bab6

13
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Perlindungan Diri 51 BAB VI PERLINDUNGAN DIRI Setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka telah melakukan semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bagi dirinya sendiri. Untuk kepentingan tersebut, pihak perusahaan memiliki tanggung jawab dan tugas yang harus dipenuhi. 1. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN 1. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja 2. Menginformasikan bahaya tersebut kepada pekerja 3. Mengambil langkah- langkah untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya, dengan rekayasa teknik, jika mungkin dengan cara pembagian APD 4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk semua karyawan sehingga mereka menyadari dan mengerti tentang: tempat-tempat berbahaya. akibat yang terjadi dari semua bahaya yang ada langkah-langkah menjaga diri dari bahaya kepada siapa harus melapor jika ada bahaya Penanggung Jawab K3 memiliki peran penting dalam hal komunikasi antara pihak perusahaan dan pekerja dan memastikan tindak-lanjut yang benar terhadap masalah- masalah K3 yang muncul. Harap diingat bahwa setiap ada tanda berwarna biru dan putih di suatu area kerja maka setiap pekerja yang datang ke area tersebut harus memakai APD yang sesua i dengan tanda tersebut. Tidak jadi masalah apakah mereka berada di area itu selama 3 menit atau tiga jam. 2. TANGGUNG JAWAB KARYAWAN Karyawan juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa kebutuhan akan keselamatan dan kesehatan kerja terpenuhi. Tugas mereka adalah: 1. Membantu mengidentifikasi pelatihan-pelatihan yang diperlukan. 2. Menghadiri pelatihan yang telah disediakan dan mempraktekkan hasilnya 3. Mengikuti instruksi dan prosedur keselamatan kerja. 4. Melaporkan masalah K3 kepada Penanggung Jawab K3, supervisor, atau orang lain yang bertanggung jawab 5. Memakai alat K3 dengan benar 6. Menindaklanjuti setiap masalah K3 yang belum terselesaikan.

Upload: fridynaintan

Post on 17-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dhkasgdbacu

TRANSCRIPT

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 51

    BAB VI PERLINDUNGAN DIRI

    Setiap karyawan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka telah melakukan semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bagi dirinya sendiri. Untuk kepentingan tersebut, pihak perusahaan memiliki tanggung jawab dan tugas yang harus dipenuhi. 1. TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

    1. Mengidentifikasi bahaya di tempat kerja

    2. Menginformasikan bahaya tersebut kepada pekerja

    3. Mengambil langkah- langkah untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya,

    dengan rekayasa teknik, jika mungkin

    dengan cara pembagian APD

    4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk semua karyawan sehingga mereka menyadari dan mengerti tentang:

    tempat-tempat berbahaya.

    akibat yang terjadi dari semua bahaya yang ada

    langkah-langkah menjaga diri dari bahaya

    kepada siapa harus melapor jika ada bahaya

    Penanggung Jawab K3 memiliki peran penting dalam hal komunikasi antara pihak perusahaan dan pekerja dan memastikan tindak-lanjut yang benar terhadap masalah-masalah K3 yang muncul.

    Harap diingat bahwa setiap ada tanda berwarna biru dan putih di suatu area kerja maka setiap pekerja yang datang ke area tersebut harus memakai APD yang sesua i dengan tanda tersebut. Tidak jadi masalah apakah mereka berada di area itu selama 3 menit atau tiga jam.

