bab01 - final pendahuluan

9
Review Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Saddang CONSULTING ENGINEERS 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia secara aktif terus mengajak baik pihak swasta maupun seluruh komponen masyarakat untuk mengadakan pengembangan berbagai sektor demi kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Salah satu diantaranya adalah pengembangan sektor Pengairan. Di dalam program Pelita dan rencana program jangka panjang (1994 - 2019), tujuan pembangunan bidang pengairan adalah untuk memenuhi dan meningkatkan kebutuhan pangan, pengendalian banjir, pengembangan dan konservasi sumber air untuk keperluan irigasi serta pemenuhan air baku masyarakat Berkembangnya suatu wilayah memerlukan pemenuhan sumber daya air. Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, diperlukan suatu perencanaan terpadu yang berbasis wilayah sungai guna menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan potensi pengembangan SDA, melindungi/melestarikan, serta meningkatkan nilai SDA dan lahan. Pengelolaan sumberdaya air merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola, tidak dapat dihindari perlunya upaya bersama untuk mempergunakan pendekatan one River basin, one plan, and one integrated management. Keterpaduan dalam perencanaan, 1 - 1 1-1

Upload: lm-akhiruddin

Post on 24-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jjhhjkkkkkkkkkkkkk

TRANSCRIPT

CHAPTER 1

1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia secara aktif terus mengajak baik pihak swasta maupun seluruh komponen masyarakat untuk mengadakan pengembangan berbagai sektor demi kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Salah satu diantaranya adalah pengembangan sektor Pengairan. Di dalam program Pelita dan rencana program jangka panjang (1994 - 2019), tujuan pembangunan bidang pengairan adalah untuk memenuhi dan meningkatkan kebutuhan pangan, pengendalian banjir, pengembangan dan konservasi sumber air untuk keperluan irigasi serta pemenuhan air baku masyarakat Berkembangnya suatu wilayah memerlukan pemenuhan sumber daya air. Untuk memenuhi kebutuhan air yang terus meningkat diberbagai keperluan, diperlukan suatu perencanaan terpadu yang berbasis wilayah sungai guna menentukan langkah dan tindakan yang harus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan mengoptimalkan potensi pengembangan SDA, melindungi/melestarikan, serta meningkatkan nilai SDA dan lahan.

Pengelolaan sumberdaya air merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola, tidak dapat dihindari perlunya upaya bersama untuk mempergunakan pendekatan one River basin, one plan, and one integrated management. Keterpaduan dalam perencanaan, kebersamaan dalam pelaksanaan, dan kepedulian dalam pengendalian sudah waktunya diwujudkan.

Perencanaan Pengelolaan SDA WS adalah merupakan suatu pendekatan holistik, yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut merumuskan dokumen inventarisasi sumberdaya air wilayah sungai, identifikasi ketersediaan saat ini dan masa mendatang, pengguna air dan estimasi kebutuhan mereka baik pada saat ini maupun di masa mendatang, serta analisis upaya alternatif agar lebih baik dalam penggunaan sumberdaya air. Termasuk di dalamnya evaluasi dampak dari upaya alternatif terhadap kualitas air, dan rekomendasi upaya yang akan menjadi dasar dan pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai di masa mendatang.

Sejalan dengan itu, Undang-Undang tentang sumber daya air UU Nomor 7 Tahun 2004 dimaksudkan untuk memfasilitasi strategi pengelolaan sumber daya air untuk wilayah sungai di seluruh tanah air untuk memenuhi kebutuhan, baik jangka menengah maupun jangka panjang secara berkelanjutan.

Pada Pasal 1 ayat 8 UU Nomor 7 Tahun 2004 menyebutkan bahwa : Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

Pada Pasal 11 ayat 1 sampai dengan ayat 4 UU no. 7/2004 menyebutkan bahwa : Untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat dalam segala bidang kehidupan disusun pola pengelolaan sumber daya air. Pola pengelolaan sumber daya air disusun berdasarkan wilayah sungai dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah ".

Undang-Undang tersebut dan Peraturan Pemerintah yang terkait mencerminkan arah pemikiran yang berkembang saat ini berkaitan dengan penataan ulang tanggung jawab dalam sektor sumber daya air. Undang-Undang tersebut mengungkapkan sejumlah aspek dimana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai dapat ditingkatkan lebih lanjut, antara lain dengan dimuatnya pasal-pasal tentang perencanaan pengelolaan sumber daya air.

Dengan terbitnya UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air tersebut di atas, jelas bahwa tahapan pengelolaan SDA Wilayah Sungai adalah sebagai berikut :

(1). Sebelum dilakukannya penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan SDA Wilayah Sungai, terlebih dahulu perlu dilakukan penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai yang berisi tentang : (1) tujuan umum pengelolaan SDA, (2) dasar-dasar pengelolaan SDA, (3) prioritas dan strategi dalam mencapai tujuan, (4) konsepsi kebijakan-kebijakan dasar pengelolaan SDA dan (5) rencana pengelolaan strategis.

