timbulan sampah
DESCRIPTION
Laporan mingguan timbulan sampah.TRANSCRIPT
BAB I
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM REKAYASA LIMBAH PADAT IPENGAMBILAN, PENGUKURAN BERAT & PENGUKURAN VOLUME TIMBULAN SAMPAH
Disusun Oleh:
Nama: Searphin Nugroho
NIM: 1309045035
Kelompok: 8 (Delapan)
Asisten: Jeni Ranga Popang
NIM: 1209045006
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya, seperti sampah organik dan sampah anorganik.
Timbulan sampah ialah jumlah sampah yang dihasilkan dalam waktu tertentu baik dalam satuan berat maupun volume. Sampah akan terus diproduksi dan tidak pemah berhenti selama manusia tetap ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah timbulan sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi setiap harinya akan semakin meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Apabila tidak ditangani secara efektif dan esien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan di sekitamya.
Alam memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah organik. Namun. kerja keras alam dalam mengurai sampah secara alami sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi. Bagaimana pun peran serta manusia dalam penanganan dan pengolahan sampah sangat penting. Upaya pengendalian sampah merupakan salah satu bukti tanggung jawab dari dampak aktivitas manusia sendiri.
Oleh karena itu, diadakanlah praktikum pengambilan, pengukuran berat, dan pengukuran volume timbulan sampah di sekitar area Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawaran untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah, prinsip pengukuran timbulan sampah, dan hasil praktikum yang didapat dari sampel yang digunakan.
1.2 Tujuan PraktikumUntuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah.
Untuk mengetahui prinsip pengukuran timbulan sampah.
Untuk mengetahui berat timbulan sampah dari sampel yang digunakan pada praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian SampahSampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007).
2.2 Pembagian Sampah
Sampah dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya
1)Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur, dan buah.
2)Anorganik, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.
b.Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar
1)Mudah terbakar, misalnya kertas plastik, daun kering, kayu.
2)Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.
c.Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.
1)Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, sayur, potongan daging, dan sebagainya.
2)Sulit membusuk, misalnya karet, plastik, kaleng, dan sebagainya.
d.Berdasarkan ciri atau karakteristik sampah
Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukan seringkali menimbulkan bau busuk. Jenis sempah ini dapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya.
Rubbish, terbagi menjadi dua:
rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misalnya kayu, kertas, karet, daun kering, dan sebagainya.
rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misalnya kaca, kaleng, dan sebagainya.
Ashes, semua sisa pembakaran dari industri.
Street sweeping, sampah dari jalanan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing, dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari perumahan.
Abandoned vechile, berasal dari bangkai kendaraan
Demolision waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung seperti misalnya kayu, tanah, dan batu.
Sampah industri, berasal dari pertanian, perkebunan, dan industri.
Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.
(Chandra, 2007).
e.Berdasarkan komposisi sampah
Sampah seragam. Sampah hasil kegiatan industri umumnya termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton, kertas karbon, dan semacamnya yang masih tergolong seragam atau sejenis.
Sampah campuran. Misalnya, sampah yang berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum yang sangat beraneka ragam dan bercampur memjadi satu.
f.Berdasarkan proses terjadinya
Sampah alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami. Misalnya rontokkan dedaunan.
Sampah non-alami, ialah sampah yang terjadinya karena kegiatan manusia. Misalnya plastik dan kertas.
g.Berdasarkan asal atau sumbernya
Sampah hasil kegiatan rumah tangga, termasuk di dalamnya sampah rumah sakit, hotel, dan kantor.
Sampah hasil kegiatan industri/pabrik
Sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Sampah hasil kegiatan perdagangan. Misalnya sampah pasar dan toko.
Sampah hasil kegiatan pembangunan.
Sampah jalan raya.
(Basriyanta, 2007).
2.3 Faktor-Faktor yamg Mempengaruhi Jumlah SampahBerikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah:
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin banyak penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industri, dan sebagainya.
b.Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat dibandingkan dengan truk.
c.Pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk dipakai kembali.
