bab v pbl terminal.doc

30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Telah dilaksanakan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan insidensi kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin periode September 2015 dengan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Cara pemilihan subjek penelitian berdasarkan pada ibu hamil yang datang ke Puskesmas Terminal pada bulan September dan memenuhi kriteria inklusi. Data yang dikumpulkan adalah hasil dari wawancara terstrukur (kuesioner) tingkat pengetahuan tentang insidensi kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin bulan September 2015, dan didapatkan data sebagai berikut: 1. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan 35

Upload: rahmad-budi-prasetyo

Post on 29-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V PBL Terminal.doc

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Telah dilaksanakan penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan

dengan insidensi kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin

periode September 2015 dengan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Cara

pemilihan subjek penelitian berdasarkan pada ibu hamil yang datang ke

Puskesmas Terminal pada bulan September dan memenuhi kriteria inklusi.

Data yang dikumpulkan adalah hasil dari wawancara terstrukur (kuesioner)

tingkat pengetahuan tentang insidensi kehamilan risiko tinggi di Puskesmas

Terminal Banjarmasin bulan September 2015, dan didapatkan data sebagai

berikut:

1. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan

Gambar 5.1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Umur di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Dari gambar di atas diketahui bahwa responden yang berumur kurang dari 20

tahun sebanyak 3 orang (10%), sedangkan responden yang berumur 20-35 tahun

35

Page 2: BAB V PBL Terminal.doc

sebanyak 22 orang (73,3%), dan responden yang berumur lebih dari 35 tahun

sebanyak 5 orang (16,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

usia responden sebagian besar dalam kategori reproduksi sehat, namun masih

terdapat 8 orang dalam kelompok risiko tinggi (<20 tahun dan >35 tahun).

Gambar 5.2. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Dari gambar di atas diketahui bahwa responden yang berpendidikan SD

sebanyak 9 orang (30%), responden yang memiliki pendidikan SMP sebanyak 11

orang (36,7%), responden yang berpindidikan SMA sebanyak 6 orang (20%), dan

responden yang berpendidikan Akademi/ PT sebanyak 4 orang (13,3%).

36

Page 3: BAB V PBL Terminal.doc

Gambar 5.3. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Dari gambar di atas diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai PNS

sebanyak 1 orang (3,3%), responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 2 orang

(6,7%), responden yang tidak bekerja/ IRT sebanyak 27 orang (90%), dan tidak

ada yang bekerja sebagai petani/buruh.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil, Insidensi Kehamilan Risiko Tinggi, dan Faktor Risiko Kehamilan Risiko Tinggi

Gambar 5.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Terminal Banjarmasin

37

Page 4: BAB V PBL Terminal.doc

Dari gambar di atas diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan

baik sebanyak 5 orang (16,7%), responden yang memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 13 orang (43,3%), dan responden yang memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 12 orang (40%).

Gambar 5.5. Distribusi Insidensi Kehamilan Risiko Tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Dari gambar di atas diketahui bahwa karakteristik kehamilan responden yang

risiko tinggi sebanyak 13 orang (43,3%), sedangkan responden yang tidak risiko

tinggi 17 orang (56,7%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak

perbedaan yang signifikan antara responden dengan risiko tinggi dan responden

tanpa risiko.

38

Page 5: BAB V PBL Terminal.doc

Gambar 5.6. Distribusi Kehamilan Risiko Tinggi Berdasarkan Faktor Risiko di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Dari gambar di atas diketahui bahwa faktor risiko kehamilan risiko tinggi

yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 5 orang (38,5%), berusia kurang dari

20 tahun sebanyak 3 orang (23,1%), jarak kehamilan kurang dari dua tahun

sebanyak 2 orang (15,3%), jumlah anak lebih dari empat orang sebanyak satu

orang (7,7%), riwayat Hipertensi sebanyak satu orang (7,7%), dan bekas sectio

caesarea sebanyak satu orang (7,7%).

