bab x
DESCRIPTION
BAB XTRANSCRIPT
Pert
emua
n ke
Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator
Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu)
Media Ajar
Metode Evaluasi dan Penilaian
Metode Ajar
(STAR)
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas Dosen/Nama
Pengajar Sumber Ajar
Teks
Pres
enta
si
Gam
bar
Audi
o/Vi
deo
Soal
-Tug
as
Web
XI Mahasiswa dapat melakukan pengujian impak untuk mengetahui sifat dan karakterisasi bahan teknik
Pengujian Impak Prinsip Pengujian Cara pengujian Data yang diperoleh Kegunaan pengujian
Waktu:1x pertemuan
√ √ √ √ √ √ a. Writing exam.skor:0-100(PAN)
b. Tugas :
Jelaskan pengaruh temperatur bahan terhadap harga impak
(skor:0-100)
TCL 1. Menerima materi sesuai kontrak pembelajaran
2. Baca bahan ajar sebelum kuliah
Menyampaikan materi sesuai bahan ajar. Pengajar: Lilik Dwi Setyana
Akhmad. H.Y., 2009., Buku Panduan Praktikum Karakterisasi Material 1 Pengujian Merusak Surdia. T., Saito. S., 1997, Pengetahuan Bahan Teknik Video pengujian impak, youtube.com
BAB X. PENGUJIAN IMPAK
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban
yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji
mengalami deformasi. Besarnya harga impak merupakan hasil dari besarnya energy yang
digunakan untuk menumbuk benda uji dibagi dengan luas penampang patahan bahan yang
diuji, Pemilihan bahan yang tepat pada aplikasi industri untuk pembuatan suatu hasil
merupakan hal terpenting dalam proses produksi.
Metode pembelajaran yang akan disampaikan adalah Teacher Center Learning (TCL)
pada bagian awal pemahaman, selanjutnya mahasiswa akan diberikan tugas untuk
menganalisa hasil pengujian impak suatu bahan hingga mendapatkan harga impak bahan
tersebut. Dari harga impak yang didapat, diketahui ketangguhan bahan, sehingga akan
dapat menjelaskan sifat mekaniknya.
Manfaat
Dengan pemahaman mengenai pengujian impak,, mahasiswa diharapkan dapat
menentukan harga impak dan ketangguhan bahan teknik, sehingga dapat menentukan
pemilihan bahan yang tepat pada aplikasi hasil produksi. Selain penentuan material,
mahasiswa juga akan dapat melakukan pengujian impak untuk menentukan analisa
kegagalan suatu produk. Mahasiswa juga akan diajarkan mengenai cara mengetahui sifat
dan karakterisasi bahan teknik beserta melalui proses pengujian impak.
Relevansi
Pengujian impak adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui sifat
mekanik suatu bahan. Sifat mekanik yang dapat diketahui melalui pengujian impak
ketangguhan bahan (toughness). Hasil pengujian impak akan dapat digunakan untuk
pemilihan bahanyang akan digunakan pada aplikasi beban kejut.
Learning Outcomes
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian sifat dan karakterisasi bahan teknik dan
menganalisa hasil pengujian impak.
