bab v visi, misi, tujuan dan sasaran -...

18
Pemerintah Kabupaten Wakatobi RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 119 Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wakatobi tahun 2012-2016 merupakan penjabaran visi dan misi Bupati/Wakil Bupati Wakatobi terpilih. Dalam memperkokoh pencapaian visi dan misi serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah, pemerintah daerah terus mengupayakan beragam alternatif kebijakan operasionalnya. Kebijakan tersebut disusun dalam kerangka “grand strategy” yang merupakan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Wakatobi 5 (lima) tahun kedepan. Visi, misi, tujuan dan sasaran serta grand strategi pembangunan Kabupaten Wakatobi tahun 2012-2016 diuraikan berikut ini. 5.1 Visi Kabupaten Wakatobi merupakan pemekaran Kabupaten Buton yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Nama Wakatobi merupakan akronim dari nama empat pulau terbesar di daerah ini, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Wilayah Kabupaten Wakatobi didominasi oleh laut yang mencapai 97 persen, sedangkan daratannya hanya seluas 3 persen dari total luas wilayah ± 19.200 km 2 . Wakatobi memiliki biota bawah laut terkaya dan terindah di dunia. Hasil penelitian Operation Wallacea yang bermarkas di London, menunjukkan bahwa dari 850 spesies terumbu karang teridentifikasi di dunia, sekitar 90 persen atau sebanyak 750 spesies ditemukan di perairan Wakatobi sementara di Laut Merah Mesir sebanyak 300 jenis dan Caribia hanya 50 spesies. Selain memiliki biota laut terindah di dunia, di perairan Wakatobi juga terdapat atol tunggal terpanjang di dunia, yakni “Atol Kaledupa”. Posisi Wakatobi sangat strategis karena terletak di Laut Banda yang masuk dalam kawasan segi tiga karang dunia yang meliputi 6 (enam) negara, yakni Indonesia, Malaysia, Philipines, BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Upload: dinhduong

Post on 05-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 119

Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Wakatobi tahun 2012-2016 merupakan penjabaran visi dan misi

Bupati/Wakil Bupati Wakatobi terpilih. Dalam memperkokoh pencapaian visi

dan misi serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah, pemerintah daerah

terus mengupayakan beragam alternatif kebijakan operasionalnya. Kebijakan

tersebut disusun dalam kerangka “grand strategy” yang merupakan arah

kebijakan pembangunan Kabupaten Wakatobi 5 (lima) tahun kedepan.

Visi, misi, tujuan dan sasaran serta grand strategi pembangunan

Kabupaten Wakatobi tahun 2012-2016 diuraikan berikut ini.

5.1 Visi

Kabupaten Wakatobi merupakan pemekaran Kabupaten Buton yang

dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten

Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Nama Wakatobi merupakan

akronim dari nama empat pulau terbesar di daerah ini, yakni Wangi-Wangi,

Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Wilayah Kabupaten Wakatobi didominasi oleh

laut yang mencapai 97 persen, sedangkan daratannya hanya seluas 3 persen

dari total luas wilayah ± 19.200 km2.

Wakatobi memiliki biota bawah laut terkaya dan terindah di dunia. Hasil

penelitian Operation Wallacea yang bermarkas di London, menunjukkan bahwa

dari 850 spesies terumbu karang teridentifikasi di dunia, sekitar 90 persen atau

sebanyak 750 spesies ditemukan di perairan Wakatobi sementara di Laut

Merah Mesir sebanyak 300 jenis dan Caribia hanya 50 spesies. Selain memiliki

biota laut terindah di dunia, di perairan Wakatobi juga terdapat atol tunggal

terpanjang di dunia, yakni “Atol Kaledupa”. Posisi Wakatobi sangat strategis

karena terletak di Laut Banda yang masuk dalam kawasan segi tiga karang

dunia yang meliputi 6 (enam) negara, yakni Indonesia, Malaysia, Philipines,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 120

Papua New Guiner, Solomon Island dan Timor Leste. Hal ini menyebabkan

Wakatobi menjadi salah satu daerah kunjungan wisata. Berbeda halnya dengan

wisatawan mancanegara yang datang ke Bali, wisatawan mancanegara yang

datang ke Wakatobi, selain berwisata menikmati keindahan bawah laut

Wakatobi, mereka juga melakukan penelitian (wisatawan sicience). Fakta-fakta

inilah yang kemudian mengilhami lahirnya visi Kabupaten Wakatobi, yakni:

“Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang Dunia”

Pada visi Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 terdapat tiga kata kunci

atau pokok visi, yaitu Surga nyata, Bawah laut, dan Pusat segi tiga karang

dunia. Penjelasan dari ketiga pokok visi tersebut adalah sebagai berikut:

Surga nyata adalah perwujudan kesejahteraan dan kemakmuran baik secara

ekonomi, sosial dan lingkungan hidup serta daya saing daerah yang didukung

oleh situasi ketertiban dan ketentraman umum yang kondusif.