    2. TANGGUNG JAWAB KARYAWAN

    Karyawan juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa kebutuhan akan keselamatan dan kesehatan kerja terpenuhi. Tugas mereka adalah:

    1. Membantu mengidentifikasi pelatihan-pelatihan yang diperlukan.

    2. Menghadiri pelatihan yang telah disediakan dan mempraktekkan hasilnya

    3. Mengikuti instruksi dan prosedur keselamatan kerja.

    4. Melaporkan masalah K3 kepada Penanggung Jawab K3, supervisor, atau orang lain yang bertanggung jawab

    5. Memakai alat K3 dengan benar

    6. Menindaklanjuti setiap masalah K3 yang belum terselesaikan.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 52

    Pelaksanaan program perlindungan diri melibatkan tiga pihak; perusahaan, karyawan dan hukum. Perusahaan Pihak yang memastikan bahwa semua bahaya telah diidentifikasi dan metode perlindungan yang memadai telah senantiasa diterapkan. Karyawan Pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu yang berhubungan dengan penggunaan alat-alat operasi perusahaan dan prosedur kerja yang aman. Dalam hal ini pekerja harus:

    menghadiri pelatihan

    mengikuti prosedur kerja yang aman tidak mengambil resiko

    tidak mempunyai pikiran bahwa itu tidak akan menimpa diri saya

    tidak mengambil jalan pintas, betapapun kecilnya tugas yang dikerjakan. bertanya dan bertanya terus jika tidak yakin

    Hukum Di Indonesia hukum mengatakan bahwa pihak perusahaan harus menindak karyawan yang tidak mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja, misalnya tidak memakai pelindung pendengaran atau respirator jika diharuskan dan dimana tanda atau simbol keharusan tersebut terpampang. Pihak perusahaan tidak perlu sampai memberikan tindakan disiplin bagi karyawan yang tidak mematuhi aturan kesehatan dan keselamatan kerja, kalau semua peraturan ditaati oleh karyawan. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja adalah dibuat untuk melindungi karyawan dan segi kemanus iaan. Tujuan dari prosedur dan peraturan tersebut adalah sama di seluruh dunia industri. Yakni untuk menjaga kesehatan karyawan dan melindunginya dari cedera. Prinsip Dasar

    1. Semua APD memiliki keterbatasan. Ketahuilah keterbatasan tersebut.

    2. Gunakan jenis APD yang cocok, misalnya; jangan menggunakan masker debu dimana sebetulnya respirator kimia yang diperlukan.

    3. Periksa APD setiap hari.

    4. Rawat APD dengan benar.

    5. Bersihkan APD bila perlu.

    6. Simpan APD di tempat yang benar.

    7. Ganti APD bilamana rusak, aus, atau kadaluarsa.

    8. Laporkan jika ada masalah yang menyangkut APD.

    9. Jangan berbagi pakai APD. Setiap orang harus memilikinya sendiri-sendiri.

    10. Perhatikan tanda-tanda peringatan atau informasi.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 53

    11. Peringatkan orang lain untuk memakai APD secara benar.

    12. Laporkan setiap masalah kesehatan kepada supervisor/petugas kesehatan.

    3. PELINDUNG KEPALA Berdasarkan fungsinya, alat pelindung kepala dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian sebagai berikut: Topi pengaman, untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan benda. Tutup kepala untuk melindungi kepala dari nyala api, uap korosif, debu, iklim yang buruk. Tutup rambut, untuk menjaga kebersihan kepala dan rambut atau mencegah lilitan rambut dari mesin dan lain- lain. Topi pengaman Pada bagian ini pokok bahasan akan difokuskan pada topi pengaman. Topi pengaman (hard hat), termasuk semua bagian komponen yang diperlukan agar topi pengaman dapat berfungsi dengan baik, pada dasarnya dimaksudkan untuk melindungi bagian atas kepala pemakai dari resiko benturan, benda yang melayang, sengatan listrik atau gabungan dari resiko-resiko tersebut dan bagian komponen ini termasuk tali pengikat dagu yang sesua i.

    Syarat-syarat umum untuk topi pengaman: Bagian luar harus kuat dan tahan terhadap benturan atau tusukan benda-benda runcing. Cara mengujinya dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1 m; topi tak boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.

    Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam di bagian puncak; 4-5 cm.

    Tidak menyerap air. Cara mengujinya dengan merendam dalam air selama 24 jam, air yang diserap kurang 5% beratnya.

