bab iv pembahasan iv.1. perhitungan analisis rasiothesis.binus.ac.id/doc/bab4/2009-2-00516-ak bab...

40
43 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasio Perhitungan analisis rasio yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data – data yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun 2006, 2007 dan 2008. Rasio keuangan terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio hutang (leverage ratio), rasio aktivitas (activity ratio), rasio keuntungan (profitability ratio), dan rasio penilaian saham. Namun, penulis hanya membatasi analisis rasio PT. PITIBO DELYKARYA pada analisis rasio likuiditas (liquidity ratio ), rasio keuntungan ( profitability ratio ), rasio aktivitas ( activity ratio ) dan rasio hutang ( leverage ratio ). IV.1.1. Analisis Rasio Likuiditas ( Liquidity Ratio ) Rasio Likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio Likuiditas PT. PITIBO DELYKARYA Tahun Rasio 2006 2007 2008 Current Ratio 1,32 2,41 0,62 Acid Test Ratio 1,18 2,01 0,57 Current Debt To Inventory 6,87 2,53 22,05

Upload: vuanh

Post on 21-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

43

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. Perhitungan Analisis Rasio

Perhitungan analisis rasio yang dilakukan oleh penulis berdasarkan data – data

yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

2006, 2007 dan 2008. Rasio keuangan terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu rasio likuiditas

(liquidity ratio), rasio hutang (leverage ratio), rasio aktivitas (activity ratio), rasio

keuntungan (profitability ratio), dan rasio penilaian saham. Namun, penulis hanya

membatasi analisis rasio PT. PITIBO DELYKARYA pada analisis rasio likuiditas

(liquidity ratio ), rasio keuntungan ( profitability ratio ), rasio aktivitas ( activity ratio )

dan rasio hutang ( leverage ratio ).

IV.1.1. Analisis Rasio Likuiditas ( Liquidity Ratio )

Rasio Likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio Likuiditas PT. PITIBO DELYKARYA

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Current Ratio 1,32 2,41 0,62 Acid Test Ratio 1,18 2,01 0,57 Current Debt To Inventory

6,87 2,53 22,05

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

44

Rasio Likuiditas PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Current Ratio 1,30 1,53 1,52 Acid Test Ratio 1,13 1,39 1,27 Current Debt To Inventory

5,91 6,98 3,98

a. Current Ratio

Current ratio merupakan rasio yang membandingkan antara total aktiva

lancar (current assets) dengan total kewajiban lancar (current liabilities). Rasio

ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat

melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh, maka

semakin lancar pembayaran hutang jangka pendek perusahaan tersebut.

Current ratio PT.PITIBO DELYKARYA mengalami peningkatan pada

tahun 2006 ke 2007. Pada tahun 2006, current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

( artinya untuk nilai setiap kewajiban lancar Rp.1, dijamin oleh aktiva lancar

sebesar 1,32x). Pada tahun 2007, terjadi peningkatan pada current ratio

perusahaan ini menjadi 2,41x (artinya untuk nilai setiap kewajiban lancar Rp.1,

dijamin oleh aktiva lancar sebesar 2,41x). Peningkatan ini dapat terjadi karena

nilai pada akun-akun aktiva lancar mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Berdasarkan analisis horizontal, pada tahun 2007 total aktiva lancar

perusahaan ini meningkat sebesar 100,45% dari tahun 2006. Peningkatan ini

dipengaruhi secara signifikan oleh meningkatnya persediaan sebesar 198,86%,

uang muka pajak sebesar 652,41% dan biaya dibayar dimuka sebesar 625,64%.

Namun, pada tahun 2008 terjadi penurunan pada nilai current ratio perusahaan

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

45

ini, yaitu menjadi 0,62x (artinya untuk nilai setiap kewajiban lancar Rp.1,

dijamin oleh aktiva lancar sebesar 0,62). Penurunan ini disebabkan karena

terdapat utang bank (pinjaman dari bank) yang cukup besar, yaitu senilai Rp.

2.771.250.000,00. Berdasarkan analisis horizontal, total kewajiban lancar pada

tahun 2008 meningkat sebesar 423,75%. Sedangkan berdasarkan analisis

vertikal, meningkat sebesar 41,52%. Peningkatan total kewajiban lancar pada

tahun 2008 sangat dipengaruhi oleh adanya utang bank yang besar. Penurunan

nilai current ratio pada tahun 2008, menunjukkan penurunan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang menyebabkan

tingkat keamanan (margin of safety) dari para kreditur jangka pendek juga

menurun.

Jika dibandingkan dengan nilai current ratio perusahaan pembanding,

yakni PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, pada tahun 2007 PT. PITIBO

DELYKARYA mengalami peningkatan yang lebih besar. PT. PITIBO

DELYKARYA mengalami peningkatan sebesar 1,09 yakni dari 1,32x menjadi

2,41x. Sedangkan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk hanya mengalami

peningkatan sebesar 0,23 yakni dari 1,3x menjadi 1,53x. PT. PITIBO

DELYKARYA dapat mengalami peningkatan lebih besar disebabkan karena

total aktiva lancarnya pada tahun 2007 yang meningkat 2 kali lipat dari total

aktvia lancar tahun 2006. Sedangkan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Tbk mengalami peningkatan kurang lebih 1,8 kali dari tahun sebelumnya, meski

kedua perusahaan mengalami peningkatan juga di nilai total kewajiban

lancarnya. Namun, pada tahun 2008 kedua perusahaan ini mengalami penurunan

pada nilai current ratio mereka. Penurunan tajam dialami oleh PT. PITIBO

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

46

DELYKARYA mencapai sebesar 1,79 dari tahun sebelumnya. Sedangkan PT.

Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk hanya mengalami penurunan 0,01. Ini

menunjukkan bahwa pada tahun 2008, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama,

Tbk meski terjadi penurunan, namun tidak terlalu besar. Mereka mampu

mempertahankan konsistensi dalam hal kinerja perusahaan. Berbeda dengan PT.

PITIBO DELYKARYA yang mengalami penurunan tajam. Ini disebabkan

karena terdapat hutang bank yang cukup besar pada tahun ini, nilai hutang usaha

yang meningkat dan adanya biaya yang masih harus dibayar yang menyebabkan

nilai total kewajiban lancar perusahaan ini lebih besar dari total aktiva lancarnya.

b. Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Quick Ratio atau Acid Test Ratio merupakan rasio yang membandingkan

antara harta lancar (current assets) dikurangi persediaan (inventory) dibagi

dengan hutang lancar (current liabilities). Alasan mengapa harta lancar harus

dikurangi dahulu dengan persediaan adalah karena persediaan dinilai tingkat

likuiditasnya paling rendah diantara akun-akun harta lancar lainnya. Rasio ini

bermanfaat untuk mengukur berapa besarnya uang kas dan aktiva lancar lainnya

yang tersedia untuk membiayai operai jangka pendek perusahaan.

Quick Ratio atau Acid Test Ratio PT.PITIBO DELYKARYA mengalami

peningkatan dari tahun 2006 ke 2007. Pada tahun 2006, quick ratio perusahaan

ini sebesar 1,18x ( artinya perusahaan memiliki kemampuan dalam melunasi

kewajiban jangka pendek Rp 1 dengan membayar Rp 1.18). Pada tahun 2007,

terjadi peningkatan pada quick ratio perusahaan ini menjadi 2,01x). Berdasarkan

analisis horizontal, peningkatan pada tahun 2007 karena meningkatnya pos – pos

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

47

aktiva lancar, terutama sangat dipengaruhi oleh meningkatnya uang muka pajak

sebesar 652,41% dari tahun 2006 dan biaya dibayar dimuka sebesar 625,64%

dari tahun 2006. Namun berdasarkan analisis vertikal, terjadi penurunan pada kas

dan setara kas sebesar 6%, piutang usaha sebesar 15,6%, dan pekerjaan dalam

proses sebesar 5,34% dari tahun 2006. Namun, pada tahun 2008 terjadi

penurunan pada nilai quick ratio perusahaan ini, yaitu menjadi 0,57x. Penurunan

ini disebabkan karena peningkatan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan

tidak diimbangi dengan peningkatan pada kewajiban lancar yang lebih besar.

