bab vi penyelenggaraan tugas umum … vi.pdf · tanggal 20 agustus 2003 tentang rencana tata ruang...

45
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN A. Kerjasama Antar Daerah 1. Kebijakan dan Kegiatan Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah membawa implikasi pergeseran format hubungan antar pemerintah, karena pola hubungan yang bersifat sentralisasi telah bergeser pada pola hubungan yang bersifat otonomi, pergeseran pola hubungan itu menyebabkan perlu adanya intergovernmental networks sebagai salah satu alternatf agar daerah dapat keluar dari keterbatasan-keterbatasan untuk menjalin hubungan yang saling ketergantungan antar lapis pemerintahan atau antara pemerintahan daerah itu sendiri. Dimensi network inilah merupakan struktur insentif dari masing- masing daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenang daerah itu sendiri. Konstitusi Pasal 195 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan pelayanan publik, daerah dapat mengadakan kerjasama dengan daerah lainnya atau bekerjasama dengan Pihak Ketiga yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan, yang pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah. LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011 121

Upload: nguyentuyen

Post on 20-Mar-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

BAB VI

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

A. Kerjasama Antar Daerah

1. Kebijakan dan Kegiatan

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah

membawa implikasi pergeseran format hubungan antar

pemerintah, karena pola hubungan yang bersifat

sentralisasi telah bergeser pada pola hubungan yang

bersifat otonomi, pergeseran pola hubungan itu

menyebabkan perlu adanya intergovernmental networks

sebagai salah satu alternatf agar daerah dapat keluar dari

keterbatasan-keterbatasan untuk menjalin hubungan

yang saling ketergantungan antar lapis pemerintahan

atau antara pemerintahan daerah itu sendiri. Dimensi

network inilah merupakan struktur insentif dari masing-

masing daerah dalam melaksanakan tugas dan

wewenang daerah itu sendiri.

Konstitusi Pasal 195 Undang Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, menyatakan

bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan penyediaan pelayanan publik, daerah

dapat mengadakan kerjasama dengan daerah lainnya

atau bekerjasama dengan Pihak Ketiga yang didasarkan

pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan

publik, sinergi dan saling menguntungkan, yang

pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan

Kerjasama Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Teknis Tata Cara

Kerjasama Daerah.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011121

Page 2: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kerjasama antar daerah merupakan sarana untuk

memantapkan hubungan dan keterikatan antar daerah

dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,

menyerasikan pembangunan daerah serta mensinergikan

potensi antar daerah. Dengan memperhatikan esensi

penyelenggaraan kerjasama, kebijakan kerjasama antar

daerah diarahkan pada peningkatan kerjasama untuk

menciptakan sinergitas antar daerah Provinsi dan

Kabupaten/Kota, baik yang dilaksanakan secara bilateral

maupun regional sesuai dengan arah kebijakan

pembangunan kewilayahan. Sesuai dengan arah

kebijakan tersebut, telah dilaksanakan kegiatan Fasilitasi

Pengembangan Kerjasama antar Daerah yang dilakukan

oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang

dikategorikan dalam bentuk kerjasama antar daerah yang

merupakan kelanjutan dan pada RKPD tahun 2011

terdapat 5 MoU bentuk kerjasama antar Provinsi Sulawesi

dengan Kabupaten/Kota, 8 MoU bentuk kerjasama antar

Provinsi/Pusat dan 23 MoU kerjasama dengan Pihak

Ketiga, 4 MoU kerjasama luar negeri.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kerjasama antar daerah yang

dilaksanakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada

tahun 2011 terdiri dari beberapa bentuk kerjasama, yaitu:

1. Kerjasama dengan Kabupaten/Kota dalam

Provinsi Sulawesi Selatan

a. Pengembangan Kawasan Perkotaan Mamminasata

Pengembangan kawasan perkotaan Mamminasata

telah dirancang sejak terbitnya Perda Nomor 10

tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011122

Page 3: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa

dan Kabupaten Takalar, dan ditindaklanjuti dengan

Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor

860/XII/Tahun 2003 Tentang Pembentukan Badan

Kerjasama Pembangunan (BKSP) Metropolitan

Maminasata. Keputusan Gubernur tersebut

kemudian ditindaklanjuti dengan Nota

Kesepahaman antara Gubernur, DPRD Provinsi,

Walikota dan Bupati serta ketua DPRD se wilayah

Maminasata tertanggal 19 Oktober 2003 Tentang

Kerjasama Pembangunan Prasarana dan Sarana

Terpadu dalam wilayah Metropolitan Maminasata.

Kegiatan yang dilaksanakan melalui APBD Tahun

2011 adalah:

1) Pemberian izin prinsip investasi di kawasan

perkotaan Maminasata berdasarkan Perda

Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perencanaan

Pembangunan Daerah yang sampai saat ini telah

mengeluarkan 11 izin prinsip

2) Penyusunan Detail Engineering Design (DED)

Ruang Terbuka Hijau (RTH) percontohan, pada 4

kawasan di kawasan perkotaan Mamminasata.

3) Pelaksanaan sosialisasi program Go Green 30

orang aparat Pemerintah Kabupaten/Kota di

kawasan Mamminasata.

4) Penyusunan Rencana Induk Sistem (RIS) air

bersih Mamminasata.

5) Penyusunan dan penerbitan, pemeliharaan

website Sistem Informasi Tata Ruang

Mamminasata yang diharapkan dapat

memberikan informasi terkait perencanaan dan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011123

Page 4: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

pelaksanaan pembangunan di wilayah

Mamminasata.

6) Penyusunan DED air bersih Kota Baru

Mamminasata

7) Kerjasama Pembangunan Sistem Angkutan

Massal Teknologi Monorel di Wilayah

Metropolitan Mamminasata. Bentuk kerjasama

ini ditandai dengan Nota Kesepakatan Antara

Pemerintah Prov. Sulsel, Pemkot. Makassar,

Pemkab.Maros, Pemkab. Gowa dengan PT. Hadji

Kalla Nomor 133/VII/ Pemprov/2011 tanggal 25

Juli 2011.

8) Preservasi Kawasan Hijau Metropolitan

Mamminasata.

Kegiatan ini merupakan upaya pemulihan

kondisi lahan dan peningkatan produktivitas

hutan yang diarahkan pada pengoptimalan

fungsi lahan kawasan hijau yang berada dalam

wilayah Mamminasata. Kegiatan yang telah

dilaksanakan antara lain adalah Penanaman

pohon sebanyak 8000 pohon di sepanjang

bantaran sungai Kabupaten Maros pada areal 20

Ha, Penanaman pohon sebanyak 5100 pohon di

Kabupaten Gowa dan Kota Makassar pada

equivalen 12,75 Ha, Penanaman pohon

mangrove sebanyak 20.000 bibit pohon di Desa

Parialau’ Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten

Takalar, dan Penyerahan 2.500 bibit pohon di

Kota Makassar, serta revitalisasi hutan kota

dengan menanam 7.500 bibit pohon di kawasan

Mamminasata.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011124

Page 5: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

b. Pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi

Terpadu (Kapet) Parepare Provinsi Sulawesi

Selatan.

Pengembangan Kapet Parepare merupakan upaya

peningkatan perekonomian wilayah di Provinsi

Sulawesi Selatan yang didasarkan pada PP Nomor

26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional. Salah satu upaya mewujudkan

pengembangan kawasan tersebut adalah

Percepatan Pembangunan dan Pengelolaan

Kawasan Pelabuhan Garongkong sebagai Kawasan

Strategis Cepat Tumbuh di Kabupaten Barru.

Bentuk kerjasama dalam pengembangan kawasan

ini tertuang dalam Nota Kesepahaman antara

Pemprov. Sulsel dengan Pemerintah Kabupaten

Barru dengan Nomor 107/III/Pemprov/2011 tanggal

01 Maret 2011.

c. Pengembangan komoditas Cabe di Provinsi

Sulawesi Selatan dilaksanakan pada Kabupaten

Jeneponto, Maros, Pinrang, Bantaeng, Sidrap, Wajo.

