bab6-pemanenanairhujan

Upload: andhika-widi

Post on 02-Mar-2018

267 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    1/36

    78

    BAB 6

    PEMANENAN AIR HUJAN (RAIN

    WATER HARVESTING)

    6.1 Definisi Pemanenan Air Hujan

    Rain harvestingatau pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air

    hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi, untuk

    penggunaan masa depan untuk memenuhi tuntutan konsumsi manusia

    atau kegiatan manusiaDefinisi yang lain pemanenan air hujan (rainwater harvesting)

    adalah pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian air hujan dari

    atap, untuk penggunaan di dalam dan di luar rumah maupun bisnis

    (www.rainharvesting.com.au).

    Menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun

    2009 pasal 1 ayat 1: Pemanfaatan air hujan adalah serangkaian kegiatan

    mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke dalam

    tanah. Sedangkan pada pasal 3 disebutkan, kolam pengumpul air hujan

    adalah kolam atau wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan

    yang jatuh di atap bangunan (rumah, gedung perkantoran atau industri)

    yang disalurkan melalui talang.

    6.2 Pemamenan Air Hujan Melalui Atap

    Sebuah sistem pemanenan air hujan terdiri dari tiga elemen dasar:

    area koleksi, sistem alat angkut, dan fasilitas penyimpanan. Tempat

    penampungan dalam banyak kasus adalah atap rumah atau bangunan.Luas efektif atap dan bahan yang digunakan dalam membangun atap

    mempengaruhi efisiensi pengumpulan dan kualitas air.

    Sebuah sistem pengangkutan biasanya terdiri dari talang atau pipa

    yang memberikan air hujan yang jatuh di atas atap untuk tangki air atau

    kapal penyimpanan lain. Baik drainpipes dan permukaan atap harus

    terbuat dari bahan kimia lembam seperti kayu, plastik, aluminium, atau

    fiberglass, untuk menghindari efek buruk pada kualitas air.

    Air akhirnya disimpan dalam tangki penyimpanan atau tadah, yang

    juga harus terbuat dari bahan inert. beton bertulang, fiberglass, atau

    http://www.rainharvesting.com.au/http://www.rainharvesting.com.au/
  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    2/36

    79

    stainless steel adalah bahan yang cocok. Tangki Penyimpanan dapat

    dibangun sebagai bagian dari bangunan, atau mungkin dibangun sebagai

    unit terpisah letaknya agak jauh dari gedung. Salah satu contoh sistem

    pemanenan atau penampungan air hujan yang berasal dari atap rumahdapat dilihat seperti pada Gambar 6.1.

    Gambar 6.1 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Yang

    Berasal Dari Atap.

    Ada berbagai teknik penerapan pemanenan air hujan yang dapat

    dipilih disesuaikan dengan kondisi setempat. Penampung air hujan (PAH)

    merupakan wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan yang

    jatuh di atas bangunan (rumah, gedung perkantoran, atau industri) yang

    disalurkan melalui talang. PAH sudah banyak dipakai masyarakat secara

    tradisional sebagai cadangan air bersih. PAH dapat dibangun atau

    diletakkan di atas permukaan tanah (Gambar 6.2) atau di bawah

    permukaan tanah (Gambar 6.3) atau di bawah bangunan rumah yang

    disesuaikan dengan ketersediaan lahan.

    PAH yang diletakkan di atas permukaan tanah mempunyai

    berbagai keuntungan seperti mudah dalam mengambil/ memanfaatkan

    airnya (pengalirannya dapat dengan metode gravitasi) dan mudah

    perawatannya. Volume penampungan air hujan yang digunakan

    disesuaikan dengan luas atap serta curah hujan setempat.

    Di beberapa tempat di Indonesia dimana sumber daya air tawarnya

    terbatas misalnya untuk wilayah pesisir serta pulau pulau kecil, daerah

    Kalimantan serta wilayah lain, penampungan atau pemanenan air hujanmerupakan hal yang sudah biasa dilakukan untuk memenuhi kebutuhuan

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    3/36

    80

    air minum. Penampungan dilakukan dari mulai skala yang kecil (rumah

    tangga) sampai dengan volume yang besar.

    Beberapa contoh penampungan air hujan di beberapa tempat di

    Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6.4 sampai dengan Gambar 6.6.

    Gambar 6.2 : PAH Di Atas Permukaan Tanah.Sumber:www.rainharvesting.com

    http://www.rainharvesting.com/http://www.rainharvesting.com/http://www.rainharvesting.com/
  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    4/36

    81

    Gambar 6.3 : PAH Di Bawah Permukaan TanahSumber: rainharvesting system

    Gambar 6.4 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Di

    pemukiman Pesisir, Tarakan, Kaltim.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    5/36

    82

    Gambar 6.5 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Di

    Sangata, Kaltim.

    Gambar 6.6 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Untuk

    Peternakan Sapi, Sangata, Kaltim.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    6/36

    83

    6.3 Sistem Penampungan Air Hujan Dan Sumur Resapan

    Air hujan yang jatuh pada atap rumah dapat dimanfaatkan untuk

    keperluan sehari-hari dengan terlebih dahulu ditampung dalamPemanenan Air Hujan (PAH) dan dilakukan proses pengolahan secara

    sederhana, Jika PAH sudah penuh air dialirkan kedalam sumur resapan.

    Penampungan Air Hujan ini didesain dengan volume 10 m3,

    dilengkapi dengan sistem penyaringan yang berupa saringan pasir dan

    kerikil dan flotasi. Sistem penyaringan ini diharapkan mampu menyaring

    daun-daun, debu atau pasir yang jatuh di atap genting, sehingga tidak

    masuk kedalam PAH. Jika hujan yang jatuh cukup lebat, maka PAH sudah

    penuh, airnya akan mengalir kedalam sumur resapan.

    PAH kontruksinya terbuat dari beton, bentuk kotak, panjang 500cm, dalam 235 cm dan lebar 110 cm dilengkapi dengan pompa dan filter

    untuk pemanfaatan air yang telah ditampung. Desain kombinasi

    pemanenan air hujan dan sumur resapan, ditujukan untuk menangkap air

    hujan yang jatuh pada atap bangunan agar tidak menjadi aliran permukaan

    (run off) pada saat hujan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan MCK,

    jika hujan berlebih air dari kolam pemanenan akan mengalir ke sumur

    resapan dan meresap kedalam tanah. Sistem kombinasi penampungan air

    hujan dan sumur resapan dapat dilihat pada Gambar 6.7.

    Gambar 6.7 : Sistem Penampungan Air Hujan (PAH) dan Sumur Resapan.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    7/36

    84

    Pemanenan air hujan akan mampu menahan air dalam jumlah besar

    dan sangat siknifikan dalam mengurangi jumlah aliran permukaan. Jika

    dilakukan dalam jumlah besar dan missal dapat mengurangi banjir atau

    genangan pada suatu wilayah. Pemanenan air hujan juga mengantisipasilimpasan air pada wilayah-wilayah yang sangat lambat dalam peresapan

    atau pada tempat-tempat yang mempunyai air permukaan yang tinggi,

    disamping itu air hasil tangkapan sangat bermanfaat untuk keperluan

    sehari-hari, mengurangi ketergantungan pada air tanah dan PDAM.

