bab iv pengumpulan dan pengolahan · pdf filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ pebub...

29
112 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bagian ini berisi pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data terdiri dari visi dan misi dari Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, identifikasi faktor kunci internal dan eksternal dan penentuan sasaran jangka panjang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan data-data hasil identifikasi faktor internal dan eksternal berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari lingkungan pasar tradisional di Kabuaten Cirebon yang diolah dengan menggunakan matrik IFE dan EFE pada bagian input stage, Matrik Internal-Eksternal dan SWOT pada tahap matching stage, dan penggunaan AHP pada tahap decision stage. 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Cirebon 4.1.1.1. Visi Visi sebuah organisasi sangat diperlukan, karena visi merupakan pandangan atau filosofi masa depan dan merupakan cita-cita serta gambaran ideal yang harus dijangkau. Visi menyangkut berbagai pandangan (filosofi) dasar masyarakat. Terdiri dari filosofi agama, sosial, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Adapun visi dari pemerintah Kabupaten Cirebon dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut : Visi Pemerintah Kabupaten Cirebon : “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Cirebon sejahtera didukung pemerintah yang bersih dan berwibawa” Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon : “Mewujudkan industri dan perdagangan yang tangguh dan mandiri menuju masyarakat Kabupaten Cirebon yang sejahtera” Dari visi diatas terdapat 1 (satu) kata kunci yang menjadi persamaan yaitu masyarakat Kabupaten Cirebon sejahtera. Maka untuk mewujudkan visi tersebut dirumuskan pula misi pembangunan masyarakat di Kabupaten Cirebon.

Upload: lamnga

Post on 02-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

112

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bagian ini berisi pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data

terdiri dari visi dan misi dari Pemerintah Kabupaten Cirebon dan Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, identifikasi faktor kunci internal dan eksternal

dan penentuan sasaran jangka panjang. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan data-data hasil identifikasi faktor internal dan eksternal berupa

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari lingkungan pasar tradisional di

Kabuaten Cirebon yang diolah dengan menggunakan matrik IFE dan EFE pada

bagian input stage, Matrik Internal-Eksternal dan SWOT pada tahap matching stage,

dan penggunaan AHP pada tahap decision stage.

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Cirebon

4.1.1.1. Visi

Visi sebuah organisasi sangat diperlukan, karena visi merupakan pandangan

atau filosofi masa depan dan merupakan cita-cita serta gambaran ideal yang harus

dijangkau. Visi menyangkut berbagai pandangan (filosofi) dasar masyarakat. Terdiri

dari filosofi agama, sosial, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya. Adapun

visi dari pemerintah Kabupaten Cirebon dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut :

• Visi Pemerintah Kabupaten Cirebon :

“Terwujudnya masyarakat Kabupaten Cirebon sejahtera didukung pemerintah

yang bersih dan berwibawa”

• Visi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon :

“Mewujudkan industri dan perdagangan yang tangguh dan mandiri menuju masyarakat Kabupaten Cirebon yang sejahtera”

Dari visi diatas terdapat 1 (satu) kata kunci yang menjadi persamaan yaitu

masyarakat Kabupaten Cirebon sejahtera. Maka untuk mewujudkan visi tersebut

dirumuskan pula misi pembangunan masyarakat di Kabupaten Cirebon.

Page 2: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

113

4.1.1.2. Misi

Untuk menggapai visi tersebut, maka perlu adanya tahapan-tahapan kinerja

yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan kinerja inilah yang disebut sebagai misi.

Berikut ini adalah misi dari pemerintah Kabupaten Cirebon dan Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kabupaten Cirebon :

• Misi Pemerintah Kabupaten Cirebon :

1. Memantapkan kualitas kehidup beragama

2. Meningkatkan mutu sumber daya manusia

3. Mengembangkan ekonomi masyarakat

4. Menegakkan keamanan dan ketertiban

5. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan

• Misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon :

1. Meningkatkan pembinaan Industri dan Perdagangan barang dan jasa yang

didukung oleh kualitas SDM yang profesional.

2. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dengan memperhatikan aspek ekonomi daerah/ lokal.

3. Membina persaingan usaha yang sehat serta perlindungan konsumen

4. Mengoptimalkan kompetensi inti daerah dan memperkuat sentra-sentra industri

yang ada.

5. Membangun pola kerjasama, kemitraan dan klaster industri inti daerah serta

meningkatkan jaringan pemasaran global.

6. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan investasi dengan

memprioritaskan ekonomi berbasis kerakyatan.

Pernyataan misi diatas diatas menggambarkan bahwa pembangunan dalam

bidang perekonomian Kabupaten Cirebon berbasiskan pada perekonomian

kerakyatan. Ada beberapa poin yang diambil dari pernyataan misi yang dapat

mendukung pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon. Poin-poin

tersebut adalah dalam hal pengembangan mutu SDM, ekonomi masyarakat,

pertumbuhan ekonomi daerah dengan memperhatikan asek ekonomi daerah / lokal,

dan pembinaan persaingan usaha.

Poin-poin dari misi tersebut menunjukkan komitmen dari pemerintah

Kabupaten Cirebon dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon

Page 3: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

114

dalam hal pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon yang saat ini

mengalami keterpurukan karena faktor-faktor internal dan eksternal yang tidak

mendukung.

4.1.2. Identifikasi Fakor Eksternal dan Internal

Identifikasi faktor eksternal dan internal dilakukan untuk mendapatkan faktor

kunci internal dan eksternal yang akan digunakan dalam pengolahan data.

Identifikasi dilakukan berdasarkan pengumpulan data ekstenal dan internal yang

telah dilakukan.

4.1.2.1. Faktor-Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal akan memberikan gambaran mengenai peluang

(opportunity) yang dimiliki, serta ancaman (threat) yang dihadapi dalam

pengembagan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan analisis

lingkungan eksternal maka faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi adalah :

1. Faktor Politik

Fakor politik dalam penelitian ini adalah peraturan-peraturan baik itu berbentuk

Undang-Undang (UU), keputusan presiden (Keppres), keputusan menteri

(Kepmen), Surat Keputusan Bersama (SKB) pada tingkat pusat, dan Peraturan

Daerah (Perda), Peraturan Bupati (Perbub) pada tingkat daerah. Berikut ini

adalah peraturan-peraturan yang keluar dari tingkat pusat dan dan daerah yang

cukup strategis dalam pengembangan pasar tradisional :

a. Peraturan tingkat pusat yang terdiri dari dari Peraturan presiden (Kepres),

Surat Keputusan Bersama (SKB), dan Keputusan Menteri (Kepmen) yang

dinilai cukup penting dan strategis untuk mengembangan pasar tradisional,

adalah sebagai berikut :

♦ Kepmen No. 420/MPP/Kep/10/1997 tentang pedoman penataan dan

pembinaan pasar dan pertokoan.

♦ Perpres No. 112 tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar

tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.

♦ Permen No. 53/M-DAG/PER/2008 tentang penataan dan pembinaan pasar

tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, dll.

Page 4: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

115

b. Peraturan tingkat daerah terdiri dari dari Peraturan Daerah (Perda) dan

Peraturan Bupati (Perbub) yang dinilai cukup cukup penting dan strategis

untuk mengembangan pasar tradisional, adalah sebagai berikut :

♦ Perda No. 9 tahun 2005 tentang izin gangguan

♦ Perda No. 11 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Perdagangan

♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau

Mini Market di Kabupaten Cirebon.

