babbbabab iiiiii kajiankkajianajian...
TRANSCRIPT
5
BABBABBABBAB IIIIIIIIKAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN PUSTAKAPUSTAKAPUSTAKAPUSTAKA
2.12.12.12.1 KajianKajianKajianKajian TeoriTeoriTeoriTeori
2.22.22.22.2 LatarLatarLatarLatar BelakangBelakangBelakangBelakang PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPSIPSIPSIPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi,Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan pesertadidik
akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu
yang berkaitan.
2.2.12.2.12.2.12.2.1 TujuanTujuanTujuanTujuan PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPSIPSIPSIPS
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
6
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.(KTSP: 2006)
2.2.22.2.22.2.22.2.2 RuangRuangRuangRuang LingkupLingkupLingkupLingkup PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran IPSIPSIPSIPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
2.2.32.2.32.2.32.2.3 StandarStandarStandarStandar KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi dandandandan KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi DasarDasarDasarDasar
Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang
standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam
Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang
secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam
pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD
didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan,
bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci
SK dan KD untuk mata pelajaran IPS yang ditujukan bagi siswa kelas IV SD
disajikan melalui table berikut ini.
Tabel 2.1SK dan KD mata pelajaran IPS Kelas IV Semester 1
StandarStandarStandarStandar KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi KompetensiKompetensiKompetensiKompetensi DasarDasarDasarDasar
1. Memahami sejarah,
kenampakan alam dan
keragaman suku bangsa di
lingkungan kebupaten/kota dan
provinsi
1. Memahami sejarah, kenampakan
1.1 Mendeskripsikan kenampakan
alam di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi
serta hubungannya dengan
keragaman sosial budaya
1.3 Menunjukkan jenis dan
7
alam dan keragaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi
persebaran sumber daya alam
serta pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di Iingkungan
setempat
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
2.32.32.32.3 HasilHasilHasilHasil belajarbelajarbelajarbelajar
Gagne dalam Rifai (2009:82) belajar merupakan perubahan kecakapan
manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Morgan dalam
Suprijono (2009:2) belajar merupakan perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami. (Hamalik, 2008 :27)
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelajar
setelah mengalami aktivitas belajar. Oleh karena itu pebelajar mempelajari
pengetahuan tentang konsep. Maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah
berupa penguasaan konsep. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang
perubahan tingkah laku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan
bahwa belajar telah terjadi. ( gerlach dan Ely, 1980 dalam Ani 2007: 5 - 6).
Hasil belajar menurut Anni (2007: 4) merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pebelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek–aspek
perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh pebelajar.
Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang
dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Menurut Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan lain sebagainya.
8
2.3.12.3.12.3.12.3.1 PengukuranPengukuranPengukuranPengukuran
Tes adalah salah satu contoh instrumen atau alat pengukuran yang paling
banyak dipergunakan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang. Tes
adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh
informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan yang setiap butir
pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar
(Suryanto Adi, dkk., 2009).
Penetapan angka kemampuan belajar peserta didik dapat dilakukan
dengan berbagai cara atau teknik yang sistematis, baik berhubungan dengan
proses belajar maupun hasil belajar. Teknik penetapan angka tersebut pada
prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian suatu
kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil
belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor (Balitbang
Depdiknas, 2006). Secara umum teknik penilaian dapat di kelompokkan menjadi
dua, yaitu teknik tes dan nontes.
2.3.1.12.3.1.12.3.1.12.3.1.1 Tes.Tes.Tes.Tes. Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan),
tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan
(menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang
disusun dalam bentuk (a) objektif, ada juga yang disusun dalam bentuk
(b) esai atau uraian.
2.3.1.2 BukanBukanBukanBukan testestestes (nontes).(nontes).(nontes).(nontes). Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup
observasi atau pengamatan, angket, kuesioner, interviews(wawancara), skala penilaian, sosiometri, studi kasus, work sampleanalysis (analisa sampel kerja), task analysis (analisis tugas),
checklists dan rating scales dan portofolio
Teknik penilaian juga dapat dibedakan menjadi:
1 . Tes tertulis
Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di
9
lembaga penyelenggara pendidikan keterampilan. Ujian tertulis, untuk
memperoleh informasi tentang pengetahuan peserta didik berkenaan
dengan tugas/pekerjaan dengan cara merespon secara tertulis tentang
aspek-aspek yang diujikan.