    Air yang tidak tertampung dalam pemanenan akan diresapkan pada

    sumur resapan biasa, dengan volume yang disesuaikan dengan kondisi

    dilapangan. Air yang sudah tertampung kedalam tangki PAH dapat

    dimanfaatkan sebagai air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan

    mandi, cuci, kakus (MCK). Untuk itu dilengkapi dengan pompa sedot, filtermulti media dan kontrol panel. Kontrol panel berfungsi untuk mengatur

    opersional pompa, memberikan tanda kepada operator apakah dalam

    tangki PAH ada air atau kosong. Indikasi adanya air dalam tangki PAH

    ditandai dengan lampu yang menyala hijau. Sistem opersional

    penampungan air hujan, sumur resapan serta pengolahan air hujan dengan

    filter multi media dapat dilihat pada Gambar 6.8. Sedangkan penampungan

    air hujan serta filter multi media yang telah terpasang dapat dilihat pada

    Gambar 6.9 dan Gambar 6.10.

    Gambar 6.8 : Sistem Opersional Penampungan Air Hujan, Sumur Resapan

    Serta Pengolahan Air Hujan Dengan Filter Multimedia.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    8/36

    85

    Gambar 6.9 : Kombinasi Pemanenan air Hujan dan Sumur Resapan.

    Gambar 6.10 : Filter Multi media Untuk Pengolahan Air Hujan Untuk

    Keperluan Air Bersih.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    9/36

    86

    6.4 Pemamenan Air Hujan Dengan Embung

    Perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali telah

    menyebabkan meningkatnya koefisien limpasan (runoff

    ), sehingggamenyebabkan air hujan yang melimpah di musim penghujan tidak dapat

    meresap kedalam tanah dan langsung mengalir ke sungai dan terbuang ke

    laut. Pengelolaan air yang baik adalah menampung kelebihan air di musim

    hujan, agar bisa digunakan di musim kemarau. Salah satu cara yang

    sederhana adalah dengan pembuatan embung sebagai langkah konservasi

    air sekaligus menahan laju erosi. Pembuatan embung merupakan solusi

    terbaik yang murah dan efisien. Air yang tertampung di dalam embung

    digunakan sebagai air baku air minum ataupun untuk keperluan pertanian

    di musim kemarau. Teknik pemanenan air hujan seperti ini cocok bagiekosistem tadah hujan dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak

    pasti.

    Embung adalah cekungan alamiah maupun buatan di daerah

    dataran tinggi atau pegunungan yang berfungsi untuk menampung air,

    baik air hujan maupun air yang berasal dari mata air dan sungai. Embung

    tidaklah seluas danau atau telaga maupun situ tetapi mempunyai manfaat

    yang sama yaitu sebagai sarana untuk mengurangi ketimpangan air pada

    musim hujan dan musim kemarau. Hal ini terjadi karena embung dapat

    memperlambat mengalirnya air daritempat yang lebih tinggi ke tempat

    yang lebih rendah sehingga akan menambah banyaknya cadangan air

    tanah yang meresap di di dalam tanah. Jika hal ini terjadi maka kondisi air

    tanah di wilayah tersebut akan bertambah, dan jika embung terletak di

    wilayah pegunungan seiring dengan berjalannya waktu maka pada musim

    kemarau air tanah tersebut akan muncul ke permukaan di daerah yang

    lebih rendah berupa mata air.

    Embung juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan

    untuk usaha sampingan sebelum air itu digunakan sebagai pengairan. Jenisikan yang dipelihara terutama ikan-ikan yang mempunyai toleransi tinggi

    terhadap kondisi lingkungan perairan yang buruk, sesuai dengan kondisi

    perairan embung yang tergenang. Ikan mujair biasanya dapat hidup

    dengan baik, Selain untuk usaha pemeliharaan ikan embung juga dapat

    dijadikan sebagai tempat rekreasi dan yang lebih penting adalah

    digunakannya embung sebagai penyedia air bersih untuk kebutuhan

    rumah tangga. Beberpa contoh embung dapat dilihat pada Gambar 6.10

    dan Gambar 6.11.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    10/36

    87

    Pembuatan embung sebenarnya tidak terlalu sulit untuk

    dilaksanakan, namun harus memenuhi beberapa kriteria misalnya jenis

    tanah, kemiringan, tipe curah hujan, ukuran dan luas daerah tangkapan

    hujan. Penandaan alur air limpasan harus segera diketahui melaluipengamatan pada musim hujan, sehingga arah aliran air tersebut sebagai

    dasar penentuan letak embung. Disamping itu yang lebih penting lagi

    adalah dasar filosofi pembuatan embung secara ekologi - hidrolik haruslah

    berorientasi pada embung yang alami artinya bahwa dalam

    pengelolaannya berangkat dari filosofi embung alami bukan berangkat dari

    filosofi reservoir atau kolam tando bangunan sipil hidro.

    Embung yang alami memenuhi kondisi ekologi-hidrolik dan

    dilingkari oleh pohon dan vegetasi yang secara umum dibedakan menjadi

    tiga ring. Ring pertama pada umumnya ditumbuhi pohon-pohon besaryang biasa ada di daerah yang bersangkutan. Ring kedua dipenuhi dengan

    pepohonan yang lebih kecil yang relative kurang rapat dibanding ring

    pertama. Ring ketiga atau ring luar berbatasan dengan daerah luar

    embung, dengan tingkat kerapatan tanaman yang lebih jarang. Jika kondisi

    ini punah maka kan mempengaruhi umur dari embung itu sendiri. (Toto

    Subagyo).Untuk dapat mengkondisikan menjadi embung alami maka perlu

    penggalakan penghijauan daerah disekitar embung sehingga akan

    menciptakan daerah tangkapan hujan yang makin luas dan akan

    mengakibatkan terjaminnya ketersediaan air pada embung tersebut. Selain

    itu perlu diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemeliharaan

    embung bukan hanya menjadi tugas pemeintah tetapi merupakan tugas

    bersama antara masyarakat dan pemerintah.

    Gambar 6.10 : Foto Embung Musuk (Solopos 8 Maret 2011)

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    11/36

    88

    Gambar 6.11 : Embung Bina Latung, Tarakan.

    6.5 Penerapan Pemanenan Air Hujan Di Beberapa Negara

    6.5.1 Pemanenan Air Hujan di Brazil

    Daerah Semi-Arid Brasil (SAB), memiliki curah hujan yang berkisar

    kurang dari 185 mm sampai 974 mm per tahun, dengan tingkat penguapan

    mencapai 3.000 mm per tahun. Pada tahun 2005, Departemen Integrasi

    Nasional menghitung risiko kekeringan antara tahun 1970 dan 1990 di atas

    60%. Prakiraan perubahan iklim menunjukkan bahwa bagian-bagian yang

    kering dari SAB akan menjadi semakin kering, walaupun ada sedikit

    peningkatan curah hujan.

    Untuk beradaptasi dengan variabilitas curah hujan tersebut,

    dibutuhkan lebih banyak penyimpanan air di daerah pedesaan.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    12/36

    89

    Pemanenan air hujan adalah salah satu cara untuk beradaptasi terhadap

    variabilitas curah hujan saat ini dan masa depan. Pemanenan air hujan

    telah diterima oleh masyarakat pedesaan di SAB. Mereka belajar hidup

    dalam harmoni dengan alam iklim semi-arid. Mereka memahami bahwa airharus dikelola dalam cara terpadu, mempertimbangkan sumber (hujan, air

    permukaan, tanah dan air tanah), dan penggunaan air (untuk lingkungan,

    domestik, pertanian dan keperluan darurat). Salah satu contoh sistem

    penampungan air hujan dapat dilihat pada Gambar 6.12.