Bawah laut adalah perwujudan kemanfaatan dan kelestarian atas potensi

sumberdaya bawah laut dan perairannya khususnya dalam hal kelautan,

perikanan, pariwisata, dan lingkungan/kawasannya.

Pusat segi tiga karang dunia adalah aktualisasi posisi geostrategis Wakatobi,

yakni pada pusat segitiga karang dunia yang mempunyai keanekaragaman

hayati tertinggi di dunia.

Secara umum, Visi Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga Karang

Dunia dapat dimaknai sebagai sebuah “niati” (kearifan lokal/bahasa daerah)

atau “nawaitu” (bagi kaum muslimin) yang berarti sebuah keinginan yang kuat

atau sebuah cita-cita/mimpi besar. Visi ini juga merupakan bagian integral

dalam upaya mewujudkan “visi nasional” maupun “visi Sulawesi Tenggara”.

Dengan demikian, makna yang lebih jauh dari visi ini merupakan way of life.

Surga itu sendiri merupakan simbol yang indah-indah, simbol kesejahteraan

dan kebahagiaan. Inilah makna simbolik yang diinginkan oleh pemerintah

daerah dan masyarakat Wakatobi untuk memberikan pelayanan sebagai surga.

Agar surga nyata bawah laut dapat menciptakan surga nyata di darat, maka

selama kurun waktu lima tahun kedepan akan dilakukan berbagai terobosan

strategis, antara lain dengan melanjutkan pembangunan Bandara Matahora,

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 121

sarana dan prasarana jalan, pengembangan pelabuhan dan dermaga sebagai

pintu-pintu ekonomi dan laboratorium kelautan sebagai pusat penelitian

kelautan dan perikanan bertaraf internasional serta pengembangan sarana dan

prasarana pendidikan, kesehatan dan agama.

Dengan demikian, pembangunan daerah yang ingin dicapai dalam

berbagai bidang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di

daerah ini. Peningkatan kesejahteraan merupakan ujung tombak upaya

pemerataan pembangunan karena manusia dan sumberdaya manusia itulah

tujuan segala upaya pembangunan daerah.

5.2 Misi

Dalam upaya mewujudkan “Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segi Tiga

Karang Dunia”, dan memperhatikan perubahan paradigma dan isu-isu strategis

serta kondisi yang akan dihadapi pada masa yang akan datang, maka

ditetapkan misi pembangunan Wakatobi tahun 2012-2016, sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat;

2. Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam;

3. Meningkatkan kualitas dan daya dukung infrastruktur wilayah;

4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan; dan

5. Mengembangkan situasi yang kondusif bagi kehidupan masyarakat yang

inovatif.

Keterkaitan antara pokok-pokok visi dengan misi beserta penjelasannya

disajikan pada Tabel 33.

Tabel 33. Keterkaitan Antara Pokok-Pokok Visi dengan Misi Pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016

No. Pokok-Pokok

Visi Misi Penjelasan Misi

1. Surga nyata

Misi I: Meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat

Mencakup upaya-upaya yang terkait dengan sustainable livelyhood, sustainable finance management, pendidikan dan kesehatan.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 122

No. Pokok-Pokok

Visi Misi Penjelasan Misi

Misi IV: Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan

Mencakup upaya-upaya yang terkait dengan peningkatan kualitas SDM aparatur dan sistem pelayanan publik serta perwujudan tata pemerintahan yang baik.

Misi V: Mengembangkan situasi yang kondusif bagi kehidupan masyarakat yang inovatif

Mencakup upaya-upaya yang terkait dengan peningkatan dan pemantapan ketenteraman, ketertiban, kesatuan bangsa, kerjasama daerah, penelitian dan pengembangan serta kondisi sosial budaya.

2. Bawah laut

Misi II: Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam

Mencakup upaya-upaya yang terkait dengan pelestarian dan pemanfaatan potensi kelautan, perikanan dan ekowisata dalam prinsip pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu, pengelolaan sumberdaya air secara terpadu dan konservasi biodiversitas secara terpadu.

3. Pusat segitiga karang dunia

Misi III: Meningkatkan kualitas dan daya dukung infrastruktur wilayah

Mencakup upaya-upaya yang terkait dengan penyediaan, pemeliharaan dan peningkatan fungsi infrastruktur perhubungan, komunikasi, informatika, air bersih, energi listrik, pemukiman dan pengaman pantai.

5.3 Tujuan dan Sasaran

RPJMD Kabupaten Wakatobi tahun 2012-2016 ialah tahapan kedua dari

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Wakatobi tahun 2006-2020. Untuk mewujudkan misi, maka dirumuskan tujuan

dan sasaran yang ingin dicapai, seperti disajikan pada Tabel 34.