2. Tes kinerja/tindakan
Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau
pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan
pada alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu,
bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Tes
kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan
produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang kinerja atas
bidang keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang
peserta didik. Penilai mengajukan sejumlah tugas atau pekerjaan untuk
dilakukan oleh peserta didik dengan cara memperagakan secara
psikomotor. Misal seorang peserta didik disuruh memperagakan cara
perambatan panas melalui zat padat.
3. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara
peserta didik denganseorangatau beberapa penguji. Pertanyaan dan
jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk
memperoleh data tentang performansi tertentu, dengan cara
berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan peserta didik
melalui tanya jawab atau wawancara langsung, berkenaan dengan
pemahaman, perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang berkaitan
dengan materi pelajaran yang telah dipelajari.
10
4. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat
hasil pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi
dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang
sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi
yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas, waktu bekerja dalam
bengkel/laboratorium. Metode pencatatan, berapa lama dan berapa kali
observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi. Metode ini
digunakan juga untuk memeriksa proses melalui analisis tugas tentang
beroperasinya suatu kegiatan/pekerjaan tertentu maupun produk yang
dihasilkannya. Penilaian atau guru dapat secara langsung mengamati
dan mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan
lembar observasi atau daftar ceklis mengenai aspek-aspek tugas atau
pekerjaan tertentu yang akan diamati.
5. Penugasan
Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik
menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas,
laboratorium atau bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk
individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek.
Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar
kegiatan kelas. Tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu. Proyek, untuk memperoleh data tentang kinerja
atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang dikerjakan dalam jangka waktu
tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa pengawasan. Misalnya
penilai mempersiapkan dan merancang suatu tugas/pekerjaan tertentu
untuk dikerjakaan peserta didik kemudian hasil dari pekerjaannya dinilai.
6. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik
11
dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik. Portofolio, untuk
memperoleh data dengan cara mengumpulan bukti-bukti fisik yang
bersifat pribadi, atau hasil karya dan pencapaian dijadikan sebagai dasar
untuk menilai kinerja seseorang sebelum, dan setelah mengikuti
pendidikan.
7. Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian
diri untuk memperoleh data tentang kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki peserta didik dan bersumber dari peserta didik sendiri. Dalam
penilaian diri peserta didik menyampaikan sendiri secara jujur apa yang
telah dikuasai dan yang belum dikuasai setelah atau sebelum mengikuti
pembelajaran. Bentuk penilaian diri adalah laporan tentang keadaan diri
peserta didik yang disusun sendiri oleh peserta didik. Misal laporan
tentang keterampilan yang telah dikuasai dan yang belum dalam
membuat tusuk rantai pada pelajaran keterampilan.
8. Penilaian antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya.
Teknik penilaian antar teman dilakukan dengan melalukan observasi
terhadap temannya sendiri. Instrumen observasi, skala penilaian, dan
daftar ceklist yang digunakan berisikan aspek-aspek kemampuan atau
kelebihan dan kesulitan atau kekurangan temannya dalam mengerjakan
suatu pekerjaan. Misal peserta didik diberikan tugas untuk menilai kinerja
temannya dalam merawat tanaman hias dengan menyiraminya
mempergunakan skala penilaian.
Ketercapaian tujuan pembelajaran akan diketahui melalui teknik
atau cara pengukuran yang sistematis melalui tes, observasi, skala sikap
atau penilaian portofolio. Dengan demikian, Hasil belajar yang dimaksud
12
dalam penelitian ini adalah besarnya skor siswa yang diperoleh dari skor
tes, pengamatan, diskusi, dan laporan.
