bab vi penyelenggaraan tugas umum...
TRANSCRIPT
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 2
BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
6.1. KERJASAMA ANTAR DAERAH
Implementasi kerjasama daerah pada era otonomi daerah merupakan suatu
kebutuhan bagi daerah, karena dalam mengembangkan memberdayakan dan
memanfatkan sumberdaya / potensi suatu daerah memerlukan kerjasama dengan
daerah lain karena adanya keragaman potensi dari setiap daerah. dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerjasama dengan
daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan
publik, sinergi dan saling menguntungkan, Kerjasama Antar Daerah (KAD) baru
dapat berjalan dengan efektif apabila telah ditemukan kesamaan isu, kesamaan
kebutuhan atau kesamaan permasalahan. Kesamaan inilah yang dijadikan dasar dalam
mempertemukan daerah-daerah yang akan menjadi mitra. Melalui kerja sama daerah
diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan
publik. Selain itu diharapkan dengan terjalinnya kerjasama antar daerah didapatkan
solusi atas berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah guna
peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat
Beberapa program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam
rangka peningkatan kerjasama antar daerah antara lain :
A. Kerjasama Kedungsepur
Kerjasama Kedungsepur adalah bentuk kerjasama antara kota
Semarang dengan daerah hinterland-nya, yang mencakup Kabupaten Kendal,
Kabupaten Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang), Kota Semarang, Kota
Salatiga dan Purwodadi (Kabupaten Grobogan). Kerjasama ini telah menjadi
komitmen bersama dan telah diatur dalam Keputusan Bersama No. 30 Tahun
2005, No. 130 / 0975, No. 130 / 02646, No. 63 tahun 2005, No.
130.1/A.00016, No. 130.1/4382 tanggal 15 Juni 2005 tentang Kerjasama
Program Pembangunan di Wilayah Kedungsepur telah diperbarui dengan
Kesepakatan Bersama No.146/199.c/2011, No.130/07/2011,
No.415.4/03.3/KJS/2011, No.MOU-6/Perj-III/2011, 130/049,
130/1131/I/2011 tentang Kerjasama Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan
Kemasyarakatan di Wilayah Kedungsepur.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 3
Kerjasama ini disepakati dengan tujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang
serasi dan selaras antara daerah kota / kabupaten di wilayah Kedungsepur, sehingga
mampu mengurangi ketidakseimbangan pertumbuhan masing-masing daerah,
disamping juga dalam rangka eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya potensial
yang ada, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pertumbuhan wilayah Kedungsepur.
Kegiatan yang telah dilakukan dalam kerjasama Kedungsepur dan hasil yang
telah dicapai pada tahun 2014 antara lain :
1. Serah Terima Sekretariat Bersama Kedungsepur periode 2013 – 2016 dari
Pemerintah Kabupaten Kendal ke Pemerintah Kabupaten Demak pada
tanggal 28 mei 2014 bertempat di aula Bappeda Kabupaten Kendal.
2. Rapat Koordinasi tentang pembahasan program kerjasama kedungsepur
bertempat di Ruang Komisi A-B Gedung Moch. Ikhsan lantai 8 Semarang
pada tanggal 18 Agustus 2014.
3. Rapat Koordinasi tentang Penyusunan Program Kerjasama Antar Daerah
Kedungsepur Tahun 2014/2015 bertempat di ruang rapat Wakil Bupati
Demak tanggal 09 September 2014 dengan hasil sebagai berikut:
a. Sepakat untuk meneruskan dan menindaklanjuti program kerja
dibidang pariwisata dan akan berkerjasama dengan ASITA.
b. Sebagai landasan Badan Kerjasama Antar Daerah Kedungsepur
menggunakan Keputusan Bersama Kepala Daerah Se-Kedungsepur.
c. Untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah regional, di
Kabupaten Semarang sudah ada lahan untuk TPA yang dapat
dimanfaatkan oleh Kabupaten/Kota di Kedungsepur. Dari Pemkab
Semarang sudah mengkonsultasikan ke Kementrian PU namun sampai
sekarang belum ada tindak lanjut.
d. Guna mempererat hubungan antar Kabupaten/Kota anggota
Kedungsepur maka diharapkan dapat berpartisipasi di dalam acara hari
jadi di salah satu anggota Kedungsepur.
4. Rapat koordinasi tentang pembahasan draft perjanjian kerjasama bidang
pariwisata bertempat di Ruang Rapat Wakil Bupati Demak pada tanggal
07 Oktober 2014.
5. Workshop Optimalisasi Potensi Kerjasama Antar Daerah Wilayah
Kedungsepur pada tanggal 29 – 30 Oktober 2014 bertempat di Hotel
Laras Asri Salatiga dengan materi sebagai berikut:
- Materi “Strategi dan Kebijakan Pengembangan Kerjasama Antar
Daerah” oleh narasumber dari Dirjen Bangda Kemendagri.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 4
- Materi “Peran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dalam
Pengembangan Kerjasama Antar Daerah” oleh narasumber dari
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
B. APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia).
APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), dimana anggotanya
terdiri dari seluruh Kota di Indonesia yang berjumlah 98 kota dan saat ini di ketuai
oleh Walikota Manado dengan Direktur Esekutuf APEKSI Pusat sebagai
sekretarisnya.
Kegiatan- kegiatan APEKSI yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 antara lain :
1. Muskomwil III di Magelang tanggal 23 – 25 April 2014 dengan agenda :
- Membahas laporan pertanggunjawaban pengurus Komwil III Apeksi periode
2011-2014
- Pemilihan ketua dan pengurus Komwil III Apeksi periode 2014-2017,
dengan hasil sebagi berikut;
1) Ketua : Walikota Bandung
2) Wakil Ketua I : Walikota Sukabumi
3) Wakil Ketua II : Walikota Tangerang
4) Anggot-anggota : Walikota Se-Komwil III APEKSI
2. Munas Apeksi X di Dumai tanggal 20 – 22 Mei 2014 hasil dari Rakernas
adalah menetapkan Kota Ambon sebagai tuan rumah Rakernas APEKSI tahun
2015 selain itu juga menghasilkan beberapa rekomendasi yaitu :
A. Rekomendasi Untuk Isu-Isu Strategis Pelaksanaan Penyelenggaraan
Pemerintahan dan Pembangunan di Daerah:
I. Bidang Pemerintahan Umum
1) Penyempurnaan Revisi UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah dapat dilengkapi dengan peraturan
pelaksanaannya paling lambat satu tahun setelah disahkan.
2) Mendorong pemerintah tetap konsisten dalam pelaksanaan
pemilihan kepala daerah/wakil kepala daerah secara langsung.
3) Mendorong kementerian dalam negeri untuk melakukan
harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan
sektoral dengan peraturan yang berkaitan dengan implementasi
otonomi daerah agar tidak terjadi tumpang-tindih peraturan.
4) Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri segera
melengkapi peraturan pelaksana untuk UU No. 6 Tahun 2014
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 5
Tentang Pemerintahan Desa paling lambat satu tahun setelah
disahkan.
5) Mendorong Kementerian Dalam Negeri untuk mempercepat
penyelesaian tapal batas/wilayah, asset untuk daerah otonom
baru ataupun daerah di perbatasan dengan kota/kab. Induk.
6) Pemerintah agar tetap konsisten melakukan moratorium untuk
pembentukan daerah otonom baru sampai disahkannya atau
dikeluarkannya Revisi UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
II. Bidang Aparatur atau Personil
1) Pemerintah melalui kementerian PAN dan RB segera
melengkapi peraturan pelaksana untuk UU No. 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara paling lambat satu tahun setelah
disahkan dengan memperhatikan kondisi aparatur di daerah.
2) Melakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi terhadap
Pasal 119 dan Pasal 123 Ayat 3 (tentang kewajiban untuk
mundur dari PNS pada saat mencalonkan diri menjadi Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah) UU No. 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
3) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dalam
konteks perlindungan terhadap pejabat pemerintah dan pegawai
negeri sipil.
III. Bidang Keuangan Daerah
1) Mendorong pemerintah melalui kementerian keuangan dan
kementerian dalam negeri untuk melakukan koordinasi dan
sinkronisasi terhadap pelaksanaan laporan keuangan dan
pengukuran anggaran dan belanja berbasis akrual
2) Mendorong pemerintah untuk mengeluarkan peraturan
perundang-undangan dibidang pengadaan barang dan jasa dalam
rangka pelaksanaan APBN dan APBD
3) Mendorong pemerintah agar memasukkan pengarustamaan
gender dan anggaran esponsif gender ke dalam materi
pembekalan kepala daerah baru
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 6
4) Mendorong pemerintah untuk meningkatkan perhitungan DAU
untuk wilayah perkotaan sebesar 30% mengingat beban
perkotaan yang juga harus mengurus masyarakat Hinterland.
IV. Bidang Infrastruktur, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
1) Mendorong pemerintah untuk mengembangkan rencana
infrastruktur daerah yang terintegrasi (darat, laut dan udara) dan
konektivitas antar daerah termasuk pengembangan sistem
angkutan massal di daerah.
2) Mendorong pemerintah untuk menerbitkan PP tentang Prosedur
Perolehan Ijin Dan Tata Cara Penggantian Yang Layak sebagai
tindak lanjut Pasal 37 ayat 8 UU No. 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang.
3) Mendorong pemerintah untuk meningkatkan transparansi, akses
dan pendanaan infrastruktur di bidang lingkungan khususnya
program perubahan iklim di daerah.
4) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan
kementerian/lembaga terkait kebijakan pengurangan resiko
bencana dan skenario penanganan bencana di daerah termasuk
konflik sosial dan kebakaran.
V. Bidang Kemiskinan
Meninjau kembali pemberian bantuan langsung masyarakat miskin
(BLMS) dan lebih diarahkan pada ekonomi produktif atau bidang-
bidang yang langsung bersentuhan dengan masyarakat seperti
pendidikan dan kesehatan.
VI. Bidang Kesehatan
1) Meningkatkan transfer dana ke daerah tidak hanya untuk
pelayanan kesehatan tetapi juga untuk kualitas tenaga kesehatan.
2) Mendorong pemerintah melalui kementerian kesehatan agar
meningkatkan kerjasama kepada pelaku pembangunan kesehatan
(PKK, Kader Pos Yandu, dsb).
