bab iv pelaksanaan, hasil peneliitian, dan pembahasan · 2017. 4. 27. · pelaksanaan penelitian di...

26
50 BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Jumlah siswa yang ada di SD Negeri Lemahireng 01 mulai dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 320 siswa. Mayoritas agama yang mereka anut adalah agama islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Lemahireng 01 sebanyak 19 orang tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama Islam, 2 guru penjaskes, 1 guru bahasa inggris dan 1 guru TIK serta penjaga perpustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kelas IVa digunakan sebagai kelas kelompok kontrol sedangkan kelas IVb digunakan sebagai kelompok eksperimen. Unit dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dengan proporsi sesuai dengan tabel berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Unit Penelitian No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa Kelompok 1 SD Negeri Lemahireng 01 IVa 30 Kontrol IVb 30 Eksperimen Jumlah Siswa Keseluruhan 60 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 60 siswa kelas IV sebagai unit penelitian dengan jumlah proporsi siswa yang sama antara kelompok kelompok eksperimen kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen berjumlah 30 sedangkan siswa pada kelompok kontrol berjumlah 30.

Upload: others

Post on 23-Mar-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

50

BAB IV

Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang. Jumlah siswa yang ada di SD Negeri Lemahireng 01 mulai

dari kelas 1 sampai kelas VI adalah sebanyak 320 siswa. Mayoritas agama yang

mereka anut adalah agama islam. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri

Lemahireng 01 sebanyak 19 orang tenaga pendidik tersebut terdiri dari: 1 Kepala

Sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama Islam, 2 guru penjaskes, 1 guru bahasa

inggris dan 1 guru TIK serta penjaga perpustakaan.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang Kelas IVa digunakan sebagai kelas kelompok kontrol

sedangkan kelas IVb digunakan sebagai kelompok eksperimen. Unit dalam

penelitian ini adalah siswa kelas IV Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang dengan proporsi sesuai dengan tabel berikut ini.

Tabel 4.1

Distribusi Unit Penelitian

No Nama Sekolah Kelas Jumlah

Siswa

Kelompok

1 SD Negeri Lemahireng 01 IVa 30 Kontrol

IVb 30 Eksperimen

Jumlah Siswa Keseluruhan 60

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 60 siswa kelas IV sebagai unit

penelitian dengan jumlah proporsi siswa yang sama antara kelompok kelompok

eksperimen kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen berjumlah 30

sedangkan siswa pada kelompok kontrol berjumlah 30.

Page 2: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

51

Adapaun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih kelas

IVa dan IVb SD Negeri Lemahireng Kecamatan Bawen 01 Kabupaten Semarang,

berdasarkan observasi pada tanggal 7 Februari 2016 pada kelas IVa dan IVb

adalah melihat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas guru masih

mendominasi atau menggunakan model konvensional yang berdampak pada minat

belajar siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran. Serta hasil belajar siswa

yang masih di bawah KKM 66. Oleh karena itulah peneliti memilih kelas IVa dan

IVb SDN Lemahireng 01 sebagai subjek penelitian dengan bahan penelitian yaitu

untuk mengetahui apakah ada keefektifan menggunakan model Make a Match dan

Snowball Throwing terhadap hasil belajar IPA materi Perubahan Lingkungan SD

Negeri Lemahireng Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2015/2016.

Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016

dilakukan 4 kali pertemuan seperti tercantum dalam jadwal kegiatan yang

dilaksanakan seperti pada tabel 4.1.2 berikut:

Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan Pembelajaran di SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang

No Hari/Tanggal Kegiatan

1. Sabtu, 7 Februari 2016 Obervasi dan perkenalan dengan tenaga

pendidik dan siswa kelas IV SDN

Lemahireng 01.

2. Sabtu, 26 Maret 2016 Pemberian soal pretest kepada kelas kontrol

yaitu kelas IVa dan kelas eksperimen kelas

IVb di SDN Lemahireng 01.

3. Senin, 28 Maret 2016 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 1 pada

kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 kelas

IVb dengan materi Perubahan Lingkungan.

4. Selasa, 29 Maret 2016 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 2 pada

kelas eksperimen SDN Lemahireng 01 kelas

IVb menggunakan model Make a Match

Page 3: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

52

dengan materi Perubahan Lingkungan.

5 Selasa, 5 April 2016 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol

SDN Lemahireng 01 kelas IVa dengan

materi Perubahan Lingkungan

6 Rabu, 6 April 2016 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol

SDN Lemahireng 01 kelas IVa

menggunakan model Snowball Throwing

dengan materi Perubahan Lingkungan

4.1.1 Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan

Model Pembelajaran Make a Match Sebagai Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di

kelas IVb SDN Lemahireng 01 dengan dua kali pertemuan, masing-masing

pertemuan selama 70 menit (2x35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 28 Maret 2016 dan Rabu 29 Maret 2016.

A. Pertemuan pertama

1. Pra Pembelajaran

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga,

buku pelajaran dan ruang untuk proses belajar mengajar.

