bab v pengembangan wilayah sulawesi tahun · pdf filedalam bidang ekonomi, ... makassar,...
TRANSCRIPT
BAB V
PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI
TAHUN 2012
RKP 2012 III.5-1
BAB V
PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI TAHUN 2012
5.1 Kondisi Wilayah Sulawesi Saat Ini
Dalam bidang ekonomi, kinerja pembangunan wilayah Sulawesi tahun 2010
menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2009, dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi
berada di Provinsi Gorontalo. Adapun sektor utama yang menyumbang perekonomian
wilayah Sulawesi adalah sektor pertanian yaitu sebesar 30,20 persen, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran sebesar 16,04 persen, serta sektor jasa-jasa sebesar 13,74 persen.
Dalam mendorong perekonomian Wilayah Sulawesi, realisasi investasi Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masih relatif kecil. Meskipun
demikian, secara umum peringkat iklim investasi pada tahun 2008 di wilayah Sulawesi
merupakan yang terbaik secara nasional (dengan 3 provinsi menempati rangking 5 besar).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keunggulan dari sisi kondisi tenaga kerja, keamanan
usaha, kinerja ekonomi daerah, dan peranan dunia usaha dalam perekonomian daerah,
namun perhatian masih dibutuhkan dari sisi promosi investasi. Sementara itu,
perkembangan PDRB per kapita wilayah Sulawesi terus mengalami peningkatan, namun
perbandingan antarprovinsi menunjukkan adanya ketimpangan yang cukup tinggi, yang
tertinggi yaitu provinsi Sulawesi Utara memiliki pendapatan per kapita sebesar
Rp.7,46 juta/jiwa dan terendah berada di provinsi Gorontalo sebesar Rp.2,75 juta/jiwa.
Dalam bidang sosial, hampir seluruh provinsi di wilayah Sulawesi mengalami
penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan kemiskinan pada tahun 2010. Secara
umum, TPT (Agustus,2010) di wilayah Sulawesi barada di bawah TPT nasional (7,14
persen) kecuali Provinsi Sulawesi Utara (9,61 persen) dan Sulawesi Selatan (8,37 persen).
Bahkan Provinsi Sulawesi Tengah memiliki TPT yang melampaui target RPJMN 2010 –
2014. Sedangkan, untuk kemiskinan, sebagian besar provinsi di Sulawesi memiliki tingkat
kemiskinan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan nasional
(13,33 persen), kecuali untuk provinsi Sulawesi Utara (9,10 persen) dan Sulawesi Selatan
(11,60 persen). Dalam hal pembangunan kualitas manusia,pada tahun 2009, hanya
provinsi yang memiliki IPM diatas rata-rata IPM nasional yaitu Provinsi Sulawesi Utara.
Hambatan peningkatan mutu sumber daya manusia di wilayah Sulawesi, terutama di
daerah perdesaan dan pedalaman, adalah terbatasnya tenaga pendidik dan tenaga
kesehatan yang berkualitas, belum meratanya penyebaran tenaga pendidik dan tenaga
kesehatan, dan terbatasnya prasarana dan sarana transportasi. Terkait dengan
perkembangan pembangunan berbasis gender Indeks Pembangunan Gender (IPG) di
wilayah Sulawesi mengalami peningkatan pada tahun 2009. Peringkat tertinggi adalah
Provinsi Sulawesi Utara, sementara nilai IPG provinsi lainnya di Sulawesi masih di bawah
rata-rata nasional. Selain indikator IPG, nilai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) juga
mengalami peningkatan pada tahun 2009. Provinsi Sulawesi Utara berada di peringkat
III.5-2 RKP 2012
tertinggi dan terendah di Provinsi Sulawesi Selatan. Rendahnya nilai tersebut disebabkan
rendahnya keterwakilan perempuan di parlemen, proporsi perempuan dalam pekerjaan
profesional, TPAK, dan upah nonpertanian perempuan. Dalam bidang kesehatan, kondisi
Umur Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2010 dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Tahun
2009 menunjukkan hanya Provinsi Sulawesi Utara yang berada diatas rata-rata UHH
Nasional Tahun 2010 (70,90 tahun) dan hanya Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan
Sulawesi Tenggara yang berada diatas RLS Nasional Tahun 2009 (7,70 tahun). Rendahnya
kualitas sumber daya manusia di wilayah Sulawesi, terutama disebabkan oleh belum
meratanya jangkauan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan dan rendahnya mutu
pelayanan pendidikan dan kesehatan di daerah perdesaan dan pedalaman.
