 2006)

2.2.22.2.22.2.22.2.2 RuangRuangRuangRuang LingkupLingkupLingkupLingkup PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPSIPSIPSIPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c) Sistem Sosial dan Budaya

d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

2.2.32.2.32.2.32.2.3 StandarStandarStandarStandar KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi dandandandan KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi DasarDasarDasarDasar

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam

Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang

secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam

pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD

didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,

bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci

SK dan KD untuk mata pelajaran IPS yang ditujukan bagi siswa kelas IV SD

disajikan melalui table berikut ini.

Tabel 2.1SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester 1

StandarStandarStandarStandar KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi DasarDasarDasarDasar

1. Memahami sejarah,

kenampakan alam dan

keragaman suku bangsa di

lingkungan kebupaten/kota dan

provinsi

1. Memahami sejarah, kenampakan

1.1 Mendeskripsikan kenampakan

alam di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

serta hubungannya dengan

keragaman sosial budaya

1.3 Menunjukkan jenis dan

Page 3: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

7

alam dan keragaman suku

bangsa di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

persebaran sumber daya alam

serta pemanfaatannya untuk

kegiatan ekonomi di Iingkungan

setempat

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

2.32.32.32.3 HasilHasilHasilHasil belajarbelajarbelajarbelajar

Gagne dalam Rifai (2009:82) belajar merupakan perubahan kecakapan

manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan

perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Morgan dalam

Suprijono (2009:2) belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen

sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu, yakni mengalami. (Hamalik, 2008 :27)

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar

setelah mengalami aktivitas belajar. Oleh karena itu pebelajar mempelajari

pengetahuan tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah

berupa penguasaan konsep. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang

perubahan tingkah laku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan

bahwa belajar telah terjadi. ( gerlach dan Ely, 1980 dalam Ani 2007: 5 - 6).

Hasil belajar menurut Anni (2007: 4) merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek

perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh pebelajar.

Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang

dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Menurut Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan lain sebagainya.

Page 4: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

8

2.3.12.3.12.3.12.3.1 PengukuranPengukuranPengukuranPengukuran

Tes adalah salah satu contoh instrumen atau alat pengukuran yang paling

banyak dipergunakan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang. Tes

adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh

informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir

pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar

(Suryanto Adi, dkk., 2009).

Penetapan angka kemampuan belajar peserta didik dapat dilakukan

dengan berbagai cara atau teknik yang sistematis, baik berhubungan dengan

proses belajar maupun hasil belajar. Teknik penetapan angka tersebut pada

prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap

pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian suatu

kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil

belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor (Balitbang

Depdiknas, 2006). Secara umum teknik penilaian dapat di kelompokkan menjadi

dua, yaitu teknik tes dan nontes.

2.3.1.12.3.1.12.3.1.12.3.1.1 Tes.Tes.Tes.Tes. Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan),

tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan

(menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang

disusun dalam bentuk (a) objektif, ada juga yang disusun dalam bentuk

(b) esai atau uraian.

2.3.1.2 BukanBukanBukanBukan testestestes (nontes).(nontes).(nontes).(nontes). Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup

observasi atau pengamatan, angket, kuesioner, interviews(wawancara), skala penilaian, sosiometri, studi kasus, work sampleanalysis (analisa sampel kerja), task analysis (analisis tugas),

checklists dan rating scales dan portofolio

Teknik penilaian juga dapat dibedakan menjadi:

1 . Tes tertulis

Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara

tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di

Page 5: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

9

lembaga penyelenggara pendidikan keterampilan. Ujian tertulis, untuk

memperoleh informasi tentang pengetahuan peserta didik berkenaan

dengan tugas/pekerjaan dengan cara merespon secara tertulis tentang

aspek-aspek yang diujikan.

