analisis investasi satri

22
Analisis Laporan Keuangan Analisis Investasi Oleh: Sad. Lesatri Lumban Batu 709520020 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan 2012

Upload: sadarina-lesatri

Post on 04-Aug-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Investasi Satri

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Investasi

Oleh:

Sad. Lesatri Lumban Batu

709520020

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan2012

Page 2: Analisis Investasi Satri

1. Pendahuluan

Sebelum melakukan investasi, investor hendaknya jeli dalam melakukan analisa.

Analisa investasi yang tepat bisa menghindarkan investor dari kerugian yang mungkin terjadi.

Setiap investasi tentu tidak selamanya memberikan keuntungan. Ada pula kerugian yang bisa

diperoleh dari sebuah investasi. Namun dengan analisa yang baik, resiko kerugian bisa Anda

kurangi dan tentu keuntungan pun bisa diraih.

Sebelum berinvestasi, ada hal-hal penting yang harus Anda analisa. Berikut ini adalah

analisa investasi yang harus Anda lakukan sebelum mulai berinvestasi:

Resiko. Di dalam setiap investasi pasti ada resiko yang harus ditanggung baik itu

besar maupun kecil. Biasanya, semakin besar resiko sebanding dengan besarnya hasil

investasi yang bisa diperoleh. Sebelum melakukan investasi, Anda harus paham betul

resiko kerugian yang mungkin terjadi terhadap uang yang Anda investasikan. 

Mengetahui resiko akan membantu Anda mencari solusi untuk meminimalisir resiko

yang ada. Pengendalian dan pembatasan resiko merupakan salah satu analisa

investasi yang perlu dilakukan untuk menghindari habisnya uang yang Anda

investasikan.

Jangka waktu investasi. Sebelum melakukan investasi, hal kedua yang perlu Anda

lakukan dalam analisa investasi adalah mengenai jangka waktu investasi

berlangsung. Anda harus tahu apakah jenis investasi yang Anda ikuti termasuk

investasi jangka pendek, menengah atau panjang. Dengan mengetahui jangka waktu

investasi, Anda akan mengetahui seberapa lama pengembalian dana Anda sebagai

hasil dari investasi tersebut.

Pihak yang terkait dalam investasi Anda. Pihak yang akan menjalankan uang Anda

tentu harus Anda ketahui juga di awal. Pastikan bahwa pihak yang akan menjalankan

dana investasi Anda adalah pihak profesional yang bisa dipercaya. Dengan demikian

Anda boleh bernafas dengan tenang karena dana Anda dijalankan oleh pihak yang

bisa diandalkan.

Kemungkinan membengkaknya nilai investasi. Analisa investasi berikutnya yang juga

tak kalah pentingnya adalah mengetahui apakah dana investasi yang Anda masukkan

tidak akan bertambah di kemudian hari. Misalkan saat Anda menginvestasikan dana

Page 3: Analisis Investasi Satri

ke dalam suatu usaha, Anda harus tahu apakah suatu hari kelak Anda perlu

menambahkan dana lagi agar proses investasi bisa berjalan dengan baik. 

Dengan demikian Anda akan tahu apakah Anda perlu bersiap-siap untuk

menyuntikkan dana tambahan atau tidak. Jangan sampai investasi Anda terhenti karena Anda

kehabisan dana untuk disuntikkan dalam usaha tersebut.

2. Pembahasan

2.1. Pengertian Investasi, Kategori Investasi dan Keputusan Investasi

Pengertian atau definisi investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau

dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana

tersebut. Menurut wikipedia Indonesia, investasi adalah suatu istilah dngan beberapa

pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan

dengan akumilasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di

masa depan. Terkadang, investasi disebut juga penanaman modal.

Pengertian investasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK adalah suatu

aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth)

melalui distribusi hasil investasi (seperti: bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk

apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti

manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Pengertian investasi berdasarkan teori ekonomi, investasi berati pembelian (dan

berarti juga produksi) dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi

digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contoh membangun rel

kereta api, atau suatu pabrik, pembukaan lahan atau seseorang sekolah di suatu universitas.