    Tahan terhadap api. Cara mengujinya dengan membakar topi selama 10 detik dengan pembakar Bunsen atau propan, dengan nyala api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah 5 detik. Syarat-syarat khusus yang lain: Tahan terhadap listrik tegangan tinggi. Diuji dengan mengalirkan arus bolak-balik 20.000 Volt dan 60 Hz, selama 3 menit, kebocoran arus lebih kecil dari 9 mA.

    Tak boleh terdapat lubang dan tidak memiliki bagian-bagian yang berpori. Diuji dengan direndam dalam air 24 jam, air yang diserap kurang dari 0,5% beratnya.

    Tahan terhadap listrik tegangan rendah. Diuji dengan mengalirkan arus bolak-balik 2200Volt dan 60 Hz selama 1 menit, kebocoran harus kurang dari 9 mA

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 54

    Standar K3 tentang Topi Pengaman 1. Hanya topi pengaman yang telah disetujui oleh Departemen K3 dan

    memenuhi standar ANSI yang boleh dipakai di tempat kerja. 2. Topi pengaman harus dipakai di area yang memiliki tanda yang mewajibkan

    dipakainya topi pengaman, kecuali ditentukan lain sebagaimana yang disetujui oleh Manajer Departemen.

    3. Topi pengaman tidak boleh dilubangi, dicat atau dilakukan modifikasi lainnya.

    4. Penutup rambut yang sesuai harus dipakai di area yang mengandung bahaya dimana rambut panjang dapat terlilit ke dalam komponen mesin atau terkena api.

    5. Setiap karyawan memiliki topi pengaman perorangan yang diberi tanda yang menunjukkan nama dan nomor karyawan masing-masing.

    6. Sebagai tambahan untuk standar ini, prosedur topi pengaman di tambang bawah tanah (memiliki tempat pemasangan lampu kepala, reflektor minimum dan sebagainya) harus dipenuhi ketika memasuki tambang bawah tanah.

    4. PELINDUNG MUKA DAN MATA

    Fungsi alat pelindung muka dan mata adalah melindungi muka dan mata dari

    Lemparan benda-benda kecil.

    Lemparan benda-benda panas.

    Pengaruh cahaya.

    Pengaruh radiasi tertentu.

    Kacamata safety (safety glasses)

    Bahan alat pelindung ini dapat terbuat dari kaca dan plastik. Yang terbuat dari kaca ada 2 (dua) jenis:

    Kaca yang ditempa secara panas, sehingga bila pecah tidak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.

    Kaca dengan lapisan aluminium dan lain- lain, dan bila dipasang frame tidak mudah lepas. Jenis (a) adalah yang terbaik karena bila pecah tak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.

    Bahan dari plastik terdiri dari beberapa jenis antaranya selulosa asetat, akrilik, poli karbonat dan CR-39 (allyl-diglycol carbonate). Syarat-syarat alat pelindung muka dan mata adalah tahan terhadap api (sama dengan topi pengaman) dan tahan terhadap benturan benda. Kacamata goggles Seperti halnya kacamata yang standar, juga tahan benturan dan lensanya dapat diganti ganti.

    Goggles juga melindungi mata dari segala arah dan melindungi dari percikan api.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 55

    Face Shield Adalah tameng muka yang dipakai sewaktu karyawan melakukan pekerjaan menggerinda, dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dapat menimbulkan percikan yang dapat mengenai muka.

    Cutting Goggles Selain melindungi dari percikan juga melindungi mata dari sinar ultraviolet. Cutting Goggles memiliki dua lapis kaca yaitu clear glass yang dipergunakan waktu pembersihan dan kotoran las dan kaca warna gelap untuk waktu pemotongan.

