bab vi . penutup

5
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH | 2011 PENUTUP | BAB VI - 1 BAB VI PENUTUP KESIMPULAN A. Air Bersih Kebutuhan air bersih di Kabupaten Bangka Tengah baru terpenuhi 72,46 % berasal dari berbagai sumber antara lain sumur gali, sumur pompa, sumur bor, dan perlindungan air hujan. Sekitar 23,25 % masih menggunakan air sungai. Kebutuhan air dari PDAM belum bisa menjangkau keseluruhan penduduk Kabupaten Bangka Tengah. Total layanan PDAM baru menjangkau 4,23 % penduduk kabupaten Bangka Tengah. Sebagian penduduk memanfaatkan air minum kemasan/isi ulang dari depot air minum untuk memenuhi kebutuhan air minumnya. B. Limbah Cair Tingkat kesadaran masyarakat akan air bersih sudah cukup baik, sekitar 83,39 % sudah memilik jamban. Keluarga yang tidak memiliki jamban sebesar 16,61 %, sebagian besar masyarakat tersebut buang air besar sembarangan (BABS) di kebun, sungai, dipinggir pantai dan WC helikopter. Dari data kepemilikan jamban yang memenuhi syarat kesehatan hanya mencapai 61,40 %. Bila dilihat cakupan perdesa masih ada 49,12 % desa yang memiliki jamban < 80 %. Di Kabupaten Bangka Tengah belum ada saranan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) untuk melakukan sedot tinja dari septi tank masyarakat. Sehingga kemungkinan pencemaran lingkungan sangat tinggi karena tidak pernah dikuras. Keluarga yang memiliki saluran pembungan air limbah di Kabupaten Bangka Tengah sebesar 84,47 %. Dari jumlah tersebut yang memenuhi syarat (MS) sebesar 40,28 %, yang tidak memenuhi syarat sebesar 44,19 %. Keluarga yang tidak memliki sarana SPAL pembuangan disalurkan ke kebun, halaman belakang rumah, sungai dan saluran drainase. Kabupaten Bangka Tengah belum memiliki master plan/outline plan limbah cair skala kabupaten. C. Persampahan Layanan persampahan di Kabupaten Bangka Tengah masih sangat terbatas. Sampai saat ini pengelolaan persampahan baru menangani 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, dan Kecamatan Sungai selan dengan jangkauan pelayanan persampahan masih difokuskan di ibukota kecamatan, kawasan pasar/komersial dan pelabuhan. Ini dikarenakan sarana dan prasarana penunjang untuk pengangkutan sampah

Upload: syahrul-anwar

Post on 30-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

buku putih sanitasi bangka tengah

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Vi . Penutup

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH | 2011

PENUTUP | BAB VI - 1

BAB VI

PENUTUP

KESIMPULAN

A. Air Bersih

Kebutuhan air bersih di Kabupaten Bangka Tengah baru terpenuhi 72,46 % berasal

dari berbagai sumber antara lain sumur gali, sumur pompa, sumur bor, dan perlindungan air

hujan. Sekitar 23,25 % masih menggunakan air sungai. Kebutuhan air dari PDAM belum bisa

menjangkau keseluruhan penduduk Kabupaten Bangka Tengah. Total layanan PDAM baru

menjangkau 4,23 % penduduk kabupaten Bangka Tengah. Sebagian penduduk

memanfaatkan air minum kemasan/isi ulang dari depot air minum untuk memenuhi kebutuhan

air minumnya.

B. Limbah Cair

Tingkat kesadaran masyarakat akan air bersih sudah cukup baik, sekitar 83,39 %

sudah memilik jamban. Keluarga yang tidak memiliki jamban sebesar 16,61 %, sebagian

besar masyarakat tersebut buang air besar sembarangan (BABS) di kebun, sungai, dipinggir

pantai dan WC helikopter. Dari data kepemilikan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

hanya mencapai 61,40 %. Bila dilihat cakupan perdesa masih ada 49,12 % desa yang

memiliki jamban < 80 %. Di Kabupaten Bangka Tengah belum ada saranan instalasi

pengolahan lumpur tinja (IPLT) untuk melakukan sedot tinja dari septi tank masyarakat.

Sehingga kemungkinan pencemaran lingkungan sangat tinggi karena tidak pernah dikuras.

Keluarga yang memiliki saluran pembungan air limbah di Kabupaten Bangka Tengah sebesar

84,47 %. Dari jumlah tersebut yang memenuhi syarat (MS) sebesar 40,28 %, yang tidak

memenuhi syarat sebesar 44,19 %. Keluarga yang tidak memliki sarana SPAL pembuangan

disalurkan ke kebun, halaman belakang rumah, sungai dan saluran drainase. Kabupaten

Bangka Tengah belum memiliki master plan/outline plan limbah cair skala kabupaten.

