babat 1

87
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN TEORI LANSIA A. PENGERTIAN Lanjut usia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi. (BKKBN, 1995). Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. (Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1 Ayat 2). Aging Process (Proses Menua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994; Darmojo, 2004). Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah, yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh makhluk hidup. B. TEORI-TEORI PROSES MENUA Proses menua bersifat individual : Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. Askep Gerontik [Remathoid Artritis] Akper Gresik 2013 Page 1

Upload: ridwan-conan

Post on 25-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

wd

TRANSCRIPT

BAB ILAPORAN PENDAHULUANTEORI LANSIA

A. PENGERTIANLanjut usia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi. (BKKBN, 1995).Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. (Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1 Ayat 2).Aging Process (Proses Menua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994; Darmojo, 2004). Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah, yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh makhluk hidup.

B. TEORI-TEORI PROSES MENUAProses menua bersifat individual : Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. Masing-masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda. Tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.Teori-teori proses menua meliputi :1. Teori Biologisa. Teori Genetik Teori genetic clockTeori ini merupakan teori intrinsik yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Teori mutasi somatikMenurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi secara terus-menerus sehingga terjadi penurunan fungsi organ.b. Teori Nongenetik Teori penurunan sistem imun tubuh (auto immune theory)Didalam proses metabolisme tubuh, suatu sat diproduksi zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) menyebabkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti : Asap kendaraan bermotor Asap rokok Zat pengawet makanan Radiasi Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua. Teori menua akibat metabolismeMenurut teori ini, pengurangan asupan kalori ternyata bisa menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur, sedangkan perubahan asupan kalori yang menyebabkan kegemukan dapat memperpendek umur. (Bahri dan Alem, 1989; Boedhi Darmojo, 1999). Teori rantai silang ( cross link theory)Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat dan asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dalam zat kimia dan radiasi, mengubah fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi pada proses menua. Teori fisiologisMenurut teori ini, terjadi kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal).

2. Teori Sosiologisa. Teori Interaksi SosialTeori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan lanjut usia untuk menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi.b. Teori Aktivitas atau Kegiatan Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan sosial. Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai usia lanjut.c. Teori Kepribadian Berlanjut (Continuity Theory)Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seorang usia lanjut sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lanjut usia. Dengan demikian, pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan ambarannya kelak pada saat ia menjadi lanjut usia.d. Teori Pembebasan/Penarikan Diri (Disangagement Theory)Pokok-pokok dari teori ini adalah: Pada pria, kehilangan pern hidup utama terjadi pada masa pensiun. Pada wanita, terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah. Lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat dari hal ini karena lanjut usia dapat merasakan tekanan sosial berkurang, sedangkan kaum muda memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Ada 3 aspek utama dalam teori ini yang perlu diperhatikan : Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup. Proses tersebut tidak dapat dihindari. Hal ini diterima lanjut usia dan masyarakat.

C. BATASAN LANJUT USIA Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)a. Usia Pertengahan (Middle Age): 45 - 59 tahunb. Lanjut Usia (Elderly): 60 - 74 tahunc. Lanjut Usia Tua (Old): 75 90 tahund. Usia Sangat Tua (Very Old): > 90 tahun Menurut Departemen Kesehatan RIa. Kelompok Menjelang Usia Lanjut: 45 54 tahun (Virilitas)b. Kelompok Usia Lanjut: 55- 64 tahun (Prenium)c. Kelompok Usia Lanjut: > 65 tahun (Senium) Menurut Birren dan Jenner (1977)1. Usia Biologis: Jangka waktu sejak lahirnya dalam keadaan hidup.2. Usia Psikologis: Menunjuk kepada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dengan situasi.3. Usia Social: Menunjuk kepda peran yang diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usahanya. Menurut Levinson (1978)a. Lanjut Usia Peralihan Awal: 50 55 tahunb. Lanjut Usia Peralihan Menengah: 55 60 tahunc. Lanjut Usia Akhir: 60 65 tahun Menurut Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998a. Kelompok Lansia Dini: 55 64 tahunb. Kelompok Lansia: > 65 tahunc. Kelompok Lansia Resiko Tinggi: 75 90 tahun

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN1. Heriditas2. Nutrisi3. Status kesehatan4. Pengalaman hidup5. Lingkungan6. Stress

E. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA Perubahan Fisik dan Fungsia. Sel1. Jumlah sel menurun/lebih sedikit2. Ukuran sel lebih besar3. Jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang4. Jumlah sel otak menurun5. Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati menurun

b. Sistem Persarafan1. Menurun hubungan persarafan2. Respon danwaktu bereaksi lambat, khususnya terhadap stress3. Saraf panca indra mengecil4. Kurang sensitif terhadap sentuhan5. Defisit memoric. Sistem Pendengaran1. Gangguan pendengaran2. Membran timpani atrofi menyebabkan otosklerosis3. Terjadi pengumpulan serumen4. Tinitus5. vertigod. Sistem Penglihatan1. Respon terhadap sinar menghilang2. Lensa lebih suram3. Hilangnya daya akomodasi4. Lapang pandang menurun5. Menurunnya daya membedakan warnae. Sistem Kardiovaskuler1. Katup jantung menebal dan menjadi kaku2. Elastisitas dinding aorta menurun3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun4. Curah jantung menurun5. Kehilangan elastisitas pembuluh darah6. Tekanan darah meninggif. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh1. Temperatur tubuh menurun ( 35C)2. Bisa mengakibatkan kedinginan pada lansiag. Sistem Pernapasan1. Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atropi2. Aktivitas silia menurun3. Oksigenpada arteri menurun4. Pertukaran gas terganggu5. Reflek atau kemampuan batuk menurunh. Sistem Pencernaan1. Kehilangan gigi2. Indra pengecap menurun3. Esofagus melebar4. Sensitivitas lapar menurun5. Peristaltik lemah (timbul konstipasi)i. Sistem ReproduksiWanita1. Vagina mengalami kontraktur dan mengecil2. Atrofi payudara3. Atrofi vulvaPria1. Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur2. Dorongan seksual menetap jika kondisi kesehatannya baikj. Sistem Genitourinaria1. GinjalAliran darah ke ginjal menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus menurun akibat atrofi nefron. Keseimbangan elektrolit dan asam lebih mudah terganggu.2. Vesika urinariaOtot melemah, kapasitas menurun sampai 200 ml. Pada lansia pria sulit dikosongkan sehingga mengakibatkan retensi urine meningkat.3. Pembesaran prostatKira-kira 75% dialami pria diatas 65 tahun.k. Sistem Endokrin1. Produksi hampir semua hormon menurun2. Menurunnya produksi aldosteron3. Penurunan esterogen, progesteron dan testosteronl. Sistem Integumen1. Kulit mengerut atau keriput2. Permukaan kulit kusam, kasar dan bersisik3. Timbul bercak pigmentasi4. Kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabum. Sistem Muskuloskeletal1. Tulang semakin rapuh2. Gangguan tulang3. Gangguan gaya berjalan4. Persendian membesardan menjadi kaku5. Atrofi serabut otot, sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram dan tremor Perubahan MentalDibidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bili memiliki sesuatu. Perubahan Psikososiala. Kehilangan finansial (pendapatan berkurang)b. Kehilangan status (jabatan)c. Kehilangan teman/kenalan atau relasid. Kehilangan pekerjaan/kegiatan Perkembangan Spirituala. Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970).b. Lansia semakin matur kehidupan keagamaannya (Murray dan Zentner,1970).c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer,perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan.