    Welding Hood Alat ini berupa tameng yang menutupi seluruh bagian muka, dan dilengkapi dengan kaca gelap untuk pekerjaan pengelasan. Standar K3 tentang Pelindung Muka dan Mata 1. Semua kaca mata keselamatan (safety glasses) harus sesua i dengan standar

    yang relevan (ANSI) dan dilengkapi pelindung samping (side shields). 2. Kacamata keselamatan atau alat pelindung mata lainnya yang sesuai harus

    selalu dipakai oleh semua karyawan di tempat-tempat yang diharuskan, kecuali ditentukan lain oleh Kepala Departemen atau di dalam kendaraan tertutup.

    3. Selain di tempat yang telah diwajibkan, kacamata keselamatan atau alat pelindung mata lainnya yang sesuai harus dipakai di tempat-tempat sebagai berikut.

    Ketika melakukan aktivitas yang menyebabkan adanya benda melayang atau menimbulkan debu.

    Ketika menangani bahan-bahan kimia berbahaya.

    Ketika mengerjakan tugas yang dinyatakan memiliki bahaya untuk mata.

    4. Pelindung tambahan untuk mata dan muka harus dipakai bilamana kacamata keselamatan yang standar tidak cukup memberikan perlindungan. Pelindung tambahan ini termasuk goggles, pelindung muka (face shield) dan pelindung pengelasan (welding shield). Karyawan yang memiliki kelainan penglihatan, harus memakai kacamata keselamatan yang dikeluarkan oleh dokter, yang disediakan perusahaan, bila perlu.

    5. PELINDUNG KAKI

    Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari:

    Tertimpa benda-benda berat.

    Terbakar karena logam cair, bahan kimia korosif

    Dermatitis atau eksim karena zat-zat kimia Kemungkinan tergelincir atau tersandung

    Jenis sepatu harus disesuaikan untuk jenis resiko seperti tempat kerja biasa cukup dengan memakai sepatu biasa. Sepatu pengaman (safety shoes) dapat terbuat dari kulit atau karet, karet sintetik, atau plastik untuk melindungi kaki terhadap bahaya

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 56

    tertimpa atau benturan benda-benda keras, sepatu dilengkapi dengan penutup jari dari baja atau campuran baja dengan karbon.

    Untuk mencegah tergelincir, dipakai sol sepatu yang anti slip luar dari karet alam atau sintetik dengan bermotif timbul (permukaan kasar). Untuk mencegah tusukan dari benda-benda runcing, sol dilapisi dengan logam. Terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat, tak boleh menggunakan paku. Sepatu boot dan karet sintetis atau plastik untuk mencegah dari bahan-bahan kimia.

    Untuk bekerja dengan logam cair atau benda panas ujung celana tidak boleh dimasukkan kedalam sepatu, karena cairan logam atau bahan kimia dapat masuk ke dalam sepatu.

    Standar K3 tentang Pelindung Kaki 1. Hanya sepatu keselamatan yang sesuai dengan standar (ANSI) yang boleh

    digunakan. 2. Sepatu keselamatan yang tepat harus dipakai setiap saat di plant workshop,

    operasi mill dan area pertambangan. 3. Semua pengunjung yang memasuki area di mana sepatu keselamatan

    diwajibkan harus memakai sepatu keselamatan. 6. PAKAIAN PELINDUNG

    Pakaian kerja harus dianggap sebaga i alat pelindung diri. Pakaian karyawan yang bekerja dengan permesinan yang memiliki komponen putar tidak boleh berlengan longgar. Tidak ada lipatan- lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya.

    Pakaian kerja khusus digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sumber bahaya tertentu seperti

    Terhadap radiasi panas; biasanya dilapisi dengan lapisan yang tahan panas

    Terhadap radiasi pengion, biasanya dilapisi dengan timah hitam. Untuk pekerjaan di ruang x-ray.

    Terhadap cairan-cairan bahan kimia. Biasanya terbuat dan karet atau plastik.

