bab vii pengkajian sistem pengelolaan · pdf filedalam sistem perencanaan pengelolaan sampah...

15
Annual Report 2014 102 BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTEK 7.I. Latar Belakang Mengacu pada Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Pengelolaan Persampahan terutama yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya dengan program unggulan 3R (reuse, reduce, recycle), serta sasaran yang harus dicapai pada tahun 2015 sebesar 20%, pada dasarnya merupakan tugas berat bagi semua pihak dalam mewujudkan upaya tersebut, mengingat kondisi yang ada saat ini, baru sekitar kurang dari 3% sampah yang dapat dikurangi atau dimanfaatkan. Namun demikian dengan berbagai gerakan yang ada ditingkat masyarakat baik melalui peranan tokoh masyarakat, LSM ataupun pemerintah kota/kabupaten, telah banyak praktek-praktek unggulan 3R yang cukup sukses dan dapat direplikasikan di tempat lain, sehingga target pengurangan 20% bukan mustahil akan dapat dicapai. Pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan paradigma baru dalam pengelolaan sampah. Paradigma baru tersebut lebih ditekankan kepada metoda pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Metoda tersebut lebih menekankan kepada tingkat perilaku konsumtif dari masyarakat serta kesadaran terhadap kerusakan lingkungan akibat bahan tidak terpakai lagi yang berbentuk sampah. Pengurangan sampah dengan metoda 3R berbasis masyarakat lebih menekankan kepada cara pengurangan sampah yang dibuang oleh individu, perumahan, perkantoran, atau kawasan komersial. Dari pendekatan tersebut, maka didalam pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat ada dua kegiatan yang harus dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan. Memang bukan hal mudah untuk dilakukan karena akan sangat bergantung pada kemauan masyarakat dalam merubah perilaku, yaitu dari pola pembuangan sampah konvensional menjadi pola pemilah sampah yang dilanjutkan dengan pemanfaatan sampah anorganik dengan sistem Bank Sampah,

Upload: hadan

Post on 09-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

102

BAB VII

PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

GEDUNG GEOSTEK

7.I. Latar Belakang

Mengacu pada Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah serta Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Pengelolaan Persampahan terutama yang berkaitan dengan kebijakan

pengurangan sampah sejak dari sumbernya dengan program unggulan 3R (reuse,

reduce, recycle), serta sasaran yang harus dicapai pada tahun 2015 sebesar 20%,

pada dasarnya merupakan tugas berat bagi semua pihak dalam mewujudkan upaya

tersebut, mengingat kondisi yang ada saat ini, baru sekitar kurang dari 3% sampah

yang dapat dikurangi atau dimanfaatkan. Namun demikian dengan berbagai gerakan

yang ada ditingkat masyarakat baik melalui peranan tokoh masyarakat, LSM ataupun

pemerintah kota/kabupaten, telah banyak praktek-praktek unggulan 3R yang cukup

sukses dan dapat direplikasikan di tempat lain, sehingga target pengurangan 20%

bukan mustahil akan dapat dicapai.

Pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat merupakan paradigma baru

dalam pengelolaan sampah. Paradigma baru tersebut lebih ditekankan kepada metoda

pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Metoda tersebut lebih

menekankan kepada tingkat perilaku konsumtif dari masyarakat serta kesadaran

terhadap kerusakan lingkungan akibat bahan tidak terpakai lagi yang berbentuk

sampah. Pengurangan sampah dengan metoda 3R berbasis masyarakat lebih

menekankan kepada cara pengurangan sampah yang dibuang oleh individu,

perumahan, perkantoran, atau kawasan komersial. Dari pendekatan tersebut, maka

didalam pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat ada dua kegiatan

yang harus dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan. Memang bukan hal

mudah untuk dilakukan karena akan sangat bergantung pada kemauan masyarakat

dalam merubah perilaku, yaitu dari pola pembuangan sampah konvensional menjadi

pola pemilah sampah yang dilanjutkan dengan pemanfaatan sampah anorganik dengan

sistem Bank Sampah,

Page 2: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

103

BPPT sebagai instansi Pemerintah juga berkewajiban untuk mengurangi jumlah

sampah agar tujuan pengurangan 20 % jumlah sampah yang harus dibuang tercapai.