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah perubahan

lingkungan fisik terhadap daratan dengan langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada

tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

yaitu ;

a) Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di

tampilkan guru,siswa dapat menjelaskan pengertian erosi, abrasi,

tanah longsor, dan banjir dengan benar.

Page 4: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

53

b) Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di

tampilkan guru, siswa dapat menyebutkan faktor-faktor penyebab

erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.

c) Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di

tampilkan guru, siswa dapat menyebutkan cara-cara mencegah

erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.

2. Kegiatan Inti

Pada tahap ini sebelum memasuki materi guru menampilkan

gambar tentang peristiwa erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir, untuk

memancing siswa untuk bertanya jawab mangenai gambar tersebut.

Setelah itu guru dan siswa bertanya jawab mengenai fator-faktor penyebab

terjadinya erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir. Kemudian guru dan

siswa bertanya jawab mengenai cara mencegah erosi, abrasi, tanah

longsor, dan banjir.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang sudah

di bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk

membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan

bagi siswa yang belum memahami materi perubahan lingkungan fisik dan

pengaruhnya. Kemudian,guru mengakhiri pelajaran.

B. Pertemuan Kedua

1. Pra Pembelajaran

Sebelum memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan doa

bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah

dipelajari sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

siswa memahami materi sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran, pada tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan permaian make a match,

siswa dapat menjawab tentang pengertian, faktor-faktor penyebab, dan

cara mencegah erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.

Page 5: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

54

2. Kegiatan Inti

Setelah siswa memahami materi yang sudah dijelaskan sebelumnya

oleh guru, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Pada

tahap ini guru membagi dua kelompok yaitu kelompok A dan B. Guru

membagi kartu soal untuk kelompok A dan kartu jawaban untuk kelompok

B. Setelah itu kelompok A dan B membentuk barisan yang saling

berhadapan agar memudahkan proses mencari pasangan kartu. Siswa yang

sudah menerima kartu harus mencari pasangan kartu soal dan jawaban

yang cocok sesuai waktu yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam

melakukan permaianan ini guru mengajak siswa untuk melakukan

permainan ini di lapangan sekolah dengan tujuan agar tidak menggangu

kelas lain, karena permainan ini dapat menimpulkan suara yang gaduh.

Selama mengikuti kegiatan ini semua siswa tampak semangat melakukan

permianan ini. Jika siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu yang

cocok sesuai waktu yang sudah ditentukan guru, kemudian dicocokan

bersama-sama dengan teman lainya. Setelah permainan selesai guru

menyampaikan kesimpulan dari permainan (make a match) ini dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti.

3. Kegiatan Akhir

Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik

kesimpulan tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest

yang terdiri dari 30 soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40

menit. Setelah siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest,

tidak lupa mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan

penelitian ini. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

Page 6: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

55

Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran model Make a Match

peneliti kemudian menyusun lembar observasi, yang berfungsi sebagai alat

pengumpul data penggunaan model Make a Match dalam kegiatan

pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan

pembelajaran sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah-

langkah tersebut kemudian disusun menjadi lembar observasi yang di

dalamnya peneliti menyediakan pernyatan Ya dan Tidak. Jika guru

melaksanakan kegiatan sesuai langkah-langkah pembelajaran maka observer

memberi tandan centang ( √ ) pada tabel Ya yang sudah disediakan. Sedangkan

jika guru tidak melaksanakan kegiatan sesuai langkah-langkah pembelajaran

maka observer memberikan tanda centang ( √ ) pada tabel Tidak yang sudah

di sediakan. Untuk 21 aspek yang akan diobservasi berdasarkan langkah-

langkah model Make a Match observer harus mengisi setiap pertanyaan dengan

memberikan tanda ( √ ) Ya atau Tidak sesuai dengan kenyataan yang

dilihatnya. Hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan

pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Make a Match (lihat lampiran pada tabel 4.2.1). Dari hasil observasi yang ada

pada tabel 4.2.1 secara keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam

mengimplementasikan model Make a Match dalam pembelajaran IPA, sudah

melakukan semua prosedur sesuai dengan model Make a Match dalam proses

belajar mengajar dengan baik atau sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran

yang tercantum dalam RPP.

Page 7: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

56

4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Perubahan

Lingkungan di SDN Lemahireng 01 kelas IVb sebagai kelas eksperimen dengan

menggunakan model Make a Match pretest dan postest dapat dilihat pada tabel

dibawah ini ;

Tabel 4.3

Descriptive Statistics

Statistics

Pretest_Eksperimen Postest_Eksperimen

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 57,14 75,23

Median 60,00 76,00

Mode 60 76

Std. Deviation 8,284 8,451

Minimum 43 56

Maximum 76 96

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

Guna mengetahui adanya model Make a Match perlu dilakukan distribusi

frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas IVb SDN

Lemahireng 01 Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan

kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3 log n.

Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 30 siswa kelas

eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah

sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik.