    Standar K3 tentang Pakaian Pelindung 1. Pakaian Pelindung ialah pakaian yang diproduksi khusus untuk tujuan

    melindungi si pemakai dari bahaya termasuk paparan terhadap kebakaran, panas yang berlebihan, logam cair, zat kimia korosif, suhu dingin, tekanan

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 57

    terhadap tubuh, luka akibat penanganan material, iritasi radiologi, iritasi mekanis dan bahaya-bahaya spesifik lainnya.

    2. Pakaian pelindung dengan tujuan untuk meminimalisasi paparan terhadap bahaya harus disediakan oleh perusahaan.

    3. Peralatan pelindung dan pakaian pelindung harus dirawat dengan baik oleh karyawan.

    4. Manager K3:

    Berkonsultasi dengan semua level manajemen perihal penentuan kebutuhan perubahan pakaian pelindung.

    Menyediakan spesifikasi untuk jenis-jenis pakaian pelindung yang tepat kepada Departemen Materials Management.

    Menentukan hal-hal sebagai berikut:

    Jenis pakaian pelindung yang disetujui untuk dikenakan di tempat kerja.

    Keadaan-keadaan dimana pakaian pelindung tersebut harus dikenakan.

    Lokasi dimana pakaian pelindung tersebut harus dikenakan dan ketersediaan tanda-tanda peringatan khusus mengenai keharusan memakai pakaian pelindung dimaksud.

    Jenis pakaian pelindung yang harus dikenakan untuk jenis pekerjaan tertentu.

    Bertanggungjawab terhadap standardisasi pakaian pelindung yang tepat dan dapat diaplikasikan di area operasi perusahaan.

    5. Manager Departemen:

    Berkonsultasi dengan Manager K3 dan mengadakan survei dan mengklasifikasikan persyaratan untuk pakaian pelindung yang harus digunakan.

    Memastikan bahwa pakaian pelindung tersedia bagi semua karyawan.

    Memastikan bahwa semua karyawan yang membutuhkan pakaian pelindung dilatih dengan baik tentang tata cara penggunaan yang benar beserta perawatannya, dan catatan atas pemakaian pakaian pelindung tersebut dipantau terus menerus.

    7. ALAT PELINDUNG PERNAPASAN Alat pelindung pernapasan berfungsi memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya di udara tempat kerja seperti:

    Kekurangan oksigen

    Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap, dan uap logam)

    Pencemaran oleh gas atau uap

    Ada respirator yang berfungsi memurnikan udara dan ada juga yang fungsinya hanya menyaring partikel, uap dan gas. Ada juga respirator yang dihubungkan dengan supply udara untuk mendapatkan udara dari tempat lain, biasanya dihubungkan dengan pipa slang untuk mendapatkan suplai oksigen dari tangki oksigen yang dibawa.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 58

    Standar K3 tentang Pelindung Pernapasan 1. Hanya respirator, filter gas dan uap yang disetujui oleh Departemen Safety

    sajalah yang boleh dipakai untuk jenis pekerjaan tertentu di area tertentu pula. 2. Semua pelatihan penggunaan respirator dan penyesuaian penggunaan

    respirator dengan pemakai harus didasarkan pada Kebijakan Perusahaan. 3. Non-disposable respirator harus dibersihkan setiap kali dipakai. Filter harus

    ditempatkan di kantong plastik dan disimpan di tempat yang bersih dan kering.

    4. Respirator harus dipakai di area-area terpilih dan kapanpun dalam kondisi dimana gas atau uap berbahaya atau beracun tidak dapat dihilangkan dengan ventilasi.

    5. Respirator tidak boleh dikenakan diatas cambang atau rambut muka lainnya yang bisa mengakibatkan kurang rapatnya sumbatan terhadap udara sekitar.

    6. Hanya self-contained breathing apparatus yang disetujui oleh NIOSH/MSHA yang boleh dikenakan di lingkungan udara yang kurang tepat untuk penggunaan respirator.

