bab iv metode yang digunakan dalam pengajaran tilawah …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/bab...

20
BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH DI PONDOK PESANTREN AT-THAHIRIYAH A. Pembelajaran Tilawah di Pondok Pesantren At-Thahiriyah Dengan Cara Talaqqi Cara pembelajaran tilawah yang ada di pondok pesantren At-Thahiriyah adalah dengan cara Talaqqi, Murottal, Tilawah dan tahsin. Adapun yang di sebut dengan Talaqqi yaitu pembelajaran secara langsung berhadapan dengan guru atau bisa di sebut dengan (mentoring). Maka dalam pembelajaran ini murid secara langsung bisa mendengar dan melihat ketika guru mencontohkan tilawahnya di hadapan murid. Cara ini adalah cara yang paling bagus karna si murid bisa tau bagaimana cara menarik nafas, melafalkan makhrojul huruf dan pengeluaran nafas. dan tidak kalah penting dan yang harus di amati ketika melantunkan tilawah guru pun sekali-kali memainkan microphone, bukan tanpa maksud sang guru memainkanya dan saya amati dan terus menerus mengikuti kajian mendalami tilawah ternyata fungsinya untuk menyeimbangkan lantunan-lantunan tilawahnya yang di kumandangkan. Selanjutnya yaitu dengan cara murotal dalam cara ini adalah antara guru dan murid itu bersama-sama melantunkan tilawah yang sebelumnya sudah di sepakati bersama-sama dan menggunakan nada yang sudah di tentukan sebelumnya dan di lantunkan bersama-sama antara guru dan murid. Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek kepembacaan atau lantunan tilawah sebelum ke perakteknya biasanya sang guru mengenalkan dulu nada-nada dalam tilawah atau di sebut dengan tausyih. Ada tujuh macam tingkatan tausyih yaitu: Bayati, Shaba, Nahawand, Hijaz, Rast, Sika, dan yang terahir Jiharka. adapun tujuanya untuk memberi tahukan bahwa dalam ilmu qiro‟at itu a da tujuh

Upload: others

Post on 18-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

BAB IV

METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH

DI PONDOK PESANTREN AT-THAHIRIYAH

A. Pembelajaran Tilawah di Pondok Pesantren At-Thahiriyah Dengan Cara

Talaqqi

Cara pembelajaran tilawah yang ada di pondok pesantren At-Thahiriyah adalah

dengan cara Talaqqi, Murottal, Tilawah dan tahsin. Adapun yang di sebut dengan Talaqqi

yaitu pembelajaran secara langsung berhadapan dengan guru atau bisa di sebut dengan

(mentoring). Maka dalam pembelajaran ini murid secara langsung bisa mendengar dan

melihat ketika guru mencontohkan tilawahnya di hadapan murid. Cara ini adalah cara yang

paling bagus karna si murid bisa tau bagaimana cara menarik nafas, melafalkan makhrojul

huruf dan pengeluaran nafas. dan tidak kalah penting dan yang harus di amati ketika

melantunkan tilawah guru pun sekali-kali memainkan microphone, bukan tanpa maksud sang

guru memainkanya dan saya amati dan terus menerus mengikuti kajian mendalami tilawah

ternyata fungsinya untuk menyeimbangkan lantunan-lantunan tilawahnya yang di

kumandangkan.

Selanjutnya yaitu dengan cara murotal dalam cara ini adalah antara guru dan murid itu

bersama-sama melantunkan tilawah yang sebelumnya sudah di sepakati bersama-sama dan

menggunakan nada yang sudah di tentukan sebelumnya dan di lantunkan bersama-sama

antara guru dan murid. Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut

denganperaktek kepembacaan atau lantunan tilawah sebelum ke perakteknya biasanya sang

guru mengenalkan dulu nada-nada dalam tilawah atau di sebut dengan tausyih. Ada tujuh

macam tingkatan tausyih yaitu: Bayati, Shaba, Nahawand, Hijaz, Rast, Sika, dan yang terahir

Jiharka. adapun tujuanya untuk memberi tahukan bahwa dalam ilmu qiro‟at itu ada tujuh

Page 2: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

yang harus di kuasai dan jika ke tujuh lagu itu sudah dikuasai maka apabila di terapkan ke

ayat Al quran akan terasa indah dan inilah yang di sebut dengan memperindah Alquran.

Talaqqi berasal dari kata laqiya, artinya bertemu atau berjumpa. Maksudnya adalah

murid bertemu langsung, face to face, dengan guru. Talaqqi adalah cara belajar terbaik untuk

seluruh ilmu, bukan hanya Alquran, Seluruh ilmu, baik itu hadits, aqidah, fikih, dan terutama

adab hanya bisa diraih secara optimal dengan talaqqi. Dengan pertemuan secara langsung,

akan banyak sekali faidah yang didapatkan dibandingkan dengan belajar melalui media,

seperti menelaah buku, mendengarkan audio, video, atau pembelajaran online. Dalam

pembelajaran Alquran, baik tajwid dan khususnya Tahsin, akan lebih optimal melalui talaqqi

dan musyafahah (melatih dari lisan ke lisan) antara guru dengan muridnya, tanpa ada

perantara. Media ini berlangsung turun temurun dari Rasulullah Muhammad Saw., kepada

para sahabat, dan dari para sahabat kepada tabi‟in, terus menerus sampai kepada kita

sekalian.

Metode ini pula yang dilakukan para ulama dalam mengajar dan mempelajari hadits,

akidah, fikih, dan adab. Sedangkan sarana seperti buku, rekaman audiao atau video, serta

pembelajaran online merupakan suplemen yang hasilnya tidak akan optimal tanpa talaqqi.

