bab v kajian teori - unika repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 daniel (6.4...bab v...

24
BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi dan Elaorasi Teori Tema Desain Dalam perencanaan projek Pasar Seni Tradisional di Jepara ini, menerapkan tema desain Maniera oleh Arata Isozaki. Menurut skripsi dengan judul Maniera sebagai Manisfestasi Konsep MA pada Karya Interior Arata Isozaki, Arata Isozaki terkenal sebagai arsitek post modern yang terpengaruh oleh gaya barat dan beliau merupakan murid bimbingan dari Kenzo Tange tahun 1963. Ma sendiri adalah konsep ketiadaan dan di antara sehingga dapat menampilkan bentuk-bentuk yang tampak secara nyata. Selain itu Ma sendiri dapat berarti ruang dan waktu dimana dua hal tersebut merupakan satu kesatuan di dalam dimensi yang tidak bisa terpisahkan (Sulistyani, 1-2). Sedangkan menurut skirpsi projek Pasar Seni Manado, maniera sendiri berasal dari kata manner (bahasa italia) yang menuerut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti gaya (style). Maniera sendiri dikemukakan oleh arsitek asal Jepang bernama Arata Isozaki yang lahir pada tahun 1931. Menurut beliau, terdapat metode dalam perancangan arsitektur dalam prinsip Maniera tersebut, yaitu: 153

Upload: others

Post on 27-Jun-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

BAB V

KAJIAN TEORI

5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain

5.1.1. Uraian Interpretasi dan Elaorasi Teori Tema Desain

Dalam perencanaan projek Pasar Seni Tradisional di Jepara ini,

menerapkan tema desain Maniera oleh Arata Isozaki. Menurut skripsi

dengan judul Maniera sebagai Manisfestasi Konsep MA pada Karya

Interior Arata Isozaki, Arata Isozaki terkenal sebagai arsitek post

modern yang terpengaruh oleh gaya barat dan beliau merupakan murid

bimbingan dari Kenzo Tange tahun 1963. Ma sendiri adalah konsep

ketiadaan dan di antara sehingga dapat menampilkan bentuk-bentuk

yang tampak secara nyata. Selain itu Ma sendiri dapat berarti ruang

dan waktu dimana dua hal tersebut merupakan satu kesatuan di dalam

dimensi yang tidak bisa terpisahkan (Sulistyani, 1-2). Sedangkan

menurut skirpsi projek Pasar Seni Manado, maniera sendiri berasal dari

kata manner (bahasa italia) yang menuerut Kamus Besar Bahasa

Indonesia memiliki arti gaya (style). Maniera sendiri dikemukakan oleh

arsitek asal Jepang bernama Arata Isozaki yang lahir pada tahun 1931.

Menurut beliau, terdapat metode dalam perancangan arsitektur dalam

prinsip Maniera tersebut, yaitu:

153

Page 2: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

• Metabolism

Di dalam desain aristektur, unsur publik dan privat dinyatakan

dengan jelas di dalamnya dan juga terdapat analogi biologis sebagai

bentuk struktur pada bangunannya. menjadi satu ditempat.

• Geometri

Menurutnya, perancangan aristektur yang paling tepat adalah

penggunaan bentuk-bentuk dasar yang nantinya ditransformasi di

beberapa bagian. Pada desain sendiri, tetap mempertahankan

bentuk-bentuk dasar dari bangunan tersebut dan juga

mempertahankan tipologi bangunan itu sendiri (mempertahankan

tipe bangunan yang berdasarkan fungsinya, bentuk, serta langgam

yang dimiliki). Terdapat 2 (dua) langkah pada upaya

mempertahankan tipologi bangunan yaitu identifikasi (bangunan)

serta pengolahan (pada tipologi bangunan).