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan dipengaruhi oleh keadaan, jika harganya tinggi, maka sampahnya tinggal sedikit.
d.Faktor geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai, atau di dataran rendah.
e.Faktor waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Jumlah sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
f.Faktor sosial, ekonomi, dan budaya
Contoh, adat-istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
g.Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah.
h.Kebiasaan masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengonsumsi satu jenis makanan atau tanaman, maka sampah makanan itu akan meningkat.
i.Kemajuan teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh, plastik, kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas, dan sebagainya.
j.Jenis sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam atau jensi sampahnya.
(Chandra, 2007).
2.4 Dampak Sampah
2.4.1 Dampak Sampah bagi Kesehatan Manusia
Sampah dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti diare, tifus, muntaber, demam berdarah, dan sebagainya yang dapat menyebar dengan sangat cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat. Selain itu, ada pula penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan, misalnya penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (Basriyanta, 2007).
2.4.2 Dampak bagi Lingkungan
Sampah cair atau cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam aliran sungai atau aliran air tanah, dapat mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan zat cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak (Basriyanta, 2007).
2.5 Permasalahan Sampah di Indonesia
Implementasi kebijakan pengelolaan sampah yang konvensional menyebabkan peningkatan jumlah sarana dan prasarana, terutama tempat pembuangan akhir yang semakin sulit didapatkan karena keterbatasan lahan. Permasalahan lahan menjadi suatu masalah yang sangat kompleks karena disamping semakin sulit mencari lahan, juga mengandung konflik sosial karena resistensi masyarakat terhadap keberadaan TPA, khususnya yang terletak di sekitar pemukiman penduduk. Biaya pengelolaan sampah yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah seiring bertambahnya jumlah timbulan sampah. Dengan demikian perlu dilakukan pengelolaan sampah dengan prinsip membuang sekaligus memanfaatkannya, artinya mengelola sampah sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari pengelolaan tersebut (Subandriyo, 2012).
Prinsip 3R merupakan suatu pendekatan dalam mengelola sampah dari sumbernya dengan konsep minimasi. Prinsip yang pertama yaitu mengurangi timbulan sampah di sumber (reduce), menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (reuse), dan mendaur ulang bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain yang lebih berguna (recycle). Beberapa negara maju yang telah menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah ternyata dapat menurunkan jumlah timbulan sampah dan bahkan mengurangi jumlah TPA. Di Amerika Serikat pada tahun 1999, daur ulang dan pengomposan mengurangi 64 juta ton sampah yang seharusnya dikirim ke TPA dan jumlah TPA berkurang dari 8000 lokasi pada tahun 1998 menjadi 1858 lokasi pada tahun 2001 dengan kapasitas yang relatif sama. Sedangkan di Indonesia, menurut laporan Agenda 21 Indonesia Strategi Nasional Untuk Pembangunan Berkelanjutan, 1998 diperkirakan bahwa peluang pendaur ulangan sampah (anorganik) mencapai 15 25% dan untuk pengomposan 30 40%. Di samping itu penerapan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, salah satunya adalah melalui usaha pengomposan (Subandriyo, 2012). BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Jumlah Jiwa di Pemukiman
No.Nama KelompokJumlah KKJumlah Jiwa
1.Kelompok 2
Jalan Pipit RT. 231249
2.Kelompok 4
Jalan Wira Swasta1556