F. PERMASALAHAN PADA LANSIA1. Masalah yang menyertai lansia Ketidakberdayaan fisik sehingga menyebabkan ketergantungan kepada orang lain Ketidakpastian ekonomi sehingga membutuhkan perubahan total dalam pola hidupnya Membuat teman baru untuk mendapat ganti mereka yang lelah Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak2. Masalah yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lansia adalah :a. Umum Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan Makin melemahnya nilai keakraban sehingga anggota keluarga yang lansia kurang dipertahankan, dihargai dan dihormati Lahirnya kelompok masyarakat sendiri Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional lansia Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembicaraan kesejahteraanb. Khusus Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun budaya Berkurangnya integritas lansia Rendahnya produktivitas lansia Perubahan nilai masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik Adanya dampak negatif dari proses pengangguran yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia

G. POHON MASALAH

LansiaPerubahan SosialPerubahan KejiwaanPerubahan FisikPenurunan Masukan NutrisiPenurunan AktivitasPerasaan SedihDimensiaFungsi IntelektualPenurunan Daya IngatTingkat Pendidikan RendahMudah Marah/ TersinggungMerasa Kurang DiperhatikanTakut (Cemas)Gangguan TidurPerasaan Tidak TenangSumber Keuangan MenurunFungsi sosial menurun dan kehilangan hubungan familyDepresiPerubahan PsikososialMenutup DiriPerubahan cara hidupMembahayakan diri sendiri

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIAA. Tujuan asuhan keprawatan lanjut usia1. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari hari secara mandiri dengan : Peningkatan kesehatan (health promotion) Pencegahan penyakit Pemeliharaan kesehatanSehingga memiliki ketenangan hidup dan produkif sampai akhir hidup.2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (life support).4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami gangguan tertentu (kronis maupun akut).5. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).

B. Fokus asuhan keperawatan lanjut usia1. Peningkatan kesehatan (health promotion)2. Pencegahan penyakit (preventif)3. Mengoptimalkan fungsi mental4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum

C. PengkajianTujuan :1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri2. Melengkapi dasar dasar rencana perawatan individu3. Membantu menghindarkan bentuk dan penadaan klien4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.Meliputi aspek :1. FisikWawancara Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya Kegiatan yang mapu dilakukan lanjut usia Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri Kekuatan fisik lanjut usia Kebiasaan makan, minum, istirahat tidur, BAK, BAB Kebiasaan olahraga lanjut usia Perubahan fungsi tubuh Masalah masalah seksual yang dirasakan.Pemeriksaan fisik Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem tubuh Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik yaitu :a. Head to toeb. Persistem2. Psikologis Apakah mengenal masalah masalah utamanya. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak. Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan. Bagaimana mengatasi stres yang dialami. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif : daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam penyelesaian masalah.3. Sosial ekonomi Darimana sumber keuangan lanjut usia. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang. Dengan siap dia tinggal. Kegiata organisasi apa yang diikuti lanjut usia. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain diluar rumah. Siapa saja yang biasa mengunjungi. Seberapa besar ketergantungannya. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada.4. Spiritual Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah dengan berdoa. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal.Pengkajian dasar1. Temperatur Mungkin serendah 35 C2. Pulse (denyut nadi) Kecepatan, irama, volume Radial, brakhial, ulna3. Respirasi Kecepatan, irama, kedalaman Tidak teraturnya pernafasan4. Tekanan darah5. Berat badan perlahanlahan hilang pada tahun tahun terakhir6. Tingkat orientasi7. Memori (ingatan)8. Pola tidur9. Penyesuaian psikososial Sistem persyarafan1. Kesimetrisan raut wajah2. Pupil : kesamaan, dilatasi3. Ketajaman pengelihatan menurun4. Ketajaman pendengaran (apakah menggunakan alat bantu, tinitus, serumen) Sistem kardiovaskuler1. Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan2. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis3. Pusing4. Sakit5. Edema Sistem gastrointestinal1. Status gizi2. Pemasukan diet3. Anoreksia4. Gangguan mengunyah dan menelan5. Apakah ada konstipasi, diare, dan inkontenensia alvi Sistem genitourinarius1. Warna dan bau urine2. Distensi kandung kemih, inkontenensia urine3. Frekuensi4. Seksualitas (kurang minat melakukan hubungan seks, adanya kecacatan sosialyang mengarah keaktifitas sosial) Sistem kulit1. Kulit Temperature, tingkat kelembaban Adanya luka Turgor Perubahan pigmen2. Adanya jaringan parut3. Keadaan kuku4. Keadaan rambut Sistem muskuloskeletal1. Kontraktur Atrofi otot Pengecilan tendon2. Tingkat mobilisasi Ambulasi dengan atau tanpa bantuan / peralatan Keterbatasan gerak Kekuatan otot Kemempuan melangkah atau berjalan3. Gerakan sendi4. Kifosis

D. Diagnosa keperawatan1. Fisik atau biologis Gangguan nutrisi : kurang/berlebih dari kebuuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan yang tidak adekuat. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, pengelihatan berhubungan dengan hambatan penerimaan dan pengiriman rangsangan. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri. Resiko cidera fisik berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan sendi.2. Psikososial Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga. Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu. Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak. Kopping tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengemukakan perasaan secara tepat. Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.3. Spiritual Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan. Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian. Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.

E. Rencana keperawatanMeliputi :1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan.2. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya3. Tentukan prioritas: Klien mungkin puas dengan situasi demikian. Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan. Keamanan atau rasa aman adalah utama yang merupakan kebutuhan.4. Cegah timbulnya masalah-masalah5. Tulis semua rencana dan jadwalTujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain :1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi.2. Peningktan keamanan dan keselamatan.3. Memelihara kebersihan diri.4. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.5. Meningkatnya hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif.

Pemenuhan kebutuhan nutrisiPenyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia Penurunan alat penciuman dan pengecap Pengunyahan kurang sempurna Gigi yang tidak lengkap Susah BABRencana makanan untuk lanjut usia :1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering.2. Banyak minum dan mengurangi makanan yang terlalu asin.3. Berikan makanan yang mengandung serat.4. Batasi makanan yang tinggi kalori.5. Membatasi minum kopi dan teh.

