bab iv rokok : sejarah, dinamika dan...

18
39 BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI 1. Sejarah Rokok Rokok berawal dari sebuah tradisi kuno masyarakat asli benua amerika (Maya, Aztec dan Indian) sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada mulanya tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengunyah tembakau dan menghisap tembakau dengan menggunakan sebuah pipa. Tujuan tradisi ini pada masa itu adalah untuk menunjukan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan. Setelah itu dengan adanya jalur perdagangan maka tradisi mengunyah dan menghisap tembakau ini mulai menyebar ke daratan Eropa. Jean nicot seorang diplomat dan petualang perancislah yang mengenalkan rokok hampir ke seluruh Eropa dan nama nikotin diambil dari namanya. Beberapa catatan lain mengungkapkan bahwa tradisi merokok yang lebih tua berasal dari Turki Di Indonesia, Haji Jamahri dari kudus adalah orang pertama yang meramu tembakau dengan cengkeh pada tahun 1880-an. Awalnya Haji Jamahri mencari ramuan untuk mengobati penyakit asma yang dideritanya. Namun racikan tembakau dan cengkeh menjadi terkenal. Rokok sendiri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,

Upload: trinhdien

Post on 06-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

39

BAB IV

ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI

1. Sejarah Rokok

Rokok berawal dari sebuah tradisi kuno masyarakat asli benua amerika

(Maya, Aztec dan Indian) sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada mulanya

tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengunyah tembakau dan menghisap

tembakau dengan menggunakan sebuah pipa. Tujuan tradisi ini pada masa itu

adalah untuk menunjukan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku

yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan.

Setelah itu dengan adanya jalur perdagangan maka tradisi mengunyah dan

menghisap tembakau ini mulai menyebar ke daratan Eropa. Jean nicot seorang

diplomat dan petualang perancislah yang mengenalkan rokok hampir ke

seluruh Eropa dan nama nikotin diambil dari namanya. Beberapa catatan lain

mengungkapkan bahwa tradisi merokok yang lebih tua berasal dari Turki

Di Indonesia, Haji Jamahri dari kudus adalah orang pertama yang meramu

tembakau dengan cengkeh pada tahun 1880-an. Awalnya Haji Jamahri

mencari ramuan untuk mengobati penyakit asma yang dideritanya. Namun

racikan tembakau dan cengkeh menjadi terkenal.

Rokok sendiri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan

tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,

Page 2: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

40

dsb)(KBBI 2008: 1217). Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran

panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dan berdiameter

sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar pada

salah satu unjungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat

mulut pada ujung lainnya.

Ada dua tipe rokok yaitu rokok non-filter dan rokok filter. Yang membedakan

adalah terdapat filter penyaring dalam setiap gulungan rokok. Tujuannya adalah

meringankan efek yang muncul dari setiap hisapan rokok. Kandungan-kandungan

cengkeh dan tembakau yang tidak baik tidak langsung masuk kedalam tubuh.

Filter atau penyaring biasa terbuat dari spon terdapat dibagian ujung yang dihisap.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013

tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan

produk tembakau (2013: 5) Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 menerangkan

bahwa rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu produk yang

secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan

bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dihirup

atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk

lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,

dengan atau tanpa bahan tambahan. (8Permenkes no 28/2013: 5)

Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar tembakau yang

kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa

8 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau.

Page 3: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

41

(Arum, 2008). Senada dengan itu definisi merokok juga dikemukakan oleh

amstrong seperti yang dikutip oleh Nasution (2007) yakni menghisap asap

tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.

2. Dinamika rokok di Indonesia

Kutipan Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi

rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa konsumsi rokok

merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.

Berdasarkan data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(P2PL) Kementrian Kesehatan (2013), saat ini Indonesia masih menjadi

negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta

perokok setelah Cina dan India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di

Indonesia adalah perokok. Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga

terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia, Hampir satu dari

tiga orang dewasa merokok. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa

meningkat ke 31,5% pada tahun 2001 dari 26,9 % pada tahun 1995 Lebih dari

6 dari 10 pria merokok, namun sedikit wanita yang merokok. Pada tahun

2001, 62,2% dari pria dewasa merokok, dibandingkan dengan 53,4 % pada

tahun 1995. Hanya 1,3% wanita dilaporkan merokok secara teratur pada tahun

2001. Sebagian besar (68,8%) perokok mulai merokok sebelum umur 19

Page 4: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

42

tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Rata-rata umur mulai merokok yang

semula 18,8 tahun pada tahun 1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001

(sumber : DEPKES RI/2001).

Menurut Abdillah Ahsan9, selaku peneliti Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI), menerangkan bahwa Tahun 1995,

jumlah perokok di Indonesia mencapai 27 persen dari jumlah penduduk di

Indonesia. Sedangkan tahun 2011, jumlah perokok meningkat menjadi 36

persen.Untuk penduduk pria, jumlah perokok mencapai 50 persen pada 1995.

Tahun 2011 meningkat menjadi 67 persen. Ini berarti setiap dua dari tiga

penduduk pria di Indonesia merokok. Untuk penduduk wanita, jumlah

perokok mencapai satu persen pada 1995. Jumlah ini menjadi empat persen

pada 2011. Ini berarti ada peningkatan 400 persen jumlah perokok wanita

selama 16 tahun itu.

Abdillah Ahsan juga menyatakan bahwa Peningkatan jumlah perokok itu

diakibatkan pemerintah tidak proaktif dalam mengendalikan konsumsi rokok

di Indonesia. Hal ini terbukti dari tidak diratifikasinya Kerangka Kerja

Konvensi Pengendalian Tembakau oleh pemerintah Republik Indonesia.

Dinas Kesehatan dibawah kementrian kesehatan melakukan tindakan

untuk mengurangi penggunaan rokok salah satunya adalah pemakaian label

iklan mengenai dampak dari merokok yang dipasangkan dalam kemasan

9 dalam Republika Online, Senin 27 Oktober 2014

Page 5: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

43

rokok. Peraturan ini harus di patuhi oleh semua produsen rokok baik lokal

maupun luar negeri yang rokoknya di perdagangkan di Indonesia.

3. Regulasi rokok di Indonesia

3.1. Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan iklan (gambar dan

tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

JAKARTA/jawa pos – Mulai hari Selasa (24/6) ini satu lagi

aturan yang membuat aktivitas merokok semakin tidak nyaman

diterapkan. Pemerintah mewajibkan semua kemasan rokok yang

beredar mencantumkan gambar kondisi organ tubuh yang rusak jika

kebiasaan merokok tidak dihentikan. Dengan gambar yang ‟‟seram‟‟

itu, diharapkan jumlah perokok aktif di Indonesia bisa ditekan10

.

Aturan penempelan gambar bahaya merokok itu tertuang dalam

Peraturan Pemerintah No 109/2012.

Peraturan Pemerintah No 109/2012 diadopsi dari Undang-undang

no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bagian 17 mengenai

pengamanan zat adiktif (termasuk rokok) pasal 114 yang berbunyi

“Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah

Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan”. Selain itu

dalam pasal 160 di undang-undang yang sama yang berisi :

10

Diunduh dari jawa pos online pada hari senin 27 oktober 2014 jam 10:15

Page 6: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

44

1. Pemerintah, pemerintah daerah bersama masyarakat

bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi, informasi,

dan edukasi yang benar tentang faktor risiko penyakit tidak

menular yang mencakup seluruh fase kehidupan.

2. Faktor risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain

meliputi diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok,

mengkonsumsi alkohol, dan perilaku berlalu lintas yang tidak

benar.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109

tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif

berupa produk tembakau bagi kesehatan bagian II tentang produksi

dan impor pasal 14 menyebutkan bahwa :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk

Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan

peringatan kesehatan.

2. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu

makna.

3. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.

Page 7: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

45

Sedangkan dalam pasal 15 ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap 1

(satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan

tulisan peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang

berbeda, dengan porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari

jumlah setiap varian Produk Tembakaunya.

Dalam pasal 17 menyebutkan tentang teknik pemasangan label

bahaya merokok dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan

terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan

kesehatan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu

Kemasan batangan.

4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

Page 8: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

46

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

b. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

d. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

e. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

5. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

Peraturan lainnya adalah Permenkes 28/2013 telah sangat jelas

menerangkan mengenai pencantuman peringatan kesehatan dan

informasi kesehatan pada kemsan produk tembakau. Bab II

Page 9: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

47

(Permenkes 28/2013: 6-7) berisi tentang peringatan kesehatan. Pasal 3

berisi :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor

produk tembakau ke dalam wilayah Indonesia wajib

mencantumkan Peringatan Kesehatan pada Kemasan terkecil

dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Kemasan terkecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa bungkus yang berhubungan langsung dengan Produk

Tembakau untuk dijual eceran.

3. Kemasan yang lebih besar sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berupa slop.

4. Gambar dan tulisan Peringatan Kesehatan harus mempunyai

satu makna yang tercetak menjadi satu dengan Kemasan

Produk Tembakau dan bukan merupakan stiker yang

ditempelkan pada Kemasan Produk Tembakau.

5. Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

tercantum dalam Lampiran yang berbentuk cetak dan file

elektronik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

6. Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (4) tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kecuali

Page 10: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

48

pembungkus plastik transparan sehingga Peringatan

Kesehatan dan Informasi Kesehatan masih dapat terbaca

dengan jelas.

7. Dalam hal Kemasan Produk Tembakau dibungkus dengan

pembungkus yang tidak transparan sehingga peringatan

kesehatan tidak dapat terbaca dengan jelas maka Peringatan

Kesehatan harus tercetak pada pembungkus.

8. Ketentuan sebagaimana ayat (1) tidak termasuk rokok

klobot, klembak menyan, dan cerutu kemasan batangan.

Selanjutnya adalah pasal 4 Bab II Permenkes 28/2013 yang berisi :

1. Peringatan Kesehatan terdiri atas 5 (lima) jenis yang

berbeda, yang dicantumkan pada setiap 1 (satu) varian

Produk Tembakau dengan porsi masing-masing 20% (dua

puluh persen) dari jumlah setiap varian Produk Tembakau

pada waktu yang bersamaan.

2. Bagi industri Produk Tembakau non Pengusaha Kena Pajak

wajib mencantumkan paling sedikit 2 (dua) jenis Peringatan

Kesehatan dari 5 (lima) jenis Peringatan Kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Dalam pasal 5 Bab II Permenkes 28/2013 berisi tentang teknik

pemasangan label iklan bahaya rokok dengan ketentuan sebagai

berikut :

Page 11: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

49

1. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk kotak

persegi panjang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar

bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40%

(empat puluh persen);

b. dalam hal Kemasan memiliki sisi lebar yang sama maka

Peringatan Kesehatan dicantumkan pada sisi depan dan

sisi belakang Kemasan;

c. pada bagian atas gambar terdapat tulisan

“PERINGATAN” dengan menggunakan jenis huruf

arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan

ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan

Kemasan;

d. gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat)

warna (Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas

gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300 dot per

inch (dpi);

e. di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna

putih dengan dasar hitam sesuai dengan makna gambar

sebagaimana tercantum dalam Lampiran;

f. dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun

tulisannya; dan

Page 12: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

50

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena

pengaruh sinar ataupun udara.

2. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk

silinder memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan dengan ukuran sebesar 40% dari luas

permukaan sisi badan silinder, yang dihitung mulai dari

bagian atas sisi samping tutup kemasan silinder;

b. menggunakan 2 (dua) Peringatan Kesehatan yang sama;

c. pada bagian atas gambar terdapat tulisan

“PERINGATAN” dengan menggunakan jenis huruf

arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan

ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan

kemasan;

d. gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat)

warna (Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas

gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300 dot per

inch (dpi);

e. di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna

putih dengan dasar hitam sesuai dengan makna gambar

sebagaimana tercantum dalam Lampiran;

f. dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun

tulisannya;

Page 13: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

51

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena

pengaruh sinar ataupun udara; dan

h. rasio dan komposisi warna gambar sesuai dengan

Lampiran dan tidak boleh diubah.

3.2. Ketentuan pemakaian label iklan bahaya merokok

Peraturan pemerintah telah mengatur ketentuan penggunaan

gambar bahaya meroko dengan jelas dengan ketentuan-ketentuan yang

harus dijalankan para produsen rokok

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 3 : Ketentuan pemasangan label iklan bahaya rokok

Page 14: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

52

Gambar diatas merupakan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah

mengenai kemasan rokok yang harus dibuat oleh produsen rokok.

Terdapat 5 gambar label iklan bahaya rokok yang harus dipakai

produsen rokok sebagai peringatan kesehatan. Gambar tersaebut

antara lain :

1. Gambar kangker mulut

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 4 : Kangker mulut

Pada gambar diatas, terdapat tulisan „PERINGATAN‟ yang

ditulis dengan jenis huruf arial bold kapital, ukuran 10,

berwarna putih dan diberi blok latar belakang hitam pekat.

Gambar menunjukkan mulut seorang perokok yang tampak

mengenaskan karena diserang kanker mulut. Di bawah gambar

Page 15: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

53

terdapat tulisan „MEROKOK SEBABKAN KANKER

MULUT‟.

2. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk

tengkorak

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 5 : orang merokok dengan asap yang membentuk

tengkorak

Sama dengan gambar pertama, setiap peringatan bergambar di

bungkus rokok harus menyertakan tulisan „PERINGATAN‟ di

bagian atas gambar. Untuk gambar kedua, tampak seorang

perokok yang memegang sebatang rokok sambil

menghembuskan asap rokok yang membentuk tengkorak. Di

bawah gambar terdapat tulisan „MEROKOK

MEMBUNUHMU‟.

Page 16: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

54

3. Gambar kanker tenggorokan

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 6 : kanker tenggorokan.

Gambar no 6 diatas menggambarkan seorang pecandu rokok

yang menderita kanker tenggorokan dengan leher bolong dan

terdapat benjolan kanker yang menjijikkan. Di bawah gambar

terdapat tulisan besar „MEROKOK SEBABKAN KANKER

TENGGOROKAN‟.

Page 17: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

55

4. Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 7 : orang merokok dengan anak di dekatnya.

Gambar diatas lebih menekankan bahaya merokok bagi orang

lain, terutama anak-anak. Pada gambar tersebut, tampak

seorang perokok yang menghisap rokoknya sambil

menggendong anak kecil. Di bawah gambar terdapat tulisan

„MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI

MEREKA‟.

Page 18: BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASIrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/5/T1_362007059_BAB IV... · kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan

56

5. Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 8 : paru-paru yang menghitam karena kanker.

pada gambar diatas, peringatan bergambar menunjukkan

dengan jelas bagaimana paru-paru si perokok menghitam

karena kanker. Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan

„MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU DAN

BRONKITIS KRONIS‟