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 7
B. Rekomendasi Untuk Mendukung Percepatan Menuju Masyarakat Ekonomi
Asean 2015 (Asean Economic Community 2015):
1) Mendorong terwujudnya sarana dan jalur trasnportasi penerbangan
udara. Darat dan laut lintas daerah melalui maksimalisasi bantuan
pemerintah pusat dan sektor swasta.
2) Mendorong pelaksanaan kerjasama antar daerah di lingkup regional
maupun lintas propinsi untuk menghadapi arus Asean Economic
Community 2015.
3) Meningkatkan kualitas produk dan jaminan hukum bagi usaha kecil
dan menengah.
4) Mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan pelaksanaan
program Kompetensi Industri inti daerah (KIID).
5) Mendorong Apeksi sebagai organisasi strategis untuk memfasilitasi
pelaksanaan kerjasama antar daerah dalam penyiapan daerah dalam
penyiapan AEC.
3. Indonesia City Expo di Dumai tanggal 21 - 25 Mei 2014
Pemerintah Kota Semarang didalam ICE 2014 ini menampilkan produk-
produk dari UKM binaan Pemerintah Kota Semarang (batik semarangan,
kerajinan tas, serta produk olahan khas semarang).
4. Rakor Komwil III di Pekalongan tanggal 08 – 10 Oktober 2013
Rakor yang dilaksanakan di Pekalongan memiliki tema “Pemberdayaan
Industry Ekonomi Kreatif, Pengembangan Smart City Dan Smart Government
Dalam Menghadapi Asean Economic Community 2015 ” dengan 2 sub tema
yaitu:
1) “Pemberdayaan Industry Ekonomi Kreatif Dalam Menghadapi Asean
Economic Community 2015 ” ,dengan hasil rumusan sebagai berikut:
a. Ekonomi kreatif merupakan kekuatan baru bagi bangsa Indonesia di
masa depan mengingat kreativitas adalah budaya yang tidak pernah
habis, selain itu budaya dan industry kreatif dapat menjadi motor
pengerak pembangunan yang berlanjut, karena dijalankan tanpa
merusak lingkungan, tatanan sosial dan budaya, memberikan manfaat
sosial yang positif serta dampak ekonomi yang inklusif, melibatkan
seluruh komponen masyarakat (dunia usaha, intelektual, dan
pemerintah daerah), meningkatkan pencitraan dan identitas budaya
bangsa, meningkatkan toleransi dan pemahaman antar daerah,
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 8
menghormati keanekaragaman budaya, serta meningkatkan inovasi
dan kreatifitas.
b. Model pengembangan ekonomi kreatif meliputi beberapa hal,yaitu:
a) Adanya SDM yang kreatif, profesional dan berdaya saing.
b) Adanya aksesibilitas ke bahan baku karya kreatif, baik dalam
bentuk sumber daya alam maupun sumber daya budaya.
c) Adanya industry kreatif dan wirausaha di bidang industry kreatif
d) Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan bagi permodalan
industry.
e) Ketersediaan infrastruktur (terutama industry infrstruktur
teknologi informasi) dan teknologi pendukung.
f) Penetrasi dan diversifikasipasar di dalam dan luar negeri.
g) Iklim yang kondusif,baik regulasi, kelembagaan, ruang publik,
dan ruang kreatif agar orang dan komunitas kreatif dapat
berekspresi dan berkolaborasi.
c. Dalam menghadapi Asean Economic Community 2015, maka untuk
pengembangan industry kreatif diperlukan adanya komitmen dan
upaya intensif yang kreatif dari pemerintah kota seperti halnya dengan
secara proaktif menggerakkan ekonomi lokal dan menciptakan “brand
lokal” yang kuat sehingga dikenal di luar negeri. Untuk itu dihimbau
agar pemerintah kota dapat memberikan ruang kreatif kepada orang-
orang kreatif agar dapat bertemu, berkolaborasi, dan pada akhirnya
berbisnis dengan mengusung “brand Indonesia” sehingga memiliki
keunggulan kompetitif di Asia Tenggara, bahkan di tingkat dunia.
2) “Pengembangan Smart City Dan Smart Government Dalam Menghadapi
Asean Economic Community 2015 ” ,dengan hasil rumusan sebagai
berikut:
a. Pengembangan smart city merupakan solusi dalam mengatasi berbagai
permasalahan umum perkotaan, mengingat konsep smart city
merupakan konsep kota yang mampu mengetahui permasalahan yang
ada di dalamnya (sansing), memahami kondisi permasalahan
(understanding), dan dapat menghubungkan, memonitor serta
mengendalikan/mengatur (controling), berbagai sumber daya yang ada
untuk digunakan secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk
memasimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, melalui pemanfaatan Teknologi
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 3 9
Informasi dan Komunikasi (TIK), sehingga muncul adanya
kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat.
b. Platform System Smart City, adalah menyediakan konektivitas
terhadap berbagai solusi layanan, yang meliputi kolaborasi dan
integrasi layanan dan informasi, pengelolaan serta eskalasi kejadian
dan peristiwa dalm konteks geospatial, termasuk pelaporan dan
pembentukan dashboard kota. Oleh karena itu unsur
terpenting/fundamental dalam membentuk ekosistem smart city
platform adalah: teknologi (Digital City, Intelligent City, Ubiquitous
City, Wired City, Hybrid City, Information City), proses (infrastruktur
fisik) dan manusia (kepemimpinan, governance, forum-forum inovasi,
jaringan dan komunitas).
c. Salah satu unsur yang sangat mendukung terwujudnya smart city
adalah melalui pengembangan smart government yaitu
penyelenggaraan pemerintahan dengan menyediakan dan memberikan
layanan kepada masyarakat dengan baik, yang meliputi layanan
informasi pelayanan pemerintah kota, layanan publik teritegrasi, ada
partisipasi aktif masyarakat yang dapat dilakukan dimana saja, kapan
saja dan dengan perangkat apapun melaui penggunaan TIK.
Dalam rangka mewujudkan kedua hasil rumusan tersebut diatas maka
dibutuhkan komitmen dari Kepala Daerah dalam hal ini seluruh Walikota
anggota se-Komwil III APEKSI yang akan dituangkan lebih lanjut dalam
suatu Deklarasi Bersama tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif dan
Pengembangan Smart City di Kota Anggota Komwil III APEKSI
C. Citynet Asia Pasific
Pemerintah Kota Semarang sebagai salah satu anggota Citynet Asia Pacific
pada tahun 2014 menghadiri Executive Commiittee ke-32 Citynet 2014 dan
Seminar Internasional dengan tema “ The Future of Sustainability in Asian
Cities ” di Kota Hue,Vietnam pada tanggal 28 November – 02 Desember
2014 dengan hasil kegiatan sebagai berikut :
a. CITYNET sepakat untuk memperbanyak program Capacity Building
untuk para pelaksana pembangunan daerah yang diperuntukan untuk
kota/kabupaten anggota CITYNET. Program Capacity Building ini akan
dikerjasamakan dengan lembaga-lembaga donor, sehingga dapat
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 0
memberikan skema sponsorship kepada para delegasi anggota. Beberapa
kegiatan Capacity Building yang sudah terinventarisir, antara lain:
1. KLRTC yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur – Malaysia,
sebanyak 4 kali setahun, dengan tema; Integrated Urban Planning,
Solid Waste Management, Urban Transport, dan Green Economy.
2. Regional Development Planning, yang akan diselenggarakan setiap
tahun di Tokyo – Jepang.
3. Urban Planning, yang akan diselenggarakan setiap tahun di Seoul –
Korea Selatan
4. Pengembangan Kota Ramah Lingkungan, yang akan diselenggarakan
setiap tahun di Jeju – Korea Selatan.
b. Acara Executive Committee Meeting dan International Seminar tahun
2015 akan dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo – Indonesia. Selain itu,
CITYNET-Indonesia juga akan menyelenggarakan kegiatan yang hanya
diperuntukan untuk anggota dari Kota/Kabupaten di Indonesia, yaitu;
1. Short Course and Study Visit on Healthy City and Hospital
Management di Eropa, bekerjasama dengan Erasmus University –
Rotterdam
2. Short Course and Study Visit on Urban Management and
Development di Turkey, bekerjasama dengan Pemerintah Kota
Istambul – Turkey
Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan CITYNET-Indonesia dalam
skala nasional untuk membagi informasi yang diterima selama pelaksanaan
Congress, Seminar, dan study visit, sehingga penerima manfaat menjadi lebih
luas. Selain itu, terbuka kesempatan bagi Kabupaten/Kota anggota CITYNET
untuk bekerjasama dengan KOTI (Korean Transport Institute) dan CDIA
(Cooperation of Development International Agency) dalam hal konsultansi
dan pendampingan proses pembangunan daerah.
D. Sister City
Sister City Kota Semarang – Kota Split, Kroasia
Di era globalisasi ini networking atau jejaring kota – kota dunia sangatlah
penting dalam rangka sharing informasi pembangunan dan saling berbagi pengalaman
dalam menangani isu-isu global seperti masalah perkotaan, perubahan iklim,
pengurangan dampak resiko bencana, green city dan sebagainya.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 1
Sesuai arahan dari AKLN Kementrian Dalam Negeri RI, kerjasama Sister City
tidak hanya ke negara-negara Eropa Barat tetapi diarahkan ke negara-negara di Eropa
Timur, Afrika, dan Amerika Selatan. Dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang
melakukan penjajagan kerjasama kota kembar (Sister City) dengan Pemerintah Kota
Split Kroasia yang diprakarsai dan difasilitasi oleh Duta Besar RI untuk Kroasia
Yang Mulia Bapak Agus Sardjana. Kota Split memiliki karakteristik yang sama
dengan kota Semarang antara lain dari segi topografi yang berbukit memiliki upper
town dan down town, letak geografis yang berbatasan langsung dengan laut, kota
dagang pelabuhan, memiliki bnayak peninggalan bangunan bersejarah.
Pada tanggal 09 September 2014 telah dilakukan penandatanganan LOI
kerjasama kota kembar antara Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah Kota Split
oleh kedua Walikota dengan disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Kroasia yang
dilaksanakan di Kota Split, Kroasia. LOI tersebut ditandatangani berdasarkan
semangat kerjasama yang bersahabat, persamaan kedudukan dan saling
menguntungkan. Kedua Walikota mengungkapkan keinginannya untuk dapat
meningkatkan segala bentuk kerjasama dibidang ekonomi, perdagangan, buday,
pendidikan, pariwisata, olahraga, perencanaan daerah, administrasi dan pelatihan
teknik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan. Sebagai
tindaklanjut kedepan sesuai kesepakatan bersama, Walikota Split akan berkunjung ke
Kota Semarang untuk penandatanganan MOU Sister City Semarang-Split.