2. Tes kinerja/tindakan

Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau

pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan

pada alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu,

bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Tes

kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan

produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang kinerja atas

bidang keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang

peserta didik. Penilai mengajukan sejumlah tugas atau pekerjaan untuk

dilakukan oleh peserta didik dengan cara memperagakan secara

psikomotor. Misal seorang peserta didik disuruh memperagakan cara

perambatan panas melalui zat padat.

3. Tes lisan

Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara

peserta didik denganseorangatau beberapa penguji. Pertanyaan dan

jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk

memperoleh data tentang performansi tertentu, dengan cara

berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan peserta didik

melalui tanya jawab atau wawancara langsung, berkenaan dengan

pemahaman, perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang berkaitan

dengan materi pelajaran yang telah dipelajari.

Page 6: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

10

4. Observasi

Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat

hasil pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi

dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang

sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi

yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas, waktu bekerja dalam

bengkel/laboratorium. Metode pencatatan, berapa lama dan berapa kali

observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi. Metode ini

digunakan juga untuk memeriksa proses melalui analisis tugas tentang

beroperasinya suatu kegiatan/pekerjaan tertentu maupun produk yang

dihasilkannya. Penilaian atau guru dapat secara langsung mengamati

dan mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan

lembar observasi atau daftar ceklis mengenai aspek-aspek tugas atau

pekerjaan tertentu yang akan diamati.

5. Penugasan

Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik

menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas,

laboratorium atau bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk

individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek.

Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar

kegiatan kelas. Tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan

dalam waktu tertentu. Proyek, untuk memperoleh data tentang kinerja

atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang dikerjakan dalam jangka waktu

tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa pengawasan. Misalnya

penilai mempersiapkan dan merancang suatu tugas/pekerjaan tertentu

untuk dikerjakaan peserta didik kemudian hasil dari pekerjaannya dinilai.

6. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik

Page 7: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

11

dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,

perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik. Portofolio, untuk

memperoleh data dengan cara mengumpulan bukti-bukti fisik yang

bersifat pribadi, atau hasil karya dan pencapaian dijadikan sebagai dasar

untuk menilai kinerja seseorang sebelum, dan setelah mengikuti

pendidikan.

7. Penilaian diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian

diri untuk memperoleh data tentang kelebihan dan kekurangan yang

dimiliki peserta didik dan bersumber dari peserta didik sendiri. Dalam

penilaian diri peserta didik menyampaikan sendiri secara jujur apa yang

telah dikuasai dan yang belum dikuasai setelah atau sebelum mengikuti

pembelajaran. Bentuk penilaian diri adalah laporan tentang keadaan diri

peserta didik yang disusun sendiri oleh peserta didik. Misal laporan

tentang keterampilan yang telah dikuasai dan yang belum dalam

membuat tusuk rantai pada pelajaran keterampilan.

8. Penilaian antar teman

Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya.

Teknik penilaian antar teman dilakukan dengan melalukan observasi

terhadap temannya sendiri. Instrumen observasi, skala penilaian, dan

daftar ceklist yang digunakan berisikan aspek-aspek kemampuan atau

kelebihan dan kesulitan atau kekurangan temannya dalam mengerjakan

suatu pekerjaan. Misal peserta didik diberikan tugas untuk menilai kinerja

temannya dalam merawat tanaman hias dengan menyiraminya

mempergunakan skala penilaian.

Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik

atau cara pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap

atau penilaian portofolio. Dengan demikian, Hasil belajar yang dimaksud

Page 8: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

12

dalam penelitian ini adalah besarnya skor siswa yang diperoleh dari skor

tes, pengamatan, diskusi, dan laporan.