LAPORAN PENDAHULUANTEORIREUMATHOID ARTITIS

A. PENGERTIANArthritis adalah penyakit kronik sistemik yang progresif pada jaringan pengikat simetris sehingga menyebabkan kerusakan persendian.

B. ETIOLOGIPenyebab tidak diketahui, tetapi dapat terjadi akibat gangguan faktor-faktor lingkungan, demografi, infeksius dan genetik.

C. MANIFESTASI KLINIS Awalnya, awitan gejala nonspesifik tidak kentara (keletihan, malaise, anoreksia, demam derajat rendah yang menetap, penurunan berat badan, dan gejala articular samar, seperti pembengkakan serta kekakuan sendi yang terjadi setelah inaktivitas) Pada tahap lanjut penyakit, gejala articular terlokalisasi, paling sering pada jari di bagian interfalangeal proksimal, metakarpofalangeal, dan sendi metatarsofalangeal; biasanya terjadi bilateral dan simetris dan dapat meluas ke pergelangan tangan, siku, lutut, serta pergelangan kaki. Kekakuan sendi (setelah inaktivitas, khususnya ketika bangun pagi hari), nyeri tekan dan kesakitan (pertama-tama terasa dengan gerakan, tetapi akhirnya bahkan pada saat istirahat), serta penurunan fungsi sendi; akhirnya, deformitas dan kontraktur sendi, khususnya jika penyakit aktif berlanjut. Nodul rheumatoid pada daerah yang tertekan seperti siku (temuan ekstra-artikular tersering) Jari berbentuk kumparan (akibat edema yang nyata dan kongesti pada sendi); dapat menjadi permanen pada deformitas leher angsa yang khas (hiperekstensi sendi interfalangeal proksimal disertai fleksi permanen sendi interfalangeal distal) atau pada deformitas boutonniere (fleksi persisten sendin interfalangeal proksimal dengan hiperekstensi sendi interfalangeal distal); tangan tampak memendek. Otot kaku, lemah atau nyeri.

D. EVALUASI DIAGNOSTIK1. Hitung darah lengkap: penurunan hemoglobin dan hematokrit dengan indeks normal.2. Faktor rheumatoid: positif pada sebagian besar pasien.3. Laju endap darah (LED): meningkat.4. Analisa cairan synovial: keruh, warna kuning, jumlah sel darah 2000->5000/mm3.5. Sinar X.6. MRI menunjukkan kompresi medulla spinalis akibat subluksasi C1-C2 dan kompresi struktur vaskuler disekitarnya.7. Pemindahan tulang menunjukkan peningkatan ambilan pada sendi yang terlibat.8. Biposi synovial dapat dilakukan untuk mengesampingkan penyebab-penyebab lain dari poliartritis dengan mencatat tidak ada temuan patologi lainnya.9. Berdasarkan wawancara klien selalu mengeluh nyeri sendi dalam waktu yang lama.

E. PENATALAKSANAAN1. Intervensi terapeutik Kompres panas dan dingin untuk mengurangi nyeri dan inflamasi. Penggunaan bidai untuk mencegah kontraktur. Penggunaan unit stimulasi syaraf elektrikal transcutaneous (TENS) untuk mengatasi nyeri kronik. Lontoforesis (memasukkan obat melalui kulit dengan aliran listrik langsung) untuk mengurangi nyeri.2. Intervensi farmakologi NSAD untuk mengurangi nyeri inflamasi. Obat-obat anti reumatik modifikasi penyakit (DMARD) untuk menurunkan aktivitas penyakit, seperti injeksi hidroklorokin atau penisilamin. Kortikosteroid untuk mengurangi proses inflamasi.3. Intervensi bedah Sinovektomi Artodisis Penggantian sendi total

F. PATOFISIOLOGIIdeopatikFaktor lingkungan,genetik,infeksi,faktor keseimbangan hormonal

Respon auto imun oleh anti gen

Adanya distraksi penurunan oleh produksi hidroksi radikal dan metabolik asam

Enzim berkumpul di tulang rawan, ligamen tendon pada sendi

Masuknya radang pada membran sinovial

Metabolisme persendian yangProses dari antigen procallberlangsung lamaPengendapan kompleks uriumMengurangi pergerakan sendiPanas pada daerah sendiKelelahan kulit tertekan jaringanGangguan rasa nyaman nyeri

Intoleransi aktifitasResiko tinggi cideraResiko terjadi gangguanintegritas kulit

Istirahat Tidur

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN ARTRITIS REUMATHOID

A. PengkajianData dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal).Pengkajian II pola Gordon :1. Pola persepsi kesehatan, pemeliharaan kesehatan Apakah pernah mengalami sakit pada sendi- sendi Riwayat penyakit yang perna diderita sebelumnya Riwayat keluarga dengan artritis reumathoid Riwayat keluarga dengan autoimun Riwayat keluarga dengan infeksi virus, bakteri, parasit, dll2. Pola nutrisi metabolic Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak mengandung fosfor (zat kapur) protein, dan vitamin) Riwayat gangguan metabolic3. Pola eliminasi Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK4. Pola aktivitas dan latihan Kebiasaaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit Jenis aktivitas yang dilakukan Rasa takut/ nyeri pada saat melakukan aktivitas Tidak mampu melakukan aktivitas berat5. Pola aktivias dan tidur Apakah ada gangguan tidur Kebiasaan tidur sehari Terjadi perlakuan selama setengah sampai satu jam setelah bangun tidur Adakah rasa nyeri pada saat istirahat tidur6. Pola persepsi kognitif Adakah nyeri sendi pada saat digerakkan/ istirahat7. Pola persepsi dan konsep diri Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/ kaku sendi) Adakah pasien merasa malu dan minder pada penyakitnya8. Pola peran dan hubungan dengan sesama Bagaimana hubungan dengan keluarga Apakah ada perubahan peran pada klien9. Pola reproduksi seksualitas Aakah gangguan seksualitas10. Pola mekanisme kopping dan toleransi terhadap stress Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita11. Pola system kepercayaan Agama yang dianut Adakah gangguan beribadah Apakah pasien menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan

B. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut b/d agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi dekstroksi sendi d/d keluhan nyeri, ketidaknyamanan kelelahan berfokus pada diri atau penyempitan focus, perilaku berhati-hati atau melindungi.2. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skeletal, nyeri, intoleransi aktifitas, penurunan kekuatan oto/ control dan massa.3. Kurang perawatan diri b/d kerusakan muskuloskeletal, nyeri pada waktu bergerak, depresi d/d ketidakmampuan mengatur aktifitas sehari-hari.4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan pengobatan d/d kurangnya kesalahan interpretasi informasi d/d pertanyaan/ permintaan informasi, tidak dapat mengikuti instruksi./ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

