bab vi pengendalianumpan balik

Upload: asriadi-awaluddin

Post on 05-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    1/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   1

    Proses

    d

    m y

    BAB VI

    PENGENDALIAN UMPAN BALIK

    Prinsip sistem pengendalian umpan balik adalah mengukur variabel proses

    kemudian melakukan koreksi melalui perubahan manipulated variabel   (MV) bila

    nilai variabel proses (PV) tidak sesuai dengan yang diinginkan. Logika kerjanya alat

     pengendali baru melakukan tindakan setelah gangguan memberikan akibat pada

     proses. Ciri utama adanya umpan negatif , artinya jika nilai variabel berubah terdapat

    umpan balik yang melakukan tindakan memperkecil perubahan itu.

    6.1 Konsep Pengendalian Umpan Balik

    Suatu proses kimia secara umum ditunjukkan gambar 6.1a, memiliki output

    (y), potensial disturbance atau gangguan (d) dan manipulated variabel (m), sehingga

    tujuan pengendalian proses dilakukan untuk menjaga nilai output (y) tetap pada suatu

    nilai yang diinginkan ( setpoint ).

    Gambar 6.1 Diagram Blok Sistem Proses

    Gambar 6.1 b menggambarkan langkah pengendalian umpan balik pada sistem

     proses. Aksi pengendali umpan balik akan mengendalikan ouput tersebut dengan cara

    mengukur, membandingkan, mengevaluasi dan mengoreksi. Adapun langkah-langkah

    sebagai berikut :

    ProsesFinal ControlElement

    Controller

    MeasurementVariabel

    md

    cε +

    -

    Controller mechanism

    ysp

    ym

    y

    (a)

    (b)

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    2/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   2

    m y−= spyε 

    Pengendali Unit Kendali

    Akhir

    Unit

    Pengukuran

    Plant

    (sistem Proses)Setpoint   Variabel

    Prosese c m y

    ym 

    ys

     

    Ganggu

     d

    1.  Mengukur nilai output menggunakan perangkat pengukur yang sesuai. Nilai yang

    ditunjukkan oleh sensor pengukur dinotasikan sebagai ym.2.  Membandingkan nilai output hasil pengukuran (ym) dengan nilai output yang

    diinginkan (ysp) “ setpoint ”. Hasil perbandingan berupa penyimpanan atau error  

     Nilai penyimpanan ε  disampaikan ke pengendali utama (main controller ).

    Pengendali utama kemudian mengubah nilai manipulated variabel   (m) dengan cara

    tertentu untuk memperkecil penyimpanan ε. Controller   tidak mengubah nilai m

    secara langsung, tetapi melakukannya melalui peralatan yang disebut elemen

     pengendali akhir ( final control element ).

    Sistem pengendalian umpan balik, baik manual maupun otomatis dapat

    dilukiskan dengan diagram blok pada gambar 6.2.

    Gambar 6.2 Diagram Blok Proses Pengendalian Umpan Balik

    Keterangan :

    e = sinyal error  c = sinyal kendali

    m = manipulated variabel

    y = variabel prosesym = sinyal pengukuran

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    3/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   3

    Kelebihan pengendalian umpan balik

    •  Dapat mengantisipasi gangguan baik yang terukur maupun tidak.

    •  Tidak perlu mengetahui perilaku sistem secara tepat.

    •  Bersifat tegar (robust ) yaitu tahan terhadap perilaku perubahan sistem proses.

    Kekurangan pengendalian umpan balik

    •  Tindakan koreksi nilai variabel proses (PV) baru terjadi setelah gangguan

     berpengaruh pada sistem proses, artinya nilai PV telah berubah.

    •  Dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem.

    • 

    Pada gangguan terus menerus, proses dapat tidak mencapai kondisi mantap.

    Contoh 6.1 sistem pengendalian tangki pemanas.

    Gambar 6.3 Sistem Pengendalian Temperatur Tangki Pemanas

    Sistem proses yang ditinjau adalah pemanas cairan dalam tangki berpengaduk,

    seperti pada gambar 6.3. Sasaran operasionalnya mengendalikan temperature cairan

    dalam tangki. Cairan dimasukkan ke dalam tangki dengan laju alir volumetric Fi

    (m3/jam) pada temperature Ti

    oC. Pada saat yang sama cairan dialirkan keluar tangki

    dengan laju alir F dan temperature T. Cairan dalam tangki diaduk, sehingga

    temperaturnya homogen (T dalam tangki = T cairan keluar : Tm = T). Pengendali

     berfungsi mempertahankan temperature cairan sebesar Tm. Jika temperature yang

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    4/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   4

    PengendaliUnit Kendali

    Akhir  (Kran)

    Termokopel(U.Pengukur) 

    PlantTangki Pemanas

    Setpoint   VariabelProses

    e c m y

    ym 

    ys

     

    Ganggu 

    d

    dideteksi sensor/indicator (Tm) berbeda dengan temperature yang diinginkan (Ts),

     pengendali akan mendeteksi adanya perbedaan temperature (error/galat) yang diberi

    notasi ε sebesar

    ε = Ts - Tm ……………………………………………………. (6-1)

    dimana :

    Ts = Temperatur yang diinginkan

    Tm = Temperatur yang terdeteksi sensor

    Ketika pengendali mendeteksi suatu galat, maka akan segera memerintahkan

     pemanas untuk menambah atau mengurangi pemasok panas agar dapat memperkecil

    galat. Jika nilai pengubahan pemasok panas tersebut sebanding (proporsional) dengan

    nilai galat, berarti sistem pengendalian tersebut bekerja dengan model pengendali

     proporsional. Pemanas yang dipakai dapat berupa pemanas listrik atau dapat juga

     berupa koil pemanas yang menggunakan kukus sebagai medium pemanas. Apabila

     pemanas listrik yang digunakan, maka elemen pengendali akhir berupa transformator

    yang mengatur atau mengubah kuat arus yang mengalir pada elemen pemanas

    tersebut. Apabila kukus yang dipakai sebagai medium pemanas, maka elemen

     pengendali akhir (alat kendali) tersebut berupa kran (valve).