    7. Tipe atau ukuran self-contained breathing apparatus tidak boleh diperkenalkan penggunaannya tanpa persyaratan pengesahan dari Manajer Safety.

    8. Setiap self-contained breathing apparatus harus diberi nomor satu persatu. 9. Setelah selesai menggunakan, self-contained breathing apparatus harus

    diperiksa dan diisi ulang oleh orang terpilih di Departemen Pemadam Kebakaran.

    10. Self-contained breathing apparatus harus diinspeksi setiap tiga bulan sekali dan hasilnya dicatat dalam register tri-wulanan.

    11. Peralatan pelindung pernapasan tidak boleh dipakai diatas cambang. 12. Standar pertolongan diri (Self-rescuer standards) dikhususkan dalam elemen

    pertambangan underground. 8. PELINDUNG PENDENGARAN Sebenarnya suara adalah perpindahan gelombang tekanan udara dari sumber getaran ke telinga dengan kecepatan 1.100 fps. Kebisingan adalah suara-suara yang mengganggu. Kemampuan telinga kita menerima gelombang suara mempunyai batas. Nilai ambang batas untuk suara adalah 85 dBA (decibels) untuk 8 jam. Penyebab Ketulian

    Kerusakan pada telinga bagian luar dan tengah dapat disembuhkan melalui operasi atau dengan Alat Bantu Pendengaran.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 59

    Kebisingan dapat merusak telinga bagian dalam dan menyebabkan ketulian. Pada telinga bagian dalam terdapat rambut Corti. Suara akan menggetarkan rambut Corti dan dari rambut disampaikan ke otak melalui syaraf. Kebisingan akan menggetarkan rambut Corti dengan kuat dan berulang ulang dan akan menyebabkan rambut menjadi lelah dan patah sehingga tidak dapat menangkap getaran. Jenis ketulian akibat kebisingan ini kecil kemungkinan dapat disembuh kan.

    Terdapat 2 (dua) jenis Alat Pelindung Pendengaran

    Sumbat telinga (ear plug)

    Tutup telinga (ear muff)

    Sumbat Telinga (Ear Plug)

    Sumbat telinga yang baik adalah dapat menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya (komunikasi) tak terganggu.

    Kelemahannya biasanya tidak tepat ukurannya dengan lubang telinga pemakai, kadang-kadang lubang telinga kanan tak sama dengan yang kiri. Sumbat telinga bisa terbuat dari karet, plastik keras, plastik yang lunak, lilin, kapas. Jenis karet dan plastik lunak lebih disenangi, karena bisa menyesuaikan bentuk dengan lubang telinga.

    Kemampuan atenuasi (daya lindung) 25-33 dB. Bila ada kebocoran sedikit saja, dapat mengurangi atenuasi kurang lebih 15 dB. Sumbat tehinga dapat terbuat dari lilin murni yang dilapisi kertas atau kapas. Kelemahannya adalah tidak nyaman dan cepat kotor. Sedangkan sumbat telinga yang terbuat dari kapas memiliki atenuasi paling kecil antara 2- 12 dB. Tutup Telinga (Ear Muff) Tutup telinga memiliki atenuasi pada frekuensi 2800-4000 Hz sampai 42 dB (35- 45 dB). untuk frekuensi biasa, 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan antara tutup tehinga dan sumbat tehinga sehingga didapat atenuasi yang lebih tinggi; tetapi tak lebih dari 50 dB, karena hantaran suara melalui tulang masih ada. Standar K3 tentang Perlindungan Pendengaran 1. Survey kebisingan yang dilaksanakan oleh Group Kesehatan Industri

    Perusahaan akan diadakan di area-area dimana paparan terhadap karyawan telah teridentifikasi.