C. Persampahan

Layanan persampahan di Kabupaten Bangka Tengah masih sangat terbatas. Sampai

saat ini pengelolaan persampahan baru menangani 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan

Koba, Kecamatan Lubuk Besar, dan Kecamatan Sungai selan dengan jangkauan pelayanan

persampahan masih difokuskan di ibukota kecamatan, kawasan pasar/komersial dan

pelabuhan. Ini dikarenakan sarana dan prasarana penunjang untuk pengangkutan sampah

Page 2: Bab Vi . Penutup

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH | 2011

PENUTUP | BAB VI - 2

masih sangat minim seperti truck sampah, tempat penampungan sementara. Kesadaran

masyarakat untuk memilah sampah dan tidak membuang sampah sembarangan masih

sangat kurang. Di Kabupaten Bangka Tengah sudah memiliki TPA yang berlokasi di desa

Kulur Kecamatan Lubuk Besar seluas 32,45 Ha dioperasikan secara sanitary/controlled

landfill. TPA ini cakupan pelayanan saat ini baru kecamatan Lubuk Besar dan Kecamatan

Koba. Sebagian besar penduduk Kabupaten Bangka Tengah masih membuang sampah

di pinggir jalan, sungai, parit, kolam, dibakar serta perbatasan pemukiman sekitar 90,72

%. Dalam masa mendatang, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mencanangkan

pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Regional di Desa Jelutung,

Kecamatan Namang, dengan luas area 40 Ha. Rencana tersebut sudah tertuang dalam

dokumen Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Bangka Tengah. Belum memiliki

masterplan/outline plan persampahan skala kabupaten.

D. Drainase

Sebagian besar wilayah di kabupaten Bangka Tengah belum terlayani oleh sistem

jaringan drainase, terutama pada kawasan yang berada jauh dari poros jalan utama. Dengan

demikian, tingkat pelayanan jaringan drainase berbeda antar wilayah di Kabupaten Bangka

Tengah. Dikabupaten Bangka Tengah sebagian besar terutama di kawasan permukiman

sudah memilki jaringan drainase yang diperkeras sederhana dan konvensional. Jaringan

drainase fungsinya masih tergabung antara pembuangan limpahan air hujan dan limbah

rumah tangga. Sistem drainase di wilayah perdesaan, lazimnya terlihat hanya pada poros

jalan utama desa. Meskipun tidak sepenuhnya terlayani oleh jaringan drainase, namun

permasalahan yang timbul (sebagai akibat rendahnya coverage area jaringan drainase)

seperti banjir dan genangan jarang dijumpai. Kecuali Desa Kurau, Desa Penyak, Desa

Guntung yang selalu menjadi langganan genangan tapi bukan diakibatkan buruknya sistem

drainase, melainkan akibat lokasi permukiman yang terlalu rendah sehingga rentan terhadap

air pasang/rob. Pembangunan saluran dan drainase di kabupaten Bangka Tengah sejak 2006

hingga 2010 sepanjang 22.250 meter yang pada umumnya berlokasi di wilayan perdesaan,

yang berupa drainase jalan desa dan saluran pembuangan. Sebagian besar masyarakat yang

tidak memilki drainase, limpahan air hujan dan limbah rumah tangga di alirkan ditanah-tanah

kosong yang berada di belakang rumah sehingga membentuk kubakan-kubakan genangan

air limbah.

Daerah Genangan air terjadi pada daerah tertentu apabila curah hujan tinggi.

Genangan tersebut dengan ketinggian genangan > 30 cm dan tidak berlangsung lama.

Genangan ini terjadi akibat buruknya drainase yang ada. Pemeliharaan jaringan

drainase oleh masyarakat sangat kurang. Masyarakat masih sering menimbun material

Page 3: Bab Vi . Penutup

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH | 2011

PENUTUP | BAB VI - 3

bangunan (pasir, batu gunung) di saluran drainase, tanpa ada upaya kemudian untuk

menormalisasi kembali. Belum memiliki masterplan drainase lingkungan untuk skala

kabupaten.

REKOMENDASI

A. Air Bersih

Pihak yang terkait dengan air minum terutama PDAM harus lebih memperluas dan

meningkatka layanan air bersih baik dari segi kualitas dan kuantitas. Terutama pada daerah

daerah pesisir atau daerah nelayan yaitu Desa Kurau Timur, Desa Kurau Barat, Desa Batu

Belubang, Desa Sungai selan, Keterlibatan masyarakat dan pihak swasta perlu ditingkatkan

dalam penyediaan air bersih.

B. Air Limbah

Pembangunan di bidang sanitasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan

kebersihan dengan tujuan tingkat kesehatan masyarakat meningkat. Dari permasalahan yang

ada ada beberapa hal yang perlu menjadi bahan rekomendasi kedepan dalam pembangunan

di bidang sanitasi :

a. Sarana jamban yang di gunakan Tanki Septic bagi masyarakat sesuai dengan standard

kesehatan

b. Bagi daerah yang tergenang air dibuat sistem MCK plus.

c. Segera di buat instalasi pembuangan limbah tinja yang di kelola oleh SKPD yang

menangani air limbah dan lingkungan yang dilengkapi dengan SOP (Standar Operating

Procedure)

d. Segera dlakukan dialog kepada pihak yang terkait termasuk masyarakat yang akan

dibangun IPLT, pihak pemerintah serta pengusaha kuras WC terhadap rencana tindak

dan aturan hukum yang di gunakan.

e. Kepada pihak pengusaha yang mengelola IPLT segera dipersiapkan aturan hukum oleh

Pemerintah Daerah.

f. Daerah yang sering tergenang air akibat banjir pasang laut (ROB) segera dipikirkan

alternatif apa yang cocok untuk pengolahan limbah cair baik greey water atau black

water.

g. Menggakkan hukum dan sangsi bagi siapa saja yang merusak atau mencemari

lingkungan sesuai dengan aturan yang ada.

Page 4: Bab Vi . Penutup

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH | 2011

PENUTUP | BAB VI - 4

C. Persampahan

Penerapan layanan persampahan perlu ditingkatkan dengan menambah fasilitas peralatan

sampah yang ada, sumber daya manusianya serta program piranti lunak. Sebagai bahan

rekomendasi ke depan dalam meningkatkan layanan persampahan adalah :

1. Mengevaluasi kembali wilayah untuk layanan persampahan dan menghitung kembali

jumlah sampah yang ada untuk dapat melengkapi peralatan yang ada.

2. Perlu melibatkan pihak swasta dalam pengolahan persampahan agar sampah yang ada

dapat bermanfaat dan mendapat nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.

3. Sampai saat ini TPA Kulur masih baru dalam pemanfaatannya. Yang kurang adalah

layanan persampahannya termasuk mobil pengangkut sampah, Tempat Penampungan

Sementara (TPS), gerobak sampah, motor sampah dan sumber daya manusianya.

4. Rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah untuk membangun TPA

Regional di Desa Jelutung Kecamatan Namang segera direalisasikan. Ini dilakukan agar

pelayanan persampahan terutama di wilayah kecamatan Pangkalan Baru dan sekitarnya

dapat dilaksanakan. Pembuangan akhir ke TPA Kulur sangat jauh, karena jarak yang

ditempuh ± 50 Km.

5. Untuk daerah Kecamatan Sungai selan segera dipikirkan alternatif layanan persampahan

untuk menghindari dan mencegah masyarakat dalam membuang sampah sembarangan.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan pemukiman serta

mendorong keterlibatan dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sarana dan

prasarana persampahan

7. Penerapan sanksi terhadap pelanggar ketentuan pembuangan sampah perlu ditegakkan,

sehingga pengelolaan sampah secara intensif baik oleh pemerintah maupun masyarakat

dapat terwujudkan.

D. Drainase

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun dan memprioritaskan program penanganan

bidang drainase di Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut :

1. Segera ditentukan lay out sistem jaringan sungai/drainse sesuai klasifikasi

cathment area dan sub sistemnya

2. Segera di tetapkan land use, dengan pertimbangan keadaan hidrotopografi dan resiko

banjir

3. Segera menata/memanfaatkan rawa-rawa yang ada sebagai penampung air hujan (kolam

retensi) dan menerapkan aturan hukum agar daerah-daerah tersebut tidak dilakukan

timbunan untuk pembangunan fisik.

4. Kelembagaan dalam penanganan pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Page 5: Bab Vi . Penutup

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH | 2011

PENUTUP | BAB VI - 5

5. Didalam penanganan pengendalian banjir, air limbah dan persampahan dilakukan secara

terpadu dengan sektor terkait.

7. Mengoptimalisasi sistem yang ada, rehabilitasi/pemulihan saluran drainase yang ada,

pengembangan dan pembangunan baru untuk daerah – daerah yang belum ada

drainase.

8. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, dunia usaha serta melibatkan

peran serta masyarakat dalam penanganan drainase.