bab iv penerapan sistem pemerintahan sultan...

39
BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKU PADA ABAD KE XVIII 4.1 Sistem pemerintahan Sultan Nuku pada pemerintahan sultan Nuku terdapat dewan wazir dengan empat tugas pokok: penetapan undang-undang, menentukan garis kebijakan, pemerintahan mengesahkan peperangan dan perdamaian, serta mengangkat dan memberhentikan Raja-raja, Sangaji,sangaji, Hukum-hukum dan Gimalaha- gimalaha. (Maswin. M. Rahma 2006:9) 4.1.1 Kepemimpinan Dari aspek proses, ada lima sistem kepemimpinan di Tidore: 1). Tipe Papa Setete: Sistem pewariasan kepemimpinan hanya sebatas klen. Pemerolehan sifat tradisional magic. Sumber legitimasi magic, merupakan bentuk legitimasi dengan sumbernya dari mahluk tak terjangkau. Penyeleksian kepemimpinan kadang-kadang diikuti oleh hampir seluruh klen. Siapa yang merasuki mahluk yang tak terjangkau (papa setete) itu maka dialah yang dinobatkan sebagai masimo. 2). Tipe Kepala Klen: Kepemimpinan ini merupakan sistem pewarisan dengan kekuasaan sebatas klennya atau kelommpok kerabat menurut tata urut senioritas keturunan dan kelahiran. Kedudukan pemimpin selalu berada pada klen yang paling senior dengan jabatan yang dipegang oleh anak sulung laki- laki maka diurutkan kepada urutan-urutan tertua, kedua dan seterusnya. 52

Upload: buidien

Post on 22-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

BAB IV

PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKU

PADA ABAD KE XVIII

4.1 Sistem pemerintahan Sultan Nuku

pada pemerintahan sultan Nuku terdapat dewan wazir dengan empat tugas

pokok: penetapan undang-undang, menentukan garis kebijakan, pemerintahan

mengesahkan peperangan dan perdamaian, serta mengangkat dan

memberhentikan Raja-raja, Sangaji,sangaji, Hukum-hukum dan Gimalaha-

gimalaha. (Maswin. M. Rahma 2006:9)

4.1.1 Kepemimpinan

Dari aspek proses, ada lima sistem kepemimpinan di Tidore:

1). Tipe Papa Setete: Sistem pewariasan kepemimpinan hanya sebatas klen.

Pemerolehan sifat tradisional magic. Sumber legitimasi magic, merupakan

bentuk legitimasi dengan sumbernya dari mahluk tak terjangkau. Penyeleksian

kepemimpinan kadang-kadang diikuti oleh hampir seluruh klen. Siapa yang

merasuki mahluk yang tak terjangkau (papa setete) itu maka dialah yang

dinobatkan sebagai masimo.

2). Tipe Kepala Klen: Kepemimpinan ini merupakan sistem pewarisan dengan

kekuasaan sebatas klennya atau kelommpok kerabat menurut tata urut

senioritas keturunan dan kelahiran. Kedudukan pemimpin selalu berada pada

klen yang paling senior dengan jabatan yang dipegang oleh anak sulung laki-

laki maka diurutkan kepada urutan-urutan tertua, kedua dan seterusnya.

52

Page 2: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

53

3). Tipe pria perkasa: yaitu untuk memperoleh kekuasaan dengan usaha

pencapaian yang dapat dilakukan secara pribadi melalui usaha kekayaan

ekonomi, kepandaian berdiplomasi dan berpidato. Selain itu unsur utama yang

dituntut adalah keberanian dalam memimpin perang, dan dapat memiliki tubuh

yang besar dan tegap tetapi sekali gus sikap murah hati.

4). Tipe Jou Kolano (Raja/Sultan ) : yaitu kepemimpinan menganut sistem

pewarisan. Artinya kepemimpinan memperoleh karena warisan dari sang

ayahnya. Biasa calon penggantinya adalah anak sulung. Namun anak sulung

tidak memnuhi persyaratan. Maka pergantian berdasarkan pewarisan itu,

terdapat pula sistem birokrasi yaitu birokrasi tradisional yang berperan sebagai

mesin berjalannya pemerintahan dan permainan politik dilinkungan

masyarakat.

5). Tipe Campuran: yaitu terdapat pada individu-individu yang tampil sebagai

pemimpin selain atas dasar keturunannya, juga memiliki kewibawaan,

keuletan, keberanian menegakan keadilan dan kebenaran (loa sebanari) serta

menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Tradisional (Megic): Merupakan

bentuk legitimasi dengan sumber dari Tuhan, Dewa, ataupun Mahluk-mahluk

yang tak terjangkau.

• Taradisional rasional: yaitu bersumber pada aturan-aturan rasional yang

disepakati bersama oleh mereka yang mengangkat. Begitupun ada juga aturan-

aturan yang tidak tertulis yang secara terbuka

Page 3: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

54

• Campuran: yaitu pendukun dua legitimasi melahirkan sifat campuran, yang

dikedepankan bisa saja sistem pertama menyusul legitimasi kedua maupun

sebaliknya. Maswin. M. Rahman (2006:13)

Pada sistem kepemimpinan ini untuk menstabilkan jajaran pemerintahan

Tidore agar tidak terjadi keambisian oleh orang-orang tertentu dan dapat

menjalankan roda pemerintahannya dengan baik harus konsisten dengan aturan-

aturan yang sudah ditetapkan. Selain itu harus objektif dan tidak berpihak kepada

siapapun, sebab ini membuat masyarakat sendiri merasa adil dalam

kepemimpinan tersebut, karena semua itu dibentuk melalui permusyawaran

bersama sehingga tidak bisa dirubah, sampai sekarang pun tradisi itu masih

berlaku.

4.1.2 Pemerintahan Pusat

Sultan pemegang tampuk atas kekuasaan tertinggi dalam kedudukan

tersebut. Sultan dibantu oleh Syara, Adat Se Nakudi (dewan wazir).

1). Syara adat senakudi (dewan wazir) adalah dewan kerajaan yang

beranggotakan bobato pehak raha serta wakil dari wilayah-wilayah kekuasaan.

Dewan wazir dipimpin oleh sultan dan kewenanganya diberikan oleh sultan

dan kewenangannya diberikan kepada jou jau. Jou jau pada dewan wazir

adalah mewakili sultan.

2). Bobato Pehak Raha (empat pihak bobato), semacam depertemen yang

mengatur dan melaksanakan keputusan-keputusan dewan wazir. Yang terdiri

dari:

Page 4: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

55

a) Pehak Labe (Semacam Departemen Agama), membidangi fiqi dan syariah yang

terdiri dari kadhi (penanggung jawab) imam, sangaji-sangaji, dan khatib-

khatib.

b) Pehak adat dalam bidang pemerintahandan kemasyarakatan terdiri dari, Joujau

(perdana menteri), hukum yade (menteri dalm negeri urusan luar), hukum

soasio (menteri dalam negeri urusan dalam) dan bobato ngofa (semacam

menteri urusan kabinet).

c) Pehak komponia (bidang pertahanan dan kemanan) terdiri dari kapita kie, jou

myor, dan kapita ngofa mereka inilh sebagai penanggungjawab.

d) Pehak juru tulis dipimpin oleh seseorang yang berpangkat tulamu (sekretaris

dalam kerajaan), sadaha (kepala rumah tangga kerajaan), sowohi kie

(protokoler kerajaan urusan kerohanian) fomanyira ngare (humas kesultanan)

syahbandar (urusan administrasi pelayaran).

Pada struktur pemerintahan juga terdapat urusan-urusan khusus, yang

dirangkap oleh pejabat pehak raha maupun dari pihak luar yang dianggap

berkompoten antara lain:

• Kapita Lau : Urusan khusus peperangan (Panglima perang)

• Fomanyira Ngare : Urusan Logistik

• Gonone : Urusan Intelejen

• Serang Oli : Urusan Propaganda

Setelah terbentuknya struktur pemerintahan maka tidak adanya ketimpangan

dalam pemerintahan di kepulauan Tidore itu sendiri, karena dapat ditata sesuai

dengan prioritasnya masing-masing baik dalam pemerintahan pusat maupun di

Page 5: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

56

Daerah, sehingga kehidupan masyarakat berjalan dengan teratur, baik dalam

bidang perekonomian, budaya, dan lain-lain.

