kajian teoritis -...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Interaksi Sosial
Gillian and Gillian(Pandji Anoraga dkk 1954:21) mengemukakan bahwainteraksi sosial merupakan hubugan-hubungan sosial yang dinamis, yangmenyangkut hubungan antaraorang-orang perorangan,antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan skelompokmanusia. Apabila dua orang bertemu,interaksi sosial di mulai,pada saat itumereka saling menegur,berjabat tangan, saling berbicara atau bahkanberkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi
sosial.Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara
atau saling menukar tanda-tanda,interaksi sosial telah terjadi,karena masing-
masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan
dalam perasaan maupun syarat orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan
oleh misalnya bau keringat,minyak wangi, dan sebagainya. Kesemuanya itu
menimbulkankesan dalam pikiran seseorang,yang kemudian menentukkan
tindakan apa yang akan dilakukannya.
2.2 Syarat-syarat Interaksi Sosial
Soekanto dkk ( Pandji Anoraga dkk 1974:22 )” menjelaskan bahwa suatu
interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu Adanya kontak sosial adanya komunikasi”.
Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-
sama) dan tango (yang artinya menyentuh).Jadi artinya harfiah adalah bersama-
sama menyentu.Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan
6
badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan
badaniah,karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak -pihak lain
tanpa menyentuhnya melalui komunikasi seperti dengan perkembangan teknologi
dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui
telefon,telegraf,radio,surat-surat dan seterusnya,yang tidak memerlukan suatu
hubungan badaniyah.
Kontak Sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk :
1. Antara orang perorangan, misalnyaapabilaanak kecil mempelajari kebiasaan-
kebiasaan dalam keluarganya.Proses demikian terjadi melalui “socialization”
yaitu suatu proses,diamana anggota masyarakat yang baru mempelajari
norma-norma dan kebudayaan masyarakat dmna dia menjadi anggota.
2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya,misalnya apabila seseoarang merasakan bahwa tindakan-
tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu
partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan
ideologi dan programnya.
3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan
partai politik ketiga didalam pemilihan umum.Atau apabila dua buah
perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan
raya,jembatan dan seterusnya disuatu wilayah yang baru dibuka.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi
apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka,
seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan,saling senyum dan
seterusnya.Sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.Suatu
kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung.Pada yang pertama,pihak
ketiga bersikap pasif sedangkan pada hal yang terakhir pihak ketiga sebagai
perantara mempunyai perananyang aktif dalam kontak tersebut.Hubungan-
hubungan yang sekunder tersebut,dapat dilakukan melalui alat-alat misalnya
telefon,telegrap,radio dan seterusnya. .
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi social
merupakan hubungan timbale balik antara sesame manusia, dapat diartikan bahwa
dalam suatu golongan atau daerah terjadi kontak social, maka terjadilah proses
interaksi sosial yang memiliki makna dari interaksi tersebut.
2.3 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Soelaeman Soemardi dkk (Pandji Anoraga dkk1964:26) mengemukakanbahwa bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama(cooperation),persaingan (competation)dan bahkan dapat juga berbentukpertentangan atau pertikaian (conflict).Suatu pertikaian itu mendapatkansuatu penyelesaian.Mungkin penyelasaiantersebut hanya dapat diterimauntuk sementara waktu,selesainya pertikaian tersebut dinamakan akomodasi( accomodation ) dan ini artinya bahwa kedua pihak belum puassepenuhnya.Suatu keadaan dapat dianggap sebagai salah satu bentuk darikeempat interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi sosialtersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas,dalam arti bahwa interaksiitu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan sertamemuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.Akantetapi ada baiknya untuk menelaah proses interaksi-interaksi tersebutdidalam kelangsungannya.
Gillin and Gillin(Soerjono Soekanto 2007:64) mengadakan penggolongan
yang lebih luas lagi.Menurut mereka,ada dua macam proses sosial yang timbul
sebagai akibat adanya interaksi sosial,yaitu :
1. Proses yang asosiatif ( processes of association ) yang terbagi kedalam tiga
bentuk khusus lagi,yakni :
A. Kerja sama (cooperation)
Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang
pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang
merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahamkan kerja
sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas
dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada
kerja sama. Kerja sama disini di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama.
Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpaipada
semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian
dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompok-
kelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang
dapat di gerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran
bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-
group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar
yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetian
yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok,
dalam diri seorang atau segolongan orang. Kerja sama dapat bersifat agresif
apabila kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan
sebagai akibat perasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokoknya tak
dapat terpenuhi karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar
kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok
demikian merasa tersinggung atau di rugikan sistem kepercayaan atau dalam
salah satu bidang sensitif dalam kebudayaan. Betapa pentingnya fungsi kerja
sama.