Menurut Sunariyah, Pengertian investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa-masa yang akan datang. Menurut Sharpe et all (1993), merumuskan

investasi dengan pengertian berikut: mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna menda-

patkan aset pada masa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang lebih besar. Menurut

Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada

satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang.

Page 4: Analisis Investasi Satri

Maka, keputusan investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk

menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang

akan datang.

Jika pemodal menginvestasikan dananya pada suatu proyek (rencana investasi dan

bukan di pasar modal maka dana tersebut akan digunakan untuk investasi real assets, dimana

perusahaan akan membayarkan deviden kepada pemegang saham atas investasi tersebut.

Namun bila pemodal memiliki pilihan investasi di tempat lain (pada financial assets) dan

tidak harus pada proyek atau rencana investasi tersebut, maka dana tersebut akan dapat

diberikan kepada para pemodal yang dapat mereka gunakan untuk investasi pada financial

assets.

Pengaturan investasi modal yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor berikut

ini:

1. Adanya usul-usul investasi

2. Estimasi arus kas dari usul-usul investasi tersebut

3. Evaluasi arus kas tersebut

4. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu, dan

5. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi

dilaksanakan.

Penilaian kelayakan investasi dari sisi Ekonomi

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan investasi adalah menaksir arus

kas dari sebuah rencana investasi; menentukan tingkat keuntungan yang layak dengan

memperhatikan resikonya; menggunakan tingkat bunga dari keuntungan untuk menghitung

present value dari taksiran rencana arus kas rencana investasi tersebut; menghitung Net

Present Value (NVP), yaitu selisih antara present value arus kas tersebut dengan nilai

investasinya.

Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang

penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan

sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan

mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi

pada mesin baru. Karenanya kita perlu menaksir arus kas yang relevan, perlu diperhatikan

hal-hal berikut:

Page 5: Analisis Investasi Satri

1. Taksirlah arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik

perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.

2. Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk

baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama

(kanibalisme), lebih-lebih kalau produk-produk tersebut ternyata mempunyai pasar

yang sama. Dengan demikian perlu diperhatikan pengurangan kas masuk dari produk

lama akibat peluncuran produk baru.

3. Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Arus kas karena

pendanaan, seperti membayar bunga pinjaman, mengangsur pokok pinjaman, dan

pembayaran deviden,tidak perlu diperhatikan. Perhatikan yang kita analisis adalah

profitabilitas investasi.

4. Jangan memasukan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah

kerena keputusan yang akan kita ambil). Apa yang telah terjadi tidak mungkin

berubah, karena keputusan kitalah yang relevan dalam analisis.

2.2. Metode Evaluasi

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk

memilih berbagai macam alternatif investasi. Metode yang biasa digunakan yaitu :

a) Payback Period

Pengertian dari Payback Period antara lain adalah, suatu periode yang diperlukan

untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan

aliran kas. Dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara initial cash ratio dan

cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu (Husain Umar, 2000:200). Ada pula yang

mengatakan payback period adalah suatu periode yang dibutuhkan untuk menutup kembali

pengeluaran investasi (Bambang Riyanto, 1995:124). Dan menurut (F Weston dan E. F

Bringham, 1993:325) adalah jumlah tahun yang dibutuhkan agar pengembalian-

pengembalian yang diterima menyamai jumlah yang diinvestasikan. Untuk mengetahui

sejauh mana investasi itu kembali, maka dirumuskan sebagai berikut :

Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun sama :

Page 6: Analisis Investasi Satri

Dimana proceed = EAT + Depresiasi

EAT = Laba bersih setelah pajak

Contoh:

Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 300 juta (initial investment) dan

ditargetkan penerimaan dana investasi setiap tahunnya Rp. 60 juta (cash flow) serta ada syarat

periode pengembalian investasi 4 tahun, berapa payback periodnya? Payback periodnya

adalah 300 juta dibagi 60 juta dikali satu tahun sama dengan 5 tahun. Ternyata payback

period melebihi periode yang disyaratkan maka usulan proyek investasi ini ditolak.