3.Kelompok 6
Jalan Ramania 2
RT. 42, RT. 46, RT. 47, RT. 482693
4.Kelompok 8
Jalan A. Yani
Gang Cahaya Baru1151
Jumlah64 KK249 Orang (Jiwa)
Tabel 4.1.2 Pengukuran Berat Timbulan Sampah
No.Jenis SampahBerat (Kg)
1Sampah organik60,75
2Kertas7
3Kardus4,7
4Plastik10
5Kayu0,6
6Karet0,5
7Tekstil0,6
8Kaca3
9Spons4,5
10B31
11Klinis0,5
12Kaleng1,5
13Sterofoam0,3
14Botol3,7
Total98,65 kg
Tabel 4.1.3 Pengukuran Tempat Volume Sampah
No.Jenis SampahUkuran Tempat
Panjang (cm)Lebar (cm)Tinggi (cm)
1Sampah organik1005022
2Kertas504038
3Kardus1005022
4Plastik1005052
5Kayu202020
6Karet202015
7Tekstil202014
8Kaca202016
9Spons504013,5
10B3202017
11Klinis202010
12Kaleng504020
13Sterofoam504018
14Botol1005036
Tabel 4.1.4 Pengukuran Volume SampahNo.Jenis SampahVolume Sampah
cm3m3
1.Sisa makanan & sayuran110.0000,11
2.Kertas76.0000,076
3.Karton/ kardus110.0000,11
4.Plastik total260.0000,26
5.Kayu8.0000,008
6.Karet6.0000,006
7.Tekstil5.6000,0056
8.Kaca6.4000,0064
9.Spons27.0000,027
10.B3 Rumah Tangga6.8000,0068
11.Klinis4.0000,004
12.Sterofoam36.0000,036
13.Kaleng40.0000,04
14.Botol180.0000,18
4.2 Perhitungan4.2.1 Berat Timbulan Sampah
Berat Timbulan Sampah=
=
= 0,4016 kg/hari/jiwa
4.2.2 Berat Timbulan Sampah per JenisBTS Sampah organik=
=
= 0,243 kg/hari/jiwa
b.BTS Kertas
=
=
= 0,028 kg/hari/jiwa
c.BTS Karton/kardus =
=
= 0,018 kg/hari/jiwa
d.BTS Plastik =
=
= 0,04 kg/hari/jiwa
e.BTS Kayu=
=
= 0,0024 kg/hari/jiwa
f.BTS Karet=
=
= 0,002 kg/hari/jiwa
g.BTS Tekstil=
=
= 0,0024 kg/hari/jiwa
h.BTS Kaca=
=
= 0,012 kg/hari/jiwa
i.BTS Spons=
=
= 0,018 kg/hari/jiwa
j.BTS B3=
=
= 0,004 kg/hari/jiwa
k.BTS Klinis=
=
= 0,002 kg/hari/jiwa
l.BTS Kaleng=
=
= 0,006 kg/hari/jiwa
m.BTS Sterofoam=
=
= 0,001 kg/hari/jiwa
n.BTS Botol =
=
= 0,014 kg/hari/jiwa
4.2.3 Persentase Komposisi Sampah
a.Sampah organik
% Komposisi sampah =
=
= 61,58 %
b.Kertas
% Komposisi sampah =
=
= 7,09 %
c.Karton/kardus
% Komposisi sampah =
=
= 4,76 %
d.Plastik
% Komposisi sampah =
=
= 10,10 %
e.Kayu
% Komposisi sampah =
=
= 0,68 %
f.Karet
% Komposisi sampah =
=
= 0,5 %
g.Tekstil
% Komposisi sampah =
=
= 0,6
h.Kaca
% Komposisi sampah =
=
= 3,04 %
i.Spons
% Komposisi sampah =
=
= 4,56 %
j.B3
% Komposisi sampah =
=
= 1,01 %
k.Klinis
% Komposisi sampah =
=
= 0,5 %
l.Kaleng
% Komposisi sampah =
=
= 1,52 %
m.Sterofoam
% Komposisi sampah =
=
= 0,3 %
n.Botol
% Komposisi sampah =
=
= 3,75 %
4.2.4 Densitas Komponen Sampah per JenisSampah organik Densitas sampah=
=
= 552,27 kg/m3 hari
b. Kertas
Densitas sampah=
=
= 92,10 kg/m3 hari
c. Karton/kardus
Densitas sampah=
=
= 42,72 kg/m3 hari
d. Plastik
Densitas sampah=
=
= 38,46 kg/m3 hari
e. Kayu
Densitas sampah=
=
= 75 kg/m3 hari
f.Karet
Densitas sampah=
=
= 83,3 kg/m3 hari
g. Tekstil
Densitas sampah=
=
= 107,14 kg/m3 hari
h. Kaca
Densitas sampah=
=
= 468,75 kg/m3 hari
i. Spons
Densitas sampah=
=
= 166,66 kg/m3 hari
j. B3
Densitas sampah=
=
= 147,05 kg/m3 hari
k. Klinis
Densitas sampah=
=
= 125 kg/m3 hari
l. Kaleng
Densitas sampah=
=
= 37,5 kg/m3 hari
m. Sterofoam
Densitas sampah=
=
= 8,33 kg/m3 hari
n. Botol
Densitas sampah=
=
= 20,5 kg/m3 hari
4.2.5 Volume Timbulan Sampah per JenisVTS Sampah Organik =
=
= 0,00044 m3/jiwa/hari
VTS Kertas=
=
= 0,0003 m3/jiwa/hari
c.VTS Karton/kardus=
=
= 0,00042 m3/jiwa/hari
d.VTS Plastik=
=
= 0,00104 m3/jiwa/hari
e.VTS Kayu=
=
= 0,000026 m3/jiwa/hari
f.VTS Karet=
=
= 0,000024 m3/jiwa/hari
g.VTS Tekstil=
=
= 0,000022 m3/jiwa/hari
h.VTS Kaca=
=
= 0,000025 m3/jiwa/hari
i.VTS Spons =
=
= 0,0001 m3/jiwa/hari
j.VTS B3=
=
= 0,000027 m3/jiwa/hari
k.VTS Klinis=
=
= 0,000016 m3/jiwa/hari
l.VTS Kaleng =
=
= 0,00016 m3/jiwa/hari
m.VTS Sterofoam =
=
= 0,00014 m3/jiwa/hari
n.VTS Botol =
=
= 0,00072 m3/jiwa/hari
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hasil Perhitungan Komponen Sampah
Tabel 4.3.1.1 Perhitungan rata-rata komponen sampah.
