bab vii hubungan antara ham dengan negara, demokrasi dan hukum

Upload: dewa-gede-agung

Post on 03-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    1/21

    BAB VIIDEMOKRASI, HUKUM, DAN HAK ASASI MANUSIA

    A. TUJUAN

    1. Mahasiswa memahami prinsip-prinsip demokrasi, hukum danhak asasi manusia

    2. Mahasiswa dapat berperilaku demokratis, menjunjung tegaknyahukum dan hak asasi manusia

    B. MATERI1. Demokrasi dan Prilaku Demokrasi

    Negara kita adalah negara demokrasi, negara yangkehidupannya ditentukan oleh rakyat. Demokrasi merupakankonsep yang abstrak dan universal. Demokrasi itu telahditerapkan di banyak negara dalam berbagai bentuk, sehinggamelahirkan berbagai sebutan tentang demokrasi sepertidemokrasi konstitusional, demokrasi rakyat, demokrasiterpimpin, demokrasi liberal dsb. Namun demikian padadasarnya demokrasi itu dapat dibedakan atas dua aliran yaitudemokrasi konstitusional dan demokrasi yang mendasarkandirinya pada ajaran komunisme (Budiardjo, 1977: 55). Secaraumum demokrasi diartikan pemerintahan oleh rakyat di manakekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan

    langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilihdi bawah sistem pemilihan bebas (Ravietch, 1991: 4).

    Demokrasi yang banyak dipraktekkan sekarang ini adalahdemokrasi konstitusional dimana ciri khasnya adalah pemerintahyang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindaksewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum dalamkonstitusi (Budiardjo, 1977: 52) atau dalam peraturanperundangan lainnya. Demokrasi konstitusional ini sering jugadisebut dengan demokrasi di bawah rule of law. Menurut Prof.Miriam Budiardjo (1977) syarat-syarat dasar untukterselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah ruleof law adalah :a. perlindungan konstitusional;b. badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;c. pemilihan umum yang bebas;

    80

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    2/21

    d. kebebasan untuk menyatakan pendapat;e. kebebasan untuk berserikat/ berorganisasi dan beroposisi;

    danf. pendidikan kewarganegaraan.

    Hal di atas berarti demokratis tidaknya suatu negara,ditentukan oleh tingkat kesempurnaan konstitusi atau aturan-aturan negara dalam memberikan perlindungan terhadap warganegaranya. Begitu juga dengan tingkat jaminan perundang-undangan yang diberikan terhadap badan kehakiman sehinggatidak memihak, pemilihan umum yang bebas, kebebasan untukmenyatakan pendapat, kebebasan berserikat, berorgani-sasi danoposisi serta pendidikan kewarganegaraan.

    Hendri B. Mayo dalam Budiardjo (1977: 62)

    mengemukakan bebarapa nilai yang mendasari demokrasiseperti berikut:a. menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara

    melembaga;b. menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam

    suatu masyarakat yang sedang berubah;c. menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur;d. membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum;e. mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman

    dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragamanpendapat, kepentingan serta tingkah laku; dan

    f. menjamin tegaknya keadilan.

    Selanjutnya menurut B. Mayo perincian itu tidak berartibahwa setiap masyarakat demokratis menganut semua nilaiyang diperinci itu, melainkan bergantung kepada sejarah sertabudaya politik masing-masing.Dalam bukunya Apa Demokrasi itu? Diane Ravitch (1991: 6)mengemukakan soko guru demokrasi sebagai berikut:

    a. kedaulatan rakyat;b. pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;c. kekuasaan mayoritas;d. hak-hak minoritas;e. jaminan hak asasi manusia;f. pemilihan yang bebas dan jujur;g. persamaan di depan hukum;

    81

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    3/21

    h. proses hukum yang wajar;i. pembatasan pemerintah secara konstitusional;

    j. pluralisme sosial, ekonomi dan politik; dank. nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat.

    Pendapat Miriam Budiardjo pada hakekatnya tidakberbeda dengan soko gurunya demokrasi yang dikemukakanDiane Ravitch, perbedaan hanya terletak dalam perumusan.

    Demokrasi tidak hanya merupakan suatu sistempemerintahan, tetapi juga suatu gaya hidup serta tatamasyarakat tertentu, yang karenanya juga mengandung unsur-unsur moral. Pengertian yang terakhir ini semakin berkembangsehingga demokrasi itu bukan hanya tertuju pada aspekpemerintahan dalam negara tetapi sudah menyangkut dengan

    tata kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek sepertiekonomi, pendidikan, pengajaran, organisasi, dsb. Organisasimahasiswa sebagai Student Government, dalam alam demokrasi

    juga harus mengindahkan soko guru atau nilai-nilai demokrasi diatas. Begitu juga dalam pendidikan bahkan dalam pembelajarandi kelaspun dituntut demokratis.