Kerjasama pengembangan komoditas tersebut

dilaksanakan dengan menetapkan luas tanam

komoditas Cabe di masing-masing Kabupaten

tersebut, yang dituangkan dalam Pernyataan

Bersama Antara Gubernur Sulsel dengan Bupati

Pinrang, Nomor 112/IV/Pemprov/2011 tanggal 20

April 2011; Pernyataan Bersama Antara Gubernur

Sulsel dengan Bupati Jeneponto Nomor

113/IV/Pemprov/2011 tanggal 20 April 2011;

Pernyataan Bersama Antara Gubernur Sulsel

dengan Bupati Maros, Nomor 114/IV/Pemprov/2011

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011125

Page 6: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

tanggal 20 April 2011; Pernyataan Bersama Antara

Gubernur Sulsel dengan Bupati Bantaeng, Nomor

115/IV/Pemprov/2011 tanggal 20 April 2011;

Pernyataan Bersama Antara Gubernur Sulsel

dengan Bupati Sidrap, Nomor 116/IV/Pemprov/2011

tanggal 20 April 2011; dan Pernyataan Bersama

Antara Gubernur Sulsel dengan Bupati Wajo, Nomor

Nomor dan 117/IV/Pemprov/ 2011 tanggal 20 April

2011.

d. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pencapaian Kinerja di Bidang Pembangunan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

di Sulawesi Selatan digambarkan melalui

terwujudnya kerjasama antara Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota. Bentuk kerjasama ini tertuang

dalam Nota Kesepakatan Bersama antara

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan 24

Pemerintah Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan

Nomor 134/VII/Pemprov/2011 sampai dengan

Nomor 157/VII/Pemprov/2011. Kerjasama ini

dimaksudkan untuk peningkatan pembangunan

pemberdayaan perempuan dan perlindungan

terhadap anak di Provinsi Sulawesi Selatan.

e. Pembangunan Pasar Tradisional Modern.

Pembangunan pasar tradisional modern

dimaksudkan sebagai upaya untuk mengoptimalkan

keberadaan pasar tradisional di Kabupaten/Kota

sebagai salah satu penggerak perekonomian.

Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sulawesi

selatan dengan beberapa Kabupaten/Kota guna

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011126

Page 7: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

mengambangkan Pasar Tradisional Modern

dilaksanakan dalam bentuk Pemberian Hibah untuk

pembangunan Pasar Tradisional Modern kepada

Pemerintah Kabupaten Gowa, Luwu Timur,

Soppeng, Tana Toraja, Takalar, Bulukumba dan

Kota Palopo. Bentuk kerjasama ini ditandai dengan

Perjanjian Hibah antara Pemprov. Sulsel dengan

Pemerintah Kabupaten Gowa, Luwu Timur,

Soppeng, Tana Toraja, Takalar, Bulukumba dan

Kota Palopo dituangkan dalam bentuk Perjanjian

Hibah dengan Nomor 168/X/Pemprov/2011 sampai

dengan Nomor 174/X/Pemprov/2011.

2. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi/Pusat

a. Kelanjutan kerjasama pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun

Raya Bogor-LIPI Nomor: 070.4/176/ Balitbangda

dan Nomor 530/IPH.3/KS/II/2010 tentang

Pembangunan dan Pengelolaan Kebun Raya Pucak.

Tindaklanjut dan Nota Kesepahaman tersebut

adalah bimbingan teknis secara berkelanjutan dari

Kebun Raya Bogor untuk Kebun Raya Pucak.

b. Kelanjutan kerjasama dengan Kementrian Dalam

Negeri dengan Nota Kesepahaman bersama antara

Kementrian Dalam Negeri (Pemerintah Pusat)

dalam hal pembangunan sarana dan prasarana

Institut Pemerintahan dalam Negeri (IPDN) di

wilayah Kabupaten Gowa dengan Nota

Kesepahaman Nomor 51/III/pemprov/2010 tanggal

26 Maret 2010.

c. Kelanjutan Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Pemerintah Provinsi Bali dengan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011127

Page 8: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

MOU Nomor: 634/V/Pemprov/2010, tanggal 10 Mei

2010, terkait dengan bidang kebudayaan dan

pariwisata.

d. Kelanjutan Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian RI.

Kerjasama ini ditandai dengan Nota Kesepahaman

Nomor 520/ 7453/BPTP/12/2009 dan Nomor

746/I/H14–220/I/II/2009 tentang Kerjasama

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Spesifik Berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Selatan.

e. Kelanjutan Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Badan Riset kelautan dan

perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan RI

Nomor 027/III/Pemprov/2010 dan Nomor 07/BRKP/

Dep.KP/KB/XII/2009 tentang kerjasama penelitian

dan pengembangan teknologi keluatan dan

perikanan berkelanjutan di Provinsi Sulawesi

Selatan. Tindak lanjut Nota kesepahaman itu

adalah melakukan penelitian dan pengembangan

udang dan rumput laut di Sulawesi Selatan.

f.Kelanjutan Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

dalam penjajakan untuk pengelolaan/

pengembangan kawasan kebun raya pucak Provinsi

Sulawesi Selatan.

g. Kelanjutan Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan sejak tahun 2006 dengan MOU Nomor

120.4/31/Set tanggal 30 Januari 2006 untuk

peningkatan produksi, pemasaran bidang

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011128

Page 9: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

perikanan, kepariwisataan, transportasi,

pertambangan serta perdagangan dan

perindustrian.

h. Kerjasama dalam Penyelenggaraan Transmigrasi.

Bentuk kerjasama ini dituangkan dalam

Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat Nomor 160/VIII/Pemprov/2011 tanggal 28 Juni

2011. Kerjasama ini dimaksudkan sebagai shearing

transformasi penyelenggaraan transmigrasi antara

Provinsi Sulawesi Selatan dengan Jawa Barat.

3. Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan

Belum optimalnya pelaksanaan kerjasama antara

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan

Pemerintah Kabupaten/Kota, adalah masih kurangnya

komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

mendukung pelaksanaan pembangunan di Provinsi

Sulawesi Selatan, khususnya yang merupakan

kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota, antara lain

pembebasan lahan untuk pembangunan Kota Baru di

Kawasan Mamminasata dan pembebasan lahan untuk

pengembangan kawasan Industri Maritim di kawasan

Maminasata. Selain itu dalam upaya mengembangkan

Kapet Parepare sangat dibutuhkan adanya komitmen

antara Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembagian

peran sesuai dengan kapasitas masing-masing daerah.

Solusi

Perlu memperkuat komitmen antara Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dan

memperkuat kerjasama antar Pemerintah

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011129

Page 10: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan pembangunan,

khususnya dalam pelaksanaan pembangunan di

kawasan Mamminasata dan Kapet Parepare.

B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga

1. Kebijakan dan kegiatan

Perubahan dan konsepsi Government kepada

Governance, merubah pola hubungan antar sektor

(public-private) serta hubungan pusat dan daerah menjadi

lebih sejajar (egaliter) dan demokratis. Pada pola seperti

itu, penyelenggaraan jasa layanan atau fungsi

pemerintahan tertentu tidak lagi didominasi oleh satu

pihak Pemerintah, sehingga kemitraan dan kerjasama

dengan berbagai pihak harus dapat lebih ditingkatkan.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Tahun 2008-2013, Kebijakan Pembangunan,

Program Pembangunan, dan Kebijakan Kewilayahan yang

banyak berkaitan dengan kerjasama dengan pihak ketiga.

Namun masih perlu diatur lebih lanjut tentang tatacara

kerjasama dengan pihak ketiga, sehingga tercapai tujuan

yang diinginkan bersama. Adapun maksud

dilaksanakannya kerjasama adalah:

a. Mengusahakan keberhasilan pelaksanaan

pembangunan dan pengembangan potensi dan

sumberdaya daerah secara terpadu guna

mempercepat pertumbuhan sektor perekonomian dan

mempercepat pembangunan di daerah Sulawesi

Selatan;

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011130

Page 11: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

b. Membina program–program untuk kepentingan

peningkatan pemberdayaan dan peningkatan

pelayanan kepada masyarakat serta kepentingan para

pihak yang memerlukan bantuan;

c. Mempercepat akselerasi ilmu dan teknologi;

d. Meningkatkan kebersamaan dalam memecahkan

permasalahan daerah dalam upaya peningkatan

pelayanan dan kesejahteraan masyarakat;

e. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

melalui penyelenggaraan pendidikan formal yang lebih

tinggi dan akselerasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sehubungan dengan hal tersebut, kebijakan-kebijakan

kerjasama daerah dengan pihak ketiga diarahkan pada

peningkatan kerjasama dalam rangka pengembangan

potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik, baik

dengan Pemerintah Pusat, Badan Usaha, Swasta, maupun

masyarakat, termasuk dengan Lembaga Pendidikan

Formal/Non Formal.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Sesuai dengan dokumen perencanaan seperti yang

telah digambarkan baik dalam RKPD maupun Renja SKPD

sampai pada APBD 2011, maka realisasi pelaksanaan

kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:

1) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan PT. South Sulawesi LNG dengan MOU :

22V/V/Pemprov/2009 dan Nomor : 001/PJ/SSLNG/ 2009

tanggal 12 Maret 2009 dengan kegiatan pengiriman,

penjualan dan pembelian gas alam cair (LNG) untuk

gas Kota Makakasar.

2) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan PT. Angkasa Pura, PHRI, PT. Trans

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011131

Page 12: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kalla, PT. Garuda, PT.Merpati, PT. Sriwijaya, PT.

Batavia Air, PT. Air Asia dengan MOU nomor: 025/III/

Pemprov/2010 tanggal 11 Februari 2010 dalam bidang

pengembangan dan promosi pariwisata Sulawesi

Selatan

3) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan PT. Lippo Karawaci dengan MOU

Nomor: 049/III/Pemprov/2010 tanggal 23 Maret 2010,

dengan bidang yang dikerjasamakan adalah

pembangunan Center Point Of Indonesia

4) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan PT. Mirah Mega Wisata dengan Nomor:

085/X/Pemprov/2010 tanggal 19 Oktober 2010 dengan

bidang yang dikerjasamakan pembangunan dan

pengelolaan fasilitasi pariwisata di Kawasan Benteng

Somba Opu Sulawesi Selatan

5) Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

dengan PT. Tri Mitra Sukses

Kerjasama ini dalam bentuk Penumbuhan Pusat

Pengembangan Agrobisnis Padi dan Jagung di

Sulawesi Selatan yang dituangkan dalam Nota

Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan PT. Tri

Mitra Sukses Nomor 105/I/Pemprov/2011.

6) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Universitas Hasanuddin dalam bidang

pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan

kehutanan dengan MoU No. 081/X/Pemprov/2010

tanggal 19 Oktober 2010 dengan jangka waktu

kerjasama selama 3 tahun.

7) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Pangdam VII Wirabuana dalam bidang

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011132

Page 13: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

preventif, preemptif dan deteksi dini kehutanan

dengan MoU No.082/X/Pemprov/2010 tanggal 19

Oktober 2010 dengan jangka waktu kerjasama selama

3 tahun.

8) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Perum Perhutani dalam pemanfaatan

potensi getah pinus di Provinsi Sulawesi Selatan

dengan MoU No.083/X/Pemprov/2010 tanggal 19

Oktober 2010 dengan jangka waktu kerjasama selama

6 Bulan.

9) Kelanjutan kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan dengan PT. Inco, Tbk dan PT. Semen Tonasa

dalam upaya percepatan penanganan lahan kritis

dalam kawasan hutan Prov. Sulsel dengan

No.100/XI/Pemprov/2010 dan No.101/XI/Pemprov/

2010 tanggal 28 November 2010 dengan jangka waktu

kerjasama selama 6 bulan.

10)Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

dengan Kejaksaan Tinggi Sulselbar

Kerjasama ini dalam bentuk Pengawasan Dalam

Penyaluran dan Penggunaan Dana Pengelolaan

Program Pendidikan Gratis di Sulsel yang ditandai

dengan Perjanjian Kerjasama antara Pemprov Sulsel

dengan Kejaksaan Tinggi Sulselbar Nomor

106/I/Pemprov/2011.

11)Kerjasama antara Gubernur Sulsel dengan Ketua DPD

Pusat Komunikasi Gerakan Bela Negara Sulawesi

Selatan

Kerjasama ini dalam bentuk Pelaksanaan Kegiatan

Program Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di

Provinsi Sulsel yang dituangkan dalam Nota

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011133

Page 14: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kesepahaman Bersama antara Gubernur Sulsel

dengan Ketua DPD Pusat Komunikasi Gerakan Bela

Negara Sulawesi Selatan Nomor

109/III/Pemprov/2011.

12)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan Badan

Narkotika Nasional Republik Indonesia

Kerjasama ini dalam bentuk pelaksanaan percepatan

pengembangan dan pembangunan kapasitas Badan

Narkotika Nasional di Prov. Sulsel yang dituangkan

dalam perjanjian kerjasama antara Pemprov. Sulsel

dengan Badan Narkotika Nasional RI Nomor

111/IV/Pemprov/2011 tanggal 19 April 2011

13)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan Bank

Indonesia. Kerjasama ini dalam bentuk pengembangan

lembaga pemberdayaan usaha mikro kecil dan

menengah Prov. Sulsel yang ditandai dengan

Kesepakatan Bersama antara Pemprov. Sulsel dengan

Bank Indonesia Nomor 118/IV/Pemprov/2011 tanggal

23 Februari 2011

14)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan

Kementerian Dalam Negeri. Kerjasama ini dalam

bentuk pinjam pakai sementara tanah yang terletak di

Desa Kampili Kecamatan Palangga Kab. Gowa Prov.

Sulsel yang dituangkan dalam surat perjanjian antara

Pemprov. Sulsel dengan Kementerian Dalam Negeri

Nomor 125/V/Pemprov/2011 tanggal 11 April 2011

15)Kerjasama antara BPK RI Perwakilan Prov. Sulsel

dengan Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota se Sulawesi

Selatan. Kerjasama ini dalam bentuk pengembangan

dan pengelolaan sistem informasi untuk Akses Data

(Mou e-Audit) yang ditandai dengan kesepakatan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011134

Page 15: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

bersama antara BPK RI Perwakilan Prov. Sulsel dengan

Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota se Sulsel Nomor

127/VI/Pemprov/2011 tanggal 9 Juni 2011

16)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan BPS Prov.

Sulsel. Bentuk kerjasama ini berupa Evaluasi Kajian

Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) yang

dituangkan dalam Nota Kesepakatan antara Pemprov.

Sulsel dengan BPS Prov. Sulsel Nomor 129/VI/Pemprov/

2011 tanggal 1 Juni 2011

17)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan Yayasan

Kalla. Kerjasama ini adalah Upaya Percepatan

Penanganan Lahan Kritis dan Penghijauan Poros Jalan

Provinsi yang dituangkan dalam kesepahaman

bersama antara Pemprov. Sulsel dengan Yayasan Kalla

Nomor 131/VII/Pemprov/2011 tanggal 7 Juni 2011

18)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan Dirjen Cipta

Karya Kementerian PU. Bentuk kerjasama ini adalah

PenyelenggaraanBantuan Pembangunan Rumah Susun

Sederhana Sewa berikut Prasarananya yang ditandai

dengan Kesepakatan Bersama (Memorandum of

Agreement) antara Pemprov. Sulsel dengan Dirjen

Cipta Karya Kementerian PU Nomor

132/VII/Pemprov/2011 tanggal 12 Juli 2011

19)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan

Kementerian Pertanian RI. Kerjasama ini dalam bentuk

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang

dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara

Pemprov. Sulsel dengan Kementerian Pertanian RI

Nomor 163/IX/Pemprov/2011 tanggal 16 September

2011

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011135

Page 16: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

20)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan Menteri

Negara Perumahan Rakyat. Kerjasama ini dalam

bentuk Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan

Pembangunan Perumahan di Prov. Sulsel yang

ditandai dengan Nota Kesepahaman antara Pemprov.

Sulsel dengan Menteri Negara Perumahan Rakyat

Nomor 167/X/Pemprov/2011 tanggal 15 Oktober 2011

21)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan CV. Adka

Jaya, PT. Alamanda SU, Indo Agrifres, PT. Kima, PT.

Bank Sulseltra, PT. Bank Mandiri. Bentuk kerjasama ini

adalah Ekspor Komoditi Hortikultura yang dituangkan

dalam Kesepahaman bersama antara Pemprov. Sulsel

dengan CV. Adka Jaya, PT. Alamanda SU, Indo Agrifres,

PT. Kima, PT. Bank Sulseltra, PT. Bank Mandiri Nomor

175/X/Pemprov/2011 tanggal 19 Oktober 2011

22)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan UNHAS.

Bentuk kerjasama ini dalam bentuk Pelaksanaan

Program Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat yang dituangkan dalam Perjanjian

Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan UNHAS

Nomor 181/XI/Pemprov/2011 tanggal 28 November

2011

23)Kerjasama antara Pemprov. Sulsel dengan Kanwil

Badan Pertanahan Prov. Sulsel dan PT. Bank Sulselbar.