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH SULAWESI
Perkembangan Pembangunan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo Sulawesi Barat
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2010 (ADHK 2000)*
7,12 7,62 7,79 8,18 11,91 8,19
Peringkat Indeks Iklim Investasi Tahun 2008
71,18 (Peringkat 1)
58,38 (Peringkat 17)
63,29 (Peringkat 5)
46,88 (Peringkat 32)
63,72 (Peringkat 4)
50,35 (Peringkat 29)
PDRB Perkapita dengan Migas Tahun 2009 (Rp.Ribu)
7.465 6.400 5.983 5.084 2.755 3.919
Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2010 (Agustus)
9,61 4,61 8,37 4,61 5,16 3,25
Persentase Kemiskinan
Tahun 2010 (Maret)
9,10 18,07 11,60 17,05 23,19 13,58
Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2009
75,68 (Peringkat 2)
70,7 (Peringkat 22)
70,94 (Peringkat 20)
69,52 (Peringkat 25)
69,79 (Peringkat 24)
69,18 (Peringkat 27)
Indeks Pembangunan Gender Tahun 2009
67,91 62 61,24 62,89 55,71 64,33
Indeks Pemberdayaan Gender Tahun 2009
65,96 63,30 53,67 56,34 56,18 63,93
Umur Harapan Hidup
Tahun 2010 74,90 68,90 70,80 70,40 70,10 70,80
Rata-Rata Lama Sekolah
Tahun 2009
8,80 7,90 7,40 7,90 7,20 7,10
Sumber : Badan Pusat Statistik
Keterangan : *) = Data Pertumbuhan c-to-c Triwulan IV 2010
Dari sisi ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA), wilayah Sulawesi pada tahun 2010
memiliki kontribusi terhadap produksi nasional sebesar 10,82 persen, 14,96 persen, 6,84
persen, 2,59 persen, dan 6,89 persen berturut-turut untuk komoditas padi, jagung, kedelai,
RKP 2012 III.5-3
kelapa sawit, dan daging sapi, sedangkan dalam produksi perikanan nasional wilayah
Sulawesi merupakan wilayah yang memberikan kontribusi cukup besar dalam produksi
perikanan budidaya. Sedangkan untuk komoditas perikanan tangkap wilayah Sulawesi
termasuk salah satu wilayah yang relatif banyak mengahasilkan produksi ikan tuna dari
total produksi ikan tuna nasional. Sementara itu, wilayah Sulawesi memiliki kekayaan
cadangan minyak bumi (49,79 MMSTB), gas bumi (4,23 TSCF) dan batubara (233,10 Juta
ton). Dari sisi luas kawasan hutan, wilayah Sulawesi adalah 12,4 juta hektar dengan laju
deforestasi rata-rata sekitar 173 ribu hektar/tahun (tahun 2002-2003).
Wilayah Sulawesi menghadapi kendala sarana dan prasarana transportasi, antara
lain belum meratanya ketersediaan prasarana, kurang memadainya mutu, dan lemahnya
integrasi jaringan transportasi multimoda antarwilayah. Dengan letak geografis yang
strategis, wilayah Sulawesi berpotensi menjadi hub jaringan transportasi laut antarnegara
dan antarpulau dalam rangka mendukung perdagangan luar negeri. Jaringan pelabuhan
Makassar, Bitung, Pantoloan, Kendari, Bau-bau, dan Anggrek berperan strategis dalam
upaya peningkatan perdagangan, baik di wilayah Sulawesi maupun maupun kawasan
Indonesia timur. Keterkaitan antarwilayah di Sulawesi juga menghadapi hambatan belum
optimalnya integrasi jaringan jalan lintas serta belum terintegrasinya jalur penerbangan
antarprovinsi. Sementara itu, terkait kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi yang tertinggi
adalah di Sulawesi Selatan hal ini dipengaruhi oleh perkembangan di wilayah ini seperti
industri, rumah tangga dan lain-lain. Rasio elektrifikasi (tahun 2009) menunjukkan bahwa
Provinsi Rasio elektrifikasi untuk Gorontalo 50,43 persen, Sulawesi Tenggara 39,34 persen,
Sulawesi Utara 68,03 persen, Sulawesi Selatan 65,93 persen Sulawesi Tengah 49,20 persen,
dan Sulawesi Barat 36,48 persen. Infrastruktur strategis lainnya yang cukup penting di
Sulawesi adalah irigasi untuk mendukung peran wilayah Sulawesi sebagai salah satu
lumbung pangan nasional. Luas daerah irigasi di Pulau Sulawesi mencapai 1,02 juta hektar
atau sekitar 14 persen dari total daerah irigasi di seluruh Indonesia yang tersebar di
Sulawesi Selatan sekitar 63 persen, Sulawesi Utara 7 persen , Gorontalo 3 persen, Sulawesi
Tengah 15,00 persen, Sulawesi Barat 5 persen, dan Sulawesi Tenggara 7 persen. Dari total
1,02 juta hektar daerah irigasi tersebut, hanya sekitar 33,56 ribu hektar (3,28 persen) yang
ketersediaan airnya dijamin oleh waduk, antara lain Waduk Bili-Bili dan Waduk Ponre-
Ponre di Sulawesi Selatan, sedangkan sisanya masih mengandalkan dari aliran sungai baik
melalui bendung ataupun free intake. Luas daerah rawa di Pulau Sulawesi mencapai 84,71
ribu hektar terdiri atas 71,84 ribu hektar rawa pasang surut dan 12,88 ribu hektar rawa
lebak.
Wilayah Sulawesi termasuk wilayah yang rentan terhadap bencana alam banjir dan
tanah longsor, selama tahun 2010 tercatat banjir pernah melanda di seluruh wilayah
Sulawesi dan menimbulan kerugian di area perkebunan kakao permukiman warga. Dalam
hal pertahanan dan keamanan, wilayah Sulawesi bagian utara yang berdekatan dengan
Filipina sangat rawan dengan tingginya konflik separatisme di Pulau Mindanao bagian
Selatan (Gambar 5.5). Risiko gangguan keamanan yang muncul adalah penyusupan
III.5-4 RKP 2012
jaringan sistemik teroris dan penyelundupan senjata api dan barang-barang berbahaya
lainnya. Selain itu, wilayah Sulawesi juga pernah terjadi konflik horizontal. Permasalahan
tersebut tidak mudah untuk ditanggulangi mengingat upaya deteksi dan pencegahan dini
secara lebih cepat, tepat, dan berkelanjutan menghadapi tantangan terbatasnya prasarana
dan sarana perhubungan khususnya pelabuhan laut dan komunikasi, terutama di pulau-
pulau terpencil. Perkembangan pascakonflik menunjukkan tren pemulihan yang semakin
kondusif dan masyarakat telah kembali beraktivitas secara normal. Tantangan ke depan
adalah membangun kesadaran hukum di tingkat masyarakat, meningkatkan kemampuan
institusi penegak keamanan dan ketertiban dan merevitalisasi modal sosial yang hidup di
tengah masyarakat.
5.2 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah Sulawesi
Berdasarkan arahan pengembangan Wilayah Sulawesi, tujuan pembangunan
wilayah Sulawesi dalam tahun 2012 adalah untuk:
1. meningkatkan standar hidup masyarakat di Wilayah Sulawesi;
2. meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan
dan pertambangan di Wilayah Sulawesi;
3. meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana
transportasi, baik darat, laut, maupun udara;
4. meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar (jalan,
pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon);
5. meningkatkan aksesibilitas masyarakat Wilayah Sulawesi terhadap pelayanan publik
dasar;
6. mewujudkan keseimbangan pembangunan Wilayah Sulawesi bagian selatan, Sulawesi
bagian tengah dan Sulawesi bagian utara;
7. terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran;
8. meningkatkan peran Wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional;
9. meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi bencana alam;
10. mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung hingga mencapai luasan
minimal 40 persen dari luas Wilayah Sulawesi;
11. meningkatkan kapasitas penyediaan air baku untuk mengurangi tekanan krisis air di
Pulau Sulawesi, serta meningkatkan keandalan layanan jaringan irigasi untuk
mendukung peningkatan produksi pangan nasional;
12. mendorong terlaksananya pemenuhan, perlindungan dan penghormatan Hak Asasi
Manusia (HAM) di seluruh wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Mengacu pada tujuan pengembangan Wilayah Sulawesi, sasaran yang dicapai dalam
rangka pengembangan Wilayah Sulawesi pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
1. meningkatnya standar hidup masyarakat wilayah Sulawesi yang ditunjukkan dengan
membaiknya berbagai indikator pembangunan, yaitu: pertumbuhan ekonomi,
RKP 2012 III.5-5
kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi, angka harapan hidup, serta
pendapatan perkapita.
2. meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan
dan pertambangan di wilayah Sulawesi.
3. meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana
transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
4. meningkatnya jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar (jalan,
pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon).
5. meningkatnya aksesibilitas masyarakat Sulawesi terhadap pelayanan publik dasar.
6. terwujudnya keseimbangan pembangunan wilayah Sulawesi bagian selatan, Sulawesi
bagian tengah dan Sulawesi bagian utara.
7. terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran, yang antara lain
ditandai dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap nilai
budaya yang positif dan produktif, serta meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap
keragaman dan kekayaan budaya.
8. meningkatnya kontribusi wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional.
9. meningkatnya kesiapan daerah dalam menghadapi bencana.
10. mewujudkan kawasan lindung hingga mencapai luas minimal 40 persen dari luas
wilayah Sulawesi.
11. percepatan peningkatan/pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, antara lain di
Daerah Irigasi (DI) Paguyaman di Goronatlo, D.I. Wawotobi di Sulawesi Tenggara, serta
D.I. Bulucenrana di Sulawesi Selatan;
12. penyediaan Air Baku bagi PDAM yang mengalami krisis air baku dan dalam rangka
mencapai target MDGs, antara lain pembangunan prasarana air baku Paleloan-
Tomdano di Sulawesi Utara, pembangunan intake Biyonga dan jaringan transmisi air
baku Polohungo di Gorontalo, pembangunan intake Sungai Tolihe di Sulawesi
Tenggara, pembangunan jaringan air baku Tanah Toraja dan rehabilitasi saluran air
baku Lekopancing di Sulawesi Selatan;
13. meningkatkan jumlah tampungan dan ketersediaan air melalui pembangunan dan
rehabilitasi waduk, diantaranya: Waduk Gerak Tempe di Sulawesi Selatan;
14. menurunkan abrasi pantai di daerah-daerah pusat pertumbuhan ekonomi, kawasan
permukiman pada penduduk dan jalur transportasi utama di Pantai Kakorotan-
Sulawesi Utara dan Pantai Sampolawa-Sulawesi Tenggara;
15. meningkatnya pelaksanaan kegiatan RANHAM berdasarkan amanat Perpres No.23
Tahun 2011 yaitu melalui pembentukan dan penguatan institusi pelaksana RANHAM,
harmonisasi rancangan dan evaluasi Perda, pendidikan HAM, penerapan norma dan
standar HAM, pelayanan komunikasi masyarakat dan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan.
III.5-6 RKP 2012
TABEL 5.2 SASARAN PERTUMBUHAN EKONOMI, KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN
DI WILAYAH SULAWESI TAHUN 2012
Provinsi Pertumbuhan Ekonomi 1)
(%) Kemiskinan 2)
(%) Pengagguran 3)
(%)
Sulawesi Utara 6,85 – 7,75 8,65 9,00 – 8,20
Sulawesi Tengah 8,75 – 9,55 16,62 4,63 – 3,65
Sulawesi Selatan 6,85 – 7,75 9,95 6,40 – 5,75
Sulawesi Tenggara 7,75 – 8,20 15,78 3,20 – 2,90
Gorontalo 6,90 – 7,90 21,67 4,10 – 3,75
Sulawesi Barat 6,00 – 6,75 10,72 3,00 – 2,70
Sumber: Proyeksi Bappenas; BPS; Susenas
Keterangan: 1) Pertumbuhan Ekonomi: persentase laju perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). 2) Kemiskinan: persentase jumlah penduduk miskin terhadap total jumlah penduduk. 3) Pengangguran: persentase jumlah pengangguran terbuka terhadap total angkatan kerja.
TABEL 5.3
SASARAN ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI WILAYAH SULAWESI TAHUN 2012
Provinsi Angka Kematian Bayi
1) Rata-Rata Lama Sekolah
2) Umur Harapan Hidup
3)
Sulawesi Utara 10 9,04 75,42
Sulawesi Tengah 33 8,12 71,39
Sulawesi Selatan 26 8,40 70,8
Sulawesi Tenggara
27 8,05 71,39
Gorontalo 28 8,20 69,51
Sulawesi Barat 26 8,10 71,01
Sumber : Proyeksi Bappenas; BPS; Susenas
Keterangan: 1) Angka Kematian Bayi: jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.
2) Rata-rata Lama Sekolah: rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani.
3) Angka Harapan Hidup: perkiraan lama hidup rata-rata penduduk.
5.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Sulawesi
Pengembangan wilayah Sulawesi, sebagai salah satu pulau besar di Indonesia,
sangat penting dalam mendukung peningkatan kinerja pembangunan nasional. Wilayah
RKP 2012 III.5-7
Sulawesi berpotensi besar sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Timur Indonesia dan
sub-regional ASEAN. Dengan kondisi ini, wilayah Sulawesi memiliki akses perdagangan
yang cukup strategis.
Di sisi lain, pelaksanaan transformasi ekonomi yang tengah digulirkan konsepnya
pada saat ini, menuntut peranan wilayah Sulawesi yang lebih besar dibandingkan dengan
tahun–tahun sebelumnya. Transformasi ekonomi yang dikembangkan melalui konsep
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia serta dituangkan kedalam
koridor ekonomi Indonesia ini, meliputi Koridor Sulawesi yang pengembangannya
terutama dengan melihat potensi wilayah Sulawesi dari sisi ketersediaan dan potensi
sumber daya alam khususnya potensi nikel dan perikanan. Dengan demikian, dalam
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ke depan di Koridor Sulawesi,
pengembangan wilayahnya diarahkan sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional. Selain itu dalam mendukung
pembangunan perekonomian wilayah Sulawesi serta dalam mendukung perluasan
pembangunan ekonomi wilayah sesuai dengan titik berat pembangunan di tahun 2012,
maka arah kebijakan lainnya untuk pengembangan wilayah Sulawesi ialah pengembangan
gugus (cluster) industri makan dan minuman.
Dengan memperhatikan PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Perpres 5/2010 tentang RPJMN 2010-2014 dan Rancangan Peraturan Presiden tentang
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi dalam kaitannya dengan titik berat RKP tahun 2012
yaitu perluasan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat, maka pengembangaan wilayah Sulawesi Tahun 2012
terutama diarahkan untuk:
(1) mengembangkan komoditas unggulan Pulau Sulawesi yang memiliki daya saing
tinggi melalui kerja sama lintas sektor dan lintas wilayah provinsi dalam
pengelolaan dan pemasarannya;
(2) memprioritaskan kawasan tertinggal dan kawasan perbatasan dalam rangka
pencapaian pemerataan tingkat perkembangan antarwilayah, termasuk
pengembangan pulau-pulau kecil dan gugus kepulauan;
(3) memanfaatkan potensi sumber daya di darat dan laut secara optimal;
(4) mempertahankan keberadaan sentra-sentra produksi pangan nasional, khususnya
bagi sawah beririgasi teknis dari ancaman konversi lahan;
(5) memantapkan keterkaitan antara kawasan andalan dan kawasan budi daya lainnya
berikut kota-kota pusat kegiatan di dalamnya, dengan kawasan dan pusat-pusat
pertumbuhan antarpulau di wilayah nasional, serta dengan pusat-pusat
pertumbuhan di kawasan sub-regional ASEAN, Asia Pasifik, dan kawasan
internasional lainnya dalam menciptakan daya saing wilayah;
(6) pengerahan tenaga terdidik untuk pembangunan perdesaan; serta
III.5-8 RKP 2012
(7) mengembangkan industri pengolahan yang berbasis pada sektor kelautan,
pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan secara berkelanjutan.
Dalam rancangan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi, pusat-pusat
pertumbuhan yang diklasifikasikan kedalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) untuk menjadi
pusat pertumbuhan wilayah nasional yang berorientasi pada upaya pembangunan
kawasan industri dan jasa skala nasional diantaranya:
1. Manado-Bitung untuk melayani pengembangan perikanan yang berorientasi ekspor,
pusat pengembangan pariwisata bahari nasional melalui peningkatan fungsi
jaringan sarana prasarana khususnya perhubungan, listrik, dan telekomunikasi
untuk penyiapan pintu gerbang Indonesia dari/menuju Kawasan Asia Pasific, lintas
penyeberangan internasional, dan lintas perhubungan pulau.
2. Makasar–Maros-Sangguminasa-Takalar (Maminasata) untuk melayani
pengembangan perikanan yang berorientasi ekspor, pariwisata bahari nasional,
pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional, dan pertanian
tanaman Jagung melalui pembangunan pusat promosi investasi nasional,
pembangunan jaringan sarana dan prasarana penelitian bagi peningkatan
produktivitas kakao, peningkatan fungsi fasilitas penyimpanan hasil komoditas
perkebunan (kakao), pertanian (padi), dan perikanan, peningkatan fungsi jaringan
sarana prasarana perkotaan, untuk penyiapan sebagai pintu gerbang internasional,
dan perdagangan antarpulau berbasis industri pengolahan.
3. Gorontalo untuk mendukung pengembangan pertanian tanaman pangan jagung
melalui pengembangan prasarana dan fasilitas perkotaan sebagai pusat industry
pengolahan jagung, peningkatan fungsi sarana prasana perhubungan, listrik,
telekomunikasi, dan air bersih, dan jasa keuangan, pergudangan, dan pemerintahan
sebagai penyiapan sebagai pintu gerbang internasional, dan perdagangan
antarpulau.
4. Palu untuk melayani pengembangan perkebunan kakao, pengembangan sektor
peternakan, pertanian, dan perikanan melalui pengembangan fasilitas penyimpanan
produk-produk industri kakao, peningkatan fungsi jaringan sarana dan prasarana
perhubungan, listrik, telekomunikasi, air bersih, dan jasa keuangan, pergudangan,
dan pemerintahan sebagai penyiapan sebagai pintu gerbang internasional, dan
perdagangan antarpulau.
5. Kendari untuk melayani pengembangan perikanan yang berorientasi ekspor,
pariwisata bahari Wakatobi, dan pengembangan pertambangan, terutama nikel,
melalui peningkatan sarana dan prasarana perhubungan, listrik, Telekomunikasi
dalam rangka mendukung pengembangan kawasan andalan serta kegiatan ekonomi
perkotaan berskala internsional dan nasional.
Dengan mempertimbangkan titik berat pembangunan pada tahun 2012 yaitu
perluasan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat, maka arah pengembangan wilayah Sulawesi tahun 2012
RKP 2012 III.5-9
adalah sebagai Pusat Produksi dan dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan
Perikanan Nasional, dan pengembangan gugus (cluster) industri makan dan minuman yang
akan dilakukan dengan strategi mengembangkan Manado – Bitung, Maminasata, Gorontalo,
Palu, dan Kendari yang berorientasi pada upaya pembangunan kawasan industri dan jasa
skala nasional. Sementara itu, untuk mendukung 11 prioritas nasional dan 3 prioritas
lainnya sebagaimana tertuang didalam RPJMN 2010-2014, maka arah kebijakan dan
strategi pengembangan wilayah dijabarkan sebagai berikut.
TABEL 5.4 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI
TAHUN 2012 No Prioritas Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
1 Reformasi
Birokrasi dan
Tata Kelola
Peningkatan kapasitas pemerintah
daerah dalam implementasi tata
kelola yang baik; penyelenggaraan
otonomi daerah yang efektif;
peningkatan kualitas pelayanan
publik, dan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan.
(1) Melakukan penataan birokrasi pemerintah daerah yang bersih, efektif, efisien dan akuntabel, sejalan dengan perluasan reformasi birokrasi pada instansi pemerintah daerah.
(2) Meningkatkan penyelenggaraan otonomi daerah secara efektif.
(3) Meningkatkan kualitas legislasi melalui evaluasi dan penyempurnaan peraturan daerah yang bermasalah.
(4) Meningkatkan kualitas pelayanan publik khususnya pelayanan dasar dan perizinan.
(5) Mengembangkan sistem informasi dan administrasi kependudukan.
2 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja untuk pengembangan angkatan kerja yang berkualitas dan berdaya saing tinggi
(1) Meningkatkan infrastruktur pendidikan;
(2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik;
(3) Mengembangkan pelatihan ketrampilan kerja berbasis kompetensi
3 Kesehatan Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
(1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, dan balita.
(2) Memperbaiki status gizi masyarakat.
(3) Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan.
(4) Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia
III.5-10 RKP 2012
No Prioritas Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
kesehatan. (5) Meningkatkan ketersediaan
obat dan vaksin. (6) Meningkatkan pengembangan
sistem pembiayaan jaminan kesehatan.
(7) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
(8) Meningkatkan sarana pelayanan kesehatan terutama di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.
4 Penanggulangan Kemiskinan
Perluasan dan Peningkatan sinergi program-program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial, serta memperluas kesempatan usaha dan meningkatkan pemberdayaan rumah tangga miskin melalui pengembangan ekonomi lokal yang terpadu
(1) Meningkatkan efektivitas dan sinergi program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial;
(2) Meningkatkan kegiatan ekonomi lokal.
(3) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan pro-rakyat miskin dengan memberi perhatian khusus pada usaha-usaha yang melibatkan orang-orang miskin dan orang-orang dengan kondisi khusus serta usaha-usaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan;
(4) Meningkatkan kualitas serta memperluas kebijakan affirmative/keberpihakan untuk penanggulangan kemiskinan melalui 4 klaster program pro-rakyat.
(5) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan penurunan kemiskinan di daerah
5 Ketahanan Pangan
Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai sentra produksi pertanian dan perikanan untuk mewujudkan Sulawesi menjadi lumbung pangan nasional
(1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai) dan perkebunan (terutama kakao);
(2) Meningkatkan produksi dan efisiensi usaha perikanan tangkap.
(3) Percepatan peningkatan/ pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan
RKP 2012 III.5-11
No Prioritas Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
Sulawesi Selatan.
6 Infrastruktur Pengembangan sistem jaringan infrastruktur sebagai satu kesatuan ekonomi domestik untuk mendukung keterkaitan domestik antar wilayah (sebagai hub Kawasan Timur Indonesia) serta untuk mendukung percepatan dan perluasan pengembangan koridor ekonomi Sulawesi
(1) Mengembangkan integrasi sistem jaringan transportasi darat lintas Sulawesi;
(2) Meningkatkan intensitas perhubungan laut;
(3) Meningkatkan integrasi jaringan perhubungan udara;
(4) Meningkatkan kapasitas pelayanan pelabuhan Makasar dan Bitung.
(5) Memastikan beroperasinya fasilitas telekomunikasi Desa Berdering dan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK);
(6) Melanjutkan pengembangan jaringan serat optik ke empat ibukota kab/kota;
(7) Memfasilitasi pengembangan e-government.
(8) Peningkatan sistem penyediaan air baku di provinsi Sulut, Gorontalo, Sultra dan Sulsel dan peningkatan sistem air minum;
(9) Pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir di provinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan; dan Sulawesi Utara, dan konservasi waduk di Sulawesi Selatan.
7 Iklim Investasi dan Usaha
Pengembangan gugus industri unggulan wilayah dan pengembangan jaluar wisata serta meningkatkan investasi yang menyediakan lapangan kerja di wilayah-wilayah yang menjadi daya tarik bagi tenaga kerja serta penyediaan lapangan kerja menitikberatkan pada wilayah dengan tingkat pengangguran terbuka yang cukup tinggi.
(1) Mengembangkan Manado-Bitung
sebagai pusat industri
pengolahan berbasis hasil laut;
(2) Mengembangkan Gorontalo,
Palu, Kendari dan Mamuju
sebagai pusat industri
pengolahan tanaman pangan dan
hortikultura;
(3) Mengembangkan metropolitan
Maminasata sebagai pusat
industri pengolahan berbasis
pertanian dan perkebunan;
(4) Memperkuat jalur wisata Toraja-
Tomohon-Bunaken dengan Bali.
(5) Mengembangkan pelatihan
III.5-12 RKP 2012
No Prioritas Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
berbasis kompetensi, terutama
di bidang pengolahan hasil
pertanian, perkebunan dan
pariwisata.
(6) Meningkatkan layanan informasi
pasar pasar kerja di wilayah-
wilayah pengembangan koridor
ekonomi.
8 Energi Peningkatan kapasitas dan integrasi sistem jaringan listrik yang menekankan pada pemanfaatan potensi energi setempat.
(1) Meningkatkan kapasitas dan
integrasi sistem jaringan listrik;
(2) Diversifikasi sumber energi
primer.
(3) Pembangunan pembangkit
berbasis panas bumi dan air
beserta perluasan jaringan listrik
terintegrasi, dan
(4) Pembangunan infrastruktur gas
bumi (jaringan pipa dan
penyimpanan) untuk
memanfaatkan lapangan gas
Donggi-Senoro.
9 Lingkungan Hidup dan Bencana
Pengembangan wilayah Sulawesi diarahkan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana
(1) Meningkatkan kualitas penataan
ruang wilayah;
(2) Meningkatkan penegakan
hukum dalam pengendalian
pemanfaatan ruang, sumberdaya
alam dan lingkungan hidup;
(3) Memperkuat mitigasi bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik
Pembangunan daerah tertinggal, terdepan dan terluar serta Pengembangan kawasan perbatasan sebagai beranda depan wilayah nasional. Wilayah yang menjadi prioritas perbatasan di tahun 2012 yaitu: Tabukan Utara di Kabupaten Kepulauan Sangihe; serta Melonguane dan Miangas di Kabupaten Kepulauan Talaud
(1) Meningkatkan stabilitas
keamanan dan ketertiban
kawasan perbatasan;
(2) Meningkatkan kegiatan ekonomi
lokal untuk kawasan tertinggal,
terdepan dan terluar serta
keterkaitan kawasan perbatasan
dengan pusat pertumbuhan
terdekat.
(3) Pengembangan pos perbatasan
RKP 2012 III.5-13
No Prioritas Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
11 Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi.
Penguatan ketahanan dan harmonisasi masyarakat dengan kerjasama antargolongan masyarakat untuk mengembangkan budaya dan kreativitas
(1) Memperkuat kelembagaan dan kearifan lokal;
(2) Meningkatkan kerjasama lintas agama, suku, ras serta antar pemerintah dan masyarakat
(3) Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya yang berbasiskan pada keragaman budaya daerah,
(4) Peningkatan kualitas pengelolaan, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan budaya daerah.
12 Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Peningkatan penegakan hukum, Hak Azasi manusia (HAM) dan pemberantasan korupsi.
(1) Meningkatkan kualitas legislasi dan regulasi;
(2) Meningkatkan penengakan hukum, HAM dan pemberantasan korupsi;
(3) Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban kawasan perbatasan dan daerah konflik;
(4) Pembangunan pos pulau terdepan (terluar).
13 Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian
Peningkatan mengembangkan gugus industri unggulan serta meningkatkan peran pemerintah daerah dalam upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
(1) Mengembangkan Manado-Bitung sebagai pusat industri pengolahan berbasis hasil laut;
(2) Mengembangkan Gorontalo, Palu, Kendari dan Mamuju sebagai pusat industri pengolahan tanaman pangan dan hortikultura;
(3) Mengembangkan metropolitan Maminasata sebagai pusat industri pengolahan berbasis pertanian dan perkebunan;
(4) Memperkuat jalur wisata Toraja-Tomohon-Bunaken dengan Bali.
(5) Peningkatan peran pemerintah daerah dalam pelayanan dan perlindungan TKI.
14 Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat
Pengembangan ekonomi lokal, serta pengembangan industri pariwisata, alam dan budaya.
(1) Meningkatkan kegiatan ekonomi lokal;
(2) Meningkatkan efektivitas dan sinergi program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial;
(3) Memperkuat kelembagaan dan
III.5-14 RKP 2012
No Prioritas Arah Kebijakan Strategi Pengembangan
kearifan lokal; (4) Meningkatkan kerjasama lintas
agama, suku, ras serta antar pemerintah dan masyarakat;
(5) Meningkatkan promosi pariwisata
(6) Mengembangkan destinasi, pemasaran dan sumber daya pariwisata
Sumber: Hasil Analisis, tahun 2011
RKP 2012 III.5-15
III.5-16 RKP 2012
BAB VI
PENGEMBANGAN WILAYAH NUSA TENGGARA
TAHUN 2012