Charles H. Cooley (Soerjono Soekanto 2007:66) mengemukakan bahwaKerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyaikepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaanmempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadapdiri sendiriuntuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanyakepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakanfakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat,kebudayaan itulah yang
mengarahkan dan mendorong terjadi kerja sama. Lain halnya dengan keadaan
yang di jumpai pada masyarakat indonesia umumnya. Di kalangan masyarakat
indonesia di kenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama gotong-royong.
Dalam teori-teori sosiologi akan dapat di jumpai beberapa bentuk kerja sama
yang biasa di beri nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih
lanjut di bedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation),
kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual
cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation). Kerja sama
spontan adalah kerja sama yang serta merta. Kerja sama langsung merupakan
hasil dari perintah atasan atau penguasa, sedangkan kerja sama kontrak
merupakan kerja sama atas dasar tertentu,dan kerja sama tradisional merupakan
bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Biasanya juga di bedakan antara gotong-royong dengan tolong-menolong.
Gotong royong di gambarkan dengan istilah “gugur gunung” (bahasa jawa) dan
tolong menolong adalah “sambat sinambat”. Keduanya merupakan unsur-unsur
kerukunan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada masyarakat di mana
bentuk kerja sama merupakan unsur sistem nilai-nilai sosialnya sering kali di
jumpai keadaan-keadaan di mana warga-warga masyarakat tersebut tidak
mempunyai inisiatif ataupun daya kreasi karena orang perorangan terlalu
mengandalkan pada bantuan dari rekan-rekannya. Kerja sama sebagai salah satu
bentuk interaksi sosial merupakan gejala universal yang ada pada masyarakat di
mana pun juga, walaupun secara tidak sadar kerja sama tadi mungkin timbul
terutama di dalam keadaan-keadaan dimana kelompok tersebut mengalami
ancaman dari luar.
Ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut.
1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong
2. Bergaining , yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi
sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya gonjangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan
yang stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktur yang tidaksama antar satu dengan
lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
5. Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya, pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfiAlman,
perhotelan, dan seterusnya.
B. Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi di pergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjukkan
pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang
menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium)
dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia
dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku
di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-
usaha manusia untuk merendahkan suatu pertentangan yaitu usha-usaha untuk
mencapai kestabilan.
Gillin dan Gillin(Soerjono Soekanto 2007:69) mengemukakan bahwaakomodasi adalah suatu pengertian yang di gunakan oleh para sosiologuntuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosialyangsama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan olehahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya. Denganpengertian tersebut di maksudkan sebagai suatu proses dimana orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mulabertentangan, saling mengadakan penyesuain diri untuk mengatasiketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu carauntuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawansehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu .
Untuk mengurang pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini
bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut,
agar mengahsilkan suatu pola yang baru.
Mecegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer.
Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok
sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis
dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal
sistem berkasta.
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah,
misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.
C.Bentuk –bentuk Akomodasi
Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk yaitu
sebagai berikut.
Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh
karena adanya paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana
salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan
dengan pihak lawan. . Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik (yaitu
secara langsung), maupun secara psikologis (yaitu secara tidak langsung).
Misalnya perubudakan adalah suatu coercion, dimana interaksi sosialnya di
dasarka pada penguasaan majikan atas budak-budaknya. Budak dianggap
sama sekali tidak mempunyai hak-hak apa pun juga. Pada negara-negara
totaliter, coercion juga di jalankan, ketika suatu kelompok minoritas yang
berada di dalam masyarakat memegang kekuasaan. Hal ini sama sekali
tidak berarti bahwa dengan coercoin tak akan dapat di capai hasil-hasil
yang baik bagi masyarakat.
Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang
terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk dapat melaksanakan
compromise adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan
memahi keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya. Misalnya traktat
antara beberapa negara akomodasi antara beberapa partai politik karena
sadar bahwa masing-masing memiliki kekuatan sama dalam suatu
pemilihan umum dan seterusnya.
Arbitration merupaka suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-
pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan di
selesaikan oleh pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak atau oleh
suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi daripihak-pihak yang
bertentangan, sperti terlihat dalam penyelesaian masalah perselisihan
perburuhan, misalnya.
Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation di undanglah
pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga
tersebut tugas utamanya adalah untuk mengusahakan suatu penyelesaian
secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah penasehatbelaka. Dia tidak
mempunyai wewenag untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian
perselisihan tersebut.
Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan
bersama. Conciliation bersiafat lebih lunak dari pada coercion dan membuka
kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan
asimilasi. Suatu contoh dari conciliation adalah adanya panitia-panitia tetap
di indonesia yang khusus bertugas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
perburuhan, dimana duduk wakil-wakil perusahaan, wakil-wakil buruh,
wakil-wakil departemen tenaga kerja dan seterusnya khusus bertugas
menyelesaikan persoalan-persoalan jam kerja, upah, hari-hari libur dan lain
sebagainya.
Toleration juga sering di namakan tolerant-participation.Ini merupakan
suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadang-
kadang toleration timbul secara tidak sadar dan tanpa di rencanakan karena
adanya watak ornag perorangan atau kelompok-kelompok manusia untuk
sedapat mungkin menghidari diri dari suatu perselisihan.
Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada
suatu titik terentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini di sebabkan
karena nagi kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk
maju maupun untuk mundur. Stalemate teresbut, misalnya, terjadi antara
amerika serikat dengan rusia di bidang nuklir.
Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
Bermacam-macam bentuk akomodasi seperti di uraikan di atas dan telah
banyak ketegangan-ketegangan yang teratasi, masih saja ada unsur-unsur
pertentangan laten yang belum dapat di atasi secara sempurna.
Bagaimanapun juga akomodasi tetap perlu, apalagi dalam keadaan dunia
dewasa ini yang penuh ketegangan. Selama orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yangtidak bisa di
selaraskan antara satu dengan lainnya, akomodasi tetap di perlukan.
D. Hasil –hasil AkomodasI
Secara panjang lebar Gillin dan Gillin menguraikan hasil-hasil suatu proses
akomodasi dengan mengambil contoh-contoh dari sejarah. Antara lain hasil-
hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Akomodasi, dan integrasi masyarakat
Masyarakat dan integrasi masyarakat telah berbuat
banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten
yang akan melahirkan pertentangan baru. Ketika orang-orang Normandia
melakukan inggris pada 1066, mereka telah memaksakan suatu kebudayaan baru
terhadap masyarakat taklukannya. Bahasa, sistem feodalisme, hukum, dan
sterusnya di ubah dan di ganti. Dalam proses tersebut terjadi perkawinan
campuran dan banyak orang inggris yang mendapat kedudukan baru yang tinggi.
Keadaan tersebut mengurangi jarak sosial antara penjajah dengan yang di jajah.
Selain itu, akomodasi juga menahan keinginan-keinginan untuk bersaing yang
hanya akan membuang biaya dan tenaga saja.
a. Menekan oposisi
Sering kali suatu persaingan di laksanakan demi keuntungan suatu
kelompok tertentu (misalnya golongan produsen) dan kerugian pihak lain
(misalnya golongan konsumen). Akomodasi antara golongan produsen yang
mula-mula bersaing akan dapat menyebabkan turunnya harga, karena barang-
barang dan jasa lebih mudah sampai kepada kosumen.
b. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
Hal ini tampak dengan jelas apabila dua orang, misalnya bersaing untuk
menduduki jabatan pimpinan suatu partai politik. Di dalam kampanye
pemilihan, persaingan dilakukan dengan sengit, tetapi salah satu terpilih,
biasanya yang kalah di ajak untuk bekerja sama dengan keutuhan dan integrasi
partai poltik yang bersangkutan.
c. Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaaan
baru atau keadaan yang berubah.
d. Perubahan-perubahan dalam kedudukan
Sebetulnya akomodasi menimbulakn penetapan baru terhadap kedudukan
peran perorangan dan kelompok-kelompok manusia. Pertentangan telah
menyebabkan kedudukan tersebut goyah dan akomodasi akan mengukuhkan
kembali kedudukan-kedudukan tersebut.
e. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
Dengan adanya asimilasi, para pihak sering mengenal dan dengan
timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati.
Keadaan demikian mungkin saja terjadi pada masyarakat-masyarakat
berkasta seperti india.
Akomodasi di pergunakan dalam dua arti, sebagai berikut:
1. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya
suatu keseimbangan (equilibrium) dan interaksi antara individu dan
kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang
berlaku dalam masyarakat.
2. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses. Sebagai suatu proses,
akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk pada suatu
pertentangan yaitu usaha-uasaha untuk mencapai kestabilan.
3. Tujuan akomodasi untuk mengurangi pertentangan antar individu atau
kelompok untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu
agar terjadi kerja sama.
4. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut dan di tandai dengan
adanya usaha-usaha mengurang perbedaan-perbedaan yang terdapat antara
orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi
usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses
mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan
bersama. Apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu
kelompok manusia atau masyarakat, dan tidak lagi membedakan dirinya
dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka di anggap
sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi, mereka mengidetifikasi
dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok.
Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas antara
kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur menjadi satu
kelompok. Secara singkat, proses asimilasi di tandai dengan pengembangan
sikap-sikap yang sama, dan bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai
kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan
tindakan.
1. Prosesyang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup :
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat di artikan sebagai
suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang
bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu
masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan
mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum,yakni yang bersifat pribadi
dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang perorangan, atau
individu secara langsung bersaing untuk, misalnya memperoleh kedudukan
tertentu di dalam suatu organisasi. Tipe ini juga dinamakan rivalry.
Di dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi, yang langsung bersaing
adalah kelompok. Persaingan misalnya dapat terjadi antara dua perubahan besar
yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Tipe- tipe tersebut di atas mengahsilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu
sebagai berikut.