    Gambar 6.12 : PAH no. 84625 di Brazil Dalam Program Untuk 1 Juta Tangki

    Air.Sumber: UNEP/SEI, 2009

    6.5.2 Pemanenan Air Hujan di China

    Provinsi Gansu terletak di dataran tinggi Loess di Cina tengah,

    merupakan satu wilayah paling kering di pegunungan dan merupakan

    daerah termiskin di Cina. Di wilayah ini, curah hujan tahunan sangat

    variabel dengan 60% dari curah hujan tahunan terjadi di 3 bulan antara

    bulan Juli dan September. Rata - rata curah hujan tahunan adalah sekitar

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    13/36

    90

    300 milimeter. Faktor rendahnya curah hujan ini telah dihubungkan

    dengan kemiskinan dan Gansu dipandang sebagai salah satu daerah miskin

    di Cina. Secara tradisional, masyarakat Provinsi Gansu selalu tergantung

    pada air hujan sebagai sumber utama pasokan air; penggalian 20 meterkubik tanah liat berjajar tangki air bawah tanah di tanah loess untuk

    menyimpan aliran permukaan sangat umum di daerah ini. Walaupun

    dengan usaha pembuatan tangki air bawah tanah, pada tahun-tahun

    kering, usaha ini tidak bisa selalu membantu keterediaan air yang cukup

    dan orang-orang dipaksa untuk perjalanan jauh ke sungai atau untuk

    bergantung pada truk air pemerintah.

    The Gansu Research Institute meluncurkan proyek 1-2-1 untuk

    pemeliharaan air dengan dukungan dari pemerintah. Proyek-proyek ini

    didasarkan pada uji coba tes, pada demo plant dan proyek pilot yangdilaksanakan sejak tahun 1988. Setiap keluarga diberikan dengan satu unit

    atap (yang terbuat dari tanah liat) sebagai area tangkapan, dua tangki air

    dan terpal plastik untuk pengumpulan limpasan air hujan pada satu area.

    Tangki tanah liat tradisional Shuijiao diperbaiki dengan melapisinya dengan

    semen atau logam kecil yang melekat pada mereka. Salah satu contoh

    sistem pemanenan air hujan di Gansu, Cina dapat dilihat seperti pada

    Gambar 6.13.

    Gambar 6.13 : Salah satu Contoh Sistem Pemanenan Air Hujan Di Gansu,

    Cina.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    14/36

    91

    Tangki yang dipasang di atap dan halaman disemen ini

    menggantikan daerah tangkapan tanah polos. Sebuah parit kemudian

    dibuat di sekitarnya yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan untuk

    menyiram sayuran yang dihasilkan. Cara Ini sederhana, efektif namunmurah, pendekatan proyek ini telah membantu lebih dari 200.000 keluarga

    dan memastikan bahwa sekitar satu juta orang diberikan bukan saja

    dengan air yang cukup tapi juga dengan tanaman yang baik. Pada tahun

    2000, sebanyak 2.183.000 tank air hujan telah dibangun dengan total

    kapasitas 73.100.000 meter kubik di Provinsi Gansu, penyediaan air minum

    bagi 1,97 juta orang dan tambahan irigasi untuk 236.400 ha lahan.

    Manfaat yang diperoleh dengan penerapan pemanenan air hujan di

    Cina Barat Laut, Cina Utara, dan Guangxi (daerah kekeringan) adalah, erosi

    tanah berkurang, pendangkalan sungai dan bendungan berkurang, danmengurangi banjir di samping mencukupi kebutuhan air keluarga.

    6.5.3 Pemanenan Air Hujan Di Australia

    Proyek pemanenan air hujan membuat area penangkap air hujan

    seluas 1000 10.000 m2bahkan lebih. Pemanenan air hujan ini dibangun

    rumah sakit, pusat-pusat perbelanjaan, perguruan tinggi, fasilitas olah

    raga, kantor, taman dan kebun. Contoh Penerapan RH di Australia dapat

    dilihat pada Gambar 6.14 dan Gambar 6.15.

    Gambar 6.14 : Commercial Rainwater Harvesting Woolworths RDC,

    Minchinbury, Sydney, Australia Hauber-Davidson

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    15/36

    92

    Gambar 6.15 : Rainwater Harvesting Tank At Hospital, Australia Hauber-

    Davidson.

    6.5.4 Pemanenan Air Hujan Di Jerman

    Pada tahun 1988, sebuah "satuan tugas lingkungan" didirikan di

    klinik Bad Hersfeld Jerman. Klinik Bad Hersfeld memiliki berbagai layanan

    medis dan perawatan 577 tempat tidur, sebagai pusat kompetensi medis

    di Hessen Timur dan Tengah dengan jumlah pegawai 1400. Pada tahun

    1995, air hujan sudah digunakan untuk penyiraman outdoor, air mancur

    dan kolam yang digunakan bersama air sumur. Sejak tahun 2001, sejumlah

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    16/36

    93

    111 toilet telah terhubung ke sistem pemanenan air hujan. Pompa vakum

    pendingin yang digunakan untuk sterilisasi ini efektif. Air hujan dengan

    suhu max 20 C, beredar melalui PAH dalam sistem tertutup, sehingga

    limbah panas dapat digunakan kembali (Knig, 2008). Pada tahun 2007,diperlukan 384 m3 air minum selama periode kering, sedangkan hasil

    pemanenan air hujan sebanyak 2.180 m3. Selain itu dapat ditambahkan

    4.000 m3 air pendingin yang disimpan setiap tahun sehingga jumlah air

    yang dilestarikan mencapai 6.180 m3.

    Sejak tanggal 1 Januari 2003 banyak manfaat diperoleh Klinik Bad

    Hersfeld. Klinik Bad Hersfeld dapat menghemat 13,500 per tahun dengan

    penerapan RH yang meliputi biaya operasional termasuk perawatan filter

    dan listrik untuk pompa RH, dan menetralkan air pendingin. Penerapan RH

    berarti penghematan energi dan mengurangi emisi CO2.

    6.5.5 Pemanenan Air Hujan Di Srilangka

    Hampir tiga perempat dari Sri Lanka terletak pada apa yang secara

    luas dikenal sebagai 'Dry Zone', terdiri dari setengah utara dan seluruh

    timur negara itu. Curah hujan tahunan rata-rata di wilayah ini umumnya

    antara 1,200-1,800 mm. Tahunan 2540 mm sampai lebih dari 5080 mm di

    barat selatan Pulau dan kurang dari 1250 mm di barat laut dan selatan

    timur. Karena ketersediaan sumber air alternatif di masa lalu, tidak ada

    tradisi lagi menampung air hujan untuk pasokan domestik. Namun

    demikian, di daerah perbukitan banyak kekurangan akses ke sumur yang

    dapat diandalkan atau koleksi air dilakukan secara gravitasi dengan

    menggunakan pipa. Untuk mendapatkan air kadang membutuhkan

    perjalanan yang panjang menuju sumber air, sering perjalanan ditempuh

    dengan berjalan kaki, jalan menandak dan kadang wadahnya jatuh.

    Setelah sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1995, pasokanair masyarakat dan proyek sanitasi pertama melakukan demonstrasi dan

    pilot proyek yang melibatkan pembangunan sekitar seratus tanki 5-meter

    kubik untuk suplai air rumah tangga. Dua desain dikembangkan sebuah

    tangki bawah permukaan bata dan tangki forrocement permukaan. Untuk

    atap berukuran rata-rata 60 meter kubik rumah tangga di wilayah proyek

    bisa berharap yang setara pasokan air hujan menjadi antara 150-200 liter

    per hari atau bahkan lebih tinggi selama sebagian tahun basah. Forum-

    pemanenan air hujan Srilanka didirikan pada tahun 1996 untuk

    mempromosikan penerapan air hujan untuk aplikasi air hujan untuk

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    17/36

    94

    keperluan rumah tangga di seluruh negeri dan untuk mengembangkan

    teknologi dan membuat petunjuk untuk praktek pemanenan air hujan yang

    baik.