No.Jenis KomponenBerat Timbulan Sampah (kg/jiwa/hari)Volume Timbulan Sampah (m3/jiwa/hari)Densitas (kg/m3)
1.Sisa Makanan
dan Sayuran0,24390,00044552,27
2.Kertas0,2810,001592,11
3.Karton/kardus0,01880,0004242,72
4.Plastik Total0,04010,00138,46
5.Kayu0,0020,0000275
6.Karet0,0020,0000283,33
7.Tekstil0,0020,000018107,14
8.Kaca0,01200,00002468,75
9.Spons0,0180,00005416,67
10.B3 Rumah Tangga0,0040,000027166,67
11.Klinis0,0020,000016125
12.Kaleng0,0060,0000837,5
13.Sterofoam0,00120,0000718,33
14.Botol0,01480,00007220,55
TOTAL0,64580,0037581834,5
Rata-rata0,046120,000268131,035
4.3.2Alat yang Digunakan dan Fungsinya
Alat-alat yang digunakan saat pengambilan sampah ialah kantong plastik, kertas label, alat tulis, dan kamera. Kantong plastik berfungsi sebagai wadah pengumpulan sampah yang telah dibagi ke tiap-tiap rumah warga. Kertas label berfungsi sebagai penanda sampah pada kantong plastik yang dibagikan kepada warga. Alat tulis berfungsi untuk mencatat data-data yang didapat pada saat memberikan kantong plastik ke rumah warga. Dan kamera berfungsi untuk mendokumentasikan pada saat pembagian kantong plastik dan pengambilan sampah berlangsung.Alat-alat yang digunakan saat pengukuran berat timbulan sampah ialah kantong plastik, terpal, sekop atau cangkul, trash bag, kertas label, alat tulis, tali, kalkulator, kertas form pengisian data sampah, sarung tangan karet, trisula, masker, timbangan, sepatu boots dan kamera. Kantong plastik berfungsi sebagai wadah pengumpulan sampah yang telah dibagi ke tiap-tiap rumah warga. Sarung tangan karet digunakan sebagai pelindung tangan praktikan agar terhindar kontaminasi langsung dengan sampah. Masker berfungsi untuk menutupi mulut dan hidung praktikan agar terhindar kontaminasi langsung dengan sampah. Tali berfungsi untuk menggantung alat timbang. Trisula berfungsi untuk memudahkan dalam pemilihan jenis sampah. Kalkulator berfungsi untuk menghitung hasil pengukuran. Terpal berfungsi sebagai wadah menghampar semua jenis sampah domestik untuk dipilah berdasarkan karakteristik jenis sampah. Sekop atau cangkul berfungsi untuk memudahkan dalam pemilahan jenis sampah. Timbangan berfungsi untuk menimbang berat timbulan sampah dan berat sampah berdasarkan karakteristiknya. Trash bag berfungsi sebagai wadah sampah berdasarkan karakteristik sampah. Kertas label berfungsi sebagai penanda sampah pada trash bag berdasarkan karakteristik sampah. Kertas form pengisian data sampah dan alat tulis berfungsi untuk mencatat data-data yang didapat pada saat praktikum. Sepatu boots berfungsi sebagai pelindung kaki dari sampah yang ada saat melakukan pemilahan sampah. Dan kamera berfungsi untuk mendokumentasikan pada saat praktikum berlangsung.Alat-alat yang digunakan pada pengukuran volume timbulan sampah adalah kantong plastik, terpal, sekop atau cangkul, trash bag, kertas label, alat tulis, kalkulator, kertas form pengisian data sampah, sepatu boots, trisula, sarung tangan karet, masker, kamera, penggaris 100 cm, dan alat pengukur volume berupa kotak triplek yang berukuran 20 cm 20 cm 20 cm, ukuran 100 cm 50 cm 100 cm, dan ukuran 50 cm 40 cm 50 cm. Kantong plastik berfungsi sebagai wadah pengumpulan sampah yang telah dibagi ke tiap-tiap rumah