bab iv pengolahan dan analisis data - · pdf filedata primer merupakan pengukuran dimensi...

22
Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas dua data, yaitu data primer yang meliputi data mentah sebagai data utama dalam pengolahan data, sedangkan data kedua adalah data sekunder yang meliputi hasil pengamatan proses penambangan, deskripsi front tambang yang akan dijadikan lokasi penelitian, serta data literatur lokasi penelitian. Data ini diambil selama kurang lebih 1 bulan selama bulan Januari sampai bulan Februari 2008. Data primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan untuk mendapatkan suatu face dari front tambang yang telah mencapai dan sedang menggali lapisan saprolit yang bijihnya dikategorikan sebagai ore. Pertama-tama, boulder diklasifikasikan atas ukuran fraksi yang terbagi atas 7 rentang fraksi dalam ukuran metrik. Masing-masing fraksi ini kemudian diukur tebal pelapukannya pada 4 arah utama, yaitu Atas, Bawah, Kiri, Kanan boulder beserta dimensi diameter bouldernya. Data yang diambil sebanyak 30 data tiap rentang fraksi dengan bentuk boulder yang berbeda-beda. Setelah itu dilakukan grab sampling pada tiap rentang fraksi untuk di-preparasi contonya. Kemudian dilakukan analisis kadar unsur pada tiap rentang fraksi. Pengumpulan data primer ini dilakukan pada front Oshin East. Front ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan tujuan menyesuaikan data olahan dengan tujuan penelitian dan waktu penelitian, dimana front ini terdiri atas boulder-boulder yang tampak jelas dengan intensitas pelapukan medium-tinggi, dan pada saat itu kemajuan tambang sudah mencapai lapisan saprolit. Dari sini dapat juga diamati karakteristik dari front tambang yang akan mempengaruhi intensitas pelapukan litologi daerah penelitian. Data yang berikutnya yaitu data sekunder, yaitu data berupa hasil pengamatan pada proses penambangan mulai dari front tambang sampai kepada stockyard 48

Upload: dodiep

Post on 22-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas dua data, yaitu data primer yang meliputi data

mentah sebagai data utama dalam pengolahan data, sedangkan data kedua adalah

data sekunder yang meliputi hasil pengamatan proses penambangan, deskripsi

front tambang yang akan dijadikan lokasi penelitian, serta data literatur lokasi

penelitian. Data ini diambil selama kurang lebih 1 bulan selama bulan Januari

sampai bulan Februari 2008.

Data primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa

nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan untuk

mendapatkan suatu face dari front tambang yang telah mencapai dan sedang

menggali lapisan saprolit yang bijihnya dikategorikan sebagai ore. Pertama-tama,

boulder diklasifikasikan atas ukuran fraksi yang terbagi atas 7 rentang fraksi

dalam ukuran metrik. Masing-masing fraksi ini kemudian diukur tebal

pelapukannya pada 4 arah utama, yaitu Atas, Bawah, Kiri, Kanan boulder beserta

dimensi diameter bouldernya. Data yang diambil sebanyak 30 data tiap rentang

fraksi dengan bentuk boulder yang berbeda-beda. Setelah itu dilakukan grab

sampling pada tiap rentang fraksi untuk di-preparasi contonya. Kemudian

dilakukan analisis kadar unsur pada tiap rentang fraksi.

Pengumpulan data primer ini dilakukan pada front Oshin East. Front ini dipilih

sebagai lokasi penelitian dengan tujuan menyesuaikan data olahan dengan tujuan

penelitian dan waktu penelitian, dimana front ini terdiri atas boulder-boulder yang

tampak jelas dengan intensitas pelapukan medium-tinggi, dan pada saat itu

kemajuan tambang sudah mencapai lapisan saprolit. Dari sini dapat juga diamati

karakteristik dari front tambang yang akan mempengaruhi intensitas pelapukan

litologi daerah penelitian.

Data yang berikutnya yaitu data sekunder, yaitu data berupa hasil pengamatan

pada proses penambangan mulai dari front tambang sampai kepada stockyard

48

Page 2: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

EFO, terutama pada proses pengangkutan dari stockyard ETO ke Grizzly yang

bertujuan untuk memisahkan material yang berukuran +20 ( boulder ) dan -20cm

( ore ). Pemisahan material ore inilah yang mendasari penelitian ini. Dari

pengamatan ini didapatkan persentase kehilangan ( Loss ) atau berkurangnya

material ore akibat proses dari grizzly ini. Data tambahan yang diperlukan adalah

data literatur mengenai geologi umum regional dan lokal, stratigrafi atau profil

laterit daerah lokasi penelitian, data hasil eksplorasi daerah penelitian, Peta-peta

penunjang, serta data penunjang lainnya seperti curah hujan, S.O.P sampling, dll.