Untuk melaksanakan pengurangan timbulan sampah perlu adanya konsep pengelolaan

sampah kantor, dalam hal ini kantor Geostek di Puspiptek Serpong. Agar dapat

mencapai pengurangan sampah 20 % total timbulan sampah.

7.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari kegiatan ini adalah membuat konsep teknis operasional pengelolaan

sampah kantor Geostek agar tujuan pengurangan 20 % timbulan sampah dari sumber

tercapai.

Sasaran dari kegiatan ini adalah terinventarisasinya data-data primer berupa

jumlah timbulan sampah, jenis dan komposisi sampah yang dihasilkan dari kegiatan

operasional kantor gedung Geostek, Serpong.

7.3. Hasil dan Pembahasan

Di dalam Undang-undang No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

disebutkan bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah

sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara

yang berwawasan lingkungan. Perkantoran Geostek termasuk dalam sampah sejenis

sampah rumah tangga.Untuk mengantisipasi permasalahan sampah dan bahaya

pencemaran lingkungan, perlu dikembangkan pengelolaan sampah dengan konsep

pengolahan sampah secara terpadu berbasis 3R. Pengelolaan sampah terpadu dengan

konsep 3R diharapkan dapat memenuhi konsep pengelolaan sampah menuju zero

waste. Konsep 3R yang berprinsip mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur

ulang sampah dapat mereduksi timbulan sampah, sehingga dengan diterapkannya

sistem pengelolan sampah terpadu berbasis 3R diharapkan dapat menciptakan kondisi

kebersihan, keindahan, dan kondisi kesehatan lingkungan,

7.3.1 Konsep Pengelolaan Sampah Gedung Geostek

Dalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal

berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga pengelolaan

persampahan mulai dari sumber, pewadahan, pemilahan, pengumpulan, pemindahan

dan pengangkutan serta pengolahan yang akan dipilih menjadi lebih optimal.

Page 3: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

104

7.3.1.1. Timbulan Sampah

Timbulan/produksi/kuantitas sampah, merupakan volume atau berat sampah

yang dihasilkan dari sumber sampah di suatu lokasi. Dalam hal ini kantor Geostek

Puspiptek Serpong. Data timbulan sampah diperlukan untuk menentukan jenis, atau

tipe peralatan serta pengolahan yang akan digunakan dalam pengelolaan sampah.

Hasil penelitian sampah yang dilakukan pada tahun 2014 di kantor Geostek, di

peroleh data sebagai berikut:

Tabel 7.1. Timbulan Sampah Kantor Geostek

No. Hari unit Jumlah timbulan

1. Senin Kg 0.092

2. Selasa Kg 0.114

3. Rabu Kg 0.105

4. Kamis Kg 0.125

5. Jumat Kg 0.119

rata-rata kg 0.111

Jumlah timbulan sampah ini belum termasuk jumlah sampah taman. Karena

sampah taman langsung ditumpuk di sekitar kantor Geostek yang masih termasuk

daerah terbuka hijau (hutan/ladang)

7.3.1.2. Komposisi Sampah

1) Sampah Kantor sejenis Sampah Tumah Tangga

Berdasarkan jenisnya sampah dibedakan antara sampah organik dan sampah

anorganik.

Sampah Anorganik terbagi atas :

a) Kertas : HVS, Koran, Boncos, dan Karton

b) Plastik : HDPE, PE, PEP, dll

c) Logam: Botol kaleng, kawat, besi

d) Kaca : Botol kaca bening, botol kaca warna

Untuk Sampah Organik, terdiri atas

a) Organik : sampah taman dan sisa makanan

b) Residu : tissue, sapuan (debu)

Page 4: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

105

Tabel 7.2. Komposisi Sampah Gedung Geostek

No. Komponen Persentase (%)