STRUKTUR PEMERINTAHAN KESULTANAN TIDORE

Maswin. M. Rahman (2006:14)

SULTAN

BOBATO SYARAH ADAT SENAKUDI D EWAN WASIR

PEHAK SYARA LABE PEHAK ADAT PEHAK JURUTULIS PEHAK KOMPANIA

KADHI IMAM NGOFA IMAM TOGUBU IMAM JAWA KONORA

JOUJAU KAPITA LAU HUKUM YADE HUKUM SOASIO

GIMALAHA MARSAOLI GIMALAHA FOLA RAHA GIMALAHA SIBU GIMALAHA MATAGENA GIMALAHA SIBU MABELO GIMALAHA TOMALOU GIMALAHA TONGOWAI GIMALAHA MARE

IMAM DARI SANGAJI IMAM DARI NYILIGAM TUFKANGE IMAM GAMTUMDI IMAM DARI GIMALAHA RORA KHATIB-KHATIB KIE

TULLAMO SADAHA SOWOHI KIE SYAHBANDAR FOMANYIRA NGARE

KAPITA KIE JOU MAYOR KAPITA NGOFA

GIMALAHA- TOMAYOU JURUTULIS -LOA-LOA MOTE-MOTE

GIMALAHA TOGUBU GIMALAHA SOA KONORA GIMALAHA KALAODI GIMALAHA MALIGA GIMALAHA DOYADO FOMANYIRA TUMCALA FOMANYIRA YABA FOMANYIRA FAILUKU FOMANYIRA DIKITOBO FOMANYIRA TASUNA FOMANYIRA JAWA FOMANYIRA SOASELI FOMANYIRA TOMADOU FOMANYIRA COBO FOMANYIRA RUM

BALA RAKYAT MARGANYA

JODATI NGOFA JODATI JUDATI ALFARIS SARJENTI BORU KABO AL BAHDIR

NEGERI OTONOM TERKECUALI

NYILI GAMTUFKANGE

BALA RAKYAT NEGERINYA

NEGERI OTONOM KECUALI

GAMTUFKANGE

BALA RAKYAT NEGERINYA

KAPITA LAU SARANG OLI GONONE

Page 6: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

57

4.1.3 Tata Pemerintahan di Daerah

1) Pemerintahan di Ibu Kota kesultanan

Di ibukota kesultanan pemerintahan dilaksanaka oleh wakil-wakil marga

yang mendiami ibukota, dan wakil-wakil marga dikawasan yang tidak diberi

otonomi khusus. Wakil-wakil marga tersebut, selain melaksanakan tugas dan

fungsinya, juga berperan membantu roda pemerintahan pehak raha terutama

pehak adat antara lain :

• Bobato Yade: Gimalaha Marsaoli, Sangaji Moti,Tomalou, Tongowai.

• Bobato Soasio: Gimalaha Togubu, Soa Konora, Soa Mafu, Fomanyira Rum

2) Pemerintahan didalam Pulau Tidore

Pemerintahan dipulau tidore dilimpahkan adat dan syara. Kewenangan

kompania diberi peran terbatas kepada seorang kapita, begitupun kewenangan

juru tulis dilakukan oleh sadaha pada masing-masing pemerintahan:

• Bobato Adat Nyili Gamtufkange ( Delapan Kampung/ Marga) yang terdiri dari;

Gimalaha Tomayou, Fomnyira Tambula, Ngosi, Tuguwaji, tomagoba.

• Bobato Adat Nyili Gamtumdi ( Tuju Kampung/ Marga) yang terdiri dari;

Sowohi Kie, Gimalaha Seli, Fomanyira Topo, Taran, Lage-Lage, Tomawonge,

Tofo Jio.

• Bobato gimalaha rora (Enam Pemimpin Marga): Gimalaha Gamtohe, Tomaidi,

Tahisa, Dokiri, dan Banawa.

• Bobato sangaji jiko malofo (Sangaji Laisa dan Sangadji Laho) meliputi :

Fomanyira Afa-afa, Sirongo, Tomakusu, Bua-bua, Todorabu, Tomarora.

Page 7: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

58

3) Diluar pulau Tidore

• Bobato nyili lofo-lofo. (Wilayah Oba, Weda, Patani, Maba ) sekarang

Kecamatan Oba Utara antara lain: Sadaha, Sangaji Weda, Patani, Maba, Ake

Lamo, Payahe, Ake Mayora.

4) Bobato Nyili Papua, terbagi dalam tiga wilayah :

• Wilayah Raja Emat terdiri dari: Kolano Waigeo, Kolano Salawati, Kolano

Umsowol, dan Kolano Waigama.

• Wilayah Papua Gamsio, terdiri dari 9 Sangadji: Sangadji Umka, Usba, Barey,

Boser Kafdarum, Waken, Warijo, War, dan Sangadji Marasai.

• Wilayah Mafa Soa Raha terdiri dari 4 Sangadji: Sangadji Rumbarpon,

Rumanssar, Anggardifu, Dan Sangadjii Waropen.

berdasarkan uraian tentang sistem pemerintahan diatas maka keputusan

untuk kepentingan rakyat disuatu wilayah tidak didasarri atas pertimbangan

seorang pemimpin semata, tetapi dengan dimusyawarahkan dan diputuskan secara

kolektif oleh perwakilan-perwakilan yang ada di Bobato. Ini merupakan sebuah

antisispasi yang telah dilakukan untuk mencegah jangan smpai terjadinya konflik

horisontal,berupa perseteruan antara suku, agama, dan kepentingan lainnya yang

termuat dalam otonomisasi khusus (Ator Se Fato dalam bidang pemerintahan,dan

bidang keuangan yang dikenal Fara Sefilang) sebagaimana yang diungkapkan

oleh Vander Laiden bahwa lembaga-lembaga politik yang ada di Papua berasal

dari Tidore.

Jadi pada peraturan Sultan dalam kedudukanya dapat disamakan dengan

undang-undang dasar (UUD) atau konstitusi negara moderen. Karena dalam

Page 8: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

59

menjalankan pemerintahan sultan dapat dibantu oleh para bobato syariat dan

bobato hakekat itu sendiri. Perlu diketahui bahwa bobato syariat merupaka

pejabat kesultanan yang menjalankan fungsi pemerintahan (Eksekutif) dan

musyawarah sedangkan Bobato hakekat dapat membantu sultan dalam bidang

spiritual.

Begitupun dalam pemelihan bila ada kekososngan pimpinan tertinggi

dikesultanan Tidore, apabila Sultan meningal atau mengundurkan diri maupun

diberhenti, maka pergantian sultan Tidore tidak melalui pewarisan secara

langsung kepada anak laki-laki atau saudara kandung laki-lakinya sultan,

melainkan pemelihan yang sudah diajukan nama-nama calon dari Dano-Dano

Folaraha yang terdiri dari Fola Yade, Fola Akesahu, Fola Rum dan Fola Bagus,

yang dilakukan oleh pejabat kesultanan sebagai pengganti sultan (Bobato Syariat).

Hasil Wawancara (Bapak Yunus Hatari 2011)

4.2 Peralihan Pemerintahan Paska Sultan Saifuddin

4.2.1 Secara Kronologis Pemerintahan Sultan Saifuddin

Selama pemerintahan Sultan Saifuddin yang berkisar 32 tahun, tidak

pernah terdengar berita bahwa Sultan Saifuddin pernah menghunus pedang atau

mengarahkan tentara untuk menyelesaikan suatu masalah. Sesuai dengan

wataknya, karena saifuddin merupakan seorang pasifis, serta ide-ide yang kadang

sukar diimplementasikan. Pada saat itu Tidore dapat merehabilitasikan dirinya

sebagai kerajaan yang terpenting disamping kerajaan Ternate.

Munculnya sebuah gagasan dari Sultan Saifuddin tentang restorasi empat

pilar Maluku, disitu terdapat satu gagasa yang sangat kuat dan dapat

Page 9: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

60

diperjuangkannya secara konsisten adalah membangun kembali Maluku yang

bertopang diatas empat pilar; Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Dari gagasan

Sultan Saifuddin itulah yang dapat mengilhami Sultan Nuku diakhir abad ke-

XVIII dan untuk mengimplementasikannya Nuku dapat mendirikan kembali

Kerajaan Jailolo. Di sisilain terjadi negosiasi yang dilakukan oleh Sultan

Saifuddin terhadap Laksamana Spelman beliau adalah salah seorang petinggi

VOC di Batavia dalam negosiasi itu terdapat pemasukan masalah kepulauan Raja

Empat dan Papua daratan sebagai salah satu agenda perundingan, disamping

masalah monopoli cengkeh yang telah lama dituntut oleh VOC.

M. Adnan Amal (2007:177) Dalam perundingan itu, Saifuddin berhasil

menukar hak monopoli atas cengkeh dengan pengakuan VOC terhadap hak-hak

Kerajaan Tidore atas kepulauan Raja Empat dan Papua daratan. Kandungan pokok

perjanjian yang disepakati pada tanggal 28 Maret 1667, setelah berunnding selama

dua hari, adalah sebagai berikut:

a. Kompeni VOC mengakui hak-hak dan kedaulatan Kesultanan Tidore atas

kepulauan Raja Empat dan Papua daratan.

b. Kesultanan Tidore memberikan hak monopoli perdagangan rempah-rempah

dalam wilayahnya terhadap kompeni.

Disaat Saifuddin membuat perjanjian untuk memberikan hak monopoli

pedagang rempah-rempah terhadap VOC, terjadi reaksi keras yang datang dari

kalangan ulama dan para sangaji di Daerah-daerah, padahal pemberian hak

monopoli oleh Saifuddin 150 lebih belakangan dibandingkan dengan Ternate.

Untuk pemberian hak monopoli ini, Tidore memperoleh 2.400 ringgit tiap tahun

Page 10: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

61

sebagai imbalannya. Begitupun didalam kalangan rakyat dan orang-orang yang

tantang monopoli, beredar rumor bahwa Saifuddin telah mendatangani pembrian

hak monopoli perdagangan rempah-rempah dengan Gubernur Belanda untuk

Maluku Simon Cos, juga telah menggadaikan Kerajaan Tidore kepada VOC.

Saifuddin membantah rumor tersebut dan beliau menjelaskan bahwa

tujuan yang ingin diraih adalah untuk memperbesar peranan Tidore dalam

pecaturan regional. Karena Saifuddin tahu bahwa setelah wafatnya Sultan

Babullah, maka semakin merosot dan kekuatan Kerajaan Ternate hanya

bergantung pada dukungan dan kesediaan Negara Asing untuk menolongnya.

Oleh sebab itu pendapatan kopensasi yang diterima dari VOC untuk pemberian

hak monopoli perdagangan cengkeh, hanya dipakai sedikit untuk menunjang

kehidupan sederhananya, dan bagian terbesarnya dapat dipakai untuk

kemakmuran Kaulanya. Dan beliau dapat bergaul dengan siapapun saja, bahkan

pintu istananya terbuka lebar bagi rakyatnya dan apa bila seorang rakyat

mengadukan perlakuan bobato terhadapnya ia segera menyelesaikannya.

Pada pemerintahan Sultan Saifuddin sangat bijaksana dan begitu cerdas

dalam menjalankan roda pemerintahan dimana beliau mengadakan perundingan

untuk memasukan Raja Empat dan papua dalam hak Kerajan Tidore begitupun

menggantikan hak monopoli cengkeh sehingga kopensasi yang diterima dapat

mensejatrakan kaula atau bawahannya untuk melakuan pengurusan dalam

pemerintahan, dan beliau dapat meluncutkan gagasan tentang empat pilar Maluku

sehingga gagasantu dapat diperjuangkan oleh Nuku setelah dinobatkan dirinya

menjadi sultan Tidore.

Page 11: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

62

4.2.2 Pengisihan Kekuasaan Oleh Sultan Jamaludin

Sepeninggalan sultan saifuddin, gubernur Belanda di Ternate dan sultan

Tidore pun silih berganti naik tahta. Sewaktu pemerintahanya sultan malikul

manan syah, Belanda menuduh rakyat Tidore yang membajak dan merampok

kapal-kapal Beland. Karena ada pengeluaran perintah secara rahasi kepada

seluruh rakyat Tidore berkewajiban dengan cara apapun harus mengenyahkan

Belanda dari wilayah maluku. Dalam pasal 2 kontrak 23 Januari 1733, Sultan

Malikul Manan Syah berjanji akan menyuruh hentikan dan mencegah rakyatnya

membajak dan mencekal kapal-kapal kompeni.

Pasal 3 memuat tarif pengganti kerugian perang atau denda yang harus

dibayar oleh sultan kepada Belanda terhadap pelanggaran-pelanggaran yang

terjadi lagi, jika satu perhu kapal atau kora-kora Papua atau dari rakyat Tidore

lainnya nampak diseram kompeni, daerah-daerah Maluku, Ambon dan Banda

yang dibawah kuasa pemerintahan kompeni tanpa surat pas Gubernur, harus

dibayar kepada kompeni oleh sultan Tidore dua orang budak berlian tanpa cacat,

sehat dan tegap yang berharga 40 ringgit seorang. Untuk menjalankan ekstripasi

dan mencegah bajak laut sekurang-kurangnya sultan Tidore menyerahkan sebuah

hongi (eskade perahu perang) kepada Belanda. Sultan Tidore tegas menolak

permintaan kompeni dan pasall 3 ini, bahkan sri sultan mengirimkan kurir-kurir

seluruh wilayah kekuasaannya untuk mencegah ekstripasi Belanda. Maswin M.

Rahman (2006:46)

Ketika Sultan Jamaluddin mengganti Sultan Malikul Manan Syah maka

Belanda kembali menunding bahwa rakyat Tidore melanggar perjanjian yang

Page 12: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

63

ditanda tangani oleh Sultan Malikul Manan Syah. Belanda menuntut ganti rugi

sebesar 50.000 ringgit. Jamaludin menolak tuntutan Belanda, namun tidak

kehilangan akal Belanda diberikan bukti-bikti pelanggaran yang dilakukan oleh

rakyat Tidore. Sultan Jamaluddin tahu persis bahwa bukti yang disodorkan oleh

Belanda itu benar. Karena beliau dengan Sultan-sultan Tidore sebelumnya eksis

mengeluarkan instruksi rahasia bahwa Belanda adalah penjajah yang harus

dienyahkan dari wilayah kekuasaan Tidore, dari Maluku sampai Papua.

Jamaludin akhirnya mengirimkan delegasi Tidore ke Ternate untuk

merundingkan protokol persetujuan dengan Belanda. Dalam delegasi itu turut

serta anaknya Nuku. Dalam perundingan belanda menyodorkan tawaran lain, uang

sebesar 50.000 ringgit tiak perlu diganti, asalkan sultan Tidore menyerahkan

wilayahnya Seram Timur kepada Kompeni. Tawaran tersebut disanggupi oleh

Sultan Jamaluddin tetapi ditantang oleh putranya Nuku. Nuku berpendapat bahwa

Seram Timur hanya diserahkan berupa gadaian dalam batas waktu beberapa

tahun. Protes opsi Nuku tidak menuai hasil apa-apa.

Maswin M. Rahman (2006:47) Merasa gagal, Nuku yang pada waktu itu

berkedudukan panglima perang mengadakan organisasi rahasia “pergerakan

dibawah tanah” untuk menyabot monopoli dan ekstripasi Belanda. Usaha mereka

membuahkan hasil, beberapa ektripasai Kompeni mengalami kegagalan. Belanda

menaruh curiganya kepada Sri Sultan dan Putra-putranya. Jamaluddin ditangkap

dan diasingkan ke Batavia dan meninggalnya disana.

Page 13: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

64

4.2.3 Pengambilalihan Kekuasaan Oleh Sultan Nuku

Ketika sepeninggalanya Sultan Jamaludin, Belanda memahami benar

tentang wataknya Nuku, sehingga mereka mempersiapkan Patra Alam putra

Gaijira sebagai pengganti mahkota Kesultanan Tidore. Patra Alam dinina bobokan

dengan fasilitas kompeni, momentum yang tepat disaat Gaijira wafat dalam bulan

April 1780 Gubernur Belanda Cornabe mengangkat Patra Alam sebagai Sultan

Tidore. Menjelang tiga bulan kemudian Patra Alam dibantu oleh kompeni

Belanda menyerbu dan membakar hanguskan kediaman Nuku, harta bendanya

dirampas, sehingga Nuku bersama istri dan anaknya Abdul Gafar, yang ditemani

oleh Tulamo Ismail (Sekretaris Kesultanan), Hairum Gimalaha Toloa, Kaicili

letnan Walaudin lolos dengan sebuah kora-kora menuju Patani. Sehingga Patra

Alam tampil sebagai Sultan bonekanya kompeni, praktis seluruh wilayahnya

Kesultanan Tidore untuk sememtara berada dalam cengkraman kompeni. Maswin

M. Rahman (2006:48)

Setelah Nuku melarikan diri dari Tidore ke Patani, disana beliau dapat

menghimpun kekuatan diberbagai macam Daerah, baik di Paua, Halmahera, Gebe,

Seram, dan lain sebagainya, untuk melakukan penyerangan ke Kerajaan Tidore

untuk mengambil alih kekuasaan tersebut. Ketika pada tanggal 12 April 1797,

mrupakan sebuah hari yang paling bersejarah bagi masyarakat Tidore, disaat itu

seluruh armada Nuku mengepung Tidore dari berbagai penjuru. Sepasukan kora-

kora berpatroli di Ternate agar tidak mengirimkan bantuan ke Tidore. Diatas

anjungan kapal Rosource Nuku mengepalai langsung pendudukan atas Tidore.

Beliau mengutuskan Abdul Jalal menghadap dan meminta Patra Alam untuk

Page 14: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

65

menyerahkan mahakota kepada Nuku, ternyata Patra Alam menolak dan

mnyerukan perlawanan bersenjata menghadapi Nuku.

Seruan Patra Alam tersbut ditanggapi dingin oleh rakyat Tidore bahkan

seluruh kampung melalui Sangaji, Gimalaha, Fomanyira, dan Mahimo

menyatakan kesetiaannya dan mendukun Nuku sebagai Sultan Tidore. Melihat

kondisi yang tidak trkendali ini membuat Patra Alam dan beberapa pengikut

setianya melarikan diri dari Tidore untuk memohon perlindungan kepada Belanda

di Ternate.