2.42.42.42.4 PendekatanPendekatanPendekatanPendekatan SainsSainsSainsSains TeknologiTeknologiTeknologiTeknologi MasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakat (((( STMSTMSTMSTM ))))

Pendekatan STM merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi

dan masyarakat dengan tujuan agar peserta didik mampu memecahkan masalah

dengan memanfaatkan sains dan teknologi serta kondisi masyarakat yang ada di

lingkungannnya.Dengan pendekatan STM diharapkan siswa memiliki pengalaman

dengan proses ilmiah. Penerapan ilmu harus selalu dikembangkan agar

pengetahuan yang diperoleh di sekolah menjadi relevan dengan kehidupan sehari-

hari.antara sains, teknologi, dan masyarakat sangat erat kaitannya.Kemajuan

sains dan teknologi berdampak terhadap masyarakat,misalnya terjadi perubahan

sosial, timbul masalah-masalah sosial, dan terjadi goncangan fisik maupun psikis

di dalam masyarakat.

Peran IPS dalam kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi,adalah

mengkounter berbagai masalah sosial. IPS juga dijadikan media dalam

memberikan pemahaman tentang sains dan teknologi kepada masyarakat,

khususnya siswa sebagai peserta didik.

Pendekatan STM dalam IPS tidak perlu disusun dalam pokok bahasan

baru,melainkan dapat disisipkan pada pokok-pokok bahasan yang telah

ada.dengan pendekatan STM ini dapat memberikan gambaran utuh tentang

berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi harus diketahui bahwa dengan

digunakannya pendekatan STM dalam pembelajaran IPS akan dibangun suatu

dimensi baru, yang lebih menekankan pada segi pragmatis yang mengungkapkan

hal-hal yang bermanfaat dan berhubungan langsung dengan aspek kehidupan

siswa.

Secara rinci Yager (1996) merumuskan karakteristik pendekatan STM adalah :

a. Berawal dari identifikasi masalah- masalah lokal yang ada kaitannya dengan

sains dan teknologi oleh siswa (dengan bimbingan guru)

b. Penggunaan sumberdaya setempat baik sumber daya manusia maupun

material

Page 9: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

13

c. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat

diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

d. Pengidentifikasian cara-cara yang memungkinkan sains dan teknologi

untuk memecahkan masalah hari depan

e. Dilaksanakan menurut strategi pembuatan keputusan. Setiap siswa harus

menggunakan informasi sebagai bukti, baik untuk membuat keputusan tentang

kehidupan sehari- hari maupun keputusan tentang masa depan masyarakat

f. Belajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga di

luar sekolah atau di lapangan nyata

g. Penekanan pada ketrampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam

memecahkan masalah mereka sendiri

h. Membuka wawasan siswa tentang pentingnya kesadaran karir/ profesi,

terutama karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi

i. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam

berperan sebagai warganegara untuk mencoba memecahkan masalah-

masalah yang telah mereka identifikasi.

Pendekatan STM menurut Aikenhead (1994) adalah :

a. Pelajaran sains dipandang sebagai usaha manusia yang berkembang melalui

aktivitas manusia dan akan mempengaruhi hidup manusia.

b. Memandang pendidikan sains dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya

menyangkut konsep-konsep yang ditemukan oleh para ilmuwan saja tetapi juga

menyangkut proses yang digunakan dalam menemukan konsep yang baru.

c. Setiap pokok bahasan dikaitkan dengan konteks sosial dan teknologi

sehinggasiswa diharapkan dapat melihat adanya integrasi antara alam

semesta sebagai sains dengan lingkungan buatan manusia sebagai teknologi

dan dunia sehari-hari para siswa sebagai lingkungan sosial/ masyarakat.

Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran STM

yang baik harus memenuhi tahapan antara lain: Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi,

dan eksplorasi) yang mengemukakanisu/masalah actual yang ada di masyarakat.

Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi

Page 10: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

14

pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Tahap aplikasi

konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis masalah yang telah

dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami

siswa.Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman

konsepagar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. Tahap evaluasi, dapat

berupa evaluai proses maupun evaluasi hasil.