Agar mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVb SDN

Lemahireng 01 Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan

interval terlebih dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor

tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang

Page 8: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

57

ditetapkan (kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual

rumus untuk mencari interval tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+1

Banyaknya Kategori

Interval = 5

1)4396( = 10,8 (Dibuat menjadi 11)

Interval yang didapatkan adalah 8, maka nilai terendah atau kurang berada

pada interval 43–53, hampir cukup berada pada interval 54-64, cukup berada

pada interval 65-75, baik berada pada interval 76 – 86, sangat baik berada pada

interval 87-97.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDN Lemahireng 01

No Interval Kategori Hasil Belajar

Pretest Postest

Frekuensi % Frekuensi %

1 43-53 Kurang 9 30 0 0

2 54-64 Hampir

Cukup

11 36,67 2 6,67

3 65-75 Cukup 8 26,66 6 20

4 76-86 Baik 2 6,67 20 66,6

5 87-97 Sangat Baik 0 0 2 6,67

Total 30 100 30 100

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes

pada siswa kelas IVb SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen, siswa yang

mendapat nilai pada interval 43 – 53 atau berada pada kategori kurang adalah

9 siswa dengan persentase 30 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 54-

64 atau berada pada kategori hampir cukup adalah 11 siswa dengan persentase

36,67%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 65 – 75 atau berada pada

interval cukup adalah 8 siswa dengan persentase 26,67 %, Siswa yang

mendapatkan nilai pada interval 76 – 86 atau berada pada kategori baik adalah

2 siswa dengan persentase 6,66 % dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

pada interval 81–89 atau berada pada kategori sangat baik. Dari hasil distribusi

Page 9: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

58

frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVb SDN

Lemahireng 01, sebagian berada pada kategori hampir cukup.

Hasil belajar postest siswa kelas IVb SDN Lemahireng 01, berdasarkan

pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak siswa yang

mendapatkan nilai pada interval 43 – 53 atau pada kategori kurang, siswa yang

mendapatkan nilai pada interval 54 – 64 pada kategori hampir cukup adalah 2

siswa dengan persentase 6,66 %. Sebanyak 6 siswa yang mendapat nilai pada

interval 65 – 75 atau masuk pada kategori cukup dengan persentase 20%.

Siswa yang mendapat nilai pada interval 76 – 86 yang berada pada kategori

baik adalah 20 siswa dengan persentase 66,68 %, dan siswa yang mendapat

nilai pada interval 87 – 97 adalah 2 siswa dengan persentase 6,66 %.

Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar postest

pada kelompok eksperimen masuk dalam kategori baik.

b. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVb SDN Lemahireng 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik

pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk

melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah

diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Make a Match. Adapun rata-

rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel berikut ini ;

Tabel 4.5

Rata-Rata Hasil Belajar Dan Perubahan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

Kelas IVb SDN Lemahireng 01

Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan

Pretest Postest

57,14 75,23 18,09

Dari tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah

57,14 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 75,23. Itu berarti, setelah

diberikan pembelajaran dengan model Make a Match siswa kelas IVb SDN

Lemahireng 01, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 18,09.

Page 10: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

59

4.1.2 Hasil Penelitian Pada Implementasi Pembelajaran Menggunakan

Model Pembelajaran Snowball Throwing Sebagai Kelompok Kontrol.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dilaksanakan di

kelas IVa SDN Lemahireng 01 dengan dua kali pertemuan, masing-masing

pertemuan selama 70 menit (2x35 Menit). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 5 April 2016 dan Rabu 6 April 2016.

A. Pertemuan pertama

1. Pra Pembelajaran

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti pelaksanaan pembelajaran

(RPP), lembar kerja siswa, memasang LCD, alat peraga, buku pelajaran dan

ruang untuk proses belajar mengajar.

Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah perubahan

lingkungan fisik terhadap daratan dengan langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, pada tahap

ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu

a. Setelah melihat gambar peristiwa perubahan lingkungan yang di

tampilkan guru,siswa dapat menjelaskan pengertian erosi, abrasi,

tanah longsor, dan banjir dengan benar.

b. Setelah mendengarkan penjelasan guru,siswa dapat menyebutkan

faktor-faktor penyebab erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir

dengan benar.

c. Setelah mendengarkan penjelasan guru,siswa dapat menyebutkan

cara-cara mencegah erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan

benar.

2. Kegiatan Inti

Pada tahap ini sebelum memasuki materi guru menampilkan gambar

tentang peristiwa erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir, untuk memancing

siswa untuk bertanya jawab mangenai gambar tersebut. Setelah itu guru dan

siswa bertanya jawab mengenai fator-faktor penyebab terjadinya erosi, abrasi,

Page 11: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

60

tanah longsor, dan banjir. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab

mengenai cara mencegah erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari materi yang sudah di

bahas bersama sebelumnya. Guru meminta beberapa siswa untuk

membacakan kesimpulan dari materi tersebut dan memberikan kesempatan

bagi siswa yang belum memahami materi perubahan lingkungan fisik dan

pengaruhnya. Kemudian,guru mengakhiri pelajaran.

