bab iv pembahasan iv.i analisis rekonsiliasi laporan laba...
TRANSCRIPT
61
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI
Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi
keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan. Untuk mengatasi hal tersebut maka
perlu dilakukannya beberapa koreksi yang biasa yang disebut dengan koreksi fiskal.
Terdapat dua macam koreksi fiskal yaitu fiskal positif dan koreksi negatif. Koreksi fiskal
positif adalah koreksi fiskal yang mengakibatkan pengurangan biaya yang diakui dalam
laporan rugi laba komersial menjadi semakin kecil, atau yang berakibat adanya
penambahan biaya yang telah diakui dalam laopran rugi laba komersial menjadi semakin
kecil, atau yang berakibat adanya penambahan penghasilan. Sedangkan koreksi fiskal
negatif adalah koreksi fiskal yang berakibat dengan adanya penambahan biaya yang
telah diakui dalam laporan laba rugi komersial menjadi semakin besar, atau yang
berakibat dengan adanya pegurangan penghasilan.
Sebelum melakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan analisis terhadap objek Pajak
Penghasilan dan biaya-biaya pada PT. NRI. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh PT.
NRI secara umum dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan mengeluarkan biaya Gaji dan THR kepada karyawannya. Gaji
tersebut diberikan kepada karyawannya berdasarkan golongannya, dan THR
yang diberikan oleh perusahaan kepada para karyawannya yang diberikan
setahun sekali.
62
2. Beban Pengangkutan
Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengangkutan barang
sampai ke customer. Baik dalam kegiatan ekspor maupun penjualan di daerah
(lokal)
3. Beban Royalti
Perusahaan harus membayar royalti terhadap Negara atas produk-produk yang
diproduksi sesuai dengan kualifikasi penjualan.
4. Beban Jasa Profesional
Biaya jasa profesional dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa konsulltan
pajak untuk mengisi dan melaporkan Surta Pemberitahuan Pajak Penghasilan dan
jasa auditor dari pihak luar untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan
tersebut.
5. Sewa
Beban sewa dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai sewa mesin mesin
pabrik, sewa ruangan hotel atau restoran untuk keperluan pertemuan rapat
direksi, sewa kendaraan dan lain-lain.
6. Alat-alat kantor
Perusahaan mengeluarkan biaya perlengkapan kantor yang digunakan untuk
membeli alat tulis kantor, kertas fotokopi, tinta fotokopi, tinta printer, dan
perlengkapan kantor lainnya untuk menunjang kegiatan operasional kantor.
7. Beban kendaraan
Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pemeliharaan dan perawatan kendaraan yang dimiliki perusahaan, seperti service
63
kendaraan atau perbaikan kendaraan jika terjadi kerusahan dan membiayai bahan
bakar minyak, biaya taxi, parkir, jalan tol,
8. Perbaikan dan perawatan
Perusahaan mengeluarkan biaya perbaikan dan perawatan untuk biaya
pemeliharaan gedung, alat-alat produksi, equipment kantor seperti komputer,AC,
internet, furniture dan lain lain. Untuk perbaikan dan pemeliharaan ini
perusahaan menggunakan jasa dari pihak lain.
9. Beban pengurusan dan perizinan.
Untuk mengurus semua hal yang berkaitan dengan perizinan yang berkaitan
dengan usaha perusahaan.
10. Sumbangan/donasi.
Perusahaan mengeluarkan sumbangan dalam rangka memberikan sumbangan
untuk menjaga keamanan komplek dan perawatan jalan di daerah komplek
perusahaan.
11. Telepon,fax
Biaya pos, telepon dan fax dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka kegiatan
operasional perusahaan.
12. Beban Pos dan Materai.
Beban ini merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan kantor.
13. Transportasi dan perjalanan
Perusahaan mengeluarkan biaya transportasi untuk tiket perjalanan dinas
karyawan ke dalam negeri atau keluar negeri.
64
14. Biaya air
Perusahaan membayar biaya air yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan.
15. Biaya listrik
Perusahaan membayar biaya listrik setiap bulannya yang digunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan.
16. Beban Asuransi
Perusahaan mengasuransikan aktivanya yang berupa kendaraan, untuk
menghindari kerugian bila terjadi musibah yang mengakibatkan harta perusahaan
tersebut kehilangan fungsinya.
17. Beban pajak
Perusahaan membayar beban pajak atas kewajiban-kewajiban pajak yang harus
di bayar oleh perusahaan.
18. Biaya entertainment.
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pemasaran
produk perusahaan. Pengeluaran berupa entertainment ini sangat mendukung
dalam meningkatkan penjualan perusahaan.
19. Biaya penyusutan.
Biaya penyusutan dikeluarkan perusahaan untuk biaya penyusutan perlengkapan
kantor dan biaya penyusutan kendaraan.
20. Biaya training
Perusahaan mengeluarkan biaya training untuk membiayai pendidikan training
untuk karyawan baru.
65
21. Beban lain lain
Merupakan biaya-biaya yang timbul diluar biaya-biaya yang ada dan digunakan
untuk pengeluaran tak terduga. Biaya ini memiliki potensi untuk dilakukan
koreksi karena ada kemungkinan biaya-biaya tersebut merupakan biaya-biaya
yang tidak dapat mengurangi penghasilan bruto sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
IV.2 Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Kedua metode ini saling melengkapi satu
sama lainnya. Pada penelitian ini, hanya menggunakan metode analisis data dengan cara
metode langsung.
Pelaksanaan metode ini dilakukan melalui pemeriksaan terhadap pos-pos laporan
keuangan yaitu neraca dan laporan laba-rugi, beserta bukti dan catatan pendukungnya
yang sesuai dengan urutan proses pemeriksaan. Pelaksanaan metode langsung ini juga
dilakukan sesuai dengan audit program terinci untuk setiap pos neraca dan laba-rugi
yang menjadi sumber utama pemeriksaan.
Dalam penelitian ini, penggunaan metode langsung banyak dipakai untuk
melakukan pemeriksaan terhadap besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan laba yang harus dibayar oleh perusahaan. Proses penelitian dalam
menggunakan metode ini dengan melihat Surat Pemberitahuan, laporan keuangan, buku
besar, jurnal, dokumen dan rekonsiliasi fiskal yang dibuat oleh perusahaan.
66
IV.3 Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya.
Perbedaan cara pengukuran, konsep, dan pengakuan penghasilan dan biaya
antara perhitungan komersial dan ketentuan perpajakan menyebabkan perlunya dibuat
koreksi fiskal. Koreksi fiskal ini dimaksudkan agar laba dari laporan komersian dengan
laporan fiskal dapat disesuaikan untuk menghitung besarnya Pajak Penghasilan. Dan
koreksi fiskal akibat perbedaan waktu dan tetap terdiri atas koreksi positif dan negatif.
