bab iv temuan penelitian dan pembahasan...
TRANSCRIPT
45
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Temuan Penelitian
Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan
penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut akan dikelompokkan dalam
dua kelompok, yaitu data umum dan data khusus. Data umum adalah data yang
berkaitan dengan keadaan tempat penelitian secara umum dan tidak secara
langsung dimasukkan dalam analisis penelitian. Sedangkan data khusus adalah
data pokok yang peneliti kemukakan sesuai dengan masalah penelitian. Tentang
deskripsi data di atas, penulis uraikan sebagai berikut :
4.1.1. Deskripsi Data Umum
4.1.1.1. Gambaran Umum Anak Lulusan SMA Yang Tidak Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono
Sebelum melaksanankan penelitian peneliti memilih tempat penelitian,
populasi dan subjek penelitian serta perlengkapan yang dibutuhkan selama
penelitian berlangsung. Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan dibagian
pendahuluan desa Lanjan kecamatan Sumowono dipilih sebagai tempat penelitian.
Selain itu hal lain yang menjadi pertimbangan dipilihnya lokasi tersebut adalah
waktu dan biaya yang praktis karena peneliti juga tinggal dikawasan tersebut.
Pada saat mencari subjek penelitian, penulis tidak mengalami kesulitan yang
berarti karena sebagian besar anak lulusan SMA tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi. Saat peneliti mengumpulkan data, anak lulusan SMA yang menjadi subjek
46
peneliti mudah utuk ditemui karena subjek berada dirumah dan bekerja didaerah
rumhanya.
Penulis sebelumnya melakukan wawancara dan observasi terlebih dahulu
dengan mencari informasi mengenai subjek yang merupakan anak lulusan SMA
yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Peneliti mencari subjek yang
merupakan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Selanjutnya peneliti dan subjek
membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk penelitian. Peneliti
melakukan penelitian pada masing-masing subjek penelitian yaitu anak lulusan
SMA di desa Lanjan. Hal itu dikarenakan banyak anak yang yang bersedia
melakukan wawancara dirumah subjek masing-masing. Peneliti melakukan
wawancara pada masing-masing anak lulusan SMA pada saat anak mempunyai
waktu luang dan sudah pulang bekerja. Peneliti juga menyampaikan hal penting
kepada subjek seperti tujuan penelitian dimana di dalamnya dapat memahami dan
menempatkan posisinya dengan baik.
Selama penelitian berlangsung peneliti melakukan wawancara langsung
kepada subjek terlebih dahulu meminta ijin kepada masing-masing subjek
penelitian. Peneliti juga mengambil kamera untuk mengambil foto sebagai data
penelitian berupa gambar. Berikut ini adalah anak lulusan SMA yang menjadi
subjek penelitian penulis.
Tabel 4.1.1.1. Daftar 23 Anak Lulusan SMA Yang Tidak Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi Di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2014
Nomor Nama Lulusan Tahun
1. Nasirotul Uma 2013
2. Umdatun Khoiroh 2013
47
3. Muchamad Muchlisin 2014
4. Nurfiyanto 2013
5. Syaiful Nurul Huda 2013
6. Mugiyono 2013
7. Cipto Khamdani 2012
8. M. Syaifudin Zuhry 2013
9. Maula Sani 2012
10. Hadriyah 2012
11. Lanjar Wahyu Lestari 2012
12. Deki Sugiarto 2013
13. Iswandi 2012
14. Dono Susilo 2013
15. Tiara Anisya 2014
16. Nurul 2013
17. Ahmad Taufik 2013
18. Ahmad Atif Khoiri 2013 19. Maratul 2013
20 Nurul Anisah 2013
21. Triyono 2013
22. Efi Nurhidayah 2014
23. Ani Nurfiana 2014 Sumber : Hasil Wawancara peneliti tanggal 17-25 Juni 2014
Dari beberapa anak yang peneliti ambil sebagai subjek dalam penelitian
Faktor Penyebab Ketidaklanjutan Studi Ke Perguruan Tinggi Dikalangan Anak
Lulusan SMA Di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, oleh
peneliti diberikan pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan. Sebagian
peneliti lakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada subjek penelitian
pada hari yang telah disepakati oleh subjek penelitian. Hal ini dikarenakan ada
beberapa anak yang enggan menerima dan bersedia untuk diwawancara. Untuk
keperluan wawancara, peneliti berpedoman pada wawancara yang membantu
peneliti untuk tetap fokus pada pokok permasalahan yang akan digali, wawancara
dilakukan dengan anak yang tidak bekerja, selain itu peneliti juga memberikan
pertanyaan essay yang berkaitan dengan masalah penelitian yang diberikan
48
kepada anak untuk di isi. Observasi dilakukan peneliti bersamaan dengan jalanya
wawancara pada waktu penelitian berlangsung.
4.1.1.2. Letak dan Keadaan Geografis Desa Lanjan
Desa Lanjan berada di wilayah Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang Jawa Tengah. Desa Lanjan terbagi menjadi enam dusun yaitu dusun
Ngelo, dusun Larangan, dusun Tegalroto, dusun Susukan, dusun Jambon, dan
dusun kalibanger. Batas-batas wilayah desa Lanjan adalah sebagai berikut :
a. “Sebelah utara dengan dusun Ngelo.
b. Sebelah selatan dengan dusun Larangan dan Tegalroto,
c. Sebelah barat dengan dusun Susukan dan Jambon.
d. Sebelah timur dengan dusun kalibanger”.1
Desa Lanjan berada pada ketinggian -+ 1000m dari permukaan laut. Jarak desa
Lanjan dengan Kecamatan Sumowono -+ 1km, sedang jarak desa Lanjan dengan
ibu kota Kabupaten Semarang-+ 30km dan jarak desa Lanjan dengan ibu kota
propinsi -+ 50km. Penduduk desa Lanjan terdiri dari 1.245 Kepala Keluarga
(KK).
4.1.1.3. Kependudukan
Menurut data statistik yang ada di balai desa Lanjan atau monografi desa
Lanjan, desa tersebut mempunyai jumlah penduduk sebanyak 6 dusun yaitu dusun
Larangan, dusun Tegalroto, dusun Kalibanger, dusun Ngelo, dusun Susukan dan
dusun Jambon. Untuk mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin dapat dilihat tabel 4.1.1.3. yang bersumber dari data monografi desa
Lanjan.
1 Monografi Kelurahan Lanjan, Juni 2014.
49
Tabel 4.1.1.3. Data Jumlah Penduduk dari 4.124 orang Menurut Kelompok
Umur Dan Jenis Kelamin Di DesaLanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2014
No. Kelompok Umur
(Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0<1 9 6 15
2. 1>5 156 154 310
3. 6-10 146 151 297
4. 11-15 186 159 345
5. 16-20 143 170 313
6. 21-25 181 180 361
7. 26-30 167 157 324
8. 31-40 346 354 700
9. 41-50 323 322 645
10. 51-60 235 191 426
11. 60 keatas 195 193 388
Jumlah 2.087 2.037 4.124
Sumber : Monografi Kelurahan Lanjan
Desa Lanjan yang memiliki jumlah penduduk sebesar 4.124 jiwa yang
terbagi antara 2.087 jiwa penduduk laki-laki dan 2.037 jiwa penduduk perempuan.
Guna mendukung tercapainya kesejahteraan keluarga, harus didukung oleh mata
pencaharian keluarga yang baik dan tangguh dalam arti bahwa penghasilan
keluarga dapat menjamin kesejahteraan keluarga itu sendiri. Mata pencaharian
desa Lanjan mayoritas sebagai petani dan buruh tani. Mereka mulai bekerja dari
pagi sampai sore hari. Sebagiab besar bapak-bapak di desa Lanjan bekerja
mengolah lahan pertanian sedangkan ibu-ibu membantu bekerja sebagai buruh
tani.
4.1.1.4. Mata Pencaharian Penduduk
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat desa Lanjan
bermata pencaharian bermacam-macam, ada yang sebagai petani, buruh,
pedagang dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.1.1.4.
yaitu jenis mata pencaharian penduduk desa Lanjan. Tabel tersebut tidak memuat
50
mereka yang masih sekolah dan ibu rumah tangga juga tidak terhitung dalam tabel
ini.
Tabel 4.1.1.4. Data Jumlah Penduduk dari 2.867 orang Menurut Jenis Mata
Pencaharian Di DesaLanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2014
No. Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. PNS 4 4 8
2. TNI 2 - 2
3. POLRI 3 - 3
4. Pegawai Swasta 14 91 105
5. Pensiunan 4 - 4
6. Pengusaha 69 57 126
7. Buruh Bangunan 102 2 104
8. Buruh Industri 109 18 127
9. Buruh Tani 470 182 652
10. Petani 723 249 972
11. Paternak - - -
12 Nelayan - - -
13 Lain-lain 240 524 764
Jumlah 1.740 1.127 2.867
Sumber : Monografi Desa Lanjan, 2014
Dari tabel tersebut diatas dapat kita bahwa jumlah terbesar dalam jenis
mata pencaharian penduduk di desa Lanjan adalah sebagai petani yaitu sebanyak
972 orang dan buruh tani sebanyak 652 orang. Mata pencaharian orang tua di
Desa Lanjan Kecamatan Sumowono sebagian besar adalah bermata pencaharian
sebagai buruh tani baik yang mengolah lahanya sendiri maupun yang mengolah
lahan orang lain (buruh), buruh bangunan, pegawai swasta dan petani. Akan
tetapi, selain masyarakatnya yang bermata percaharian sebagai petani ada juga
yang bekerja sebagai POLISI, TNI, PNS, dan Wirausaha. Walaupun sebagian
besar orang tuanya menjadi buruh tani, pegawai swasta dan petani mereka tidak
ingin anaknya seperti mereka.
51
4.1.1.5. Kondisi Sosial dan Budaya
Desa Lanjan berada di Kelurahan Lanjan Kecamatan Sumowono. Desa
Lanjan masih mempertahankan adat istiadatnya dan kehidupan mayarakat desa
Lanjan dapat berbaur dengan masyarkat modern, beragama islam, tetapi masih
kuat memelihara adat istiadat leluhurnya. Seperti berbagai upacara adat, upacara
hari-hari besar islam misalnya upacara bulan maulud dan syawalan. Misalnya
setiap bulan syawal per dusun mengadakan acara pengajian dengan hari dan
waktu yang berbeda warga desa Lanjan membaur datang diacara pengajian
tersebut. Sebelum acara pengajian dimulai paginya warga berbondong-bondong
ziarah kubur di makan untuk mengenang leluhurnya. Kehidupan masyarakat desa
Lanjan masih memiliki rasa persaudaraan yang tinggi, ditandai adanya ikatan
kekeluargaan yang erat dan persatuan yang kuat. Masyarakat desa Lanjan
memiliki unsur gotong royong yang masih berjalan dengan baik hingga saat ini.
Hal ini ditandai keadaan penuduk yang saling mengenal satu sama lain dan tidak
ada perbedaan. Penduduk desa Lanjan mayoritas memeluk agama islam. Letak
desa Lanjan dikelilingi area sawah-sawah untuk ditanami padi dan sayur-sayuran
serta dikelilingi perbukitan kebun-kebun.
4.1.1.6. Kondisi Pendidikan
Pendidikan merupakan cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, karena dengan pendidikan dapat melihat mutu masyarakat dan
menguasai pengetahuan dan teknologi akan semakin meningkat. Untuk
mewujudkannya melalui peningkatan mutu pendidikan dengan cara membuka
seluas-luasnya kesempatan untuk peserta didik di setiap jenjang pendidikan, serta
52
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. Kondisi masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Lanjan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.1.1.6. Data Jumlah Penduduk dari 4.126 orang Menurut Tingkat
Pendidikan Di DesaLanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2014
No. Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Tidak Sekolah 49 41 90
2. TK/Play Group 43 39 82
3. Belum Tamat SD 317 212 529
4. Tidak Tamat SD 39 90 129
5. Tamat SD 1.229 1.194 2.419
6. Tamat SLTP 262 254 516
7. Tamat SLTA 143 197 340
8. Tamat
Akademi/Diploma
3 2 5
9. Sarjana Keatas 6 10 6
Jumlah 2.087 2.039 4.126
Sumber : Monografi Desa Lanjan, 2014
Tabel 4.1.1.6. memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap
pendidikan masih hanya sebatas di tingkat SD. Terlihat bahwa sejumlah 529
orang masih dalam keadaan tidak tamat SD sedangkan masyarakat yang
berpendidikan sampai tamat akademi/diploma hanya berjumlah 5 orang. Hal ini
menjadi bukti bahwa tingkat kesadaran masyarakat masih sangat kurang dalam
melanjutkan sekolah sampai pada tingkat yang semestinya.
1.1.2. Deskripsi Data Khusus
1.1.2.1. Latar Belakang Anak Lulusan SMA Tidak Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi Di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono
Melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan sebagai bekal untuk
meningkatkan kualitas manusia. Masyarakat desa Lanjan kecamatan Sumowono
sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya pendidikan sudah mulai tumbuh
53
tetapi hanya sebatas pendidikan dasar dan pendidikan menengah sedangkan untuk
pendidikan tinggi masih sangat minim. Penyebab anak lulusan SMA tidak
melanjutkan karena masalah biaya, mereka beranggapan biaya masuk studi ke
perguruan tinggi sangat mahal. Mata pecaharian orang tua mayoritas sebagai
petani, penghasilan orang tua sebagai petani mereka menjadi tidak menentu. Hal
ini karena penghasilan seorang petani mengandalkan masa panen, sehingga
pendapatan orang tua tidak menentu. Orang tua ada yang memberi dukungan
penuh kepada anak dan ada yang tidak memberi dukungan/motivasi kepada anak
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Orang tua yang tidak memberi
dukungan/motivasi mereka berfikir hanya akan menghabiskan uang saja kalau
melanjutkan ke perguruan tinggi. Mayoritas anak sudah mengetahui akan manfaat
setelah lulus dari perguruan tinggu.
Anak lulusan SMA di desa Lanjan yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi
ada yang melanjutkan dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari 32 anak
lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sebanyak 23 anak dan
yang melanjutkan sebanyak 9 anak. Dari banyaknya jumlah anak yang tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi, peneliti melakukan penelitian tentang apa yang
menjadi penyebab anak lulusan SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari
jumlah anak yang peneliti jadikan subjek penelitian ada beberapa anak yang
menyebutkan faktor penyebabnya anak lulusan SMA tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi.
54
Tabel 4.1.2.1. Daftar Faktor Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2014
Faktor Penyebab Anak Lulusan SMA
Tidak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi
Anak
Faktor ekonomi 23 orang
Bekerja 19 orang
Mata pencaharian orang tua sebagai
petani
15 orang
Penghasilan orang tua tidak menentu 18 orang
Tidak ada dukungan/motivasi dari orang
tua
16 orang
Kegiatan saat tidak melanjutkan ke
perguruan tinggi yang bekerja
18 orang
Pengaruh lingkungan 10 orang
Banyaknya jumlah tanggungan anak 18 orang
Fasilitas yang di miliki oleh orang tua
berupa kendaraan dan elektronik
17 orang
Daerah Tempat Tinggal di desa 23 orang
Tempat Tinggal berupa rumah pribadi 23 orang
Lampu listrik 450 watt 17 orang
Dinding rumah permanen 21 orang
Lantai rumah plester 11 orang
Jenis penerangan lampu listrik 23 orang
Sumber kebutuhan air berupa mata air 23 orang
Jumlah kamar mandi 1 buah 22 orang
Jumlah WC atau kakus 1 buah 22 orang
Kepemilikan lahan 22 orang
Luas sawah dikatakan rendah 6 orang
Luas kebun/tegal dikatakan rendah 17 orang
Sumber : Hasil Wawancara peneliti tanggal 17-25 Juni 2014
Selain beberapa faktor penyebab di atas, bagi anak yang tidak melajutkan ke
perguruan tinggi di desa Lanjan Kecamatan Sumowono seperti terlampir dalam
(data collection hal.59).
55
4.1.2.2. Pendidikan di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono
Masyarakat Desa Lanjan Kecamatan Sumowono sudah sadar akan
pentingnya pendidikan. Kesadaran mulai tumbuh namun hanya sebatas
pendidikan dasar dan menengah dan masih sedikit. Alasan anak lulusan SMA
tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena masalah ekonomi. Sumber daya
alam yang melimpah khususnya pertanian. Mereka berfikir lebih baik bekerja
nyata menghasilkan uang daripada sekolah. Melanjutkan ke perguruan tinggi
hanya akan menghabiskan uang dan membebani keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan saudara Triyono.
“Pendidikan sangat penting, karena perguruan tinggi akan mencetak kita
menjadi generasi muda yang cerdas dan siap dalam dunia kerja”. 2
Tidak adanya biaya yang menjadi alasan mereka memicu anak tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi. Bagi mereka keinginan melanjutkan ada tapi ada
kendala masalah biaya. Lebih baik mereka mencari uang daripada melanjutkan ke
perguruan tinggi yang akan menghabiskan uang. Melanjutkan atau tidak
melanjutkan sama saja masih bisa makan, melanjutkan hanya untuk mengangkat
gengsi bagi keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan saudari Efi Nurhidayah.
“Kondisi ekonomi yang kurang mendukung dan lingkungan sekitar yang belum banyak masuk ke
perguruan tinggi”.3
Adapun jumlah sekolah yang ada di desa Lanjan Kecamatan Sumowono pada
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
2 Hasil wawancara dengan narasumber Triyono pada tanggal 22 Ju ni 2014 di rumah
Triyono. 3 Hasil wawancara dengan narasumber Triyono pada tanggal 22 Juni 2014 di rumah Efi
Nurhidayah.
56
Tabel 4.1.2.2. Data Jumlah sekolahan dari 4 sekolah Menurut Jenis
Pendidikan Di DesaLanjan Kecamatan Sumowono Tahun 2014
No. Jenis Pendidikan Jumlah Sekolah
Negeri Swasta Negeri+Swasta
1. Taman Kanak-kanak (TK) - 2 2
2. Sekolah Dasar (SD) 1 - 1
3. Madrasah Ibtidiyah(MI) 1 - 1
4. Sekolah Menegah
Pertama(SMP)
- - -
5. Madrasah Tsanawiyah(MT) - - -
6. Sekolah Menegah
Umum(SMU)
- - -
7. Madrasah Aliyah(MA) - - -
8. Sekolah Menegah Kejuruan - - -
9. Perguruan Tinggi - - -
Jumlah 2 2 4
Sumber : Monografi Desa Lanjan, Tahun 2014
Dari data diatas menurut jenis pendidikan hanya ada Sekolah Dasar (SD)
dan Madrasah Ibtidiyah(MI). Bila melanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama(SMP) atau
ke Madrasah Tsanawiyah(MT) harus ke kecamatan dahulu yang jaraknya dari desa
Lanjan sekitar 2 km. Sedangkan kalau melanjutkan ke jenjang Sekolah Menegah
Umum(SMU) atau Madrasah Aliyah(MA) lokasi tempatnya diluar daerah desa Lanjan.
Mayoritas anak desa Lanjan sekolah sampai jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
setelah itu tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena mahalnya biaya masuk ke
perguruan tinggi.
4.1.2.3. Lulusan SMA di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono
Jumlah lulusan SMA sampai pada tahun 2014 di Desa Lanjan Kecamatan
Sumowono yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi berjumlah 23. Yang
tersebar di dua Dusun yaitu Dusun Lanjan sebanyak 15 orang dan Larangan
sebanyak 8 orang. Mayoritas anak setelah lulus dari SMA bekerja karena ingin
melanjutkan ke perguruan tinggi tidak ada biaya.
57
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan saudari Nasirotul Uma.
“Sebenarnya orang tua memberi dukungan kepada saya untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi karena faktor
biaya jadi saya tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi”.4
Mereka menggunakan kesempatan untuk bekerja. Berkaitan dengan
motivasi/dorongan dari orang tua untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dirasa
kurang. Dari 23 anak yang mendapat dukungan ada 5 anak dan tidak ada
dukungan sebanyak 18 anak.5 Hal ini memperlihatkan orang tua kurang
memotivasi. Mendorong anak untuk tidak melanjutkan ke perguruan tinggi
4.2. Pembahasan
4.2.1. Beberapa Penyabab Anak Lulusan SMA Tidak Melanjutkan Studi Ke
Perguruan Tinggi di Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang
4.2.1.1. Peran Orang Tua Dalam Mendukung Anak Lulusan SMA
Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Peran orang tua dalam mendukung anak lulusan SMA untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi adalah memberikan biaya. Wujud biaya dihasilkan dari mata
pencaharian orang tua yang akan menghasilkan pendapatan orang tua berupa
uang. Dalam penelitian ini mata pencaharian orang tua dari 23 anak yang bekerja
sebagai petani sebanyak 14 orang dan sisanya sebanyak 9 orang bekerja
wiraswasta.
“Peran adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan
individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan
meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau
4 Hasil wawancara dengan narasumber Triyono pada tanggal 22 Juni 2014 di rumah
Nasirotul Uma. 5 Hasil Wawancara dengan anak lulusan SMA
58
tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan”.6
Penghasilan orang tua sebagai petani menjadi tidak menentu karena
mengandalkan hasil panen. Para orang yang bekerja sebagai petani mereka
menanam sayuran dilahan sawahnya. Petani menunggu masa panen dengan waktu
yang lama. Penghasilan perbulan juga tidak bisa diandalkan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Bisa makan setiap hari saja sudah suatu kebanggan
tersendiri. Keseharian orang tua dari pagi sampai sore menghabiskan waktunya
disawah. Ada yang sebagai buruh tani yang penghasilan rata-rata perhari
Rp.20.000. Buruh tani ada berbagai macam ada yang bekerja sebagai menyiangi
rumput disekitar tanaman sayur dan ada yang sebagai buruh mencangkul disawah.
Peran orang juga dapat diwujudkan melalui pendidikan orang tua yaitu
cara pandang orang tua untuk mengarahkan anak untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi. Pendidikan orang tua juga menjadi alasan untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi karena anak menganggap bila pendidikan orang rendah orang tua cederung
kurang mendukung anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pendidikan
orang tua mayoritas lulusan pendidikan dasar. Orang tua buta akan pengetahuan
mengenai pendidikan ke perguruan tinggi. Merekan hanya mengetahui
pengetahuan sebatas pengetahuan dasar. Orang tua berpikir bila anak sudah bisa
membaca, menulis dan berhitung bagi mereka sudah cukup. Setelah melewati
pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas bagi orang tua juga sudah
cukup sebagai bekal untuk bekerja. Melanjutkan ke perguruan tinggi itu hanya
6 Soejono Soekamto http://fahir-blues.blogspot.com/2013/06/teori-peran-dan-definisi-
peran-menurut.html, Diakses 16 Agustus 2014, pukul 07.56.
59
akan menghabiskan uang karena biayanya juga sangat mahal. Lebih baik anak
bekerja untuk meringankan beban orang tua.
Lingkungan tempat tinggal juga sebagai peran orang tua dalam
mendukung anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu pergualan anak
dengan teman sebaya. Pergaulan dengan teman sebaya juga mempengaruhi anak
dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. Tetapi ada juga yang beraggapan
lingkungan tidak mempengaruhi anak dalam melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal
ini karena urusan masing-masing yang berbeda. Sebagai contoh, bila lingkungan
tempat tinggal anak mayoritas melanjutkan ke perguruan tinggi, anak pasti tidak
mempunyai gereget untuk melanjutkan. Mereka beranggapan kenapa harus
berpendidikan tinggi bila akhirnya hanya akan menganggur. Lulusan dari
perguruan tinggi bukan jaminan setelah lulus mendapatkan pekerjaan. Berbeda
dengan lingkungan yang mayoritas melajutkan ke perguruan tinggi. Misalnya
anak yang lulus dari perguruan tinggi setelah lulus menjadi pegawai, pasti
lingkungan sekitar anak akan mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi. Anak sudah mempunyai cerminan setelah lulus dari perguruan
tinggi mau bekerja sesuai keinginanya.
4.2.1.2. Minat Anak Lulusan SMA Untuk Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi.
Wujud minat anak lulusan SMA unutk melanjutkan ke perguruan tinggi
yaitu adanya motivasi/dorongan dari orang tua. Adanya motivasi /dorongan dari
orang tua kepada anak sebagai penyemangat anak untuk mengembangkan
pengetahuan ke perguruan tinggi. Orang tua tidak memberikan motivasi/dorongan
60
kepada anak akan membuat anak tidak ada gereget untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi.
“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat”.7
Minat adalah kecenderungan adanya dorongan dari dalam diri anak.
Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya,
pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka tidak
berminat sebelumnya. Motivasi sebagai daya pendorong anak untuk lebih
bersemangat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dari hasil wawancara dari
23 anak yang medapat dukungan/motivasi sebanyak 7 anak dan yang tidak
mendapatkan dukungan/motivasi sebanyak 16 anak. Hal ini memperlihakan
sebanyak 16 anak tidak mendapatkan dukungan/motivasi dari orang tua.
4.2.1.3. Persepsi Anak Lulusan SMA Terhadap Kegunaan Melanjutkan Ke
Perguruan Tinggi.
Persepsi anak lulusan SMA terhadap kegunaan melanjutkan ke perguruan
tinggi yaitu pandangan anak mengenai manfaat melanjutkan ke perguruan tinggi.
Jika anak mengetahui akan manfaat melanjutkan ke perguruan tinggi pasti akan
semangat untuk melanjutkan. Begitu juga sebaliknya, jika anak tidak mengetahui
akan manfaat melanjutkan ke perguruan tinggi anak tidak akan mempunyai
semangat untuk melanjutkan.
“Perception dalam pengertian sempit adalah penglihatan, yaitu
bagaimana seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti
7 Slameto, 2003, Op.Cit, hal, 180.
61
luas, perception adalah pandangan, yaitu bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu”.8
Dari hasil wawancara dari 23 anak mereka sudah mengetahui akan
manfaat setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebagian besar anak berpendapat
setelah lulus dari perguruan tinggi akan mendapatkan peluang kesempatan kerja
yang baik dan mendapatkan ilmu pengetahuan.
4.2.1.4. Daerah Tempat Tinggal
Wujud daerah tempat tinggal yaitu berupa kota, semi kota, semi desa dan
desa. Daerah tempat tinggal berhubungan dengan pola pikir dan pergaulan anak
dengan teman sebaya. Orang kota sudah mempunyai pola pikir dan pergaulan
yang baik mengenai melanjutkan ke perguruan tinggi dibandingkan orang desa.
“Daerah, dalam konteks pembagian administratif di Indonesia, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat”.9
Pergaulan mempunyai pengaruh bagi anak, misalnya bila lingkungan
pergaulannya banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi pasti anak akan
tertarik untuk melanjutkan, begitu pula sebaliknya bila lingkungan pergaulannya
sedikit yang melanjutkan anak tidak mempunyai ketertarikan untuk melanjutkan.
Pola pikir orang desa masih mempunyai pemikiran mengenai pendidikan hanya
sebatas pendidikan dasar. Yang terpenting anak sudah melaksakan pendidikan
sampai pendidikan menengah seperti sekolah menengah atas.
8 Leavitt, http://adityaromantika.blogspot.com/2010/12/persepsi.html, Diakses 21 Maret
2014, pukul 06.15. 9 http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah, Diakses 16 Agustus 2014, pukul 8.08.
62
4.2.1.5. Fasilitas Yang Dimiliki Oleh Orang Tua
Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua yaitu bisa dilihat dari mempunyai
kendaraan, benda eletronik, jenis penerangan, bentuk lantai rumah, bentuk
dinding rumah, jumlah WC atau kakus, jumlah kamar mandi, luas dan jumlah
lahan, jumlah ukuran listrik dan sumber kebutuhan air. Dengan melihat fasilitas
yang dimiliki orang tua dapat dilihat mampu atau tidaknya orang tua untuk
menyekolahkan anak sampai pendidikan tinggi. Dari hasil wawancara menurut
kepemilikan fasilitas berupa kendaraan dan benda elektronik dari 23 anak yang
mempunyai kendaraan dan benda elektronik sebanyak 17 anak dan sisanya
sebanyak 6 orang hanya mempunyai benda elektronik. Menurut daerah tampat
tinggal mayoritas hidup didesa karena desa Lanjan berada di lokasi dareh kaki
pegunungan gunung Ungaran. Menurut tempat tinggal dari 23 anak merekan
bertempat tinggal dirumah peribadi. Menurut lampu listrik dari 23 anak yang
mempunyai tegangan lisrik 450 watt sebanyak 17 anak dan sisanya mempunyai
tegangan listrik lebih dari 450 watt sebanyak 6 anak. Menurut dinding rumah dari
23 anak yang rumahnya berdinding tembok sebanyak 21 anak, yang berdinding
papan dan tembok sebanyak 1 anak, dan papan 1 anak. Menurut lantai rumah dari
23 anak yang lantai rumahnya plester sebanyak 11 anak, keramik sebanyak 7 anak
dan ubin sebanyak 5 anak. Menurut jenis penerangan dari 23 anak menggunakan
lampu listik semua. Menurut sumber kebutuhan air dari 23 anak menggunakan
sumber mata air semua. Menurut jumlah kamar mandi dari 23 anak yang
mempunyai jumlah kamar mandi 1 sebanyak 22 anak dan 1 anak tidak
mempunyai kamar mandi. Menurut jumlah WC atau kakus dari 23 anak yang
63
memiliki 1 WC atau kakus sebanyak 22 anak dan 1 anak tidak mempunyai WC
atau kakus. Menurut lahan dari 23 anak yang mempunyai sawah sebanyak 16
anak, yang mempunyai kebun/tegal sebanyak 5 anak,yang tidak mempunyai
sawah dan kebun/tegak sebanyak 1 anak dan yang mempunyai sawah dan
kebun/tegal sebanyak 1 anak. Menurut luas sawah daari 23 anak yang mempunyai
luas sawah <1/4 Ha sebanyak 12 anak, yang >1/4 Ha sebanyak 5 anak dan yang
tidak mempunyai luas sawah sebanyak 6 anak. Menurut luas kebun/tegal dari 23
anak yang mempuyai luas kebun/tegal <1/4 sebanyak 3 anak, >1/4 sebanyak 3
anak dan yang tidak mempunyai luas kebun/ tegal sebanyak 17 anak.
4.2.1.6. Beban Tanggungan Orang Tua
Beban tanggungan orang tua yaitu banyaknya anak yang ditanggung.
Makin banyak anak yang ditanggung, makin besar pula uang yang dikeluarkan,
begitu juga sebaliknya makin sedikit anak yang ditanggung, makin sedikit beban
yang ditanggung. Dengan makin banyak tanggungan orang tua menjadi kurang
memperhatikan anak untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dari
23 anak yang beban tanggunganya lebih dari 1 anak sebanyak 18 anak dan sisanya
beban tanggunganya 1 anak sebanyak 5 anak. Dengan banyaknya beban
tanggungan anak yang ditanggung orang tua membuat orang tua bekerja keras
untuk menghidupi anaknya. Orang tua hanya fokus mencari nafkah untuk bisa
makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang tua menjadi tidak
memperhatikan anak mengenai pendidikan ke perguruan tinggi karena disibukan
dengan bekerja. Yang terpenting kebutuhan rumah terpenuhi dan orang tua
memberikan pendidikan sampai pendidikan menengah untuk bekal bekerja kelak
64
nanti. Beban tanggungan anak lebih dari satu itu membutuhkan banyak
pengeluaran dengan berbeda-beda kebutuhan anak.