    Pengambilan keputusan dalam alam demokrasi dilakukandengan musyawarah, mufakat atau dengan suara terbanyak.Dalam musyawarah setiap anggota harus memiliki kebebasandalam mengemukakan pendapat baik secara lisan ataupuntertulis. Kebebasan berbicara dan berpendapat adalah darahhidup setiap demokrasi (Ravitch, 1989: 9). Selanjutnya dikatakanoleh Ravitch (1989:9) warga suatu demokrasi hidup dengankeyakinan bahwa melalui pertukaran gagasan dan pendapatyang terbuka, kebenaran pada akhirnya akan menang ataskepalsuan, nilai-nilai orang lain akan lebih dipahami, bidang-bidang mufakat akan dirinci lebih jelas dan jalan kearahkemajuan terbuka. Inilah sebagian yang hendak dicapai dalampembelajaran di sekolah yaitu ditemukannya kebenaran

    terutama kebenaran ilmiah, nilai-nilai yang dianut oleh orang laindapat dipahami, serta terjalinnya saling menghormati dankerjasama. Setelah musyawarah dilaksanakan, pengambilankeputusan dapat dilakukan dengan mufakat suara bulat(musyawarah mufakat) atau dengan pemungutan suaraterbanyak (voting). Prinsip utama dalam pengambilan keputusanini adalah bahwa keputusan harus ditentukan oleh mayoritas

    82

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    4/21

    anggota tanpa mengabaikan kepentingan minoritas (Ravitch,1989: 6). Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarahatau voting harus didukung oleh kelompok yang semula tidaksetuju atau yang kalah dalam voting. Dalam budaya politikmasyarakat Indonesia baik pada tataran pemerintahan terendahmaupun pada pemerintahan tertinggi (pusat), prinsip demokrasiyang selalu dipakai adalah musyawarah untuk mufakat dalamkekeluargaan (Sihombing, 1984:12).

    Nilai kerjasama, toleransi dan saling menghargaimerupakan soko guru dalam demokrasi seperti yang telahdiungkapkan sebelumnya. Nilai-nilai ini akan terlihat dalampenyusunan dan pelaksanaan program kerja dari suatuorganisasi, dalam prilaku kehidupan sehari-hari baik dalamkeluarga, sekolah ataupun dalam masyarakat. Pelaksana-an dari

    nilai-nilai ini akan melahirkan program kerja yang aspiratif bukankemauan seseorang. Biasanya program kerja yang aspiratif iniakan didukung oleh semua anggota dalam pelaksanaannya.Pragmatisme memperlihatkan bahwa penyusunan danpelaksanaan program bermanfaat bagi seluruh anggota. J adibukan dalam alam idealis semata atau kemauan sekelompokorang.

    Konsep partisipasi merupakan hal penting dalamdemokrasi. Sebagaimana dikatakan Ravitch (1989: 11) intitindakan demokrasi adalah partisipasi aktif pilihan warga sendiridalam kehidupan umum masyarakat dan bangsa mereka.Berkaitan dengan ini ada ungkapan mantan Presiden AmerikaSerikat yang mengatakan jangan tanya apa yang diberikannegara kepada anda, tetapi tanyalah diri anda, apa yang telahanda perbuat untuk negara. Ungkapan itu dapat diterjemahkankedalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Tanyalahlebih dulu apa yang telah anda perbuat untuk keluarga, sekolah,atau masyarakat sebelum anda mempertanyakan apa yangdiberikan keluarga, sekolah, atau masyarakat kepada anda.

    Penerapan prinsip demokrasi di Indonesia disesuaikandengan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilaibudaya bangsa Indonesia yang sangat banyak itudisederhanakan dengan mengambil yang universalnya. Inilahyang disebut dengan nilai-nilai Pancasila. Menurut Sihombing(1984: 9) untuk mendapatkan pengertian demokrasi Pancasilasecara lengkap dan utuh diperlukan 2 alat pengukur yang saling

    83

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    5/21

    melengkapi, yaitu: 1) alat pengukur yang konsepsionil, dan 2)alat pengukur tingkah laku (kebudayaan). Dari alat pengukurpertama dapat diambil pengertian bahwa demokrasi Pancasilaadalah kedaulatan rakyat yang dijiwai dan diintegrasikan dengansila-sila Pancasila lainnya, artinya dalam menggunakan hak-hakdemokrasi haruslah selalu disertai dengan rasa tanggung jawabkepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi nilaikemanusiaan, mampu mempersatukan bangsa sertadimanfaatkan untuk meujudkan keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia. Pengertian semacam ini lebih bersifatformalistik dan diatur dalam UUD 1945 atau peraturanperundang-undangan lainnya.

    Alat pengukur kedua bersifat kebudayaan yaitu berupatingkah laku yang bersumber dari kebudayaan bangsa

    Indonesia. Pengertian demokrasi melalui alat pengukur kedua inimelengkapi pengertian melalui alat pengukur pertama, karenamemberikan struktur informal terhadap demokrasi Pancasila.Kearifan dan bijaksana dalam tingkah laku merupakan kekhasandalam demokrasi Pancasila.

    Pelaksanaan prinsip demokrasi sebetulnya menyangkutdengan prilaku manusia, baik secara individual maupun secarakelompok, dalam kedudukannya sebagai warga ataupun sebagaipejabat yang diberi kewenangan. Prilaku adalah manifestasi darikebudayaan sebab kebudayaan terujud dan disalurkan melaluiprilaku manusia.

    Proses pembudayaan berlangsung sepanjang kehidupanmanusia dalam lingkungannya, mulai dari lingkungan keluarga,lingkungan bermain, lingkungan sekolah sampai kepadalingkungan masyarakat yang lebih luas. Nilai-nilai yangberkembang dalam lingkungan masyarkat itulah yangmempengaruhi prilakunya dalam kehidupan. Nilai-nilai ituberaneka ragam termasuk di dalamnya nilai-nilai demokrasi.Nilai-nilai demokrasi itulah yang membentuk prilaku

    demokratiknya.Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku demokrasi

    beraneka ragam, diantaranya adalah kesadaran akan hak dankewajiban sebagai warga negara dan kepercayaan kepadapemerintah. Selain dari itu faktor-faktor lainnya adalah statussosial, status ekonomi, afiliasi politik orang tua dan pengalamanberorganisasi (Surbakti, 1992: 144). Disamping itu pengetahuan

    84

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    6/21

    tentang demokrasi juga mempengaruhi prilaku demokrasi.Demokrasi bergantung pada warga negara yang berpendidikandan berpengetahuan (Ravitch, 1989: 9). Bila kita inginmewujudkan masyarakat yang demokratis tingkatkanlahpendidikan dan pengetahuan serta berprilakulah sesuai dengannilai-nilai demokrasi seperti yang diungkapkan di atas. Suatu halyang sangat penting dalam mewujudkan demokrasi adalah taatakan nilai dan aturan-aturan hukum yang telah disepakati,karena nilai dan aturan hukum itulah yang membingkaidemokrasi.

    2. HukumPertanyaan pertama yang sering dikemukakan orang

    dalam memahami hukum adalah apa itu hukum? J awabannya

    bermacam-macam, ada yang mengatakan hukum itu ada dikantor polisi, di kejaksaan dan pengadilan. Bagi orang awam

    jawaban semacam ini wajar-wajar saja sesuai denganpengetahuannya. J ika ditanya kepada pemuka adat, hukum ituada dalam adat seperti dalam pepatah adat nan tak lakang dekpaneh, tak lapuak dek hujan. Para ulama akan mengatakanhukum itu adalah ketentuan-ketentuan yang datang dari AllahSWT. yang mengatur kehidupan manusia. J ika ditanya kepadaahlinya jawabannya juga sulit, tak obahnya seperti menanyakanapa itu waktu.

    Para sarjana hukum sebetulnya masih berbeda pendapatdalam merumuskan suatu definisi hukum yang dapatmemuaskan semua pihak. Namun demikian salah satu batasanyang banyak dipahami adalah seperti yang dikemukakan olehseorang sarjana hukum yang bernama E. Utrecht, menurutnyahukum itu adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah danlarangan) yang mengatur tata tertib suatu masyarakat dankarena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. Hukum itumenentukan/ mengatur tingkah laku manusia dalam lingkungan

    masyarakat dan bersifat memaksa. (E.Utrecht, 1956 : 10)Seseorang yang melanggar aturan hukum akan

    dikenakan sanksi dan dapat dipaksakan kepadanya. Tujuannyaadalah agar terjaminnya keamanan, ketertiban, ketentraman dankeadilan bagi setiap orang dalam masyarakat, termasukmasyarakat kampus. Ketertiban dapat diwujudkan karena hukumberupaya menetapkan kepastian tingkah laku manusia, baik

    85

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    7/21

    yang berupa perintah maupun larangan, perintah dan laranganitu ditegakkan dengan sanksi yang tegas dan nyata darinegara.

    Ketentraman yang diharapkan bukan bersifat sementaraatau semu tetapi sedapat mungkin bersifat abadi dan diterimadengan tulus oleh masyarakat. Penerimaan yang tulus darimasyarakat baru akan terjadi seandainya hukum itu sesuaidengan perasaan keadilan yang tersimpan dalam lubuk hatimereka. Hukum yang semata-mata hanya mengabaikan aspekkeadilan dan kurang memperhatikan rasa keadilan masyarakat,pada suatu saat akan menimbulkan tantangan dari masyarakat,seperti pandangan masyarakat terhadap kasus-kasus hukumyang di proses di pengadilan.

    Sebaliknya harus pula dipahami, bukan berarti setiap

    orang yang berstatus terdakwa (dalam perkara pidana) haruslangsung dimasukkan ke dalam penjara/lembagapemasyarakatan. Seseorang yang dihukum menjadi terpidana,ia masih mempunyai upaya hukum berupa banding (daripengadilan negeri ke pengadilan tinggi), kasasi dan peninjauankembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA). Dalam negara hukumada suatu asas yang perlu diingat, bahwa seseorang dianggaptidak bersalah (presumption of innocence) sebelum adanyakeputusan hakim yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap

    (inkracht van gewisjde). Apabila upaya hukum itu sudah dilaluidan hakim Mahkamah Agung sudah menetapkan keputusannya(menghukum atau membebaskan) maka tertutuplah upayahukum untuk mencari keadilan dan putusan hakim harusdilaksanakan.

    Hukum diciptakan adalah sebagai suatu sarana atauinstrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban subjek hukum(pendukung hak dan kewajiban) agar masing-masing subjekhukum tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baikdan mendapatkan haknya secara wajar. Dengan demikian tujuan

    hukum adalah untuk mengatur masyarakat secara damai dengancara melindungi kepentingan-kepentingan manusia sepertikehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta benda dan sebagainyaterhadap yang merugikannya.