    Dengan curah hujan cukup diseluruh negara, pemanenan adalahpilihan yang layak untuk menyediakan air minum yang aman bagi

    masyarakat yang hidup di pemukiman bukit di pusat pegunungan dan

    untuk mereka yang tinggal di zona kering utara tengah dan selatan. Dalam

    dua bidang terakhir, masyarakat baik yang tidak memiliki akses terhadap

    air minum yang aman atau air tanah yang tersedia terlalu payau untuk

    diminum. Di zona kering selatan, salinitas air tanah merupakan ancaman

    utama bagi konsumsi manusia, karena perjalanan bangsa ini selama

    berjam-jam untuk memasok kota sumber terdekat atau masyarakat

    dengan baik. Karena kesulitan pengumpulan air minum yang aman, orang-orang di zona kering mempunyai sistem pemanenan air hujan tradisional

    mereka sendiri. Sistem ini digunakan selama musim hujan dan koleksi

    mereka terbatas pada peralatan rumah tangga karena tidak ada

    penyimpanan. Contoh Penerapan pemanenan air hujan di Srilanka dapat

    dilihat pada Gambar 6.16 dan Gambar 6.17.

    Gambar 6.16 : Tangki Penampung Air Hujan.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    18/36

    95

    Gambar 6.17: Sistem Penampung Air Hujan Dari Atap.

    Teknologi ini mengadopsi kearifan tradisional panen limpasan atap,

    bergabung dengan tangki teknologi baru, dan lima tangki semen mortar

    dibangun di tingkat rumah tangga untuk memanen dan menyimpan airhujan. Percobaan pertama panen air hujan mulai diselenggarakan di

    sebuah desa bernama Dematawelihinna di Bedulla di perbukitan pusat Sri

    Lanka tangki ini ada dua jenis : tank permukaan terbuat dari ferrocement

    dan tangki bawah tanah yang terbuat dari batu bata mortar. Total biaya

    yang tangki bervariasi dari Sri Lanka rupee 7,000-9,000 (US $ 90-115),

    tergantung pada jenis tangki. Saat ini ada sekitar 6.500 tank dibangun di

    lima kabupaten di Sri Lanka. Awalnya program ini menerapkan sistem

    pemanenan air hujan dan selanjutnya program itu diambil alih oleh

    beberapa organisasi non-pemerintah sebagai sarana air bersih juga rumah

    miskin memegang di Sri Lanka pedesaan. Kontribusi penerima di bidang

    konstruksi telah meningkat dari 20% menjadi 50% dan diberi rasa

    kepemilikan yang lebih baik.

    6.5.6 Pemanenan Air Hujan Di Thailand

    Thailand terletak di sabuk tropis dunia. Memiliki curah hujan

    melimpah, musim hujan berasal dari Mei - Oktober, ketika itu negara ini

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    19/36

    96

    mengalami monsun barat daya. Curah hujan tahunan berkisar dari 102 cm

    di timur laut hingga lebih dari 380 cm di semenanjung. Secara tradisional

    orang mengumpulkan air hujan untuk menggunakannya secara eksklusif

    untuk minum dan memasak. Orang lebih suka air hujan hingga untuk airlainnya karena rasanya. Untuk rakyat perdesaan Thailand umumnya

    menggunakan setidaknya dua sumber air. Air hujan dari stoples dan tangki

    serta air tanah dangkal dari tabung sumur. Pembangunan lebih dari 10 juta

    1-2 guci forrocementmeter kubik untuk penyimpanan air hujan di Thailand

    telah menunjukkan potensi dan kesesuaian sistem tangkapan sebagai

    teknologi pasokan air utama perdesaan.

    Pemanenan air hujan dengan guci hampir digunakan oleh semua

    rumah individu dan dengan demikian mereka memiliki akses ke sepanjang

    tahun untuk air bersih. Wadah didatangkan dalam berbagai kapasitas dari100 sampai 3.000 liter dan dilengkapi dengan tutup, keran, dan tirisan.

    Ukuran yang paling populer adalah 2.000 liter, dengan biaya 750 Baht, dan

    menyimpan air hujan cukup untuk sebuah rumah tangga enam orang

    selama musim kering, berlangsung hingga enam bulan. Contoh Penerapan

    pemanenan air hujan di Thailand dapat dilihat pada Gambar 6.17.

    Gambar 6.17 : Stoples Atau Guci Penyimpan Air Hujan di Thailand.

    6.5.7 Pemanenan Air Hujan di Singapura

    Curah hujan tahunan rata-rata dari Singapura adalah 2400

    milimeter. Meskipun 50% dari luas lahan digunakan sebagai resapan air,

    hampir 40-50 persen kebutuhan air diimpor. Sejumlah penelitian dan

    pengembangan telah dilakukan di Singapura untuk memaksimalkan

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    20/36

    97

    abstraksi air hujan. Skema telah memasukkan penggunaan air hujan dari

    atap gedung-gedung bertingkat tinggi, dari run-off di bandara untuk

    keperluan non-minum, dan sistem terintegrasi dengan menggunakan

    kombinasirun-off

    dari kompleks industri, pertanian akuakultur danlembaga pendidikan. Singapura meningkatkan kebutuhan untuk air dan

    mulai mencari sumber alternatif dan metode inovatif pemanenan air

    hujan.

    6.5.7.1 Pemanenan Air Hujan Di Changi Airport

    Changi Airport melakukan sistem pemanenan air hujan dengan cara

    mengumpulkan dan memanfaatkan air hujan dari atap, yang menyumbang

    28-33% dari total air yang digunakan, menghasilkan penghematan biayasekitar S $ 390.000 per tahun. Potensi untuk menggunakan atap sebagai

    daerah tangkapan cukup tinggi. Sistem yang dikembangkan adalah

    merupakan hasil penelitian yang intensif. Sebuah program komputer yang

    sederhana ini dikembangkan dan disusun berkaitan nomogram daerah

    atap, ukuran tangki dan roofwater yang tersedia. Penerapan sistem

    pemanenan air hujan di bandara Changi dapat dilihat pada Gambar 6.18.

    Gambar 6.18 : Sistem Pemanenan Air Hujan Di Bandara Changi Singapore.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    21/36

    98

    6.5.7.2 Pemanenan Air Hujan Untuk Bangunan Tingkat Tinggi

    Sistem ini diterapkan di sebuah gedung 15 lantai, air hujan dari atap

    dikumpulkan dialirkan ke dua tangki air hujan dan air hanya digunakanuntuk pembilasan. Kualitas air dapat diterima dalam hal warna, kekeruhan

    dan kandungan bakteriologis meskipun total padatan dan tingkat klorida

    yang sedikit lebih tinggi.

    Sebuah sistem dual modesederhana didirikan di tangki koleksi yang

    ditempatkan di atap gedung. Sebuah penilaian ekonomi menetapkan

    bahwa ada penghematan air efektif 13,7%. Biaya air hujan itu s $ 0,395 (US

    $ 0,25) per meter kubik, cukup ekonomis bila dibandingakan terhadap

    biaya air minum S $ 0,535 (US $ 0,33). Skema Sistem PAH Di Bangunan

    Bertingkat Di Singapura dapat dilihat pada Gambar 6.19.

    Gambar 6.19 : Skema Sistem PAH Di Bangunan Bertingkat Di Singapura.