Bentuk kerjasama ini adalah Pelaksanaan Sertifikasi

Tanah massal Swadaya dalam rangka Program

Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil di Prov. Sulsel

yang ditandai dengan Kesepakatan Bersama antara

Pemprov. Sulsel dengan Kanwil Badan Pertanahan

Prov. Sulsel dan PT. Bank Sulselbar Nomor

184/XII/Pemprov/2011 tanggal 19 Oktober 2011

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011136

Page 17: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dalam kerjasama adalah

sebagian MoU yang telah ditandatangani bersama

dengan pihak ketiga pada Tahun 2011, belum

ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama sebagai

dasar untuk saling mengikat kedua belah pihak.

Solusi

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, diharapkan

agar MoU yang telah disepakati dan ditandatangani

bersama merupakan kesepakatan untuk bersinergi

dalam suatu kegiatan agar ditindaklanjuti dengan

Perjanjian Kerjasama untuk mengikat antar pihak dalam

melaksanakan kesepakatannya sampai batas waktu

yang telah ditentukan.

C. Kerjasama Luar Negeri

1. Kebijakan dan kegiatan

Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 37 Tahun

1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional

menyatakan peluang keterlibatan Pemerintah Daerah

dalam melaksanakan hubungan internasional, dengan

tetap merujuk kepada politik luar negeri Negara Kesatuan

Republik Indonesia, untuk turut serta memperjuangkan

kepentingan daerah pada khususnya dan kepentingan

nasional pada umumnya. Keterlibatan Pemerintah Daerah

dalam pelaksanaan hubungan internasional dilakukan

melalui konsultasi dan koordinasi dengan Kementerian

Luar Negeri untuk memastikan kesatuan tindak di dalam

pelaksanaan kerjasama luar negeri.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011137

Page 18: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Dengan berlakunya Undang Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, kebijakan hubungan

luar negeri dan diplomasi juga diarahkan untuk

memberdayakan dan mempromosikan potensi Daerah,

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 juga mengatur

bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) memiliki

tugas dan wewenang untuk memberikan pendapat dan

pertimbangan kepada Pemerintah Daerah terhadap

rencana perjanjian internasional di Daerah serta

memberikan persetujuan terhadap rencana persetujuan

terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Kelanjutan kerjasama Ekonomi Sub Regional BIMP-

EAGA

Kerjasama ekonomi Sub Regional BIMP-EAGA yaitu

merupakan kerjasama 4 negara di ASEAN yaitu:

Negara Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan

Philipina yang telah berjalan sejak tahun 1994.

Kerjasama ini diselenggarakan untuk melakukan

promosi di bidang perdagangan, investasi dan

pariwisata intra dan ekstra EAGA di sektor terpilih

seperti agro industri, sumber daya alam, pariwisata,

transportasi, infrastruktur dan ICT (Information

Communication and Technology) dengan sasaran

meningkatkan kerjasama perekonomian yang terjalin

pada 4 negara anggota BIMP EAGA dan lebih

memperluas kerjasama perekonomian baik di Negara

ASEAN maupun EROPA dengan menfasilitasi usaha

kecil menengah untuk mendapatkan partner di Eropa.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011138

Page 19: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

b. Kerjasama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

dengan Pemerintah Korea Co.Ltd.

Kerjasama ini dalam bentuk Kerjasama Pembangunan

Pabrik yang ditandai dengan Kesepakatan Bersama

antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Korea

Co. Ltd. Nomor 119/V/Pemprov/2011 tanggal

16 Mei 2011

c. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan dengan Pelaksanaan Program Kinerja

USAID.

Kerjasama ini dalam bentuk dukungan pelaksanaan

program kinerja di Provinsi Sulawesi Selatan yang

tertuang dalam Kesepakatan Bersama Antara Pemprov.

Sulsel dengan Pelaksanaan Program Kinerja USAID

Nomor 126/VI/Pemprov/2011 tanggal 20 Januari 2011.

d. Kerjasama dengan Private Sector Singapura yang

melahirkan memorandum of collaboration among

Changi Airport, Garuda Indonesia, and Government of

South Sulawesi untuk menjadikan Sulawesi Selatan

sebagai 2nd destination yang ditindaklanjuti dengan

Workplan Tripartit antara lain pemasangan materi

promosi iklan potensi masing-masing pada 2 Bandara

Internasional yaitu Changi Airport dan Bandara

Internasional Sultan Hasanuddin pada bulan Desember

2011 hingga bulan Maret 2012.

3. Permasalahan dan solusi

a. Permasalahan

1. Masih kurang optimalnya koordinasi dan sinergitas

perencanaan dan evaluasi serta monitoring

terhadap pelaksanaan kerjasama pihak ketiga dan

pihak luar negeri sehingga kelancaran proses

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011139

Page 20: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

administrasi dan pelaksanaan program belum

berjalan dengan baik.

b. Solusi

1. Permasalahan kerjasama yang berkaitan dengan

BIMP-EAGA adalah masih sebatas pada pelaksanaan

seminar dan belum menyentuh substansi

pelaksanaan di lapangan untuk melakukan promosi

perdagangan, investasi dan pariwisata serta

pengembangan sektor agro industri serta belum

adanya sekretariat BIMP-EAGA di Sulawesi Selatan.

D. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah

1. Kebijakan dan Kegiatan

Penyelenggaraan koordinasi instansi vertikal dengan

daerah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sinergitas,

akselerasi serta keterpaduan guna keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di

daerah, untuk itu perlu memantapkan penyelenggaraan

koordinasi kegiatan instansi vertikal dengan Pemerintah

Daerah. Mengacu konstitusi Pasal 26 Undang Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

secara tegas menjelaskan bahwa dalam

mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah

menjadi salah satu tugas Kepala Daerah. Dengan

koordinasi akan dicapai keselarasan, keserasian dan

ketertautan baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pelaksanaan tugas penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011140

Page 21: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Daerah dan implementasi Pasal 3 ayat (1) dan (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan

Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah

Provinsi, menyatakan bahwa Gubernur sebagai wakil

pemerintah memiliki tugas melaksanakan urusan

pemerintahan yang meliputi koordinasi, pembinaan dan

pengawasan, maka berdasar ketentuan tersebut

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menjalin

hubungan koordinasi dengan instansi vertikal yang ada di

Provinsi Sulawesi Selatan dengan berbagai kegiatan.

Koordinasi vertikal yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi

dapat dikategorikan dalam 6 (enam) kegiatan.

2. Realisasi Pelaksanaan kegiatan

a. Forum Koordinasi Pimpinan Daerah

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sulawesi

Selatan dibentuk sebagai tindak lanjut Pasal 6 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 yang

secara jelas menegaskan bahwa untuk menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas Gubernur dalam

mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat

serta stabilitas daerah bagi kelancaran pembangunan

daerah dibentuk forum koordinasi pimpinan daerah.

Forum ini beranggotakan unsur pimpinan daerah

Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari Gubernur

Sulawesi Selatan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Panglima Daerah

Militer VII/Wirabuana, Kepala Kepolisian Daerah

Sulselbar, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulselbar, Wakil

Gubernur Sulawesi Selatan, Sekretaris Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan, Panglima Komando Operasional

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011141

Page 22: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Angkatan Udara Wilayah II, Komandan Lantamal IV,

Ketua Pengadilan Tinggi Sulselbar, Panglima Komando

Sektor Pertahanan Udara Nasional Wilayah II dan Ketua

Pengadilan Tata Usaha Negara Sulselbar. Pembahasan

dalam forum ini terkait pada (1) hal-hal menyangkut

bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan

kantrantibmas guna menciptakan situasi dan kondisi

yang kondusif (2) isu-isu aktual dan strategis yang

berkembang sebagai langkah preventif terhadap

permasalahan yang berpotensi menimbulkan konflik

sosial dan berdampak luas. Olehnya, pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan telah melaksanakan 24

pertemuan pada tahun 2011.

b. Rapat Kerja Gubernur Sulawesi Selatan

Implementasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2010 dan tindak lanjut pelaksanaan rapat

kerja Gubernur seluruh Indonesia yang dilaksanakan

oleh pemerintah pusat pada tanggal 19 s/d 21

Desember 2011 dan tanggal 19 Januari 2012 di Jakarta,

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah

melaksanakan Rapat Kerja Gubernur Sulawesi Selatan

dengan Bupati/Walikota se Sulawesi Selatan melibatkan

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Plus Provinsi

Sulawesi Selatan dan unsur Muspida Kabupaten/Kota

pada tanggal 30 Januari 2012 di Ruang Pola Kantor

Gubernur Sulawesi Selatan. Pelaksanaan rapat kerja ini

dimaksudkan untuk menjalin koordinasi, sinkronisasi

dan keterpaduan penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,

peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011142

Page 23: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

masyarakat yang menumbuhkan daya saing ekonomi

serta menangani penyelenggaraan program nasional

serta mengantisipasi perkembangan trantibmas,

pertahanan dan penegakan hukum di Provinsi Sulawesi

Selatan.

c. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi

Sulawesi Selatan

FKUB Provinsi Sulawesi Selatan dibentuk berdasarkan

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006,

Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun

2007 dan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor

445.5/07-I/Kesbang tanggal 25 Januari 2011, dengan

keanggotaan sebanyak 21 anggota terdiri dari

Perwakilan Majelis-majelis Keagamaan yang ada di

Provinsi Sulawesi Selatan. FKUB Provinsi ini menjalankan

fungsi komunikasi, mediasi, sosialisasi, edukasi,

motivasi, pengejawantahan, representasi, konsultasi

dan memberi rekomendasi dalam memelihara dan

mengembangkan kerukunan umat beragama.

