opini konsumen rokok terhadap iklan di kemasan...

106
i OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN ROKOK Oleh DHIAN BAGUS SETIANTO 362007059 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: lehanh

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

i

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI

KEMASAN ROKOK

Oleh

DHIAN BAGUS SETIANTO

362007059

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

Scan Penyataan Keaslian, Persetujuan Publikasi dan

lembar Pengesahan Karya Tulis Skripsi

Dhian Bagus Setianto

36 2007 059

Fakultas Ilmu Sosial dan Komunikasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Page 3: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 4: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 5: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 6: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 7: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 8: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul skripsi : Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan

Rokok (Studi kasus pada konsumen rokok)

Nama Mahasiswa : Dhian Bagus Setianto

N.I.R.M : 362007059

Program studi : Ilmu Komunikasi

Disetujui Oleh,

Pembimbing 1,

Drs. Daru Purnomo, M.Si

Diketahui Oleh, Disahkan Oleh,

Kaprogdi, Dekan,

Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Drs. Daru Purnomo, M.Si

Disetujui tanggal :

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 9: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Dhian Bagus Setianto

NIM : 36 2007 059

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, Judul :

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN

ROKOK

(Studi kasus pada konsumen rokok)

Yang dibimbing Oleh :

1. Drs. Daru Purnomo, M.Si

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta symbol yang saya aku seolah-olah

sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan penulis atau sumber

aslimnya.

Salatiga, 20 November 2014

Yang memberi pernyataan,

DHIAN BAGUS SETIANTO

Page 10: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai sivitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dhian Bagus Setianto

NIM : 36 2007 059

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Jenis Karya : Skripsi/Tesis/Disertasi (Hapus yang tidak perlu)

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

UKSW Hak bebas royalti non eksklusif (non-exclusive royalti free right) atas

karya ilmiah saya yang berjudul :

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN

ROKOK

(Studi kasus pada konsumen rokok)

Beserta perangkat yang ada (jika perlu)

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih

media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkannama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 20 November 2014

Yang menyatakan,

DHIAN BAGUS SETIANTO

Mengetahui,

Pembimbing utama,

Drs. Daru Purnomo, M.Si

Page 11: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan.

Skripsi ini dengan judul “Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan

Rokok (Studi Kasus pada Konsumen Rokok)” Skripsi ini disusun untuk

memenuhi tugas akhir di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program studi Ilmu Komunikasi. Sehubungan

dengan tersusunnya Skripsi ini peneliti mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan

membimbing penulisan ini. Secara khusus peneliti menyampaikan terima kasih

kepada Bapak Drs. Daru Purnomo, M.Si selaku pembimbing yang telah banyak

memberi masukan dan arahan dalam penyusunan Skripsi ini. Ucapan terima kasih

peneliti haturkan kepada :

1. Bapak Drs. Daru Purnomo, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Komunikasi serta selaku dosen pembimbing yang telah bersedia dan sabar

membimbing saya menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom. selaku Kepala Program Studi

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si. sebagai Wali Studi.

4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi.

5. Bapak dan ibu yang sangat saya sayangi dan saya banggakan, yang tiada

henti-hentinya berjuang keras demi kehidupan penulis yang lebih baik dan

perhatian yang begitu besar kepada penulis. Terima kasih selalu

mengingatkan penulis untuk selalu berdoa dan menyelesaikan penulisan ini.

6. Kakak-kakak ku, Mas Eko beserta istri, Mas Adit beserta istri, Mas Heri

beserta istri dan Mbak Eva beserta suami, serta ponakan ku Hafiz yang selalu

menjadi motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 12: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

vi

7. Teman-teman SASHIMI (Salatiga Solid Nihon Community) dan SISCO

(Salatiga Inline Skate Community), Aris, Ifki, Gheri, Rico, Ucup, Ceking,

David, yang selalu ada dan membantu juga mengingatkan penyelesaian

penulisan skripsi ini. Yang selalu mengejek untuk motivasi penulis dan selalu

berkata ”skripsi sampek mana mas?”. Likha yang telah membantu dalam

mentranslate.

8. Teman-teman gamer,Sandi, Anton dan Mustakim yang selalu seperjuangan

dari Sekolah Dasar dan juga Teman-teman fiskom angkatan 2007.

9. Jiwa dan raga ini yang telah bekerja sama beriringan demi menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Walau terlambat tapi akan penulis selesaikan apa yang

penulis mulai

10. Semua pihak yang membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penelitian yang berjudul Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan

Rokok (Studi kasus pada konsumen rokok) ini semoga bermanfaat bagi para

pembaca. Bermanfaat bagi mahasiswa UKSW, Masyarakat dan peneliti lain yang

berhubungan dengan persepsi masyarakat.

Peneliti menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan baik dalam

pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki. Dengan segala

kerendahan hati peneliti menerima kritik dan sarajn demi kesempurnaan skripsi

ini. Demikian yang penulis sampaikan. Jika ada kesalahan baik dalam penulisan

dan kata, peneliti mengcapkan maaf sebesar-besarnya.

Salatiga,20 November 2014

Peneliti,

DHIAN BAGUS SETIANTO

NIM. 362007059

Page 13: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

vii

ABSTRAK

Perusahaan rokok saat ini harus bekerja lebih keras dalam memasarkan

produknya. Hal ini disebabkan karena peraturan pemerintah mengenai kemasan

rokok yang menyebutkan bahwa kemasan rokok harus menyertakan gambar dan

tulisan tentang bahaya dari rokok dengan jelas. Gambar yang dimunculkan berupa

akibat setelah seseorang terlalu sering mengkonsumsi rokok. Tentunya hal ini

memunculkan opini dan persepsi dari konsumen rokok. Tujuan peraturan ini

adalah nantinya konsumen rokok dapat mengurangi atau bahkan menghentikan

kegiatan merokoknya. Namun kenyataannya, masih banyak konsumen rokok yang

tetap merokok setelah munculnya peraturan ini.

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui opini konsumen rokok

terhadap iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok. Opini

konsumen ini sampai kepada mengapa konsumen rokok tetap merokok setelah

melihat iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

dengan menggunakan teori persepsi. Teori persepsi yang menjadi dasar

memperoleh opini konsumen rokok, lebih memusatkan proses atau tahapan-

tahapan dari konsumen rokok dalam memunculkan persepsinya terhadap gambar

bahaya merokok dalam kemasan rokok. Tahapan nya berupa Stimulation,

Organization, Interpretation dan evaluation, Memory serta Recall. Selain itu teori

persepsi juga akan menjadi dasar memperoleh opini konsumen rokok tentang hal

seorang konsumen rokok tetap merokok padahal dia tahu informasi tentang

bahaya merokok melalui kemasan rokok. Data diperoleh melalui wawancara,

penelitian pustaka dan analisis dokumen.

Hasil penelitian merupakan opini dari konsumen rokok tentang

pemasangan Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) serta mengapa mereka

tetap merokok. Konsumen rokok mengungkapkan bahwa mereka merokok karena

kebiasaan sehari-hari. Konsumen rokok tidak terlalu terpengaruh dengan gambar

bahaya merokok dalam kemasan rokok. Pada awalnya mereka memang merasa

jijik dan terganggu dengan gambar tersebut namun lama-kelamaan mereka mulai

terbiasa dengan gambar tersebut dan tetap merokok. Mereka juga berpendapat

bahwa pengalaman masa lalu dan pengetahuan dari konsumen rokok yang

membuat mereka tetap merokok. Mereka melihat fakta disekitar mereka dan

dirinya sendiri tidak mengalami seperti apa yang digambarkan pada kemasan

rokok. Sehingga mereka tetap merokok sampai saat ini.

Kata kunci : Rokok, Persepsi, Konsumen Rokok, Gambar Bahaya Merokok

Page 14: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

viii

ABSTRACTION

Cigarette companies currently have to work harder in merkerting its

product. This is because goverment regulations on cigarette packs stating that

cigarette packs must include pictures and writings about the dangers of smoking

clearly. The image is presented in the form of effect after someone too often

consume cigarettes. Of course this raisescigarette consumers opinion and

perceptions of smoking. The purpose of this regulation is to be consumers of

cigarettes can reduce or even stop their smoking activity. But in fact, there are

still many cigarette consumers who keep smoking after the emergence of these

regulation.

This research has a purpose to know the cigarette consumers opinion

about the advertisement (dangers of smoking image and writing) on cigarette

packs. This public opinion will bring up to why would someone keep smoking

though he knows the information after view the advertisement (danger of

smokings image and writing) through the cigarette packs. It is use descriptive

qualitative method by using perception theory. Perception theory will be the

foundation will get the opinion of cigarette consumers, is more focused to the

process or stage from cigarette consumers on approaching their perception about

the image describe the dangers of smoking on cigarette packs. The step include

stimulation, organization, interpretation and evaluation, memory and recall.

Beside that perception theory will be the foundation to get the opinion of cigarette

consumers about why would someone keep smoking though he knows the

information about the dangers of smoking through the cigarette packs. The data

gets from interview, library research and document analysis.

Research solution is opinion from cigarette consumers about the

advertisement (dangers of smoking image and writing) and why would they keep

smoking. Consumers smoke because of daily habits. Consumers not too adverselly

affected by the dangers of smoking pictures. At first, they feel disgusted and

offened with the picture, but gradually they began feel used to the image and keep

smoking. They give an opinion, past experience and minimal knowledge is make

them keep smoking. They look the fact surrounding them and himself didn‟t

experience such a thing that describe on the picture on the cigarrete packs. So

they keep smoking until nowadays.

Key words : smoking, perception, cigarette consumers, the image about smoking

dengerous

Page 15: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS AKHIR ................................iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................v

ABSTRAK .........................................................................................................vii

ABSTRACTION ...............................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

2. Rumusan Masalah................................................................................... 4

3. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4

4. Manfaat Penelitian................................................................................... 5

5. Konsep-konsep yang digunakan.............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................10

1. Opini........................................................................................................ 10

2. Konsumen Rokok.................................................................................... 12

3. Iklan.........................................................................................................16

3.1. Pengertian Iklan............................................................................. 16

3.2. Fungsi Iklan................................................................................... 18

3.3. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam

kemasan rokok ..............................................................................20

4. Teori Persepsi Interpersonal.................................................................... 25

5. Kerangka pikir penelitian........................................................................ 30

6. Originalitas Penelitian............................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................33

1. Pendekatan dan jenis penelitian.............................................................. 33

2. Unit amatan dan unit analisa.................................................................. 35

3. Jenis Data................................................................................................ 35

3.1. Data Primer...................................................................................... 35

3.2. Data Sekunder................................................................................. 36

4. Metode Pengumpulan Data.................................................................... 36

Page 16: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

x

5. Tekhnik Analisa Data............................................................................ 37

BAB IV ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI ....................39

1. Sejarah Rokok........................................................................................ 39

2. Dinamika Rokok di Indonesia................................................................ 41

3. Regulasi Rokok di Indonesia................................................................. 43

3.1. Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan iklan

(gambar dan tulisan bahaya merokok)

dalam kemasan rokok…………………………… ...........................43

3.2. Ketentuan pemakaian label iklan bahaya merokok……………….. 51

BAB V OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN

DI KEMASAN ROKOK ....................................................................57

1. Opini Konsumen Rokok tentang regulasi rokok di Indonesia………… 58

2. Sikap konsumen rokok yang tetap merokok…………………………... 63

3. Teori persepsi dalam Opini Konsumen rokok

terhadap iklan dalam kemasan rokok………………………………….. 68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................72

1. Kesimpulan…………………………………………………………….. 72

2. Saran…………………………………………………………………… 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1. Label rokok .................................................................................. 22

2. Kerangka pikir.............................................................................. 30

3. Ketentuan pemasangan label iklan bahaya rokok………………. 51

4. Kangker Mulut.............................................................................. 52

5. Orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak……… 53

6. Kangker tenggorokan.................................................................... 54

7. Orang merokok dengan anak di dekatnya…………………...…. 55

8. Paru-paru yang menghitam karena kanker…………………...…. 56

Page 18: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

xii

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

1. Data Konsumen Rokok di Selasar Kartini……………………… 58

Page 19: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL

1. Biodata Peneliti (Curriculum Vitae)

2. Question riset (panduan pertanyaan wawancara)

3. Hasil wawancara

Page 20: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Industri rokok di Indonesia tergolong sebagai industri yang memiliki peran

penting menggerakkan roda ekonomi secara nasional, hampir dari berbagai

kalangan menggemari rokok, sementara dalam proses produksinya, pabrik-

pabrik rokok mampu menyerap tenaga kerja secara besar-besaran sehingga

mengurangi peluang tumbuhnya angka pengangguran. Rokok menjadi salah

satu produk yang selalu mendapat perhatian dalam bentuk pengemasan baik

dalam bentuk kemasan produk atau iklannya.