    6.5.7.3 Pemanenan Air Limpasan di Wilayah Pemukiman (Urban

    Residential Area)

    Pada 1986, meningkatnya kebutuhan air menyebabkan

    pembentukan skema kebutuhan air di wilayah Seletar Bawah-Bedok, di

    mana hampir sembilan persen dari total luas lahan yang digunakan. Fitur

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    22/36

    99

    yang paling penting dari skema ini adalah bahwa hampir seperempat dari

    wilayah tangkapan ini adalah di daerah perkotaan yang memiliki gedung

    atau bangunan tinggi dan industri, sehingga air limpasan permukaan (run-

    off) tercemar oleh polutan yang bermacam-macam. Oleh karena itupengendalian pencemaran air dan penggunaan teknologi yang relevan

    adalah prioritas utama dari skema pemanenan air hujan.

    Untuk wilayah Seletar Bawah dilakukan dengan cara membuat

    bendungan di muara sungai Seletar, yang memiliki daerah tangkapan air

    sekitar 3200 ha, sehingga menjadi reservoir Seletar Bawah. Reservoir

    Seletar Bawah (Lower Seletar Reservoir) dibangun di bawah Skema Sungei

    Seletar /Skema Air Bedok, selesai dibangun pada tahun 1986. Skema ini

    melibatkan pembendungan Sungai Seletar (Yishun Dam) untuk membentuk

    Reservoir Seletar Bawah, pembuatan Reservoir Bedok dari bekas tambangpasir dan pembangunan penyediaan air minum (Waterworks) Bedok.

    Keunikan dari skema tersebut adalah pembangunan sembilan stasiun

    pengumpulan air hujan (stormwater) untuk memanfaatkan limpasan air

    hujan (runoffs) dari daerah tangkapan wilayah pemukiman di sekitarnya.

    Delapan dari stasiun-stasiun pengumpulan tersebut adalah kolam di

    Yishun, Tampines, Bedok dan kota baru Yan Kit .

    Reservoir tersebut saling berhubungan dan air baku dari reservoir

    Bedok diolah sampai tingkat air minum sebelum didistribusikan. Sisa dari

    luas daerah tangkapan 2.625 ha merupakan wilayah perkotaan (urban)

    dan limpasan permukaan air hujan dari kedua wilayah tersebut di alirkan

    ke reservoir Bedok.(Sumber : http://www.rainwaterharvesting.org/international/singapore.htm)

    6.5.8 Pemanenan Air Hujan Di Tokyo Jepang

    Tokyo terletak di zona sub tropis lembab. Terdapat musim hujandimulai pada awal Juni dan berlangsung sampai pertengahan Juli. Curah

    hujan tahunan rata-rata 1.380 mm (55 inci), dengan musim panas yang

    basah dan kering dimusim dingin. Sampai tahun 1990-an, fokus utama

    untuk aplikasi pemanenan air hujan untuk penyediaan air domestik. Pada

    tahun 1994, konferensi air hujan internasional Tokyo diselenggarakan di

    Jepang. Keluaran dari konferensi ini penting karena merupakan titik balik

    persepsi mengenai peran, aplikasi dan potensi untuk teknologi sistem

    tangkapan (pemanenan) air hujan di dunia luas. Pemanenan air hujan

    memainkan peranan penting dalam menyelesaikan krisis air di Tokyo dan

    http://www.rainwaterharvesting.org/international/singapore.htmhttp://www.rainwaterharvesting.org/international/singapore.htm
  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    23/36

    100

    tumbuh di kota besar di seluruh dunia, terutama di Asia. Di Tokyo dan di

    tempat lain di Jepang ikut tertarik dalam penggunaan sistem penyimpanan

    air rumah tangga, yakni untuk pemadam kebakaran dan untuk keperluan

    lain. Resevoir rumah tangga tersebut juga bisa menyediakan pasokan airdarurat domestik termasuk untuk setiap peristiwa gempa besar. Walaupun

    air hujan masih belum banyak dimanfaatkan di Tokyo, telah ada investigasi

    serius ke peran potensi sistem tangkapan air hujan yang bisa berperan

    dalam penyediaan air, penanganan stratagies banjir dan mitigasi bencana.

    Pada tingkat masyarakat, fasilitas air hujan pemanfaatan sederhana

    dan unik, "Rojison", telah didirikan oleh penduduk setempat di distrik

    Mukojima Tokyo untuk memanfaatkan air hujan yang dikumpulkan dari

    atap rumah-rumah pribadi untuk penyiraman kebun, pemadam kebakaran

    dan air minum dalam keadaan darurat. Sistem pemanfaat air hujansederhana di Tokyo Jepang dapat dilihat pada Gambar 6.20. Untuk saat ini,

    sekitar 750 bangunan swasta dan publik di Tokyo telah memperkenalkan

    koleksi dan sistem pemanfaatan air hujan. Pemanfaatan air hujan sekarang

    berkembang baik di tingkat publik dan swasta.

    Sebuah arena Sumo-gulat di kota Sumida menggunakan air hujan

    dalam skala besar. Atap dengan luas 8.400 m2 di arena ini berfungsi

    sebagai daerah tangkapan permukaan untuk sistem pemanfaatan air

    hujan. Sistem saluran mengumpulkan air hujan ke tangki penyimpanan

    1.000 m3 bawah tanah dan menggunakannya untuk menyiram toilet dan

    pendingin udara. Melalui contoh dibawah ini, banyak fasilitas umum baru

    termasuk Balai Kota yang sudah mulai memperkenalkan sistem

    pemanfaatan air hujan.

    6.5.9 Pengelolaan Air Hujan Di Korea Selatan

    Dalam sejarah Kerajaan Gochosun yang dibangun pada tahun 2333Sebelum Masehi, pentingnya pengelolaan air hujan telah dideskripsikan

    dengan baik. Dangun Wanggeom, raja pertama Gochosun, memerintah

    negara dengan ketiga gurunya, yang merupakan master di bidang air,

    angin, dan awan. Ahli hujan berana Woosa pasti merupakan ahli yang

    sangat terlatih dalam pengelolaan air hujan. Filosofi yang berkuasa adalah

    untuk memberikan manfaat bagi setiap partai, yang mungkin berarti

    orang-orang yang tinggal di hulu harus memperhatikan kebutuhan orang-

    orang dan lingkungan di hilir. Pada masa sekarang, ini disebut win-win

    strategy.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    24/36

    101

    Gambar 6.20 : "Rojison", Fasilitas Pemanfaatan Air Hujan Yang Sederhana

    Dan Unik, Di Tingkat Masyarakat Di Tokyo, Jepang.

    Pada masa Dinasti Baekje akhir, beberapa reservoir dibangun. Salah

    satunya adalah Byeokgoljae, dibangun pada tahun 330 Masehi, memiliki

    panjang tepian 3, km, tinggi 5,7 m dan area reservoir seluas 10.000 ha.

    Teknologi konstruksinya ditransfer ke Jepang lama, dimana struktur yang

    mirip masih beroperasi. Tahun 1441 Masehi pada masa Dinasti Chosun,

    alat pengukur air hujan pertama di dunia bernama Chuk-u-gi ditemukan

    oleh Raja Agung Sejong (Gambar 6.21). Alat ini terdiri dari sebuah fondasi

    batu, kolom air, dan sebuah batang untuk mengukur tingginya curah hujan.Sejak itu, dan hingga tahun 1907, jaringan alat ukur hujan nasional

    dibangun, yang digunakan untuk mengumpulkan data curah hujan dari

    kantor lokal. Meskipun beberapa bagian dari jaringan ini telah

    dihancurkan, catatan curah hujan selama 250 tahun masih tetap ada, dan

    merupakan sumber data paling penting untuk membantu memahami pola

    jangka panjang perubahan iklim.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    25/36

    102

    Gambar 6.21 : Alat Pengukur Curah Hujan Pertama Di Dunia (di Korea).

    Catatan: Alat pengukur curah hujan ini dibangun pada tahun 1441 oleh Raja Agung Sejong dan

    telah digunakan sejak saat itu. Alat ini diditribusikan kepada pemerintahan lokal dibawahpengawasan raja. Data curah hujan yang diukur dikumpulkan melalui jaringan nasional dan

    catatannya disimpan lebih dari 500 tahun setelah pengembangannya.

    Juga selama dinasi Chosun, sebuah badan khusus, Je-Eon-Sa

    diselenggarakan oleh pemerintahan pusat dengan misi untuk membangun

    dan memelihara reservoir. Sebagai hasilnya, sekitar 18.000 danau kecil

    buatan manusia tetap ada di setiap bagian Negara, mengangani banjir,

    kekeringan, serta menambah keanekaragaman hayati dari bangsa kita yang

    ramah lingkungan.

    6.5.9.1 Paradigma Baru Pengelolaan Air Hujan di Korea Selatan

    Sejak korea mengalami kondisi cuaca yang paling parah, yang

    diperkirakan akan menjadi lebih parah karena prubahan iklim, maka perlu

    sebuah paradigma baru dalam pengelolaan air hujan. Walaupun

    paradigma ini dikembangkan dalam konteks area monsoon, konsep serupa

    bisa diaplikasikan di daerah kering atau basah lainnya, atau daerah yang

    mungkin akan mengalami kondisi cuaca abnormal di seluruh dunia. Pada

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    26/36

    103

    akhirnya, hal ini akan dapat membantu negara-negara untuk memenuhi

    Millenium Development Goals (MDGs), dan penggunaan air yang efisien

    akan membutuhkan energi yang lebih sedikit serta mendukung

    infrastruktur yang berkelanjuta (Han Mooyoung, 2008).

    A. Air Hujan Adalah Sumber Dari Semua Air

    Seluruh sumber air kita yaitu baik air permukaan maupun air tanah

    berasal dari air hujan. Pengumpulan langsung dan penggunaan air hujan

    tidak hanya menghemat energi yang dibutuhkan untuk pengolakan dan

    perpindahan air, tetapi juga meningkatkan faktor keamanan terhadap

    kerusakan oleh banjir, kekurangan air, polusi, atau kebakaran. Pemanenan

    air hujan harus dipertimbangkan sebagai pilihan pertama untuk suplai airuntuk sistem pemasok air yang baru maupun yang telah ada sebelumnya.

    B. Pengelolaan Oleh Daerah (Bukan Menurut Garis)

    Perubahan permeabilitas permukaan tanah yang disebabkan oleh

    pembangunan atau curah hujan yang besar akibat perubahan iklim dapat

    dengan tajam meningkatkan jumlah limpasan. Tidakan yang ada saat ini

    untuk menghadapi hal tersebut adalah dengan cara mengalirkan ke sungai

    terdekat, termasuk menggunakan stasiun pompa air hujan, bendungan,

    dan meninggikan tanggul. Langkah ini berhadapan dengan limpasan dalam

    rantai struktur (manajemen menurut garis). Mungkin akan lebih baik untuk

    membuat sejumlah kolam penahanan atau fasilitas penyimpanan dalam

    skala kecil di seluruh area dimana hujan turun. Hal ini tidak hanya

    mencegah banjir, tetapi juga mengurangi efek kekeringan. Air yang

    disimpan dapat digunakan untuk menciptakan danau kecil atau lahan

    basah untuk lingkungan yang lebih baik.

    C. Pengelolaan Terdesentralisasi (Bukan Sentralisasi)

    Secara tradisional, sistem penyediaan air telah didasarkan pada

    sistem terpusat, dimana air diambil dari sebuah bendungan, diolah, dan

    didistribusikan dalam skala besar. Meskipun mungkin ada keuntungan

    dalam sistem skala besar seperti itu, hal tersebut sangat memerlukan

    energi yang signifikan untuk pengolahan air dan transportasinya.

    Sebaliknya, sebuah sistem yang terdesentralisasi digabungkan dengan

    pengelolaan yang baik akan mengurangi biaya dan kebutuhkan energi.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    27/36

    104

    Apabila kita mengimplementasikan sistem pemanenan air hujan (RWH)

    pada sistem pemasok air skala besar yang sudah ada, kita akan

    menciptakan sebuah struktur pengelolaan air yang lebih fleksibel dan

    aman.

    D. Pengendalian Sumber (Bukan End-Of-Pipe Control)

    Air baku yang diambil dari sungai dapat mengandung kekeruhan,

    pathogen, atau kontaminan terlarut yang terkumpul dari seluruh daerah

    tangkapan. Ini perlu dikurangi dengan proses pengolahan, yang

    membutuhkan energi serta biaya tambahan. Akan tetapi, apabila kita

    mengumpulkan air hujan di dekat tempat jatuhnya, kita dapat memelihara

    kualitas air yang baik dengan pengolahan yang relative sedikit. Keuntungantambahan dari mengurangi volume limpasan dengan penyimpanan

    langsung atau infiltrasi ke dalam tanah adalah berkurangnya ancaman

    banjir di tingkat lokal. Setelah pengumpulan, air yang disimpan dapat

    digunakan untuk berbagai tujuan di lokasi terdekat.

    E. Keterlibatan Aksi Lokal (Bukan Kebijakan Top-Down)

    Pemanenan air hujan melibatkan banyak proyek skala kecil di

    tingkat lokal, ketimbang sebuah proyek

    besar, proyek daerah terpencil, dan dengan demikian melibatkan banyak

    stakeholder. Oleh karena itu, keterlibatan dan dukungan dari masyarakat

    setempat, pendidikan, dan kesadaran publik sangatlah penting.

    F. Pengelolaan Air Hujan Multi-Fungsi (Bukan Tujuan Tunggal)

    Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan air di korea,

    misalnya banjir, kekeringan, pencemaran air, sungai kering, dan kebakaranhutan dll. Masalah-masalah masih tetap ada, kemungkinan karena di masa

    lalu, setiap masalah dihadapi secara terpisah. Sejumlah departemen

    tunggal, masing-masing dengan kepentingan dan prioritasnya sendiri,

    berhadapan dengan masalah air. Solusinya terkadang sempit dan tidak

    efisien dalam konteks nasional.

    Diagram sederhana yang ditunjukkan dalam Gambar 6.22

    menggambarkan pendekatan ini. Setiap peraturan/hukum ditampilkan

    secara konseptual. Misalnya, Undang Undang tentang Sungai menunjukkan

    bahwa kepentingan utama adalah banjir, dengan perhatian yang sangat

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    28/36

    105

    kecil untuk kekeringan. Hukum atau peraturan penyediaan air hanya

    menangani manajemen sumber daya air, dengan sedikit penekanan pada

    bidang utama lainnya. Sebuah model pengelolaan ideal akan mencakup

    semua permasalahan utama.

    Gambar 6.22 : Sistem Pengelolaan Air Hujan Multi Fungsi (Tujuan) di Korea.

    6.5.9.2 Contoh Paradigma Baru Pengelolaan Air Hujan Di Korea Selatan

    Baru-baru ini, telah terjadi peningkatan minat dalam pemerintahan,

    kalangan akademisi, dan organisasi non-pemerintah untuk

    mempromosikan pemanfaatan air hujan di Republik Korea. Beberapa

    pemerintah daerah, seperti Metropolitan Seoul Government (SMG),

    memberlakukan tindakan untuk meminta instalasi sistem pemanfaatan air

    hujan untuk bangunan yang baru dibangun dan juga mengembangkan

    program insentif untuk mempromosikan pemanfaatan air hujan. Baru-baru

    ini, pengelolaan air hujan telah dianggap sebagai langkah penting untuk

    mencegah bencana alam seperti banjir dan/atau kekeringan. Data teknis

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    29/36

    106

    dan teori-teori dikembangkan melalui pengalaman yang diperoleh pada

    proyek percontohan di sekolah-sekolah dan beberapa pangkalan militer.

    SMG telah terganggu oleh kerusakan yang berulang pada kota oleh banjir,

    karena daerah perkotaan ditutupi dengan permukaan tidak tembus air.Sebagai pemulihannya, SMG kini memberlakukan contoh pertama dari

    pengelolaan air hujan multi-tujuan.

    1) Pengelolaan Air Hujan Kota Seoul

    Kota Seoul mengumumkan peraturan baru untuk menegakkan

    instalasi sistem pemanenan air hujan pada bulan Desember 2004. Tujuan

    utama adalah untuk menanggulangi banjir perkotaan. Tujuan kedua adalah

    untuk menghemat air. Ini diharapkan dapat menjamin keamanan kota danmeningkatkan kesejahteraan warga negara sebagai hasilnya. Warga

    diminta untuk bekerjasama dengan mengisi dan mengosongkan tangki air

    hujan menurut arahan dari instansi pencegahan bencana.

    Sebuah fitur khusus dari sistem baru adalah penyediaan jaringan

    untuk memantau tingkat permukaan air di semua tangki air di pusat badan

    pencegahan bencana di kantor pusat (Gambar 4.52), yang dikumpulkan

    dari setiap kantor-Gu, yang mana merupakan organisasi regional di Kota.

    Tergantung pada curah hujan yang diharapkan, pusat lembaga pencegahan

    bencana dapat mengeluarkan perintah kepada pemilik bangunan untuk

    mengosongkan tangki air hujan mereka, baik seluruhnya atau sebagian.

    Sebuah program insentif direncanakan bagi mereka yang mengikuti aturan

    dan beberapa hukuman diberikan bagi mereka yang tidak mengikutinya.

    Setelah peristiwa badai, air yang tersimpan dapat digunakan untuk

    pemadam kebakaran dan atau atau tujuan lain-lain seperti untuk air bilas

    toilet serta untuk siram taman.

    Bangunan-bangunan yang termasuk dalam peraturan tersebut

    adalah sebagai berikut: Semua bangunan umum : wajib untuk bangunan baru dan

    direkomendasikan untuk bangunan yang sudah ada.

    Fasilitas umum yang baru seperti taman, tempat parkir, dan sekolah

    apabila memungkinkan.

    Bangunan Swasta : direkomendasikan untuk bangunan gedung baru

    yang dikenakan izin (luas area lebih besar dari 3000 m2).

    Rencana Pengembangan besar seperti proyek kota baru : instalasi

    sistem pengelolaan air hujan sebagai prioritas pertama.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    30/36

    107

    Diagram yang menampilkan pemantauan beberapa sistem tangki untuk

    Pencegahan Banjir Perkotaan dan Konservasi Air dapat dilihat seperti pada

    Gambar 6.23.

    Gambar 6.23 : Sistem Jaringan Untuk Memantau Tingkat Permukaan Air DiSemua Tangki Air Di Pusat Badan Pencegahan Bencana Di Kota Seoul.

    2) Desain Tangki Air Hujan Multi-Tujuan Dalam Proyek Gedung

    Sebuah sistem air hujan yang spesifik dirancang untuk bangunan

    yang baru dibangun (Gambar 6.24) di Proyek Star City di Kwangjin-Gu,

    Seoul. Sebuah tangki air hujan 3000 m3dipasang di ruang bawah tanah dan

    dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing 1000 m3. Bagian yang pertama

    mengumpulkan air hujan dari permukaan tanah tak beraspal. Tangki harustetap kosong pada sebagian besar waktu kecuali ketika ada hujan deras.

    Bagian 1000 m3 kedua mengumpulkan air hujan dari atap, yang harus

    digunakan untuk penyiram toilet dan tujuan lansekap. Bagian 1000 m3

    ketiga harus diisi dengan air tawar dan digunakan untuk pasokan dalam

    keadaan darurat, seperti memadamkan kebakaran atau kecelakaan.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    31/36

    108

    Gambar 6.24 : Contoh Rancangan Tangki Air Hujan Multi-Fungsi.

    3) Contoh Pengelolaan Air Hujan Proaktif

    Paradigma baru adalah untuk mengelola seluruh DAS on-site

    daripada mengelola sungai setelah mengumpulkan air hujan di DAS-nya.

    Pengelolaan sumber, atau mengelola air hujan di tempat jatuhnya,

    memiliki keunggulan sehubungan dengan kualitas dan kuantitas air.

    Namun, bertentangan dengan manajemen terpusat sebelumnya, hal ini

    membutuhkan pemahaman dan kerjasama dari masyarakat untuk

    mengimplementasikan manajemen desentralisasi. Hal ini memerlukan

    pengelolaan air hujan proaktif, dan melibatkan pendidikan masyarakat,

    anak sekolah, serta tentara. Beberapa contoh pendidikan tentangpemanenan air hujan dan promosinya telah diperkenalkan. Sebagai

    tambahan, proyek micro-credit Rainwate Piggy Bank strategis telah

    dirancang untuk mempromosikan pemanenan air hujan di tingkat rumah

    tangga.

    - Pendidikan dan Kesadaran Publik

    Dalam rangka mempromosikan desentralisasi pengelolaan air hujan,

    memahami dasar dari permasalahan air oleh masyarakat dan keterlibatan

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    32/36

    109

    aktif mereka adalah kepentingan yang paling utama. Pendidikan sangat

    penting baik untuk anak sekolah maupun orang dewasa. Sekitar 50 sekolah

    di Provinsi Kyounggi telah memasang sistem pemanfaatan air hujan untuk

    tujuan pendidikan tentang air hujan. Lebih banyak sekolah menjadi tertarikpada pendidikan lingkungan dan menggunakan pemanenan air hujan

    sebagai bagian dari program insentif untuk mengurangi tingkat konsumsi

    air mereka. Beberapa contoh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

    tentang air hujan meliputi:

    Sebuah program baru di Kementerian Pertahanan untuk

    mengajarkan tentara mengenai pentingnya air hujan selama

    periode pengabdian wajib mereka tengah dipersiapkan. Hal ini akan

    memungkinkan kita untuk mengajarkan setengah dari orang Koreadewasa tentang pentingnya air hujan.

    Museum air hujan pertama dibuka di sebuah sekolah menengah.

    Banyak orang mengunjungi pusat air hujan (Rainwater Center)

    untuk melihat sistem air hujan yang dikembangkan di kampus

    Universitas Nasional Seoul.

    Program khusus mengenai pentingnya air hujan yang disiarkan oleh

    SBS (Seoul Broadcasting System) secara teratur.

    Sebuah jaringan tingkat dunia dibentuk melalui Asosiasi AirInternasional (International Water Association).

    - Proyek Mikro Kredit Rainwater Piggy Bank

    Sebuah program promosi air hujan khusus sedang berlangsung

    untuk mempromosikan sistem air hujan di tingkat rumah tangga di Kota

    Seoul. Sistem ini terdiri dari filter downpipe air hujan, sebuah tangki air

    hujan 400-1000 L (piggy bank/ celengan), water meter, dan sebuah kotak

    infiltrasi opsional (Gambar 6.25).Program ini dibiayai dari gabungan sumber uang pemerintah,

    industri, dan pengguna. SMG mengeluarkan peraturan sehingga mereka

    secara finansial dapat mendukung beberapa bagian dari biaya. Sebagai

    upaya gabungan dengan pemerintah, perusahaan donor, dan warga

    relawan, sebuah proyek khusus telah dirancang. SMG akan

    menyumbangkan 50% dari biaya instalasi, dan perusahaan donor akan

    membayar 25%. 25% sisanya harus dibayar oleh pengguna, baik secara

    tunai atau dengan tenaga kerja untuk memasang dan memelihara sistem

    air hujan.

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    33/36

    110

    Gambar 4.54 Rainwater Sistem Digunakan untuk Proyek Piggy Bank

    Rainwater Micro-credit

    Pengguna akan menyetorkan uang yang akan disimpan dengan

    menggunakan air hujan ke dana Rainwater Piggy Bank untuk membantuorang lain memasang tangki mereka sendiri. Misalnya, jika rumah tangga

    menghemat uang dalam tagihan airnya dengan memanfaatkan air hujan,

    mereka dapat menyimpan uang ke dalam tabungan yang nyata, sebaiknya

    sebagai upaya bersama dengan anak-anak untuk menyimpan uang saku

    mereka dalam celengan yang sebenarnya. Dengan melibatkan anak-anak,

    mereka belajar untuk menyimpan dan berbagi. Setelah beberapa waktu,

    jika celengan sudah penuh, maka mereka bisa menyumbangkannya ke

    tetangga atau teman. Sekitar 10 piggy bank air hujan telah dipasang di

    sekitar Seoul National University sebagai kasus percontohan. Diharapkan

    hal ini akan menjadi luas, dengan keterlibatan publik yang kuat berkat

    proses pembiayaan baru dan juga melalui sumbangan.

    6.5.9.3 Aktivitas Yang Dibutuhkan Di Masa Depan

    Dalam rangka mempromosikan pemanenan air hujan dengan

    paradigma baru yang disarankan, kita membutuhkan aksi-aksi berikut:

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    34/36

    111

    1) Penelitian dan Pengembangan Teknologi

    Meskipun penampungan/pemanenan air hujan telah digunakan sejak awal

    sejarah manusia, hanya sedikit pengetahuan ilmiah dan teknis yangtersedia dalam hal desain dan pengoperasian sistem pemanenan air hujan.

    Pertama-tama, kita perlu belajar dari masa lalu dengan menyelidiki

    kebijaksanaan lama dan filosofi dari nenek moyang. Selain itu, penelitian

    paralel pada topik-topik berikut (serta yang lain) yang diperlukan:

    Kuantitas air.

    Masalah desain dalam hal bagaimana mengumpulkan, menyimpan, dan

    memperlakukan air hujan memerlukan upaya bersama dari arsitek atauland planner, insinyur hidrologi dan hidrolik.

    Kualitas air.

    Sangat penting untuk menjaga kualitas air hujan yang baik selama

    pengumpulan dan penyimpanan dengan teknologi pengolahan yang tepat.

    Kesehatan merupakan pertimbangan yang penting ketika air hujan

    digunakan untuk keperluan minum. Untuk pengobatan air hujan

    dikumpulkan dari permukaan yang berbeda, seperti atap, jalan, dan

    ladang, diperlukan sistem pengolahan air dengan biaya dan energy yang

    rendah.

    Pemodelan sistem saluran pembuangan (Sewer System Modelling).

    Meningkatkan kapasitas sistem saluran pembuangan yang ada menjadi

    mungkin, dengan sedikit modifikasi, melalui instalasi sistem pemanenan air

    hujan. Ini dapat mencegah banjir akibat curah hujan deras yang takterduga yang diperkirakan disebabkan oleh perubahan iklim.

    Latar Belakang logika bagi para pengambil keputusan.

    Sebuah analisis biaya-manfaat untuk mendukung pengambil keputusan

    dalam mengadaptasi paradigma baru yang disarankan diperlukan. Pilihan

    pemasokan air yang lain, seperti grey water system, sistem desalinasi, dan

    sistem pasokan air terpusat tradisional, harus dibandingkan dengan

    menggunakan kriteria yang sama. Penerapan sistem RWHM (Rain Water

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    35/36

    112

    Harvesting and Managemnent) diperlukan untuk mengatasi kebutuhan air

    yang meningkat dan untuk meningkatkan rasio water independency dari

    sebuah bangunan atau kota.

    2) Pertukaran Informasi

    Meskipun dengan kondisi cuaca yang paling parah di dunia, kebijaksanaan

    dan budaya tentang bagaimana bertahan hidup telah terbukti sepanjang

    milenium. Sangat bermanfaat untuk menggunakan informasi yang telah

    terbukti sepanjang waktu dan telah dikembangkan dalam rangka mencari

    solusi yang mungkin bagi banyak permasalahan air dunia. Karena mungkin

    ada banyak aplikasi yang berbeda sesuai dengan situasi yang berbeda,

    pertukaran informasi sangat penting. Berkat teknologi informasi yangtersedia saat ini, kita bisa berbagi kebijaksanaan, pengetahuan, dan

    pengalaman dari studi kasus dengan cara yang relatif mudah.

    3)

    Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

    Cara yang paling penting dan efisien untuk memecahkan masalah air dunia

    adalah untuk mengajarkan generasi berikutnya ketika mereka berada di

    sekolah dengan memasukkan dalam program belajar mereka. Di Republik

    Korea, museum air hujan ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat,

    menunjukkan pentingnya pemanenan air hujan dengan menampilkan

    teknologi serta budaya yang berbeda. Cara terbaik untuk

    menginformasikan generasi saat ini adalah dengan menggunakan media

    massa, seperti TV, surat kabar, dan internet. Untuk setiap kelompok

    khusus, sebuah program pendidikan yang unik dapat dikembangkan.

    Misalnya, mengingat dinas militer wajib bagi laki-laki di Republik Korea,

    program pendidikan tentang RWH di ketentaraan dengan mudah dapat

    meningkatkan kesadaran setengah dari populasi Korea. Salah satu carayang paling efisien pendidikan menggunakan DVD, terutama bagi generasi

    muda dan masyarakat umum.

    4)

    Jaringan Internasional

    Jaringan baik untuk ahli dan warga di dunia disarankan. Para ahli di

    bidang pengelolaan sumber daya air dapat bekerja sama dalam penelitian,

    regulasi, dan pengembangan teknologi. Untuk jaringan warga, sebuah

    website dibuka untuk membangun persahabatan dan pemahaman antara

  • 7/26/2019 Bab6-PemanenanAirHujan

    36/36

    generasi sekarang dan masa depan. Melalui jaringan ini, orang dapat

    berbagi informasi tentang air hujan dan budaya air hujan serta menikmati

    interaksi antar satu sama lain. Beberapa acara sampingan menarik dapat

    diselenggarakan, yang meliputi kontes pengumpulan air hujan, esai airhujan, kontes menggambar dan foto, serta aktivitas lain untuk menemukan

    budaya dan tradisi yang berhubungan dengan air hujan. Kelompok spesialis

    Pemanenan dan pengelolaan air hujan telah didirikan di IWA (International

    Water Association) untuk melakukan penelitian, promosi dan membuat

    jaringan internasional.