E. Kerjasama Antar Lembaga: NO LEMBAGA KETERANGAN 1. PT. Kereta Api Indonesia
(persero) v Perjanjian Kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia
(persero) tentang Addendum (Perubahan) Perjanjian No. 205/P/HK/D6/2011-No.590/77 tanggal 20 Juli 2011 tentang Persewaan Tanah Milik PT. Kereta Api Indonesia (persero) Untuk Kolam Polder / Float Control Pengendali Banjir Kali Banger Kota Semarang.
v Luas ± 11,50 Ha terletak di Jalan Ronggowarsito Kel. Kemijen Semarang Timur.
v Harga sewa addendum sebesar Rp. 1.862.520.275 (satu milyar delapan ratus enampulu dua juta limaratus dua puluh ribu dua ratus tujuh puluh lima rupiah)
v Denda keterlambatan sebesar 2 per mil per hari v Jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal 20 Juli 2011 sampai dengan tanggal 19 Juli 2016 2. PT. Kereta Api Indonesia
(persero) v Perjanjian Kerjasama dengan PT. Kereta Api Indonesia
(persero) tentang Persewaan Tanah Milik . Kereta Api Indonesia (persero) Untuk Kolam Polder / Float Control / Pengendalian Banjir di Depan Stasiun Semarang Tawang.
v Luas ± 1,85 Ha terletak di Jalan Taman Tawang Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur.
v Harga sewa untuk 5 (lima) tahun sebesar Rp. 1.528.344.000 (satu milyar lima ratus dua puluh delapan juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah)
v Denda keterlambatan sebesar 2 per mil per hari v Jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal 13 Juli 2014 sampai dengan tanggal 12 Juli 2019
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 2
6.2. KERJASAMA PIHAK KETIGA
Dalam rangka peningkatan dan optimalisasi sumber daya Pemerintah Kota
tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus membangun sinergitas dengan komponen
lainnya, yaitu masyarakat dan swasta. Oleh karena itu, perlu dilakukan kerjasama
pihak ketiga, untuk mengoptimalkan fungsi Pemerintah dalam meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, yang bermuara pada terwujudnya Good Governance,
Dalam konteks ini, Pemerintah Kota Semarang telah membangun kerjasama
dengan pihak ketiga / swasta, baik dalam kaitannya dengan pemberdayaan dan
peningkatan nilai tambah (Value-added) terhadap aset-aset daerah, maupun potensi
pembangunan lainnya. Berbagai kegiatan yang dilakukan antara lain dengan
melakukan perjanjian kerjasama Pemerintah Daerah dengan Pihak Ketiga yaitu :
v Kerjasama Pihak Ketiga NO PIHAK KETIGA KETERANGAN 1. Mulyadi Setiakusuma
Yayasan Klenteng Agung Sam Poo Kong
v Perpanjangan Sewa Menyewa Tanah Milik Pemerintah Kota Semarang Yang Terletak Di Jalan Simongan Raya Sebelah Utara Tempat Ibadah Tri Dharma Klenteng Agung Sam Poo Kong Gedung Batu, Kelurahan Bongsari Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang
v Luas lahan seluas ± 2.792m² (dua ribu tujuh ratus sembilan puluh dua meter persegi) yang digunakan untuk lahan parkir
v Jangka waktu 5 thn ( 20/6/2010 - 19/6/2015 ) v Uang sewa tanah 5 th. sebesar Rp.157.162.432 yang telah
dibayar sebesar Rp. 117.927.141 dengan perincian pembayaran :
I. 12-4-2013 sebesar Rp. 24.494.400,- untuk periode 2010-2011
II. 20-3-2014 sebesar Rp. 93.432.741,- untuk periode 2011-2012, 2012-2013, 2013-2014
Yang belum dibayar sebesar Rp. 39.235.291 dibayar paling lambat 30 September 2014
2. PT.BS Merdeka Sriwijaya
v Nota Kesepahaman Bersama ( Memorandum Of Understanding) Rencana Pembangunan dan Pengelolaan Semarang Expo Center di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
v Jangka waktu 6 (enam ) bulan sejak ditandatangani v Memorandum of Understanding ( MoU ) :
- sebagai dasar untuk melakukan perencanaan awal - pelaksanaan teknis sesuai dgn persyaratan dan
mekanisme seleksi mitra kerjasama - secara hukum tdk menimbulkan hak & kewajiban para
pihak - sebagai penunjukan PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA sebagai “ Pemrakarsa Kerjasama” tetapi tidak merupakan jaminan sebagai pemenang seleksi mitra kerjasama
v Tidak mengikat kedua belah pihak 3. Persatuan Golf Indonesia
(PGI) Jawa Tengah v Perpanjangan Pengelolaan Sementara Tanah dan
Bangunan Lapangan Golf Gombel Semarang dengan cara sewa oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah
v Jangka waktu sewa perpanjangan 3 bulan (23 oktober
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 3
NO PIHAK KETIGA KETERANGAN 2014 – 22 januari 2014)
v Nilai sewa sebesar Rp. 100.000.000,- setiap bulan. v Denda keterlambatan sebesar 1 permil per hari dari nilai
sewa dan maksimal sebesar 5 % dari nilai sewa.
v Kerjasama Dengan Perguruan Tinggi NO PERGURUAN TINGGI TENTANG KETERANGAN 1. DR. Ir. AGUS WIBOWO,
MKom, MSi, MM. SEKOLAH TINGGI ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER SEMARANG ( STEKOM )
Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Maksud : Meningkatkan partisipasi dan peran serta lembaga pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk turut menyelesaikan / memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang.
2. Tujuan : Menerapkan keahlian
bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK ) sesuai dgn disiplin ilmu yang ditekuni berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kebutuhan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup : Kerjasama
Penelitian dan Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Pengabdian Masyarakat dalam rangka Pembangunan Kota Semarang & Penyele-saian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn batas kemampuan, material dan personalia.
4. Jangka waktu 1 tahun (
30/10/2014 -29/10/2015 )
2. ANIS MALIK THOHA, MA, PhD. UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG ( UNISSULA ) SEMARANG
Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Maksud : Meningkatkan partisipasi dan peran serta lembaga pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk turut menyelesaikan / memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang.
2. Tujuan : Menerapkan keahlian
bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK ) sesuai dgn disiplin ilmu yang ditekuni berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kebutuhan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup : Kerjasama
Penelitian dan Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Pengabdian Masyarakat dalam rangka
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 4
Pembangunan Kota Semarang & Penyele-saian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn batas kemampuan, material dan personalia.
4. Jangka waktu 1 tahun (
30/10/2014 -29/10/2015 )
3. WAHYUNING SETYANI,
MSc. Apt SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASANFARMASI“ SEMARANG
Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Maksud : Meningkatkan partisipasi dan peran serta lembaga pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk turut menyelesaikan / memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang.
2. Tujuan : Menerapkan keahlian
bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK ) sesuai dgn disiplin ilmu yang ditekuni berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kebutuhan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup : Kerjasama
Penelitian dan Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Pengabdian Masyarakat dalam rangka Pembangunan Kota Semarang & Penyele-saian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn batas kemampuan, material dan personalia.
4. Jangka waktu 1 tahun (
30/10/2014 -29/10/2015 )
4. WIJAYA, SH. MH. UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 ( UNTAG ) SEMARANG
Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Maksud : Meningkatkan partisipasi dan peran serta lembaga pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk turut menyelesaikan / memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang.
2. Tujuan : Menerapkan keahlian
bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK ) sesuai dgn disiplin ilmu yang ditekuni berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kebutuhan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup : Kerjasama
Penelitian dan Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Pengabdian Masyarakat dalam rangka
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 5
Pembangunan Kota Semarang & Penyele-saian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn batas kemampuan, material dan personalia.
4. Jangka waktu 1 tahun (
30/10/2014 -29/10/2015 )
5. Drs. ERWIN EDI WIBOWO, M.Pd. UNIVERSITAS PANDANARAN ( UNPAND ) SEMARANG
Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Maksud : Meningkatkan partisipasi dan peran serta lembaga pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk turut menyelesaikan / memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang.
2. Tujuan : Menerapkan keahlian
bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK ) sesuai dgn disiplin ilmu yang ditekuni berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kebutuhan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup : Kerjasama
Penelitian dan Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Pengabdian Masyarakat dalam rangka Pembangunan Kota Semarang & Penyele-saian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn batas kemampuan, material dan personalia.
4. Jangka waktu 1 tahun
( 30/10/2014 -29/10/2015
6. DR. Ir. EDI NOERSASANGKO, M.Kom. UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ( UDINUS )
Pembangunan Kota Semarang dan Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi
1. Maksud : Meningkatkan partisipasi dan peran serta lembaga pendidikan tinggi dari berbagai disiplin ilmu untuk turut menyelesaikan / memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Kota Semarang.
2. Tujuan : Menerapkan keahlian
bidang Ilmu Pengetahuan & Teknologi ( IPTEK ) sesuai dgn disiplin ilmu yang ditekuni berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk kebutuhan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup : Kerjasama
Penelitian dan Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan & Teknologi serta Pengabdian Masyarakat dalam rangka Pembangunan Kota Semarang
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 6
& Penyele-saian Permasalahan Faktual Masyarakat yg dilaksanakan sesuai dgn batas kemampuan, material dan personalia.
4. Jangka waktu 1 tahun
(28/03/2014-27/03/2015 7. DR. H. NOOR ACHMAD,
MA. UNIVERSITAS WAHID HASYM SEMARANG
Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi Dan Penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan Utama Dalam Rangka Pembangunan Kota Semarang
Ruang Lingkup : a. Pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang meliputi :
1) Pendidikan, penelitian dan pengembangan
2) Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Pengabdian masyarakat dalam rangka pembangunan Kota Semarang
4) Penyelesaian permasalahan faktual masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan kemampuan, material dan personalia.
b. Penyelenggaraan RSUD Kota Semarang sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.
c. Jangka waktu 1 tahun ( 28/03/2014-27/03/2015
Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Semarang Expo Center sebagaimana
diamanatkan dalam RPJMD tahun 2010-2015 indikasi program tahun 2015, maka
direncanakan Pembangunan Semarang Expo Center tersebut dilaksanakan melalui
kerjasama dengan pihak ketiga. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun
2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah, Peraturan Pemerintah
Nomor 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah berserta
peraturan pelaksanaanya, maka pemanfaatan barang daerah dan kerjasama dengan
badan hukum / pihak ketiga harus dilakukan melalui seleksi / lelang.