Berdasarkan analisis biaya pada PT. NRI maka terdapat koreksi fiskal seperti
berikut :
67
Tabel IV.1 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya
Tahun 2007 PT. NRI
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007
(dalam rupiah)
Sebelum Analisis Sesudah Analisis
Komersil Koreksi
Fiskal Analisis
Fiskal Fiskal Penyesuaian
PENJUALAN BERSIH 69.936.268.123 69.936.268.123 69.936.268.123
BEBAN POKOK PENJUALAN
(58.984.122.621)
(58.984.122.621) (58.984.122.621)
LABA KOTOR 10.952.145.502 10.952.145.502 10.952.145.502
BEBAN USAHA
Beban Penjualan Pengangkutan (freight out)
(1.862.499.810)
(1.862.499.810) (1.862.499.810)
Beban Royalti (1.306.080.365) (1.306.080.365) (1.306.080.365)
Claim invoice (203.076.666) (203.076.666) (203.076.666)
Jumlah Beban Penjualan
(3.371.656.841)
(3.371.656.841) (3.371.656.841)
Biaya Umum dan Administrasi
Gaji Pegawai (2.548.896.438) (2.548.896.438) (2.548.896.438)
Beban Pengangkutan (182.144.307) (182.144.307) (182.144.307)
Beban Jasa Profesional (302.178.724) (302.178.724) (302.178.724)
Sewa (405.610.062) (405.610.062) (405.610.062)
Alat-alat kantor (256.940.077) (256.940.077) (256.940.077)
Beban kendaraan (266.304.384) (266.304.384) (a) 133.152.192 (133.152.192)
Perbaikan dan perawatan (159.391.242) (159.391.242) (159.391.242)
Beban pengurusan dan perizinan
(75.000.000)
(75.000.000) (75.000.000)
Sumbangan/Donasi (33.825.600) (b) 33.825.600 0 0
Telepon. Fax (272.127.348) (c) 56.453.350 (215.673.998) (215.673.998)
Beban pos dan materai (8.127.832) (8.127.832) (8.127.832)
Transportasi dan perjalanan
(51.124.343)
(51.124.343) (51.124.343)
Biaya air (11.532.426) (11.532.426) (11.532.426)
Biaya listrik (160.851.310) (160.851.310) (160.851.310)
68
Sebelum Analisis Sesudah Analisis
Komersil Koreksi
Fiskal Analisis
Fiskal Fiskal Penyesuaian
Beban asuransi (65.023.041) (65.023.041) (65.023.041)
Beban Pajak (117.586.742) (d) 117.586.742 0 0
Biaya entertainment (67.938.460) (e) 67.938.460 0 0
Biaya penyusutan (82.499.595) (82.499.595) (82.499.595)
Biaya training (231.330.228) (231.330.228) (231.330.228)
Beban lain-lain (27.362.371) (f) 27.362.371 0 0
Jumlah Beban Usaha
dan Administrasi (5.325.794.530)
(5.022.628.007) (4.889.475.765)
Jumlah Beban usaha (8.697.451.371) (8.394.284.848) (8.261.132.606)
LABA USAHA 2.254.694.131 2.557.860.654 2.585.129.743
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs (1.546.588.236) (1.546.588.236) (1.546.588.236)
Beban bunga (527.799.686) (527.799.686) (g) 2.268.661 (525.531.025)
Beban penghapusan
persediaan (719.516.089)
(719.516.089) (719.516.089)
Penghasilan bunga 11.343.404 11.343.404 (h)(11.343.404) 0
Pendapatan lainnya 86.702.734 86.702.734 86.702.734
Beban lain-lain (net) (2.695.857.873) (2.695.857.873) (2.704.932.616)
Laba (rugi) Sebelum
Pajak Penghasilan (441.163.742)
(441.163.742) (119.802.873)
PPh tahun 2007 0 0 0
Laba (rugi) Bersih (441.163.742) (441.163.742) (119.802.873)
69
Tabel IV.2 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya Tahun 2008
PT. NRI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 (dalam rupiah)
Sebelum Analisis Sesudah Analisis
Komersil Koreksi
Fiskal Analisis
Fiskal Fiskal Penyesuaian
PENJUALAN BERSIH 75.441.925.536 75.441.925.536 75.441.925.536
BEBAN POKOK
PENJUALAN (53.972.433.466) (53.972.433.466) (53.972.433.466)
LABA KOTOR 21.469.492.070 21.469.492.070 21.469.492.070
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Pengangkutan (freight out) (2.480.245.347) (2.480.245.347) (2.480.245.347)
Beban Royalti (718.915.519) (718.915.519) (718.915.519)
Claim invoice (149.870.754) (149.870.754) (149.870.754)
Jumlah Beban Penjualan (3.349.031.620) (3.349.031.620) (3.349.031.620)
Biaya Umum dan Administrasi
Gaji Pegawai (2.732.092.669) (2.732.092.669) (2.732.092.669)
Beban Pengangkutan (13.319.496) (13.319.496) (13.319.496)
Beban Jasa Profesional (526.221.799) (526.221.799) (526.221.799)
Sewa (479.223.395) (479.223.395) (479.223.395)
Alat-alat kantor (381.749.473) (381.749.473) (381.749.473)
Beban kendaraan (358.413.344) (358.413.344) (a) 179.206.672 (179.206.672)
Perbaikan dan perawatan (237.413.324) (237.413.324) (237.413.324)
Beban pengurusan dan
perizinan (22.550.000) (22.550.000) (22.550.000)
Sumbangan/Donasi (13.465.000) (b) 13.465.000 0 0
Telepon. Fax (213.920.321) (c) 45.230.700 (168.689.621) (168.689.621)
Beban pos dan materai (7.787.414) (7.787.414) (7.787.414)
Transportasi dan perjalanan (160.205.121) (160.205.121) (160.205.121)
Biaya air (14.651.515) (14.651.515) (14.651.515)
Biaya listrik (117.244.917) (117.244.917) (117.244.917)
Beban asuransi (68.465.491) (68.465.491) (68.465.491)
Beban Pajak (110.353.605) (d) 110.353.605 0 0
Biaya entertainment (101.888.303) (e) 101.888.303 0 0
70
Sebelum Analisis Sesudah Analisis
Komersil Koreksi
Fiskal Analisis
Fiskal Fiskal Penyesuaian
Biaya penyusutan (73.729.772) (73.729.772) (73.729.772)
Biaya training (94.182.721) (94.182.721) (94.182.721)
Beban lain-lain (28.366.452) (f) 28.366.452 0 0
Jumlah Beban Umum dan
Administrasi (5.755.244.132) (5.455.940.072) (5.276.733.400)
Jumlah Beban Usaha (9.104.275.752) (8.804.971.692) (8.625.765.020)
LABA USAHA 12.365.216.318 12.664.520.378 12.885.236.650
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs (7.928.393.444) (7.928.393.444) (7.928.393.444)
Beban bunga (385.813.027) (385.813.027) (g) 1.825.883 (383.987.144)
Beban penghapusan
persediaan (307.143.244) (307.143.244) (307.143.244)
Penghasilan bunga 9.129.416 9.129.416 (h) (9.129.416) 0
Laba pelepasan aset tetap 125.865.490 125.865.490 125.865.490
Pendapatan lainnya 191.669.333 191.669.333 191.669.333
Beban lain-lain (net) (8.294.685.476) (8.294.685.476) (8.301.989.009)
Laba Sebelum Pajak
Penghasilan 4.070.530.842 4.369.834.902 4.583.247.641
PPh tahun 2008 (1.629.036.633) (1.293.450.200) (1.357.474.100)
Laba Bersih 2.441.494.209 3.076.384.702 3.225.773.541
71
Tabel IV.3 Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2008
Sebelum Analisis Sesudah Analisis Selisih (Rp)