Apabila cash flow dari proyek investasi berbeda setiap tahun

.

dimana:

n = tahun terakhir dimana cash flow masih belum bisa menutupi initial investment

a = jumlah initial investment

b= jumlah cumulative cash flow pada tahun ke-n

c = jumlah cumulative cash flow pada tahun ke- n +1

Lebih jelasnya dengan contoh berikut:

Ketika ada usulan proyek investasi dengan dana Rp. 500 juta (initial investment) dan

ditargetkan penerimaan dana investasi (cash flow) berbeda setiap tahun. Katakanlah tahun ke-

1 cash flownya Rp. 250 juta, tahun ke-2 Rp. 200 juta, tahun ke-3 Rp. 150 juta, tahun ke-4 Rp.

100 juta. Syarat periode pengembalian investasi 4 tahun, berapakah payback periodnya?

Page 7: Analisis Investasi Satri

Dari tabel tersebut, investasi Rp. 600 juta terletak di cumulative cash flow ke-3.

Payback periodnya

= 2 + Rp. 500 juta – Rp. 450 juta / Rp.600 juta – Rp. 450 juta x 1 tahun

= 2,33 tahun atau 2 tahun 4 bulan

Payback periodnya kurang dari syarat periode pengembalian perusahaan sehingga

usulan proyek investasinya diterima.

Keunggulan dan Kelemahan Payback Period

Dengan perhitungan yang mudah, dan sederhana kita bisa menentukan lamanya waktu

pengembalian dana investasi dengan metode payback period. Hal ini menjadi salah satu

kelebihan dari metode tersebut.

Selain itu kelebihan metode payback period ini adalah bisa digunakan sebagai alat pertimbangan

resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya, serta

dapat pula digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki resiko dan rate of return yang sama

dengan cara melihat jangka waktu pengembalian investasi (payback period) apabila payback periodnya

lebih pendek itu yang dipilih.

Disisi lain, terdapat pula kelemahan dari metode ini yaitu tidak memperhitungkan time

value of money (nilai waktu akan uang), dan tidak mempedulikan cash flow yang diperoleh

setelah payback period, serta tidak memperhatikan pula keuntungan yang diperoleh setelah

payback period.

Dapat disimpulkan bahwa metode payback period memang metode yang sederhana

dan mudah digunakan dalam mengevaluasi proyek investasi, namun perlu diperhatikan pula

kekurangan dari metode ini sehingga disinilah peran kita dalam memilih berbagai metode

Page 8: Analisis Investasi Satri

kelayakan investasi yang sesuai dengan kebutuhan kita dengan segala kelebihan dana

kekurangannya.

b) Metode “Internal Rate of Return”

Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat

pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto yang

menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai

sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan

nol.

Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun dalam

praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan penghitungan NPV

Internal Rate of Return (IRR) Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat

finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR

menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan

NPV sama dengan nol. Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria penilain digunakan tingkat bunga bank. Jadi, jika IRR ?? tingkat bunga bank, maka

usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya

usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.

Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi,

namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung

diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan

menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang

akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari proyek

yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan

NPV sama dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan

sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR > cost

of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk pola cash flow

yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola tidak seragam.

Menurut Arifin dan Fauzi (1999:13) bahwa langkah-langkah menghitung IRR untuk

pola cash flow yang sama adalah sebagai beikut:

Hitung besarnya payback period untuk proyek yang sedang dievaluasi.

Page 9: Analisis Investasi Satri

Gunakan tabel discount factor, dan pada baris umur proyek, cari angka yang sama atau

mendekati dengan hasil payback period pada langkah 1 di atas. IRR terletak pada

persentase terdekat hasil yang diperoleh.

Untuk mendapatkan nilai IRR yang sesungguhnya dapat ditempuh dengan menggunakan

interpolasi.

Sedangkan untuk proyek yang memiliki pola cash inflow yang tidak seragam, dapat

diselesaikan dengan langkah-langkah berikut:

Hitung rata-rata cash inflow per tahun

Bagi initial investment dengan rata-rata cash inflow untuk mengetahui "estimasi" payback

period dari proyek yang sedang dievaluasi.