• Organis

Perancangan desain arsitektur sendiri mengikuti lingkungannya

sehingga bangunan terkesan menyatu dengan alam. Hal itu ditunjukan

dengan penggunaan material / bahan alam pada masa bangunannya

dan penggunaan elemen air baik di dalam maupun luar. Selain itu,

terdapat juga prinsip-prinsip kontiunitas (kesniambungan dalam desain

bangunannya) dan horisontalisme sehingga bangunan sendiri

diharapkan dapat lebih menyatu dengan alam (karena didesain

154

Page 3: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

dekat dengan tanah atau tidak meninggi). (Buloglabna, Tinangon,

dan Takumangsang: 164-174).

Konsep Maniera juga dapat dilihat pada perkembangan karya-karya

Arata Isozaki sendiri. Menurut skripsi dengan judul Maniera sebagai

Manisfestasi Konsep MA pada Karya Interior Arata Isozaki, karyanya

memiliki bentuk yang dramatais dan menggunakan material baja serta

beton. Desainnya penuh warna, plaza dan taman yang besar, dengan

komposisi dan skala yang bebas serta tidak proporsional. Namun

hubungan pada ruang-ruang di dalamnya bersifat terkelompok jika

dilihat secara 2 (dua) dimensi (Sulistyani, 2).

5.1.2. Studi Preseden

Menurut skirpsi projek Pasar Seni Manado prinsip Maniera oleh Arata

Isozaki, ternyata diterapkan pada berbagai karya arsitekturnya seperti

Museum Seni Kitakyushu Municipal. Dalam prinsip Maniera sendiri

terdapat 3 (tiga) hal yang diterapkan di dalam karyanya, yaitu:

• Metabolism

Dalam desain Museum Seni Kitakyushu Municipal, beliau menerapkan

penyatuan antara unsur publik dan unsur privat yang sesuai dengan

prinsip metabolism. Bentuk bangunan mengikuti analogi biologis,

dengan bagian bawahnya melebar.

155

Page 4: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

• Geometri

Museum Seni Kitakyushu Municipal memiliki bentuk geometris yang

sederhana di mana terdapat 2 (dua) massa balok yang di susun

secara sejajar dengan dimensi 32x32 feet yang memiliki panjang 200

feet. Terdapat penerapan geometri lain yang menjadi pelengkap yaitu

bentuk geometri kubus, lengkungan, dan bentuk tabung.

• Organis

Di dalam ruang pameran Museum Seni Kitakyushu Municipal tersebut,

diterapkan prinsip organis di mana terdapat desain yang menyatu

dengan alam (natural), dengan menggunakan material alam serta

batu marmer berwarna putih yang berada di entrance.

(Buloglabna, Tinangon, dan Takumangsang: 164-174).

156

Page 5: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Gambar 5.1 Museum Seni Kitakyushu Municipal

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Kitakyushu_Municipal_Museum_of_Art

Dalam perkembangannya karya arata isozaki memiliki perbedaan pada

beberapa periode yang mempengaruhi prisnip maniera tersebut.

Tabel 5.1 Perkembangan Gaya Arsitektur Arata Isozaki

Periode Awal Periode Pencarian Periode Pengembangan

1960 1970-1990 1990-2000

Pengaruh Metabolisme Pengaruh pengetahuan Bentuk fluid dan platonic

dari Kenzo Tange dari barat sehingga solid dipadukan

Bangunan mega struktur menciptakan bentuk- sehingga tercipta bentuk

sebagai respon dari bentuk baru dan yang dinamis.

peningkatan jumlah tersendiri. Contoh:

penduduk Bentuk berasal dari Kyoto Concert Hall

penggabungan

157

Page 6: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Perubahan model kayu Arsitektur Erop dan Penggunaan bentuk

dari gaya arsitektur Jepang kurva dan juga bentuk

Jepang Geometri yang lain seperti silinder,

Contoh: digunakan memiliki prisma, dan kubus.

Oita medical Hall bentuk yang sama.