1. Persaingan ekonomi
Persaingan di bidang ekonomi timbul karena terbatas persediaan apabila di
bandingkan dengan jumlah kosumen. Dalam teori klasik, persaingan bsertujuan
untuk menagatur produksi dan distribusi. Persaingan merupakan salah satu cara
untuk memilih produsen-produsen yang baik. Bagi masyarkat sebagai
keseluruhan, hal demikian di anggap menguntungkan karena produsen yang
terbaik akan memenagkan persaingannya dengan cara memproduksi barang dan
jasa yang lebih baik dengan harga yang rendah.
2. Persaingan kebudayaan
Persaingan dalam bidang kebudayaan dapat pula menyangkut misalnya,
persaingan di bidang keagamaan, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan,
dan seterunya.
3. Persaingan kedudukan dan peranan
Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompokterdapat keinginan-
keingian untuk di akui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai
kedudukan serta peranan yang terpandang. Keinginan tersebut dapat terarah
pada suatu persamaan derajat dengan kedudukan serta peranan pihak lain, atau
bahkan lebih tinggi dari itu.
4. Persaingan ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan.
Perbedaan ras, baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak
rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap
atas perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. Hal ini di sebabkan karena ciri-ciri
badaniah lebih mudah terlihat di banding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang
berada antar persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama
di tandai oleh gejala-gejala adanya ketidak pastian mengenai diri seseorang atau
suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, Skebencian, atau
keraguan-raguan terhadap kepribadian seseorang. Atau perasaan tersebut dapat
pula berkembang terhadap kemungkinan, kegunaan, keharusan atau penilain
terhadap suatu usul, buah pikiran, keperccayaan, doktrin, atau rencana yang di
kemukakan orang perorangan atau kelompok manusia lain.
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-
orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap
tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai
menjadi pertentangan atau pertikain.
1. Tipe-tipe kontravensi
Von Waise dan Becker, terdapat tiga tipe umum kontrvensi, yaitu kontravensi
generasi masyarakat, kontrvensi yang menyangkut seks, dan kontrvensi
parlementer. Kontravensi seksuual terutama menyangkut hubungan suami
dengan istri dalam keluarga. Nilai-nilai masyarakat dewasa ini pada umunya
juga di indonesia berkecenderungan untuk menempatkan suami dan istri pada
kedudukan dan peran yang sejajar. Sedangkan kontrvensi parlementer
berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan
manoritas dalam masyarakat, baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga-lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dan seterusnya.Ada pula
beberapa tipe kontravensi yang sebenarnya terletak di antara kontarvensi dan
pertentangan atau pertikaian. Tipe-tipe tersebut di masukkan dalam kategori
kontravensi, karena umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan.
Tipe-tipe tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kontravensi antara masyarakat setempat
Kontravensi antar masyarakat setempat, (community), mempunyai dua
bentuk, yaitu kontravensi antara masyarakat-masyarakat setempat yang berlainan
dan kontravensi antara golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat .
2. Antagonisme keagamaan
3. Kontravensi Intelektual
Kontravensi intelektual, misalnya sikap meninggikan diri dari mereka yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, terhadap mereka yang kurang
beruntung dalam bidang pendidikan.
4. Oposisi moral
Hal ini berhubungan erat dengan latar belakang kebudayaan, biasanya
yang sudah mapan, yang menimbulkan prasangka terhadap taraf kebudayaan
tertentu lain, termasuk di dalamnya sistem nilai yang menyangkut bidang moral.
2. Pertentangan (pertikaian atau Conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-
perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan,
pola-pola peri laku, dan seterusnya denagn pihak lain. Ciri tersebut dapat
mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau
pertikaian.
Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball Young;
menurutdia bentuk- bentuk proses sosial adalah :
1. Oposisi yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
2. Kerja sama yang mengahasilkan akomodasi.
3. Differentiation’ yang merupakan suatu proses dimana orang perorangan
didalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
berbeda dengan orang-orang lain atas dasar perbedaan usia, seks dan
pekerjaan “Differentiation ” tersebut mengasilkan sistem berlapis-lapis
dalam mastarakat.
Berdasarkan pendapat di atas maka bentuk-bentuk interaksi social
merupakan suatu kerja sama, persaingan, dan bahkan dapat juga berbentuk
pertentangan atau pertikaian. Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatau
penyelesaian, mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk
sementara waktu yang dinamakan akomodasi. Dan ini berarti bahwa kedua belah
pihak belum tentu puas sepenuhnya.
2.4 Faktor – faktor pendorong interaksi sosial
Gillin dan Gillin(Pandj Anoraga dkk 1995:27) Kelangsungan interaksi
sosial ini merupakan dalam bentuk yang sederhana,dan merupakan proses yang
kompleks,tetapi padanya dapat kita beda-bedakan beberapa faktor yang
mendasarinya,secara tunggal maupun bergabung,ialah :
1. Faktor imitasi, 2. Sugesti, 3. Identifikasi, 4 Simpati
1. Faktor Imitasi
Dalam kehidupan sehari-hari peranan imitasi dalam interaksi sosial tidak
kecil yang merupakan alat komunikasi yang terpenting,melainkan juga cara-cara
lainnya untuk menyatakan dirinya dipelajari melalui proses imitasi pula.Selain
dari itu, dilapangan pendidikan dan perkembangan kepribadian individu, imitasi
itumempunyai peranannya,sebab mengikuti suatu contoh yang dapat merangsang
perkembangan wawatak seseorang. Imitasi dapat mendorong individu atau
kelompok untuk melaksanakan perbuatan- perbuatan yang baik.