Karakteristik awal dari daerah lokasi penelitian adalah sebagai berikut :

1. Front Oshin East

Batuan induknya berupa batuan Dunit, berukuran boulder, dengan derajat

serpentinisasi Low-Medium ( 25%-75% ). Tingkat kekerasan sedang

dengan intensitas pelapukan yang kuat. Terdiri atas mineral yang berupa

Olivin, Piroksen, Garnierit, Silica, Manganesewad, dan Magnesit.

Intensitas fracture rendah sampai sedang dan diisi oleh urat-urat Garnierit

sehingga didominasi oleh kadar Nikel High-Grade secara merata dan

homogen pada arah lateral. Morfologi dari daerah front ini berupa

punggungan landai yang berarah barat daya menuju timur laut dengan

lereng yang berada di sebelah kanan dan kiri punggungan tersebut.

Kemiringan lereng berkisar antara 6° – 27° dengan tanah penutup

dominan tipis. Adapun kondisi front dari Oshin East dapat dilihat pada

gambar 4.1 berikut ini :

49

Page 3: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Gambar 4.1 Gambar front Oshin East dengan spot-spot saprolit yang

menerus dan ukuran boulder yang bervariasi.

50

Page 4: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Secara umum, alur pengumpulan data pada front Oshin East ini diperlihatkan oleh

gambar berikut ini :

Amati front yang sedang aktif. Pilih zona saprolit yang memiliki karakteristik ukuran boulder bervariatif ( derajat pelapukan medium-high ).

Ambil boulder yang diklasifikasikan atas ukuran fraksinya. . Untuk tiap rentang fraksi masing–masing ambil sebanyak 30 sampel boulder.

Setelah diukur tebalnya, lakukan grab sampling pada tiap rentang fraksi. Preparasi sampai mendapatkan data kadar Ni hasil analisis laboratorium.

Masing-masing conto kemudian diukur diameter totalnya. Lalu ukur tebal pelapukan pada 4 arah utama yaitu bagian atas, bawah, kiri, dan kanan.

Gambar 4.2 Diagram Alir Pengambilan Data

Untuk data tebal pelapukan, dimensinya bukan diukur dari bagian lapuk

(spheroidal weathering) yang menyelimuti boulder pada face tambang atau zona

saprolitnya, melainkan tebal pelapukan saat boulder sudah terlepas dari tubuh

saprolitnya.

Oleh karena itu, pada beberapa boulder akan ditemui bagian lapuk yang sudah

terkikis atau terlepas dari weathering zonenya. Pada dasarnya, bagian lapuk pada

boulder inilah yang memiliki kadar Ni yang tinggi, yang justru akan terpisahkan

oleh grizzly pada proses penambangan.

Berikut ini adalah ilustrasi penghitungan tebal pelapukan dari sampel boulder :

Tebal l k

panja

Tebal l k

leba

Gambar 4.3 Conto sampel boulder serta ilustrasi pengambilan data

51

Page 5: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Data Statistik

Pengolahan data statisitik ini dilakukan untuk melihat sebaran data dari masing

masing rentang fraksi. Dari sebaran data, dapat terlihat seberapa besar tingkat

pelapukan dari masing-masing rentang fraksi, serta melihat pola hubungan antara

tiap rentang fraksi dengan kadar unsur hasil analisis laboratorium.

Data- data yang diolah adalah sebagai berikut :

1. Data tebal pelapukan masing-masing rentang fraksi, serta hasil pengolahan

secara statistik yang meliputi besar Maksimum dan Minimum dari sebaran

data, Mean atau rata – rata tebal pelapukan yang bertujuan melihat apakah

hipotesa yang menyatakan bahwa tebal pelapukan pada setiap ukuran

fraksi seharusnya sama, serta Standar Deviasi dari sebaran data tersebut.

2. Data unsur hasil analisis laboratorium yang terdiri dari unsur Ni, Fe,

MgO, CaO, SiO2, Co, yang dinyatakan dalam % berat, serta Basicity,

pseudoelement yang berupa nilai konstanta yang menyatakan besar tingkat

peleburan bijih dalam skala industri ( lihat tabel 4.1 ).