Pada tahun 2011, kegiatan FKUB adalah:

Sosialisasi FKUB kepada seluruh elemen masyarakat

dan aparatur

Rapat koordinasi dengan FKUB Provinsi, Kabupaten/

Kota dilaksanakan dengan dua belas dokumen hasil

rapat pertemuan anggota forum.

Pemantauan kerukunan agama ke Kabupaten/Kota

secara bertahap.

d. Forum Komunitas Intelejen Daerah (Kominda)

Dibentuk sesuai Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan

Nomor 1467/V/Tahun 2007 tentang Pembentukan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011143

Page 24: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Provinsi Sulawesi

Selatan. Pembentukan Komunitas Intelijen Daerah

dimaksudkan untuk mengkoordinasikan pelaksanaan

operasi kegiatan intelijen, mengevaluasi perkembangan

situasi aktual di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,

keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan

Anggotanya adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil

Gubernur Sulawesi Selatan, Sekretaris Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan, Kaban Kesbang Provinsi Sulawesi

Selatan, Kepala Pos Wilayah Bin Sulsel, Asisten Intel

Kodam VII/Wirabuana, Dir Intelkam Polda Sulsel, Dir

Reskim Polda, Asintel Koopsau II, Asintel Lantamal IV.

Asintel Pangkosekhanudnas, Asintel Kajati, Waka

Polwiltabes dan Staf Sekretariat Kominda.

Selama tahun 2011 telah dilaksanakan:

1. Fasilitasi Penguatan Jaringan Intelijen Daerah

(KOMINDA) sebanyak 35 Kali

2. Rakornis Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA)

Provinsi, Kabupaten/Kota sebanyak 50 Orang.

e. Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Sulawesi

Selatan

Dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah

dan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor

457.7/08-I/Kesbang tanggal 25 Januari 2011.

Keanggotaan FPK Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 20

orang yang terdiri dari perwakilan Kelompok Etnis yang

ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Keberdaan forum ini

diharapkan dapat menggerakan partisipasi masyarakat

bersama-sama dengan pemerintah untuk menciptakan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011144

Page 25: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

iklim yang kondusif, dan adanya keterbukaan untuk

menerima perbedaan sebagai kemajemukan

masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan dalam bingkai

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tahun 2011 forum ini telah melaksanakan 12 kali

pertemuan.

f. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

Dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini

Masyarakat di Daerah dan Surat Keputusan Gubernur

Sulawesi Selatan Nomor 871/III/Tahun 2011 Tanggal 17

Maret 2011 tentang Pembentukan Dewan Penasehat

serta Keanggotaan Forum Kewaspadaan Dini

Masyarakat (FKDM) Provinsi Sulawesi Selatan. FKDM

Provinsi Sulawesi Selatan menjalankan tugas (a)

menyaring, menampung, mengkoordinasikan dan

mengkomunikasikan data dan informasi dari

masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan atau

peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan

penanggulangannya secara dini, (b) memberikan

rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Bupati/

Walikota mengenai kebijakan yang berkaitan dengan

kewaspadaan dini masyarakat.

Anggota FKDM adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Wakil

Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala Badan Kesbangpol

Provinsi Sulawesi Selatan, Kaposwil BIN Sulsel, Asisten

Intel Kodam VII/Wirabuana, Asisten Intel Kajati

Sulselbar, Asisten Intel Lantamal VI, Dir Intelkam Polda

Sulselbar, Kepala Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Sulsel, Kepala Kantor Wilayah Imigrasi Sulsel,

Kabid Linmas, Bela Negara dan Ketahanan Ekonomi

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011145

Page 26: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Bakesbangpol Prov. Sulsel serta Wakil dari Perguruan

Tinggi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh

Pemuda. Adapun Kegiatan yang dilaksanakan pada

tahun 2011 adalah:

1. Rapat koordinasi teknis Forum Kewaspadaaan Dini

Masyarakat (FKDM), Lembaga Kemasyarakatan dan

Pejabat Pemerintah Daerah yang dimaksudkan agar

terwujudnya kewaspadaan dini masyarakat terhadap

berbagai bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan (ATHG)

2. Penyuluhan kewaspadaan dini masyarakat dan

penguatan jaringan binkesbang, dimaksudkan untuk

meningkatkan kewaspadaan dini terhadap berbagai

bentuk ATHG

3. Semiloka FKDM, dimaksudkan agar meningkatnya

pemahaman kewaspadaan dini masyarakat.

3. Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan yang dihadapi dalam koordinasi dengan

instansi vertikal di daerah, sebagai berikut:

1) Beberapa FKUB pada Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi Selatan masih perlu dioptimalkan

kinerjanya.

2) Pada umumnya Kabupaten/Kota telah membentuk

FPK, namun dukungan fasilitas sarana dan prasarana

yang masih perlu dilengkapi.

b. Solusi yang diupayakan dalam mengatasi

permasalahan, adalah:

1) Meningkatkan koordinasi, baik dengan Kominda

Provinsi Sulawesi Selatan maupun Kominda

Kabupaten/Kota.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011146

Page 27: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

2) Meningkatkan koordinasi, baik dengan FPK Provinsi

Sulawesi Selatan maupun FPK Kabupaten/Kota.

E. Pembinaan Batas Wilayah

1. Kebijakan dan Kegiatan

Koordinasi dan fasilitasi penyelesaian perselisihan

batas daerah antara Provinsi, Kabupaten dan Kota melalui

APBD tahun 2011 yang dituangkan dalam Program

Kegiatan Koordinasi Penyelesaian Masalah Perbatasan

antar Daerah/ Provinsi dan Toponimi sesuai Surat Menteri

Dalam Negeri Nomor: 136/135/PUM/2011 Tanggal 4

Februari 2011 Perihal Penegasan Batas Daerah antar

Provinsi, Kabupaten/ Kota, menyampaikan bahwa

Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian

Dalam Negeri untuk Tahun Anggaran 2011 akan

melaksanakan Penegasan Batas Daerah secara pasti

dilapangan antara Provinsi Sulawesi Selatan dengan

Provinsi Sulawesi Barat melalui segmen Kabupaten Luwu

Utara dengan Kabupaten Mamuju; Kabupaten Toraja Utara

dengan Mamuju; Kabupaten Tana Toraja dengan Mamuju;

Kabupaten Pinrang dengan Mamasa; Kabupaten Pinrang

dengan Polewali Mandar; dan Kabupaten Tana Toraja

dengan Mamasa.

Maka berdasarkan kebijakan tersebut Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan mengambil langkah-langkah

Koordinasi pelaksanaan Penegasan Batas Daerah secara

pasti di lapangan dengan Pemerintah Sulawesi Barat, yang

melibatkan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, Toraja

Utara, Pinrang dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan

dengan Pemerintah Kabupaten Mamasa, Mamuju dan

Polewali Mandar dalam wilayah Provinsi Sulawesi Barat.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011147

Page 28: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Sedangkan terkait mengenai penyelesaian

perselisihan batas daerah antara Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan sesuai kewenangan yang

tertuang dalam pasal 198 ayat (1) UU No 32 Tahun 2004

yakni “Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan

Pemerintahan antar Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi,

Gubernur menyelesaikan perselisihan tersebut”,

Selanjutnya juga dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas

Daerah Pasal 20 ayat (1) yakni “Penyelesaian perselisihan

batas daerah antar provinsi dan antar Kabupaten/Kota

dalam satu provinsi di fasilitasi oleh Gubernur”.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga telah

melakukan Fasilitasi melalui Rapat Koordinasi dan Fasilitasi

Penegasan batas Daerah secara Pasti di lapangan kepada

13 Kabupaten/Kota yang masih bermasalah terhadap Batas

Daerahnya. Adapun tidak lanjut penyelesaiannya tertuang

dalam Berita Acara Kesepakatan.