Peranan faktor imitasi dalam interaksi sosial seperti yang digambarkan
diatas juga mempunyai segi-segi yang negatif.Ialah apabila hal-hal yang di
imitasi itu mungkin saja salah satu ataupun secara moral dan yuridis harus
ditolak.
Adanya proses imitasi dalam interaksi sosial dapat menimbulkan ada
faktor sugesti dan hal ini dapat menghambat perkembangan kebiasaan berpikir
kritis.Dengan kata lain,adanya peranan imitasi dalam interaksi sosial dapat
memajukan gejala-gejala kebiasaan malas berpikir kritis pada individu,yang
dapat mendangkalkan kehidupannya.
Sebelum orang mengimitasi sesuatu hal,terlebih dahulu haruslah
terpenuhi beberapa syarat, ialah :
a. Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut,
b. Sikap menjujung tinggi atau mengangumi hal- hal yang diimitasi.
c. Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku,oleh
karena itumempunyai penghargaan sosialdidalam lingkungannya.
Imitasi bukan menjadi dasr pokok dari pada semua interaksi sosial seperti
yang diuraikan oleh Gabriel Tarde,tetapi imitaso merupakan suatu segi dari
proses interaksi sosial,yang mernerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi
keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku antara orang banyak. Dengan
cara imitasi pandangan dan tingkah laku seorang mewujudkan sikap-sikap, ide-
ide dan adat istiadatdari suatu keseluruhan kelompok masyarakat,dan dengan
demikian pula seseorang itu dapat lebih melebarkan meluaskan hubungan-
hubungan dengan orang-orang lain.
2. Faktor Sugesti
Selain dari faktor imitasi,terdapat pula suatu faktor lainnya yang memegang
peranan penting dalamkelangsungan interaksi sosial,ialah gejala-gejala
sugesti.Arti sugestidalam hubungannya dengan interaksi sosial adalah hampir
sama dengan imitasi.Bedanya adalah bahwa dalam imitasi,orang yang satu
mengikuti sesuatudiluar dirinya,sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan
pandangan atau sikapdari dirinya yang laluditerima oleh orang lain.
Sugesti dalam ilmu jiwa dalam sosial dapat kita rumuskan sebagai suatu
prosesdimana seorang individu menerima suatucara penglihatan,atau pedoman-
pedoman tingkah lakudari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Syarat-syarat yang memudahkan sugesti terjadi ialah :
a. Sugesti dalam hambatan pikiran
Proses sugesti terjadi gejala bahwa orang yang dikenainya mengambil alih
pandangan-pandangan dariorang laintanpa memberinya pertimbangan-
pertimbangan kritik terlebih dahulu.Hal ini tentulah lebih mudah terjadi apabila
ia menerima pada waktu menerima sugesti berada dalam keadaan dimana cara-
cara berfikir,tetapi juga apabila proses berpikirseperti itu dikurangi dayanya
karena sedang mengalami perangsangan-perangsangan emosional.
b. Sugesti karena pikiran terpecah- pecah (disosiasi)
Keadaan dimana pikiran kita diperhambat karena kelelahan atau karena
perangsangan emosional,maka sugesti itu punmudah terjadi pada diri orang
apabila ia mengalami disosiasidalam pikirannya ialah apabila pemikiran orang
lain mengalami keadaan terpecah-pecah.
c. Sugesti karena otoritas atau prestise
Orang-orang cenderung menerima pandangan-pandangan atau sikap-
sikap tertentu, apabilapandangan atau sikap tersebut memilikioleh orang-orang
yang ahli dalam lapangannya,sehingga dianggap memiliki otoritas pada lapangan
tersebut ataupun dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai prestise sosial yang
tinggi.
d.Sugesti karena mayoritas
Dalam hal ini orang banyak kerap kali cenderung akan menerima suatu
pandangan atau ucapan apabila ucapan itu disokong oleh mayoritas,oleh sebagian
besar dari golongannya,kelompok ataumasyarakatnya.Mereka cenderung untuk
menerima pandangan itu,tanpa pertimbangan lebih lanjut.Oleh karena itu
kalaukebanyakan anggota masyarakat sudah berpendapat demikian, ia pun rela
ikut berpendapat demikian.
e. Sugesti karena “Will to believe”
Mengenai sugesti terdapat pula suatu pendapat,bahwa sugesti membuat sadar
akan adanya sikap-sikap dan pandangan-pandangan tertentu pada orang-
orang.Sehingga yang terjadi dalam sugesti itu ialah diterimanya suatu sikap
pandangan tertentu karena sikap itu sebenarnya sudah terdapat padanya tetapi
dalam keadaan terpendam.Dalam hal ini,isi dari pada sugesti akan diterima tanpa
pertimbangan lebih lanjut oleh karena pada pribadi orang yang bersangkutan
sudah terdapat suatu kesedian untuk lebih sadar dan yakin akan hal-hal disugesti
itu yang sebenarnya sudah terdapat padanya.Jenis sugesti semacam itu dapatpula
disebut sugesti karena “will to believe”atau sugesti karena untuk menyakini
dirinya.