Namun, tentu belajar melalui seluruh media tersebut jauh lebih baik daripada orang yang

tidak belajar sama sekali dan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang

kurang bermanfaat.1

Adapun menurut Ustadz Wawan mengemukakan pendapat bahwasanya Talaqqi

merupakan belajar membaca Alquran secara langsung dibimbing oleh seorang guru Alquran.

Dan dalam proses talaqqi inilah benar salah kita dalam memebaca Alquran disesuaikan sesuai

kaidah yang benar. Satu lagi yang tidak boleh terlupakan dalam proses belajar tahsin, yaitu

1 Ustadz Abudin, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 28 Juli 2018, Pukul 21:00 WIB.

Page 3: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

ilmu tajwid. Ilmu tajwid merupakan ilmu untuk mengkaji kaidah-kaidah membaca

Alquranyang sesuai dengan bacaan Rasulullah Saw., sebagaimana telah diriwayatkan oleh

ulama qiroat. Jika kita ingin mendalami teori limu tajwid sangat mudah sekali karena saat ini

sudah sangat banyak bertebaran dimana-mana kajian-kajian yang membahas teori ilmu tajwid

baik itu berupa daurah, audio, vidio, group WA, chanel telegram dan lain sebagainya.

Bahkan pengambilan ijazah sanad ilmiyyah berkaitan dengan ilmu tajwid pun seperti

al jazariyyah tuhfatul athfal dan lain sebagainya sangat mudah sekali didapat. Antusiasme

dalam mengikuti kajian-kajian ilmu tajwid sangat luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan

banyaknya peserta yang ikut gabung dalam kajian-kajian ilmu tajwid baik online maupun

offline.

Akan tetapi yang masih sangat jarang sekali adalah majelis talaqqi Alquran dimana

majelis talaqqi ini adalah majelis yang wajib diikuti oleh kita pembelajar Alquran. Karena

teori ilmu tajwid bahkan ijazah sanad ilmiyyah tajwid pun tidak serta merta bisa membuat

bacaan kita menjadi mutqin. Oleh karena itu bagi kita yang ingin fokus di bidang ilmu qiraat

haruslah fokus duduk di majelis talaqqi. Carilah guru yang benar-benar serius memperbaiki

kesalahan-kesalahan tilawah antum dan membimbing antum. Setelah antum bisa bermajelis

maka bersabar dan istiqomahlah!. Mungkin sudah sering kita mengikuti daurah-daurah atau

kajian ilmu tajwid, sudah juga masuk beberapa group online yang membahas ilmu tajwid atau

memiliki puluhan koleksi buku-buku yang membahas tajwid dan lain sebagainya.

Akan tetapi semua itu tidak akan memeperbaiki bacaan kita. Karena hanya guru

talaqqi lah yang bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan tilawah kita. Ijazah, sertifikat, kajian

teori dan lain sebagainnya tidak bisa memperbaiki bacaan kita.2

2 Ustadz Wawan, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 24 Juli 2018, Pukul 14:30 WIB.

Page 4: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Adapun menurut Ustadzah Saroh mengemukakan pendapat bahwasanya Talaqqi

Alquran adalah metode belajar dan mengajar Alquran yang dipraktekan Rasulullah dan para

sahabat. Metode ini terbukti paling lengkap dalam mengajarkan bacaan Alquran yang benar,

dan paling mudah diterima oleh semua kalangan.

Talaqqi adalah kata-kata arab yang berasal dari kalimah laqia, yang maknanya

berjumpa. Yang dimaksudkan berjumpa adalah murid dengan guru. Jadi talaqqi dari segi

bahasa diambil daripada perkataan yaitu belajar secara berhadapan dengan guru. Sering pula

disebut Musyafahah, yang bermakna dari mulut ke mulut (pelajar belajar Alquran dengan

memperhatikan gerak bibir guru untuk mendapatkan pengucapan makhraj yang benar).

Secara lebih khusus, talaqqi artinya belajar ilmu agama secara langsung kepada guru

yang mempunyai kompetensi ilmu, tsiqah, dhabit dan mempunyai sanad keilmuan yang

muttashil sampai ke Rasulullah Saw., melalui para „Ulama „Aalimin „Aarifin.

Metode menghafal Alquran, untuk seorang yang ingin menghafal Alquran hendaknya

ia memperhatikan niat dan tujuan ia dalam menghafal Alquran terlebih dahulu. Perbaiki niat

menghafal karena hanya karena Allah Swt. dengan kita niat dengan benar, maka Allah akan

memberikan kemudahan. Kepada kita dalam menghafal Alquran, dan semoga Allah Swt.

menjauhkan diri kita terhadap sifat malas, dan sifat bosan. Dalam menghafal Alquran, akan

terasa lebih berbeda antara niat yang salah dan niat yang benar. Saat proses menghafal

Alquran akan mempengaruhi proses saat menghafal Alquran.

Niat menghafal Alquran. Jangan sampai salah jangan kita menghafal Alquran hanya

karena ingin mengejar target materi ujuan, atau hanya ingin ikut dalam perlombaan. Atau

karena hal yang lain dalam menghafal. Maka dari itu, perbaiki niat terlebih dahulu sebelum

kita hendak menghafal Alquran, jika sudah membenarkan niat. Baru kita belajar membaca

Alquran memperbaiki makhorijul huruf. Jika sudah lancar baru kita memulai menghafal

Page 5: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Alquran. Sebelum menghafal kita juga harus mencari metode menghafal Alquran, yang

mudah di gunakan dalam menghafal Alquran yang bsa kita terapkan. Dalam menghafal

Alquran dengan cepat dan tidak mudah lupa. Banyak sekali metode menghafal Alquran, yang

dapat memudahkan kita dalam menghafal Alquran. Salah satunya menurut saya yang saya

sudah pelajari dalam menghafal Alquran. Yaitu menggunakan metode Talaqqi. Nah sebelum

masuk pembahasan, mengenai metode ini. Menghafal Alquran menggunakan metode talaqqi,

sebelum itu kita fahami terlebih dahulu mengenai. Apa itu metode talaqqi, metode talaqqi

adalah cara belajar dan mengajar Alquran yang telah Rasulullah Saw., contohkan. Kepada

para sahabat beliau, dan kemudian oleh para sahabat dan diteruskan ke generasi selanjutnya.

Metode ini sangat terbukti, paling mudah dalam mengajarkan bacaan Alquran dan untuk

memudahkan dalam menghafal Alquran dan memperbaiki bacaan Alquran. Sangat mudah di

terapkan kepada semua kalangan, baik sebagai metode menghafal Alquran untuk anak, atau

juga bisa di terapkan untuk metode menghafal Alquran untuk dewasa. Dalam belajar

memperbaiki bacaan dan memperbaiki hafalan Alquran.

Talaqqi dari segi bahasa diambil dari perkataan yang merupakan belajar secara

langsung berhadapan dengan guru langsung. Sering juga disebut sebagai. Mustafahah yang

berarti belajar dari mulut ke mulut, atau makna lebih mudahnya belajar Alquran, dengan

memperhatikan gerak bibir guru. Untuk mendapatkan pengucapan makhorijut huruf dengan

benar dari guru yang mengajar. Berdasarkan sumber-sumber dari Alquran dan Al-Sunnah

telah di jelaskan dan ditunjukan, bahwa metode talaqqi dan musyafahah. Telah diamalkan

dalam pengajaran dan pembelajaran Alquran sejak dari awal penurunan wahyu kepada

Rasulullah Saw.,

Cara memulai belajar metode talaqqi yaitu belajar antara guru dan murid, belajar

secara langsung face to face berhadapan di depan guru secara langsung, yang mana sang guru

Page 6: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

membacakan ayat dengan di penggal mulai dari perkata, di ulang beberapa kali hingga hafal.

Dan di lanjut ke kata selanjutnya, baru disambung ke ayat berikutnya, hingga kemudian kami

mengikuti perayat dan sampai satu lembar, itu di lakukan berulang kali, dan kami

mengikutinya.

Ada yang unikdari metode ini adalah tidak boleh membawa mushaf atau membaca

ketika proses talaqqi berlangsung, jika kita memang harus konsentrasi mendengar ayat demi

ayat yang dibacakan oleh sang guru, yang mulai kami hafal, sehingga dalam metode talaqqi

yang saya pelajari harus fokus terhadap ayat yang di bacakan oleh guru. Karena dalam

mneghafal menggunakan metode talaqqi ini, dimana cara menghafalnya dengan cara di

dengar berulang-ulang. Dan di tirukan berulang-ulang. Akan memudahkan kami dalam

meniru, dan mnegingat, sehingga dalam segi tahan lama hafalan dan makhorijul huruf. Yang

telah guru sampaikan ayat per ayat. Dapat kami tirukan baik nada dan panjang pendek ayat

yang telah di sampaikan, dan kami bisa langsung praktekkan dengan daya konsentrasi yang

lebih kuat. Karena sering di ulang-ulang.3

B. Pembelajaran Tilawah di Pondok Pesantren At-Thahiriyah Dengan Cara

Murottal

Mungkin tak banyak yang tahu sebenarnya cara membaca Alquran itu ada dua, yakni

dibawakan dengan cara murotal dan mujawwad, cara pembacaan dengan murottal merupakan

cara yang paling lazim kita temui dan hampir dipelajari semua muslim di dunia, pembacaan

Alquran sesuai dengan kaidah hukum bacaan yang sudah ada berdasarkan yang dicontohkan

oleh Nabi Muhammad Saw., Murottal adalah membaca Alquran yang memfokuskan pada

dua hal yaitu kebenaran bacaan dan lagu, maka porsi lagu Quran tidak dibawakan

sepenuhnya. Hanya pada nada asli dengan tingkat suara sedang.

3 Ustadzah Saroh, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 19 Juli 2018, Pukul 14:00 WIB.

Page 7: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Secara bahasa antara mujawwad dan murottal tidak ada perbedaan mujawwad berarti

membaca Alquran dengan memperhatikan ilmu tajwid, sedangkan murottal membaca

Alquran dengan tartil (tenang tanpa tergesa-gesa) dengan memperhatikan ilmu tajwid dan

makhrarijul huruf, tetapi dalam ilmu nagham (ilmu lagu Alquran) kedua bacaan tersebut

berbeda. Dalam ilmu tajwid, dikenal istilah yang mengungkapkan tentang tingkat kecepatan

dalam membaca Alquran yaitu tartil, tadwir, hadr dan tahqiq.

Sebagian dari kita pasti sudah tak asing dengan kata “murottal”, yaitu teknik membaca

Alquran yang dipakai sehari-hari oleh umat Islam. Cara pembacaan dengan murottal

merupakan cara yang paling lazim kita temui dan hampir dipelajari semua muslim di dunia.

Teknik membaca murottal di tandai dengan cara membacanya sangat santai, membutuhkan

teknik pernafasan yang sewajarnya, tidak terikat pakem tertentu, bahkan bisa juga tanpa

irama alias datar-datar saja. Aspek yang diutamakan dalam pembacaan murottal adalah

penetapan tajwid yang baik sedangkan iramanya bersifat melengkapi bacaan, itulah kenapa

bisa jadi kadar iramanya tidak 100%.

Berbeda dengan murottal, mujawwad adalah teknik membaca Alquran yang dilakukan

dengan perlombaan ataupun acara-acara tertentu. Teknik ini menggunakan irama tertentu dan

membutuhkan teknik pernafasan tingkat tinggi. Biasanya mujawwad dilantunkan teknik

pernafasan tinggi. Biasanya mujawwad dilantunkan dengan ritme yang lebih lambat daripada

murottal. Irama yang digunakan dalam mujawwad. Disempurnakan sehingga pendengar

dapat menikmati bacaan qori dengan khidmat.

Bagi yang sudah paham hakikat panjang harokat, dengaung, dan aspek lain dalam ilmu

tajwid, tentu berpandangan bahwa teknik murottal ataupun mujawwad semuanya sah dan

baik. Namun sebagian umat Islam telah salah kaprah menilai mujawwad karena mengira

teknik bacaan ini mengabaikan hukum tajwid khususnya dalam hal panjang harokat.

Page 8: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Faktanya, panjang harokat dihitung dengan satuan ketukan, bukan durasi (milidetik, detik,

menit, dan lain sebagainya), sehingga panjang harokat bagi masing-masing orang berbeda.

Bahkan satu orang dapat menghasilkan panjang harokat yang berbeda tergantung ritme atau

speed bacaannya. Pada qori pada umumnya mengkhususkan dirinya adalah qori mujawwad

saja, atau murottal saja. Qori murottal yang terkenal misalnya Syaikh Mishary Rayid Al-

Afasy. Qari mujawwad yang terkenal ZA dari indonesia.4

Adapun menurut Ustadz Wawan mengemukakan pendapat bahwasanya Murottal adalah

pengumpulan bacaan ayat-ayat Alquran yang bertujuan untuk melestarikan Alquran dengan

cara merekam bacaan Alquran. Sudah diketahui bahwa terdapat hukum-hukum bacaan

(tajwid) yang harus diperhatikan dalam pembacaan Alquran. Oleh karena itu untuk

menguatkan (tahqiq) kelestarian Alquran maka di gunakanlah media rekaman. Pada masa

sekarang, media dan alat perekam suara telah ditemukan ditemukan sehingga media tersebut

bisa di manfaatkan untuk merekam bacaan Alquran dan rekaman bacaan tersebut bisa di

ulang kembali. Hal ini juga sangat berguna dalam rangka menyebarkan Alquran dan

mengembangkannya di dunia Islam terutama di negeri-negeri yang kekurangan pakar.

Murottal adalah membaca Alquran dan memfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan

dan lagu Alquran. Karena konsentrasi bacaan difokuskan pada penerapan tajwid sekaligus

lagu, maka porsi lagu quran tidak dibawakan sepenunya. Hanya pada nada asli atau jawab

dengan tingkat suara sedang.

Mujawwad adalah membaca Alquran dengan lagunya secara sempurna baik dalam tingkatan

nadanya maupun jenis dan variasi lagu.5

4 Ustadz Abudin, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 28 Juli 2018, Pukul 21:00 WIB. 5 Ustadz Wawan, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 24 Juli 2018, Pukul 14:30 WIB.

Page 9: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

C. Pembelajaran Tilawah di Pondok Pesantren At-Thahiriyah Dengan Cara

Tahsin

Metode tahsin adalah metode dimana kita mempelajari Alquran membaguskan bacaan

Alquran dari seorang guru yang memberikan pelajaran terhadap semua santri. kemudian

ketika sang guru sudah selesai memberikan pelajaran sekaligus dengan contoh-contoh tentang

melantunkan tilawah maka para santri akan di tunjuk atau di pilih dengan bergantian untuk

melantunkan tilawah atau di suruh mengulang lantunan-lantunan tilawah yang sudah di

ajarkan oleh sang guru untuk melihat perkembangan-perkembangan dari murid yang

mendalami tilawah.

Tahsin berasal dari bahasa Arab yaitu “hassana-yuhassinu‟ yang berarti memperbaiki,

memperbagus, meningkatkan, memperindah atau menjadikan lebih baik dari sebelumnya.

secara istilah tahsin didefinisikan sebagai kegiatan atau metode untuk menyempurnakan

pengucapan huruf-huruf Alquran sebaik-baiknya mulai dari pengucapan huruf serta

kebenaran tajwid-tajwid dan kaidah-kaidahnya.

Jumhul ulama sering menyamakan metode tahsin dengan metode belajar tajwid.

Sebagaimana sudah kita sama-sama ketahui, tajwid yaitu mengeluarkan setiap huruf hijaiyah

dari tempat keluarnya masing-masing sesuai dengan hak dan mustahaqnya.6

Adapun menurut Ustadz Abudin mengemukakan pendapatnya bahwasanya dalam bertilawah

itu ada metode atau ada cara-cara tersendiri untuk bisa melantunkan tilawah tersebut dan

metode itu ada dua tingkatan yaitu tingkatan dasar dan tingkatan menengah ke atas. Adapun

yang di sebut tingkatan dasar, yaitu kita terlebih dahulu dan di anjurkan bertalaqqi langsung

berhadapan langsung dengan seorang guru) jadi kita bisa mendengarkan bacaan guru terlebih

6 Ustadzah Saroh, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 19 Juli 2018, Pukul 14:00 WIB.

Page 10: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

dahulu lalu murid mengulanginya lagi dan bacaan kita itu didengarkan oleh seorang guru,

biar bisa di koreksi dan dikasih arahan tentang tilawah karna dalam mempelajari tilawah

tidak mudah seperti yang di bayangkan karna dalam melatunkan tilawah harus selalu berada

dalam aturan tilawah sepeti hukum tajwid, nada-nada dan makhrojul huruf. Untuk menambah

atau agar mengingat-mengingat untuk biar cepet terekam dalam otak kita makanya harus

mengulang-ngulang atau mendengarkan rekaman-rekaman para qori dan qoriah agar cepet

terekam dalam otak kita dan mencoba dan belajar untuk melantunkan tilawah sendiri dan

menirukan dari rekaman tersebut, sampai kita bisa. itu juga bisa termasuk sebagai cara atau

sebagai metode dasar. Adapun dengan cara tingkatan menengah ke atas yaitu dengan

mengembangkan dengan sendirinya atau secara mandiri maksudnya apabila dia sudah

mempunyai dasarnya sudah paham betul dengan dasarnya cara tilawah maka santri tersebut

akan mengembangkan dengan sendirinya tidak mesti dengan bertalaqqi lagi inilah yang

dinamakan dengan cara atau metode menegah ke atas.

Dan seni melantunkan tilawah itu tidak boleh asal ada metode-metode atau variasi

variasi nada yang biasa di sebut dengan tausyih yang harus di pelajari bagi yang mendalami

tilawah, antara lain Bayyati, Shaba, Nahwand, Hijaz, Rast, Sika dan Jiharka. Dan bagi

pendengarnya mempunyai daya tarik tersendiri karna dalam tilawah ini mempunyai sebuah

seni-seni yang sangat indah, tidak semua orang akan bisa melantunkanya, karna dalam

mempelajari seni tilawah ini harus sungguh- sungguh dan terus berlatih untuk bisa menjadi

qori yang bisa menguasai segala variasai-variasai yang ada.7

Ketika melantunkan ayat-ayat suci Alquran yang begitu indah, dan tidak bisa di

pungkiri ketika lantunan itu menggema orang mendengarkanya menjadi takjub dan bisa jadi

badanya gemetar atau bulu kuduknya berdiri, dan yang mendengarpun merasa tenang dan

7 Ustadzah Saroh, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 19 Juli 2018, Pukul 14:00 WIB.

Page 11: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

nyaman ketika Alquran di lantunkan dengan orang yang ahlinya yang menguasai ilmu qiroat,

tajwid dan makhroj hurufnya. Dan banyak yang tertarik dan penasaran atau dalam jaman

sekarang bisa di sebut dengan (kepo), wah bagaimana si tilawah- tilawah tuh dan cara

mempelajarinya, di pondok kamipun memberi luang untuk para santri yang ingin belajar

mengembangkan bakatnya dalam bidang tilawah. sebagai daya tarik tersendiri bagi orang-

orang yang ada disekelilingnya atau bagi para santri, yang belum pernah belajar tilawah

sebelumnya.8

Santri itu mampu menadomkan atau melagukan ayat Alquran sesuai dengan

koredornya, dimana ada bayati hijaj nahawan dan yang lain nya, jadi kita berusaha agar santri

ini dapat memahami koridor lagunya dan ketika melantunkan dia udah paham dengan lagu

yang di lantukan tersebut, adapun di adakan mempelajari qiroat agar santri membaca

Alquran itu dengan benar dengan tartil karena sebenarnya tujuan mempelajari tilawah itu

salah satunya untuk membaguskan bacaan Alquran, jadi mendatangkan kepada kebagusan

dan memelihara lisan. karna fungsinya untuk membaguskan ketika membaca Alquran dengan

metode mujawwad, dalam ilmu tajwid tahapan membaca Alquran yaitu ada 4, tartil, tadwir,

Hadr dan Tahqiq.9

Tartil adalah bacaan al quran yang tenang tanpa tergesa- gesa, memaknai setiap

lafazhnya, dengan memepertimbangkan setiap bacaan sesuai dengan hukum tajwid. Bacain

ini terkenal di semua kalangan sebagai bacaan yang paling utama. Karna dalam al quran

Allah berfirman:

........

8 Ustadz Wawan, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 24 Juli 2018, Pukul 14:30 WIB. 9 Ustadz Abudin, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 28 Juli 2018, Pukul 21:00 WIB.

Page 12: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Dan bacalah AlQuran itu dengan perlahan-lahan. ( Q.S. 73 al- muzzamil:4).

Maksud ayat ini ialah agar kita memebaca alquran dengan perlahan – lahan sehingga

memebantu pemahaman dan perenungan terhadap Alquran. Demikian cara Nabi Saw.,

Membaca Alquran. Sebagai mana di jelaskan Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw., Membaca

Alquran dengan tartil sehingga bacaan yang seharusnya di baca panjang memang harus di

baca panjang.10

Tadwir adalah bacaan yang tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, yakni

pertengahan dengan tingkat kecepatan antara tartil dan Hadr, dengan mempertimbangkan

setiap bacaan sesuai dengan hukum tajwid, adapun tahqiq bacaan Alquran yang sangat

memeperhatikan karakteristik setiap huruf ( makhrojul huruf), dan mempertimbangkan setiap

bacaan sesuai dengan hukum tajwid, oleh karena itu bacaan ini sangat lambat lebih lambat

dari tartil, bacaan ini di rekomendasikan untuk pemula dalam belajar al quran. dan yang di

namakan Hadr adalah bacaan cepat tanpa menghilangkan perhatian setiap bacaan dari

kesesuaian dengan hukum tajwid.11

Alquran sendiri memperhatikan nada dan langgam ketika memilih kata-kata yang di

gunakanya setelah terlebih dahulu memperhatikan kaitan antara kandungan kata dan pesan

yang ingin di sampaikan.

Sebelum seseorang terpesona dengan keunikan atau kemukjizatan kandungan

Alquran, terlebih dahulu ia akan terpukau oleh beberapa hal yang berkaitan dengan susunan

kata-kata dan kalimatnya, antara lain menyangkut nada dan lagam- lagamnya.

10

Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap (Diponegoro: CV Penerbit Diponegoro,

2003), p. 2. 11

Ustadz Abudin, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 28 Juli 2018, Pukul 21:00 WIB.

Page 13: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Walaupun ayat-ayat Alquran di tegaskan oleh Allah bukan syair, atau puisi, namun ia

terasa dan terdengar mempunyai keunikan dalam irama dan ritmenya. Ini di sebabkan karena

huruf dari kata-kata yang di pilihnya melahirkan keserasian bunyi, dan kemudian kumpulan

kata-kata itu melahirkan pula kesenian irama dalam rangkaian kalimat ayat-ayatnya. Seperti

tertera dalam surat Asy-Syams, atau Adh- Dhuha atau Al-Lahab atau surat An-Nazi‟at ayat

15 – 26 dan surat-surat lainya.12

Adapun bagi seorang yang membaca Alquran hendaknya berniat yang baik, yaitu niat

beribadah yang ikhlas karna Allah, bukan mencari ridha manusia atau agar mendapatkan

pujian darinya atau popularitas atau ingin mendapatkan hadiah materi dan lain- lain.

Allah Swt. berfirman:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan

ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan

shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. ( Q.S. Al-

Bayyinah: 5 ).

Ikhlas menurut ibnu iyadh yang di kutip Imam An-Nawawi dalam kitabnya Adz-

Adzkar An-Nawawiyah adalah beramalah hanya karena Allah. bukan karena manusia. Ibnu

Iyadh berkata, meninggalkan amal karena manusia adalah riya (pamer) dan beramal karna

manusia adalah syirik. Ikhlas adalah anda di selamatkan Allah dari keduanya. Seseorang

membaca Alquran hendaknya hadir dalam hatinya, bahwa ia sedang berdialog dengan Tuhan

12

M. Quraish Shihab, Wawasan Alquran, (Tafsir Maudhu‟i Atas Berbagai Persoalan Umat), (Bandung:

Mizan Anggota IKAPI, 2000), p. 397.

Page 14: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

dan membaca kitab suci-nya. Jadi, seorang yang membaca Alquran seolah-olah menghadap

kepada Tuhan, ia melihatnya atau Tuhan melihatnya.13

Dalam mendalami tilawah pasti kita gak asing lagi dengan sebutan Qira‟ah sab‟ah

atau tujuh cara untuk melapalkan Alquran dalam catatan sejarah, timbulnya penyebaran

qira‟at di mulai sejak masa tabi‟in, yaitu pada awal II H tatkala para qori telah tersebar di

berbagai peloksok. Dan qira‟at – qira‟at tersebut di ajarkan secara turun temurun dari guru ke

guru hingga sampai pada para imam qira‟at.14

Adapun yang di maksud imam qira‟ at yang di

sebut dalam qira‟ah sab‟ah itu ialah seseorang yang paling terkemuka atau mashur dan

bacaanya bagus, memiliki kedalaman ilmu dan usianya panjang. Hal yang tidak kalah

penting, merekalah yang menjadikan imam qira‟ah oleh masyarakat mereka. Dengan

demikian, bila hanya tujuh tokoh di turunkan oleh ibnu mujahid, bukan berarti bahwa hanya

ulama-ulama itu yang menguasai qiro‟ah. Masih banyak ulama lain yang sangat berkompeten

dalam hal itu, misalnya, khalaf bin Hisyam dan Yazid bin Qa‟qa.15

Adapun kata sab‟ah itu sendiri maksudnya adalah imam-imam qira‟at yang tujuh.

Mereka adalah :

a. Abu Amr bin Al-Ala syaikh Al-Rurah nama aslinya Ziyad bin Al Alaa bin

Ammar Al Mazini Al Bashri. beliau wafat di kuffah pada tahun 154 H. dengan

muridnya bernama Ad-Duri ( w. 246 H ) di baghdad dan As-Susi ( w. 261 H ).

b. Ibnu katsir, nama aslinya Abdullah bin katsir Al-Makki beliau adalah seorang

Tabi‟in, dan wafat di mekkah pada tahun 120 H. muridnya bernama Al-Bazzi

wafat di makkah pada tahun 250 H. Dan Qunbul ( w. 291 H ). Di mekah

13

Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at, (Keanehan Bacaan Alquran Qira‟at Ashim dari Hafash),

(Jakarta: Amzah, 2013), p. 38. 14

Rosihon Anwar, Pengantar Ulumul Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), p. 123. 15

Anwar, Pengantar Ulumul Quran..., p. 131.

Page 15: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

c. Nafi Al-Madani nama aslinya Abu Ruwaim Nafi bin Abdirrohman bin Abi

Nu‟aim Al laitsiy. Berasal dari Ashfahan, dan wafat di madinah tahun 169 H.

Dua muridnya Yaitu Qalun ( w. 220 H ) di madinah dan Warasy ( w. 198 H)

di Damaskus.

d. Ibnu Amir Asy-Syami nama aslinya Abdullah bin Amir Al Yahshubiy,

seorang hakim di damaskus pada masa kekhilafahan Al Walid bin Abdul

Malik. Dan dia termasuk salah seorang tabi‟in. Beliau wafat di damaskus pada

tahun 118 H. muridnya bernama Hisyam ( w. 245 H ). Di Damaskus dan ibnu

Dzakwan ( w. 242 H ). Di Damaskus.

e. Ashim Al-kufi nama aslinya Ashim bin Abi An Najuud, dia adalah seorang

tabi‟in. Wafat di kufah tahun 128 H. dengan muridnya bernama Syu‟bah ( w.