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Koordinasi pelaksanaan penegasan Batas secara pasti

dilapangan antara Provinsi Sulawesi Selatan dengan

Sulawesi Barat yang pelaksanaannya dibiayai oleh

Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementrian

Dalam Negeri, telah dilakukan survey dan pelacakan

serta pemasangan Pilar Batas Utama (PBU) mencakup

segmen Kabupaten Luwu Utara; Kabupaten Toraja Utara

dengan Mamuju; Kabupaten Tana Toraja dengan

Mamuju; Kabupaten Pinrang dengan Mamasa;

Kabupaten Pinrang dengan Polewali Mandar; Kabupaten

Tana Toraja dengan Mamasa, dengan panjang batas

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011148

Page 29: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

daerah 135 km yang ditandai dengan pemasangan PBU

sebanyak 40 pilar.

Setelah pelaksanaan penegasan batas secara pasti

dilapangan tersebut maka seluruh ruas batas daerah

kedua provinsi telah rampung secara keseluruhan. yang

dilaksanakan secara bertahap dengan perincian sebagai

berikut :

- Pada tahun anggaran 2008 dilakukan penegasan

batas secara pasti dilapangan sepanjang 117 Km

dengan PBU sebanyak 70 Pilar.

- Pada tahun anggaran 2009 dilakukan penegasan

batas secara pasti dilapangan sepanjang 24 Km

ditandai dengan pemasangan dengan PBU sebanyak

24 Pilar.

- Pada tahun anggaran 2010 dilakukan penegasan

batas secara pasti dilapangan sepanjang 24 Km

dengan PBU sebanyak 12 Pilar.

- Pada tahun anggaran 2011 dilakukan penegasan

batas secara pasti dilapangan sepanjang 135 Km

dengan PBU sebanyak 40 Pilar.

Dengan demikian terjadi percepatan penegasan batas

secara pasti dilapangan antara Provinsi Sulawesi

Selatan dengan Provinsi Sulawesi Barat karena dapat

dirampungkan lebih cepat dari rencana semula yakni

pada tahun 2013.

3. Permasalahan dan Solusi

a. Permasalahan yang dihadapi adalah :

1. Adanya perbedaan acuan dalam metode pemetaan

batas daerah untuk menentukan penegasan batas

daerah secara pasati dilapangan.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011149

Page 30: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

2. Perlu adanya Standar Operasional Prosedur

penyelesaian sengketa batas daerah yang di

keluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

b. Solusi yang ditempuh dalam menyelesaikan

permasalahan tersebut adalah perlu di lakukan

pengusulan revisi terkait dengan Permendagri Nomor 1

Tahun 2006 tentang pedoman penegasan batas antar

daerah dalam hal metode penyelesaian batas daerah

termasuk didalamnya harus terdapat Standar

Operasional Prosedur penyelesaian batas daerah secara

pasti dilapangan.

F. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana

1. Bencana yang terjadi dan Penanggulangannya

Dalam rencana tata ruang Provinsi Sulawesi Selatan

memberikan gambaran bahwa Sulawesi Selatan

merupakan salah satu Provinsi rawan dalam 3 jenis

bencana. Kategori bencana yang ada di Provinsi Sulawesi

Selatan adalah Banjir, Tanah Longsor, Puting Beliung dan

Kebakaran. Dalam hal penanganan dan penanggulangan

bencana, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki

perhatian yang sangat tinggi, dalam hal antisipasi dan

kesiapan secara kelembagaan. Melalui Perda Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, Lembaga Teknis

Daerah dan Lembaga Provinsi Sulawesi Selatan, secara

legal dibentuk Badan baru yang memiliki tugas dan fungsi

melakukan kegiatan pencegahan dan penanggulangan

bencana sejak tanggal 14 Desember 2009

bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi

Selatan.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011150

Page 31: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Tercatat pada tahun 2011, bencana yang terjadi

adalah :

a) Banjir

b) Tanah Longsor

c) Angin puting beliung

d) Kebakaran

Pencegahan dan penanganan bencana pada

hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara

Pemerintah dan masyarakat. Sekalipun demikian

pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan masyarakat berkewajiban

untuk menfasilitasinya dengan cara kerja:

a. Mengkoordinasikan dengan Instansi teknis atau Tim

Satlak;

b. Bersama aparat terkait memantau titik-titik rawan

bencana;

c. Dilakukan perbaikan secara gotong royong oleh

masyarakat, Pemda, TNI dan POLRI serta Muspika;

d. Pemberian bantuan bahan pangan dan penyediaan

tempat pengungsian;

e. Mengevakuasi korban dan membuka Posko pengobatan;

f. Menghimbau kepada masyarakat jika terjadi hujan

diseratai angin kencang agar tidak di dalam rumah.

2. Status Bencana

Berdasarkan Undang Undang No. 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana tentang Status dan

Tingkatan Bencana, yang berwenang menetapkan "status

bencana" adalah Pemerintah (Presiden) dan Pemerintah

Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Oleh karena itu

penentuan itu terkait pada beberapa hal sebagai berikut:

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011151

Page 32: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai

koordinator tim penanggulangan bencana menentukan

status dan tingkatan bencana daerah didasarkan atas

jumlah korban jiwa, kerugian harta benda dan

kerusakan prasarana dan sarana akibat bencana yang

ditentukan secara cepat dan akurat

b. Dalam penentuan status dan tingkatan bencana

nasional didasarkan atas hasil penilaian tingkat

kerusakan dan kebutuhan akibat bencana yang

dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan

Bencana setelah dikoordinasikan dengan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah

c. Penentuan status tingkatan bencana nasional secara

rinci di bawah ini :

- Jumlah korban tinggi (500 orang atau lebih);

- Kerugian harta benda minimal

Rp.1.000.000.000.000,00

- Kerusakan prasarana dan sarana sangat berat,

sehingga tidak dapat berfungsi untuk mendukung

kehidupan masyarakat luas

- Cakupan luas wilayah yang terkena bencana sangat

luas, mencakup sebagian besar wiyalah Kabupaten

di lebih dari satu wilayah Provinsi

- Pemerintah Provinsi dan bersama-sama Pemerintah

Kabupaten/Kota tidak mampu lagi menangani

bencana ditinjau dari aspek sumberdaya manusia,

sumberdaya financial, prasarana dan sarana,

kelembagaan, manajemen, dan dari segi teknologi.

d. Penentuan status dan tingkatan bencana daerah

Provinsi berdasarkan:

- Jumlah korban sedang (kurang dari 500 orang);

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011152

Page 33: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

- Kerugian harta benda kurang dari

Rp.1.000.000.000.000,00 (satu trilyun);

- Kerusakan prasarana dan sarana menengah,

beberapa di antaranya mengalami kerusakan

sehingga mengganggu kehidupan masyarakat;

- Cakupan luas wilayah yang terkena bencana cukup

luas, mencakup sebagian dari beberapa wiyalah

Kabupaten dalam satu Provinsi

- Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan

menengah, sebagian besar kegiatan sosial dan

kegiatan perekonomian mengalami gangguan;

- Pemerintah Provinsi dan bersama-sama Pemerintah

Kabupaten/Kota mampu menangani bencana ditinjau

dari sumberdaya manusia, sumberdaya financial,

kelembagaan, manajemen, dan dari segi teknologi.

e. Penentuan status dan tingkatan bencana daerah

Kabupaten/Kota berdasarkan :

- Jumlah korban (kurang dari 100 orang)

- Kerugian harta benda kurang dari

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar)

- Kerusakan prasarana dan sarana ringan;

- Cakupan luas wilayah yang terkena bencana kurang

dari 10 kilometer persegi

- Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan terbatas;

- Pemerintah Kabupaten/Kota mampu menangani

bencana dari sumberdaya manusia, sumberdaya

financial, dan dari segi teknologinya.

Berdasarkan rincian tersebut, maka status bencana yang

terjadi di Sulawesi Selatan pada kurun waktu tahun 2011

adalah bencana Provinsi.

3. Sumber dan Jumlah Anggaran

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011153

Page 34: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Sumber dan jumlah anggaran yang disiapkan untuk

melakukan penanggulangan bencana oleh SKPD pada

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi

Sulawesi Selatan sebesar Rp.300.000.000,- yang

bersumber dari APBN selain tambahan anggaran yang

melekat pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana

yang dialokasikan pada Provinsi Sulawesi Selatan.