Berat

1. Organik (sisa makanan, daun, dll) 32.02

An-organik

2. Kertas 23.75

3. Kardus/Kertas keras 3.02

4. Plastik 18.92

5. Kayu 0.16

6. Kain 0.14

7. Karet 1.03

8. Logam/metal 0.36

9. Seng 0.21

10. Gelas/kaca 0.73

11. Sampah Khusus Beracun (B3) 0.32

12. Lain 22.57

13. Styrofoam 1.62

14. residu 20.95

TOTAL 100

2) Komposisi Sampah Limbah Laboratorium

Selama ini belum pernah mengkomposisikan limbah laboratorium. Namun biasanya

limbah laboratorium berupa limbah cair hasil cucian, dan limbah padat berupa

kemasan bahan. Karena belum adanya penelitian tentang jenis limbah

laboratorium di Gedung Geostek, maka pembagian wadah limbah laboratorium

berdasarkan limbah B3

7.3.2. Pewadahan Sampah

Wadah sampah adalah tempat yang disediakan oleh pihak pengelola untuk

menempatkan barang yang sudah tidak memiliki nilai bagi orang tersebut. Saat ini di

gedung Geostek terdapat bermacam-macam jenis wadah sampah, dimana sampah

belum dipilahkan.

Page 5: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

106

Untuk memenuhi syarat UU RI nomor 18 tahun 2008 bahwa setiap sumber

sampah harus mengurangi timbulan sampah, maka sebaiknya wadah sampah

dipilahkan antara sampah organik dan sampah anorganik, dengan harapan sampah

anorganik dapat dimanfaatkan dan menyeragamkan tempat wadah sampah.

Wadah sampah kapasitas 15 liter Wadah sampah kapasitas 50 liter

Wadah sampah ini dipergunakan untuk

sampah pada ruang kepala unit

Wadah sampah diperuntukkan untuk

ruangan staf dan bersifat komunal

Gambar 7.1. Wadah Sampah

7.3.3. Distribusi Wadah Sampah

Untuk melakukan pendistribusian wadah sampah ke masing-masing ruangan,

perlu dilakukan pendataan ruangan, baik lokasi, fungsi maupun besaran ruangan,

sehingga dalam pendistribuasian wadah sampah sesuai dengan kebutuhannya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah pendataan letak fungsi dan besaran ruangan serta

sketsa penempatan wadah sampah.

Hasil pendataan ruangan diperlihatkan pada table 7.3. berikut.

Page 6: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

107

Tabel 7.3. Lokasi dan Fungsi Ruangan

Fungsi Lantai 3 Jumlah

Kantor R. Kerja utama 25

R. Kabid atau setaraf dengan Kabid 12

Toilet Toilet wanita 2

Toilet pria

Mushola Mushola 1

Auditorium Auditorium 1

R.Rapat

R. rapat 1 3

R. rapat 2

R. rapat 3

R.Persiapan R. Persiapan 1

R.Pantry R. Pantry 1

R.Mesin R. mesin/panel 1

R. Penerima data

satelit R. Penerima data satelit 1

RKantor

RK Deputi 1

RK Sekretaris Deputi 1

R Rapat 4

RK Administrasi BTL 1

R. kabid PPTH-UPTHB (dlm R. Kabid)

Sayap Kiri :

Ruang Direktur 5

R. Senior Scientist 1

Ruang Bersama I PTL 1

RK Bersama I PTLWB 1

Pantri 1

Sayap Tengah

RK. TISDA 6

Pantri

Page 7: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

108

Fungsi Lantai 3 Jumlah

Sayap Kanan

Laboratorium Balai Teknologi Lingkungan 6

Ruang Bersama II PTL 1

Toilet Toilet wanita 1

Toilet pria 1

Mushola Mushola

Lantai I

R.Rapat

Sayap Kiri

Ruang tamu dan resepsionis 1

Ruang Pertemuan “ Cakrawala” 2

Ruang Rapat

R. K. PTLWB 10

Toko Koperasi 1

Pantri 1

Kamar Mandi 1

Ruang Makan 1

RK PTSM 10

Pantri

Ruang Laboratorium Basah 2

R. Onlimo 1

R. Rapat 2

R. Teknisi 2

R. Penerima data

satelit R. Penerima data satelit 1

Page 8: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

109

Sketsa peletakkan wadah sampah di perlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 7.2. Distribusi Peletakkan Wadah Sampah

7.3.4. Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan

sampah sejak dari sumbernya, dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya

secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulan dan pengolahan serta

Page 9: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

110

pengangkutan hingga pembuangannya. Melalui pengendalian pengelolaan organisasi

yang berwawasan lingkungan.