Tabel 34. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016

Misi Tujuan Sasaran

Misi I: Meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan 1: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

Sasaran 1: Angka PDRB perkapita pertahun di atas rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara;

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 123

Misi Tujuan Sasaran

Tujuan 2: Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia;

Sasaran 2: Indeks Pembangunan Manusia peringkat 5 besar di Provinsi Sulawesi Tenggara;

Tujuan 3: Menurunnya angka kemiskinan;

Sasaran 3: Angka kemiskinan di bawah rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara;

Misi II: Meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam.

Tujuan 4: Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya alam yang ramah lingkungan;

Sasaran 4: Wakatobi menjadi kiblat dalam pemanfaatan, pelestarian dan pengkajian biodiversitas laut serta ekowisata;

Tujuan 5: Meningkatnya fungsi Ekologi sumberdaya alam;

Sasaran 5: Jumlah dan Jenis biodiversitas terpelihara serta ketersediaan air bersih memenuhi kebutuhan penduduk;

Misi III: Meningkatkan kualitas dan daya dukung infrastruktur wilayah

Tujuan 6: Meningkatnya aksesibilitas wilayah;

Sasaran 6: Jumlah dan kualitas infrastruktur semakin meningkat;

Tujuan 7: Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang wilayah;

Sasaran 7: Masyarakat patuh dan taat dalam pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan tata ruang daerah;

Misi IV: Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan.

Tujuan 8: Meningkatnya kinerja Aparatur Pemerintah Daerah;

Sasaran 8: Kualitas pelayanan publik, pengelolaan keuangan daerah, kompetensi dan kinerja pemerintah daerah meningkat;

Misi V: Mengembangkan situasi yang kondusif bagi kehidupan masyarakat yang inovatif.

Tujuan 9: Meningkatnya kondisi sosial budaya yang inovatif serta situasi tenteram dan tertib.

Sasaran 9: Situasi yang tenteram, tertib dan aman;

Sasaran 10: Kerjasama daerah, penelitian dan pengembangan sosial budaya meningkat;

Sasaran 11: Penguatan kapasitas, fungsi dan peran kelembagaan lokal.

Adapun hubungan antara tujuan dan sasaran dengan isu strategis

daerah sebagai berikut :

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 124

Tujuan 1: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan sasaran angka PDRB per kapita per tahun penduduk Kabupaten Wakatobi di atas rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dimaksudkan untuk mendorong

peningkatan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Wakatobi. Pada

tahun 2006, pendapatan per kapita penduduk Wakatobi sebesar Rp. 5.072.098,

naik hampir dua kali lipat pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 10.038.507.

Kenaikan ini menyebabkan Kabupaten Wakatobi masuk kategori kelompok

daerah yang memiliki pendapatan menengah (lower middle income) di Provinsi

Sulawesi Tenggara. Peningkatan pertumbuhan PDRB per kapita tersebut telah

menurunkan tingkat kemiskinan dari 24,99 persen menjadi 18,52 persen.

Walaupun demikian, pada tahun yang sama angka PDRB per kapita penduduk

Kabupaten Wakatobi masih di bawah PDRB per kapita Provinsi Sulawesi

Tenggara maupun nasional.

Keberhasilan peningkatan PDRB per kapita penduduk Kabupaten

Wakatabi selama kurun waktu lima tahun terakhir yang cukup signifikan, selain

disebabkan oleh tercapainya laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, juga

didukung oleh berbagai program intervensi yang terus dilakukan untuk

memberikan akses yang lebih luas kepada kelompok masyarakat yang

berpenghasilan rendah. Dengan demikian, upaya peningkatan pertumbuhan

ekonomi untuk mendorong peningkatan PDRB per kapita penduduk masih

menjadi tujuan dan sasaran pembangunan daerah untuk lima tahun kedepan.

Tujuan 2: Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dengan sasaran Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Wakatobi peringkat 5 besar di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pelaksanaan pembangunan daerah pada urusan pendidikan, kesehatan,

dan ekonomi selama kurun waktu lima tahun terakhir telah berhasil mendorong

peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi yang

cukup menggembirakan di daerah ini. Namun demikian, sampai dengan akhir

tahun 2009, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Wakatobi masih

berada pada peringkat 11 dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi

Tenggara.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 125

Rendahnya IPM Kabupaten Wakatobi, terkait dengan masih rendahnya

rata-rata lama sekolah, angka melek huruf serta daya beli masyarakat. Dengan

demikian, upaya percepatan pembangunan pada urusan pendidikan, kesehatan

dan ekonomi diharapkan akan berkorelasi positif terhadap peningkatan IPM

Kabupaten Wakatobi.