Di Tidore Nuku disambut dengan baik oleh masyarakat serta pengikut-

pengikutnya dan sekalian Bobato-bobato, tidak ada perlawanan apapun. Perebutan

dan pendudukan kembali Tidore telah berlangsung dengan cara “Revolusi Tanpa

Pertumpahan Darah” sehingga Nuku dinobatkan sebagai Sultan atas seluruh

Kesultanan Tidore dengan segala upacara oleh sekalian Bobato, Sangaji-Sangaji,

Gimalaha-Gimalaha, Fomanyira-Fomanyira, Kapita-Kapita Perang, Kadhi, Imam,

dan Khatib-Khatib dengan gelarnya Sri Paduka Maha Tuan Sultan Said,ul Jehad

Muhammad EL Mabus Amirudin Syah Kaicili Paparangan Jou Barakati. Maswin

M. Rahman (2006:62)

Selama sepekan Nuku bekerja siang malam untuk menyusun Pemerintahan

dan mengatur roda ekonomi. Semuanya itu dapat ditata, diatur sebagaimana

sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Ditetapkannya pemberian

otonomi khusus arah Todore (Fara Se Filang). Selama pemerintahan Nuku dari

tahun 1797-1805 Tidore, Papua, Seram serta Wilayah-wilayah dibawah daulat

Sultan Tidore menghirup udara Kemerdekaan.

Page 15: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

66

M. Adnan Amal (2007:186) Disaat penghujung abad ke 18 dan permulaan abad

ke 19 adalah era keemasan Tidore dibawah Sultan Nuku, ada empat konsep politik

yang ingin diwujudkan Nuku:

a. mempersatukan seluruh wilayah Kesultanan Tidore sebagai suatu

kebulatan yang utuh.

b. Memulihkan kembali empat pilar kekuasaan kerajaan Maluku.

c. Mengupayakan sebuah persekutuan antara keempat kerajaan Maluku.

d. Mengenyahkan kekuasaan dan penjajahan asing dari Maluku.

4.3 Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tidore

Setelah Belanda berhasil mengusir portugis dari Maluku pada 1605, dan

Indonesia umumnya, maka sejak itu berbondong-bondong kapal Belanda ke

Indonesia. Akibatnya persaingan diantara mereka tidak dapat terelakan. Untuk

menghindari persaingan tersebut, maka pada tahun 1602, didirikan Perserikatan

Perusahan Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Companie (VOC).

VOC juga berusaha memaksa Monopoli perdangangan rempah-rempah

sebagai tujuan utamanya, langkah awal yang dilaksanakan adalah upaya untuk

mengusai salah satu kota pelabuhan penting yang dijadikan pusat VOC. Maka

pada tahun 1619 Jakarta kemudian menjadi pusat VOC dulu dikenal dengan nama

Batavia. Setelah memiliki sebuah kota sebagai pusatnya maka kedudukan VOC

semakin kuat. Usaha untuk menguasai kerajaan-kerajaan dan kota-kota pelabuhan

penting lainya semakin ditingkatkan. Cara yang digunakan adalah dengan

melakukan politik Devide Et Impera.

Page 16: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

67

Dari segi ekonomi, VOC sama sekali tidak mengubah tatanan agraria di

Nusantara kecuali di Maluku. Di Wilayah tersebut intervensi VOC mengakibatkan

daerah produksi cengkeh yang sebelumnya berlokasi di Maluku Utara Ternate,

Tidore, Makian, dan Moti dialihkan ke kepulauan Ambon. Sebab tindakan VOC

bersifat dua-listik. Kalau di Utara ditegakkan larangan menanam dan menjual

rempah-rempah (extierpati stelsel), di kepulauan Ambon justru penduduk

diwajibkan menanam cengkeh untuk dijual kepada VOC (cultur stelsel). Di

kepulauan Banda terjadi sedikit pula dengan mengalihkan pengelolaan kebun-

kebun pala milik penduduk orang Eropa (perkeniers). Untuk pemeliharaan,

pemetikan dan penyerahan kepada loji-loji VOC dijalankan dengan ketat oleh

VOC, baik di Ambon maupun di Banda.(leirissa, 1996 :51).

Dalam usaha melaksanakan monopoli, VOC menetapkan beberapa

peraturan sebagai berikut:

e. Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC]

f. Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan VOC

g. Tempat menanam rempah-rempah ditentukan VOC.

Martono, (dalam Bunyamin, 2005 :19).

Menyangkut dengan seistem perdagangan yang dilakuan, Apakah

mengunakan sistem Kapitalis atukah ada sistem perdagangan lain yang berada

pada penduduk lokal ? Untuk menjawab pertannya tersebet, pada pihak VOC,

hanya menguasai komoditi-komoditi ekspor sesuai permintaan pasar di Erpao.

Kota-kota dangang dan jalur-jalur palayaran yang dikuasainya adalah untuk

menjamin monopoli atau komoditi itu (rempah-rempah). Selain itu VOC tidak

Page 17: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

68

memikirkan untuk membangun sistem pasokan kebutuhan-kebutuhan hidup

penduduk, kecuali bahan-bahan pakaian (tekstil) yang produksinya di India

dikasasinya juga. Maka ditengah celah yang disediakan sisitem VOC itu

muncullah pola perdagangan lain yang samasekali berada dalam tangan penduduk

lokal.

Seperti penjelasan tersebut maka satu hal adalah jelas, yaitu pola

perdagangan ini tidak bersifat kapitalis dalam arti mengejar keuntungan dan

kekayaan untuk investasi dan perluasan usaha. Sistem nilai yang berada dibalik

kegiatan ini lain samasekali dan mengacu pada sistem budaya setempat.

Sistem pertanian, industri dan sosial di Maluku ( Tidore, Ternate) di dasari

pada pemahaman bahwa tanah (lahan) dan pengusahaan lahan, termasuk juga laut

dan ikan di dalamnya, adalah milik masyarakat sebuah pedesaan tertentu secara

bersama, artinya setiap penduduk Desa memiliki hak mengusahakan sebidang

lahan untuk kebunya, dan mencarai ikan dilaut mana saja. Para penguasa

tradisional biasanya menghendaki pelayanan masyarakat untuk mengeksploitasi

sumber-sumber daya alam untuk kebutuhan bersama. Pemberian pelayaan seperti

itu bukan saja meliputi panen cengkeh, tetapi juga mengumpulkan hasil-hasil

hutan lainnya, seperti rotan dan bambu serta segala bahan lain yang dibutuhkan

untuk memilihara pasar, istana dan mesjid. (Des Alwi, 2005 :305).

Masyarakat Tidore pada saat itu dibawah penjajahan, namum dengan

kemampuan dan kekuatan seorang keturunan sultan mempertahannkan kedaulatan

masyarakat Tidore dari pihak penjajah. Pada tahun 1790, Nuku telah menang

dalam menghadapi pihak Kompeni Belanda pada suatau peperangan. Dan mampu

Page 18: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

69

menghentikan politik ekstirpasi (penebangan, pemusnahan atas cengkeh-cengkeh)

di Tidore. (E. Katoppo: 1984).

Dari perjuangan Nuku selama 25 tahun untuk mengangkat derajat

masyarakat Tidore dari tangan penjajah dengan menunjukan sikap yang tidak mau

kompromi dengan pihak penjaja Belanda. Hal ini sebagaimana terlihat dalam

suatu perjanjian Cranssen – Zainal Abidin orang kepercayaan Nuku, persetujuan-

persetujuan yang telah dicapai sebagian besar mengenai perdagangan. Maka

perniagaan yang sebelumnya sudah hampir membeku, menjadi ramai pulah,

kemakmuran rakyat bertambah maju.

Kecakapan diplomasi Zainal Abidin sungguh dapat pujian, terlihat pada

fasal-fasal finek, dapat dicapainya hasil yang memuaskan, sesudah tawar-

menawar dengan Cranssen harga pala yang dibeli oleh kompeni dari Tidore.

Ditetapkan 40 ringgit sepikul, sebelumnya 20 ringgit. Jadi harga di naikkan 100

%. Nilai mata uang masa itu dapat ditaksir 100 kali lipat nilai uang sekarang.

Persetujuan yang dilakukan itu lebih mirip pada suatu persetujuan dagang

antara dua Negara yang merdeka dan berdaulat, sedang suatu perjanjian

perdamaian dan persahabatan “seperti yang dimaksudkan oleh komperni belum

juga dibuat). Jadi yang paling untung dalam hubungan baru ini, ialah Tidore, yang

menggunakan kesempatan sebik-biknya untuk memperbaiki ekonominya dan

keuangannya. (E. Katoppo :1984).

Cita-cita yang luhur yakni memajukan kemakmuran dan kesejahteraan

rakyat di Maluku, yang hendak dicapainya saking memerdekakan rakyat dari

pemerasan dan tindasan kepada-kepala; yakni meluaskan penduduk melakukan

Page 19: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

70

perdagangan dan pelayaran dengan bebas; memberi petunjuk kepada kepala-

kepala negeri (negorijhofden) supaya rakyat memajukan pertanian dan

peternakan; mengadakan statestik tentang pendataan (sebenarnya kejarangan)

penduduk dari hal kemakmuran rakyat dan mata pencahariannya, yaitu pertanian,

peternakan, perikanan dan lain-lain.