193 H ). DI Khufah dan Hafash ( w. 180 H ). Di Khufah.

f. Hamjah Al-Kufi nama aslinya Hamzah bin Habib bin Imarah az-Zayyat Al

faradhi at-Taimiy, beliau wafat di Bahlawan pada masa kekhilafahan abu

ja‟far Al manshur tahun 156 H. dan muridnya bernama khalaf ( w. 229 H ) di

Baghdad dan khalad ( w. 220 H ) di Kufah.

g. Al-Kisa‟i Al Kuufi nama aslinya Ali bin Hamzah, imam ahli Nahwu ( tata

Bahasa Arab). Beliau wafat di Ranbawaih salah satu daerah di perkampungan

ar-Ray, ketika hendak menuju ke khurasan bersama ar-Rasyid pada ahun 189

H. dan muridnya bernama Abu Al-Harits ( w. 240 H ) di Baghdad dan Ad-

Duri ( w. 246 H ) di Baghdad.

Page 16: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Di antara qurra tujuh Imam di atas yang banyak di ikuti oleh mayoritas umat islam di

Indonesia yaitu qira‟at Imam Ashim Al-Khufi melalui periwayatan muridnya yang bernama

Hafash.16

Dalam mempelajari ilmu-ilmu tilawah, ilmu-ilmu Qori, yang bertujuan agar santri

mampu melantunkan nada-nada yang di padukan dengan Alquran, karna ada hadits yang

menerangkan perindahlah Alquran itu dengan sura-suara kalian. Berangkat dari sinilah peran

dimana santri At-Thahiriyah itu harus bisa mempelajari tilawah Alquran. Dengan tilawah ini

santri lebih giat dan lebih mencintai lagi untuk melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan

memperindah bacaan-bacaanya karna jika kita selalu melantunkan Alquran secara otomatis

keimanan kita akan meningkat dan hati kita akan tenang dan tentram17

Adapun yang perlu di ingat ataupun yang harus di garis bawahi oleh seorang yang

mendalami tilawah jadikan lah tilawah ini untuk memperindah Alquran bukan untuk

menjelekan Alquran dan jangan sembrono dalam melafalkan Alquran harus menggunakan

tatacara bacanya seperti ilmu tajwid dan makhrojul huruf. walaupun suaranya bagus jika

melantunkan ayat suci Alquran tanpa tajwid itu sama saja seperti menjelekan Alquran, dan di

hukumi berdosa. Adapun mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah atau merupakan

kewajiban kolektif. Ini artinya, mempelajari ilmu tajwid secara mendalam tidak di haruskan

bagi setiap orang, tetapi cukup di wakili oleh beberapa orang saja. Namun, jika ada satu kaum

tidak ada seorang pun yang mempelajari ilmu tajwid, berdosalah kaum itu. Adapun hukum

membaca Alquran dengan memakai aturan-aturan tajwid adalah fardu‟ain atau merupakan

16

Majid Khon, Praktikum Qira’at..., p. 32. 17

Ustadz Abudin, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 28 Juli 2018, Pukul 21:00 WIB.

Page 17: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

kewajiban pribadi. Dengan demikian, memakai ilmu tajwid dalam membaca Alquran

hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa di wakili oleh orang lain.18

Adapun yang di namakan makhrojul huruf adalah tempat keluarnya huruf pada waktu

huruf itu di lafalkan atau di bunyikan. Kesalahan dalam pengucapan huruf atau makhroj

huruf, dapat menimbulkan perbedaan makna atau kesalahan arti pada bacaan yang tengah di

baca. Dalam kondisi tertentu, kesalahan ini bahkan dapat menyebabkan kekafiran mana kala

seseorang melakukan nya dengan sengaja dan sadar.

Contoh kesalahan dalam pengucapan makhraj huruf terdapat dalam surat Al- Fatihah

pada ayat العلمين د لله رب الحم (segala puji bagi Allah tuhan semesta alam). Jika lafazh مينلعلا di

baca الالمين ( huruf Ain berubah jadi hamjah ), maka artinya menjadi segala puji bagi Allah

“rajanya segala penyakit” contoh lainya, lafazh شكر (bersyukur) dan jika di baca سكر akan

berubah makna menjadi “Mabuk”19

maka dari itu berhati-hatilah dalam membaca ayat suci

Alquran jika ada yang salah satu huruf yang kita lafalkan tidak sesuai dengan makhrojul

huruf maka menjadi penyimpangan makna.

D. Analisis Living Quran di Kalangan Santri Mengenai Pembelajaran Tilawah

di Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Yang menyebabkan memilih nyantri di pondok pesantren At-Thariah Karena pondok

ini terkenal dengan ilmu alatnya atau kitab kuningnya, dan dalam pembelajaran pondok ini

berbasis salafi tapi dalam pembelajaran di pondok ini mengadopsi dari pondok pesantren

moderen dengan cara pembelajaran menggunakan tingkat-tingkatan (kelas-kelas) seperti

ketika santri baru masuk ke pondok ini dia harus mengikuti aturan pondok dengan cara harus

mengikuti kajian atau pengajian kelas I‟dad dan jika sudah mempuni dan menguasai dari

18

Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap..., p. 6. 19

Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap..., p. 20 – 21.