Sehubungan dengan rencana Pembangunan Semarang Expo Center tersebut,
maka sudah dilaksanakan kegiatan Fasilitasi Seleksi Kerjasama, dan pada tahun 2014
telah dilakukan MOU dengan PT. BS Merdeka Sriwijaya. MOU tersebut
dimaksudkan memberikan kesempatan pada pemrakarsa untuk menyusun dokumen
perencanaan pembangunan atau dokumen kelayakan yang akan dijadikan bahan
pertimbangan untuk menyusun dokumen seleksi / lelang serta menjadi bahan
persandingan untuk pengambilan kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam
menentukan skema kerjasama Bangun Guna Serah.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 7
Sesuai dengan MOU No. 019.6/264/2014 - No.BSMS/MOU-
SMRG/026/X/2014 tanggal 22 oktober 2014 tentang Nota Kesepahaman Bersama
(Memorandum Of Understanding) Rencana Pembangunan dan Pengelolaan Semarang
Expo Center di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang diharapkan dokumen
perencanaan tersebut diselesaikan oleh pihak pemrakarsa dalam jangka waktu paling
lambat 6 (enam) bulan ke depan sejak MOU ditandatangani tanggal 22 oktober 2014.
Saat ini pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Seleksi Kerjasama masih pada tahap
penyusunan dokumen Kerangka Acuan Kerja yang masih perlu penyempurnaan
terkait dengan hasil kajian kelayakan dari pihak pemrakarsa (PT. BS Merdeka
Sriwijaya).
Sedangkan rencana seleksi kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Taman
Lele tidak bisa direalisasikan karena terkendala peraturan sempadan mata air yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah.
6.3 KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
6.3.1 Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah
Makin maju suatu masyarakat, maka makin beraneka ragam kegiatannya
disertai dengan spesialisasi bidang pekerjaan dan keahlian yang semakin mendalam
dan khusus. Untuk memadukan dan menyelaraskan aktivitas tersebut diperlukan
generalis yang berfungsi sebagai koordinator. Di bidang pemerintahan, juga telah
terjadi spesialisasi bidang-bidang pekerjaan, yang dari waktu ke waktu menjadi
semakin spesifik. Untuk pencapaian tujuan pemerintahan, diperlukan adanya
koordinator untuk mengkoordinasikan instansi vertikal dalam penyelenggaraan
pemerintahan di tingkat daerah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah yang selanjutnya disebut Forkopimda
adalah forum yang digunakan untuk membahas dan menunjang kelancaran
pelaksanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. Anggota Forkopimda
kabupaten/kota terdiri atas pimpinan DPRD, pimpinan kepolisian, pimpinan
kejaksaan, dan pimpinan satuan teritorial Tentara Nasional Indonesia di Daerah.
Namun untuk menjaga harmoni penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah dan
untuk mempermudah koordinasi dalam pelaksanaan tugas umum pemerintahan maka
unsur Forkopimda di Kota Semarang ditambahkan beberapa Instansi Vertikal yang
ada di wilayah Kota Semarang. Penambahan tersebut ditetapkan dalam Keputusan
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 8
Walikota Semarang Nomor 130/1/2010 tentang Pembentukan Forum Koordinasi
Pimpinan Daerah Kota Semarang dengan susunan keanggotaan sebagai berikut :
Ketua : Walikota Semarang
Wakil Ketua : Wakil Walikota Semarang
Sekretaris : Sekretaris Daerah Kota Semarang
Anggota : 1. Ketua DPRD Kota Semarang
2. Kapolrestabes Semarang
3. Komandan Kodim 0733/BS Semarang
4. Kepala Kejaksaan Negeri Semarang
5. Ketua Pengadilan Negeri Semarang
6. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang
7. Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang
8. Ketua Pengadilan Agama Semarang
9. Komandan Lanal Semarang
10. Kepala Satuan Brimob Daerah Jawa Tengah
11. Komandan Yon Arhanudse 15 Semarang
12. Komandan Denpom IV/5 Semarang
13. Komandan Yonif 400/Raider Semarang
14. Kepala Detasemen TNI AU Semarang
15. Kepala Kantor Imigrasi Semarang
16. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang.
Hubungan kerja antar Instansi Vertikal diimplementasikan melalui kegiatan
koordinasi pemerintahan daerah. Kegiatan koordinasi ini merupakan upaya untuk
mencapai keselarasan, keserasian dan keterpaduan baik perencanaan maupun
pelaksanaan tugas serta kegiatan semua Instansi Vertikal, agar tercapai hasil guna dan
daya guna yang sebesar-besarnya.
Dengan demikian kebijakan penyelenggaraan koordinasi dengan instansi
vertikal di daerah diarahkan untuk mensinergikan dan mengoptimalkan pelaksanaan
pemerintahan di daerah yang merupakan proses komunikasi dan interaksi antar
penyelenggara pemerintahan dan instansi vertikal di daerah.
Kegiatan Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah di arahkan kepada upaya
memberikan kontribusi pemikiran dalam rangka penyelesaian permasalahan -
permasalahan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
Adapun pelaksanaan kegiatan koordinasi diselenggarakan melalui :
(a) Rapat Koordinasi,
(b) Nara sumber dalam berbagai forum.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 4 9
(b) Permintaan dan penyampaian data, informasi atau pendapat.
(c) Konsultasi.
Pada tahun 2014 Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah telah beberapa kali
melaksanakan pertemuan formal maupun informal dalam rangka lebih memudahkan
dan mempercepat pengambilan keputusan, mencari formula yang tepat terhadap
berbagai permasalahan yang ada. Melalui kegiatan ini dapat terhimpun segala
informasi dan masukan dari anggota Forkopimda yang memberikan manfaat terhadap
lancarnya penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta dalam rangka menghadapi
kondisi ideologi, sosial politik, sosial budaya, ekonomi dan keamanan.
Adapun kegiatan pertemuan formal atau rapat koordinasi Forkopimda pada
tahun 2014 dilaksanakan sebagai berikut : DATA HASIL KEGIATAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH
KOTA SEMARANG TAHUN 2014
NO HARI / TANGGAL MATERI
1 Rabu 8 Januari 2014
Rapat Koordinasi dan konsolidasi Forkopimda persiapan pelaksanaan kegiatan di Kota Semarang tahun 2014
2 Rabu 15 Januari 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda persiapan kegiatan Festival durian dan pasar imlek semawis 2014
3 Jumat 24 Januari 2014
Rapat Koordiansi Forkopimda terkait penanggulangan dan penanganan korban bencana banjir dan longsor di Kota Semarang
4 Senin 3 Februari 2014
Rapat Koordinasi Forkompinda dalam rangka persiapan kunjungan Menkes RI Tgl 5 Feb, Delegasi Srilanka Tgl 26 Febr dan Acara karnaval SCTV Tgl 22- 23 Febr di Kota Semarang
5
Rabu 12 Februari 2014
Rakor Forkopimda terkait keamanan, ketertiban dan stabilitas wilayah dalam rangka mengurangi angka kejahatan di Kota Semarang
6 Selasa 25 Februari 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda dalam rangka kesiapan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014
7 Senin 3 Maret 2014
Rakor Forkopimda terkait persiapan kunjungan Presiden RI di Kota Semarang pada tanggal 13-14 Maret 2014
8 Senin 10 Maret 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda dalam rangka pengamanan wilayah menghadapi Masa Kampanye Pileg 2014 dan Rapat Final persiapan kunjungan Presiden RI
9 Selasa 18 Maret 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda dalam rangka Persiapan pelaksanaan rangkaian kegiatan HUT Kota Semarang ke 467.