Tujuan 3: Menurunnya angka kemiskinan dengan sasaran angka kemiskinan di bawah rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara.

Seiring dengan meningkatnya PDRB per kapita per tahun penduduk

Kabupaten Wakatobi, maka jumlah penduduk miskin juga mengalami

penurunan yang signifikan. Pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin di

Kabupaten Wakatobi sebanyak 24.535 jiwa atau sebesar 24,99 persen dari

total jumlah penduduk, mengalami penurunan menjadi 18,52 persen atau

tinggal sekitar 17.100 jiwa.

Penurunan persentase penduduk miskin di Kabupaten Wakatobi belum

maksimal karena masih berada di atas rata-rata Provinsi Sulawesi Tenggara

maupun nasional. Dengan demikian, maka upaya penanggulangan kemiskinan

masih menjadi tujuan dan sasaran pembangunan daerah tahun 2012-2016.

Tujuan 4: Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya alam yang ramah lingkungan dengan sasaran Wakatobi menjadi kiblat dalam pemanfaatan, pelestarian dan pengkajian biodiversitas laut serta ekowisata.

Serangkaian strategi dan kebijakan dalam pemanfaatan sumberdaya

alam yang ramah lingkungan di Kabupaten Wakatobi telah berhasil menjadikan

Wakatobi sebagai salah satu pusat pelestarian dan pengkajian biodiversitas

bertaraf internasional. Hal ini ditunjukkan dengan dijadikannya Wakatobi

sebagai salah satu daerah/kawasan cagar biosfer dunia. Karena itu, upaya

mengembangkan pola pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

Wakatobi yang lestari menjadi salah satu isu sentral nasional maupun

internasional dewasa ini. Dengan demikian, upaya untuk mewujudkan Wakatobi

sebagai kiblat dalam pemanfaatan, pelestarian dan pengkajian biodiversitas

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 126

laut masih menjadi salah satu sasaran pembangunan daerah untuk lima tahun

kedepan.

Tujuan 5: Meningkatnya fungsi ekologi sumberdaya alam dengan sasaran meningkatnya tutupan karang, hutan dan lahan serta terpeliharanya jumlah dan jenis biodiversitas sumberdaya alam.

Pada periode tahun 2006-2011, telah dilaksanakan berbagai program

penanggulangan kerusakan fungsi ekologi sumberdaya alam dan telah

membuahkan hasil antara lain meningkatnya persentase tutupan karang dan

tutupan hutan. Namun demikian, masih terdapat kegiatan pemanfaatan yang

mengancam fungsi ekologi sumberdaya alam, baik yang dilakukan oleh nelayan

dari daerah lain, maupun nelayan/masyarakat Wakatobi. Kondisi tersebut,

dapat berimplikasi terhadap menurunnya fungsi ekologi sumberdaya alam,

khususnya ekologi terumbu karang dan kawasannya. Kegiatan dimaksud

antara lain masih adanya kegiatan penambangan pasir, penebangan kayu pada

kawasan hutan lindung dan kegiatan illegal fishing (pemboman dan pembiusan)

pada kawasan Taman Nasional Kabupaten Wakatobi. Sementara itu, tuntutan

kebutuhan pemenuhan air bersih semakin meningkat seiring dengan

meningkatnya penduduk dan aktifitas kegiatan pembangunan di daerah ini.

Oleh karena itu, maka sasaran meningkatnya tutupan karang, hutan dan lahan

serta jenis biodiversitas terpelihara masih menjadi salah satu sasaran

pembangunan daerah untuk lima tahun kedepan.

Tujuan 6: Meningkatnya aksesibilitas wilayah dengan sasaran jumlah dan kualitas infrastruktur semakin meningkat.

Beberapa kemajuan telah berhasil dicapai dalam pembangunan

infrastruktur wilayah. Hasil pembangunan infrastruktur wilayah yang cukup

monumental selama kurun waktu tahun 2006-2011 adalah pembangunan

Bandara Matahora Wangi-Wangi yang dibangun sejak tahun 2007 dan mulai

berfungsi pada tahun 2009. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi,

khususnya Bandara Matahora telah memberi kontribusi yang sangat signifikan

terhadap meningkatnya aksesibilitas wilayah, baik antar pulau dalam daerah

maupun keluar daerah. Disamping itu, aktifitas transportasi arus penumpang

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 127

dan barang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan arus

penumpang baik domestik maupun internasional tersebut selaras dengan

peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun internasional. Oleh karena itu,

untuk menarik wisatawan mancanegara diperlukan adanya jaminan

keselamatan penerbangan di Bandara Matahora sesuai dengan standar

keselamatan penerbangan Internasional yang telah ditetapkan ICAO

(International Civil Aviation Organization).