Sementara itu dalam pelaksanaan antisipasi,

pencegahan atau mitigasi terhadap bantuan penyelamatan

dan pemberdayaan serta preventive terhadap daerah

rawan bencana maupun untuk rehabilitasi lingkungan

hidup dialokasi APBD dan dari APBN yang dilaksanakan

oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan sebesar Rp.3.316.127.004,- dari APBD

dan sebesar Rp.300.000.000,- dari APBN dan pada Dinas

Sosial Provinsi Sulawesi Selatan sebesar

Rp.2.132.924.000,- dari APBD dan sebesar

Rp.4.369.840.000,- dari APBN dengan demikian total

anggaran yang digunakan untuk antisipasi terhadap

bencana sebesar Rp.10.118.891.004,-.

4. Antisipasi Daerah Dalam Menghadapi Kemungkinan

Bencana

Tindakan pencegahan (preventif) adalah dengan

mencegah resiko bencana yang mungkin terjadi melalui

pemulihan bagi korban bencana, perlindungan terhadap

hak-hak dasar korban bencana, peningkatan prakarsa dan

peran aktif warga masyarakat maupun lembaga dalam

penanggulangan korban bencana serta peningkatan

ketahanan masyarakat yang bertumpu pada kearifan lokal

agar mampu melakukan pencegahan, antisipasi sedini

mungkin.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011154

Page 35: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Oleh karenanya, antisipasi daerah dalam

menghadapi bencana telah dilakukan beberapa program

dan kegiatan pada SKPD lingkup Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Provinsi Sulawesi Selatan

b. Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan

c. Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan

d. Dinas PSDA Provinsi Sulawesi Selatan

e. Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sulawesi

Selatan

f. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

g. Biro Kesejahteraan Setda Provinsi Sulawesi Selatan

5. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi

Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari 24

Kabupaten/Kota merupakan Provinsi dengan kategori

jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu sekitar

2,89% dari total penduduk Indonesia. Provinsi Sulawesi

Selatan memiliki karakteristik perpaduan antara daerah

pegunungan yang berada di wilayah utara dan dataran

rendah di wilayah pantai dengan curah hujan 3.255

mm/th dan berada ada jalur gempa Australia yang

topografinya bergunung-gunung serta aliran sungai yang

pada umumnya bermuara di wilayah pantai, selatan dan

timur wilayah Sulawesi Selatan, sehingga beberapa

daerah merupakan daerah rawan banjir, tanah longsor,

angin putting beliung dengan ilustrasi sebagai berikut :

a. Banjir

Alam Sulawesi Selatan bergunung-gunung dan

berlembah dengan berbagai ngarai dan sungai,

berpotensi untuk mengalami banjir, longsor dan erosi.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011155

Page 36: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Pada umumnya banjir terjadi di wilayah utara dan

selatan. Daerah rawan banjir tersebut diperburuk

dengan adanya penggundulan hutan dan perubahan

tata guna lahan (alih fungsi) yang tidak

mempertimbangkan daerah resapan air sehingga

menimbulkan banjir. Tercatat 18 kabupaten / kota yang

rawan banjir yaitu: Kabupaten Bone, Kabupaten

Enrekang, Kabupaten Gowa, Kabupaten Sidrap, Kota

Makassar, Kabupaten Soppeng, Kota Palopo,

Kabupaten Takalar, Kabupaten Luwu, Kabupaten Tana

Toraja, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Wajo,

Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Sinjai, Kabupaten

Maros, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep dan

Kabupaten Pinrang

b. Longsor

Longsor sering terjadi di daerah yang memiliki derajat

kemiringan tinggi, yang diperburuk oleh penataan

penggunaan lahan yang tidak sesuai. Pada umumnya,

longsor terjadi pada musim basah ketika terdapat

peningkatan curah hujan. terdapat 12 Kabupaten/Kota

yaitu: Kabupaten Bone, Kabupaten Luwu Utara,

Kabupaten Enrekang, Kabupaten Pinrang, Kabupaten

Gowa, Kabupaten Sinjai, Kota Palopo, Kabupaten

Soppeng, Kabupaten Luwu, Kabupaten Toraja Utara,

Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Tana Toraja.

c. Angin Puting Beliung

Karakter klimatologi dan meteorologi Provinsi Sulawesi

Selatan menimbulkan pertukaran musim yang diwarnai

dengan depresi tropis sampai dengan puting beliung

(barubbu). Daerah pesisir pantai merupakan kawasan

yang berpotensi mengalami bencana angin topan dan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011156

Page 37: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

badai. Tercatat 16 Kabupaten/Kota yang berpotensi

mengalami yaitu: Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros,

Kabupaten Pangkep, Kabupaten Bone, Kabupaten

Barru, Kabupaten Selayar, Kabupaten Sidrap,

Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten

Pinrang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Bulukumba,

Kabupaten Luwu, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sinjai,

Kota Makassar.

d. Kekeringan

Bencana kekeringan biasanya terjadi pada musim

kemarau panjang yang mengakibatkan kegagalan

panen hasil pertanian. Tercatat 2 Kabupaten yang

merupakan daerah rawan kekeringan, yaitu:

Kabupaten Maros dan Kabupaten Jeneponto.

e. Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh faktor

alam dan kesalahan manusia yang tidak bertanggung

jawabnya para pengusaha/pemegang hak penguasaan

hutan dan rendahnya kesejahteraan dan pendidikan

penduduk di sekitar dan di dalam hutan dapat

merupakan penyebab kebakaran hutan dan lahan.

f. Bencana Kebakaran

Pada Tahun 2011 di Provinsi Sulawesi Selatan telah

terjadi bencana kebakaran sebanyak 205 kali, pada 13

Kabupaten/Kota, yaitu: Kabupaten Sidrap, Kabupaten

Bone, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Toraja

Utara, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Gowa, Kota

Palopo, Kota Makassar, Kabupaten Soppeng, Kota

Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Enrekang dan

Kabupaten Pangkep.

g. Epidemic, Wabah dan Kejadian Luar Biasa

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011157

Page 38: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Epidemic, wabah dan kejadian luar biasa (KLB)

merupakan ancaman yang diakibatkan oleh

penyebaran penyakit menular baik karena akibat

minimnya sanitasi dan kesehatan lingkungan

maupunsebagai akibat lanjutan dari kejadian bencana.

h. Pencemaran Lingkungan

Pesatnya dinamika masyarakat dan pertumbuhan

ekonomi membawa dampak bagi tumbuhnya industri

di daerah perkotaan. Namun pada kenyataannya tidak

diikuti oleh komitmen untuk mengurangi dampak

polusi dan pencemaran lingkungan.

G. Pengelolaan Kawasan Khusus

Berdasar pada Pasal 9 Undang Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah tertuang penjelasan

bahwa yang dimaksud kawasan khusus adalah kawasan yang

sifatnya khusus bagi kepentingan nasional yang dapat berupa

kawasan perdagangan bebas atau pelabuhan bebas, di mana

pembentukannya oleh Pemerintah dengan mengikutsertakan

daerah yang bersangkutan atau diusulkan oleh daerah yang

penetapannya melalui Undang-Undang. Berdasarkan

penjelasan konstitusi tersebut, maka hingga Tahun 2011

Provinsi Sulawesi Selatan belum memiliki dan mengelolah

kawasan khusus.

H. Penyelenggaraan Ketenteraman dan Ketertiban Umum

1. Gangguan yang terjadi

Situasi dan kondisi di Sulawesi Selatan secara umum

dalam keadaan aman dan kondusif meskipun masih

terdapat gangguan ketentraman dan ketertiban umum di

beberapa daerah namun tidak mempengaruhi pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan Sulawesi Selatan.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011158

Page 39: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

Kondisi masyarakat di Sulawesi Selatan yang majemuk

dalam berbagai dimensi kehidupan sosial, politik, ekonomi

dan budaya serta sumber daya alam merupakan potensi

untuk meningkatkan pembangunan daerah. Potensi yang

ada perlu dipelihara, diatur dan dikendalikan dengan baik

agar berdaya guna dan berhasil guna dalam mewujudkan

pembangunan daerah di segala bidang.

