bab xii investasi dan analisis kelayakan.doc

9
BAB XII INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN 12.1 Investasi Dalam industri mineral, yang dimaksud dengan biaya investasi adalah modal awal (capital cost, capital investment) yang merupakan jumlah total dari rupiah/dollar yang dibutuhkan untuk membuka sebuah endapan bahan galian hingga berproduksi. Total biaya investasi terdiri dari dua komponen, yakni modal tetap dan modal kerja. Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membiayai kegiatan pra-investasi, yaitu : a. Biaya Persiapan yang terdiri dari Biaya Eksplorasi, Pembebasan Lahan, dan Biaya Perijinan dengan total biaya Rp. 311,483,500,000,- b. Biaya Konstruksi dan Rekayasa yang terdiri dari : Biaya bangunan, Biaya Infrastruktur dan biaya inventaris dengan total biaya Rp. 2,889,000,000,- c. Peralatan (Penambangan, Pengangkutan, Pengolahan, serta Pendukung Operasional ) dengan total biaya Rp. 20,749,235,000,- 1

Upload: rosad28

Post on 18-Nov-2015

231 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB XIII

PAGE

BAB XII

INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN12.1 Investasi

Dalam industri mineral, yang dimaksud dengan biaya investasi adalah modal awal (capital cost, capital investment) yang merupakan jumlah total dari rupiah/dollar yang dibutuhkan untuk membuka sebuah endapan bahan galian hingga berproduksi. Total biaya investasi terdiri dari dua komponen, yakni modal tetap dan modal kerja.Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membiayai kegiatan pra-investasi, yaitu :a. Biaya Persiapan yang terdiri dari Biaya Eksplorasi, Pembebasan Lahan, dan Biaya Perijinan dengan total biaya Rp. 311,483,500,000,-b. Biaya Konstruksi dan Rekayasa yang terdiri dari : Biaya bangunan, Biaya Infrastruktur dan biaya inventaris dengan total biaya Rp. 2,889,000,000,-c. Peralatan (Penambangan, Pengangkutan, Pengolahan, serta Pendukung Operasional ) dengan total biaya Rp. 20,749,235,000,-d. Jaminan reklamasi dan mine closure dengan total biaya Rp. 4,740,876,577,-Sehingga total keseluruhan modal tetap adalah sebesar Rp. 339,862,611,577,-Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasi proyek setelah tahap pengembangan selesai (project start-up). Dalam hal ini modal tersebut disebut modal kerja awal. Besarnya modal kerja diperoleh dari 100% biaya operasi pertahun sebesar Rp. 74,204,512,190,-12.1.1 Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan dibutuhkan bagi keperluan seluruh investasi dan modal kerja yang direncanakan diperoleh dari :a. Modal sendiri Modal mandiri adalah dana yang dimiliki dari pihak pendiri perusahaan PT. Hika Sejahtera. Jumlah total modal mandiri yang disiapkan sebesar 70% dari total investasi sebesar Rp. 779,374,558,913,-b. PinjamanSedangkan 30% dari total investasi merupakan pinjaman dari Bank Central Asia (BCA) sebesar Rp. 233,812,367,674,- dengan bunga pinjaman sebesar 10% pertahun, maka besarnya bunga dan pengembalian pokok pinjaman dapat dilihat di lampiran. 12.2 Parameter Keekonomian

12.2.1 Pengeluaran

a. Biaya ProduksiBiaya tetap terdiri dari biaya operasi variabel dan biaya operasi tetap. Biaya operasi PT. Mine Kere Abadi adalah sebesar Rp 24,808,549,690,- untuk tahun pertama dan untuk tahun - tahun selanjutnya dapat di lihat di cashflow.b. Penyusutan (Depresiasi)Penyusutan terdiri atas penyusutan peralatan dan bangunan. Penyusutan paralatan dihitung berdasarkan pertimbangan umur pakai dan nilai sisa alat tersebut. Peralatan yang mempunyai umur pakai kurang dari setahun akan dibebankan pada biaya produksi. Metode penyusutan yang digunakan adalah straight line methode. Penyusutan alat tiap tahun sebesar Rp 4,568,112,500,-c. Royalti