C. Intervensi Keperawatan1. Diagnosa 1Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi, nyeri dapat berkurangKH : Menunjukkan nyeri berkurang Terlihat rileks, dapt tidur Klien dapat mengikuti program farmakologis yang diresepkan Vital sign normalIntervensi1. BHSP pada klienR/ mempermudah tindakan tentang keperawatan klien2. Jelaskan pada klien tentang penyakitnyaR/ memberikan informasi pada klien 3. Memberikan posisi yang nyaman bagi klienR/ mencegah terjadinya kelelahan dan kekakuanj sendi4. Berikan istirahat yang cukup pada klienR/ mengistirhatkan semua organ tubuh, sehinggaa mengurangi nyeri 5. Berikan masase yang lembut pada bagian yang sakitR/ meringaankan ketegangaan otot6. Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi sesuai kondisi klienR/ untuk mengontrol rasa nyeri 7. Observasi TTV dan respon klienR/ untuk mengetahui kondisi, tingkat nyeri yang disrasakan klien8. Kolaborasi dengan pihaak panti dalam memberikan obat anlgesik ketika lansia mengalami nyeri R/ mengatasi nyeri

2. Diagnosa 2Tujuan : mobilitas fisik masih dapat dilakukan klienKH : Mempertahankan fungsi posisi dengan pembataan kontraaktur ADL dapat terpenuhi Aktivitas dapat dilakukan Kontraktur (-)Intervensi 1. Pertahankan tirah baring / duduk R/ istirahat untuk mencegah kelelahan, mempertahankaan kekuatan 2. Ubah posisi dengan sering dan bantu mobilisasiR/ menghilangkan tekanan jaringan dan meningkatkan ssirkulasi3. Berikan bantal kecil / tipis dibawah leherR/ mencegah fleksi leher4. Bantu rentang gerak aktif dan pasifR/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot daan staamina5. Berikan lingkungan aman misalnya : penggunaan alat bantu mabilitasR/ menghindari cedera akibat keecelakaan / jatuh6. Kolaborasi dengan pihak panti dalam memberikan obat anti rematik (myochiysin) dan mendatangkan ahli terapi fisikR/ mengurangi kerusakan mobilitas fisik dan menekan inflamasi sistemik

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN LANSIAI. IDENTITASNama : Ny. AAlamat sekarang : UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia pasuruan JL.RAYA BABAT No 221 TELP (0322 451137 ) LAMONGAN 62271Alamat Asal: Benowo - SurabayaJenis kelamin : PerempuanUmur : 78 tahun ( Old )Status : JandaAgama : IslamSuku : JawaTingkat pendidikan : Tidak tamat SDLama tinggal di panti : 6 bulanSumber pendapatan : Tidak Ada, Jelaskan : Punya anak 1 tapi sudah meninggal, suami juga sudah meninggal.Keluarga yang dapat dihubungi: Ada, adik sepupu.Riwayat pekerjaan yang lalu : Pembantu Rumah Tangga di Pertamina.

II. RIWAYAT KESEHATANa) Keluhan yang dirasakan saat ini : Nyeri sendi pada lutut kananb) Keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :Nyeri sendi pada lutut, hemoroid, sesak dan hipertensic) Penyakit saat ini :Pada saat pengkajian tanggal 11 November 2013 jam 10.00 wib klien mengatakan nyeri pada kaki bagian lutut sebelah kanan sejak 3 tahun yang lalu. Nyeri terasa saat dibuat beraktivitas (jalan ke kamar mandi) dengan skala nyeri 6(nyeri sedang) dan nyeri dirasa semakin nyeri saat dibuat berdiri lama dan nyeri berkurang saat klien tidak beraktivitas/istirahat dan klien juga menderita hipertensi, saat diobservasi TD : 180/110 mmHg.d) Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :Nyeri sendi, hemoroid, sesak, da hipertensi.

III. STATUS FISIOLOGIS Postur tulang belakang lansia : kifosisTanda-tanda vital dan status gizi :(1) Suhu: 36,5C(2) Tekanan darah: 180 / 110 mmHg(3) Nadi : 65 x/menit(4) Respirasi : 19 x/menit(5) Berat badan: Awal masuk panti 40 kg, saat dikaji 40 kg.(6) Tinggi badan: 158 cm

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE 1. Kepala Kebersihan : bersihKerontokan rambut : Ya (rambut beruban)Keluhan : Tidak ada keluhan2. Mata Konjungtiva : tidak anemisSklera: tidak ikterikStrabismus : tidakPenglihatan : kabur ( OS/OD : 1/6 kanan dan kiri)Peradangan : tidak ada peradanganRiwayat katarak: tidak ada riwayatKeluhan : ada, penglihatan kurang jelas dengan jarak 1 meter dengan melihat lambaian tangan.Penggunaan kacamata: tidak menggunakan kaca mata

3. Hidung Bentuk : simetrisPeradangan : tidak ada kelainanPenciuman : tidak terganggu4. Mulut dan tenggorokanKebersihan : baikMukosa : lembabPeradangan/stomatitis: tidak ada peradanganGigi/geligi:gigi ompong tinggal 3 gigi geraham atas Radang gusi : tidak ada peradanganKesulitan mengunyah: ada kesulitan mengunyahKesulitan menelan : tidak ada5. TelingaKebersihan : bersihPeradangan : tidak adaPendengaran : baikKeluhan lain : tidak ada6. Leher Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaranJVD: tidak terlihatKaku kuduk: tidak ada7. Dada Bentuk dada: normal chestRetraksi : tidak adaWhezzing: tidak adaRonchi: tidak adaSuara jantung tambahan: tidak adaIctus cordis: tidak terlihat, ICS : 48. Abdomen Bentuk : flat Nyeri tekan: tidak adaKembung: tidak adaSupel: tidakBising usus: ada, frekuensi 25x/menitMassa : teraba diperut kiri bawah (skibala)9. Genetalia Kebersihan : baikHemoroid : ada (hasil pemeriksaan)Hernia : tidak ada 10. Ekstermitas Kekuatan otot: 5 5 (skala1-5) 4 5Postur tubuh : TegapRentang gerak: MaksimalDeformitas: tidak adaTremor : tidakEdema kaki: tidakPenggunaan alat bantu: tidak, saat berjalan kadang-kadang berpegangan pada tembokKananKiri

Biceps++

Triceps++

Knee++

Achiler++

Keterangan :Refleks + : normalReflek -: menurun / meningkat11. IntegumenKebersihan: baikWarna: tidak pucat, sawo matangKelembaban: lembabGangguan pada kulit: tidak