Kemasan rokok saat ini harus menyertakan gambar tentang bahaya dari

rokok. Gambar yang dimunculkan berupa akibat setelah seseorang terlalu

sering mengkonsumsi rokok. Kemasan rokok juga harus menampilkan tulisan

“Peringatan : Merokok Membunuhmu” sebagai peringatan terhadap pengguna

rokok. Selain itu, sebuah iklan rokok di televisi harus sesuai dengan ketentuan

yang telah diatur secara hukum bahwa iklan rokok memiliki batasan-batasan

yang tertuang dalam Tata krama dan tata cara periklanan Indonesia

(TKTCPI/EPI, 2007: 24) :

a. Iklan tidak boleh mempengaruhi atau merangsang orang untuk mulai

merokok.

Page 21: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

2

b. Iklan tidak boleh menyarankan bahwa tidak merokok adalah hal yang

wajar.

c. Iklan tidak boleh menggambarkan orang merokok dalam kegiatan-

kegiatan yang dapat membahayakan keselamatan.

d. Iklan tidak boleh menampilkan ataupun ditujukan terhadap anak-anak

di bawah usia 16 tahun dan wanita hamil.

e. Iklan rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang khalayak

sasaran utamanya adalah anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Beberapa point1 tersebut di atas kemudian menimbulkan adanya

pembatasan terhadap materi-materi iklan rokok. Hal inilah kemudian yang

menuntut para produsen dan pembuat iklan rokok harus sekreatif mungkin

dalam mengemas serta menyampaikan pesan tentang produk rokok tanpa harus

melanggar aturan-aturan yang dicantumkan dalam Tata Krama dan Tata Cara

Periklanan Indonesia (TKTCPI).

Iklan (Gambar dan tulisan tentang bahaya merokok) merupakan pesan

yang berupa tanda yang terdapat dalam kemasan rokok. Tanda (sign) adalah

suatu entitas yang tersusun dari dua bagian yang tak terpisahkan, yakni

penanda (signifier atau signifiant) dan petanda (signified atau signifie). Tanda

menurut Saussure dalam (2006: 41), dapat dipahami sebagai paduan tak

terpisahkan antara penanda misalkan dalam bahasa adalah suatu citraan bunyi

1 Disunting dari http:www.imple.or.id ,jum‟at 3 oktober 2014 jam 10:30 wib

Page 22: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

3

(misalkan huruf k/u/r/s/i) dengan petanda yaitu konsep mental tentang objek

yang dirujuk (misalkan suatu tempat duduk).

Penanda dalam pemikiran Saussure dekat dengan konsep tanda dalam

pemikiran Peirce. sedangkan petanda dekat dengan konsep interpretant Peirce

(Fiske, 2004: 65). Dalam hal ini, iklan (gambar dan tulisan) yang ada dalam

kemasan rokok merupakan suatu tanda berisi pesan yang mempunyai tujuan

menyampaikan informasi kepada konsumen tentang bahaya merokok. Namun

hal ini bertentangan dengan tujuan produsen rokok. Sebuah produsen rokok

memproduksi rokok dengan kemasan yang menarik dengan tujuan untuk

meningkatkan penjualan.

Tulisan dan gambar yang muncul dalam kemasan rokok juga bertentangan

dengan fungsi dari iklan itu sendiri. Fungsi dari iklan adalah sebagai media

promosi bagi sebuah produk. Iklan digunakan untuk mendorong calon

konsumen mengkonsumsi maupun mempertahankan loyalitasnya terhadap

sebuah produk yang dalam hal ini adalah rokok. Iklan menurut Kotler (2005:

277) didefinisikan sebagai segala bentuk penyajian non-personal dan promosi

ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan

pembayaran.

Grifin dan Ebert yang dikutip oleh Soemanagara (2006: 132) menyebutkan

bahwa advertising is paid, nonpersonal communication used by an identified

sponsor to inform an audience abaout product (Iklan adalah pembayaran,

Page 23: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

4

komunikasi non-personal yang digunakan untuk mengidentifikasikan sponsor

untuk menginformasikan kepada pendengar tentang sebuah produk ).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin meneliti tentang

bagaimana opini dari masyarakat (konsumen rokok) mengenai penggunaan

iklan (gambar dan tulisan larangan bahaya merokok) yang terdapat dalam

sebuah kemasan rokok. Studi deskriptif akan menggambarkan opini

masyarakat mengenai hal ini. Peneliti ingin memberikan gambaran kepada

masyarakat seperti apa opini masyarakat (konsumen rokok) terhadap

penggunaan gambar dan tulisan bahaya merokok (iklan) dalam kemasan rokok.

Selain itu peneliti ingin mengetahui pendapat konsumen rokok yang tetap

mengkonsumsi rokok setelah mereka tahu tentang bahaya rokok yang terdapat

dalam kemasan rokok.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana opini konsumen rokok terhadap iklan di kemasan rokok?”

3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui opini konsumen rokok terhadap iklan (gambar dan tulisan

bahaya merokok) dalam kemasan rokok. Opini konsumen ini sampai kepada

Page 24: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

5

mengapa konsumen rokok tetap merokok setelah melihat iklan (gambar dan

tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok?

4. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat baik secara praktis maupun

teoritis. Secara praktis penelitian ini diharap mampu memberikan gambaran

tentang opini masyarakat (opini konsumen rokok) terhadap iklan di kemasan

rokok. Secara teori, penelitian ini diharap mampu memberikan pemahaman

terhadap pendekatan deskriptif sebagai metode penggambaran suatu kejadian

yang terdapat dalam masyarakat.

5. KONSEP-KONSEP YANG DIGUNAKAN

5.1. Opini

Opini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 1021)

adalah (opi·ni n) pendapat; pikiran; pendirian .Opini (Opinion) adalah

sebuah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau

preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat

tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat

pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada

masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung

ditentukan. Opini bukanlah sebuah fakta, akan tetapi jika dikemudian hari

Page 25: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

6

dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah menjadi

sebuah kenyataan atau fakta.

Opini atau pendapat dalam masyarakat biasa dikatakan sebagai

pendapat umum (opini public). Pendapat umum sebenarnya pendapat-

pendapat mengenai keadaan yang sudah lalu (Astrid,1975:47). Cultip dan

center dalam sastropoetro (1987) menyatakan bahwa opini publik adalah

sejumlah akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam

pembicaran secara terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang.

5.2. Konsumen rokok

5.2.1. Konsumen

Penelitian ini akan selalu berkaitan dengan konsumen.

Konsumen berarti orang yang mengkonsumsi sesuatu. Konsumsi

sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750)

adalah konsumsi n 1 pemakaian barang-barang hasil industri (bahan

pakaian, makanan, dsb); 2 barang barang yg langsung memenuhi

keperluan hidup kita). Dengan demikian Konsumen menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah pemakai barang-

barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb). Selain itu

konsumen juga bisa diartikan sebagai penerima pesan iklan dan

pemakai jasa (pelanggan dsb).

Page 26: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

7

Dengan kata lain konsumen merupakan setiap orang pemakai

barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan atau dikonsumsi sendiri.

5.2.2. Konsumen Rokok

Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi dalam

masyarakat. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum

dan meluas di masyarakat. Dan ini dapat dikatakan bahwa konsumen

rokok di Indonesia sangatlah banyak. Seperti yang di kutip dari Latar

belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 40

tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi rokok bagi

kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa konsumsi rokok merupakan

epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.

Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan saat

ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah

perokok tertinggi di dunia setelah Cina dan India.

5.3. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

Menurut Heru Nugroho dalam bukunya Jalan Tengah Memahami

Iklan (2002:22-23) mengatakan bahwa iklan adalah salah satu bentuk

komunikasi. Iklan merupakan struktur informasi dan susunan komunikasi

nonpersonal yang biasanya dibiayai dan bersifat persuasif, tentang produk-

Page 27: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

8

produk (barang,jasa dan gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi,

melalui berbagai macam media.

Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok merupakan iklan

layanan masyarakat atau periklanan Layanan Masyarakat. Monle dan

Carla dalam bukunya prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif

global (2007:9) menjelaskan bahwa Iklan Layanan masyarakat dirancang

untuk beroprasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan

kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para

profesional periklanan dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah

oleh media. Gambar dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan rokok

merupakan iklan layanan masyarakat yang disisipkan dalam sebuah

kemasan.

Kemasan berasal dari kata dasar kemas a 1 teratur (terbungkus) rapi;

2 bersih; rapi; beres; selesai. Kemasan berarti hasil dari mengemas atau

bungkus pelindung barang dagangan (niaga)(KBBI 2008: 678). Sedangkan

label /labél/ n 1 sepotong kertas (kain, logam, kayu, dsb) yang

ditempelkan pada barang yang berisikan tentang nama barang, nama

pemilik, tujuan, alamat, dsb; 2 etiket; merek dagang; 3 petunjuk singkat

tentang zat-zat yang terkandung dalam obat dsb; 4 petunjuk kelas kata,

sumber kata, dsb dalam kamus (KBBI 2008: 788).

Kemasan rokok saat ini harus menyertakan gambar (label) tentang

bahaya dari rokok. Gambar yang dimunculkan berupa akibat setelah

Page 28: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

9

seseorang terlalu sering mengkonsumsi rokok. mulai tanggal 24 Juni 2014

kemasan rokok akan diberi label peringatan bergambar berisi lima gambar

pilihan masyarakat yang diadopsi dari UU Kesehatan 36/2009, ditetapkan

dengan PP 109/2012 dan dijabarkan dalam Permenkes 28/2013.2

2 Gambar dan Tulisan Bahaya Rokok, http//:tempo.com diakses 14 oktober 2014 pukul 10:20 wib

Page 29: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Opini

Opini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 1021) adalah

(opi·ni n) pendapat; pikiran; pendirian . Opini adalah perkiraan, pikiran, atau

tanggapan tentang suatu hal (seperti orang atau peristiwa). Opini atau pendapat

bersifat subjektif. Pendapat orang mengenai suatu hal dapat berbeda-beda.

Perbedaan pendapat yang dikeluarkan bergantung pada sudut pandang dan latar

belakang yang dimiliki. Opini atau pendapat adalah suatu keadaan yang belum

pasti kebenarannya. Walaupun suatu kejadian yang diperhitungkan pasti

terjadi, namun jika belum terjadi, kejadian tersebut dimasukkan sebagai opini.

Apalagi penilain seseorang terhadap suatu benda atau keadaan atau kejadian

jelas termasuk opini.

Opini (Opinion) juga bisa dikatakan sebagai ide atau pikiran untuk

menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan

ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan

pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang

sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta

tidak dapat langsung ditentukan. Opini bukanlah sebuah fakta, akan tetapi jika

Page 30: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

11

dikemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi, maka opini akan berubah

menjadi sebuah kenyataan atau fakta.

Opini atau pendapat dalam masyarakat biasa dikatakan sebagai pendapat

umum (opini public). Pendapat umum sebenarnya pendapat-pendapat

mengenai keadaan yang sudah lalu (Astrid,1975:47). Cultip dan center dalam

sastropoetro (1987) menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah

akumulasi pendapat individual tentang suatu isu dalam pembicaran secara

terbuka dan berpengaruh terhadap sekelompok orang. Definisi lain yaitu

penilaian sosial mengenai suatu masalah yang penting dan berarti berdasarkan

proses pertukaran yang sadar dan rasional oleh khalayak (Sumarno,1990:19).

Sedangkan Hennesy mendefinisikan Opini Publik sebagai kompleksitas

keyakinan yang diungkapkan oleh sejumlah orang-orang tentang suatu

persoalan mengenai kepentingan umum.

Elizabeth Noelle-Neumann dalam bukunya yang berjudul Return to the

Concept of Powerful Mass Media, mendefinisikan opini publik sebagai sikap

atau perilaku yang harus diungkapkan seseorang kepada publik jika orang

tersebut tidak mengasingkan dirinya sendiri; dalam bidang yang menimbulkan

pertentangan atau perubahan, opini publik adalah sikap-sikap yang

diungkapkan seseorang tanpa membahayakan pengasingan dirinya sendiri.

Dengan kata lain, opini publik adalah suatu pemahaman pada sebagian orang

dalam komunitas yang terus menerus menaruh perhatian terhadap beberapa

pengaruh atau masalah yang sarat nilai dimana baik individu maupun

Page 31: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

12

pemerintah harus menghargainya paling tidak berkompromi berupa perilaku

terbuka berdasarkan ancaman untuk dikeluarkan atau diasingkan dari

masyarakat

2. Konsumen rokok

Konsumen berarti orang yang mengkonsumsi sesuatu. Konsumsi sendiri

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah konsumsi n

1 pemakaian barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb); 2

barang barang yg langsung memenuhi keperluan hidup kita). Dengan demikian

Konsumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2008: 750) adalah

pemakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dsb). Selain itu

konsumen juga bisa diartikan sebagai penerima pesan iklan dan pemakai jasa

(pelanggan dsb).

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya

Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang

membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen

Page 32: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

13

dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen

antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan

untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna barang

adalah konsumen akhir. Yang dimaksud konsumen akhir adalah konsumen

akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan

untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain

dan makhluk hidup lain (Tatik Suryani 2003:12)

Tentunya konsumen mempunyai sikap atau perilaku dalam memperoleh

barang dan jasa juga dalam mengambil keputusan terhadap suatu barang dan

jasa. Hal ini dinamakan Perilaku Konsumen atau Sikap konsumen. Sikap

adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu

objek, baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten

(Setiadi,2003:214). Menurut Mowen dan Minor (2002:319) sikap adalah inti

dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok situasi, objek, dan ide-ide

tidak berwujud tertentu.

Sedangkan Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:162) menyatakan

sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang

mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, setuju atau tidak

setuju terhadap suatu objek. Menurut Engel, Blackwell dan miniard (1995)

(dalam Tatik,2008:5) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup

pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam

Page 33: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

14

mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

“consumer behavior as those activities directly involved in obtaining,

consuming, and disposing of products and service, including the decision

processes that precede and follow these actions”.(Engel, Blackwell and

Miniard, 1995 : 4)

Perilaku Konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu,

kelompok dan organisasi dan proses yang dilakukan untuk memilih,

mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman

atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap konsumen

dan masyarakat. (Hawkins, Best, dan Coney (2007:6) dalam Tatik (2008:5-6))

Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi dalam masyarakat.

Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di

masyarakat. Dan ini dapat dikatakan bahwa konsumen rokok di Indonesia

sangatlah banyak. Rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu

produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau

sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar,

dihisap, dihirup atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih,

cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum,

nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya

mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. (3Permenkes

no 28/2013: 5). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan

3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau.

Page 34: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

15

tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,

dsb)(KBBI 2008: 1217).

Seperti yang di kutip dari Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian

dampak konsumsi rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa

konsumsi rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi

di Indonesia. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun dan

saat ini Indonesia merupakan negara nomor 3 (tiga) dengan jumlah perokok

tertinggi di dunia setelah Cina dan India.

Indonesia merupakan salah satu negara konsumen tembakau terbesar di

dunia.selain itu pada tahun 1970 saja, konsumsi tembakau di Indonesia sudah

mencapai 33 milyar batang pertahun, 217 milyar batang pertahun pada tahun

2000 dan terus meningkat sampai sekarang. Ini berarti peningkatan konsumsi

rokok mencapai 150% pertahun4.

Dalam peraturan menteri kesehatan juga disebutkan bahwa Perokok

pemula remaja usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari

9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010 Sementara perokok

pemula usia 15-19 tahun menurun dari 58,9% menjadi 43,3%. Keadaan ini

menunjukkan telah terjadi pergeseran perokok pemula ke kelompok usia yang

lebih muda (Susenas 2004, SKRT 2001).

4 Data dari www.lizarherbal.com jum‟at 3 oktober 2014 jam 10:30 wib

Page 35: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

16

Prevalensi merokok meningkat dari 27% pada tahun 1995 menjadi 36.1%

pada tahun 2011. Pada tahun 1970, konsumsi rokok di Indonesia berjumlah 30

miliar batang sedangkan pada tahun 2009 jumlah tersebut meningkat sangat

drastis menjadi 260 miliar batang rokok atau meningkat lebih dari 700%

selama 40 tahun. Sejalan dengan hal tersebut tingkat produksi rokok juga

menunjukkan peningkatan dari 260 miliar batang pada tahun 2010 menjadi 270

miliar batang pada tahun 2011.

Rokok merupakan sumber devisa negara namun sesungguhnya

merupakan kerugian bagi negara baik berupa kesehatan atau moral. Menurut

data depkes tahun 2004, total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk

tembakau adalah Rp. 127,4 Triliun. Biaya tersebut sudah termasuk biaya

kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Sementara penerimaan

negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 Triliun, artinya biaya pengeluaran

untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali lipat dari

pada penerimaan cukai itu sendiri.5

3. Iklan

3.1. Pengertian Iklan

Periklanan atau advertising dapat diidefinisikan sebagai bentuk

presentasi non-personal serta promosi ide-ide, barang-barang serta jasa-

5 Rokok Bukan Penyumbang Devisa tapi Penyumbang Kerugian Negara. http://health.detik.com.

diakses 18 oktober 2014, pukul 12:10 wib

Page 36: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

17

jasa yang dilakukan oleh seorang sponsor yang dapat diidentifikasi dan

yang memberikan imbalan untuk tujuan tersebut.

Kata iklan atau advertising berasal dari bahasa yunani, yang

artinya kurang lebih adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun

pengertian secara komprehensif adalah semua bentuk aktifitas untuk

menghadirkan dan mempromsikan ide, barang, atau jasa secara

nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan merupakan suatu

proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang

untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat

iklan.(Darmadi dkk,2003: 1)

Klepper (seperti dikutip Liliweri, 1997) mendifinisikan iklan

sebagai berikut “iklan atau advertising berasal dari bahasa latin “avere”

yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain” (h.17).

Wright (seperti dikutip Liliweri, 1997) “iklan merupakan suatu proses

komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat

pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta

gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang

persuasif” (h.20). Dengan adanya televisi swasta masyarakat bisa

menikmati berbagai tayangan, baik yang mengandung hiburan maupun

pendidikan.

Definisi dari iklan lainnya adalah suatu usaha perorangan atau

suatu organisasi tertentu untuk memperkenalkan suatu barang atau jasa

Page 37: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

18

dengan cara mengadakan pengumuman atau propaganda dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. (Maya,1978: 1-2)

Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok merupakan iklan

layanan masyarakat atau periklanan Layanan Masyarakat. Monle dan

Carla dalam bukunya prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif

global (2007:9) menjelaskan bahwa Iklan Layanan masyarakat dirancang

untuk beroprasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan

kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para

profesional periklanan dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah

oleh media. Gambar dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan rokok

merupakan iklan layanan masyarakat yang disisipkan dalam sebuah

kemasan.

3.2. Fungsi Iklan

Fungsi dari Iklan ialah mengumumkan atau memberitahukan atau

mengajak atau mempropagandakan suatu barang atau jasa, sehingga orang

mengenal dan kemudian tergerak hatinya untuk memiliki dan membeli

barang atau jasa tersebut (Maya,1978:7). Ada beberapa fungsi periklanan

(seperti dikutip Liliweri, 1997, h.47) yang diperluas namun bersumber

pada beberapa buku periklanan, Wright (1978), Dunn (1978), Busch

(1980) dan Bovee (1976) sebagai berikut:

Page 38: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

19

a. Fungsi Pemasaran

Iklan sebagai fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi

permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barangbarang

ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. Jadi singkatnya iklan

sebagai fungsi pemasaran merupakan alat bantu dari pemasaran.

b. Fungsi Komunikasi

Iklan sebagai fungsi komunikasi berfungsi untuk memberikan

penerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasan yang

lebih diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yang lain agar

mengetahuinya.

c. Fungsi Pendidikan

Iklan sebagai fungsi pendidikan berperan dalam pembentukan

sikap setiap orang yang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya,

kemudian aspek afeksinya, dan aspek psikomotor dan memberikan

pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi

Iklan sebagai fungsi ekonomi merupakan suatu hal yang dapat

mengakibatkan seseorang semakin tahu tentang suatu produk tertentu,

bentuk pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide

yang mendatangkan keuntungan finansial.

Page 39: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

20

e. Fungsi Sosial

Iklan sebagai fungsi sosial maksudnya iklan juga dapat membantu

menggerakan suatu perubahan standar hidup serta menggugah

pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan

sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaan tindakan sosial.

3.3. Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

Iklan (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok

dapat dikatakan sebagai label. Kemasan Produk Tembakau yang

selanjutnya disebut Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk

mewadahi dan/atau membungkus produk tembakau baik yang bersentuhan

langsung dengan produk tembakau maupun tidak (6Permenkes no 28/2013:

5). Kemasan berasal dari kata dasar kemas a 1 teratur (terbungkus) rapi; 2

bersih; rapi; beres; selesai.

Kemasan berarti hasil dari mengemas atau bungkus pelindung

barang dagangan (niaga)(KBBI 2008: 678). Sedangkan label /labél/ n 1

sepotong kertas (kain, logam, kayu, dsb) yang ditempelkan pada barang

yang berisikan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dsb; 2

etiket; merek dagang; 3 petunjuk singkat tentang zat-zat yang terkandung

dalam obat dsb; 4 petunjuk kelas kata, sumber kata, dsb dalam kamus

(KBBI 2008: 788).

6 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau.

Page 40: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

21

Kemasan atau pembungkus biasanya terbuat dari kertas, kaleng,

botol, kotak, plastik, maupun dari gelas, kaca dan sebagainnya.

Pembungkus dalam peranannya memiliki 3 fungsi yang penting, yaitu

melindungi isi didalamnya, mempermudah mengenal suatu barang dan

menjadi alat iklan (maya,1978:23-25).

Label adalah setiap keterangan mengenai produk tembakau yang

berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang

disertakan pada produk tembakau, dimasukkan ke dalam, di tempatkan

pada atau merupakan bagian Kemasan Produk Tembakau (Permenkes no

28/2013: 5)

Menurut Krasovec & Klimchuk (2006: 158) mengatakan bahwa

label biasanya terbuat dari kertas, laminasi kertas atau film plastik dengan

atau tanpa bahan perekat (sensitif terhadap tekanan), label dapat mencakup

keseluruhan kemasan atau hanya setempat saja. Dapat dipotong dalam

berbagai bentuk berbeda untuk melengkapi kontur suatu bentuk kemasan.

Label menurut kotler (2009: 29) mempunyai fungsi, yaitu :

1. Identifies (mengidentifikasi): label dapat menerangkan

mengenai produk.

2. Grade (nilai/kelas): label dapat menunjukan nilai/kelas dari

suatu produk.

3. Describe (memberikan keterangan): label memberikan

keterangan mengenai siapa produsen produk, dimana produk

Page 41: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

22

dibuat, kapan produk dibuat, apa komposisi dari produk dan

bagaimana menggunakan produk secara aman.

4. Promote (mempromosikan): label mempromosikan produk

lewat gambar dan warna yang menarik.

Selain label mengenai informasi tentang rokok, dalam kemasan

rokok terdapat label mengenai bahaya merokok berupa gambar dan

tulisan. Laporan dari WHO menyebutkan beberapa penyakit dengan

kebiasaan merokok, yaitu kangker paru, bronkitis kronik, dan emfisema,

pennyakit jantung iskemik dan penyakit kardiovaskuler lain, ulkus

peptikum, kangker mulut/tenggorokan/kerongkongan, penyakit pembuluh

darah otak dan gangguan janin dalam kandungan (Aditama, 1997: 20).

Beberapa gambar penyakit tersebut muncul dalam kemasan rokok.

Sumber : kompas.com

Gambar 1. Label rokok

Page 42: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

23

Bungkus atau kemasan rokok di Indonesia mulai tanggal 24 Juni

2014 akan diberi label peringatan bergambar berisi lima gambar pilihan

masyarakat yang diadopsi dari Undang-Undang Kesehatan 36/2009,

ditetapkan dengan PP 109/2012 dan dijabarkan dalam Permenkes 28/2013.

Menurut Tulus Abadi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

mengatakan bahwa Peringatan bergambar menjadi pesan kuat dibanding

pesan teks, untuk meyakinkan masyarakat akan dampak merokok atau

paparan asap rokok 7

.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun 2012

tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk

tembakau bagi kesehatan bagian II tentang produksi dan impor pasal 14

menyebutkan bahwa :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk

Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan

peringatan kesehatan.

2. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu

makna.

3. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.

7 Gambar dan Tulisan Bahaya Rokok, http//:tempo.com diakses 14 oktober 2014 pukul 10:20 wib

Page 43: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

24

Sedangkan dalam pasal 15 ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap 1

(satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan tulisan

peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda, dengan

porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari jumlah setiap varian

Produk Tembakaunya.

Dalam pasal 17 menyebutkan tentang teknik pemasangan label

bahaya merokok dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan

terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan

kesehatan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu

Kemasan batangan.

4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

Page 44: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

25

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

b. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

d. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

e. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

5. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

4. Teori Persepsi Interpersonal

Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan

bukan suatu pendatatan yang benar dan objektif karena dilatarbelakangi oleh

Page 45: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

26

kepentingan yang berlainan, sehubungan dengan hal itu maka persepsi itu

sebetulnya suatu proses. roucek (1987:22) mengungkapkan bahwa persepsi

merupakan proses menyadari adanya sesuatu hal dan memberikan suatu

tanggapan, lazim disebut persepsi. kesadaran itu diperoleh berkat penggunaan

panca indera. akan tetapi saran sensoris manusia saja tidak menjelaskan proses

pemahaman. panca idera hanya merupakan alat fisik yang menerima kesan

terhadap objek yang dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Tatik Suryani dalam bukunya Perilaku Konsumen (2008: 97) menjelaskan

bahwa proses persepsi bukan hanya proses psikologi semata, tetapi diawali

dengan proses fisiologi yang dikenal sebagai sensasi. Persepsi merupakan

proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan dan

menginterprestasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.(schiffman dan

kanuk:2004)

Krech (dalam Thoha, 2004: 142) persepsi adalah “suatu proses kognitif

yang komplek dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang

barangkali sangat berbeda dari kenyataannya”. Menurut Thoha (2004: 141)

sendiri, persepsi pada hakikatnya adalah “proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”

Proses pembentukan persepsi diawali dengan masuknya sumber melalui

suara, penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia, diterima oleh indera

manusia (sensory receptor) sebagai bentuk sensation. Sejumlah besar sensation

Page 46: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

27

yang diperoleh dari proses pertama diatas kemudian diseleksi dan diterima.

Fungsi penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti harapan individu,

motivasi, dan sikap.

Sensation yang diperoleh dari hasil penyaringan pada tahap kedua itu

merupakan input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian sensation. Dari

tahap ini akan diperoleh sensation yang merupakan satu kesatuan yang lebih

teratur dibandingkan dengan sensation yang sebelumnya. Tahap keempat

merupakan tahap penginterpretasian seperti pengalaman, proses belajar, dan

kepribadian. Apabila proses ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil akhir

berupa Persepsi.(Thoha,2004).

Ada beberapa Faktor yang Mempengaruhi Persepsi. Seperti yang

dikatakan vincent (1997: 35) dalam bukunya Manajemen Bisnis Total seperti

berikut :

1. Faktor pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat mempengaruhi

seseorang karena manusia biasanya akan menarik kesimpulan yang

sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.

2. Faktor keinginan dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal

membuat keputusan. Manusia cenderung menolak tawaran yang tidak

sesuai dengan apa yang ia harapkan.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan

pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi

persepsi seseorang.

Page 47: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

28

Selain faktor diatas ada 2 faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor

Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam

diri individu dan Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan

karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya.

Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap

dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau

menerimanya.

Ada beberapa tahap utama dalam persepsi manusia. Menurut liliweri

(2011: 157) Tahap tahap persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu

menjadi lebih sadar tentang objek dan peristiwa yang terjadi dalam dunia

sekeliling. Persepsi mempunyai lima tahapan utama dan manusia selalu

mengikuti tahapan ini. Tahapan tersebut adalah:

1. Stimulation, individu menerima stimulus (rangsangan dari luar), di

saat ini indra akan menangkap makna terhadap stimulus

(meaningfull stimuli).

2. Organization, stimuli tadi diorganisasikan berdasarkan tatanan

tertentu misalnya berdasarkan schemata (membuat semacam

diafragma tentang stimuli) atau dengan reflek perilaku.

3. Interpretation dan evaluation, Individu membuat interpretasi dan

evaluasi terhadap stimuli berdasarkan pengalaman masa lalu atau

tentang pengetahuan yang dia terima itu.

Page 48: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

29

4. Memory, stimulus yang sudah direkam itu direkam dalam memori

atau ingatan.

5. Recall, Semua rekaman atau ingatan itu dikeluarkan, itulah

persepsi

Secara sederhana liliweri (2001) menjaelaskan proses persepsi ini menjadi 3

tahapan utama yaitu :

1. Individu memperhatikan dan membuat seleksi

2. Individu mengorganisasikan objek yang ditangkap oleh indra

3. Individu membuat interpretasi

Page 49: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

30

5. Kerangka pikir penelitian

Gambar 2.

Kerangka Pikir

Penelitian ini akan menganalisa konsumen rokok yang dikaitkan

dengan adanya penggunaan tanda (gambar dan tulisan bahaya merokok) dalam

kemasan dan iklan rokok dengan menggunakan Teori Persepsi Komunikasi

Interpersonal. yang menjadi dasar untuk memunculkan sebuah opini dari

IKLAN

DALAM

KEMASAN

ROKOK

PERATURAN

PEMERINTAH

MENGENAI

PENGGUNAAN GAMBAR

DAN TULISAN BAHAYA

MEROKOK

OPINI MASYARAKAT

(KONSUMEN ROKOK)

ADANYA

KONTRADIKSI

ANTARA TUJUAN

IKLAN DAN

PERATURAN YANG

ADA

PENDAPAT

MENGENAI

IKLAN DALAM

KEMASAN

PENDAPAT

TENTANG

PENYEBAB

KONSUMEN

ROKOK TETAP

MEROKOK

Teori

persepsi

Komunikasi

Interpersonal

Tahap teori persepsi

1. Stimulation

2. Organization

3. Interpretation dan

evaluation

4. Memory

5. Recall

Page 50: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

31

masyarakat (konsumen rokok) terhadap iklan (gambar dan tulisan bahaya

rokok) dalam kemasan rokok. Selain itu penelitian ini mengetahui mengapa

konsumen rokok tetap mengkonsumsi rokok setelah mengetahui bahaya

merokok dari iklan (gambar dan tulisan) dalam kemasan rokok?

6. Originalitas Penelitian

Originalitas Penelitian memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan, dengan maksud untuk menghindari

duplikasi. Disamping itu, unutk menunjukan bahwa topik yang diteliti belum

pernah diteliti oleh peneliti lain dalam konteks yang sama serta menjelaskan

posisi penelitian bersangkutan. Dalam penelitian komunikasi dan sosial telah

banyak yang meneliti tentang media promosi berupa iklan ataupun kemasan,

dan beberapa hasil tersebut peneliti mengambil beberapa referensi atau rujukan

sebagai telaah pustaka sebagai berikut :

Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada

Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja” oleh

Zainul Asngadah Fatmawati mahasiswa Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro Semarang (2014) mengungkapkan bahwa objek dalam

penelitian yang diteliti adalah remaja. Persamaan dari penelitian ini adalah

tentang penggunaan label tulisan dan gambar bahaya merokok namun metode

yang diteliti berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan dan jenis penelitian deskriptif kualitatif sedangkan

Page 51: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

32

penelitian yang dilakukan Asngadah Fatmawati menggunakan metode

kuantitatif untuk mengetahui pengaruh yang muncul.

Penelitian selanjutnya yaitu skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki di Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 oleh Novi W. Frihartine mahasiswa

Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U‟budiyah Banda

Aceh (2013). Dalam penelitian yang dilakukan Novi W. Frihartine membahas

tentang perilaku merokok yang objeknya remaja. Persamaan dari penelitian ini

adalah sama-sama mengkaji tentang konsumen rokok/ perokok aktif namun

ada beberapa berbedaan dalam penelitian ini. Novi W. Frihartine meneliti

tentang factor-faktor yang mempengaruhi seorang perokok untuk merokok,

sedangkan dalam penelitian ini meneliti opini yang muncul oleh konsumen

rokok terhadap penggunaan label tentang bahaya merokok. Beberapa penelitian

lainnya yang sejenis lebih menekankan pada pemaknaan pesan dalam iklan dan

kemasan rokok.

.

Page 52: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

33

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

deskriptif. Mulyana menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak

metode dalam menelaah masalah penelitiannya sebagian ilmuwan

menerjemahkan penelitain kualitatif deskriptif (tanpa angka-angka), tanpa

usaha dalam membangun proposisi, model atau teori (secara induktif)

berdasarkan data yang diperoleh dilapangan (Mulyana, 2004:5). Penelitian

deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak

mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.

Metode deskriptif yaitu suatu metode dengan cara mempelajari masalah-

masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi

tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat

(Rahmat 2002:22). Gorman dan Clayton,1997, juga menyatakan bahwa tujuan

akhir tulisan kualitatif adalah memahami apa yang dipelajari dari perspektif

kejadian itu sendiri, dari sudut pandang kejadian itu sendiri. Riset kualitatif

memproses pencarian gambaran data dari konteks kejadiannya langsung,

Page 53: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

34

sebagai upaya melukiskan peristiwa sepersis kenyataannya yang berarti

membuat pelbagai kejadiannya seperti merekat, dan melibatkan perspektif

(peneliti) yang partisipatif di dalam pelbagai kejadiannya serta menggunakan

penginduksian dalam menjelaskan gambaran fenomena yang diamatinya

(Gorman&Clayto,1997:24).

“Riset kualitatif mengandung pengertian adanya upaya penggalian dan

pemahaman pemaknaan terhadap apa yang terjadi pada berbagai

individu atau kelompok yang berasal dari persoalan social dan

kemanusaiaan” (Creswell 2009:4)

Penelitian dilakukan dengan melihat keonteks permasalahan secara utuh,

dengan focus penelitian pada „Proses‟ bukan pada „hasil‟. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama. Artinya, peneliti sendiri secara langsung

mengumpulkan informasi yang didapat dari subjek penelitian. Selain itu,

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif

pragmatis. Pragmatis seperti yang dikatakan Pierce (1839-1914) bahwa suatu

nilai kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan yang berorientasi pada

kepentingan masa kini dan masa datang. Nilai kebenaran akan berkembang

sesuai dengan kondisi tempat dan proses waktu. Selain itu peneliti

Page 54: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

35

menggunakan pendekatan teoritis dengan menggunakan beberapa teori untuk

meneliti masalah yang diteliti.

2. Unit amatan dan Unit Analisa

Penentuan unit analisa dan unit amatan sangat penting dilakukan agar jelas

satuan analisis dan siapa yang hendak diteliti. Perumusan yang jelas akan

mempermudah dalam pengumpulan data. Satuan analisis adalah keberadaan

atau populasi yang terhadapnya dibuat kesimpulan atau kerampatan empirik.

(Ihalauw, 1994:29). Berdasarkan pengertian tersebut maka unit analisa

penelitian ini adalah opini yang muncul dalam konsumen rokok terhadap iklan

(gambar dan tulisan bahaya merokok) pada kemasan rokok. Opini disini

sampai kepada tataran mengapa konsumen tetap merokok setelah mereka tahu

tentang bahaya merokok yang digambarkan pada kemasan rokok.

Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data

dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis

(Ihalauw, 2003:178). Dalam penelitian ini yang dijadikan unit amatan adalah

konsumen rokok atau perokok aktif.

3. Jenis Data

3.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara dengan responden yang terkait

menggunakan pedoman wawancara dan observasi

Page 55: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

36

3.2. Data Sekunder

Data sekunder diammbil untuk menunjang data primer diantaranya

dengan melakukan studi pustaka dan dokumen.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan

penulis berdasarkan kebutuhan analisa dan pengkajian. Pengumpulan data

tersebut sudah dilakukan sejak penulis menentukan permasalahan yang sedang

dikaji, pengumpulan data yang dilakukan adalah :

4.1. Penelitian pustaka (library research)

Penelitian pustaka (library research) dilakukan dengan mempelajari dan

mengkaji literatur yang berhubungan dengan permasalahan, untuk

mendukung dan memperkuat asumsi sebagai landasan teori permasalahan

yang dibahas yakni berkenaan dengan suatu opini masyarakat (konsumen

rokok) terhadap penggunaan gambar dan tulisan bahaya merokok dalam

kemasan dan iklan rokok.

4.2. Analisis dokumen

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber

dari dalam konsumen rokok ataupun luar yang berkaitan dengan

penelitian tersebut. Guba dan Lincloln (dalam Moloeng, 2007: 216)

mengemukakan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film.

Dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data

Page 56: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

37

tentang opini masyarakat (konsumen rokok) terhadap penggunaan gambar

dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan dan iklan rokok.

4.3. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu (moleong,

2000:135). Wawancara merupakan suatu proses transmisi data dari

seseorang (informan) kepada pewancara sebagai bahan untuk melengkapi

bidang yang diteliti oleh si pewawancara. Dalam hal ini peneliti

menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada informan yaitu

konsumen rokok

5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengolah data dengan

menggunakan metode kualitatif yaitu data diperoleh dengan melalui

pengamatan dilapangan, melakukan wawancara langsung kepada subjek

(konsumen rokok) serta dokumentasi atau keterangan lain yang dapat

dimanfaatkan. Menurut Miles dan Huberman : langkah-langkah dalam analisis

data adalah reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perbaikan

dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transpormasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Display data atau penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan, verifikasi dan

Page 57: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

38

pengambilan tindakan. Dengan cara ini diharapkan dapat memperoleh data

yang lebih akurat dan dapat membantu lancarnya penelitian.

Untuk memperoleh keabsahan data makan dalam analisa ini akan

menggunakan tekhnik trianggulasi data yang berarti mengadakan cross dan

check antara sumber data satu dengan yang lainya sehingga dapat ditarik

kesimpulan analisa yang signifikan atas permasalahan yang diteliti.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi ini merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan untuk

menguji kebenaran data, kekokohan, kecocokannya, yakni yang merupakan

validitasnya.

Pada penelitian ini peneliti hanya akan menggunakan tekhnik

membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu yaitu dengan jalan

membandingkan hasil wawancara dengan hasil pengamatan (obsevasi) dan

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan.

Page 58: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

39

BAB IV

ROKOK : SEJARAH, DINAMIKA dan REGULASI

1. Sejarah Rokok

Rokok berawal dari sebuah tradisi kuno masyarakat asli benua amerika

(Maya, Aztec dan Indian) sejak 1000 tahun sebelum masehi. Pada mulanya

tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengunyah tembakau dan menghisap

tembakau dengan menggunakan sebuah pipa. Tujuan tradisi ini pada masa itu

adalah untuk menunjukan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku

yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan.

Setelah itu dengan adanya jalur perdagangan maka tradisi mengunyah dan

menghisap tembakau ini mulai menyebar ke daratan Eropa. Jean nicot seorang

diplomat dan petualang perancislah yang mengenalkan rokok hampir ke

seluruh Eropa dan nama nikotin diambil dari namanya. Beberapa catatan lain

mengungkapkan bahwa tradisi merokok yang lebih tua berasal dari Turki

Di Indonesia, Haji Jamahri dari kudus adalah orang pertama yang meramu

tembakau dengan cengkeh pada tahun 1880-an. Awalnya Haji Jamahri

mencari ramuan untuk mengobati penyakit asma yang dideritanya. Namun

racikan tembakau dan cengkeh menjadi terkenal.

Rokok sendiri Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia rokok n gulungan

tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,

Page 59: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

40

dsb)(KBBI 2008: 1217). Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran

panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dan berdiameter

sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang dicacah. Rokok dibakar pada

salah satu unjungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat

mulut pada ujung lainnya.

Ada dua tipe rokok yaitu rokok non-filter dan rokok filter. Yang membedakan

adalah terdapat filter penyaring dalam setiap gulungan rokok. Tujuannya adalah

meringankan efek yang muncul dari setiap hisapan rokok. Kandungan-kandungan

cengkeh dan tembakau yang tidak baik tidak langsung masuk kedalam tubuh.

Filter atau penyaring biasa terbuat dari spon terdapat dibagian ujung yang dihisap.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013

tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan

produk tembakau (2013: 5) Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 menerangkan

bahwa rokok merupakan produk tembakau yang berarti suatu produk yang

secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan

bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dihirup

atau dikunyah. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk

lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,

dengan atau tanpa bahan tambahan. (8Permenkes no 28/2013: 5)

Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar tembakau yang

kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa

8 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 28 tahun 2013 tentang pencantuman

peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau.

Page 60: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

41

(Arum, 2008). Senada dengan itu definisi merokok juga dikemukakan oleh

amstrong seperti yang dikutip oleh Nasution (2007) yakni menghisap asap

tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar.

2. Dinamika rokok di Indonesia

Kutipan Latar belakang Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 40 tahun 2013 tentang peta jalan pengendalian dampak konsumsi

rokok bagi kesehatan (2013: 4) menyebutkan bahwa konsumsi rokok

merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.

Berdasarkan data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(P2PL) Kementrian Kesehatan (2013), saat ini Indonesia masih menjadi

negara ketiga dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia 61,4 juta

perokok setelah Cina dan India sekitar 60 persen pria dan 4,5 persen wanita di

Indonesia adalah perokok. Sementara itu, perokok pada anak dan remaja juga

terus meningkat 43 juta dari 97 juta warga Indonesia adalah perokok pasif.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia, Hampir satu dari

tiga orang dewasa merokok. Prevalensi merokok di kalangan orang dewasa

meningkat ke 31,5% pada tahun 2001 dari 26,9 % pada tahun 1995 Lebih dari

6 dari 10 pria merokok, namun sedikit wanita yang merokok. Pada tahun

2001, 62,2% dari pria dewasa merokok, dibandingkan dengan 53,4 % pada

tahun 1995. Hanya 1,3% wanita dilaporkan merokok secara teratur pada tahun

2001. Sebagian besar (68,8%) perokok mulai merokok sebelum umur 19

Page 61: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

42

tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Rata-rata umur mulai merokok yang

semula 18,8 tahun pada tahun 1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001

(sumber : DEPKES RI/2001).

Menurut Abdillah Ahsan9, selaku peneliti Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI), menerangkan bahwa Tahun 1995,

jumlah perokok di Indonesia mencapai 27 persen dari jumlah penduduk di

Indonesia. Sedangkan tahun 2011, jumlah perokok meningkat menjadi 36

persen.Untuk penduduk pria, jumlah perokok mencapai 50 persen pada 1995.

Tahun 2011 meningkat menjadi 67 persen. Ini berarti setiap dua dari tiga

penduduk pria di Indonesia merokok. Untuk penduduk wanita, jumlah

perokok mencapai satu persen pada 1995. Jumlah ini menjadi empat persen

pada 2011. Ini berarti ada peningkatan 400 persen jumlah perokok wanita

selama 16 tahun itu.

Abdillah Ahsan juga menyatakan bahwa Peningkatan jumlah perokok itu

diakibatkan pemerintah tidak proaktif dalam mengendalikan konsumsi rokok

di Indonesia. Hal ini terbukti dari tidak diratifikasinya Kerangka Kerja

Konvensi Pengendalian Tembakau oleh pemerintah Republik Indonesia.

Dinas Kesehatan dibawah kementrian kesehatan melakukan tindakan

untuk mengurangi penggunaan rokok salah satunya adalah pemakaian label

iklan mengenai dampak dari merokok yang dipasangkan dalam kemasan

9 dalam Republika Online, Senin 27 Oktober 2014

Page 62: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

43

rokok. Peraturan ini harus di patuhi oleh semua produsen rokok baik lokal

maupun luar negeri yang rokoknya di perdagangkan di Indonesia.

3. Regulasi rokok di Indonesia

3.1. Peraturan Pemerintah mengenai penggunaan iklan (gambar dan

tulisan bahaya merokok) dalam kemasan rokok.

JAKARTA/jawa pos – Mulai hari Selasa (24/6) ini satu lagi

aturan yang membuat aktivitas merokok semakin tidak nyaman

diterapkan. Pemerintah mewajibkan semua kemasan rokok yang

beredar mencantumkan gambar kondisi organ tubuh yang rusak jika

kebiasaan merokok tidak dihentikan. Dengan gambar yang ‟‟seram‟‟

itu, diharapkan jumlah perokok aktif di Indonesia bisa ditekan10

.

Aturan penempelan gambar bahaya merokok itu tertuang dalam

Peraturan Pemerintah No 109/2012.

Peraturan Pemerintah No 109/2012 diadopsi dari Undang-undang

no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada bagian 17 mengenai

pengamanan zat adiktif (termasuk rokok) pasal 114 yang berbunyi

“Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah

Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan”. Selain itu

dalam pasal 160 di undang-undang yang sama yang berisi :

10

Diunduh dari jawa pos online pada hari senin 27 oktober 2014 jam 10:15

Page 63: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

44

1. Pemerintah, pemerintah daerah bersama masyarakat

bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi, informasi,

dan edukasi yang benar tentang faktor risiko penyakit tidak

menular yang mencakup seluruh fase kehidupan.

2. Faktor risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain

meliputi diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok,

mengkonsumsi alkohol, dan perilaku berlalu lintas yang tidak

benar.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109

tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif

berupa produk tembakau bagi kesehatan bagian II tentang produksi

dan impor pasal 14 menyebutkan bahwa :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk

Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan

peringatan kesehatan.

2. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu

makna.

3. Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau.

Page 64: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

45

Sedangkan dalam pasal 15 ayat 1 menyebutkan bahwa Setiap 1

(satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan

tulisan peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang

berbeda, dengan porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari

jumlah setiap varian Produk Tembakaunya.

Dalam pasal 17 menyebutkan tentang teknik pemasangan label

bahaya merokok dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan

terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan

kesehatan.

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu

Kemasan batangan.

4. Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

Page 65: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

46

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

b. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

d. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian

depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat

puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan

menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam,

harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian

atau seluruhnya;

e. gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak

berwarna; dan

5. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10

(sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, tulisan warna

putih di atas latar belakang hitam.

Peraturan lainnya adalah Permenkes 28/2013 telah sangat jelas

menerangkan mengenai pencantuman peringatan kesehatan dan

informasi kesehatan pada kemsan produk tembakau. Bab II

Page 66: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

47

(Permenkes 28/2013: 6-7) berisi tentang peringatan kesehatan. Pasal 3

berisi :

1. Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor

produk tembakau ke dalam wilayah Indonesia wajib

mencantumkan Peringatan Kesehatan pada Kemasan terkecil

dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau.

2. Kemasan terkecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa bungkus yang berhubungan langsung dengan Produk

Tembakau untuk dijual eceran.

3. Kemasan yang lebih besar sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) berupa slop.

4. Gambar dan tulisan Peringatan Kesehatan harus mempunyai

satu makna yang tercetak menjadi satu dengan Kemasan

Produk Tembakau dan bukan merupakan stiker yang

ditempelkan pada Kemasan Produk Tembakau.

5. Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

tercantum dalam Lampiran yang berbentuk cetak dan file

elektronik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

6. Peringatan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (4) tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kecuali

Page 67: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

48

pembungkus plastik transparan sehingga Peringatan

Kesehatan dan Informasi Kesehatan masih dapat terbaca

dengan jelas.

7. Dalam hal Kemasan Produk Tembakau dibungkus dengan

pembungkus yang tidak transparan sehingga peringatan

kesehatan tidak dapat terbaca dengan jelas maka Peringatan

Kesehatan harus tercetak pada pembungkus.

8. Ketentuan sebagaimana ayat (1) tidak termasuk rokok

klobot, klembak menyan, dan cerutu kemasan batangan.

Selanjutnya adalah pasal 4 Bab II Permenkes 28/2013 yang berisi :

1. Peringatan Kesehatan terdiri atas 5 (lima) jenis yang

berbeda, yang dicantumkan pada setiap 1 (satu) varian

Produk Tembakau dengan porsi masing-masing 20% (dua

puluh persen) dari jumlah setiap varian Produk Tembakau

pada waktu yang bersamaan.

2. Bagi industri Produk Tembakau non Pengusaha Kena Pajak

wajib mencantumkan paling sedikit 2 (dua) jenis Peringatan

Kesehatan dari 5 (lima) jenis Peringatan Kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Dalam pasal 5 Bab II Permenkes 28/2013 berisi tentang teknik

pemasangan label iklan bahaya rokok dengan ketentuan sebagai

berikut :

Page 68: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

49

1. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk kotak

persegi panjang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar

bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40%

(empat puluh persen);

b. dalam hal Kemasan memiliki sisi lebar yang sama maka

Peringatan Kesehatan dicantumkan pada sisi depan dan

sisi belakang Kemasan;

c. pada bagian atas gambar terdapat tulisan

“PERINGATAN” dengan menggunakan jenis huruf

arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan

ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan

Kemasan;

d. gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat)

warna (Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas

gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300 dot per

inch (dpi);

e. di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna

putih dengan dasar hitam sesuai dengan makna gambar

sebagaimana tercantum dalam Lampiran;

f. dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun

tulisannya; dan

Page 69: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

50

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena

pengaruh sinar ataupun udara.

2. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk

silinder memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. dicantumkan dengan ukuran sebesar 40% dari luas

permukaan sisi badan silinder, yang dihitung mulai dari

bagian atas sisi samping tutup kemasan silinder;

b. menggunakan 2 (dua) Peringatan Kesehatan yang sama;

c. pada bagian atas gambar terdapat tulisan

“PERINGATAN” dengan menggunakan jenis huruf

arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan

ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan

kemasan;

d. gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat)

warna (Cyan, Magenta, Yellow, Black) dengan kualitas

gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300 dot per

inch (dpi);

e. di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna

putih dengan dasar hitam sesuai dengan makna gambar

sebagaimana tercantum dalam Lampiran;

f. dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun

tulisannya;

Page 70: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

51

g. tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena

pengaruh sinar ataupun udara; dan

h. rasio dan komposisi warna gambar sesuai dengan

Lampiran dan tidak boleh diubah.

3.2. Ketentuan pemakaian label iklan bahaya merokok

Peraturan pemerintah telah mengatur ketentuan penggunaan

gambar bahaya meroko dengan jelas dengan ketentuan-ketentuan yang

harus dijalankan para produsen rokok

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 3 : Ketentuan pemasangan label iklan bahaya rokok

Page 71: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

52

Gambar diatas merupakan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah

mengenai kemasan rokok yang harus dibuat oleh produsen rokok.

Terdapat 5 gambar label iklan bahaya rokok yang harus dipakai

produsen rokok sebagai peringatan kesehatan. Gambar tersaebut

antara lain :

1. Gambar kangker mulut

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 4 : Kangker mulut

Pada gambar diatas, terdapat tulisan „PERINGATAN‟ yang

ditulis dengan jenis huruf arial bold kapital, ukuran 10,

berwarna putih dan diberi blok latar belakang hitam pekat.

Gambar menunjukkan mulut seorang perokok yang tampak

mengenaskan karena diserang kanker mulut. Di bawah gambar

Page 72: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

53

terdapat tulisan „MEROKOK SEBABKAN KANKER

MULUT‟.

2. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk

tengkorak

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 5 : orang merokok dengan asap yang membentuk

tengkorak

Sama dengan gambar pertama, setiap peringatan bergambar di

bungkus rokok harus menyertakan tulisan „PERINGATAN‟ di

bagian atas gambar. Untuk gambar kedua, tampak seorang

perokok yang memegang sebatang rokok sambil

menghembuskan asap rokok yang membentuk tengkorak. Di

bawah gambar terdapat tulisan „MEROKOK

MEMBUNUHMU‟.

Page 73: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

54

3. Gambar kanker tenggorokan

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 6 : kanker tenggorokan.

Gambar no 6 diatas menggambarkan seorang pecandu rokok

yang menderita kanker tenggorokan dengan leher bolong dan

terdapat benjolan kanker yang menjijikkan. Di bawah gambar

terdapat tulisan besar „MEROKOK SEBABKAN KANKER

TENGGOROKAN‟.

Page 74: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

55

4. Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 7 : orang merokok dengan anak di dekatnya.

Gambar diatas lebih menekankan bahaya merokok bagi orang

lain, terutama anak-anak. Pada gambar tersebut, tampak

seorang perokok yang menghisap rokoknya sambil

menggendong anak kecil. Di bawah gambar terdapat tulisan

„MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI

MEREKA‟.

Page 75: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

56

5. Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker

Sumber : Permenkes 28/2013

Gambar 8 : paru-paru yang menghitam karena kanker.

pada gambar diatas, peringatan bergambar menunjukkan

dengan jelas bagaimana paru-paru si perokok menghitam

karena kanker. Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan

„MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU DAN

BRONKITIS KRONIS‟

Page 76: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

57

BAB V

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI

KEMASAN ROKOK

Peneliti melakukan penelitian dilapangan dengan objek yang acak yaitu

seorang konsumen rokok yang mempunyai latar belakang yang berbeda dari

tingkat pendidikan, pendapatan, umur dan yang lainnya. Peneliti mengambil

penelitian di tempat umum yaitu di Selasar Kartini Salatiga yang merupakan

sebuah taman kota di Salatiga. Kenapa di tempat ini? Karena peneliti berpendapat

bahwa tidak seharusnya melakukan kegiatan merokok di tempat umum.

Seperti dalam Peraturan Pemerintah no 109 tahun 2012 tentang pengamanan

bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan pasal

49 dan pasal 50 ayat 1 bagian G yang menyatakan bahwa Dalam rangka

penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa

Produk Tembakau bagi kesehatan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib

mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. Tempat umum dan tempat bermain anak-

anak menjadi salah satu kawasa tanpa rokok. Peraturan tersebut seharusnya

menunjukan kepada konsumen rokok untuk tidak melakukan kegiatan merokok di

area Selasar Kartini.

Kenyataannya masih banyak konsumen rokok yang melakukan kegiatan

merokok di tempat umum seperti di Salatiga. Hal ini menunjukan bahwa masih

Page 77: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

58

banyak yang kurang mengetahui peraturan tentang rokok. Seperti beberapa objek

yang peneliti wawancarai.

Tabel 1

Data Konsumen Rokok di Selasar Kartini

Nama Konsumen

Rokok

Umur Intensitas Merokok

dalam sehari

Lama merokok

1. Pungki

2. Suprapto

3. Yeyen Adi Nugroho

4. Rifki Nugroho

5. Wahyu Handriyatno

17 tahun

43 tahun

19 tahun

18 tahun

32 tahun

1 bungkus

10 batang

5 batang

1 bungkus

8 batang

3 tahun

23 tahun

8 tahun

1 tahun

18 tahun

Sumber : Peneliti

Beberapa objek yang peneliti temui berkata bahwa kurang mengetahui

peraturan tentang rokok bahkan tidak tahu. Mereka mengaku kalau tidak ada

peraturan tertulis di wilayah itu dan beralasan kalau tidak ada orang lain yang

menegur agar tidak merokok di tempat itu.

1. Opini Konsumen Rokok tentang regulasi rokok di Indonesia

Opini merupakan gagasan pemikiran dari seseorang yang dipengaruhi oleh

pengetahuan dan pengalaman seseorang. Opini atau pendapat adalah suatu

keadaan yang belum pasti kebenarannya. Walaupun suatu kejadian yang

diperhitungkan pasti terjadi, namun jika belum terjadi, kejadian tersebut

Page 78: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

59

dimasukkan sebagai opini. Apalagi penilaian seseorang terhadap suatu benda

atau keadaan atau kejadian jelas termasuk opini.

Opini bisa dikatakan sebagai persepsi. Persepsi merupakan suatu

penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pendatatan yang benar

dan objektif karena dilatarbelakangi oleh kepentingan yang berlainan,

sehubungan dengan hal itu maka persepsi itu sebetulnya suatu proses. roucek

(1987:22) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan proses menyadari

adanya sesuatu hal dan memberikan suatu tanggapan.

Krech (dalam Thoha, 2004: 142) persepsi adalah “suatu proses kognitif

yang komplek dan menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang

barangkali sangat berbeda dari kenyataannya”. Menurut Thoha (2004: 141)

sendiri, persepsi pada hakikatnya adalah “proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”

Dalam penelitian ini opini atau persepsi masyarakat mengenai iklan

(bahaya merokok) dalam kemasan rokok akan dimunculkan. Tidak hanya

sampai kepada pendapat seseorang secara umum tapi sampai kepada ranah

mengapa seseorang tetap merokok padahal terdapat iklan bahaya merokok

dalam kemasan rokok yang konsumsi oleh konsumen rokok.

Objek yang ditemui peneliti mengungkapkan beberapa pendapat mengenai

hal ini. Gambar bahaya merokok dipasang pada bagian yang semua

konsumen rokok dapat melihatnya namun mereka (konsumen rokok) tidak

Page 79: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

60

memperhatikannya secara jelas. Mereka hanya sepintas dalam melihatnya.

Mereka mengaku saat merokok yang terpenting adalah batang rokoknya

bukan dari kemasannya.

Selain itu mereka (konsumen rokok) mengungkapkan bahwa kemasan

sebenarnya hanyalah sebuah wadah agar batang rokok mudah disimpan dan

mereka mengatakan bahwa kemasan rokok biasa saja. Hal ini seperti yang

diungkapkan salah satu responden bernama Yeyen (19 tahun). Dia berkata :

“Saat aku merokok ya yang penting itu rokok nya mas bukan bungkusnya”.

Dia juga mengungkapkan :

“Kemasan rokoknya biasa saja, karena bagi saya batang rokoknya lah

yang terpenting”

Suprapto (43 tahun) menambahi :

“Kemasann rokok yang saya beli biasa saja. Terlalu sering melihatnya

jadi biasa saja. Awalnya sedikit menarik”

Selanjutnya mereka mengungkapkan bahwa kemasan rokok saat ini

menjadi tidak menarik karena dipasangnya gambar tentang bahaya merokok.

Namun mereka sebenarnya kurang mengetahui peraturan yang jelas dari

pemerintah.

Yeyen (19 tahun) mengatakan :

“Saya mengetahui beberapa undang-undang tentang rokok seperti rokok

hanya untuk usia 18 tahun keatas dan iklan rokok tidak boleh

menampilkan rokoknya, tapi keseluruhan undang-undang saya tidak

mengetahuinya”

Rifki Nugroho (18 tahun) menambahkan :

Page 80: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

61

“Saya tidak mengetahui secara jelas tentang undang-undang rokok, tidak

pernah ada penyuluhan atau informasi UU rokok secara umum dari

pemerintah”

Berbeda dengan Suprapto (43 tahun) yang tidak mengetahui undang-

undang rokok secara jelas karena tuntutan pekerjaannnya.

“Saya buruh/pekerja tidak terlalu memikirkan undang-undang seperti

undang-undang rokok. Saat masih ada yang menjual rokok di warung

berarti bagi saya rokok masih boleh dikonsumsi.

Pada awalnya memang mereka tahu dengan jelas perubahan yang ada

dalam kemasan rokok. Mereka tahu dengan jelas gambar-gambar yang

dipasang di kemasan rokok. Namun hal itu menjadi bukan masalah dan

lambat laun mereka tidak memperhatikan dengan jelas gambar bahaya rokok

dalam kemasan rokok. Seperti yang dikatakan oleh yeyen :

“Saya tahu tentang gambar yang ada di dalam kemasan rokok. Karena ya

saya melihatnya saat membelinya. Bagi saya tidak begitu saya perhatikan,

setelah saya beli biasanya saya ambil isi rokoknya kemudian saya

kantongi kemasannya”

Suprapto juga mengatakan hal yang serupa :

“ya, sangat tahu karena memang jelas terlihat dikemasan rokok. Menurut

saya jelas gambarnya tapi saya tidak begitu memikirkannya karena bagi

saya kemasan hanyalah wadah dan tidak penting apa yang tertulis

disana”

Mereka kemudian mengungkapkan tentang pendapat mereka mengenai

maksud dipasangnya gambar iklan bahaya merokok tersebut. Dan ternyata

mereka mengetahui maksud dari pemerintah memasang gambar bahaya

merokok dalam kemasan rokok. Mereka tahu hal itu dilakukan untuk

mengurangi konsumsi rokok dalam masyarakat. Mereka mengatakan bahwa

Page 81: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

62

mungkin pemerintah menginginkan masyarakat mengurangi atau bahkan

sampai berhenti merokok. Seperti apa yang diutarakan Pungki (17 tahun), dia

mengatakan :

“kalau menurut saya pemerintah hanya ingin mengurangi atau

menghentikan pemakaian rokok tapi menurut saya ini tidak masuk akal,

kalau pemerintah ingin menghentikan masyarakat untuk merokok

harusnya mereka menutup pabrik-pabrik rokok di Indonesia”

Sama halnya dengan Suprapto, dia mengatakan :

“Gambar itu untuk menakut-nakuti perokok biar tidak lagi merokok atau

berpikir dua kali untuk merokok. Mungkin pemerintah ingin Indonesia

bersih dari rokok. Ingin para perokok sadar bahwa rokok lebih banyak

merugikan, merugikan diri sendiri juga orang lain”

Konsumen rokok sebenarnya merasa takut dan jijik setelah melihat

gambar yang dipasang di kemasan rokok. Pasalnya gambar yang dipasang

memang cukup nyata dan mengerikan. Tapi dibalik itu konsumen rokok

ternyata tidak sepenuhnya mempercayai apa yang ada dalam gambar. Hal ini

terjadi karena mereka tidak menemukan atau melihat secara langsung orang

yang sakit karena rokok sampai separah itu. Salah satu responden

mengungkapkan bahwa dia pernah lihat penderita yang asli hanya lewat

televisi dan mereka tidak menemukan yang benar-benar mereka lihat sendiri

secara nyata selama bertahun-tahun. Seperti apa yang dikatakan oleh Wahyu

(32 tahun) :

Mungkin saja (fakta gambar dalam kemasan rokok), tapi kenyataanya

saya belum pernah menjumpai penyakit seperti itu di lingkungan saya.

Saya tidak tahu di luar sana. Mungkin hanya 2 dari 10 orang yang

mengalaminya. Pada awalnya emang risih dan jijik. Karena gambarnya

jelas sekali tentang organ dalam yang menghitam dan lainnya, tapi lama

kelamaan sudah terbiasa dan didiamkan saja”.

Page 82: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

63

Hal ini serupa dengan apa yang dikatakan Rifki (18 tahun) :

“gambar itu mungkin saja benar tapi sepenuhnya saya belum terlalu

percaya karena saya belum melihatnya secara langsung di kehidupan

saya. Kalau hanya sekedar gambar itu tidak membuat saya takut dan

jijik. Saya akan takut dan jijik ketika saya melihatnya secara langsung”

Suprapto menambahi dengan berkata :

“ya saat saya membeli dan diberi kemasan saya memang takut dan jijik,

gambarnya tidak sepatutnya dipasang di kemasan rokok. Saya tidak tahu

apakah gambar itu benar atau tidak khususnya untuk gambar

penyakitnya karena sudah beberapa puluh tahun saya merokok saya

tidak menemukan orang yang merokok di lingkungan saya mengalami

sakit seperti itu, saya sendiri juga tidak pernah sakit selama ini. Paling

hanya sekedar batuk tapi tidak lama”

2. Opini konsumen rokok mengenai sikap mereka yang tetap merokok.

Konsumen mengutarakan opini dalam menanggapi pertanyaan mengapa

mereka tetap merokok dan hal apa yang mereka lakukan untuk

menghilangkan rasa jijik dan takut dengan gambar bahaya merokok.

Konsumen rokok mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang merokok

sejak lama dan hal ini memunculkan suatu kepercayaan dalam diri konsumen

rokok. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki konsumen rokok tersebut

yaitu seperti mengetahui bahwa banyak orang di dunia khususnya Indonesia

yang menjadi perokok aktif dan konsumen rokok itu hanya menemui

beberapa kasus seorang perokok mengalami sakit seperti pada gambar di

kemasan rokok hingga parah di sekitar lingkungan mereka, bahkan mungkin

tidak menjumpai kasus tersebut. Hal ini menyebabkan konsumen rokok lebih

Page 83: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

64

percaya dengan fakta disekitar mereka dari pada informasi yang mereka dapat

melalui iklan dalam kemasan rokok.

Dari tingkat kepercayaan konsumen rokok tersebut memunculkan

perilaku dan sikap konsumen rokok saat melakukan kegiatan merokok.

Seperti yang ada dalam teori persepsi, konsumen rokok seakan menghindari

informasi yang tidak mereka percaya dengan pengetahuan mereka tentang

informasi dan pengalaman disekitar mereka. Konsumen rokok berpendapat

bahwa ada beberapa perilaku yang mereka lakukan untuk menhilangkan rasa

jijik dan takut seperti merobek gambar bahaya merokok yang ada dalam

kemasan rokok, mengganti kemasan rokok dengan plastik atau tempat lain,

membeli rokok yang kemasannya dari kaleng walaupun harganya agak mahal

dan memilih gambar yang ada dalam kemasan rokok. Seperti apa yang

dikatakan Suprapto :

“Saya memilih membeli eceran dan saya memiliki wadah sendiri untuk

menaruh batang rokok saya. Tapi apabila saya membeli satu pack

dengan bungkusnya biasanya saya pindahkan isinya atau saya memilih

gambar yang menggendong bayi atau asap tengkorak”

Hal ini juga di ungkapkan oleh Wahyu (32 tahun) :

“untuk mengurangi rasa jijik saya biasanya memilih gambar yang

menggendong bayi atau asap tengkorak. Kalau tidak biasanya saya

merobek gambarnya”

Ini juga dilakukan oleh Pungki, dia mengatakan:

“walaupun saya jijik tapi tidak mengurangi saya merokok, toh hanya

sekedar gambar, balik lagi saya belum pernah melihat aslinya. Selain itu

saya bisa merobek gambarnya, sehingga saya tidak lagi melihat gambar

itu atau saya bisa memilih gambar yang tidak terlalu menjijikan”.

Page 84: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

65

Beberapa konsumen rokok yang peneliti jumpai sebenarnya merasa jijik

dan takut ketika melihat gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok. Tapi

hanya sekedar itu. Mereka tetap melakukan kegiatan merokok. Untuk

menghilangkan rasa jijik dan takut mereka melakukan beberapa hal tadi.

Namun ada juga yang merasa biasa saja saat melihat kemasan rokok itu.

Sehingga dia tetap mengkonsumsi rokok seperti biasa.

Salah satu konsumen rokok bernama Yeyen (19 tahun) mengatakan

bahwa dia „cuek‟ atau acuh tak acuh terhadap gambar dalam kemasan rokok

dan itu yang membuat dia mengurangi rasa jijik dan takut terhadap gambar

bahaya merokok.

“hal yang saya lakukan adalah saya „cuekin‟ gambar itu, „didiemin aja‟

ada gambar gak ada gambar bagi saya sama saja”

Berbeda lagi dengan konsumen rokok bernama Ifki (18 tahun), dia

mengganti bungkus rokok dengan bungkus yang dia buat sendiri sehingga dia

tidak melihat lagi gambar bahaya merokok tersebut.

“saya menyiapkan wadah khusus rokok untuk memindahkan isi rokoknya

agar saya tidak terus-terusan melihat gambar itu”

Alasan mereka merokok dan tetap merokok sampai saat ini setelah

dipasangnya gambar bahaya merokok sebenarnya hal yang „simple‟ yaitu

karena sudah terbiasa merokok. Pada awalnya mereka mengatakan kalau

merokok untuk pencitraan mereka seperti yang dikatakan oleh Pungki (19

tahun):

Page 85: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

66

“aku ngrokok biar gaul mas, dulu diejekin temen karena gak ngrokok

tapi sekarang udah jadi kebiasaan, nek ora ngrokok ki lambene kecut

mas11

” .

Sama halnya dengan responden lain. Mereka merokok karena sudah

menjadi kebiasaan mereka selama bertahun-tahun. Satu hal yang menurut

mereka bisa mengurangi merokok hanyalah kesibukan dan kemampuan beli.

Seperti yang dikatakan yeyen :

“saya merokok karena sudah terbiasa, dan pada awalnya saya coba-

coba tapi karena saya merasa enak saya jadi terbiasa dan apapun yang

terjadi saya akan tetap merokok, satu-satunya hal yang bisa mengurangi

rokok hanyalah kesibukan saya, karena saat sibuk saya lupa dengan

rokok”

hal itu sebenarnya merupakan efek dari sebuah rokok yaitu addicted atau

menyebabkan kecanduan. Sering sekali perokok mengucapkan “bar mangan

nek ra ngrokok ki kecut”12

yang menjadi membudaya di kalangan perokok.

Seorang perokok merasa kurang kalau mereka tidak merokok dalam sehari.

Konsumen rokok juga mengatakan bahwa rokok bisa membuat mereka lebih

santai dan juga menghilangkan stres saat mereka bekerja atau banyak pikiran.

Seperti yang dikatakan Suprapto :

“saya tetap merokok karena terbiasa, saat saya merokok itu dapat

membuat saya santai. Saat ngobrol dengan orang rokok buat saya

nyaman”.

Hal ini juga diungkapkan oleh Rifki Nugroho :

“bagi saya merokok dapat mengurangi rasa stres dapat membuat saya

lebih nyaman saat pikiran saya penuh. Itu yang menyebabkan saya tetap

merokok”

11

Bahasa jawa “kalau tidak merokok itu mulutnya jadi asam” 12

Bahasa jawa yang artinya selesai makan kalau tidak merokok itu rasanya asam (kurang sedap)

Page 86: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

67

Sama halnya dengan Wahyu, dia mengatakan :

“Bagi saya merokok adalah pelengkap keseharian saya, pelepas lelah

dan stres saat bekerja, tentunya saat istirahat kerja. Rokok sudah

menjadi kebiasaan.”

Bagi mereka (konsumen rokok) pemasangan gambar bahaya merokok

kurang efektif. Yeyen (19 tahun) yang sudah mengkonsumsi rokok selama 8

tahun mengaku bahwa ada gambar bahaya merokok atau tidak ada gambar

bahaya merokok tidak mempengaruhi dia dalam merokok. Dia juga berkata

bahwa gambar tersebut dilebih-lebihkan sehingga kurang bisa mempengaruhi

konsumen rokok untuk mengurangi atau berhenti merokok dan tetap merokok

sampai saat ini. Seperti yang dikatakan oleh Wahyu :

“Pemasangan gambar itu menurut saya tidak efektif walaupun memang

membuat saya jijik. Seharusnya pemerintah tutup saja pabriknya dan itu

pasti menjadi dilema karena saya pernah mendengar dari seorang sales

rokok yang mengatakan „rokok ini menghidupi kami‟ dan itu

berlawanan dengan salah satu peringatan rokok yaitu „rokok

membunuhmu‟.”

Hal ini juga serupa dengan apa yang dikatakan Pungki :

“Anehnya pemerintah memasang gambar bahaya merokok tapi tidak

menghentikan produksinya”

Rifki juga mengatakan :

“Peraturan pemerintah itu hanya setengah-setengah, gambar bahaya

merokok itu hanya menakut-nakuti perokok, tapi perokok hanyalah

perokok, mereka akan selalu tetap merokok dalam keadaan apapun.

Mungkin yang akan menghentikan perokok adalah tidak adanya pabrik

rokok di muka bumi ini”

Konsumen rokok hanya berfikir mereka akan benar-benar berhenti jika

benar-benar melihat efek akibat dari merokok di depan mereka. Selain itu

Page 87: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

68

yang menghentikan mereka untuk tidak merokok hanyalah diri mereka sendiri

dan musnahnya rokok di muka bumi ini.

3. Teori persepsi dalam Opini Konsumen rokok terhadap iklan dalam

kemasan rokok.

Dalam proses memperoleh sebuah opini atau persepsi konsumen rokok

ada beberapa tahap yang dilalui hingga pada akhirnya muncul suatu persepsi

dari konsumen rokok terhadap gambar bahaya rokok dalam kemasan rokok.

1. Stimulation: dalam tahap stimulasi ini, pengetahuan konsumen rokok

tentang rokok dan bahaya merokok sebenarnya sudah sangat banyak.

Konsumen rokok mengetahui bahwa dengan merokok dia dapat

terkena berbagai macam penyakit karena kandungan yang ada dalam

rokok. Mereka memahami pesan yang ada dalam gambar bahaya

merokok dengan jelas

2. Organization: dalam tahap ini konsumen rokok mengetahui maksud

atau tujuan dari pemasangan gambar bahaya merokok dalam kemasan

rokok. Mereka tahu tujuannya agar dapat mengurangi atau bahkan

menghentikan konsumsi rokok dalam masyarakat. Namun mereka

tetap merokok seperti biasa setelah terkena terpaan pesan seperti itu

3. Interpretation dan evaluation: dalam tahap ini pengetahuan perokok

akan gambar bahaya merokok tidak lantas membuat konsumen rokok

berhenti merokok. Mereka tetap melakukan kegiatan merokok tersebut

Page 88: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

69

karena melihat kenyataan konsumen-konsumen rokok disekitar

mereka yang tidak menderita sakit setelah bertahun-tahun merokok.

4. Memory: dalam tahap ini konsumen rokok mengingat kebiasaan

merokoknya sejak lama. Mereka telah merokok selama bertahun-

tahun dan tidak muncul gejala-gejala penyakit seperti pada gambar

bahaya merokok dalam kemasan rokok. Sehingga konsumen rokok

juga berfikir dan melihat realitas yang ada disekeliling mereka bahwa

mengkonsumsi rokok tidaklah menyebabkan penyakit seperti yang

dijelaskan dalam label kemasan.

5. Recall: pemikiran individu konsumen rokok yang menganggap bahwa

merokok tidak akan berbahaya bagi mereka dan mereka tetap

melakukan kebiasaan merokoknya. Mereka menganggap bahwa

gambar bahaya merokok dalam kemasan rokok hanya menakut-nakuti

konsumen rokok, atau bisa jadi mengurangi kesehatan konsumen

rokok namun tidak se-ekstrim seperti yang ada dalam gambar bahaya

merokok dalam kemasan rokok.

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa konsumen rokok berpendapat

bahwa mereka mempercayai fakta yang ada di sekitar mereka. Mereka tidak

melihat langsung efek dari merokok seperti dalam gambar bahaya merokok

dalam kemasan rokok. Pengetahuan atas kepercayaan mereka ini lah yang

menuntun perilaku mereka untuk tetap merokok. Perilaku yang muncul

Page 89: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

70

lainnnya adalah menghindari terpaan informasi yang menurut mereka sangat

mengganggu dan berlebihan dengan cara yang bermacam-macam seperti

mengganti bungkus, merobek gambar, atau memilih gambar seperti yang

dijelaskan sebelumnya.

Dalam Ilmu Komunikasi, iklan Layanan Masyarakat yang disisipkan

dalam kemasan rokok seperti ini sebenarnya lebih terfokus pada fungsi iklan

sebagai fungsi komunikasi dan sosial. Seperti yang dikatakan Liliweri (1997:

47). Iklan sebagai fungsi Komunikasi berarti berfungsi untuk memberikan

penerangan dan informasi tentang suatu barang, jasa, gagasan yang lebih

diketahui oleh satu pihak dan dijual kepada pihak yang lain agar

mengetahuinya. Iklan bahaya merokok dalam kemasan rokok bertujuan untuk

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya dari merokok

sehingga diharapkan konsumen rokok dapat mengurangi mengkonsumsi

rokok.

Fungsi Sosial sebenarnya lebih ditekankan dalam iklan bahaya merokok

dalam kemasan rokok ini. Namun fungsi sosial yang dimaksudkan untuk

dapat membantu menggerakan suatu perubahan standar hidup serta

menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian

meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti pelaksanaan tindakan

sosial (Liliweri,1997: 47) tidak terwujud karena masyarakat lebih percaya

dengan apa yang ada disekitar mereka. Iklan bahaya merokok dalam kemasan

rokok bagi konsumen rokok bukanlah apa-apa, menjadi hanya sekedar

Page 90: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

71

informasi karena pengetahuan dan pengalaman pribadi konsumen rokok

dalam merokok. Pada akhirnya konsumen tetaplah merokok walaupun

dipasang iklan bahaya merokok di kemasan rokoknya.

Page 91: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari penelitian dan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai

berikut :

1. Konsumen rokok beropini bahwa pemasangan gambar bahaya

merokok (iklan) dalam kemasan rokok itu merupakan hal yang sia-sia.

Mereka mengungkapkan kalau iklan bahaya merokok tersebut

mengganggu mereka dan membuat mereka jijik. namun hal itu tidak

mengurangi mereka dalam mengkonsumsi rokok.

2. Konsumen rokok mengungkapkan opini mengenai kurangnya

sosialisasi terkait peraturan tentang kesehatan dan peraturan untuk

produk rokok. Hal ini lah yang juga menjadi salah satu penyebab

konsumen rokok tetap merokok.

3. Konsumen rokok mengungkapkan opini mereka saat pertama kali

merokok. Pada awalnya mereka merokok karena mencoba-coba,

mereka ditawari teman atau kerabat mereka untuk merokok. Selain itu

konsumen rokok remaja merokok karena ingin menunjukan citra diri

mereka atau menghindari ejekan dari teman-teman mereka yang juga

merokok.

Page 92: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

73

4. Konsumen rokok berpendapat bahwa mereka tetap merokok karena

sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Mereka melakukannya selama

bertahun-tahun. Selain itu mereka percaya dengan fakta di sekitar

mereka daripada informasi yang ada dalam kemasan rokok.

Konsumen rokok tidak melihat efek atau dampak dari merokok secara

langsung di lingkungan mereka.

5. Pengalaman konsumen rokok sendiri yang juga membuat mereka tetap

merokok. Kebanyakan konsumen rokok yang tetap merokok, mereka

sudah merokok lebih dari satu tahun. Dan mereka mengaku belum

bahkan tidak pernah mengalami efek seperti yang digambarkan dalam

kemasan rokok.

6. Pada akhirnya konsumen rokok tetap merokok dengan melakukan

beberapa hal untuk mengurangi kecemasan karena melihat gambar

yang mengerikan dalam kemasan rokok. Beberapa hal tersebut antara

lain memindahkan rokok ke bungkus lain seperti plastik atau bungkus

yang dibuat sendiri, merobek gambar bahaya merokok, memilih

gambar saat membeli rokok dan membeli rokok dengan cara

mengecer.

7. Iklan dalam kemasan rokok merupakan iklan layanan masyarakat

yang disisipkan dikemasan rokok oleh pemerintah dengan tujuan

menginformasikan mengenai bahaya merokok dan mengajak

masyarakat untuk menguranginya. Iklan layanan masyarakat lebih

Page 93: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

74

terfokus dalam fungsi iklan sebagai fungsi komunikasi dan fungsi

sosial. Namun dalam kasus ini faktanya hanya fungsi komunikasi saja.

8. Dalam ilmu komunikasi sumber (source) yang berupa iklan (label

dalam kemasan rokok), pesan atau informasinya (message) berisi

tentang bahaya merokok dalam kemasan rokok (channel) sebenarnya

tersampaikan kepada konsumen rokok sebagai penerima (receive)

secara jelas, namun karena ada pemahaman dan pengalaman pribadi

dari konsumen rokok yang berbeda dengan informasi yang didapat

maka menjadikan gangguan (noise) dalam penyampaian pesannya

sehingga pesan yang tersampaikan hanya sekedar menjadi

pengetahuan bagi konsumen rokok bukan seperti dalam fungsi sosial

iklan yang seharusnya berupa tindakan yaitu berhenti atau mengurangi

rokok seperti yang pemerintah harapkan.

2. Saran

Berdasarkan penelitian dan penarikan kesimpulan diatas. Maka peneliti

mencatat beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan :

1. Bagi Produsen rokok, pemerintah dan masyarakat

Penelitian ini selanjutnya dimaksudkan agar dapat memberikan

informasi kepada produsen rokok, pemerintah dan masyarakat

mengenai seperti apa opini dan perspektif konsumen rokok terhadap

gambar bahaya merokok (iklan) dalam kemasan rokok. Selain itu juga

Page 94: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

75

memberikan pengetahuan tentang rokok baik dari sejarah, peraturan

dan dinamika yang ada dalam masyarakat. Sehingga Produsen Rokok,

Pemerintah dan Masyarakat (konsumen rokok) dapat mengetahui

fenomena yang muncul di masyarakat.

2. Bagi Peneliti

Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan hal lain yang

berhubungan dengan penelitian tentang opini konsumen rokok

terhadap gambar bahaya merokok. Selain itu bisa berpersepsi sebagai

penambah indikator format atau aturan pembuatan informasi tentang

rokok guna mempersuasif konsumen rokok dalam menanggapi nilai

suatu produk dilihat dari iklan yang ada didalamnya.

3. Bagi Institusi

Penelitian ini selanjutnya dapat dijadikan bahan bacaan dan

referansi bagi Universitas Kristen Satya Wacana khususnya Fakultas

Komunikasi. Peneliti menyadari ada beberapa komponen data yang

masih bisa dilengkapi sehingga penelitian ini kemudian dapat

dijadikan dasar untuk pengembangan serta dapat dijadikan panduan

bagi mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian yang serupa.

Page 95: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ananda, Maya. 1978. Seluk Beluk Reklame dalam Dunia Perdagangan. Jakarta :

Mutiara Media

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pemdekatan Praktek.

Rineke Cipta, Jakarta.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Danim, S. 2000. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: Bumi

Aksara

Dedy Mulyana.2005.Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar. Bandung:Remaja

Rosdakarya

Dewan Periklanan Indonesia, 2005, Etika Pariwara Indonesia (Tata krama dan

tata cara periklanan Indonesia). Jakarta

Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama.

Effendy, Onong Uchjana.2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

PT. Citra Aditya Bakti

Fathoni, Abdurahmat.2011.Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan

Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta

Fathullah.2007.Komunikasi Etika dan hubungan Antar Manusia. Jakarta : Duta

Nusindo

Fendi, Onong, 1981. Dimensi – dimensi Komunikasi. Alumni. Bandung

Fiske,John. 1990. Cultural And Communication Studies.Cetakan kelima

terjemahan oleh Drs. Yosal Iriantara & Idy Subandi. 2010. Yogyakarta:

Jalasutra

Hall,Stuart.1997. Representation. Cultural Representstion and Signifying

Practices (cultural, media and identities series). Sage publication :

California

Lee, Monle & Carla Johnson.2007.Prinsip-prinsip Pokok Periklanan dalam

Perspektif Global.Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Page 96: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

Lippman, Walter, 1998, Opini Umum Kata Pengantar Baru Oleh Michael Curtis;

Kata pengantar Edisi Indonesia, Mochtar Lubis; Penerjemah, S.

Maimoen – Ed. 1 , Cet. 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua.

Terjemahan oleh Agus Dharma & Aminuddin Ram. 1994. Jakarta :

Erlangga

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Nugroho, Heru. 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Prastijo, Ristiyanti. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta : Andi Offset

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Sears, D.O, Freedman, J.L, dan Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial Jilid I, Alih

Bahasa: Michael Adryanto, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Edisi Keempat

Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suryani, Tatik.2008. Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran.

Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu

Susanto, Astrid S.1975.Pendapat Umum.Bandung: P.T. Karya Nusantara

Rikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pemdekatan Praktek,

Jakarta :Rineke Cipta

Santana K,Septiawan.2007.Menulis Ilmiah Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta :

Yayasan Obor Indonesia

Sarwono, S.W. 2000. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Wiryanto.2000.Teori Komunikasi Massa.Jakarta : Grasindo

Page 97: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

-------------,2012.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tahun

2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif

Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Jakarta

-------------,2013.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28

tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi

Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau. Jakarta

-------------,2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 40

tahun 2013 tentang Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok

bagi Kesehatan. Jakarta

-------------,2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasional

Skripsi :

Fatmawati, Zainul Asngadah.2014. Pengaruh Terpaan Peringatan Pesan pada

Iklan Rokok terhadap Sikap untuk Berhenti Merokok pada Remaja.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Frihartine, Novi W.2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

pada Siswa Laki-Laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh

Tahun 2013. Banda Aceh : STIKes U‟budiyah.

Page 98: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Curriculum Vitae (Biodata Peneliti)

Nama : Dhian Bagus Setianto

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 25 tahun

Alamat : Perum Griya Gawe Mukti jalan Gunung

Slamet 20, Sumogawe, Getasan, Kab.

Semarang

Tempat Tanggal Lahir : Salatiga, 4 Agustus 1989

E-mail : [email protected]

Handphone : 085640794664

Pengalaman Kepanitiaan :

Menjadi panitia Lomba dan Pameran Fotografi 2009 di Universitas

Kristen Satya Wacana.

Pengalaman Pelatihan :

Lulus latihan pra dasar kepemimpinan mahasiswa.

Lulus latihan dasar kepemimpinan Mahasiswa.

Lain – lain :

mengikuti Workshop Periklanan ”Creativity On Comunication”

2008

Pendidikan Formal:

Tahun 1995 : Tk tarbiatul banin 3, Salatiga

Tahun 2001 : Lulus SD Gendongan 1, Salatiga

Tahun 2004 : Lulus SMP Negeri 3 Salatiga

Tahun 2007 : Lulus SMA Negeri 1 Getasan

Tahun 2007-sekarang : Menempuh pendidikan S1 di Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

(FISKOM) Program studi Ilmu

Komunikasi

Demikian biodata diri ini saya buat sebenar-benarnya.

Salatiga, 2 Desember 2014

Dhian Bagus Setianto

Page 99: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

Lampiran 2. Question riset (panduan pertanyaan wawancara)

KATEGORI PERTANYAAN

1. Profil subjek

yang

diwawancara

a. Nama

b. Jenis kelamin

c. Umur

d. Pekerjaan

e. Pendapatan

f. Lama merokok

g. Intensitas merokok dalam sehari (berapa batang perhari)

h. Jenis Rokok (non-filter / filter)

i. Merek rokok

2. Pendapat

Mengenai

Iklan Dalam

Kemasan

1. Apakah anda memperhatikan kemasan rokok yang anda

konsumsi secara rinci ?

2. Menurut anda menarik kah kemasan rokok yang anda

konsumsi?

3. Apakah anda mengetahui secara jelas tentang

peraturan/undang-undang yang membahas tentang rokok?

4. Apakah anda mengetahui adanya penggunaan iklan (Tulisan

dan Gambar Bahaya Rokok) dalam kemasan rokok?

5. Menurut anda apakah terlihat jelas tulisan dan gambar

bahaya rokok (iklan) tersebut?

6. Menurut anda seperti apa maksud dari gambar dan tulisan

bahaya merokok tersebut?

7. Menurut anda seperti apa maksud dari produsen rokok atau

pemerintah yang memberikan gambar dan tulisan bahaya

merokok dalam kemasan rokok?

Page 100: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

QUESTION RISET

OPINI KONSUMEN ROKOK TERHADAP IKLAN DI KEMASAN

ROKOK

(Studi kasus pada konsumen rokok)

Profil subjek

j. Nama :……………………………

k. Jenis kelamin : Laki / Perempuan

l. Umur :……………………………

m. Pekerjaan :……………………………

n. Pendapatan :……………………………

o. Lama merokok :………bulan/tahun

p. Intensitas merokok dalam sehari :………batang / …….pack

q. Jenis Rokok : non-filter / filter

r. Merek rokok :……………………………

3. Penyebab

Konsumen

Tetap Merokok

1. Menurut anda apakah pesan yang disampaikan dalam

kemasan rokok mengenai bahaya merokok sesuai dengan

kenyataan mengenai penyakit akibat bahaya merokok?

2. Apakah anda merasa takut atau merasa risi dengan gambar

yang ditampilkan di kemasan rokok?

3. Mengapa anda tetap merokok padahal mengetahui adanya

gambar dan tulisan bahaya merokok?

4. Jika anda tetap merokok seperti biasa, adakah hal yang anda

lakukan dengan dipasangnya tulisan dan gambar bahaya

merokok? (misal mengganti bungkus rokok atau merobek

gambar bahaya merokok)

Page 101: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

Panduan Pertanyaan

1. Apakah anda memperhatikan kemasan rokok yang anda konsumsi secara

rinci?

2. Menurut anda menarik kah kemasan rokok yang anda konsumsi?

3. Apakah anda mengetahui secara jelas tentang peraturan/undang-undang yang

membahas tentang rokok?

4. Apakah anda mengetahui adanya penggunaan iklan (Tulisan dan Gambar

Bahaya Rokok) dalam kemasan rokok?

5. Menurut anda apakah terlihat jelas tulisan dan gambar bahaya rokok (iklan)

tersebut?

6. Menurut anda seperti apa maksud dari gambar dan tulisan bahaya merokok

tersebut?

7. Menurut anda seperti apa maksud dari produsen rokok atau pemerintah yang

memberikan gambar dan tulisan bahaya merokok dalam kemasan rokok?

8. Menurut anda apakah pesan yang disampaikan dalam kemasan rokok

mengenai bahaya merokok sesuai dengan kenyataan mengenai penyakit

akibat bahaya merokok?

9. Apakah anda merasa takut atau merasa risi dengan gambar yang ditampilkan

di kemasan rokok?

10. Mengapa anda tetap merokok padahal mengetahui adanya gambar dan tulisan

bahaya merokok?

11. Jika anda tetap merokok seperti biasa, adakah hal yang anda lakukan dengan

dipasangnya tulisan dan gambar bahaya merokok? (misal mengganti bungkus

rokok atau merobek gambar bahaya merokok)

Page 102: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan

Lampiran 3. Hasil Wawancara

Page 103: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 104: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 105: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan
Page 106: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokokrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10086/1/T1_362007059_Judul.pdf · Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi ... memunculkan