bab iv perubahan sosial ekonomi masyarakat...

31
82 BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PEMBATIK DI DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR A. Perubahan Sosial 1. Pembentukan Desa Vokasi Girilayu Sesuai dengan misi kabupaten Karanganyar dalam mensejahterakan rakyat melalui keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang bertumpu pada kemandirian, peningkatan kualitas SDM. Batik Girilayu juga menjadi sasaran utama, pemberdayaan dilakukan terhadap para pengrajin batik melalui sosialisasi dan bantuan-bantuan modal, serta pelatihan-pelatihan pengembangan batik dalam segi pemasaran dan penggunaan untuk mendukung pengembangan desa wisata di Karanganyar. Tahun 2013 ada pembinaan-pembinaan dari pemerintah kepada masyarakat Girilayu mulai terlihat dengan berdirinya koperasi Vokasi, di dalam koperasi tersebut merupakan bantuan nyata pemerintah, terdapat aktifitas-aktifitas tentang penyuluhan, pembuatan seni kerajinan batik hingga finishing sehingga tidak terikat oleh perusahaan besar di Surakarta dalam proses finishing. Koperasi vokasi memberikan pelatihan kepada para pengrajin batik, di sana juga terdapat alat-alat untuk memproduksi batik dari pemolaan, pemalaman hingga proses finishing sehingga masyarakat yang tergabung bisa mengembangkan keahlianya dan tidak harus tergantung perusahaan besar di Surakarta. Dalam rangka mengatasi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan serta mengembangkan potensi desa agar memiliki komparatif perlu

Upload: dothien

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

82

BAB IV

PERUBAHAN

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PEMBATIK DI DESA GIRILAYU

KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR

A. Perubahan Sosial

1. Pembentukan Desa Vokasi Girilayu

Sesuai dengan misi kabupaten Karanganyar dalam mensejahterakan rakyat

melalui keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang

bertumpu pada kemandirian, peningkatan kualitas SDM. Batik Girilayu juga

menjadi sasaran utama, pemberdayaan dilakukan terhadap para pengrajin batik

melalui sosialisasi dan bantuan-bantuan modal, serta pelatihan-pelatihan

pengembangan batik dalam segi pemasaran dan penggunaan untuk mendukung

pengembangan desa wisata di Karanganyar.

Tahun 2013 ada pembinaan-pembinaan dari pemerintah kepada

masyarakat Girilayu mulai terlihat dengan berdirinya koperasi Vokasi, di dalam

koperasi tersebut merupakan bantuan nyata pemerintah, terdapat aktifitas-aktifitas

tentang penyuluhan, pembuatan seni kerajinan batik hingga finishing sehingga

tidak terikat oleh perusahaan besar di Surakarta dalam proses finishing. Koperasi

vokasi memberikan pelatihan kepada para pengrajin batik, di sana juga terdapat

alat-alat untuk memproduksi batik dari pemolaan, pemalaman hingga proses

finishing sehingga masyarakat yang tergabung bisa mengembangkan keahlianya

dan tidak harus tergantung perusahaan besar di Surakarta.

Dalam rangka mengatasi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan

serta mengembangkan potensi desa agar memiliki komparatif perlu

Page 2: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

83

mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa

Vokasi. Bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dengan keputusan kepala

desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah.

Tugas penyelenggara Desa Vokasi adalah :

a. Mengembangkan Desa Vokasi dalam rangka mengatasi pengangguran

dan mengetaskan kemiskinan serta memberdayakan masyarakat

melalui kegiatan pembelajaran ketrampilan yang berbasis kearifan

lokal.

b. Mengembangkan dan mengarahkan program pendidikan non formal

yang diprioritaskan bagi warga masyarakat yang kurang

beruntung(Usia produktif,menggangur,miskin).

c. Mengembangkan potensi lokal agar memiliki keunggulan komparatif

melalui proses belajar,sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.

Penyelenggaraan kursus kewirausahaan Desa Vokasi sebagai penanggung

jawab adalah kepala desa Girilayu. Anggaran biaya dalam pelaksanaan kegiatan

Desa Vokasi di Girilayu ini dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja

daerah Propinsi Jawa Tengah tahun 2013.1

Sebelum mendapat bantuan dari pemerintah dan banyaknya Sosialisasi di

Girilayu sendiri hanya merupakan pembuatan batik setengah jadi, belum dapat

membuat batik secara jadi seperti kampung batik laweyan di Solo, hal tersebut

dikarenakan rendahnya kualitas SDM dan terbatasnya modal usaha. Setelah

1 Keputusan Kepala Desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten

Karanganyar Nomor: 420/41/II/2013.

Page 3: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

84

UNESCO pada tahun 2008 mengesahkan batik sebagai warisan budaya Indonesia,

batik kembali eksis dalam budaya Indonesia dan pasarannya semakin diminati

masyarakat. Banyak upaya untuk mengembangkan indutri batik, tidak terkecuali

di Girilayu. Banyaknya minat masyarakat mendorong pemerintah untuk

mendongkrak ekonomi daerah dengan pengembangan kerajinan batik di Girilayu,

sosialisasi dan bantuan banyak diberikan untuk memajukan batik di Girilayu yang

terkenal sangat halus. Upaya pengembangan batik Girilayu dengan berdirinya

koperasi vokasi desa, yaitu koperasi milik desa Girilayu yang mengelola hasil

batik serta pemasaran batik Girilayu yang di bentuk pada tahun 2013, meskipun

baru dibentuk, koperasi vokasi tersebut merupakan tonggak kemajuan desa

Girilayu dalam seni kerajinan batik.2

Desa Vokasi yang ada di Girilayu memiliki sarana dan prasarana sebagai

pendukung pelaksanaan kegiatan yang dijalankan oleh Desa Vokasi. Sarana dan

prasarana tersebut berupa Gedung lembaga dengan luas tanah 311,3660 ha, luas

bangunan 500 m2 status kepemilikan bangunan adalah milik Desa Girilayu.

Tempat penyelenggaraan kegiatan berada di Gedung perkantoran balai desa,

sarana belajar berupa meja belajar sejumlah 100, papan tulis berjumlah 1 dan

lemari 1. Desa vokasi memiliki kegiatan yang bertujuan untuk memajukan

pengrajin batik di Girilayu. Kegiatan Desa Vokasi yang terkait dengan

kewirausahaan adalah Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu.

Kewirausaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu memiliki tujuan yaitu;

1) Mengurangi pengangguran

2 Wawancara dengan Katmo pada tanggal 16 Februari 2015.

Page 4: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

85

2) Peningkatan pendapatan

3) Menciptakan lapangan pekerjaan

4) Mengurangi kemiskinan

5) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berwirausahaa

6) Membangun kemitraan usaha bersama

Hasil yang diharapkan dengan diadakannya kegiatan Kewirausahaan Desa

(KWD) Vokasi Girilayu adalah :

1) Pembelajaran kewirausahaan Desa Vokasi dengan ketranmpilan

unggulan lokal Batik.

2) Terselenggaranya pendidikan sepanjang hayat

3) Peningkatan kesejahteraan, peningkatan pendapatan

4) Mengurangi pengangguran

5) Mengurangi kemiskinan

6) Peningkatan kemampuan managemen kewirausahaan Desa Vokasi

Girilayu.3

Kewirausahaan Desa Vokasi diikuti oleh warga masyarakat khususnya

pengrajin batik di Girilayu. Mekanisme dalam penunjukkan warga belajar yang

tergabung dalam KWD Vokasi Girilayu adalah atas koordinasi oleh perangkat

desa yang ada di Girilayu. Kewirausahaan Desa Vokasi dalam pelaksanaan

kegiatannya terdiri dari beberapa kelompok sesuai kesepakatan dalam rapat

koordinasi antara pengrajin batik dengan pihak Desa Vokasi yang di damping oleh

perangkat desa Girilayu. Berdasarkan kesepakatan di dalam rapat tersebut

3 Arsip Desa Vokasi

Page 5: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

86

selanjutnya dijadikan pedoman dalam menentukan siapa saja yang menjadi warga

belajar KWD Vokasi Girilayu dan jabatan apa saja yang dibutuhkan dalam

kelompok KWD Desa Vokasi.4 Untuk mengetahui Daftar warga belajar

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu Kecamatan Matesih dapat dilihat di

dalam tabel 1 s/d 5.