IV. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan Pasien bisa bangun dari kursi dengan memegang objek dukungan (memegang kursi) Pasien duduk dikursi degan memegangi objek dukungan (memegang kursi) Ketika mendapatkan dorongan pada sternum secara perlahan lansia dapat menahan sebanyak 1 kali dengan memegang obyek sebagai dukungan. Pasien bisa membuka dan menutup mata secara normal Pasien dapat memutar leher tanpa keluhan Pasien bisa mengapai sesuatu dengan bahu flexi dengan memegang obyek (tempat tidur) sebagai dukungan Pasien mampu membungkuk mengambil objek (pensil), dengan memegang suatu objek (kursi) sebagai dukungan untuk berdiri lagi2 Komponen gaya berjalan atau gerakan Pasien dapat berjalan di tempat yang ditentukan Kontinuitas langkah kaki baikmeskipun berjalan pelan-pelan. Kesimetrisan langkah : Tidak simetris antara langkah kaki kanan dan kiri, kaki kiri 5cm dan kaki kanan 3cm karena terdapat masalah pada lutut bagian kanan. Penyimpangan jalur pada saat berjalan, pasien berjalan dalam garis lurus Berbalik, berhenti sebelum memulai membalikV. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Hubungan dengan orang lain dalam wisma : mampu berinteraksi Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti : sebatas kenal Kebiasaan lansia berinteraksi kewisma lainnya dalam panti : mampu berinteraksi Stabilitas emosi : stabil, Jelaskan : klien merasa mudah terharu jika ada seseorang yang baik atau peduli padanya. Motivasi menghuni panti : kemauan adik sepupunya Frekuensi kunjungan keluarga : tidak pernahVI. PENGKAJIAN FUNGSIONAL LANSIA 1. Masalah emosionalPertanyaan tahap I(1) Apakah klien mengalami susah tidur : tidak(2) Ada masalah atau banyak pikiran : tidak(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri : tidak(4) Apakah klien sering was- was atau kuatir : tidakHasil: masalah emosional tidak ada2. Tingkat kerusakan intelektualBenarSalahNomorPertanyaan

1Tanggal berapa hari ini? tidak tahu

2Hari apa sekarang? Senin

3Apa nama tempat ini? Panti sosial

4Dimana alamat anda? Benoowo Suroboyo

5Berapa umur anda? 70 tahun

6Kapan anda lahir? Tidak tahu

7Siapa nama Presiden Indonesia? Susilo Yudoyono

8Siapa presiden Indonesia sebelumnya? Tidak tahu

9Siapa nama ibu anda? Ngasimen

10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurunjawaban 20-3= 17, 17-3=13,13-3=9

Jumlah: B:6 S:4

Interpretasi :Salah 4 - 5: fungsi intelektual kerusakan ringan

IDENTIFIKASI APEK KOGNITIFNo Aspek KognitifNilai maksimalNilai klienKriteria

1Orientasi53Menyebutkan dengan benar:Tahun : 2013Musim : hujanTanggal : tidak tahuHari : seninBulan : tidak tahu

2Orientasi55Dimana sekarang kita berada ?Negara : indonesiaPropinsi : jawa timurKabupaten/kota: LamonganPanti : panti sosial Wisma : anggrek

3Registrasi33Sebutkan 3 nama obyek (misal :kursi, meja, kertas),kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab: kursi, meja, kertas

4Perhatian dan kalkulasi 51Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat jawaban : 93, seterusnya tidak bisa menjawab

5Mengingat33Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke-2 (tiap poin nilai 1) kursi, meja, kertas

6Bahasa99Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan benda tersebut) sapu, kursi Minta klien untuk mengulangi kata berikut : tidak ada, dan, jika, atau, tetapi klien menjawab: tidak ada

7Total nilai3026Kesimpulan : ada gangguan kognitif sedang

Interpretasi hasil :24 - 30 : tidak ada gangguan kognitif

VII. PENGKAJIAN PRILAKU TERHADAP KESEHATANKlien tidak mempunyai kebiasaan merokok/ tidak merokok1. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari1) Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi Frekwensi makan 3 kali sehari Jumlah makan yang dihabiskan 1 porsi dihabiskan (menggunakan piring ) Makanan tambahan dihabiskan2) Pola pemenuhan cairan Frekwensi minum lebih dari 3 gelas sehari Jenis minuman air putih, teh dan susu3) Pola kebiasaan tidur Jumlah waktu tidur : siang ( 1 jam) tidur malam (5 jam) Gangguan tidur : tidak ada gangguan tidur Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur : santai, diam saja dan kegiatan keagamaan.4) Pola eliminasi buang air besar ( BAB ) Frekwensi BAB 3 hari sekali Konsistensi keras Ada gangguan BAB : Konstipasi5) Pola buang air kecil ( BAK ) Frekwensi BAK 4-6 kali sehari Warna urin kuning jernih Tidak ada gangguan dan keluhan saat BAK 6) Pola aktivitas Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan :pekerjaan rumah tangga (mencuci baju, mencuci piring) Pola pemenuhan kebersihan diri :Mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore Memakai sabun : ya Sikat gigi : tidak pakai sikat gigi karena gigi ompong tinggal 3 yaitu gigi geraham atas 2 dan geraham bawah 1. Menggunakan pasta gigi : ya, klien menggosok gigi menggunakan jari tangan bukan dengan sikat gigi. Kebiasaan berganti pakaian bersih : lebih dari satu kali sehari (2x sehari)VIII. PENGKAJIAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN Luas bangunan : 490 m2 Bentuk bangunan : asrama Jenis bangunan permanen Atap rumah genting Dinding tembok Lantai keramik Kebersihan lantai baik Ventilasi 15% luas lantai Pencahayaan baik Pengaturan penataan perabot baik Kelengkapan alat rumah tangga lengkapSANITASI Penyediaan air bersih ( MCK ) sumur dan PDAM Penyediaan air minum (aqua), air rebus sendiri. Pengelolahan jamban bersama Jenis jamban leher angsa Jarak dengan sumber air < 10 meter Sarana pembuangan air limbah (SPAL) lancar Pengelolahan sampah dikelola dinas dan sebagian dibakar Polusi udara : tidak ada Penanganan dengan alat binatang penggerat ada dengan alat dan racunFASILITAS Peternakan tidak ada Perikanan ada yaitu ikan lele Sarana olah raga: halaman depan, biasanya diadakan senam tera setiap hari selasa, rabu, dan kamis pagi. Taman ada, luasnya 158 m2 Ruang pertemuan ada, luasnya 54 m2 Sarana hiburan tv, radio,tape,vcd ada Sarana ibadah musholahKEAMANAN DAN TRANSPORTASI Keamanan : Sistem keamanan lingkungan untuk penanggulangan kebakaran ada berupa tabung (multi purpove dry powder) tabung warna merah dan bencana tidak ada. Transportasi: sepeda motor 3 (3 win dan supra 1) Kondisi jalan masuk panti rata Komunikasi: Ada sarana komunikasi: telephone dan fax Cara penyebaran informasi: langsung

INDEKS KATZ( Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari)

Nama klien: Ny. ATangal : 11 Nov 2013Jenis Kelamin: PerempuanTB/BB : 158 Cm / 40 KgUmur: 78 tahun Agama: Islam Suku: JawaGolongan darah: -Pendidikan: tidak tamat SDAlamat:UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang berlokasi di Babat LamonganKesimpulan: Klien mampu melakukan kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi tanpa bantuan dari orang lain. dengan score A