    Bentuk aturan hukum itu bermacam-macam baik jenisataupun tingkatannya. Secara umum dibedakan atas hukumpublik dan hukum privat. Hukum publik adalah aturan hukum

    86

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    8/21

    yang mengatur hubungan hukum antara negara dan warganya(hubungan vertical) atau sebaliknya. Pelanggaran aturan hukumitu pada dasarnya akan diproses dan dikenakan sanksi olehnegara, walaupun para pihak yang terlibat atas pelanggaranhukum itu sepakat untuk berdamai. Hukum yang termasukkategori ini diantaranya adalah aturan hukum pidana, hukum tatanegara, hukum pajak, hukum administrasi negara. Contohpelanggaran aturan hukum pidana seperti: mencuri, korupsi,merusak harta/kepunyaan orang lain atau negara, menyiksaorang lain, membunuh, memperkosa, mencemarkan nama baikorang lain, penyalahgunaan obat terlarang atau narkoba yangdapat diancam dengan hukuman mati, dan sebagainya.Sedangkan hukum privat adalah aturan hukum yang mengaturhubungan hukum antara seseorang/ kelompok orang dengan

    orang lain/ kelompok lain (hubungan horizontal). Pelanggaranaturan hukum ini penyelesaiannya tergantung kepada para pihakyang merasa dirugikan, apakah melalui perdamaian ataukahproses peradilan. Diantara yang termasuk kesini adalah aturanhukum perdata. Contohnya masalah sengketa harta, masalah

    jual beli, dan sebagainya. Untuk menegakkan aturan-aturanhukum di atas dibentuk lembaga-lembaga kekuasaankehakiman. Sebelum adanya perubahan, UUD 1945menentukan bahwa kekuasaan Kehakiman dilaksanakan olehMahkamah Agung. Melalui perubahan UUD 1945 dibentuk lagisuatu lembaga sebagai pelaku kekuasaan kehakiman selalinMahkamah Agung yaitu Mahkamah Konstitusi (MK) yangmemiliki kewenangan (1) meguji undang-undang terhadap UUD ;(2) memutus sengketa kewenangan lembaga negara yangkewenangannya diberikan UUD ; (3) memutus perselisihantentang hasil pemilihan umum ; dan (4) memutus pembubaranpartai politik. Selain itu, dibentuk Komisi Yudisial (KY) yangberfungsi sebagai lembaga penegak etika hakim. Komisi inimempunyai wewenang dalam proses pemilihan hakim agung

    dan pengawasan hakim. Fungsi kekuasaan kehakiman adalahuntuk menegakkan hukum dan keadilan melalui penyelenggaraperadilan. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menyatakan kekuasaankehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badanperadilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilanumum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,

    87

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    9/21

    lingkungan tata usaha negara dan oleh sebuah MahkamahKonstitusi.

    Tingkatan (hierarki) hukum dalam suatu negara jugatersusun sedemikian rupa, dimana ketentuan hukum yang lebihrendah lingkungan dan kekuatan berlakunya dibatasi olehketentuan hukum yang lebih tinggi. Di negara Indonesia jenisdan hierarki peraturan perundang-undangan sebelumnya diaturdalam TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 dan TAP MPR No.III?MPR?2000. Dewasa ini diatur dalam pasal 7 ayat 1 UU RINo. 10 tahun 2004 (tentang Pembentukan Perundang-undangan)sebagai berikut:a. Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

    Undang

    c. Peraturan Pemerintahd. Peraturan Presidene. Peraturan Daerah.

    Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf e tersebutmeliputi:1. Peraturan Daerah provinsi dibuat oleh dewan perwakilan

    rakyat daerah provinsi bersama gubernur;2. Peraturan Daerah kabupaten/kota dibuat oleh dewan

    perwakilan rakyat daerah kabupaten/kota bersamabupati/walikota;

    3. Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badanperwakilan desa atau nama lainnya (badan perwakilannagari) bersama dengan kepala desa atau nama lainnya(wali nagari).

    Ajaran tentang tata urutan peraturan perundang-undangan mengandung beberapa prinsip. Bagir Manan(2004:133) menyebutkan prinsip tersebut sebagai berikut :1. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

    kedudukannya dapat dijadikan landasan atau dasar hukumbagi peraturan perundang-undangan yang lebih rendah atauberada di bawahnya.

    2. Peraturan perundang-undangan tingkat lebih rendah harusbersumber atau memiliki dasar hukum dari suatu peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.

    88

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    10/21

    3. Isi atau muatan peraturan perundang-undangan yang lebihrendah tidak boleh menyimpang atau bertentangan denganperaturan perundang-undangan yang lebih tinggitingkatannya.

    4. Suatu peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabutatau diganti atau diubah dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau paling tidak yang sederajat.

    5. Peraturan-peraturan perundang-undangan yang sejenisapabila mengatur materi yang sama, maka peraturan yangterbaru harus diberlakukan.

    Implikasi tata urutan peraturan perundang-undangan diatas adalah bahwa setiap peraturan yang dibuat oleh setiaporganisasi (termasuk Perguruan Tinggi) harus mempedomaniprinsip di atas. Peraturan yang lebih rendah tidak boleh

    bertentangan dengan yang lebih tinggi dan peraturan yang lebihrendah tersebut adalah menjabarkan aturan/ketentuan yanglebih tinggi. Contoh aturan hukum yang dikeluarkan oleh Dekantidak boleh bertentangan dengan aturan yang dikeluarkan olehRektor atau Menteri. Begitu juga aturan hukum yang dibuat olehlembaga kemahasiswaan tidak boleh bertentangan dan harussesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh Rektor atau aturanyang lebih tinggi.

    Disamping itu untuk mentaati peraturan hukum itu sangatdiperlukan adanya kesadaran hukum. Kesadaran hukum akanterwujud bila semua kita mempunyai komitmen yang tinggi untukmelaksanakan ketentuan hukum yang telah ditetapkan dan bilahal ini terjadi terciptalah masyarakat yang aman, tertib dansejahtera. Kesadaran hukum itu sebetulnya adalah suatukesadaran yang ada di dalam kehidupan manusia untuk selalupatuh dan taat pada hukum. Dalam simposium kesadaran hukummasyarakat (1975) yang dilaksanakan Badan PembinaanHukum Nasional (BPHN) ditegaskan bahwa kesadaran hukumitu antara lain meliputi (a) pengetahuan tentang hukum, (b)

    penghayatan terhadap hukum dan (c) ketaatan terhadap hukum.Ada suatu asumsi yang mengatakan bahwa semakin tinggi tarafkesadaran hukum seseorang akan semakin tinggi pula ketaatandan kepatuhannya terhadap hukum. Dan sebaliknya semakinrendah tingkat kesadaran hukum seseorang maka semakinkurang pula ketaatan dan kepatuhannya terhadap hukum.

    89

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    11/21

    Kesadaran hukum itu berpangkal pada adanya suatupengetahuan tentang hukum yang mengatur hidup dankehidupan. Dari pengetahuan tersebut akan lahir suatupengakuan dan penghargaan terhadap ketentuan-ketentuanhukum, hal ini kemudian akan menimbulkan sikap penghayatanterhadap hukum tersebut. Apabila sikap ini sudah terwujuddengan sendirinya ketaatan dan kepatuhan terhadap hukumakan terwujud pula. Kesadaran hukum masyarakat (termasukmasyarakat kampus) senantiasa berkembang, oleh sebab ituwajarlah bila senantiasa diperlukan pembinaan dan peningkatankesadaran hukum melalui berbagai kesempatan dan kegiatanseperti dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi mahasiswabaru. Penegakan hukum (law enforcement) sangat ditentukanoleh kesadaran hukum yang tinggi dari masyarakat, penegak

    hukum (polisi, jaksa dan hakim) dan terciptanya hukum yangbaik. Ketiga komponen penegakan hukum itu harus bersinergidan ditopang oleh faktor ketauladanan dari setiap pemimpin.

    Kesalahan kita selama ini lebih banyak disebabkanoleh rendahnya tingkat kesadaran hukum tersebut. Kita tahuadanya aturan, tetapi kita tidak mentaatinya. Oleh karena itumarilah kita mulai dari diri kita sendiri, kemudian lingkungan kita,keluarga, sampai kepada masyarakat yang lebih luas untukmentaati peraturan-peraturan hukum tersebut.

    3. Hak Asasi ManusiaDalam undang-undang Republik Indonesia No. 39 tahun

    1999, dijelaskan pengertian hak asasi manusia (HAM) sepertidalam pasal 1 ayat (1), hak asasi manusia adalah seperangkathak yang melekat pada hakekat keberadaan manusia sebagaimakhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNyayang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan sertaperlindungan harkat dan martabat manusia.

    Di samping hak asasi, dalam pasal 67 ditegaskan pula tentangkewajiban dasar manusia yaitu setiap orang yang ada di wilayahnegara RI wajib patuh pada peraturan perundang-undangan,hukum tak tertulis dan hukum internasional mengenai hak asasimanusia yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia.

    Di dalam perundang-undangan negara Indonesia semuajenis hak-hak asasi yang harus dilindungi termuat dalam

    90

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    12/21

    berbagai dokumen dan dokumen tersebut hanya dibedakan olehjenis perundang-undangannya. Ketentuan tentang perlindunganhak-hak asasi termuat dalam Pembukaan UUD 1945, KetetapanMPR, Undang-Undang No.39 tahun l999 tentang HAM danperaturan perundang-undangan lainnya. Hak-hak sipil dan politikitu jelas termuat dalam peraturan perundang-undangan negaraRI seperti:a. Pembukaan UUD 1945 pada semua alineanya mengandung

    jaminan hak asasi manusia seperti alinea pertama berkenaandengan martabat manusia dan keadilan; alinea kedua hakasasi bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya; alineaketiga hak asasi bidang sosial budaya dan politik; dan alineake empat hak asasi bidang ekonomi, politik, sosial budayadan hankam (H.A.W. Widjaja, 2000 : 66).

    b. Undang Undang Dasar 1945.Batang tubuh atau isi UUD 1945 sebelum dilakukanperubahan (amandemen) mengatur hak asasi manusiadalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33dan 34. Namun setelah UUK 1945 dilakukan perubahan(amandemen) maka ada bagian khusus tentang hak asasimanusia yaitu pada BAB XA dengan rincian sebagai berikut:

    Pasal 28 ASetiap orang berhak untuk hidup serta berhakmempertahankan hidup dan kehidupannya.Pasal 28 B(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan

    melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,

    dan berkembang serta berhak atas perlindungan darikekerasan dan diskriminasi.

    Pasal 28 C(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

    pemenuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikandan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan danteknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitashidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

    (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalammemperjuangkan haknya secara kolektif untukmembangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

    91

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    13/21

    Pasal 28 D(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

    perlindungan, dan kepastian hukum yang adil sertaperlakuan yang sama di hadapan hukum.

    (2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatimbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalamhubungan kerja.

    (3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatanyang sama dalam pemerintahan.

    (4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.Pasal 28 E(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat

    menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih

    tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya,serta berhak kembali.

    (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakinikepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuaidengan hati nuraninya

    (3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat,berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

    Pasal 28 FSetiap orang berhak untuk berkomunikasi dan

    memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi danlingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, danmenyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenissaluran yang tersedia.Pasal 28 G(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,

    keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yangdi bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa amandan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat

    atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas

    perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusiadan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

    Pasal 28 H(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

    bertempat tinggl, dan mendapatkan lingkungan hidup

    92

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    14/21

    yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanankesehatan

    (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan danperlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan danmanfaat yang sama guna mencapai persamaan dankeadilan

    (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yangmemungkinkan pengembangan dirinya secara utuhsebagai manusia yang bermartabat

    (4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi danhak milik tersebut tidak boleh diambil alih secarasewenang-wenang oleh siapapun.

    Pasal 28 I(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak

    kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagaipribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntutatas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasimanusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun

    (2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifatdiskriminatif atas dasar apa pun dan berhakmendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yangbersifat diskriminatif itu.

    (3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisionaldihormati selaras dengan perkembangan zaman danperadaban

    (4) Perlindungan, kemajuan, penegakan, dan pemenuhanhak-hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara,terutama pemerintah

    (5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusiasesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis,maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur,

    dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.Pasal 28 J(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia

    orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara

    (2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orangwajib tunduk kepada pembatasan yang dijalankan

    93

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    15/21

    Dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepasdari pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan.Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAMharus diikuti dengan pemenuhan terhadap kewajiban asasimanusia dan tanggung jawab asasi manusia dalamkehidupan pribadi, bermasyarakat, bernegara.

    c. Ketetapan MPR No. XVII\MPR\1998 tentang Hak Asasi

    Manusia. Ketetapan MPR tersebut terdiri dari 10 bab danmeliputi 44 pasal.

    d. Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia yang merupakan tindak lanjut dari Tap. MPR NoXVII/MPR/1998

    e. Peraturan perundang-undangan lainnya yang melindungi HakAsasi Manusia. Misalnya KUHP, KUHAP dan sebagainya.

    4. Perlindungan Terhadap Hak Asasi ManusiaPerlindungan terhadap hak asasi di Indonesia mengalami

    pasang naik dan pasang surut atau maju dan mundur. Majumundurnya itu ditentukan oleh kesadaran bangsa Indonesia.Pada awal kemerdekaan ataupun pada saat ini dalammasyarakat pedesaan pelanggaran HAM tidak banyak terjadidisebabkan karena kesadaran akan nilai-nilai sosial budayamasih tinggi. Dalam masyarakat yang penuh dengankekeluargaan dimana rasa tenggang rasa dan kebersamaanmasih tinggi, social control masih jalan, agama menjadipegangan hidup, maka pelanggaran HAM tidak akan terjadi.

    Munculnya pelanggaran-pelanggaran HAM di Indonesiasebenarnya berakar dari dua hal; pertama menurunnyapengamalan nilai-nilai sosial budaya (Pancasila) dalammasyarakat, kedua sistem politik Indonesia yang tidakdemokratis. Penurunan pengamalan nilai-nilai budaya/ nilai-nilaiPancasila dalam masyarakat sejalan dengan masuknya nilai-nilaibudaya asing yang berakar dari individualisme dan liberalisme.

    94

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    16/21

    Dalam masyarakat yang berasaskan kekeluargaan dandemokratis hak-hak asasi manusia sudah terlindungi. Hak asasimanusia akan terancam bila terdapat kebebasan yangberlebihan dan tidak seimbang dengan kewajiban. Bung Karnoberpendapat bahwa pemikiran tentang hak asasi manusiamerupakan sumber individualisme dan liberalisme karena sangatmenekankan kepada kebebasan manusia sebagai individu(H.A.W. Widjaja, 2000: 89).

    Pengamalan terhadap nilai-nilai sosial budaya atauPancasila oleh penyelenggara negara dan masyarakat Indonesiasebenarnya sudah memberikan jaminan terhadap hak asasimanusia. Masalahnya sekarang adalah pengamalan nilai-nilaisosial budaya atau Pancasila itu yang jauh dari harapan. Untukitu sudah waktunya nilai-nilai sosial budaya atau Pancasila tadi

    dituangkan kedalam norma-norma yuridis yang mempunyaisanksi yang jelas dan tegas. Keberadaan bab dan pasal-pasaltentang HAM dalam UUD 1945, Ketetapan MPR tentang HAM,undang-undang yang berkenaan dengan perlindungan hak asasimanusia di Indonesia sudah merupakan langkah positif untuk itu.

    Pelanggaran-pelanggaran HAM di Indonesia selama ini,dan sulitnya melakukan penyelesaian disebabkan karenakurangnya peraturan perundang-undangan yang memberikan

    jaminan dan petunjuk dalam penyelesaiannya. Semenjakreformasi telah ada peraturan perundang-undangan yangmemberikan jaminan dan petunjuk dalam penyelesaian masalahyang sehubungan dengan HAM diantaranya adalah Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia; dan UUNo. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan MenyampaikanPendapat di Muka Umum.

    Dalam penyampaian pendapat diatur dalam pasal 9 (1)UU No. 9 Tahun 1998 mengatakan bentuk penyampai-anpendapat di muka umum dapat dilaksanakan dengan bentuk:

    a. unjuk rasa atau demontrasi;b. pawai;c. rapat umum; dan ataud. mimbar bebas.Penyampaian pendapat di muka umum tersebut wajibdiberitahukan secara tertulis kepada Polri oleh yangbersangkutan, pimpinan atau penanggung jawab kelompok,

    95

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    17/21

    selambat-lambatnya 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jamsebelum kegiatan dimulai (pasal 10 UU No. 9 Tahun 1998).Dalam pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umumsetiap warga negara harus memperhatikan kewajiban dantanggung jawab sebagaimana yang diatur dalam pasal 6 UU No.9 Tahun 1998 beserta penjelasannya, diantaranya:a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain, maksudnya

    adalah ikut memelihara dan menjaga hak dan kebebasaborang lain untuk hidup aman, tertib, dan damai;

    b. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum,maksudnya adalah mengindahkan norma, agama,kesusilaan, dan kesopanan dalam kehidupan masyarakat;

    c. mentaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    d. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum,maksudnya adalah perbuatan yang dapat mencegahtimbulnya bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum,baik yang menyangkut orang, barang maupun kesehatan;

    e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa,maksudnya adalah perbuatan yang dapat mencegahtimbulnya permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadapsuku, agama, ras, dan antar golongan dalam masyarakat.

    Pembentukan lembaga yang mengurus persoalan HAMdan pelanggarannya juga merupakan upaya yang memberikanperlindungan terhadap hak asasi manusia. Lembaga-lembagatersebut diantaranya KOMNAS HAM, pusat-pusat/LembagaKajian HAM yang terbentuk di berbagai daerah, LSM dansebagainya. Lembaga-lembaga ini di samping berupayamensosialisasikan peraturan-peraturan tentang HAM jugamenerima pengaduan-pengaduan pelanggaran HAM danmeneruskan kepada lembaga yang berwenang untukmemprosesnya. Upaya yang dilakukan selama ini terkendala

    oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya perangkat hukum,kurangnya bukti-bukti yang lengkap dan keterbatasan penegakhukum. Oleh karenanya bila telah terjadi pelanggaran hak asasimaka secepatnyalah hal ini dilaporkan kepada yang berwenang.

    Upaya yang sangat menentukan perlindungan terhadappelanggaran HAM adalah melalui peradilan. Peradilan yang kuatakan memberikan perlindungan yang baik terhadap HAM dan

    96

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    18/21

    berdampak positif terhadap tindakan-tindakan yang menjuruskepada pelanggaran HAM. Untuk mendukung itu sekarangsudah ada undang-undang tentang pengadilan hak asasimanusia yaitu Undang-Undang No. 26 tahun 2000. Undang-undang itu menetapkan disetiap daerah kabupaten ataukotamadya ada pengadilan HAM. Pelaksanaan peradilan HAM

    juga perlu dukungan penyidik yang berusaha untuk mencaribukti-bukti yang kuat tentang pelanggaran HAM tersebut.Bantuan kita bersama dalam memberikan data (bukti) adalahlangkah baik untuk tegaknya HAM di negara Indonesia.

    Lembaga-lembaga pendidikan juga berperan dalammemberikan perlindungan terhadap HAM. Lembaga-lembagapendidikan terutama lembaga pendidikan formal memberikanpengetahuan dan kesadaran kepada pelajar, siswa atau

    mahasiswa tentang hak asasi manusia, prosedur yang harusditempuh bila mengetahui adanya pelanggaran terhadap hakasasi manusia. Kepedulian terhadap hak asasi sudah berartimenekan peluang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.

    Perlindungan terhadap hak asasi juga ditentukan olehsistem politik yang dianut oleh suatu negara. Sistem politik yangdemokratislah yang memberikan jaminan dan perlindunganterhadap hak asasi manusia terutama hak-hak sipil dan politik.Sebab hak-hak sipil dan politik tergolong kepada hak-hak negatif.Artinya, hak-hak dan kebebasan yang dijamin di dalamnya akandapat terpenuhi apabila peran negara dibatasi atau terlihat minus(Ifdhal Kasim, 2001: xi). Tetapi apabila negara berperanintervensionis seperti yang terdapat pada negara-negara yangotoriter pelanggaran terhadap hak-hak sipil dan politik akanterjadi. Pengalaman negara Indonesia dengan menpraktekansestem politik yang tidak demokratis seperti pada zaman OrdeLama dan Orde Baru jelas memperlihatkan pelanggaranterhadap hak-hak sipil dan politik. Contoh konkrit dapatdikemukakan diantaranya: pembubaran DPR hasil pemilu 1955

    oleh presiden Soekarno tahun 1960, penolakan permohonanuntuk mendirikan partai politik, pembekuan partai politik,pembrendelan majalah dan koran, peristiwa Tanjung Priuk,Peristiwa Dili, Aceh dsb.

    Pelanggaran terhadap hak asasi manusia sebetulnyakarena terjadinya pengabaian terhadap kawajiban asasi. Sebabantara hak dan kawajiban merupakan dua hal yang tak

    97

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    19/21

    terpisahkan. Bila ada hak pasti ada kewajiban, yang satumencerminkan yang lain. Bila seseorang atau aparat negaramelakukan pelanggaran HAM, sebenarnya dia telah melalaikankewajibanya yang asasi. Sebaliknya bila seseorang/kelompokorang atau aparat negara melaksanakan kewajibanya makaberarti dia telah memberikan jaminan terhadap hak asasimanusia. Sebagai contoh di negara kita sudah punya UU No.9tahun 1998 berkenaan dengan hak untuk menyampaikanaspirasi secara lisan dan tertulis. Disatu sisi undang-undangtersebut merupakan hak dari seseorang warga negara, namundalam penggunaan hak tersebut terselip kewajiban yang perludiperhatikan. Artinya seseorang atau kelompok yang inginberunjuk rasa dalam undang-undang tersebut harus memberitahu kepada pihak keamanan (Polisi) paling kurang 3 hari

    sebelum hak itu digunakan. Hal ini dimaksudkan untukmenghormati hak orang lain seperti tidak mengganggukepentingan orang banyak, mentaati etika dan moral sesuaidengan budaya bangsa kita. Contoh lain, dalam lingkungankampus dapat saja terjadi mahasiswa yang melakukan kegiatanseperti diskusi yang bebas mengemukakan pendapat tetapimereka dituntut pula menghormati hak-hak orang lain agar tidakterganggu. Begitu pula kebebasan untuk mengembangkankreativitas, minat dan kegemaran (olah raga, kesenian, dll) tetapihendaklah diupayakan agar kegiatan tersebut tidak mengganggukegiatan lain yang dilakukan oleh mahasiswa atau wargakampus lainnya yang juga merupakan haknya. Banyak contohlain dalam lingkungan kita baik di kampus maupun di dalammasyarakat yang menuntut adanya keseimbangan antara hakdan kewajiban. Untuk itu marilah kita laksanakan apa yangmenjadi hak dan kewajiban kita dan itu termuat dalam berbagaiaturan/norma yang ada dalam negara dan masyarakat.

    98

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    20/21

    C. KESIMPULAN DAN SARAN1 Demokrasi bukanlah kebebasan tanpa batas, tetapi dinamika

    demokrasi harus berada dalam bingkai nilai-nilai dan aturanhukum. Oleh karenanya bila kita ingin mewujudkan kehidupandemokrasi peganglah nilai-nilai budaya kita dan taatilah aturanhukum yang ada.

    2. Setiap manusia dimanapun berada senantiasa terikat oleh aturanatau norma kehidupan. Sebelum kemerdekaan, para pendirinegara (the founding fathers) Indonesia ternyata sudahmemikirkan konsep bagi negara hukum yang kemudiandirumuskan dengan tegas dalam konstitusi. Pasal 1 ayat (3)UUD 1945 menegaskan Negara Indonesia adalah negarahukum. Oleh karenanya dalam negara Indonesia yangbberdasar atas hukum (rechtsstaat ; the rule of law) setiap warga

    negara mempunyai kedudukan yang sama di depan hukum.Mahasiswa sebagai bagian intergral dari masyarakat dan wargakampus sepantasnya menjadi pelopor dalam penegakan hukum,taat dan sadar hukum.

    3. Perlindungan hak-hak asasi manusia selain deberikan oleh nilai-nilai Pancasila juga dituangkan kedalam norma-norma hukumdalam bentuk peraturan perundang-undangan diantaranya :Pembukaan UUD 1945, Ketetapan MPR No.XVII/MPR/ 1998, UUNo.39 tahun 1998 tentang HAM, UU No.26 tahun 2000 tentangpengadilan HAM, UU No.9 tahun 1998 tentang Kemerdekaanmenyampaikan pendapat dimuka umum, KUHP serta KUHAP.Sekarang marilah kita laksanakan aturan-aturan tersebut dannilai-nilai yang termiat didalamnya.

    4. Upaya perlindungan yang dilakukan terhadap HAM adalahdengan membentuk lembaga-lembaga seperti KOMNAS HAM,Lembaga/pusat kajian HAM di setiap daerah, Pengadilan HAMdisetiap Kabupaten, selain memproses pelangaran-pelangaranyang selama ini terjadi juga melakukan pengkajian terhadapHAM dan sosialisasi aturan-aturan tentang HAM. Lembaga

    pendidikan baik formal ataupun non formal juga berperan dalammenanamkan kesadaran akan pentingnya perlindungan danpelaksanaan hak dan kewajiban yang asasi. Marilah kita dukungupaya yang telah menjadi kebijakan negara kita.

    99

  • 7/28/2019 BAB VII Hubungan Antara HAM Dengan Negara, Demokrasi Dan Hukum

    21/21

    100

    D. METODAMateri disajikan dengan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.

    E. TINGKAT PELAKSANAANPelaksanaan kegiatan dilakukan di tingkat fakultas menurut gugusyang telah ditetapkan.