2.42.42.42.4 PendekatanPendekatanPendekatanPendekatan SainsSainsSainsSains TeknologiTeknologiTeknologiTeknologi MasyarakatMasyarakatMasyarakatMasyarakat (((( STMSTMSTMSTM ))))
Pendekatan STM merupakan pendekatan terpadu antara sains, teknologi
dan masyarakat dengan tujuan agar peserta didik mampu memecahkan masalah
dengan memanfaatkan sains dan teknologi serta kondisi masyarakat yang ada di
lingkungannnya.Dengan pendekatan STM diharapkan siswa memiliki pengalaman
dengan proses ilmiah. Penerapan ilmu harus selalu dikembangkan agar
pengetahuan yang diperoleh di sekolah menjadi relevan dengan kehidupan sehari-
hari.antara sains, teknologi, dan masyarakat sangat erat kaitannya.Kemajuan
sains dan teknologi berdampak terhadap masyarakat,misalnya terjadi perubahan
sosial, timbul masalah-masalah sosial, dan terjadi goncangan fisik maupun psikis
di dalam masyarakat.
Peran IPS dalam kaitannya dengan kemajuan sains dan teknologi,adalah
mengkounter berbagai masalah sosial. IPS juga dijadikan media dalam
memberikan pemahaman tentang sains dan teknologi kepada masyarakat,
khususnya siswa sebagai peserta didik.
Pendekatan STM dalam IPS tidak perlu disusun dalam pokok bahasan
baru,melainkan dapat disisipkan pada pokok-pokok bahasan yang telah
ada.dengan pendekatan STM ini dapat memberikan gambaran utuh tentang
berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi harus diketahui bahwa dengan
digunakannya pendekatan STM dalam pembelajaran IPS akan dibangun suatu
dimensi baru, yang lebih menekankan pada segi pragmatis yang mengungkapkan
hal-hal yang bermanfaat dan berhubungan langsung dengan aspek kehidupan
siswa.
Secara rinci Yager (1996) merumuskan karakteristik pendekatan STM adalah :
a. Berawal dari identifikasi masalah- masalah lokal yang ada kaitannya dengan
sains dan teknologi oleh siswa (dengan bimbingan guru)
b. Penggunaan sumberdaya setempat baik sumber daya manusia maupun
material
13
c. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
d. Pengidentifikasian cara-cara yang memungkinkan sains dan teknologi
untuk memecahkan masalah hari depan
e. Dilaksanakan menurut strategi pembuatan keputusan. Setiap siswa harus
menggunakan informasi sebagai bukti, baik untuk membuat keputusan tentang
kehidupan sehari- hari maupun keputusan tentang masa depan masyarakat
f. Belajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga di
luar sekolah atau di lapangan nyata
g. Penekanan pada ketrampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam
memecahkan masalah mereka sendiri
h. Membuka wawasan siswa tentang pentingnya kesadaran karir/ profesi,
terutama karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi
i. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam
berperan sebagai warganegara untuk mencoba memecahkan masalah-
masalah yang telah mereka identifikasi.
Pendekatan STM menurut Aikenhead (1994) adalah :
a. Pelajaran sains dipandang sebagai usaha manusia yang berkembang melalui
aktivitas manusia dan akan mempengaruhi hidup manusia.
b. Memandang pendidikan sains dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya
menyangkut konsep-konsep yang ditemukan oleh para ilmuwan saja tetapi juga
menyangkut proses yang digunakan dalam menemukan konsep yang baru.
c. Setiap pokok bahasan dikaitkan dengan konteks sosial dan teknologi
sehinggasiswa diharapkan dapat melihat adanya integrasi antara alam
semesta sebagai sains dengan lingkungan buatan manusia sebagai teknologi
dan dunia sehari-hari para siswa sebagai lingkungan sosial/ masyarakat.
Dari uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa model pembelajaran STM
yang baik harus memenuhi tahapan antara lain: Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi,
dan eksplorasi) yang mengemukakanisu/masalah actual yang ada di masyarakat.
Tahap pembentukan konsep, yaitu siswa membangun atau mengkonstruksi
14
pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. Tahap aplikasi
konsep atau penyelesaian masalah, yaitu menganalisis masalah yang telah
dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami
siswa.Tahap pemantapan konsep, dimana guru memberikan pemahaman
konsepagar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa. Tahap evaluasi, dapat
berupa evaluai proses maupun evaluasi hasil.