warga. Sarung tangan karet digunakan sebagai pelindung tangan praktikan agar terhindar kontaminasi langsung dengan sampah. Masker berfungsi untuk menutupi mulut dan hidung praktikan agar terhindar kontaminasi langsung dengan sampah. Kalkulator berfungsi untuk menghitung hasil pengukuran. Terpal berfungsi sebagai wadah menghampar semua jenis sampah domestik untuk dipilah berdasarkan karakteristik jenis sampah. Sekop atau cangkul berfungsi untuk memudahkan dalam pemilahan jenis sampah. Trash bag berfungsi sebagai wadah sampah berdasarkan karakteristik sampah. Kertas label berfungsi sebagai penanda sampah pada trash bag berdasarkan karakteristik sampah. Trisula berfungsi untuk memudahkan dalam pemilihan jenis sampah serta mengambil sampah dari dalam kotak pengukur volume. Sepatu boots berfungsi sebagai pelindung kaki dari sampah yang ada saat melakukan pemilahan sampah. Kertas form pengisian data sampah dan alat tulis berfungsi untuk mencatat data-data yang didapat pada saat praktikum. Alat pengukur volume berupa kotak triplek yang berukuran 20 cm 20 cm 20 cm, ukuran 100 cm 50 cm 100 cm, dan ukuran 50 cm 40 cm 50 cm berfungsi untuk mengetahui volume dari setiap komponen sampah. Penggaris berukuran 100 cm berfungsi untuk mengukur tinggi setiap komponen sampah pada alat pengukur volume. Dan kamera berfungsi untuk mendokumentasikan pada saat praktikum berlangsung.
4.3.3 Hasil Praktikum
Hasil pengukuran berat timbulan sampah yang didapatkan setelah praktikum dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,654 kg/jiwa/hari atau dengan rata-rata sebesar 0,04612 kg/jiwa/hari. Untuk rincian berat timbulan sampah per jenis adalah sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,2439 kg/jiwa/hari, kertas sebesar 0,281 kg/jiwa/hari, karton sebesar 0,0188 kg/jiwa/hari, plastik sebesar 0,0401 kg/jiwa/hari, kayu sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, karet sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, tekstil sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaca sebesar 0,012 kg/jiwa/hari, spons sebesar 0,018 kg/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,004 kg/jiwa/hari, klinis sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,006 kg/jiwa/hari, sterofoam sebesar 0,0012 kg/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,0148 kg/jiwa/hari.
Hasil pengukuran volume timbulan sampah yang didapatkan setelah praktikum dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,003758 m3/jiwa/hari atau dengan rata-rata sebesar 0,000268 m3/jiwa/hari. Untuk rincian volume timbulan sampah per jenis adalah sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,00044 m3/jiwa/hari, kertas sebesar 0,0015 m3/jiwa/hari, karton sebesar 0,00042 m3/jiwa/hari, plastik sebesar 0,001 m3/jiwa/hari, kayu sebesar 0,00002 m3/jiwa/hari, karet sebesar 0,00002 m3/jiwa/hari, tekstil sebesar 0,000018 m3/jiwa/hari, kaca sebesar 0,00002 m3/jiwa/hari, spons sebesar 0,000054 m3/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,000027 m3/jiwa/hari, klinis sebesar 0,000016 m3/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,00008 m3/jiwa/hari, sterofoam sebesar 0,000071 m3/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,000072 m3/jiwa/hari.