Pada upaya peningkatan kelancaran arus informasi bagi masyarakat,

pemerintah daerah telah berhasil meningkatkan keterjangkauan/jaringan

informasi di setiap pulau. Hal ini ditunjukan oleh meningkatnya ketersediaan

sarana dan prasarana serta layanan komunikasi dan informatika, baik jumlah

akses, kapasitas, kualitas, jangkauan, maupun tarif layanan. Demikian halnya

peningkatan cakupan dan kapasitas pelayanan listrik, baik dari PT. PLN

(Persero), PLTS, maupun sumber energi listrik lainnya.

Kondisi infrastruktur wilayah, khususnya sarana dan prasarana

transportasi baik laut, darat, maupun udara belum memadai untuk mendukung

aksesibilitas wilayah, baik antar desa/kelurahan, kecamatan, antar pulau,

maupun antar daerah. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh kuantitas dan kualitas

prasarana jalan yang masih rendah khususnya di Ibu Kota Wangi-Wangi serta

sarana dan prasarana transportasi laut yang masih terbatas. Pada sektor

transportasi udara, kondisi sarana dan prasarana Bandara Matahora juga

masih sangat terbatas terutama dikaitkan dengan standar keselamatan

penerbangan udara. Disamping itu, kapasitas armada angkutan udara yang

ada saat ini sangat terbatas, rendahnya intensitas penerbangan dan masih

tingginya biaya yang harus dikeluarkan.

Tujuan 7: Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ruang wilayah dengan sasaran masyarakat patuh dan taat dalam pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan tata ruang daerah.

Kesadaran masyarakat dalam hal pemanfaatan ruang wilayah pada

periode pembangunan tahun 2006-2011 masih rendah. Hal ini dapat dilihat

pada kepatuhan terhadap kententuan pemanfaatan ruang wilayah pada

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 128

kawasan pemukiman penduduk yang belum memperhatikan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu, rancangan Peraturan

Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Wakatobi yang penyusunannya telah dimulai sejak tahun 2006 belum dapat

ditetapkan menjadi Perda. Demikian halnya kebijakan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah untuk melakukan zonasi pada kawasan Taman Nasional

Kabupaten Wakatobi sebagai bagian dari upaya peningkatan pengelolaan

sumberdaya alam yang ramah lingkungan belum membuahkan hasil

sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian, upaya meningkatkan

pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan ruang wilayah diharapkan

dapat mencapai sasaran meningkatnya ketaatan dan kepatuhan masyarakat

dalam pemanfaatan ruang wilayah.

Tujuan 8: Meningkatnya kinerja aparatur pemerintah daerah dengan sasaran Kualitas pelayanan publik, pengelolaan keuangan daerah, kompetensi dan kinerja pemerintah daerah meningkat.

Revitalisasi biroksi dan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan

tatanan pengelolaan manajemen yang ditandai dengan penerapan prinsip-

prinsip keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, supremasi hukum,

keadilan dan partisipasi. Terbangunnya tata kelola pemerintahan yang baik

dalam manajemen pemerintahan akan tercermin dari berkurangnya tingkat

korupsi, makin banyaknya keberhasilan pembangunan, terbentuknya birokrasi

pemerintahan yang profesional dan berkinerja tinggi serta dilaksanakan secara

konsisten dan berkelanjutan.

Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik tersebut, harus dilakukan

pada seluruh aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendaliannya. Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan pemerintahan

yang bersih dan bebas KKN, pelayanan publik yang berkualitas, serta kapasitas

dan akuntabilitas kinerja birokrasi yang tinggi. Tanpa pemerintahan yang bersih

akan sulit dicapai pengelolaan sumberdaya pembangunan secara akuntabel,

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 129

yang akan berakibat langsung pada menurunnya kualitas pelayanan publik,

serta menghilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, maka keadilan dan

kepentingan masyarakat luas dapat dijaga, martabat dan integritas daerah

dapat ditingkatkan dan pada akhirnya makin meningkatkan kepercayaan rakyat

terhadap penyelenggara pemerintahan dan pembangunan daerah. Pelayanan

publik juga dapat dilakukan oleh pemerintah daerah dengan memberikan

pelayanan yang berkualitas kepada masyarakatnya agar dapat hidup lebih

aman, nyaman dan sejahtera.

Pelayanan publik juga diberikan dengan memfasilitasi perbaikan dunia

usaha, sehingga dapat ikut memacu peningkatan kapasitas perekonomian

daerah. Hal ini dapat dicapai dengan adanya kinerja birokrasi yang efektif,

efisien dan akuntabel. Oleh karena itu, sasaran kualitas pelayanan publik,

pengelolaan keuangan daerah, kompetensi dan kinerja pemerintah daerah

meningkat masih menjadi salah satu sasaran pembangunan daerah untuk lima

tahun kedepan.

