bab v analisa

Upload: torang-aritonang

Post on 04-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

torang

TRANSCRIPT

V-4

BAB V

ANALISA

5.1 Analisa Biomekanika dan Postur Kerja

Pada penelitian ini, dilakukan evaluasi keergonomisan biomekanika dan postur kerja operator saat membuat produk miniatur helikopter. Pada proses pembuatan miniatur helikopter dilakukan penilaian postur kerja operator pada setiap stasiun dengan menggunakan Software Catia untuk analisa RULA dan Software Ergofellow untuk analisa OWAS.

Pada penilaian postur kerja menggunakan analisa RULA, diperoleh skor terbesar pada proses taping di stasiun tap and snei, yaitu dengan skor 4. Skor ini menunjukkan bahwa postur tubuh operator dalam keadaan bahaya dan diperlukan perbaikan segera agar tidak membahayakan keselamatan operator saat bekerja. Maka dari itu, dilakukan analisa RULA kembali pada postur tersebut untuk mendapatkan skor yang lebih kecil dan lebih aman. Dilakukan perbaikan pada posisi leher, punggung, bahu, lengan bawah, pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Setelah dilakukan perbaikan, skor akhir yang diperoleh yaitu 2. Skor ini sudah lebih aman dibandinkan dengan skor sebelumnya yaitu 4. Hal yang dapat dilakukan agar skor tersebut dapat turun lagi yaitu dengan memperbaiki rancangan fasilitas kerja seperti meja atau kursi berdasarkan dimensi antropometri.

Pada penilaian postur kerja menggunakan analisa OWAS, diperoleh skor OWAS terbesar pada proses tapping di stasiun tap and snei, yaitu dengan skor 1. Skor ini menunjukkan bahwa postur tubuh operator sudah dalam posisi aman saat melakukan aktifitas.5.2 Analisa K3 dengan metode HIRA

Hazard Identification adalah proses mengenali bahaya yang ada dan mendefinisikan karakteristiknya sedangkan Risk Assesment adalah proses mengevaluasi resiko yang timbul dari suatu bahaya. Analisa K3 pada stasiun pengukuran usulan temuan hazard yaitu kabel yang melintang dilantai dan dikaki meja dapat mengakibatkan resiko tersandung dan tersetrum kabel yang sedang dialiri listrik bagi pekerja. Sumber hazard tersebut kebel dan aliran listrik dengan bobot konsekuensi 2 yaitu minor (kecil) karena cidera ringan, memerlukan perawatan P3K, langsung dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian materi sedang. Bobot kemungkinan terjadi C yaitu dapat terjadi sewaktu-waktu. Misalnya terjadi 1 kejadian dalam 1 minggu. Nilai resiko 2C sehingga masuk kategori resiko menengah. Usulan temuan hazard pada stasiun pemolaan yaitu area melintas terlalu sempit sehingga dapat menyebabkan pekerja tersandung dan luka pada tubuh dengan bobot konsekuensi 2 dengan kriteria kecil, bobot kemungkinan terjadi D yaitu mungkin terjadi sewaktu-waktu, dengan nilai resiko 2D yaitu kategori L atau resiko rendah. Pada stasiun pemotongan usulan temuan hazard berupa kabel yang melilit dan tidak tertata rapi sehingga dapat menimbulkan potensi tersetrum aliran listrik dari stop kontak. Adapun sumber hazard yaitu aliran listrik dengan bobot konsekuensi 3 kriteria sedang. Bobot kemungkinan terjadi D yaitu kecil kemungkinan terjadi sehingga memperoleh kategori resiko menengah dan penanganan oleh menejemen terkait. Berdasarkan analisa metode HIRA pada stasiun pembubutan terdapat potensi bahaya pekerja menginjak kabel yang terletak di lantai dan tersengat aliran listrik yang disebabkan oleh kabel yang tergeletak dilantai dengan bobot konsekuensi 2, bobot kemungkinan terjadi C. Nilai resiko 2C yaitu kategori M atau resiko menengah. Terdapat 2 potensi bahaya yang disebabkan oleh kabel yang terletak diatas mesin gurdi dan mata bor yang tidak tertata yaitu mata bor mengenai tangan dan mengakibatkan luka dengan bobot konsekuensi 2, bobot kemungkinan terjadi D, nilai resiko 2D sehingga memperoleh kriteria L, dan tersetrum kabel yang sedang dialiri listrik dengan bobot konsekuensi 3, bobot kemungkinan terjadi D sehingga kategori resiko menengah. Untuk potensi bahaya pada stasiun tap dan snei yaitu disebabkan oleh skrap yang terletak dimeja dan debu pada alat tap dan snei yang dapat menyebabkan terganggunya pernapasan bagi pekerja terutama yang menderita penyakit asma. Bobot konsekuensi 3, bobot kemungkinan terjadi C, nilai resiko 3C sehingga memperoleh kategori resiko H yaitu memerlukan pihak pelatihan oleh menejemen dan penjadwalan tindakan perbaikan secepatnya. Usulan temuan hazard pada stasiun penghalusan yaitu penyangga kaki mesin gerinda dapat mengenai kaki dan dapat membahayakan pada kaki pekerja dengan bobot konsekuensi 3, bobot kemungkinan terjadi B dan kategori resiko H.5.3 Analisa Antropometri dengan Metode Farley

Metode Farley yang di gunakan dalam praktikum Teknik Industri 1 pada modul evaluasi keergonomisan hanya terdapat pada stasiun pelubangan, stasiun penghalusan, stasiun tap n snei dan stasiun bubut. Hal ini di karenakan postur kerja dari operator yang dapat menimbulkan potensi cidera ketika bekerja pada stasiun kerja tersebut , terlihat bahwa postur kerja yang terjadi adalah tidak baik , contohnya : saat operator menunduk dapat membuat potensi cidera leher jika di lakukan secara lama dan selain itu juga pada stasiun kerja mesin gerinda yang cukup berpotensi bahaya karena design yang tidak kokoh pada posisinya ketika sedang beroprasi maka kami mendesign ulang bentuk kaki mesin gurdi menjadi bentuk 4 kaki agar kokoh dan nyaman saat di gunakan , selanjutnya pada mesin tap n snei memiliki perbaikan di bagian tinggi kursi dan meja operator yang tidak sesuai tingginya , maka kami mendesain ulang kursi dan meja berdasarkan tinggi rata-rata operator.5.4 Analisa DisplayPada penelitian ini, dilakukan evaluasi keergonomisan display pada operator saat membuat miniatur produk helikopter. Dengan menggunakan software spss16 dapat menganalisa conjoint agar lebih baik.

Subjek 1 yaitu didapatkan dengan bentuk objek lingkaran dan warna dasar kuning diperoleh berdasarkan utility estimate terbesar antara bentuk objek dan warna dasar yaitu untuk warna dasar 22.222 dan bentuk objek 77.778. Subjek 2 yaitu warna dasar 28.571 sedangkan bentuk objek yaitu 71.429, diperoleh bentuk objek segitiga dan warna dasar merah.

Subjek 3 yaitu warna dasar 60.000 sedangkan bentuk objek yaitu 40.000 dan diperoleh bentuk objek lingkaran dan warna dasar berwarna merah. Subjek 4 yaitu warna dasar 37.500 dan untk bentuk objek didapatkan 62.500. Overall Statitics yang didapat berdasar analisa conjoint didapat secara keseluruhan yaitu dengan bentuk objek lingkaran dan warna dasar biru.

Perancangan display diperoleh dari perhitungan tebal huruf, tinggi huruf, lebar huruf, spasi antar karakter, dan luas penyajian. Adapun untuk tebal huruf mencapai 0,696 mili meter, spaya huruf yang dibuat jelas dan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat maka dari itu tebal huruf sangat menentukan rancangan display.

Tinggi huruf yang dibuat mencapai 5,568 mili meter, agar rancangan yang telah dibuat bisa jelas dilihat dalam rancangan display maka tinggi huruf menyesuaikan dengan tebal huruf. Lebar huruf yang yang ditetapkan yaitu 33,41 mili meter. Lebar huruf harus disesuaikan dengan tinggi huruf untuk mengetahui huruf yang sesuai.

Spasi antar karakter juga menentukan rancangan display didapat 0,348 mil meter sampai 1,044 mili meter. Spasi antar karakter ditetapkan untuk lebih memperjelas pandangan orang dalam melihat dan membaca tulisan tersebut. Luas penyajian menggunakan gerakan mata optimal yaitu mencapai 178710,391 mili meter, nilai ini sesuai untuk perancangan display dari rancangan yang telah dibuat.