Tabel 5

Daftar Warga Belajar

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Kelompok I : Liris Kenanga

Lokasi Kelompok : Wetankali Rt 04, Rw. II, Girilayu, Matesih, Karanganyar

No Nama Alamat Tempat

Tanggal Lahir

Keterangan

1 Kalimatu sa’diyah Wetankali Rt 04, Girilayu Kediri, 26-11-1972 Ketua

2 Sekti Lestari Kauman Rt 05, Girilayu Kra, 22-04-1973 Sekretaris

3 Wijiatmi Wetankali Rt 05, Girilayu Kra, 30-09-1965 Bendahara

4 Suginah Jinarum Rt 02, Girilayu Kra, 02-07-1977 Anggota

5 Umi Rahayu Wetankali Rt 06, Girilayu Kra, 17-11-1950 Anggota

6 Sunarni Kauman Rt 07, Girilayu Kra, 31-12-1945 Anggota

7 Martini Wetankali Rt 05, Girilayu Kra, 19-09-1970 Anggota

8 Nyanik Sularni Wetankali Rt 04, Girilayu Kra, 02-05-1978 Anggota

9 Sariyem Babadan Rt 08, Girilayu Kra, 24-05-1972 Anggota

10 Sri Hartati Kauman Rt 07, Girilayu Kra-19-02-1955 Anggota

Sumber : Arsip Desa Vokasi Girilayu

4 Wawancara dengan Kalimatu sa’diyah pada tanggal 18 Februari 2015.

Page 6: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

87

Tabel 6

Daftar Warga Belajar

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Kelompok II : Merak Mulya

Lokasi Kelompok : Merakan Rt. 03 Rw. IV, Girilayu, Matesih, Karanganyar

No Nama Alamat Tempat

Tanggal Lahir

Keterangan

1 Dwi Sunarni Ngadirojo Rt 03,

Girilayu

Kra,01-01-1979 Ketua

2 Wahyuni Ngadirojo Rt 03,

Girilayu

Kra, 22-01-1976 Sekretaris

3 Agustina Ngadirojo Rt 03,

Girilayu

Kra, 04-08-1976 Bendahara

4 Maryatun Ngadirojo Rt 03,

Girilayu

Kra, 20-11-1964 Anggota

5 Pani Ngadirojo Rt 03,

Girilayu

Kra, 11-10-1967 Anggota

6 Lantari Rotogondang Rt 05,

Girilayu

Kra, 31-12-1973 Anggota

7 Darso Suwito Merakan Rt 03,

Girilayu

Kra, 30-11-1956 Anggota

8 Siti Maimunah Rotogondang Kidul Rt

04, Girilayu

Kra, 20-10-1968 Anggota

9 Wariyah

Sartoyo

Merakan Rt 01,

Girilayu

Kra, 31-12-1964 Anggota

10 Sariyem Silomirah Kra,17-11-1969 Anggota

Sumber : Arsip Desa Vokasi Girilayu

Page 7: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

88

Tabel 7

Daftar Warga Belajar

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Kelompok III : Gunung Sari

Lokasi Kelompok : Seberan Rt. 01 Rw VIII, Girilayu, Matesih, Karanganyar

No Nama Alamat Tempat Tanggal

Lahir

Keterangan

1 Rini Setyowati Wetankali Rt 05,

Girilayu

Kra,17-06-1992 Ketua

2 Siti Asiyah Seberan Rt 01,

Girilayu

Kra, 17-12-1975 Sekretaris

3 Suginem Seberan Rt 01,

Girilayu

Kra, 03-12-1976 Bendahara

4 Tugiyatmi Seberan Rt 01,

Girilayu

Kra, 18-04-1972 Anggota

5 Semiyati Sumengguh Rt 06,

Girilayu

Kra, 14-04-1973 Anggota

6 Sutamti Madang Rt 04,

Girilayu

Kra, 31-02-1992 Anggota

7 Hartati Sumengguh Rt 06,

Girilayu

Kra, 10-11-1982 Anggota

8 Sugiyem Seberan Rt 01,

Girilayu

Kra, 20-02-1969 Anggota

9 Warti Madang Rt 04,

Girilayu

Kra, 31-12-1975 Anggota

10 Sukatmi Sumengguh Rt 06,

Girilayu

Kra,12-05-1984 Anggota

Sumber : Arsip Desa Vokasi Girilayu

Page 8: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

89

Tabel 8

Daftar Warga Belajar

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Kelompok IV : Giri Mulyo

Lokasi Kelompok : Girilayu Rt. 04 Rw VI, Girilayu, Matesih, Karanganyar

No Nama Alamat Tempat Tanggal

Lahir

Keterangan

1 Sarmiyanti Girilayu Rt04,

Girilayu

Kra,23-04-1969 Ketua

2 Sukarni Tompe Rt 06, Girilayu Kra, 15-09-1974 Sekretaris

3 Sutini Tukrejo Rt 04,

Girilayu

Kra, 26-09-1980 Bendahara

4 Suwarni Girilayu Rt04,

Girilayu

Kra, 31-12-1959 Anggota

5 Wartini Girilayu Rt04,

Girilayu

Kra, 07-12-1988 Anggota

6 Sri Lestari Girilayu Rt02,

Girilayu

Kra, 29-08-1978 Anggota

7 Muryati Girilayu Rt04,

Girilayu

Kra, 20-01-1975 Anggota

8 Lasmini Girilayu Rt06,

Girilayu

Kra, 04-12-1983 Anggota

9 Saminem Girilayu Tengah Rt01,

Girilayu

Kra, 31-12-1964 Anggota

10 Sarikem Girilayu Rt04,

Girilayu

Kra,15-05-1973 Anggota

Sumber : Arsip Desa Vokasi Girilayu

Page 9: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

90

Tabel 9

Daftar Warga Belajar

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Kelompok V : Canting Kuncoro

Lokasi Kelompok : Bati Rt. 06 Rw XII, Girilayu, Matesih, Karanganyar

No Nama Alamat Tempat Tanggal

Lahir

Keterangan

1 Ngadiyem Bati Rt 05, Girilayu Kra,23-04-1975 Ketua

2 Paikem Plombokan Rt 02,

Girilayu

Kra, 31-12-1944 Sekretaris

3 Sri Lestari Domplang Rt 02,

Girilayu

Kra, 24-07-1965 Bendahara

4 Pariyem Plombokan Rt 02,

Girilayu

Kra, 31-12-1957 Anggota

5 Pariyem Plombokan Rt 02,

Girilayu

Kra, 31-12-1960 Anggota

6 Kasiyem Plombokan Rt 02,

Girilayu

Kra, 30-07-1966 Anggota

7 Sri Windari Plombokan Rt 02,

Girilayu

Kra, 31-12-1962 Anggota

8 Wahyuni Bati Rt 05, Girilayu Kra, 31-12-1963 Anggota

9 Parmi Domplang Rt 02,

Girilayu

Kra,03-12-1962 Anggota

10 Narni Talun Rt 03, Girilayu Kra,15-05-1977 Anggota

Sumber : Arsip Desa Vokasi Girilayu

Terdapat lima kelompok yang menjadi anggota dalam kegiatan

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu. Masing-masing kelompok

berjumlah 10 anggota dengan jabatan masing-masing yaitu, 1 Ketua, 1 sekretaris,

Page 10: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

91

1 bendahara dan 7 anggota. Masing-masing anggota memiliki nama kelompok

sendiri-sendiri, sesuai dengan kesepakatan di dalam rapat pembentukan kelompok

yang diadakan oleh pengurus Desa Vokasi dengan calon peserta. Pemilihan

jabatan di dalam anggota di pilih berdasarkan musyawayah. Pemilihan warga

belajar yang mengikuti kegiatan Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu

merata hampir di semua wilayah dusun di Girilayu. Hal tersebut bertujuan untuk

menghindari kesenjangan antara warga dan juga agar tujuan dari diadakannya

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu dapat segera tercapai di semua

wilayah Girilayu.5

Gambar 7

Tempat Pelatihan Desa Vokasi

5 Wawancara dengan Erna pada tanggal 5 Maret2015.

Page 11: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

92

Beberapa kegiatan sudah dijalankan di dalam Kewirausahaan Desa

(KWD) Vokasi Girilayu diantaranya tutorial tentang keahlian dalam Batik,

Pewarnaan dan mbabar. Setiap materi yang diajarkan di KWD Vokasi Girilayu di

ajarkan oleh seorang pemateri. Untuk keahlian dalam membatik sebagai pemateri

adalah Bambang Mintarjo, A.md yang berasal dari Kauman, Girilayu. Keahlian

dalam pewarnaan diajarkan oleh Katno yang berasal dari Solo, sedangkan untuk

keahlian mbabar diajarkan oleh Sugiyem yang berasal dari Merakan, Girilayu.

Kegiatan tutorial dengan beberapa keahlian yang sudah diajarkan diharapkan agar

pengrajin batik dapat memproduksi kain batik sampai pada kain batik jadi

sehingga dapat melakukan pemasaran sendiri dengan keuntungan yang lebih jika

dibandingkan hanya selesai pada tahap pencantingan saja.6

Sesuai dengan tujuan dari diadakannya kegiatan Kewirausahaan Desa

(KWD) Vokasi Girilayu adalah agar masyarakat pengrajin batik di Girilayu

mendapatkan keahlian untuk managemen kewirausahaan batik yang

dihasilkannya. Selain itu juga agar tercipta koordinasi yang baik antara pengrajin

batik sehingga dapat saling bertukar informasi untuk memajukan pengrajin batik

di Girilayu. Adanya Desa Vokasi Girilayu dapat meningkatkan interaksi baik

antara pemangku jabatan di Girilayu seperti perangkat-perangkat Desa Girilayu,

maupun antara para pengrajin batik yang ada di Girilayu. Peningkatan interaksi

sosial yang ada di Girilayu memberikan keuntungan positif dalam kemajuan

pengrajin batik Girilayu. Pertemuan-pertemuan yang diadakan di tiap kelompok

selain untuk peningkatan kemampuan dalam memproduksi batik juga membahas

6 Wawancara dengan Slamet pada tanggal 16 Februari 2015.

Page 12: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

93

permasalahan-permasalahan lain terkait dengan pengrajin batik di Girilayu.

Adanya koordinasi-koordinasi di dalam kelompok maupun antar kelompok yang

ada, memberikan dampak positif bahwa kondisi kemajuan pengrajin batik di

Girilayu adalah permasalahan bersama yang harus di selesaikan secara bersama-

sama. 7

2. Peningkatan Interaksi Sosial

Pada dasarnya manusia merupakan makluk sosial, artinya bahwa manusia

tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya maka manusia

perlu berinteraksi dengan orang lain. Antara manusia yang satu dengan yang

lainnya saling membutuhkan, pada dasarnya manusia mempunyai keinginan untuk

menjadi satu dengan orang lain. hal ini mendorong terjadinya proses interaksi

dalam pergaulan sehari-hari.8

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa

tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial

itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang

ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi

masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan

yang diharapkan. Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak dapat

lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk

7Wawancara dengan Bambang Mintarjo, A. md pada tanggal 5 Maret

2015. 8Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengatar

Sosiologi Pembangunan, (Jakarta : Raja Gravindo, 1984) hlm. 138.