Tujuan 9: Meningkatnya kondisi sosial budaya yang inovatif serta situasi tenteram dan tertib dengan sasaran (a) Situasi yang tenteram, tertib dan aman (b) Kerjasama daerah, penelitian dan pengembangan sosial budaya meningkat dan (c) Penguatan kapasitas, fungsi dan peran kelembagaan lokal.

Pada periode tahun 2006-2011, telah dilaksanakan berbagai program

menyangkut perbaikan kondisi sosial budaya dan telah membuahkan hasil

antara lain stabilitas keamanan Wakatobi yang relatif kondusif. Namun

demikian, masih terdapat kegiatan masyarakat yang dapat mengancam

stabilitas keamanan dan kondusifitas di Kabupaten Wakatobi. Kegiatan

dimaksud antara lain adanya beberapa kasus kriminal dan demonstrasi yang

dilakukan oleh masyarakat walau masih dalam eskalasi yang dapat

dikendalikan.

Kasus demonstrasi tersebut di atas, disebabkan oleh tingginya tuntunan

masyarakat terhadap pengembangan sosial budaya dan penguatan kapasitas,

fungsi dan peran kelembagaan lokal. Oleh karena itu, sasaran pembangunan

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 130

yang menyangkut situasi yang tenteram, tertib dan aman serta Kerjasama

daerah, penelitian dan pengembangan sosial budaya masih menjadi dua

sasaran pembangunan daerah untuk lima tahun kedepan. Hal lain yang

menjadi fokus sasaran pembangunan daerah tahun 2012-2016 yaitu penguatan

kapasitas, fungsi dan peran kelembagaan lokal.

5.4 Grand Strategy

“Grand Strategy” pembangunan Wakatobi merupakan arahan kebijakan

dalam upaya untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi serta tujuan dan

sasaran pembangunan Kabupaten Wakatobi tahun 2012-2016 sebagaimana

dijabarkan pada pembahasan sebelumnya. Kebijakan pembangunan yang

disusun dalam kerangka “grand strategy” tersebut yakni “Skema Percepatan

Pembangunan Daerah Kabupaten Wakatobi” sebagai bagian dari upaya

percepatan peningkatan kemajuan daerah dan perbaikan kesejahteraan

masyarakat di daerah ini. Desain strategi pembangunan Kabupaten Wakatobi

disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 17. Skema Desain Strategi Pembangunan Wakatobi.

Adapun desain pembangunan Kabupaten Wakatobi dimaksud terdiri dari

10 (sepuluh) Grand Strategi, yaitu: (1) Integrated Coastal Res management, (2)

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 131

Capacity building, (3) Integrated waste management, (4) Population

management, (5) Enterprise and livelihood management, (6) Sustainability

finance management, (7) International marine research center (world center of

excellence), (8) Infrastructure development, (9) Integrated water management

dan (10) Integrated biodivercity conservation.

5.4.1 Integrated Coastal Resources Management

Strategi integrated coastal resources management dimaksudkan

pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan serta pariwisata sebagai

leading sector pembangunan Kabupaten Wakatobi tidak hanya sekedar

mempertahankan fungsi ekologinya tetapi juga dapat memberi manfaat bagi

masyarakat dan daerah. Untuk mendukung strategi tersebut, maka upaya yang

dilakukan ialah menyiapkan beberapa infrastruktur strategis antara lain

pembangunan Perguruan Tinggi/Sekolah Tinggi Perikanan bertaraf

internasional kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Wakatobi dengan

Kementerian Kelautan dan Perikanan R.I. dan Sekolah Tinggi Pariwisata.

Selain itu, sedang dirintis pembangunan Menara Pemantau (radar) yang juga

merupakan kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi dengan

Kementerian Kelautan dan Perikanan R.I. dan didukung oleh Japan

International Coorporation Agency (JICA).

5.4.2 Capacity Building

Upaya peningkatan kapasitas (capacity building) sumberdaya aparatur

daerah telah mulai dirintis sejak tahun 2006, antara lain melalui kegiatan Diklat,

Bintek dan workshop. Kegiatan-kegiatan tersebut terutama dilaksanakan di luar

daerah. Selain itu, terdapat Program Pengembangan Kapasitas Berbasis

Mekanisme Kolaborasi dan Prakarsa Komunitas Lokal. Sasaran program ini

tidak hanya sekedar meningkatkan kapasitas aparatur daerah, tetapi juga

stakeholders pembangunan daerah lainnya. Kegiatan pokok program ini antara

lain pelatihan, wokshop, fasilitasi/konsultasi, baik yang dilaksanakan melalui

sharing APBD dengan JICA dan Program TARGET MDGs-UNDP maupun

kegiatan yang seluruhnya dibiayai melalui dana APBD Wakatobi.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 132

Sejumlah program/kegiatan peningkatan kapasitas telah dilaksanakan

dalam rangka peningkatan kemampaun aparatur daerah utamanya di bidang

perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta formulasi

kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin. Mulai tahun 2008, telah

dilakukan peningkatan kapasitas aparat Pemda/SKPD Wakatobi dalam

pelatihan teknis MDGs scorecard, poverty mapping, budgeting analysis,

manajemen sistem database MDGs dan database program. Selain itu, program

peningkatan kapasitas yang dilaksanakan atas kerjasama Pemerintah

Kabupaten Wakatobi dengan CD Project-JICA ialah peningkatan kapasitas

pembangunan daerah. Pada tahun 2007, melalui dana APBD mulai

dilaksanakan pelatihan fasilitator masyarakat (community facilitator) yang

pesertanya terdiri dari unsur aparat pemerintah daerah, anggota DPRD, LSM

dan masyarakat. Kegiatan ini telah memberikan kontribusi yang cukup

signifikan, paling tidak di lokasi desa pilot. Keberhasilan kegiatan tersebut telah

tampak dan diindikasikan oleh inisiasi (swadaya) masyarakat untuk memenuhi

kebutuhannya dalam hal: (1) penyediaan sarana air bersih (sumur), (2)

konservasi hutan lindung, dan (3) penanggulangan abrasi pantai melalui

Peraturan Desa (Perdes).

Kedepan, peningkatan kapasitas akan dilakukan secara terpusat di

daerah, terutama dalam hal peningkatan kemampuan teknis aparatur daerah

pada berbagai bidang/keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah

dan dilaksanakan melalui pola kemitraan dengan berbagai lembaga, baik

lembaga pemerintah maupun lembaga donor. Peningkatan kapasitas aparatur

daerah selain ditempuh melalui jenjang pendidikan jangka pendek seperti

pelatihan, kursus, dan lain-lain, juga akan ditempuh melalui pendidikan formal

jenjang pendidikan strata-2 (S2) dan strata-3 (S3). Hal ini direalisasikan dengan

ditandatanganinya kerjasama antara Pemda Wakatobi dan Curtin University

Australia pada bulan September 2011. Dalam kerjasama tersebut, Pemda

Wakatobi akan mengirim aparatur daerah untuk mengikuti pendidikan S2 dan

S3 di Curtin University Australia pada berbagai bidang/keahlian sesuai

kebutuhan daerah.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 133

5.4.3 Integrated Waste Management

Permasalahan persampahan telah menjadi isu strategis terkait dengan

upaya mempertahankan keindahan dan keragaman hayati bawah laut

Wakatobi. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Wakatobi mempunyai komitmen

yang kuat untuk menjadikan Wakatobi sebagai daerah percontohan dalam

pengelolaan sampah, khususnya sampah palstik. Strategi pengelolaan sampah

secara terpadu merupakan salah satu prasyarat utama dalam upaya

pemerintah daerah untuk mempertahankan Wakatobi sebagai daerah tujuan

(destinasi) wisata bertaraf internasional.

Implementasi integrated waste management akan ditempuh melalui

berbagai kebijakan operasional yang melibatkan semua SKPD Lingkup Pemda

Kabupaten Wakatobi, lembaga-lembaga donor dan masyarakat.

5.4. 4 Population Management

Pengelolaan penduduk dilaksanakan dalam kerangka pengendalian

pertumbuhan penduduk seiring dengan upaya peningkatan kualitasnya.

Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong terciptanya tenaga kerja yang

berkualitas dan didukung dengan penyediaan lapangan usaha berimbang serta

komposisi antar kelompok umur penduduk Wakatobi yang ideal.

5.4.5 Enterprice and Livelihood Management

Kebijakan pengembangan usaha-usaha kecil dan menengah serta

kaitannya dengan mata pencaharian penduduk, diarahkan pada upaya untuk

mendukung pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata.

Oleh karena itu, fokus pengembangannya pada bidang usaha jasa, baik dalam

hal pemanfaatan perikanan maupun pariwisata (ekowisata bahari). Sedangkan

pengembangan pemanfaatan produksi perikanan akan diarahkan pada upaya

budidaya dan penangkapan yang ramah lingkungan.

5.4.6 Sustainability Finance Management

Pengelolaan keuangan daerah yang berkelanjutan antara lain akan

ditempuh melalui kebijakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 134

mendukung kemandirian keuangan daerah. Dengan demikian, diharapkan

proporsi/kontribusi PAD terhadap total belanja daerah dalam APBD Kabupaten

Wakatobi dapat ditingkatkan secara bertahap.