Pemilahan berarti upaya untuk mengelompokkan komponen sampah sesuai

dengan sifatnya,dari yang heterogen menjadi homogen sesuai dengan golongannya,

seperti sampah yang mudah terurai, yang dapat digunakan kembali, yang dapat didaur

ulang, dan sampah yang beracun. Pemilahan menjadi sangat penting untuk

mengetahui jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan

Sebaiknya pemilahan sampah dilakukan di sumber sampah. Hal ini akan

mempengaruhi jumlah sampah yang harus diangkut ke tempat pemprosesan sampah

akhir (TPA). Karena biayapengangkutan membutuhkan dana yang terbesar dalam

pengelolaan sampah. dapat mendekati 60 % dari biaya pengelolaan sampah.

Seperti yang tercantum dalam undang-undang nomor 8 tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, sampah dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah

an organik. Namun dalam pelaksanaanya, walaupun disediakan 2 (dua) wadah sampah

yang diletakkan berdampingan dengan label sampah “ORGANIK” dan “AN-ORGANIK”,

namun pemilahan tidak berjalan dengan baik.

7.3.5. Pengumpulan dan Pemindahan Sampah

Sistem pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah

mulai dari tempat pewadahan sampah dari sumber timbulan sampah sampai ke wadah

sampah dengan kapasitas lebih besar (sekitar 0.5 - 1 m3) selanjutnya dipindahkan ke

tempat penampungan sementara (TPS).

Pada kantor Geostek, jika pemilahan diperlakukan, maka perlu diatur

pengumpulan sampah. Untuk sampah organik yang meliputi sampah yang tidak dapat

dimanfaatkan oleh para petugas kebersihan kantor, dikumpulkan tiap hari, selanjutnya

dipindahkan ke tempat penampungan sampah (TPS). Sedang untuk sampah AN-

ORGANIK LAYAK JUAL, dapat dikumpulkan sampai wadah sampah penuh atau saat

penjualan bahan-bahan tersebut.

Page 10: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

111

Proses Pengumpulan Proses Pemindahan

Gambar 7.3. Contoh Proses Pengumpulan dan Pemindahan Sampah

7.3.6. Pemanfaatan Sampah

Pemanfaatan sampah meliputi proses mengubah sampah menjadi material yang

memiliki nilai ekonomis. Yang termasuk ke dalam pemanfaatan sampah adalah:

daur-ulang.

pengomposan, atau pembuatan kompos

1) Daur Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan

baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya menjadi

sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,

mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi

gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat hasil dari

kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam

manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah

4R (Reduce, Reuse, Recycle, and Replace).

Komponen sampah yang dapat didaur ulang seperti : komponen kaca, plastik,

kertas logam, tekstil, dan barang elektronik.

Sementara ini kantor Geostek belum melakukan proses daur ulang. Komponen

sampah yang memiliki nilai ekonomis, sementara ini dijual pada penampung

Page 11: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

112

yang datang paling tidak tiap 2 minggu sekali. Karena kantor Geostek adalah

kantor baru, dan komponen sampah layak jual belum banyak. Maka para

pengumpul belum secara rutin datang ke kantor Geostek untuk melaksanakan

transaksi. Transaksi dilakukan jika jumlah komponen sampah layak jual relative

cukup banyak, untuk menghindari transporasi biaya tinggi.

2) Pengkomposan

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-

bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh berbagai macam

mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau

anaerobik

Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang

memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah

mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk

lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,

pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator

pengomposan

Sampah kantor Geostek yang diolah menjadi kompos adalah sampah organic

dari sampah taman. Hal ini dilakukan untuk menghindari bau yang kurang sedap

jika sampah dari sisa makanan ikut diproses menjadi kompos.Selain itu, sisa

makanan sepertu tulang ikan atau ayam, digunakan untuk makan anjing yang

digunakan untuk membantu menjaga keamanan gedung.

Page 12: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

113

Gambar 7.4. Disain Rumah Kompos di Kantor Geostek Serpong

Gambar 7.5. Contoh Barang Hasil Daur Ulang

Page 13: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

114

7.4. Tempat Penampungan Sampah Sementara

Untuk memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan sampah gedung Geostek

BPPT di Puspiptek Serpong menyediakan fasilitas penampungan sampah, baik

sampah dari aktivitas pegawai setiap hari, maupun aktivitas kegiatan kantor seperti

laboratorium.

Tahap awal dari penampungan sampah adalah membuat konsep sebagai disain

awal untuk pembangunan fasilitas penampungan sampah sementara, baik sampah dari

aktivitas sehari-hari: makan, kerja. Maupun limbah dari kerja laboratorium yang

dikatagorikan B3.