Laba Sebelum Pajak 4.369.834.902 4.583.247.641 213.412.739
PPh Badan
10% x Rp. 50.000.000 5.000.000 5.000.000
15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000
30% x Rp. 4.269.834.000 1.280.950.200
30% x Rp. 4.483.247.000 1.344.974.100
Total Pajak Terutang 1.293.450.200 1.357.474.100 64.023.900
Angsuran PPh 107.787.517 113.122.842
72
Tabel IV.4 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari hasil Analisis Biaya Tahun 2009
PT. NRI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (dalam rupiah)
Sebelum Analisa Sesudah Analisa
Komersil Koreksi
Fiskal Analisa
Fiskal Fiskal Penyesuaian
PENJUALAN BERSIH 84.331.181.755 84.331.181.755 84.331.181.755 BEBAN POKOK PENJUALAN (52.750.223.164) (52.750.223.164) (52.750.223.164)
LABA KOTOR 31.580.958.591 31.580.958.591 31.580.958.591
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Pengangkutan (freight out) (3.627.999.419) (3.627.999.419) (3.627.999.419)
Beban Royalti (664.708.918) (664.708.918) (664.708.918)
Transportasi dan perjalanan (7.005.700) (7.005.700) (7.005.700)
Claim invoice (81.319.916) (81.319.916) (81.319.916)
Jumlah Beban Penjualan (4.381.033.953) (4.381.033.953) (4.381.033.953)
Biaya Umum dan Administrasi
Gaji Pegawai (3.239.913.367) (3.239.913.367) (3.239.913.367)
Beban Pengangkutan (16.325.209) (16.325.209) (16.325.209)
Beban Jasa Profesional (408.178.609) (408.178.609) (408.178.609)
Sewa (515.740.597) (515.740.597) (515.740.597)
Alat-alat kantor (449.901.800) (449.901.800) (449.901.800)
Beban kendaraan (307.365.270) (307.365.270) (a) 153.682.635 (153.682.635)
Perbaikan dan perawatan (239.487.757) (239.487.757) (239.487.757) Beban pengurusan dan perizinan (9.850.000) (9.850.000) (9.850.000)
Sumbangan/Donasi (42.529.965) (b) 42.529.965 0 0
Telepon. Fax (157.107.457) (c) 43.630.536 (113.476.921) (113.476.921)
Beban pos dan materai (16.498.841) (16.498.841) (16.498.841)
Transportasi dan perjalanan (20.915.709) (20.915.709) (20.915.709)
Biaya air (21.153.350) (21.153.350) (21.153.350)
Biaya listrik (126.245.252) (126.245.252) (126.245.252)
Beban asuransi (78.099.197) (78.099.197) (78.099.197)
Beban Pajak (284.721.381) (d) 284.721.381 0 0
73
Sebelum Analisis Sesudah Analisis
Komersil Koreksi
Fiskal Analisa
Fiskal Fiskal Penyesuaian
Biaya entertainment (7.005.700) (e) 7.005.700 0 0
Biaya penyusutan (60.998.687) (60.998.687) (60.998.687)
Biaya training (10.706.364) (10.706.364) (10.706.364)
Beban lain-lain (18.350.454) (f) 18.350.454 0 0
Jumlah Biaya Umum dan
Adminstrasi (6.031.094.966) (5.634.856.930) (5.481.174.295)
Jumlah Beban Usaha (10.412.128.919) (10.015.890.883) (9.862.208.248)
LABA USAHA 21.168.829.672 21.565.067.708 21.718.750.343
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs 1.277.124.749 1.277.124.749 1.277.124.749
Beban bunga (165.353.059) (165.353.059) (g) 3.502.304 (161.850.755)
Penghasilan bunga 17.511.520 17.511.520 (h) (17.511.520) 0
Laba pelepasan aset tetap 27.045.455 27.045.455 27.045.455
Pendapatan lainnya 312.873.833 312.873.833 312.873.833
Pendapatan lain 1.469.202.498 1.469.202.498 1.778.894.792
Laba Sebelum Pajak
Penghasilan 22.638.032.170 23.034.270.206 23.497.645.135
PPh tahun 2009 (6.368.193.675) (6.449.595.600) (6.579.340.600)
Laba Bersih 16.269.838.495 16.584.674.548 16.918.304.535
74
Tabel IV.5 Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2009
Sebelum Analisis Sesudah Analisis Selisih (Rp)
Laba Sebelum Pajak 23.034.270.206 23.497.645.135 463.374.929
PPh Badan
28% x Rp. 23.034.270.000 6.449.595.600
28% x RP. 23.497.645.000 6.579.340.600
Total Pajak Terutang 6.449.595.600 6.579.340.600 129.745.000
Angsuran PPh 537.466.300 548.278.383
Penjelasan koreksi yang dilakukan, didapat dari rincian sebagai berikut :
a. Beban Kendaraan.
Perusahaan menanggung biaya beban kendaraan seperti biaya perawatan mobil,
biaya bahan bakar minyak (bbm) serta biaya pembayaran uang tol untuk para karyawan
pimpinan yang mobilnya dibawa pulang. Biaya ini tidak termasuk dalam grey area
karena perpajakan tidak memperbolehkan perusahaan menanggung biaya tersebut secara
penuh. Tetapi perusahaan belum melakukan koreksi atas biaya beban kendaraan, beban
kendaraan tersebut pada tahun 2007 Rp. 266.304.384, tahun 2008 Rp. 358.413.344 dan
pada tahun 2009 Rp. 307.365.270.
Berdasarkan peraturan yang ada sesuai KEP-220/PJ/2002, bahwa kendaraan
yang di bawa pulang oleh karyawan dapat dijadikan pengurang bruto dengan tarif 50%
75
dengan kriteria jenis mobil tersebut sedan. Berdasarkan peraturan tersebut seharusnya
perusahaan melakukan koreksi atas beban kendaraan perusahaan sebagai berikut :
Tahun 2007
Sedan Koreksi (tarif 50%)
Perawatan Mobil 96.305.084 48.152.542
Bahan Bakar Mobil 143.118.800 71.559.400
Biaya Toll 26.880.500 13.440.250
266.304.384 133.152.192
Tahun 2008
Sedan Koreksi (Tarif 50%)
Perawatan Mobil 137.697.064 68.848.532
Bahan Bakar Mobil 188.416.772 94.208.386
Biaya Toll 32.299.500 16.149.750
358.413.336 179.206.668
Tahun 2009
Sedan Koreksi (Tarif 50%)
Perawatan Mobil 141.463.252 70.731.626
Bahan Bakar Mobil 132.278.518 66.139.259
Biaya Toll 33.623.500 16.811.750
307.365.270 153.682.635
76
Jadi kesimpulannya dari beban kendaraan ini yang dapat dijadikan pengurang
bruto adalah jenis mobil sedan dimana diatur di dalam KEP-220/PJ/2002 tertanggal 18
April 2002 tentang perlakuan pajak penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler
dan kendaraan perusahaan, yang dikenakan tarif 50% dengan perhitungan diatas maka
koreksi yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan :
1. Tahun 2007 : Rp. 266.304.384 x 50% = Rp. 133.152.142
2. Tahun 2008 : Rp. 358.413.344 x 50% = Rp. 179.206.672
3. Tahun 2009 : Rp. 307.365.270 x 50% = Rp. 153.682.635
b. Sumbangan / Donasi
Menurut pasal 9 ayat (1) UU PPh No. 36 Tahun 2008, harta yang dihibahkan,
bantuan atau sumbangan tidak dapat dijadikan biaya pengurang penghasil bruto, kecuali
yang diatur dalam PMK dan KMK seperti Peraturan Menteri Keuangan No.