INDEKS BARTHEL( Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari)

Nama klien: Ny. ATangal : 11 Nov 2013Jenis Kelamin: PerempuanTB/BB : 158 Cm / 40 KgUmur: 78 tahun Agama: Islam Suku: JawaGolongan darah: -Pendidikan: Tidak tamat SDAlamat: UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang berlokasi di Babat LamonganDengan uraian di bawah ini.NOJenis AktivitasBantuanTotalPenilaian

123

4

56

7

ss89

10111213

MakanMinumBerpindah dari kursi roda ketempat tidur dan sebaliknyaKebersihan diri : cuci muka, menyisir, mencukur, toileting( aktivitas dikamar mandi)MandiBerjalan dijalan yang datarJika tidak mampu berjalan lakukan dengan kursi rodaNaik turun tangga Berpakaian, termasuk mengenakan sepatu Mengontrol defekasiMengontrol berkemih Olah raga/latihanRekreasi/pemanfaatan waktu luang.555-10

0

55

0

55

5555

101015

5

1015

5

1010

10101010

101015

5

1015

5

1010

10101010

Jumlah score : 130Kesimpulan : Lansia mampu mandiri

INVESTASI DEPRESI BECK( Untuk Mengetahui Tingkat Depresi Lansia) (By Beck Dan Deck 1972)

Nama klien: Ny. ATangal : 11 Nov 2013Jenis Kelamin: PerempuanTB/BB : 158 Cm / 40 KgUmur: 78 tahun Agama: Islam Suku: JawaGolongan darah: -Pendidikan: Tidak tamat SDAlamat: UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang berlokasi di Babat LamonganDengan uraian dibawah ini:A. Kesedihan score 1: saya merasa sedih atau galauB. Pesemisme score 1: saya merasa sedih atau galauC. Rasa Kegagalan score 0: saya tidak merasa gagal D. Ketidak puasan score 0: saya tidak merasa tidak puasE. Rasa bersalah dengan score 0: saya tidak merasa benar-benar bersalah F. Tidak menyukai diri sendiri dengan score 0: saya tidak merasa kecewa dengan dirinya sendiriG. Membahayakan diri dengan score 0: saya tidak mempunyai pikiran-pikiran membahayakan diriH. Menarik diri dari sosial score 1: saya kurang minat pada orang lain I. Keragu-raguan score 0: saya membuat keputusan yang baikJ. Perubahan gambaran diri score 0: saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnyaK. Kesulitan kerja score 1: saya memerlukan upaya tambahan untuk mulai melakukan sesuatuL. Keletihan score 0: saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya M. Anoreksia score 0: nafsu makan saya tidak buruk dari biasanyaJumlah score: 4Kesimpulan: depresi tidak ada atau minimal APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA( Suatu Alat Scereening Singkat yang dapat di gunakan untuk menguji fungsi sosial lansia)

Nama klien: Ny. ATangal : 11 Nov 2013Jenis Kelamin: PerempuanTB/BB : 158 Cm / 40 KgUmur: 78 tahun Agama: Islam Suku: JawaGolongan darah: -Pendidikan: Tidak tamat SDAlamat: UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang berlokasi di Babat LamonganDengan uraian sebagai berikut : 1. Fungsi adaptation dengan score 1 kadang-kadang saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuai yang menyusahkan saya2. Fungsi partnership dengan score 1 kadang-kadang saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya3. Fungsi growth dengan score 1 kadang-kadang saya puas pada keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru 4. Fungsi affection score 1 kadang-kadang saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan efek dan berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai5. Fungsi resolve score 1 kadang-kadang saya puas dengan cara teman teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama.Total Skor 5

ANALISA DATANoDataEtiologiMasalah

1

2.

3.

4.Ds : klien mengatakan tidak merasa pusing saat beraktivitas

Do : k/u cukup TTV : TD : 180/110 mmHgN : 65x/menitRR: 19x menit Belum mendapatkan obat hipertensi Pihak panti tidak mengetahui kalau klien menderita hipertensi (sumber ibu dewi)

Ds : klien mengatakan nyeri sendi pada lutut kanannya jika berdiri terlalu lama.Do : k/u cukup usia 78 tahun klien tampak memegangi lutut setelah dibuat berjalan lama. Kekuatana otot 5 5 4 5Ds : klien mengatakan nyeri sendi pada lutut kanannya sejak 3 tahun yang lalu.Do : - k/u cukup Klien tampak memegangi lutut kanannya (sambil memijat) Ekspresi wajah menyeringai saat nyeri (+) Skala nyeri 6 (nyeri sedang) Umur 78 tahun TTV:N : 65x/menitRR: 19x menit Kekuatan otot 5 5 4 5

Ds : klien mengatakan BAB 3 hari sekali,konsistensi kerasDo : Terdapat hemorhoid Minum 1200 cc/hari Terdapat skibala pada perut kiri bawah

Ketidaktahuan klien tentang penyakit yang dideritanya

Berkurangnya kekuatan otot dan sendi

Penurunan cairan sinovial

Intake cairan kurangResiko tinggi peningkatan TIK

Resiko tinggi cedera berulang

Rasa nyaman (nyeri) sendi

Gangguan eliminasi alvi (konstipasi)

Prioritas Masalah 1. Resiko tinggi peningkatan TIK b/d Ketidaktahuan klien tentang penyakit yang dideritanya2. Resiko tinggi cidera b/d berkurangnya kekuatan otot dan sendi3. Rasa nyaman (nyeri) sendi b/d penusrunan cairan sinovial4. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) b/d intake cairan kurang

Diagnosa Keperawatan :1. Resiko tinggi peningkatan TIK b/d Ketidaktahuan klien tentang penyakit yang dideritanya 2. Resiko tinggi cidera b/d berkurangnya kekuatan otot dan sendi3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d penurunan cairan sinovial d/d klien mengatakan nyeri sendi pada lutut kananya sejak 3 bulan yang lalu, k/u cukup, klien tampak memegangi lutut kanan (sambil memijat), ekspresi wajah menyeringai saat nyeri (+), skala nyeri 6 (nyeri sedang), umur 78 tahun, TTV: N: 65x/menit, RR: 19x/menit kekuatan otot 5 54 54. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) b/d intake cairan kurang d/d klien mengatakan klien mengatakan BAB 3 hari sekali, konsistensi keras, terdapat hemorhoid, minum 1200 cc/hari, terdapat skibala pada perut kiri bawah

INTERVENSIDx. KepTujuan/kriteria HasilIntervensiRasional

1. Resiko tinggi peningkatan TIK b/d Ketidaktahuan klien tentang penyakit yang dideritanyaTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi peningkatan TIK

KH : k/u baik TTV normal:TD: 120/80-140/90mmHgN: 60-80 x/mntRR: 18-20x/mntS: 36-37,5C Tidak terjadi penurunan kesadaran Tidak terjadi

1. Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK tekanan darah nadi respirasi nadi

2. jelaskan pada klien tentang kondisinya saat ini

3. anjurkan kepada klien untuk tidak mengedan terlalu kuat saat eliminasi alvi

4. Pertahankan lingkungan tenang, aman dan nyaman bagi klien

5. Kolaborasi dengan pihak panti untuk melakukan pengobatan,yaitu memberikan obat anti hipertensi

1. Deteksi dini peningkatan TIK untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

2. Untuk meminimalkan resiko peningkatan TIK3. mengedan yang kuat dapat menimbulkan peningkatan TIK4. Meningkatkan istirahat dan menciptakan lingkungan yang nyaman dapat menurunkan rangsangan yang membantu menurunkan TIK5. Menurunkan tekanan darah dapat mencegah terjadinya TIK.