Tabel 4.1 Nilai Kadar unsur tiap rentang fraksi

Fraksi WT ( % ) 1 - 2,5 cm 2,5 - 5 cm 5 - 10 cm 10 - 15 cm 15-20 cm 20-25 cm 25-30 cm

MgO 26.89 24.24 26.69 22.48 26.28 28.75 31.65 SiO2 40.51 41.10 43.08 41.86 43.48 41.49 42.22 CaO 0.24 0.57 0.27 0.41 0.25 0.09 0.10 Fe 10.07 10.76 7.68 11.80 9.52 8.19 7.53 Co 0.03 0.03 0.01 0.03 0.02 0.03 0.02 Ni 2.23 1.95 1.96 2.17 2.03 2.65 1.85

Elem

en

Basicity 0.67 0.60 0.63 0.55 0.61 0.70 0.75

Final Size : 200 mesh

Metode : New JIS

52

Page 6: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Fraksi Fraksi (cm)

% WT % WT

Fraksi (cm)

% WT

Fraksi

% WT

Fraksi (cm)

% WT

Fraksi (cm)

% WT

Gambar 4.4 Grafik Penyebaran Nilai Kadar Unsur Terhadap Rentang Fraksi Boulder

53

Page 7: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Fraksi (cm)

Gambar 4.5 Grafik Nilai Basicity Pada Tiap Rentang Fraksi Boulder

Dari Analisis yang dilakukan didapatkan :

Hubungan antara besar fraksi boulder dengan unsur yang dianalisis menunjukkan

bahwa beberapa unsur tidak memiliki trend atau pola yang berarti bahwa tidak ada

hubungan spasial antara besar fraksi boulder dengan nilai kadar beberapa unsur

tersebut. Terutama pada unsur Ni, dimana seharusnya semakin besar ukuran fraksi

boulder, maka semakin kecil pula nilai %berat Ni. Hal ini disebabkan oleh

semakin besar ukuran batuan segar yang memiliki nilai kadar Ni rendah dengan

kadar bagian lapuk yang relatif sama pada intensitas pelapukan dan tingkat

lateritisasi yang sama. Perilaku unsur Ni ini akan dianalisis lebih lanjut pada bab

berikutnya.

Untuk unsur Silika dan Magnesium, terlihat bahwa semakin kecil ukuran boulder,

semakin rendah pula nilai kadar keduanya, Di saat lateritisasi selesai, Original

Magnesium Silicate dari batuan ultramafik telah terlarutkan, dan unsur-unsur

seperti Silika ( SiO2 ), Calcium, dan Magnesium ( MgO ) terlarutkan dan akan

meningkat lagi saat pengkayaan Ni.

Hal ini juga ditunjukkan oleh pengkayaan unsur Fe pada ukuran boulder yang

semakin kecil, yang sering terkonsentrasi pada permukaan laterit sebagai Fe2O3.

Unsur Fe ini berbanding terbalik dengan penurunan unsur Mg, sesuai dengan

komposisi dari mineral Garnieritnya ( Mg >> Fe, Ni )3 Si2 O5 (OH)4.

54

Page 8: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Sementara itu, pada pseudoelement Basicity, nilainya akan bergantung pada unsur

MgO, SiO2 , dan CaO, dikarenakan nilai Basicity merupakan hasil penghitungan

dari :

Basicity menyatakan tingkat lebur dari bijih pada skala industri. Hal ini terlihat

dari besar kandungan Silika yang berbanding terbalik dengan nilai ini, dimana

silika merupakan unsur dengan tingkat lebur yang paling rendah.

Untuk data statistik deskriptif, hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Dari Data Tebal Pelapukan

Fraksi (cm)

Standard Deviasi

Max (cm)

Min (cm)

Mean (cm)

1-2.5 0.36 1.2 0.07 0.66

2.5-5 0.62 2.07 0 0.61

5-10 0.19 1.07 0.1 0.41

10-15 0.21 0.92 0.1 0.50

15-20 0.33 1.35 0.17 0.62

20-25 0.36 2.25 0.2 0.80

25-30 0.36 1.85 0.32 1.03

Dari data diatas, terlihat bahwa pada boulder dengan ukuran besar, tebal

pelapukan juga semakin besar. Seharusnya, tebal pelapukan pada intensitas

pelapukan yang sama besarnya relatif sama. Hal ini dapat dikarenakan pada saat

pengukuran dimensi pelapukan, arahnya tidak mewakili secara keseluruhan,

dimana seharusnya setiap boulder dibelah untuk dilihat tebal pelapukannya dari

dalam. Sedangkan untuk nilai batas maksimum besar tingkat pelapukan tidak

dimiliki oleh boulder dengan fraksi tertinggi, namun dimiliki oleh fraksi dengan

ukuran 2.5 – 5 cm.

Hal ini menunjukkan, bahwa ada kemungkinan tingkat pelapukan dari boulder

Dunit daerah tersebut berkisar pada angka > 2.07 cm. Sedangkan nilai batas

55

Page 9: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

minimum yang berupa 0 cm menunjukkan tidak semua boulder berukuran kecil

merupakan hasil pelapukan yang maksimum, melainkan berupa batuan segar dari

Dunit yang terpisah dengan bagian lapuknya.

Gambar 4.6 Mean tebal pelapukan pada tiap fraksi

Sedangkan untuk Mean ( rata-rata ) tingkat pelapukan, terjadi penurunan

sampai pada fraksi 5 – 10 cm. Namun pada fraksi 10 – 30 cm, terjadi peningkatan

besar tingkat pelapukan yang ditunjukkan oleh histogram di atas. Hubungan

spasial tidak menunjukkan pola yang khusus, dan tidak dapat diinterpretasikan,

dimana seharusnya tingkat pelapukan pada intensitas pelapukan yang sama

besarnya relatif sama.

4.2.2 Data Kualitatif

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan besar dimensi boulder batuan

pembawa nikel yang diwakili oleh diameter, sampai boulder tersebut mencapai

nilai kadar batas ( Cut-off Grade ). Hal ini akan mempengaruhi besarnya screen

dari Grizzly yang digunakan sebagai pemisah material ore dan boulder ( waste ).

Untuk itu, dalam kasus ini dihitung kadar nikel boulder pada tiap rentang fraksi

sebagai nilai kadar yang mewakili rentang diameter boulder. Dalam menghitung

kadar nikel boulder, parameter yang digunakan adalah :

56

Page 10: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

o Volume Total ( Vt ), yang merupakan volume dari keseluruhan bentuk

boulder dengan asumsi bola.

o Volume Segar ( Vs ), yang merupakan volume dari boulder yang telah

dikurangi oleh tebal pelapukan pada seluruh arah dengan asumsi bola.

o Volume Lapuk ( Vl ), yang merupakan hasil pengurangan dari Volume

Total dengan Volume batuan segar ( Vt – Vs ).

o Rasio, merupakan perbandingan antara volume lapuk dengan volume total

( Vl/Vt ) serta volume batuan segar dengan volume total boulder ( Vs/Vt ).

Keempat variabel diatas digunakan dalam menghitung Nilai %berat kadar Ni

dibantu dengan variabel yang berupa asumsi-asumsi mengacu pada hipotesa yang

menyatakan bahwa Kadar Lapuk pada seluruh arah adalah sama dan Kadar Segar

batuan pada litologi daerah tersebut adalah sama. Adapun variabel asumsi tersebut

adalah :

1. Kadar Nikel Lapuk, merupakan %berat Ni pada seluruh bagian lapuk yang

dianggap sama, dimana nilainya didapat dari hasil perhitungan Kadar Ni

relatif hasil analisis laboratorium dengan 100% rasio pada fraksi 1 – 2.5

cm, dimana pada rentang fraksi tersebut persentase rasionya paling

mendekati 1 ( 100% lapuk ).

2. Kadar Ni batuan segar, yang nilainya didapat dari data literatur profil

laterit geologi lokal daerah penelitian Tanjung Buli, dengan nilai kadar

±1.7 %berat Ni.

3. Berat Jenis antara batuan lapuk dan segar sama, sehingga tidak dijadikan

variabel perhitungan.

4. Bentuk boulder diasumsikan sebagai bola dan volume yang dihitung

berdasarkan rata-rata tebal boulder sebagai jari – jari bola.

57

Page 11: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Untuk itu, dalam menghitung kadar Ni pada tiap rentang fraksi boulder,

digunakan keempat variabel diatas serta asumsi yang ada. Berangkat dari asumsi

tersebut, hasil perhitungan yang dilakukan menghasilkan rumus perhitungan :

Metoda pertama yang digunakan adalah menghitung Volume Total, Lapuk, dan

Segar yang berasal dari tebal lapuk yang berbeda pada tiap – tiap rentang fraksi.

Metoda ini digunakan untuk menyesuaikan data hasil olahan dari rata – rata tebal

lapuk masing – masing fraksi tanpa menggunakan tebal lapuk yang sama sesuai

hipotesa awal.

Hasil data olahan pada tiap rentang fraksi menghasilkan nilai kadar Ni yang

ditampilkan pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data

Fraksi Volume Total (cm3)

Volume Segar (cm3)

Volume Lapuk (cm3)

Rasio Kadar Lapuk (%Ni)

Kadar Segar (%Ni) %Ni

1 ≤x≤2.5 3.32 0.47 2.84 0.856 2.60 1.7 2.60 2.5≤x≤ 5 26.30 14.36 11.93 0.453 2.60 1.7 2.11 5≤x≤10 140.98 107.08 33.90 0.240 2.60 1.7 1.91 10≤x≤15 487.08 419.06 68.02 0.139 2.60 1.7 1.82 15≤x≤20 1605.11 1460.70 192.55 0.120 2.60 1.7 1.80 20≤x≤25 3642.01 3272.94 420.05 0.115 2.60 1.7 1.80 25≤x≤30 7509.72 6327.95 881.37 0.110 2.60 1.7 1.79

Nilai kadar Ni diatas merupakan nilai kadar yang mewakili tiap rentang fraksi

pada boulder tersebut. Artinya bahwa secara pasti dapat ditentukan pola hubungan

antara besar diameter boulder dengan nilai %berat Ni.

Untuk mendapatkan besar diameter boulder yang diinginkan, maka terlebih

dahulu ditentukan fungsi dari kedua variabel diatas. Untuk itu, data kadar %berat

Ni diatas kemudian diplot dalam suatu Diagram Pencar, terdiri atas diameter

58

Page 12: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

boulder sebagai sumbu absis, dan % Ni sebagai sumbu ordinatnya. Pengolahan

data menghasilkan grafik seperti terlihat pada gambar 4.7 berikut :

% WT

Diameter

Gambar 4.7 Diagram Pencar antara Diameter dengan Kadar Ni

Dari grafik diatas dapat kita lihat, bahwa untuk mencapai nilai Cut-off Grade

bijih nikel yang saat ini sebesar 1.8 %berat, maka diameter yang dicapai terdapat

pada rentang 25 cm – 30 cm. Untuk itu, ditentukan fungsi dari diagram diatas

sebagai fungsi dari Diameter boulder ( ф ) dengan kadar Ni. Hasil yang didapat

dari penentuan fungsi diatas adalah :

Dari fungsi diatas, kita langsung dapat menentukan besar diameter boulder ( x )

pada kadar Ni yang diinginkan. Pada kasus ini, nilai kadar Cut-off Grade yang

ingin dicapai adalah 1.8 %berat Ni. Nilai ini kemudian dimasukkan pada fungsi

diatas, dan menghasilkan diameter sebesar 25,7 cm pada nilai kadar sebesar 1.8

% Ni.

Hal ini mengartikan bahwa boulder dengan ukuran – 25.7 cm dapat kita

kategorikan sebagai ore dan boulder berukuran + 25.7 cm dapat kita kategorikan

59

Page 13: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

60

sebagai waste boulder. Hal ini juga menunjukkan bahwa penggunaan lebar

bukaan grizzly sebesar 20 cm tidak tepat.

Sementara itu, dari diagram pencar hasil plotting nilai kadar Ni, garis

eksponensial yang dihasilkan tidak memperlihatkan selayaknya garis pada

persamaan eksponensial melainkan lebih mendekati garis linear. Hal ini

dikarenakan kurangnya jumlah data hasil olahan yang di-plot pada diagram

pencar tersebut. Hal ini juga akan berimbas pada munculnya error serta faktor

koreksi yang dibutuhkan pada pengolahan data. Namun, berdasarkan analisis dari

pengolahan data ini, karakteristik dari persamaan eksponensial yang dihasilkan

dari plotting data ini sesuai dengan karakteristik dari variabel diameter boulder

dan variabel kadar Ni pada suatu profil tubuh laterit pada umumnya.

Sesuai dengan garis persamaan eksponensial serta profil nikel laterit secara

umum, maka pada boulder yang semakin besar kadar Ni akan semakin rendah dan

kadar Ni ini akan tetap saat ukuran boulder sudah mencapai bedrock. Sementara

pada ukuran yang semakin kecil, kadar Ni akan semakin tinggi dan nilainya akan

tetap pada ukuran tertentu dimana saat itu lateritisasi telah berhenti dan nilai kadar

Ni tersebut relatif homogen dan tidak meningkat lagi. Artinya ada batasan dimana

kadar Ni sudah tidak terpengaruh oleh perubahan diameter boulder.

Pada pengolahan data lebih lanjut, perhitungan volume mempergunakan Mean

tebal pelapukan dari seluruh rentang fraksi sesuai dengan hipotesa bahwa besar

tebal pelapukan adalah sama. Hasil pengolahan data memperoleh rata – rata tebal

pelapukan sebesar 0.66 cm. Nilai ini kemudian dimasukkan dalam perhitungan

volume masing – masing bagian, dan mendapatkan data yang diperlihatkan oleh

Tabel 4.4.

Kadar Ni pada Tabel 4.4 memperlihatkan penurunan yang gradual pada ukuran

diameter fraksi yang semakin besar. Kadar lapuknya sendiri didapat dari asumsi

100% lapuk pada fraksi terkecil yang menghasilkan nilai sebesar 2.26 %Ni. Untuk

itu dapat kita analisis bahwa diameter boulder pada kadar batas Cut – off Grade

berada pada rentang fraksi 25 – 30 cm, dimana kadar batasnya memperlihatkan

rentang kadar 1.82 – 1.76 % Ni.