(2). Sebagai tindak lanjut dan penyusunan pola pengelolaan SDA WS tersebut, setelah disahkan oleh yang berwenang, selanjutnya akan disusun Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan SDA yang merupakan perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan SDA, dimana perencanaan tersebut disusun dengan berpedoman kepada pola pengelolaan SDA untuk wilayah sungai terkait.

(3). Kegiatan selanjutnya secara berurutan setelah penyusunan Rencana Induk Pengelolaan SDA WS adalah : a. Studi Kelayakan (FS), b. Program Pengelolaan, c. Rencana Kegiatan, d. Rencana rinci, e. Pelaksanaan/Konstruksi dan f. Operasi dan Pemeliharaan.

Untuk hal tersebut di atas, pada tahun anggaran 2006, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah melakukan penyususnan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Wilayah Sungai Saddang guna mewujudkan pemanfaatan dan pendayagunaan sumber air di wilayah sungai tersebut secara serasi dan optimal, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung lingkungan serta sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah yang berkelanjutan.

Pada PP 42/2008 Pasal 14 ayat 2 menyebutkan bahwa Pola Pengelolaan keterpaduan antara air permukaan dan air tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi sumber daya air dan pendayagnaan sumber daya air untuk itu Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melakukan Review Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Saddang 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN1) Maksud

Maksud dari kegiatan pekerjaan ini adalah mereview kembali pola pengelolaan SDA Wilayah Sungai Sadang yang pernah dilaksanakan pada tahun 2006 sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Saddang.2) Tujuan

Tujuan dari Review Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Saddang adalah untuk merumuskan pola pengelolaan suatu wilayah sungai termasuk menyusun dokumentasi SDA WS (air permukaan dan air tanah), menganalisis perimbangan ketersediaan dan kebutuhan air baik untuk saat ini maupun di masa mendatang, dan mengidentifikasi program-program yang dapat menjadi acuan untuk penyusunan Rencana Induk pengelolaan SDA WS dengan melibatkan peran serta masyarakat dan dunia usahasesuai dengan UU No.7 tahun 2004 dan PP. 42 tahun 2008

Diharapkan semua pihak Stakeholder dapat menerima, sehingga Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah sungai Saddang dapat ditetapkan / disahkan oleh yang berwenang berdasarkan undang-undang No.7 2004 yang selanjutnya akan dapat disusun Rencana induk pengelolaan sumber daya air wilayah sungai saddang

1.3 SASARANSasaran yang hendak dicapai dalam penyusunan pola pengelolaan sumber daya air wilayah Sungai Sadang adalah sebagai berikut :

Memberikan kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Memberikan arahan yang berkaitan dengan sumber daya air pengembangan pembangunan pada kawasan-kawasan.

Memberikan arahan yang berkaitan dengan sumber daya air terhadap pengembangan kawasan pembangunan antara lain kawasan budidaya, sistem pusat-pusat pemukiman, sistem sarana dan prasarana wilayah dan kawasan yang perlu diprioritaskan.

Memberikan arahan kebijakan yang menyangkut tata guna tanah, tata guna air, tata guna sumber daya alam serta kebijakan penataan ruang wilayah yang direncanakan secara bersinergi.Menjamin terpenuhinya kebutuhan akan sumber daya air sekarang dan masa yang akan datang dengan pengelolaan yang baik dan terarah.1.4 STATUS PEKERJAANNama pekerjaan:Review Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Saddang

Lokasi pekerjaan:Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Barat

Pemberi pekerjaan:Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan - JeneberangSumber dana:DIPA TA 2009 (Rupiah Murni)

No Kontrak:KU.08.08/PPK-PP/01/IV/2009Tanggal kontrak:27 April 20091.5 LINGKUP PEKERJAANPola pengelolaan SDA wilayah sungai berorientasi pada keluasan wilayah yang menuntut perencanaan maupun pengelolaan berdasarkan batas-batas hidrologis. Dari awal inilah pengelolaan SDA wilayah sungai memerlukan informasi yang dilakukan dengan kerjasama dan koordinasi antar Kabupaten, maupun antar propinsi.

Untuk pelaksanaan Undang-Undang 32 dan 33 secara efektif, dalam proses pengelolaan sumber daya air wilayah wungai, koordinasi antara Kabupaten dan Propinsi, komunikasi dengan para stakeholder menjadi sangat penting. Informasi praktis tentang bagaimana pola pengelolaan wilayah sungai dan tata ruang wilayah Kabupaten dapat sejalan satu sama lain merupakan hal yang penting untuk menentukan kerjasama secara struktural.

Untuk pekerjaan tersebut di atas, beberapa kegiatan di bawah ini perlu dilakukan :

a. Pengumpulan dan analisis data awal berupa: hasil studi Pola Pengelolaan Sungai Saddang yang pernah dilaksanakan sebelumnya, kebijakan pemerintahan pusat maupun daerah, peta (topografi, tata guna lahan, geologi, tata ruang terbaru dan sebagainya) serta data sekunder yang mendukung lainnya .

b. Melakukan analisis informasi yang meliputi :

Data hidrologi

Kondisi tataguna lahan saat ini

Populasi dan data sumberdaya manusia.

Data Socio-economy

Data pertanian dan perikanan

Daerah irigasi

Bencana akibat perubahan iklim Kelembagaan berkaitan dengan SDA

c. Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan sumber daya air

d. Analisa keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan air saat ini maupun rencana yang akan datang dengan menggunakan perangkat lunak HYMOS dan RIBASIM. Analisa banjir dengan menggunakan modul matematis/software rambatan Melakukan identifikasi kemungkinan rencana pengembangan sumber daya air.

e. Mengakses kebutuhan pengembangan kedepan dengan beberapa skenario pengembangan.

f. Mengidentifikasi kendala-kendala dalam mempertemukan kebutuhan dan pasokan air, usaha-usaha yang telah dilakukan dan perbaikan yang harus dilakukan untuk masa mendatang.

g. Analisis awal terhadap kombinasi upaya-upaya strategis (struktur dan non struktur) dan akses terhadap kendala pada strategi tersebut untuk beberapa skenario yang berbeda, sebagai hasihnya tertuang dalam Pola Rencana Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Sementara.

h. Penyusunan rencana zona pemanfaatan sumber daya air dan rencana peruntukan air pada sumber air, sesuai UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan PP 42/2008 Pasal 14 ayat 2 yang menyebutkan bahwa Pola Pengelolaan keterpaduan antara air permukaan dan air tanah serta keseimbangan antara upaya konservasi sumber daya air dan pendayagnaan sumber daya air.i. Kegiatan konsultasi publik (PKM) yang telah dilakukan di Propinsi Sulawesi Selatan pada study terdahulu masih tetap dipakai sebagai acuan dalam penyusunan skenario pengelolaan SDA.

j. Mempersiapkan dokumen untuk persiapan legalisasi Pola Pengelolaan SDA Wilayah Sungai Saddang.1.6 PELAPORANLaporan Draft Final ini secara garis besar menyajikan kebijakan-kebijakan dasar, potensi wilayah studi, komparasi hasil PKM I dengan kebijakan dasar, dan analisa data yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Bab 1 :Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang penyusunan review pengelolaan SDA wilayah Sungai Sadang, maksud dan tujuan, sasaran yang hendak dicapai, lingkup pekerjaan dan pelaporan.

Bab 2:Kebijakan-kejakan Dasar, menguraikan tentang RTRWP Sulawesi Selatan dan RTRW Kabupaten

Bab 3:Potensi Wilayah Studi, menguraikan tentang Aspek fisik dasar, aspek ekonomi, aspek meteorologi dan hidrologi, aspek kualitas air, aspek konservasi wilayah sungai, aspek pendayagunaan sumber daya air, aspek pengendalian daya rusak air, aspek sistem informasi SDA Sadang dan aspek kelembagaan WS Sadang.Bab 4:Komparasi Hasil PKM I dengan Kebijakan Dasar, menguraikan tentang hasil-hasil PKM I, analisa persandingan hasil PKM I dengan kebijakan dasar, dan uraian hasil-hasil PKM II yang telah dilaksanakan pada study tedahulu.Bab 5:Analisis Data, menguraikan tentang analisis kebijakan tata ruang, analisis sosial ekonomi, analisis hidrologi, analisis kebutuhan air bersih dan kualitas air sungai, analisis aspek konservasi, analisis pengelolaan sumber daya air, Sistem Informasi SDA dan analisis pengendalian banjir.Bab 6:Rencana Pengembangan, menguraikan tentang strategi pengembangan, neraca air di sub DAS WS Sadang, rencana pengembangan serta penjadwalan kembali rencana pengembangan.Bab 7:Masukan terhadap RTRW yang adaBab 8:Draft Rancangan Pola Pengelolaan SDA WS Sadang, menguraikan tentang Konsepsi Pola Pengelolaan SDA WS Sadang, Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air, serta Konsep Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.

Bab 9:Kesimpulan dan Rekomendasi, menguraikan kesimpulan dari aspek tata ruang, aspek social ekonomi, aspek konservasi, aspek kualitas air, aspek pengembangan SDA, serta aspek pengendalian banjir, rekomendasi dari konsultan serta penutup.

1 - 1

1-1