10 Kamis 3 April 2014
Rapat Forkopimda terkait persiapan akhir penyelenggaraan Pileg 2014 tingkat Kota Semarang
11 Kamis 10 April 2014
Rapat koordinasi Forkopimda Semarang dalam rangka persiapan kunjungan Wakil Presiden RI ke Kota Semarang Tgl 24 April 2014
12 Senin 21 April 2014
Rapat koordinasi Forkopimda terkait stabilitas wilayah menyambut hari buruh (May Day) 01 Mei 2014 di Kota Semarang
13 Rabu 30 April 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda persiapapan acara Semarang Night Carnival Tgl 3 Mei 2014 dan Pentas Musik “Yuk Keep Smile” Tgl 4 Mei 2014
14 Selasa 6 Mei 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda Persiapan acara Festival Perahu hias dan lampion di Banjir Kanal Barat tgl 17 Mei 2014
15 Selasa 13 Mei 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda persiapan kegiatan TMMD sengkuyung I tahun 2014 tingkat Kota Semarang
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 0
NO HARI / TANGGAL MATERI
16 Jumat 23 Mei 2014
Rakor Forkopimda dalam rangka persiapan tahapan-tahapan Pilpres 2014 tingkat Kota Semarang
17 Senin 2 Juni 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda terkait pengamanan wilayah dan kamtibmas menjelang Masa Kampanye Pilpres 2014 di Kota Semarang
18 Rabu 11 Juni 2014
Rakor Forkopimda terkait stabilitas wilayah dan persiapan menyambut Bulan Ramadhan 1435 H di Kota Semarang
19 Rabu 18 Juni 2014
Rapat Koordinasi lanjutan Forkopimda Persiapan pengamanan Pelaksanaan Pencoblosan Pilpres 2014 tingkat Kota Semarang
20 Selasa 24 Juni 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda pengamanan dan persiapan kegiatan Dugderan Tahun 2014 tgl 27 Juni
21 Selasa 1 Juli 2014
Rapat Forkopimda terkait kamtibmas dan pengamanan wilayah selama Bulan Ramadan 1436H/2014
22 Selasa 8 Juli 2014
Rapat Forkopimda terkait persiapan terakhir Pilpres 2014 tingkat Kota Semarang dilanjut pemantauan TPS-TPS di Kota Semarang
23 Senin 14 Juli 2014
Rakor Forkopimda Kota Semarang pantauan objek vital dan fasilitas umum terkait kesiapan wilayah di Bulan Ramadhan dan menghadapi Idul Fitri
24 Senin 21 Juli 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda lanjutan terkait persipan menjelang Idul Fitri 1435 H/2014
25 Selasa 5 Agustus 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda terkait persipan pelaksanaan rangkaian kegiatan HUT RI ke 69 tingkat Kota Semarang
26 Kamis 14 Agustus 2014
Rakor Forkopimda terkait persiapan kegiatan Festival layang-layang tingkat Kota Semarang tgl 24 Agustus
27 Rabu 20 Agustus 2014
Rapat Forkopimda terkait pengamanan dan pencegahan pengaruh gerakan ISIS di Kota Semarang
28 Selasa 26 Agustus 2014
Rapat Forkopimda terkait persiapan acara shymponi kota lama 2014 tgl 18 September dan festival kota lama pasar malam sentiling tgl 19 September
29 Selasa 2 September 2014
Rapat Forkopimda persiapan dan pengamanan demo buruh penetapan UMK 2015 di Kota Semarang
30 Senin 15 September 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda persiapan kegiatan peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang tgl 14 Oktober 2014
31 Senin 22 September 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda terkait kesiapan wilayah dan Obvit menghadapi Idul Adha 2014
32 Jumat 26 September 2014
Rakor Forkopimda menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Preside RI 2014-2019 tgl 20 Oktober 2014
33 Jumat 17 Oktober 2014
Rapat Forkopimda terkait persiapan kegiatan Kompas Banjir Kanal Festival 2014 tgl 25 Oktober 2014
34 Rabu 22 Oktober 2014
Rapat Forkopimda terkait persiapan penanggulangan bencana, penyakit DB dan persiapan penilaian Adipura
35 Selasa 28 Oktober 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda terkait Kunjungan Mendagri ke Kota Semarang tgl 29 Oktober
36 Senin 3 November 2014
Rapat Forkopimda terkait penyambutan Menteri Perindustrian tgl 18 November dan Menteri Perdagangan RI tgl 20 November
37 Rabu 12 November 2014
Rapat Koordinasi Forkopimda Kota Semarang persiapan menjelang Natal 2014 dan tahun baru 2015
38 Senin 17 November 2014
Rapat Forkopimda terkait stabilitas wilayah menghadapi dampak rencana kenaikan harga BBM
39 Selasa 25 November 2014
Rapat Forkopimda terkait persiapan kedatangan Presiden RI (RI1) di Kota Semarang tgl 2 Desember 2014
40 Rabu 3 Desember 2014
Rakor Forkopimda terkait rencana kedatangan Wakil Presiden RI (RI2) di Kota Semarang tgl. 4 Desember 2014
41 Kamis 11 Desember 2014
Rakor Forkopimda terkait rencana kunjungan kerja Menteri Perhubungan RI ke Kota Semarang tgl 17 Des 2014
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 1
NO HARI / TANGGAL MATERI
42 Jumat 19 Desember 2014
Rapat Koordinasi Muspinda terkait pengamanan perayaaan Natal th 2014 di Kota Semarang
43 Senin 29 Desember 2014
Rapat Forkopimda terkait pengamanan wilayah menghadapi acara akhir tahun 2014 di Kota Semarang
44 Rabu 8 Januari 2014
Rapat Koordinasi dan konsolidasi Forkopimda persiapan pelaksanaan kegiatan di Kota Semarang tahun 2014
Sumber Badan Kesbangpol Kota Semarang Tahun 2014
Hasil pokok rapat atau pertemuan formal Forkopimda yang dicapai selama
tahun 2014 antara lain :
a. Membangun pemahaman dan persepsi yang sama terhadap kebijakan kebijakan
yang ditempuh dalam rangka mengefektifkan program-program pembangunan
kota yang dilaksanakan, seperti pembebasan tanah untuk pembangunan
infrastruktur kota, keamanan wilayah dan lain-lain.
b. Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan penyelenggaraan
tugas-tugas umum pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang
secara berdaya guna dan berhasil guna.
c. Mengevaluasi dan melakukan penilaian atas intensitas, ekstensitas, situasi dan
kondisi ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam masyarakat serta
merumuskan langkah-langkah strategis, teknis dan taktis yang diperlukan dalam
rangka pengendalian, pencegahan maupun penanggulangan ketentraman dan
ketertiban umum.
d. Menentukan sistem, prosedur dan mekanisme operasional pengamanan
pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan kota guna mewujudkan
stabilitas nasional dan daerah yang mantap dan terkendali serta kondusif.
Selain koordinasi ke samping (horizontal) dan ke bawah, tugas umum
pemerintahan yang bersifat koordinatif juga diselenggarakan secara vertikal, baik
kepada Instansi vertikal di tingkat Provinsi, maupun dengan berbagai Kementerian
teknis terkait. Pelaksanaan koordinasi vertikal ini efektif menjadi sarana pelaksanaan
tugas pembinaan dan pengawasan umum jalannya pemerintahan kota oleh Gubernur
Jawa Tengah dan Pemerintah Pusat, sehingga mampu mengoptimalkan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota. Koordinasi ini juga
merupakan bentuk konkrit hubungan kelembagaan antara Pemerintah Kota Semarang
dengan Instansi Vertikal dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta Pemerintah
Pusat yang harmonis.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 2
6.3.2 KOORDINASI BIDANG PERTANAHAN
Penyelenggaraan urusan pertanahan memerlukan kerjasama dan koordinasi
antara Pemerintah Daerah dengan instansi vertikal khususnya Badan Pertanahan
Nasional. Hal ini khususnya dilihat dari proses kegiatan pengadaan tanah untuk
kepentingan umum.
Pengadaan tanah untuk kepentingan umum diperlukan guna mendorong
percepatan pembangunan daerah dengan berpedoman pada azas Kemanusiaan,
Demokratis dan Berkeadilan. Hal ini dimaksudkan agar tetap menjamin kepentingan
hukum pihak yang berhak.
Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dari tahun ke
tahun terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga dilakukan penyempurnaan dengan terbitnya regulasi yang
mengatur antara lain :
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.2/2013 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
5. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 3
Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
Beberapa kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang
dilaksanakan di Kota Semarang selama Tahun 2014 antara lain:
1. PENGADAAN TANAHUNTUK WADUK JATIBARANG
Pada Tahun 2014 proses pengadaan tanah untuk pembangunan Waduk
Jatibarang adalah guna penyelesaian terhadap 1 (satu) bidang tanah yang
belum sepakat atas harga ganti rugi yang ditawarkan an. Irwan Apriyanto.
Pembayaran tersebut telah dilaksanakan sehingga proses pengadaan tanah
untuk waduk jatibarang telah selesai seratus prosen dengan perincian sebagai
berikut:
NO LETAK TANAH TARGET REALISASI KETERANGAN /
PROGRES KELURAHAN KECAMATAN JML LUAS JML LUAS BID. ( M ²) BID. ( M ²)
1 Kedungpane Mijen 227 1,026,464 227 1,026,464 Selesai 2 Jatibarang Mijen 8 23.115 8 23.115 Selesai
3 Kandri Gunungpati 196 730.055 196 730.055 Selesai
4 Jatirejo Gunungpati 139 462.172 139 462.172 Selesai
JUMLAH TOTAL 570 1.050.771 570 1.050.771 PROSENTASE = 100 %
Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2014.
2. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN / NORMALISASI
KALI TENGGANG
Proses pengadaan tanah untuk pembangunan / normalisasi Kali Tenggang
pada Tahun 2014 belum selesai disebabkan adanya warga yang belum sepakat
dengan harga ganti rugi.
3. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI
(RETARDING POND)
Upaya penyelesaian terhadap proses pengadaan tanah untuk pembangunan
kolam retensi terus dilakukan, antara lain koordinasi dengan pihak-pihak
terkait (Kementerian BUMN, PT. Pelindo III, PT. TMB, Kejaksanaan,
BPKRI, Pemprov Jateng), baik yang di fasilitasi oleh Pemerintah Kota
Semarang maupun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Terakhir melalui rapat koordinasi tanggal 24 Desember 2014, yang dipimpin
oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah dan dihadiri Walikota
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 4
Semarang, PT. Pelindo III, PT. Tanah Mas Baruna, Dinas PSDA & ESDM
Kota Semarang, P2T Kota Semarang, namun belum ada titik temu.
4. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL
BATANG – SEMARANG.
Proses pengadaan tanah guna pembangunan jalan tol Semarang – Batang
sampai dengan Tahun 2014 sementara vakum, menunggu kejelasan dari
Kementrian Pekerjaan Umum. Hal ini disebabkan karena adanya permasalahan
teknis di lapangan. Sesuai surat dari Direktur Teknik Dirjend Bina Marga Tgl.
29-7- 2011 No. TN.01.01-Bt/42yaitu karena terdapat perbedaan ROW dengan
exiting pengukuran bidang yang terkena dilapangan.
Selanjutnya Walikota Semarang melalui surat Nomor : 593/2911 tanggal 10 Juli
2014, telah melaporkan kepada Gubernur Jawa Tengah tentang perkembangan
pengadaan tanah untuk pembangunan Jalan Tol Semarang-Batang, yang intinya
bahwa Penetapan Lokasi Nomor 620/2/2008 Tanggal 3 Januari 2008 dan telah
diperpanjang dengan SK Gubernur Nomor 620/1/2012 Tanggal 10 Januari 2012
sesuai ketentuan Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun 2007 telah
berakhir.Selanjutnya kegiatan Pengadaan tanah dimaksud dimulai kembali
dengan mendasarkan pada UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan Kepentingan Umum.
5. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA
KERETA API (DOUBLE TRACK) LINTAS PEKALONGAN-
SEMARANG.
Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perkeretaapian
memiliki program pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang
menghubungkan Jakarta- Surabaya termasuk di dalamnya melewati wilayah
Kota Semarang, yaitu jalur Pekalongan – Semarang dan Semarang Bojonegoro.
Selanjutnya pada pada tanggal 9 November 2011, telah dilakukan penetapan
lokasi oleh Gubernur Jawa Tengah.