B. Pertemuan kedua

1. Pra pembelajaran

Sebelum memulai pembelajaran guru dan siswa melaksanakan doa

bersama. Kemudian guru menanyakan tentnag materi yang sudah dipelajari

sebelumnya. Kegiatan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran, pada tahap ini guru menyampiakan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai yaitu setelah melaksanakan permaian make a match, siswa dapat

menjawab tentang pengertian, faktor-faktor penyebab, dan cara mencegah

erosi, abrasi, tanah longsor, dan banjir dengan benar.

2. Kegiatan inti

Setelah siswa memahami materi yang sudah dijelaskan sebelumya

oleh guru, kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Guru

membagi siswa dalam 4-5 kelompok dengan masing-masing kelompok

berjumlah 5-6 siswa. Cara pembagian kelompok dengan cara berhitung 1

sampai 6. Cara ini bertuuan agar delam pembagian kelompok dapat merata.

Setelah kelompok terbagi guru memanggi perwakilan kelompok untuk maju

kedepan guna memberikan aturan cara main dan materi yang telah guru

pesiapkan. Masing-masing perwakilan kelompok kembali ke kelompoknya

dan menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. Pada

tahap ini masing-masing siswa diberi lembar kerja siswa, pada tahap ini

masing-masing siswa ditugaskan untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja

yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. Setelah

Page 12: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

61

kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dolempar dari

siswa ke siswa yang lain. Siswa yang dapat bola pertanyaan diberikan

kesempatan untuk menjawa pertanyaan yang ada di dalam kertas bola

tersebut secara bergantian sesuai waktu yang sudah ditentukan.

3. Kegiatan akhir

Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan

tentang pembelajaran pada hari ini dan siswa menyimpulkan materi yang

telah dipelajari. Kemudian guru membagikan soal postest yang terdiri dari 30

soal untuk dikerjakan siswa dengan diberi waktu 40 menit. Setelah siswa

selesai mengerjakan dan mengumpulkan hasil postest, tidak lupa

mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dalam melakukan penelitian ini.

Kemudian guru mengakhiri pembelajaran.

Berdasarkan pada langkah-langkah pembelajaran model Snowball

Throwing peneliti kemudian menyusun lembar observasi, yang berfungsi sebagai

alat pengumpul data penggunaan model Snowball Throwing dalam kegiatan

pembelajaran. Observasi dilakukan untuk memantau jalannya perlakuan

pembelajaran sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan. Langkah-

langkah tersebut kemudian disusun menjadi lembar observasi yang di dalamnya

peneliti menyediakan pernyatan Ya dan Tidak. Jika guru melaksanakan kegiatan

sesuai langkah-langkah pembelajaran maka observer memberi tanda centang ( √ )

pada tabel Ya yang sudah disediakan. Sedangkan jika guru tidak melaksanakan

kegiatan sesuai langkah-langkah pembelajaran maka observer memberikan tanda

centang ( √ ) pada tabel Tidak yang sudah di sediakan. Untuk 21 aspek yang akan

diobservasi berdasarkan langkah-langkah model Snowball Throwing observer

harus mengisi setiap pertanyaan dengan memberikan tanda ( √ ) Ya atau Tidak

sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya.

Hasil pengamatan yang digunakan pada saat melaksanakan pembelajaran

pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Snowball

Throwing (lihat lampiran pada tabel 4.2). Dari hasil observasi yang ada pada tabel

4.2 secara keseluruhan sudah menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan

model Snowball Throwing dalam pembelajaran IPA, sudah melakukan semua

Page 13: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

62

prosedur sesuai dengan model Snowball Throwing dalam proses belajar mengajar

dengan baik atau sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran yang tercantum dalam

RPP.

4.1.2.1 Tingkat Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Deskripsi hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Perubahan

Lingkungan di SDN Lemahireng 01 kelas IVa sebagai kelas eksperimen dengan

menggunakan model Snowball Throwing pretest dan postest dapat dilihat pada

tabel dibawah ini

Tabel 4.6

Analisis Statistik Deskriptif

Statistics

Pretest_Kontrol Postest_Kontrol

N Valid 30 30

Missing 0 0

Mean 58,83 69,37

Median 61,50 70,00

Mode 63 70

Std. Deviation 9,293 6,724

Minimum 43 50

Maximum 73 80

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai minimal pretest kelompok kontrol adalah

43 dan nilai tertingginya adalah 73. nilai rata-rata yang diperoleh adalah 58,83.

Untuk hasil postest kelompok eksperimen nilai minimalnya adalah 50 dan nilai

tertingginya adalah 80. Untuk nilai rata-ratanya diperoleh adalah 69,37.

c. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar

Guna mengetahui adanya model Snowball Throwing perlu dilakukan

distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa kelas

IVa SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen. Melihat distribusi frekuensi perlu

Page 14: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

63

dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori menggunakan rumus 1+ 3,3

log n.

Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 30 siswa kelas

eksperimen adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah

sebagai berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar

mengetahui perolehan hasil belajar siswa kelas IVa SDN Lemahireng 01

Kecamatan Bawen berada pada kategori apa perlu dilakukan interval terlebih

dahulu. Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi

skor terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir

cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval

tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval =(Skor tertinggi- skor terendah)+1

Banyaknya Kategori

Interval = 5

1)4080( = 8,2 (Dibuat menjadi 8)

Interval yang didapatkan adalah 9, maka nilai terendah atau kurang berada

pada interval 40-48, hampir cukup berada pada interval 49-57, cukup berada pada

interval 58-66, baik berada pada interval 67-76, sangat baik berada pada interval

77-86.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IVa SDN Lemahireng 01

No Interval Kategori Hasil Belajar

Pretest Postest

Frekuensi % Frekuensi %

1 40-48 Kurang 9 30 0 0

2 49-57 Hampir

Cukup

11 36,67 2 6,67

3 58-66 Cukup 8 26,66 20 66,66

4 67-76 Baik 2 6,67 6 20

5 77-86 Sangat Baik 0 0 2 6,67

Total 30 100 30 100

Page 15: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

64

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretes

pada siswa kelas IVa SDN Lemahireng 01 Kecamatan Bawen, siswa yang

mendapat nilai pada interval 40-48 atau berada pada kategori kurang adalah 9

siswa dengan persentase 30 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 49-57

atau berada pada kategori hampir cukup adalah 11 siswa dengan persentase

36,67%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 58-66 atau berada pada interval

cukup adalah 8 siswa dengan persentase 26,67 %. Siswa yang mendapat nilai pada

interval 65 – 76 atau berada pada kategori baik ada 2 siswa dengan presentase

6,67 %, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 77-86 atau

berada pada kategori sangat baik. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar pretes kelas IVa SDN Lemahireng 01, sebagian

berada pada kategori hampir cukup.

Hasil belajar postest siswa kelas IVa SDN Lemahireng 01, berdasarkan

pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak siswa yang

mendapatkan nilai pada interval 40-48 atau pada kategori kurang dengan

persentase 0%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 49-57 pada kategori

hampir cukup adalah 2 siswa dengan persentase 6,67 %. Sebanyak 20 siswa yang

mendapat nilai pada interval 58-66 atau masuk pada kategori cukup ada 20 siswa

dengan persentase 66,68 %. Siswa yang mendapat nilai pada interval 67-76 yang

berada pada kategori baik adalah 6 siswa dengan persentase 20 %. Siswa yang

mendapat nilai pada interval 77-86 yang masuk dalam kategori baik ada 2 siswa

dengan persentase 6,67%. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpukan

bahwa hasil belajar postest pada kelompok kontrol masuk dalam kategori baik.

d. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas IVa SDN Lemahireng 01

Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik

pretest maupun postest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk

melihat perubahan perolehan/ peningkatan persentase sebelum dan setelah

diberikan perlakuan dengan pembelajaran model Snowball Throwing.

Page 16: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

65

Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam

tabel berikut ini ;

Tabel 4.8

Rata-Rata Hasil Belajar Dan Perubahan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa

Kelas IVa SDN Lemahireng 01

Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan

Pretest Postest

58,83 69,37 10,54

Dari tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretes adalah

58,83 kemudian rata-rata hasil belajar postes yaitu 69,37. Itu berarti, setelah

diberikan pembelajaran dengan model Snowball Throwing siswa kelas IVb SDN

Lemahireng 01, terjadi kenaikan rata-rata hasil belajar yaitu 10,54.

4.2 Hasil Uji Hipotesis

4.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data merupakan syarat yang pertama untuk uji data dalam

statistik non parametrik/pengambilan kesimpulan. Uji ini dimaksudkan untuk

melihat distribusi data, terdistribusi normal atau tidak. Jika data distribusi normal,

maka data tersebut dikatakan memenuhi syarat uji hipotesis. Uji normalitas data

dibantu dengan alat bantu SPSS 20.0 for windows. Pengujian normalitas data

dengan menggunakan teknik one sample Kolmogorov Smirnov Z. Langkah-

langkah analisis pengujiannya adalah sebagai berikut Analize – Nonparametrik

Test – One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut ini disajikan dalam tabel hasil

uji normalitas data baik data kelas IVa mapun data kelas IVb SDN Lemahireng 01

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Page 17: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

66

Tabel 4.9

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postest_Eksperimen Postest_Kontrol

N 30 30

Normal Parametersa,b

Mean 75,57 69,37

Std. Deviation 7,842 6,724

Most Extreme Differences Absolute ,222 ,204

Positive ,186 ,096

Negative -,222 -,204

Kolmogorov-Smirnov Z 1,216 1,118

Asymp. Sig. (2-tailed) ,104 ,164

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas

Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok eksperimen

0,104 dan pada kelompok kontrol nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji

Kolmogorov-Smirnov 0,164. Probabilitas signifikansi Kolmogorov-Smirnov

kedua kelompok menunjukkan lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data

berdsitribusi dengan normal. Berikut grafik normalitas distribusi data pada

kelompok eksperimen SDN Lemahireng 01 yang tersaji dalam gambar 4.1 ;

Gambar 4.1

Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Eksperimen

Page 18: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

67

Dari grafik normalitas pada kelompok eksperimen tersebut, dapat dilihat

bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kelompok kontrol pun

juga berdistribusi dengan normal. Sajian grafik normalitas pada kelompok kontrol

SDN Lemahireng 01 dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini ;.