Gunakan tabel discount factor untuk menghitung besarnya IRR, seperti langkah ke-2

dalam menghitung IRR untuk pola cash flow yang berbentuk seragam (anuitas). Hasil

yang diperoleh akan merupakan "perkiraan IRR'.

Selanjutnya sesuaikan IRR yang diperoleh pada langkah ke-3 di atas, yaitu diperbesar

atau diperkecil, ke dalam pola cash flow yang sesungguhnya. Apabila cash inflow yang

sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama temyata lebih besar dari rata-rata yang

diperoleh dalam langkah ke 1 di atas, maka perbesarlah tingkat discount yang digunakan,

dan apabila sebaliknya maka perkecillah discount tersebut.

Dari hasil discount rate yang diperoleh pada langkah ke-4, kernudian hitunglah NPV dari

proyek tersebut.

Apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari nol, maka naikkanlah discount rate yang

digunakan, dan apabila sebaliknya maka turunkanlah discount rate tersebut.

Hitunglah kembali NPV dengan menggunakan discount rate yang baru, sampai akhirnya

diperoleh discount rate yang secara berurutan menghasilkan NPV yang positif dan

negatif.

Dengan jalan interpolasi akan ditemukan nilai IRR yang sesungguhnya. Setelah IRR

diketahui langkah selanjutnya adalah membandingkan IRR dengan cost of capital.

Apabila IRR lebih besar dari pada cost of capital maka rencana investasi dapat diterima

karena menguntungkan dan sebaliknya apabila IRR lebih kecil dari pada cost of capital

maka rencana investasi ditolak karena merugikan.

Menentukan tingkat bunga (try & Error) yang menyebabkan NPV sama dengan 0 (nol).

berdasarkan perhitungan NPV yang sudah didapatkan. Jika IRR >= Cost of Capital maka

Page 10: Analisis Investasi Satri

Proyek dipertimbangkan diterima. Rumus dari Internal Rate of Return adalah sebagai

berikut:

Metode ini diterapkan dengan prosedur :

1. Mencari nilai sekarang bersih dari investasi.

2. Apabila nilai sekarang bersih positif, maka tingkat hasil dinaikkan sampai

menunjukkan nilai sekarang bersih negatif. Atau sebaliknya apabila nilai sekarang

bersih negatif, maka tingkat hasil sampai nilai sekarang bersih positif.

Kriteria penilaian dengan menggunakan metode ini adalah bila nilai IRR yang didapat lebih

besar dari tingkat bunga uang yang berlaku dalam masyarakat, maka investasi diterima. Dan

sebaliknya, bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku dalam masyarakat,

maka investasi ditolak (H.M. Yacob Ibrahim , 1997:150)

Nilai Sekarang (PW, Present Worth) adalah nilai ekivalen pada waktu 0 (sekarang)

dari serangkaian arus kas. PW seringkali lebih dipilih daripada metode lain untuk mengukur

“nilai proyek” karena biasanya relatif lebih mudah untuk digunakan, dan cukup bermanfaat

secara intuitif.

Contoh : Menilai suatu kesempatan berinvestasi

Satu unit apartemen dapat disewakan dengan harga $12,000 per tahun, setelah pajak dan

pengeluaran. Apartemen tersebut dapat dijual kembali dalam 5 tahun dengan harga $200,000.

Investor mensyaratkan tingkat pengembalian 10% per tahun atas investasinya. Berapa nilai

maksimum yang harus dibayarkan oleh investor untuk apartemen tersebut?

PW (penerimaan) = 12,000(P/A,0.10,5) + 200,000(P/F, 0.10, 5)

= 12,000(3.791) + 200,000 (0.6209)

= $169,672

c) Profitaility Index

Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang

dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai investasi. Selama PI tersebut

sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan menerima usulan investasi

Page 11: Analisis Investasi Satri

tersebut.Secara umum Kalau metode NPV dan PI dipakai untuk menilai

suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata lain., kalau NPV

mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian pula sebaliknya.

Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPV dan ada beberapa

kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat mengambil keputusan, sebelum

dikembalikan ke metode NPV.

Profitability Index (PI) Shook (2002;456) mengatakan bahwa:

“Profitability index adalah Prediksi arus kas masa depan perusahaan dibagi investasi

awalnya”. Suad Usman dan Suwarsono (1994;192) mengatakan bahwa profitability index

menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan penerimaan kas bersih dimasa

datang dengan nilai sekarang investasi".

Dari kedua pengertian profitability index tersebut dapat disimpulkan profitability

index adalah metode Prediksi kelayakan suatu proyek dengan membandingkan nilai

penerimaan-penerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan apabila PI

lebih besar dari pada (satu) 1 maka rencana investasi dapat diterima, sedangkan apabila PI

lebih kecil dari pada (satu) 1 maka rencana investasi ditolak. Keputusan = Proyek sebaiknya

diterima PI > 1

Dinyatakan dalam rumus:

Profitabiity index = PV kas masukPV kas keluar

d) Metode Net Present Value

Setelah kelemahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai mencari cara untuk

memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang dimaksud adalah nilai sekarang

bersih (NPV). Yang mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.

Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita ikuti proses sebagai berikut : (1) Tentukan

nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar, yang didiskontokan

pada biaya modal proyek, (2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini

didefinisikan sebagai NPV proyek, (3) Jika NPV adalah positif,

maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus

ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu

dengan nilai NPV terbesar harus dipilih .

Page 12: Analisis Investasi Satri

Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial

yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai

sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai

sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha

ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan

untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan

suatu usaha.

Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah

investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur ekonomis

dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang bersangkutan.

Berdasarkan kedua data tersebut, NVP dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Kriteria penilaian adalah, jika NPV=0 maka usaha yang direncanakan atau yang

diusulan layak untuk dilaksanakan dan jika NPV<0>

Shook (2002;372) berpendapat bahwa : “Konsep net present value merupakan metode

evaluasi investasi yang menghitung nilai bersih saat ini dari uang masuk dan keluar dengan

tingkat diskonto atau tingkat imbal hasil yang disyaratkan. Investasi yang baik mempunyai

nilai bersih saat ini yang positif”.

Sedangkan menurut Bambang Riayanto (1992;115) mengatakan bahwa : “Net present value

adalah selisih antara present value dari keseluruhan proceeds yang didiscontokan atas dasar

biaya modal tertentu dengan present value pengeluaran modal”.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Net Present Value adalah

Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present value dari

proceeds dan nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah : Proyek layak

jika NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda negatif.

Proyek sebaiknya diterima NPV > 0

Contoh

Misalkan kita saat ini membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 50 juta. Dan kita

akan menerima Rp. 60 juta satu tahun yang akan datang, berapa nilai sekarang (present

value) penerimaan tersebut? Kalau kita pertimbangkan bahwa tingkat bunga yang relevan

adalah 15%, maka present value (selanjutnya disingkat PV) adalah:

PV= 60

(1+0,15) = Rp.52,17 juta

Page 13: Analisis Investasi Satri

Dengan demikian selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran (disebut

sebagai Net Present Value, atau disingkat NPV), adalah

NPV= Rp. 52,17-Rp. 50,00 = Rp. 2,17 juta

NPV yang positif yang menunjukan bahwa PV penerima > PV pengeluaran karena itu

NPV yang positif berarti investasi yang diharapkan akan meningkatkan kekayaan pemodal.

Kerena investasi tersebut dinilai menguntungkan.

Dengan demikian perhitungan NPV memerlukan dua kegiatan penting yaitu menaksir

arus kas dan menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan. Berikut ini contoh untuk

investasi yang mempunyai usia ekonomis lebih dari satu tahun.

Misalkan suatu perusahaan transportasi akan membuka divisi baru yaitu divisi taksi.