    2. Level noise yang melebihi 85 dBA harus dikendalikan oleh kontrol engineering atau administratif jika memungkinkan.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 60

    3. Perlindungan pendengaran individu akan diterapkan apabila kontrol engineering atau administratif tidak memungkinkan.

    4. Tanda-tanda peringatan harus ditempatkan disekitar perimeter di semua area yang memihiki level noise 85 dBA atau lebih untuk mengindikasikan bahwa perlindungan pendengaran disyaratkan bagi semua personil di area tersebut.

    5. Pengawasan terhadap paparan noise kerja harus dilakukan terhadap masing-masing karyawan yang mungkin terpaparkan sampai pada level noise TWA 85 dBA atau lebih.

    6. Pengawasan harus direview bilamana perubahan-perubahan dalam produksi, proses, peralatan, pengendalian, atau lingkungan kerja memperlihatkan adanya tanda-tanda peningkatan paparan noise, atau

    7. Karyawan yang baru direkrut dan/atau ditransfer yang akan bekerja di area 8. Perlindungan Pendengaran harus mendapatkan tes baseline audiometric

    sebelum penugasan atau transfer pertamanya dan juga memperoleh tes audiometric secara tahunan setelah itu.

    9. Departemen Safety akan menentukan spesifikasi perlindungan pendengaran yang tepat.

    10. Karyawan harus memperoleh kesempatan untuk memilih perlindungan pendengaran yang sesuai dari berbagai pilihan pelindung pendengaran yang disediakan oleh unit operasi.

    11. Pelatihan tahunan perihal perlindungan pendengaran diwajibkan bagi semua karyawan yang terpapar pada level TWA noise 85dBA atau lebih.

    12. Semua catatan yang berhubungan erat dengan Program Perlindungan Pendengaran harus hanya berlaku selama 2 tahun. Rekaman tes Audiometric harus berlaku selama masa kerja karyawan.

    9. PELINDUNG JATUH

    Alat pelindung jatuh dipakai untuk melindungi seseorang terjatuh dari ketinggian. Sesuai peraturan Perusahaan, seseorang yang bekerja diatas ketinggian 2 meter diharuskan memakai alat pelindung jatuh.

    Jenis-jenis sabuk pengaman

    Ikat pinggang lengkap dengan talinya dan hook.

    Ikat pinggang dengan D ring saja dan tali bisa dilepas.

    Ikat pingang tipe suspension belt yaitu ikat pinggang yang dilengkapi dengan alat yang bisa diduduki, biasanya untuk tukang listrik bila sedang menggantung di tiang listrik.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 61

    Cara pemakaian

    Sebelum memakai periksalah kondisinya harus baik (tidak ada kerusakan).

    Kencangkan sabuk pada pinggang. Jangan terlalu kencang dan jangan terlalu longgar.

    Tempat dimana hook akan dipasang harus diperiksa bahwa tidak akan patah, melengkung atau retak bila digunakan untuk menggantung badan.

    Ikatlah tali lanyard pada bagian atas tempat kerja anda dan jangan mengikat pada bagian pinggir yang tajam Perawatan

    Alat pelindung jatuh harus dirawat dan disimpan dengan baik agar tidak terkena:

    Suhu yang ekstrim, yaitu yang sangat panas atau dingin.

    Terlindas kendaraan, terpukul.

    Terkena minyak, oli atau bahan kimia yang merusak.

    Alat pelindung jatuh yang baik adalah dengan panjang tali lanyard 6 feet dan mampu menahan beban seberat 5400 lbs. (2500 kg)

    Jika alat pelindung jatuh anda kotor, bersihkan dengan sabun biasa

    Bila anda memperoleh alat pelindung jatuh yang pinggirnya telah sobek atau terpotong, jangan dipergunakan.

    Standar K3 tentang Alat Pelindung Jatuh 1. Alat pelindung jatuh harus selalu dipakai oleh karyawan apabila resiko cedera

    karena jatuh tidak dapat dihilangkan. 2. Alat pelindung jatuh harus dipakai oleh karyawan yang bekerja lebih dari 2

    meter di atas permukaan lantai dan berada diluar platform dan handrail pengaman. Ini juga berlaku untuk karyawan yang bekerja di ketinggian dengan man box dan platform peralatan mesin yang bergerak.

    3. Alat pelindung jatuh perorangan harus diinspeksi untuk memastikan apakah terdapat keausan, kerusakan atau deteriorasi sebelum digunakan.

    4. Lifeline horisontal harus dirancang, dipasang dan digunakan di bawah pengawasan orang yang ahli di bidangnya dan memiliki faktor safety 2 (dua). Lifeline harus dilindungi dari resiko putus atau tergores.

    5. Rope dan strap (webbing) yang digunakan di lanyard, lifeline dan komponen-komponen kekuatan body harness dan belt harus terbuat dari bahan fiber sintetis.

    6. Keadaan-keadaan yang mensyaratkan digunakannya alat pehindung jatuh dan lanyards adalah sebagai berikut:

    Di semua stage, float dan jenis perancah menggantung lainnya.

    Di perancah dengan decking atau guardrail yang tidak lengkap

    Di atap yang landai

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 62

    Dalam 2 (dua) meter dan pinggir lantai atau atap dimana tidak terdapat guard rail atau susuran tali kawat.

    Ketika melepaskan plank lantai, cover lubang, grating, dan sebagainya dari panel terakhir di lantai sementara di ketinggian.

    Di lokasi ketinggian 2 (dua) meter atau lebih dimana tidak terdapat alat pelindung jatuh lainnya.

    Ketika ada bahaya jatuh mengancam di lokasi kerja di ketinggian.

    Di area-area ketinggian yang terpapar oleh baja penguat yang menonjol dan tidak terlindung di bawah area kerja.

    Ketika terpapar oleh bahaya jatuh ke dalam peralatan yang berbahaya di bawah area kerja.

    7. Peralatan pelindung jatuh, termasuk lifeline dan lanyard, yang pernah digunakan untuk mengangkat barang harus dibuang.

    8. Pelatihan diberikan untuk pengenalan dan penggunaan peralatan pelindung jatuh kepada setiap karyawan jika:

    Terdapat bahaya jatuh yang berhubungan dengan pekerjaan.

    Terdapat perubahan prosedur.

    Terdapat perubahan peralatan pelindung jatuh.

    10. PELINDUNG TANGAN Alat pelindung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari api, panas atau dingin, listrik, bahan kimia, luka lecet dan luka teriris.

    Bentuknya Sarung tangan (glove)

    Mittent: sarung tangan dengan ibu jari terpisah sedangkan jari yang lain menjadi satu

    Hand pad: melindungi telapak tangan

    Sleeve: untuk melindungi pergelangan tangan sampai lengan, biasanya digabung dengan sarung tangan

    Bahan-bahan tergantung dari fungsinya

    Asbes, katun, wool untuk panas

    Kulit untuk panas, listrik, luka lecet

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Perlindungan Diri 63

    Karet alam atau sentetis: untuk kelembaban air, bahan kimia.

    Poli Vinil Cloride (PVC): untuk zat kimia, asam kuat dan lain- lain.

    Perlindungan dengan sarung tangan akan sangat efektif jika sarung tangan dipakai sesuai dengan jenis pekerjaan. Perhatikan hal-hal berikut untuk menghindari cedera tangan.

    Jangan memakai cincin waktu kerja

    Jangan memakai sarung tangan waktu bekerja di mesin-mesin yang berputar.

    Standar K3 tentang Pelindung Tangan 1. Pemberitahuan dan/atau tanda harus dipasang di tempat dimana alat pelindung

    tangan harus dipakai. 3. Tanggungjawab untuk menentukan jenis sarung-tangan yang sesuai untuk

    pekerjaan-pekerjaan khusus adalah pada masing-masing departemen. 4. Karyawan dilatih untuk menggunakan, memelihara dan merawat sarung-

    tangan pelindung dengan benar.