Adapun realisasi kegiatan pengadaan tanah yang dilaksanakan pada Tahun
2014 sejumlah 662 bidang tanah seluas 82.688 M2 senilai Rp. 89.114.899.320,-
dari target 735 bidang.
a. Permasalahan / Hambatan
1) Di Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Utara dan Kelurahan
Tugurejo Kecamatan Tugu masih terdapat beberapa warga/pemilik masih
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 5
belum sepakat dengan harga yang ditawarkan oleh SATKER (permintaan
warga terlalu tinggi)
2) Terhadap Tanah wakaf yang terkena pengadaan tanah belum mendapat
penyelesaian sesuai ketentuan
b. Upaya Penyelesaian
SATKER dan P2T terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada warga
termasuk mekanisme akhir apabila tidak tercapai kesepakatan akan ditempuh
upaya penitipan ganti rugi di Pengadilan (Konsinyasi);
6. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA
KERETA API (DOUBLE TRACK) LINTAS SEMARANG -
BOJONEGORO.
Pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang selanjutnya adalah
Jalur Ganda Lintas Semarang – Bojonegoro. Adapun perkembangan proses
pengadaan tanah yang dilaksanakan selama Tahun 2014 sebagai berikut:
No.
LETAK TANAH
(KELURAHAN)
TARGET REALISASI
KETERANGAN
BIDANG
LUAS (M2)
BIDANG
LUAS (M2) GANTI RUGI
1 Kemijen 14 707,5 6 369 319.385.679
2 bidang yang belum sepakat adalah tanah P.II
2 Tambakrejo 25 1.671 16 981 2.570.106.226 7 bidang yang belum sepakat adalah tanah P.II
3 Tlogomulyo 16 154 - - - Tanah PT.Pertamina meminta ganti lahan
JUMLAH 55 2.553 22 1.350 2.917.407.558 57%
Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2014
a. Perkembangan:
1) Di Kelurahan Tlogomulyo telah dilakukan pembayaran ganti rugi
bangunan / tanaman kepada 16 pemilik, sedangkan tanah milik PT.
PERTAMINA;
2) Di Kelurahan Kemijen 2 bidang belum sepakat status tanah P.II;
3) Di Kelurahan Tambakrejo : 16 sudah bayar, 7 bidang = P.II/TN, 2 bidang
proses pemberkasan.
b. Permasalahan / Hambatan:
1) Di Kelurahan Tambakrejo terdapat 4 bidang dengan status P.II (Tanah
Negara) sehingga belum dapat dilakukan proses pembayaran;
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 6
2) terdapat tambahan 3 bidang A.n Baen Cs (1 bid status HM, 2 Bid Status
P.II/TN);
3) Di Kelurahan Tlogomulyo, PT. Pertamina selaku pemilik tanah meminta
ganti rugi dapat diberikan dalam bentuk ganti lahan.
c. Upaya Penyelesaian
1) Terhadap tanah dengan status P.II (Tanah Negara) penyelesaiannya masih
menunggu petunjuk dari BPN RI,
2) Terhadap bidang tambahan a.n Baen /Purnomo Cs, telah dilakukan
sosialisasi / penjelasan pada Tanggal 4 November 2013 di Ruang Rapat
Asisten Administrasi Pemerintahan. Namun yang bersangkutan masih
minta waktu untuk mempertimbangkan hasil ukur yang telah disampaikan.
3) Selanjutnya telah dilakukan pendekatan secara intensif dari SATGAS,
SATKER guna memperlancar proses pengadaan tanah.
4) Terhadap tanah milik PT. Pertamina akan diselesaikan dengan mekanisme
tukar guling secara langsung antara SATKER dengan PT. Pertamina (di
luar mekanisme P2T).
7. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN PELEBARAN
JALAN KARTINI – JOLOTUNDO – GAJAH
Pengadaan tanah untuk pembangunan dan pelebaran jalan Kartini – Jolotundo –
Gajah terletak di wilayah Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayamsari. Jalan ini
merupakan penghubung antara Jalan Kartini dengan Jalan Gajah dengan target
bidang tanah seluas ± 10.835 M2 yang terdiri dari 99 bidang tanah.
Adapun realisasi pembayaran ganti rugi pada Tahun 2014 sebagai berikut:
No. LETAK TANAH TARGET REALISASI KELURAHAN KECAMATAN BIDANG LUAS BIDANG LUAS BESAR GANTI RUGI
1 SAMBIREJO GAYAMSARI 99 10.835 91 8.509 26.477.736.520 JUMLAH TOTAL 99 10.835 91 8.509 26.477.736.520
Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2014 a. Permasalahan / Hambatan
1) Terdapat 1 bidang tanah yang belum sepakat ( a.n. Karno)
2) Terdapat persoalan tanah Wakaf No. 2 / Sambirejo yang belum dapat
diberikan ganti rugi karena : ada perubahan subyek nadzir dan belum
mendapatkan rekomendasi dari Menteri Agama – BWI
b. Upaya Penyelesaian
1) Terhadap 1 bidang tanah yang belum sepakat ( A.n Karno) dilakukan
pendekatan, namun apabila tidak ada titik temu akan dikonsinyasi;
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 7
2) Terhadap persoalan tanah Wakaf No.2/Sambirejo sedang ditempuh
proses perubahan Nadzir, dan menunggu rekomendasi dari Menteri
Agama – BWI.
8. PENGADAAN TANAH NORMALISASI KALI BERINGIN
Sebagai salah satu usaha Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi
permasalahan banjir yang terjadi di Kota Semarang khususnya di wilayah
Kecamatan Tugu, maka dilaksanakan kegiatan normalisasi Kali Beringin yang
terletak di Kelurahan Mangkang Wetan dan Mangunharjo Kecamatan Tugu.
Adapun target pelaksanaan sejumlah 153 bidang dengan luas ± 67.446 M2,
dengan realisasi pembayaran ganti rugi sampai dengan Tahun 2014 sebesar
Rp.16.612.535.900, - dengan perincian sebagai berikut:
No. LETAK TANAH TARGET REALISASI
KELURAHAN KECAMATAN BIDANG LUAS BIDANG LUAS BESAR GANTI RUGI
1 MANGKANG WETAN TUGU 146 51.315 121 38.020 Rp.16.612.535.900
2 MANGUNHARJO TUGU 7 16.131 0 0 0 JUMLAH TOTAL 153 67.446 121 38.020 Rp.16.612.535.900
Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2014 a. Permasalahan / Hambatan
Terdapat beberapa bidang tanah yang belum sepakat.
b. Upaya Penyelesaian
Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan pendekatan
baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung maupun melalui tokoh
masyarakat setempat.
9. PENGADAAN TANAH EMBUNG HULU KALI BERINGIN
Selanjutnya kegiatan yang terkait dengan normalisasi Kali Beringin adalah
pembuatan Embung Hulu Kali Beringin yang terletak di Kelurahan Ngadirgo
Kecamatan Mijen dan Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan, dengan target
pelaksanaan sejumlah 29 bidang dengan luas ± 48.111 M2.
Pada Tahun 2014 belum dilaksanakan realisasi pembayaran ganti rugi,
pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah masih dalam proses sosialisasi atas hasil
inventarisasi atas tanah/ tanaman/bangunan yang terkena pengadaan tanah serta
pengecekan ulang atas komplain pemilik terhadap pendataan tanah/ tanaman.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 8
10. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN UNDERPASS
JATINGALEH
Pengadaan tanah untuk pembangunan underpass Jatingaleh tahun 214 telah
dilaksanakan sesuai dengan Undang undang nomor 2 tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum. Adapun tahapan
yang sudah dilaksanakan sebagai berikut :
1. Tahapan perencanaan yang dilaksanakan oleh Pengguna Anggaran
2. Tahapan persiapan.
3. Tahapan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja dan BPN.
Tahapan ini adalah tahapan pembayaran ganti rugi dimana pada tahun 2014
sudah terlaksana 59 bidang tanah, sedangkan sisanya akan diselesaikan
pada tahun anggaran 2015.
6.3.3 KOORDINASI BIDANG STATISTIK
1. Kebijakan dan Kegiatan
a. Forum Koordinasi
Koordinasi di bidang Statistik diperlukan dalam rangka meningkatkan
efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Data
statistik yang obyektif dan dapat dipercaya menunjang keberhasilan
perencanaan pembangunan.
b. Materi Koordinasi
Beberapa kegiatan yang dilakukan di bidang statistik dalam rangka
akurasi dan validitas data :
a. Penerbitan buku-buku yang berisi analisis, kajian dan paparan data
statistik;
b. Survei dan sensus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat
(terutama yang dilaksanakan oleh BPS) dengan dukungan dari
Pemerintah Kota Semarang.
c. Instansi Vertikal yang Terlibat
Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota
Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, khususnya pada
Pasal 17 yang menyebutkan bahwa Koordinasi dan kerjasama
penyelenggaraan statistik dilakukan oleh BPS dengan instansi pemerintah
dan masyarakat, di tingkat pusat dan daerah.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 5 9
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Sumber dan Jumlah Anggaran
1) Penerbitan buku-buku
Anggaran berasal dari APBD Kota Semarang dengan jumlah anggaran
untuk tahun 2014 sejumlah Rp. 624.000.000,- dan terserap sejumlah
Rp. 595.620.320,-
2) Survei dan Sensus
Anggaran berasal dari Pemerintah Pusat (APBN)
b. SKPD Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah
1) Penerbitan buku-buku
Bappeda Kota Semarang
2) Survei dan Sensus
Kecamatan dan Kelurahan sebagai petugas lapangan dan kontributor
data serta SKPD lain yang secara teknis terkait langsung dengan survei
dan sensus yang dilaksanakan
c. Jumlah Kegiatan Koordinasi yang dilaksanakan
1) Penerbitan buku-buku
2) Survei dan Sensus
• Survey PPLS (Program Perlindungan Sosial)
• Survey Industri
• Susenas
d. Hasil dan Manfaat Koordinasi
1) Penerbitan buku-buku
Kerjasama dalam penyusunan Buku-buku Statistik yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan di Kota Semarang
sudah dilaksanakan secara rutin tiap tahun dan berlangsung lama. Pada
tahun 2014, buku-buku yang diterbitkan adalah sebagai berikut :
1. Buku Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2013
2. Buku Profil Kependudukan Kota Semarang Tahun 2013
3. Buku IHK dan Inflasi Kota Semarang Tahun 2012/203
4. Buku Kecamatan dalam Angka Tahun 2013
5. Buku Analis Ekonomi Regional Kota Semarang Tahun 2013
6. Buku Indikator Ekonomi Kota Semarang Tahun 2013
7. Buku Indikator Kesra Kota Semarang Tahun 2013
8. Buku Statistik Ketahanan Sosial Kota Semarang Tahun 2013
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 0
9. Buku Saku Kota Semarang Tahun 2013
10. Buku IPM Kota Semarang Tahun 2013
11. Buku Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan Pola Konsumsi
Penduduk Kota Semarang tahun 2013
12. Buku Perhitungan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Kota
Semarang Th. 2013
13. Buku Profil Pertanian Kota Semarang
14. Buku Data & Informasi Perenc. Pembangunan Daerah Th. 2013
2) Survei dan Sensus
• SURVEY PPLS (Program Perlindungan Sosial), up-dating data
kemiskinan
Kegiatan ini lebih mendasarkan pada pemahaman bahwa
penanggulangan kemiskinan dibutuhkan suatu sinergitas dan
keterpaduan secara berkelanjutan sehingga dibutuhkan adanya up-
dating data kemiskinan sebagai bahan dasar perumusan kebijakan
selanjutnya. Koordinasi tersebut dalam rangka mendukung
pelaksanaan pendataan dilapangan dengan melibatkan petugas
dari Kelurahan dan Kecamatan dalam hal :
- Rekruitmen petugas penjaringan yang berasal dari masyarakat
secara langsung ( Karang Taruna, Ketua RT/RW dll ).
- Koordinasi pendataan dan sosialisasi.
Survey PPLS ini bersifat insidentil dan tergantung kebutuhan
Pusat, selama ini sudah dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.
• SURVEY INDUSTRI
Kegiatan ini diarahkan untuk dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan investasi di Kota Semarang, khususnya
disektor industri, yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
kajian lebih lanjut bagi para pelaku usaha untuk berinvestasi
sekaligus dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang
ketenagakerjaan.
• SUSENAS
Kegiatan ini merupakan upaya identifikasi kemandirian
masyarakat dilihat dari kemampuan sektor ekonominya. Dalam
upaya validasinya, telah dilaksanakan pendataan oleh Tim dengan
metode terjun langsung ke masyarakat. Dengan data ini
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 1
diharapkan dapat dirumuskan kebijakan-kebijakan dibidang
perekonomian yang lebih mengarah kepada penguatan program
ekonomi kerakyatan.
e. Tindak Lanjut Hasil Koordinasi
1) Penerbitan buku-buku
Buku-buku yang diterbitkan telah dikirimkan kepada seluruh SKPD
di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Perguruan Tinggi, Instansi
Vertikal di Kota Semarang serta berbagai instansi yang
membutuhkan, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
2) Survei dan Sensus
Data hasil survei dan sensus dikirimkan oleh BPS Kota Semarang
kepada Pemerintah Pusat untuk dilaksanakan kompilasi dengan data
dari daerah lain. Setelah itu, dilakukan analisis atas data yang telah
dikompilasi sebagai bahan penyusunan berbagai kebijakan. Selain itu,
sebagian data hasil survei dan sensus juga digunakan sebagai bahan
kajian dan analisis mengenai kondisi di Kota Semarang yang disajikan
dalam bentuk buku statistik yang diterbitkan oleh Bappeda Kota
Semarang
3. Permasalahan dan Solusi
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam koordinasi bidang Statistik
adalah :
a. Ketergantungan yang cukup tinggi terhadap BPS dalam hal pengumpulan
data potensi daerah, karena terbatasnya sumberdaya yang ada di
lingkungan Pemerintah Kota Semarang dalam pengumpulan data secara
mandiri.
b. Sebagai instansi vertikal, BPS memiliki penjenjangan organisasi sampai
ke tingkat pusat, sehingga beberapa keputusan membutuhkan waktu yang
cukup lama, karena menunggu adanya keputusan resmi dari BPS Pusat.
Untuk mengatasi permasalahan pada koordinasi bidang statistik, solusi yang
ditempuh adalah :
a. Mempererat kerja sama dan peningkatan koordinasi dengan BPS untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.
b. Membuat komitmen/perjanjian sementara dengan BPS Kota Semarang
apabila terdapat keputusan yang perlu segera diambil, dengan ketentuan
bahwa apabila komitmen/perjanjian tersebut nantinya tidak sesuai dengan
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 2
yang diputuskan oleh BPS Pusat, maka yang menjadi acuan adalah
keputusan BPS Pusat.
6.4 PENEGASAN BATAS WILAYAH
Penegasan batas wilayah merupakan suatu kegiatan yang penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/ kota. Melalui penegasan batas
ditetapkan batas otorita dari masing-masing daerah.Sehingga tercipta stabilitas dan
sinergitas hubungan antara dua wilayah yang berbatasan.Penetapan batas wilayah
dalam hal ini diartikan sebagai upaya penetapan dan penegasan batas baik antara
kelurahan, kecamatan maupun dengan Kabupaten/Kota tetangga.Penegasan batas
juga bermanfaat guna meminimalisir kemungkinan munculnya permasalahan di
wilayah perbatasan.
6.4.1 Penegasan Batas Antar Daerah
Secara geografis, Kota Semarang berbatasan dengan 3 (tiga) daerah, yaitu
Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal. Adapun panjang
garis batas Kota Semarang dengan daerah yang berbatasan sebagai berikut:
- Dengan Kabupaten Semarang ± 18,05 Km
- Dengan Kabupaten Demak ± 34,63 Km
- Dengan Kabupaten Kendal ± 44,61 Km
Kegiatan penegasan batas daerah Kota Semarang dengan Kabupaten
berbatasan pada Tahun 2014 ini adalah penggantian brass tablet pilar batas daerah
antara Kota Semarang dengan Kabupaten Demak sejumlah 25 pilar. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengurutkan penomoran pilar sesuai kesepakatan hasil rapat yang
difasilitasi oleh Kementrian Dalam Negeri.
Adapun batas daerah Kota Semarang dengan Kabupaten yang berbatasan
sampai dengan saat ini masih menunggu penetapan/ diterbitkannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri.
6.4.2 Batas Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Semarang
Pelaksanaan penegasan batas wilayah administrasi kecamatan dimulai Tahun
2010 dengan kegiatan pemetaan batas kecamatan. Selanjutnya pada Tahun 2011
dilaksanakan pemasangan pilar sejumlah 40 buah. Kegiatan ini dilanjutkan pada
Tahun 2012 dengan pemasangan sejumlah 27 pilar. Pada Tahun 2013, Jumlah pilar
yang dipasang 27 pilar ditambah dengan yang dipasang oleh Badan Informasi
Geospasial sejumlah 10 pilar. Adapun pemasangan pilar pada Tahun 2014 sejumlah
26 pilar tersebar di 3 Kecamatan yaitu Semarang Tengah, Semarang Utara dan
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 3
Semarang Timur. Sehingga secara keseluruhan jumlah pilar pada tahun 2014 adalah
130 pilar.
Rencana Perapatan pilar batas wilayah administrasi kecamatan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015 adalah Semarang Selatan, Gayamsari, Genuk,
Tembalang dan Candisari.
6.5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA
Kondisi wilayah Kota Semarang memiliki kondisi geografis, geologis,
hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang
disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan.
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana mempunyai tujuan untuk
memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat atas
ancaman bencana, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Perlindungan diberikan kepada masyarakat atas ancaman bencana alam, bencana non
alam dan bencana sosial. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan bencana
dilaksanakan dengan serangkaian upaya meliputi kegiatan mitigasi bencana,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab dan
wewenang Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yang dilaksanakan secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Penyelenggaraan pencegahan dan
penanggulangan bencana dilaksanakan dengan memperhatikan hak masyarakat yang
antara lain mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, mendapatkan
pelindungan sosial, mendapatkan pendidikan dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
Sebagai landasan hukum dan pedoman pencegahan dan penanggulangan
bencana adalah Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (BPBD). Dalam Undang – Undang tersebut diamanatkan
untuk membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota, di Kota Semarang BPPD dibentuk melalui Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Susunan dan Tata Kerja BPBD Kota
Semarang.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 4
Pemerintah Kota Semarang melalui BPBD Kota Semarang telah
menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan bencana yaitu :
1) Usaha mengurangi risiko bencana melalui penyadaran dan peningkatan
kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana. Upaya ini ditempuh
dengan cara membentuk Kelurahan Sadar Bencana (KSB) sebanyak 16
Kelurahan kemudian masyarakat di Kelurahan tersebut diberikan informasi
pemetaan rawan bencana, pelatihan dan simulasi penanganan bencana. Sehingga
apabila terjadi bencana yang tidak diinginkan masyarakat telah mampu untuk
bertindak secara cepat dan tepat guna mengurangi resiko yang lebih besar.
2) Kesiapsiagaan bencana, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna. Upaya ini ditempuh dengan cara menyiapsiagakan
Tim Reaksi Cepat BPBD dan relawan yang tergabung dalam Posko
Penanggulangan Bencana. Tim dan relawan selama 24 jam siap siaga untuk
memantau, menerima laporan masyarakat dan melakukan tindakan pertama
setiap muncul kejadian yang diakibatkan oleh bencana. Upaya lain dalam
meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, telah dilaksanakan
gladi lapang penanganan bencana yang diikuti oleh seluruh instansi pemerintah
maupun relawan yang berkompeten terhadap penanganangan bencana yaitu
BPPD Jawa Tengah, BPPD Kota Semarang, Kantor Basarnas Semarang, Kodim
0733 BS, SAR Polretabes Semarang, SAR Brimob Daerah Jateng, Relawan PMI,
Relawan Ubaloka dan unsur masyarakat serta SKPD Pemerintah Kota Semarang
yang berkaitan dengan kebencanaan. Dengan adanya gladi lapang ini masing-
masing unit organisasi telah mengetahui langkah pertama yang dapat dijalankan
secara sistematis dan terpadu apabila terjadi bencana.
3) Pada saat terjadi bencana yang ditetapkan oleh Kepala Daerah, maka masa
tanggap darurat bencana diberlakukan. Pada masa tanggap darurat ini
dilaksanakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi
dan penyelamatan. Selama tahun 2014 telah ditetapkan oleh Walikota Semarang
sebanyak 4 kali, yang terdiri dari 5 titik daerah bencana banjir dan tanah longsor.