2.52.52.52.5 KajianKajianKajianKajian Hasil-HasilHasil-HasilHasil-HasilHasil-Hasil PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian yangyangyangyang RelevanRelevanRelevanRelevan

Penelitian yang dilakukan oleh Kharisma Lestari dengan judul “Penerapan

Pendekatan STM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN

Umbulan Winongan Pasuruan” yang dilakukan pada tahun 2009. Dalam penelitian

ini disimpulkan bahwa : penerapan STM dapat meningkatkan hasil belajar IPS

siswa kelas IV SDN Umbulan Winongan Pasuruan ditunjukkan dengan skenario

pembelajaran STM pada siklus I belum bisa dilaksanakan semua, tetapi pada

siklus II skenario pembelajaran telah dilaksanakan sesuai rancangan yang dibuat.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada pratindakan adalah 57,3 siklus I

adalah 67,4 dan siklus II adalah 85,3.Kelebihan penelitian ini adalah kesuksesan

pada siklus I,sedangkan kelemahannya adalah...................

Penelitian Pratiwi, Retna Ambar (dalam jurnal L Education General.Edisi

V)Dalam penelitianya yangberjudulPeningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Kompetensi Dasar Sistem Pencernaan Manusia Dengan

Menggunakan Metode STM Kelas V SDN 3 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten

Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Menyatakan bahwa hasil penelitianya

menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran

IPS.http://www.garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/19:7412/q/STM%20IPS%20

SD/offset/0/limit/3

Penelitianlain dilakukan oleh Hakim, Muh Arif Rahman (dalam jurnal L

Education General.Edisi V) Dalam penelitianya yang berjudul Implementasi

Metode STM Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Dalam

Mengidentifikasi Alat Pernapasan Manusia Pada Pembelajaran IPS Kelas V di SD

Page 11: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

15

Negeri 1 Kemusu Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010 Menyatakan bahwa hasil

penelitianya adanya peningkatan penguasaan materi IPSdalam pembelajaran.

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan kriteria ketuntasan siswa dari 24

siswa pada pembelajaran Pra Siklus ada 66,6 % siswa yang belum menguasai

materi/belum tuntas, pada pembelajaran menggunakan metode STM pada siklus I

sampai siklus III, sklus I masih ada 62,1% siswa yang belum tuntas, sedangkan

siklus II terdapat 37,5% siswa yang belum tuntas, dan siklus III telah mencapai

taraf tuntas secara keseluruhan. Dari prosentase siswa tersebut pada

pembelajaran pra siklus 16 siswa belum tuntas, siklus I menurun menjadi 15 siswa

yang belum tuntas, sedangkan siklus II tinggal 9 siswa yang belum tuntas,

sedangkan siklus III seluruh siswa yakni 24 siswa dapat mencapai taraf tuntas.

(http://www.garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/19:5990/q/STM%20IPS%20SD/

offset/0/limit/3).

Penelitian yang dilakukan oleh Panji Kusumah yang dilatarbelakangi oleh

hasil pengamatan peneliti terhadap pembelajaran IPS di kelas V SDN

Panggungrejo Kota Pasuruan. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan

beberapa siswa kelas V diperoleh berbagai permasalahan, yaitu: (1) dalam

mengajar media yang digunakan guru hanya berupa gambar, (2) metode yang

digunakan guru hanya ceramah dan tanya jawab, (3) guru tidak memberikan

kesempatan siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu masalah, (5) hasil

belajar yang dicapai siswa pada kompetensi dasar daur air dan peristiwa alam

secara klasikal hanya 56,7. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam

pembelajaran IPS khususnya tentang daur air dan peristiwa alam diterapkan

pendekatan STM dimana siswa didorong dan diberi kesempatan seluas-luasnya

untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran

lebih bermakna dan mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerapan STM oleh guru dapat dilakukan dengan baik dan mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 18% dari 72,5% menjadi 90,5%.

Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I

sebesar 21% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 13%. Hasil belajar siswa

meningkat sebesar 15,64 dari pra tindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II

Page 12: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

16

meningkat sebesar 8,83.

(http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/12509).

Widayati, Nanik. 2010. Peningkatan Belajar Operasi Pecahan Melalui

STM Mengacu Pada Model Spiral Dari Kemmis dan Taggart di Kelas III SDN Soko

I Bojonegoro.Penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar

siswa kelas IIIA SDN Soko I Bojonegoro yang ditunjukkan dari data peningkatan

ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 14 siswa tuntas dari 20 siswa dengan nilai

60 ke atas, sedangkan 6 siswa belum tuntas dengangnilai kurang dari 60. Jadi

ketuntasan pada siklus I adalah 70%. Pada siklus II 20 siswa tuntas semua

sehingga ketuntasan klasikal 100%. Pada tahap pra tindakan ketuntasan 50%

pada siklus I meningkat 20%, sehingga ketuntasan menjadi70%. Pada siklus II

ketuntasan klasikal meningkat 30%, sehingga ketuntasan klasikal menjadi 100%.

Berdasarkani beberapa hasil penelitian tindakan kelas terhadap

penggunaan pendekatan STM di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pendekatan STM dapat meningkatkan motivasi belajar, aktivitas siswa dalam

pembelajaran, serta hasil belajar siswa sehingga menjadi acuan peneliti untuk

melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan pendekatan STM.

2.62.62.62.6 KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir

Berdasarkan latar belakang masalah, banyak permasalahan pelaksanaan

standar isi mata pelajaran IPS, guru dalam menerapkan pembelajaran lebih

menekankan pada metode yang mengaktifkan dan berpusat pada guru,

pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan

metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga

siswa kurang kreatif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa rendah. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, maka digunakan pembelajaran dengan

pendekatan STM yang terdiri dari tahap apersepsi, tahap pembentukan konsep,

tahap aplikasi konsep, tahap pemantapan konsep dan tahap evaluasi. Penerapan

pembelajaran dengan pendekatan STM akan mendorong siswa mampu

memecahkan masalah dengan memanfaatkan sains dan teknologi serta kondisi

Page 13: BABBBABAB IIIIII KAJIANKKAJIANAJIAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3754/3/T1_262012031_BAB II… · (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) ... 2.3.122.3.1.3.1 PengukuranPPengukuranengukuran

17

masyarakat yang ada di lingkungannnya sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar 2.1Skema Kerangka Berpikir tentang

Hubungan Pembelajaran Dengan Pendekatan STM dan Hasil Belajar Siswa

2.72.72.72.7 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesisTindakanTindakanTindakanTindakan

Berdasarkan paparan diatas, penulis mengajukan hipotesis tindakan

sebagai berikut : Melalui penggunaan pendekatan pembelajaran STM, hasil

belajar IPS meningkat pada siswa kelas IV semester 1 tahun 2013/2014 SD N

Tambahrejo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang.

HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar MeningkatMeningkatMeningkatMeningkat

PenilaianPenilaianPenilaianPenilaian ProsesProsesProsesProses DanDanDanDanPenilaianPenilaianPenilaianPenilaian HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar

PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran STMSTMSTMSTMDenganDenganDenganDenganLangkahLangkahLangkahLangkah ::::

1.Tahap1.Tahap1.Tahap1.Tahap ApersepsiApersepsiApersepsiApersepsi

2.Tahap2.Tahap2.Tahap2.Tahap PembentukanPembentukanPembentukanPembentukan KonsepKonsepKonsepKonsep

3.Tahap3.Tahap3.Tahap3.Tahap AplikasiAplikasiAplikasiAplikasi KonsepKonsepKonsepKonsep

4.Tahap4.Tahap4.Tahap4.Tahap PemantapanPemantapanPemantapanPemantapan KonsepKonsepKonsepKonsep

5.5.5.5. TahapTahapTahapTahap EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi

BerpusatBerpusatBerpusatBerpusat PadaPadaPadaPada GuruGuruGuruGuru DominasiDominasiDominasiDominasi DenganDenganDenganDenganCeramahCeramahCeramahCeramah

PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaranKonvensionalKonvensionalKonvensionalKonvensional

HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajarRendahRendahRendahRendah