pengelolaan sampah
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MODEL PEMILAHAN
MENUJU POLA HIDUP SEHAT DI BARAK PENGUNGSIAN
KORBAN MERAPI
Oleh :
DERAJAT PRASOJOPO.7133109011
NURUL HANIFAH ASTUTIPO.7133109026
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2010
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan
rahmatNya, penulisan Karya Tulis Ilmiah sederhana ini berjudul Pengelolaan
Sampah Model Pemilahan Menuju Pola Hidup Sehat di Barak Pengungsian
Korban Merapi dapat terselesaikan tepat waktu sebagai partisipasi keikutsertaan
dalam lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Poltekkes Kemenkes Yogyakarta .
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Hj. Lucky Herawati, S.KM, M.Sc selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemkes Yogyakarta,
2. Ketua Panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis,
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil,
4. Teman-teman Asrama 1 yang senantiasa memberikan semangat,
5. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.
Penulis menyadari betul bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari untuk kesempurnaan Karya Tulis ini di masa mendatang.
Yogyakarta, Desember 2010
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul ........................................................................................ i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................. iii
Daftar Gambar......................................................................................... iv
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................ 2
BAB II Isi
A. Sampah di Barak Pengungsian.............................................. 4
B. Gambaran Pelaksanaan ........................................................ 5
C. Proses Pemilahan ................................................................. 6
D. Manfaat Pemilahan di Barak Pengungsian .......................... 8
E. Faktor Pendukung dan Penghambat .................................... 9
BAB III Penutup
A. Kesimpulan .......................................................................... 10
Daftar Pustaka ........................................................................................ 11
Riwayat Hidup Penulis ........................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring aktifitas gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta dinyatakan
berstatus awas oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN)
sejak bulan Oktober lalu. Warga yang bermukim di zona berbahaya yaitu
kurang dari 10 km dari puncak merapi diharuskan untuk mengungsi di
barak pengungsian yang telah disediakan. Fasilitas yang telah ada di barak
pengungsian tidak selengkap di rumah masing – masing, terutama fasilitas
sanitasi yang meliputi MCK (mandi, cuci dan kakus) dan tempat sampah.
Pada setiap barak pengungsian tercatat rata – rata pengungsi yang
berada di sana berjumah ratusan pengungsi bahkan ada barak pengungsian
yang mampu menampung ribuan pengungsi. Jumlah tersebut tergolong
padat, banyak relawan berdatangan memberikan bantuan berupa makanan,
baju layak pakai, susu, obat – obatan dan lain sebagainya. Tidak hanya
berupa barang, tetapi jasa pengobatan kesehatan gratis juga disumbangkan
oleh relawan – relawan tenaga kesehatan baik dari instansi pemerintah
maupun swasta.
Masalah kesehatan lingkungan harus diperhatikan karena
pengungsi dapat terinfeksi bibit penyakit disamping melakukan
pengobatan. Masalah kesehatan lingkungan yang perlu diperhatikan adalah
permasalahan sampah dan ketersediaan fasilitas MCK (mandi, cuci dan
kakus). Sampah merupakan salah satu media yang cocok untuk
perkembangan vektor. Sampah yang berserakan kerap ditemui di barak
pengungsian. Kondisi demikian dapat menyebabkan kondisi para
pengungsi rentan terjangkit penyakit infeksi.
Produksi sampah berbanding lurus dengan jumlah orang yang
berada di suatu lokasi tertentu. Semakin banyak jumlah pengungsi di barak
pengungsian, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan. Apalagi di
barak pengungsian yang mayoritas tempat istirahatnya terbuka, hal ini
mendorong vektor mudah kontak dengan pengungsi.
Keberadaan sampah dapat ditangani dengan pemberdayaan
masyarakat melalui penyuluhan dan tersedianya tempat sampah. Sehingga,
sampah tesebut nantinya dapat bermanfaat.
Untuk itu diperlukan suatu kebijakan saat bencana dalam bidang
sanitasi yang bisa mengurangi risiko terjadinya penularan penyakit melalui
media lingkungan akibat terbatasnya sarana kesehatan lingkungan yang
ada ditempat pengungsian. Melalui pengawasan dan perbaikan kualitas
kesehatan lingkungan. Dalam hal ini, diambil metode pemilahan sampah
dari sumbernya sebagai wujud pengelolaan yang tepat.
B. Tujuan
a. Untuk menciptakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada para
pengungsi.
b. Agar masyarakat pengungsi menerapkan pemilihan sampah baik di
barak pengungsian ataupun di tempat tinggal masing – masing.
c. Menanamkan pola pikir bahwa mencegah itu lebih baik daripada
mengobati.
C. Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan untuk memperkaya ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan, terutama kesehatan lingkungan.
2. Bagi Masyarakat
Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah informasi masyarakat
tentang pengelolaan sampah menggunakan metode pemilahan yang
dapat menghasilkan manfaat serta mencegah timbulnya penyakit.
3. Bagi Penulis
Karya Tulis Ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
dalam penerapan metodologi riset tentang Sanitasi Lingkungan
terutama pada penerapan pemilahan sampah di barak pengungsian
yang nantinya dapat diterapkan di rumah masing – masing pengungsi
setelah kembali ke kampung halaman.
BAB II
ISI
A. Sampah di Barak Pengungsian
Sampah ialah bahan buangan sebagai akibat dari aktivitas
manusia yang merupakan bahan yang sudah tidak dipergunakan lagi,
sehingga dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Jenis maupun
karakteristik sampah sangat bervariasi tergantung pada sumber serta
komposisi sampah yang dihasilkan. Jenis sampah dan karakteristik sampah
penting untuk diketahui sebagai data informasi untuk perencanaan
pengelolaan lebih lanjut. Sampah yang dihasilkan di tempat pengungsian
antara lain terdiri dari :
1. Sampah basah
Sampah yang berasal dari dapur umum berupa sisa makanan.
2. Sampah kering
Selain sampah basah, di pengungsian juga dihasilkan sampah kering
berupa kertas-kertas bekas, kardus, plastik, aluminium, kaca.
3. Lain-lain
Bisa berupa botol bekas obat, batu baterai, dan lain-lain.
Permasalahan sampah di lokasi pengungsian menjadi masalah yang
tak kalah kompleks dengan masalah yang lainnya. Sampah yang tidak
terkelola dengan baik akan membentuk lingkungan yang tidak
menyenangkan bagi warga di pengungsian. Lokasi dan pengelolaan yang
kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi beberapa
binatang seperti lalat dan tikus yang dapat menjangkitkan penyakit.
Potensi bahaya yang dapat ditimbulkan antara lain penyakit diare, kolera,
tifus, yang mengancam para pengungsi di tempat pengungsian. Oleh
karena itu, sampah haruslah tertangani dengan baik agar tidak
menimbulkan dampak terhadap kesehatan warga pengungsi. Penanganan
sampah organik di lokasi pengungsian mendesak dilakukan karena volume
sampah yang dihasilkan di tempat yang menampung ratusan orang
tersebut cukup tinggi.
B. Gambaran Pelaksanaan
Pelaksanaan pemilahan sampah dengan menyediakan tempat
sampah khusus berdasarkan jenis sampah. Penyuluhan pemanfaatan
sampah dilakukan secepatnya sejak para pengungsi mulai bermukim di
barak pengungsian. Lebih cepat akan lebih baik, mengingat sampah akan
menumpuk berserakan di mana – mana dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan.
Pemilahan sampah merupakan suatu upaya mengelola sampah
dengan memilah sampah dari sumbernya langsung yaitu dengan cara
membagi tempat sampah menurut jenisnya. Jenis 1 adalah sampah
organik, terdiri atas daun, sisa makanan. Jenis 2 terdiri atas sampah kertas,
plastik. Jenis 3 terdiri atas botol, kaca, logam.
Disediakan 3 tempat sampah yang bertuliskan sampah organik
(daun, sisa makanan), sampah kertas dan palsatik, dan sampah botol, kaca,
logam. Ketiga tempat tersebut terdapat tutup agar tidak digunakan sebagai
sarang vektor, memnimbulkan bau yang tidak enak akibat proses
penguraian oleh bakteri. Tempat sampah diletakkan di tempat yang
strategis yang sering dilalui para pengungsi untuk beraktifitas, misal pada
tempat pencucian alat makan, toilet, tempat berkumpulnya para pengungsi
(halaman), dan lain sebagainya. Tindakan tersebut bertujuan agar sampah
terkumpul, tidak berserakan.
Pada tempat sampah organik (daun, sisa makanan) diambil tiap
hari oleh relawan ataupun pengungsi. Sampah plastik dapat dijadikan
sebagai tas dengan dijahit, sampah logam, botol, kaca, kertas dapat
ditabung ke bank sampah bila ada. Apabila tidak terdapat bank sampah,
sampah dapat dijual langsung ke pengepul, uang dari hasil penjualan
diberikan untuk keperluan pengungsi.
Sebelum pelaksanaan di mulai, para pengungsi dikumpulkan baik
anak – anak, remaja, kaum dewasa untuk diberi penyuluhan mengenai
Sampah dari Barak
Pemilahan
Sampah OrganikDaun, Sisa Makanan
SampahKertas dan Plastik
SampahBotol/Kaleng/Kaca
Masuk ke Wadah Yang telah Tersedia
Dibuat Kompos
Masuk ke Wadah Yang telah Tersedia
Masuk ke Wadah Yang telah Tersedia
BankSampah
Pengepul BankSampah
Pengepul
Loker SampahKertas & Plastik
Dijual
Loker SampahBotol/Kaleng/Kacaa
Pendapatan/Kas Barak milik Pengungsi
Dijual
Kompos
Dijual Dipake Sendiri
Tanaman SuburPendapatan/Kas Barak milik Pengungsi
pemilahan sampah. Tindakan tersebut bertujaun mencegah gangguan
kesehatan, sampah bagai permata yang dapat menghasilkan pundi – pundi
rupiah. Model pemilahan disebut juga model pengelolaan sampah mandiri
dan produktif.
C. Proses Pemilahan
Bagan 1. Pengelolaan Sampah Model Pemilahan di Barak Pengungsian
Dalam sistem pengelolaan ini hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Proses yang menghasilkan sampah
Lokasi pengungsian dimana warga pengungsi melakukan aktivitas
akan banyak menghasilkan sampah, misal dari aktivitas di dapur umum
dimana menghasilkan sampah organik. Saat proses sampah dihasilkan
adalah saat yang tepat untuk memisahkan atara berbagai jenis sampah
atau disebut pemilahan sampah. Gunanya untuk mendapatkan sampah
yang masih dapat dimanfaatkan kembali dan agar tidak tercampur antara
sampah organik dan anorganik.
2. Waktu penyimpanan (sampah sementara)
Sampah ditampung sementara agar tidak menarik serangga dan tikus
dan menimbulkan gangguan bau dan pandangan yang kurang sedap.
Tempat penyimpanan atau bak sampah harus memenuhi syarat antara
lain :
a. Tidak berkarat
b. Kedap air
c. Tertutup
d. Mudah dibersihkan
e. Tidak mudah rusak
Bak sampah yang ada dibedakan antara sampah organik dengan
anorganik sehingga memudahkan dalam proses berikutnya. Misalnya
untuk sampah organik bak sampahnya diberi warna hitam. Untuk
sampah anorganik, seperti kertas, plastik, kaleng, aluminium, dan
produk dari bahan plastik dibuang ke dalam bak berwarna hijau. Dalam
hal ini, warga pengungsi juga ikut dilibatkan.
3. Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampah adalah pemindahan sampah (dari tempat
sampah sementara) ke tempat – tempat pengolahan sampah atau tempat
pembuangan. Dari tempat pengungsian, sampah anorganik diangkut ke
bank sampah terdekat untuk dilakukan proses selanjutnya, sedangkan
sampah organik diolah menjadi kompos.
Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, sekaligus
usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan
tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau
mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-
bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Masyarakat di tempat pengungsian dapat membuat sendiri karena
prosesnya sederhana dan tidak memerlukan paralatan dan instalasi yang
mahal.
4. Pengolahan dan pemanfaatan kembali
Sampah anorganik berupa plastik, kertas, kaca, dan lainnya dikirim
ke bank sampah terdekat. Di tempat ini, sampah di pilah menjadi 3
kantong, kantong I berisi sampah plastik, kantong ke II berisi sampah
kertas dan kantong III berupa kaleng dan botol. Untuk harga per
kilogram kertas arsip Rp 1900, kertas karton Rp 1100, kertas campuran
Rp 700. Sedangkan plastik, botol, dan kaleng harganya menyesuaikan
ukuran. Pihak bank mendatangkan pengepul untuk membeli. Pengepul
turut memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah.
Selain diambil oleh pengepul, beberapa jenis sampah dimanfaatkan
untuk menjadi barang yang bernilai secara ekonomi dengan cara didaur
ulang. Misalnya sampah plastik kemasan didaur ulang menjadi tas,
dompet, dan barang-barang lainnya.
D. Manfaat Pemilahan di Barak Pengungsian
Sampah dipilah langsung dari sumbernya, sampah dapat
dimanfaatkan kembali untuk keperluan tertentu, dapat pula di jual.
1. Sampah organik (daun, sisa makanan) dapat dibuat menjadi kompos
dengan tambahan kotoran hewan dan penambahan CH4 , sehingga
proses pengomposan berlangsung lebih cepat yaitu 28 hari. Namun,
apabila pada barak pengungsian tidak tersedia sarana dalam membuat
kompos, maka sampah organik diangkut ke TPA.
2. Sampah kaca, kertas, botol, logam dijual ke pengepul, di sini sampah
menghasilkan uang.
3. Sampah plastik dibuat menjadi tas yang dijahit, dalam hal ini ibu – ibu
di barak pengungsian di perdayakan untuk menjahit sampah plastik
menjadi tas. Tas tersebut dapat dijaul sehingga menghasilkan nilai
rupiah.
Para pengungsi dibekali ilmu kesehatan lingkungan tentang pengelolaan
sampah model pemilihan, diharapkan setelah para pengungsi kembali ke
rumah masing – masing untuk tetap melakukan pemilahan sampah dengan
menyediakan 3 tempat sampah berdasarkan 3 jenis sampah. Dengan
demikian, masalah sampah dapat teratasi, sampah bermanfaat untuk kita.
E. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
i) Kemudahan mengumpulkan para pengungsi.
ii) Tempat sampah bertutup mudah didapat.
iii) Kemudahan kerjasama dengan relawan yang lain.
2. Faktor Penghambat
i) Ketaatan dalam mebuang sampah dipengaruhi tingkat kesadaran
masing – masing.
ii) Tingkat pendidikan yang berbeda dalam membaca tulisan yang
terdapat pada tempat sampah.
iii) Pola pikir terhadap kebiasaan sebelumnya, sampah dibuang,
dibakar dan ditimbun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Model pemilahan sampah merupakan salah satu metode yang mudah
dilakukan di barak pengungsian dengan menyediakan 3 tempat sampah
tertutup bertuliskan masing – masing jenis sampah untuk mencegah
timbulnya gangguan kesehatan.
2. Untuk melaksanakan pengelolaan sampah model pemilahan terlebih
dahulu dilakukan penyuluhan terhadap para pengungsian agar mereka
taat dan patuh mengetahui maksud dan tujuannya, serta mengubah
kebiasaan terhadap sampah.
3. Pemilahan sampah mempermudah dalam hal memanfaatkan sampah
untuk keperluan tertentu karena satiap jenis sampah mempunyai
manfaat yang berbeda.
4. Dengan pemilahan sampah mencegah bercampurnya jenis sampah
yang berbeda jenis.
5. Model pemilahan sampah disebut juga model pengelolaan sampah
mandiri dan produktif artinya dapat dilakukan tanpa bantuan pihak lain
dan mengahsilkan nilai ekonomi, sehingga harus dilakukan secara
terus menerus. Kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan
masyarakat sebelum berada di barak pengungsian.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarso. 1985. Pembuangan Sampah. Surabaya : Proyek Pengembangan
Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan
Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta : Azka Press
Mantariputra Marjan, Subaris Kasjono Heru, dkk. 2010. Buku Panduan Praktik
Jurusan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
http://kemahasiswaanpoltekkesjogja.blogspot.com/2010/11/mesin-jahit-untuk-
pengungsi-merapi.html
.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. Nama : Derajat Prasojo
Tempat, Tanggal Lahir : Purworejo, 18 Oktober 1991
Karya – Karya yang Pernah Dibuat
-
Penghargaan yang Pernah Diraih
-
2. Nama : Nurul Hanifah Astuti
Tempat, Tanggal Lahir : Gunungkidul, 28 Agustus 1992
Karya – Karya yang Pernah Dibuat
-
Penghargaan yang Pernah Diraih
-
Lampiran Gambar
Gambar 1. Contoh bak sampah model pemilahan
Gambar 2. Penyuluhan penerapan model pemilahan sampah kepada para
pengungsi
Gambar 3. Seorang Ibu warga pengungsi sedang menjahit sachet sisa bungkus
minuman untuk dibuat berbagai bentuk barang seperti tas, kantong belanja, dll.