Walaupun demikian, mengingat kapasitas kemampuan fiskal daerah

untuk membiayai pembangunan selama ini hanya sekitar 25%, maka upaya

mencari sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah dari pihak luar

akan terus dilanjutkan. Sumber-sumber lain pembiayaan pembangunan daerah

dimaksud, antara lain dari anggaran pemerintah pusat (APBN), pihak swasta

dan lembaga-lembaga donor.

Khusus mengenai upaya untuk memperoleh dukungan pembiayaan/

anggaran dari lembaga-lembaga donor akan ditempuh melalui pengembangan

kemitraan. Hal ini sangat memungkinkan untuk dapat diwujudkan mengingat

keragaman hayati Wakatobi merupakan salah satu warisan dunia dan telah

menjadi isu internasional.

5.4.7 International Marine Research Management

Menjadikan Wakatobi sebagai pusat penelitian bawah laut bertaraf

international melalui pembangunan dan pengembangan laboratorium bawah

laut Wakatobi. Karena itu, sejak beberapa tahun yang lalu telah mulai dirintis

kerjasama penelitian dengan beberapa perguruan tinggi, baik perguruan tinggi

dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, telah dibangun laboratorium

bawah laut Wakatobi di Pulau Hoga bekerjasama dengan Operation Wallacea

Limited. Disamping itu juga, telah dibangun Sekolah Tinggi Perikanan bertaraf

internasional (School for Marine Protected Area Management) kerjasama

antara Pemda Kabupaten Wakatobi dengan Kementerian Kelautan dan

Perikanan R.I.

5.4. 8 Infrastructure Development

Pengembangan infrastruktur wilayah diarahkan untuk mendukung sektor

keluatan dan perikanan serta pariwisata. Karena itu, pengembangan Bandara

Matahora, pelabuhan dan dermaga tetap menjadi prioritas. Selain itu,

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 135

penyediaan infrastruktur lainnya yang cukup strategis seperti prasarana jalan,

listrik serta prasarana dan sarana komunikasi dan informatika juga menjadi

prioritas. Dengan demikian, diharapkan akan mampu memberikan kontribusi

yang signifikan terhadap percepatan kemajuan daerah dan perbaikan

kesejahteraan masyarakat. Kemajuan daerah dimaksud, antara lain ditunjukan

dengan meningkatnya tingkat aksesibilitas dari dan keluar Wakatobi, antar

kecamatan maupun antar desa/kelurahan.

5.4.9 Integrated Water Management

Wakatobi sebagai daerah kepulauan sangat rentan dengan kekurangan

air sebagai konsekuensi dari pertambahan penduduk dan alih fungsi

lahan/hutan untuk infrastruktur pembangunan, terutama di Wang-Wangi

sebagai ibu kota kabupaten. Pengelolaan air secara terpadu (integrated water

management) ditempuh melalui berbagai kebijakan baik melalui konservasi dan

peningkatan luas areal tertutup hutan maupun dalam pembangunan

infrastruktur daerah dan masyarakat. Pelibatan peran serta masyarakat melalui

kearifan lokal dalam pengelolaan hutan merupakan salah faktor yang mendapat

perhatian pemerintah.

5.4.10 Integrated Biodivercity Management

Salah satu implikasi meningkatnya kasus pencemaran lingkungan dan

penurunan daya dukung lingkungan adalah menurunnya keanekaragaman

hayati. Kondisi tersebut, antara lain diakibatkan oleh laju pertumbuhan

penduduk, pembangunan infrastruktur, industrialisasi, pola kehidupan yang

konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas

sumberdaya manusia. Persoalan lain yang dilakukan dalam pembangunan

lingkungan hidup adalah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Dampak

perubahan iklim sudah menjadi ancaman yang cukup serius bagi lingkungan.

Untuk mengatasi dan meminimalkan dampak aktifitas pembangunan dan

perubahan iklim tersebut terhadap lingkungan dalam Pembangunan Jangka

Menengah tahun 2006-2011 telah dilaksanakan berbagai kegiatan pengelolaan

lingkungan hidup yang mengarah kepada pelestarian keanekaragaman hayati.

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

RPJMD Kabupaten Wakatobi Tahun 2012-2016 V - 136

Pengelolaan biodivercity dilaksanakan dengan mengintegrasikan

pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dalam perencanaan

pembangunan dan penataan ruang wilayah, rekomendasi kebijakan

pemanfaatan ruang pulau berdasarkan daya dukung lingkungan, koordinasi

penyiapan instrument Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan terlaksananya

program ekonomi hijau. Implementasi berbagai kebijakan tersebut, antara lain

akan terus diupayakan peningkatan aktifitas penangkapan ikan laut dalam dan

pada saat yang bersamaan mengurangi aktifitas penangkapan pada kawasan

terumbu karang. Sementara itu, upaya pengembangan budidaya perikanan

(aqua culture) akan terus dilakukan, baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi

maupun diversifikasi.