609/PMK.03/2004 tertanggal 28 Desember 2004, yang menyatakan sumbangan yang
dapat dijadikan penghasilan bruto sehubungan pemberian bantuan kemanusiaan dalam
bencana alam yang terjadi di Aceh dan Sumatera Utara. Dalam hal ini perusahaan
memberikan sumbangan untuk menjaga keamanan komplek dan perawatan jalan di
daerah komplek PT . NRI, sehingga perusahaan harus mengoreksi positif biaya
sumbangan dan dalam prakteknya perusahaan telah benar melakukan koreksi fiskal atas
biaya sumbangan sebesar :
1. Tahun 2007 : Rp. 33.825.600
2. Tahun 2008 : Rp. 13.465.000
3. Tahun 2009 : Rp. 42.529.965
77
c. Biaya Komunikasi
Biaya komunikasi ini dikeluarkan perusahaan untuk membiayai telepon kantor,
voucher dan biaya komunikasi pihak-pihak yang mempunyai jabatan khusus. Pegawai
dengan jabatan khusus akan menerima fasilitas pembelian voucher pulsa, pembelian
handphone. Atas biaya pembelian telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya dapat dibebankan
sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan sebagaimana telah
dimaksud dalam Keputusan DJP no KEP-220/PJ/2002 tertanggal 18 April 2002. Adapun
koreksi fiskal positif pada biaya komunikasi ini
1. Tahun 2007 : Rp. 56.453.350
2. Tahun 2008 : Rp. 45.230.700
3. Tahun 2009 : Rp. 43.630.536
d. Beban Pajak
Perusahaan menanggung biaya pajak dalam laporan laba rugi. Hal ini tidak bisa
dijadikan biaya. Untuk itu biaya tersebut harus dikeluarkan sebesar :
1. Tahun 2007 : Rp. 117.586.742
2. Tahun 2008 : Rp. 110.353.605
3. Tahun 2009 : Rp. 284.721.381
e. Beban Entertainment
Perusahaan melakukan koreksi fiskal positif terhadap biaya entertainment, atas
biaya entertainment perusahaan memiliki bukti-bukti terkait mengenai biaya tersebut,
namun perusahaan tidak membuat daftar nominatif terhadap biaya entertainment.
78
Sehingga dalam aturan perpajakan, biaya tersebut dianggap fiktif. Hal ini sesuai dalam
aturan perpajakan. Hal ini sesuai dengan SE-27/PJ.22/1986 tertanggal 14 Juni 1986,
yang berbunyi biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek PPh dan
tidak terkena PPh final dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Dapat disimpulkan
perusahaan telah benar melakukan koreksi terhadap biaya entertainment sebesar :
1. Tahun 2007 : Rp. 67.938.460
2. Tahun 2008 : Rp. 101.888.303
3. Tahun 2009 : Rp. 7.005.700
f. Beban Lain-Lain
Perusahaan telah melakukan koreksi fiskal positif pada biaya lain-lain, hal ini
dikarenakan PT NRI tidak membuat daftar nominatif dalam biaya-biaya yang berkaitan
dengan biaya lain-lain dan biaya yang tidak berkaitan langsung terhadap operasional
perusahaan, tidak dapat dijadikan pengurang bruto. sehingga biaya-biaya tersebut
dianggap tidak ada ( fiktif). Degan kesimpulan perusahaan telah benar melakukan
koreksi dalam biaya lain-lain sebesar :
1. Tahun 2007 : Rp. 27.362.371
2. Tahun 2008 : Rp. 28.366.452
3. Tahun 2009 : Rp. 18.350.454
g. Jasa Giro
Atas jasa giro PT NRI menanggung beban bunga atas pajak final yang dipotong
bank. Tetapi perusahaan belum melakukan koreksi atas beban bunga ini. Pajak ini
79
merupakan final yang tidak bisa dijadikan sebagai beban perusahaan. Oleh karena itu
Berdasarkan Peraturan PP No. 131 Tahun 2000 tertanggal 15 Desember 2000 tentang
pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito penulis mengusulkan kepada
perusahaan untuk melakukan koreski fiskal positif sebesar 20% dari pendapatan bunga
pada laporan laba rugi. Besarnya koreksi yang harus dilakukan oleh perusahaan atas
beban bunga yang bersifat final adalah :
1. Tahun 2007 : Rp. 11.343.404 x 20% = Rp. 2.268.681
2. Tahun 2008 : Rp. 9.129.416 x 20% = Rp. 1.825.883
3. Tahun 2009 : Rp. 17.511.520 x 20% = Rp. 3.502.304
h. Beban Bunga
Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 dan keputusan menteri keuangan no
51/KMK.04/2000 menyatakan bahwa jasa giro dan bunga deposito merupakan
penghasilan yang dikenakan final. Perusahaan harus mengeluarkan biaya ini dari
penghasilan karena sudah terkena pajak final tetapi dalam kenyataannya perusahaan
belum melakukan koreksi atas penghasilan bunga tersebut. Oleh karena itu berdasarkan
peraturan yang ada sebaiknya perusahaan melakukan koreksi fiskal negatif terhadap
penghasilan bunga karena bersifat final dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Besarnya koreksi final yang harus dilakukan oleh perusahaan sebesar :
1. Tahun 2007 : Rp. 11.343.404
2. Tahun 2008 : Rp. 9.129.416
3. Tahun 2009 : Rp. 17.511.520
80
Dari hasil koreksi diatas, berdasarkan hasil dari diatas, berdasarkan hasil dari
audit laporan keuangan perusahaan, pada tahun 2007 perusahaan mengalami kerugian
sebesar Rp. 441.163.742 dan setelah dikoreksi kerugian perusahaan menjadi sebesar Rp.
119.802.873. Untuk tahun 2008 perusahaan mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp.
2.441.494.209 dan setelah dilakukan koreksi fiskal menurut Undang-Undang meningkat
menjadi Rp. 3.225.773.349. Sedangkan untuk tahun 2009 laba sebelum pajak
perusahaan sebesar Rp. 16.269.838.495 dan setelah dikoreksi fiskal laba perusahaan
meningkat menjadi Rp. 16.918.304.497
Hal ini di sebabkan karena adanya perbedaan laba menurut akuntansi dengan
laba menurut fiskal, adanya perbedaan ini tersebut juga mengakibatkan adanya koreksi
fiskal positif atau koreksi fiskal negatif yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Didalam akuntansi komersil semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan
operasional perusahaan dapat dijadikan pengurang penghasilan sehingga laba pun
menjadi kecil dan akhirnya berdampak pada pembayaran pajak yang kecil. Namun tidak
demikian dalam Undang-Undang perpajakan , tidak semua biaya dapat menjadi
pengurang penghasilan sebagaimana telah di atur dalam Undang-Undang PPh No. 36
Tahun 2008 pasal 9. Oleh karena itu terjadi perbedaan perhitungan akuntansi komersial
dan fiskal yang ditandai dengan adanya koreksi fiskal positif atau negatif.
81
IV. 4 Perencanaan Pajak Yang Dapat Diterapkan PT. NRI
Perencanaan pajak yang baik guna mengefisiensikan pajak harus dilakukan
dengan cara-cara sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa harus melanggarnya.