2.52.52.52.5 KajianKajianKajianKajian Hasil-HasilHasil-HasilHasil-HasilHasil-Hasil PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian yangyangyangyang RelevanRelevanRelevanRelevan
Penelitian yang dilakukan oleh Kharisma Lestari dengan judul “Penerapan
Pendekatan STM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
Umbulan Winongan Pasuruan” yang dilakukan pada tahun 2009. Dalam penelitian
ini disimpulkan bahwa : penerapan STM dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa kelas IV SDN Umbulan Winongan Pasuruan ditunjukkan dengan skenario
pembelajaran STM pada siklus I belum bisa dilaksanakan semua, tetapi pada
siklus II skenario pembelajaran telah dilaksanakan sesuai rancangan yang dibuat.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada pratindakan adalah 57,3 siklus I
adalah 67,4 dan siklus II adalah 85,3.Kelebihan penelitian ini adalah kesuksesan
pada siklus I,sedangkan kelemahannya adalah...................
Penelitian Pratiwi, Retna Ambar (dalam jurnal L Education General.Edisi
V)Dalam penelitianya yangberjudulPeningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Kompetensi Dasar Sistem Pencernaan Manusia Dengan
Menggunakan Metode STM Kelas V SDN 3 Mojo Kecamatan Andong Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Menyatakan bahwa hasil penelitianya
menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPS.http://www.garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/19:7412/q/STM%20IPS%20
SD/offset/0/limit/3
Penelitianlain dilakukan oleh Hakim, Muh Arif Rahman (dalam jurnal L
Education General.Edisi V) Dalam penelitianya yang berjudul Implementasi
Metode STM Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Dalam
Mengidentifikasi Alat Pernapasan Manusia Pada Pembelajaran IPS Kelas V di SD
15
Negeri 1 Kemusu Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010 Menyatakan bahwa hasil
penelitianya adanya peningkatan penguasaan materi IPSdalam pembelajaran.
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan kriteria ketuntasan siswa dari 24
siswa pada pembelajaran Pra Siklus ada 66,6 % siswa yang belum menguasai
materi/belum tuntas, pada pembelajaran menggunakan metode STM pada siklus I
sampai siklus III, sklus I masih ada 62,1% siswa yang belum tuntas, sedangkan
siklus II terdapat 37,5% siswa yang belum tuntas, dan siklus III telah mencapai
taraf tuntas secara keseluruhan. Dari prosentase siswa tersebut pada
pembelajaran pra siklus 16 siswa belum tuntas, siklus I menurun menjadi 15 siswa
yang belum tuntas, sedangkan siklus II tinggal 9 siswa yang belum tuntas,
sedangkan siklus III seluruh siswa yakni 24 siswa dapat mencapai taraf tuntas.
(http://www.garuda.kemdiknas.go.id/jurnal/detil/id/19:5990/q/STM%20IPS%20SD/
offset/0/limit/3).
Penelitian yang dilakukan oleh Panji Kusumah yang dilatarbelakangi oleh
hasil pengamatan peneliti terhadap pembelajaran IPS di kelas V SDN
Panggungrejo Kota Pasuruan. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan
beberapa siswa kelas V diperoleh berbagai permasalahan, yaitu: (1) dalam
mengajar media yang digunakan guru hanya berupa gambar, (2) metode yang
digunakan guru hanya ceramah dan tanya jawab, (3) guru tidak memberikan
kesempatan siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu masalah, (5) hasil
belajar yang dicapai siswa pada kompetensi dasar daur air dan peristiwa alam
secara klasikal hanya 56,7. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran IPS khususnya tentang daur air dan peristiwa alam diterapkan
pendekatan STM dimana siswa didorong dan diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
lebih bermakna dan mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan STM oleh guru dapat dilakukan dengan baik dan mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 18% dari 72,5% menjadi 90,5%.
Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I
sebesar 21% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 13%. Hasil belajar siswa
meningkat sebesar 15,64 dari pra tindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II
16
meningkat sebesar 8,83.
