bab iv pkl

18
BAB IV TINJAUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN 4.1. Kendala Yang Ada Dilapangan Dilapangan pasti ada suatu masalah yang dihadapi, masalah tersebut terkadang tidak bisa dihindari dan harus dihadapi, tapi masalah itu bisa diminimalisir sebisa mungkin agar kendala itu tidak menjadi hambatan yang berarti sehingga bisa mengganggu proyek tersebut. Dalam proyek pembangunan Balai Penyuluh Pertanian ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu : - Kurangnya jumlah pekerja - Keterlambatan material - Pekerja yang kurang professional - Kerusakan alat 4.1.1Kurangnya Jumlah Pekerja

Upload: amelia-amel

Post on 30-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PKL

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN

4.1. Kendala Yang Ada Dilapangan

Dilapangan pasti ada suatu masalah yang dihadapi, masalah tersebut

terkadang tidak bisa dihindari dan harus dihadapi, tapi masalah itu bisa

diminimalisir sebisa mungkin agar kendala itu tidak menjadi hambatan yang

berarti sehingga bisa mengganggu proyek tersebut. Dalam proyek pembangunan

Balai Penyuluh Pertanian ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu :

- Kurangnya jumlah pekerja

- Keterlambatan material

- Pekerja yang kurang professional

- Kerusakan alat

4.1.1 Kurangnya Jumlah Pekerja

a. Sebab

Kekurangan jumlah pekerja sebenarnya tidak akan terjadi jika pihak

kontraktor peleksana lebih bias membaca situasi atau keadaan. Kerana

proyek Pembangunan Balai Penyuluhan Pertanian ini berbenturan dengan

bulan ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, biasanya untuk mencari pekerja

Page 2: BAB IV PKL

agak sulit pada bulan tersebut, sedangkan proyek harus tetap berjalan

sesuai dengan time schedule yang sudah direncanakan.

b. Akibat

Kurangnya jumlah pekerja, maka akan mengakibatkan

terlambatnya pekerjaan di proyek dan hal tersebut tentu akan

merugikan semua pihak khususnya kontraktor.

Akibat kurangnya jumlah pekerja menyebabkan pekerjaan akan

tumpang tindih dan itu akan berakibat pada kualitas pekerjaan.

c. Solusi

Kekurangan jumlah pekerja ini sebenarnya dapat dihindari,

dengan cara pihak kontraktor pelaksana melihat time schedule jangka

panjang, karena dengan itu kontraktor pelaksana pasti mengetahui

bahwa proyek yang dilaksanakan akan menemui bulan Ramadhan dan

Idul Fitri. Dengan begitu pihak kontraktor dapat menyiapkan

alternative yaitu dengan cara mencari pekerja jauh-jauh hari sebelum

bulan Ramadhan dan Idul Fitri dan lebih baiknya lagi pekerja yang

direkrut dari sekitar wilayah proyek untuk menghindari mudik lebaran.

4.1.2 Keterlambatan Material

a. Sebab

Material merupakan bahan utama dalam sebuah bangunan

(proyek) jika terjadi keterlambatan material maka akan menghambat

Page 3: BAB IV PKL

pelaksanaan di proyek. Keterlambatan material disebabkan kosongnya

stok material yang diperlukan karena berbenturan dengan bulan

Ramadhan, pada bulan tersebut terjadi kekosongan material, sehingga

material harus dipesan terlabih dahulu dan itu memerlukan waktu.

b. Akibat

Seperti disebutkan di atas sebab dari keterlambatan materilal

karena pada bulan Ramdhan ada beberapa material kosong, jadi

material tersebut terpaksa didatangkan dari luar kota, tentu

membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan harganya pun lebih

mahal karena pendistribusianya cukup jauh.

Selain itu keterlambatan material juga menghambat aktivitas pekerjaan

di lapangan, sehingga jadwal pekerjaan meleset dari yang sudah

ditentukan.

c. Solusi

Melihat permasalahan di atas seharusnya pihak kontraktor harus

sudah menyiapkan antisipasi agar keterlambatan tidak terjadi karena

material adalah salah satu bahan pokok yang harus siap sedia ditempat

proyek. Jadi pihak kontaraktor harus sudah menyiapkan material

tersebut jauh-jauh hari sebelum material tersebut digunakan, caranya

dengan melihat jadwal time scheadule.

Page 4: BAB IV PKL

4.1.3 Pekerja Yang Kurang Profesional

a. Sebab

Profesional dalam pekerjaan sangat diperlukan. Apabila pekerja

tidak profesional maka akan berakibat fatal, sebab dari adanya pekerja

yang kurang profesional mungkin lebih dikarenakan perekrutan pegawai

tanpa mengetahui kualitas dari pegawai tersebut. Dan adanya para warga

sekitar proyek yang ingin bekerja diproyek tanpa ada keahlian dibidang

tersebut.

b. Akibat

Setiap pekerjaan harus dikerjakan secara profssional agar hasil

yang didapat sesuai dangan apa yang direncanakan, setiap proyek pasti ada

kendala yang terjadi dan itu harus dimnimalkan apabila suatu pekerjaan

dilaksankan tetapi pekerja yang melaksanakan kurang professional maka

akan berakibat fatal mungkin diantaranya ketidak sesuaian hasil pekerjaan

dengan rencana yang sudah dirancang sedemikian rupa dan itu akan

merugika semua pihak khususnya kontrator pelaksana itu sendiri.

c. Solusi

Suatu permasalah atau kendala dalam proyek pasti selalu ada dan

suatu masalah pasti ada solusinya agar kerugian atau dampak yang terjadi

tidak terlalu banyak. Salah satu solusinya adalah dengan cara perekrutan

calon pekerja agar pihak kontraktor lebih selektif dalam memilih dan

Page 5: BAB IV PKL

menerima pegawai dan mengetahui latar belakang pendidikan calon

pegawai.

4.1.4 Kerusakan Alat (Molen)

a. Sebab

Kerusakan suatu alat itu sudah biasa terjadi dalam setiap pekerjaan

proyek tetapi jika itu dibiarkan akan berpengaruh pada pengerjaan proyek

jika alat yang rusak itu tidak berarti besar dalam suatu proyek atau masih

ada penggantinya itu tadak terlalu berpengaruh besar pada pekerjaan

proyek tetapi jika sebaliknya alat yang rusak itu sangat dibutuhkan dan

tidak ada penggantinya maka itu sangat berpengaruh besar pada pekerjaan

proyek. Seperti yang terjadi pada proyek Balai Penyuluhan Pertanian

Banjarmasin, Molen atau alat pengaduk semen yang sangat dibutuhkan dan

tidak ada penggantinya dan pekerjaan pengecoran secara otomatis terhenti.

b. Akibat

Kerusakan Molen secara langsung akan berakibat pada

terhentinya proses pengecoran di proyek dan itu sangat merugikan pihak

kontraktor karena jika proses pengecoran terhenti secara otomatis akan

berpengaruh kepada pearubahan Time Schedule yang sudah direncanakan

sebelumnya dan jika Molen rusak otomatis juga pekerja yang seharusnya

bekerja tidak dapat bekerja dan itu akan berakibat membengkaknya biaya

Page 6: BAB IV PKL

konsumsi yang ditanggung oleh pihak konraktor, dan masalah yang terjadi

di proyek Balai Penyuluhan Pertanian berakibat pada terbengkalainya

pengecoran sehingga pekerjaan menjadi molor.

c.Solusi

Kerusaka Molen (alat pengaduk semen) adlah suatu pekerjaan

yang sulit diprediksi oleh kontraktor kerena Molen yang digunakan sudah

berumur sehingga kinerja mesin berkurang, agar pekerjaan tidak molor

maka selama Molen masih diperbaiki pekerjaan pengecoran diganti dengan

pekerjaan lain sehingga waktu tidak terbuang.

Page 7: BAB IV PKL

4.2. Pekerjaan Yang Tidak Sesuai Dalam Pengerjaan Bekisting Kolom

4.2.1. Pengertian Bekisting

Yang dimaksud dengan bekisting adalah kotak cetak yang terbuat

dari papan kayu dan balok atau yang terbuat dari bahan yang lainya yang

digunakan untuk menetukan bentuk dari kontruksi baton

4.2.2. Pembahasan

Bekisting dalam proyek Pembangunan Gedung Balai Penyuluh

Pertanian menggunakan kayu kelas 2 dengan konstruksi yang sesuai

dengan bentuk kolom, tapi pada saat pelepasan bekisting terlalu

sembarangan sehingga pemborosan kayu dan terjadi serpihan-serpihan dan

dan pecah-pecah. Solusi dari pembahasan bekisting ini sebagai berikut :

a. Akibat

Akibat dari pelepasan bekisting yang sembarangan adalah

retaknya kolom sehingga diperlukan penambahan ulang untuk

menutup retak-retak tersebut. Selain itu kayu yang sudah

digunakan tidak bias digunakan lagi untuk bangunan bekisting

berikutnya dan itu semua mempengaruhi kekuatan dari kolom

tersebut.

Page 8: BAB IV PKL

b. Solusi

Cara pelepasan bekisting sangat mempengaruhi dari kolom

tersebut walaupun setelah kolom selesai bekisting tersebut tidak

digunakan lagi atau tidak termasuk dalam kontruksi, maka dari itu

pelepasan bekisting hendaknya dilakukan dengan hati-hati dan

jangan terlalu terburu-buru sehingga mempengaruhi pekerjaan dan

hendaknya pekerja adalah seorang pekerja yang professional,

sehingga mengetahui presedur pekerjaan yang sesuai.

4.3. Pekerjaan Yang Tidak Sesuai Dalam Pengerjaan Kolom

4.3.1. Pengertian Kolom

Kolom adalah sebuah konstruksi yang berfungsi sebagai tiang

penyangga balok atau lantai yang berada diatasnya.

4.3.2. Pembahasan

Kolom merupakan salah satu kontruksi yang sangat berpengaruh

dalam pembangunan gedung karena kolom merupakan tiang penyangga

dalam sebuah bangunan.

Maka dari itu dalam pengerjaan kolom harus diperhatikan cara

pengerjaannya dan mutu dari bahan kolom tersebut.

Page 9: BAB IV PKL

- Dalam pelaksanaannya campuran yang digunakan adalah

1:6:8 yaitu 1 sak semen 6 keranjang pasir dan 8 keranjang kerikil.

Tetapi campuran 1:6:8 tidak memenuhi/sesuai karena pada campuran

tersebut lebih bnayak menggunakan pasir, hal itu disebabkan karena

pada saat pelaksanaan pekerjaan kolom berbenturan dengan bulan

ramadhandan pada saat bulan tersebut koral stoknya kosong sehingga

digunakanlah pasir lebih banyak, pasir yang digunakan adalah pasir

bangkal yang berasal dari Karang Intan Martapura karena pasir tersebut

lebih bagus dari pada pasir kayu tangi. Dan pada umur satu hari

bekisting kolom langsung dibuka dan tidak ada perawatan pada beton

hingga beton berumur 28 hari

a. Akibat

Dari pembahasan diatas mengakibatkan kualitas atau

kekuatannya kolom menjadi berkurang, karena salah satu

penyebab terbesarnya adalah campuran yang tidak sesuai yaitu

terlalu banyak pasir dan tulangan yang digunakan tidak sesuai

sehingga membuat kolom akan bersifat getas atau mudah putus

dan berakibat sangat fatal.

c. Solusi

Dari pemaparan diatas solusi yang dapat berikan adalah

agar pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur

Page 10: BAB IV PKL

yang sudah ditetapkan agar mengahasilkan pekerjaan yang

berkualitas, selain itu intensitas pengawas konsultan harus lebih

diperbanyak sehingga dapat mengawasi pekarjaan lebih detail.

Page 11: BAB IV PKL

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan selama menjalankan PKL pada proyek

ini, dapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :

1. Pada proyek pembangunan Balai Penyuluhan Pertanian Banjarmasin

menggunakan system pelelangan umum, di mana sebagai konsultan

perencana CV. Karyasa Consulindo, sebagai konsultan pengawas adalah

CV. Kharisma Jasa dan Kontraktor Peleksana adlah CV. Putra Jaka

Utama dengan nilai kontrak Rp.543.000.000,-.

2. Pada proyek ini metode pelaksanaannya tidak sesuai dengan spesifikasi

yang telah ditentukan pad rencana kerja, sebagai contoh :

- Pada saat pembuatan pencampuran semen, air, pasir, dan kerikil hanya

dengan kira-kira saja bukan dengan perbandingan yang telah ditentukan

pada rencana kerja

- Pada umur satu hari bekisting kolom langsung dibuka dan tidak ada

perawatan pada beton hingga beton berumur 28 hari.

- Ukuran tulangan yang digunakan tidak sesuai dengan gambar kerja.

Page 12: BAB IV PKL

5.2 Saran-Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan dalan hal teknis pelaksanaan

pekerjaan di lapangan antara lain :

1. Untuk pihak konsultan sebaiknya pengawasan terhadap pekerjaan agar

lebih ditingkatkan lagi sebab ada beberapa pekerjaan yang tidak

memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor perlu memperhatikan time

schedule agar peleksanaan selesai tepat pada waktunya