Untuk lebih jelasnya mengenai isi dari peraturan dan regulasi-regulasi yang

terkait dengan pengembangan pasar tradisional dapat dilihat pada Bagian

Lampiran (A-10 s.d. A-17).

2. Faktor Ekonomi

Keadaan perekonomian Indonesia dan Kabupaten Cirebon pada khususnya dapat

dikaji dengan melihat isu-isu ekonomi yang terjadi saat ini dan data dari

beberepa indikator ekonomi. Berdasarkan pengumpulan data disimpulkan bahwa

keadaan perekonomian Indonesia dan Kabupaten Cirebon pada khususnya adalah

sebabagai berikut :

a. Keadaan perekonomian Indonesia dan Kabupaten Cirebon pada khususnya

mengalami penurunan pada sektor industri yang diakibatkan krisis global

yang terjadi di dunia, hal ini membuat banyak terjadinya PHK pada sektor

industri rotan di Kabupaten Cirebon. Kondisi perekonomian yang terpuruk

memberikan dampak negatif terhadap tingkat daya beli dan kesejahteraan

masyakat Kabupaten Cirebon.

b. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami

pertumbuhan positif, pada 5,5% pada tahun 2006, 6,3% pada tahun 2007,

6,1% pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi diikuti pula oleh

tingkat inflasi yang tinggi. Inflasi di Indonesia pada 3 (tiga) tahun terakhir

menunjukkan tingkat inflasi yang cukup besar pada tahun 2006 dan 2008

inflasi yang terjadi sebesar 2 digit yaitu sebesar 13,25% dan 10,30%,

sedangkan tahun 2007 sebesar 6,40%.

Page 5: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

116

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan perekonomian Indonesia dan Kabupaten

Cirebon beserta indikator-indikator ekonominya dapat dilihat pada Bagian

Lampiran (A-7 s.d. A-10).

3. Fakor Sosial

Faktor-faktor sosial yang menjadi ditinjau pada penelitian ini adalah letak

geografis, kependudukan, tingkat kesejahteraan, tingkat kesehatan, tingkat

pendidikan, dan budaya. Berdasarkan pengumpulan data maka dapat

disimpulkan beberapa poin dari faktor sosial, sebagai berikut :

a. Posisi geografis yang strategis berada pada jalur pantura, berbatasan dengan

4 (empat) Kabupaten/Kota, dan 1 Provinsi. Posisi strategis ini dapa menjadi

suatu keunggulan, dimana Kabupaten Cirebon dapat diakses dengan mudah

oleh penduduk dari Kabupaten/Kota dan Provinsi yang berbatasan dengan

Kabupaen Cirebon.

b. Jumlah penduduk yang terus meningkat mencapai 2.192.429 jiwa pada tahun

2008, yang terdiri 1.093.130 jiwa laki-laki dan 1099.362 jiwa perempuan,

dengan kepadatan rata-rata sebesar 2.213,77 jiwa/km2, dan diproyeksikan

tahun 2010 mencapai 2.235.590 jiwa. Mayoritas penduduk Kabupaten

Cirebon bekerja pada sekto perdagangan dengn presentasi 29,99%. Jumlah

penduduk yang cukup besar dan terus meningkat setiap tahunnya, ditambah

mayoritas penduduk bekerja pada sektor perdagangan menjadi suatu potensi

pasar yang cukup baik bagi para pegadang pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon.

c. Berdasarkan tingkatan kesejahteraan Kabupaten Cirebon mayoritas berada

pada tingkatan Keluarga Sejahtera I (KS I), yaitu sebesar 36,1%. Berdasarkan

dari tingkat Upah Minimum Regional (UMR) di Kabupaten Cirebon sebesar

Rp. 661.000,- pada tahun 2008, jumlah ini terbilang rendah jika dibandingkan

dengan Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon. Rendahnya tingkat

kesejahteraan dapat berdampak positif dan negatif terhadap pasar tradisional.

berdampak positif karena segmen dari pasar tradisional adalah masyarakat

dari golongan menengah ke bawah, dan ada kecenderungan pasar tradisional

Page 6: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

117

berkembang bila angka kemiskinan peningkat. Berdampak negatif, karena

menurunnya daya beli masyarakat.

d. Berdasarkan nilai indikator kesehatan Kabupaten Cirebon tahun 2008 yang

terdiri dari Indeks Mutu Hidup, Umur Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi,

dan IPM Kabupaten Cirebon berada pada posisi yang cukup baik dengan

indeks mutu hidup sebesar 77,48%, tapi angka kematian bayi masih dinilai

tinggi dengan tingkat kematian 51,23 jiwa/1000 keluarga atau sebesar 5,1%.

e. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas penduduk Kabupaten Cirebon

adalah belum sekolah dengan persentase 28,35%, 26,82% tidak/belum tamat

SD, 27% tamat SD, 9,20 tamat SLTP, 7,5% tamat SLTP, dan 1,13% tamat

perguruan tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan masyarakat Kabupaten Cirebon masih tergolong rendah.

f. Mayoritas profil penduduk Kabupaten Cirebon adalah religius, ditandai

dengan banyaknya pondok pesantren di berbagai tempat. Kabupaten Cirebon

dikenal dikenal sebagai tempat ziarah, salah satu tempat ziarah yang banyak

dikunjungi adalah Makam Sunan Gunung Jati. Berdasarkan data dari Dinas

Parawisata, Kabupaten Cirebon setiap tahunnya dikunjungi sekitar 4,3 juta

wisatawan dan sekitar 88% berkunjung ke makam. Potensi kunjungan wisata

yang besar ini dapat berdampak positif bagi pengembangan pasar tradisional

khususnya terhadap pengembangan pasar wisata (trusmi, kue weru).

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sosial Kabupaten Cirebon beserta

indikator-indikatorna dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-1 s.d. A-7).

4. Faktor Teknologi

Faktor teknologi yang dianalisis pada penelitian ini adalah sistem franchise

(waralaba), sistem rantai distribusi, teknologi pengawetan barang dagangan, dan

metode promosi. Berdasarkan pengumpulan data maka dapat disimpulkan

beberapa poin dari faktor teknologi, sebagai berikut :

a. Berkembangnya sistem waralaba pasar modern khususnya minimarket

membuat perkembangan minimarket di Kabupaten Cirebon meningkat secara

signifikan setiap tahunnya. Kondisi ini membuat tingkat persaingan antara

Page 7: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

118

pasar tradisional dan modern semakin ketat, dan cenderung berdampak

negatif terhadap pasar tradisional.

b. Penggunaan sistem rantai distribusi yang digunakan oleh pasar modern

(minimarket dan supermarket) membuat rantai jalur disbribusi barang

semakin pendek dan membuat harga yang dijual semakin murah. Harga jual

yang lebih murah dari pasar modern ini yang membuat kurang bersaingnya

pasar tradisional khususnya barang-barang yang berasal dari pabrik-pabrik

besar.

c. Penggunaan teknologi seperti lemari pendingin (cool storage), pelastik wrap

oleh pasar modern membuat barang-barang kategori fresh menjadi lebih awet.

Penggunaan teknologi ini membuat pasar modern mempunyai waktu pajang

yang lebih lama untuk barang-barang berkategori fresh, dan ini membuat

pasar modern menjadi lebih efisien karena akan lebih sedikitnya barang-

barang dagangan yang dibuang karena sudah busuk atau basi.

d. Metode promosi yang beragam, seperti Frequence shopper program

(program pelanggan setia), kupon, POP, dan sebagainya. Membuat pasar

modern (supermarket dan minimarket) menjadi lebih menarik di mata

konsumen. Kondisi ini tentunya berdampak negatif terhadap pasar tradisional

yang kurang melakukan kegiatan-kegiatan promosi.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan Teknologi pada bidang ritel yang

dipakai oleh pasar modern di Indonesia dan khususnya Kabupaten Cirebon dapat

dilihat pada Bagian Lampiran (A-17 s.d. A-26).