Sketsa penampungan sampah dan limbah laboratorium sementara digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 7.6. Sketsa Penampungan Sampah dan Limbah Laboratorium Sementara

Page 14: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

115

7.5. Pengangkutan Sampah

Pengangkutan adalah kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan

terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA pada pengumpulan dengan pola

individual langsung, atau dari tempat pemindahan/penampungan sementara sampai ke

tempat pengolahan akhir. Sehubungan dengan hal tersebut, metoda pengangkutan

serta peralatan yang akan dipakai tergantung dari pola pengumpulan yang

dipergunakan.

Di kawasan perkantoran Puspiptek dimana kantor Geostek berada,

pengangkutan dilayani oleh pengelola kawasan, dalam hal ini oleh Pengelola Puspiptek.

Pelayanan pengangkutan Sampah dilaksanakan 2 setiap hari dengan bak truk, retribusi

yang dibayarkan oleh pihak BPPT adalah Rp 200.000.- tiap kantor tiap bulan ke pihak

penyelenggara. Skema pengangkutan seperti dalam gambar berikut.

Gambar 7.7. Skema Pengangkutan Sampah Dalam Kawasan Puspiptek.

7.6. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil studi yang telah dilakukan diketahui produksi sampah di kantor

Geostek adalah 0.111 kg per orang per hari. Jika dibandingkan dengan timbulan

sampah kantor BPPT Jakarta, (timbulan sampah 0.015 kg per orang per hari), maka

timbulan sampah di kantor Geostek lebih tinggi dibandingkan dengan timbulan sampah

BPPT Jakarta. Hal ini dapat diakibatkan karena jumlah pembagi, yaitu pegawai. Di

kantor BPPT pembaginya adalah jumlah pegawai di kurangi 10 %. Sedang di kantor

Page 15: BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN · PDF fileDalam sistem perencanaan pengelolaan sampah perlu diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah, sehingga

Annual Report 2014

116

Geostek faktor pembaginya adalah jumlah pegawai yang masuk sampai jam 09.00 pagi.

Jika dilihat komposisi sampahnya. pada kantor BPPT Jakarta komponen tertinggi

adalah sampah kertas yang mencapai 60 %. Sedang di kantor Geostek, komponen

organik adalah tertinggi mencapai 32 %, sedang sampah kertas hanya 23.75 %.

Sampah organik dari taman belum termasuk sampah pemotongan rumput, karena saat

penelitian dilakukan pada musim panas, tidak dilakukan pemotongan dahan. Dari

seluruh timbulan sampah gedung Geostek, jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan

oleh petugas kebersihan adalah sebesar 13.312 %,

Ada beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil kegiatan. Pertama,

sebaiknya dilakukan pemilahan untuk seluruh gedung Geostek, untuk memaksimalkan

pemanfaatan sampah. Kemudian kedua, setiap pegawai harus ikut berpartisipasi dalam

pemilahan sampah dan dibentuk pengelola yang bertanggung jawab terhadap

pengelolaan kebersihan tiap gedung.

Daftar Pustaka

1. Japan International Coperation Agency, Tokyo, Training and Course Integrated

Solid Waste Management and Night Soil Treatment, 1987

2. KLH, Jakarta, Rangkuman Isian Kuesioner Adipura tahun 2009/2010

3. BPPT, P3TL, Penelitian Produksi, Komposisi, dan Karakteristik Sampah di DKI

Jakarta, 2010.

4. BPPT, PTL, Penelitian Sistem Pengelolaan Sampah Perkantoran Terpadu dan

Produksi, Komposisi, serta Karakteristik Sampah Perkantoran di Gedung BPPT

Thamrin, 2013.

5. McDougall, F., Thomas, B. and Dryer, A. (2012) Life Cycle Assessment for

sustainable solid waste management an introduction. Wastes Management, May

2012, pp. 43-45.

6. Philip B. Shepherd , (2003), Integrated Solid Waste Management in Japan and

Waste Management Resources, 2003, Boston, Massachusatts.

7. BPPT, PTL, Penelitian Produksi, Komposisi, dan Karakteristik Sampah di Gedung

Geostech, 820, Puspitek, Serpong Tangerang Selatan, Banten, 2013.