Page 13: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

94

mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun

bertukar pikiran.

Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi,

interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya

komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada

kehidupan bersama. jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain

maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling

berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk

kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan

bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa

adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang

lain tidak dapat disebut interaksi.9

Peningkatan interaksi sosial terjadi di dalam masyarakat pengrajin batik

Girilayu. Adanya desa vokasi memberikan pengaruh positif terhadap komunikasi

antara pengrajin batik di Girilayu. Di bentuknya kelompok-kelompok di dalam

pelaksanaan kegiatan KWD Vokasi Girilayu secara tidak langsung meningkatkan

interaksi sosial antara masyarakat pembatik baik di dalam kelompok maupun

antara kelompok yang ada. Komunikasi yang terjadi membahas terkait dengan

materi-materi yang diajarkan di dalam KWD maupun usaha-usaha untuk

memajukan pengrajin batik di Girilayu. Peningkatan interaksi sosial di dalam

masyarakat batik Girilayu mampu menciptakan kesadaran bahwa untuk

9 Wikipedia.org/wiki/interaksi_sosial diakses pada tanggal 15 April 2015

jam 01.00 WIB.

Page 14: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

95

meningkatkan kondisi kerajinan batik di Girilayu haruslah di fikirkan dan

diusahakan bersama.10

Kelompok-kelompok yang dibentuk di dalam kegiatan KWD Vokasi

Girilayu di ikuti oleh pengrajin batik yang ada di seluruh dusun di Girilayu.

Hubungan-hubungan dan komunikasi yang sebelumnya berjalan seadanya,

selanjutnya di munculkan hubungan dan komunikasi yang terjadwal dengan

adanya jadwal kegiatan dan koordinasi dalam kelompok KWD Vokasi Girilayu.

Banyak keuntungan yang dihasilkan setelah adanya peningkatan interaksi sosial.

Adanya informasi terkait dengan pengrajin batik dapat segera diketahui oleh

seluruh pengrajin batik di Girilayu. Informasi yang disampaikan semisal terkait

dengan kenaikan upah, tempat pembelian bahan-bahan batik yang lebih murah,

cara-cara memasarkan hasil batiknya dan lain sebagainya.11

3. Peningkatan Mobilitas Sosial

Di dalam masyarakat baik yang masih bersifat tradisional maupun

masyarakat yang sudah modern akan dijumpai adanya stratifikasi atau pelapisan

sosial, hanya jarak tingkatan antara yang satu dengan yang lainnya tidak begitu

Nampak.12

Menurut Soerjono Soekanto, pelapisan sosial yang terjadi pada

masyarakat di karenakan adanya suatu yang dihargai oleh masyarakat karena

mempunyai nilai lebih, misalnya kekayaan materiil, kekuasaan, prestise,

10

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 April 2015. 11

Wawancara dengan Bambang Mintarjo, A.md pada tanggal 17 April

2015. 12

Abu Ahmadi, Pengantar Sosiologi, (Semarang : Romadhani, 1982), hlm.

82.

Page 15: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

96

ketrampilan, hak-hak istimewa, kesempatan mengadakan pertemuan dengan

tokoh-tokoh penting dan lain-lain.13

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan

dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang

satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W.

Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola

tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial

mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara

individu dengan kelompoknya.Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada

masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata.

Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah

strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang

menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila

seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada

pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih

tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi

kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial

dari strata lain yang lebih tinggi.14

Masyarakat Girilayu merupakan masyarakat dengan model sistem

stratifikasi terbuka. Adanya peningkatan mobilitas sosial di Girilayu terjadi karena

adanya ketrampilan yang lebih dari beberapa pengrajin batik di Girilayu. Adanya

13

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Radjawali,

1987), hlm. 207. 14

id.m.wikipedia.org/wiki/gerak_sosial diakses pada tanggal 17 April 2015

jam 01.00 WIB.

Page 16: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

97

KWD Vokasi Girilayu yang memberikan pelatihan-pelatihan tentang ketrampilan

membatik memberikan dampak pada peningkatan mobilitas sosial. Pemateri

dalam kegiatan peningkatan kretrampilan membatik di serahkan kepada pengrajin

lokal Girilayu untuk memberikan pelatihan kepada kelompok-kelompok yang

sudah dibentuk di dalam kegiatan KWD Vokasi Girilayu. Pemateri-pemateri

tersebut dianggap memiliki ketrampilan lebih di dalam menghasilkan batik yang

bekualitas tinggi. Pemateri-pemateri yang ada dalam kegiatan KWD Vokasi

Girilayu mendapatkan penghargaan lebih diantara kalangan pengrajin batik yang

ada di Girilayu karena ketrampilannya.15

Ketua kelompok yang ada dalm kegiatan

KWD Vokasi Girilayu mendapatkan penghargaan lebih di kalangan masyarakat

pengrajin batik Girilayu karena kemampuannya dalam memimpin kelompok yang

dibentuk. Penghargaan tersebut terjadi dikarenakan ketua kelompok lebih banyak

berinteraksi dengan pihak pengurus Desa Vokasi sehinggaketua lebih banyak

memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan kelompok maupun

berkaitan dengan peningkatan aktivitas membatik di Girilayu. Ketua kelompok

meskipun apabila di lihat dari tingkat pendidikannya yang relatif rendah,

memperoleh penghargaan lebih karena kepemimpinannya dalam kelompok.16

15

Wawancara dengan Kalimatu sa’diyah pada tanggal 18 April2015 16

Wawancara dengan Bambang Mintarjo, A.md pada tanggal 15 April

2015.

Page 17: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

98

B. Perubahan Ekonomi

Aktivitas membatik di Girilayu merupakan kegiatan sampingan untuk

memberikan tambahan pemasukan bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Mayoritas masyarakat di Girilayu adalah seorang petani, baik petani pemilik

maupun petani penggarap. Kegiatan membatik mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu

rumah tangga. Upah yang diperoleh dari membatik dipakai untuk mencukupi

kebutuhan sehari-harinya. Sedangkan pemasukan dari pertanian di tabung untuk

mencukupi kebutuhan-kebutuhan tak terduga. Aktivitas membatik dirasakan

keuntungannya bagi pengrajin batik di Girilayu. Aktivitas membatik memberika

pemasukan tambahan bagi pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di Girilayu.

Upah yang diperoleh dari hasil membatik sangatlah dirasakan keuntungannya bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat di Girilayu. Aktivitas pertanian dengan

perolehan hasil panen yang tidak pasti akibat terpengaruh baik cuaca maupun

hama sehingga hasil pertanian bersifat tidak tetap dengan adanya upah membatik

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.17

Batik di Girilayu berpengaruh terhadap kondisi perekonomian

masyarakat di Girilayu, khususnya masyarakat pengrajin batik. Naik turunnya

permintaan dalam pesanan batik membawa pengaruh pada pemasukan pengrajin

batik di Girilayu.18

Setelah UNESCO pada tahun 2008 mengesahkan batik sebagai

warisan budaya Indonesia, batik kembali eksis dalam budaya Indonesia dan

pasarannya semakin diminati masyarakat. Banyak upaya untuk mengembangkan

indutri batik, tidak terkecuali di Girilayu. Banyaknya minat masyarakat

17

Wawancara dengan Lasmini pada tanggal 18 Februari2015. 18

Wawancara dengan Umi Rahayu pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 18: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

99

mendorong pemerintah untuk mendongkrak ekonomi daerah dengan

pengembangan kerajinan batik di Girilayu, sosialisasi dan bantuan banyak

diberikan untuk memajukan batik di Girilayu yang terkenal sangat halus.

1. Kenaikan Upah

Perhatian pemerintah Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono terhadap batik cukup tinggi. Hari Batik Nasional secara

resmi ditetapkan pemerintah mulai tanggal 2 Oktober 2009. Penetapan ini

kemudian disusul dengan diterbitkannya Keputusan Presiden No. 33 Tahun 2009

tentang Hari Batik Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada

tanggal 17 November 2009. Keputusan tersebut merupakan tindak lanjut dari

langkah United Nations Educational Scientific Cultural Organisation (UNESCO),

Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang mengurusi persoalan pendidikan dan

kebudayaan, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya

Lisan dan Nonbendawi (Masterpeaces of the Oral and Intangible Heritage of

Humanity) milik Indonesia.

Pengakuan dari dunia International terhadap keberadaan batik

berpengaruh terhadap naiknya permintaan batik tulis di wilayah kerajinan batik di

Girilayu. Terjadi tambahan jumlah pesanan dari perusahaan-perusahaan yang

biasanya memesan batik di Girilayu. Kenaikan jumlah pesanan tersebut membawa

keuntungan ekonomi bagi pengrajin batik di Girilayu. Sebelum UNESCO

menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia pesanan batik di setiap

pengrajin berkisar antara 4 sampai dengan 5 batik tiap bulannya, namun setelah

UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia, pesanan yang

Page 19: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

100

dikerjakan oleh pengrajin batik di Girilayu bertambah menjadi 6 sampai dengan 7

pesanan setiap bulannya.

Di tetapkannya hari batik nasional pada tanggal 2 Oktober 2009

membawa pengaruh besar bagi pengrajin batik di Girilayu. Pemerintah dengan

kebijakan memetapkan hari batik nasional memberikan pengaruh positif pada

keberadaan batik tulis di Indonesia. Munculnya kembali rasa kebanggaan

menggunakan batik tulis bagi warga Indonesia memberikan keuntungan bagi para

pengrajin batik di Girilayu. Setelah penetapan hari batik nasional sebagai tindak

lanjut dari adanya pengakuan dari UNESCO, mampu mendongkrak permintaan

pesanan batik tulis di wilayah Girilayu. .19

Adanya peningkatan jumlah pesanan

batik tulis di Girilayu memberikan tambahan pemasukan upah yang diperoleh

oleh pengrajin batik di Girilayu. Untuk mengetahui kenaikan upah yang diperoleh

pengrajin batik di Girilayu tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat di lihat di

dalam tabel 6.

19

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 20: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

101

Tabel 10

Upah Pengrajin Batik Di Girilayu Tahun 2009-2013

Tahun Rata-rata Upah batik

tulis motif biasa

(Rupiah)

Rata-rata Upah batik

tulis motif rumit

(Rupiah)

Waktu selesai

produksi motif

biasa

Waktu selesai

produksi motif

rumit

2009 100.000 s/d

150.000

250.000 s/d

350.000

4-7 hari 2-4 minggu

2010 100.000 s/d

150.000

250.000 s/d

350.000

4-7 hari 2-4 minggu

2011 100.000 s/d

150.000

250.000 s/d

350.000

4-7 hari 2-4 minggu

2012 100.000 s/d

150.000

250.000 s/d

350.000

4-7 hari 2-4 minggu

2013 200.000 s/d

300.000

400.000 s/d

500.000

4-7 hari 2-4 minggu

Sumber : Data wawancara

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa terdapat dua pengelempokan batik

berdasarkan tingkat kerumitan motif batik yang akan di buat yaitu motif batik

biasa dan motif batik rumit. Waktu penyelesaikan dalam produksi batik antara

motif batik biasa dengan motif batik rumit sangatlah lama. Motif batik biasa

membutuhkan waktu penyelesaian antara empat sampai dengan tujuh hari,

sedangkan untuk memproduksi batik dengan motif rumit memerlukan waktu

antara dua sampai dengan empat minggu. Tahun 2009 dan 2012 rata-rata upah

yang di peroleh dalam pembuatan batik dengan motif biasa berkisar antara Rp.

100.000,- sampai dengan Rp. 150.000,- sedangkan untuk upah dalam pembuatan

batik dengan motif rumit sekitar Rp. 250.000,- sampai dengan Rp. 350.000,-.

Page 21: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

102

Perbedaan harga antara motif batik biasa dengan motif batik rumit adalah

berdasarkan pertimbangan waktu penyelesaiannya. Batik dengan motif biasa

dalam satu bulan pengrajin batik dapat memproduksi sekitar empat sampai dengan

enam batik sesuai dengan pesanan yang ada, sedangkan untuk motif batik rumit

dalam satu bulan memproduksi batik dengan jumlah 2 batik saja. Perbedaan

waktu yang cukup lama tersebut mengakibatkan pesanan batik dengan motif rumit

lebih malah jika dibandingkan dengan motif batik biasa.20

Tahun 2013 terjadi kenaikan upah baik untuk pesanan batik dengan motif

biasa maupun motif batik rumit. Tahun sebelumnya upah yang diperoleh dari

pesanan batik motif biasa sekitar Rp 100.000,- sampai dengan Rp.150.000,-

sedangkan untuk motif batik rumit antara Rp.250.000,- sampai dengan

Rp.350.000. Pada tahun sampai 2013 perubahan upah untuk motif batik biasa

adalah Rp. 200.000,- sampai dengan Rp.300.000,- sedangkan untuk motif batik

rumit menjadi Rp. 400. 000,- sampai dengan Rp. 500. 000,-. Waktu poduksi yang

dibutuhkan antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 rata-rata adalah sama.

Tidak semua pengrajin batik di Girilayu mau dan dapat mengerjakan batik

dengan motif rumit. Kerumitan batik menjadi pertimbangan pengrajin di Girilayu

untuk menerima pesanan dari pihak pemesan karena hal tersebut nantinya akan

berpengaruh terhadap banyak sedikitnya jumlah batik yang dihasilkan dan akan

berpengaruh terhadap upah yang di peroleh setiap bulannya. Batik dengan motif

rumit biasanya dikerjakan oleh pengrajin batik yang sudah berumur tua. Hal

tersebut dikarenakan motif batik rumit memerlukan ketelatenan dan kesabaran

20

Wawancara dengan Waliyah pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 22: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

103

yang lebih dalam proses produksinya. Tidak semua pengrajin batik di Girilayu

dapat mengerjakan batik dengan motif rumit dan dengan hasil yang maksimal.

Kebanyakan pengrajin batik di Girilayu lebih suka mengerjakan batik dengan

motif yang tidak begitu rumit. Hal tersebut dikarenakan mengerjakan batik dengan

motif yang tidak begitu rumit, proses produksinya tidak begitu lama sehingga

akan lebih cepat memperoleh uang upah secara kontan. Selain itu dengan

mengerjakan pesanan motif batik yang tidak terlalu rumit akan lebih banyak

mengerjakan beberapa pesanan, sehingga jika di hitung pemasukan per bulannya

akan lebih tinggi. 21

2. Kenaikan Jumlah Pesanan Batik

Batik yang di produksi di wilayah Girilayu adalah batik batik setengah

jadi. Pihak pemesan biasanya memesan batik hanya sampai pada tahap proses

pencantingan saja. Proses selanjutnya dilakukan sendiri oleh pihak pemesan

ataupun di kerjakan di luar wilayah Girilayu. Hal tersebut dikarenakan masih

terbatasnya kemampuan dari pengrajin batik di Girilayu dalam memproduksi batik

sampai selesai. Terdapat beberapa pengrajin batik yang sudah bisa memproses

batik sampai batik itu jadi dan siap dipakai. Namun merekapun juga mengerjakan

pesanan hanya sampai pada proses pencantingan. Girilayu dikenal dengan proses

pencantingan batik tulis yang halus. Kualitas pencantingan yang dihasilkan oleh

pengrajin batik di Girilayu dikenal oleh pengusaha-pengusaha batik di luar

21

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 23: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

104

girilayu memeliki kualitas yang halus, khusunya pengusaha-pengusaha batik di

wilayah Surakarta.22

Pada tahun 2013 di bentuk Desa Vokasi di Girilayu yang banyak

memberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan proses produksi batik. Desa

Vokasi Girilayu memberikan pelatihan terkait dengan proses produksi batik

sampai batik itu siap di pasarkan. Hal tersebut memberikan keuntungan bagi

pengrajin batik di Girilayu. Selain memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan

dengan proses produksi batik sampai tahap siap pakai, Desa Vokasi juga

memberikan pengertahuan terkait dengan Kewirausahaan. Di bentuknya

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu bertujuan untuk memberikan

pengetahuan kepada pengrajin-pengrajin batik di Girilayu yang berkaitan dengan

kewirausahaan.23

Pembentukan Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu memberikan

banyak keuntungan. Pengrajin-pengrajin batik yang ada di Girilayu memperoleh

kemampuan untuk memproduksi batik sampai tahap siap pakai. Dasar-dasar

dalam proses pencantingan sudah dimiliki oleh pengrajin-pengrajin batik di

Girilayu, sehingga lebih mudah dan cepat menyerap materi-materi yang di berikan

di dalam KWD Vokasi Girilayu. Selain keahlian untuk memproduksi sampai siap

pakai, pengrajin batik di Girilayu dibagi kedalam kelompok-kelompok warga

belajar yang berjumlah sepuluh orang dalam satu kelompok. Untuk mengetahui

kelompok-kelompok belajar di KWD Vokasi Girilayu dapat di lihat di dalam tabel

22

Wawancara dengan Umi Rahayu pada tanggal 17 Februari 2015. 23

Wawancara dengan Bambang Mintarjo, A.md pada tanggal 05 Maret

2015.

Page 24: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

105

1 s/d 5. Kelompok-kelompok warga belajar tersebut dibentuk selain sebagai

kelompok belajar juga sebagai tim untuk secara bersama-sama memajukan batik

tulis di Girilayu.24

KWD Vokasi Girilayu memberikan pengetahuan dalam hal proses

pemasaran. Pemasaran batik yanga ada di girilayu cenderung bersifat statis.

Sebagian besar pesanan-pesanan batik yang di kerjakan oleh pengrajin batik di

Girilayu adalah pesanan dari pengusaha-pengusaha batik sehingga tahap

pemasaran tidak di perhatikan oleh pengrajin batik Girilayu. Setelah pengrajin

batik di Girilayu dapat memproses batik sampai pada batik siap pakai akan lebih

mudah dalam memasarkan. Di bentuknya Desa Vokasi di Girilayu mampu

meningkatkan jumlah pesanan batik di Girilayu. 25

Pesanan-pesanan batik di Girilayu yang sebelumnya hanya pada proses

pencantingan, sedikit demi sedikit sudah ada pemesan dari wilayah luar Girilayu

yang memesan batik sampai batik itu siap pakai. Hal tersebut memberikan

keuntungan bagi pengrajin batik Girilayu. Hasil dari batik pengrajin batik di

Girilayu dapat dirasakan lebih maksimal jika dibandingkan hanya pada tahap

proses pencantingan saja. keuntungan yang diperoleh saat mengerjakan pesanan

batik hanya pada tahap pencantingan tidaklah sebanyak ketika mengerjakan

pesanan batik siap jadi. Pengrajin batik di Girilayu mulai memperhatikan pada

proses pemasaran kain batik yang di hasilkannya.26

24

Wawancara dengan Sularsih pada tanggal 17 Februari 2015. 25

Wawancara dengan Kalimatu sa’diyah pada tanggal 18 Februari 2015. 26

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 25: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

106

Pengrajin batik Girilayu memperoleh keuntungan dari para akademi dalam

hal pemasaran kain batiknya. Dalam penelitian yang diadakan oleh tim peneliti

dari Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada tahun 2013 dengan topik

kegiatan desain wayang pada batik rakyat Eks-Karesidenan Surakarta sebagai

sumber ide pendampingan usaha kecil berbasis pendidikan karakter untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat.27

Hasil penelitian tersebut menghasilkan buku panduan wisata kampung

batik rakyat eks karesidenan Surakarta termasuk wilayah Desa Girilayu. Secara

tidak langsung wilayah pengrajin batik di Girilayu terbantu dalam memasarkan

kain batiknya. Informasi-informasi terkait dengan pengrajin batik di Girilayu

dapat diketahui oleh masyarakat luas. Penelitian tersebut juga menerbitkan artikel

ilmiah dalam jurnal nasional. Pengaruh positif dirasakan dengan adanya penelitian

tersebut. Wilayah Desa Batik di Girilayu kini mulai dikenal oleh masyarakat luas.

Peranan akademisi dalam mendongkrak promosi atas hasil kreativitas masyarakat

di Girilayu berupa batik dirasakan keuntungannya. Dengan penerbitan buku

panduan wisata batik eks Karesidenan Surakarta dapat mengenalkan batik

Girilayu kepada khalayak ramai. 28

3. Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat Girilayu mayoritas adalah seorang petani, baik petani

penggarap maupun pemiliki lahan. Batik sebagai usaha sampingan yang

memberikan pemasukan tambahan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-

harinya. Pemasukan dari membatik di gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-

27

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 Februari 2015. 28

Wawancara dengan Sugiarto pada tanggal 16 Februari 2015.

Page 26: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

107

harinya karena dengan membatik masyarakat Girilayu memperoleh uang kontan

setiap selesai mengerjakan pesanan batik. Hasil pertanian sebagai pekerjaan

pokok tidak menjamin memperoleh pemasukan berupa uang kontan setiap

harinya. Pertanian memperoleh hasil panenan dalam waktu tiga sampai dengan

empat bulan sekali.

Masyarakat pengrajin batik di Girilayu memperoleh keuntungan dari

aktivitas membatik berupa uang tunai setelah selesai mengerjakan pesanan

batiknya. Uang tersebut kebanyakan digunakan untuk berbelanja kebutuhan

makan dan kebutuhan sehari-hari lainnya, sehingga uang hasil panenan dari

pertaniannya dapat ditabung untuk kebutuhan masa depan atau kebutuhan tak

terduga lainnya. Pengrajin batik di Girilayu mayoritas adalah ibu-ibu rumah

tangga yang mencari pemasukan tambahan untuk keperluan keluarganya

sedangkan aktivitas pertanian di jalankan oleh pria. Masyarakat Girilayu

memperoleh pemasukan dari hasil pertanian dan juga dari upah membatik,

sehingga kebutuhan hidup mereka dapat tercukupi.29

Pengrajin batik di Girilayu dalam berkoordinasi dengan pihak pemesan di

luar wilayah Girilayu dengan mempergunakan Telpon Genggam (Handphone).

Pihak pemesan biasanya menghubungi pengrajin dengan menggunakan telpon

genggam untuk memesan batik. Mayoritas pengrajin batik sudah memiliki telpon

genggam untuk mempermudah dalam berkoordinasi dengan pihak pemesan.

Setelah kain batik sudah jadi, pihak pemesan meberikan informasi kepada pihak

29

Wawancara dengan Slamet pada tanggal 16 Februari 2015.

Page 27: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

108

pemesan melalui telpon genggam sehingga proses koordinasi tidak terlalu

membutuhkan banyak waktu.30

Pemasukan masyarakat Girilayu mayoritas adalah dari hasil bertani dan

mengerjakan batik. Kedua pemasukan tersebut digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Untuk mengetahui penggunaan pemasukan masyarakat

Girilayu dalam mencukupi kebutuhan dapat dilihat dalam tabel 11.

Tabel 11

Penggunaan Hasil Pemasukan Mayoritas

Masyarakat pengrajin batik di Girilayu

Pemasukan dari hasil Pertanian Pemasukan dari hasil Membatik

1. Membeli Sepeda Motor

2. Membangun rumah

3. Pendidikan

4. Alat-alat elektronik (Hp, tv,

lemari es, dll)

5. ditabung

6. Kebutuhan tak terduga.

1. Makan sehari-hari

2. Membayar iuran-iuran

(mingguan maupun bulanan)

3. Uang saku sekolah anak

4. Membayar rekening listrik

5. Membantu saudara atau tetangga

apabila ada hajatan, dll

Sumber : Data Wawancara

Mayoritas masyarakat pengrajin batik sudah memiliki kendaraan bermotor

yang digunakan selain untuk keperluan dalam hal batik juga untuk keperluan

sehari-hari. Pemasukan dari hasil panenan dalam pertanian digunakan untuk

membeli kebutuhan seperti memperbaiki rumah, untuk menyekolahkan anak,

untuk membeli elektronik semisal: Hp, televisi, sepeda motor dan lain sebagainya.

30

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 28: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

109

Kebutuhan makan sehari-hari sudah tercukupi dari hasil mengerjakan pesanan

batik. Selain untuk mencukupi keperluan makan sehari-hari, upah dari membatik

juga digunakan untuk keperluan lain semisal untuk membantu tetangga yang

sedang melakukan hajatan maupun kematian, untuk membayar listrik setiap bulan

dan untuk membayar iuran-iuran lainnya.31

Untuk mengetahui peningkatan kondisi

kesejahteraan masyarakat di Girilayu dapat dilihat dalam tabel 12 mengenai

banyaknya keluarga menurut tahapan kesejahteraan masyarakat Girilayu tahun

2009-2013.

Tabel 12

Banyaknya Keluarga Menurut Tahapan Kesejahteraan Desa

Di Girilayu Tahun 2009 s/d 2013

Tahun Pra-Sejahtera KS-I KS-II KS III & III+

2013 1.221 2.145 243 47

2012 1.391 1.998 230 47

2011 1.433 1.900 231 45

2010 1.652 2.085 214 45

2009 1.824 1.907 201 43

Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar

berdasarkan tabel 11 terlihat bahwa pada tahun 2009 jumlah keluarga pra

sejahtera di Girilayu sejumlah 1.824 sedangkan keluarga sejahtera I berjumlah

1.907, keluarga sejahtera II berjumlah 201 dan keluarga sejahtera III&III+

berjumlah 43. Kondisi tersebut berbeda di setiap tahunnya, jika dibandingkan

31

Wawancara dengan Kalimatu sa’diyah pada tanggal 18 Februari 2015.

Page 29: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

110

dengan tahun 2010 jumlah keluarga sejahtera berjumlah 1.652, keluarga sejahtera

I berjumlah 2.085, keluarga sejahtera II berjumlah 214 dan keluarga sejahtera

III&III+ berjumlah 45. Tahun 2010 terdapat pengurangan jumlah keluarga pra

sejahtera di bandingkan dengan tahun 2009. kondisi tersebut memberikan

keuntungan terhadap perkembangan wilayah Girilayu. Penurunan tingkat

kemiskinan di Girilayu tahun 2010 salah satunya disebabkan oleh adanya

permintaan pesanan batik tulis di Girilayu setelah dunia internasional mengakui

batik tulis sebagai hasil budaya asli Indonesia lewat pengakuan UNESCO.

Meskipun batik tulis dianggap sebagai pemasukan tambahan diluar pemasukan

dalam dunia pertanian bagi masyarakat Girilayu, Batik terbukti dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Girilayu.32

Tahun 2010 apabila dibandingkan dengan tahun 2011, kondisi

kesejahteraan keluarga di Girilayu menjadi meningkat. tahun 2010 jumlah

keluarga pra sejahtera berjumlah 1.652, jumlah keluarga sejahtera I berjumlah

2.085, jumlah keluarga sejahtera II berjumlah 214, sedangkan jumlah keluarga

sejahtera III&III+ berjumlah 45. Pada tahun 2011 keluarga pra sejahtera

berjumlah 1433, keluarga sejahtera I berjumlah 1900, keluarga sejahtera II

berjumlah 231, dan keluarga sejahtera III&III+ berjumlah 45. Tahun 2011 terjadi

penurunan jumlah keluarga pra sejahtera jika dibandingkan dengan tahun 2010..

Perubahan di tahun 2011 terlihat dari adanya pergeseran dari keluarga pra

sejahtera meningkat menjadi keluarga sejahtera I dan dari keluarga sejahtera I

meningkat menjadi keluarga sejahtera II. pada tahun 2010 sampai 2011 jumlah

32

Wawancara dengan Slamet pada tanggal 16 April 2015.

Page 30: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

111

keluarga sejahtera III&III+ berjumlah sama. Perbedaan jumlah tersebut juga

terlihat dari berkurangnya total jumlah penduduk Girilayu baik karena kematian

maupun berpindah.

Adanya peningkatan kesejahteraan di Girilayu tahun 2011 jika

dibandingkan dengan tahun 2010 salah satunya dikarenakan naiknya upah

pengrajin batik di Girilayu. Kenaikan tersebut sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat pengrajin batik di Girilayu. Adanya dua

pemasukan dari masyarakat di Girilayu menambah tingkat kesejahteraan

masyarakat Girilayu. Pertanian sebagai pemasukan pokok masyarakat Girilayu

dan ditambah pemasukan tambahan dari hasil membatik. Kegiatan membatik

masih dianggap sebagai kegiatan sampingan bagi kebanyakan masyarakat

Girilayu karena dilakukan ketika waktu senggang walaupun dari hasil membatik

tersebut dapat meningkatkan kesejahteraannya.33

Tingkat kesejahteraan pada tahun 2011 berbeda dengan tahun 2012.

Jumlah keluarga pra sejahtera berjumlah 1433, keluarga sejahtera I berjumlah

1900, keluarga sejahtera II berjumlah 231, dan keluarga sejahtera III&III+

berjumlah 45. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga pra sejahtera

berjumlah 1391, keluarga sejahtera I berjumlah 1998, jumlah keluarga sejahtera II

berjumlah 230, dan keluarga sejahtera III&III+ berjumlah 47. Terjadi

pengurangan jumlah keluarga pra sejahtera di tahun 2012 jika dibandingkan

dengan tahun 2011. Terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat Girilayu

33

Wawancara dengan Kalimatu sa’diyah pada tanggal 18 April 2015

Page 31: BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0508018_bab3.pdf · mengembangkan model pendidikan non formal (PNF) melalui rintisan desa Vokasi

112

salah satunya disebabkan meningkatnya upah membatik dan meningkatnya

jumlah pesanan batik tulis di Girilayu.34

Tingkat kesejahteraan masyarakat Girilayu pada tahun 2012 berbeda

dengan kondisi kesejahteraan pada tahun 2013. Pada tahun 2012 jumlah keluarga

pra sejahtera berjumlah 1391, keluarga sejahtera I berjumlah 1998, jumlah

keluarga sejahtera II berjumlah 230, dan keluarga sejahtera III&III+ berjumlah 47.

Sedangkan pada tahun 2013 jumlah keluarga pra sejahtera berjumlah 1221,

keluarga sejahtera I berjumlah 2145, jumlah keluarga sejahtera II berjumlah 243,

dan keluarga sejahtera III&III+ berjumlah 47. Terjadi peningkatan kesejahteraan

masyarakat Girilayu pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2012.

Peningkatan kesejahteraan tersebut salah satunya dikarenakan adanya pendidikan

Kewirausahaan Desa (KWD) Vokasi Girilayu. Masyarakat pengrajin batik mulai

diajarkan tentang kewirausahaan guna meningkatkan kemampuan pengrajin untuk

memasarkan dan mengelola usaha batiknya. KWD Vokasi Girilayu mengajarkan

ketrampilan dalam memproduksi batik hingga siap pakai. Sebelum-sebelumnya

masyarakat Girilayu hanya memproduksi batik hanya pada tahap mencanthing,

setelah adanya KWD Vokasi Girilayu masyarakat pengrajin batik Girilayu mulai

bisa membuat batik sampai batik itu siap pakai. Dengan memproduksi batik

sampai pada tahapan batik siap pakai tentunya memberikan keuntungan lebih bagi

pengrajin batik di Girilayu, hal tersebut menjadi salah satu sebab meningkatnya

kesejahteraan masyarakat Girilayu tahun 2013.35

34

Wawancara dengan Eka pada tanggal 17 April 2015. 35

Wawancara dengan Bambang Mintarjo, A.md pada tanggal 05 Maret

2015.