bab iv pembahasan iv.i analisis rekonsiliasi laporan laba...

40
61 BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukannya beberapa koreksi yang biasa yang disebut dengan koreksi fiskal. Terdapat dua macam koreksi fiskal yaitu fiskal positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal positif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan pengurangan biaya yang diakui dalam laporan rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya penambahan biaya yang telah diakui dalam laopran rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya penambahan penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal negatif adalah koreksi fiskal yang berakibat dengan adanya penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan laba rugi komersial menjadi semakin besar, atau yang berakibat dengan adanya pegurangan penghasilan. Sebelum melakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan analisis terhadap objek Pajak Penghasilan dan biaya-biaya pada PT. NRI. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT. NRI secara umum dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan mengeluarkan biaya Gaji dan THR kepada karyawannya. Gaji tersebut diberikan kepada karyawannya berdasarkan golongannya, dan THR yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya yang diberikan setahun sekali.

Upload: ngohanh

Post on 31-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

61

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi

keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka

perlu dilakukannya beberapa koreksi yang biasa yang disebut dengan koreksi fiskal.

Terdapat dua macam koreksi fiskal yaitu fiskal positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal

positif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan pengurangan biaya yang diakui dalam

laporan rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya

penambahan biaya yang telah diakui dalam laopran rugi laba komersial menjadi semakin

kecil, atau yang berakibat adanya penambahan penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal

negatif adalah koreksi fiskal yang berakibat dengan adanya penambahan biaya yang

telah diakui dalam laporan laba rugi komersial menjadi semakin besar, atau yang

berakibat dengan adanya pegurangan penghasilan.

Sebelum melakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan analisis terhadap objek Pajak

Penghasilan dan biaya-biaya pada PT. NRI. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT.

NRI secara umum dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan mengeluarkan biaya Gaji dan THR kepada karyawannya. Gaji

tersebut diberikan kepada karyawannya berdasarkan golongannya, dan THR

yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya yang diberikan

setahun sekali.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

62

2. Beban Pengangkutan

Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengangkutan barang

sampai ke customer. Baik dalam kegiatan ekspor maupun penjualan di daerah

(lokal)

3. Beban Royalti

Perusahaan harus membayar royalti terhadap Negara atas produk-produk yang

diproduksi sesuai dengan kualifikasi penjualan.

4. Beban Jasa Profesional

Biaya jasa profesional dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa konsulltan

pajak untuk mengisi dan melaporkan Surta Pemberitahuan Pajak Penghasilan dan

jasa auditor dari pihak luar untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan

tersebut.

5. Sewa

Beban sewa dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai sewa mesin mesin

pabrik, sewa ruangan hotel atau restoran untuk keperluan pertemuan rapat

direksi, sewa kendaraan dan lain-lain.

6. Alat-alat kantor

Perusahaan mengeluarkan biaya perlengkapan kantor yang digunakan untuk

membeli alat tulis kantor, kertas fotokopi, tinta fotokopi, tinta printer, dan

perlengkapan kantor lainnya untuk menunjang kegiatan operasional kantor.

7. Beban kendaraan

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan

pemeliharaan dan perawatan kendaraan yang dimiliki perusahaan, seperti service

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

63

kendaraan atau perbaikan kendaraan jika terjadi kerusahan dan membiayai bahan

bakar minyak, biaya taxi, parkir, jalan tol,

8. Perbaikan dan perawatan

Perusahaan mengeluarkan biaya perbaikan dan perawatan untuk biaya

pemeliharaan gedung, alat-alat produksi, equipment kantor seperti komputer,AC,

internet, furniture dan lain lain. Untuk perbaikan dan pemeliharaan ini

perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain.

9. Beban pengurusan dan perizinan.

Untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan perizinan yang berkaitan

dengan usaha perusahaan.

10. Sumbangan/donasi.

Perusahaan mengeluarkan sumbangan dalam rangka memberikan sumbangan

untuk menjaga keamanan komplek dan perawatan jalan di daerah komplek

perusahaan.

11. Telepon,fax

Biaya pos, telepon dan fax dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka kegiatan

operasional perusahaan.

12. Beban Pos dan Materai.

Beban ini merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan kantor.

13. Transportasi dan perjalanan

Perusahaan mengeluarkan biaya transportasi untuk tiket perjalanan dinas

karyawan ke dalam negeri atau keluar negeri.

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

64

14. Biaya air

Perusahaan membayar biaya air yang digunakan untuk kegiatan operasional

perusahaan.

15. Biaya listrik

Perusahaan membayar biaya listrik setiap bulannya yang digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan.

16. Beban Asuransi

Perusahaan mengasuransikan aktivanya yang berupa kendaraan, untuk

menghindari kerugian bila terjadi musibah yang mengakibatkan harta perusahaan

tersebut kehilangan fungsinya.

17. Beban pajak

Perusahaan membayar beban pajak atas kewajiban-kewajiban pajak yang harus

di bayar oleh perusahaan.

18. Biaya entertainment.

Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pemasaran

produk perusahaan. Pengeluaran berupa entertainment ini sangat mendukung

dalam meningkatkan penjualan perusahaan.

19. Biaya penyusutan.

Biaya penyusutan dikeluarkan perusahaan untuk biaya penyusutan perlengkapan

kantor dan biaya penyusutan kendaraan.

20. Biaya training

Perusahaan mengeluarkan biaya training untuk membiayai pendidikan training

untuk karyawan baru.

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

65

21. Beban lain lain

Merupakan biaya-biaya yang timbul diluar biaya-biaya yang ada dan digunakan

untuk pengeluaran tak terduga. Biaya ini memiliki potensi untuk dilakukan

koreksi karena ada kemungkinan biaya-biaya tersebut merupakan biaya-biaya

yang tidak dapat mengurangi penghasilan bruto sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

IV.2 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu

metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode ini saling melengkapi satu

sama lainnya. Pada penelitian ini, hanya menggunakan metode analisis data dengan cara

metode langsung.

Pelaksanaan metode ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap pos-pos laporan

keuangan yaitu neraca dan laporan laba-rugi, beserta bukti dan catatan pendukungnya

yang sesuai dengan urutan proses pemeriksaan. Pelaksanaan metode langsung ini juga

dilakukan sesuai dengan audit program terinci untuk setiap pos neraca dan laba-rugi

yang menjadi sumber utama pemeriksaan.

Dalam penelitian ini, penggunaan metode langsung banyak dipakai untuk

melakukan pemeriksaan terhadap besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dan laba yang harus dibayar oleh perusahaan. Proses penelitian dalam

menggunakan metode ini dengan melihat Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, buku

besar, jurnal, dokumen dan rekonsiliasi fiskal yang dibuat oleh perusahaan.

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

66

IV.3 Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya.

Perbedaan cara pengukuran, konsep, dan pengakuan penghasilan dan biaya

antara perhitungan komersial dan ketentuan perpajakan menyebabkan perlunya dibuat

koreksi fiskal. Koreksi fiskal ini dimaksudkan agar laba dari laporan komersian dengan

laporan fiskal dapat disesuaikan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan. Dan

koreksi fiskal akibat perbedaan waktu dan tetap terdiri atas koreksi positif dan negatif.