5. Faktor potensi masuknya pendatang baru pedagang tradisional

Faktor masuknya pendatang baru pada penelitian ini diidentifikasi muncul dari 2

(dua) kondisi. kondisi-kondisi tersebut adalah :

a. Terjadinya krisis global yang mengakibatkan banyak terjadi PHK pada

industri rotan di Cirebon. Kurang lebih sebanyak 30% pekerja pada sektor

industri rotan di Kabupaten Cirebon dirumahkan atau di PHK. Kondisi ini

membuat semakin banyaknya pendatang baru (pedagang baru) pada sektor

pasar tradisional yang membuat persaingan antara pedagang pasar tradisional

semakin ketat.

Page 8: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

119

b. Terus meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon, dengan rata-

rata pertumbuhan penduduk pertahunnya sebesar 2,22%, tetapi tidak

didukung oleh penyerapan tenaga kerja yang ada, dan sejak terjadinya krisis

global, sektor industri sudah tidak bisa lagi menjadi andalan penyerapan

tenaga kerja. Kondisi ini membuat sektor pasar tradisional menjadi sasaran

utama para pencari kerja di Kabupaten Cirebon dan akan menambah

persaingan dengan pedagang yang telah ada.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan potensi masuknya pendatang baru para

pedagang pasar tradisional di Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada Bagian

Lampiran (A-27 s.d. A-28).

6. Faktor persaingan antara pedagang pasar tradisional

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon

tahun 2008 terdapat 17 toko, 1384 kios, 2106 los, 989 lemprakan yang tersebar

di 8 (delapan) pasar pemda, ditambah sebanyak 4328 pedagang yang berada di

pasar desa dan 404 PTT (Pedagang Tidak Tetap) disekitar radius 300 meter pasar

pemda. Pedagang Tidak Tetap yang ada diperkirakan jumlahnya lebih banyak

dari yang tercatat. Pedagang Tidak Tetap inilah yang menjadi pesaing utama dari

para pedagang pasar tradisional yang resmi (memiliki toko, kios, dsb.), karena

biasanya mereka berjualan di depan pasar, yang membuat para pembeli tidak

mau masuk kedalam pasar. Selain posisinya lebih depan para PTT ini

mempunyai keunggulan, yaitu harga yang diberikan lebih murah. Para PTT

dapat memberikan harga lebih murah karena mereka tidak mempunyai beban

sewa kios atau los. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi atau potensi

persaingan yang ada di pasar tradisional dapat dilihat pada Bagian Lampiran

(A-20 s.d. A-30).

7. Faktor tekanan dari pasar modern (tekanan produk pengganti)

Tekanan dari produk pengganti datang dari pasar modern khususnya minimarket

dan supermarket. Analisis faktor tekanan produk pengganti dapat diidentifikasi

dari 2 (dua) kondisi berikut :

Page 9: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

120

a. Jumlah pasar modern yang terus berkembang tiap tahunnya, sampai dengan

tahun 2006 sebanyak 32 unit, pada tahun 2007 menjadi 57 unit, dan tahun

2008 sebanyak 82 unit. Pasar modern di Kabupaten Cirebon yang terdiri dari

minimarket dan supermarket perkembangannya lebih dari 40% setiap

tahunnya. Perkembangangan pasar modern yang pesat membuat persaingan

dengan pasar tradisional menjadi lebih ketat.

b. Berdasarkan penelitian dari Saepina (2008), menunjukkan pasar tradisional

yang lebih dekat dengan pasar modern mengalami penurunan omzet yang

lebih besar.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi atau potensi tekanan dari pasar modern

terhadap pasar tradisional dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-31 s.d. A-38).

8. Faktor kondisi konsumen pasar tradisional (tawar-menawar pembeli)

Pelanggan atau konsumen pasar tradisional di Kabupaten Cirebon sebagian besar

merupakan pembeli besar (membeli dalam jumlah borongan). Pembeli umumnya

merupakan para pedagang keliling, warung/toko, dan restoran. Penelitian dari

Suryadarma et.al (2007) menunjukkan bahwa komposisi konsumen pasar

tradisional adalah toko/warung (41,5%), rumah tangga (40,1%), restoran

(11,5%), pedagang keliling (6,6%), lainnya (0,5%). Kondisi ini merupakan suatu

keuntungan bagi pasar tradisional, karena para pembeli umumnya adalah para

pembeli loyal (berlangganan).

9. Hubungan pasar tradisional dengan pemasok (tawar-menawar pemasok)

Hubungan pasar tradisional dengan pemasok atau distributor dapat dianalisis dari

3 (tiga) kondisi berikut :

a. Pasokan barang dari non pabrik besar atau produk-produk pertanian rantai

distribusi pasar tradisional tidak terlalu panjang, pasar tradisional membeli

dari langsung dari produsen atau paling panjang membeli dari distributor

tingkat 1 (satu). Dengan sistem distribusi yang tidak terlalu panjang, produk-

produk dari non pabrik besar dan pertanian dapat dijual dengan harga yang

lebih murah.

Page 10: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

121

b. Pasokan produk-produk dari pabrik atau industri besar rantai distribusi lebih

panjang dari toko modern, pasar tradisional membeli barang dari distributor

tingkat 2 (dua) dan 3 (tiga). Kondisi ini yang membuat harga jual yang

diberikan pasar tradisional lebih mahal untuk barang-barang yang berasal dari

pabrik atau industri besar.

c. Pada umumnya para pedagang pasar tradisional melakukan transaksi

pembayaran kepada para distributor atau pemasok dilakukan dengan cara

tunai. Berdasarkan penelitian Suryadarma, et.al. (2007) sebesar 86,5% para

pedagang membayar tunai, 10,3% konsinyasi, dan 3,2% kredit. Cara

pembayaran tunai ini membuat resiko yang akan ditanggung para pedagang

menjadi lebih besar.

Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan pasar tradisional dengan para pemasok

atau distributornya dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-39 s.d. A-41).

10. Akses kredit atau pinjaman (stakeholder lainnya)

Kekuatan stakeholder lainnya dalam penelitian ini adalah akses untuk

mendapatkan kredit atau modal usaha. Berdasarkan data ada 2 (dua) kesimpulan

tentang akses kredit atau pinjaman :

a. Akses kredit atau pinjaman untuk menambah modal sangat sulit diakses oleh

para pedagang tradisional. Hal tersebut dikarenakan karena prosedur dan

persyaratan kredit yang rumit, birokratis, dan sebagainya. Berdasarkan

penelitian persentasi modal yang digunakan, sebanyak 86,8% merupakan

modal sendiri.

b. Adanya program pemerintah yang memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

yang memberikan kemudahan akses kredit terhadap pengusaha kecil dan

menengah. Program KUR ini menjadi sebuah peluang bagi para pedagang

pasar tradisional untuk mendapatkan akses kredit.

Untuk lebih jelasnya mengenai akses kredit atau pinjaman dan penjelasan

mengenai program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat dilihat pada Bagian

Lampiran (A-41 s.d. A-44).