Gambar 4.2

Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Kontrol

4.2.2 Uji Homogenitas Data

Langkah berikut yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis adalah

melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas data hasil belajar siswa kelas IVa

maupun data kelas IVb, digunakan dengan alat bantu SPSS 20.0 for windows yaitu

dengan menggunakan Levene’s test. Kriteria pengujian ini yakni jika nilai

signifikansi lebih dari 0,05 maka data dikatakan bahwa kedua kelompok

penelitian ini sama berikut hasil uji homogenitas soal posttest terhadap dua

kelompok penelitian dengan menggunakan Test Of Homogeneity Of Variance.

Berikut ini adalah hasil pengujian homogenitas, yang disajikan dalam tabel

berikut ;

Page 19: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

68

Tabel 4.10

Uji Homogenitas Data

Test of Homogeneity of Variances

Hasil_Belajar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,225 1 58 ,637

Dari uji homogenitas tersebut nilai signifikansi 0,565. Maka dapat dikatakan

bahwa dua kelompok penelitian ini sama atau homogen. Hal ini ditunjukkan pada

nilai signifikansi 0,637 > 0,05. Sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji One

Way Anova, data hasil posttest pada dua kelompok penelitian ini normal dan

homogen, dengan kata lain Hₒ diterima dan Hₐ ditolak. Jadi kesimpulannya karena

uji prasyarat terpenuhi maka dapat dilakukan penelitian.

4.2.3 Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengujian normalitas dan homogenitas, jika data yang

diperoleh terdistribusi normal dan homogen, maka langkah terakhir adalah

melakukan pengujian hipotesis yaitu dengan melakukan uji perbedaan pada hasil

belajar. Pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan One

Way Anova atau analisis varian satu jalur untuk menguji perbedaan rata-rata atau

lebih kelompok data yang independen. Acuan analisis kovarian ini adalah jika

nilai probabilitas/signifikansi <0,05. Setelah diperoleh hasil uji One Way Anova

kemudian dilakukanlah analisis uji hipotesis untuk mengetahui apakah Hₒ

diterima atau ditolak.

Page 20: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

69

Berikut ini disajikan output hasil belajar dengan uji One -Way Anova ;

Tabel 4.11

Tabel Descriptives

Descriptives

Hasil_Belajar

N Mean Std.

Deviation

Std. Error 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Make a Match 30 75,57 7,842 1,432 72,64 78,49 56 96

Snowball

Throwing

30 69,37 6,724 1,228 66,86 71,88 50 80

Total 60 72,47 7,888 1,018 70,43 74,50 50 96

Pada tabel di atas diperoleh rata-rata model pembelajaran Make a Match

75,57 dengan standar deviasi 7,842. Sedangkan rata-rata model pembelajaran

Snowball Throwing 69,37 dengan standar deviasi 6,724.

Tabel 4.12

Uji One Way Anova

ANOVA

Hasil_Belajar

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups

576,600 1 576,600 10,808 ,002

Within

Groups

3094,333 58 53,351

Total 3670,933 59

Berdasarkan hasil uji diatas, maka diketahui F hitung adalah 10,808.

Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, menunjukkan hasil F-

hitung yang telah dilakukan diperoleh dengan menggunakan uji One Way Anova.

Berdasarkan hasil analisis SPSS 20.0 Fhitung = 10,808 dengan taraf signifikansi: α=

0,05 dan df 1 (jumlah variabel – 1) = 1, dan df 2 (n-3) atau 60 – 3 = 57.

Page 21: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

70

Maka nilai F-tabel menggunakan tabel F dihitung dengan bantuan Microsoft

Excel pada cell kosong diketik dengan rumus =FINV(0,05;1;57) lalu tekan enter

sehingga diperoleh nilai Ftabel= 4,009. Ternyata hasil dari Fhitung > Ftabel atau 10,808

> 4,009. Pada kolom Sig diperoleh nilai 0,002. Maka dari hasil output

disimpulkan bahwa Hα diterima karena Fhitung > Ftabel atau 10,808 > 4,009.

Jika pada rumusan hipotesis yaitu ;

H0: Tidak ada perbedaan keefektifan antara hasil belajar IPA yang

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan Snowball

Throwing pada siswa kelas IV SD Negeri Lemahireng 01

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan nilai sig > 0,05.

Hα: Ada perbedaan keefektifan antara hasil belajar IPA yang

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan Snowball

Throwing pada siswa kelas IV SD Negeri Lemahireng 01

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan nilai sig > 0,05.

Maka dari hasil output disimpulkan bahwa Hα diterima karena sig < 0,05

yaitu 0,002 < 0,05. Berarti dapat diambil keputusan bahwa ada perbedaan

keefektifan antara hasil belajar IPA yang signifikan menggunakan model

pembelajaran Make a Match dengan Snowball Throwing pada siswa kelas IV SD

Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.

Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan hasil nilai rata-rata

pembelajaran siswa kelas IVb sebelum menggunakan model pembelajaran Make a

Match dan nilai rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan model Make a

Match. Rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan model Make a Match yaitu

sebesar 57,14 dan rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan model Make a

Match yaitu sebesar 75,23. Berarti rata-rata nilai siswa sesudah menggunakan

model Make a Match dengan siswa sebelum menggunakan model Make a Match

berbeda. Nilai posttest siswa yang menggunakan model Make a Match lebih

tinggi daripada nilai pretest belajar siswa sebelum menggunakan model Make a

Match.

Sedangkan hasil nilai rata-rata pembelajaran siswa kelas IVa sebelum

menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan nilai rata-rata

Page 22: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

71

pembelajaran sesudah menggunakan model Snowball Throwing. Rata-rata

pembelajaran sebelum menggunakan model Snowball Throwing yaitu sebesar

58,83 dan rata-rata pembelajaran sesudah menggunakan model Snowball

Throwing yaitu sebesar 69,37.

Tabel 4.1.3

Rata-Rata Hasil Belajar Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

No Model Pembelajaran Pretest Postest

1 Snowball Throwing (Kontrol) 58,83 69,37

2 Make a Match (Eksperimen) 57,14 75,23

Berdasarkan tabel 4.1.3 terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa

sebelum dan sesudah mendapatkan treatmen menggunakan model Make a Match

dengan Snowball Throwing.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan keefektifan antara hasil belajar

IPA yang menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan Snowball

Throwing pada siswa kelas IV SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang.

Page 23: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

72

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Model Make a Match dan Snowball Throwing dipilih sebagai perlakuan

untuk mengetahui perbedaan keefektifan hasil belajar IPA, karena kedua model

tersebut memiliki kesamaan dengan karakteristik pembelajaran IPA,yaitu

termasuk dalam model pembelajaran kooperatif. Dengan penerapan kedua model

tersebut maka,siswa akan dituntut untuk bekerjasama didalam kelompok serta

meningkatkan rasa tanggung jawab didalam kelompoknya. Sehingga didalam

pembelajaran siswa terpacu untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan uji hipotesisi penelitian menunjukkan bahwa H0 ditolak dah

diterima Ha artinya ada perbedaan keefektifan antara hasil belajar IPA yang

menggunakan model pembelajaran Make a Match dengan Snowball Throwing

pada siswa kelas IV SD Negeri Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang.

Kemudian dari hasil belajar IPA siswa kelas IVa dan IVb SD Negeri

Lemahireng 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebelum diberi perlakuan

(pretest) berbeda dengan hasil belajar siswa (posttest) setelah diberi perlakuan

menggunakan model pembelajaran Make a Match untuk kelas IVb (ekseperimen)

dan model Snowball Throwing untuk kelas IVa (kontrol). Nilai rata-rata hasil

belajar sesudah menggunakan model Make a Match dan Snowball Throwing lebih

tinggi dari nilai rata-rata pembelajaran sebelum menggunakan model Make a

match dan Snowball throwing.

Hasil belajar yang diperoleh di SDN Lemahireng 01 kelompok eksperimen

dengan perlakuan menggunakan model Make a Match dinyatakan lebih unggul

dengan rata-rata hasil belajar 75,23 dibandingkan dengan kelompok kontrol yang

mendapat perlakuan dengan menggunakan model Snowball throwing dengan rata-

rata hasil belajar 69,37. Secara signifikan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa serta materi

yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran Make a

Match dan Snowball Throwing telah melibatkan siswa aktif atau antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih memahami materi yang

dipelajari dan tentunya hasil belajar IPA siswa meningkat. Hasil ini mendukung

Page 24: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

73

pendapat Hamdani (2011:60) yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu model atau metode yang digunakan, peran guru dalam

mengajarkan materi, serta peran siswa sebagai subjek didik.

Hal yang menyebabkan hasil belajar menggunakan model Make a Match

lebih baik dari pada belajar menggunakan model Snowball Throwing di SDN

Lemahireng 01, kerena; a)Dalam proses pembelajaran Make a Match dapat

meningkatkan aktivitas belajar baik secara kognitif maupun psikomotorik, karena

disamping melatih pemahaman siswa dan melatih siswa kemampuan bertindak,

siswa juga disuguhkan suatu proses pembelajaran yang akan membuat semau

siswa menjadi aktif dan di kemas dalam suasana belajar yang menyenangkan,

sehingga pembelajaran ini dianggap menjadi bermakna karena memberikan

pengalaman yang berkesan bagi siswa. Sedangkan dalam model Snowball

Throwing hanya meningkatkan pada kognitif saja yaitu mengetahui pemahaman

siswa dalam memahami materi, kemudian dari segi permainanya yang aktif hanya

siswa yang melempar dan siswa yang menjawab pertanyaan sehingga siswa yang

lain hanya melihat saja; b) Pada pembelajaran Make a Match juga dapat melatih

siswa agar menghargai waktu belajar, karena pada model ini guru membatasi

waktu untuk mecocokan kartu, sehingga secara langsung dapat melatih siswa

untuk memanfaatkan waktu yang ada; c)Kemudian secara langsung model Make a

Match melatih kerja sama antar siswa. Karena yang bermaian semua siswa

sehingga timbul kerja sama, interaksi antar siswa pada saat mecocokan kartu.

Dengan cara ini akan tumbuh rasa empati dan saling membantu antar siswa.

Sedangkan model Snowball Throwing kerja sama kurang karena dalam

permainanya siswa hanya membuat sendiri soal tanpa bantuan siswa lainya.

Kemudian dalam permainanya siswa yang aktif hanya siswa yang melempar bola

dan siswa yang medapat bola lalu menjawab pertanyaan, sedangkan siswa yang

lain hanya melihat. Sehingga hanya beberapa siswa saja yang merasakan

permainan ini

Make a match dipilih sebagai salah satu bentuk variasi metode

pembelajaran yang akan diterapkan di kelas karena metode pembelajaran Make a

Match memiliki kelebihan yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai

Page 25: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

74

suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan model ini

dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan

jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya

akan diberi poin. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pembelajaran Make a

Match adalah kartu-kartu. Kartu- kartu tersebut terdiri dari kartu berisi pertanyaan

dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. (Suprijono, 2011:

94). Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran Make a Match juga memiliki

kelemahan yaitu waktu yang tersedia perlu dibatasi, hal ini bertujuan untuk

mencegah siswa terlalu banya bermain-main dalam proses pembelajaran dan

model ini dalam pelaksanaannya memakan waktu yang banyak.

Berikut ini beberapa hasil penelitian yang mendukung tentang keefektifan

model Make a Match.

Penelitian yang dilakukan oleh Rismadiani Kurnia (2014) yang berjudul

Keefektifan Model Pembelajaran Make a Match Terhadap Hasil Belajar

Matematika Kelas III SD Negeri Randugunting 01 Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014, menunjukkan bahwa model

Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 7 Salatiga. Hal ini dibuktikan dengan setelah kedua kelompok eksperimen

diberikan model pembelajaran yang berbeda, mereka diberikan tes akhir pada

materi Bangun Datar dan diperoleh rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen

sebesar 81,27, sedangkan kelas kontrol hanya 73,73. Hasil penghitungan dengan

menggunakan rumus independent samples t test melalui program SPSS versi 20,

menunjukkan model kooperatif tipe make a match efektif dan signifikan terhadap

peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan nilai hasil thitung > ttabel

(2,153 > 2,000). Dari hasil penelitian, diharapkan guru dapat menerapkan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe make a match.

Penelitian yang dilakukan oleh Galih (2014) yang berjudul Peningkatan

Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Make a Match Siswa Kelas IV

SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen Semester II Tahun Ajaran

2014/2015, menyatakan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan keaktifan belajar pada

Page 26: BAB IV Pelaksanaan, Hasil Peneliitian, dan Pembahasan · 2017. 4. 27. · Pelaksanaan penelitian di SDN Lemahireng 01 tahun pelajaran 2015/2016 dilakukan 4 kali pertemuan seperti

75

pelajaran IPA di kelas 4 Semester II SD Negeri Lemahireng 02 Kecamatan Bawen

Tahun Pelajaran 2014/2015 karena pada Siklus II keaktifan siswa kategori tinggi

diperoleh hasil 87% sehingga telah mencapai indikator keberhasilan keaktifan

siswa yaitu 70% keaktifan tinggi. Terbukti bahwa keaktifan belajar meningkat,

pada pra Siklus kategori tinggi 42% pada Siklus I mengalami peningkatan

menjadi 65% dan meningkat di Siklus II mencapai 87%.

Penelitian yang dilakukan oleh Sanen, Notari (2013) yang berjudul

Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Make a Match Siswa Kelas IV SD

Negeri Dukuh 03 Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2013/2014,

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 4 Sekolah

Dasar Negeri Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal tersebut dibuktikan

dengan perbedaan hasil belajar yang signifikan yaitu siswa yang diajar

menggunakan metode Make a Match memperoleh nilai rata-rata 82,38 sedangkan

siswa yang diajar tidak menggunakan metode Make a Match memperoleh nilai

rata-rata 74,34.

Dari hasil temuan pada saat pembelajaran di SDN Lemahireng 01, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a

Match yang lebih unggul dan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal

dibandingkan model pembelajaran Snowball Throwing, sehingga model

pembelajaran kooperatif layak digunakan dan dapat dijadikan alternatif untuk

pembelajaran di sekolah, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).