    Untuk lebih memahami rangkaian sistem pengendalian tangki pemanas , pada

    gambar 6.3 digambar dalam bentuk diagram blok seperti ditunjukkan pada gambar

    6.4 berikut. 

    Gambar 6.4 Rangkaian Pengendali Tangki Pemanas

    Pada gambar secara sekilas menunjukkan bahwa suatu sistem pengendali proses

    melibatkan beberapa komponen penyusun sistem, antara lain :

    •  Proses = Tangki pemanas

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    5/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   5

    GC GF

    Gm

    GPe c mT

    Tm 

    Ts 

    Gd

    d

    •  Sensor temperature = Termometer / termokopel

    • 

    Pengendali

    •  Komperator = Peralatan yang membandingkan Tm dan Tr

    •  Elemen pengendali akhir = kran

    Setiap komponen sistem pengendali dapat dianalisis secara tersendiri, seperti

    halnya pada proses. Umumnya kelima komponen inilah yang menyusun sistem

     pengendali yang sering dihadapi pada praktek. Untuk memahami rangkaian kelima

    sistem pengendali ini, sistem pengendali pada gambar digambar ulang dalam bentuk

    diagram blok pada gambar 6.5

    Gambar 6.5 Diagram Blok Rangkaian Pengendali Tangki Pemanas

    Keterangan :

    GC = Fungsi transfer pengendali

    GV = Fungsi transfer elemen pengendali akhir

    GP = Fungsi transfer proses

    Gm = Fungsi transfer sensor

    GD = Fungsi transfer gangguan

    Penggambaran rangkaian sistem pengendali proses dalam bentuk diagram blok

    dimaksudkan untuk memudahkan analisa baik logika cara bekerjanya maupun

    interaksi masing-masing komponen penyusun sistem pengendali tersebut. Logika

    cara bekerja sistem pengendali yang diilustrasikan dalam bentuk diagram blok

    gambar 6.5 dapat diterangkan sebagai berikut.

    Masukan pada sistem tersebut Ts dan Gd. Ts merupakan harga variabel yang

    dikehendaki, sedangkan Gd variabel gangguan. Pada saat Gd mempengaruhi Gp,

    variabel yang dikendalikan berubah. Keluaran proses dideteksi sensor Gm yang

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    6/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   6

    memberikan keluaran Tm. Harga Tm ini dibalikkan ke alat pengendali Gc. Masukan

     pengendali berupa error (ε) yang harganya Ts – Tm. Harga ε  dideteksi alat yangnamanya komperator kemudian didistribusi sebagai masukan pengendali yang

    selanjutnya akan mengaktifkan elemen pengendali akhir GF melakukan tindakan.

    Dari uraian di atas dapat dirangkumkan pengertian sistem pengendalian umpan balik

    sebagai berikut.

    Pada sistem pengendali umpan balik, tindakan pengendali baru terjadi apabila

     pengendali menerima masukan error yang merupakan selisih antara harga variabel

    yang diinginkan dan harga variabel yang dibalikkan dari proses.

    6.2 Fungsi Transfer Loop Tertutup

    Pengendali merupakan rangkaian peralatan elektronik seperti halnya computer.

    Suatu pengendali dapat bekerja apabila mempunyai masukan yang sesuai dengan

    karakteristik pengendali tersebut, yaitu berupa masukan berupa arus (karena

    komponen-komponen pengendali berupa peralatan elektronik).

    Besaran-besaran proses kimia jarang terukur dalam bentuk arus listrik. Sebelum

    menjadi masukan pengendali besaran-besaran ini harus ditransfer bentukan terlebihdahulu menjadi besaran arus dengan menggunakan peralatan tranduser atau

    converter. Setelah mengalami transfer bentuk barulah dapat dijadikan masukan

     pengendali. Sebagai arus standar yang digunakan adalah 4 – 20 mA. Berikut ini akan

    dijelaskan masing-masing variabel pengendali.

    •  Masukan

    Masukan pengendali berasal dari variabel yang dikendalikan dan  set point  (harga

    variabael yang dikehendaki). Set point   ditentukan operator dengan cara

    memasukkan harga yang diinginkan ke pengendali. Variabel yang dikendalikan

     berasal dari proses, misalnya temperature, kecepatan aliran, tekanan, dan

    sebagainya. Besaran ini dideteksi oleh sensor, kemudian diubah tranduser

    menjadi besaran arus. Selisih antara  set point   dan variabael yang dikendalikan

    dinamakan error  (galat) yang selanjutnya menjadi masukan pengendali. Masukan

    ini, biasanya dikonversikan menjadi arus 4 – 20 mA.