Perencanaan pajak yang dapat dilakukan dengan mencari celah-celah bagi wajib pajak
untuk melakukan penghidaran pajak baik secara legal maupun tidak legal yang tetap
mengacu pada peraturan perpajakan yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan syarat
masih berada didalam bingkai peraturan perpajakan dan tidak melanggar undang-undang
perpajakan yang berlaku. Setelah dilakukan koreksi baik koreksi positif maupun negatif
pada PT. NRI, ternyata diperoleh perbedaan dalam perolehan laba setelah pajak, untuk
mengefisiensikan pajak terutang PT. NRI maka harus dilakukan beberapa perencanaan
pajak yang dapat diterapkan pada PT. NRI.
Berikut ini beberapa perencanaan pajak yang dapat dilakukan pada PT. NRI :
1. Adanya perbedaan antata perlakuan akuntansi secara komersial dengan perlakuan
akuntansi menurut perpajakan, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan
besarnya pajak penghasilan terhutang tidak hanya mengandalkan laporan keuangan
komersial saja tetapi juga perusahaan membuat laporan keuangan fiskal yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar dapat dilakukan
perencanaan pajak yang tepat dan efektif guna mengefisiensikan beban pajak
perusahaan.
2. Jika perusahaan sedang dalam posisi laba, perusahaan dapat menggunakan beberapa
persen dari laba tersebut untuk digunakan sebagai tunjangan bagi karyawannya.
Penulis memberikan asumsi bahwa 10% dari laba yang diperoleh oleh perusahaan
diberikan tunjangan kepada karyawan. Dengan kata lain perusahaan dapat
memberikan bonus tambahan kepada karyawannya.
82
3. PT. NRI belum melakukan perencanaan pajak secara efektif , hal ini dapat dilihat
bagaimana perusahaan menanggung PPh Pasal 21 karyawannya. Sesuai dengan
Keputusan Direktur Jendral Pajak No. Kep-545/PJ/2000 tertanggal 29 Desember
2000 Pasal 7 bahwa PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh pemberi kerja termasuk
dalam pengertian kenikmatan dalam bentuk natura tidak boleh diberlakukan unutk
pengurang penghasilan bruto. Oleh karena itu perusaah harus cermat dan tepat dalam
perencanaan pajak atas PPh Pasal 21, perencanaan tersebut dapat dilakukan dengan
mengubah biaya non deductible menjadi deductible dengan cara metode gross up.
Contoh : Perhitungan PPh pasal 21 dengan perencanaan pajak berupa Tunjangan
Pajak.
Ivan kuntara merupakan manajer di PT. NRI, sudah bekerja selama lebih dari 10
tahun dengan status (K/2). Selama tahun 2008 Pak Ivan Kuntara menerima gaji
bulanan sebesar Rp. 15.000.000/bulan. Setelah adanya perencanaan pajak, perusahaan
memberikan tunjangan berupa Tunjangan Pajak sebesar Jumlah yang harus dibayar
dan Tunjangan Kesehatan sebesar Rp.850.000/bulan. Perhitungan PPh pasal 21
selama setahun adalah sebagai berikut :
83
Tabel IV. 6
Perhitungan PPh Pasal 21 dengan Perencanaan Pajak Berupa Tunjangan
Keterangan Sebelum
perencanaan
Sesudah
perencanaan
Gaji 180.000.000 180.000.000
Tunjangan Kesehatan 8.500.000
Tunjangan Pajak 35.634.666
Total Penghasilan Bruto 180.000.000 224.134.666
Biaya Jabatan (1.296.000) (1.296.000)
Penghasilan Bruto 178.704.000 222.838.666
PTKP (16.800.000) (16.800.000)
PKP 161.904.000 206.038.666
Tarif :
5% x Rp. 25.000.000 1.250.000 1.250.000
10% x Rp. 25.000.000 2.500.000 2.500.000
15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000
25% x Rp. 61.904.000 15.476.000
25% x Rp. 105.654.000 26.413.500
PPh Pasal 21 Setahun 26.726.000 37.663.500
Perkiraan penghematan PPh Badan :
Dari tunjangan Kesehatan x 30% 2.550.000
Dari tunjangan pajak x 30% 10.690.400
selisih lebih pembayaran PPh Pasal 25 13.240.400
selisih lebih pembayaran PPh pasal 21
(Rp. 37.663.500- Rp. 26.726.000) (10.937.500)
Penghematan beban pajak 2.302.900
Untuk mengetahui besarnya tunjangan pajak yang dapat diberikan perusahaan maka
dalam formulasi gross up PPh 21 terbagi dalam 5 lapisan PKP, untuk contoh diatas
disesuaikan dengan lapisan tarif yang terdapat dalam UU PPh no 17 Tahun 2000
pasal 17 ayat 1 yang terdiri dari atas :
84
a. Lapisan I
Untuk PKP antara Rp1,00 hingga RP. 23.750.000,00
Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 0,00 x 5/95 + Rp. 0,00
b. Lapisan II
Untuk PKP antara Rp23.750.000,00 hingga RP. 46.250.000,00
Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 23.750.000,00 x 10/90 +
Rp. 1.250.000,00
c. Lapisan III
Untuk PKP antara Rp. 46.250.000,00 hingga RP. 88.750.000,00
Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 46.250.000,00 x 15/85 +
Rp. 3.750.000,00
d. Lapisan IV
Untuk PKP antara Rp. 88.750.000,00 hingga RP. 163.750.000,00
Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 88.750.000,00 x 25/75 +
Rp. 11.250.000,00
e. Lapisan V
Untuk PKP diatas Rp. 163.750.000,00
Tunjangan PPh= PKP setahun – Rp. 163.750.000,00 x 35/65 +
Rp. 36.250.000,00
Dari perhitungan PPh 21 diatas diketahui tunjangan PPh di dapat dari
formulasi gross up lapisan IV. Dengan perencanaan berupa metode pemotongan pajak
dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang besarnya sama besarnya
85
dengan jumlah pajak yang dipotong dari karyawan (gross up method) dapat
menghasilkan penghematan sebesar Rp. 2.302.900
4. Perusahaan menggunakan pihak ketiga yaitu jasa perizinan dan jasa perbaikan dan
perawatan yang terdiri dari pemerliharaan gedung dan pemeliharaan alat kantor,
namun perusahaan tidak memotong pajak atas jasa tersebut sesuai pasal 23 undang-
undang pajak penghasilan hal ini dikarenakan pihak ketiga tidak mau dipotong pajak
atas jasa yang diberikan. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan cara memasukkan biaya pajak tersebut ke dalam biaya jasa
pemeliharaan tersebut ( metode gross up).
Dengan metode ini maka perusahaan akan meng-gross up besarnya penghasilan atas
jasa terlebih dahulu kemudian dari hasil penghasilan setelah di gross up, dikalikan
dengnag tarif tunjangan pajak. Tarif tunjangan pajak dengan metode gross up
disesuaikan dengan KEP-70/PJ/2007 tertanggal 9 April 2007 yang mengatur
mengenai jasa lain dan perkiraan penghasilan neto atas jasa teknik, jasa manajemen,
jasa kontruksi, jasa konsultan.
5. Perusahaan harus membuat daftar nominatif untuk biaya entertainment, dan biaya
lain-lain agar biaya tersebut dapat digunakan sebagai pengurang pendapatan bruto
dan tidak dianggap sebagai fiktif. Sehingga biaya-biaya tersebut dapat di biayakan
oleh perusahaan untuk mengurangi penghasilan bruto.
6. Pada tahun 2007, perusahaan mengalami kerugian usaha, hal ini dapat digunakan
perusahaan unutk dijadikan biaya untuk menutupi kerugian tahun 2007 ke tahun
86
berikutnya selama 5 tahun kedepan. Perusahaan juga dapat meminta restitusi atas
kelebihan pembayaran pajak akibat dari selisih kredit pajak PPh pasal 23.
7. Pada laporan laba rugi perusahaan terdapat penghasilan bunga dan beban bunga.
Dimana penghasilan bunga seharusnya dikoreksi fiskal negatif karena penghasilan
tersebut merupakan penghasilan yang terkena pajak Final yaitu sebesa 20%. Sehingga
biaya ini harus dari pendapatan lain-lain.
8. Perencanaan pajak yang harus dilakukan adalah dengan cara perusahaan harus lebih
cermat dalam membuat laporan laba rugi karena akan berdampak pada pengisian
SPT. Perusahaan akan dirugikan bila pendapatan ini tidak dikeluarkan karena akan
dikenakan pajak dua kali dan juga berakibat pada salah mengisi dan menghitung SPT,
jika hak ini terus dilakukan dan perusahaan tidak melakukan perencanaan yang baik
maka akan merugikan perusahaan.
9. Perusahaan sudah melaporkan pajaknya tepat waktu. Hal ini harus terus dilakukan
perusahaan karena hal ini termasuk dalam tax planning. Dalam melakukan tax
planning tidak hanya mencari celah melalui peraturan-peraturan perpajakan, namun
menghindari kesalahan yang akan menimbulkan sanksi baik sanksi administrasi
maupun sanksi pidana juga merupakan salah satu cara tax planning.
87
IV.5 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak
Dalam pengakuan pendapatan dan beban, terdapat perbedaan perlakuan
akuntansi komersial dan pajak. Hal ini menyebabkan adanya rekonsiliasi fiskal atas
laporan laba rugi perusahaan, yang bertujuan untuk membuat laporan keuangan
komersial sesuai dengan peraturan perpajakan sehingga dapat digunakan untuk
menghitung PPh badan.
Dari rekonsiliasi fiskal atas laporan keuangan komersial. Terdapat koreksi positif
atas suatu beban komersial yang akan menambah laba fiskal perusahaan, sedangkan
koreksi negatif atas suatu beban komersial akan mengurangi laba fiskal perusahaan.
Dengan melakukan perencanaan pajak yang efektif akan membuat suatu perusahaan
dapat mengefisiensikan atau memnimalkan beban pajak perusahaan yang menyebabkan
laba fiskal tidak jauh berbeda dengan laba komersial sehingga laba sebelum pajak dapat
diminimalkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukakn perencanaan pajak yang efektif atas
beban yang tidak dapat mengurangi penghasilan bruto dalam laporan keuangan
fiskal.maka hasil akhir yang dapat dicapai oleh perusahaan atas perencanaan pajak yang
dilaksanakannya adalah penghematan pembayaran pajak. Dalam rekonsiliasi fiskal
sebelum dan sesudah perencanaan pajak dapat terlibat adanya perbedaan antara laba
keuangan komersial dan laba fiskal karena adanya koreksi positif atas beban atau biaya
yang tidak menjadi beban fiskal.
88
Table IV.7 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2007
PT. NRI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2007 (dalam rupiah)
Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak
Komersil Koreksi Fiskal Tax Fiskal
Fiskal Planning
PENJUALAN BERSIH 69.936.268.123 69.936.268.123 69.936.268.123 BEBAN POKOK PENJUALAN (58.984.122.621) (58.984.122.621) (58.984.122.621)
LABA KOTOR 10.952.145.502 10.952.145.502 10.952.145.502
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Pengangkutan (freight out) (1.862.499.810) (1.862.499.810) (1.862.499.810)
Beban Royalti (1.306.080.365) (1.306.080.365) (1.306.080.365)
Claim invoice (203.076.666) (203.076.666) (203.076.666)
Jumlah Beban Penjualan (3.371.656.841) (3.371.656.841) (3.371.656.841)
Biaya Umum dan Administrasi
Gaji Pegawai (2.548.896.438) (2.548.896.438) (2.548.896.438)
Beban Pengangkutan (182.144.307) (182.144.307) (182.144.307)
Beban Jasa Profesional (302.178.724) (302.178.724) (302.178.724)
Sewa (405.610.062) (405.610.062) (405.610.062)
Alat-alat kantor (256.940.077) (256.940.077) (256.940.077)
Beban kendaraan (266.304.384) 133.152.192 (133.152.192) c. (6.274.185) (139.426.327)
Perbaikan dan perawatan (159.391.242) (159.391.242) c. (7.510.582) (166.901.824) Beban pengurusan dan perizinan (75.000.000) (75.000.000) c. (3.534.031) (78.534.031)
Sumbangan/Donasi (33.825.600) 33.825.600 0 0
Telepon. Fax (272.127.348) 56.453.350 (215.673.998) (215.673.998)
Beban pos dan materai (8.127.832) (8.127.832) (8.127.832)
Transportasi dan perjalanan (51.124.343) (51.124.343) (51.124.343)
Biaya air (11.532.426) (11.532.426) (11.532.426)
Biaya listrik (160.851.310) (160.851.310) (160.851.310)
Beban asuransi (65.023.041) (65.023.041) (65.023.041)
Beban Pajak (117.586.742) 117.586.742 0 0
Biaya entertainment (67.938.460) 67.938.460 0 b. 67.938.460 (67.938.460)
Biaya penyusutan (82.499.595) (82.499.595) (82.499.595)
89
Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak
Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax
Planning Fiskal
Biaya training (231.330.228) (231.330.228) (231.330.228)
Beban lain-lain (27.362.371) 27.362.371 0 b. 27.362.371 (27.362.371) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (5.325.794.530) (4.889.475.765) (5.002.095.394)
Jumlah Beban usaha (8.697.451.371) (8.261.132.606) (8.373.752.235)
LABA USAHA 2.254.694.131 2.585.129.743 2.578.393.267
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs (1.546.588.236) (1.546.588.236) (1.546.588.236)
Beban bunga (527.799.686) 2.268.661 (525.531.025) (525.531.025) Beban penghapusan persediaan (719.516.089) (719.516.089) (719.516.089)
Penghasilan bunga 11.343.404 (11.343.404) 0 0
Pendapatan lainnya 86.702.734 86.702.734 86.702.734
Beban Lain-Lain (2.695.857.873) (2.704.932.616) (2.704.932.616)
Rugi sebelum pajak penghasilan (441.163.742) (119.802.873) (126.539.349)
PPh tahun 2007
Rugi bersih (441.163.742) (119.802.873) (126.539.349)
90
Table IV.8 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2008
PT. NRI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 (dalam rupiah)
Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak
Komersil Koreksi Fiskal Fiskal
Tax Fiskal
Planning
PENJUALAN BERSIH 75.441.925.536 75.441.925.536 75.441.925.536 BEBAN POKOK PENJUALAN (53.972.433.466) (53.972.433.466) (53.972.433.466)
LABA KOTOR 21.469.492.070 21.469.492.070 21.469.492.070
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Pengangkutan (freight out) (2.480.245.347) (2.480.245.347) (2.480.245.347)
Beban Royalti (718.915.519) (718.915.519) (718.915.519)
Claim invoice (149.870.754) (149.870.754) (149.870.754)
Total (3.349.031.620) (3.349.031.620) (3.349.031.620)
Biaya Operasional dan Administrasi
Gaji Pegawai (2.732.092.669) (2.732.092.669) (2.732.092.669)
Bonus Tambahan a. 458.324.764 (458.324.764)
Beban Pengangkutan (13.319.496) (13.319.496) (13.319.496)
Beban Jasa Profesional (526.221.799) (526.221.799) (526.221.799)
Sewa (479.223.395) (479.223.395) (479.223.395)
Alat-alat kantor (381.749.473) (381.749.473) (381.749.473)
Beban kendaraan (358.413.344) 179.206.672 (179.206.672) c. (8.444.293) (187.650.965)
Perbaikan dan perawatan (237.413.324) (237.413.324) c. (11.187.015) (248.600.339) Beban pengurusan dan perizinan (22.550.000) (22.550.000) c. (1.062.565) (23.612.565)
Sumbangan/Donasi (13.465.000) 13.465.000 0 0
Telepon. Fax (213.920.321) 45.230.700 (168.689.621) (168.689.621)
Beban pos dan materai (7.787.414) (7.787.414) (7.787.414)
Transportasi dan perjalanan (160.205.121) (160.205.121) (160.205.121)
Biaya air (14.651.515) (14.651.515) (14.651.515)
Biaya listrik (117.244.917) (117.244.917) (117.244.917)
Beban asuransi (68.465.491) (68.465.491) (68.465.491)
Beban Pajak (110.353.605) 110.353.605 0 0
Biaya entertainment (101.888.303) 101.888.303 0 b. 101.888.303 (101.888.303)
91
Sesudah Perencanaan Pajak Sebelum Perencanaan Pajak
Komersial Koreksi
Fiskal Tax
Fiskal Fiskal Planning
Biaya penyusutan (73.729.772) (73.729.772) (73.729.772)
Biaya training (94.182.721) (94.182.721) (94.182.721)
Beban lain-lain (28.366.452) 28.366.452 0 b. 28.366.452 (28.366.452) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (5.755.244.132) (5.276.733.400) (5.886.006.792)
Jumlah Beban usaha (9.104.275.752) (8.625.765.020) (9.235.038.412)
LABA USAHA 12.365.216.318 12.885.236.650 12.234.453.658
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs (7.928.393.444) (7.928.393.444) (7.928.393.444)
Beban bunga (385.813.027) 1.825.883 (383.987.144) (383.987.144) Beban penghapusan persediaan (307.143.244) (307.143.244) (307.143.244)
Penghasilan bunga 9.129.416 (9.129.416) 0 0
Laba pelepasan aset tetap 125.865.490 125.865.490 125.865.490
Pendapatan lainnya 191.669.333 191.669.333 191.669.333
Kerugian Usaha Tahun 2007 d. 441.163.742 (441.163.742)
Beban lain-lain (8.294.685.476) (8.301.989.009) (8.743.152.751)
Laba sebelum pajak penghasilan 4.070.530.842 4.583.247.641 3.491.300.907
PPh tahun 2008 (1.629.036.633) (1.387.474.200) (1.059.890.200)
Laba Bersih 2.441.494.209 3.195.773.441 2.431.410.707
92
TABEL IV.9
Perhitungan Pajak Terhutang Sebelum & Sesudah Tax Planning PadaTahun 2008
Sebelum Tax Planning
Setelah Tax Planning
Penghematan (Rp)
Laba Sebelum Pajak 4.583.247.641 3.491.300.907 1.091.946.734
PPh Badan 10% x Rp. 50.000.000 5.000.000 5.000.000 15% x Rp. 50.000.000 7.500.000 7.500.000 30% x Rp. 4.583.247.600 1.374.974.200 30% x Rp. 3.491.300.900 1.047.390.200
Total Pajak Terutang 1.387.474.200 1.059.890.200 327.584.000
Angsuran PPh 114.581.100 88.324.100
93
Table IV.10 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Tahun 2009
PT. NRI LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 (dalam rupiah)
Sebelum Perencanaan Pajak Sesudah Perencanaan Pajak
Komersil Koreksi
Fiskal Tax
Fiskal Fiskal Planning
PENJUALAN BERSIH 84.331.181.755 84.331.181.755 84.331.181.755 BEBAN POKOK PENJUALAN (52.750.223.164) (52.750.223.164) (52.750.223.164)
LABA KOTOR 31.580.958.591 31.580.958.591 31.580.958.591
BEBAN USAHA
Beban Penjualan
Pengangkutan (freight out) (3.627.999.419) (3.627.999.419) (3.627.999.419)
Beban Royalti (664.708.918) (664.708.918) (664.708.918)
Transportasi dan perjalanan (7.005.700) (7.005.700) (7.005.700)
Claim invoice (81.319.916) (81.319.916) (81.319.916)
Total (4.381.033.953) (4.381.033.953) (4.381.033.953)
Biaya Umum dan Administrasi
Gaji Pegawai (3.239.913.367) (3.239.913.367) (3.239.913.367)
Bonus Tambahan a. 2.349.764.514 (2.349.764.514)
Beban Pengangkutan (16.325.209) (16.325.209) (16.325.209)
Beban Jasa Profesional (408.178.609) (408.178.609) (408.178.609)
Sewa (515.740.597) (515.740.597) (515.740.597)
Alat-alat kantor (449.901.800) (449.901.800) (449.901.800)
Beban kendaraan (307.365.270) 153.682.635 (153.682.635) c. (3.136.380) (156.819.015)
Perbaikan dan perawatan (239.487.757) (239.487.757) c. (4.887.505) (244.375.262) Beban pengurusan dan perizinan (9.850.000) (9.850.000) c. (201.020) (10.051.020)
Sumbangan/Donasi (42.529.965) 42.529.965 0 0
Telepon. Fax (157.107.457) 43.630.536 (113.476.921) (113.476.921)
Beban pos dan materai (16.498.841) (16.498.841) (16.498.841)
Transportasi dan perjalanan (20.915.709) (20.915.709) (20.915.709)
Biaya air (21.153.350) (21.153.350) (21.153.350)
Biaya listrik (126.245.252) (126.245.252) (126.245.252)
Beban asuransi (78.099.197) (78.099.197) (78.099.197)
Beban Pajak (284.721.381) 284.721.381 0 0
94
Biaya entertainment (7.005.700) 7.005.700 0 b. 7.005.700 (7.005.700)
Biaya penyusutan (60.998.687) (60.998.687) (60.998.687)
Biaya training (10.706.364) (10.706.364) (10.706.364)
Beban lain-lain (18.350.454) 18.350.454 0 b. 18.350.454 (18.350.454) Jumlah Biaya Umum dan Administrasi (6.031.094.966) (5.481.174.295) (7.864.519.868)
Jumlah Beban usaha (10.412.128.919) (9.862.208.248) (12.245.553.821)
LABA USAHA 21.168.829.672 21.718.750.343 19.335.404.770
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba rugi selisih kurs 1.277.124.749 1.277.124.749 1.277.124.749
Beban bunga (165.353.059) 3.502.304 161.850.755 161.850.755
Penghasilan bunga 17.511.520 (17.511.520) 0 0
Laba pelepasan aset tetap 27.045.455 27.045.455 27.045.455
Pendapatan lainnya 312.873.833 312.873.833 312.873.833
Pendapatan lain-lain 1.469.202.498 1.778.894.792 1.778.894.792
Laba sebelum pajak penghasilan 22.638.032.170 23.497.645.135 21.114.299.562
PPh tahun 2009 (6.368.193.675) (6.579.340.600) (5.912.003.800)
Laba Bersih 16.269.838.495 16.918.304.535 15.202.295.762
95
TABEL IV.11
Perhitungan Pajak Terhutang Sebelum & Sesudah Tax Planning Pada Tahun 2009
Sebelum Tax Planning
Setelah Tax Planning Penghematan (Rp)
Laba Sebelum Pajak 23.497.645.135 21.114.299.562 2.383.345.573
PPh Badan
28% x Rp. 23.497.645.100 6.579.340.600
28% x Rp. 21.114.299.500 5.912.003.800
Total Pajak Terutang 6.579.340.600 5.912.003.800 667.336.800
Angsuran PPh 548.278.400 492.667.000
96
Pada tahun 2007 perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp. 441.163.742 atas kerugian
tersebut dapat dikompensasikan ke tahun 2008. Dari tabel rekonsiliasi fiskal sebelum
dan sesudah perencanaan pajak tahun 2007-2009 diatas terdapat beberapa perencanaan
pajak yang dapat diterapkan oleh PT. NRI dalam rangka meminimalkan beban pajak :
a. Bonus tambahan yang diberikan perusahaan untuk kesejahteraan karyawan yang
dapat bekerja dengan baik untuk perusahaan di PT. NRI. Dalam hal ini
diasumsikan perusahaan menggunakan 10% laba perusahaan untuk bonus
tambahan bagi karyawan tetap PT. NRI yang penghasilan brutonya tidak
melebihi PTKP. Perusahaan dapat memberikan bonus tambahan sebesar 3 bulan
gaji atau 10% dari laba perusahaan jika perusahaan tersebut dalam posisi laba.
Pemberian bonus tambahan tersebut sebesar
Tahun 2008 : Rp. 4.583.247.641 x 10% = Rp. 458.324.764
Tahun 2009 : Rp. 23.497.645.135 x 10% = Rp. 2.349.764.514
b. Untuk biaya entertainment dan biaya lain –lain sebaiknya perusahaan
membuatkan daftar nominatif yang jelas atas pengeluaran biaya tersebur, supaya
biaya entertainment dan biaya lain-lain bisa dikenakan sebagai pengurang
penghasilan bruto. Besarnya biaya entertainment dan biaya lain-lain yang dapat
dibiayakan oleh perusahaan adalah sebagia berikut :
Tahun 2007 :
Biaya entertainment : Rp. 67.938.460
Biaya lain-lain : Rp. 27.362.371
96
97
Tahun 2008 :
Biaya entertainment : Rp. 101.888.303
Biaya lain-lain : Rp. 28.366.452
Tahun 2009 :
Biaya entertainment : Rp. 7.005.700
Biaya lain-lain : Rp 18.350.454
c. Perusahaan menggunakan jasa perbaikan dan perawatan gedung dan alat kantor,
atas biaya ini perusahaan harus memotongnya sesuai PPh pasal 23. Perencanaan
pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan
metode gross up, dimana biaya ini dapat menambah penghasilan pemberi jasa.
Besarnya biaya perbaikan dan perawatan :
Tahun 2007 :
- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :
Rp. 166.901.824
- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 139.426.327
- Jasa Perizinan : Rp. 78.534.031
Tahun 2008 :
- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :
Rp. 248.600.339
- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 187.650.965
- Jasa Perizinan : Rp. 23.612.565
98
Tahun 2009 :
- Jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan alat kantor :
Rp. 244.375.262
- Jasa Pemeliharaan Kendaraan : Rp. 156.819.015
- Jasa Perizinan : Rp. 10.051.020
Biaya tersebut diperoleh dengan perhitungan, sebagai berikut :
Tabel IV. 12 Metode Gross Up Tahun 2007
Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan
Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 159.391.242 Pemeliharaan kendaraan 133.152.142 Perizinan 75.000.000 Total biaya 367.543.384
Gross up Rp. 159.391.242/ 0.955 166.901.824 Rp. 133.152.142 / 0,955 139.426.327 Rp.75.000.000 / 0.955 78.534.031 Total Gross Up 384.862.182 PPh pasal 23 yang harus di setor
Tarif 4,5% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 7.172.606 7.510.582Tarif 4,5% atas jasa pemeliharaan kendaraan 5.991.846 6.274.185Tarif 4,5% atas jasa perizinan 3.375.000 3.534.031Total PPh yang harus disetor 16.539.452 17.318.798
Selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 17.318.000 - Rp. 16.539.000) 5.195.639
Selisih Lebih PPh Pasal 23 (Rp. 17.318.798 - Rp. 16.539.452) (779.346) Penghematan pajak 4.416.294
99
Tabel IV. 13 Metode Gross Up Tahun 2008
Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan
Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 237.413.324 pemeliharaan kendaraan 179.206.672 perizinan 22.550.000 Total biaya 439.169.996
Gross up Rp. 237.413.324/ 0.955 248.600.339
Rp. 137.697.064 / 0,955 187.650.965 Rp. 22.550.000 / 0.955 23.612.565 Total Gross Up 459.863.870
PPh pasal 23 yang harus di setor
tarif 4,5% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 10.683.600 11.187.015tarif 4,5% atas jasa pemeliharaan kendaraan 8.064.300 8.444.293tarif 4,5% atas jasa perizinan 1.014.750 1.062.565Total PPh yang harus disetor 19.762.650 20.693.874
selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 459.863.870 - Rp.439.169.996) 6.208.162
Selisih Lebih PPh Pasal 23 (Rp. 20.693.874 - Rp. 19.762.650) (931.224) Penghematan pajak 5.276.938
100
Tabel IV. 14 Metode Gross Up Tahun 2009
Keterangan Sebelum Sesudah Perencanaan Perencanaan
Perawatan dan Pemeliharaan Gedung dan alat kantor 239.487.757 Pemeliharaan kendaraan 153.682.635 Perizinan 9.850.000 Total biaya 403.020.392
Gross up Rp. 239.487.757/ 0.98 244.375.262 Rp. 153.682.635 / 0,98 156.819.015 Rp. 9.850.000 / 0.98 10.051.020 Total Gross Up 411.245.298
PPh pasal 23 yang harus di setor
Tarif 2% atas jasa perawatan dan pemeliharaan gedung dan al. Ktr 4.789.755 4.887.505Tarif 2% atas jasa pemeliharaan kendaraan 3.073.653 3.136.380Tarif 2% atas jasa perizinan 197.000 201.020Total PPh yang harus disetor 8.060.408 8.224.906
Selisih kurang PPh badan : 30% (Rp. 411.245.298 - Rp. 403.020.392) 2.467.472
Selisih Lebih PPh Pasal 23 (Rp. 8.224.906 - Rp. 8.060.408) (164.498) Penghematan pajak 2.302.974
d. Kerugian perusahaan pada tahun 2007 dikompensasikan ke tahun 2007 sebagai
pengurang laba kotor pada tahun 2008 sebesar Rp. 411.163.742