Dalam lingkup regional Sulawesi Selatan gangguan

ketentraman dan ketertiban umum berdasarkan hasil

pendataan akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut:

a. Gangguan ketentraman dan ketertiban umum yang

bersifat perbuatan pidana terjadi tahun 2010 sebanyak

2.252 kasus dan tahun 2011 sebanyak 2.226 kasus atau

menurun 26 kasus dibanding tahun 2010 dengan rincian

sebagai berikut:

1) Korupsi ditemukan sebanyak 3 kasus

2) Penggelapan terjadi sebanyak 64 kasus

3) Narkoba terjadi sebanyak 53 kasus

4) Ilegal Logging terjadi sebanyak 19 kasus

5) Penghinaan terjadi sebanyak 61 kasus

6) Pengrusakan terjadi sebanyak 84 kasus

7) Penyerobotan tanah terjadi sebanyak 35 kasus

8) Senjata Tajam terjadi sebanyak 51 kasus

9) Ancaman terjadi sebanyak 108 kasus

10)Penodongan terjadi sebanyak 2 kasus

11)Pengeboman laut terjadi sebanyak 16 kasus

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011159

Page 40: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

12)Minuman keras terjadi sebanyak 71 kasus

13)Perkelahian terjadi sebanyak 128 kasus

14)Perampasan terjadi sebanyak 20 kasus

15)Pemerasan terjadi sebanyak 18 kasus

16)Pencurian berat terjadi sebanyak 172 kasus

17)Pencurian barang terjadi sebanyak 258 kasus

18)Pencurian Motor terjadi sebanyak 192 kasus

19)Pencurian Ternak terjadi sebanyak 29 kasus

20)Penganiayaan terjadi sebanyak 298 kasus

21)Penipuan terjadi sebanyak 115 kasus

22)Pemerkosaan terjadi sebanyak 22 kasus

23)Bunuh diri terjadi sebanyak 10 kasus

24)Pembunuhan terjadi sebanyak 16 kasus

25)Perampokan terjadi sebanyak 17 kasus

26)Perjudian terjadi sebanyak 63 kasus

27)Pencemaran nama baik terjadi sebanyak 9 kasus

28)Pencabulan terjadi sebanyak 27 kasus

29)Anisa, Anirat dan pengroyokan terjadi sebanyak

182 kasus

30)Pemalsuan terjadi sebanyak 7 kasus

31)Penangkapan ikan dengan obat bius sebanyak

7 kasus

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011160

Page 41: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

32)Penikaman terjadi sebanyak 1 kasus

33)Pembakaran terjadi sebanyak 1 kasus

34)Perzinahan terjadi sebanyak 3 kasus

35)Pencurian biasa terjadi sebanyak 30 kasus

36)Pencurian dengan kekerasan terjadi sebanyak

15 kasus

37)KDRT terjadi sebanyak 16 kasus

38)Aborsi terjadi sebanyak 1 kasus.

b. Gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum yang

bersifat kecelakaan terjadi penurunan yang signifikan

dimana tahun 2010 terjadi 4.983 kecelakaan dan tahun

2011 sebanyak 199 kecelakaan dengan rincian sebagai

berikut:

a. Perahu tenggelam terjadi 4 kali

b. Kecelakaan lalu lintas terjadi 193 kasus

c. Orang tenggelam 2 kali.

c. Gangguan Ketentraman dan Ketertiban umum yang

bersifat Pelanggaran Perda dan Peraturan Kepala

Daerah terjadi penurunan 388 kasus atau 72% dimana

di tahun 2010 terjadi 1.391 kasus sebayak 58 kasus

diselesaikan di pengadilan dan 1.333 diberikan

pembinaan dan tahun 2011 sebanyak 1.056

pelanggaran dengan tindak lanjut 1003 pelanggar

diberikan sanksi administrasi berupa peringatan dan

pernyataan, 53 kasus penghentian operasi, 4 kasus

pencabutan izin dan 32 kasus diantaranya telah

dipengadilankan dengan sanksi denda.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011161

Page 42: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

d. Gangguan Ketentraman dan Ketertiban Umum akibat

adanya unjuk rasa terjadi penurunan dimana pada

tahun 2010 terjadi 137 kali dan tahun 2011 sebanyak

120 kali atau menurun 88%.

2. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani

Ketentraman dan Ketertiban Umum di Provinsi Sulawesi

Selatan adalah secara preventif non yustisial dilakukan oleh

Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi dan Kabupaten/Kota dan

Badan Kesatuan Bangsa, Politik Provinsi Sulawesi Selatan

kerjasama Kepolisian Daerah dengan dukungan partisipasi

masyarakat.

3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan

Golongan

Tabel 6-1Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat & Golongan

Penyelenggara Ketentraman dan Ketertiban Umum

SATUAN KERJA

JUMLAH PEGAWAI

PANGKAT/GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKANI II III IV SD SLTP SLTA D1/D3/S1 S2

Badan Kesbangpol Prov. Sulsel

61 2 8 43 8 - - 14 35 12

Sat-Pol PP Provinsi PNS PTT

212144

25-

155-

30-

2-

3 2 279 22 3

Sat-Pol PP Kab/Kota PNS PTT

1.6283.572

94-

1.297-

209-

28-

19 100 4.755 344 29

5.617 121 1.460 282 38 22 102 5.048 401 44

4. Sumber dan Jumlah Anggaran

Pelaksanakan tugas Penyelenggaraan Ketentraman dan

Ketertiban Umum di Provinsi Sulawesi Selatan, menggunakan

anggaran sebesar Rp.21.378.164.000,- yang dilaksanakan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011162

Page 43: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

oleh SKPD Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi

Sulawesi Selatan dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Sulawesi Selatan yang bersumber dari APBD Provinsi Sulawesi

Selatan.

5. Penanggulangan dan Kendalanya

a. Penanggulangan

Upaya penanggulangan dilakukan melalui upaya-upaya

preventif (pencegahan dini) terhadap kemungkinan

terjadinya gangguan ketentraman dan ketertiban umum

sebagai berikut:

1. Melakukan monitoring (patroli wilayah) yang bertujuan

pencegahan dini terhadap gangguan ketentraman dan

ketertiban umum.

2. Melakukan pengawalan pejabat dan tamu VIP yang

bertujuan untuk pencegahan dini terhadap keamanan

dan keselamatan pejabat dan tamu-tamu penting.

3. Pengamanan asset-asset vital Pemerintah Daerah yang

bertujuan pencegahan dini terhadap keamanan dan

keselamatan asset-asset pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan.

4. Pemantapan tugas pembinaan, pengamanan dan

koordinasi yang bertujuan untuk memantapkan kesiapan

menghadapi ancaman gangguan ketentraman dan

ketertiban umum.

5. Penanganan dan pengamanan demonstrasi/unjuk rasa

yang bertujuan untuk mencegah tindakan anarkis bagi

para pengunjuk rasa.

6. Melakukan pendataan terhadap segala bentuk gangguan

ketentraman dan ketertiban umum yang terjadi di

kabupaten/kota di sulawesi selatan yang bertujuan

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011163

Page 44: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

sebagai bahan evaluasi dan pelaporan untuk

pengambilan kebijakan bagi pemerintah dan pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan.

7. Pengawasan dan penegakan perda dan Peraturan Kepala

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang memuat

ketentuan pidana guna pencegahan dini terhadap oknum

masyarakat dan/atau badan hukum yang melanggar

Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan

peraturan pelaksanaannya.

b. Kendala

Kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum antara lain :

1. Masih kurangnya personil Polisi Pamong Praja

dibandingkan dengan beban tugas.

2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki.

3. Pandangan petinggi Kepolisian yang masih belum

dapat memahami kebutuhan penggunaan sarana

pengamanan dan pengawalan dalam melaksanakan

tugas.

4. Kurangnya sumber daya manusia Polisi Pamong Praja

dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil baik kualitas

maupun kuantitas.

6. Keikutsertaan Aparat Keamanan dalam

Penanggulangan

Penyertaan aparat keamanan dalam penanggulangan

ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam hal

melaksanakan tugas-tugas:

a. Pembinaan personil Polisi Pamong Praja

b. Penanganan demonstrasi dan unjuk rasa

c. Pelaksanaan rasia/patroli wilayah

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011164

Page 45: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM … VI.pdf · tanggal 20 Agustus 2003 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Metropolitan Maminasata meliputi LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011

d. Pelaksanaan Diklat Dasar Polisi Pamong Praja

e. Pelaksanaan pengamanan dan pencegahan bahan peledak

pada Kantor dan Rumah Jabatan Gebernur

f. Pembinaan ketentraman dan ketertiban umum pada kantor-

kantor dan Rumah Jabatan.

LKPJ Gubernur Sulawesi Selatan Tahun 2011165