Berdasarkan analisis biaya pada PT. NRI maka terdapat koreksi fiskal seperti

berikut :

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

67

Tabel IV.1 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya

Tahun 2007 PT. NRI

LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007

(dalam rupiah)

Sebelum Analisis Sesudah Analisis

Komersil Koreksi

Fiskal Analisis

Fiskal Fiskal Penyesuaian

PENJUALAN BERSIH 69.936.268.123 69.936.268.123 69.936.268.123

BEBAN POKOK PENJUALAN

(58.984.122.621)

(58.984.122.621) (58.984.122.621)

LABA KOTOR 10.952.145.502 10.952.145.502 10.952.145.502

BEBAN USAHA

Beban Penjualan Pengangkutan (freight out)

(1.862.499.810)

(1.862.499.810) (1.862.499.810)

Beban Royalti (1.306.080.365) (1.306.080.365) (1.306.080.365)

Claim invoice (203.076.666) (203.076.666) (203.076.666)

Jumlah Beban Penjualan

(3.371.656.841)

(3.371.656.841) (3.371.656.841)

Biaya Umum dan Administrasi

Gaji Pegawai (2.548.896.438) (2.548.896.438) (2.548.896.438)

Beban Pengangkutan (182.144.307) (182.144.307) (182.144.307)

Beban Jasa Profesional (302.178.724) (302.178.724) (302.178.724)

Sewa (405.610.062) (405.610.062) (405.610.062)

Alat-alat kantor (256.940.077) (256.940.077) (256.940.077)

Beban kendaraan (266.304.384) (266.304.384) (a) 133.152.192 (133.152.192)

Perbaikan dan perawatan (159.391.242) (159.391.242) (159.391.242)

Beban pengurusan dan perizinan

(75.000.000)

(75.000.000) (75.000.000)

Sumbangan/Donasi (33.825.600) (b) 33.825.600 0 0

Telepon. Fax (272.127.348) (c) 56.453.350 (215.673.998) (215.673.998)

Beban pos dan materai (8.127.832) (8.127.832) (8.127.832)

Transportasi dan perjalanan

(51.124.343)

(51.124.343) (51.124.343)

Biaya air (11.532.426) (11.532.426) (11.532.426)

Biaya listrik (160.851.310) (160.851.310) (160.851.310)

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

68

Sebelum Analisis Sesudah Analisis

Komersil Koreksi

Fiskal Analisis

Fiskal Fiskal Penyesuaian

Beban asuransi (65.023.041) (65.023.041) (65.023.041)

Beban Pajak (117.586.742) (d) 117.586.742 0 0

Biaya entertainment (67.938.460) (e) 67.938.460 0 0

Biaya penyusutan (82.499.595) (82.499.595) (82.499.595)

Biaya training (231.330.228) (231.330.228) (231.330.228)

Beban lain-lain (27.362.371) (f) 27.362.371 0 0

Jumlah Beban Usaha

dan Administrasi (5.325.794.530)

(5.022.628.007) (4.889.475.765)

Jumlah Beban usaha (8.697.451.371) (8.394.284.848) (8.261.132.606)

LABA USAHA 2.254.694.131 2.557.860.654 2.585.129.743

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba rugi selisih kurs (1.546.588.236) (1.546.588.236) (1.546.588.236)

Beban bunga (527.799.686) (527.799.686) (g) 2.268.661 (525.531.025)

Beban penghapusan

persediaan (719.516.089)

(719.516.089) (719.516.089)

Penghasilan bunga 11.343.404 11.343.404 (h)(11.343.404) 0

Pendapatan lainnya 86.702.734 86.702.734 86.702.734

Beban lain-lain (net) (2.695.857.873) (2.695.857.873) (2.704.932.616)

Laba (rugi) Sebelum

Pajak Penghasilan (441.163.742)

(441.163.742) (119.802.873)

PPh tahun 2007 0 0 0

Laba (rugi) Bersih (441.163.742) (441.163.742) (119.802.873)

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

69

Tabel IV.2 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya Tahun 2008

PT. NRI LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 (dalam rupiah)

Sebelum Analisis Sesudah Analisis

Komersil Koreksi

Fiskal Analisis

Fiskal Fiskal Penyesuaian

PENJUALAN BERSIH 75.441.925.536 75.441.925.536 75.441.925.536

BEBAN POKOK

PENJUALAN (53.972.433.466) (53.972.433.466) (53.972.433.466)

LABA KOTOR 21.469.492.070 21.469.492.070 21.469.492.070

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengangkutan (freight out) (2.480.245.347) (2.480.245.347) (2.480.245.347)

Beban Royalti (718.915.519) (718.915.519) (718.915.519)

Claim invoice (149.870.754) (149.870.754) (149.870.754)

Jumlah Beban Penjualan (3.349.031.620) (3.349.031.620) (3.349.031.620)

Biaya Umum dan Administrasi

Gaji Pegawai (2.732.092.669) (2.732.092.669) (2.732.092.669)

Beban Pengangkutan (13.319.496) (13.319.496) (13.319.496)

Beban Jasa Profesional (526.221.799) (526.221.799) (526.221.799)

Sewa (479.223.395) (479.223.395) (479.223.395)

Alat-alat kantor (381.749.473) (381.749.473) (381.749.473)

Beban kendaraan (358.413.344) (358.413.344) (a) 179.206.672 (179.206.672)

Perbaikan dan perawatan (237.413.324) (237.413.324) (237.413.324)

Beban pengurusan dan

perizinan (22.550.000) (22.550.000) (22.550.000)

Sumbangan/Donasi (13.465.000) (b) 13.465.000 0 0

Telepon. Fax (213.920.321) (c) 45.230.700 (168.689.621) (168.689.621)

Beban pos dan materai (7.787.414) (7.787.414) (7.787.414)

Transportasi dan perjalanan (160.205.121) (160.205.121) (160.205.121)

Biaya air (14.651.515) (14.651.515) (14.651.515)

Biaya listrik (117.244.917) (117.244.917) (117.244.917)

Beban asuransi (68.465.491) (68.465.491) (68.465.491)

Beban Pajak (110.353.605) (d) 110.353.605 0 0

Biaya entertainment (101.888.303) (e) 101.888.303 0 0

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

70

Sebelum Analisis Sesudah Analisis

Komersil Koreksi

Fiskal Analisis

Fiskal Fiskal Penyesuaian

Biaya penyusutan (73.729.772) (73.729.772) (73.729.772)

Biaya training (94.182.721) (94.182.721) (94.182.721)

Beban lain-lain (28.366.452) (f) 28.366.452 0 0

Jumlah Beban Umum dan

Administrasi (5.755.244.132) (5.455.940.072) (5.276.733.400)

Jumlah Beban Usaha (9.104.275.752) (8.804.971.692) (8.625.765.020)

LABA USAHA 12.365.216.318 12.664.520.378 12.885.236.650

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba rugi selisih kurs (7.928.393.444) (7.928.393.444) (7.928.393.444)

Beban bunga (385.813.027) (385.813.027) (g) 1.825.883 (383.987.144)

Beban penghapusan

persediaan (307.143.244) (307.143.244) (307.143.244)

Penghasilan bunga 9.129.416 9.129.416 (h) (9.129.416) 0

Laba pelepasan aset tetap 125.865.490 125.865.490 125.865.490

Pendapatan lainnya 191.669.333 191.669.333 191.669.333

Beban lain-lain (net) (8.294.685.476) (8.294.685.476) (8.301.989.009)

Laba Sebelum Pajak

Penghasilan 4.070.530.842 4.369.834.902 4.583.247.641

PPh tahun 2008 (1.629.036.633) (1.293.450.200) (1.357.474.100)

Laba Bersih 2.441.494.209 3.076.384.702 3.225.773.541

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

71

Tabel IV.3 Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2008

Sebelum Analisis Sesudah Analisis Selisih (Rp)

Laba Sebelum Pajak 4.369.834.902 4.583.247.641 213.412.739

PPh Badan

10% x Rp. 50.000.000 5.000.000 5.000.000

15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000

30% x Rp. 4.269.834.000 1.280.950.200

30% x Rp. 4.483.247.000 1.344.974.100

Total Pajak Terutang 1.293.450.200 1.357.474.100 64.023.900

Angsuran PPh 107.787.517 113.122.842

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

72

Tabel IV.4 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya Tahun 2009

PT. NRI LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (dalam rupiah)

Sebelum Analisa Sesudah Analisa

Komersil Koreksi

Fiskal Analisa

Fiskal Fiskal Penyesuaian

PENJUALAN BERSIH 84.331.181.755 84.331.181.755 84.331.181.755 BEBAN POKOK PENJUALAN (52.750.223.164) (52.750.223.164) (52.750.223.164)

LABA KOTOR 31.580.958.591 31.580.958.591 31.580.958.591

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengangkutan (freight out) (3.627.999.419) (3.627.999.419) (3.627.999.419)

Beban Royalti (664.708.918) (664.708.918) (664.708.918)

Transportasi dan perjalanan (7.005.700) (7.005.700) (7.005.700)

Claim invoice (81.319.916) (81.319.916) (81.319.916)

Jumlah Beban Penjualan (4.381.033.953) (4.381.033.953) (4.381.033.953)

Biaya Umum dan Administrasi

Gaji Pegawai (3.239.913.367) (3.239.913.367) (3.239.913.367)

Beban Pengangkutan (16.325.209) (16.325.209) (16.325.209)

Beban Jasa Profesional (408.178.609) (408.178.609) (408.178.609)

Sewa (515.740.597) (515.740.597) (515.740.597)

Alat-alat kantor (449.901.800) (449.901.800) (449.901.800)

Beban kendaraan (307.365.270) (307.365.270) (a) 153.682.635 (153.682.635)

Perbaikan dan perawatan (239.487.757) (239.487.757) (239.487.757) Beban pengurusan dan perizinan (9.850.000) (9.850.000) (9.850.000)

Sumbangan/Donasi (42.529.965) (b) 42.529.965 0 0

Telepon. Fax (157.107.457) (c) 43.630.536 (113.476.921) (113.476.921)

Beban pos dan materai (16.498.841) (16.498.841) (16.498.841)

Transportasi dan perjalanan (20.915.709) (20.915.709) (20.915.709)

Biaya air (21.153.350) (21.153.350) (21.153.350)

Biaya listrik (126.245.252) (126.245.252) (126.245.252)

Beban asuransi (78.099.197) (78.099.197) (78.099.197)

Beban Pajak (284.721.381) (d) 284.721.381 0 0

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

73

Sebelum Analisis Sesudah Analisis

Komersil Koreksi

Fiskal Analisa

Fiskal Fiskal Penyesuaian

Biaya entertainment (7.005.700) (e) 7.005.700 0 0

Biaya penyusutan (60.998.687) (60.998.687) (60.998.687)

Biaya training (10.706.364) (10.706.364) (10.706.364)

Beban lain-lain (18.350.454) (f) 18.350.454 0 0

Jumlah Biaya Umum dan

Adminstrasi (6.031.094.966) (5.634.856.930) (5.481.174.295)

Jumlah Beban Usaha (10.412.128.919) (10.015.890.883) (9.862.208.248)

LABA USAHA 21.168.829.672 21.565.067.708 21.718.750.343

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba rugi selisih kurs 1.277.124.749 1.277.124.749 1.277.124.749

Beban bunga (165.353.059) (165.353.059) (g) 3.502.304 (161.850.755)

Penghasilan bunga 17.511.520 17.511.520 (h) (17.511.520) 0

Laba pelepasan aset tetap 27.045.455 27.045.455 27.045.455

Pendapatan lainnya 312.873.833 312.873.833 312.873.833

Pendapatan lain 1.469.202.498 1.469.202.498 1.778.894.792

Laba Sebelum Pajak

Penghasilan 22.638.032.170 23.034.270.206 23.497.645.135

PPh tahun 2009 (6.368.193.675) (6.449.595.600) (6.579.340.600)

Laba Bersih 16.269.838.495 16.584.674.548 16.918.304.535

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

74

Tabel IV.5 Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2009

Sebelum Analisis Sesudah Analisis Selisih (Rp)

Laba Sebelum Pajak 23.034.270.206 23.497.645.135 463.374.929

PPh Badan

28% x Rp. 23.034.270.000 6.449.595.600

28% x RP. 23.497.645.000 6.579.340.600

Total Pajak Terutang 6.449.595.600 6.579.340.600 129.745.000

Angsuran PPh 537.466.300 548.278.383

Penjelasan koreksi yang dilakukan, didapat dari rincian sebagai berikut :

a. Beban Kendaraan.

Perusahaan menanggung biaya beban kendaraan seperti biaya perawatan mobil,

biaya bahan bakar minyak (bbm) serta biaya pembayaran uang tol untuk para karyawan

pimpinan yang mobilnya dibawa pulang. Biaya ini tidak termasuk dalam grey area

karena perpajakan tidak memperbolehkan perusahaan menanggung biaya tersebut secara

penuh. Tetapi perusahaan belum melakukan koreksi atas biaya beban kendaraan, beban

kendaraan tersebut pada tahun 2007 Rp. 266.304.384, tahun 2008 Rp. 358.413.344 dan

pada tahun 2009 Rp. 307.365.270.

Berdasarkan peraturan yang ada sesuai KEP-220/PJ/2002, bahwa kendaraan

yang di bawa pulang oleh karyawan dapat dijadikan pengurang bruto dengan tarif 50%

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

75

dengan kriteria jenis mobil tersebut sedan. Berdasarkan peraturan tersebut seharusnya

perusahaan melakukan koreksi atas beban kendaraan perusahaan sebagai berikut :

Tahun 2007

Sedan Koreksi (tarif 50%)

Perawatan Mobil 96.305.084 48.152.542

Bahan Bakar Mobil 143.118.800 71.559.400

Biaya Toll 26.880.500 13.440.250

266.304.384 133.152.192

Tahun 2008

Sedan Koreksi (Tarif 50%)

Perawatan Mobil 137.697.064 68.848.532

Bahan Bakar Mobil 188.416.772 94.208.386

Biaya Toll 32.299.500 16.149.750

358.413.336 179.206.668

Tahun 2009

Sedan Koreksi (Tarif 50%)

Perawatan Mobil 141.463.252 70.731.626

Bahan Bakar Mobil 132.278.518 66.139.259

Biaya Toll 33.623.500 16.811.750

307.365.270 153.682.635

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

76

Jadi kesimpulannya dari beban kendaraan ini yang dapat dijadikan pengurang

bruto adalah jenis mobil sedan dimana diatur di dalam KEP-220/PJ/2002 tertanggal 18

April 2002 tentang perlakuan pajak penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler

dan kendaraan perusahaan, yang dikenakan tarif 50% dengan perhitungan diatas maka

koreksi yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan :

1. Tahun 2007 : Rp. 266.304.384 x 50% = Rp. 133.152.142

2. Tahun 2008 : Rp. 358.413.344 x 50% = Rp. 179.206.672

3. Tahun 2009 : Rp. 307.365.270 x 50% = Rp. 153.682.635

b. Sumbangan / Donasi

Menurut pasal 9 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008, harta yang dihibahkan,

bantuan atau sumbangan tidak dapat dijadikan biaya pengurang penghasil bruto, kecuali

yang diatur dalam PMK dan KMK seperti Peraturan Menteri Keuangan No.

609/PMK.03/2004 tertanggal 28 Desember 2004, yang menyatakan sumbangan yang

dapat dijadikan penghasilan bruto sehubungan pemberian bantuan kemanusiaan dalam

bencana alam yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara. Dalam hal ini perusahaan

memberikan sumbangan untuk menjaga keamanan komplek dan perawatan jalan di

daerah komplek PT . NRI, sehingga perusahaan harus mengoreksi positif biaya

sumbangan dan dalam prakteknya perusahaan telah benar melakukan koreksi fiskal atas

biaya sumbangan sebesar :

1. Tahun 2007 : Rp. 33.825.600

2. Tahun 2008 : Rp. 13.465.000

3. Tahun 2009 : Rp. 42.529.965

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

77

c. Biaya Komunikasi

Biaya komunikasi ini dikeluarkan perusahaan untuk membiayai telepon kantor,

voucher dan biaya komunikasi pihak-pihak yang mempunyai jabatan khusus. Pegawai

dengan jabatan khusus akan menerima fasilitas pembelian voucher pulsa, pembelian

handphone. Atas biaya pembelian telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan

perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dapat dibebankan

sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan sebagaimana telah

dimaksud dalam Keputusan DJP no KEP-220/PJ/2002 tertanggal 18 April 2002. Adapun

koreksi fiskal positif pada biaya komunikasi ini

1. Tahun 2007 : Rp. 56.453.350

2. Tahun 2008 : Rp. 45.230.700

3. Tahun 2009 : Rp. 43.630.536

d. Beban Pajak

Perusahaan menanggung biaya pajak dalam laporan laba rugi. Hal ini tidak bisa

dijadikan biaya. Untuk itu biaya tersebut harus dikeluarkan sebesar :

1. Tahun 2007 : Rp. 117.586.742

2. Tahun 2008 : Rp. 110.353.605

3. Tahun 2009 : Rp. 284.721.381

e. Beban Entertainment

Perusahaan melakukan koreksi fiskal positif terhadap biaya entertainment, atas

biaya entertainment perusahaan memiliki bukti-bukti terkait mengenai biaya tersebut,

namun perusahaan tidak membuat daftar nominatif terhadap biaya entertainment.

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

78

Sehingga dalam aturan perpajakan, biaya tersebut dianggap fiktif. Hal ini sesuai dalam

aturan perpajakan. Hal ini sesuai dengan SE-27/PJ.22/1986 tertanggal 14 Juni 1986,

yang berbunyi biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya untuk

mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek PPh dan

tidak terkena PPh final dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Dapat disimpulkan

perusahaan telah benar melakukan koreksi terhadap biaya entertainment sebesar :

1. Tahun 2007 : Rp. 67.938.460

2. Tahun 2008 : Rp. 101.888.303

3. Tahun 2009 : Rp. 7.005.700

f. Beban Lain-Lain

Perusahaan telah melakukan koreksi fiskal positif pada biaya lain-lain, hal ini

dikarenakan PT NRI tidak membuat daftar nominatif dalam biaya-biaya yang berkaitan

dengan biaya lain-lain dan biaya yang tidak berkaitan langsung terhadap operasional

perusahaan, tidak dapat dijadikan pengurang bruto. sehingga biaya-biaya tersebut

dianggap tidak ada ( fiktif). Degan kesimpulan perusahaan telah benar melakukan

koreksi dalam biaya lain-lain sebesar :

1. Tahun 2007 : Rp. 27.362.371

2. Tahun 2008 : Rp. 28.366.452

3. Tahun 2009 : Rp. 18.350.454

g. Jasa Giro

Atas jasa giro PT NRI menanggung beban bunga atas pajak final yang dipotong

bank. Tetapi perusahaan belum melakukan koreksi atas beban bunga ini. Pajak ini

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

79

merupakan final yang tidak bisa dijadikan sebagai beban perusahaan. Oleh karena itu

Berdasarkan Peraturan PP No. 131 Tahun 2000 tertanggal 15 Desember 2000 tentang

pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito penulis mengusulkan kepada

perusahaan untuk melakukan koreski fiskal positif sebesar 20% dari pendapatan bunga

pada laporan laba rugi. Besarnya koreksi yang harus dilakukan oleh perusahaan atas

beban bunga yang bersifat final adalah :

1. Tahun 2007 : Rp. 11.343.404 x 20% = Rp. 2.268.681

2. Tahun 2008 : Rp. 9.129.416 x 20% = Rp. 1.825.883

3. Tahun 2009 : Rp. 17.511.520 x 20% = Rp. 3.502.304

h. Beban Bunga

Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 dan keputusan menteri keuangan no

51/KMK.04/2000 menyatakan bahwa jasa giro dan bunga deposito merupakan

penghasilan yang dikenakan final. Perusahaan harus mengeluarkan biaya ini dari

penghasilan karena sudah terkena pajak final tetapi dalam kenyataannya perusahaan

belum melakukan koreksi atas penghasilan bunga tersebut. Oleh karena itu berdasarkan

peraturan yang ada sebaiknya perusahaan melakukan koreksi fiskal negatif terhadap

penghasilan bunga karena bersifat final dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Besarnya koreksi final yang harus dilakukan oleh perusahaan sebesar :

1. Tahun 2007 : Rp. 11.343.404

2. Tahun 2008 : Rp. 9.129.416

3. Tahun 2009 : Rp. 17.511.520

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

80

Dari hasil koreksi diatas, berdasarkan hasil dari diatas, berdasarkan hasil dari

audit laporan keuangan perusahaan, pada tahun 2007 perusahaan mengalami kerugian

sebesar Rp. 441.163.742 dan setelah dikoreksi kerugian perusahaan menjadi sebesar Rp.

119.802.873. Untuk tahun 2008 perusahaan mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp.

2.441.494.209 dan setelah dilakukan koreksi fiskal menurut Undang-Undang meningkat

menjadi Rp. 3.225.773.349. Sedangkan untuk tahun 2009 laba sebelum pajak

perusahaan sebesar Rp. 16.269.838.495 dan setelah dikoreksi fiskal laba perusahaan

meningkat menjadi Rp. 16.918.304.497

Hal ini di sebabkan karena adanya perbedaan laba menurut akuntansi dengan

laba menurut fiskal, adanya perbedaan ini tersebut juga mengakibatkan adanya koreksi

fiskal positif atau koreksi fiskal negatif yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Didalam akuntansi komersil semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan

operasional perusahaan dapat dijadikan pengurang penghasilan sehingga laba pun

menjadi kecil dan akhirnya berdampak pada pembayaran pajak yang kecil. Namun tidak

demikian dalam Undang-Undang perpajakan , tidak semua biaya dapat menjadi

pengurang penghasilan sebagaimana telah di atur dalam Undang-Undang PPh No. 36

Tahun 2008 pasal 9. Oleh karena itu terjadi perbedaan perhitungan akuntansi komersial

dan fiskal yang ditandai dengan adanya koreksi fiskal positif atau negatif.

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

81

IV. 4 Perencanaan Pajak Yang Dapat Diterapkan PT. NRI

Perencanaan pajak yang baik guna mengefisiensikan pajak harus dilakukan

dengan cara-cara sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa harus melanggarnya.

Perencanaan pajak yang dapat dilakukan dengan mencari celah-celah bagi wajib pajak

untuk melakukan penghidaran pajak baik secara legal maupun tidak legal yang tetap

mengacu pada peraturan perpajakan yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan syarat

masih berada didalam bingkai peraturan perpajakan dan tidak melanggar undang-undang

perpajakan yang berlaku. Setelah dilakukan koreksi baik koreksi positif maupun negatif

pada PT. NRI, ternyata diperoleh perbedaan dalam perolehan laba setelah pajak, untuk

mengefisiensikan pajak terutang PT. NRI maka harus dilakukan beberapa perencanaan

pajak yang dapat diterapkan pada PT. NRI.

Berikut ini beberapa perencanaan pajak yang dapat dilakukan pada PT. NRI :

1. Adanya perbedaan antata perlakuan akuntansi secara komersial dengan perlakuan

akuntansi menurut perpajakan, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan

besarnya pajak penghasilan terhutang tidak hanya mengandalkan laporan keuangan

komersial saja tetapi juga perusahaan membuat laporan keuangan fiskal yang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar dapat dilakukan

perencanaan pajak yang tepat dan efektif guna mengefisiensikan beban pajak

perusahaan.

2. Jika perusahaan sedang dalam posisi laba, perusahaan dapat menggunakan beberapa

persen dari laba tersebut untuk digunakan sebagai tunjangan bagi karyawannya.

Penulis memberikan asumsi bahwa 10% dari laba yang diperoleh oleh perusahaan

diberikan tunjangan kepada karyawan. Dengan kata lain perusahaan dapat

memberikan bonus tambahan kepada karyawannya.

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

82

3. PT. NRI belum melakukan perencanaan pajak secara efektif , hal ini dapat dilihat

bagaimana perusahaan menanggung PPh Pasal 21 karyawannya. Sesuai dengan

Keputusan Direktur Jendral Pajak No. Kep-545/PJ/2000 tertanggal 29 Desember

2000 Pasal 7 bahwa PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh pemberi kerja termasuk

dalam pengertian kenikmatan dalam bentuk natura tidak boleh diberlakukan unutk

pengurang penghasilan bruto. Oleh karena itu perusaah harus cermat dan tepat dalam

perencanaan pajak atas PPh Pasal 21, perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan

mengubah biaya non deductible menjadi deductible dengan cara metode gross up.

Contoh : Perhitungan PPh pasal 21 dengan perencanaan pajak berupa Tunjangan

Pajak.

Ivan kuntara merupakan manajer di PT. NRI, sudah bekerja selama lebih dari 10

tahun dengan status (K/2). Selama tahun 2008 Pak Ivan Kuntara menerima gaji

bulanan sebesar Rp. 15.000.000/bulan. Setelah adanya perencanaan pajak, perusahaan

memberikan tunjangan berupa Tunjangan Pajak sebesar Jumlah yang harus dibayar

dan Tunjangan Kesehatan sebesar Rp.850.000/bulan. Perhitungan PPh pasal 21

selama setahun adalah sebagai berikut :

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

83

Tabel IV. 6

Perhitungan PPh Pasal 21 dengan Perencanaan Pajak Berupa Tunjangan

Keterangan Sebelum

perencanaan

Sesudah

perencanaan

Gaji 180.000.000 180.000.000

Tunjangan Kesehatan 8.500.000

Tunjangan Pajak 35.634.666

Total Penghasilan Bruto 180.000.000 224.134.666

Biaya Jabatan (1.296.000) (1.296.000)

Penghasilan Bruto 178.704.000 222.838.666

PTKP (16.800.000) (16.800.000)

PKP 161.904.000 206.038.666

Tarif :

5% x Rp. 25.000.000 1.250.000 1.250.000

10% x Rp. 25.000.000 2.500.000 2.500.000

15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000

25% x Rp. 61.904.000 15.476.000

25% x Rp. 105.654.000 26.413.500

PPh Pasal 21 Setahun 26.726.000 37.663.500

Perkiraan penghematan PPh Badan :

Dari tunjangan Kesehatan x 30% 2.550.000

Dari tunjangan pajak x 30% 10.690.400

selisih lebih pembayaran PPh Pasal 25 13.240.400

selisih lebih pembayaran PPh pasal 21

(Rp. 37.663.500- Rp. 26.726.000) (10.937.500)

Penghematan beban pajak 2.302.900

Untuk mengetahui besarnya tunjangan pajak yang dapat diberikan perusahaan maka

dalam formulasi gross up PPh 21 terbagi dalam 5 lapisan PKP, untuk contoh diatas

disesuaikan dengan lapisan tarif yang terdapat dalam UU PPh no 17 Tahun 2000

pasal 17 ayat 1 yang terdiri dari atas :

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

84

a. Lapisan I

Untuk PKP antara Rp1,00 hingga RP. 23.750.000,00

Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 0,00 x 5/95 + Rp. 0,00

b. Lapisan II

Untuk PKP antara Rp23.750.000,00 hingga RP. 46.250.000,00

Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 23.750.000,00 x 10/90 +

Rp. 1.250.000,00

c. Lapisan III

Untuk PKP antara Rp. 46.250.000,00 hingga RP. 88.750.000,00

Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 46.250.000,00 x 15/85 +

Rp. 3.750.000,00

d. Lapisan IV

Untuk PKP antara Rp. 88.750.000,00 hingga RP. 163.750.000,00

Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 88.750.000,00 x 25/75 +

Rp. 11.250.000,00

e. Lapisan V

Untuk PKP diatas Rp. 163.750.000,00

Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 163.750.000,00 x 35/65 +

Rp. 36.250.000,00

Dari perhitungan PPh 21 diatas diketahui tunjangan PPh di dapat dari

formulasi gross up lapisan IV. Dengan perencanaan berupa metode pemotongan pajak

dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang besarnya sama besarnya

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

85

dengan jumlah pajak yang dipotong dari karyawan (gross up method) dapat

menghasilkan penghematan sebesar Rp. 2.302.900

4. Perusahaan menggunakan pihak ketiga yaitu jasa perizinan dan jasa perbaikan dan

perawatan yang terdiri dari pemerliharaan gedung dan pemeliharaan alat kantor,

namun perusahaan tidak memotong pajak atas jasa tersebut sesuai pasal 23 undang-

undang pajak penghasilan hal ini dikarenakan pihak ketiga tidak mau dipotong pajak

atas jasa yang diberikan. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan

adalah dengan cara memasukkan biaya pajak tersebut ke dalam biaya jasa

pemeliharaan tersebut ( metode gross up).

Dengan metode ini maka perusahaan akan meng-gross up besarnya penghasilan atas

jasa terlebih dahulu kemudian dari hasil penghasilan setelah di gross up, dikalikan

dengnag tarif tunjangan pajak. Tarif tunjangan pajak dengan metode gross up

disesuaikan dengan KEP-70/PJ/2007 tertanggal 9 April 2007 yang mengatur

mengenai jasa lain dan perkiraan penghasilan neto atas jasa teknik, jasa manajemen,

jasa kontruksi, jasa konsultan.

5. Perusahaan harus membuat daftar nominatif untuk biaya entertainment, dan biaya

lain-lain agar biaya tersebut dapat digunakan sebagai pengurang pendapatan bruto

dan tidak dianggap sebagai fiktif. Sehingga biaya-biaya tersebut dapat di biayakan

oleh perusahaan untuk mengurangi penghasilan bruto.

6. Pada tahun 2007, perusahaan mengalami kerugian usaha, hal ini dapat digunakan

perusahaan unutk dijadikan biaya untuk menutupi kerugian tahun 2007 ke tahun

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

86

berikutnya selama 5 tahun kedepan. Perusahaan juga dapat meminta restitusi atas

kelebihan pembayaran pajak akibat dari selisih kredit pajak PPh pasal 23.

7. Pada laporan laba rugi perusahaan terdapat penghasilan bunga dan beban bunga.

Dimana penghasilan bunga seharusnya dikoreksi fiskal negatif karena penghasilan

tersebut merupakan penghasilan yang terkena pajak Final yaitu sebesa 20%. Sehingga

biaya ini harus dari pendapatan lain-lain.

8. Perencanaan pajak yang harus dilakukan adalah dengan cara perusahaan harus lebih

cermat dalam membuat laporan laba rugi karena akan berdampak pada pengisian

SPT. Perusahaan akan dirugikan bila pendapatan ini tidak dikeluarkan karena akan

dikenakan pajak dua kali dan juga berakibat pada salah mengisi dan menghitung SPT,

jika hak ini terus dilakukan dan perusahaan tidak melakukan perencanaan yang baik

maka akan merugikan perusahaan.

9. Perusahaan sudah melaporkan pajaknya tepat waktu. Hal ini harus terus dilakukan

perusahaan karena hal ini termasuk dalam tax planning. Dalam melakukan tax

planning tidak hanya mencari celah melalui peraturan-peraturan perpajakan, namun

menghindari kesalahan yang akan menimbulkan sanksi baik sanksi administrasi

maupun sanksi pidana juga merupakan salah satu cara tax planning.

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

87

IV.5 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Dalam pengakuan pendapatan dan beban, terdapat perbedaan perlakuan

akuntansi komersial dan pajak. Hal ini menyebabkan adanya rekonsiliasi fiskal atas

laporan laba rugi perusahaan, yang bertujuan untuk membuat laporan keuangan

komersial sesuai dengan peraturan perpajakan sehingga dapat digunakan untuk

menghitung PPh badan.

Dari rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan komersial. Terdapat koreksi positif

atas suatu beban komersial yang akan menambah laba fiskal perusahaan, sedangkan

koreksi negatif atas suatu beban komersial akan mengurangi laba fiskal perusahaan.

Dengan melakukan perencanaan pajak yang efektif akan membuat suatu perusahaan

dapat mengefisiensikan atau memnimalkan beban pajak perusahaan yang menyebabkan

laba fiskal tidak jauh berbeda dengan laba komersial sehingga laba sebelum pajak dapat

diminimalkan.

Hal ini dapat dilakukan dengan melakukakn perencanaan pajak yang efektif atas

beban yang tidak dapat mengurangi penghasilan bruto dalam laporan keuangan

fiskal.maka hasil akhir yang dapat dicapai oleh perusahaan atas perencanaan pajak yang

dilaksanakannya adalah penghematan pembayaran pajak. Dalam rekonsiliasi fiskal

sebelum dan sesudah perencanaan pajak dapat terlibat adanya perbedaan antara laba

keuangan komersial dan laba fiskal karena adanya koreksi positif atas beban atau biaya

yang tidak menjadi beban fiskal.

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

88

Table IV.7 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2007

PT. NRI LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007 (dalam rupiah)

Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak

Komersil Koreksi Fiskal Tax Fiskal

Fiskal Planning

PENJUALAN BERSIH 69.936.268.123 69.936.268.123 69.936.268.123 BEBAN POKOK PENJUALAN (58.984.122.621) (58.984.122.621) (58.984.122.621)

LABA KOTOR 10.952.145.502 10.952.145.502 10.952.145.502

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengangkutan (freight out) (1.862.499.810) (1.862.499.810) (1.862.499.810)

Beban Royalti (1.306.080.365) (1.306.080.365) (1.306.080.365)

Claim invoice (203.076.666) (203.076.666) (203.076.666)

Jumlah Beban Penjualan (3.371.656.841) (3.371.656.841) (3.371.656.841)

Biaya Umum dan Administrasi

Gaji Pegawai (2.548.896.438) (2.548.896.438) (2.548.896.438)

Beban Pengangkutan (182.144.307) (182.144.307) (182.144.307)

Beban Jasa Profesional (302.178.724) (302.178.724) (302.178.724)

Sewa (405.610.062) (405.610.062) (405.610.062)

Alat-alat kantor (256.940.077) (256.940.077) (256.940.077)

Beban kendaraan (266.304.384) 133.152.192 (133.152.192) c. (6.274.185) (139.426.327)

Perbaikan dan perawatan (159.391.242) (159.391.242) c. (7.510.582) (166.901.824) Beban pengurusan dan perizinan (75.000.000) (75.000.000) c. (3.534.031) (78.534.031)

Sumbangan/Donasi (33.825.600) 33.825.600 0 0

Telepon. Fax (272.127.348) 56.453.350 (215.673.998) (215.673.998)

Beban pos dan materai (8.127.832) (8.127.832) (8.127.832)

Transportasi dan perjalanan (51.124.343) (51.124.343) (51.124.343)

Biaya air (11.532.426) (11.532.426) (11.532.426)

Biaya listrik (160.851.310) (160.851.310) (160.851.310)

Beban asuransi (65.023.041) (65.023.041) (65.023.041)

Beban Pajak (117.586.742) 117.586.742 0 0

Biaya entertainment (67.938.460) 67.938.460 0 b. 67.938.460 (67.938.460)

Biaya penyusutan (82.499.595) (82.499.595) (82.499.595)

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

89

Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak

Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax

Planning Fiskal

Biaya training (231.330.228) (231.330.228) (231.330.228)

Beban lain-lain (27.362.371) 27.362.371 0 b. 27.362.371 (27.362.371) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (5.325.794.530) (4.889.475.765) (5.002.095.394)

Jumlah Beban usaha (8.697.451.371) (8.261.132.606) (8.373.752.235)

LABA USAHA 2.254.694.131 2.585.129.743 2.578.393.267

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba rugi selisih kurs (1.546.588.236) (1.546.588.236) (1.546.588.236)

Beban bunga (527.799.686) 2.268.661 (525.531.025) (525.531.025) Beban penghapusan persediaan (719.516.089) (719.516.089) (719.516.089)

Penghasilan bunga 11.343.404 (11.343.404) 0 0

Pendapatan lainnya 86.702.734 86.702.734 86.702.734

Beban Lain-Lain (2.695.857.873) (2.704.932.616) (2.704.932.616)

Rugi sebelum pajak penghasilan (441.163.742) (119.802.873) (126.539.349)

PPh tahun 2007

Rugi bersih (441.163.742) (119.802.873) (126.539.349)

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

90

Table IV.8 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2008

PT. NRI LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 (dalam rupiah)

Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak

Komersil Koreksi Fiskal Fiskal

Tax Fiskal

Planning

PENJUALAN BERSIH 75.441.925.536 75.441.925.536 75.441.925.536 BEBAN POKOK PENJUALAN (53.972.433.466) (53.972.433.466) (53.972.433.466)

LABA KOTOR 21.469.492.070 21.469.492.070 21.469.492.070

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengangkutan (freight out) (2.480.245.347) (2.480.245.347) (2.480.245.347)

Beban Royalti (718.915.519) (718.915.519) (718.915.519)

Claim invoice (149.870.754) (149.870.754) (149.870.754)

Total (3.349.031.620) (3.349.031.620) (3.349.031.620)

Biaya Operasional dan Administrasi

Gaji Pegawai (2.732.092.669) (2.732.092.669) (2.732.092.669)

Bonus Tambahan a. 458.324.764 (458.324.764)

Beban Pengangkutan (13.319.496) (13.319.496) (13.319.496)

Beban Jasa Profesional (526.221.799) (526.221.799) (526.221.799)

Sewa (479.223.395) (479.223.395) (479.223.395)

Alat-alat kantor (381.749.473) (381.749.473) (381.749.473)

Beban kendaraan (358.413.344) 179.206.672 (179.206.672) c. (8.444.293) (187.650.965)

Perbaikan dan perawatan (237.413.324) (237.413.324) c. (11.187.015) (248.600.339) Beban pengurusan dan perizinan (22.550.000) (22.550.000) c. (1.062.565) (23.612.565)

Sumbangan/Donasi (13.465.000) 13.465.000 0 0

Telepon. Fax (213.920.321) 45.230.700 (168.689.621) (168.689.621)

Beban pos dan materai (7.787.414) (7.787.414) (7.787.414)

Transportasi dan perjalanan (160.205.121) (160.205.121) (160.205.121)

Biaya air (14.651.515) (14.651.515) (14.651.515)

Biaya listrik (117.244.917) (117.244.917) (117.244.917)

Beban asuransi (68.465.491) (68.465.491) (68.465.491)

Beban Pajak (110.353.605) 110.353.605 0 0

Biaya entertainment (101.888.303) 101.888.303 0 b. 101.888.303 (101.888.303)

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

91

Sesudah Perencanaan Pajak Sebelum Perencanaan Pajak

Komersial Koreksi

Fiskal Tax

Fiskal Fiskal Planning

Biaya penyusutan (73.729.772) (73.729.772) (73.729.772)

Biaya training (94.182.721) (94.182.721) (94.182.721)

Beban lain-lain (28.366.452) 28.366.452 0 b. 28.366.452 (28.366.452) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (5.755.244.132) (5.276.733.400) (5.886.006.792)

Jumlah Beban usaha (9.104.275.752) (8.625.765.020) (9.235.038.412)

LABA USAHA 12.365.216.318 12.885.236.650 12.234.453.658

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba rugi selisih kurs (7.928.393.444) (7.928.393.444) (7.928.393.444)

Beban bunga (385.813.027) 1.825.883 (383.987.144) (383.987.144) Beban penghapusan persediaan (307.143.244) (307.143.244) (307.143.244)

Penghasilan bunga 9.129.416 (9.129.416) 0 0

Laba pelepasan aset tetap 125.865.490 125.865.490 125.865.490

Pendapatan lainnya 191.669.333 191.669.333 191.669.333

Kerugian Usaha Tahun 2007 d. 441.163.742 (441.163.742)

Beban lain-lain (8.294.685.476) (8.301.989.009) (8.743.152.751)

Laba sebelum pajak penghasilan 4.070.530.842 4.583.247.641 3.491.300.907

PPh tahun 2008 (1.629.036.633) (1.387.474.200) (1.059.890.200)

Laba Bersih 2.441.494.209 3.195.773.441 2.431.410.707

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

92

TABEL IV.9

Perhitungan Pajak Terhutang Sebelum & Sesudah Tax Planning PadaTahun 2008

Sebelum Tax Planning

Setelah Tax Planning

Penghematan (Rp)

Laba Sebelum Pajak 4.583.247.641 3.491.300.907 1.091.946.734

PPh Badan 10% x Rp. 50.000.000 5.000.000 5.000.000 15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000 30% x Rp. 4.583.247.600 1.374.974.200 30% x Rp. 3.491.300.900 1.047.390.200

Total Pajak Terutang 1.387.474.200 1.059.890.200 327.584.000

Angsuran PPh 114.581.100 88.324.100

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

93

Table IV.10 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2009

PT. NRI LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (dalam rupiah)

Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak

Komersil Koreksi

Fiskal Tax

Fiskal Fiskal Planning

PENJUALAN BERSIH 84.331.181.755 84.331.181.755 84.331.181.755 BEBAN POKOK PENJUALAN (52.750.223.164) (52.750.223.164) (52.750.223.164)

LABA KOTOR 31.580.958.591 31.580.958.591 31.580.958.591

BEBAN USAHA

Beban Penjualan

Pengangkutan (freight out) (3.627.999.419) (3.627.999.419) (3.627.999.419)

Beban Royalti (664.708.918) (664.708.918) (664.708.918)

Transportasi dan perjalanan (7.005.700) (7.005.700) (7.005.700)

Claim invoice (81.319.916) (81.319.916) (81.319.916)

Total (4.381.033.953) (4.381.033.953) (4.381.033.953)

Biaya Umum dan Administrasi

Gaji Pegawai (3.239.913.367) (3.239.913.367) (3.239.913.367)

Bonus Tambahan a. 2.349.764.514 (2.349.764.514)

Beban Pengangkutan (16.325.209) (16.325.209) (16.325.209)

Beban Jasa Profesional (408.178.609) (408.178.609) (408.178.609)

Sewa (515.740.597) (515.740.597) (515.740.597)

Alat-alat kantor (449.901.800) (449.901.800) (449.901.800)

Beban kendaraan (307.365.270) 153.682.635 (153.682.635) c. (3.136.380) (156.819.015)

Perbaikan dan perawatan (239.487.757) (239.487.757) c. (4.887.505) (244.375.262) Beban pengurusan dan perizinan (9.850.000) (9.850.000) c. (201.020) (10.051.020)

Sumbangan/Donasi (42.529.965) 42.529.965 0 0

Telepon. Fax (157.107.457) 43.630.536 (113.476.921) (113.476.921)

Beban pos dan materai (16.498.841) (16.498.841) (16.498.841)

Transportasi dan perjalanan (20.915.709) (20.915.709) (20.915.709)

Biaya air (21.153.350) (21.153.350) (21.153.350)

Biaya listrik (126.245.252) (126.245.252) (126.245.252)

Beban asuransi (78.099.197) (78.099.197) (78.099.197)

Beban Pajak (284.721.381) 284.721.381 0 0

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

94

Biaya entertainment (7.005.700) 7.005.700 0 b. 7.005.700 (7.005.700)

Biaya penyusutan (60.998.687) (60.998.687) (60.998.687)

Biaya training (10.706.364) (10.706.364) (10.706.364)

Beban lain-lain (18.350.454) 18.350.454 0 b. 18.350.454 (18.350.454) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (6.031.094.966) (5.481.174.295) (7.864.519.868)

Jumlah Beban usaha (10.412.128.919) (9.862.208.248) (12.245.553.821)

LABA USAHA 21.168.829.672 21.718.750.343 19.335.404.770

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba rugi selisih kurs 1.277.124.749 1.277.124.749 1.277.124.749

Beban bunga (165.353.059) 3.502.304 161.850.755 161.850.755

Penghasilan bunga 17.511.520 (17.511.520) 0 0

Laba pelepasan aset tetap 27.045.455 27.045.455 27.045.455

Pendapatan lainnya 312.873.833 312.873.833 312.873.833

Pendapatan lain-lain 1.469.202.498 1.778.894.792 1.778.894.792

Laba sebelum pajak penghasilan 22.638.032.170 23.497.645.135 21.114.299.562

PPh tahun 2009 (6.368.193.675) (6.579.340.600) (5.912.003.800)

Laba Bersih 16.269.838.495 16.918.304.535 15.202.295.762

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

95

TABEL IV.11

Perhitungan Pajak Terhutang Sebelum & Sesudah Tax Planning Pada Tahun 2009

Sebelum Tax Planning

Setelah Tax Planning Penghematan (Rp)

Laba Sebelum Pajak 23.497.645.135 21.114.299.562 2.383.345.573

PPh Badan

28% x Rp. 23.497.645.100 6.579.340.600

28% x Rp. 21.114.299.500 5.912.003.800

Total Pajak Terutang 6.579.340.600 5.912.003.800 667.336.800

Angsuran PPh 548.278.400 492.667.000

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

96

Pada tahun 2007 perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp. 441.163.742 atas kerugian

tersebut dapat dikompensasikan ke tahun 2008. Dari tabel rekonsiliasi fiskal sebelum

dan sesudah perencanaan pajak tahun 2007-2009 diatas terdapat beberapa perencanaan

pajak yang dapat diterapkan oleh PT. NRI dalam rangka meminimalkan beban pajak :

a. Bonus tambahan yang diberikan perusahaan untuk kesejahteraan karyawan yang

dapat bekerja dengan baik untuk perusahaan di PT. NRI. Dalam hal ini

diasumsikan perusahaan menggunakan 10% laba perusahaan untuk bonus

tambahan bagi karyawan tetap PT. NRI yang penghasilan brutonya tidak

melebihi PTKP. Perusahaan dapat memberikan bonus tambahan sebesar 3 bulan

gaji atau 10% dari laba perusahaan jika perusahaan tersebut dalam posisi laba.

Pemberian bonus tambahan tersebut sebesar

Tahun 2008 : Rp. 4.583.247.641 x 10% = Rp. 458.324.764

Tahun 2009 : Rp. 23.497.645.135 x 10% = Rp. 2.349.764.514

b. Untuk biaya entertainment dan biaya lain –lain sebaiknya perusahaan

membuatkan daftar nominatif yang jelas atas pengeluaran biaya tersebur, supaya

biaya entertainment dan biaya lain-lain bisa dikenakan sebagai pengurang

penghasilan bruto. Besarnya biaya entertainment dan biaya lain-lain yang dapat

dibiayakan oleh perusahaan adalah sebagia berikut :

Tahun 2007 :

Biaya entertainment : Rp. 67.938.460  

Biaya lain-lain : Rp. 27.362.371

96

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

97

Tahun 2008 :

Biaya entertainment : Rp. 101.888.303

Biaya lain-lain : Rp. 28.366.452

Tahun 2009 :

Biaya entertainment : Rp. 7.005.700

Biaya lain-lain : Rp 18.350.454

c. Perusahaan menggunakan jasa perbaikan dan perawatan gedung dan alat kantor,

atas biaya ini perusahaan harus memotongnya sesuai PPh pasal 23. Perencanaan

pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan

metode gross up, dimana biaya ini dapat menambah penghasilan pemberi jasa.

Besarnya biaya perbaikan dan perawatan :

Tahun 2007 :

- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :

Rp. 166.901.824

- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 139.426.327

- Jasa Perizinan : Rp. 78.534.031

Tahun 2008 :

- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :

Rp. 248.600.339

- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 187.650.965

- Jasa Perizinan : Rp. 23.612.565

Page 38: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

98

Tahun 2009 :

- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :

Rp. 244.375.262

- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 156.819.015

- Jasa Perizinan : Rp. 10.051.020

Biaya tersebut diperoleh dengan perhitungan, sebagai berikut :

Tabel IV. 12 Metode Gross Up Tahun 2007

Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan

Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 159.391.242 Pemeliharaan kendaraan 133.152.142 Perizinan 75.000.000 Total biaya 367.543.384

Gross up Rp. 159.391.242/ 0.955 166.901.824 Rp. 133.152.142 / 0,955 139.426.327 Rp.75.000.000 / 0.955 78.534.031 Total Gross Up 384.862.182 PPh pasal 23 yang harus di setor

Tarif 4,5% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 7.172.606 7.510.582Tarif 4,5% atas jasa pemeliharaan kendaraan 5.991.846 6.274.185Tarif 4,5% atas jasa perizinan 3.375.000 3.534.031Total PPh yang harus disetor 16.539.452 17.318.798

Selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 17.318.000 - Rp. 16.539.000) 5.195.639

Selisih Lebih PPh Pasal 23 (Rp. 17.318.798 - Rp. 16.539.452) (779.346) Penghematan pajak 4.416.294

Page 39: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

99

Tabel IV. 13 Metode Gross Up Tahun 2008

Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan

Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 237.413.324 pemeliharaan kendaraan 179.206.672 perizinan 22.550.000 Total biaya 439.169.996

Gross up Rp. 237.413.324/ 0.955 248.600.339

Rp. 137.697.064 / 0,955 187.650.965 Rp. 22.550.000 / 0.955 23.612.565 Total Gross Up 459.863.870

PPh pasal 23 yang harus di setor

tarif 4,5% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 10.683.600 11.187.015tarif 4,5% atas jasa pemeliharaan kendaraan 8.064.300 8.444.293tarif 4,5% atas jasa perizinan 1.014.750 1.062.565Total PPh yang harus disetor 19.762.650 20.693.874

selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 459.863.870 - Rp.439.169.996) 6.208.162

Selisih Lebih PPh Pasal 23 (Rp. 20.693.874 - Rp. 19.762.650) (931.224) Penghematan pajak 5.276.938

Page 40: BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00065 AK bab 4.pdfBAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada

 

100

Tabel IV. 14 Metode Gross Up Tahun 2009

Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan

Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 239.487.757 Pemeliharaan kendaraan 153.682.635 Perizinan 9.850.000 Total biaya 403.020.392

Gross up Rp. 239.487.757/ 0.98 244.375.262 Rp. 153.682.635 / 0,98 156.819.015 Rp. 9.850.000 / 0.98 10.051.020 Total Gross Up 411.245.298

PPh pasal 23 yang harus di setor

Tarif 2% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 4.789.755 4.887.505Tarif 2% atas jasa pemeliharaan kendaraan 3.073.653 3.136.380Tarif 2% atas jasa perizinan 197.000 201.020Total PPh yang harus disetor 8.060.408 8.224.906

Selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 411.245.298 - Rp. 403.020.392) 2.467.472

Selisih Lebih PPh Pasal 23 (Rp. 8.224.906 - Rp. 8.060.408) (164.498) Penghematan pajak 2.302.974

d. Kerugian perusahaan pada tahun 2007 dikompensasikan ke tahun 2007 sebagai

pengurang laba kotor pada tahun 2008 sebesar Rp. 411.163.742