Berdasarkan analisis horizontal, penurunan yang memberikan dampak besar

terdapat pada pos uang muka pajak dan biaya dibayar dimuka. Pada tahun 2008,

uang muka pajak mengalami penurunan sebesar 99,09% dan biaya dibayar

dimuka sebesar 84,31%.

Dibandingkan dengan perusahaan pembanding yakni PT. Jaya Konstruksi

Manggala Pratama Tbk, pada tahun 2007 PT. PITIBO DELYKARYA

mengalami peningkatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun pada

tahun 2008, PT. PITIBO DELYKARYA mengalami penurunan yang lebih besar

dari penurunan yang dialami oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Penurunan yang lebih besar yang dialami oleh PT. PITIBO DELYKARYA ini

disebabkan karena nilai total kewajiban lancarnya yang lebih besar ketimbang

total aktiva lancarnya.

c. Current Debt to Inventory

Current Debt to Inventory merupakan rasio yang membandingkan antara

total hutang lancar (current liabilities) dengan inventory. Rasio ini bermanfaat

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

48

untuk mennunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang cukup besar

untuk memenuhi hutang lancarnya dengan menggunakan sisa persediaan.

Current Debt to Inventory PT.PITIBO DELYKARYA mengalami

penurunan dari tahun 2006 ke 2007. Pada tahun 2006, Current Debt to Inventory

perusahaan ini sebesar 6,87x. Namun, pada tahun 2007 menurun hingga menjadi

2,53x. Penurunan ini disebabkan karena meningkatnya persediaan pada tahun

2007. Berdasarkan analisis horizontal, persediaan pada tahun 2007 meningkat

sebesar 198,86% dari tahun 2006. Tapi pada tahun 2008, Current Debt to

Inventory PT. PITIBO DELYKARYA meningkat cukup besar hingga 22,05x. Ini

disebabkan karena nilai persediaan yang menurun berbanding terbalik dengan

nilai kewajiban lancar yang meningkat cukup besar. Peningkatan total

kewajiban lancar karena adanya hutang bank yang cukup besar. Akibat adanya

hutang bank yang besar, berdasarkan analisis horizontal, terjadi peningkatan

pada total kewajiban lancar sebesar 423,75% dari tahun 2007.

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding yakni PT. Jaya

Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

memiliki sirkulasi current debt to inventory yang lebih baik, meski pada tahun

2008 mengalami penurunan. Dibandingkan dengan PT. PITIBO DELYKARYA

yang meski pada periode tahun 2007 ke 2008 mengalami peningkatan yang

sangat besar, namun menunjukkan ketidakkonsistenan dalam hal menggunakan

sisa persediaan dalam memenuhi hutang lancarnya.

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

49

IV.1.2. Analisis Rasio Keuntungan ( Profitability Ratio )

Rasio Keuntungan bertujuan untuk mengukur dan mengetahui seberapa

jauh efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya.

Rasio Keuntungan PT. PITIBO DELYKARYA

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Gross Margin Ratio 32,80% 34,24% 15,21% Net Margin Ratio 13,14% 14,71% 1,38% Operating Margin Ratio

18,77% 21,02% 1,40%

Return On Total Assets ( ROA)

32,88% 46,44% 1,69%

Return On Equity ( ROE)

90,58% 71,75% 7,30%

Rasio Keuntungan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Gross Margin Ratio 14,34% 15,92% 12,96% Net Margin Ratio 1,34% 4,81% 4,71% Operating Margin Ratio

5,40% 8,34% 7,05%

Return On Asset ( ROA)

3,14% 7,18% 5,74%

Return On Equity ( ROE)

20,64% 16,58% 13,29%

a. Gross Margin Ratio

Gross Margin Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara laba

kotor yang diperoleh perusahaan dengan total penjualan bersih / pendapatan

bersih. Pada tahun 2007, terjadi peningkatan sebesar 1,44 % dari tahun 2006.

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

50

Peningkatan ini terjadi disebabkan karena peningkatan yang terjadi pada laba

kotor perusahaan dimana peningkatan total pendapatan lebih besar dibandingkan

peningkatan pada total project cost. Peningkatan nilai laba kotor dari tahun 2006

ke 2007 berdasarkan analisis horizontal meningkat 161,69%. Namun pada tahun

2008. terjadi penurunan drastis pada nilai gross margin ratio perusahaan ini

hingga menjadi 15,21%. Penurunan tajam ini disebabkan akibat menurunnya

total pendapatan dari tahun sebelumnya serta meningkatnya total project cost

dari tahun sebelumnya yang mengakibatkan laba kotor perusahaan ini pada tahun

2008 menurun. Berdasarkan analisis vertikal, terjadi penurunan nilai laba kotor

dari tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 19,03%.

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding yaitu PT. Jaya

Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

mengalami peningkatan yang lebih baik dari tahun 2006 ke 2007, yaitu sebesar

1,58%. Namun jika di lihat dari besarnya nilai, lebih baik PT. PITIBO

DELYKARYA. Pada tahun 2008, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

juga mengalami penurunan dari sisi gross margin ratio, namun penurunannya

tidak terlalu besar seperti yang dialami oleh PT. PITIBO DELYKARYA.

b. Net Margin Ratio

Net Margin Ratio merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak dibagi

dengan penjualan / pendapatan. Rasio ini bermanfaat untuk mengukur tingkat

pengembalian penjualan / pendapatan. Pada tahun 2007, terjadi peningkatan

sebesar 1,57 % dari tahun 2006. Peningkatan ini terjadi disebabkan karena

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

51

peningkatan yang terjadi pada total pendapatan pada tahun 2007 yang cukup

besar dan mampu menutup semua biaya – biaya serta pajak yang harus

ditanggung perusahaan. Peningkatan nilai laba bersih dari tahun 2006 ke 2007

berdasarkan analisis horizontal meningkat 180,44%. Namun pada tahun 2008.

terjadi penurunan drastis pada nilai net margin ratio perusahaan ini hingga

menjadi 8,78%. Penurunan tajam ini disebabkan akibat menurunnya total

pendapatan dari tahun sebelumnya serta meningkatnya total project cost dari

tahun sebelumnya. Selain itu, biaya – biaya operasional perusahaan ini juga

meningkat pada tahun 2008, seperti biaya depresiasi, biaya administrasi bank,

biaya perawatan, biaya tel/fax/internet, biaya PAM/listrik, dan biaya ATK.

Selain itu juga muncul biaya – biaya operasional baru pada tahun 2008 ini,

seperti biaya entertainment, biaya asuransi, biaya bunga pinjaman, biaya

sumbangan/rep, biaya profesional, biaya perizinan, biaya bulletin/koran, dan

biaya transportasi. Berdasarkan analisis vertikal, terjadi penurunan nilai laba

bersih dari tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 13,33%.