Elemen sturktur terdiri Contoh:

dari kolom dan balok Art Tower Mito

Elemen dasar ruang Pengunaan bentuk

bebrbentuk silnder. kubus, silinder, dan

prisma sebagai dasar

dan tercipta bentuk baru.

Sumber: Harmilyanti Sulistyani (hal. 3)

5.1.3. Kemungkinan Penerapan Teori Tema Desain

Berdasarkan objek yang akan dirancang yaitu Pasar Seni Tradisional di

Jepara, didapat penerapan Tema Desain Maniera. Tema Maniera sendiri

memiliki 3 (tiga) metode konsep yaitu konsep metabolism, konsep

geometris, dan konsep organis. Dari tema desain dan metode-metode

158

Page 7: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

yang dinilai baik tersebut, nantinya dapat dihasilkan desain yang terlihat

baik pada ruang dalam (interior), ruang luar, serta fasade dari

bangunan itu sendiri. Terdapat beberapa alasan mengapa tema desain

ini dianggap tepat untuk bangunan Pasar Seni yang akan dirancang,

salah satunya karena dapat menyatu dengan alam yang mana

berkaitan dengan pola hidup masyarakat sendiri (kesenian/barang seni)

sehingga dapat menampilkan ciri khas / keunikan di desain.

Tema Maniera diambil dengan tujuan menghasilkan sebuah desain

yang baik di projek Pasar Seni yang mana memberikan suasana yang

harmonis bagi aktivitas-aktivitas di dalamnya (aktivitas utama adalah

komersil seni dan rekreatif / hiburan). Untuk itu, 3 (tiga) konsep akan

diterapkan pada projek Pasar Seni ini yang diantaranya:

• Metabolism

Konsep metabolism dalam Pasar Seni (penerapan unsur publik dan

privat) dapat diterapkan pada ruang-ruang yang ada di dalamnya serta

material bangunan baja dan beton yang nanti nya juga digunakan. Unsur

publik dan privat sendiri dapat saling dihubungkan sehingga tercipta

ruang yang harmonis seperti pada area jual beli/dagang, workshop,

taman (kegiatan event) dan sebagainya. Namun tetap ada pembagian

ruang-ruang yang bersifat terkelompok tersebut secara 2 (dua ) dimensi

sehingga akses pengunjung terbatas namun tidak terasa

159

Page 8: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

demikian. Penggunaan material beton dan baja sebagai struktur utama

dari bangunan projek memudahkan untuk di dapat di sekitar tapak.

• Geometris

Penerapan konsep Geometris berada pada bentuk dasar bangunan

Pasar Seni itu sendiri dimana berkaitan pula dengan tipologi serta

fungsi dari bangunannya. Dengan metode ini, dapat memberikan

desain yang mudah dikenali sebagai bangunan Pasar Seni

Tradisional. Penerapannya juga tentu didasari dengan pola aktivitas

atau kebiasaan dari masyarakat sendiri sehingga lebih meningkatkan

pemaknaan tradisional itu sendiri. Dengan demikian, penikmat karya

seni yang berkunjung ke bangunan Pasar Seni tersebut dapat

menikmati barang-barang seni yang di jual di dalamnua sekaligus

menikmati bangunan itu sendiri sebagai sebuah karya seni (Jepara).

Bentuk geometris dari bangunan-bangunan yang ikonik di kota Jepara

memiliki beberapa kesamaan. Bentuk-bentuk ini lah yang akan

digunakan atau diterapkan pada bangunan projek demi menampilkan

lokalitas arsitektur di dalamnya. Bentuk geometris pada bangunan

yang ada di Jepara di ambil dari 3 bangunan yaitu bangunan Bupati

Kabupaten Jepara, bangunan pendopo di Area Gedung Wanita

Jepara, serta bangunan Gedung Wanita itu sendiri.

160

Page 9: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Tabel 5.2 Geometri Bangunan Jepara

Gedung Bupati JeparaPendopo Ged. Wanita Gedung Wanita

Sumber: googlemap

Bangunan Gedung Bangunan pendopo Bangunan Gedung

Bupati yang berada di yang berada di Jalan Wanita memiliki bentuk

pusat kota (depan HOS Cokroaminoto bangunan kubus

alun-alun kota) yang berada di daerah dengan penambahan

memiliki bentuk satu Gedung Wanita ini pada bagian

atau lebih persegi atau memiliki bentuk utama sampingnya. Bentuk

persegi panjang persegi sebagai atap diambil dari bentuk

sebagai dasarnya. dasarnya dengan jalan joglo yang dirubah

Secara 3 dimensi masuk lebih menonjol. sehingga bertemu di

bentuk bangunan Bangunan berdiri satu titik atau

adalah balok dengan dengan kolom-kolom membentuk limasan.

atap yang melancip ke dengan bagaian atap

atas berupa limas berupa limas bertingkat.

ataupun pelana.

161

Page 10: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Kesimpulan yang didapat dari bentuk geometri bangunan di Jepara

adalah bangunan dengan bentuk balok dan kubus yang terdapat

penonjolan pada bagian pintu masuk. Dinding tegak lurus dengan

bentuk atap yang diambil dari bentuk limasan atau pelana. Di bagian

atas atap akan bertemu di satu titik atau melancip jika dilihat dari depan

bangunan. Bentuk bangunan pendopo juga mempengaruhi bentuk

geometis bangunan Jepara dimana terdapat kolom-kolom sebagai

struktur dan tidak terdapat dinding masif yang menghalangi sehingga

memaksimalkan bukaan.

Organis

Konsep organis yang mana menampilkan desain yang menyatu

dengan alam, unsur kontiunitas dan horisontalisme dengan

menggunakan bahan-bahan alam (sebagai material bangunan) serta

penerapan elemen air diterapkan pada ruang dalam, ruang luar, serta

fasade bangunan. Dengan menerapkan konsep organis, dapat

meningkatkan suasana tradisional dalam Pasar Seni tersebut

sehingga pengunjung dapat lebih merasa nyaman.

Secara garis besar penerapan prinsip maniera pada tema desain projek

Pasar Seni Tradisional di Jepara menerapkan konsep metabolism,

geometris dan organis agar didapat desain yang baik.

162

Page 11: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Bagan 5.1 Tema desain dan penerapannya

Maniera

Metabolism

Penekanan

Unsur privat dan publik

Penerapan

teknologi prefabrication

Manfaat

Memberikan hubungan ruang yang baik di dalam Pasar Seni

sehingga dapat menyajikan suasana tradisional.

Penerapan

Hubungan area dagang dengan fasilitas penunjang (workshop, dll) didekatkan sehingga dapat saling

menguntungkan satu dengan lain.

Geometris

Penekanan

Bentuk dasar

bangunan

Tipologi objek

(Pasar Seni

Tradisional)

Manfaat

Memberikan ciri

khas pada

bangunan

sehingga dapat

dikenali dan dapat

memaknai

bangunan sebagai

Pasar Seni.

Penerapan

Menerapkan unsur kesenian lokal Jepara pada fasade bangunannya dan pola ruang yang sesuai dengan pola perilaku masyarakat

Organis

Penekanan

Menyatu dengan

alam

Horisontalisme

Kontinuitas

Manfaat

Memberikan

suasana ruang

yang tradisional

dimana berkaitan

dengan alam, pola

kebiasaan

masyarakat dan

kesenian lokal.

Penerapan

Menerapkan material yang

secara visual dekat

dengan alam (motif

kayu, batu, dll)

pada tampak bangunan serta

menambahkan

elemen air (kolam).

163

Page 12: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan

Di dalam bangunan Pasar Seni Tradisional ini menerapkan unsur

seni di dalamnya. Unsur seni yang di pilih diambil dari kesenian lokal yang

berasal dari Jepara. Sebagai penekanan terhadap pemaknaan Pasar Seni

Tradisional sendiri, di dalamnya didominasi oleh kegiatan-jual beli barang

seni antara pengunjung dan penjual. Sebagian besar kegiatan jual beli

berada di area dagang yang terbagi menjadi 4 bagian (area dagang meubel

ukir kayu, patung dan gerabah, perhiasan dan aksesoris, serta anyaman,

tenun, dan batik. Situasi dan kondisi ruang tidak hanya didasari oleh

kenyamanan bagi manusia (pengunjung dan penjual), namun juga

memperhatikan material barang-barang yang dijual mulai dari kayu hingga

kain.

Untuk kenyamanan pengunjung dan pembeli tentunya ruang akan

memperhatikan faktor kenyamanan thermal, kelembaban, dan visual

mengingat tiga hal tersebut merupakan hal yang penting dalam Pasar Seni.

5.2.1. Uraian Interpretasi dan Elaorasi Teori Permasalahan Dominan

Demi menciptakan ruang yang fungsional di dalam Pasar Seni, perlu

diperhatikan aktifitas pengunjung dan pembeli maupun kebutuhan

bagi barang-barang seni yang dijual belikan. Selain itu, dengan

menampilkan unsur kesenian lokal pada bangunan akan

menambahkan penakan pada makna Pasar Seni itu sendiri. Beberapa

hal yang diperhatikan antara lain:

164

Page 13: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

A. Aspek Arsitektur

• Fasade bangunan

Bangunan Pasar Seni Tradisional di Jepara akan menampilkan

akan menerapkan unsur seni pada fasade nya. Unsur seni yang

dipilih bersifat lokal (kesenian Jepara) di mana juga dipadukan

dengan dengan ciri khas bangunan yang ada di Jepara sendiri.

Bentuk bangunan di Jepara memiliki ciri khas pada bagian atapnya

dimana terdapat beberapa lapisan atap pada dengan bentuk limasan

serta penggunaan material penutup atap genteng tanah liat. Selain

bentuk limasan yang berlapis juga terdapat jgua ciri khas berupa

bentuk atap joglo pada bangunan di Jepara yang memberikan sebuah

kesan tradisional sesuai dengan budaya lokal (Jepara).

Gambar 5.2 Bentuk Bangunan Lokal

Selain itu, kesenian lokal yang akan diterapkan pada fasade

bangunan sendiri diambil dari motif ukir Jepara dimana terdapat 3

(tiga) bagian di dalamnya yaitu tangkai relung (berbentuk panjang

dan melingkar serta penampangnya berbentuk segitiga), jumbai

165

Page 14: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

(bebrbentuk daun yang menyerupai kipas dengan ujung yang

runcing terdiri dari 3 atau 5 jumbai), dan trubusan (berbentuk daun

atau buah susun yang berjajar memanjang). Ciri khas motif jepara

sendiri yaitu terdapat daun jumbai serta biasanya dipadukan

dengan motif burung merak. Selain motif ukir jepara terdapat juga

kesenian yang menjadi ciri khas Jepara yaitu macan kurung yang

merupakan patung macan di dalam kurungan yang di rantai bola

dan pada baigan atas terdapat hiasan berbentuk binatang (naga

jawa, burung, ular, dan sebagainya). Kesenian ini merupakan

bentuk perlawanan dari para pengerajin kayu Jepara terhadap

penjajah (Belanda) pada jaman penjajahan dulu.

Gambar 5.3 Motif Ukir Jepara dan Kesenian Macan Kurung

• Elemen

- Elemen pembatas

Elemen pembatas pada bangunan Pasar Seni berfungsi membatasi

ruang satu dengan yang lain. Elemen pembatas memberikan jarak

antara ruang satu dengan yang lain namun tidak

166

Page 15: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

membatasi secara visual sehingga dapat menciptakan hubungan

yang dekat dalam Pasar Seni. Elemen pembatas dapat

menerapkan kesenian lokal yang ada sehingga bangunan sendiri

dapat menjadi sebuah objek kesenian itu sendiri.

- Elemen pengisi ruang

Sebagai sebuah objek seni, bangunan Pasar Seni tersebut sesuai

fungsinya menyediakan barang-barang seni lokal yang

dipamerkan dan dijual di dalamnya. Elemen pengisi ruang adalah

fasilitas – fasilitas yang disediakan di Pasar Seni sebagai

pendukung kegiatan yang ada.

• Sirkulasi

Sebagai bentuk pemaknaan Pasar Seni Tradisional, dibentuknya

sirkulasi yang tidak kaku (melingkar) sehingga para pengunjung

dapat lebih menikmati barang-barang seni yang dijual dengan

bebas sesuai dengan pemaknaan seni itu sendiri. Dengan bentuk

demikian, diharapkan didapatkan sirkulasi yang tepat bagi kegiatan

di dalamnya.

B. Aspek Psikologis dan Perilaku Manusia

Faktor Kenyamanan aktifitas pengunjung dan pembeli merupakan

hal yang di perhitungkan supaya kegiatan yang ada dapat berjalan

dengan baik. Hal tersebut dicapai dengan cara memberikan

kemudahan bagi para pengunjung pasar seni untuk mendapatkan

167

Page 16: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

informasi dan barang seni yang ada sehingga penjual juga

diuntungkan. Beberapa faktor yang diperhitungkan yaitu:

- Jarak pandang yang jelas antara pengunjung dengan barang seni

yang di jual

- Sudut pandang yang dapat menampilkan keseluruhan dari

bangunan Pasar Seni dengan memberikan pembatas agar

memudahkan melihat objek.

C. Aspek Fisika Bangunan

• Suhu

Suhu di dalam ruang Pasar Seni diperhatikan agar dapat

memberikan kenyamanan thermal bagi manusia (pengunjung dan

penjual) serta memperhatikan barang-barang seni yang dijual

sehingga tidak terjadi kerusakan atau penurunan kualitas. Suhu

yang ditetapkan pada ruangan sekitar 25oC.

• Cahaya

Pencahayaan ruang sendiri bermacam-macam pada ruangan sesuai

dengan kegiatannya dimulai dari melihati-lihat barang seni yang ada

hingga kegiatan di workshop. Kebutuhan iluminasi diurai menjadi:

- Penglihatan biasa

- Kerja kasar dengan detail besar

- Kerja umum dengan detail wajar

- Kerja cukup keras dengan detail =

= 100 lux

= 200 lux

= 400 lux

600 lux

168

Page 17: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

(Prasasto Satwiko, “Fisika Bangunan 1” Edisi 1, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 2004, hal. 93.). Maka dari itu kebutuhan pencahayaan

pada ruang area dagang seni adalah :

Tabel 5.3 Pencahayaan Ruang

No Nama Ruang Kegiatan Kebutuhan

cahaya

1 Kios dagang meubel Biasa 100 lux

2 Display room dagang meubel Biasa 100 lux

3 Los dagang patung dan dekorasi Biasa 100 lux

4 Kios dagang patung dan dekorasi Biasa 100 lux

5 Display room dagang patung dan Biasa 100 lux

dekorasi

6 Pelataran dagang peralatan ukir kayu Biasa 100 lux

dan lain-lain

11 Los dagang peralatan ukir kayu dan Biasa 100 lux

lain-lain

12 Kios dagang peralatan ukir kayu dan Biasa 100 lux

lain-lain

13 Ruang pendataan display room Kerja

umum 400 lux

detail wajar

14 Loading dock Biasa 100 lux

1 Workshop Kerja keras 600 lux

detail kecil

2 Ruang Serba Guna Biasa 100 lux

3 Panggung dan Event Space Biasa 100 lux

169

Page 18: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

4 Ruang Audio Kerja kasar

detail 200 lux

besar

5 Pujasera Biasa 100 lux

6 Ruang ATM Biasa 100 lux

7 Rest Area Biasa 100 lux

1 Ruang Kepala Dinas Pengelolaan Kerja

Pasar umum 400 lux

detail wajar

2 Ruang Wakil Dinas Pengelolaan Pasar Kerja

umum 400 lux

detail wajar

3 Ruang Sekertariat Kerja

umum 400 lux

detail wajar

4 Ruang Staff Penataan dan Kerja

Pemeliharaan Pasar umum 400 lux

detail wajar

5 Ruang Staff Keamanan, Ketertiban, dan Kerja

Kebersihan Pasar umum 400 lux

detail wajar

6 Ruang Staff Penetapan, Penagihan, Kerja

dan Pelaporan Retribusi Pasar umum 400 lux

detail wajar

7 Ruang Humas Kerja

umum 400 lux

detail wajar

170

Page 19: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

8 Ruang Administrasi Kerja

umum 400 lux

detail wajar

9 Ruang Staff IT Kerja

umum 400 lux

detail wajar

10 Ruang Pelaksana Event Kerja kasar

detail 200 lux

besar

11 Ruang Rapat Kerja kasar

detail 200 lux

besar

1 Ruang Informasi Kerja kasar

detail 200 lux

besar

2 Ruang ME Biasa 100 lux

3 Ruang Kontrol Air Biasa 100 lux

4 Ruang Kontrol Listrik Biasa 100 lux

5 Ruang Security Biasa 100 lux

6 Toilet Biasa 100 lux

7 Musholla Biasa 100 lux

8 Ruang Istirahat Staff Biasa 100 lux

Sedangkan untuk pencahayaan pada barang seni juga

diperhitungkan agar tidak merusak atau menurukan kualitas dari

barang seni tersebut. Besar kuat cahaya pada ruang didasari oleh

171

Page 20: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

material yang dipamerkan atau dijual di masing-masing area

dagang yang diruakian sebagai berikut:

Tabel 5.4 Tingkatan Cahaya

Ruang Material Tingkatan Cahaya (lux)

Area dagang meubel kayu 161-215

Area dagang Patung kayu, logam, batu 161-215 (kayu) , 323 –

dan Gerabah 538 (logam,batu)

Area dagang perhiasan logam, batu 323 - 538

dan aksesoris

Area dagang anyaman, kain, kulit, dsb 54-108

tenun, batik

• Kelembaban

Karena banyak barang seni yang berharga di dalam Pasar Seni,

tentunya diperhatikan kelembaban ruang sehingga barang-barang

yang ada tetap terjaga. Kelembaban ruang yang dianjurkan adalah

45% sampai 60% untuk menghindari jamur atau kerusakan pada

barang seni.

5.2.2. Studi Preseden

Studi preseden yang dipilih adalan Pasar Seni Gabusan Yogyakarta

dengan alasan Pasar Seni tersebut memberikan suasana yang tidak

kaku dan memiliki ciri khas tersendiri yang di ambil dari budaya lokal

yang ada di sana. Terdapat 16 los pada pasar Seni Gabusan yang

172

Page 21: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

menampung kurang lebih 444 pengerajin lokal dan memiliki luas 4,5

hektar. Pasar tersebut dirancang agar pengerajin lokal dari berbagai

ragam (kesenian kulit, logam, enceng gondok, kayu, sampai tanah

liat) mendapatkan akses untuk pasar internasional.

Pada pintu masuk Pasar Seni Gabusan terdapat area yang menjual

aneka kuliner lokal dan gerbang yang memiliki desain yang unik.

Bentuk entrance ke area dagang pasar seni berupa menara yang di

bawahnya difungsikan sebagai pusat informasi. Bentuk dari area

dagang pasar seni Gabusan sendiri memiliki atap pelana dengan

kolom yang dimiringkan pada samping nya. Minimnya dinding pada

bagian samping membuat sinar langit yang masuk dapat memberikan

kenyamanan visual yang baik. Kawasan pasar seni Gabusan sendiri

memiliki ruang terbuka yang luas dan terdapat area bermain maupun

event yang tidak permanen.

Gambar 5.4 Pasar Seni Gabusan

5.2.3. Kemungkinan Penerapan Teori Permasalahan Dominan

Penerapan yang dilakukan berdasarkan aspek yang sebelumnya telah

dibahas.

173

Page 22: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

A. Aspek Arsitektur

• Fasade bangunan

Sebelumnya telah dibahas ciri khas bangunan lokal (Jepara) serta

kesenian lokal yang juga menjadi sebuah ciri khas di daerah tersebut

(pola ukir Jepara dan kesenian macan kurung).

Penerapan ciri bangunan lokal yang berada pada atapnya akan

diterapkan kedalam bangunan Pasar Seni yang dibagi menjadi 2

massa yaitu bangunan utama (pasar seni) dan rest area yang

merupakan fasilitas penunjang. Bentuk limasan bertingkat akan

diterapkan pada atap bangunan pasar seni dan bentuk atap joglo

diterapkan pada rest area yang disediakan. Untuk selebihnya bentuk

atap akan menyesuaikan dengan tetap memperhatikan kesatuan

pada bangunan.

Sedangakn untuk penerapan kesenian lokal pada bangunan Pasar

Seni sendiri terdapat pada desain bangunannya dimana pola ukir

jepara akan diterapkan pada dinding terutama dibagian depan atau

entrance sehingga bangunan itu sendiri dapat menjadi sebuah objek

seni. Sedangkan kesenian macan kurung dapat diterapkan pada

bentuk massa bangunannya dimana terdapat pembatas menyerupai

kurungan yang di tengahnya terdapat patung macan. Selain menjadi

sebuah ruangan yang dapat difungsikan sesuai kegiatan yang ada

dan dapat menjadi sebuah ciri khas dari bangunan (Pasar Seni

174

Page 23: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Tradisional di Jepara), desain demikian dapat menjadikan bangunan

sebagai sebuah objek seni.

Gambar 5.5 Penerapan Kesenian

• Elemen

- Elemen pembatas

Elemen pembatas pada bangunan Pasar Seni berfungsi untuk

memberikan batas ruang yang tidak membatasi secara visual

sehingga dapat menciptakan suasana yang bebas dan tidak kaku

sesuai dengan pemaknaan Pasar Seni itu sendiri.

Penerapan tiang-tiang yang berbentuk seperti kurungan macan

(kesenian macan kurung) dapat memberikan batas ruang tanpa

menutup total secara visual. Selain itu dengan memperhatikan tinggi

pembatas ruang dapat memberikan bukaan visual yang baik di dalam

pasar Seni. Tinggi pembatas ruang yang digunakan adalah 80 cm.

175

Page 24: BAB V KAJIAN TEORI - Unika Repositoryrepository.unika.ac.id/16209/6/13.11.0006 Daniel (6.4...BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan/ Tema Desain 5.1.1. Uraian Interpretasi

Gambar 5.6 Elemen Pembatas

- Elemen pengisi ruang

Bangunan Pasar seni mayoritas diisi oleh barang – barang seni yang

di jual dimulai dari meubel, patung, gerabah, batik, perihasan, dan

sebagainya. Sebagai bentuk pemaknaan Pasar Seni Tradisional

barang-barang seni yang di jual adalah produk lokal sehingga

menguntungkan masyrakat.

• Sirkulasi

Pola sirkulasi di dalam Pasar Seni cenderung lebih bebas dengan

menerapkan lajur yang melengkung. Lajur tidak lurus untuk

menghindari kesan yang kaku dan hanya mementingkan tujuan

komersil saja. Alur melengkung dan menyebar sesuai dengan

pemaknaan Pasar Seni yang direncanakan.

Gambar 5.7 Bentuk Sirkulasi Pasar Seni

176