Page 11: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

122

4.1.2.2. Faktor-Faktor Internal

Faktor-faktor internal akan memberikan gambaran mengenai kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki untuk pengembangan pasar

tradisional di Kabupaten Cirebon. Berdasarkan hasil pengumpulan data maka dapat

disimpulkan faktor-faktor internal tersebut terdiri dari :

1. Faktor Lokasi

Faktor lokasi yang terdiri kondisi lalu lintas kendaraan, fasilitas parkir,

transportasi umum, komposisi pasar tradisional, letak berdirinya pasar

tradisional, syarat dan ketentuan pemakaian ruang. Berdasarkan data-data yang

dikumpulkan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Lalu lintas Kendaraan

8 (delapan) pasar pemda berada pada lokasi jalan-jalan utama (jalan provinsi)

dengan tingkat lalu lintas yang cukup padat.

b. Fasilitas Parkir

Fasilitas parkir yang tersedia pada pasar tradisional di Kabuaten Cirebon

dinilai kurang layak, baik dari segi luas lahan parkir dan juga utilitas lahan

parkir tersebut.

c. Transportasi Umum

Akses transportasi menuju pasar tradisional di Kabupaten Cirebon dinilai

cukup baik, dengan banyaknya alternatif akses transportasi seperti elf, bus,

dan angkot.

d. Komposisi Pasar Tradisional

Komposisi barang dagangan yang dijual di pasar tradisional sangat beragam

yang terdiri dari sembako, sandang/pakaian, alat-alat rumah tangga, dan

barang-barang non-food.

e. Letak Berdirinya Pasar Tradisional

Letak berdirinya pasar tradisional di Kabupaten Cirebon dinilai cukup

strategis (berada di pinggir jalan utama). Tempat yang strategis inilah yang

membuat pasar tradisional dapat dengan mudah ditemukan atau terlihat oleh

para pengendara atau konsumen yang melewati pasar. Tetapi jika melihat

plang yang tertera di pasar tradisional tidak begitu jelas terlihat, kebanyakan

plang yang tertera terlalu kecil dan sebagian terlihat sudah rusak.

Page 12: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

123

f. Syarat dan Ketentuan Pemakaian Ruang

Status penggunaan lahan pasar tradisional yaitu pedagang hanya memiliki hak

pakai yang lama waktunya antara 10 sampai 20 tahun dengan opsi pertama

bila kontraknya telah habis dan akan memperpanjang lagi. Biaya-biaya lain

yang dipungut oleh pemerintah daerah adalah retribusi harian, dan uang

keamanan.

Untuk lebih jelasnya mengenai data-data dan gambaran kondisi dari lalu lintas

kendaraan, fasilitas parkir, transportasi umum, komposisi pasar tradisional, letak

berdirinya pasar tradisional, syarat dan ketentuan pemakaian ruang, dapat dilihat

pada Bagian Lampiran (A-44 s.d. A-52).

2. Kemampuan pedagang pasar tradisional dalam melakukan pelayanan dan

pengadaan barang (Pelayanan, Merchandising, Pedagang)

Faktor pelayanan, merchandising, dan pedagang pasar dibuat menjadi satu

indikator kunci lingkungangan internal karena pada pasar tradisional mulai dari

pemilik, orang yang melayani dan orang yang mengatur persediaan barang

adalah orang yang sama atau toko dijalankan oleh pemilik tokonya sendiri.

Berdasarkan data yang dikumpulkan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

a. Pelayanan yang diberikan para pedagang bersifat non-formal dan dalam

berkomunikasi menggunakan bahasa daerah.

b. Pembayaran bisa kredit (hutang) dan dapat melakukan tawar-menawar harga

c. Pembungkusan barang yang dilakukan masih tradisional, dengan

menggunakan plastik, karet, dan kertas.

d. Barang-barang yang sudah dibeli umumnya tidak dapat ditukar kembali,

khususnya produk-produk makanan.

e. Pemesanan dan kiriman barang bersifat rutin (setiap hari).

f. Barang-barang fresh (daging, sayur dll) tidak punya stok.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi pelayanan, merchandising, dan pedagang

pasar dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-52 s.d. A-53 dan A-60).

Page 13: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

124

3. Faktor Harga

Berdasarkan observasi di pasar tradisinal di Kabupaten Cirebon, dapat

disimpulkan harga yang diberikan pasar tradisional adalah sebagai berikut :

a. Harga-harga barang dari produk pertanian, peternakan, nelayan dan non

pabrik besar umumnya lebih murah dari harga yang dijual di pasar modern.

b. Harga-harga barang dari pabrik besar relatif lebih mahal dari harga yang

dijual di pasar modern.

c. Harga jual yang bisa di tawar (fleksibel).

4. Faktor Suasana

Suasana pasar tradisional dibagi menjadi 3 (tiga) kondisi, yaitu kondisi eksterior,

interior, dan tata letak. Berdasarkan dari 3(tiga) kondisi tersebut maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Eksterior

Beberapa bangunan pasar dalam kondisi yang buruk, terlihat kumuh, dan

desain bangunan yang kurang menarik.

b. Interior

Kondisi interior pasar pada umumnya sangat buruk. Kondisi itu tercermin

dengan keadaan pasar yang becek, gelap, kotor, sempit, bau dan panas.

c. Tata letak

Pengaturan kios, los, dan lemprakan tidak teratur. Banyak pedagang kaki lima

yang berjualan bukan pada tempatnya yang membuat kondisi pasar menjadi

semrawut.

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi dan gambaran suasana pasar tradisional

di Kabupaten Cirebon dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-53 s.d. a-60).

5. Metode Promosi

Para pedagang pasar tradisional umumnya kurang menjalankan kegiatan-

kegiatan promosi. Berikut ini adalah kesimpulan mengenai kegiatan promosi

yang dilakukan pedagang pasar tradisional :

a. Tidak ada kegiatan promosi dalam bentuk iklan atau promosi yang sifatnya

menarik konsumen yang berada di luar pasar.

Page 14: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

125

b. Promosi biasanya sering dilakukan dengan cara memberikan potongan harga

pada pembelian dalam jumlah banyak.

c. Kebanyakan promosi dalam bentuk penjualan tatap muka (membantu dan

membujuk konsumen).

Untuk lebih jelasnya mengenai metode-metode promosi yang dilakukan pada

pasar tradisional dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-60 s.d. A-61).

6. Faktor Pemasaran

Dinas Perindustrian dan Perdagangan selalu dinas yang berwenang dalam

pengembangan pasar tradisional di Kabupaten Cirebon, melalui 2 (dua)

bidangnya yaitu bidang perdagangan dan promosi dan bidang pengelolaan pasar

sampai saat ini telah menjalankan berbagai program, diantaranya adalah :

1. Program peningkatan efesiensi perdagangan dalam negeri

2. Program pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

3. Program pengawasan mutu dagangan pedagang pedagang kaki lima dan

asongan

4. Program penataan tempat berusaha bagi pedagang kaki lima dan asongan

Kegiatan yang ada baru sebatas maintenance kondisi pasar tradisional yang telah

telah ada, belum ada program atau kegiatan kearah pengembangan atau

pembangunan pasar tradisional yang lebih progresif.

7. Faktor Keuangan

Faktor keuangan dianalisis dari 2 (dua) aspek, yaitu anggaran yang dialokasikan

dan potensi retribusi (pendapatan). Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian

dan Perdagangan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Anggaran yang dialokasikan untuk pasar tradisional terus meningkat dari

tahun 2006, sebesar 46,68% pada tahun 2007 dan 29,20% pada tahun 2008.

b. Potensi retribusi terus meningkat dari tahun 2006, sebesar 3% pada tahun

2007, dan 0,05% tahun 2008.