Hasil pengukuran densitas sampah yang didapatkan setelah praktikum dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,654 kg/jiwa/hari atau dengan rata-rata sebesar 0,04612 kg/jiwa/hari. Untuk rincian berat timbulan sampah per jenis adalah sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,2439 kg/jiwa/hari, kertas sebesar 0,281 kg/jiwa/hari, karton sebesar 0,0188 kg/jiwa/hari, plastik sebesar 0,0401 kg/jiwa/hari, kayu sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, karet sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, tekstil sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaca sebesar 0,012 kg/jiwa/hari, spons sebesar 0,018 kg/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,004 kg/jiwa/hari, klinis sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,006 kg/jiwa/hari, sterofoam sebesar 0,0012 kg/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,0148 kg/jiwa/hari.
4.3.4 Faktor Kesalahan & KendalaFaktor kesalahan yang terjadi pada saat praktikum antara lain pada saat pemilahan sampah, masih ada sebagian sampah yang berukuran sangat kecil yang terdapat pada jenis sampah yang berbeda dalam keadaan telah terpisah, kesalahan saat membaca nilai timbangan, serta pada saat menjatuhkan kotak volume dengan ketinggian >20 cm. Kendala yang didapatkan selama praktikum berlangsung ialah sulitnya memisahkan komponen sampah yang berukuran kecil seperti sobekan bekas bungkus makanan dan banyaknya sampah berkemasan yang masih ada isinya
4.3.5 Fungsi Perlakuan
Tabel 4.3.1.2 Fungsi Perlakuan
No.PerlakuanFungsi
1.Pembagian kantong plastikUntuk mengambil sampel sampah domestik dari masyarakat
2.Pelabelan kantong plastikUntuk menandakan dari mana sampel sampah tersebut diambil
3.Penimbangan kantong plastik yang berisi sampahUntuk menimbang seberapa berat sampah domestik yang telah dikumpulkan
4.Penebaran sampah di atas terpalUntuk memudahkan proses pemilahan sampah
5.Pemilahan sampahUntuk memisahkan sampah dengan jenis tertentu untuk ditimbang nanti
6.Pengumpulan sampah yang telah dipilah ke dalam kantong plastikUntuk memudahkan proses penimbangan sampah
7.Penimbangan sampah yang telah dipilahUntuk mencari seberapa berat sampah yang telah dipilah tiap masing masing jenis
8.Pendataan berat sampah yang telah dipilahUntuk mendata berat sampah yang telah dipilah dengan tujuan untuk mempermudah proses perhitungan berat, volume, dan timbulan sampah
9.Pengumpulan sampah yang telah dipilah ke dalam box kayu ukuran 100 cm x 50 cm x 100 cm, 50 cm x 40 cm x 50 cm, dan 20 cm x 20 cm x 20 cmUntuk menghitung volume sampah tiap jenis yang sudah dipilah
10.Penghentakan box yang telah berisi sampah yang telah dipilah sebanyak tiga kaliBertujuan untuk meratakan sampah dan memadatkan sampah agar mudah dihitung volume sampah nantinya
11.Penggunaan penggaris besi dengan panjang 100 cm setelah box kayu dihentakkan tiga kaliUntuk mencatat hasil volume sampah yang didapatkan tiap jenis sampah yang telah dipilah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah yaitu jumlah penduduk, sistem pengumpulan atau pembuangan sampah, faktor waktu, faktor ekonomi, faktor sosial & budaya, faktor geografis, dan kebiasaan masyarakat.