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    7/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   7

    2)-...(6......................................................................(s)x

    (s)y(s)G =

    •  Keluaran

    Apabila alat pengendali menerima masukan berupa error   (ε), pengendali akanmemberikan respon yang disebut keluaran yang selanjutnya akan mengaktifkan

    elemen pengendali akhir. Keluaran pengendali selain dinyatakan sebagai besaran

    arus 4-20 mA juga dapat dinyatakan dalam persen keluaran. Arus 4 mA ekivalen

    dengan keluaran 0%, sedangkan 20 mA ekivalen dengan 100%.

    •   Error  (ε)

     Error   adalah penyimpangan variabel yang dikendalikan dengan  set point . Pada

    sistem pengendali galat dinyatakan dalam satuan arus atau persen.

    Fungsi transfer (transfer function) menyatakan hubungan matematika atau hasil

    transfer bentuk laplace fungsi keluaran terhadap fungsi masukan dalam bentuk

    variabel simpangan. Secara umum fungsi transfer menghubungkan dua variabel yaitu

    masukan dan keluaran (respon).

    Gambar 6.6a. Proses Gambar 6.6b. Diagram Blok Proses

    Tanda anak panah yang menuju kotak fungsi G (s) menunjukkan variabel

    masukan, sedangkan variabel anak panah yang keluar kota menunjukkan keluaran

    atau respon. G (s) merupakan fungsi transfer yang mengoperasikan operates fungsi

    transfer masukan x (s) guna menghasilkan keluaran y (s). Diagram blok digunakan

    untuk menyederhanakan dan memudahkan analisis yang komplek.

    Fungsi transfer dapat dituliskan sebagai berikut :

    Keterangan :

    G (s) = fungsi transfer

    x (s) = transfer bentuk masukan dalam bentuk variabel deviasi (simpangan)

    y (s) = transfer bentuk respon (keluaran) dalam bentuk variabel simpangan

    Prosesx (t)

    Input

    y (t)

    OutputG (s)

    x (s) y (s)

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    8/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   8

    3)-(6........................................................ (s)x.(s)Gy(s) 

    Keluaran

    maka (s)x

    (s)y(s)G

    2)-(6 persamaanDari

    =

    =

    Gc Gf

    Gm

    GPe c my

    ym 

    ysp 

    Gd

    d

    Fungsi transfer dapat digunakan untuk menganalisis perilaku dinamis suatu

    sistem. Contoh suatu sistem mempunyai masukan berupa fungsi x(t) dengan bentuklaplace x(s), respon sistem dapat dituliskan sebagai berikut.

    y(s) dicari inversinya (L-1  y(s)) akan diperoleh y(t) yang merupakan respon

    sistem.

    Fungsi transfer pengendalian umpan balik (loop tertutup) pada gambar 6.5 dan

    gambar berikut.

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    9/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   9

    ( )( )

    5%x100%420

    10,79,9−=

    −−=ε 

    ( )( )

    %4%100300440

    379384=

    −−

    =  x

    4)-......(6....................y(s).mGp.Gf.Gc.G1

    Gp.Gf.Gc d(s).

    mGp.Gf.Gc.G1

    Gd y(s)

    m.y(s)Gp.Gf.Gc.G-sp(s)Gp.Gf.Gc.yGd.d(s)y(s)

    ++

    +=

    +=

    Respon : y(s) = Gd.d(s) + Gp.m(s)= Gd.d(s) + Gp.Gf.c(s)

    = Gd.d(s) + Gp.Gf.Gc.ε 

    = Gd.d(s) + Gp.Gf.Gc.(ysp(s) – ym(s))

    = Gd.d(s) + Gp.Gf.Gc.(ysp(s) – Gm.y(s))

    Untuk dapat lebih memahami pengertian masing-masing variabel berikut ini

    diberi beberapa contoh :

    1.  Suatu pengendali mempunyai range 4–20 mA.Pengesetan arus diinginkan 9,9 mA

    dan variabel terukur 10,7 mA,

    Beapa besarnya error  dalam mA dan %?

    •  ε  = (Asp – Am ) = 9,9 – 10,7 = -0,8 mA

    •  ε  = (Asp – Am)/(Span) * 100%

    2.  Pengendali digunakan untuk mengendalikan temperature pada range 300–440oC,

    sedang set point 384oC. Berapa % error jika temperaturnya terukur 379

    oC?

    •  E = (Tsp– Tm)/(Span) * 100%

    3. 

    Suatu alat pengendali digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor dari 140rpm – 600 rpm secara linear. Signal pengendali berupa arus 4 – 20 mA.

    •  Berapa arus yang dikeluarkan oleh alat pengendali jika motor berputar dengankecepatan 310 rpm.

    •  Berapa % keluaran alat pengendali untuk menggerakkan motor?

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    10/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   10

    ( )( )mA9,91

    rpm/mA28,75rpm140310mA4rpm310 padaArus   =−+=

    ( )( )Minimum NilaiMaksimum Nilai

    Minimum Nilai N NilaiMinimum Nilai N Nilai

    −−

    +=

    ( )x100%

    Span

    Minimum Nilai N Nilaikeluaran%

      −=

    ( )( )

    43,7%x100%mA420

    mA49,91akan) bukaan(ger %   =

    −−

    =

    Penyelesaian :

    •  Konversi = (Span kecepatan)/(Span Arus)

    ( )( )

    rpm/mA28,75mA4-20

    rpm140600=

    −=  

    maka :

    Arus pada 310 rpm, menggunakan interpolasi.

    •  % keluaran alat pengendali untuk menggerakkan motor

    6.3 Respon Pengendali Diskontinyu6.3.1 Alat pengendali (on-off ) dua posisi

    Pengendali yang paling dasar adalah mode on-off   atau sering disebut metode

    dua posisi. Jenis pengendali on-off  ini merupakan contoh dari mode pengendali tidak

    terus menerus (diskontinyu). Mode ini paling sederhana, murah dan seringkali bisa

    dipakai untuk mengendalikan proses-proses yang penyimpanannya dapat ditoleransi.

    Keluaran pengendali hanya memiliki dua kemungkinan nilai, yaitu nilai maksimum

    (100%) dan nilai minimum (0%). Sebagai contoh adalah pengendali temperature

    ruangan dengan memakai AC, setrika listrik menggunakan sakelar temperature.

    Respon Pengendali :

    •  Hanya memiliki dua nilai keluaran, maksimum (100%) atau minimum (0%).

    •  Selalu terjadi cycling (perubahan periodic pada nilai PV)

    •  Cocok dipakai untuk respon PV yang lambat

    •  Tidak cocok jika terdapat waktu mati.

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    11/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   11

    y

    PV

    SV

    0%

    100%u

    Gambar 6.7. Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi air.

    Mekanisme pengendali ini mudah difahami bila ditinjau pengatur tinggi air

    dalam tangki. Air dalam tangki secara terus menerus dikeluarkan dengan laju tetap.

    Apabila permukaan air turun melebihi titik acuan R, maka sensor tinggi air akan

    memberi sinyal bahwa terjadi penurunan permukaan air melebihi batas. Sinyal ini

    masuk ke pengendali dan pengendali memerintah pompa untuk bekerja. Dengan

     bekerjanya pompa, air akan masuk ke tangki dan permukaan air akan naik kembali.

    Pada saat tinggi air tepat mencapai R pompa berhenti.Akibat terjadi pengosongan

    tangki, dan proses di atas berulang lagi. Dengan demikian pompa akan selalu mati-

    hidup secara periodic seiring dengan perubahan tinggi permukaan air. Peristiwa ini

    disebut cycling  atau osilasi.

    Gambar 6.8. Osilasi pada variabel proses (PV)

    Keterangan gambar 6.8 :

    y = Sinyal pengukuran tinggi air

    R

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    12/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   12

    u = Sinyal kendali ke pompa

    Secara matematik,

    <>=0e0%;0e100%; u

    Pengendali On-Off dengan Histeresis

    Untuk mencegah osilasi terlalu cepat pada pengendalian on-off  dua posisi, perlu

    dibuat lebih dari satu batas yaitu batas atas (BA) dan batas bawah (BB). Adapun

    langkah pengerjaan pengendalian on-off dengan hysterisis :

    •  Dibuat lebih dari satu batas atas (BA) dan batas bawah (BB)

    •  Batas atas adalah batas tertinggi variabel proses saat naik.

    •  Batas bawah adalah batas terbawah variabel proses saat turun.

    •  Lebar celah antara

    •  BA dan BB disebut celah diferensial (differential gap), daerah netral, atau

    histerisis . 

    •  Fungsi celah diferensial adalah untuk memperlambat periode-periode cycling .

    Gambar 6.9. Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi airdengan celah diferensial.

    Dengan adanya dua titik acuan (batas), maka terdapat daerah netral yang berada

    di antara dua titik acuan. Jika permukaan air berada pada daerah netral, terdapat dua

    kemungkinan. Pertama, bila air sedang turun maka pompa tidak bekerja, karena

     permukaan air masih di atas batas bawah. Kedua, bila permukaan air sedang naik

    maka pompa sedang bekerja, karena permukaan air di bawah batas atas.

    BA

    BB

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    13/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   13

     

    Gambar 6.10 Pengendali dua posis pada proses pengendalian tinggi air dengancelah differensial.

    (a) Osilasi pada variabel proses (PV)

    (b) Keluaran pengendali

    Pengendali dua posisi mencatu energi atau massa ke dalam proses dengan

     bentuk pulsa-pulsa, sehingga menimbulkan osilasi atau cycling  pada variabel proses.

    Amplitudo cycling  bergantung pada tiga factor, yaitu :

    • 

    Konstanta waktu proses,

    •  Waktu mati, dan

    •  Besarnya perubahan beban.

    Amplitudo osilasi menjadi kecil jika konstanta waktu proses besar, waktu mati

     pendek, atau perubahan beban proses kecil.

    y

    BA

    BB

    100%

    0 %

    u

    BA BB

    0%

    100%

    uDaerah Netral

    (a)(b)

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    14/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   14

    6.3.2 Pengendali tiga posisi

    Pada proses yang memiliki konstanta waktu relative kecil, osilasi yang terjadimakin besar. Keadaan ini dapat mempercepat kerukan peralatan dan sistem proses.

    Untuk proses demikian lebih baik memakai pengendali tiga posisi jika waktu mati

    cukup besar.

    Kelebihan pengendali tiga posisi :

    •  Memiliki tiga nilai keluaran, yaitu 0% - 50% - 100%.

    •  Hasil pengendalian lebih halus dibanding dua posisi.

    Gambar 6.11 Keluaran pengendali tiga posisi

    Ya = Batas atas

    Yb = Batas bawah

    R = Setpoint  

    Kelebihan pengendali dua posis dan tiga posisi

    •  Perancangan mudah,

    •  Murah, dan

    •  Terpercaya

    Kekurangan

    • 

    Terjadi fluktuasi pada variabel proses, terutama bila perubahan beban cukup

     besar.

    Variasi dari pengendali diskontinyu telah banyak dibuat dengan tujuan untuk

    memperbaiki kinerja pengendali dengan tetap memiliki keunggulan.

    ryb

    ya

    0%

    50%

    100%u

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    15/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   15

    6.4 Respon Pengendali Kontinyu

    Pada pengendali kontinyu keluarannya terue menerus (kontinyu), dimana setiap

    menerima masukan error (ε), pengendali memberikan keluaran pada range nilai 0%

    sampai 100% yang sebanding dengan error. Pengendali kontinyu yang biasa

    digunakan adalah jenis proporsional (P), proporsional-integral (PI) dan proporsional-

    integral-derivatif (PID).

    6.4.1  Pengendali Proposional

    Proporsional adalah persen perubahan sinyal kendali sebanding dengan

     persen perubahan sinyal pengukuran. Dengan kata lain sinyal kendali merupakan

    kelipatan sinyal pengukuran. Respon proporsional merupakan dasar pengendali

    PID. Pemakaian pengendali proporsional selalu menghasilkan offset. Offset

     berarti pengendali mempertahankan nilai PV pada suatu harga yang berbeda

    dengan  setpoint . Offset muncul dalam usaha pengendali mempertahankan

    keseimbangan massa dan/atau energi. Pengendali proporsional hanya dapat

    digunakan untuk proses yang dapat menerima offset . Faktor kelipatan disebut

     gain pengendali (Kc). Pengendali proporsional sebanding dengan error-nya.

    •  Persamaan matematika :

    5)-.(6............................................................UoKc.U   +=   ε   

    dengan,

    U = Keluaran pengendali (sinyal kendali),

    Kc = Proportional gain (gain pengendali) 

    ε  = Error (SP – PV)

    Uo = bias, yaitu nilai sinyal kendali saat tidak ada error (ε = 0)Istilah gain pengendali biasanya dinyatakan dalam  proportional band   (PB)

    6)-......(6............................................................Kc

    100 PB =  

    Harga PB berkisar 0 – 500.

    PB pada dasarnya menunjukkan persentasi rentang PV yang dapat

    dikendalikan atau range error  maksimum sebagai masukan pengendali yang dapat

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    16/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   16

    menyebabkan pengendali memberikan keluaran dengan range maksimum.

    Semakin sempit  proportional band, offset semakin kecil yang sesuai dengan proses dengan kapasitas besar, waktu mati kecil sehingga dapat memakai

     proportional band yang sempit.

    Tanggapan loop terbuka pengendali proporsional

    Gambar 6.12 Respon Pengendali Proporsional

    6.4.2  Pengendali Proporsional- Integral

    Penambahan fungsi aksi integral pada pengendali proporsional adalah

    menghilangkan offset   dengan tetap mempertahankan respons. Pada pengendali

     proporsional-integral sistem pengendali cenderung mudah osilasi, sehingga PB

     perlu lebih besar.

    •  Persamaan pengendali PI

    ∫   −++= )76.........(.......................................... Uodt i Kc

     KcU    ε τ 

    ε   

    dengan :

    τi = waktu integral (integral action) 

    Aksi integral merespons besar dan lamanya error . Aksi integral dapat

    dinyatakan dalam menit per-pengulangan (= waktu integral) atau pengulangan

     per-menit (konstanta integral). Respon loop terbuka pengendali proporsional-

    integral (PI) pada gambar 6.13

    Persamaan :

    Kcε 

    ε 

    Sinyal kendali (u)

    Error (ε)

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    17/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   17

    τi τi

    Kc.ε 

    Kc.ε Sinyal Kendali

    (MV)

    Pengukran (PV) Setpoint

    8)-(6.................... permenit)an(pengulangintegralKonstanta

    i

    1 Ki   ==

    τ 

     

    Gambar 6.13 Respon loop terbuka Pengendali Proporsional-Integral (PI)

    Catatan :

    •  Waktu integral tidak boleh lebih kecil disbanding waktu mati proses sebab valve

    akan mencapai batas sebelum pengukuran (PV) dapat dibawa kembali ke setpoint .

    •  Ketika aksi integral diterapkan pada sistem pengendalian yang memiliki error  

    dalam waktu yang lama, misalnya proses batch, maka aksi integral akan

    mengemudikan sinyal kendali kea rah keluaran maksimum menghasilkan integral

    resr wind-up atrau ke arah minimum (integral reset wind-down).

    6.4.3  Pengendali Proporsional-Integral - Derivatif

    Kelambatan akibat aksi integral dapat dihilangkan dengan menambah aksi

    aksi derivative pada pengendali proporsional integral (PI) sehingga menghasilkan

     jenis pengendali proporsional-integral-derivatif (PID). Aksi derivarif bertujuan

    mempercepat respons perubahan PV dan memperkecil overshoot , namun sistem

    ini sangat peka terhadap gangguan bising (noise). Sistem ini sangat cocok pada

     proses yang memiliki konstanta waktu jauh lebih besar dibanding waktu mati,

     penambahan aksi derivative dapat memperbaiki kualitas pengendalian, namun

    tidak dapat digunakan pada proses dengan waktu mati dominant, penambahan

    aksi derivative dapat menyebabkan ketidakstabilan, sebab adanya keterlambatan

    (lag ) respons pengukuran.

    •  Persamaan standar pengendali proporsional-integral-derivatif (PID)

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    18/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   18

    9)-(6.......................................Uo

    dt

    dd.Kc..

    i

    Kc Kc.U   +++= ∫

      ε τ ε 

    τ 

    ε  dt   

    dengan :

    τd = waktu derivative (menit)

    c = 0,632 b

    derivatif waktuKonstantaa

     ba d

    a

     ba gainDerivatif 

     x  

         +=

    +=

    τ  

    Gambar 6.14 Respons steep loop terbuka pengendali (PID)

    Sifat-sifat pengendali proporsional-integral-derivatif (PID) yaitu tanggapan

    cepat dan amplitude osilasi kecil (lebih stabil), tidak terjadi offset   dan peka

    terhadap noise.

    Sinyal pengukuranSetpoint  

    Konstanta waktu derivatifSinyal kendali

    P

    τi

    a

     bc

    D

    I

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    19/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   19

    6.4.4  Pengendali Proporsional - Derivatif

    Pengendali proporsional-derivatif (PD) banyak menimbulkan masalah

    sehingga model pengendali ini hamper tidak pernah dipakai di industri karena

    kepekaan terhadap noise  dan tidak sesuai untuk proses dengan waktu dominan.

    Model pengendali PD sesuai untuk proses multikapasitas, proses batch dan proses

    lain yang memiliki tanggapan lambat.

    •  Persamaan standar pengendali proporsional-derivatif (PD)

    10)-(6.......................................Uodt

    d

    d.Kc.Kc.U   ++=

      ε 

    τ ε   

    c = 0,632 b

    derivatif waktuKonstantaa

     ba d

    a

     ba gainDerivatif 

     x 

      

        +=

    +=

    τ 

     

    Gambar 6.15 Respons steep loop terbuka pengendali (PD)

    Pengendali proporsional derivative (PD) tanggapan cepat terhadap respons

    dengan overshoot kecil namun sangat peka terhadap noise.

    6.5 Kestabilan dalam Sistem Tertutup (Umpan Balik)

    6.5.1 Umpan Balik Negatif

    Sinyal pengukuranSetpoint

    Konstanta waktu derivatifSinyal kendali

    Pa

     bc

    D

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    20/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   20

    Terdapat dua macam umpan balik yang mungkin dalam loop  pengendalian

     proses, yaitu positif   atau negative. Umpan balik akan menyebabkan proses tidakseimbang dan terjadi ketidakstabilan. Jika pengendalian suhu digunakan untuk

    memanaskan aliran proses, maka laju pemanasan akan bertambah jika suhu aliran

     proses di atas  setpoint .Sebaiknya, laju pemanasan berkurang jika suhu aliran proses

    di bawah  setpoint .  Loop  dengan umpan balik posistif akan menyebabkan variabel

     proses berada pada satu posisi dari dua posisi ekstrim yang mungkin.

    Umpan balik negative bekerja untuk mencapai keseimbangan. Jika suhu

    (variabel proses) terlalu tinggi, laju pemanasan (manipulated variable) dikurangi.

    Aksi ini bersifat berlawanan dengan arah variabel proses. Gambar 6.16menunjukkan

    aliran informasi dalam loop  umpan balik. Perlu dicatat, dalam gambar 6.16 Blok

    elemen kendali akhir dan transmitter tidak digambarkan, semata-mata untuk

     penyederhanaan.

    Pada gambar 6.16 sistem pengendalian hanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu

    sistem proses dan pengendali. Transmiter dan elemen kendali kendali akhir sudah

    termasuk dalam proses. Sinyal kendali adalah representasi dari manipulated variable 

    dan sinyal pengukuran adalah representasi dari variabel proses.

    Tanda negative pada titik penjumlahan antara variabel proses dan  setpoint  

    menunjukkan bahwa pengendali dari jenis reverse-acting   (R) atau increase-decrease

    (I/D). Aksi ini diperlukan untuk umpan balik negative sebab gangguan yang masuk

     proses berlawanan tanda dengan manipulated variabel . Dari gambar 6.16, variabel

     proses akan bertambah jika manipulated  variabel bertambah, dan akan berkurang jika

     beban bertambah.

    Fungsi pengendali adalah untuk mengatasi gangguan atau perubahan beban. Inidapat dicapai dengan membuat nilai gain pengendali (Gc) sebesar mungkin. Jika Gc

    kecil, maka diperlukan error   (e) yang besar untuk mengemudikan manipulated

    variabel (u) agar sesuai dengan perubahan beban. Sebaliknya, jika Gc terlalu besar,

    maka perubahan kecil pada error , akan terjadi perubahan besar pada manipulated

    variabel (u), yang bias jadi tidak sebanding dengan besar perubahan beban. Jika ini

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    21/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   21

    terjadi, variabel proses dapat mengalami osilasi terus menerus. Oleh sebab itu,

    terdapat batas nilai Gc agar proses tetap stabil.

    Gambar 6.16 Pengendali memanipulasi manipulated variable (u) untuk mengatasi

    gangguan (w) dan mengembalikan error ke nol

    6.4.2 Osilasi dalam loop tertutup

    Osilasi dalam loop  tertutup terjadi bila sejumlah energi diumpanbalikkan pada

    saat yang tepat sedemikian hingga dapat mengatasi rugi-rugi sistem. Hal ini terjadi

     jika dipenuhi syarat berikut.

    •  Umpan balik memiliki beda fase, φ = -360o, dengan sinyal masukan 

    •  Gain total sistem pengendalian, G = 1, pada periode osilasi 

    Bila salah satu syarat di atas tak dipenuhi, ada dua kemungkinan.

    •  Terjadi osilasi teredam jika, φ = -360o  dengan G1. 

    Berhubung dalam sistem pengendalian umpan balik telah terjadi beda fase

    sebesar -180o  pada bagian pembanding (antara  setpoint   dan variabel proses), maka

    osilasi akan terjadi bila pergeseran fase oleh pengendali (φc) dan sistem proses (φs)

    sebesar -180o dengan  gain  total (Gc + Gps) sama dengan satu. Dapat disimpulkan,

    osilasi dalam loop tertutup terjadi jika, pada osilasi,

    12)-6.........(........................................ 1 Gps Gc

    11)-(6.................................................180-  ps c o

    =+

    =+   φ φ  

    Gc Gps

    Gw

    Beban

    w

    Variabel proses

    y

    Manipulated

    variabel

    yError

    ε Setpoint

    r +

    -

    +

    -

    Bagian sistem prosesBagian pengendali

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    22/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   22

    Peristiwa osilasi kontinyu pada sistem pengendali proses dapat dijelaskan pada

    gambar 6.17. Sistem proses mendapat masukan dari manipulated   variabel (u) danmemberi keluaran sebagai variabel proses (y). dalam sistem proses, sinyal keluaran

    mengalami pergeseran fase (akibat keterlambatan) sebesar φ ps. Keluaran (y) setelah

    dibandingkan dengan  setpoint   masuk ke pengendali. Dalam unit pengendali, sinyal

    kendali mengalami pergeseran fase sebesar φc. Sinyal kendali yang telah mengalami

     pergeseran fase masuk ke elemen kendali akhir akhir untuk memanipulasi variabel

    masukan proses (manipulated variabel). Akhirnya antara masukan proses semula dan

    hasil manipulasi yang telah tergeser fasenya mengalami interfensi. Proses demikian

    terus menerus berlangsung. Dan jika antara energi yang hilang dan yang ditambahkan

    sama besar serta terjadi interfensi saling menguatkan, maka variabel proses akan

    mengalami osilasi kontinyu.

    Pada osilasi terendam, amplitude variabel proses semakin lama semakin kecil

    dan akhirnya hilang. Waktu yang diperlukan hingga tidak terjadi osilasi, bergantung

     pada beda fase dan gain totalnya.

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    23/30

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    24/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   24

    Gc Gv Gp Gt = 0,5 ………………………………….................................. (6-13)

    Dengan G adalah  gain, indeks c,v,p,t berturut-turut menunjukkan pengendali,

    elemen kendali akhir, proses dan transmitter.

    Dinamika elemen kendali akhir dan transmitter biasanya diabaikan terhadap

    dinamika proses, sehingga hanya memiliki nilai Kv dan Kt. Dengan memasukkan

     gain keduanya ke dalam dinamika proses, maka persamaan 6.13 Menjadi.

    Gc Gps = 0,5 …………………………………………………………….. (6.14)

    Di sini Gps = Kv Gp Kt yaitu gain sistem proses termasuk elemen kendali akhir

    dan transmitter.

    6.5  Pemilihan Jenis Pengendali

    Hakikat utama pengendalian proses adalah mempertahankan nilai variable

     proses agar sesuai dengan kebutuhan operasi, untuk mecapai hal tersebut maka perlu

    dilakukan pemilihan jenis pengendali yang tepat dan sesuai dengan tujuan dan

    kebutuhan operasi.Teknik pemilihan dan penerapan jenis pengendali sebagai berikut.

    1.  Penggunaan pengendali dua posisi, jenis ini dapat digunakan jika :

    • 

    Variabel proses tidak memerlukan ketelitian tinggi

    •  Cycling   pada variable proses dapat diterima dan laju perubahan variable

     proses lambat.

    2.  Pengendali proporsional, jenis ini digunakan jika pengendali dua posisi tidak

    mencukupi. Jenis ini dapat digunakan jika :

    •  Offset  dapat diterima dengan Kc (atau PB) yang moderat atau jika PB besar

    •  Sistem operasi memiliki aksi integrasi, contoh tekanan gas dan tinggi

     permukaan cairan dan sistem proses memiliki tanggapan lambat hingga

    sedang.

    3.  Jika pengendali proporsional tidak mencukupi, perlu digunakan pengendali

     proporsional –integral. Jenis ini dapat digunakan jika :

    •  Variabel proses memiliki tanggapan yang cepat, contoh laju alir. Sebab aksi

    integral memperlambat tanggapan, sehingga jika prosesnya cepat,

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    25/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   25

     penambahan aksi integral masih tetap memuaskan. Oleh sebab itu tekanan gas

    dan tinggi permukaan cairan jarang dikendalikan dengan PI.

    •  Sistem proses yang tidak dapat membolehkan adanya offset .

    4.  Jika pengendali PI tidak mencukupi, perlu digunakan pengendali proporsional-

    integral-derivatif (PID). Jenis ini dapat digunakan jika sistem proses memiliki

    tanggapan lambat, offset   tidak diperbolehkan, waktu mati cukup kecil (tidak

    dominant) dan tidak ada noise, contoh suhu, komposisi, dan pH.

    5.  Pengendali jenis proporsional-derivatif (PD) hamper tidak pernah digunakan di

    industri. Adanya aksi derivative mempercepat tanggapn, tetapi sangat peka

    terhadap noise. Padahal variable proses di industri hamper selalu mengandung

    noise. Namun demikian jika diinginkan memakai PB yang kecil sementara

    overshoot   diharapkan tetap kecil, penambahan derivative dapat membantu.

    Pengendali PD cocok dipakai untuk proses batch  dan multikapasitas dengan

    catatan noise tidak ada.

    Diagram alir pemilihan jenis pengendali kontinyu ditunjukkan pada gambar 6.18

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    26/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   26

     

    Gambar 6.18. Diagram Alir Pemilihan Jenis Pengendali Kontinyu

    Star

    Stop

    offset

    diterima ?

    Ada noise

    ?

    Waktu mati

    dominan?

    PID

    PI

    P

    Tidak

    Tidak

    Ya

    Ya

    Ya

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    27/30

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    28/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   28

    Jawab a, dimana sifat aksi integral adalah menghilangkan offset , memperlambat

    respon, system cenderung ber’osilasi sehingga PB perlu diperbesar.

    3. Fungsi aksi derivative adalah :

    a.  Memperkecil overshoot   d. Memperlambat respons

     b.  Menghilangkan offset   e. Mengurangi noise 

    c.  Menghilangkan error  

    Penyelesaian :

    Jawab a, sifat aksi derivative mempercepat respons perubahan PV, peka terhadap

    gangguan bising dan memperkecil overshoot .

    4.  Pengendali proporsional mengendalikan variabel proses dalam rentang suhu

    antara 60 sampai 100 oF. Pengendali diprogram sehingga keluarannya ekivalen

    dengan 3 – 15 psig (3 = 0% dan 15 = 100% katup terbuka). Saat temperatur yang

    dikendalikan berubah dari 71 – 75oF, berapa besarnya gain dan PB?

    Penyelesaian : 

    ( )

    ( )

    ( ) F  psig 

     F 

     psig 

     E 

     P 

     x PB

     x

    o

    o/3

    7175

    315 Gain

    dan

    10%100%60100

    7175

    %100Span

    keluaranPerubahanPB

    =−

    −=

    ∆∆

    =

    =−−

    =

    =

     

    Jika  PB diubah menjadi 80%, berapa gain dan range temperatur yang

    dikendalikan pada saat keran terbuka dan tertutup penuh.

    Perubahan keluaran (∆T) = (PB x Span suhu)/100%

    = 80% x (100-60)/100%

    = 32oF

    maka :

    Gain = ∆P/∆E = (15-3)psig/32oF

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    29/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   29

    Gain = 12/32 psig/oF = 0.,375 psig/

    oF

    6.6 Penutup

    Prinsip Pengendalian umpan balik adalah mengukur variabel proses dan

    kemudian melakukan koreksi melalui perubahan nilai MV bila nilai PV tidak sesuai

    dengan yang diharapkan.Pengendali umpan balik melakukan tindakan koreksi jika

    gangguan telah berpengaruh pada sistem proses. Ciri utama adanya umpan balik

    negative artinya jika nilai variabel proses berubah, terdapat umpan balik yang

    melakukan tindakan untuk memperkecil perubahan tersebut.Langkah pengendalian

    umpan balik yaitu mengukur PV, membandingkan PV dengan SP, mengevaluasi atau

    memutuskan tindakan yang harus dilakukan dan yang terakhir mengoreksi nilai PV

    dengan cara mengatur MV. Kelebihan umpan balik yakni dapat mengantisipasi

    gangguan baik yang terukur maupun tidak, tidak perlu mengetahui perilaku sistem

     proses secara tepat dan bersifat tegar yaitu tahan terhadap perubahan perilaku sistem

     proses.

    Secara garis besar pengendali dibagi dua bagian yaitu pengendali diskontinyu

    dan kontinyu. Pada pengendali diskontinyu yang paling dasar adalah mode on-off  

    atau metode dua posisi dan yang lain metode tiga posisi. Pengendalian kontinyu yang

     biasa digunakan adalah jenis proporsional (P), proporsional integral (PI) dan

     proporsional-integral-derivatif (PID). Beberapa kelebihan dari aksi pengendali yaitu :

    1.  Proportional Controller (P)

      Memiliki keluaran yang sebanding dengan besarnya kesalahan signal

      Keluaran merupakan perkalian antara konstanta2 proporsional dengan

    masukannya.  Umumnya digunakan pada pengendalian tinggi cairan dalam tangki.

  • 8/16/2019 BAB VI PengendalianUmpan Balik

    30/30

     Bab VI. Pengendalian Umpan Balik   30

    2.  Integral Controller (I)

     

    Keluaran merupakan jumlahan yang terus menerus dari perubahan (menjagakeadaan seperti sebelum terjadi perubahan masukan).

      Pemakaiannya digabung dengan Proporsional (PI)

      Umumnya digunakan untuk mengendalikan tekanan.

    3.  Differential Controller (D)

      Sifat derivative (perubahan mendadak pada masukan controller akan

    mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan cepat.

      Umumnya dipakai untuk mempercepat respon awal suatu sistem tetapi tidak

    dipakai untuk memperkecil kesalahan.