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding yaitu PT. Jaya

Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

mengalami peningkatan yang lebih baik pada net margin ratio dari tahun 2006

ke 2007, yaitu sebesar 3,47%. Pada tahun 2008, PT. Jaya Konstruksi Manggala

Pratama Tbk juga mengalami penurunan dari sisi net margin ratio, namun

penurunannya sangat kecil, yaitu hanya sebesar 0,1% , tidak seperti yang dialami

oleh PT. PITIBO DELYKARYA.

c. Operating Margin Ratio

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

52

Operating Margin Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara

laba operasi perusahaan dengan total penjualan bersih / pendapatan bersih yang

dicapai oleh perusahaan. Pada tahun 2007, terjadi peningkatan sebesar 2,25%

dari tahun 2006. Peningkatan ini terjadi disebabkan karena peningkatan yang

terjadi pada total pendapatan lebih besar dibandingkan peningkatan pada total

project cost. Peningkatan nilai laba operasi dari tahun 2006 ke 2007 berdasarkan

analisis horizontal meningkat 180,70%. Namun pada tahun 2008. terjadi

penurunan drastis pada nilai operating ratio perusahaan ini hingga menjadi

6,23%. Penurunan tajam ini disebabkan akibat menurunnya total pendapatan dari

tahun sebelumnya serta meningkatnya total project cost dari tahun sebelumnya.

Selain itu, muncul biaya – biaya operasional perusahaan baru seperti biaya

entertainment, biaya asuransi, biaya bunga pinjaman, biaya sumbangan/rep,

biaya profesional, biaya perizinan, biaya bulletin/koran, dan biaya transportasi

yang diiringi dengan meningkatnya biaya – biaya operasional perusahaan ini

pada tahun 2008. Berdasarkan analisis vertikal, terjadi penurunan nilai laba

bersih dari tahun 2007 ke 2008 yaitu sebesar 19,62%.

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding yaitu PT. Jaya

Konstruksi Manggala Pratama Tbk, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

mengalami peningkatan yang lebih baik pada operating ratio dari tahun 2006 ke

2007, yaitu sebesar 2,94%. Namun jika di lihat dari besarnya nilai, lebih baik PT.

PITIBO DELYKARYA. Pada tahun 2008, PT. Jaya Konstruksi Manggala

Pratama Tbk juga mengalami penurunan dari sisi operating ratio, namun

penurunannya sangat kecil, tidak seperti yang dialami oleh PT. PITIBO

DELYKARYA.

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

53

d. Return On Total Assets ( ROA)

Return On Total Assets merupakan rasio yang membandingkan antara

laba bersih perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Pada tahun

2006, return on total assets PT. PITIBO DELYKARYA sebesar 32,88%. Pada

tahun 2007, terjadi peningkatan pada ROA perusahaan ini hingga menjadi

46,44%. Peningkatan ini terjadi karena laba bersih dan total aset perusahaan ini

meningkat. Berdasarkan analisis horizontal, laba bersih perusahaan ini pada

tahun 2007 meningkat sebesar 180.44%. Peningkatan ini karena meningkatnya

total pendapatan yang diperoleh perusahaan. Namun pada tahun 2008, terjadi

penurunan yang sangat tajam pada nilai ROA perusahaan ini, hingga menjadi

1,69%. Ini disebabkan akibat menurunnya laba bersih yang dihasilkan

perusahaan, tetapi total aset perusahaan ini tetap meningkat. Menurunnya laba

bersih perusahaan akibat menurunnya total pendapatan perusahaan namun total

project cost perusahaan meningkat. Selain itu, juga karena tingginya biaya –

biaya operasional perusahaan ini serta munculnya biaya – biaya baru. Biaya –

biaya baru yang memberikan pengaruh signifikan seperti biaya entertainment,

biaya bunga pinjaman, biaya perizinan, dan biaya transportasi. Sedangkan yang

memberikan pengaruh yang signifikan pada meningkatnya total aset adalah

meningkatnya inventaris kantor dan piutang usaha. Berdasarkan analisis vertikal,

piutang usaha pada tahun 2008 meningkat sebesar 8,98% dari tahun 2007.

Sedangkan inventaris kantor meningkat sebesar 47,79% dari tahun 2007.

Untuk perusahaan pembanding yaitu PT. Jaya Konstruksi Manggala

Pratama Tbk, perusahaan ini pada tahun 2007 juga mengalami peningkatan pada

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

54

ROA – nya. Namun pada tahun 2008 terjadi penurunan sebesar 1,44%. Ini lebih

baik daripada penurunan yang dialami oleh PT. PITIBO DELYKARYA pada

tahun 2008. Pada tahun 2008, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk juga

mengalami penurunan pada jumlah laba bersihnya, namun total asetnya

meningkat. Jika dibandingkan, maka PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Tbk lebih baik dari PT. PITIBO DELYKARYA. Penurunan nilai ROA pada

tahun 2008 untuk kedua perusahaan tersebut mungkin disebabkan akibat kondisi

perekonomian dunia yang sedang mengalami krisis.

e. Return On Equity ( ROE)

Return On Equity merupakan rasio yang membandingkan antara laba

bersih perusahaan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

bermanfaat untuk menunjukkan produktivitas dari dana – dana pemilik

perusahaan di dalam perusahaannya sendiri dan juga efisiensi modal sendiri.

Pada tahun 2007, ROE PT. PITIBO DELYKARYA ini mengalami penurunan

sebesar 18,83% dari tahun 2006. Penurunan ini tetap terjadi meski laba bersih

dan total ekuitas perusahaan ini meningkat. Pada tahun 2008, ROE perusahaan

ini kembali menurun dan hanya sebesar 7,30%. Ini disebabkan karena laba bersih

pada tahun 2008 menurun jauh jika dibandingkan tahun 2007. Total ekuitas

perusahaan ini pada tahun 2008 juga menurun, namun tidak terlalu besar. Namun

dari sektor total ekuitas, pada tahun 2008 perusahaan ini mengalami perbaikan.

Perbaikan ini terjadi karena pada tahun 2008 nilai laba (rugi) perusahaan berhasil

mencapai laba. Berbeda dengan pada tahun 2006 dan 2007 dimana laba (rugi)

ditahan menghasilkan rugi. Berdasarkan analisis vertikal, pada tahun 2007 laba (

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

55

rugi ) ditahan perusahaan ini sebesar -9,57%. Namun pada tahun 2008, laba

ditahan perusahaan ini sebesar 9,93%.

Pada perusahaan pembanding, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Tbk juga mengalami penurunan setiap tahunnya dari sisi ROE – nya. Pada tahun

2007, terjadi penurunan sebesar 4,07% dari tahun 2006. Pada tahun 2008, laba

bersihnya menurun dari tahun 2007, namun total ekuitasnya bertambah.

Sehingga menyebabkan nilai return to equity perusahaan ini menurun hingga

menjadi 13,29%. Jika dibandingkan, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Tbk dan PT. PITIBO DELYKARYA terus mengalami penurunan pada nilai ROE

– nya dari tahun 2006 hingga 2008. Penurunan ini bisa diakibatkan karena krisis

global yang melanda dunia. Namun, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

lebih baik dalam menjaga kondisi perusahaan dibandingkan PT. PITIBO

DELYKARYA.

IV.1.3. Analisis Rasio Aktivitas ( Activity Ratio )

Rasio Aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas

perusahaan dalam menggunakan dana – dananya secara efektif dan efisien.