Sangat menyedihkan bagi Goldbach bila dibandingkan keadaan wilayah

Nuku dengan wilayah kesultanan Ternate yang ada tetap dibawah pengawasan

langsung kompeni Belanda. Dikeluhkan bahwa disana (Tidore) kampung-

kampung yang makmur dan aman, pemerintahan yang disegani dan dipatuhi,

disini (Ternate) kampung yang rumah-rumahnya bobrok, penghuni yang jarang

dan melarat, hampir-hampir tak berpakaian apa-apa, pemerintahan yang dibenci

dan ditakuti rakyat, mengeluh Goldbach pada suatu saat, “dat hij nu bijna

vernderstellen moet het bestier aan de Ternataanze zeide voor de

ongereegeldheeden...” (didapatkan kesan seolah-olah ia memerintah atas suatu

wilayah yang hanya didiami oleh orang-orang perampok dan pembunuh, yang

menandakan pangreh praja Ternate terlampau amat buruknya, sebab yang

bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan itu tidak lain dari pada kepala-

kepala rakyat sendiri). (E. Katoppo, 1984 :196).

Sejak tercapinya persetujuan Cranssen–Zainal Aidin besar manfatnya bagi

kedua belah pihak, maka ramailah orang Tidore berdagang, dapat dikatakan

barang niaga Tidore tumpah ruah di Ternate. Lain dari pada bahan ekspor pala

dan fuli, kulit-kulit mosi, dan lain-lain. Juga keperluan hidup sehari-hari : sagu,

ubi, ikan segar, ikan asing, ikan fufu, penyu, ayam, telur, kelapa, minyak kelapa,

Page 20: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

71

madu dan gula aren, damari, papan, bambu, atap rumbia, gaba-gaba, periuk

belanga dari Mare, pisau dan parang dari Pulau Tidore dan lain-lain sebaginya.

Dibelinya di Ternate beras, tekstil perhiasan dan lain-lain.

Dengan tegas dan keras menentang pengumutan cukai atas beras yang di

beli orang Tidore dari pachter Tionghoa itu, dan kenaikan cukai atas ikan yang

dijual orang Tidore yaitu dari 4 % menjadi 6 % sedang bea pelabuhan untuk

perahu-perahu kecil dari 10 sen dinaikan 15 sen perperahu. Dituntutnya perlakuan

yang adil terhadap rakyatnya, penghapusan cukai atas beras yang penjualannya

harus bebas dari bea dan cukai, penurunan bea dan cukai yang telah dinaikan

dengan sewenang-wenang oleh Pachter dan pegawai kompeni dan larangan bagi

pachter-pachter dan pegawai-pegawai pabean dan pasar untuk menuntut peran

dari pedagang-pedagang Tidore.

Sehingga Nuku memberitahukan kepada rakyat Tidore, jika mereka

diperlakukan lagi kurang adil di Ternate dengan segera mengadukannya langsung

kepada wakil Gubernur sendiri, yang akan menghukum berat pelanggaran-

pelanggaran peraturan itu. Agar dapat diketahuinya, apakah sesuatu dilanggar atau

tidak Wieling menyertakan daftar bea dan cukai. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 21: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

72

Tabel 4.3

Daftar Bea Dan Cukai.

Barang-barang yang dimasukkan dan dijual di Ternate

Bea dan cukai yang dipungut

1 2 - Budak belian

- Kambing, rusa, ayam, itik, dll binatang hidup

- Dendenga, daging fufu, ikan fufu, asin

- Ikan segar

- Atap, gabagaba, bambu, kelapa, minyak, gula

0 %

2 %

6 %

4 %

5 ringgit/kapala

1 2 - Kain-kain tenunan, dan hiasan

- Tenunan dan anyaman dan lain-lain barang

- Beras yang dibeli untuk dikeluarkan ke tidore

- Tekstil

15 %

6 %

0 % (bebas)

6 %

(E. Katoppo, 1984 :210)

Dari data yang terdapat pada tabel tersebut diatas, menunjukan bahwa bea

dan cukai yang dipungut dari barang-barang yang dijual di Ternate, kain-kain

tenunan dan hiasan merupakan barang yang mendapat biaya bea dan cukai

tertinggi yakni 15 %, sedangkan biaya bea dan cukai terendah yakni; kambing,

rusa, ayam, itik, ikan fufu dan beras yang dibeli untuk dikeluarkan ke Tidore

yakni 0 % (bebas).

Sudah 25 tahun Nuku berjuang untuk melaksanakan cita-citanya, yaitu

kemerdekan Maluku, bebas dari kompeni Belanda, bebas dari sesuatu kuasa asing;

untuk mencapai maksud itu, maka usaha melaksanakan program kerjanya, yaitu :

- Mempersatukan dan membulatkan kerajaan Tidore,

- Memulihkan empat kesultanan Maluku,

- Persatuan empat kesultanan Maluku itu, untuk menentang.

Page 22: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

73

- Mengeluarkan penguasa asing, menghapuskan penjajahan asing di Maluku.

Dari empat pasal program kerjannya, maka pasal satu yaitu

mempersatukan kembali dan memerdekakan seluruh kerajaan Tidore, dalam tahun

1805 dapat dikatakan sudah tercapai. Dengan menjalannkan politik kedalam dan

keluar , maka kerajaan Tidore utuh dan kuat politik dan ekonomi.

Secara politik; sejak berdirinya kerajaan Tidore kira-kira 500 tahun lalu,

dalam tahun 1805 itu kesultanan Tidore mempunyai daerah wilayahnya yang

terluas, kerajaan Jamaludin; Terdiri dari Pulau Tidore, Maitara, Mare dan bagian

terbesar yaitu bagian tengah Halmahera, Gebe, wilayah Kolano Fat atau Raja

Ampat, yaitu Waigeo, Salawati, dan Misol dengan ratusan pulau-pulau kecil

taklukannya, dan Papua Besar atau Irian Barat. Atas kekuatan hak rampasan

perang, dan atas kemauan rakyat, maka wilaya Kerajaan Jamaluddin telah

diperbesar Nuku dengan seluruh seram Timur, pulau-pulau Keffing, Geser, Seram

Laut, pulau-pulau Gorong, pulau-pulau Watubela dan Tior.

Secara Ekonomi; bertambah maju sejak Nuku bertahta kerajaan Tidore

tidak tertekan oleh ekstirpasi dan monopoli kompeni.

Hasil bumi dan laut untuk ekspor dapat di jual denga harga yang lumayan

kepada pedagang-pedangang asing; cengkeh, pala, fuli, kulit mosi, mutiara, karet

(kulit penyu), ambar (amber-degriz), kulit burung cendrawasi, ikan kering, kulit

rusa dan tanduk rusa dan lain-lain mendapat pasaran yang lumayan.

Hal ini sebagai mana menurut informasi, wawancara (M. Amin Faruok 05

November 2011). Menuturkan bahwa pada masa kesultanan Nuku masyarakat

Tidore telah hidup makmur, indikator kemakmuran yang dimaksudnya adalah

Page 23: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

74

terlihat dari perumahan dan menolak kerja sama dengan pihak penjajah ketika

merugikan masyarakat.

Terkait masalah kemakmuran dan menolak untuk bekerja sama dengan

pihak penjajah Nuku sering berpesan kepada masyarakat bahwa “Bolito se noeli

lada kie segam duka se balisa”(jika engkau bertuan kepada Belanda negeri ini

akan bermuara durja). (Wawancara Muhammad Abdullah 28 Oktober 2011.)

Dalam hal pembagian spesialisasi kerja dan spesialisasi produksi, di tiap-

tiap wilayah sudah tertata dengan baik pada masa itu. Karena setiap wilayah sudah

memiliki tugasnya masing-masing, misalnya Kampung Gurabati mengusahakan

sagu, kampung Tomalou Nelayan khusus menangkap ikan tongkol, kampng Toloa

pandai besi, kampung Mareku nelayan khusus menangkap ikan julung, kampung

Dowora sampai ke bagian barat Tidore membuat industri rumah dan tebikar.

Hasil-hasil tersebut dijualnya di pasar. Pasar-pasar pada waktu itu terdiri

dari; Pasar Selasa di Mareku, pasar Garolaha di Gamtufkange, pasar Rabo di

Toloa, pasar Ahad di Rum (Wawancara Mahmud Muhammad 11 November

2011).

