bab iv pembahasan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3572/5/mulasih - bab iv.pdfsehingga...

34
contoh kutipan dalam trilogi Dongeng Kancil Sahabat Alam karya Litda Ir. 6. Menyimpulkan hasil analisis. BAB IV PEMBAHASAN Etika lingkungan merupakan objek niai yang berhubungan dengan tingkah laku, perbuatan, atau sikap manusia yang berkaitan dengan baik buruk, salah benar dari perilaku tersebut yang dilakukan seseorang di dalam hidup bermasyarakat, sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama. Melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang ada di dalam karya sastra diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karya sastra tersebut. Berikut adalah pembahasan tentang etika lingkungan pada trilogi dongeng Kancil Sahabat Alam karya Litda Ir yang terdiri dari judul buku Kancil Sahabat Alam, Kancil Sang Penyelamat dan Kancil Jadi Detektif. ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Upload: truongmien

Post on 08-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

contoh kutipan dalam trilogi Dongeng Kancil Sahabat Alam karya Litda Ir.

6. Menyimpulkan hasil analisis.

BAB IV

PEMBAHASAN

Etika lingkungan merupakan objek niai yang berhubungan dengan tingkah

laku, perbuatan, atau sikap manusia yang berkaitan dengan baik buruk, salah benar

dari perilaku tersebut yang dilakukan seseorang di dalam hidup bermasyarakat,

sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama. Melalui cerita, sikap dan tingkah

laku tokoh-tokoh yang ada di dalam karya sastra diharapkan pembaca dapat

mengambil hikmah dari pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karya sastra

tersebut.

Berikut adalah pembahasan tentang etika lingkungan pada trilogi dongeng

Kancil Sahabat Alam karya Litda Ir yang terdiri dari judul buku Kancil Sahabat

Alam, Kancil Sang Penyelamat dan Kancil Jadi Detektif.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

A. Etika Lingkungan pada Trilogi Dongeng Kancil Sahabat Alam karya Litda Ir

1. Sikap Hormat Terhadap Alam (respect for nature)

Sikap hormat terhadap alam maksudnya adalah setiap anggota komunitas

ekologis, harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies dalam

ekologis itu, serta mempunyai kewajiban moral untuk menjaga kohesivitas dan

integritas komunitas ekologis alam tempat hidup. Sama halnya setiap anggota

keluarga mempunyai kewajiban untuk menjaga keberadaan, kesejahteraan, dan

kebersihan keluarga setiap anggota komunitas ekologis juga mempunyai kewajiban

untuk menghargai dan menjaga alam ini sebagai sebuah rumah tangga.

Dengan kata lain alam memiliki haknya untuk dihormati, tidak saja karena

kehidupan manusia bergantung pada alam. Tetapi terutama karena kenyataan bahwa

manusia adalah bagian integral dari alam, manusia adalah anggota komunitas

ekologis. Manusia berkewajiban menghargai hak semua mahluk hidup untuk berada,

hidup, tumbuh dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan penciptaanya.

Prinsip hormat kepada alam terdapat pada kutipan, ketika Burung berbicara

dengan Kancil. bahwa setiap mahluk hidup itu memang harus saling menyayangi

satu dengan yang lainnya, karena ketika sudah memiliki rasa sayang, seperti manusia

dengan binatang, tentunya keduanya akan saling melengkapi dan tidak saling

mengganggu. Pada hakikatnya semua mahluk itu memiliki nilai yang sama,

diciptakan untuk saling melengkapi, karena dengan tidak melakukan hal-hal yang

merugikan alam misalnya seperti melakukan perburuan hewan secara liar, manusia

berarti ikut menjaga keberlangsungan hidup sesama anggota komunitas ekologis,

26

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

sehingga menghormati hewan untuk hidup dan menjaga untuk berkembang sesuai

tatanan lingkungan yang ada, dengan begitu berarti manusia memberikan hak kepada

mahluk hidup lain (binatang) untuk hidup dan tumbuh secara alamiah sesuai tujuan

penciptanya.

“Kita juga harus menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan, seperti tumbuhan, binatang, dan manusia. Benar kan, Cil?”kata Burung sambil bertanya. “Benar…benar,” kata Kancil senang. (KSP: 44:45)

Dari kutipan tersebut, Burung mengatakan kepada Kancil jika sesama mahluk

hidup harus saling menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan, di sini

motivasi yang disampaikan dalam dongeng adalah bahwa manusia harus memelihara

semua ciptaan Tuhan misalnya binatang tumbuhan serta menghargainya untuk tetap

hidup. Menjadikan alam sebagai sahabat. Ketika manusia tidak melakukan perburuan

binatang secara liar dan menghormati hak binatang untuk hidup, tentu saja itu akan

membantu menjaga tatanan ekosistem. Manusia akan hidup berdampingan dengan

alam. Menghormati hak hidup hewan atau kebebasan hewan dan tumbuhan.

Mahluk hidup lain harus dianggap sederajat sebagaimana hak dasar manusia,

jika manusia telah memiliki sikap menghormati hewan tentu saja tidak akan merusak

rantai makanan yang ada, sehingga kelangsungan ekosistem terus terpelihara dan

terjaga. Tetapi ketika manusia melakukan memburu hewan secara liar kemudian

membunuhnya atau memusnahkan sebagian hewan tersebut, itu berarti ia tidak bisa

menghormati hak mahluk hidup lain, maka akibat yang akan terjadi tentu saja adalah

kepunahan binatang yang akan mengakibatkan terganggunya tatanan alam semesta.

Misalnya kita lihat saja tentang rantai makanan; ketika ular punah. Apa yang terjadi,

maka populasi kodok akan meningkat. Mungkin karena populasi kodok yang

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

meningkat, maka ulat-ulat pemakan daun akan punah juga habis dimakan kodok.

Kemudian bagaimana dengan burung hantunya. Ada kemungkinan, karena ular

sudah tidak ada lagi, maka burung hantu tidak ada makanan lagi dan akhirnya

menyusul ikut punah. Hilang atau punahnya suatu spesies, bisa memicu kepunahan

spesies lainnya. Atau bisa jadi akan terjadi hal lain, mungkin saja spesies tersebut

bisa bertahan hidup dengan melakukan adaptasi, misalnya dengan menemukan

sumber makanan baru. Tapi yang harus digaris bawahi, proses adaptasi itu memakan

waktu yang cukup lama, dan mungkin saja akan terjadi evolusi.

Etika lingkungan sikap hormat terhadap alam juga terdapat pada kutipan,

ketika Kura-kura yang lupa, akan membuang sampah di laut. Tetapi di sini sosok

Kancil mengingatkan Kura-kura yang tidak tahu akan bahaya membuang sampah

sembarangan. Kura-kura akhirnya mengerti jika membuang sampah sembarangan di

laut akan membuat hewan-hewan laut mati, karena mengotori laut yang bersih

karena dengan membuang sampah pada tempatnya tentu saja tidak akan mengganggu

eksistensi mahluk hidup lain, jadi dengan membuang sampah pada tempatnya,

manusia berarti sudah menghormati alam, dengan tidak merusak tatanan alam yang

menjadi tempat hidup manusia atau mahluk hidup lain.

“Eits..jangan buang kulit kacang itu di laut,” cegah Kancil. “Mengapa?” tanya Kura-kura. “Ya, karena dapat membuat laut ini menjadi kotor dan teman-teman kita si ikan menjadi mati,” jawab Kancil memberitahu (KJD: 44)

Dalam kutipan tersebut, digambarkan Kancil yang mencegah Kura-kura

untuk membuang sampah di laut, karena akan mencemari laut dan mengakibatkan

satwa-satwa laut mati. Motivasi yang di sampaikan di sini, ketika manusia

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

menghormati alam dengan membuang sampah pada tempatnya, misalnya saja tidak

membuang sampah di laut dan tidak mengotori laut, tentu saja yang terjadi adalah

laut menjadi indah dan bersih, dan kehidupan di laut juga akan terjaga seperti ikan-

ikan, terumbu karang dan berbagai jenis kehidupan di laut.

Tetapi ketika manusia membuang sampah sembarangan misalnya di laut,

tentu saja akan mengakibatkan banyak permasalahan yang akan mengancam

eksistensi hidup mahluk lain atau bahkan manusia itu sendiri. Banyaknya sampah di

laut, baik yang mengambang maupun yang tenggelam, semua itu mengganggu

pergerakan para satwa laut seperti ikan, penyu, dan anjing laut. Sampah kantong

plastik, jaring, dan tali pancing menjadi penghalang bagi pergerakan satwa laut.

Banyak ikan yang perjalanannya terhalang oleh plastik-plastik bahkan terjerat

benang pancingan. Akibat sampah, makanan satwa laut menjadi tercemar. Banyak

satwa laut seperti ikan, penyu, bahkan burung yang makan ikan laut yang memakan

sampah plastik. Karena memakan sampah, banyak dari mereka yang mati karena

sampah plastik berbahaya dan bahkan tidak bisa terurai. Sisa makanan manusia dan

pembuangan dari kapal juga mencemari air laut karena pembusukan sisa makanan

tersebut. Rasa air laut yang asinpun dapat menjadi rasa lain karena tercampur

makanan sisa yang membusuk di laut. Jika laut sudah tercemar sampah, maka virus,

bakteri dan parasit akan hidup didalamnya. Hal ini dapat menyebabkan penyakit bagi

orang-orang yang berenang di laut. Kesimpulannya membuang sampah sembarangan

di laut akan mengakibatkan banyak satwa mati dan itu artinya manusia tidak

menghargai hak binatang untuk hidup.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Dalam etika lingkungan yang sama juga tergambar pada kutipan ketika

Kancil melihat teman-temannya terbatuk-batuk karena asap yang entah darimana

asalnya. Ternyata Musang yang sedang membakar ranting-ranting pohon kering.

Kemudian Kancil mengingatkan Musang jika membakar ranting di hutan itu akan

mengakibatkan kebakaran yang akan mengganggu eksistensi mahluk hidup lain.

Ketika tidak melakukan pembakaran hutan, manusia telah membantu mahluk hidup

lain untuk tetap hidup di dalam hutan tersebut.

“Oh gitu ya, Cil, Baiklah, aku akan minta maaf pada teman-temanku,” kata Musang menyesal. Akhirnya si Musang mengakui kesalahannya. Musang tidak mau lagi bermain api. Hutan pun kembali sejuk, bersih dan hijau, karena tidak ada lagi asap,” “Hmm…segar,” kata Kancil sambil menghisap udara di hutan (KJD: 34-35)

Dari kutipan dongeng tersebut, etika lingkungan sikap hormat terhadap alam

dengan tidak membakar hutan, bisa digambarkan Kancil yang mengingatkan

Musang, jika apa yang dilakukan Musang itu tidak baik, dan akan merusak

kehidupan mahluk hidup lain. Dengan melakukan pemeliharaan hutan maka akan

bisa menjaga kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Hutan sangat berpengaruh terhadap semuanya. Manusia pun sangat

memerlukan hutan untuk kehidupannya. Bagi para binatang hutan merupakan tempat

mereka untuk melangsungkan kehidupannya. Sebagai habitat yang besar untuk

menyimpan dan menampung bermacam flora dan fauna didalamnya. Hutan bagi

hewan juga untuk tempat mereka mencari makanan untuk tetap bertahan hidup dan

dapat berkembang biak. Berkembang biak adalah proses untuk mendapatkan dan

memperbanyak keturunan. Hal yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

didunia ini. Begitulah kerja dari hutan yang sangat bermanfaat untuk kelangsungan

banyak kehidupan di dunia ini.

Tetapi ketika manusia dengan sengaja melakukan pembakaran hutan yang

merupakan salah satu tempat hidup bagi binatang, seperti burung, monyet. Bahkan,

harimau dan spesies lain yang ada di dalam hutan tersebut. Jika hutan terbakar,

secara otomatis mereka juga akan ikut musnah terbakar karena tidak bisa keluar dari

kobaran api yang membakar hutan. Berkurangnya spesies ini akan mengubah tatanan

hidup dalam hutan tersebut. Hilangnya sejumlah spesies, selain membakar aneka

flora, kebakaran hutan juga mengancam kelangsungan hidup sejumlah binatang.

Kesimpulannya jika hutan terbakar tentu mahluk hidup yang ada di dalam hutan

tersebut juga akan punah.

2. Prinsip Tanggung Jawab (moral reponbility for nature)

Prinsip tanggung jawab ini, akan muncul seandainya sikap dan pandangan

yang dimiliki oleh manusia bahwa alam bukan dilihat sekedar untuk kepentingan

manusia, karena ketika alam dilihat sekedar demi kepentingan manusia maka alam

akan dieksploitasi tanpa rasa tanggung jawab. Sebaliknya jika alam dihargai dan

bernilai pada dirinya sendiri, maka rasa tanggung jawab akan muncul dengan

sendirinya dalam diri manusia.

Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia

mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan

integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya. Setiap bagian dan

benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing,

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

terlepas dari apakah tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena

itu, manusia sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk

menjaganya.

Prinsip tanggung jawab terhadap alam terdapat pada kutipan ketika Siput

menyuruh Tupai untuk membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah pada

tempatnya termasuk dalam etika lingkungan prinsip tanggung jawab, karena prinsip

tanggung jawab mengharuskan manusia untuk senantiasa menjaga alam atau

lingkungan, dengan membuang sampah pada tempatnya manusia berarti ikut

bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan. Etika lingkungan prinsip

tanggung jawab, terdapat pada kutipan ketika Kancil yang sedang menemui Siput

yang sedang bersedih karena melihat Tupai yang membuang sampah sembarangan.

“Hai Siput! Kamu kenapa?”tanya Kancil “Kemarin, waktu aku sedang berjalan-jalan di tepi pantai, aku melihat Tupai asyik makan kelapa yang diambilnya dari pohon. Namun, sampahnya dibuang sembarangan, membuat pantai ini kotor,” kata Siput menjelaskan. “Aku memintanya untuk membersihkannya. Dia mau melakukannya asalkan aku bisa memenangkan lomba lari dengannya,” tambah Siput.(KSA; 29). Dalam kutipan tersebut digambarkan Siput yang memiliki sikap tanggung

jawab menjaga alam, ia mengingatkan Tupai untuk membuang sampah pada

tempatnya. Di sini Tupai mau membuang sampah pada tempatnya ketika Siput mau

diajak lomba lari. Etika yang disampaikan dalam kutipan tersebut adalah, manusia

harus memiliki dan menanamkan rasa tanggung jawab pada dirinya. Agar memiliki

sikap mau membuang sampah pada tempatnya. Ketika manusia memiliki rasa

tanggung jawab membuang sampah pada tempatnya tentu saja hal tersebut memiliki

nilai yang tinggi, karena jika manusia memiliki kesadaran bahwa membuang sampah

pada tempatnya adalah kewajiban dan tanggung jawab setiap inidvidu, tentu saja hal

tersebut dapat menimbulkan dampak positif bagi manusia juga alam. Misalnya saja

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

lingkungan menjadi bersih, dan nyaman untuk ditinggali. Tetapi, jika manusia tidak

memiliki rasa tanggung jawab membuang sampah pada tempatnya, hal tersebut akan

mengakibatkan dampak negatif. Hilangnya rasa tanggung jawab manusia akan

pentingnya membuang sampah pada tempatnya akan mengakibatkan manusia tidak

memiliki rasa tanggung jawab dan manusia akan seenaknya sendiri dalam

memperlakukan alam. Hal tersebut yang akan menjadikan kerusakan lingkungan

akibat kurang sadarnya pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Etika lingkungan tanggung jawab terdapat pada kutipan ketika Kancil

mengingatkan Musang untuk tidak membakar ranting-ranting pohon kering secara

berlebihan, karena itu amat mengganggu binatang lain.

“Hmm….kenapa kamu lakukan ini Musang?” tanya Kancil ingin tahu. “Asapnya sangat mengganggu dan bisa merusak kesehatan kita,”lanjut Kancil. “Aku ingin burung-burung itu tidak bisa terbang karena mereka telah mengganggu tidur siangku,” jawabnya. (KJD: 32-33 Dari kutipan tersebut, Kancil memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga

hutan, dengan mengingatkan Musang untuk tidak melakukan pembakaran hutan.

Etika lingkungan yang disampaikan adalah ketika manusia tidak membakar hutan,

ketika setiap manusia merasa memiliki alam, tentu saja sikap tanggung jawab akan

melekat pada dirinya. Dengan memiliki sikap tanggung jawab tidak membakar

hutan, maka manusia akan selalu berusaha menjaga hutan agar tidak terbakar

ataupun merusaknya. Tetapi, Jika prinsip tanggung jawab tidak membakar hutan

tidak dimiliki oleh manusia, maka yang terjadi manusia akan melakukan hal-hal yang

tentunya akan merusak alam, manusia akan seenaknya sendiri dalam memperlakukan

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

alam yang nantinya akan menimbulkan kerusakan alam yang mengakibatkan

kerugian bukan hanya pada manusia itu sendiri tetapi juga terhadap alam.

Kutipan yang menggambarkan etika lingkungan prinsip tanggung jawab

berikutnya adalah, karena jika manusia selalu memperhitungkan pemanfaatan alam

tentu saja itu tidak akan merusak tatanan ekosistem yang ada, manusia sama saja ikut

menjaga eksistensi mahluk hidup lain. Etika lingkungan prinsip tanggung jawab pada

nilai pendidikan penuh perhitungan dalam memanfaatkan alam terdapat pada kutipan

ketika Kancil mengingatkan pentingnya air kepada Kerbau, Kancil mengajak kerbau

untuk ikut berhemat air.

“Benar, tapi tidak hanya itu saja. Sebenarnya air juga bermanfaat untuk minum, mandi, mencuci, dan menyiram tanaman,” kata Kancil memberi tahu. “Disaat kekurangan air seperti ini, kita baru bisa tahu betapa pentingnya air,” “Wah, banyak sekali manfaat air, Cil,” kata Kerbau kaget. “Ya, jadi karena manfaat yang banyak itulah kita tidak boleh membuang-buang air untuk sesuatu yang tidak perlu. Kita harus berhemat menggunakan air,” kata Kancil.(KJD: 66-67) Dalam kutipan tersebut Kancil memiliki sikap tanggung jawab mengingatkan

Kerbau agar berhemat air, agar tidak menggunakan air secara berlebihan meskipun

sedang musim hujan sekalipun, karena jika musim kemarau pasti akan terkena

akibatnya, yaitu kekurangan air di hutan. Motivasi yang di sampaikan, jika setiap

manusia memiliki prinsip tanggung jawab memperhitungkan dalam pemanfaatkan

alam, tentu saja manusia tidak akan menggunakan alam sesuai kemauannya sendiri,

manusia hanya menggunakan alam sesuai kebutuhannya, tidak mengeksploitasi alam

sehingga mengakibatkan kerusakan yang merugikan alam.

Tetapi jika manusia tidak memperhitungkan dalam memanfaatkan alam dan

ketika manusia tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam memanfaatkan alam, tentu

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

saja manusia akan mengekploitasi alam, pemanfaatan sumber daya alam yang

berlebihan yang memiliki efek negatif. Misalnya saja yang sering terjadi selain

pemanfaatan hewan secara liar, manusia juga banyak memanfaatkan sumber daya

alam yang terdapat di hutan secara berlebihan seperti kayu, sebagai gambaran dari

kerusakan hutan karena mengekploitasi alam secara berlebihan, maka akan

mengakibatkan kesuburan tanah dan sifat-sifat tanah menjadi buruk di hutan tersebut

(Resosoedarmo, 1987; 86-87). Kesimpulannya sikap tanggung jawab penuh

perhitungan dalam memanfaatkan alam, harus dimiliki setiap individu agar alam juga

tetap menjadi tempat berlindung yang nyaman bagi hewan dan juga tumbuhan, dan

manusia boleh memanfaatkannya tetapi tidak boleh berlebihan.

3. Soladaritas kosmis (cosmic solidarity)

Prinsip solidaritas kosmis ini adalah prinsip solidaritas bahwa manusia adalah

bagian integral dari alam semesta. Manusia memiliki kedudukan sederajat dengan

alam dan semua mahluk hidup di alam ini. Kenyataan ini membuat diri manusia

memiliki perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan

sesama mahluk hidup lain. Manusia lalu bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh

mahluk hidup lain di alam semesta ini. Manusia bisa merasa sedih dan sakit jika

menghadapi kenyataan memilukan berupa rusak dan punahnya mahluk hidup

tertentu, ia ikut merasakan apa yang terjadi dengan alam, karena ia merasa satu

dengan alam. Kemudian dengan sikap solidaritas ini akan selalu mendorong manusia

untuk menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan kehidupan alam ini, karena

alam dan kehidupan lainnya mempunyai nilai sama dengan kehidupan manusia.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Etika lingkungan yang mengacu pada prinsip solidaritas kosmis terdapat pada

kutipan ketika Siput menangis melihat pantai yang kotor akibat Tupai membuang

sampah sembarangan. Siput mengingatkan Tupai untuk membuang sampah pada

tempatnya, karena dengan membuang sampah pada tempatnya berarti manusia

memiliki keperdulian atau solidaritas terhadap alam.

“Namun, dari kejauhan Kancil melihat seekor Siput yang sedang menangis” “Huu…huu..huu..,” Hai Siput! Kamu kenapa?”tanya Kancil “Kemarin, waktu aku sedang berjalan-jalan di tepi pantai, aku melihat Tupai asyik makan kelapa yang diambilnya dari pohon. Namun, sampahnya dibuang sembarangan, membuat pantai ini kotor,” kata Siput menjelaskan. “Aku memintanya untuk membersihkannya. Dia mau melakukannya asalkan aku bisa memenangkan lomba lari dengannya,” tambah Siput.(KSA; 29)

Dari kutipan tersebut Siput memiliki sikap solidaritas kosmis yaitu ketika

pantai menjadi kotor, ia bersedih dan menangis. Ia juga meminta Tupai untuk

membersihkannya, karena Tupai yang membuang sampah sembarangan. Tetapi

Tupai malah mengajak Siput untuk lomba lari, jika ingin Tupai membuang sampah

pada tempatnya. Sikap solidaritas kosmis juga dimiliki oleh Kancil dan Kura-kura,

ketika Kura-kura yang tidak tahu bahaya membuang sampah sembarangan, Kura-

kura yang akan membuang sampah di laut kemudian dilarang oleh Kancil, karena

Kancil memiliki sikap solidaritas kosmis, yaitu ia tidak mau teman-temannya di laut

akan mati, jika teman-temannya yang hidup di laut mati tentu saja itu akan membuat

sedih Kancil dan Kura-kura.

“Eits..jangan buang kulit kacang itu di laut,” cegah Kancil. “Mengapa?” tanya Kura-kura. “Ya, karena dapat membuat laut ini menjadi kotor dan teman-teman kita si ikan menjadi mati,” jawab Kancil memberitahu (KJD: 44)

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Dalam kutipan tersebut disampaikan motivasi, jika seseorang telah memiliki

sikap solidaritas terhadap alam, tentu ia akan bersedih ketika melihat alam yang

rusak akibat sampah yang menumpuk, karena jika seseorang memiliki rasa

solidaritas terhadap alam, yang diaplikasikan dengan membuang sampah pada

tempatnya, itu berarti menganggap alam adalah sesuatu yang harus dihargai, karena

pada hakikatnya alam dan manusia memiliki kedudukan dan hak yang sama.

Manusia akan merasa sedih jika melihat lingkungan yang kotor dan penuh dengan

sampah yang mengakibatkan banyak masalah. Itu karena sikap solidaritas sudah

melekat pada diri seseorang tersebut, tetapi jika manusia lebih suka membuang

sampah sembarangan berarti manusia tersebut tidak memiliki kepedulian terhadap

lingkungan dan tidak memiliki sikap solider terhadap alam, manusia tersebut

dikatakan egois karena memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan lingkungan, ia

tidak akan merasakan sedih ketika melihat sampah berserakan di tempat-tempat yang

seharusnya bukan tempat pembuangan sampah. Manusia yang tidak memiliki rasa

solidaritas baru akan bersedih dan merasakan penderitaan yang sama dengan alam

ketika mereka merasakan bencana yang terjadi akibat membuang sampah

sembarangan tersebut.

Etika lingkungan solidaritas kosmis juga terdapat pada kutipan, ketika Kancil

mencaritahu tentang asap yang mengganggu teman-temanya. Asap-asap tersebut

diakibatkan oleh pembakaran ranting pohon yang berlebihan, yang akan

mengakibatkan kebakaran hutan, karena dengan tidak membakar hutan berarti

manusia perduli dengan alam, dan manusia akan merasa sedih jika hutan tersebut

terbakar, dan mengakibatkan kerugian.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

“Hmm….aku harus mencaritahu penyebab timbulnya asap ini. Aku tidak mau teman-temanku mati karena asap-asap ini. Aku tahu, tidak ada tempat tinggal yang baik utuk mereka selain hutan ini,”pikir Kancil. “Teman-teman, aku akan mencaritahu darimana datangnya asap ini. Jadi, mulai sekarang panggil aku detektif Kancil, oke?”kata Kancil semangat. Dalam kutipan tersebut, Kancil memiliki sikap solidaritas kosmis, karena ia

merasa sedih ketika banyak asap di tempat yang ia tinggali. Kemudian ia

mencaritahu apa yang menimbulkan terjadi banyak asap tersebut. Ternyata Musang

yang sedang membakar ranting-ranting pohon kering. Kemudian Kancil

mengingatkan Musang untuk tidak melakukan hal yang akan mengakibatkan

kebakaran hutan, jika Musang terus melakukan membakar ranting terus-menerus

tentu saja itu akan mengakibatkan kebakaran hutan yang akan membuat Kancil dan

juga Musang sedih. Motivasi yang disampaikan adalah jika manusia memiliki prinsip

solidaritas kosmis dengan tidak membakar hutan, itu sama artinya manusia perduli

terhadap hutan, dan akan merasa sedih dan sepenanggungan ketika hutan itu

terbakar. Tentu saja itu karena prinsip solidaritas yang melekat pada dirinya, yaitu

menganggap alam sama seperti dirinya, yang layak mendapatkan keperdulian.

Tetapi jika manusia membakar hutan secara sengaja, berarti ia tidak memiliki

prinsip solidaritas kosmis atau prinsip sepenanggungan dengan alam, tentu saja ia

tidak akan merasakan sedih atau solider dengan alam yang rusak, bahkan manusia

tersebut akan tega membakar hutan yang menjadi sumber kehidupan mahluk-mahluk

lain.

Kesimpulannya pentingnya solidaritas dengan alam karena manusia dengan

alam adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Maka manusia memang sudah

seharusnya membangun hubungan solider dengan alam. Hubungan solider berarti

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

alam mestinya diperlakukan dengan penuh belas kasihan. Manusia harus merasakan

penderitaan alam sebagai penderitaannya dan kerusakan alam sebagai kerusakannya

juga. Seluruh makhluk dan lingkungan sekitar tidak diperlakukan semena-mena,

tidak dirusak, tidak dicemari dan semua isinya tidak dibiarkan musnah atau punah.

Manusia tidak boleh bersikap kejam terhadap alam, khususnya terhadap sesama

makhluk. Dengan cara itu, manusia dan alam secara bersama (kooperatif) menjaga

dan memelihara ekosistem.

4. Kasih Sayang dan Keperdulian Terhadap Alam ( caring for nature)

Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara, manusia digugah

untuk mencintai, menyayangi dan perduli terhadap alam, dan seluruh isinya tanpa

diskriminasi dan tanpa dominasi. Kasih sayang dan keperdulian ini juga muncul dari

kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua mahluk hidup

punya hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti dan dirawat. Dalam prinsip ini

justru dikatakan bahwa manusia akan semakin kaya dan merealisasikan dirinya

sebagai pribadi ekologis. Manusia semakin tumbuh berkembang bersama alam,

dengan segala watak dan kepribadian yang tenang, damai dan penuh kasih sayang,

luas wawasannya seluas alam.

Etika lingkungan prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam

terdapat pada kutipan Ketika Kancil meminta monyet untuk tidak membuang sampah

sembarangan, di sini Kancil menganggap alam sebagai sahabatnya, sehingga ia

selalu menyayangi alam. Membuang sampah pada tempatnya termasuk etika

lingkungan prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam (caring for nature),

karena dengan manusia memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

tempatnya, berarti dia memiliki keperdulian dan kasih sayang terhadap alam, dan

ikut andil dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

“Nah, itulah akibatnya kalau kamu membuang sampah sembarangan,” kata Kancil member tahu Ya, aku janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi dan selalu menjaga kebersihan lingkungan,” kata Monyet menyesal. “Bagus, lingkungan juga sahabat kita. Jadi, kita harus menjaga lingkungan agar tetap bersih,” kata Kancil dengan semangat.(KSP; 26-27)

Dalam kutipan tersebut, Kancil memiliki sikap kasih sayang dan keperdulian

terhadapa alam, ia tidak mau melihat alam menjadi kotor akibat sampah yang

menumpuk, motivasi yang disampaikan dalam dongeng ini adalah, jika manusia

memiliki prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam (caring for nature)

secara otomatis, ia akan melakukan tindakan yang menjaga dan merawat alam

(lingkungan), dan ia juga perduli bahwa alam itu seharusnya dijaga dan di rawat agar

tetap menjadi indah dan dapat dinikmati, tetapi jika manusia membuang sampah

sembarangan berarti dalam etika lingkungan dia tidak memiliki prinsip kasih sayang

dan keperdulian terhadap alam (caring for nature), dia tidak mau ikut menjaga dan

merawat alam sebagai sumber kehidupan manusia dan mahluk hidup lain.

Membuang sampah sembarangan sama saja merusak alam yang akan mengakibatkan

dampak yang negatif bagi alam dan lingkungan.

Etika lingkungan prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam juga

terdapat pada kutipan ketika Pak Kuda sedang berbicara dengan Kancil, yaitu sesama

mahluk hidup harus saling menyayangi dan menjaga satu dengan yang lain dan tidak

diperbolehkan memburu hewan secara liar, karena dengan tidak berburu hewan

secara liar berarti manusia ikut menjaga dan melestarikan pertumbuhan hewan

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

langka yang ada, itu artinya manusia memiliki prinsip kasih sayang dan keperdulian

terhadap alam.

“Hmm…kupikir manusia jangan lagi memburu binatang dan merusak lingkungan,” kata Kancil menjelaskan. “Satu lagi, Cil! Jadikanlah binatang dan alam ini sebagai sahabat kita bersama. Hmm..boleh dimanfaatkan, tetapi tidak secara berlebihan kan, Cil?” seru Pak Kuda mengerti. “Benar,” jawab Kancil Lantang. (KSA:66)

Dari kutipan tersebut jelas disampaikan prinsip kasih sayang dan keperdulian

terhadap alam. Kancil mengingatkan sahabat-sahabatnya untuk saling mencintai dan

menyayangi sesama mahluk hidup, karena, tidak memburu hewan secara liar

termasuk bentuk prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam, dengan tidak

memburu hewan secara liar berarti manusia telah turut andil perduli terhadap alam

itu artinya manusia mencintai alam dan mahluk hidup di dalamnya, sehingga

menjaga tatanan rantai makanan yang ada dalam ekosistem. Dengan tidak memburu

hewan secara liar, tentu saja memiliki dampak yang positif, salah satunya

membiarkan hewan tetap hidup, dan mengurangi kelangkaan hewan akibat perburuan

hewan secara liar. Tetapi, jika manusia memburu hewan secara liar, itu artinya ia

tidak memiliki prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam, ia tidak mau

turut serta menjaga dan merawat alam, tetapi ia ikut merusaknya dengan melakukan

perburuan hewan secara liar, yang mengakibatkan dampak negatif salah satunya

semakin menambah angka kelangkaan satwa-satwa liar yang menjadi primata bagi

negara atau suatu daerah.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Etika lingkungan prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam

selanjutnya terdapat pada kutipan , dengan tidak membakar hutan berarti manusia

telah perduli dalam melestarikan hutan yang menjadi salah satu sumber kehidupan

manusia. Etika lingkungan prinsip kasih sayang dan keperdulian terhadap alam pada

nilai pendidikan tidak membakar hutan terdapat pada kutipan ketika Kancil

mengingatkan Musang yang akan membakar ranting-ranting pohon kering, karena Ia

ingin mengusir Burung.

“Hmm….kenapa kamu lakukan ini Musang?”tanya Kancil ingin tahu. “Asapnya sangat mengganggu dan bisa merusak kesehatan kita,” lanjut Kancil. (KJD:32).

Dari kutipan tersebut, digambarkan prinsip kasih sayang dan keperdulian

kepada alam yaitu ketika Kancil mengingatkan Musang untuk tidak membakar

ranting-ranting pohon yang kering, di sini Kancil berarti memiliki sikap kasih sayang

dan perduli terhadap alam dengan cara mengingatkan Musang, agar tidak merusak

hutan, dengan melakukan pembakaran hutan. Motivasi yang disampaikan adalah jika

manusia tidak membakar hutan itu berarti manusia memiliki prinsip kasih sayang dan

kepedulian terhadap alam, manusia telah perduli kepada kehidupan alam, dengan

ikut melestariakan alam salah satunya dengan tidak membakar hutan sebagai salah

satu ekosistem yang ada. Semua itu adalah bentuk kasih sayang dan keperdulian

manusia terhadap alam. Tetapi, jika manusia tidak memiliki prinsip kasih sayang dan

kepedulian terhadap alam, maka tentu saja yang dilakukan adalah merusak dan tidak

turut serta menjaga alam. Manusia akan seenaknya sendiri dan tidak perduli terhadap

alam karena ia tidak memiliki rasa cinta terhadap alam. Jika manusia tidak perduli

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

terhadap alam tentu saja manusia hanya mengambil keuntungan yang ada di dalam

alam, kemudian tidak memikirkan baik-buruknya tindakan yang dilakukannya.

5. Prinsip Tidak Merugikan (no harm)

No harm maksudnya manusia memiliki tanggung jawab dan kewajiban moral

terhadap alam paling tidak manusia tidak merugikan alam secara tidak perlu

misalnya merugikan atau mengancam eksistensi mahkluk hidup lain di alam semesta.

Manusia memiliki kewajiban moral untuk melindungi alam ini. Manusia

diperkenankan untuk memanfaatkan segala isi alam semesta, termasuk binatang dan

tumbuhan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal itu dilakukan dengan bijaksana

yaitu dengan tetap menghargai mahluk hidup lain untuk hidup, intinya manusia tidak

merugikan mahluk lain dalam memanfaatkan alam.

Etika lingkungan tidak merugikan digambarkan ketika Kancil memberitahu

Kura-kura jika membuang sampah sembarangan adalah hal yang merugikan mahluk

hidup lain, dengan seseorang membuang sampah pada tempatnya berarti ia tidak

membuat kotor dan tidak merugikan diri sendiri dan juga mahluk hidup lain.

“Eits jangan buang kulit kacang itu di laut,” cegah Kancil. “Mengapa?” tanya Kura-kura. “Ya, karena dapat membuat laut ini menjadi kotor dan teman-teman kita si ikan menjadi mati,” jawab Kancil memberitahu “Kancil benar. Teman-temanku banyak yang mati karena kotoran limbah dari kapal-kapal besar. Laut ini menjadi kotor sekali. Penangkapan ikan yang berlebih oleh para nelayan, juga membuat kami hamper punah,” kata Lumba-lumba yang tiba-tiba muncul (KJD: 44-45) Dalam kutipan tersebut digambarkan, etika lingkungan tidak merugikan,

ketika Kura-kura yang tidak membuang sampah sembarangan, dan itu artinya tidak

merugikan binatang yang tinggal di laut. Motivasi yang disampaikan jika manusia

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

membuang sampah pada tempatnya dalam konteks tidak merugikan, tentu saja itu hal

sangat positif dan tidak merugikan bagi diri sendiri atau mahluk lain, karena dengan

membuang sampah pada tempatnya, tidak akan merusak lingkungan dan tidak akan

merugikan mahluk lain, tentu saja dengan membuang sampah pada tempatnya tidak

akan menyebabkan kerugian karena banjir dan bencana alam yang diakibatkan

sampah yang menumpuk.

Tetapi, jika manusia membuang sampah sembarangan itu berarti ia tidak

memiliki prinsip tidak merugikan atau no harm dalam dirinya, karena dengan tidak

memiliki prinsip tidak merugikan itu berarti yang akan terjadi manusia akan

melakukan hal-hal yang akan merugikan dan mengganggu mahluk hidup lain untuk

hidup, misalnya saja dengan membuang sampah sembarangan selain akan

mengakibatkan kerugian karena akan terjadi banjir, membuang sampah sembarangan

juga dapat merugikan mahluk hidup lain.

Etika lingkungan prinsip tidak merugikan juga digambarkan pada kutipan

ketika Kancil mengingatkan Musang jika pembakaran ranting-ranting di hutan itu

akan mengakibatkan kerugian, kemudian Musang meminta maaf dan tidak akan

melakukan hal-hal yang akan mengakibatkan kerugian mahluk lain dan juga dirinya,

karena pembakaran hutan yang disengaja oleh manusia akan merugikan banyak

pihak, manusia, hewan dan tumbuhan akan merasa terganggu dengan pembakaran

hutan tersebut, pembakaran hutan juga bisa mengganggu dan membunuh mahluk

hidup lain yang berada di dalam hutan.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

“Hmm….kamu kan bisa beri tahu para burung dengan baik-baik. Tahu tidak, bermain api itu bisa menyebabkan kebakaran dan membahayakan dirimu serta orang lain. Coba bayangkan kalau hutan ini terbakar, tentu kamu dan teman-teman tak lagi punya tempat tinggal. Mungkin kita akan mati karena sudah tak ada lagi makanan di hutan ini!” kata Kancil mengingatkan. “Oh gitu ya, Cil, Baiklah, aku akan minta maaf pada teman-temanku,” kata Musang menyesal. Akhirnya si Musang mengakui kesalahannya. Musang tidak mau lagi bermain api. Hutan pun kembali sejuk, bersih dan hijau, karena tidak ada lagi asap,” “Hmm…segar,” kata Kancil sambil menghisap udara di hutan (KJD: 34-35)

Dalam kutipan tersebut digambarkan Kancil yang mengingatkan Musang

yang akan kembali bermain api, yang mengakibatkan hewan lain terganggu. Musang

akhirnya sadar dan meminta maaf , dan tidak akan melakukan perbuatan yang akan

merugikan diri sendiri dan teman-temannya. Motivasi yang disampaikan adalah, jika

manusia tidak melakukan tindakan negatif membakar hutan, tetapi ia menjaga

kelestarian hutan berarti pinsip tidak merugikan telah melekat pada dirinya. Ia tidak

mau merugikan diri sendiri atau orang lain bahkan mungkin mahluk hidup lain

dengan melakukan tindakan pembakaran hutan. Tetapi, jika manusia dengan sengaja

melakukan tindakan pembakaran hutan, berarti ia tidak memiliki prinsip tidak

merugikan, karena dengan melakukan pembakaran hutan baik disengaja ataupun

tidak disengaja, itu akan sangat merugikan mahluk hidup lain dan juga dirinya

sendiri. Jika manusia tidak memiliki prinsip tersebut tentu saja ia tidak akan perduli

terhadap tindakan yang akan mengakibatkan kerugian akibat pembakaran hutan

ataupun tindakan negatif lain yang mengancam kelestarian ekosistem.

Etika lingkungan prinsip tidak merugikan juga digambarkan pada kutipan

ketika Kura-kura dengan Kancil akan pergi berlayar. Dalam cerita tersebut Kura-kura

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

dan Kancil tidak memiliki persediaan makanan. Itu dikarenakan mereka

menggunakan alam sesuai kebutuhan, jadi di dalam cerita ini dikisahkan jika Kancil

mengajak Kura-kura untuk memetik beberapa jenis buah untuk bekal perjalanan

mereka. Jika manusia selalu memperhitungkan dalam memanfaatkn alam dengan

tidak mengeksploitasi penggunaan alam, tentu saja itu tidak merugikan sumber daya

alam yang ada.

“Hmm…bagaimana caranya agar kita dapat makanan, Cil?”Kura-kura bertanya lagi. “Kita sebaiknya mengumpulkan beberapa buah di hutan,” jawab Kancil semangat. “Benar-benar,” teriak Kura-kura. (KJD:40)

Pada kutipan tesebut disampaikan Kura-kura dan Kancil yang akan pergi

memancing, kemudian mereka ingin mencari beberapa buah di hutan untuk bekal.

Dari kutipan tersebut digambarkan jika memetik beberapa buah untuk bekal mereka

memancing termasuk prinsip tidak merugikan, karena mereka hanya memetik

beberapa buah jika mereka membutuhkan, artinya mereka tidak mengeksploitasi

alam tetapi menggunakan alam sesuai kebutuhan. Sehingga tidak merugikan mahluk

lain dan juga dirinya sendiri, motivasi yang disampaikan dalam kutipan dongeng

tersebut adalah jika manusia memperhitungkan dalam memanfaatkan alam, tentu saja

ia memiliki prinsip tidak merugikan, karena jika manusia selalu memperhitungkan

dalam memanfaatkan sumber daya alam, itu akan membuat alam tetap indah dan

manusia tetap bisa menggunakan sesuai kebutuhan dengan catatan tidak

mengeksploitasi alam tersebut. Biasanya prinsip merugikan tidak menggunakan alam

tidak berlebihan dilakukan dengan cara-cara, misalnya saja disalah satu pedesaan

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

diyakini bahwa ketika menebang pohon secara berlebihan atau menggunakan secara

berlebihan itu pamali dan diyakini akan membawa bencana. Tetapi, Jika manusia

selalu menggunakan alam sesukan hatinya dan tidak memperdulikan dampak yang

akan terjadi, berarti ia tidak memiliki prinsip tidak merugikan, karena dengan

mengeksploitasi alam secara berlebihan tentu saja banyak sekali dampak yang akan

ditimbulkan, seperti kelangkaan sumber daya alam, bencana alam dan masih banyak

lagi dampak negatif yang merugikan, yang diakibatkan karena penggunaan sumber

daya alam secara berlebihan.

Dari beberapa kutipan tersebut dapat disimpulkan jika Etika lingkungan tidak

merugikan diterapkan akan tercipta hubungan timbal balik yang saling

menguntungkan antara mahluk hidup dengan alam. Pada dasarnya sikap tidak

merugikan pada alam memang harus diterapkan oleh semua manusia, jika hal

tersebut memang dimaksudkan untuk menjaga eksistensi alam. Etika lingkungan

tidak merugikan memang salah satunya, manusia harus takut kepada alam, pada satu

sisi, mempunyai nilai pembatasan agar lingkungan hidup tetap terjaga keasliannya.

Misalnya, larangan untuk membuang sampah pada tempat-tempat yang dianggap

sakral, misalnya laut, sungai, danau yang dianggap suci. Bila melihatnya secara

kritis, maka bertemu jika laut, sungai, danau rusak maka akan muncul banjir,

merusak tatanan alam yang ada di tempat-tempat tersebut.

Namun di samping itu, manusia yang salah mengartikan biasanya malah

menjadikan tempat-tempat tersebut sebagai tempat penyembahan kepada alam atau

ciptaan. Manusia memberi sedekah kepada penunggu atau penguasa alam agar

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

mendapat berkah, keselamatan, dijauhkan dari berbagai malapetaka, dan lain

sebaginya.

6. Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam

Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam ini, maksudnya adalah

manusia tidak boleh memanfaatkan alam semaunya sendiri, ia harus memanfaatkan

alam itu secukupnya. Ada batas untuk sekedar hidup secara layak sebagai manusia.

Bersamaan dengan hal itu, manusia akan hidup seadanya sebagaimana alam itu. Ia

akan mengiuti hukum alam, yaitu hidup dengan memanfaatkan alam sejauh yang

dibutuhkan, dan hidup selaras dengan tuntutan alam itu sendiri, tidak perlu

menimbun sehingga akan mengeksploitasi alam tanpa batas. Untuk menuju pola

hidup sederhana orang diminta untuk tenggang rasa, tetapi karena tidak semua orang

peka untuk tenggang rasa, hasil anjuran untuk hidup sederhana belum banyak

berhasil. Tetapi etis dapat menjadi dorongan yang amat kuat, apabila dapat dibina

dengan baik. Misalnya, apabila rasa bangga untuk hidup mewah dapat diubah

menjadi rasa malu, perasaan etis ini dengan sangat efektif akan menghambat pola

hidup mewah.

Prinsip hidup sederhana misalnya saja dalam menggunakan sumber daya

alam, manusia harus penuh perhitungan. Agar tidak merusak tatanan ekosistem. Jika

manusia dalam menggunakan kekayaan alam dengan penuh perhitungan, maka sudah

tentu sumber daya alam tidak akan berkurang dan akan seimbang. Manusia memang

harus memperhitungkan jika ingin menggunakan sumber daya alam yang berlebihan.

Gunakan sesuai kebutuhan agar tidak merusak alam.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Dalam etika lingkungan prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam,

terdapat pada kutipan Kancil yang memiliki kebun dan suka sekali berkebun.

Berkebun termasuk dalam etika lingkungan prinsip hidup sederhana karena dengan

berkebun, manusia bisa mengetahui tentang alam, yang banyak sekali memiliki

manfaat bagi manusia. Berkebun juga mengajarkan hidup sederhana dan selaras

dengan alam, dengan berkebun manusia akan merawat tanaman, menyirami, dan

kemudian memanen hasil tanaman tersebut sendiri. Itulah yang dijarkan dari nilai

pendidikan berkebun. Etika lingkungan prinsip hidup sederhana dan selaras dengan

alam pada nilai pendidikan berkebun terdapat pada kutipan Kancil yang memiliki

sebuah kebun pemberian dari Pak Tani, di sini Kancil selalu merawat dan menjaga

kebunnya.

Akhirnya Kancil memiliki sebuah kebun. Dia pun sangat senang karena di kebun itu juga terdapat banyak makanan kesukaannya yaitu timun. Dia juga tidak lupa berbagi kepada teman-temannya. Setiap pagi Kancil selalu menyiram kebunnya dan menjaga kebersihannya. Jadi, tidak heran kalau kebun timunnya terlihat subur. (KSA:52)

Dari kutipan tersebut prinsip hidup sederhana dalam nilai pendidikan

berkebun digambarkan ketika Kancil memiliki kebun yang diberi oleh Pak Tani,

disini Kancil diceritakan setiap hari ia merawat kebunnya, menyirami, sehingga

tanaman di kebunnya akhirnya berbuah, tentu saja itu semua menggambarkan

kehidupan sederhana yang dimiliki oleh Kancil. Motivasi yang disampaikan adalah

jika manusia mencintai alam dan mengaplikasikannya dengan berkebun itu salah satu

prinsip hidup sederhana, tentu saja, karena dengan berkebun manusia bisa mengenal

alam, dari mulai menanam, menyiram, dan memanen.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Etika lingkungan hidup sederhana juga digambarkan pada kutipan, ketika

Kancil memberitahu Anjing, jika penanaman pohon yang mereka lakukan tersebut

memiliki banyak manfaat, diantaranya mencegah pemanasan global dan juga

bencana yang diakibatkan oleh kerusakan alam yang tidak seimbang.

“Tentu, menanam pohon itu sangat baik dan banyak manfaatnya. Hmm..kita bisa memakan buahnya. Pohon juga bisa mencegah tanah longsor saat terjadi hujan. Akan pohon menahan air sehingga bisa mencegah banjir,” kata Kancil memberitahu. “Dan yang terpenting, pohon itu menghasilkan oksigen yang kita perlukan untuk bernafas. Selain itu, pohon bisa mengurangi pemanasan global,” jelas Kancil. (KJD: 56-57)

Dalam kutipan tersebut dikuatkan lagi oleh pesan Kancil kepada Anjing,

tentang manfaat penanaman pohon yang mereka lakukan. Sehingga pesan yang

disampaikan di sini menjadi semakin kuat.

Etika lingkungan hidup sederhana juga digambarkan ketika Kancil ingin

memakan ketimun, tetapi dia tidak mencuri ketimun milik Pak Tani. Dia ingin

mendapatkan ketimun dengan cara yang baik, yaitu dengan membantu Pak Tani

menjaga kebunnya, sehingga kebun dan tanaman milik Pak Tani tidak dirusak oleh

binatang lain. Dalam kutipan ini jelas digambarkan bahwa Kancil ikut menjaga

kebun milik Pak Tani, untuk mendapatkan ketimun.

“Ya, aku ingin memakan ketimun, tapi aku akan membantu Pak Tani dulu menjaga kebunnya agar tidak dirusak oleh binatang-binatang nakal,” jawab Kancil semangat. (KSP: 50) Meskipun tidak disampaikan secara langsung, tetapi di sini selain

mengajarkan untuk menjaga tanaman yang ditanam, Kancil juga mengajarkan

tentang kerja keras untuk mendapatkan ketimun dengan cara yang baik, yaitu

membantu Pak Tani menjaga kebunnya.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Etika hidup sederhana juga digambarkan pada kutipan ketika Kelinci tidak

merawat kebunya, kemudian kebunnya menjadi rusak dan mati. Di sini tokoh Kelinci

sangat menyesal karena lalai tidak menjaga kebun miliknya. Kemudian tokoh Kancil

datang mengingatkan Kelinci yang mencuri timun milik Serigala. Kancil

mengingatkan bahwa mencuri dan merusak kebun milik orang lain itu tidak baik,

“Hmm…baiklah, mulai hari ini aku berjanji akan merawat kebunku dengan baik,” kata Kelinci menyesal. “Bagus, tapi kamu juga tidak boleh serakah. Makanlah secukupnya,” kata Srigala mengingatkan. “Baiklah, aku janji. Tapi tolong maafkan aku’ kata Kelinci. “Iya, aku sudah memaafkanmu, Kelinci!” kata Serigala baik hati. (KSA:60) Dalam kutipan tersebut digambarkan kebun Serigala yang subur dan berbuah

banyak, karena Serigala selalu merawat tanaman miliknya. Sementara Kebun Kelinci

tidak berbuah, karena ia tidak mau merawat tanaman miliknya, sehingga ia

mengambil makanan di kebun Serigala tanpa ijin. Tidak hanya berkebun, nilai yang

disampaikan dalam kutipan tersebut. Dari kutipan tersebut juga tergambar Serigala

yang berbaik hati kepada Kelinci. Meskipun Kelinci telah merusak kebun miliknya

tetapi dia mau memaafkan dan tetap menjadi teman yang baik bagi Kelinci. Di sini

selain nilai pendidikan berkebun, anak-anak juga diajarkan untuk saling memaafkan

kesalahan yang diperbuat oleh temannya.

Prinsip hidup sederhana dalam Berkebun banyak sekali memiliki manfaat,

yaitu mengajarkan anak untuk mencintai alam secara langsung. Maksudnya di sini,

jika seorang anak berkebun secara otomatis anak-anak akan langsung berinteraksi

dengan alam tidak hanya mengajarkan anak-anak mencintai alam, tetapi ternyata

dengan berkebun juga bisa menyehatkan fisik dan pikiran. Tak hanya itu, dengan

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

berkebun juga telah ikut andil untuk menghijaukan lingkungan. Dengan nilai

pendidikan berkebun, pembaca atau anak-anak diajarkan menanam dan

menumbuhkan sayuran dan tanaman sendiri secara organik. Tak perlu membeli

bahan makanan organik yang mahal. Anak-anak bisa belajar dengan menanam

tanaman herbal yang mudah dirawat. Selain hemat, menanam tanaman sendiri tentu

lebih aman dan menyenangkan. Sayuran yang ditanam sendiri juga terasa lebih enak

dan bisa diambil kapan saja dibutuhkan. Manfaat lainnya. Tanaman di kebun akan

memberikan cukup oksigen dan udara segar setiap hari.

Etika lingkungan hidup sederhana dan selaras dengan alam, dengan berkebun

itu sangat penting diajarkan bagi anak-anak, tidak hanya anak-anak, orang dewasa

pun bisa melakukan kegiatan berkebun yang menyenangkan. Selain menyenangkan,

berkebun memiliki banyak sekali manfaat yang berguna bagi manusia beberapa

diantaranya Berkebun bisa benar-benar membantu mensimulasikan bagaimana

kehidupan harus ditangani dengan hati-hati. Menonton sebuah biji tumbuh menjadi

pohon sama menakjubkan sebagai konsepsi untuk kelahiran dan pertumbuhan

seorang anak. Pada saatnya, anak-anak akan belajar mencintai tanaman mereka dan

menghargai kehidupan di dalamnya. Kebutuhan untuk hidup akan ditekankan kepada

anak-anak dengan bantuan berkebun, air, sinar matahari, udara, tanah. Kebutuhan

mereka dengan mudah dapat berhubungan dengan kebutuhan manusia, yaitu, air,

tempat berlindung, udara, makanan. Dengan hanya menyiangi, orang bisa mendidik

bagaimana pengaruh buruk harus dihindari untuk dapat menjalani hidup dengan

lancar.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Studi menunjukkan bahwa berkebun dapat mengurangi stres karena efek

menenangkan. Hal ini berlaku untuk semua kelompok umur. Lebih lagi, merangsang

semua panca indera. Percaya atau tidak, berkebun dapat digunakan sebagai terapi

bagi anak-anak yang telah disalahgunakan atau mereka yang merupakan anggota dari

keluarga berantakan. Berkebun juga bermanfaat memperbaiki ekosistem yang tidak

seimbang sehingga bisa menghindari bencana alam yang akan terjadi.

Dengan berkebun juga akan mencerminkan hidup sederhana, karena misalnya

dalam contoh konkretnya, ketika manusia menanam sendiri tentu saja ia tidak akan

jauh-jauh membeli bahan makanan untuk hidupnya, ia tinggal menanam, lalu

merawat dan memetik tanaman miliknya. Itu adalah salah satu cerminan hidup

sederhana. Tetapi, jika manusia tidak menyukai kehidupan dengan berkebun, bukan

berarti kehidupannya tidak sederhana. Tetapi tentu saja cerminan yang terlihat amat

berbeda, misalnya saja ketika membutuhkan sesuatu ia harus membelinya di mall

atau pasar sementara ia bisa menanam sendiri di pekarangan rumahnya.

Etika lingkungan hidup sederhana dan selaras dengan alam juga digambarkan

pada kutipan ketika Kancil dan anak gembala pergi memancing di sini Kancil

digambarkan lebih suka memancing daripada membuat ikan-ikan mati dengan

bahan-bahan yang berbahaya. Di sini jelas digambarkan jika Kancil juga selalu

menjaga keseimbangan ekosistem dan memanfaatkan sumber daya alam sesuai

kebutuhan mereka.

Etika lingkungan prinsip hidup sederhana digambarkan pada kutipan penuh

perhitungan dalam memanfaatkan alam, yaitu dengan menggunakan alam sesuai

kebutuhan dan tidak boros, tentu saja itu adalah cerminan hidup sederhana. Etika

lingkungan hidup sederhana dalam memanfaatkan alam terdapat pada kutipan.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

“Hmm..memangnya kalau aku mancing, aku bisa jadi pintar ya, Cil?”Tanya anak gembala. “Ya, kamu akan mengetahui banyak jenis ikan yang ada di sungai. Kalau ikan hasil tangkapanmu dimasak, maka kamu akan menjadi sehat, kuat, dan pintar, karena ikan adalah hewan dengan nilai protein yang tinggi,” jawab Kancil menjelaskan. (KSP: 67) Dalam kutipan tersebut, selain mengandung nilai pendidikan menggunakan

alam sesuai kebutuhan, juga terdapat beberapa pesan yang disampaikan oleh Kancil.

Bahwa ikan adalah hewan yang memiliki manfaat bagi tubuh kita. Selain membuat

tubuh menjadi sehat, ikan juga memiliki nilai protein yang tinggi sehingga membuat

otak lebih pintar.

Dari beberapa pembahasan kutipan tersebut dapat disimpukan, bahwa

pemborosan sumberdaya alam, akan menyebabkan kerusakan lingkungan global.

Dengan demikian, penanganan secara menyeluruh terhadap berbagai dampak yang

ditimbulkan oleh pengeksplotasian sumberdaya alam yang berlebihan, harus

dilakukan sedini mungkin. Namun tentu saja melalui langkah-langkah kecil yang

terarah. Penanganan bukan berarti menghentikan secara total eksploitasi sumber

alam.

Jika manusia selalu memperhitungkan baik buruknya dalam menggunakan

alam dengan tidak menggunakan alam secara berlebihan, tentu saja itu akan

mengubah pola hidupnya, misalnya tidak boros dalam memanfaatkan alam, tidak

mengeksploitasi alam sehingga hidupnya selaras dengan alam, dan menjadikan

cermin hidup sederhana. Tetapi, Jika manusia tidak memperhitungkan dalam

memanfaatkan alam berarti dia tidak memiliki prinsip hidup sederhana. Manusia

yang berlebihan dalam memanfaatkan alam akan menjadikan alam rusak, dan tidak

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

selaras hidupnya dengan alam, ia hidup secara berlebihan tidak memperhitungkan

kerusakan alam yang terjadi akbat hidup berfoya-foya dengan mengggunakan alam

sesuka hatinya.

Dari beberapa kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa pola hidup

sederhana dan selaras dengan alam itu sangat penting diterapkan kepada anak-anak,

karena dengan hidup yang sederhana, manusia justru tidak menjadi miskin karena

menggunakan alam sesuai kebutuhan. Manusia justru akan merasa nyaman

berdampingan dengan alam, dan dapat memanfaatkan alam sesuai dengan

kebutuhannya.

7. Keadilan

Prinsip keadilan berbicara tentang bagaimana manusia harus berperilaku satu

terhadap yang lain kaitannya dengan alam semesta agar berdampak positif bagi

kelestarian lingkungan hidup. Prinsip keadilan terutama berbicara tentang peluang

yang sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan

kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut

menikmati pemanfatannya, disini maksudnya manusia ikut menentukan keadilan

untuk alam, dengan melakukan hal-hal yang kaitannya untuk kelestarian lingkungan.

Etika lingkungan pada prinsip keadilan terdapat pada pada kutipan, ketika

Anjing akan menanam pohon di halaman rumahnya, lalu ia berbicara dengan Kancil

yang rumahnya juga di kelilingi banyak pepohonan. Etika lingkungan prinsip

keadilan, maksudnya di sini adalah adil terhadap alam, dimana manusia dituntut

untuk mengelola sumber daya alam, merawat dan menikmati hasil alam tersebut.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

“Hmm….kalau begitu aku akan menanam banyak pohon di halaman rumahku agar udara yang ku hirup segar,” kata Anjing semangat. “Bagus!”kata Kancil. “Tapi bagaimana caranya?” tanya Anjing, bingung. “Tenang, kita minta saja beberapa bibit pohon pada Pak Tani!” jawab Kancil. Keesokan harinya. Anjing pergi ke rumah Pak Tani untuk meminta beberapa bibit pohon. Pak Tani setuju dan memberikan beberapa bibit pohon untuk ditanam. Kemudian Kancil dan Anjing menanam bibit-bibit pohon itu. Mereka juga tidak lupa menyiraminya agar bibit-bibit pohon itu cepat tumbuh besar dan berbuah. (KJD: 52-54) Dalam kutipan tersebut digambarkan Kancil dan Anjing yang akan menanam

pohon, dan meminta benih pohon kepada Pak Tani. Jadi di sini Kancil dan Anjing

sudah ikut andil dalam melestarikan alam, dan sudah berperilaku bijak dalam

menentukan kebijakan untuk menanam pohon. Di sini berarti Anjing sudah ikut

melakukan kebijakan untuk melestarikan lingkungan dengan menanam pepohonan di

halaman rumahnya. Motivasi yang disampaikan adalah jika manusia membiasakan

hidup untuk berkebun sendiri dan menikmati hasil dari penanaman yang dia lakukan

berarti dalam dirinya telah melekat prinsip keadilan, karena dengan berkebun selain

membantu menjaga keseimbangan ekosistem juga berkebun memiliki manfaat yaitu,

bisa menghilangkan stress, mengajarkan untuk mencintai alam dan masih banyak

lagi manfaat berkebun selain dari hasil tanaman tersebut. Tetapi, Jika manusia tidak

menyukai berkebun tentu saja prinsip keadilan kurang melekat pada dirinya. Karena

dengan tidak menyukai berkebun manusia tidak ikut pula mengelola sumber daya

alam yang ada, mereka hanya menikmati tanpa harus susah payah menanam dan

menjaga tanaman tersebut.

Etika lingkungan keadilan juga terdapat ketika Kancil dan teman-temannya

melakukan reboisasi, sama halnya berkebun reboisasi juga menjadikan manusia

untuk mencintai alam dengan cara menanam, merawat dan menikmati hasilnya,

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

seperti itulah prinsip keadilan. Etika lingkungan keadilan terdapat pada kutipan

ketika Kancil dan Kura-kura akan menanam kembali pohon yang hanyut di sungai,

lalu mereka menunggu hujan reda.

Akhirnya, Kancil dan Kura-kura pulang bersama ke rumah dan menunggu sampai hujan benar-benar berhenti. Setelah itu mereka akan bersiap kembali menanam pohon pisang yang hanyut.(KJD: 7) Setelah hujan reda akhirnya mereka menanam kembali pohon yang hanyut di

sungai tersebut.

“Benar Cil. Makanya, kita harus menanam kembali pohon itu agar tidak banjir dan hutan kita semakin indah dan hijau. Yang paling penting, pohon itu menghasilkan oksigen. Oksigen adalah gas yang kita perlukan untuk bernapas,” kata Kura-kura semangat.(KJD:10)

Dari kutipan tersebut disampaikan Kura-kura dan Kancil yang sudah ikut

andil dalam melestarikan lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon kembali.

Motivasi yang disampaikan adalah jika manusia menyukai kegiatan reboisasi atau

penghijauan, berarti ia telah memiliki prinsip etika lingkungan keadilan terhadap

alam, karena dengan manusia melakukan reboisasi manusia akan mendapatkan

manfaat dari yang ia kerjakan, misalnya saja, setelah melakukan reboisasi, manusia

menanam, merawat dan memperoleh hasilnya yaitu udara yang bersih dan keindahan

alam yang diperoleh dari reboisasi tersebut. Manfaat yang dihasilkan sama besarnya

dengan berkebun.tetapi, Jika manusia tidak menyukai reboisasi, tentu saja ia kurang

mencintai alam dan manusia seperti itu biasanya terbilang egois, karena hanya

menginginkan suasana yang indah tanpa tindakan yang ia lakukan, dan ketika banyak

manusia yang tidak sadar akan prinsip keadilan terhadap alam, tentu saja alam akan

dibiarkan rusak tanpa ada yang membenahi.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013

Dari beberapa kutipan tersebut, jika diperhatikan prinsip keadilan terhadap

alam alam ketika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak dapat

dipungkiri keseimbangan yang menjadi keberlangsungan hidup manusia akan tertata

dengan baik. Misalnya saja dengan manusia menyukai kegiatan berkebun dan

reboisasi, tentu saja manusia telah berperilaku adil terhadap alam sekitar. Karena

dengan menjaga dan merawat lingkungan, manusia peduli dan menyelamatkan

keadaan alam dari kerusakan serta menyelamatkan makhluk hidup didunia dari

kemusnahan karena keadaan alam yang rusak. Maka manusia memiliki kewajiban

harus menjaga dan merawat lingkungan agar alam ini semakin baik, indah dan

menguntungkan bagi manusia. Manusia juga harus bersikap adil dalam

memanfaatkan alam demikian rupa, sehingga generasi-generasi yang akan datang

bisa memakai alam untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan baik.

ETIKA LINGKUNGAN PADA ...,MULASIH,PBSI FKIP, UMP 2013