(http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/12509).
Widayati, Nanik. 2010. Peningkatan Belajar Operasi Pecahan Melalui
STM Mengacu Pada Model Spiral Dari Kemmis dan Taggart di Kelas III SDN Soko
I Bojonegoro.Penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar
siswa kelas IIIA SDN Soko I Bojonegoro yang ditunjukkan dari data peningkatan
ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 14 siswa tuntas dari 20 siswa dengan nilai
60 ke atas, sedangkan 6 siswa belum tuntas dengangnilai kurang dari 60. Jadi
ketuntasan pada siklus I adalah 70%. Pada siklus II 20 siswa tuntas semua
sehingga ketuntasan klasikal 100%. Pada tahap pra tindakan ketuntasan 50%
pada siklus I meningkat 20%, sehingga ketuntasan menjadi70%. Pada siklus II
ketuntasan klasikal meningkat 30%, sehingga ketuntasan klasikal menjadi 100%.
Berdasarkani beberapa hasil penelitian tindakan kelas terhadap
penggunaan pendekatan STM di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendekatan STM dapat meningkatkan motivasi belajar, aktivitas siswa dalam
pembelajaran, serta hasil belajar siswa sehingga menjadi acuan peneliti untuk
melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan pendekatan STM.
2.62.62.62.6 KerangkaKerangkaKerangkaKerangka BerpikirBerpikirBerpikirBerpikir
Berdasarkan latar belakang masalah, banyak permasalahan pelaksanaan
standar isi mata pelajaran IPS, guru dalam menerapkan pembelajaran lebih
menekankan pada metode yang mengaktifkan dan berpusat pada guru,
pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan
metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga
siswa kurang kreatif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa rendah. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka digunakan pembelajaran dengan
pendekatan STM yang terdiri dari tahap apersepsi, tahap pembentukan konsep,
tahap aplikasi konsep, tahap pemantapan konsep dan tahap evaluasi. Penerapan
pembelajaran dengan pendekatan STM akan mendorong siswa mampu
memecahkan masalah dengan memanfaatkan sains dan teknologi serta kondisi
17
masyarakat yang ada di lingkungannnya sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2.1Skema Kerangka Berpikir tentang
Hubungan Pembelajaran Dengan Pendekatan STM dan Hasil Belajar Siswa
2.72.72.72.7 HipotesisHipotesisHipotesisHipotesisTindakanTindakanTindakanTindakan
Berdasarkan paparan diatas, penulis mengajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut : Melalui penggunaan pendekatan pembelajaran STM, hasil
belajar IPS meningkat pada siswa kelas IV semester 1 tahun 2013/2014 SD N
Tambahrejo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang.
HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar MeningkatMeningkatMeningkatMeningkat
PenilaianPenilaianPenilaianPenilaian ProsesProsesProsesProses DanDanDanDanPenilaianPenilaianPenilaianPenilaian HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajar
PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaran STMSTMSTMSTMDenganDenganDenganDenganLangkahLangkahLangkahLangkah ::::
1.Tahap1.Tahap1.Tahap1.Tahap ApersepsiApersepsiApersepsiApersepsi
2.Tahap2.Tahap2.Tahap2.Tahap PembentukanPembentukanPembentukanPembentukan KonsepKonsepKonsepKonsep
3.Tahap3.Tahap3.Tahap3.Tahap AplikasiAplikasiAplikasiAplikasi KonsepKonsepKonsepKonsep
4.Tahap4.Tahap4.Tahap4.Tahap PemantapanPemantapanPemantapanPemantapan KonsepKonsepKonsepKonsep
5.5.5.5. TahapTahapTahapTahap EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi
BerpusatBerpusatBerpusatBerpusat PadaPadaPadaPada GuruGuruGuruGuru DominasiDominasiDominasiDominasi DenganDenganDenganDenganCeramahCeramahCeramahCeramah
PembelajaranPembelajaranPembelajaranPembelajaranKonvensionalKonvensionalKonvensionalKonvensional
HasilHasilHasilHasil BelajarBelajarBelajarBelajarRendahRendahRendahRendah