3. Faktor Identifikasi
Faktor lainya memegang peranan penting juga dalam
interaksi sosial itu ialah faktor identifikasi.Identifikasi adalahsebuah istilah dari
Psikologi Sigmund Freund.Istilah identifikasi timbuldalam uraian Freud
mengenai cara-cara seorang anak belajar norma-norma sosial dari orang
tuanya.Kesadaran akan norma-norma itu dapat juga dapat diperolehnya secara
identifikasi dengan orang tuanya.Identifikasi itu berarti kecenderungan atau
keinginan dalam diri anak untuk menjadi sama seperti ayahnya atau samaseperti
ibunya.Jadi identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi
identikdengan orang lain.
Proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara tak sadar (secara dengan
sendirinya), kedua secara irasional yakni berdsarkan persaan-perasaan atau
kecenderungan-kecenderungan dirinyayang tidak diperhitungkannya secara
rasional,dan ketiga identifikasi mempunyai kegunaan untuk melengkapi sistem
norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang
mengindentifikasi itu.
Identifikasi dilakukan orang kepada orang lain yang dianggapnya ideal dalam
suatu segi untuk memperoleh sistem norma-norma, sikap dan nilai-nilainya yang
dianggap ideal,dan yang masih banyak kekurangan bagi dirinya.
4. Faktor simpati
Simpati dapatdirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap oarng lain.Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan
berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Timbulnya
simpati itu meruapakan proses yang sadar bagi diri manusia yang merasa simpati
terhadap orang lain.
Gejala identifikasi itusebenarnya sudah berdekatan dengan simpati.Tetapi
dalam hal simpati yang timbal balik itu akan dihasilkan suatu hubungan kerja
sama,dimana orang yang satu ingin lebih menegerti orang lain. Sedangkan dalam
hal identifikasi,terdapat suatu hubungan dimana yang satu menghormati dan
menjujung tinggi yang lain dan ingin belajar dari padanya,karena yang lain itu
dianggapnya sebagai yang ideal.Jadi pada simpati dorongan utama adalah ingin
mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain, sedangkan pada identifikasi
dorongan utamanyaadalah inginmengikuti jejaknya,ingin mencontoh dan ingin
belajar dari orang lain yang dianggapnya ideal.Hubungan simpati menghendaki
hubungan kerja sama antaradua orang atau lebih manusia yang setaraf.Hubungan
identifikasi hanya mengendaki bahwa orang yang satu ingin menjadi seperti
orang yang lain dalam sifat-sifatnya yang dikaguminya.Simpati bermaksudkerja
sama,identifikasi bermaksud belajar.
Simpati hanya dapat berkembang dalam suatu relasi kerja sama antara dua
orang atau lebih,yang menjamin terhadapnya saling pengertian.Dengan adanya
simpati itu dapatlah diperoleh saling pengertian yang mendalam dan tidak dapat
dicapai tanpa adanya simpati,dan pada pihak lain simpati menyebabkan
terjadinya relasi kerja sama dimana kedua pihak lebih memperdalam saling
pengertiannya.Jadi faktorsimpati dan hubungannya kerja sama yang erat
itu,saling melengkapi yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan pendapat di atasmakainteraksi sosial merupakan hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individudengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka
tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatuinteraksi
atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang
berlangsung sepanjang hidupnya didalam masyarakat. Proses sosial diartikan
sebagai cara-cara berhubungan yangdapat dilihat jika individu dan kelompok-
kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan
sosial.
2.5 Pengertian Ekonomi
Ari Sudarman (1992:1) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah salahsatu cabang ilmu sosial yang menaruh perhatian pada masalah bagaimanaseharusnya memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untukmemuaskan kebutuhan manusia yang beraneka ragam.Dalam bukuliteratur ilmu ekonomi yang buku (standard),ilmu ekonomi didefinisikansebagai suatu studi mengenai bagaimana seharusnya manusia ataumasyarakat menentukkan pilihannya,baik dengan atau tanpa menggunakanuang dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya dan yangmempunyai alternatif pengguanaan untuk menghasilkan barang serta
kemudian mendistribusikan baik untuk keperluan sekarang atau masa yangakan datang diantara anggota-anggota masyarakat.