Page 14: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

61

Tabel 4.4 Hasil pengolahan data pada tebal lapuk yang sama

Fraksi R total (cm)

tebal lapuk (cm)

R segar (cm)

Volume total (cm3)

Volume fresh (cm3)

Volume lapuk (cm3)

rasio kadar

lapuk (% Ni)

1 ≤x≤2.5 0.90 0.666 0.23 3.326 0.055 3.271 0.983 2.26

2.5≤x≤ 5 1.81 0.666 1.14 26.303 6.284 20.019 0.761 2.13

5≤x≤10 3.18 0.666 2.51 140.981 66.464 74.517 0.529 2.000

10≤x≤15 4.81 0.666 4.14 487.083 298.322 188.761 0.388 1.92

15≤x≤20 7.17 0.666 6.50 1605.110 1151.501 453.609 0.283 1.86

20≤x≤20 9.46 0.666 8.80 3642.017 2852.228 789.789 0.217 1.82

25≤x≤30 12.30 0.666 11.63 7509.719 6600.877 908.842 0.121 1.77

Page 15: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Untuk memperoleh ukuran diameter yang sesuai dari data kadar Ni di atas, maka

terlebih dahulu data hasil di plot pada diagram pencar, yang hasilnya adalah

seperti terlihat pada gambar 4.8 sebagai berikut :

Gambar 4.8 Diagram Pencar kadar Ni dengan tebal lapuk sama

Grafik di atas menghasilkan suatu fungsi untuk mendeterminasi ukuran diameter

pada kadar Ni tertentu. Adapun fungsi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Dari fungsi tersebut, maka besar ukuran diameter boulder yang maksimum dalam

mencapai nilai kadar % Ni Cut-off Grade sebesar 1.8 % adalah 26.7 cm. Nilai ini

mengartikan bahwa, menurut hasil perhitungan dengan tebal pelapukan yang

sama, maka ukuran boulder sebesar -26.7 cm dapat dikategorikan sebagai ore,

sedangkan nilai +26.7 cm dapat kita kategorikan sebagai waste boulder.

Pada metode pertama, dimana tebal pelapukan pada tiap fraksi berbeda, hasilnya

adalah sebesar 25.7 cm. Bila dibandingkan dengan metode yang kedua,

perbedaanya tidak cukup signifikan, yaitu sebesar ± 1 cm atau sekitar 3.8 %. Hasil

yang berbeda ini tidak terlalu berpengaruh pada nilai kadar Ni itu sendiri ataupun

62

Page 16: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

aplikasinya pada penggunaan screening mengingat lebar screening diatur pada

skala industri dengan rentang ukuran yang cukup besar ( masih berada dalam

rentang 25 – 30 cm ).

Selain itu, dari hasil di atas, kita juga dapat melihat bahwa ukuran diameter ( ф )

yang dihasilkan selaras dengan rentang kadar yang dimiliki. Ini membuktikan

bahwa perhitungan dengan tebal lapuk yang sama ataupun berbeda menghasilkan

rasio pelapukan yang relatif sama dengan syarat bahwa perbedaan tebal lapuk

yang dimiliki tiap fraksi boulder tidak signifikan.

Hasil yang selaras juga ditampilkan oleh Gambar 4.7, dimana nilai kadar Ni

berada pada rentang fraksi 20 – 25 cm yang sebesar 1.80 % berat Ni dan pada

rentang fraksi 25 – 30 cm yang sebesar 1.79 %berat Ni. Untuk itu, besar diameter

yang sesuai dengan nilai Cut-off Grade juga harus berada pada rentang fraksi

tersebut.

Diameter yang dihasilkan pada Cut-off Grade tersebut membuktikan bahwa kedua

fungsi tersebut dapat diterapkan pada setiap nilai kadar yang diinginkan, dan

dapat berfungsi dalam proses penambangan sebagai standar dalam penentuan

besar bukaan grizzly pada kadar Ni yang diinginkan.

4.3 Analisis Data Olahan

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, bahwa dicari besar diameter boulder pada

nilai kadar Cut-off Grade, maka kita dapat menentukan diameter tersebut

berdasarkan fungsi di atas. Saat ini, nilai kadar batas minimum yang dimiliki pada

lokasi penelitian adalah sebesar ≥ 1.8 % Ni dan ≥ 25 % Fe. Artinya bahwa

diameter boulder yang dideterminasi sebagai ore harus dapat mencapai nilai kadar

tersebut dengan diameter maksimum demi mencapai efisiensi serta peningkatan

produksi bijih ( fine ore ) yang dapat terjual.

Pengolahan data menghasilkan Diameter (ф) tersebut adalah sebesar 26, 7 cm.

Yang artinya kadar Ni Cut-off Grade dapat dicapai pada Diameter sebesar itu.

Selama ini, proses pemisahan bijih ( ore ) dengan boulder masih menggunakan

63

Page 17: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

grizzly dengan lebar screening sebesar 20 cm, yang artinya bahwa bijih dengan

diameter sebesar -20 cm dikategorikan sebagai ore, dan +20 cm dikategorikan

sebagai waste. Kecuali ada rekomendasi dari Geologist, maka boulder tersebut

akan dikategorikan sebagai waste.

Dari penelitian ini, dapat terlihat bahwa ada hubungan eksponensial antara besar

diameter boulder dengan kadar Ni. Hal ini mengindikasikan bahwa screening

sebesar 20 cm tidak efektif melainkan menbuang bijih sehingga mengurangi

jumlah produksi bijih. Selain itu, dalam nilai Cut-off Grade yang telah mengalami

kenaikan ( misal ≥ 2.0 % Ni ), maka besar diameter boulder tersebut pun juga

harus diturunkan untuk menghindari perbedaan kadar antara bijih tersebut dengan

desain program eksplorasinya.

Dalam mendeterminasi Kadar Ni tersebut, pada dasarnya dapat disesuaikan

dengan kadar Ni hasil analisis laboratorium. Yang artinya bahwa keduanya

memiliki hubungan yang linear, dikarenakan keduanya merupakan nilai Kadar

%Ni yang mewakili tiap rentang fraksi boulder batuan pembawa nikel. Data

keduanya dapat kita lihat pada tabel 4.5 dan gambar 4.9 berikut ini :

Tabel 4.5 Perbandingan data kadar Ni analisis dengan perhitungan

% Ni Analisis Lab

% Ni Perhitungan Fraksi ( cm )

2.23 2.27 1 ≤x≤2.5

1.95 2.13 2.5≤x≤ 5

1.96 2.00 5≤x≤10

2.17 1.92 10≤x≤15

2.03 1.86 15≤x≤20

2.65 1.82 20≤x≤20

1.85 1.77 25≤x≤30

64

Page 18: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Gambar 4.9 Perbandingan data kadar Ni analisis Lab dengan Ni perhitungan

Metode II

Terlihat bahwa nilai kadar Ni hasil analisa X-Ray dengan nilai kadar Ni hasil

perhitungan berbeda. Hasil analisis kadar tidak menunjukkan pola penurunan

linear seperti yang terdapat pada hasil perhitungan. Pada tiap rentang fraksi terjadi

perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dikarenakan pada sampling

boulder tersebut, grab sampling yang dilakukan pada bijih tidak mewakili

keseluruhan bagian yang lapuk dengan bagian batuan yang segar. Kemungkinan

adanya kehadiran mineral sekunder berkadar tinggi atau rendah seperti Garnierit,

Krisopras yang mengurat pada bagian boulder dapat mengakibatkan setiap

boulder yang disampling memiliki nilai kadar Ni yang sangat tinggi atau rendah.

Pada dasarnya, nilai kadar Ni tiap rentang fraksi berada di antara nilai kadar

batuan segar dengan kadar lapuk. Namun, terlihat pada salah satu nilai kadar hasil

analisis, nilai yang dihasilkan lebih tinggi. Hal ini dapat dikarenakan pada proses

preparasi sampel, sampel yang terambil hanya mewakili bagian yang lapuk saja,

sehingga tanpa adanya kehadiran kadar pengotor dari batuan segar pada batuan

tersebut, analisisnya menghasilkan nilai kadar yang sangat tinggi.

65

Page 19: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

Selain itu, rasio volume pelapukan pada boulder tidak menunjukkan pola yang

linear, dimana pada tingkat pelapukan yang seharusnya sama, dan dengan volume

batuan segar yang meningkat secara linear, rasio menurun secara linear. Hal ini

dapat disebabkan oleh karena hasil pengukuran dimensi tebal pelapukan, pada 4

arah kurang representatif. Seharusnya tebal pelapukan diukur pada 6 arah atau

lebih, dan untuk lebih mewakili lagi, boulder dapat dibelah, dan dilihat

kemenerusan tebal pelapukannya dari dalam, serta intensitas fracture yang terisi

oleh mineral sebagai bagian yang lapuk. Hal ini juga dapat disebabkan oleh

bentuk dari boulder itu sendiri, yang mana pada kenyataan di lapangan bentuknya

adalah asimetris dengan tebal pelapukan yang meningkat secara gradual.

Terlepas dari hal tersebut, hasil yang didapat menghasilkan suatu datum dalam

penghitungan diameter boulder yang paling efektif pada kadar tertentu dalam

meningkatkan jumlah produksi ore. Pada beberapa kasus penurunan bijih sebagai

umpan dalam grizzly, didapat bahwa pengosongan grizzly menghasilkan

pengurangan jumlah bijih mencapai ± 10 %. Dengan adanya penghitungan seperti

ini, hampir dapat dicermati bahwa jumlah ore akan semakin meningkat serta dapat

menghindari adanya dilusi kadar pada proses produksi.

4.4 Analisis Data Kualitatif

Pada dasarnya, tingkat pelapukan dan lateritisasi endapan Ni dikontrol oleh

morfologi, topografi, iklim, control air tanah, serta tipe batuan asal dan alterasi.

Dan berdasarkan mineralogi bijihnya, tipe endapan pada front ini merupakan tipe

Hydrous Mg Silicate Deposits, yang didominasi oleh kehadiran Mg – Ni silikat

pada bagian saprolitnya. Silikat ini merupakan variasi dari Serpentin, Talc, Klorit,

dan Sepiolit, serta Garnierit. Terbentuk pada ofiolitik Harzburgite – Peridotit,

pada tektonik yang cukup aktif dengan relief yang tinggi. Horizon utama bijih

pada tipe endapan ini adalah adalah pada zona saprolit bawah ( low saprolit zone )

yang berada di bawah zona diskontinuitas Mg. Profil bagian atasnya secara umum

sama dengan tipe endapan oxida. Tipikal profil dari endapan ini memperlihatkan

pelapukan mengulit bawang ( spheroidal weathering ) dengan sebagian batuan

66

Page 20: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

yang tersepentinisasikan kuat, dan zona saprolitnya terdiri atas boulder – boulder

berukuran beberapa millimeter sampai 10 cm. Dengan intensitas pelapukan

meningkat dari zona bawah ( batuan asal ) sampai ke margin atas. Meskipun

dalam beberapa meter dari diskontinuitas Mg, beberapa blok masih

memperlihatkan batuan asal yang tidak terlapukkan. Kebanyakan dari Silikat,

termasuk Garnierit dapat mengandung kadar Ni yang sangat tinggi. (3 – 4

%berat). Biasanya mineral ini hadir dalam bentuk boxworks dan vein

bersebelahan dengan silika sekunder yang mengikuti struktur reliknya sebagai

shears, rekahan, batas – batas butir. Pelapukan sebagian pada Serpentin primer

juga menghasilkan host mineral yang signifikan pada tipe endapan ini, sehingga

bentuk utama dari bijih ini adalah batuan yang terserpentinisasikan kuat.

Pada dasarnya, mineral Serpentin pada bagian luar dari pelapukan boulder ini

mengandung lebih banyak Ni dibandingkan dengan Garnierit yang mengurat pada

boulder – boulder ini. Di saat pelapukan mengulit bawang mendominasi, pada

dasarnya bijih dapat ditentukan dari besar screening serta selective crushing pada

proses penambangannya.

Salah satu faktor pengontrol dari tingkat pelapukan adalah iklim, dimana lokasi

penelitian memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi serta panas

di siang hari sepanjang tahun dan menjadikan perbedaan suhu yang cukup

signifikan antara siang dan malam serta menyebabkan pelapukan yang sangat

intensif. Selain itu, kemiringan lereng pada daerah penelitian berkisar pada 6° -

27°. Pada kemiringan lereng yang landai seperti ini, air tanah akan banyak

meresap dan sangat baik untuk proses lateritisasi serta pelapukan batuan ultrabasa,

serta serta melindi unsur – unsur mobile dari batuan yang ada di permukaan. Hal

ini dapat terlihat pada sebaran kadar Ni yang relatif tinggi pada zona saprolit

daerah ini.

Batuan asal, yang juga menjadi faktor, memberi pengaruh pada pengamatan

tingkat pelapukan daerah ini. Pada front Oshin East ini, batuan induknya adalah

batuan Dunit, yang termasuk dalam keluarga batuan Peridotit, yang mengandung

lebih dari 90 % Olivin. Dunit yang relatif lebih kaya akan Olivin akan terlapukkan

secara merata sehingga menghasilkan variasi laterit yang homogen.

67

Page 21: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

68

Selain ketiga faktor di atas, faktor lainnya yang mempengaruhi intensitas

pelapukan adalah struktur dan rekahan. Dari pengamatan di lapangan, intensitas

struktur dan rekahan tinggi pada zona saprolit maupun pada zona atasnya.

Intensitas struktur dan rekahan ini mempengaruhi variasi dari kemenerusan

ukuran boulder dan sebaran kadar Ni, juga dikontrol oleh air tanah yang melindi

dan membawa unsur – unsur mobile hasil pelapukan pada batuan ultrabasa di

permukaan.

Page 22: Bab IV Pengolahan dan Analisis Data - · PDF fileData primer merupakan pengukuran dimensi pelapukan boulder batuan pembawa nikel pada front tambang yang sedang aktif. Hal ini diperuntukkan

Bab IV – Pengolahan dan Analisis Data 

42