bab lima hasil dan pembahasan - repository.uksw.edu · pada dasarnya manusia merupakan mahluk...

15
71 Bab Lima Hasil Dan Pembahasan Modal Sosial Dalam Ritus Manuba Ba Adat Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan dengan yang lain tentunya didasari oleh faktor kepentingan, baik kepentingan individu maupun demi kepentingan bersama, sehingga interaksi yang terjadi akan menghasilkan modal sosial yang ada didalam masyarakat sebagai suatu komunitas. Dalam konteks masyarakat adat, modal sosial juga dipakai sebagai modal penguat masyarakat dalam mendukung keberlanjutan kehidupan. Dalam prosesnya keberlanjutan kehidupan masyarakat adat tidak lepas dari partisipasi masyarakat itu sendiri. Fukuyama (2002), mendefinisikan modal sosial sebagai serangkaian nilai atau norma-norma formal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama antara mereka. Nilai dan norma informal tertentu yang dimiliki oleh kelompok-kelompok sosial yang di masyarakat sebagai dasar yang mendorong mereka menjalin kerjasama. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Tomun Lamandau, di mana memperlihatkan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat sebagai komunitas adat ketika prosesi dari ritus Manuba Ba Adat berlangsung dan peran aktor sebagai pendukung eksistensi kegiatan ritus. Berikut merupakan pembahasan mengenai modal sosial yang terdapat dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat dan bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dan peran manter adat serta panitia ritus dalam mendukung kegiatan dan keberlanjutan dari ritus Manuba Ba Adat.

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

71

Bab Lima

Hasil Dan Pembahasan

Modal Sosial Dalam Ritus Manuba Ba Adat

Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling

membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan

dengan yang lain tentunya didasari oleh faktor kepentingan, baik

kepentingan individu maupun demi kepentingan bersama, sehingga

interaksi yang terjadi akan menghasilkan modal sosial yang ada

didalam masyarakat sebagai suatu komunitas. Dalam konteks

masyarakat adat, modal sosial juga dipakai sebagai modal penguat

masyarakat dalam mendukung keberlanjutan kehidupan. Dalam

prosesnya keberlanjutan kehidupan masyarakat adat tidak lepas dari

partisipasi masyarakat itu sendiri.

Fukuyama (2002), mendefinisikan modal sosial sebagai

serangkaian nilai atau norma-norma formal yang dimiliki bersama di

antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya

kerjasama antara mereka. Nilai dan norma informal tertentu yang

dimiliki oleh kelompok-kelompok sosial yang di masyarakat sebagai

dasar yang mendorong mereka menjalin kerjasama. Hal tersebut dapat

terlihat dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat yang dilakukan oleh

masyarakat Dayak Tomun Lamandau, di mana memperlihatkan modal

sosial yang dimiliki oleh masyarakat sebagai komunitas adat ketika

prosesi dari ritus Manuba Ba Adat berlangsung dan peran aktor sebagai

pendukung eksistensi kegiatan ritus. Berikut merupakan pembahasan

mengenai modal sosial yang terdapat dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat dan bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dan peran manter

adat serta panitia ritus dalam mendukung kegiatan dan keberlanjutan

dari ritus Manuba Ba Adat.

Page 2: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

72

Peran Manter Adat dan Panitia

Peran Manter Adat dalam mempertahankan eksistensi ritus

Manuba Ba Adat menjadi point yang sangat penting dalam tulisan ini.

Manter adat merupakan pimpinan atau ketua adat tingkat desa. Manter

adat adalah sebutan bagi seseorang karena kemampuan dan

keahliannya di bidang adat dan hukum adat. Tugas Manter adat adalah

melakukan pembinaan, pelestarian dan penegakan adat-istiadat,

dengan demikian seorang Manter adat betul-betul menguasai adat-

istiadat dan hukum adat pada tingkat desa. Dalam konteks masyarakat

adat peran manter adat selaku pemimpin adat mempunyai posisi yang

sangat penting. Menurut Riwut (2003: 91), masyarakat Dayak sangat

taat dan setia kepada pimpinan adat yang sudah mereka akui. Untuk

mendapatkan pengakuan dari masyarakat adat seorang pemimpin harus

benar-benar mengayomi dan mengenal masyarakatnya.

Dalam ritus Manuba Ba Adat, peran manter adat selaku

pemimpin upacara adat menjadi sangat penting karena manter adatlah

yang akan memimpin ritus dan mengkoordinir panitia sehingga

kegiatan ritus dapat berjalan dengan baik. Selain memimpin kegiatan

ritus, manter adat juga akan mengawasi berjalannya prosesi Manuba Ba Adat dari awal hingga akhir kegiatan ritus.

Selum kegiatan ritus Manuba Ba Adat berlangsung, manter

adat akan mengumpulkan ketua-ketua RT yang akan ikut berpartisipasi

dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat. Dalam pertemuan tersebut

manter adat akan memberi mandat kepada setiap ketua RT untuk

menarik iuran terhadap masyarakat yang berada dimasing-masing RT.

Iuran tersebut berupa: iuran akar tuba yang akan dipakai dalam

kegiatan pada hari pelaksanaan ritus, iuran uang untuk membeli ayam

dan babi yang akan dipakai sebagai sesaji, iuran tuak sesuai dengan

kemampuan. Biasanya masyarakat yang berpartisipasi akan memberi

tuak dengan takaran satu botol aqua ukuran sedang per perahu.

Begitupun dengan iuran yang lainnya, masing-masing perahu satu kali

iuran yang sudah termasuk hal-hal di atas.

Page 3: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

73

Partisipasi dan Modal Sosial Masyarakat Dalam Kegiatan Ritus

Manuba Ba Adat

Dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat, masyarakat yang wajib

ikut berpartisipasi merupakan masyarakat Desa Batu Tunggal.

Sedangkan beberapa masyarakat yang berada di luar Desa Batu Tunggal

seperti masyarakat Nanga Koring, Toka, Sepondam dan Merambang

tidak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi, akan tetapi beberapa dari

masyarakat yang berada diluar Desa Batu Tunggal ini ada yang ikut

berpartisipasi. Untuk melihat modal sosial yang dimiliki oleh

masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang berada di Desa Batu

Tunggal maka penulis hanya menggunakan tiga unsur modal sosial,

yaitu kepercayaan, kerjasama dan norma. Menurut Fukuyama (2005),

modal sosial dapat diartikan sebagai nilai atau norma yang dimiliki

bersama oleh suatu kelompok yang memungkinkan kerjasama diantara

mereka dan unsur penting dalam modal sosial adalah trust atau

kepercayaan, yang merupakan perekat bagi langgengnya kerjasama

dalam kelompok masyarakat. Berdasarkan pemikiran Fukuyama, maka

modal sosial dalam konteks masyarakat Dayak Tomun Lamandau

adalah sebagai berikut;

a. Kepercayaan

Unsur terpenting dalam modal sosial adalah kepercayaan (trust) yang merupakan perekat bagi langgengnya kerjasama dalam kelompok

masyarakat. Kepercayaan (Trust) dapat mendorong seseorang untuk

bekerjasama dengan orang lain untuk memunculkan aktivitas ataupun

tindakan bersama yang produktif. Fukuyama (2002: 24) mendefinisikan

kepercayaan sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran,

perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang

didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama anggota

komunitas-komunitas itu.

Dalam pelaksanaan ritus Manuba Ba Adat, kepercayaan ini terlihat

dalam interaksi yang terjadi antara sesama masyarakat selaku peserta

dari ritus Manuba Ba Adat dan kepada para tetua adat khususnya

Manter Adat. Kepercayaan tersebut melahirkan kerjasama dalam

Page 4: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

74

mendukung keberlangsungan dari prosesi ritus Manuba Ba Adat dan

mematuhi norma-norma yang berlaku secara adat.

Bentuk dari kepercayaan ini terlihat dalam ikut berpartisipasinya

masyarakat Desa Batu Tunggal secara kolektif mulai dari perencanaan

sampai pelaksanaan dari kegiatan ritus Manuba Ba Adat. Aksi kolektif

ini terlihat dalam berpartisipasinya seluruh masyarakat yang berada di

Desa Batu Tunggal dan juga beberapa sekolah yang berada di Desa Batu

Tunggal memutuskan untuk meliburkan siwanya untuk ikut

berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Berdasarkan wawancara dengan saudara Eby Martoni, Masyarakat

berpartisipasi secara kolektif dikarenakan mereka merasa bahwa

mereka merupakan bagian dari komunitas adat yang berada di Desa

Batu Tunggal sehingga mereka merasa wajib untuk ikut terlibat dalam

setiap kegiatan ritus yang diadakan di Desa Batu Tunggal termasuk

kegiatan ritus Manuba Ba Adat. Masyarakat percaya jika mereka

mengadakan kegiatan ritus Manuba Ba Adat maka akan turun hujan

karena kegiatan ini merupakan ritus meminta hujan dan juga

merupakan rentetan dari ritus Manugal. Berikut kutipan

wawancaranya:

“kami ikut terlibat dalam kegiatan ritus ini karena ini adalah kegiatan adat yang sudah ada sejak jaman nenek moyang dulu jadi selain untuk melestarikan warisan nenek moyang, ritus ini harus dilakukan supaya hujan turun dan ladang menjadi subur karena kegiatan ini merupakan rentetan dari ritus manugal”

b. Kerjasama atau gotong royong

Fukuyama (2002) berpendapat bahwa unsur terpenting dalam

modal sosial adalah kepercayaan (trust) yang merupakan perekat bagi

langgengnya kerjasama dalam kelompok masyarakat. Dengan

kepercayaan (trust) orang-orang akan bisa bekerjasama secara lebih

efektif.

Sikap saling percaya yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Tomun

lamandau merupakan unsur yang sangat penting dalam menjalin

Page 5: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

75

kerjasama. Kerjasama yang terjadi dalam kegiatan ritus ini adalah

seperti bekerjasama dalam mendirikan balai, menyediakan tuak,

menyediakan lomang (ketan yang dimasak didalam bambu), iuaran

untuk sesaji, mencari tiang pantar di sungai, mencari bambu untuk

dijadikan gelas.

c. Norma

Norma merupakan kesepakatan bersama yang berperan untuk

mengontrol dan menjaga hubungan antara individu dengan individu

lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Norma-norma masyarakat

merupakan patokan untuk bersikap dan berperilaku secara pantas yang

berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar, yang mengatur

pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib

(Soerjono Soekanto, 2002: 198). Menurut Coleman (2011), norma

biasanya dibangun, tumbuh, dan dipertahankan untuk memperkuat

masyarakat itu sendiri. Norma-norma sosial diciptakan secara sengaja.

Dalam pengertian bahwa orang-orang yang memprakarsai/ikut

mempertahankan suatu norma merasa diuntungkan oleh kepatuhannya

pada norma dan merugi karena melanggar norma.

Dalam pelaksanaan ritus Manuba Ba Adat, norma yang berlaku di

masyarakat adalah norma yang tidak tertulis akan tetapi dipahami dan

dipatuhi oleh seluruh masyarakat adat yang berada di Desa Batu

Tunggal. Norma tersebut berupa larangan seperti adanya larangan yang

harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat, di mana dilarang mencari ikan

dengan menggunakan akar tuba jika tidak ada kegiatan Manuba Ba Adat dan juga dalam pelaksanaan prosesi ritus Manuba Ba Adat, larangan yang dikeluarkan adalah dilarang membuang air kecil,

meludah dan mengeluarkan perkataan yang kotor dan kasar di sungai.

Sistem larangan tersebut dalam konteks masyarakat lokal dikenal

dengan sebutan pamali. Sistem pamali ini adalah larangan yang sudah

ada sejak nenek moyang dahulu yang diturunkan secara turun temurun

lewat tutur yang akhirnya disampaikan oleh manter adat kepada

masyarakat adat selaku peserta dari ritus Manuba Ba Adat tersebut.

Larangan ini merupakan larangan yang tidak tertulis, akan tetapi dalam

pelaksanaannya masih dituruti oleh masyarakat karena mereka masih

Page 6: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

76

percaya akan adanya tulah1. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, ada

beberapa jenis pamali yang mempunyai makna dan maksud untuk

menjaga lingkungan, dapat dijelaskan secara rasional dan dalam

konteks sekarang disebut sebagai sistem konservasi, walaupun juga ada

beberapa larangan yang tidak bisa dijelaskan dalam kerangka ilmiah.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Tomun

Lamandau yang berada di Desa Batu Tunggal adalah tipe modal sosial

yang mengikat (Bonding Social Capital). Menurut Hasbullah (2006),

Modal sosial terikat (Bonding Social Capital), merupakan modal sosial

yang terbentuk akibat adanya rasa percaya antar kelompok orang yang

saling mengenal. Ciri khas dari modal sosial terikat yakni anggota

kelompok maupun kelompok dalam konteks ide, relasi dan perhatian

lebih berorientasi kedalam (inward looking), dengan ragam masyarakat

yang homogenius. Fokus perhatiannya adalah menjaga nilai-nilai yang

turun temurun telah diakui dan dijalankan sebagai bagian dari tata

perilaku dan perilaku moral dari entitas sosial tersebut, umumnya

mereka konservatif (Supomo, 2011).

Praktik Merawat Lingkungan Dalam Ritus Manuba Ba Adat

Masyarakat Dayak memiliki konsep religi yang dikenal dengan

Agama Kaharingan. Mereka percaya bahwa roh-roh nenek moyang

bersemayan di pohon, gua, batu dan hutan,sehingga dalam melakukan

segala sesuatu masyarakat biasanya akan memberikan sesaji untuk

meminta ijin kepada roh-roh nenek moyang jika mereka hendak

melakukan segala sesuatu seperti mengadakan ritual adat, menebang

pohon atau hendak membuka lahan untuk berladang. Dengan konsep

keyakinan tersebut membuat masyarakat Dayak sanggup menjaga

keharmonisan antara hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan

manusia dengan roh-roh nenek moyang, hubungan manusia dengan

sesama dan hubungan manusia dengan alam dan segala isinya. Oleh

karena adanya multi hubungan tersebut membuat masyarakat Dayak

1 Tulah adalah akibat yang akan didapat ketika melanggar suatu larangan yang ada.

Page 7: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

77

sangat patuh terhadap norma adat yang berlaku, sehingga masyarakat

Dayak sangat menghormati sesama dan sangat menghormati alamnya.

Bentuk ketaatan masyarakat Dayak terhadap alam tertuang dalam

bentuk ketaatan mereka terhadap mengelola lingkungan alam mereka.

Dalam konteks ritus Manuba Ba Adat, masyarakat Dayak

Tomun Lamandau memiliki modal sosial yang menghasilkan habitus

merawat lingkungan yang tertuang dalam sistem pamali yang dimiliki

dan diterapkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut

Handoyo (2012: 72), Habitus merupakan wahana bagi kelompok sosial

untuk menggunakan simbol-simbol budaya sebagai tanda pembeda,

yang menandai dan membangun posisi mereka dalam struktur sosial.

Habitus yang dimiliki masyarakat inilah yang membedakan

kegiatan Manuba masyarakat adat yang dilakukan oleh masyarakat

Desa Batu Tunggal dengan masyarakat yang lain. Bentuk dari habitus

tersebut adalah masih diberlakukannya norma dan aturan adat yang

tertuang dalam sistem pamali. Dalam praktiknya, kegiatan ritus

Manuba Ba Adat diatur oleh norma-norma adat yang tertuang dalam

larangan (Pamali), seperti dilarang manuba jika tidak ada waktu

Manuba Ba Adat. Berikut merupakan beberapa larangan atau pamali

yang berhubungan dengan prosesi ritus Manuba Ba Adat, yaitu:

a. Larangan sembarang manuba

Dalam masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang berada di

Desa Batu Tunggal, ada larangan yang diberikan mengenai kegiatan

Manuba Ba Adat, yaitu masyarakat dilarang secara adat untuk tidak

sembarangan Manuba jika tidak ada kegiatan ritus Manuba Ba Adat. Dalam konteks sekarang sistem ini merupakan konsep konservasi

yang sudah diterapkan oleh masyarakat Dayak Tomun Lamandau

sejak jaman nenek moyang dan pengetahuan ini diturunkan secara

lisan dari satu generasi ke generasi yang lebih muda.

Ritus Manuba Ba Adat yang biasanya hanya dilaksanakan sekali

dalam setahun yaitu pada masa ketika masyarakat selesai Menugal. Berdasarkan fakta di lapangan, kenyataannya adalah sudah banyak

masyarakat yang sudah tidak mematuhi larangan ini. Hal ini

Page 8: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

78

dikarenakan banyaknya pendatang yang datang ke Kalimantan

khususnya daerah Kabupaten Lamandau sehingga ketika musim

kemarau tanpa mengenal waktu masyarakat yang sudah tidak

memahami tentang sistem pamali ini akan melakukan kegiatan

manuba. Kegiatan manuba yang dilakukan dengan sembarangan

tanpa adanya norma adat yang berlaku biasa disebut dengan

Manuba Ilegal yaitu kegiatan Manuba yang biasanya dilakukan oleh

masyarakat di mana dalam pelaksanaannya tidak ada kordinasi yang

jelas dan pesertanya juga hanya ± sekitar 4-8 orang saja. Kegiatan ini

biasanya dilakukan spontan dan masyarakat biasanya hanya fokus

pada mencari ikan. Akar tuba yang dipakai biasanya dicampur

dengan bahan kimia lainnya seperti racun hama, petisida, tiodan,

potas dan decis. Kegiatan ini biasanya dilakukan di danau atau

kolam. Masyarakat yang ikut serta dalam Manuba ilegal ini biasanya

adalah masyarakat pendatang dan juga beberapa masyarakat lokal

yang sudah tidak begitu memahami tentang pengetahuan lokal dan

adat istiadat mereka.

Berbeda dengan masyarakat adat yang berada di Desa Batu

Tunggal, mereka masih mematuhi sistem pamali ini, hal ini

dikarenakan masyarakat masih percaya terhadap akibat yang akan

mereka terima jika mereka tidak mengikuti larangan ini. Dalam hal

mencari ikan biasanya masyarakat masih menggunakan peralatan

tradisional dalam menangkap ikan seperti menggunakan jala

(Menyala), menyuar2, menajur, memancing (Memancig’ng),

Menengkala’3, bubu4, memukat5, Menanghu’6, Mangap’m7,

Nyelabu8.

2 Menyuar artinya mencari ikan dengan cara menombak. Kegiatan mencari ikan dengan cara menyuar biasanya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat bantu penerangan seperti senter, obor dan lampu suar. 3 Mencari ikan dengan cara memasang anyaman bambu yang kurang lebih menyerupai botol raksasa, di mana bagian yang satu lebih besar dari pada bagian ujung yang lain. Bagian ujung tertutup oleh bambu yang menyerupai helai-helai, sebagai jalan masuk ikan. Ujung dari anyaman bambu ini selalu menghadap kearah hulu sungai. 4 Mencari ikan dengan cara memasang perangkap ikan yang telah dianyam dari bambu dan di dalamnya sudah diberi umpan. Bubu biasanya dipasang dengan cara bagian yang telah diberi umpan dipasang menghadap kehilir.

Page 9: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

79

b. Larangan tentang membuang ampas tuba.

Dalam pelaksanaan ritus Manuba Ba Adat, akar tuba

yang sudah dipukul dan diperas akan meninggalkan ampas

dan ampas ini bagi masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang

berada di Desa Batu Tunggal disebut sebagai ampas tuba.

Ampas tuba yang sudah diperas tersebut tidak boleh dibuang

sembarangan. Masyarakat biasanya akan membawa ampas

tuba tersebut ke ladang mereka dan ampas tersebut akan

dijemur dan kemudian dibakar di ladang. Fungsi dari ampas

tuba yang dibakar ini adalah bisa mengusir segala macam

hama yang akan mengganggu tanaman yang ada di ladang.

Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sugianto (1984) mengenai ekstrak dari akar tuba. Menurutnya

akar tuba yang telah dikeringkan dapat digunakan sebagai

insektisida alami.

Selain yang sudah dipaparkan di atas, masyarakat Dayak

Tomun Lamandau juga mempunyai pengetahuan lokal yang

berhubungan dengan merawat lingkungan yang dipraktikkan dalam

ritus Manuba Ba Adat, seperti pengetahuan masyarakat tentang waktu

ikan memijah. Tanpa sadar masyarakat Dayak Tomun Lamandau

sebenarnya mempunyai pengetahuan yang sudah diturunkan oleh

nenek moyang mengenai karakteristik ikan yang berada di Sungai.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Mackinnon dkk (2000) di beberapa sungai di Kalimantan, yaitu

sebelum musim penghujan yang akan tiba pada bulan Oktober, biasa-

5 cara mencari ikan dengan cara memasang nilon yang telah dianyam terlebih dahulu dengan berbagai ukuran, nilon ini dipasang atau direntangkan di sungai yang arusnya agak tenang. Fungsinya untuk menghadang ikan. 6 cara menangkap ikan dengan menggunakan rotan yang sudah dianyam berbentuk cekung, kemudian alat ini digunakan untuk menggiring ikan supaya mudah untuk ditangkap. Nama alat yang digunakan adalah tanghu’. 7 Menangkap ikan dengan cara diraba menggunakan tangan. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat musim kemarau atau pada waktu air sungai sedang dangkal. 8 Cara menangkap ikan dengan menombak. Nama alat yang digunakan adalah tembulig’ng.

Page 10: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

80

nya ikan akan menuju anak sungai yang lebih kecil dan terus ke

daratan menuju tempat yang akan terlanda banjir untuk memijah dan

mencari makan. Biasanya telur akan menjadi masak dengan cepat dan

dapat menetas dalam waktu beberapa hari. Ketika anak-anak ikan

menetas, hal ini akan bertepatan pada ledakan pertumbuhan ganggang

yang merupakan produktivitas tumbuhan dan binatang invertebrata

setelah banjir. Berdasarkan pemikiran Mackinnon, maka dapat

disimpulkan bahwa ketika ritus Manuba Ba Adat dilaksanakan tidak

akan membunuh anak-anak ikan, dan berdasarkan beberapa

wawancara, kegiatan ritus Manuba Ba Adat tidak mempengaruhi

jumlah ikan yang mereka tangkap karena menurut mereka ikan yang

selama ini mereka dapatkan dari hasil di sungai masih cukup untuk

menenuhi kebutuhan konsumsi ikan mereka.

Hal ini didukung oleh Data Bappeda (2012, bab 4), Kegiatan

penangkapan ikan di Sungai Bulik dan sungai-sungai kecil lainnya di

kawasan Kabupaten Lamandau oleh nelayan dilakukan dengan

mengikuti keadaan musim ikan, di mana musim ikan di daerah ini

sangat ditentukan oleh kondisi ketinggian muka air dalam satu

tahunnya. Makin lama ketinggian muka air dalam satu tahun atau

musim penghujannya lebih banyak daripada musim kemarau maka

produksi ikan yang ada di sungai juga akan besar. Karena daerah

tangkapan (catchment area) disepanjang sungai menjadi lebih luas,

ikan mempunyai kesempatan yang besar untuk melakukan pemijahan

pada musim penghujan tersebut dengan tingkat fekunditas yang besar

pula kalau dibandingkan dengan ikan melakukan pemijahan di musim

kemarau. Daerah untuk pemeliharaan (nursery ground) bagi anak ikan

yang baru dipijahkan juga menjadi banyak. Tempat untuk mencari

makan (feeding ground) menjadi luas dan lebih banyak tersedia,

terutama di sekitar daerah sekitar sungai yang merupakan daerah rawa

banjiran dan rawa, ketiga faktor tersebut akan sangat mendukung akan

tinggi jumlah stok/populasi ikan di daerah ini.

Page 11: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

81

Peran Ritus Manuba Ba Adat dalam Pembangunan

Berkelanjutan

Dalam konteks keberlanjutan kehidupan masyarakat adat dan

lingkungannya, kearifan lokal dari ritus Manuba Ba Adat memberikan

kontribusi dalam memberikan pengetahuan tentang sistem konservasi

secara adat. Hal ini sejalan dengan pemikirannya Siswadi (2010),

menurutnya kearifan lokal merupakan modal sosial dalam

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, sehingga

perlu untuk dikaji dan ditempatkan pada posisi strategis untuk

dikembangkan menuju pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

kearah yang lebih baik. Melihat peran kearifan lokal dalam konteks

pembangunan berkelanjutan Syafa’at (2008) menegaskan bahwa sistem

kearifan lokal masyarakat adat sangat diperlukan untuk memberikan

masukan yang sangat penting untuk mengembangkan pembangunan

berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam.

Sistem kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat adat

merupakan nilai-nilai dari pengetahuan lokal masyarakat yang

diturunkan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka. Dalam

konteks keberlanjutan ekologi masyarakat Dayak Tomun Lamandau,

praktik merawat lingkungan terlihat dalam interaksi yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari, seperti adanya sistem Pamali (Larangan),

dan juga terlihat dalam kegiatan ritus Manuba Ba Adat. Praktik

merawat lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat Dayak

merupakan hubungan mutualisme antara manusia dan alamnya

sehingga keberlanjutan ekologi dalam konteks masyarakat lokal dapat

terjalin dengan baik dan dapat menunjang kehidupan mereka.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Pattinama (2009), dalam penelitian yang dilakukan di Pulau Buru dan

di Daerah Surade. Hasil penelitiannya adalah meskipun kearifan lokal

tidak mengenal istilah konservasi, secara turun-temurun ternyata

mereka sudah mempraktikkan aksi pelestarian terhadap tumbuhan dan

hewan yang cukup mengagumkan. Misalnya masyarakat menentukan

suatu kawasan hutan atau situs yang dikeramatkan secara bersama-

Page 12: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

82

sama. Kearifan lokal seperti itu telah terbukti ampuh menyelamatkan

suatu kawasan beserta isinya dengan berbagai bentuk larangan yang

disertai dengan sanksi adat bagi yang melanggarnya. Bagi mereka yang

melanggar ketentuan tersebut akan dikenai denda yang besarnya

ditetapkan oleh kepala adat setempat. Kearifan lokal akan menjamin

keberhasilan karena di dalamnya mengandung norma dan nilai-nilai

sosial yang mengatur bagaimana seharusnya membangun keseim-

bangan antara daya dukung lingkungan alam dengan gaya hidup dan

kebutuhan manusia. Begitu juga dengan budaya sasi kelapa yang

diterapkan di Desa Ngilngof, Maluku Tenggara. Budaya Sasi Kelapa

merupakan bagian dari kearifan lokal mengenai konsep konservasi. Sasi

merupakan sistem “larangan” yang bersifat melindungi sesuatu atau

hasil tertentu dalam batas waktu tertentu dan diberlakukan dengan

tanda tertentu dan mempunyai sifat atau ketentuan hukum yang

berlaku untuk umum. Sasi kelapa adalah salah satu bagian dari sasi

darat yang dilakukan pada sumberdaya alam di darat. Sasi dimaksudkan

untuk mengatur perilaku masyarakat dalam memanfaatkan

sumberdaya alam di sekitar mereka. Berdasarkan temuan di lapangan

oleh Renjaan dkk (2013), budaya sasi dapat berjalan dengan baik

karena adanya partisipasi dan kesadaran masyarakat lokal terhadap

hubungan harmonis mereka terhadap alam, selain itu adanya sanksi

adat yang diberlakukan dan dipatuhi oleh masyarakat walaupun

hukum yang berlaku masih merupakan hukum lisan.

Hal serupa juga terjadi di Desa Torosiaje, dalam kehidupan

manusia bermasyarakat dikalangan masyarakat Bajo telah tumbuh

tradisi yang diwarisi secara turun temurun, misalnya yang berlaku bagi

masyarakat pesisir dan ternyata cukup efektif dalam mengelola

sumberdaya alam, serta upaya pelestarian ekosistem laut dari aktivitas

yang bersifat destruktif dan merusak. Tradisi, kebiasaan atau perilaku

ini tumbuh dan berkembang sesuai dengan kedekatan manusia dengan

alam sekitarnya dan tantangan yang dihadapinya. Ini merupakan

kearifan lokal yang mewarnai kehidupan masyarakat. Kearifan lokal

(local wisdom) dipandang sebagai tindakan dan sikap manusia terhadap

sesuatu objek atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu.

Substansi kearifan lokal adalah berlakunya nilai-nilai yang diyakini

Page 13: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

83

kebenarannya oleh suatu masyarakat dan mewarnai perilaku hidup

masyarakat tersebut. Tindakan nyata, sikap dan perilaku manusia

terhadap lingkungan yang mengandung nilai-nilai pelestarian

ekosistem adalah bagian dari kecerdasan ekologis suatu masyarakat.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kecerdasan ekologis

masyarakat Bajo tampak dalam tradisi melaut mamia kadialo,

pengelolaan permukiman, perilaku dalam memperoleh hasil tangkapan

dan pengetahuan masyarakat tentang gejala alam laut dan pesisir.

Diharapkan nilai-nilai ini dapat direkonstruksi dan disosialisasikan

sehingga menjadi identitas masyarakat pesisir lainnya (Utina, 2012).

Analisa Kritis

Dalam analisa kritis, penulis hendak memaparkan tentang

tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat mengenai sistem

pengetahuan lokal masyarakat tentang konservasi yang tertuang dalam

kegiatan ritus Manuba Ba Adat jika dihadapkan pada realitas

pembangunan yang terjadi di Kalimantan.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan ada tiga pilar

utama yang harus diperhatikan dan harus memiliki porsi yang

seimbang yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial. Akan tetapi

berdasarkan realitasnya sangat sulit untuk membagi porsi yang sama

terhadap ketiga aspek yang telah ditawarkan dalam konteks

pembangunan yang berkelanjutan tersebut. Hal ini dapat terlihat

dalam konteks Kalimantan, di mana pembangunan ekonomi dengan

sasaran utama pada pertumbuhan ekonomi masih terlihat dominan,

contohnya menjamurnya perusahaan HTI9 dan perkebunan kelapa

sawit. Dampak yang sudah dapat dirasakan oleh masyarakat lokal

adalah dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat dari aktifitas

ekonomi tersebut, seperti tercemarnya sungai dan danau akibat dari

limbah yang dihasilkan. Menurut Mackinnon dkk (2000:3),

pencemaran sungai karena pembukaan hutan, limbah industri, limbah

rumah tangga dari penambangan emas tanpa ijin, telah menyebabkan

9 Hutan Tanam Industri

Page 14: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

84

banyak sungai menjadi tercemar dan dapat menyebabkan kerugian

sebagian sumber daya ikan. Menurutnya pembangunan di Kalimantan

dapat menyebabkan keuntungan ekonomi jangka pendek jika tanpa

adanya perencanaan yang seksama karena dampak dari keuntungan

ekonomi ini adalah kerusakan lingkungan jangka panjang.

Dalam konteks masyarakat Dayak Tomun Lamandau, praktik

merawat lingkungan yang tertuang dalam ritus Manuba Ba Adat sangat

memberi kontribusi dalam keberlanjutan ekologi, akan tetapi dengan

adanya sistem pertanian modern yang sudah tidak menggunakan

pupuk organik membuat air menjadi terkontaminasi sehingga

keberlanjutan ekologi khususnya ikan menjadi terganggu. Sehingga

ketersediaan ikan hanya cukup untuk konsumsi sendiri. Menurut

masyarakat Dayak Tomun Lamandau yang berada di Desa Batu

Tunggal, ketersediaan ikan yang berada di Sungai Bulik sangat cukup

untuk mencukupi kebutuhan konsumsi ikan mereka, akan tetapi

berdasarkan dinas perikanan, ketersediaan ikan sudah tidak mencukupi

kebutuhan masyarakat. Hal ini dikarenakan ikan yang dihasilkan

bukan hanya untuk konsumsi pribadi saja tetapi juga untuk diperjual

belikan.

Dilema yang dialami oleh masyarakat Dayak dalam

mempertahankan eksistensi pengetahuan lokal dalam merawat

lingkungan tidak terlepas dari sistem ekonomi dualistik yang sejak

dahulu sudah dikenal dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Menurut Boeke (1971), Sistem ekonomi dualistik adalah suatu

masyarakat yang mengalami 2 macam sistem ekonomi yang saling

berbeda dan berdampingan sama kuatnya di mana sistem ekonomi

yang satu adalah sistem ekonomi yang masih bersifat tradisional yang

dianut oleh penduduk asli dan sistem ekonomi lainnya adalah sistem

ekonomi yang diimpor dari barat yang telah bersifat kapitalistik atau

mungkin telah dalam bentuk sosialisme atau komunisme. Kedua sistem

ekonomi tersebut hidup saling berdampingan secara kuat dan bukan

dalam bentuk transisional. Oleh karena kedua sistem ekonomi tersebut

lebih menyangkut dua bentuk masyarakat yaitu masyarakat asli

indonesia dan masyarakat barat dan atau yang telah dipengaruhi oleh

Page 15: Bab Lima Hasil Dan Pembahasan - repository.uksw.edu · Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kebutuhan akan kedekatan . dengan

85

barat maka lebih tepat disebut masyarakat yang bersifat dualistik atau

dual society.

Belajar dari pengalaman beberapa masyarakat adat mengenai

mempertahankan eksistensi dan merestorasi alam secara kolektif demi

kepentingan bersama maka diperlukannya kelembagaan yang kuat dan

kebijakan yang melindungi masyarakat lokal. Pengalaman ini dapat

dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Eghenter dkk (2012),

penelitian yang dilakukan di daerah Kapuas Hulu Kalimantan Barat

berhubungan dengan pengalaman masyarakat dalam merestorasi

danau. Pada tahun 1986, terjadi overfishing di danau Empagau dan

mengakibatkan terancamnya keragaman spesies dan menipisnya

sumber penghidupan masyarakat, sehingga para tetua adat berinisiatif

untuk melepaskan bibit induk Arwana di danau. Akan tetapi hasilnya

masih belum maksimal karena belum ada aturan yang mengikat semua

warga desa. Pada tahun 1998, dengan meroketnya harga ikan arwana

maka para tetua adat menggelar rapat rukun nelayan untuk menyusun

aturan main nelayan dan menegakkan kembali hukum adat dalam

menangkap ikan dengan fokus melindungi danau Empagau. Pada tahun

2001, pemerintah Kapuas Hulu mendukung secara positif kearifan

lokal masyarakat dalam merestorasi danau Empagau dengan

dikeluarkannya SK. Bupati No. 6 Tahun 2001 yang mengukuhkan

Empagau sebagai danau lindung. Kegiatan merestorasi danau

berdasarkan kearifan lokal masyarakat Empagau berhasil dilakukan

karena didukung oleh semua stakeholder, kelembagaan adat yang kuat

dalam pengelolaan danau Empagau dan dilindungi secara hukum.