Sumber daya atau sering disebut juga dengan faktor produksi merupakan
peralatan yang tersedia yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda untuk
memenuhi kebutuhan manusia.Sebagian besar sumber daya adalah terbatas
jumlahnya, dalam arti relatif di bandingkan dengankeinginan jumlah benda yang
akan di hasilkan.
Ekonomi dibagi dalam dua cabang utama:mikroekonomi dan
makroekonomi.Mikroekonomi menangani perilaku satuan-satuan ekonomi
individual.Satuan-satuan ini mencakup kosumen,pekerja atau buruh,para
penanam modal, pemilik tanah, perusahaan bisnis sintinya,setiap individu atau
entitas yang memainkan peranan dalam berfungsinya perekonomian kita.
Mikroekonomi menjelaskan cara dan alasan dan satuan-satuan ini membuat
keputusan-keputusan ekonomis. Umpamanya,mikroekonomi menjelaskan
bagaiman kosumen membuat keputusan pembelian dan bagaimana pilihan-
pilihan mereka dipengaruhi oleh harga dan pendapatan yang berubah-ubah.
Mikroekonomi juga menjelaskan bagaimana perusahaan memutuskan berapa
orang pekerja yangakan di pekerjakan dan bagaimana pekerja-pekerja itu
memutuskan dimana mereka akan bekerja,dan berapa banyak pekerjaan yang
akan dilakukan.Bidang lain yang penting dari mikroekonomi adalah bagaimana
satuan-satuan ekonomiberinteraksi untuk membentuk satuan-satuan yang lebih
besar atau pasar dan industri.
Makroekonomi cabang utama lain dari ekonomi,menangani jumlah agregat
ekonomi, seperti tingkat dan laju perubahan produksi nasional,suku
bunga,pengangguran,dan inflasi.Tetapi pembatasan antara makroekonomi dan
mikroekonimi sudah semakin pudar selama tahun-tahun berakhir ini.Alasannya
adalah makroekonomi juga mencakup analisis pasar misalnya pasar agregat
untuk barang dan jasa,untuk pekerja,dan untuk obligasi perusahaan.
2.6 Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan Ekonomi
Ilmu ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan tema sentral dalam
berbagai pembicaraan atau kegiatan ilmiah para cendekiawan. Tingginya
intensitas kegiatan ilmiah cedekiawan di bidang ekonomi dan pembangunan
ekonomi tidak dapat di pisahkan dari permasalahan sosial yang merupakan
tantangan zaman. Artinya, setiap suatu kebijaksanaan di terapkan, berbarengan
dengan itu muncul pula permasalahan baru. Masalah-masalah yang mendesak
dan menanti pemecahan para pakar ekonomi, menurut Kurt Dopfer dalam buku
Economics in The Future (Ari Sudarman 1973:3) antara lain adalah : kemiskinan
massal, kemakmuran yang tidak seimbang, kepincangan-kepincangan ekonomi
regional yang selalu meningkat, ketidakseimbangan dalam perkembangan
penduduk, pemakain yang tak rasional sumber-sumber alam yang tidak dapat di
puluhkan, dan es produksi dan proses-proses produksi dan konsumsi yang tidak
di sesuikan dengan daya dukung lingkungan terbatas.Munculnya aliran-aliran
dalam ekonomi sperti aliran kasik, neo-klasik, dan ekonomi modern,
menunjukkan adanya massa anomalies dari teori-teori ekonomi. Massa anomalies
tersebut, sealin menuntut lahirnya paradigm baru dalam ilmu ekonomi, juga
ramalan-ramalan klasik semakin kurang.
Ace Partadiredja (Munandar Soelaeman 1981:240) Pemikiran ilmu
ekonomi dan pembangunan ekonomi menghasilkan gagasan lain, yaitu mencoba
mengadakan komunikasi ilmiah dengan disiplin ilmu lain seperti komunikasi
dengan ilmu social etika. Sejarah doktrin ekonomi menunjukkan pada saat
dilahirkan ekonomika berhubungan erat denagn etika.Jadi, di satu pihak ilmu
ekonomi dianggap paling maju dengan menawarkan berbagai alternatif atau
teori bagi pembangunan,di lain pihak di tuntut kemampuannya relevansi maupun
realismenya. Jadi ekonomi pembangunan atau ilmu yang mempelajari tentang
pembangunan ekonomi tidak hanya menggambarkan jalannya perkembangan
ekonomi saja, tetapi juga menganalisa hubungan sebab akibat dari faktor-faktor
perkembangan tersebut. Dengan perkataan lain, ekonomi pembangunan tidak
cukup secara deskritif tapi juga mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa”
perkembangan ekonomi itu terjadi. Untuk memahami hubungan sebab akibat itu
perlu digunakan alat teori.