Divisi tersebut akan dimulai dengan 50 buah taksi, dan karena akan dipergunakan untuk

usaha taksi, mobil-mobil tersebut bisa dibeli dengan harga Rp.30 juta/Unit. Ditaksir usia

ekonomis selama 4 tahun, dengan nilai sisa sebesar Rp.4 juta. Maka akan dipergunakan

metode penyusutan garis lurus (artinya, beban penyusutan pertahunnya sama). Taksi

tersebut akan dioperasikan selama 300 hari dalam satu tahun, setiap hari pengemudi

dikenakan setoran Rp. 50.000. berbagai biaya yang bersifat tunai (seperti penggantian ban,

kopling, rem, penggantian oli, biaya perpanjangan STNK dan sebagainya) ditaksir sebesar

Rp.3 juta. Berapa NPV usaha taksi tersebut jika perusahaan sudah terkena tarif pajak

penghasilan sebesar 35%?

Taksiran rugi laba per tahun dari divisi taksi (50 unit)

Penghasilan = 300 x 50 x Rp.50.000

Biaya-biaya

Yang bersifat tunai = 50 x Rp.3 juta

Penyusutan = 50 x Rp.6,5 juta

Total

Laba operasi

Pajak (35%)

Laba setelah pajak

Rp.750,00 juta

Rp.150,00 juta

Rp.325,00 juta

(Rp.475,00 juta)

Rp.275,00 juta

(Rp. 96,25 juta)

Rp.178,75 juta

Penyusutan per tahun dihitung dengan cara sebagai berikut.

Penyusutan per tahun = Harga perolehan−Nilai sisa

Usia Ekonomis

Page 14: Analisis Investasi Satri

Dengan demikian,

Penyusutan per tahun = Rp .1 .500 juta−Rp .200 juta

4 = Rp.325 juta

Kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan per tahun

= Rp.178,75 + Rp.325 juta = Rp.503,75 juta.

Tabel arus kas rencana investasi divisi taksi (50 unit)

Tahun ke Kas keluar Kas masuk

Tahun ke 0

Tahun ke 1

Tahun ke 2

Tahun ke 3

Tahun ke 4

-Rp.1.500 juta

+Rp.503,75 juta

+Rp.503,75 juta

+Rp.503,75 juta

+Rp.503,75 juta

+Rp.200,00 juta

Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun, maka perhitungan

NPVnya bisa dinyatakan sebagai berikut.

NPV = -1.500 + [∑i=1

4503,75

(1+0,16)t ] + 200

(1+0,16)4

NPV = -1.500 + 1.409,58 + 110,45

= -1.500 + 1.520,03

= +Rp.20,03 juta.

Karena investasi tersebut memberikan NPV yang positif, maka investasi tersebut diterima.

3. Kesimpulan

Page 15: Analisis Investasi Satri

Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan

yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Semua bagian di dalam perusahaan sangat

terpengaruh pada keputusan ini. Kenyataan bahwa akibat keputusan ini berlanjut untuk suatu

jangka waktu yang panjang membuat pengambil keputusan kehilangan fleksibilitasnya.

Perusahaan harus membuat komitmen untuk masa depan. Suatu kesalahan dalam

pengambilan keputusan dapat memiliki konsekuensi yang serius. Jika perusahaan terlalu

besar dallam aktiva, maka hal itu dapat menimbulkan beban Penyusutan dan beban lainnya

yang tinggi, yang sebesarnya tidak perlu terjadi.

Ada 4 (empat) metode yang digunakan untuk menilai layak tidaknya suatu investasi

akan dijalankan. Namum setelah dikaji satu per satu dari setiap metode dapat diambil

kesimpulan bahwa NPV merupakan metode yang lebih representatif, dibandingkan dengan

metode-metode yang lain. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa kasus yang dengan

metode lain tidak diterapkan, selain dengan menggunakan metode NPV.

Dengan menngunakan analisis manfaat finansial, kelayakan usaha yang direncanakan

ditentukan dengan menggunakan tiga kriteria, yaitu analisis NPV, IRR dan analisis Net B/C.

Suatu rencana usaha dikatakan layak untuk dilaksanakan jika: NPV = 0; IRR > bunga bank.