Page 18: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

kelas I‟dad baru meningkat ke kelas 1 terus meningkat dengan sampai kelas 3 walaupun

begitu di pondok ini masih kuat dengan budaya pondok salafi yang mendepankan konsef

kesederhanaan, kemandirian dan memperkuat tali persaudaraan. Walaupun begitu Pondok

At-Thahiriyah juga sangat menonjol dalam bidang tilawatil Qurannya, karna disini banyak

guru-guru qori yang sudah mahir dalam bidang tilawah dan keahlianya pun sudah gak di

ragukan lagi, karna daari pondok ini sudah banyak membentuk qori-qoriah yang handal dan

mempuni dalam bidang tilawah.

Ketika mendengar bahwa di pondok ini ada eskul tilawah yang biasa di laksanakan

seminggu sekali yaitu di malam kamis Perasaan saya senang, karna saya suka dengan

tilawatil Quran dan ingin mendalaminya, karna waktu dulu saya seringnya belajar tilawah

dengan melihat di YouTube ataupun mendengarkan audio-audio qori nasional ataupun

internasional, yang sudah di Download sebelumnya. Mungkin ini adalah peluang besar bagi

saya agar bertalaqqi kepada ahlinya langsung, yang saya inginkan yang sejak dulu, tanpa

meninggalkan pengkajian atau pengajian kitab kuning yang sebagai pengajian pokok dalam

pondok dan sebagai pondasi juga buat pribadi sendiri yaitu arahan hidup dalam agama. jadi

ketika mondok di sini akan menguasai bermacam bidang terutama Alatnya, pemahaman

tentang kitabnya, tentang dalam hal tilawahnya dan masih banyak yang lainya.

Adapun dalam bertalaqqi gurunya membaca atau mencontohkan lantunan ayat suci

Alquran satu ayat-satu ayat, ketika sudah selesai maka santri tersebut diizinkan untuk

mengulang kembali apa yang telah guru tersebut lantunkan, biasanya pertama bareng-bareng

antara santriwan dan santriwati, setelah itu baru santriwan dulu bareng-bareng. Setelah itu di

susul santriwati melantunkan bareng-bareng, ketika sudah bersama-sama melantunkan

barulah di coba melantunkan secara individual untuk mewakili dari laki-laki dan perempuan

dan pelantunan itu di tunjuk secara acak oleh guru yang ngajarnya dan jumblah yang

Page 19: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

melantunkanpun tidak di batasi karna dalam talaqqi itu semuanya di serahin sama guru

pengajar tilawah dan penunjukan juga pleksibel terkadang dari santriwan terlebih dahulu

lanjut ke santriwati ataupun sebaliknya, dan dalam pengajan nada-nada semua di pelajari baik

dalam lagam hijaznya ataupun bayati dan yang lainya yang berjumblah ada tujuh tingkatan.

Semua itu di pelajari dan di ulang-ulang terus sampai santrinya itu benar-benar sudah bisa.20

Dalam dunia pondok pastinya ada kelebihan dan kekurangan ataupun mengalami suka

dan dukanya adapun sukanya mondok di At-Thahiriyah atau jadi santri adalah kita makan

bersama, apalagi ketika ada santri yang di jenguk kita bisa makan besar atau perbaikan gizi

(bacakan), bisa selalu sholat Berjamaah, dan kita bisa berkumpul bersatu walaupun bukan

satu keluarga satu kandung. Tapi tetap kita satu keluarga dalam satu iman. Dan yang labih

serunya antara senior atau lebih terkenal dalam pondok ini sebutan teteh pondok atau mang

santri. dan tidak ada jurang pemisah antara teteh kamar dan santri junior kadang bercanda

bareng sama teteh kamar, walaupun begitu teteh kamar selalu memberi motivasi-motivasi

kepada santri juniorna, dan arahan-arahan karna dalam satu kamar pasti ada teteh kamarnya

buat membimbing dan buat sarana muthol ( sorogan) ketika di luar pengajian atau buat

mengulang pengajian yang belum paham ketika di majlis. Dan teteh kamar juga sering

bercerita kisah-kisah tentang kehidupan nabi-nabi sampai para ulama-ulama yang

menimbulkan motivasi dan semangat bagai santri juniornya. Dan yang paling di sukai dalam

pondok ini yaitu solideritasnya yang kuat tanpa memandang dari segi latar belakangnya dan

keturunanya karna dalam pemahaman kami semuanya adalah saudara tanpa terkecuali.21

20

Annisa Mediyani, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 07 Oktober 2018, Pukul 09:00 WIB. 21

Annisa Mediyani, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 07 Oktober 2018, Pukul 09:00 WIB.

Page 20: BAB IV METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PENGAJARAN TILAWAH …repository.uinbanten.ac.id/3138/6/BAB IV.pdf · Meningkat selanjutnya yaitu mengenai tentang tilawah atau di sebut denganperaktek

Adapun tentang dukanya di Pondok Pesantren At-Thahiriyah itu dari segi Air yang

terkadang selalu kehabisan dan sarana tempat mandinyapun bisa di katakan masih minim atau

kurang dan sampai-sampai ketika mau mandi harus ngantri dulu, makanya jika mau ada

urusan di luar pondok atau berangkat dari pondoknya pagi, kita punya inisiatif sendiri dengan

cara mandinya sebelum sholat subuh karna jika mandinya abis pulang ngaji bisa di pastikan

akan mengantri panjang bisa-bisa gak bisa mandi karna kadang sudah abis dulu airnya. Dan

pondok pesanten At-Thahiriyah ini setiap tahunya selalu bertambah. Maka wajar jika sampai

ngantri panjang dan kehabisan air. Dan duka yang lebih besar yaitu ketika kerinduan kepada

kedua orang tua menghampiri.22

22

Annisa Mediyani, diwawancarai oleh Nafsiah, Ponsel Recording, Pondok Pesantren At-Thahiriyah

Kaloran Serang Banten, 07 Oktober 2018, Pukul 09:00 WIB.