4) Setelah masa tanggap darurat maka tahap selanjutnya adalah rehabilitasi
bencana, yaitu serangkaian kegiatan perbaikan dan pemulihan aspek kebutuhan
dasar masyarakat korban bencana sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 5
wajar aspek kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Rehabitasi
pasca bencana dilaksanakan melalui pemberian bantuan sosial baik berupa uang
maupun barang kepada masyarakat korban bencana dan kegiatan SKPD yang
difokuskan kepada aspek kebutuhan dasar korban bencana.
Berikut adalah data penerima bantuan sosial akibat bencana tahun 2014 :
DATA PENERIMA DANA BANTUAN SOSIAL AKIBAT BENCANA TAHUN 2014
No Sasaran Waktu
Penyerahan Jumlah
Penerima Jumlah Dana
(Rp) 1 Lempongsari, Gajahmungkur Februari 1 orang 5.000.000
2 Ngemplak Simongan Februari 3 orang 9.000.000
3 Lempongsari,Jomblang,Tinjomoyo Maret 3 orang 13.000.000 4 Bansos 96 kk April 96 orang 279.000.000
5 Sarirejo Mei 1 orang 6.000.000
6 Kalicari Juli 3 orang 9.000.000 7 Penggaron Lor Agustus 3 orang 18.000.000
8 Tanjung Mas September 4 orang 7.000.000
9 Tanjung Mas September 1 orang 3.500.000
10 Krobokan,Tanjungmas,Sendangguwo Oktober 3 orang 10.000.000 11 Bandarharjo,Kuningan Oktober 31 orang 34.750.000
12 Krobokan,Jagalan Nopember 8 orang 40.000.000
13 Rejosari Nopember 3 orang 17.500.000 14 Candi Desember 2 orang 8.500.000
15 Sarirejo Desember 2 orang 16.000.000
16 Bansos 11 kk Desember 11 orang 55.000.000
17 Rejomulyo,Krapyak Desember 2 orang 8.000.000 18 Rowosari,Tanjungmas Desember 2 orang 10.000.000
JUMLAH 179 orang 549.250.000
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Nomor 2008 tentang Pendanaan
dan Pengelolaan Bantuan Bencana, Pemerintah daerah dapat menyediakan dana siap
pakai dalam anggaran penanggulangan bencana yang berasal dari APBD yang
ditempatkan dalam anggaran BPBD. Dana siap pakai yang dimaksud tersebut adalah
dana yang selalu tersedia dan dicadangkan oleh Pemerintah untuk digunakan pada
saat tanggap darurat bencana sampai dengan batas waktu tanggap darurat berakhir.
Sehingga penggunaan dana siap pakai hanya dapat digunakan setelah ada pernyataan
bencana dari Kepala Daerah pada masa tanggap darurat bencana.
Dana tidak terduga dipergunakan pada masa kedaruratan, rehabilitasi,
rekonstruksi, pertolongan darurat serta untuk membantu masyarakat korban bencana.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 6
Berikut adalah data bencana yang ditetapkan dengan surat pernyataan
Walikota Semarang pada tahun 2014.
DATA BENCANA ALAM DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 (DITETAPKAN DENGAN SURAT PERNYATAAN BENCANA OLEH
WALIKOTA SEMARANG)
NO TANGGAL KEJADIAN LOKASI JENIS
BENCANA TAKSIRAN KERUGIAN KETERANGAN
1. 24-01-2014 Kec. Ngalian Banjir dan Tanah Longsor
Rp. 34.399.282 Pekerjaan tanah dan Kisdam sungai Plumbon
2. 24-01-2014 Kec. Ngalian Banjir dan Tanah Longsor
Rp. 47.141.625 Pekerjaan tanah dan Kisdam sungai Bringin
3. 24-01-2014 Kec. Gunungpati
Banjir dan Tanah Longsor
Rp. 89.475.598 Pekerjaan tanah dan Kisdam sungai Trangkil
4. 24-01-2014 Kec. Pedurungan
Banjir dan Tanah Longsor
Rp. 20.000.000 Pekerjaan Jembatan Gantung Gemah
5. 21-02-2014 Kec. Gunungpati
Banjir dan Tanah Longsor
Rp. 175.514.000 Perbaikan bahu jalan Sampangan-Gunungpati
Peristiwa bencana non alam yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Sedangkan bencana sosial yaitu bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh
manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan teror. Pada tahun 2014 peristiwa bencana non alam tersebut tidak
terjadi di wilayah Kota Semarang.
6.6 PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN
UMUM
Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum merupakan bagian dari
tugas-tugas umum pemerintahan yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembangunan kota dan pelayanan umum yang dilaksanakan. Mewujudkan
ketenteraman dan ketertiban umum yang efektif juga sangat terkait dengan penegakan
hukum yang tegas dan konsisten.
Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang
memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukan
kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. Untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan secara berkisinambungan, ketentraman dan ketertiban umum
merupakan kebutuhan dasar dalam melaksanakan pelayanan kesejahteraan
masyarakat.
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 7
Arah dan kebijakan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di
Kota Semarang ditujukan kepada penegakan hukum, kepastian hukum dan budaya
hukum serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam mentaati hukum.
Tujuan dari penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di Kota Semarang
adalah mewujudkan kondisi daerah yang aman, tentram dan tertib serta guna
menciptakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
yang kondusif.
Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum dilaksanakan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja dibentuk dengan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 10
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Semarang. Tugas dan fungsinya dijabarkan pada Peraturan Walikota Semarang
Nomor 35 Tahun 2012 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Satuan polisi Pamong
Praja. Sesuai dengan peraturan tersebut Satuan Polisi Pamong Praja memiliki tugas
pokok dalam Penegakan Peraturan Daerah/Peraturan Walikota dan
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan
masyarakat.
Dalam menjalankan tugasnya Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang
dapat bekerja sama dengan Polrestabes Semarang. Kerjasama sebagaimana dimaksud
didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati
dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hirarki dan kode etik
profesi dan birokrasi. Sebagai dasar kerjasama tersebut adalah “Kesepakatan Bersama
Menteri Dalam Negeri dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor
119/1527SJ tahun 2002, No Pol b/2300/VII/2002 tentang Kerjasama Pembinaan
Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Pemeliharaan Keamanan
dan Ketertiban Masyarakat.
Fokus utama penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban adalah penegakan
Peraturan Daerah (Perda), Kota Semarang memiliki Perda yang mengandung sanksi
sebanyak 54 buah. Penegakan perda diutamakan kepada perda yang volume
pelanggaranya tinggi serta mempunyai nilai strategis yang pelanggaranya berdampak
secara langsung keapada kepentingan umum. Perda yang telah ditegakan tersebut
antara lain :
a. Perda Kota Besar Semarang Tanggal 10 Februari 1956 Tentang Pemberantasan
Pelacuran di Jalan Dalam Kota Besar Semarang.
b. Perda Kotamadya Dati II Semarang No. 15 Tahun 1981 Tentang Peraturan
Penghijauan/pertamanan Dalam Wilayah Kota madya Dati II Semarang
c. Perda Kota Semarang No. 10 Tahun 2000 Tentang Pengaturan Pasar
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 8
d. Perda Kota Semarang No. 11 Tahun 2000 Tentang Pengaturan dan Pembinaan
Pedagang Kaki Lima
e. Perda Kota Semarang No. 1 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan dan Retribusi
Parkir di Tepi Jalan Umum
f. Perda Kota Semarang No. 13 Tahun 2006 Tentang Pengendalian Lingkungan
Hidup
g. Perda Kota Semarang No. 1 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
di Kota Semarang
h. Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2007 Tentang Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner
i. Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan
j. Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2009 Tentang Bangunan Gedung
k. Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2009 Tentang Pengawasan dan Pengendalian
Minuman Beralkohol
l. Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan
m. Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel
n. Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran
o. Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan
p. Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame
q. Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2011 Tentang Pajak Air Tanah
r. Perda Kota Semarang No. 20 tahun 2011 tentang Ijin Gangguan
s. Perda Kota Semarang No. 22 tahun 2011 tentang Ijin Penyambungan Jalan
Masuk
t. Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum di Kota
Semarang
u. Perda Kota Semarang No. 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha di Kota
Semarang
v. Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Tertentu di Kota
Semarang
w. Perda Kota Semarang No. 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
x. Perda Kota Semarang No. 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Reklame
y. Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah
Dampak yang dihasilkan dari penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum adalah sebagai berikut :
L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 4
h a l | 5 6 9
a. Terselenggaranya sosialisasi Perda-perda melalui himbauan langsung,
pengawasan dan pembinaan dilapangan oleh setiap unit Patroli Polisi Pamong
Praja kepada sasaran tertentu sebagai objek tugas Polisi Pamong Praja,
menjadikan pelanggaran Perda pada basis-basis tertentu khususnya di daerah
Pusat Kota Semarang semakin berkurang.
b. Terkendalinya situasi ketenteraman dan ketertiban serta penegakan Perda pada
setiap acara-acara pelaksanaan kegiatan-kegiatan Pemerintah Kota Semarang dan
Instansi / Lembaga lainnya di Kota Semarang, baik dalam acara Ceremonial,
Hari Besar Keagamaan, Hiburan, Olah Raga dan sebagainya.
c. Terlaksananya peningkatan frekuensi pengawasan dan penertiban pada ruas-ruas
jalan protokol di Kota Semarang baik pada pagi hari, siang dan malam hari
bahkan pada hari – hari libur tertentu, menjadikan pertumbuhan PKL,
Gelandangan Pengemis, dan PSK sementara semakin berkurang dan dapat
ditekan seminimal mungkin.
d. Peningkatan kerjasama dengan masyarakat dan Instansi terkait khususnya
Polrestabes Semarang dalam kegiatan-kegiatan pengawasan, pembinaan dan
penertiban menambah kekuatan dan kemampuan Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Semarang di lapangan, memperkecil resiko yang tidak diinginkan antara
lain adanya komplain dan bentrok dilapangan antara petugas dan objek/sasaran
penertiban, dan lebih menjamin objektifitas tindakan karena lebih selektif
berdasarkan informasi/keterangan sebelumnya yang diterima dari berbagai pihak
sebagai hasil kerjasama yang baik.
e. Menjaga disiplin dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, khususnya Peraturan Daerah, juga sebagai bentuk
komitmen kuat untuk mewujudkan Kota Semarang yang aman, nyaman, dan
tertib yang selaras dengan upaya besar menarik penanaman modal asing dan
domestik ke Kota Semarang sehingga membuka kesempatan kerja baru bagi
masyarakat.