2. Resiko tinggi cidera b/d hilangnya kekuatan otot dan sendi

3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d penurunan cairan sinovial d/d klien mengatakan nyeri sendi lutut kanannya sejak tiga bulan yang lalu, k/u cukup, klien tampak memegangi lutut kanannya, ekspresi wajah menyeringai saat nyeri (+), skala nyeri 6 (nyeri sedang), umur 78 tahun, TTV: N : 65x/menit, RR: 19x menit

4. Gangguan eliminasi alvi (Konstipasi) b/d kurangnya kebutuhan serat d/d klien mengatakan tidak bisa BAB selama 3 hari, terdapat hemorhoid, frekuensi klien BAB 3 hari sekali, konsistesi BAB keras.

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan cidera tidak terjadi

KH : Klien tidak mengalami cidera ROM dapat dipertahankan5 54 5

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam diharapkan rasa nyaman nyeri berkurang/beradaptasi dengan nyerinya

Kriteria Hasil: K/u baik Skala nyeri 1-2 Klien tidak memegangi lutut kanannya Ekspresi wajah tidak menyeringai TTV dalam batas normalTD: 120/80-140/90mmHgN: 60-80x mntRR: 18-20xmntS: 36-37,5C

Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam masalah konstipasi teratasi.

Kriteria hasil : BAB 1x/hari Konsistensi lembek Tidak ada skibala pada perut kiri bawah

1. Jelaskan pada klien tentang kondisi fisiknya saat ini

2. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman pada klien (misal : hindari lantai yang tidak rata).

3. Berikan HE kepada klien untuk mengurangi aktivitas berlebihan.

4. Anjurkan klien berjalan dengan hati-hati

5. Anjurkan klien untuk tidak berdiri terlalu lama.

1. Beri penjelasan tentang penyakit yang dideritanya

2. Beri kompres air hanyat pada daerah yang nyeri

3. Beri posisi nyaman pada klien

4. Lakukan massase lembut pada daerah yang nyeri5. Ajarkan teknik distraksi

6. Latihan gerak aktif pasif

7. Observasi skala nyeri

8. Beri HE pada klien untuk latihan gerak aktif pasif secara kontinue

9. Kolaborasi dengan pihak panti untuk melakukan pengobatan,yaitu memberikan obat analgesik

1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi

2. Auskultasi bising usus

3. Anjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat

4. Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada kontraindikasi

5. Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien

1. Menghindari resiko tinggi cidera fisik pada klien2. Lingkungan yang aman dan nyaman dapat mengurangi resiko tinggi cidera pada klien3. Aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan resiko cedera pada klien.4. Agar tidak terjadi resiko cidera pada klien5. Dengan tidak berdiri terlalu lama dapat meminimalkan resiko cidera pada klien.

1. Pasien mengerti tentang penyakit yang dideritanya2. Memberikan rasa nyaman untuk mengurangi rasa nyeri3. Posisi nyaman dapat memberikan rasa nyaman untuk mengurangi rasa nyeri4. Meningkatkan rasa nyaman.

5. Mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri6. Meregangkan otot-otot sendi7. Mengetahui seberapa tingkat nyeri yang dirasakan dan menentukan intervensi selanjutnya8. Meningkatkan kekuatan otot serta kekuatan sendi9. Obat analgesik dapat mengurangi rasa nyeri

1. Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi2. Bising usus menandakan sifat aktivitas peristaltik3. Diit seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler4. Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler5. Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltik

IMPLEMENTASINoHari/TanggalWaktuNo. DxImplementasittd

1

2

3Senin11-11-2013

Selasa12/11/2012

Rabu13/11/201210.30

10.45

11.00

13.05

14.00

08.00

08.30

09.00

09.30

09.45

10.15

11.00

13.00

08.00

08.30

08.45

10.00

10.30

13.10

13.40

13.55

I

II

III

IV

I

II

III

IV

I

II

III

IV1. Memantau tanda dan gejala peningkatan TIK seperti tekanan darah, nadi, respirasi, nadi, suhu agar tidak terjadi peningkatan TIK TTV : TD : 180/110 mmHgN : 65 x/menitRR: 19 x/menitS : 36,5C

2. Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya : hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah yang menimbulkan gejala seperti pusing hebat, muntah proyektil, dan jika tidak tertangani bisa menyebabkan penurunan kesadaran, stroke dan kematianRespon: pasien menganggukkan kepalanya dan mulai mengerti penyakitnya3. Menganjurkan kepada klien untuk tidak menjan terlalu kuat4. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien.

1. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman : mengepel lantai yang basah dan mengajak klien ikut merapikan barang-barang pada tempatnya2. Mendiskusikan dengan klien agar banyak istirahat setelah melakukan aktivitas : istirahat saat mulai merasa nyeri, duduk dan tidur terlentang.3. Memberikan penjelasan pada klien untuk tidak melakukan aktivitas berlebih : jalan jauh dan berdiri lama Respon klien : klien menganggukkan kepala dan mengerti.4. Mengajak klien untuk mengikuti senam lansia (senam tera setiap hari selasa, rabu, kamis)Respon klien : klien mau mengikuti senam tera.

1. Memberikan posisi nyaman pada klien yaitu posisi dengan kaki di luruskanRespon: pasien mau mengikuti anjuran untuk meluruskan kakinya dengan ekspresi wajah menyeringai saat diangkat kakinya2. Memberikan massase lembut pada lutut yang nyeriRespon: pasien kooperatif dan mau di massase pada lutut yang nyeri3. Observasi TTV dan skala nyeriHasilTD: 180/110 mmHgS: 36,5CN: 65 x/menitRR: 19 x/menitSkala nyeri 6 (nyeri sedang)

1. menganjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat atau makanan yang halus seperti nasi lembek, sayur, buah dan menganjurkan untuk minum air putih 2 liter/hari

1. Memantau tanda dan gejala peningkatan TIK seperti tekanan darah, nadi, respirasi, nadi agar tidak terjadi peningkatan TIKTTV : TD: 180/100 mmHgS: 36CN: 68 x/menitRR: 19 x/menit

2. Memberikan penjelasan kembali pada klien tentang penyakit yang dideritanya : hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah yang menimbulkan gejala seperti pusing hebat, muntah proyektil, dan jika tidak tertangani bisa menyebabkan penurunan kesadaran, stroke dan kematianRespon: pasien menganggukkan kepalanya dan mulai mengerti penyakitnya

1.Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman : Mengepel lantai yang basah dan mengajak klien ikut merapikan barang-barang pada tempatnya2.Mendiskusikan dengan klien agar banyak istirahat setelah melakukan aktivitas : istirahat saat mulai merasa nyeri, duduk dan tidur terlentang.3.Memberikan penjelasan pada klien untuk tidak melakukan aktivitas berlebih : berjalan jauh, berdiri lama.Respon klien : klien menganggukkan kepala dan mengerti.