Untuk lebih jelasnya menganai kondisi keuangan khususnya alokasi untuk

kegiatan pengelolaan pasar dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-62 s.d. A-64).

Page 15: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

126

8. Faktor-Faktor Teknis

Berdasarkan data Dinas Perinduatrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon

tercatat sekitar 8824 pedagang yang berjualan di 8 (delapan) pasar pemda dan 22

pasar desa, dengan luas total seluruh pasar yang sekitar 98.252 m2. Potensi yang

sangat besar yang dimiliki pasar tradisional menempatkannya sebagai suatu

keunggulan dari pasar tradisional baik dari segi akses terhadap konsumen dan

juga sebagai sumber mata pencaharian penduduk Kabupaten Cirebon. Untuk

lebih jelasnya mengenai data potensi pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

dapat dilihat pada Bagian Lampiran (A-64 s.d. A-65).

9. Faktor Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Kabupaten Cirebon

didapat data Sumber Daya Manusia sebagai berikut :

a. Data Jumlah Pegawai

Jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan khususnya yang berada

pada Bidang Pengelolaan Pasar sebanyak 101 orang, yang terdiri 50 orang

PNS dan 51 orang TKK.

b. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas adalah lulusan setingkat SLTA.

Berikut ini adalah urutan tingkat pendidikan dan persentasenya, SLTA (41%),

SLTP (35%), SD (14%), S-1/Dilpoma (8%), S2 (2%).

c. Pengalaman Pegawai

Pada umumnya pegawai dalam bidang pengelolaan pasar telah bekerja lebih

dari 5 (lima) tahun. Terutama para pegawai teknis dilapangan yang jarang

terkena mutasi atau rotasi pegawai, mereka umumnya telah bekerja pada

bidang pasar lebih dari 10 tahun.

Untuk lebih jelasnya mengenai data Sumber Daya Manusia Dinas Perindustrian

Kabupaten Cirebon khususnya bidang pengelolaan pasar dapat dilihat pada

Bagian Lampiran (A-66 s.d. A-67).

Page 16: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

127

10. Faktor Organisasi

Dikeluarkannya Perda No. 60 Tahun 2008 tentang rincian, tugas, fungsi dan tata

kerja Disperindag Kab. Cirebon memberikan wewenang yang lebih luas kepada

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon melalui bidang

pengelolaan pasar untuk dapat mengembangkan pasar tradisional yang berada di

Kabupaten Cirebon. Sebelunya status pengelolan pasar tradisional ditangani oleh

bidang setingkat UPTD yang tugas pokok dan tanggung jawabnya hanya

mengelola retribusi pendapatan pasar. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur

organisasi dan job description Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Cirebon khususnya Bidang Pengelolaan Pasar dapat dilihat pada Bagian

Lampiran (A-67 s.d. A-77).

4.1.3. Penentuan Sasaran Jangka Panjang

Berdasarkan Program periode 2010-2014 Bidang Pengelolaan Pasar pada

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, maka dapat dijabarkan

tujuan jangka panjang Bidang Pengelolaan Pasar sebagai berikut :

1. Meningkatkan sarana dan prasarana pedagang pasar tradisional sebesar 30% .

2. Meningkatkan pendapatan retribusi pasar sebesar 25 %.

3. Penambahan jumlah pasar Pemda sebesar 25% (2 pasar ) dan Pasar Desa sebesar

20% (4 pasar).

4. Pembangunan konsep pasar tradisonal bernuansa modern.

5. Meningkatkan kualitas barang dagangan pasar tradisional yang sesuai dengan

standar yang dikeluarkan Departemen Kesehatan melalui pembinaan dan operasi

pasar.

Page 17: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

128

No Bobot Rating Nilai

1 0,149 3 0,447

2 0,196 3 0,588

3 0,108 4 0,432

4 0,085 4 0,34

1 0,061 2 0,122

2 0,072 1 0,072

3 0,037 2 0,074

4 0,08 2 0,16

5 0,169 2 0,338

6 0,043 2 0,086

1 2,659

Faktor-Faktor Internal

Kekuatan :Lokasi/tempat berdirinya pasar tradisional

Harga jual di pasar tradisional

Potensi pasar tradisional di Kabupaten Cirebon

Kelemahan :Kemampuan pedagang pasar tradisional dalam melakukan pelayanan dan pengadaan barang

Suasana di dalam pasar tradisional

Struktur organisasi Disperindag Kab. Cirebon khususnya bidang pengelolaan pasar

Kegiatan promosi yang dilakukan

Kegiatan/program Disperindag Kab. Cirebon dalam mendukung pasar tradisional

Kondisi keuangan dan anggaran Disperindag Kab. Cirebon dalam pendanaan pasar tradisional

Sumber Daya Manusia Disperindag Kab. Cirebon (Khususnya bidang pasar)

Total Faktor Internal

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Penyusunan Strategi Tahap 1 (Input Stage)

4.2.1.1. Perhitungan Bobot dan Rating (Matriks IFE dan EFE)

Hasil dari pengolahan data menunjukkan bobot dan rating faktor-faktor

internal dan eksternal, yang menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang dihadapi dalam pengembangan pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon. Rating dihasilkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada para

stakeholder, sedangkan bobot dihasilkan melalui hasil kuesioner derajat kepentingan

antar faktor dan hasilnya diolah dengan menggunakan expert choice 11 untuk

menghasilkan bobot (kuesioner dan proses pengolahan bobot dan rating dapat dilihat

pada bagian Lampiran). Bobot dan rating dikalikan untuk mendapatkan nilai yang

akan menjadi input matriks IE (Internal-Ekternal) pada pengolahan data selanjutnya.

Pada Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan gambar matriks IFE (Internal Factor

Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation).

Tabel 4.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Page 18: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

129

No Bobot Rating Nilai

1 0,11 3 0,33

2 0,097 3 0,291

3 0,197 4 0,788

4 0,058 3 0,174

1 0,037 2 0,074

2 0,098 1 0,098

3 0,071 2 0,142

4 0,073 2 0,146

5 0,2 2 0,4

6 0,059 2 0,118

1 2,561

Faktor-Faktor EksternalPeluang :

Ancaman :

Peraturan dan Undang-Undang Tingkat Pusat dan daerah

Keadaan sosial budaya masyarakat Kab. Cirebon

Kondisi konsumen pasar tradisional

Akses Kredit atau Pinjaman

Tekanan dari pasar modern

Hubungan pasar tradisional dengan pemasok

Total Faktor Eksternal

Keadaan perekonomian Indonesia dan Kab. Cirebon

Lingkungan teknologi bisnis ritel

Potensi masuknya pendatang baru pedagang pasar tradisional

Persaingan antara pedagang pasar tradisional saat ini

Tabel 4.2. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

4.2.2. Penyusunan Strategi Tahap 2 (Matching Stage)

4.2.2.1. Matriks IE (Internal-Eksternal)

Dengan menggunakan hasil evaluasi dari matriks IFE dan EFE, pada matriks

IE dapat dikerjakan. Untuk suatu sumbu horizontal pada matriks IE ini adalah Total

Weight Score dari matriks IFE yaitu sebesar 2,659, sedangkan untuk sumbu

vertikalnya adalah Total Weight Score dari matriks EFE yaitu sebesar 2,561. Pada

Gambar 4.1 menggambarkan matriks IE untuk kondisi pengembangan pasar

tradisional di Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan posisi yang digambarkan pada matriks IE terlihat bahwa posisi

pasar tradisional di Kabupaten Cirebon berada pada sel nomor 5 (lima), dengan skor

2,656 untuk faktor internal dan 2,561 untuk faktor eksternal. Berdasarkan teori pada

kondisi ini baik dikendalikan dengan strategi-strategi Hold dan Maintain. Strategi-

strategi yang umum dipakai yaitu strategi Market Penetration dan Product

development.

Page 19: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

130

I II III

IV V VI

VII VIII IX

4,0 3,0 2,0 1,0

3,0

2,0

1,0

SKOR TOTAL EFE

SKOR TOTAL IFE

Kuat

3,0 – 4,0

Rata-rata

2,0 – 2,99

Lemah

1,0 – 1,99

Tinggi

3,0 – 4,0

Sedang

2,0 – 2,99

Rendah

1,0 – 1,99

(2,659 ; 2,561

Gambar 4.1. Matriks IE

4.2.2.2. Matriks SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats)

Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu para

pengambil keputusan mengembangkan 4 (empat) tipe strategi. Keempat tipe strategi

tersebut adalah :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunity)

3. Strategi ST (Strenghth-Threats)

4. Strategi ST (Weaknesses-Threats)

Pada matriks ini, menggunakan key success factors untuk lingkungan internal

dan eksternal merupakan bagian yang sulit sehingga dibutuhkan judgement yang

baik, dan tidak ada satu pun matching tool yang dianggap paling baik. Kegunaan dari

Page 20: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

131

matriks SWOT adalah untuk membangkitkan strategi alternatif yang fisibel untuk

dilaksanakan, bukan untuk memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik.

Jadi tidak semua strategi dikembangkan dalam SWOT. Pada Tabel 4.3 akan

memperlihatkan matriks SWOT untuk pengembangan pasar tradisional di Kabupaten

Cirebon.

Page 21: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

132

Kelemahan (Weaknesses )

1 Lokasi/tempat berdirinya pasar tradisional yang strategis dan akses transportasi yang baik

1 Kemampuan pedagang pasar tradisional dalam melakukan pelayanan dan pengadaan barang masih bersifat tradisional

2 Harga jual barang di pasar tradisional yang lebih murah dan bisa melakukan tawar-menawar harga

2 Suasana pasar tradisional yang becek, kotor, panas, bau, dan kondisi bangunan yang kumuh

3 Potensi pasar tradisional di Kabupaten Cirebon yang besar dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Kabupaten Cirebon dan penyerapan tenaga kerja

3 Kurangnya dilakukan kegiatan promosi untuk menarik para konsumen yang berada di luar pasar

4 Struktur organisasi Disperindag Kab. Cirebon khususnya bidang pengelolaan pasar yang memberikan kewenangan penuh dalam pengelolaan pasar tradisional

4 Kurangnya kegiatan/program Disperindag Kab. Cirebon dalam mendukung pengembangan pasar tradisional

5 Minimnya anggaran yang dialokasikan untuk program atau kegiatan pengembangan pasar tradisional

6 Tingkat pendidikan pegawai bidang pengelolaan pasar tergolong rendah dan rendahnya produktivitas kerja

Peluang (Opportunities ) Strategi SO (Strengths-Opportunities ) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities )

1 Peraturan dan Undang-Undang Tingkat Pusat dan daerah tentang pengelolaan dan pengembangan pasar tradisional

1 Penambahan jumlah pasar tradisional (pasar pemda). (S3, O1, O2, O4) 1 Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi (pasar wisata). (W3,W4, W5, O1)

2 Keadaan sosial budaya masyarakat Kab. Cirebon, dimana jumlah penduduk yang banyak dan mayoritas penduduk bekerja pada sektor perdagangan dan pertanian

2 Menjaga hubungan konsumen yang telah ada (S1, S2, O3) 2 Penataan ulang dan renovasi pasar tradisional. (W2, W4, W5, O1, O4)

3 Konsumen pasar tradisional yang umumnya adalah konsumen tetap dan melakukan pembelian dalam jumlah besar

3 Melakukan penetrasi pasar (mencari pembeli potensial lainnya) dengan cara optimalisasi waktu operasi. (S2, S3, O2, O4)

3 Melakukan kegiatan promosi (W3, W4, O1, O2)

4 Akses Kredit atau Pinjaman menjadi lebih mudah dengan adanya program KUR

4 Meningkatkan jenis dan kualitas barang dagangan. (S4, O4) 4 Program pendampingan pasar (W4, O1)

5 Penataan lahan parkir (S1, S4, O1) 5 Melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat (W5,O1)6 Peningkatan kualitas dan kopetensi Sumber Daya Manusia (W1, W6, O1)

Ancaman (Threats ) Strategi ST (Strengths-Threats ) Strategi WT (Weaknesses-Threats )1 Keadaan perekonomian Indonesia dan Kab. Cirebon yang kurang baik

karena adanya krisis ekonomi global1 Melakukan advokasi terhadap pedagang pasar tradisional (S3, S4, T5) 1Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar tradisional

(W5, T1, T3)

2 Perkembangan teknologi bisnis ritel yang membuat perkembangan jumlah pasar modern di Kabupaten Cirebon meningkat pesat dan membuat lemahnya posisi bersaing pasar tradisional

2 Memperbaiki jaringan distribusi pedagang tradisional. (S2, S3, S4, T2, T6) 2 Pembinaan dan penyuluhan pedagang pasar tradisional.(W1, W5, T4, T5)

3 Potensi masuknya pendatang baru pedagang pasar tradisional 3 Penertiban pedagang yang melanggar peraturan (S4, T3, T4) 3 Kompetisi pasar bersih/penghargaan dan sertifikasi (W2,W3, W4, W5, T5)4 Banyaknya yang ada sekarang membuat persaingan antara pedagang pasar

tradisional saat ini sangat ketat4 Optimalisasi pemanfaatan lahan (S1, S4, T1, T3) 4 Penguatan status paguyuban pedagang menjadi koperasi (W4, T2, T4, T6)

5 Perkembangan pasar modern yang meningkat pesat menimbulkan persaingan semakin ketat

5 Pengaturan zoning pasar tradisional dan modern (S1, S3, S4, T2, T5) 5 Pemberdayaan petugas teknis pengelola pasar (W5,W6, T4)

6 Rantai distribusi terlalu panjang untuk barang-barang dari pabrikan besar dan sistem pembayaran tunai

6 Kredit lunak pembangunan pasar (S4, T1) 6 Mengurangi pengeluaran dengan efesiensi tenaga kerja pengelola pasar (W5, W6, T1)

7 Melakukan operasi pasar (S2, S4, T1, T4, T6) 7 Kerjasama dengan pihak swasta (distributor) melakukan event/ acara promosi (W3, W5, T2, T5, T6)

8. Pemberlakuan pajak bagi pasar modern (S2, T5)

Kekuatan (Strengths )

Tabel 4.3. Matriks SWOT (Strength-Weaknesses-Opportunities-Threats)

Page 22: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

133

Penyusunan Strategi Tahap 3 (Decision Stage)

4.2.3.1. Pengelompokkan alternatif strategi

Dari seluruh usulan alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis

Matriks IE, dan Matriks SWOT, maka dikelompokkan menjadi 6 (enam) kelompok.

Kelompok strategi tersebut tercantum pada Gambar 4.2. Kelompok bidang strategi

dengan berbagai alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional

• Penambahan jumlah pasar tradisional, baik pasar Pemda maupun pasar desa

• Penataan ulang dan renovasi pasar tradisional

• Penambahan jumlah lahan parkir dan optimalisasi penggunaannya.

• Peningkatan optimalisasi lahan berjualan pasar tradisional

2. Melakukan proteksi dan regulasi perlindungan pasar tradisional

• Memberlakukan peraturan zoning terhadap pasar modern untuk memproteksi

pasar tradisional.

• Penguatan status paguyuban atau asosiasi pedagang pasar menjadi lembaga

komperasi

• Memberlakukan kredit lunak bagi pedagang pasar tradisional untuk

mengembangkan usaha.

• Melakukan kegiatan advokasi terhadap pasar tradisional terhadap segala

bentuk tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh pasar modern, dan pemasok

atau distributor

• Pemberlakuan pajak bagi pasar modern

3. Melakukan kerja sama dan menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah

(provinsi dan pusat), swasta (distributor dan pengelola), dan pembeli atau

konsumen

• Melakukan kerja sama dengan pemerintah pusat yaitu provinsi dan pusat

dalam melakukan pengembangan pasar tradisional

• Menjaga atau memelihara para pembeli potensial yang telah ada

• Memperbaiki jaringan distribusi / pasokan barang ke pasar tradisional

• Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar

tradisional

Page 23: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

134

4. Melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi potensi pasar tradisional

• Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi (pasar wisata)

• Melakukan kegiatan promosi

• Kompetisi pasar bersih/penghargaan dan sertifikasi

• Kerjasama dengan pihak swasta (distributor) melakukan event/acara

pertunjukkan

• Melakukan penetrasi pasar (mencari pembeli potensial lainnya) dengan cara

optimalisasi waktu operasi

5. Peningkatan dan optimalisasi Sumber Daya Manusia dan produk pasar tradisional

• Peningkatan kualitas dan kopetensi Sumber Daya Manusia pedagang dan

pengelola pasar

• Pemberdayaan petugas teknis pengelola pasar

• Mengurangi pengeluaran dengan efesiensi tenaga kerja pengelola

• Meningkatkan jenis dan kualitas barang dagangan.

6. Peningkatan dan optimalisasi program pengembangan pasar tradisional yang

telah ada

• Program pendampingan pasar

• Pembinaan dan penyuluhan pedagang pasar tradisional

• Penertiban pedagang yang melanggar peraturan

• Melakukan operasi pasar

4.2.3.2. Prioritas Strategi

Untuk mendapatkan urutan prioritas strategi mana yang akan didahulukan

maka perlu dilakukan pembobotan terhadap masing-masing strategi. Pembobotan

dilakukan dengan cara menyusun nilai perbandingan relatif dari faktor-faktor yang

berada pada satu tingkat dalam satu hirarki. Nilai perbandingan relatif prioritas

strategi didapat dari hasil penyebaran kuesioner tahap 2 (dua) kepada para

stakeholder (contoh kuesioner dan hasilnya dapat dilihat pada bagian Lampiran).

Perhitungan dari bobot yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan bantuan

Expert Choice 11. Bobot yang diperoleh untuk masing-masing kelompok bidang

strategi yang telah diurutkan dari bobot terbesar hasil perhitungan analisis proses

hirarki dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 24: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

135

Pengembangan Pasar Tradisional di

Kabupaten Cirebon

Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Proteksi dan

regulasi

Kerjasama dengan

pemerintah pusat,

swasta, dan pembeli

Peningkatan SDM

dan Kualitas Produk

Peningkatan dan

Optimalisasi program

yang telah ada

Penambahan

jumlah pasar

pemda dan desa

Promosi dan

optimalisasi pasar

tradisional

Penataan ulang

dan renovasi

Penambahan

dan

optimalisasi

lahan parkir

Optimalisasi

lahan tempat

berjualan

Peraturan

zoning

Penguatan

status asosiasi

pedagang

menjadi

koperasi

Pemberian

kredit lunak

Melakukan

advokasi

Pajak pasar

modern

Kerjasama

pemerintah pusat

Memelihara

pembeli potensial

Memperbaiki

jaringan distribusi

Kerjasama dengan

pihak swasta dalam

pengelolaan pasar

Pengembangan

konsep pasar wisata

Kegiatan promosi

Kompetisi pasar

bersih

Kerjasama dengan

distributor dalam

mengadakan event

Melakukan

penetrasi pasar

Peningkatan

SDM pengelola

pasar

Pemberdayaan

petugas teknis

Efesiensi tenaga

pengelola pasar

Meningkatkan

jenis kualitas

barang

Program

pendampingan pasar

Pembinaan dan

penyuluhan pasar

Penertiban pedagang

Program operasi

pasar

Gambar 4.2. Pengelompokkan Strategi

Page 25: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

136

Tabel 4.4. Urutan Hasil Pembobotan Kelompok Strategi

No Kelompok Strategi Bobot

1. Melakukan kerja sama dan menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah (provinsi dan pusat), swasta (distributor dan pengelola), dan pembeli atau konsumen

0,350

2. Melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi potensi pasar tradisional

0,194

3. Peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional 0,148 4. Peningkatan dan optimalisasi program pengembangan pasar

tradisional yang telah ada 0,117

5. Peningkatan dan optimalisasi Sumber Daya Manusia dan produk pasar tradisional

0,113

6. Melakukan proteksi dan regulasi perlindungan pasar tradisional 0,077

Dari tabel diatas terlihat bahwa prioritas bidang strategi yang pertama adalah

dengan melakukan kerjamasama dan hubungan baik dengan pemerintah pusat,

swasta, dan pembeli atau konsumen dengan bobot 0,350. Prioritas yang kedua adalah

melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi potensi pasar tradisional 0,194.

Prioritas ketiga adalah peningkatan sarana dan prasarana dengan bobot 0,148.

Prioritas keempat adalah peningkatan dan optimalisasi program pengembangan pasar

tradisional yang telah ada dengan bobot 0,117. Prioritas kelima adalah peningkatan

dan optimalisasi SDM dan produk pasar tradisional dengan bobot 0,113, dan yang

terakhir adalah melakukan proteksi dan regulasi perlindungan pasar tradisional

dengan bobot 0,077.

4.2.3.2.1. Melakukan kerja sama dan menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah (provinsi dan pusat), swasta (distributor dan pengelola), dan pembeli atau konsumen

Melakukan kerja sama dan menjaga hubungan baik dengan pihak pemerintah

(provinsi dan pusat), swasta (distributor dan pengelola), dan pembeli atau konsumen

merupakan alternatif yang pertama dari 6 (enam) kelompok strategi yang diusulkan,

dengan bobot 0,350. Kelompok strategi ini terdiri dari 4 (empat) alternatif strategi.

Urutan serta bobot masing-masing alternatif strategi tersebut tercantum pada Tabel

4.5.

Page 26: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

137

Tabel 4.5. Urutan Prioritas Alternatif Strategi Melakukan kerja sama dan Menjaga Hubungan Baik dengan Pihak Pemerintah (provinsi dan pusat),

Swasta (distributor dan pengelola), dan Pembeli atau Konsumen No Kelompok Strategi Bobot

1. Melakukan kerja sama dengan pemerintah pusat yaitu provinsi dan pusat dalam melakukan pengembangan pasar tradisional

0,419

2. Menjaga atau memelihara para pembeli potensial yang telah ada 0,295 3. Memperbaiki jaringan distribusi / pasokan barang ke pasar

tradisional 0,158

4. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan pasar tradisional

0,128

Para responden cenderung memilih strategi melakukan kerjasama dengan

pemerintah pusat baik itu ditingkat provinsi atau pusat dengan bobot sebesar 0,419.

Alternatif kedua adalah menjaga dan memelihara pembeli potensial yang telah ada

dengan bobot 0,295, dan diurutan ke tiga dan ke empat yaitu memperbaiki jaringan

distribusi atau pasokan barang dengan bobot 0,158 dan melakukan kerjasama dengan

pihak swasta dalam pengelolaan pasar tradisional dengan bobot 0,128.

4.2.3.2.2. Melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi potensi pasar tradisional

Kelompok strategi dengan melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi

potensi pasar tradisional, terdiri dari 5 (lima) alternatif strategi. Urutan prioritas

strategi masing-masing alternatif strategi tersebut tercantum pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6. Urutan Prioritas Alternatif Strategi Kegiatan Promosi dan Optimalisasi Potensi Pasar Tradisional

No Kelompok Strategi Bobot

1. Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi (pasar wisata)

0,105

2. Melakukan kegiatan promosi 0,111 3. Kompetisi pasar bersih/penghargaan dan sertifikasi 0,438 4. Kerjasama dengan pihak swasta (distributor) melakukan

event/acara pertunjukkan 0,208

5. Melakukan penetrasi pasar (mencari pembeli potensial lainnya) dengan cara optimalisasi waktu operasi

0,139

Page 27: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

138

Menyelenggarakan kompetisi pasar bersih/penghargaan dan sertifikasi

terhadap pasar tradisional merupakan alternatif strategi yang paling disukai dalam

kelompok strategi kegiatan promosi dan optimalisasi potensi pasar tradisional dengan

bobot 0,438. Prioritas terakhir dari kelompok strategi ini adalah melakukan kegiatan

promosi dengan bobot 0,111.

4.2.3.2.3. Peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional

Kelompok strategi dengan melakukan kegiatan promosi dan optimalisasi

potensi pasar tradisional, terdiri dari 4 (empat) alternatif strategi. Urutan prioritas

strategi masing-masing alternatif strategi tersebut tercantum pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7. Urutan Prioritas Alternatif Strategi Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional

No Kelompok Strategi Bobot

1. Penambahan jumlah pasar tradisional, baik pasar Pemda maupun pasar desa

0,100

2. Penataan ulang dan renovasi pasar tradisional 0,370 3. Penambahan jumlah lahan parkir dan optimalisasi

penggunaannya 0,345

4. Peningkatan optimalisasi lahan berjualan pasar tradisional 0,185

Penataan ulang dan renovasi menjadi prioritas utama dalam bidang strategi

peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional dengan bobot 0,370. Prioritas

berikutnya ditempati oleh penambahan jumlah lahan parkir dan optimalisasi

penggunaannya dengan bobot 0,345, Peningkatan optimalisasi lahan berjualan pasar

tradisional dengan bobot 0,185 dan penambahan jumlah pasar tradisional, baik pasar

Pemda maupun pasar desa dengan bobot 0,100.

4.2.3.2.4. Peningkatan dan optimalisasi program pengembangan pasar tradisional yang telah ada

Kelompok strategi peningkatan dan optimalisasi program pengembangan

pasar tradisional yang telah ada, terdiri dari 4 (empat) alternatif strategi. Urutan

Page 28: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

139

prioritas strategi masing-masing alternatif strategi tersebut tercantum pada Tabel 4.8

berikut.

Tabel 4.8. Urutan Prioritas Alternatif Strategi Peningkatan dan Optimalisasi Program Pengembangan Pasar Tradisional Yang Telah Ada

No Kelompok Strategi Bobot

1. Program pendampingan pasar 0,172 2. Pembinaan dan penyuluhan pedagang pasar tradisional 0,144 3. Penertiban pedagang yang melanggar peraturan 0,226 4. Melakukan operasi pasar 0,459

Melakukan operasi pasar merupakan alternatif strategi yang paling di sukai

dan menjadi prioritas oleh para responden untuk kelompok strategi peningkatan dan

optimalisasi program pengembangan pasar tradisional yang telah ada, dengan bobot

0,459. Priotitas selanjutnya secara berurutan yaitu penertiban pedagang yang

melanggar peraturan, program pendampingan pasar, dan pembinaan dan penyuluhan

pedagang pasar tradisional.

4.2.3.2.5. Peningkatan dan optimalisasi Sumber Daya Manusia dan produk pasar tradisional

Kelompok strategi peningkatan dan optimalisasi sumber daya manusia dan

produk pasar tradisional terdiri 4 (empat) alternatif strategi. Urutan prioritas strategi

masing-masing alternatif strategi tersebut tercantum pada Tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9. Urutan Prioritas Alternatif Strategi Peningkatan dan Optimalisasi Sumber Daya Manusia dan Produk Pasar Tradisional

No Kelompok Strategi Bobot

1. Peningkatan kualitas dan kopetensi Sumber Daya Manusia pedagang dan pengelola pasar

0,118

2. Pemberdayaan petugas teknis pengelola pasar 0,241 3. Mengurangi pengeluaran dengan efesiensi tenaga kerja

pengelola 0,108

4. Meningkatkan jenis dan kualitas barang dagangan 0,532

Page 29: BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN · PDF filedan pembinaan persaingan usaha. ... ♦ Pebub No. 36 tahun 2006 tentang Pedoman Pendirian Toko Modern atau ... khususnya terhadap pengembangan

140

Meningkatkan jenis dan kualitas barang dagangan merupakan prioritas

pertama dalam kelompok strategi peningkatan dan optimalisasi Sumber Daya

Manusia dan produk pasar tradisional dengan bobot 0,532. Prioritas selanjutnya

secara berturut-turut yaitu pemberdayaan petugas teknis pengelola pasar,

peningkatan kualitas dan kopetensi Sumber Daya Manusia pengelola pasar, dan

mengurangi pengeluaran dengan efesiensi tenaga kerja pengelola.

4.2.3.2.6. Melakukan proteksi dan regulasi perlindungan pasar tradisional

Proteksi dan regulasi perlindungan pasar tradisional terdiri dari dari 5 (lima)

alternatif strategi. Urutan prioritas strategi masing-masing alternatif strategi tersebut

tercantum pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10. Urutan Prioritas Alternatif Strategi Proteksi dan Regulasi Perlindungan Pasar Tradisional

No Kelompok Strategi Bobot

1. Memberlakukan peraturan zoning terhadap pasar modern untuk memproteksi pasar tradisional

0,149

2. Penguatan status paguyuban atau asosiasi pedagang pasar menjadi lembaga koperasi

0,237

3. Memberlakukan kredit lunak bagi pedagang pasar tradisional untuk mengembangkan usaha

0,179

4. Melakukan kegiatan advokasi terhadap pasar tradisional terhadap segala bentuk tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh pasar modern, dan pemasok atau distributor

0,340

5. Pemberlakuan pajak bagi pasar modern 0,095

Pemberian advokasi terhadap pasar tradisional terhadap segala bentuk

tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh pasar modern, dan pemasok atau

distributor merupakan prioritas pada kelompok strategi ini dengan bobot 0,340.

Prioritas selanjutnya secara berturut-turut yaitu penguatan status paguyuban atau

asosiasi pedagang pasar menjadi lembaga koperasi, memberlakukan kredit lunak

bagi pedagang pasar tradisional untuk mengembangkan usaha, memberlakukan

peraturan zoning terhadap pasar modern untuk memproteksi pasar tradisional, dan

pemberlakuan pajak bagi pasar modern.