2. Mahasiswa dapat menganalisa cacat pada bahan hasil produksi.
3. Mahasiswa dapat menentukan bahan yang sesuai untuk penggunaan tertentu.
PENYAJIAN
Gambar 30 memberikan ilustrasi suatu pengujian impak dengan metode Charpy:
Gambar 30. ilustrasi pengujian impak dengan metode Charpy
Pada pengujian impak ini banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk terjadinya
perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan tersebut. Pada
Gambar 30. dapat dilihat bahwa setelah benda uji patah akibat deformasi, bandul
pendulum melanjutkan ayunannya hingga posisi h’. Bila bahan tersebut tangguh yaitu
makin mampu menyerap energi lebih besar maka makin rendah posisi h’. Suatu material
dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban kejut yang besar tanpa
terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah. Pada pengujian impak, energi yang
diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan Joule dan dibaca langsung pada
skala (dial) penunjuk yang telah dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji. Harga
impak (HI) suatu bahan yang diuji dengan metode Charpy diberikan oleh :
E HI = A
(dimana E adalah energi yang diserap dalam satuan Joule dan A luas penampang di
bawah
takik dalam satuan mm2. Secara umum benda uji impak dikelompokkan ke dalam dua
golongan sampel standar yaitu : batang uji Charpy sebagaimana telah ditunjukkan pada
h’
Gambar 10, banyak digunakan di Amerika Serikat dan batang uji Izod yang lazim
digunakan di Inggris dan Eropa. Benda uji Charpy memiliki luas penampang lintang bujur
sangkar (10 x 10 mm) dan memiliki takik (notch) berbentuk V dengan sudut 45o, dengan
jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Benda uji diletakkan pada tumpuan dalam
posisi mendatar dan bagian yang bertakik diberi beban impak dari ayunan bandul,
sebagaimana telah ditunjukkan oleh Gambar 10. Benda uji Izod mempunyai penampang
lintang bujur sangkar atau lingkaran dengan takik V di dekat ujung yang dijepit. Perbedaan
cara pembebanan antara metode Charpy dan Izod ditunjukkan oleh Gambar 31 di bawah
ini:
Gambar 31. Perbedaan metode charpy dan izod
Serangkaian uji Charpy pada satu material umumnya dilakukan pada berbagai
temperatur sebagai upaya untuk mengetahui temperatur transisi. Sementara uji impak
dengan metode Izod umumnya dilakukan hanya pada temperatur ruang dan ditujukan
untuk material-material yang didisain untuk berfungsi sebagai cantilever. Takik (notch)
dalam benda uji standar ditujukan sebagai suatu konsentrasi tegangan sehingga perpatahan
diharapkan akan terjadi di bagian tersebut. Selain berbentuk V dengan sudut 45o, takik
dapat pula dibuat dengan bentuk lubang kunci (key hole). Pengukuran lain yang biasa
dilakukan dalam pengujian impak Charpy adalah penelaahan permukaan perpatahan untuk
menentukan jenis perpatahan (fracografi) yang terjadi. Secara umum sebagaimana analisis
perpatahan pada benda hasil uji tarik maka perpatahan impak digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1. Perpatahan berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mekanisme pergeseran
bidang bidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet (ductile). Ditandai
dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimpel yang menyerap
cahaya dan berpenampilan buram.
2. Perpatahan granular/kristalin, yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan
(cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh (brittle). Ditandai
dengan permukaan patahan yang datar yang mampu memberikan daya pantul
cahaya yang tinggi (mengkilat).
3. Perpatahan campuran (berserat dan granular). Merupakan kombinasi dua jenis
perpatahan di atas.
Contoh
Ketangguhan bahan teknik yang didapat dari hasil pengujian impak, dapat digunakan
sebagai dasar pemilihan bahan yang tepat untuk aplikasi. Ketangguhan merupakan
kemampuan bahan dalam menerima pembebanan secara tiba tiba. Banyak aplikasi
industry dan kostruksi yang pada penggunaannya harus menerima pembebanan dinamis
(tiba-tiba). Sebagai contoh poros roda kendaraan yang secaa tiba tiba kendaraan tersebut
melalui jalan bergelombang, sehingga komponen akan menerima beban kejut.
Aktivitas
Mahasiswa melakukan perhitungan besarnya energy yang diserap oleh benda uji dari
pendulum pemukul benda kerja yang berayun.
Ilustrasi
Mahasiswa dituntut untuk melihat proses pengujian impak baik metode Charpy
maupun Izod melalui browsing di youtube.com Dari video ilustrasi, mahasiswa dapat
menjelaskan prinsip pengujian impak yang tepat untuk mendapatkan sifat bahan teknik.
Rangkuman
Pengujian impak merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ketahanan
bahan teknik dalam menerima pembebanan secara tiba tiba. Aplikasi pembebanan sevara
tiba tiba sangat banyak ditemukan pada komponen kendaraan, mesin produksi dan masih
banyak lagi. Pada pengujian impak, banyaknya energi yang diserap oleh bahan untuk
terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan
tersebut. Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap beban
kejut yang besar tanpa terjadinya retak atau terdeformasi dengan mudah. Pada pengujian
impak, energi yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam satuan Joule, dan
harga impak didapat dari besarnya energi dibagi luas penampang patahan benda uji.
Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik
Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki
bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan
materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan sebagai
evaluasi pembelajaran materi berikutnya.
Tindak Lanjut
Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan
dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum
memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.