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Insidensi Kehamilan Risiko Tinggi

Tabel 5.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Insidensi Kehamilan Risiko Tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Insidensi Kehamilan Tingkat Pengetahuan TotalBaik Cukup Kurang

Kehamilan Risiko Tinggi

0 (0%) 5 (38,5%) 8 (61,5%) 13 (100%)

Kehamilan Tidak Risiko Tinggi

5 (29,4%) 8 (47,1%) 4 (23,5%) 17 (100%)

Dari tabel di atas diketahui bahwa dari 13 responden dengan risiko tinggi

didapatkan 5 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (38,5%), dan 8 orang

39

Page 6: BAB V PBL Terminal.doc

dengan tingkat pengetahuan kurang (61,5%) dan tidak ada yang berpengetahuan

baik. Dari 17 responden dengan tidak risiko tinggi didapatkan 5 orang dengan

tingkat pengetahuan baik (29,4%), 8 orang dengan tingkat pengetahuan cukup

(47,1%), dan 4 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (23,5%).

Gambar 5.7. Distribusi Kehamilan Risiko Tinggi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Puskesmas Terminal Banjarmasin.

Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan insidensi kehamilan

risiko tinggi di Puskesmas Terminal diketahui dengan menguji hipotesis tersebut

menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil

analisis didapatkan nilai p=0.037 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan dengan insidensi kehamilan risiko tinggi di

Puskesmas Terminal Banjarmasin Periode September 2015.

B. Pembahasan

40

Page 7: BAB V PBL Terminal.doc

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Adhe Indah

(2013) yang mendapatkan sebanyak 7 responden (22,6%) memiliki pengetahuan

baik, 17 responden (54,8%) memiliki pengetahuan cukup, dan 7 responden

(22,6%) memiliki pengetahuan kurang. Penelitian lain yang dilakukan Maharista

(2014) mendapatkan 3 (8,9%) responden memiliki pengetahuan baik, 25

responden memiliki pengetahuan cukup (71,1%), dan sebanyak 7 responden

(20%) memiliki pengetahuan kurang. Penelitian lain yang dilakukan Riana

(2014) di Banyumas menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang risiko tinggi

dengan p= 0,028 (p<0,05) (20).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-

35 tahun sebanyak 22 orang (73,3%). Dengan rentang usia tersebut seharusnya

responden sudah mampu secara baik untuk mengembangkan pengetahuannya

sendiri termasuk pengetahuan tentang kehamilan risiko tinggi. Menurut

Notoatmodjo (2010) usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Tetapi di dalam penelitian ini responden hanya mampu

mengembangkan pikirannya dalam kategori cukup sehingga tidak sesuai dengan

teori yang ada. Menurut Mubarok (2007) pada dasarnya usia dapat melatar

belakangi penentuan perilaku (melakukan pemeriksaan kehamilan), misal wanita

muda <20 tahun berbeda sikap dan perilakunya dibandingkan wanita dewasa. Hal

ini disebabkan oleh umur yang lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak

41

Page 8: BAB V PBL Terminal.doc

sehingga pengetahuannya pun semakin baik terhadap kehamilan risiko tinggi

(20,21).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pendidikan SMP yaitu sebanyak 11 orang (36,7%). Menurut Mubarok (2007)

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah

menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang diterimanya.

Namun sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan maka akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap informasi dan hal-hal yang baru. Tinggi

rendahnya kemampuan berpikir dan pola pikir seseorang dipengaruhi oleh

pengetahuan yang diperoleh melalui jenjang pendidikan formal maupun non

formal (20,22).

Dari hasil penelitain ini didapatkan bahwa sebagian besar responden tidak

bekerja/ ibu rumah tangga yaitu sebanyak 27 orang (90%). Menurut Notoatmodjo

(2010) yaitu status sosial ekonomi dan budaya berpengaruh terhadap status

perilaku kesehatan seseorang. Dengan kata lain, pekerjaan seseorang berpengaruh

terhadap pengetahuan seseorang. Contoh: seorang ibu yang bekerja di sektor

formal memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi termasuk kesahatan

(21,22).

Dari hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat

pengetahuan ibu hamil dengan insidensi kehamilan risiko tinggi (p=0,03 atau

p<0,05), dan didapatkan 8 orang (61,5%) dengan kehamilan risiko tinggi memiliki

tingkat pengetahuan kurang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Laurence Green, dimana kesehatan individu maupun masyarakat dipengaruhi oleh

42

Page 9: BAB V PBL Terminal.doc

2 faktor yaitu perilaku dan nonperilaku. Faktor perilaku sendiri dibentuk dari 3

faktor, antara lain: faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.

Faktor predisposisi dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, keyakinan/ kepercayaan,

dan tradisi. Dimana apabila seseorang memiliki pengetahuan yang lebih tentang

risiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk

mencegah, menghindari atau mengatasi masalah kehamilan risiko tinggi tersebut

dan begitupun sebaliknya. Ibu dengan pengetahuan tinggi memiliki wawasan yang

lebih luas sehingga cenderung lebih mampu menjaga dirinya selama kehamilan.

Sebaliknya, pada penelitian ini, ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi sebagian

besar memiliki tingkat pengetahuan kurang, hal ini kemungkinan diakibatkan

kurangnya penyerapan dan penerapan informasi-informasi yang diberikan selama

ANC (18).

C. Manajemen Pemecahan Masalah

1. Analisis situasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan ibu hamil dengan insidensi kehamilan risiko tinggi di

Puskesmas Terminal. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan analisis masalah

untuk mencari alternatif pemecahan masalah tersebut. Analisis masalah disajikan

dalam problem tree di bawah ini.

43

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Page 10: BAB V PBL Terminal.doc

Gambar 5.8. Problem Tree Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Insiden Kehamilan Risiko Tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin

44

Insidensi Kehamilan Risiko Tinggi

Dapat Dimodifikasi

Pengetahuan

Budaya

Kepercayaan

Tidak Dapat dimodifikasi

Genetik

Etnis

Bermakna

Umur

Page 11: BAB V PBL Terminal.doc

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Pada tabel 5.2 dapat dilihat penyebab masalah beserta alternatif pemecahan

masalahnya.

Tabel 5.2. Alternatif Pemecahan Masalah Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kehamilan Risiko Tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin

No.Sumber Masalah

Masalah yang ditimbulkanAlternatif Pemecahan

Masalah

1 PengetahuanKurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya kehamilan dengan risiko tinggi

Melakukan penyuluhan tentang bahaya kehamilan risiko tinggi pada wanita usia subur

2 BudayaBudaya masyarakat yang terbiasa menikah di usia muda

Melakukan penyuluhan untuk masyarakat yang menikah muda agar masyarakat menunda kehamilan

3 Kepercayaan

Kepercayaan masyarakat yang masih percaya dengan “banyak anak banyak rezeki” sehingga masih banyak yang menginginkan untuk hamil pada usia tua

Melakukan penyuluhan tentang KB dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat untuk mempromosikan KB

3. Prioritas Masalah dan Pemecahan Masalah

Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah di atas dapat ditentukan

dengan menggunakan kriteria pemecahan masalah menurut metode Paho-Cendes

yaitu:

a. Besarnya Masalah (Magnitude)

Adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan yang

mencakup seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang terkena

dampak. Diberi skor 1-5 yaitu :

1) Hanya sebagian kecil masyarakat

2) Sebagian kecil masyarakat

3) Hanya sebagian besar masyarakat

45

Page 12: BAB V PBL Terminal.doc

4) Sebagian besar masyarakat

5) Hampir seluruh masyarakat

b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vunerability)

Adalah tersedianya suatu cara atau metode untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi. Diberi skor 1-2 yaitu:

1) Tidak ada cara yang efektif

2) Ada cara yang efektif

c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)

Adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat apabila

masalah dapat diselesaikan. Diberi skor 1-5 yaitu:

1) Tidak ada kepentingan

2) Kepentingannya sangat rendah

3) Kepentingannya cukup rendah

4) Kepentingannya cukup tinggi

5) Kepentingannya sangat tinggi

d. Biaya (Cost)

Adalah biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Diberi

skor 1-5 yaitu:

1) Biaya yang diperlukan sangat banyak

2) Biaya yang diperlukan banyak

3) Biaya yang diperlukan cukup banyak

4) Biaya yang diperlukan sedikit

5) Tidak perlu biaya

46

Page 13: BAB V PBL Terminal.doc

Berdasarkan faktor-faktor diatas dapat ditentukan prioritas pemecahan masalah

sebagai berikut:

Tabel 5.3. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kehamilan Risiko Tinggi di Puskesmas Terminal

No Alternatif Pemecahan MasalahKriteria

Nilai komposit Ranking

PrioritasM V I C MIVC

1.Melakukan penyuluhan tentang bahaya kehamilan risiko tinggi pada wanita usia subur

4 2 4 2 64 I

2.

Melakukan penyuluhan untuk masyarakat yang menikah muda agar masyarakat menunda kehamilan

2 2 3 3 36 III

3.

Melakukan penyuluhan tentang KB dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat untuk mempromosikan KB

3 2 4 2 48 II

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel di atas, maka prioritas alternatif

pemecahan masalah tentang upaya menurunkan kejadian kehamilan risiko tinggi

hipertensi adalah melakukan penyuluhan tentang bahaya kehamilan risiko tinggi

pada semua wanita usia subur untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang kehamilan risiko tinggi.

4. Usulan Intervensi

Untuk menurunkan insidensi kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Terminal

yang masih tinggi adalah dengan cara penyuluhan kepada wanita usia subur.

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang definisi, gejala, faktor risiko,

pencegahan, dan komplikasi dari kehamilan risiko tinggi dapat dilakukan dengan

47

Page 14: BAB V PBL Terminal.doc

penyuluhan kelompok. Penyuluhan kelompok dapat dilakukan puskesmas dengan

cara memadukan dengan kegiatan-kegiatan masyarakat seperti majelis taklim,

pengajian, kegiatan PKK, dan kegiatan di kecamatan sehingga kesulitan

puskesmas dalam mengumpulkan masyarakat dapat teratasi.

Dalam melakukan penyuluhan mengenai kehamilan risiko tinggi, diperlukan

kerja sama lintas sektor antara Bidan dengan Petugas Promosi Kesehatan

(Promkes).

Kegiatan Penyuluhan Mengenai Bahaya Kehamilan Risiko Tinggi Pada Wanita Usia Subur

1. Planning

a. Jenis kegiatan :

- Penyuluhan tentang bahaya kehamilan risiko tinggi pada wanita usia subur.

- Himbauan bagi wanita usia subur untuk mencegah terjadinya kehamilan risiko

tinggi.

b. Tujuan :

Memberikan pengetahuan kepada wanita usia subur mengenai definisi, gejala,

faktor risiko, pencegahan, dan komplikasi dari kehamilan risiko tinggi.

c. Sasaran :

Seluruh wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Terminal.

d. Target

Wanita usia subur mengerti definisi dan bahaya kehamilan risiko tinggi.

e. Metode :

Penyuluhan secara langsung dan tanya jawab

48

Page 15: BAB V PBL Terminal.doc

2. Organizing

a. Penyelenggara Kegiatan :

1. Penanggung jawab acara: Kepala Puskesmas Terminal Banjarmasin

a. Bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan

b.

2. Ketua acara: Bidan penanggung jawab

a. Mengkoordinasi anggota dalam pelaksanaan kegiatan

b. Mengawasi kegiatan pelaksanaan agar sesuai rencana

c. Memberikan arahan teknis kepada seluruh pelaksana kegiatan

d.

3. Sekretaris : Bidan penanggung jawab

a. Membuat perangkat administrasi yang dibutuhkan

b. Mengatur jadwal kegiatan acara

c. Mencatat hal-hal yang terjadi dalam pelaksanaan acara

d. Membuat laporan kegiatan

4. Bendahara: petugas puskesmas

a. Mencatat laporan keuangan yang masuk dan keluar

b. Mencatat kebutuhan kegiatan

c. Mengeluarkan anggaran untuk kegiatan

d.

5. Seksi acara: pemegang program/petugas posyandu/kader

a. Mengatur pelaksanaan acara

49

Page 16: BAB V PBL Terminal.doc

b. Mengumpulkan peserta kegiatan

c. Menunjuk narasumber

d. Menyediakan poster/leaflet dan membagikan pada peserta

e. Mengkondisikan peserta agar tetap berjalan sesuai petunjuk teknis acara

f. Memantau perkembangan peserta dalam setiap sesi acara

g. Melakukan penilaian/evaluasi terhadap peserta pada akhir kegiatan

6. Seksi perlengkapan: petugas posyandu/kader

a. Menyediakan perlengkapan yang dibutuhkan

b. Mempersiapkan sarana sebelum acara dimulai

c. Membereskan dan merapikan perlengkapan setelah sesi acara selesai

d.

7. Seksi konsumsi: petugas posyandu/kader

a. Menyediakan konsumsi untuk peserta

b.

3. Actuating

a. Waktu :

Bulan Oktober 2015

b. Tempat :

Seluruh posyandu balita, ibu hamil, dan kelas ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Terminal

c. Materi :

-Kehamilan risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang membawa ancaman bagi

50

Page 17: BAB V PBL Terminal.doc

jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayinya.

Yang disebut kehamilan risiko tinggi:

1. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

2. Jarak anak terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun

3. Jumlah anak lebih dari 4

4. Tinggi badan kurang dari 145 cm

5. Riwayat keguguran, IUFD, dan prematur.

6. Riwayat operasi Caesar

7. Kehamilan dengan penyakit (anemia, hipertensi, penyakit jantung,

diabetes melitus, penyakit paru, penyakit hepar).

Faktor-faktor yang mempengaruhi insidensi kehamilan risiko tinggi:

Faktor Perilaku

Lingkungan

Pelayanan Kesehatan

Komplikasi dari kehamilan risiko tinggi

1. Keguguran

2. Kematian Janin

3. Perdarahan

4. Kematian Ibu

Mencegah kehamilan risiko tinggi:

1. Menunda kehamilan apabila kurang dari 20 tahun

2. Menggunakan KB

3. ANC Rutin

51

Page 18: BAB V PBL Terminal.doc

d. Metode Penyuluhan

Selama ini penyuluhan yang biasa dilakukan cenderung monoton sebagian

peserta penyuluhan pasif dan yang aktif hanya penyuluh saja. Akan lebih baik

metode yang digunakan lebih variatif, sehingga target penyuluhan dapat

tercapai, sebelum melakukan penyuluhan diberikan pertanyaan berisikan

pertanyaan-pertanyaan umum tentang kehamilan risiko tinggi data yang

diperoleh bisa dijadikan acuan untuk penyuluhan selanjutnya. Setelah penyuluh

memberikan materi, penyuluh akan memberikan pertanyaan kepada peserta,

bagi perserta yang dapat nilai tertinggi diberikan hadiah berupa jam dinding.

e. Alat bantu :

Mikrofon, LCD, leaflet dan poster tentang Kehamilan Risiko Tinggi

f. Pelaksana :

Petugas Promosi Kesehatan, Bidan, Petugas Posyandu, dan Kader

j. Dana:

Dana operasional dari APBD dan dana proyek peningkatan kesehatan

masyarakat (PPKM).

4. Controlling

1. Jangka Pendek

- Dapat dilakukan melalui evaluasi jumlah kader dan masyarakat yang hadir

berpartisipasi. Jumlah kader yang datang harus >90 %. Jumlah masyarakat

minimal 50 orang.

- Dapat dilakukan melalui pretest dan postest di akhir acara, apakah peserta

52

Page 19: BAB V PBL Terminal.doc

kegiatan dapat menangkap dan memahami isi kegiatan. Keberhasilan dilihat

dari meningkatnya nilai postest dari pada prestest. Nilai postest minimal 60.

- Mengevaluasi kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan waktu yang

ditentukan. Waktu harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan, boleh telat

maksimal 10 menit.

Mengevaluasi kesesuaian kegiatan penyuluhan dengan sasaran.

- Mengevaluasi ketepatan sumber daya manusia yang ditugaskan untuk melakukan

penyuluhan. Dilihat dari kinerja dari masing-masing panitia. Tugas 100% harus

dikerjakan.

2. Jangka Panjang

Insidensi kehamilan risiko tinggi di wilayah kerja puskesmas Terminal

Banjarmasin menurun.

53

Page 20: BAB V PBL Terminal.doc

BAB VI

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Sebanyak 3 responden (10%) berusia kurang dari 20 tahun, 22 responden

(73,3%) berusia 20-35 tahun, dan 5 responden (16,7%) yang berusia lebih

dari 35 tahun.

2. Sebanyak 9 responden (30%) berpendidikan SD, 11 responden (36,7%)

berpendidikan SMP, 6 responden (20%) berpendidikan SMA, dan 4

responden (13,3%) berpendidikan Akademi/ PT.

3. Sebanyak satu responden (3,3%) bekerja sebagai PNS, 2 responden (6,7%)

bekerja sebagai wiraswasta, dan 27 responden (90%) tidak bekerja/ ibu

rumah tangga.

4. Sebanyak 5 responden (16,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik,

13 responden (43,3%) yang memiliki tingkat pengetahuan cukup, 12

responden (40%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang.

5. Sebanyak 13 responden memiliki risiko tinggi kehamilan, dan 17

responden yang bukan risiko.

6. Dari 13 responden dengan risiko tinggi didapatkan 5 orang dengan tingkat

pengetahuan cukup (38,5%), dan 8 orang dengan tingkat pengetahuan

kurang (61,5%) dan tidak ada yang berpengetahuan baik. Dari 17

responden dengan tidak risiko tinggi didapatkan 5 orang dengan tingkat

54

Page 21: BAB V PBL Terminal.doc

pengetahuan baik (29,4%), 8 orang dengan tingkat pengetahuan cukup

(47,1%), dan 4 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (23,5%)..

7. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan

insidensi kehamilan risiko tinggi di Puskesmas Terminal Banjarmasin

Bulan September 2015 (p=0.03).

B. SARAN

1. Puskesmas Terminal Banjarmasin perlu lebih berperan aktif dalam

penyelenggaraan penyuluhan ataupun pendekatan kepada ibu-ibu maupun

para suami dalam upaya meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai

kehamilan risiko tinggi sehingga dapat mengurangi insidensi kehamilan

risiko tinggi.

2. Membentuk kaderisasi di lingkungan masyarakat sehingga dapat

memudahkan masyarakat memperoleh informasi dan dukungan untuk

menggunakan kontrasepsi agar dapat mengurangi angka kehamilan.

3. Dilakukan kerjasama dengan para tokoh agama/masyarakat untuk

menyamakan pandangan dan persepsi dalam rangka menciptakan nilai

yang positif bagi masyarakat tentang penggunaan kontrasepsi agar dapat

mengurangi angka kehamilan.

55