1. Massase dengan lembut kaki klien yang sakit dengan balsemRespon: pasien kooperatif dan nampak lebih rileks2. Mengajarkan teknik distraksiRespon: pasien menceritakan masalalunya yang indah3. Mengajak pasien mengikuti pengobatanRespon: pasien mau mengikuti pengobatan4. Observasi TTV dan skala nyeriTD: 180/100 mmHgS: 36CN: 68 x/menitRR: 19 x/menitSkala nyeri 6 (nyeri sedang)

1. menganjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat atau makanan yang halus seperti nasi lembek, sayur, buah dan menganjurkan untuk minum air putih 2 liter/hari

1. Memantau tanda dan gejala peningkatan TIK seperti tekanan darah, nadi, respirasi, nadi agar tidak terjadi peningkatan TIKTD: 180/110 mmHgS: 36,1 cN: 60 x/menitRR: 20 x/menit

2. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien : istirahat saat mulai merasa nyeri, duduk dan tidur terlentang.

1. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman : Mengepel lantai yang basah dan mengajak klien ikut merapikan barang-barang pada tempatnya2. Mendiskusikan dengan klien agar banyak istirahat setelah melakukan aktivitas : istirahat saat mulai merasa nyeri, duduk dan tidur terlentang.3. Memberikan penjelasan pada klien untuk tidak melakukan aktivitas berlebih : jalan jauh dan berdiri lamaRespon klien : klien menganggukkan kepala dan mengerti.

1. Massase dengan lembut kaki klien yang sakit dengan balsemRespon: nampak lebih rileks2. Ajarkan gerak aktifRespon: pasien mau melakukan gerak aktif3. Observasi TTV dan skala nyeriHasil:TD: 180/110 mmHgS: 36,1 cN: 60 x/menitRR: 20 x/menitSkala nyeri 3 (nyeri ringan)

1. menganjurkan pada klien untuk makan maknanan yang mengandung serat atau makanan yang halus seperti nasi lembek, sayur, buah dan menganjurkan untuk minum air putih 2 liter/hari

EVALUASINo.Hari/TanggalWaktuNo.DxEvaluasiTtd

1

2

3

Senin11/11/2012

Selasa 12/11/2012

Rabu13/11/2012

15.00

15.00

15.00

I

II

III

IV

I

II

III

IV

I

II

III

IVS : klien mengatakan tidak merasa pusing saat beraktivitas

O : k/u cukup TTV : TD : 180/110 mmHgN : 65x/menitRR: 19x menitS : 36,5C Belum mendapatkan obat hipertensi

A : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : klien mengatakan masih nyeri sendi pada lutut kanannya jika berdiri terlalu lama.

O : -k/u cukup-klien masih tampak memegangi lutut setelah dibuat berjalan lama ( 20 meter)-Klien masih terlihat melakukan banyak aktivitas Kekuatan otot5 54 5

A : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : Klien mengatakan mulai mengerti tentang penyakitnya, tetapi lutut kananya masih terasa nyeri

O : Kekuatan otot 5 54 5 TTV :TD: 180/110 mmHgS: 36,5CN: 65 x/menitRR: 19 x/menit k/u cukup Mengikuti anjuran untuk meluruskan kakinya Ekspresi wajah menyeringai saat nyeri (+), skala nyeri 6 (nyeri sedang)A : Masalah belum teratasiP : Intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6,7,8)

S : : klien mengatakan BAB 3 hari sekali, konsistensi keras

O : Terdapat hemorhoid Minum 1200 cc/hari Terdapat skibala pada perut kiri bawahA : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : klien mengatakan tidak merasa pusing saat beraktivitas

O : k/u cukup TTV : TD : 180/100 mmHgN : 68x/menitRR: 19x menitS : 36C Belum mendapatkan obat hipertensi

A : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : klien mengatakan nyeri sendi pada lutut kanannya berkurang.

O : -k/u cukup-klien masih tampak memegangi lutut setelah dibuat berjalan lama.-Klien terlihat ikut senam tera-Klien masih terlihat melakukan banyak aktivitas Kekuatan otot5 54 5

A : masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : klien mengerti tentang penyakitnya, dan cara mengatasinya. Nyeri sudah berkurang

O : Kekuatan otot5 54 5 k/u cukup, klien memegangi lutut kanannya, ekspresi wajah menyeringai saat nyeri (+) TTV :TD : 180/100 mmHgS: 36CN : 68 x/menitRR: 19 x/menitSkala nyeri 5 (nyeri sedang)

A : masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6,7,8)

S : : klien mengatakan BAB 3 hari sekali, konsistensi keras

O : Terdapat hemorhoid Minum 1500 cc/hari Terdapat skibala pada perut kiri bawah A : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)S : klien mengatakan tidak merasa pusing saat beraktivitas

O : k/u cukup TTV : TD : 180/110 mmHgN : 60x/menitRR: 20x menitS : 36,1C Belum mendapatkan obat hipertensi

A : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : klien mengatakan nyeri sendi pada lutut kanannya berkurang daripada kemarin

O : -k/u cukup Kekuatan otot 5 5 4 5-klien masih tampak memegangi lutut setelah dibuat berjalan lama.-Klien terlihat ikut senam tera-Klien terlihat sudah mengurangi aktivitasnya

A : masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

S : klien mengerti tentang penyakitnya, dan cara mengatasinya. Nyeri klien sudah berkurang

O : Kekuatan otot5 54 5 k/u cukup, klien memegangi lutut kanannya, ekspresi wajah menyeringai saat nyeri (-) TTV :TD : 180/110 mmHgS: 36,1 cN: 60 x/menitRR: 20 x/menitSkala nyeri 4 (nyeri ringan)

S : : klien mengatakan BAB 3 hari sekali,konsistensi keras

O : Terdapat hemorhoid Minum 1800 cc/hari Terdapat skibala pada perut kiri bawah

A : masalah teratasi sebagianP : intervensi dilanjutkan(1,2,3,4,5)

Askep Gerontik [Remathoid Artritis] Akper Gresik 2013Page 55