Sampah yang dihasilkan setiap tempat berbeda-beda, sehingga untuk mengetahui berapa timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya diperlukan sampel sampah dari tempat yang berbeda untuk dihitung berat dan volume timbulan sampah baik secara keseluruhan maupun setiap jenis sampah yang dihasilkan. Hasil pengukuran berat timbulan sampah yang didapatkan setelah praktikum dilaksanakan yakni dengan total sebesar 0,654 kg/jiwa/hari atau dengan rata-rata sebesar 0,04612 kg/jiwa/hari. Untuk rincian berat timbulan sampah per jenis adalah sebagai berikut: sisa makanan dan sayuran sebesar 0,2439 kg/jiwa/hari, kertas sebesar 0,281 kg/jiwa/hari, karton sebesar 0,0188 kg/jiwa/hari, plastik sebesar 0,0401 kg/jiwa/hari, kayu sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, karet sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, tekstil sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaca sebesar 0,012 kg/jiwa/hari, spons sebesar 0,018 kg/jiwa/hari, B3 rumah tangga sebesar 0,004 kg/jiwa/hari, klinis sebesar 0,002 kg/jiwa/hari, kaleng sebesar 0,006 kg/jiwa/hari, sterofoam sebesar 0,0012 kg/jiwa/hari, dan botol sebesar 0,0148 kg/jiwa/hari.
5.2 SaranDiharapkan untuk praktikum pada masa yang akan datang, sampah yang akan dijadikan sampel berasal dari kegiatan industri makanan ringan, agar dapat diketahui apakah komponen sampah yang dihasilkan per jenis setiap harinya akan sama atau berbeda dengan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basriyanta., 2007, Memanen Sampah, Kanisius, Yogyakarta.Chandra, Budiman., 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.Subandriyo dkk., 2012, Optimasi Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga
Menggunakan Kombinasi Aktivator EM4 Dan Mol Terhadap Rasio C/N, hal
1-2, diakses pada tanggal 7 April 2015 jam 20.00 WITA.
_1234567921.unknown
_1234567953.unknown
_1234567969.unknown
_1234567985.unknown
_1234567993.unknown
_1234567997.unknown
_1234567999.unknown
_1234568001.unknown
_1234568002.unknown
_1234568003.unknown
_1234568000.unknown
_1234567998.unknown
_1234567995.unknown
_1234567996.unknown
_1234567994.unknown
_1234567989.unknown
_1234567991.unknown
_1234567992.unknown
_1234567990.unknown
_1234567987.unknown
_1234567988.unknown
_1234567986.unknown
_1234567977.unknown
_1234567981.unknown
_1234567983.unknown
_1234567984.unknown
_1234567982.unknown
_1234567979.unknown
_1234567980.unknown
_1234567978.unknown
_1234567973.unknown
_1234567975.unknown
_1234567976.unknown
_1234567974.unknown
_1234567971.unknown
_1234567972.unknown
_1234567970.unknown
_1234567961.unknown
_1234567965.unknown
_1234567967.unknown
_1234567968.unknown
_1234567966.unknown
_1234567963.unknown
_1234567964.unknown
_1234567962.unknown
_1234567957.unknown
_1234567959.unknown
_1234567960.unknown
_1234567958.unknown
_1234567955.unknown
_1234567956.unknown
_1234567954.unknown
_1234567937.unknown
_1234567945.unknown
_1234567949.unknown
_1234567951.unknown
_1234567952.unknown
_1234567950.unknown
_1234567947.unknown
_1234567948.unknown
_1234567946.unknown
_1234567941.unknown
_1234567943.unknown
_1234567944.unknown
_1234567942.unknown
_1234567939.unknown
_1234567940.unknown
_1234567938.unknown
_1234567929.unknown
_1234567933.unknown
_1234567935.unknown
_1234567936.unknown
_1234567934.unknown
_1234567931.unknown
_1234567932.unknown
_1234567930.unknown
_1234567925.unknown
_1234567927.unknown
_1234567928.unknown
_1234567926.unknown
_1234567923.unknown
_1234567924.unknown
_1234567922.unknown
_1234567905.unknown
_1234567913.unknown
_1234567917.unknown
_1234567919.unknown
_1234567920.unknown
_1234567918.unknown
_1234567915.unknown
_1234567916.unknown
_1234567914.unknown
_1234567909.unknown
_1234567911.unknown
_1234567912.unknown
_1234567910.unknown
_1234567907.unknown
_1234567908.unknown
_1234567906.unknown
_1234567897.unknown
_1234567901.unknown
_1234567903.unknown
_1234567904.unknown
_1234567902.unknown
_1234567899.unknown
_1234567900.unknown
_1234567898.unknown
_1234567893.unknown
_1234567895.unknown
_1234567896.unknown
_1234567894.unknown
_1234567891.unknown
_1234567892.unknown
_1234567890.unknown