Rasio Aktivitas PT. PITIBO DELYKARYA

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Total Asset Turnover

2,50 3,16 1,23

Receivable Turnover

8,60 18,80 6,85

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

56

Inventory Turnover 4,19 5,50 8,44

Rasio Aktivitas PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Total Asset Turnover

2,34 1,49 1,22

Receivable Turnover

5,95 3,21 2,84

Inventory Turnover 18,80 16,42 7,97

a. Total Asset Turnover

Total Asset Turnover merupakan rasio yang membandingkan antara net

sales ( penjualan / pendapatan bersih ) dengan total aset. Rasio ini bermanfaat

untuk mengukur perputaran atau pemanfaatan semua aktiva perusahaan dalam

periode tertentu. Pada tahun 2007 terjadi peningkatan pada total asset turnover

PT. PITIBO DELYKARYA sebesar 1,16x dari tahun 2006. Peningkatan ini

terjadi karena meningkatnya pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan, serta

meningkatnya nilai – nilai aktiva, seperti kas dan setara kas, piutang usaha,

pekerjaan dalam proses, persediaan, uang muka pajak, biaya dibayar dimuka,

kendaraan, inventaris kantor, serta mesin-mesin dan peralatan. Namun

berdasarkan analisis vertikal, peningkatan hanya terjadi pada pos persediaan

sebesar 2,93%, uang muka pajak sebesar 7,63% serta mesin – mesin dan

peralatan sebesar 0,36%. Namun pada tahun 2008 terjadi penurunan hingga

menjadi 1,23x yang disebabkan karena terjadinya penurunan pada total

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

57

pendapatan yang diperoleh perusahaan berbanding terbalik dengan kenaikan

yang terjadi pada total aset perusahaan yang meningkat. Berdasarkan analisis

horizontal, kenaikan pada total aset ini dipengaruhi oleh meningkatnya piutang

usaha sebesar 254,61% dari tahun 2007 dan meningkatnya inventaris kantor

sebesar 1406,17% dari tahun 2007.

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding ( PT. Jaya Konstruksi

Manggala Pratama Tbk), PT. PITIBO DELYKARYA jika dilihat dari sisi total

asset turnover lebih baik. PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk terus

mengalami penurunan dari periode 2006 – 2008.

b. Receivable Turnover

Receivable Turnover merupakan rasio yang membandingkan antara net

sales ( penjualan / pendapatan bersih ) dengan piutang. Rasio ini bermanfaat

untuk mengukur frekuensi dalam rata – rata terjadinya piutang dan penerimaan

pembayarannya dalam satu tahun. Pada tahun 2006, receivable turnover sebesar

8,60x. Ini berarti bahwa penagihan piutang rata – rata 8,60x dalam setahun. Pada

tahun 2007, receivable turnover perusahaan ini meningkat tinggi sekali hingga

mencapai 18,80x. Ini dikarenakan terjadinya peningkatan pada total pendapatan

perusahaan ini, meski jumlah piutang juga meningkat. Namun pada tahun 2008,

nilai receivable turnover perusahaan ini menurun hingga menjadi 6,85x. Ini

disebabkan akibat penurunan total pendapatan perusahaan dan meningkatnya

jumlah piutang perusahaan ini. Berdasarkan analisis horizontal, nilai piutang

usaha PT. PITIBO DELYKARYA terus meningkat dari periode tahun 2006 –

2008. Pada tahun 2007 piutang usaha perusahaan ini meningkat sebesar 29,41%

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

58

dari tahun 2006. Pada tahun 2008 piutang usaha perusahaan ini kembali

meningkat sebesar 254,61% dari tahun 2007. Namun berdasarkan analisis

vertikal, pada tahun 2007 terjadi penurunan pada nilai piutang usaha perusahaan

ini sebesar 15,6%. Tetapi pada tahun 2008 meningkat sebesar 8,98% dari tahun

2007.

Jika dibandingkan dengan perusahaan pembanding, PT. Jaya Konstruksi

Manggala Pratama Tbk memiliki perputaran piutang yang kurang lebih sama

dengan PT. PITIBO DELYKARYA. Ini bisa dilihat dari trend menurunnya

perputaran piutang PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk dari periode

tahun 2006 – 2008, meski penurunan yang terjadi tidak terlalu besar.

c. Inventory Turnover

Inventory Turnover merupakan rasio yang membandingkan antara harga

pokok penjualan dengan persediaan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai tingkat perputaran rata – rata

persediaan dalam siklus operasi perusahaan. Pada tahun 2006, inventory turnover

perusahaan ini sebesar 4,19x, ini berarti bahwa persediaan berputar sebanyak

4.19x dalam setahun. Pada tahun 2007 dan 2008, inventory turnover perusahaan

ini terus meningkat, yaitu menjadi 5,50 dan 8,44. Peningkatan ini terus terjadi

akibat total project cost perusahaan yang terus meningkat. Berdasarkan analisis

horizontal, nilai persediaan PT. PITIBO DELYKARYA pada tahun 2007

mengalami peningkatan sebesar 198,86% dari tahun 2006, sedangkan pada tahun

2008 mengalami penurunan sebesar 39,89% dari tahun 2007.

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

59

IV.1.4. Analisis Rasio Hutang ( Leverage Ratio )

Rasio Hutang bertujuan untuk mengukur seberapa besar kegiatan

operasional perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman.

Rasio Hutang PT. PITIBO DELYKARYA

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Debt Ratio - - 28,94% Debt to Equity Ratio

- - 124,74%

Rasio Hutang PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.

Tahun Rasio

2006 2007 2008

Debt Ratio 21,17% 2,70% 2,99% Debt to Equity Ratio

139,40% 6,22% 6,92%

a. Debt Ratio

Debt ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kewajiban tidak

lancar dengan total aset. Rasio ini dapat berguna untuk mengetahui mengenai

berapa besar dana yang disediakan oleh kreditur dalam melakukan kegiatan

operasi. Apabila nilai debt ratio terlalu tinggi, maka ada kemungkinan terjadinya

kerugian karena berkurangnya tanggung jawab dari pemilik. Namun jika nilai

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

60

debt ratio semakin rendah, maka kreditur akan lebih aman dari risiko mengalami

kerugian meskipun jika perusahaan dilikuidasi.

Pada tahun 2006 dan 2007, penulis tidak dapat menghitung dan

menganalisis nilai deb ratio – nya. Karena pada tahun 2006 dan 2007 PT.

PITIBO DELYKARYA tidak memiliki kewajiban tidak lancar. Namun pada

tahun 2008 perusahaan ini memiliki kewajiban tidak lancar sebesar Rp.

1.500.000,-. Sehingga berdasarkan perhitungan yang dilakukan, pada tahun 2008

debt ratio perusahaan ini sebesar 28,94%.

Untuk perusahaan pembanding, yakni PT. Jaya Konstruksi Manggala

Pratama Tbk, dapat kita lihat bahwa terdapat penurunan nilai yang drastis dari

tahun 2006 ke 2007 yang bertanda baik. Penurunan hingga menjadi 2,70%

membuat kondisi dari kreditur – kreditur perusahaan ini akan aman dari risiko

kerugian. Namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan pada debt ratio

perusahaan ini, namun tidak besar, hanya meningkat 0,29%. Meski meningkat,

namun untuk kreditur masih aman. Jika dibandingkan dengan PT. PITIBO

DELYKARYA, PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk jauh lebih baik jika

dilihat dari sisi debt ratio.

b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara

kewajiban tidak lancar dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

bermanfaat untuk menentukan seberapa baik perusahaan melindungi kreditur

dari risiko kerugian yang timbul akibat dari ketidakmampuan perusahaan dalam

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

61

membayar hutang jangka panjangnya. Semakin rendah nilai debt to equity ratio,

maka semakin baik perusahaan itu.

Penulis hanya bisa menganalisis debt to equity ratio PT. PITIBO

DELYKARYA pada tahun 2008, karena pada tahun 2006 dan 2007 perusahaan

ini tidak memiliki kewajiban tidak lancar. Pada tahun 2008, nilai debt to equity

ratio perusahaan ini sangat besar, mencapai 124,74%. Ini menunjukkan bahwa

kondisi kreditur di perusahaan ini sangatlah tidak aman. Ini disebabkan karena

kewajiban tidak lancar perusahaan ini lebih besar daripada ekuitas yang dimiliki

pada tahun 2008.

Jika dibandingkan dengan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk,

pada tahun 2006 PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk sempat mengalami

seperti apa yang dialami oleh PT. PITIBO DELYKARYA. Namun pada tahun

2007, perusahaan ini mampu memperbaiki kinerja perusahaannya dan membuat

nilai debt to equity ratio – nya menurun drastis hingga 6,22%. Ini karena pada

tahun 2007, perusahaan ini mampu menekan kewajiban tidak lancarnya hingga

menurun cukup jauh dan diiringi dengan meningkatnya jumlah ekuitas

perusahaan ini. Pada tahun 2008, debt to equity ratio perusahaan ini meningkat,

namun meningkat kecil sekali. Ini menandakan bahwa perusahaan ini mampu

melindungi krediturnya dari risiko kerugian. Perusahaan ini mampu melunasi

segala kewajiban tidak lancarnya dengan baik. Melihat keterangan di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa PT. PITIBO DELYKARYA memiliki kemampuan

membayar kewajiban tidak lancarnya masih jauh dibandingkan dengan

kemampuan PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

62

IV.2. Analisis Vertikal dan Horizontal

IV.2.1. Analisis Laporan Laba Rugi

Berdasarkan Lampiran 8 ( L8 ), dijelaskan mengenai perhitungan analisis

secara horizontal dan vertikal dari Laporan Laba Rugi PT. PITIBO

DELYKARYA.

a. Total Pendapatan

Berdasarkan analisis horizontal yang dilakukan penulis, kenaikan terjadi

dari periode 2006 -2007. Pada tahun 2007, total pendapatan meningkat sebesar

150,66%, peningkatan ini disebabkan karena total pendapatan sales ( dari

penjualan ) mengalami peningkatan yang mempengaruhi total pendapatan secara

signifikan. Untuk tahun 2008, kembali terjadi penurunan pada total pendapatan

PT. PITIBO DELYKARYA sebesar 6,61%. Penurunan ini karena terjadi

penurunan pada pendapatan sales PT. PITIBO DELYAKARYA. Penurunan ini

disebabkan karena penurunan pendapatan sales lebih besar ketimbang

peningkatan yang terjadi pada pendapatan project.

b. Total Project Cost

Berdasarkan analisis vertikal, saldo total project cost pada tahun 2007

sebesar 65,76% dan saldo total project cost di tahun 2006 sebesar 67,20%.

Penurunan sebesar 1,44% ini disebabkan karena penurunan pada harga pokok

project yang lebih besar dari kenaikan pada harga pokok sales. Pada tahun 2008

saldo total project cost sebesar 84,79%. Berdasarkan analisis horizontal, total

project cost pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 145,28% dari

tahun 2006. Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya harga pokok

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

63

project dan harga pokok sales. Pada tahun 2008, kembali terjadi peningkatan

sebesar 20,42% dari tahun 2007.

c. Laba Rugi Kotor

Berdasarkan analisis horizontal, terjadi peningkatan pada saldo laba kotor

sebesar 161,69% dari tahun 2006 ke tahun 2007. Peningkatan ini terjadi karena

terjadinya peningkatan pada total pendapatan. Namun pada tahun 2008 terjadi

penurunan drastis pada laba kotor PT. PITIBO DELYKARYA sebesar 58,51%.

Hal ini terjadi akibat penurunan total pendapatan di tahun 2008, sedangkan

terjadi peningkatan pada total project cost pada tahun ini yang mengakibatkan

terjadinya penurunan.

d. Total Operational Cost

Berdasarkan analisis horizontal, terjadi peningkatan pada saldo total

operational cost dari periode 2006 – 2007. Pada tahun 2007 total operational

cost mengalami peningkatan sebesar 136,25% dari tahun 2006. Peningkatan ini

terjadi karena terjadi peningkatan pada biaya – biaya operasional perusahaan

yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Pada tahun 2008 total

operational cost PT. PITIBO DELYKARYA mengalami penurunan, yaitu

sebesar 2,45% dari tahun sebelumnya. Penurunan pada tahun 2008 ini terjadi

disebabkan oleh adanya selisih kurs dan biaya bank yang cukup besar. Dan

penurunan yang cukup besar pada biaya gaji, meski muncul biaya-biaya

operasional baru di perusahaan ini serta peningkatan biaya – biaya operasional

dari tahun sebelumnya. Berdasarkan analisis vertikal, total operational cost PT.

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

64

PITIBO DELYKARYA mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar 0,8%

dari tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar

0,59% dari tahun 2007.

e. Laba Rugi Operasi

Berdasarkan analisis horizontal, terjadi peningkatan pada nilai laba rugi

operasi PT. PITIBO DELYAKARYA tahun 2007 sebesar 180,70% dari tahun

2006. Namun mengalami penurunan drastis pada tahun 2008 hingga menjadi

6,23%. Penurunan ini disebabkan karena meningkatnya biaya-biaya operasional

perusahaan ini, penurunan total pendapatan serta meningkatnya total project cost

perusahaan ini.

f. Laba Rugi Sebelum Pajak

Berdasarkan analisis horizontal, laba sebelum pajak pada tahun 2007

tercatat Rp. 1.429.333.649,00, meningkat sebesar 180,44% dibandingkan laba

sebelum pajak pada tahun 2006 yang sebesar Rp. 509.671.986,00. Peningkatan

ini terjadi disebabkan oleh kenaikan laba operasi perusahaan ini. Namun, pada

tahun 2008 laba sebelum pajak PT. PITIBO DELYKARYA mengalami

penurunan sebesar 93,09% dari tahun 2007. Penurunan ini disebabkan karena

meningkatnya biaya-biaya operasional perusahaan ini, penurunan total

pendapatan serta meningkatnya total project cost perusahaan ini.

.

g. Laba Rugi Setelah Pajak

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

65

Berdasarkan analisis vertikal, laba bersih pada tahun 2006 sebesar

13,14% dari total pendapatan atau setiap Rp. 1,- pendapatan 13,14% merupakan

laba. Pada tahun 2007 laba bersih meningkat menjadi 14,71% dari total

pendapatan. Namun, pada tahun 2008 terjadi penurunan pada laba bersih PT.

PITIBO DELYKARYA menjadi 1,38%. Penurunan ini disebabkan karena

meningkatnya biaya-biaya operasional perusahaan ini, penurunan total

pendapatan serta meningkatnya total project cost perusahaan ini.

IV.2.2. Analisis Neraca

Dalam Lampiran 7 (L7) dijelaskan mengenai perhitungan analisis secara

vertikal dan horizontal yang digunakan sebagai dasar untuk pembahasan pos-pos

dalam Neraca sebagai berikut :

a. Aktiva Lancar

Berdasarkan analisis vertikal, nilai jumlah aktiva lancar PT. PITIBO

DELYKARYA pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 0,78% dari

tahun 2006. Pada tahun 2006, saldo aktiva lancar sebesar 84,17% dari jumlah

aktiva, sedangkan pada tahun 2007 saldo aktiva lancar sebesar 84,95%.

Peningkatan nilai saldo aktiva lancar ini disebabkan karena terjadi perubahan

nilai pada pos-pos dalam aktiva lancar yang meningkat maupun menurun.

Namun, pada tahun 2008 nilai aktiva lancar perusahaan ini mengalami

penurunan hingga menjadi 47,25%. Berdasarkan analisis horizontal, beberapa

pos yang termasuk dalam aktiva lancar akan dijelaskan sebagai berikut :

- Kas dan Setara Kas

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

66

Pada tahun 2007, nilai kas dan setara kas PT. PITIBO

DELYKARYA mengalami peningkatan sebesar 26,10% dari

tahun 2006. Namun, pada tahun 2008 terjadi penurunan nilai kas

dan setara kas sebesar 0,22%. Penurunan ini terjadi dapat karena

disebabkan oleh arus kas yang masuk lebih kecil dari arus kas

yang keluar.

- Piutang Usaha

Berdasarkan analisis horizontal, terus terjadi kenaikan pada nilai

piutang usaha PT. PITIBO DELYARYA dari periode 2006 –

2008. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 29,41% dari tahun

2006. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi kenaikan yang cukup

besar yaitu sebesar 254,61% dari tahun 2007.

Berdasarkan analisis vertikal, pada tahun 2007 piutang usaha

perusahaan ini mengalami penurunan sebesar 15,6% dari tahun

2006. Namun pada tahun 2008 mengalami peningkatan hingga

menjadi 27,93%.

- Persediaan

Berdasarkan analisis horizontal, terjadi kenaikan pada nilai

persediaan PT. PITIBO DELYARYA dari periode 2006 – 2007.

Pada tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar 198,86% dari tahun

2006. Namun pada tahun 2008 penurunan yaitu sebesar 39,89%

dari tahun 2007.

Berdasarkan analisis vertikal, pada tahun 2007 persediaan

perusahaan ini mengalami kenaikan sebesar 2,93% dari tahun

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

67

2006. Namun pada tahun 2008 mengalami penurunan yang sangat

tajam hingga menjadi 3,48%.

- Biaya Dibayar Dimuka

Berdasarkan analisis horizontal, terjadi kenaikan yang sangat

tinggi pada nilai biaya dibayar dimuka PT. PITIBO DELYARYA

dari periode 2006 – 2007. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan

sebesar 625,64% dari tahun 2006. Namun pada tahun 2008 terjadi

penurunan yang sangat tajam yaitu sebesar 84,31% dari tahun

2007.

Berdasarkan analisis vertikal, pada tahun 2007 biaya dibayar

dimuka perusahaan ini mengalami kenaikan sebesar 4,43% dari

tahun 2006. Namun pada tahun 2008 mengalami penurunan yang

sangat tajam hingga menjadi 0,43%.

b. Aktiva Tetap

Berdasarkan analisis horizontal, jumlah aktiva tetap PT. PITIBO

DELYKARYA terus mengalami kenaikan dari periode 2006 – 2008. Pada tahun

2007 aktiva tetap perusahaan ini mengalami kenaikan sebesar 88,79%. Kenaikan

ini disebabkan karena meningkatnya pos – pos aktiva tetap perusahaan dan

adanya aktiva tetap baru pada tahun ini yaitu mesin – mesin dan peralatan

tercatat sebesar Rp. 7.683.900,00. Pada tahun 2008, kembali terjadi kenaikan

yang sangat tinggi pada jumlah aktiva tetap PT. PITIBO DELYKARYA sebesar

743,45%. Peningkatan yang sangat besar ini dapat terjadi karena meningkatnya

nilai inventaris kantor yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan.

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

68

Berdasarkan analisis vertikal, terjadi penurunan nilai aktiva tetap pada

tahun 2007 sebesar 0,78% dari tahun 2006. Namun terjadi peningkatan yang

tinggi pada tahun 2008 sebesar 37,7% dari tahun 2007. Kenaikan ini disebabkan

karena terjadinya kenaikan pada pos – pos aktiva tetap pada tahun 2008.

c. Kewajiban Lancar

Berdasarkan analisis horizontal, persentase jumlah kewajiban lancar PT.

PITIBO DELYKARYA terus mengalami kenaikan dari periode 2006 – 2008.

Pada tahun 2007 jumlah kewajiban lancar perusahaan ini mengalami kenaikan

sebesar 10,00%. Kenaikan ini disebabkan karena meningkatnya pos – pos

kewajiban lancar perusahaan dan tidak adanya biaya yang masih harus dibayar.

Pada tahun 2008, kembali terjadi kenaikan yang tinggi pada jumlah kewajiban

lancar PT. PITIBO DELYKARYA sebesar 423,75%. Kenaikan ini terjadi karena

meningkatnya utang usaha perusahaan, adanya biaya yang masih harus dibayar

dan munculnya utang bank yang cukup besar di perusahaan tersebut.

Berdasarkan analisis vertikal, terjadi penurunan nilai kewajiban lancar

pada tahun 2007 sebesar 28,41% dari tahun 2006. Namun terjadi peningkatan

pada tahun 2008 sebesar 41,52% dari tahun 2007. Kenaikan ini disebabkan

karena terjadinya kenaikan pada pos – pos kewajiban lancar pada tahun 2008.

d. Kewajiban Tidak Lancar

Berdasarkan analisis vertikal, persentase jumlah kewajiban tidak lancar

PT. PITIBO DELYKARYA dari periode 2006 – 2007 meningkat. Pada tahun

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

69

2006 saldo kewajiban tidak lancar memiliki persentase sebesar 36,31% dari

jumlah pasiva dan pada tahun 2007 saldo kewajiban tidak lancar sebesar 64,72%.

Namun pada tahun 2008 saldo kewajiban tidak lancar menurun hingga mencapai

23,20%. Penurunan ini terjadi akibat menurunnya laba tahun berjalan pada

periode tahun 2008.

IV.3. Studi Kelayakan Usaha

Dalam melakukan studi evaluasi kelayakan usaha, penulis memperhatikan

berbagai macam aspek yang dapat mempengaruhi dalam melakukan analisis tersebut.

Aspek – aspek tersebut antara lain Aspek Pasar, Aspek Pemasaran, Aspek Teknik dan

Teknologi, Aspek Manajemen, Aspek Sumber Daya Manusia, Aspek Finansial, Aspek

Ekonomi Sosial dan Politik, Aspek Lingkungan Industri, Aspek Yuridis dan Aspek

Lingkungan Hidup. Analisis yang dilakukan oleh penulis dari beberapa aspek tersebut

adalah sebagai berikut :

IV.3.1. Aspek Pasar

Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh penulis, jika

dilihat dari sisi produsen / penjual, PT. PITIBO DELYKARYA merupakan salah

satu perusahaan yang bergerak dalam bentuk Pasar Persaingan Sempurna.

Alasannya adalah karena perusahaan ini bergerak pada pasar yang persaingannya

sempurna, yakni aktivitas persaingannya tidaklah nampak karena tidak

terbatasnya jumlah produsen ( sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak –

kotak atau kecil – kecil ) dan konsumen dapat menjual atau membeli berapa saja

tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar. Jadi, pada

pasar ini justru tidak ada gunanya mengadakan persaingan. Jika dilihat dari sisi

konsumen, PT. PITIBO DELYKARYA termasuk dalam Pasar Industri. Pasar

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

70

Industri ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh

perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain,

baik untuk dijual maupun untuk disewakan ( dipakai untuk diproses lebih lanjut )

.

IV.3.2. Aspek Pemasaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, cara pemasaran yang

digunakan oleh PT. PITIBO DELYKARYA adalah dengan melakukan promosi

– promosi melalui koran, link, poster dan website. Strategi yang digunakan PT.

PITIBO DELYKARYA dalam bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis

adalah dengan mengedepankan nilai profesionalisme, kualitas barang dan jasa

yang diberikan, berkompetensi, dan dalam setiap transaksi yang dilakukan rata –

rata menginginkan profit share sebesar 20% – 30 %. Dengan menggunakan

metode pemasaran tersebut, perusahaan ini menargetkan memperoleh laba 7

milyar dalam setahun.

IV.3.3. Aspek Teknik dan Teknologi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, jika dilihat dari aspek

teknik dan teknologi, PT. PITIBO DELYKARYA sudah dapat dinyatakan layak

untuk dijalankan. Hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Dalam pemilihan teknik dan teknologi dalam perusahaan, dilakukan

sesuai dengan kebutuhan perusahaan, contoh : dalam aktivitas sehari –

hari, perusahaan ini menggunakan LAN System Server yang

mempermudah seluruh anggota perusahaan dalam melakukan komunikasi

dan pekerjaan.

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

71

2. Selalu melakukan update terhadap segala informasi dan pembelajaran

yang diperoleh dari setiap kegiatan transaksi barang ataupun jasa.

Informasi – informasi yang diperoleh dianggap sebagai product

knowledge yang akan digunakan untuk menetapkan dasar – dasar

perusahaan.

3. Dalam penetapan letak pabrik dan perusahaan, sudah sesuai dengan letka

yang diharapkan.

4. Dalam perusahaan ini, selalu dilakukan pengawasan terhadap kualitas

produk, baik dalam bentuk barang ataupun jasa. Pengawasan yang

dilakukan perusahaan ini dikoordinasikan oleh HSE ( Health Safety

Environment ). Dalam pengawasannya, HSE melakukannya berdasarkan

SOP ( Standard Operating Procedure ) yang dimiliki perusahaan.

IV.3.4. Aspek Manajemen

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, segala aspek manajemen

dalam PT. PITIBO DELYKARYA dipimpin oleh Direktur Utama dan Manajer.

Segala perencanaan yang dilakukan perusahaan, pengorganisasian, penggerakan

kegiatan, pengendalian dan pengambilan keputusan, serta implementasi atas

penyelesaian proyek, semua diorgansasikan oleh Direktur Utama dan Manajer.

IV.3.5. Aspek Sumber Daya Manusia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, jika melihat dari aspek

sumber daya manusia PT. PITIBO DELYKARYA, perusahaan ini telah

melaksanakan perekrutan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia secara layak.

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

72

Perusahaan ini telah memiliki kriteria – kriteria yang kompeten dalam perekrutan

tenaga kerja. Selain itu, perusahaan ini juga telah melakukan perencanaan

Sumber Daya Manusia secara baik, yaitu dengan memilih dan menempatkan

tenaga kerja sesuai dengan posisi yang tepat ( dalam hal ini yang paling penting

adalah memilih manajer yang sesuai untuk proyek yang akan ditangani),

memiliki kriteria – kriteria seleksi perekrutan pegawai yang bermutu,

memperhatikan latar belakang dan pengalaman dari tenaga kerja yang akan

direkrut, dan memilih manajer yang memiliki jiwa kepemimpinan, keahlian

strategis, kemampuan teknis, kemampuan kehumasan dan kemampuan

manajerial.

Beberapa kriteria umum yang digunakan untuk memilih karyawan baru

dalam PT. PITIBO DELYKARYA adalah sebagai berikut :

a. Memiliki sikap profesional, mampu bersaing dan kompeten.

b. Untuk bagian keuangan, minimal harus lulusan S1 Akuntansi, dan

bagi manajer proyek minimal lulusan S1 Teknik Sipil, dan lain lain.

c. Harus lulus tes medical check up yang dilakukan perusahaan.

d. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan perusahaan.

IV.3.6. Aspek Finansial

PT. PITIBO DELYKARYA melakukan investasi untuk sebuah proyek

pada tahun 2004 sebesar Rp. 600.000.000,-. Dan berikut merupakan cashflow

dari perusahaan ini untuk proyek tersebut :

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

73

Cashflow Project

Tahun 0 (600.000.000)

Tahun 1 100.000.000

Tahun 2 250.000.000

Tahun 3 400.000.000

Tahun 4 150.000.000

Payback Peroid :

2 tahun (100.000.000 + 250.000.000 ) + (250.000.000 / 400.000.000 ) =

2,63 tahun.

Metode Profitability Index ( PI )

Nilai sekarang aliran kas bersih : 653.460.000

Investasi awal : 600.000.000

PI = Rp. 653.460.000 / 600.000.000 = 1,0891

Oleh karena nilai PI > 1, maka menurut kriteria metode ini, investasi untuk

proyek ini dinyatakan layak.

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

74

Net Present Value :

Tahun Df 13% Cashflow Project Present Value

1 0.8849 100.000.000 88.490.000

2 0.7831 250.000.000 195.775.000

3 0.6930 400.000.000 277.200.000

4 0.6133 150.000.000 91.995.000

Total NCF dan PV 900.000.000 653.460.000

NCF dan PV 600.000.000 600.000.000

Net Present Value 300.000.000 53.460.000

Internal Rate of Return :

Tahun Df 17% Cashflow Project Present Value

1 0.8547 100.000.000 85.470.000

2 0.7305 250.000.000 182.625.000

3 0.6243 400.000.000 249.720.000

4 0.5336 150.000.000 80.040.000

Total 597.855.000

IRR = Df1 + NPV ( Df2 – Df 1)

(PV1 – PV2)

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

75

13% + 53.460.000 ( 17% - 13%)

(653.460.000 - 597.855.000)

= 16,84 %

Oleh karena nilai IRR nya lebih besar dari IRR rata – rata sebesar 13%, maka

menurut kriteria ini proyek dinyatakan layak.

IV.3.7. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, menurut narasumber, PT.

PITIBO DELYKARYA tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi politik yang ada

di pemerintahan Indonesia. Ini dikarenakan klien dari PT. PITIBO

DELYAKARYA sebagian besar merupakan pihak swasta. Untuk bidang

ekonomi, perusahaan ini tetap terkena pengaruh dari situasi ekonomi yang

melanda negara kita, namun tudaj terlalu besar pengaruhnya. Untuk kondisi

sosial, terdapat pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan ini. Perusahaan

ini juga melakukan aktivitas sosial, seperti memberikan santunan kepada anak

yatim dan menunjang kegiatan masjid. Selain itu, perusahaan ini juga

berkontribusi dan bekerja sama dengan lingkungan sosial sekitarnya.

IV.3.8. Aspek Lingkungan Industri

Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis, jika di lihat dari aspek

lingkungan industri, PT. PITIBO DELYAKARYA merupakan suatu perusahaan

yang mampi bersaing dengan baik di lingkungan industri. Namun masih ada

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

76

kelemahan – kelemahan yang dimiliki perusahaan ini, yakni misalnya

pengalaman perusahaan ini masih kurang. Dalam bersaing dengan sesama jenis

perusahaan di lingkungan industri, PT. PITIBO DELYKARYA melakukan

persaingan terutama di tingkat harga. Menurut narasumber, salah satu kelebihan

PT. PITIBO DELYKARYA dari perusahaan pesaing adalah bahwa perusahaan

ini memiliki persaingan yang sama dengan perusahaan lain, namun perusahaan

ini dapat menekan harga cost – nya menjadi lebih rendah dari para perusahaan

pesaingnya.

Untuk hal kekuatan tawar – menawar yang dilakukan pembeli maupun

klien, tidak terlalu mempengaruhi perusahaan ini, dikarenakan perusahaan ini

memiliki batas harga tersendiri. Selain itu, para pemegang saham memiliki

pengaruh besar dalam menentukan bisnis yang akan dijalankan.

IV.3.9. Aspek Yuridis

Jika dilihat dari segi yuridisnya, PT. PITIBO DELYKARYA merupakan

suatu perusahaan yang memiliki bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT).

PT. PITIBO DELYKARYA termasuk Perseroan Terbatas karena merupakan

perusahaan yang mempunyai kekayaan, hak, dan kewajiban yang terpisah dari

yang mendirikan dan yang memiliki. Tanda keikutsertaan seseorang memiliki

perusahaan adalah dengan memiliki saham perusahaan, makin banyak saham

yang dimiliki makin besar pula andil dan kedudukannya dalam perusahaan

tersebut. Jika terjadi utang, maka harta milik pribadi tidak dapat

dipertanggungjawabkan atas utang perusahaan tersebut, tetapi terbatas pada

sahamnya saja.

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

77

Berdasarkan Peraturan Pemerintah, identitas pelaksana bisnis perlu

disesuaikan dengan jenis perusahaan yang dikelola. Terdapat 4 (empat ) sisi dari

identitas pelaksana bisnis yang perlu diteliti, yaitu :

a. Kewarganegaraan

Kewarganegaraan sponsor proyek perlu diketahui, hal itu ada

hubungannya dengan peraturan-peraturan yang berbeda antara

warga negara dengan warga negara asing dalam kaitannya dengan

pendirian suatu perusahaan.

b. Informasi Bank

Ketahui apakah sponsor proyek adalah debitur pada bank lain.

Jika ya, perlu diketahui apakah ada keterlibatan lain misalnya

terdapat kemacetan pembayaran kredit, cek kosong, maupun

jaminannya.

c. Keterlibatan pidana atau perdata

Perlu juga diketahui apakah pelaksana proyek tengah terlibat

dalam suatu tindakan yang dapat menimbulkan gugatan maupun

tuntutan.

d. Hubungan keluarga

Jika terdapat hubungan suami – istri atau orangtua – anak sebagai

individu – individu yang terlibat dalam rencana proyek bisnis,

perlu diselidiki bagaimana mereka mengatur kebijakan hartanya.

Untuk suami – istri apakah mereka menikah dengan harta

campuran atau terpisah, untuk orangtua – anak bagaimana

kebijakan harta warisan yang dibuat.

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

78

Segala hal yang berhubungan dengan aspek yuridis pada PT. PITIBO

DELYAKARYA, didasarkan pada peraturan – peraturan yang diberlakukan oleh

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

IV.3.10. Aspek Lingkungan Hidup

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, kegiatan – kegiatan

maupun pekerjaan yang dilakukan oleh PT. PITIBO DELYKARYA telah

memperhatikan AMDAL. Semua kegiatan perusahaan ini telah dilakukan sesuai

pekerjaannya dan memperhatikan pula keadaa lingkungan sekitarnya. Apabila

dalam proses produksi maupun pemberian jasa terdapat limbah ataupun sampah

dari pekerjaan, maka perusahaan ini dengan segera akan melakukan

penanggulangan dan pembersihan terhadap hal tersebut.

IV.4. Analisis Kebangkrutan

Untuk menganalisis tingkat kebangkrutan atau kemungkinan kebangkrutan dari

PT. PITIBO DELYKARYA, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan

metode Z-Score Altman untuk perusahaan non manufaktur non go public. Penggunaan

metode Z-Score Altman ini sebenarnya untuk perusahaan di Amerika, namun penulis

mencoba menggunakannya untuk perusahaan di Indonesia. Sehingga tingkat relevansi

untuk hasil dari perhitungan Z-Score Altman untuk PT. PITIBO DELYKARYA tidak

terlalu tinggi. Untuk mengetahui analisis kebangkrutan PT. PITIBO DELYKARYA

untuk tahun 2006, dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini :

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

79

Untuk tahun 2006

Z = 6,56 (XI) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) + 1,05 (X4)

= 6,56 (0,204) + 3,26 ( - 0,519) + 6,72 (0,469) + 1,05 (0,570)

= 1,312 - 1,695 + 3,158 + 0,598

= 5,06

Berdasarkan perhitungan di atas, maka angka 5,06 menunjukkan tidak terdapat

kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan ini untuk tahun 2006.

Keterangan :

X1 = (Aktiva lancar – Hutang lancar ) / Total Aktiva

(913.056.311 – 690.910.365) / 1.084.742.845 = 222.145.946 /

1.084.742.845 = 0,204

X2 = Laba ditahan / Total Aset

(562.937.910) / 1.084.742.845 = (0,519)

X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset

509.502.689 / 1.084.742.845 = 0,469

X4 = Ekuitas (Nilai Buku Saham) / Nilai Buku Total Hutang

393.832.480 / 690.910.365 = 0,570

Untuk mengetahui analisis kebangkrutan PT. PITIBO DELYKARYA untuk

tahun 2007, dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini :

Untuk Tahun 2007

Z = 6,56 (0,496) + 3,26 ((0,10)) + 6,72 (0,664) + 1,05 (1,835)

Page 38: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

80

= 3,25 – 0,33 + 4,46 + 1,93

= 9,31

Berdasarkan perhitungan di atas, maka angka 9,31 menunjukkan bahwa tidak

terdapat kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan ini untuk tahun 2007.

Keterangan :

X1 = (Aktiva lancar – Hutang lancar ) / Total Aktiva

( 1.830.263.738 - 760.030.492 ) / 2.154.396.526

= 1.070.233.246 / 2.154.396.526

= 0,496

X2 = Laba ditahan / Total Aset

(206.167.520) / 2.154.396.526 = (0,10)

X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset

1.430.161.806 / 2.154.396.526 = 0,664

X4 = Ekuitas (Nilai Buku Saham) / Nilai Buku Total Hutang

1.394.366.034 / 760.030.492 = 1,835

Untuk mengetahui analisis kebangkrutan PT. PITIBO DELYKARYA untuk

tahun 2008, dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini :

Untuk Tahun 2008

Z = 6,56 (- 0,295) + 3,26 (0,099)+ 6,72 (0,017) + 1,05 (0,302)

= -1,94 + 0,32 + 0,11 + 0,32

Page 39: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

81

= -1,19

Berdasarkan perhitungan di atas, maka angka -1,19 menunjukkan bahwa

kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan ini untuk tahun 2008 sangat besar.

Keterangan :

X1 = (Aktiva lancar – Hutang lancar ) / Total Aktiva

( 2.449,307,111 – 3.980.672.546 ) / 5.183.197.183

= - 0,295

X2 = Laba ditahan / Total Aset

514.683.272 / 5.183.197.183 = 0,099

X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset

89.152.744 / 5.183.197.183 = 0,017

X4 = Ekuitas (Nilai Buku Saham) / Nilai Buku Total Hutang

1.202.524.637 / 3.980.672.546 = 0,302

Jika :

- Nilai Z < 1,10 , maka kemungkinan bangkrut sangat besar

- Nilai 1,10 < Z < 2,60, maka ada kemungkinan bangkrut

- Nilai Z > 2,60, maka tidak terdapat kemungkinan bangkrut

Page 40: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Analisis Rasiothesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2009-2-00516-AK Bab 4.pdfIV.1. Perhitungan Analisis Rasio ... current ratio perusahaan ini sebesar 1,32x

82

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan penulis mengenai analisis

kebangkrutan PT. PITIBO DELYKARYA menggunakan metode Z-Score Altman, pada

tahun 2006 dan 2007 tidak terdapat kemungkinan untuk mengalami kebangkrutan.

Namun pada tahun 2008 terdapat kemungkinan bangkrut sangat besar. Kemungkinan

bangkrut ini disebabkan karena nilai kewajiban lancar PT. PITIBO DELYKARYA lebih

besar dari aktiva lancarnya. Tingginya nilai kewajiban lancar pada tahun 2008

disebabkan oleh adanya utang bank yang cukup besar.

Namun, perlu diingat bahwa metode analisis kebangkrutan Z-Score Altman

merupakan rumus yang digunakan yang berasal dari penelitian perusahaan – perusahaan

di Amerika, sehingga tingkat relevansinya terhadap perusahaan – perusahaan di

Indonesia tidak terlalu signifikan. Dengan demikian, penelitian yang dilakukan

mengenai analisis kebangkrutan PT. PITIBO DELYKARYA berdasarkan metode yang

digunakan untuk perusahaan di Amerika. Alhasil, apabila PT. PITIBO DELYKARYA

seandainya merupakan sebuah perusahaan di Amerika, maka pada tahun 2008

kemungkinan kebangkrutan perusahaan ini sangat besar.