Untuk lebih jelasnya dapat melihat spesialisasi kerja dan spesialisasi

produksi pada daftar tabel berikut ini:

Page 24: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

75

Tabel : 4.3

Spesialisasi Kerja Dan Spesialisasi Produksi Di Wilayah Tidore

NAMA KAMPUNG SPESIALISASI KERJA KETERANGANG

MAREKU PEMBUATAN IKAN KERING/ IKANA

ASIN

TOLOA PANDE BESI KURANG 1 LOKASI

TOMALOU • PENANGKAPAN IKAN BESAR

PEMBUATAN KAPAL

JENIS CAKALANG

TUGUWIHA PENGHASILAN SAGU DI BAGIAN HALMAHERA

MARE • PEMBUATAN TEMBIKAR

• PEMBUATAN GARAM

MASIH ADA

TIDAK ADA

GOTO PEMBUATAN BATA DAN PEMBUATAN

GILINGAN JAGUNG

SUDAH SEDIKIT BERKURANG

GURABATI PENGUMPULAN BAHAN SEKALIGUS

PEMBUATAN ATAP RUMAH DAN

PEMBUATAN SAGU

-

TOPO, KALAODI, DOWORA PENGHASILAN DAN

PEMBUATAN ANYAMAN

BAMBU, PERALATANNYA DARI

BAMBU

MASIH ADA

KALAODI • PENYUPLAI KAYU BAKAR BAGI

ISTANA

• PERKEBUNAN CENGKEH DAN

PALA

-

WILAYAH PERKEBUNAN

CENGKEH DAN PALA

TOPO PERKEBUNAN CENGKEH DAN PALA WILAYAH PERKEBUNAN

CENGKEH DAN PALA

KALOA

PERKEBUNAN CENGKEH DAN PALA WILAYAH PERKEBUNAN

CENGKEH DAN PALA

GURABUNGA WILAYAH KAMPUNG ADAT

KADATON TIDORE

PERKEBUNAN CENGKEH DAN PALA

WILAYAH PERKEBUNAN

CENGKEH DAN PALA

Laporan Penelitian Arkeolog 23 september - 7 Oktober 2010 Dinas

Pariwisata

Maka Tidore dibawah perjuangan sultan Nuku, khususnya dari segi

perekonomian telah mengalami pertumbuhan, karena dilihat dari cita-cita

Page 25: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

76

perjuangan yaitu untuk memakmurkan masyarakat Tidore serta mempertahannkan

kedaulatan masyarakat dari pihak penjajah.

Dari uraian tersebut diatas, penulis dapat simpulkan bahwa kondisi

perekonomian masyarakat Tidore pada abad ke XVIII mengalami perkembangan

yang cukup menjanjikan. Hal ini terbukti dengan terjadinya kenaikan harga pala

dari 20 ringgit perpikul menjadi 40 ringgit perpikul. Atas berkat perjuangan

(negosiasi) Zainal Abidin dengan pihak Belada.

Hal lain yang membuktikan bahwa masyarakat Tidore pada abad ke XVIII

ekonomi mengalami perkembangan yakni dari segi tempat-tempat tinggal

(perumahan) pada umumnya rekyat Tidore sudah memiliki tempat tinggal yang

layak jika dibandingkan dengan rakyat Ternate, Kondisi ini diperkuat dengan

pernyataan Gubernur Belanda Goldbach bahwa Tidore kampung-kampung yang

makmur dan aman, pemerintahan yang disegani dan dipatuhi, sedangkan Ternatae

kampung yang rumah-rumahnya bobrok penghuni yang jarang dan melarat,

hampir-hampir tak berpakaian apa-apa, pemerintahan yang dibenci dan ditakuti

rakyat.

4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Sosial Ekonomi

Masyarakat Tidore Masa Pemerintahannya Sultan Nuku Pada Abad Ke

XVIII

Proses kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tidore pada masa

pemerintahan Sultan Nuku dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain;

pendidikan, faktor ekonomi dan non-ekonomi, kehidupan ekonomi tergantung

pada sumber alam, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi, dan

Page 26: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

77

sebagainya. Semua itu meruapakan faktor ekonomi. Tetapi kehidupan ekonomi

tidak mungkin terjadi selama lembaga sosial, kondisi politik, dan nilai-nilai moral

jadi yang dapat menunjang kehidupan ekonomi adalah bakat, kemapuan, kualitas

kapasitas dan kecakapan, sikap, adat-istiadat, nilai, tujuan dan motivasi, serta

struktur politik dan kelembagaan. Oleh karena itu kehidupan ekonomi ini satu

kesatuan untuk mengukur kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tidore pada

masa pemerintahan Sultan Nuku abad ke XVIII

4.4.1 Faktor Pendidikan

Perlu diketahui bahwa Pendidikan merupakan salah satu prioritas

pembangunan sebagai upaya untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia.

Dilaksanakan dengan sadar dan penuh tanggung jawab dalam meningkatkan

pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai yang bersifat normatif sehingga

mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, juga dapat meningkatkan

kesempatan berfikir baik secara teoritis maupun praktis untuk melanjutkan hidup

dan kehidupan dalam lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adanya

perubahan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini

mungkin, merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun

pemerintah. Oleh karena itu peran aktif masyarakat dalam semua jalur, jenis dan

jenjang pendidikan perlu didorong dan ditingkatkan.

Pada permulan abad ke XVIII kebijakan kolonial Belanda mengalami

perubahan arah yang paling mendasar dalam sejarahnya. Politik kolonial Belanda

di Indonesia pada permulaan abad ini mulai memperlihatkan pemberian

perlindungan pada hak dan kepentingan penduduk pribumi. Hal itu dirasakan

Page 27: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

78

sebagai kewajiban moral dan hutang budi pemerinta kolonial Belanda terhadap

penduduk jajahannya.

Politik yang dilakukan oleh kolonial Belanda itu disebut sebagai politik

etis dengan tiga program pokok yaitu: Irigasi, Edukasi, dan Imigrasi. Pada priode

ini mendapatkan perhatian besar dari kolonial Belanda dalam sektor pendidikan.

Jika dicermati tujuan pendidikan selama priode kolonial Belanda tidak dinyatakan

secara tegas. Tujuan pendidikan dimasa kolonial itu antara lain: untuk memenuhi

keperluan tenaga buru guna kepentingan kaum modal Belanda, penduduk

setempat dididik untuk menjadi buru-buru tingkat rendah (buruh kasar) ataupun

untuk memperoleh tenaga murah, dan ada pula sebagian yang dilatih dan dididik

untuk menjadi tenaga administrasi, tenaga teknis, tenaga pertanian, dan lainnya

yang diangkat sebagai pekerja-pekerja sejak masa VOC.

Sistem pendidikan itulah yang bersifat diskriminatif dalam pengertian,

ada pembatasan dalam penerimaan murid dan perbedaan klas menurut kedudukan

dan agama penduduk. pemerintah kolonial Belanda memberi batasan hanya

penduduk yang beragama kristen yang diperbolehkan masuk sekolah. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Djoko Suryo (dalam Syahril Muhammad

2004:130) “ penyelenggaraan pendidikan kolonial berorientasi prinsip-prinsip

garis warna, diskriminatif segregasi dan non akulatif ”. prinsip-prinsip ini

direalisasikan dengan penyelenggaran pendidikan yang dibedakan menurut jenis

dan tingkat berdasarkan pembagian golongan masyarakat kolonial, yaitu

Golongan Eropa, Timur Asing (Cina), dan Golongan Pribumi.

Page 28: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

79

Dalam penyelenggaraan pendidikan, dibedakan menurut kedudukan sosial

yaitu untuk kaum elite dan untuk rakyat kebanyakan. Pemisahan menurut

golongan ras dan kedudukan sosial itu dipertegas dalam diferensiasi dalam hal

penggunaan bahasa pengantar, yakni bahasa Belanda untuk orang eropa dan

golongan elite, serta bahasa melayu atau daerah bagi pendidikan golongan rakyat

kebanyakan.

Perlu diketahui bahwa di Maluku Utara hanya terdapat 24 sekolah desa

dan sekolah sambungan (sampai kelas 5), yang berlokasi di Ternate, Tidore,

Sanana, Ngofakiyaha, dan Labuha. Disamping itu ada beberapa Sekolah dan

Madrasa yang didirikan pihak swasta, seperti Taman Siswa, Al-Islamiah School

dan BABPMAN di Ternate, Wustha Mualimin Muhammadiyah di Galela dan

Tobelo, kemudian Kao, masing-masing sebuah Madrasa di Tidore, Weda, dan

Sanana. Begitupun pihak gereja mendirikan sejumlah sekolah desa kelas 3

diberbagai daerah Halmahera Utara dan Selatan, yang jumlahnya lebih banyak

dibandingkan yang didirikan pemerintah. (Syahril Muhammad 2004:130 )

Tabel 4.4

Sekolah Rakyat Di Maluku Utara

Page 29: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

80

TEMPAT JUMLAH SEKOLAH

TERNATE

TIDORE

BACAN

JAILOLO

TOBELO

WEDA

OBI

20

8

4

14

2

4

2

JUMLAH 54

Oleh karena itu, Tidore merupakan kepulauan yang telah berupaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan baik peningkatan tenaga pengajar maupun sarana

penunjang seperti gedung-gedung sekolah maupun penambahan tenaga pengajar.

Upaya ini dilakukan agar dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya

kepada anak-anak usia sekolah sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan

mulai dari SD sampai ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

4.4.2 Faktor Politik

Penyerangan atas kerajaan wilayah Tidore oleh Kolonial Belanda agar

Sultan Tidore tunduk pada pemerintahan Kolonial Belanda. Salah satu diantara

para Raja dan Sultan di Maluku adalah Sultan Tidore yang tidak tunduk pada

pemerintahan Kolonial Belanda dan tidak dapat dipaksa menjalankan ekstripasi,

karena Tidore pada waktu itu adalah sekutu Sepanyol, sebagai sekutu Spanyol,

wilayah kerajaan Tidore tidak termasuk dalam berbagai perjanjian dengan

Kolonial Belanda karena dijamin oleh perjanjian munser antara Spayol dengan

Belanda pada tahun 1648.

Berdasarkan uti prossidentis, masing-masing pihak (Belanda dan Spanyol)

berjanji tidak saling menyerang, tidak menyinggung jajahan atau milik pihak lain

Page 30: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

81

dan tidak menaklukan Raja-Raja dann bangsa-bangsa yang berada dibawah

kekuasaan lain, Katopo (1984:32) walaupun demikian pihak pemerintahan

Kolonia Belanda terus berupaya agar wilayah kerajaan Tidore, daerah penghasil

Cengkeh terbesar di Maluku, juga dapat dimasukan dalam suatu lingkaran

monopoli untuk seluruh kepulauan rempah-rempah untuk itu diupayakan

pengaturan langka-langka strategi menguasai kerajaan Tidore, tanpa

menyinggung kedaulatan Spanyol dan tanpa melanggar perjanjian munser.

Para ahli hukum Internasional di Negara Belanda secara serius

memikirkan hal ini untuk mempelajari pasal demi pasal dan memberikan

penafsiran atas isi perjanjian munser itu, suatu kata kunci yang mereka temukan

dalam perjanjian munser itu adalah Tidore hanya menjadi sekutu Spanyol bukan

jajahan Spanyol. Dalam perjanjian munser tidak mengatur tentang sekutu Spanyol

tetapi hanya jajahan dan bangsa-bangsa dibawah kekuasaan Spanyol. Menurut

para ahli hukum Internasional itu bahwa Tidore tidak termasuk dalam daerah-

daerah yang ada dibawah kekuasaan Raja Spanyol.

Katopo (Bunyamin Marasabessy 2003:52) Spanyol bukanlah daulat sultan

Tidore maka sangat wajar Tidore dimasukan sebagai bagian dari wilayah

kekuasaan Sultan Ternate yang ada dalam kedaulatan Belanda, dan jalan satu-

satunya untuk menguasaai ialah menyampaikan maklumak perang. Fatwa ini

disampaikan Belanda kepada Gubernur Spanyol D.Esteber yang berkedudukan di

Gamalamo Ternate. Dalam perundingan itu dijelaskan bahwa Belanda tidak

mengganggu milik warga Negara Spanyol. Belanda tidak akan menyerang

benteng-benteng dan kantor-kantor dagang Spanyol di Tidore, melainkan hanya

Page 31: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

82

dihalmahera dan Papua, diluar pulau Tidore. Bilamana Spanyol turut campur

dalam persengketaan antara Belanda dan Tidore, maka orang spanyol akan

diperlakukan oleh tentara Belanda sebagai orang-orang Tidore.

Gubernur Spanyol D.Esteber nampaknya tidak mengetahui secara pasti

sejarah bangsanya sendiri. Ia lupa bahwa lebih dari seabad yang lalu seorang

pelaut Spanyol Ortis De Retes setelah mempermaklumatkan kedaulatan raja

Spanyol atas Nueva Gunea atas tanah Papua termasuk didalamnya wilayah-

wilayah yang berada dibawah kekuasaan Sultan Tidore. Ketidak pahaman sejarah

bagsa ini maka Gubernur D.Esteber mengiyakan rencana Kolonial Belanda ini,

dan ia berjanji tidak akan mencampuri peperangan antara Belanda dan Tidore

nanti.

Pada tahun 1653 beanda mengumumkan perang terhadap Tidore. Simon

Cos diperintahkan memimpin satu angkatan kora-kora melakukan ekstirpasi di

Seram, Halmahera dan pulau-pulau Raja Ampat wilaya wilayah kekuasaan

Tidore, dan menembak sebuah kampung dipantai Weda. Sultan Tidore tidak

tinggal diam dan memerintahkan raja Salawati melakukan serangan balasan dan

berhasil pukul mundur pasukan Belanda didaerah Petani, serangan balasan sultan

Tidore ini meluas sampai ke Ambon terutama di pantai Hitu. Dengan

mengarahkan 15 buah armada kora-kora yang dipimpin oleh raja Salawati.

Akibat dari serangan balasan yang dilakukan kerajaan Tidore sehingga

pemerintah Belanda menempuh jalan damai dan pada tahun 1654 berhasil

mengadakan perdamaian dengan Tidore. Walaupun demikian Sultan Tidore

bersifat kukuh dan tidak tunduk pada pemerintahan Kolonial Belanda yang

Page 32: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

83

bermaksud memasukan kerajaan Tidore kedalam kekuasaan monopoli dengan

cara menggunakan politik eksterpasi Kolonial Belanda.

Pada tahun 1762 permintaan Gubernur Ternate terhadap Sultan Jamaludin

di Tore untuk ikut serta dalam ekspedisi kora-kora hongi untuk melakukan tugas

sebagai berikut:

a. Menumpas semua pohon Cengkeh dan pala yang didapati dipulau-pulau yang

akan dikunjungi

b. Menghukum dan menghajar Salawati , Onim, Waigama, dan Misol serta

menangkap hidup atau mati raja Salawati dan Kapitan Lautnya.

c. Menyelidikan pulau Monfor, Waigeo, Batanta juga telah turut serta membuat

pelanggaran-pelanggaran, mengambil tindakan setimpal terhadap pulau-pulau

tersebut.

d. Terserah pada pemimpin ekspedisi, jika keadaan memungkinkan supaya

menindak penyelundup Makasar dan Bugis, yang diduga waktu itu berada

diujung barat pulau Misol. Hongi itu terdiri 28 buah kapal besar dan 8 buah

kapal kompeni, 2 perahu burgers, dan 28 kora-kora ternate.

Pemerintah Gubernur Ternate untuk ikut serta melakukan tugas-tugas

tersebut diatas, ditolak oleh Sultan Jamaludin karena tugas ini untuk memusnakan

sumber-sumber kemakmuran Rakyat. Bahkan Sultan Tidore dengan prantara

perahu-perahu Rorehe dan Giup (penangkap ikan) dikirimnya berita-berita rahasia

ini keseluruh wilayah yang menjadi sasaran kedatangan hongi Kompeni Belanda.

Ekspedisi ini ternyata tidak dapat melaksanakan tugas sebagaimana

mestinya, terutama raja Salawati tidak sempat tertangkap karena telah mengungsi

Page 33: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

84

sehari sebelum kedatangan kedatangan ekspedisi Hongi itu. Hubungan antara

kerajaan Tidore dan Kolonial Belanda semakin buruk lagi, setelah terdengar berita

melalui majalah De Postrizer yang terbit pada bulan Maret 1771 yang mengangkat

bahwa seorang Perancis yang bernama Mr. Profot telah berhasil menyelundupkan

bibit Pala ke pulau Mauritius jajahan Prancis dilaut Hindia, Katopo (1984:43).

Berita itu sempat menggerakan pemerintahan pusat di Batavia. Gubernur

Valk Kenear melaporkan bahwa setelah diadakan penyelidikan ternyata ada dua

orang Perancis yang memasuki daerah Tidore tanpa izin, tanpa surat pas dari

Gubernur Ternate. Bibit-bibit Pala yang dibawah keluar maluku, berasal dari

patani Gebe, dan Salawati. Bagi kolonial Belanda menyelundup itu adalah suatu

malapetaka yang sangat besar yang telah menimpa monopoli rempah-rempah di

Maluku. Pada rangkaian pristiwa ini kolonian Belanda tetap menuduh Sultan

Jamaludin dan Raja Muda Garomahongi telah bersekongkol dengan para

penyelundup.

Katopo (1984;47) dalam tahun 1779 Gubernur Thomaszen dari Ternate

menangkap Sultan Jamaludin, Kaicili Goromahongi dan Sultan Bacan dikirim ke

Batvia untuk mengadili. Beberapa pangeran Bobato serta putranya Nuku

mengangkat senjata untuk melakukan perlawanan akan tetapi berhasil dinasehati

oleh Sultan Jamaludin dengan pesan jangan mengadakan perlawanan sementara

belum disusun satu angkatan perang yang kuat.

4.4.3 Faktor Ekonomi

1. Sumber Alam

Page 34: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

85

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian

adalah sumber alam atau tanah. Tanah sebagaimana dipergunakan dalam ilmu

ekonomi mecakup sumber alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya,

kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber laut, dan sebagainya.

Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam yang melimpah saja

belum cukup. Yang terpenting ialah pemanfaatannya secara tepat dengan

teknologi yang baik sehingga efesiensi dipertinggi dan sumber dapat

dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Dari faktor sumber alam, Tidore merupakan daerah yang sangat potensial

dan memiliki cukup banyak hasil-hasil kekayaan alam dan letak geografis yang

strategis serta laut yang cukup luas, sehingga pulau Tidore ditumbuhi cengkeh dan

pala, sangat berhasiat. Cengkeh banyak digunakan baik masak daging maupun

meramu obat. Cengkeh memudahkan keluarnya kencing dan menghentikan diare

dan bila ditees dimata dapat memilihara penglihatan, bilah diminum dengan susu

akan mendatangkan gairah seks. Williard A & Des Alwi(dalam Bunyamin :2002).

Selain cengkeh, juga terdapat hasil laut berupa, teripang, ikan, kemudian dibuat

ikan asing, serta ikan segar untuk dipasarkan.

2. Akumulasi Modal

Foktor ekonomi penting kedua dalam kehidupan ialah akumulasi modal.

Menurut Nurke (dalam M.L. Jhingan, 2000:69) “makna pembentukan modal

ialah, masyarakat tidak melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini tidak sekedar

unuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi

Page 35: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

86

mengarahkan sebagian daripadanya untuk pembuatan barang modal, alat-alat dan

perlengkapan, mesin dan fasilitas pengangkutan, pabrik dan peralatannya.

Untuk menggali sumber daya alam yang ada, kita memerlukan sarana

(alat) yang dapat digunakan untuk mengelola (memproduk/menghasilkan) sumber

daya alam menjadi sesuatu yang dapat dikonsumsi oleh rakyat, dalam penyediaan

alat, modal yang memegang peranan penting. Oleh karena itu, penulis dapat

katakan bahwa untuk mengoptimalisasikan sumber daya alam bagi rakyat,

kahussusnya pada tahun 1797-1805 sangat diperlukan alat-alat sebagai hasil

akumulasi modal itu sendiri.

Terkait dengan modal, dapat menghasilkan alat yang selanjutnya

membantu peningkatan pendapatan masyarakat dari pendapatan masyarakat

sebagian disisipkan, kemudaian diserahkan kepada sultan dalam bentuk pajak

(upeti) dan dipergunakan untuk penyediaan alat-alat perang seperti, pembuatan

perahu kora-kora, pembenahan kadaton serta Mesjid (Wawancara La Raman 29

Oktober 2011).

5) Organisasi

Organisasi adalah salah satu faktor pendorong lajunya pertumbuhan

ekonomi masyarakat. Organisasi sangat terkait dengan penggunaan faktor

produksi dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat melengkapi (komplemen)

modal, buruh dan membantu meningkatkan produktivitasnya.

Organisasi yang nampak dari masyarakat Tidore pada masa itu adalah:

a. Mayae, yaitu bentuk tolong menolong dalam hal perbersihan kebun dan

membangun rumah,

Page 36: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

87

b. Bari dan Marong, memiliki arti yang sama dengan Mayae dan bentuk

kegiatannya yang sama dengan gotongroyong (Wawancara Abdulla Rabo 27

Oktober 2011).

Menurut hemat penulis, organisasi Mayae, Bari dan Marong sudah

menjadi budaya yang dipatuhi oleh masyarakat Tidore dalam hal kegiatannya,

sedangkan bentuk organisasinya masih bersifat tidak resmi (pengakuan

kelompok).

6) Pembagian Kerja Dan Skala Produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan

produktivitasnya. Keduanya membahwa kearah ekonomi produksi skala besar

yang selanjutnya membantu perkembangan industri. Sebagaimana yang telah

dijelaskan diatas bahwa Tidore sebagai daerah kesultanan dan pada masa itu

sultanlah yang memegang peranan penting dalam mengatur kehidupan

masyarakat. Sehingga sultan sudah mulai membagikan wilaya-wilayah untuk

bidang kerjanya masing-masing. Misalnya Kampung Gurabati mengusahakan

sagu, kampung Tomalou Nelayan khusus menangkap ikan tongkol, kampng Toloa

pandai besi, kampung Mareku nelayan khusus menangkap ikan julung, kampung

Dowora sampai ke bagian barat Tidore membuat industri rumah dan tembikar.

4.4.4 Faktor Sosial

Faktor sosial juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kekuatan faktor

ini akan mengahsilkan perubahan pendangan, harapan, struktur dan nilai-nilai

sosial. Kehidupan sosial masyarakat Tidore pada masa itu, sudah mulai

berkembang hal ini karena dipengaruhi oleh perkembangan agama Islam pada

Page 37: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

88

masa itu, sehinga sering dengan bahasa kiasan “adat bersendihkan agama dan

agama bersindihkan kitabullah”. Sehinga dampak dari kehidupan sosial

masyarakat Tidore adalah budaya dipengaruhi oleh adat. lebih yang sangat

menonjol dalam tata pergaulan masyarakat adalah tolong menolong atau gotong

royong yang merupakan sikap mental masyarakat Tidore yang terpelihara sampai

sekarang.

Kehidupan sosial masyarakat Tidore sebagaimana diuraikan diatas, dimana

masyarakat Tidore tetap patuh terhadap budaya tolong menolong, saling

menghargai dan menghormati terhadap pemimpin.

4.4.5 Faktor Agama Dan Kebudayaan

a. Agama

Penduduk Kepulauan Tidore yang pribumi semuanya beragama Islam dan

sebagian penduduk yang berstatus sebagai etnis pendatang beragama Kristen

Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Budha. Kondisi ini berubah setelah terjadi

konflik horizontal pada tahun 1999 sehingga Kerukunan hidup antar umat

beragama di Kota Tidore Kepulauan saat itu yang cukup harmonis karena

adanya toleransi antar umat beragama yang sangat tinggi diakhiri dengan

pecahnya konflik horizontal tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa konflik

horisontal yang bernuansa SARA di Maluku dan Maluku Utara pada umumnya

dan Kota Tidore Kepulauan khususnya pada beberapa tahun yang lalu telah

merombak sendi-sendi kehidupan umat beragama yang telah dibina bertahun-

tahun lamanya.

Page 38: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

89

Menyadari akan pentingnya persatuan dan kesatuan serta kerukunan antar

umat beragama, maka Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan bersama

tokoh-tokoh agama, dan tokoh-tokoh adat selalu berusaha untuk melakukan

kegiatan pembinaan keagamaan baik secara interen maupun ekstern melalui

BKKHAGA (Badan Konsultasi Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama), PGI

(Persatuan Gereja Indonesia) dan MUI (Majelis Ulama Indonesia). Dalam rangka

untuk mendukung kegiatan pembinaan umat beragama di Kota Tidore

Kepulauan, Pemerintah Daerah juga mengalokasikan dana pada APBD untuk

kegiatan pembinaan keagamaan maupun pembangunan sarana dan prasarana

keagamaan, seperti pembangunan Mesjid dan Gereja.

b. Budayan

Kebudayaan Kepulauan Tidore yang dikenal dengan Kesultanan Tidore

atau termasuk salah satu kerajaan Moloku Kie Raha mempunyai latar belakang

historis yang panjang dan berpengaruh terhadap budaya dan adat istiadat di

daerah ini. Kerajaan Moloku Kie Raha (Tidore, Ternate, Bacan dan Jailolo)

pada dasarnya mempunyai budaya yang sama yang sering dikenal dengan budaya

Moluku Kie Raha, hal ini karena empat kerajaan yang dipimpin oleh Sultan

yang mempunyai satu garis keturunan atau kakak beradik dalam sejarah

mempunyai satu garis keturunan bangsa Arab, berbarengan dengan hal tersebut

masuknya agama Islam di Maluku juga turut mempengaruhi budaya serta adat

istiadat di daerah ini sehingga sering kita dengar satu bahasa kiasan “Adat

bersendikan agam dan agama bersendikan kitabullah”. Sehingga dampak dalam

Page 39: BAB IV PENERAPAN SISTEM PEMERINTAHAN SULTAN NUKUeprints.ung.ac.id/4070/9/2012-1-87201-231407020-bab4... · Siapa yang merasuki mahluk ... adalah dewan kerajaan yang beranggotakan

90

kehidupan masyarakat di Kepulauan Tidore ini adalah budaya dipengaruhi oleh

adat.

Selain dari pada itu di Kepulauan Tidore cukup kaya berbagai ragam

bahasa, daerah yang terdiri dari beberapa Suku Bangsa. Dari beragam suku

bangsa itulah yang melahirkan budaya dan adat istiadat serta kebiasaanya, yang

sangat menonjol dalam tata pergaulan masyarakat di Kepulauan Tidore adalah

tolong menolong atau gotong royong yang merupakan satu sikap mental yang

hidup dan terpelihara sampai masa kini yang merupakan peninggalan masa

lalu seperti nampak pada beberapa adat kebiasaan yang bersifat sosial antara

lain:(a) Mayae, adalah bentuk tolong menolong dalam hal pembersihan kebun

dan membangun rumah, (b). Bari dan Morong, mempunyai arti sama dengan

Mayae dan mempunyai bentuk kegiatan yang sama dengan gotong-royong.