Biaya royalty sebesar 4% dari hasil produksi dari hasil penjualan Napal pertahun. Royalty dibayarkan setiap akhir tahun penjualan sesuai dengan produksi yang dihasilkan pertahun. Untuk tahun pertama besarnya royalti adalah sebesar Rp 38.102.400.000,- dan untuk tahun - tahun selanjutnya dapat dilihat di cashflow.12.2.2 Pendapatan PenjualanBerdasarkan permintaan pasar, napal PT. Mine Kere Abadi akan menjual Napal dalam bentuk lembar dengan ukuran 1,5 m x 0,2 m x 0,1 m dan 0,3 m x 0,1 m x 0,05 m. Adapun besarnya pendapatan dari penjualan Napal pada tahun pertama adalah sebesar Rp 911,736,000,000,- sedangkan untuk tahun tahun selanjutnya dapat dilihat di cash flow.12.2.3 Cash Flow (Aliran Uang Khas)

Proyeksi aliran uang kas disusun dari proyeksi laba rugi, selanjutnya dipergunakan untuk menentukan penilaian investasi, diantaranya Kenaikan harga Napale, gaji karyawan, investasi pergantian alat, dan biaya perawatan. Skema aliran uang kas dapat dilihat pada Lampiran 12.3 Analisis Investasi

12.3.1 Perhitungan Discounted Cash Flow Rate Of Return/Internal Rate Of Return(DCFROR/IRR)1. Tingkat Bunga Pengembalian (IRR/DCFROR)

IRR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan menyebabkan nilai equivalent biaya investasi sama dengan equivalent penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai sekarang bersih (NSB) sama dengan nol (Stermole, Franklin, J., 1990).

Berdasarkan pemaparan diatas dengan dasar struktur pembiayaan 70 % modal sendiri, didapatkan IRR sebesar 18%.2. Nilai Sekarang Bersih (NPV)

NPV merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran bersih yang bernilai sekarang dan dihitung berdasarkan tingkat pengembalian minimum. NPV digunakan dan dihitung nilai equivalent pada saat ini dari aliran dana yang berupa pendapatan dan pengeluaran diwaktu yang akan dating dari suatu rencana investasi tertentu (Stermole, Franklin, J., 1990).

Dengan dasar struktur pembiayaan 70% modal sendiri, didapatkan nilai hitungan untuk NPV sebesar Rp. 2,545,134,115,387,- (cashflow).12.3.2 Waktu Pengembalian Modal (Pay Back Period/PBP)

PBP adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk pemngembalian modal atau waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang dihitung sejak modal ditanamkan. Berdasarkan proyeksi aliran kas maka, pengembalian modal diperkirakan selama 1 tahun 6 bulan 24 hari (cashflow).12.3.3 Perhitungan Break Even Point

Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan. Analisis ini sering disebut Cost Profit Volume Analysis (CPVA). BEP sangat berguna untuk mengetahui besar volume produksi penjualan pada saat penghasilan penjualan dapat menutup biaya total. Pada waktu penghasilan sama dengan biaya total maka, dinamakan BEP.

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis BEP adalah sebagai berikut:

1. biaya dibagi dalam golongan biaya variable dan biaya tetap

2. biaya variable secara totalitas berubah secara proporsional dengan volume produksi/penjualan, sehingga biaya variable per unit tetap sama

3. biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/ penjualan, hal ini berarti biaya tetap perunit berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan

4. harga jual perunit tidak berubah selama periode yang dianalisis

Produksi perusahaan dianggap sama (satu produk), yaitu dalam ton.12.3.4 Analisis Kepekaan

Analisis kepekaan digunakan untuk melihat pengaruh perubahan biaya operasi dan harga Napal terhadap NPV, PBP, dan IRR. Besarnya perubahan biaya operasi 25%-75% (untuk harga turun), 50%-150% (untuk harga naik) dan perubahan harga Napal yang digunakan adalah 20% - 60%.Tabel 12.1

Analisis Kepekaan Perubahan Biaya Operasi

Terhadap Nilai NPV, PBP, dan IRR

Tabel 12.2Analisis Kepekaan Perubahan harga NapalTerhadap Nilai NPV, PBP, dan IRR

12.3.5. Cash FlowTabel 12.3Cash FlowPAGE 6