Ada beberapa teori perkembangan, masing-masing teori mengemukakan
faktor-faktor yang mendorong perkembangan tersebut baik yang bersifat
ekonomi maupun non ekonomi. Disamping dari segi teori, perkembangan
ekonomi perlu juga ditinjau dari perkembangan sejarahnya, yaitu proses
perkembangan ekonomi yang telah terjadi terutama dilihat dari tahap-tahap
perkembangannya. Demikian kiranya lebih jelas mengapa dan bagaimana
perkembangan ekonomi itu terjadi.
Disamping itu pula diketahui bagaimana jalannya perkembangan itu sendiri.
Istialah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan terjadi
secara bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama, terutama dalam
pembicaran-pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Tetapi apabila kedua
istilah tersebut diguanakan bersama maka sebaiknya diberikan pengertian
masing-masing yang lebih khusus. Dikatakan ada “perumbuhan ekonomi”
apabila terdapat lebih banyak output, dan ada “perkembangan” atau
“pembangunan” ekonomi kalau hanya terdapat lebih banyak output,tetapi juga
perubahan-peruabahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam
menghasilkan output yang lebih banyak itu. Pertumbuhan dapat meliputi
penggunaan input lebih banyak dan efisien, yaitu adanya kenaikan output
persatuan input; dengan kata lain, dengan kesatuan input dapat mengahasilkan
output yang lebih banyak.
Pembangunan atau perkembangan ekonomi menunjukkan perubahan-
perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor
perekonomian disamping kenaikan output. Jadi pada umunya perkembangan atau
pembangunan selalu disertai dengan “pembangunan” atau “perkembangan”.
Tetapi pada tingkat-tingkat permulaan, mungkin pembangunan ekonomi selalu
disertai dengan pertumbuhan dan sebaliknya.
Demikian pula dalam hal pembangunan dan perkembangan ekonomi, selalu
memiliki kebaikan/keuntungan maupun kerugian/keburukan.Kerugian atau
keburukan ini dapat di pandang sebagai adanya pembangunan ekonomi tersebut.
Oleh karena itu orang akan memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap
pembangunan ekonomi. Ada orang yang menghendaki adanya perubahan dalam
cara hidup, namun ada pula orang-orang yang lebih senang dengan tingkah laku
yang ada dalam masyarakat statis. Mereka ini akan terganggu dengan adanya
pembangunan ekonomi dan menganggap bahwa pembangunan tersebut merusak
ketentraman yang sejak lama dalam masyarakat itu. Gangguan terhadap
ketentraman ini dianggap sebagai biaya yang belum tentu seimbang denagan
manfaat yang akan diperolehnya. Sebagai contoh : seseorang belum tentu senang
makan lebih banyak tetapi harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan
makan sedikit tetapi bekerja sekedarnya dan banyak istirahat.
Berdasarkan pendapat di atas maka ilmu Ekonomi adalah suatu studi
mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan cara
atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas
tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang
dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat. Ilmu
ekonomi menganalisis biaya dan keuntungan serta memperbaiki corak
penggunaan sumber daya-sumber daya.”
3.4 Pengertian Etnis
Koentjaraningrat (Dalam
http://id.shvoong.com),”menjelaskan bahwaetnis atau suku adalah suatu kesatuan
sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan
identitas kebudayaan, terutama bahasa”.
Dengan kata lain etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh
kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa Dari
pendapat diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran
kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-usul.
Dan mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal ususl acuan kepercayaan,
status kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan politik bahkan
program belajar.Selanjutnya juga menjelaskan bahwa etnis dapat ditentukan
berdasarkan persamaan asal-usul yang merupakan salah satu faktor yang dapat
menimbulkan suatu ikatan.
Kelompok etnis atau suku bangsa merupakan kelompok sosial yang tiap
anggotanya memiliki kesamaan asal-usul, latar belakang sejarah dan nasib yang
sama, serta memiliki satu atau beberapa ciri kultural dan solidaritas yang unik.
Kelompok etnis tidak semata-mata ditentukan oleh batas wilayah yang
dihuninya, tetapi yang penting adalah batas di mana kehidupan sosial itu
berlangsung sebagai suatu tatanan perilaku dan hubungan sosial yang kompleks.
Tidak seorangpun manusia di dunia ini yang tidak termasuk ke dalam ikatan
kelompok atau sub-etnik tertentu, hal ini berarti bahwa suku bangsa atau
kelompok etnik merupakan fenomena sosial budaya yang bersifat universal.
Batas antar etnik dipertahankan atau dijaga serta dilestarikan melalui hubungan
sosial antara orang-orang dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Di
dunia ini manusia tidak akan mungkin bisa bertahan hidup tanpa adanya bantuan
dari orang lain, hal ini mengungkapkan arti penting bahwa hubungan sosial antar
manusia adalah sebagaisuatusistem untuk mempertahankan kehidupannya.
Berdasarkan penjelasan maka etnis atau suku merupakan
suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan berdasarkan persamaan
asal-usul seseorang sehingga dapat dikategorikan dalam status kelompok mana ia
. Istilah etnis ini digunakan untuk mengacu pada satu kelompok, atau ketegori
sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan